Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN APLIKASI


TRICKING FILTER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolahan Limbah Cair


Dosen Pengampu: Bibit Nasrokhatun Diniah, SKM., M.Kes

Disusun Oleh :
Chrisa Meila Pratama CMR0160068
Herlan Tri Wahyudi CMR0160072
Nur Alfiah Maulida M CMR0160080
Robillah Mahfud CMR0160086
Rukmayanti CMR0160087

REGULER C

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin
dan ridha-Nya, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, makalah ini
berjudul “Pengelolahan Air Limbah dengan Aplikasi Tricking Filter”. Makalah
ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas adanya tugas dari mata
kuliah Keamanan Pangan Program Studi Kesehatan Masyarakat di STIKes
Kuningan.
Makalah ini di susun dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Nasrokhatun Diniah, S.KM.,M.Kes selaku dosen mata kuliah
Pegelolahan Limbah Cair.
2. Teman-teman kami di STIKes Kuningan umumnya dan kelas Reguler C
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat khususnya atas segala bantuannya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Kuningan, 29 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Definisi Pengelolahan Limbah Cair Secara Biologi ......................... 3
2.2 Jenis-jenis Proses pengolahan Limbah Cair secara Biologi ............ 3
2.3 Trickling Filter .................................................................................. 4
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
3.1 Simpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air buangan yang berasal dari limbah rumah tangga, seperti bekas cucian,
dapur, kamar mandi, dan toilet adalah limbah cair rumah tangga (Sa’adah et al).
Limbah cair rumah tangga memiliki karakteristik yang meliputi karakteristik
fisika berupa temperatur, karakteristik kimia meliputi Biological Oxygen Demand
(BOD), Potensial Hydrogen (Ph) (tangahu dan warnadewanthi, 2001). Dan
karakteristik biologi meliputi mikroorganisme yang ada dalam limbah cair
tersebut. Limbah cair rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik
yang mudah terdegrasi, namun secara kuantitas semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Limbah cair rumah tangga dapat menjadi ancaman serius terhadap pencemaran
lingkungan perairan bila tidak segera diatasi (Supradata, 2005).
Limbah cair adalah air kotor yang membawa sampah dari tempat tinggal,
bangunan perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat terlarut
atau bahan tersuspensi. Air limbah merupakan reservoir bagi kehidupan berbagai
mikroorganisme termasuk yang patogen sehingga dapat membawa penyakit pada
manusia. Limbah cair yang memiliki nilai BOD dan COD rendah tentunya akan
memiliki kandungan organik yang tinggi sehingga memudahkan bakteri-bakteri
patogen untuk tumbuh. Biological Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya
oksigen yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri aerob
melalui proses biologis secara dekomposisi aerob.
Limbah cair yang memiliki nilai BOD dan COD yang rendah tersebut
apabila dibuang kelingkungan atau perairan, maka tentunya akan memiliki
kandungan bahan organik tinggi yang telah ditumbuhi bakteri-bakteri patogen
beserta hasil metabolismenya yang menimbulkan bau menyengat serta
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia maupun hewan yang berada
disekitar perairan tersebut.
Secara garis besar pengolahan air limbah cair terbagi atas pre-treatment,

1
primary treatment, secondary treatment, dan tertiary treatment. Proses secara fisik
termasuk kedalam primary treatment yaitu berupa screening (penyaringan), grit
chamber, equalisasi, dan pengendapan. Proses secara kimia yaitu berupa
pengumpulan dan netralisasi. Serta proses secara biologi yaitu berupa kolam
oksidasi, lumpur aktif, dan trickling filter (TF) termasuk kedalam secondary
treatment (Ginting, 2007).
Trickling filter (TF) adalah proses pengolahan limbah cair yang
memanfaatkan aktivitas kehidupan mikroorganisme untuk menguraikan polutan
(Siregar, 2005). Pengolahan limbah cair dengan menggunakan biofiltrasi
merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam proses pengolahan
limbah cair, proses biofiltrasi ini memanfaatkan kemampuan biologi untuk
mendegrasi limbah cair (Soeparman, 2001). Penanganan secara biologi saat ini
lebih direkomendasi karena memiliki beberapa keuntungan yaitu rendahnya
dampak lanjut, pengoperasiannya mudah, dan lumpur yang dihasilkan sedikit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu untuk
menganalisis pengelolahan limbah cair secara biologi dengan metode Trickling
filter (TF).

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pengelolahan limbah cair secara biologi dengan
metode Trickling filter (TF).

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas adapun manfaat bagi penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan mengenai proses pengelolahan limbah cair
secara biologi sehingga dapat mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh limbah cair.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengelolahan Limbah Cair Secara Biologi


Pengelolahan air Limbah Secara Biologi merupakan pengelolahan air
limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme ini dimanfaatkan
untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah
menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi bahaya (misalnya keracunan,
kematian biotik akibat penurunan DO, maupun kerusakan ekosistem). Pemakaian
mikroorganisme disebabkan karena mikroorganisme memiliki enzim, enzim inilah
yang berfungsi untuk menguraikan bahan organik tersebut. Jenis mikroorganisme
yang umum dipergunakan pengolahan air limbah adalah bakteri. Kehidupan
mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, sehingga dalam
pengolahan air limbah secara biologi harus memperhatikan lingkungan
mikroorganisme seperti derajat keasaman (pH), temperatur, bahan makanan
(Nutrient) dan kebutuhan oksigen.

2.2 Jenis-jenis Proses pengolahan Limbah Cair secara Biologi


Berdasarkan kebutuhan oksigen, pengolahan air limbah secara biologi
dapat dibedakan menjadi tiga proses yaitu:
1. Pengolahan air limbah secara biologi aerob, yaitu pengolahan air
limbah dengan mikroorganisme disertai dengan injeksi oksigen (udara)
kedalam proses. Pada proses ini jenis mikroorganisme yang digunakan
adalah mikroorganisme yang hidup dengan adanya oksigen. Oksigen
yang diinjeksikan dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan proses
oksidasi.
2. Pengolahan air limbah secara biologi anaerob, yaitu pengolahan air
limbah dengan mikroorganisme tanpa injeksi oksigen (udara) kedalam
proses. Pada proses ini jenis mikroorganisme yang digunakan adalah
mikroorganisme yang dapat hidup tanpa adanya oksigen.

3
3. Pengolahan air limbah secara biologi fakultatif, yaitu pengolahan air
limbah mikroorganisme tanpa injeksi oksigen (udara) secara langsung
kedalam proses. Pada proses ini terdapat dua jenis mikroorganisme
yang dipergunakan yaitu mikroorganisme aerob dan anaerob. Pada
proses ini, umumnya pada bagian atas kolam (tangki) akan bersifat
aerob sedangkan pada bagian bawah kolam akan bersifat anaerob.

2.3 Trickling Filter


2.3.1 Definisi Trickling Filter
TF digunakan untuk menghilangkan organik dari limbah air. TF adalah
sistem pengolahan aerobik yang memanfaatkan mikroorganisme melekat pada
media untuk menghilangkan bahan organik dari limbah cair (EPA, 2000). TF
adalah sistem tiga fase dengan biofilm tetap, air limbah memasuki buioreaktor
melalui sitem distribusi, menetes kebawah diatas permukaan biofilm.

2.3.2 Mikroorganisme yang mempengaruhi Trickling Filter


Mikroorganisme yang umum didapatkan dalam Trickling filter serta turut
berperan dalam proses penguraian bahan-bahan organik terutama air limbah yang
berasal dari industri seperti industri tahu adalah bakteri dan mikroalgae, jamur,
protozoa, dan mikrofauna merupakan tambahan saja.
Air limbah tahu yang banyak mengandung bahan-bahan organik dan
diuraikan mikroorganisme dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme pada
permukaan media yang berupa lapisan biofilm. Lapisan biofilm terdiri dari
bakteri, protozoa dan fungi (zoogloea raminqera, carchesium dan opercularia
vorticella). Ketika air limbah mengalir melalui biofilm tersebut, zat-zat organik
yang larut akan segera diuraikan dan zat-zat organisme koloidal diserap pada
permukaan biofilm tersebut. Pada saat itu mikroorganisme akan tumbuh secara
cepat.

4
2.3.3 Komponen Sistem Trickling Filter
Trickling filter mempunyai tiga komponen utama, yaitu ;
1. Distributor
Air limbah didistribusikan pada bagian ata lengan distibutor yang dapat
berputar.
2. Pengolahan (pada media Trickling filter)
Sistem pengolahan pada Trickling filter terdiri dari suatu bak atau bejana
dengan media permeable untuk pertumbuhan bakteri. Bentuk bejana
biasanya bundar luas dengan diameter 6-60 meter, dindingnya biasanya
terbuat dari beton atau bahan lain tetapi tidak perlu kedap air. Disepanjang
dinding diberi ventilasi dengan maksud agar terjadi pertukaran udara
secara baik sehingga proses biologis aerobic dapat berlangsung dengan
baik.
3. Pengumpul
Filter juga dilengkapi dengan underdrain untuk mengumpulkan biofilm
yang mati, kemudian diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan
yang keluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling filter sebagai air
pengecer air baku yang diolah.

2.3.4 Media Tricking Filter


Media yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material
organikatau anorganik. Untuk media TF dari bahan organik misalnya dalam
bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk
papan (plate), bentuk sarang tawon. Media dari bahan anorganik misalnya batu
kali, batu marmer, batu tembakan, batu bara (kokas) (Said, 2000).
Pemilihan media TF biasanya memiliki permukaan yang luas dan memiliki
pori-pori yang khas.makin luas permukaan media, maka makin banyak pula
mikroorganisme yang hidup diatasnya. Diameter media TF biasanya antara 2,5 –
7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil
karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Ketebalan media TF

5
minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan media, maka
akan makin besar pula mikroorganisme yang tumbuh dan menempel diatasnya
(Wardana, 2004).

2.3.5 Faktor-faktor yang berpengaruh pada Tricking Filter


TF dapat berjalan baik dan diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut (Wardana, 2004) :
1) Lama waktu tinggal TF
Lama waktu tinggal tau disebut juga waktu pengkondisian atau
pendewasaan agar mikroorganisme yang tumbuh diatas permukaan media
telah tumbuh cukup memadai untuk terselenggaranya proses yang
diharapkan. Waktu aerasi dirancang umumnya 3-8 hari. Lama waktu
tingga dimaksudkan agar mikroorganisme dapt menguraikan bahan-bahan
organik dan tumbuh dipermukaan media TF membentuk lapisan biofilm
atau lapisan berlendir.
2) Aerasi
Agar aerasi berlangsung baik, media TF harus disusun sedemikian rupa
sehingga memungkinkan masuknya udara ke dalam sistem TF tersebut,
keterbatasan udara dalam hal ini oksigen sangat berpengaruh
Terhadap proses penguraian oleh mikroorganisme. Aerasi juga dapat
dilakukan dengan distributor berputar. Air limbah dikeluarkan diatas
penyaring menetes oleh suatu distributor berputar sehingga aerasi cairan
berlangsung sebelum kontak dengan media.
3) Jenis Media
Bahan untuk media TF harus kuat, keras, tahan lama, tidak mudah berubah
dan mempunyai luas permukaan per unit volume yang tinggi bahan yang
biasa digunakan adalah batu kerikil, batu kali, antrasit , batu bara dan
sebagainya.
4) Diameter Media
Diameter Media TF minimum 1 meter maksimum 3-4 meter. Makin tinggi
diamtere media makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi

6
mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang
menempel diatasnya.
5) Ketebalan Susunan Media
Ketebalan media TF minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin
tinggi ketebalan media maka makin besar pula total luas permukaan yang
ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme
yang tumbuh menempel diatasnya.
6) pH
pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri, dipengaruhi oleh nilai
pH mendekati eadaan netral. Nilai pH antara 4-9,5 dengan nilai pH yang
optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai.
7) Karakteristik air buangan
Air buangan yang diolah dengan TF terlebih dahulu diendapkan, karena
pengendapan dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan pada distributor
dan media filter.
8) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis.

2.3.6 Prinsip Kerja Tricking Filter


Mekanisme proses metabolisme didalam sitem biofilm aerobik secara
sederhana merupakan suatu sistem biofilm terdiri dari media, lapisan biofilm yang
melekat pada media, lapisan air limbah dan lapisan udara yang terletak diluar.
Senyawa polutan yang berada didalam air limbah misalnya senyawa organik
(BOD), ammonia, phospor, dan lainnya akan terdifusi kedalam lapisan biofilm
yang melekat pada permukaan medium. Saat bersamaan dengan menggunakan
oksigen yang terlarut didalam air limbah, senyawa polutan tersebut diuraikan oleh
mikroorganisme yang ada dilapisan biofilm dan energi yang dihasilkan diubah
menjadi biomassa. Suplai oksigen pada lapisan bifilm dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti pada RBC yakni dengan cara kontak dengan udara luar,
sedangkan sitem TF menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.

7
2.3.7 Proses Pengelolahan Limbah cair dengan Tricking Filter
Pengolahan air limbah dengan proses Tricking Filter adalah proses
pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan
atau unggun media yang terdiri dari bahan batu pecah fterikil), bahan
keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan
cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis
(biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan kontak dengan air
limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickling Filter pada
dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif, di mana mikroorganisme
berkembang-biak dan menempel pada permukaan media penyangga.

