Anda di halaman 1dari 10

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA

Dosen Pengajar;

Dr. Ir. Haruki Agustina, M.Env.Eng.Sc.


Beata Ratnawati, ST, M.Si.

Asisten Dosen;

Mufti Zuchair, A.Md.


Fiha Nurfatharani, A.Md.
Dimas Aprianto, A.Md.

Oleh :

Kelompok 4

Siska Apriliani J3M117096


Nurani Rizkiati R J3M117111
Dimas Wahyu S J3M117156
Nurul Ismuliandari J3M217174
Analisa Indah RH J3M217201
Ichlasul Muslimin J3M217205

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi kewajiban tugas kelompok Mata
Kuliah Teknologi Pengelolaan dan Pemafaatan Limbah Domestik dan
Industri. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang Proses Pengolahan Air Limbah Industri secara
Fisika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Haruki
Agustina, M.Env.Eng.Sc. selaku Dosen Mata Kuliah Teknologi Pengelolaan
dan Pemafaatan Limbah Domestik dan Industri serta Asisten Dosen Mufti
Zuchair, A.Md., Fiha Nurfatharani, A.Md., dan Dimas Aprianto, A.Md.
yang telah yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini dengan
memberikan bimbingan dan ilmunya agar kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan
saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu
kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, 14 Agustus 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I ........................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2

1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

2.1 Netralisasi ....................................................................................................... 3

2.2 Presipitasi ........................................................................................................ 4

2.3 Koagulasi dan Flokulasi .................................................................................. 4

2.4 Oksidasi dan Reduksi ...................................................................................... 5

2.5 Klorinasi.......................................................................................................... 5

2.6 Desinfeksi ....................................................................................................... 5

BAB III ..................................................................................................................... 6

PENUTUP ................................................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 6

3.2 Kendala yang dihadapi .................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas dan kuantitas air limbah yang dihasilkan oleh suatu industri
sangat bervariasi terkait dengan kegiatan atau proses dan bahan baku serta
bahan pembantu yang digunakan oleh pabrik. Semakin banyak jumlah air
yang digunakan maupun semakin banyak bahan-bahan asing yang masuk ke
dalam air limbah maka akan semakin sulit pula pengolahan yang harus
diterapkan untuk meningkatkan mutu dan kualitas air limbah tersebut.
Permasalahan limbah yang terjadi di Indonesia pada umumnya
berasal dari limbah cair. Limbah cair ini dapat merusak kondisi serta
kualitas lingkungan dan berdampak pula pada kualitas tanah, dan udara.
Limbah cair yang dikelola dengan baik akan berdampak besar pada
perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan air di masa mendatang
dapat terjadi jika permasalahan limbah cair tidak ditangani secara baik dan
serius. Alam memiliki kemampuan dalam memperbaiki kerusakan
lingkungan dalam jumlah kecil, akan tetapi apabila dengan jumlah besar
akan menimbulkan dampak negatif terhadap alam karena terjadi
ketidakseimbangan lingkungan yang mencemari lingkungan (Gameissa
MW, Suprihatin 2012).
Parameter pencemar limbah cair yang harus diperhatikan sebelum
dibuang ke lingkungan adalah pH, TSS (Total Suspended Solid), kekeruhan,
warna, konsentrasi fosfat dan COD (Chemical Oxygen Demand). Untuk
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
perkembangan industri tersebut maka perlu dilakukan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku
mutu limbah cair sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta no 122
Tahun 2005 menunjukkan bahwa batas nilai BOD limbah cair yang
diperboleh kan adalah < 50 mg/L, COD < 80 mg/L, TSS < 50 mg/L, dan
nilai pH berada dalam kisaran 6-9.
Adapun teknik pengolahan limbah cair yaitu secara fisika, kimia,
dan biologi. Pemakaian bahan kimia sebagai bahan utama maupun bahan
pembantu pada proses pengolahan limbah saat ini harus benar-benar
dipertimbangkan terkait dengan beban pencemar lingkungan. Proses kimia
merupakan metode pengolahan air limbah yang dilakukan dengan
menggunakan bahan - bahan kimia agar senyawa-senyawa pencemar dalam
air limbah diikat melalui reaksi kimia. Upaya tersebut diharapkan dapat
mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan sehingga memenuhi
baku mutu (Sugiharto 1987).

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui proses-proses pengolahan air limbah secara
kimia.

1.3 Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan membantu pembaca khususnya mahasiswa dalam berfikir dan
menganalisa suatu hal yang berkaitan dengan tahapan pengolahan limbah
cair secara kimia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami atau secara


buatan, perlu dilakukan berbagai cara pengendalian antara lain
menggunakan teknolgi pengolahan limbah cair, teknologi proses produksi,
teknologi 3R (recycle, reuse, dan recovery), dan juga penghematan bahan
baku dan energi. Proses kimia merupakan pengolahan air limbah dengan
penambahan kimia ke dalam air limbah. Tertiary treatment merupakan
lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara,
khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan
mikroorganisme patogen. Dalam pengolahan air limbah dapat dilakukan
secara alami atausecara buatan, perlu dilakukan berbagai cara pengendalian
antara lain menggunakan teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri
pengolahan limbah cair, teknologi peroses produksi, daur ulang, resure,
recovery dan juga penghematan bahan baku dan energi .
Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip
pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses
produksi (in-pipe pollutionprevention) dan setelah prosesproduksi (end-pipe
pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk
meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan
toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi
dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada
akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan
Beberapa proses pengolahan air limbah secara kimia seperti
Netralisasi, Koagulasi/flokulasi, presipitasi dan desinfeksi, setiap proses
mempunyai tujuan tertentu.

2.1 Netralisasi
Proses netralisasi merupakan reaksi asam dan basa menghasilkan air
dan garam. Air limbah yang terdapat dalam kondisi asam atau basa
membutuhkan netralisasi sebelum treatment. Dalam pengolahan air limbah,
pH dijaga antara 6 – 9. Di luar kisaran pH tersebut air limbah akan bersifat
racun bagi kehidupan air. Netralisasi dengan filtrasi biasanya hanya
digunakan untuk kapasitas IPAL yang kecil dan harus dilakukan secara
perlahan – lahan. Sistem netralisasi ini akan menghasilkan lumpur dalam
jumlah sedikit. Sistem ini tidak dapat digunakan untuk air limbah yang
mengandung kadar sulfat tinggi karena adanya pembentukan gypsum
(CaSO4) pada permukaan batu kapur.
Pada tahap IPAL netralisasi ini, akan dilakukan proses penetralan
dengan cara teknik batch dan continue. Pada tahap penetralan batch, ini
dilakukan pada saat alirannya sedikit namun kualitasnya tinggi. Di sisi yang
lain, teknik continue dipakai pada saat alirannya besar.

3
2.2 Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan – bahan terlarut (kebanyakan
bahan organik) dengan cara penambahan bahan – bahan kimia terlarut yang
menyebabkan terbentuknya padatan – padatan (floc dan lumpur). Dalam
pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam
berat, sulfat, fluorida, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan
adalah lime, larutan kapur, atau NaOH.

2.3 Koagulasi dan Flokulasi


Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan –
polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah,
menjadi gumpalan – gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau
diapungkan. Koagulasi merupakan proses pengadukan cepat dengan
menambahkan koagulan berupa PAC atau tawas. Sedangkan flokulasi
adalah proses pengadukan lambat dengan menambahkan bahan flokulan
berupa polimer dengan tujuan menggabungkan suspended soil dalam air
agar terbentuk flok yang lebih besar untuk mudah mengendap. Tahapan dari
proses koagulasi dan flokulasi adalah sebagai berikut:
1.Penambahan koagulan/flokulan disertai pengadukan dengan
kecepatan tinggi dalam waktu yang singkat
2. Destablisasi dari sistem koloid
3. Pengumpulan partikel yang telah mengalami destabilisasi sehingga
terbentuk microfloc
4. Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan macrofloc yang dapat
diendapkan, disaring, atau diapungkan.
Destabilisasi biasanya dilakukan dengan penambahan bahan–bahan
kimia yang dapat mengurangi daya penolakan (repulsive force) karena
mekanisme pengikatan dan adsorpsi. Berkurangnya daya penolakan akan
diikuti dengan penggumpalan koloid yang telah netral secara elektrostatik,
yang akan menghasilkan berbagai gaya yang bekerja di antara partikel
hingga terjadi kontak satu sama lain.
a. Koagulan
Valensi ion akan berpengaruh terhadap proses koagulasi. Ion
memiliki muatan berlawanan dengan koloid akan diendapkan.
Koagulasi dicapai dengan menetralkan muatan elektrik dari
permukaan koloid. Semakin besar valensi koagulan, efektivitas
gaya koagulasi semakin besar.
b. Flokulan
Molekul organik ini memiliki senyawa–senyawa makromolekul
yang panjang. Beberapa senyawa memiliki muatan listrik atau
gugus – gugus yang dapat terionisasi. Berdasarkan sifatnya,
polyelectrolite dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu non–ionik
polimer, anionik polimer, dan kationik polimer. Seluruh flokulan
tersebut berperan untuk mempercepat terbentuknya floc. Dalam
beberapa kasus, penggunaan PE tanpa disertai dengan penggunaan
koagulan dapat bekerja secara sangat efektif.

4
Flokulasi harus dilakukan di dalam tangki yang dilengkapi dengan
sistem pengadukan yang sangat pelan sehingga tidak menghancurkan floc
yang sudah terbentuk. Namun kecepatan ini juga harus cukup untuk
memungkinkan terbentuknya floc dan mencegah floc mengendap di dasar
tangki.

2.4 Oksidasi dan Reduksi


Oksidasi adalah reaksi kimia yang akan meningkatkan bilangan
valensi materi yang bereaksi dengan melepaskan electron. Reaksi oksiasi
selalu diikuti dengan reaksi reduksi. Reduksi adalah reaksi kimia yang akan
menurunkan bilangan valensi materi yang berekasi dengan menerima
electron dari luar. Rekasi redoks dapat merubah tingkatan racun pada bahan
pencemar yang bersifat racum. Bahan kimia penoksidasi seperti chlorin dan
ozon dipakai untuk mengubah bahan organic dan anorganik menjadi bentuk
yang sesuai dengan yang dikehendaki. Bahan – bahan tersebut digunakan
untuk mereduksi BOD, warna, dan mengubah bahan spesifik menjadi
produk yang berguna.

2.5 Klorinasi
Klorinasi adalah pembubuhan klor aktif untuk membunuh
mikroorganisme. Khlorinasi banyak digunakan pada pengolahan dan
penyediaan air domestik, serta sering untuk digunakan pada air limbah yang
telah diolah. Klorinasi bertujuan untuk mngurangi dan membunuh
mikroorganisme patogen yang ada di dalam air limbah. Sumber klor yang
biasa digunakan adalah kaporit ( Ca(OCl)2). Kaporit dapat membunuh
mikroorganisme patogen seperti E.coli, Legionella, Pneumophilia,
Streptococcus, Facalis, Bacillus, Clostridium, Amoeba, Giardia,
Cryptosporidium, dan Pseudomonas (Rosyidi MB 2010).

2.6 Desinfeksi
Desinfeksi merupakan metode untuk membunuh mikroorganisme
yang tidak dikehendaki berada dalam air minum, seperti bakteri patogen
sebagai penyebab berbagai penyakit. Bahan kimia yang digunakan dalam
proses desinfeksi adalah senyawa kelompok halogen. (Ratnawati R, Sugito
2013). Faktor yang mempengaruhi efektivitas proses desinfeksi adalah, jenis
desinfektan, jenis mikroorganisme, konsentrasi dan lama waktu, ph dan
temperatur. Beberapa metode disinfeksi yaitu:
1) Penambahan Zat kimia
2) Penggunaan materi fisik, seperti panas dan cahaya
3) Penggunaan Mekanis
4) Penggunaan Elektromagnetik, akustik dan radiasi.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa proses pengolahan air limbah industri secara kimia

3.2 Kendala yang dihadapi


Kendala yang dihadapi adalah sulitnya mengatur waktu untuk dapat
mengerjakan bersama-sama sehingga solusinya berupa membagi-bagikan
tugas kesetiap angota kelompok.

6
DAFTAR PUSTAKA

Gameissa MW, Suprihatin. 2012. Pengolahan tersier limbah cair industry


pangan dengan teknik elektrokoagulasi mdnggunakan elektroda
stainless steel. Jurnal Agroindustri. Vol 1 (1): 31-37
Ratnawati R, Sugito.2013. Proses Desinfeksi pada Pengolahan Air Limbah
Domestik menjadi Air Bersih sebagai Air Baku Air Minum. Jurnal
Teknik Waktu. Vol 11(2):1-7
Rosyidi M.2010. Pengaruh Breakpoint Chlorination (BPC) Terhadap
Jumlah Bakteri Koliform dari Limbah Cair Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol 3(1): 64-73.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai