Disusun Oleh :
Nama : Risma
NIM : 332110092
Kelas : TL.21.C1
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan Tugas Mata Kuliah "Pengolahan Air Buangan + Sp" dengan
tepat waktu.
Dalam Menyusun laporan ini, saya berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan
sumber-sumber dan informasi, baik dari buku-buku ataupun website yang terpercaya
namun saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materinya. Dalam
penulisan laporan ini penulis sangat mengharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun apabila terdapat kesalahan. agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Air Buangan (Limbah cair) ............................................................ 3
2.1.1 Dampak Air Buangan (Air limbah) .......................................................... 5
2.2 Karakteristik Pengolahan Air Buangan secara Biologis ................................... 5
2.3 Faktor yang mempengaruhi kinerja Pengolahan air buangan Secara Biologis . 7
2.3.1 Constructed Wetland................................................................................ 7
2.3.2 Lumpur Aktif ........................................................................................... 7
2.3.3 Biofilter ................................................................................................... 8
2.4 Pengolahan Air Buangan Secara Biologis ....................................................... 9
2.4.1 Proses Aerob............................................................................................ 9
2.4.2 proses anaerob ......................................................................................... 9
2.4.3 Proses anoxic ......................................................................................... 11
2.5 Keunggulan Proses Pengolahan Air Buangan secara Biologis ....................... 11
2.6 Prinsip pengolahan Air Buangan dengan system Biologis ........................... 11
2.7 Analisis Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand
(BOD) yang terkandung dalam Air Buangan pada suatu daerah Sistem Biologis. .... 12
2.7.1 Chemical Oxygen Demand (COD) ......................................................... 12
2.7.2 Biological Oxygen Demand (BOD) ....................................................... 14
BAB III....................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk di sebagian
negara, termasuk Indonesia, semakin meningkat. Hal ini memicu banyak industri,
baik industri rumah tangga maupun pabrik-pabrik yang dibangun guna memenuhi
kebutuhan masyarakat. Adanya industri yang beroperasi ini dapat menimbulkan
dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang bisa
ditimbulkan adalah semakin banyak pula Air Buangan yang diproduksi oleh
industri-industri itu sehingga akan berpengaruh buruk bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar jika tidak diolah dengan benar.
Di negara-negara berkembang, pembuangan air buangan langsung ke
badan air (danau, sungai, dll.), Dan kesulitan mendapatkan air bersih merupakan
tantangan besar pemerintah. Pembuangan air buangan tanpa melalui pengolahan
memiliki dampak besar pada keanekaragaman perairan, kesehatan masyarakat,
dan eutrofikasi. Oleh karena itu, pengolahan air buangan perlu dilakukan sebelum
air limbah (buangan) dibuang ke badan air penerima. Penggunaan tumbuhan air
dalam sistem lahan basah buatan sebagai alternatif sarana pengolahan air
buangan, pada beberapa negara telah banyak digunakan. Namun di Indonesia,
belum terlalu dikenal metode ini, karena materi dan publikasi mengenai
kemampuan tumbuhan air tersebut masih kurang. Lahan basah buatan mempunyai
keefektifan dalam mendegradasi polutan air buangan dipengaruhi oleh jenis
tanaman dan media filter yang digunakan. Lahan basah buatan terbagi atas dua
jenis pola aliran, yang pertama sistem aliran atas permukaan dan sistem aliran
bawah permukaan. Lahan basah buatan juga dapat diklasifikasikan sebagai aliran
vertikal maupun aliran horizontal.
Air buangan yang berasal dari buangan domestik maupun buangan limbah
cair klinis umumnya mengandung senyawa pencemar organik yang cukup tinggi,
dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air
buangan yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam
berat dan bila air buangan tersebut dialirkan kedalam proses pengolahan secara
biologis, logam berat tersebut dapat mengganggu proses pengolahannya. Oleh
karena itu untuk pengolahan air buangant, maka air limbah yang berasal dari
1
industry pabrik dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika,
selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air buangan yang lain,
dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis.
Analisis air buangan penting dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan
membantu untuk memilih proses perlakuan yang tepat. Paremeter yang dilakukan
uji seperti analisa DO (Dissolved Oxygen), BOD (Biochemical Oxygen Demand),
COD (Chemical Oxygen Demand), kekeruhan, pH dll.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan
lainya. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti
Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi
maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen
yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi
cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja. Di dalam reaktor pertumbuhan lekat,
mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan
film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan
selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4
2.1.1 Dampak Air Buangan (Air limbah)
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah ( air buangana )
merupakan limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari tetapi tidak
termasuk aktivitas kakus. Kegiatan sehari-hari yang menghasilkan limbah
seperti mencuci, memasak, mandi, dan kegiatan pertanian serta peternakan.
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 tahun
2016 yang dimaksud dengan air limbah rumah tangga atau air limbah
domestik adalah air limbah yang merupakan hasildari usaha dan atau
kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen,
dan asrama. Air buangan dapat terbagi menjadi blackwater dan greywater.
Definisi greywater adalah air buangan yang berasal dari dapur, air bekas
cuci pakaian, dan air mandi. Sedangkan blackwater adalah air limbah yang
mengandung kotoran manusia (Purwatiningrum, 2018).
Sungai yang memiliki kandungan bahan organik dan anorganik
yang tinggi bersumber dari aktivitas masyarakat berupa pembuangan limbah
cair ke sungai seperti mandi,cuci, dan kakus (MCK), hal ini menyebabkan
menurunnya kualitas air. Kegiatan industri, domestik, dapat berdampak
negatif terhadap sumber daya air seperti penurunan kualitas air, hal ini dapat
mengganggu dan menimbulkan kerusakan bagi makhluk hidup di air.
Perubahan pola dan pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian dan
permukiman serta diiringi dengan meningkatnya industry memberikan
dampak terhadap kondisi hidrologis. Aktivitas manusia yang berasal dari
kegiatan industri, pertanian, dan rumah tangga akan memberikan dampak
terhadap penurunan kualitas air Sungai . Pembuangan air buanagn di sungai
dapat meningkatkan kadar BOD dalam air. Kandungan nilai BOD yang
tinggi di sungai dapat menyebabkan pendangkalan akibat sedimentasi di
sungai. Hal ini dikarenakan berkurangnya kadar oksigen dalam air yang
masuk sehingga biota akan mengalami kematian.
5
berbahaya Secara biologis pengolahan air buangan yang mengandung bahan
organik dapat direduksi dengan beberapa jenis pengolahan, yaitu anaerobik,
aerobik atau gabungan dari beberapa proses tersebut. Pengolahan air buangan
secara biologis mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian
diperlukan cara menggunakan teknologi yang murah, ekonomis, mudah,
sederhana, tepat guna pada operasional ataupun pemeliharannya.
Secara umum menurut Puji dan Rahmi (2019) sifat air limbah cair biologis
biasanya mengandung mikro-organisme yang memiliki peranan penting dalam
pengolahan limbah cair secara biologi, tetapi ada juga mikro-organisme yang
membahayakan bagi kehidupan manusia. Mikro-organisme tersebut antara lain
bakteri, jamur, protozoa dan algae. banyaknya mikroorganisme yang terkandung
dalam air limbah. Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan
sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk
melakukan transformasi senyawa senyawa kimia yang terkandung dalam air
menjadi bentuk atau senyawa lain.
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan
dalam proses pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung
didalam air limbah, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup
antara lain :
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera,
typhus abdominalis, disentribasiler.
2. Menjadi media berkembang-biak mikroorganismepatogen.
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat hidup
larvanyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidaksedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan
hiduplainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak
nyaman dan sebagainya
6
2.3 Faktor yang mempengaruhi kinerja Pengolahan air buangan Secara
Biologis
Masalah air limbah di Indonesia baik limbah domestik maupun air limbah
industry sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius. Di dalam proses
pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan senyawa organik,
teknologi yang digunakan Sebagian besar menggunakan aktifitas mikro-
organisme yang menguraikan senyawa polutan organic tersebut. Hal-hal yang
menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan sistem pengolahan air limbah
domestik menurut pedoman pengolaha air limbah perkotaan departemen
kimpraswil tahun 2003 didasarkan pada faktor–faktor kepadatan penduduk,
sumber air yang ada, kedalaman muka air tanah, dan kemampuan membiaya
Efektivitas pengolahan secara biologis tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
Karakteristik pencemar dalam limbah B3. Proses biologis akan lebih
efektif jika pada limbah B3 tersebut tinggi akan senyawa organik sehingga
mudah di degradasi oleh mikroba.
Konsentrasi pencemar. Konsentrasi pencemar tentunya harus disesuaikan
dengan kemampuan bakteri untuk mendegradasi limbah B3 tersebut. Jika
kehadiran pencemar sangat tinggi dikhawatirkan bakteri akan mati dan
proses degradasi senyawa penyusun limbah B3 tersebut terhenti
Kehadiran inhibitor
aktu kontak. Jika waktu kontak tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku
maka efektivitas pengolahan limbah B3 tidak akan sesuai dengan hasil
ideal.
2.3.1 Constructed Wetland
Faktor yang mempengaruhi pengolahan air buangan dengan
menggunakan system pengolahan constructed wetland berdasarkan Faktor
yang mempengaruhi adalah suhu, pH, proses aklimatisasi, mikroorganisme
,HRT, jenis tanaman air, dan media tumbuh. Constructed Wetland adalah
salah satu rekayasa sistem pengolahan air buangan yang dirancang dan
dibangun dengan melibatkan tanaman air, tanah atau media lain, dan
kumpulan mikroba terkait (Greget al., 2019 dalam Suswati & Wibisono,
2020). Jenis tanaman air yang dipergunakan merupakan tanaman air yang
memiliki kemampuan untuk menyerap zat pencemar yang terdapat dalam
air limbah. Selainn berfungsi sebagai penyerapan zat pencemar, tanaman
juga berfungsi sebagain tempat untuk menempelnyanmikroorganisme dan
sebagai pemasoknoksigen untuk kelangsungan hidup bakteri.
2.3.2 Lumpur Aktif
Faktor yang mempengaruhi pengolahan air buangan dengan
menggunakan system pengolahan lumpur aktif Faktor yang
mempengaruhi adalah suhu, pH, mikroorganisme, HRT, aerasi, SRT,
danratio C/N. memanfaatkan limbah padat lumpur aktif proses industri
karet remah sebagai adsorben menunjukkan bahwa limbah lumpur remah
7
memiliki daya serap yang tinggi, bahkan sampai 100% dalam menyerap
logam Cr yang terdapat dalam air limbah. Penelitian Kusmaya dan Halim
(2004) menggunakan adorben lumpur aktif memberikan hasil yang tinggi
dengan persentase efisiensi removal logam berat Cr(III) yaitu 98,26-
99,73%. Sistem pengolahan lumpur aktif adalah pengolahan dengan cara
membiakkan bakteri aerobik dalam tangki aerase yang bertujuan untuk
menurunkan organik karbon atau organik nitrogen. Air limbah bersama
lumpur aktif masuk ke dalam tangki aerasi, dimana dilakukan aerasi terus-
menerus untuk memberikan oksigen. Di dalam tangki aerasi ini, terjadi
reaksi penguraian zat organik yang terkandung di dalam air limbah secara
biokimia oleh mikroba yang terkandung di dalam lumpur aktif menjadi
gas CO2 dan sel baru. Jumlah mikroba dalam tangki aerasi akan
bertambah banyak dengan dihasilkannya sel-sel baru.
2.3.3 Biofilter
Faktor yang mempengaruhi pengolahan air buangan dengan
menggunakan system pengolahan Faktor yang mempengaruhi adalah
suhu,pH, mikroorganisme, aklimatisasi, HRT ,laju aliran, dan media.
Pengolahan air buanagan organik secara anaerobik dapat diaplikasikan
menggunakan reaktor biofilter bermedia. Media biofilter ditujukan untuk
tempat melekatnya mikroorganisme agar dapat melakukan proses
perkembangbiakan. Dalam proses anaerobik ini terjadinya aktivitas
mikroorganisme dalam multi tahapan, yakni tahap hidrolitik, asidifikasi,
dan methanasi. Biofilter atau biofilm merupakan sistem pengolahan air
limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme yangntumbuh dan
berkembang terlekat secaranbiologi (Sormin, 2019).
Ditemukan kelebihan dari pengolahan dari biofilter. Kelebihan
dari menggunakan system biofilter adalah biaya yang murah dikarenakan
media yang dipergunakan sebagai media memiliki harga yangnterjangkau
dipasaran, dan mudahnditemukan. Kekurangan dari proses biofilter adalah
perlunya memperhatikan waktu kontak air limbah dengan
mikroorganisme yang melekat pada media, pengontrolan terhadap
konsentrasi pada inlet dan juga loading rate untuk tetap menjaga kestabilan
proses pengolahan.
10
2.4.3 Proses anoxic
Proses anoxic adalah suat proses yang kondisinya sudah tidak terdapat
oksigen terlarut lagi ( oksigen bebas lagi ), sehingga mikroorganisme yang
akan mengolah air buangn perlu melepaskan oksigen terikat dalam bentuk
senyawa nitrat atau nitrit. Prosesnya lebih dikenal dengan istilah
denitrifikasi. Oleh karena itu, proses ini digolongkan ke dalam pengolahan
kombinasi. Proses dengan cara anoxic digunakan apabila senyawa nitrat
dalam air limbah berlebih, sehingga perlu diubah menjadi gas.
11
cukup besar maka gas H2S yang terbentuk tersebut akan diubah menjadi sulfat
(SO4 ) oleh bakteri sulfat yang ada di dalam biologis.
Selain itu pada zona aerobik nitrogen–ammonium akan diubah menjadi
nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk
mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Oleh karena di dalam sistem
biologis terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan maka
dengan sistem tersebut maka proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih
mudah.
12
Gambar 3. Pengaruh Waktu Tinggal (hari) dan Rasio Resirkulasi (%)
terhadap Penurunan (COD)
13
dengan limbah cair sehingga persentase penurunan COD realif stabil atau
konstan,
Pada Saat waktu kontak hirolik ke-4, nilai persentase penurunan
COD terendah sebesar 83,15% dengan COD awal sebesar 356 mg/l dan
didapat hasil COD akhirnya sebesar 60 mg/l selisih tidak besar dari waktu
kontak hidrolik ke-5 sebesar 85% dengan COD awalnya sebesar 360 mg/l
dan didapat COD akhir sebesar 54 mg/l. Sedangkan untuk nilai persentase
paling baik saat waktu hidrolik ke-4 yakni sebesar 88,54% dengan COD
awal sebesar 349 mg/l dan hasil COD akhir sebesar 40 mg/l selisih dengan
waktu kontak hidrolik ke-5 sebesar 90,29%, mempunyai COD awal sebesar
350 mg/l dan COD akhir sebesar 34 mg/l.
Pengukuran COD secara luas digunakan sebagai alat untuk
mengukur kekuatan pencemar buangan maupun buangan industri. Metode
yang digunakan pada pengukuran COD.
14
Pengukuran BOD dilakukan untuk mengetahui jumlah oksigen
yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi hampir
semua senyawa organik yang terlarut dan sebagian senyawa organik yang
tersuspensi dalam air.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengolahan air buangan menjadi hal yang sangat krusial yang harus
dilakukan oleh industri-industri, baik rumah tangga maupun pabrik-pabrik.
Limbah ini harus diolah terlebih dahulu dengan metode yang tepat sebelum
dibuang ke lingkungan agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan maupun
Masyarakat sekitar. Apabila diolah dengan metode yang tepat, nantinya limbah
yang dibuang ke lingkungan ini akan mampu diolah secara alami.
Meningkatnya debit air buangan yang dihasilkan dapat menyebabkan
meningkatnya beban pencemaran air limbah sehingga dapat menurunkan kualitas
air . Pencemaran air dapat menyebabkan meningkatnya komposisi bahan organik
di dalam air dan meningkatkan nilai COD dan BOD yang menyebabkan
berkurangnya oksigen di dalam air.
3.2 Saran
Perlu adanya pemantauan secara rutin terhadap parameter Chemichal
Oxsygen Demind (COD) dan BOD pada air Buangan.
Perlu adanya tempat penampung untuk air buangan kegiatan industry pabrik
serta kesadaran masyarakat untuk mengolah air dengan bijak sehingga
mengurangi pencemaran air .
Kepada seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat
membangun sehingga apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna
bagi masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng Purnaningtias, A. E. (2018). Pemanfaatan Botol Plastik Bekas sebagai Biofilter Aerobik
dalam Penurunan Konsentrasi COD, BOD pada Air Limbah Laboratorium Kesehatan.
jurnal Teknik Pengolahan Limbah.
Anwariani, D. (2019). Pengaruh Air Limbah Domestik Terhadap Kualitas Sungai . Jurnal Tknik
Lingkungan.
Apelabi, M. (2021). 104PENGARUH PROSESBIOFILTER AEROB ANAEROB TERHADAP
PENURUNAN KADAR 104PENGARUH PROSESBIOFILTER AEROB ANAEROB
TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD PADA LIMBAH CAIR RUMAH
TANGGA (STUDI LITERATUR). JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN.
Ariati Tri Pasetia, S. D. (2020). Jurusan Teknik Kimia,. PROSES PENGOLAHAN DAN ANALISA
AIR LIMBAH INDUSTRI .
Fathul Mubin, A. B. (2019). PERENCANAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DOMESTIK DI Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 (211-223) ISSN: 2337-6732.
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 .
Haerun, R. (2018). EFISIENSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
MENGGUNAKAN BIOFILTER SISTEM UPFLOW DENGAN PENAMBAHAN
EFEKTIF MIKROORGANISME 4. JURNAL NASIONAL ILMU KESEHATAN (JNIK).
Lucky Indrati Utami, K. N. (2019). Jurnal Teknik Kimia. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
RUMPUT LAUT SECARA BIOLOGI .
Noor Khamidah, M. I. (2023). Utilization of water lily activated charcoal as a biofilter in tofu
wastewater treatment. JURNAL TEKNIK.
Novianti Adi Rohmanna, N. A. (2021). Journal of Tropical Biology. TEKNOLOGI
PENANGANAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU .
Riyanto Haribowo, S. M. (n.d.). jurnal Teknik Pengairan. EFISIENSI SISTEM MULTI SOIL
LAYERING PADA .
Said, N. I. (n.d.). PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES
BIOLOGIS BIAKAN MELEKAT MENGGUNAKAN MEDIA PALSTIK SARANG
TAWON. jurnal teknik.
Sarto, N. t. (2018). Evaluasi penggunaan biofi lter anaerob-aerob untuk meningkatkan kualitas air
limbah rumah sakit. (BKM Journal of Community Medicine and Public Health.
SATRIA, A. W. (2019). Pengolahan Nitrifikasi Limbah Amonia dan Denitrifikasi Limbah Fosfat
dengan Biofilter Tercelup. JURNAL TEKNIK.
Sulistia, S. (2019). ANALISIS KUALITAS AIR LIMBAH DOMESTIK. Jurnal Analisi Kimia.
Wasita, D. H. (2018). PENGOLAHAN AIR LIMBBAH DOMESTIK DENGAN TANAMAN
AIR PADA . jurnal teknik.
Wesen, K. A. (2020). PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN
BIOFILTER ANAEROB BERMEDIA PLASTIK (BIOBALL) . Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan Vol.7 No.2.
17