Gambar 1. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Sistem


Trickling Filter
Ada tiga jenis dasar Trickling filter yang digunakan untuk:
1. Pengolahan limbah perumahan atau pedesaan kecil individu
2. sistem terousat untuk pengolahan limbah kota
3. sistem diterapkan pada pengolahan limbah industri

8
Gambar 2. Penampang Melintang Trickling Filter
Di dalam operasional trickling filter secara garis besar dibagi
menjadi dua yakni trickling filter standart (Low Rate) dan trickling filter
kecepatan tinggi. Parameter desain untuk trickling filter standart dan trickling
filter kecepatan tinggi ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Desain Trickling Filter

Trickling Filter Trickling Filter


Parameter
Standar (High Rate)
Beban Hidrolik
0.5 – 4.0 8 – 40
m3/m2.hari
Beban BOD kg/m3.
0.08 – 0.4 0.4 – 4.7
Hari
Jumlah
mikroorganisme 4,75 – 7.2 3.3 – 6.5
(kg/m3.media)
Stabilisasi proses Stabil Kurang stabil
BOD Air Olahan <20 Fluktuasi
Nitrat dalam air
Tinggi Rendah
Olahan
Efisiensi Pengolahan 90 - 95 % +- 80 %

9
Masalah Yang Sering Terjadi Pada Proses Trickling Filter. Masalah
yang sering timbul pada pengoperasian trickling filter adalah sering timbul lalat
dan bau yang berasal dari reaktor. Sering terjadi pengelupasan lapisan biofilm
dalam jumlah yang besar. Pengelupasan lapisan biofilm ini disebabkan karena
perubahan beban hidrolik atau beban organik secara mendadak sehingga
lapisan biofilm bagian dalam kurang oksigen dan suasana berubah menjadi
asam karena menerima beban asam organik sehingga daya adhesive dari
biofilm berkurang sehingga terjadi pengelupasan.
Cara mengatasi gangguan tersebut yakni dengan cara menurunkan
debit air limbah yang masuk ke dalam reactor atau dengan cara melakukan
aerasi di dalam bak ekualisasi untuk menaikkan kensentrasi oksigen terlarut.

2.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Tricking Filter


Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari Trickling Filter
diantaranya sebagai berikut :
1. Kelebihan dari Trickling Filter
1) Sederhana
2) Proses cocok untuk area pengolahan dimana tidak tersedia lahan besar
3) Efektif dalam mengolah konsentrasi organik tergantung dari media
yang digunakan
4) Cocok untuk komunitas kecil-sedang dan sistem onsite
5) Relatif hemat energi
2. Kekurangan dari Trickling Filter
1) Pengolahan tambahan mungkin dibutuhkan untuk mendapatkan
influen standar yang baik
2) Timbulan lumpur harus diolah dan dibuang
3) Perlu pemeriksaan teratur
4) Kurang fleksibel jika dibandingkan dengan activated sludge
5) Dapat menimbulkan masalah vektor dan bau busuk

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan materi Trickling filter diatas maka simpulan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan air limbah secara biologi merupakan pengolahan air limbah
dengan memanfaatkan mikroorganisme.
2. Berdasarkan kebutuhan oksigen, pengolahan air limbah secara biologi dapat
dibedakan menjadi tiga proses yaitu pengolahan air limbah secara biologi
aerob, anaerob, dan fakulatatif. Sedangkan berdasarkan metode
pertumbuhan mikroorganismenya.
3. Proses pengolahan air limbah secara biologi akan menghasilkan indikator
biologis yang terdiri dari jenis-jenis mikroba yang berperan, tergolong
kedalamnya yaitu bakteria, mikroalgae dan protozoa. Bakteri diperlukan
untuk menguraikan bahan organik yang ada didalam air limbah.
4. Trickling filter (TF) merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah
dengan memanfaatkan teknologi biofilm. Trickling filter (TF) mempunyai
tiga komponen yaitu distributor, pengolahan dan pengumpul. Faktor-faktor
yang berpengaruh pada Trickling filter yaitu jenis media, diameter media,
ketebalan susunan media, lama waktu tinggal Trickling filter, ph, suhu, dan
aerasi.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan pada pengolahan limbah
menggunakan proses biologi sebaiknya memahami mikroorganisme yang
digunakan untuk mengolah jenis limbah dan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan mikroorganisme.

11
DAFTAR PUSTAKA

Giting, P. 2007. Sistem Pengolahan Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama


Widya, Bandung.
Sa’adah, N. R Dan P. Winarti. 2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik
Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob. Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Siregar, A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah Kanisius. Yogyakarta.
Soeparman, H, M. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair Suatu Pengantar.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Solichin, Moh. 2012. Modul 4 : Pengelolaan Limbah Cair Pengolahan Limbah
Dengan Proses Biofilm,Trikling Filter dan RCB. Jurusan Teknik Pengairan,
Universitas Brawijaya. [ diakses pada tanggal 29 Januari 2020]
Supradata. 2005. Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Hias
Cypeus Alternifolius, L. Dalam Sistem Lahan Basah Buatan Aliran Bawah
Pemukiman. Universitas Diponegoro. Semarang.
Tangahu, B. V. Dan Warnadewanthi, I. D. A. A. 2001. Pengolahan Limbah
Rumah Tangga dengan Memanfaatkan Tanaman Cattail Dalam Sistem
Constructed Wetland. Purfikasi.
Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi. Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai