Disusun Oleh:
DEVI AMALIA
331610071
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan untuk Pemukiman 6000 Orang
Menggunakan Teknologi MBR (ROTATANG BIOLOGICAL CONTACTOR). dengan
tepat waktu. Dalam penyusunan tugas ini penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
banyak mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada
kesampatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu.
Semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari Allah SWT, dengan balasan yang
berlimpat ganda. Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, makalah ini masih
jauh dari sempurna. Sehingga kritikan serta masukan yang membangun sangat penulis
harapkan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan. Akhirnya penulis mohon maaf
apabila ada kekurangan dalam penyusunan, semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | i
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
DAFTAR ISI
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | ii
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 1
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 2
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
1.2.2 Tujuan
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 3
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan.
Menurut Metcalf dan Eddy (2003), yang dimaksud air buangan (wastewater)
adalah kombinasi dari cairan dan sampah–sampah (air yang berasal dari daerah
permukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri) bersama–sama dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Menurut Ehlers and Steel
(1999), limbah merupakan cairan yang dibawa oleh saluran air buangan. Secara
umum dapat dikemukakan air buangan adalah cairan buangan yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan biasanya
mengandung bahan-bahan/zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia
serta mengganggu kelestarian hidup.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 4
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
1. Air limbah rumah tangga (domestic wasted water), air limbah dari
permukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang terdiri atas ekskreta
(tinja dan urin), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana sebagian
besar merupakan bahan organik.
2. Air limbah kota praja (municipal wastes water), air limbah ini umumnya
berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, sekolah, tempat–tempat ibadah
dan tempat–tempat umum lainnya seperti hotel, restoran, dan lain–lain.
3. Air limbah industri (industrial wastes water), air limbah yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi ini pada umumnya lebih sulit
dalam pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas (Entjang, 2000).
1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 5
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan
sebagainya.
3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan
kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyak juga menghasilkan
gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 6
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 7
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
2.7.1 Temperatur
Air normal yang memenuhi persyaratan untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5-7,5. Air akan bersifat asam atau basa bergantung
besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat
asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air
limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 8
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
2.7.4 Coliform
Bakteri golongan Coliform terdapat normal di dalam usus dan tinja
manusia. Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari tinja manusia yang
sakit. Untuk menganalisa bakteri patogen yang terdapat dalam air buangan
cukup sulit sehingga parameter mikrobiologis digunakan perkiraan terdekat
jumlah golongan coliform (MPN/ Most Probably Number) dalam sepuluh
mili buangan serta perkiraan terdekat jumlah golongan coliform tinja dalam
seratus mili air buangan.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 9
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
kualitas air limbah antara lain : Nitrogen dalam senyawaan Nitrat, fosfor, H2O
dalam zat beracun dan logam berat seperti Hg, Cd, Pb dan lain-lain.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 10
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering
disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini
meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir,
saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 11
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
air limbah dan berada di atas permukaan air limbah (udara). Kecepatan
putaran bervariasi antara 1-2 RPM. Mikroorganisme tumbuh pada permukaan
media dengan sendirinya dan mengambil makanan (zat organik ) di dalam air
limbah dan mengambil oksigen dari udara untuk menunjang proses
metabolismenya. Tebal biofilm yang terbentuk pada permukaan media dapat
mencapai 2 - 4 mm tergantung dari beban organik yang masuk ke dalam
reaktor serta kecepatan putarannya. Apabila beban organik terlalu besar
kemungkinan terjadi kondisi anaerob dapat terjadi, oleh karena itu pada
umumnya di dalam reaktor dilengkapi dengan perlengkapan injeksi udara
yang diletakkan dekat dasar bak, khususnya untuk proses RBC yang terdiri
dari beberapa modul yang dipasang seri.
Pada kondisi yang normal substrat karbon (zat organik) dihilangkan
secara efektif pada tahap awal (stage pertama), dan proses nitrifikasi menjadi
sempurna setelah tahap ke lima. Pada umumnya perencanaan sistem RBC
terdiri dari 4 sampai 5 modul (tahap) yang dipasang seri untuk mendapatkan
proses nitrifikasi yang sempurna. Proses pengolahan air limbah dengan sistem
RBC adalah merupakan proses yang relatif baru dari seluruh proses
pengolahan air limbah yang ada, oleh karena itu pengalaman dengan
penggunaan skala penuh masih terbatas, dan proses
ini banyak digunakan untuk pengolahan air limbah domestik atau perkotaan.
Satu modul dengan diameter 3,6 meter dan panjang poros 7,6 meter
mempunyai luas permukaan media mencapai 10.000 m2 untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Hal ini memungkinkan sejumlah besar dari biomasa dengan
air limbah dalam waktu yang relatif singkat, dan dapat tetap terjaga dalam
keadaan stabil serta dapat menghasilkan hasil air olahan yang cukup baik.
Resirkulasi air olahan ke dalam reaktor tidak diperlukan. Biomassa yang
terkelupas biasanya merupakan biomassa yang relatif padat sehingga dapat
mengendap dengan baik di dalam bak pengendapan akhir. Dengan demikain
sistem RBC konsumsi energinya lebih rendah. Salah satu kelemahan dari
sistem ini adalah lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 12
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 13
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 14
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Sumber: kelair.go.id
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 15
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Gambar 2.2 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem RBC
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 16
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 17
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 18
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
5 – 9 liter per m2
G=𝑉
𝐴
Dimana :
beban konsentrasi BOD inlet dan beban BOD terhadap efisiensi pemisahan
BOD untuk air limbah domestik ditunjukkan seperti pada Tabel 2.2,
sedangkan hubungan antara beban BOD terhadap efisiensi penghilangan
BOD ditunjukkan seperti pada Tabel 2.3.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 19
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Dimana :
300 30
200 20
150 15
100 10
50 5
Beban hidrolik adalah jumlah air limbah yang diolah per satuan luas
permukaan media per hari.
Di dalam sistem RBC, parameter ini relatif kurang begitu penting dibanding
dengan parameter beban BOD, tetapi jika beban hidrolik terlalu besar maka
akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan media.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 20
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Selain itu jika beban hidrolik terlalu besar maka mikroorganisme yang
melekat pada permukaan media dapat terkelupas.Hubungan antara harga G
dan beban hidrolik terhadap efisiensi penghilangan BOD ditunjukkan
seperti pada Gambar 2.4. Dengan beban hihrolik yang sama, makin kecil
harga G efisiensi penghilangan BOD juga makin kecil. Tetapi untuk harga
G >5 hampir tidak menunjukkan pengaruh terhadap efisiensi penghilangan
BOD.
= 24 G/ HL
Dimana :
3
Q = debit air limbah yang diolah (m /hari).
3
V = volume efektif reaktor (m )
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 21
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
yang lebih kecil, tetapi strukturnya harus kuat untuk menahan beban
beratnya. Jika dilihat dari aspek jumlah tahap, dengan luas permukaan media
yang sama RBC dengan diameter yang kecil dengan jumlah stage yang
banyak lebih efisien dibanding dengan RBC dengan diameter besar dengan
jumlah stage yang sedikit.
2.9.4.7Kecepatan Putaran
Kecepatan putaran umumnya ditetapkan berdasarkan kecepatan
peripheral. Biasanya untuk kecepatan peripheral berkisar antara 15- 20
meter per menit atau kecepatan putaran 1-2 rpm. Apabila kecepatan putaran
lebih besar maka transfer oksigen dari udara di dalam air limbah akan
menjadi lebih besar, tetapi akan memerlukan energi yang lebih besar. Selain
itu apabila kecepatan putaran terlalu cepat pembentukan lapisan
mikroorganisme pada permukaan media RBC akan menjadi kurang
optimal.
2.9.4.8 Temperatur
Sistem Rotating Biological Contactor (RBC) relatif sensitif terhadap
perubahan suhu. Suhu optimal proses RBC berkisar antara 15-40oC. Jika
suhu terlalu dingin dapat diatasi dengan memberikan tutup di atas reaktor
RBC.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 22
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
tersebut dipasang tercelup sebagian di dalam reaktor. Air limbah dari bak
pengedapan awal dialirkan ke dalam reaktor dengan arah aliran searah
dengan sudut putaran media, arah aliran berlawanan dengan arah sudut
putaran media atau arah aliran air limbah searah dengan poros horizontal.
Cara pengaliran air limbah di dalam reaktor RBC secara sederhana dapat
dilihat pada Gambar 2.3
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 23
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
Sedangkan beberapa kelemahan dari proses pengolahan air limbah dengan sistem
RBC antara lain yakni :
1) Pengontrolan jumlah mikroorganisme sulit dilakukan.
2) Sensitif terhadap perubahan temperatur.
3) Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
4) Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang
timbul bau yang kurang busuk.
2) Kualitas air hasil olahan kurang baik dan lapisan mikroorganisme cepat
terkelupas. Indikasi yang dapat dilihat yakni biofilm terkelupas dari
permukaan media dalam jumlah yang besar dan petumbuhan biofilm
yang melekat pada permukaan media tidak normal. Gangguan tersebut
disebabkan karena terjadinya fluktuasi beban BOD yang sangat besar,
perubahan pH air limbah yang tajam, serta perubahan sifat atau
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 24
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
2019
3) Terjadi kelainan pada pertumbuhan biofilm dan timbul gas H2S dalam
jumlah yang besar. Indikasi yang terlihat adalah timbulnya lapisan
biofilm pada permukaan media yang berbentuk seperti gelatin berwarna
putih agak bening transparan. Jumlah oksigen terlarut lebih kecil 0,1
mg/l. Sebab-sebab gangguan antara lain terjadi perubahan beban
hidrolik atau beban BOD yang besar, mikroorganisme sulit
mengkonsumsi oksigen, air limbah mengandung senyawa reduktor
dalam jumlah yang besar, keseimbangan nutrien kurang baik.
Penanggulangan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan
aerasi di dalam bak ekualisasi, menaikkan pH air limbah dan
memperbaiki keseimbangan nutrien.
Teknik Lingkungan
Universitas Pelita Bangsa | 25