Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AIR LIMBAH DOMESTIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan

Disusun Oleh:

Khaerunnisa ( 1072171005 )
Meidianti Eka Putri ( 1072171011 )
Verlicia Febryani ( 1072171014 )
Balqis Tri Yulia ( 1072171035 )

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kualitas Lingkungan, sebelumnya kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Ibu yang telah mendo’akan dan memberi semangat kepada kami.
2. …………………… selaku dosen mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu sehingga kami dapat menyelesikan tugas ini.
3. Teman-teman yang memberikan semangat dalam suka maupun duka.
4. Universitas MH Thamrin, tempat kami menuntut ilmu sehingga dapat menyeleaikan tugas
ini.
Berikut ini kami mempersembahkan tugas Analisis Kualitas Lingkungan yang berjudul
“Air Limbah Domestik”. Tugas ini disusun berdasarkan Informasi yang ada, melalui tugas ini
semoga pembaca dapat mengetahui makna dari isi makalah ini. Dan tidak lupa kami meminta maaf
bila ada kesalahan penulisan, dengan ini saya mempersembahkan makalah sederhana ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Jakarta, 09 September 2019

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 2
Daftar Isi ................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 7
2.1 Air Limbah Domestik ................................................................................................................... 7
2.2 Kandungan Air Limbah ................................................................................................................ 7
2.3 Pengolahan Limbah Secara Biologis ............................................................................................ 7
2.4 Penanganan Air Limbah Domestik ............................................................................................... 8
2.5 Persyaratan Umum Air Limbah Domestik.................................................................................... 9
2.6 Perencanaan Teknis Air Limbah Domestik .................................................................................. 9
2.7 Alat pengambil contoh Air Limbah Domestik ............................................................................ 10
2.7.1 Persyaratan Alat Pengambil Contoh ................................................................................... 10
2.7.2 Jenis Alat Pengambil Contoh .............................................................................................. 10
2.7.3 Alat Pengambil Contoh Air Otomatis ................................................................................. 11
2.8 Alat pengukur parameter lapangan ............................................................................................. 12
2.9 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Domestik ................................................................... 12
BAB III PENUTUPAN .......................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan
memberikan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan.
Dampak tersebut harus disikapi dengan tepat, khususnya dalam pengelolaan air limbah,
oleh karena kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air
minum/bersih yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Salah satu
konsekuensi dari peningkatan jumlah air limbah adalah semakin besarnya volume air
limbah domestik yang harus diolah dan dibuang ke badan air. Air limbah, terutama yang
mengandung ekskreta manusia dapat mengandung patogen yang berbahaya dan oleh
karena itu harus dikelola dan diolah dengan baik. Kurangnya pengelolaan dan
pembuangan air limbah yang memadai dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan
mortalitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian air limbah domestik ?
2. Apa kandungan air limbah domestik ?
3. Bagaimana pengolahan limbah secara biologis ?
4. Bagaimana penanganan limbah domestik ?
5. Apa persyaratan umum air limbah domestik ?
6. Bagaimana perencanaan teknis air limbah domestik ?
7. Bagaimana alat pengambilan contoh air limbah domestic ?
8. Bagaimana alat pengukur parameter lapangan ?
9. Bagaimana diagram proses pengelolaan air limbah domestic ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian air limbah
2. Mengetahui kandungan air limbah
3. Mengetahui cara pengolahan air limbah
4. Mengetahui cara penanganan anir limbah

4
5. Mengetahui alat pengambilan air limbah domestic
6. Mengetahui diagram proses pengelolaan air limbah domestik

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Air Limbah Domestik


Air limbah adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri maupun tempat – tempat
umum lain yang mengandung bahan – bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia
maupun mahluk hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan (Metcalf & Eddy, 2003).
Air limbah domestik merupakan salah satu sumber pencemar terbesar bagi perairan.
Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik meningkatkan pencemaran
pada badan air penerima. Semakin meningkatnya pencemaran dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat. Menurut Veenstra, (1995) dalam Supradata, (2005) menyatakan bahwa
secara prinsip air limbah terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu air limbah yang terdiri dari air
buangan tubuh manusia yaitu tinja dan urine (black water) dan air limbah yang berasal dari
bungan dapur dan kamar mandi (gray water), yang sebagian besar merupakan bahan organik.

2.2 Kandungan Air Limbah


Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik
sesuai dengan sumbernya, karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada karakteristik
fisik, kimia, dan biologi (Metcalf an Eddy,2003).
1. Sifat Fisik Air limbah domestik yang sudah terkumpul dan masih dalam keadaan baru dan
dalam keadaan aerob berbau busuk, berwarna abu-abu kekuningkuningan.
2. Sifat Kimia Komponen kimia yang terdapat dalam limbah cair rumah tangga, ada yang
larut dan ada pula yang tidak larut. Komponen yang menyusun limbah cair rumah tangga
digolongkan dalam dua kelompok, yaitu zat organik dan zat anorganik.

2.3 Pengolahan Limbah Secara Biologis


Pengolahan limbah secara biologis dibagi menjadi 2 proses utama, yaitu Proses aerob dan
anaerob. Pemilihan kedua proses tersebut didasarkan pada jumlah bahan organik terlarut dalam
air limbah.
1. Proses Aerob Pengolahan limbah cair secara aerob adalah memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme atau metabolisme sel untuk menurunkan atau menghilangkan substrat
tertentu, terutama senyawa – senyawa organik biodegradable yang terdapat dalam limbah
cair.
2. Proses Anaerob Proses pengolahan biologis secara anaerob adalah ,merupakan proses
biologis yang membutuhkan bakteri (mikroorganisme) anaerob yang tidak membutuhkan
O2 bebas. Proses anaerob pada dasarnya dipengaruhi oleh pH dan temperatur lingkungan.

7
Pada proses anaerob, penguraian senyawa organik berlangsung secara bertahap dan pada
setiap tahapan terdapat aktivitas suatu jenis bakteri tertentu yang dominan dan setiap jenis
bakteri mempunyai kondisi lingkungan optimum yang menjadi salah satu parameter
penting. Sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut, masingmasing proses yang terjadi dalam
proses degradasi anaerobik adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Bagian Proses Degradasi Anaerobik Degradasi Anaerobik Senyawa Organik Tahapan –


tahapan dalam proses degradasi anaerob sebagai berikut :
1. Proses Hidrolisis Pada proses hidrolisis ini, aktivitas kelompok bakteri Saprofilik
menguraikan bahan organik kompleks. Aktivitas terjadi karena bahan organik tidak larut
sepeti polisakarida, lemak, protein dan karbohidrat akan dikonsumsi bakteri Saprofilik,
dimana enzim ekstraseluler akan mengubahnya menjadi bahan organik yang larut
dalam air.
2. Proses Asidogenesis Pada proses ini, bahan organik terlarut akan diubah menjadi asam
organik rantai pendek seperti asam butirat, asam propionat, asam amino, asam asetat
dan asam- asam lainnya oleh bakteri Asidogenik.
3. Proses Metanogenesis Proses Metanogenesis adalah proses dimana bakteri
Metanogenik akan mengkonversi asam organik volatil menjadi gas metan (CH4) dan
karbondioksida (CO2 ) dalam (Indriyati, 2007).

2.4 Penanganan Air Limbah Domestik


Kegiatan penanganan limbah selama ini sudah banyak dilakukan oleh banyak orang.
Menurut Filliazati, mega dkk menyatakan bahwa telah melakukan penanganan limbah
domestik dengan menggunakan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman
kiambang. Cara tersebut dapat menurunkan kandungan BOD sebesar 68,98% dan minyak

8
lemak sebesar 96,60%. Kemudian menurut Wulandari, Desi dan Marlitasari telah melakukan
proses pengolahan limbah cair domestik secara anaerob yang dalam hal ini menggunakan
proses lumpur aktif dapat menurunkan kandungan COD dalam air limbah domestik sebesar
37,3%.
Menurut Yanto (2011) telah melakukan studi tentang penggunaan zeloit sebagai
media penyaring pada pengolahan air limbah domestik. Melalui metode tersebut didapatkan
hasil penurunan E coli 99,9% dan BOD serta DO sebesar 71% dan 66% dalam air limbah
domestik.
Menurut Romayanto, Muhammad dan Wiryanto (2006) penanganan limbah domestik
dengan aerasi dan penambahan bakteri pseudomonas putida menyatakan bahwa penurunan
parameter BOD sebesar 89,19% dan TSS dalam air limbah domestik tersebut sebesar 90,77%.
Menurut Yahya, Fahrul dalam studi pengolahan air limbah domestik dengan biofilter
aerasi menggunakan media bioball dan eceng gondok (Eichornia crassipes) menyatakan
bahwa terjadinya penurunan kadar fosfat dalam air limbah domestik sebesar 54,8% dan
penyisihan amonium sebesar 38,4% serta kandungan COD dalam air limbah domestik sebesar
50,8%.
Menurut Said (2000) dalam teknologi pengolahan limbah dengan proses biofilm
tercelup dapat menurunkan kandungan organik dan padatan tersuspensi (SS) sebesar lebih
dari 90%. Pada Ishartanto (2009) dalam pengaruh aerasi dan penambahan bakteri Bacillus sp
dalam mereduksi bahan pencemar organik air limbah saat pengolahan air limbah domestik
(sebanyak 2 liter) dengan menambahkan 1 ml biakan Bacillus sp. dan diaerasi selama 12, 24,
48 dan 72 jam telah berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan pencemar BOD (96%),
COD (82%), dan TSS (60%).

2.5 Persyaratan Umum Air Limbah Domestik


Persyaratan umum meliputi:
1. Tersedia lahan untuk penempatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan Reaktor
Anaerobik Sistem Bersekat (SRAB) dengan minimum pelayanan 5 KK sampai 200 KK.
2. Lokasi penempatan SRAB harus mudah dijangkau didalam pembangunan, operasi dan
pemeliharaan.
3. SRAB dapat dibangun di daerah dengan permukaan air tanah yang tinggi atau daerah banjir
atau pasang surut dengan perlakuan khusus agar air tanah atau air banjir tidak masuk
kedalam IPAL.
4. Harus memiliki pasokan air bersih yang cukup dan mengalir secara kontinu minimum 60
L/orang/hari
5. SRAB harus dilengkapi dengan sistem ventilasi dengan perangkap bau

2.6 Perencanaan Teknis Air Limbah Domestik

9
1. Kualitas influen dan efluen air limbah
Influen dari IPAL SRAB dapat berasal dari sistem tercampur atau sistem terpisah dengan
perbandingan COD/BOD ≥ 0,5. Kualitas influen pada SRAB dipersyaratkan memunyai
BOD < 300 mg/L. Apabila kualitas influen mempunyai BOD > 300 mg/L, maka
diperlukan pengolahan lanjutan. Kualitas efluen dari unit SRAB dan pengolahan
lanjutannya harus memenuhi pada baku mutu yang berlaku.
2. Kapasitas pengolahan
Kapasitas pengolahan IPAL SRAB sistem tercampur, diperkirakan kapasitas (70-90)%
dari pemakaian air bersih. Untuk IPAL SRAB sistem terpisah, diperkirakan kapasitas (30-
60)% dari pemakaian air bersih.
3. Kriteria bahan dan konstruksi
SRAB terbuat dari bahan kedap air dan tahan korosi seperti fibreglass reinforced plastic
(FRP), batu bata, beton, dan sebagainya. Bahan FRP harus sesuai dengan SNI 7504,
pasangan batu bata harus sesuai dengan SNI 15-2094, dan bahan beton bertulang harus
sesuai dengan SNI 03-2914, serta harus sesuai dengan persyaratan bahan dan konstruksi
yang berlaku.

2.7 Alat pengambil contoh Air Limbah Domestik

2.7.1 Persyaratan Alat Pengambil Contoh

Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh;


b) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
c) contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;
d) mudah dan aman di bawa;
e) kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

2.7.2 Jenis Alat Pengambil Contoh

a) Alat pengambil contoh sederhana

Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember plastik yang dilengkapi dengan
tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang.

CATATAN Dalam praktiknya, alat sederhana ini paling sering digunakan dan dipakai
untuk mengambil air permukaan atau air sungai kecil yang relatif dangkal.

10
Keterangan gambar: A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen B adalah
handle (tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stanlestil

Gambar 1 Contoh alat pengambil contoh gayung bertangkai panjang

Gambar 2 Contoh botol biasa secara langsung

b) botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu.

2.7.3 Alat Pengambil Contoh Air Otomatis

Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil, digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air limbah, agar
diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu. Contoh alat tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4

11
2.8 Alat pengukur parameter lapangan

Peralatan yang perlu dibawa antara lain:

a) DO meter atau peralatan untuk metode Winkler;


b) pH meter;
c) turbidimeter;
d) konduktimeter;
e) termometer; dan
f) 1 set alat pengukur debit.

2.9 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Domestik

Diagram proses pengolahan pada SRAB terdiri dari pengolahan pendahuluan, SRAB dan
pengolahan lanjutan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

12
Gambar 1 – Alternatif diagram IPAL SRAB

Gambar 2 – Diagram pengolahan SRAB

13
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

14
Daftar Pustaka

SNI 8455-2017. Perencanaan Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem
Reaktor Aneorobik Bresekat (SRAB)

SNI 6989-59-2008. Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah


Amri, Wesen. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 – Pengolahan Air Limbah
Domestik Menggunakan Biofilter Anaerob Bermedia Plastik (Bioball)

15

Anda mungkin juga menyukai