Anda di halaman 1dari 41

BAB V

PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN


(BPAB) ALTERNATIF TERPILIH

Sumber air buangan dari Kelurahan Tanjung Hulu yaitu dari berbagai
sumber seperti perumahan, industri, rumah makan dan lain-lain. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan pengolahan air buangan agar tidak mencemari lingkungan.
Pengolahan air buangan di Kelurahan Tanjung Hulu menggunakan pengolahan
secara konvensional. Pengolahan yang dilakukan yaitu pengolahan pendahuluan,
primary treatment, secondary treatment dan pengolahan tersier. Berikut merupakan
perhitungan mass balance, efisiensi serta dimensi bak pengolahan.

5.1 Perhitungan Mass Balance dan Efisiensi


Kesetimbangan massa untuk setiap unit bangunan pengolahan air limbah
perlu ditetapkan agar dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian hasil
pengolahan dengan peraturan yang berlaku dan dalam proses penetapan dimensi unit
pengolahan lumpur. Selain itu efisiensi diperlukan untuk mengetahui seberapa
efektif pengolahan yang digunakan
Tabel 1. Efisiensi removal pada tiap parameter

Tabel 5.1 Efisiensi Removal Unit Pengolahan


Efisiensi removal (%)
Unit Pengolahan
BOD SS
Bar screen - -
Grit chamber 10 5
Pengendapan pertama 30-40 50-65
Tangki Aerasi ( ASP ) 75-95 80-90
Pengendapan Kedua 30-40 50-65
Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and
Pumping of Wastewater. Hal 170
Qpeak = 15940,8 m3/hari

- [BOD]

110 𝑚𝑔/𝑙
BODM = 15940,8 m3/hari x 1000

= 1753,5 kg/hari

- [COD]

250 𝑚𝑔/𝑙
CODM = 15940,8 m3/hari x 1000

= 3985,2 kg/hari
- [SS]

100 𝑚𝑔/𝑙
SSM = 15940,8 m3/hari x 1000

= 1594,08 kg/hari

5.1.1 Grit Chamber


Kemampuan meremoval menurut (Metcalf & Eddy, 1981)
BOD = 10 %
COD = 5 %
SS =5%
Yang kluar dari Grit chamber(out) :
BODM’ = 1753,5 x (100-10)% = 1578,2 kg/hari

CODM’ = 3985,2 x (100-5)% = 3785,94 kg/hari

TSSM’ = 1594,08 x (100-5)% = 1514,4 kg/hari


Yang menjadi sludge (waste)
BODM = 1753,5 – 1578.2 = 175,3 kg/hari
CODM =3985,2 – 3785,94 = 199,26 kg/hari
SSM = 1594,08 - 1514,4 = 79,68 kg/hari
 Qwaste : Berat solid = 5% dari lumpur (Sludge)
100 100
Massa Lumpur = × SSM = × 79,68 = 1593,6 kg/hari
5 5
Massa Lumpur 1593,6 kg/hari
Debit Lumpur = Berat Jenis Lumpur = = 1,517 m3/hari
1,05 × 1000

 Debit effluent (Qeff)


𝑄𝑒𝑓𝑓 = 𝑄𝑖𝑛𝑓 − 𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
= 15940,8 m3/hari − 1,517 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 15939,3 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
MBODout
𝑀𝐵𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

1578,2 kg/hari 106 mg m3


= × ×
15939,3 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 kg 103 L

= 99,01 mg/L
MCODout
𝑀𝐶𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

3785,94 kg/hari 106 mg m3


= 15939,3 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × × 103 L
kg

= 237,52 mg/L
MSSout
MTSSeff = Qeff

1514,4 kg/hari 106 mg m3


= × ×
5470,67 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 kg 103 L

= 95 mg/L
 Efisiensi removal
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐵𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
110 − 99
= × 100%
110

= 10 %OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐶𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
250 – 237,5
= × 100%
250

= 5 %OK

𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝑇𝑆𝑆 = × 100%
𝐶𝑜
100 − 95
= × 100%
100

= 5 % OK
5.1.2 Bak Pengendap 1
 Mass Balance dan Efisiensi
Mass balance sebelum bak pengendap I sama dengan mass balance
setelah grit chamber, yaitu untuk BOD sebesar 541,65 kg/hari, COD sebesar
1299,41 kg/hari dan TSS sebesar 519,76 kg/hari. Mass balance setelah bak
pengendap I dihitung dengan asumsi:
Kemampuam meremoval BOD = 40%
COD = 40%
SS = 65%
Yang keluar dari Grit Chamber(out) :
BODM’ = 541,65 x (100 - 40) % = 324,99 kg/hari
CODM’ = 1299,41 x (100 - 40) % = 779,65 kg/hari
TSSM’ = 519,76 x(100 – 65)%) = 181,92 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 541,65 – 324,99 = 216,66 kg/hari
CODM = 1299,41 – 779,65 = 519,76 kg/hari
SSM = 519,76 – 181,92 = 337,84 kg/hari
 Qwaste : Berat solid = 5 % dari lumpur (sludge)
100 100
Massa Lumpur = ×= MSSwaste × 337,84 = 6756,8 kg/hari
5 5
Massa Lumpur 6756,8 kg/hari
Debit Lumpur = Berat Jenis Lumpur = = 6,44 m3/hari
1,05 × 1000

 Debit effluent (Qeff)


𝑄𝑒𝑓𝑓 = 𝑄𝑖𝑛𝑓 − 𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
=5470,67𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 − 6,44 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 5464,23 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖

MBODout
𝑀𝐵𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

324,99 kg/hari 106 mg m3


= 5464,23 𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 59,5 mg/L
MBODout
𝑀𝐶𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff
779,65 kg/hari 106 mg m3
= 5464,23 𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 142,7 mg/L
MSSout
MSSeff = Qeff

181,92 kg/hari 106 mg m3


= 5464,23 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × × 103 L
kg

= 33,3 mg/L
 Efisiensi removal
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐵𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
99 − 59,5
= × 100%
99

= 40% OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐶𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
237,5 − 142,7
= × 100%
237,5

= 40% OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝑆𝑆 = × 100%
𝐶𝑜
95 – 33,3
= × 100%
95

= 65%OK
5.1.3 Lumpur Aktif
 Mass Balancedan Efisiensi
Kemampuam meremoval BOD = 95%
COD = 85%
SS = 90%
Yang keluar dari Lumpur Aktif (out) :
BODM’ = 324,99 x (100 - 95) % = 16,25 kg/hari
CODM’ = 779,65
2812,43xx(100
(100- -85)
95)%% = 116,95
140,6 kg/hari
kg/hari
SSM’ = 181,92 x(100 – 90)% = 18,19 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 324,99 – 16,25 = 308,74 kg/hari
CODM = 779,65 – 116,95 = 662,7 kg/hari
SSM = 181,92 – 18,19 =163,73 kg/hari
 Qwaste : Berat solid = 5 % dari lumpur (sludge)
100 100
Massa Lumpur = × SSM = × 163,73 = 3274,6 kg/hari
5 5
Massa Lumpur 3274,6kg/hari
Debit Lumpur = Berat Jenis Lumpur = = 3,12 m3/hari
1,05 × 1000

 Debit effluent (Qeff)


𝑄𝑒𝑓𝑓 = 𝑄𝑖𝑛𝑓 − 𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
= 5464,23 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 − 3,12 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 5461,11 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
MBODout
𝑀𝐵𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

16,25 kg/hari 106 mg m3


= 5461,11𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 2,975 mg/L = 3 mg/L


MCODout
𝑀𝐶𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

116,95 kg/hari 106 mg m3


= 5461,11𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 21,4 mg/L

MSSout
MSSeff = Qeff

18,19 kg/hari 106 mg m3


= 5461,11 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × × 103 L
kg

= 3,33 mg/L
 Efisiensi removal
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐵𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
59,5 − 2,975
= × 100%
59,5

= 95 % OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐶𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
142,7 − 21,4
= × 100%
142,7
= 85 % OK

𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝑇𝑆𝑆 = × 100%
𝐶𝑜
33,3 – 3,33
= × 100%
33,3

= 90 % OK.
5.1.4 Bak Pengendap 2
 Mass Balancedan Efisiensi
Kemampuam meremoval BOD = 40%
COD = 40%
SS = 65%
Yang keluar dari Grit Chamber (out) :
BODM’ = 16,25 x (100 - 40) % = 9,75 kg/hari
CODM’ = 116,95 x (100 - 40) % = 70,17 kg/hari
SSM’ = 18,19 x(100 – 65)% = 6,36 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 16,25 – 9,75 = 6,5 kg/hari
BODM = 116,95 – 70,17 = 46,78 kg/hari
SSM = 18,19 – 6,36 = 11,83 kg/hari
 Qwaste : Berat solid = 5 % dari lumpur (sludge)
100 100 kg
Massa Lumpur = × SSM = × 11,83 = 236,6
5 5 hari

Massa Lumpur 236,6 kg/hari


Debit Lumpur = Berat Jenis Lumpur = = 0,225 m3/hari
1,05 × 1000

 Debit effluent (Qeff)


𝑄𝑒𝑓𝑓 = 𝑄𝑖𝑛𝑓 − 𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
= 5461,11 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 − 0,225 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 5460,885 𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
MBODout
𝑀𝐵𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff
9,75 kg/hari 106 mg m3
= 5460,885 𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 1,785 g/L
MCODout
𝑀𝐶𝑂𝐷𝑒𝑓𝑓 = Qeff

70,17 kg/hari 106 mg m3


= 5460,885 𝑚3 /hari × × 103 L
kg

= 12,85 g/L
MSSout
MTSSeff = Qeff

6,36 kg/hari 106 mg m3


= 5460,885𝑚3⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × × 103 L
kg

= 1,165 mg/L
 Efisiensi removal
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐵𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
2,975–1,785
= × 100%
2,975

= 40 % OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝐵𝑂𝐷 = × 100%
𝐶𝑜
21,4–12,85
= × 100%
21,4

= 40 % OK
𝐶𝑜 −𝐶𝑖
𝐸𝑓𝑇𝑆𝑆 = × 100%
𝐶𝑜
3,33 – 1,165
= × 100%
3,33

= 65 %OK
Berdasarkan hasil perhitungan effluent terakhir hasil pengolahan pada
lumpur aktif untuk parameter SS sebesar 3,33 mg/L, parameter BOD sebesar 3
mg/L. Hasil effluent tersebut sudah memenuhi ketentuan Peraturan Mentri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 yaitu dengan kadar
maksimum kedua parameter tersebut adalah 100 mg/L.

5.2 Pengolahan Pendahuluan


5.2.1 Sumur Pengumpul (Sump Well)
Fungsi dari Sump Well adalah untuk menampung air buangan dari
saluran induk sebelum dilakukan pemompaan. Perencanaan saluran pengumpul
tergantung pada sistem pemompaan yang berkaitan dengan adanya fluktuasi air
buangan dan waktu detensi atau lamanya air buangan berada dalam sumur
tersebut (Joko, 2010).
 Kriteria Desain (Porter. H. W waste water system engineering, 1978).
- Waktu detensi ≤ 10 menit agar tidak terjadi pengendapan dan dekomposisi
air buangan.
- Panjang sumur disesuaikan dengan ruang pompa yang dibutuhkan.
- Lebar sumur tergantung dengan kedalaman/ketinggian air buangan.
- Tinggi muka air pada sumur pengumpul harus berada di bawah ujung pipa
induk air buangan agar tidak terjadi aliran balik.
 Perencanaan
 Jumlah bak (n) = 2 bak (1 beroperasi dan 1 cadangan)
 Debit (Qpeak) =0,063 m3/detik
 Waktu detensi (td) = 4 menit = 240 detik
 Kedalaman (h) = 1,5 m
 Panjang : lebar =2:1
 Perhitungan Desain
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑖𝑟 0,063
 Debit bak = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑚𝑢𝑟 = = 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1

 Volume (V) bak:


𝑚3
𝑉 = 𝑄𝑝𝑒𝑎𝑘 × 𝑡𝑑 = 0,063 × 240 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 15,12 𝑚3
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
 Luas (A) bak:
𝑉 15,12 𝑚3
𝐴= = = 10,08 𝑚2
ℎ 1,5 𝑚
 Dimensi bak:
A=P×L
10,08= 2L ×1L
10,08= 2L2
L2 = 5,04 m
L = 2,2449 m ≈ 2,245 m
P=2×L
= 2 ×2,245
= 4,49 m

 Check td
𝑃𝑥𝑙𝑥𝐻
Check td = 𝑄𝑝𝑒𝑎𝑘

4,49 𝑥 2,245 𝑥 1,5


= = 240detik OK
0,1507

 Luas Lahan = P x L x n = 4,49 m x 2,245m x 2 = 20,16 m2

5.2.2 Screw Pump


Adapun fungsi dari screw pump adalah untuk menaikkan air buangan
dari sumur pengumpul ke unit pengolahan selanjutnya.Digunakan screw pump
dengan pertimbangan (Joko, 2010) :
- Mampu untuk memompa cairan dengan kapasitas yang berfluktuasi
berdasarkan tinggi muka air pada inletnya. Dengan demikian tidak diperlukan
sistem pemompaan secara berangkai seperti halnya bila menggunakan pompa
sentrifugal untuk mengatasi adanya fluktuasi debit
- Mampu menaikkan / mengangkat cairan sampai ketinggian 9 m
 Kriteria Perancangan (Toishima pump MFG Co LTD. Screw Pump, Japan)
 Efisiensi pompa ( η ) = 70 – 78 %
 Ukuran pompa yang digunakan disesuaikan dengan debit air buangan pada
keadaan maksimum untuk setiap periode desain.
 Head total maksimum =9m
 Sudut kemirigan Screw () = (22 – 45)o
 Putaran Screw (n) = (20-100) rpm
 Efisiensi pompa ( η ) = ( 70 – 80 ) %
 Kriteria desain ditentukan dari Tabel 5.

Tabel 5.2 Tabel Screw Pump


Screw Maximum Maximum capacity at Maximum height at 30o
diameter,m rpm 30o slope, m3/h slope, m
1flight 2flight 3flight 1flight 2flight 3flight

0,30 110 34 42 52 2,4 2,2 2,1

0,41 91 66 83 103 2,9 2,7 2,5

0,51 79 112 140 175 3,4 3,0 3,0

0,61 70 168 210 262 4,0 3,7 3,7

0,76 60 288 360 451 4,2 3,9 3,7

1,91 53 434 542 678 4,8 4,4 4,2

1,07 48 621 776 970 5,3 5,0 4,6

1,22 44 881 1.101 1.376 4,7 4,3 4,1

1,37 41 1.132 1.415 1.769 5,6 5,2 4,9

1,52 38 1.486 1.858 2.322 5,2 4,7 4,4

1,68 35 1.774 2.216 2.771 5,9 5,5 5,1

1,83 33 2.230 2.788 3.484 5,6 5,1 4,7

2,03 31 2.791 3.488 4.360 5,1 4,6 4,3

2,13 30 3.219 4.023 5.029 5,8 5,3 4,9

 Perencanaan
• Debit = 0,063 m3/detik = 3,78 m3/menit = 226,8 m3/jam

Karena debit aliran 226,8 m3/jam maka digunakan screw pump φ 0,76 m
sebanyak 2 buah (1 operasi, 1 cadangan)
• Banyak putaran screw = 60 rpm

 H2 = 4,2 m
 Sudut kemiringan = 30o
 Efisiensi pompa = 75 %

 Perhitungan Desain
 Taraf muka air pada saluran pengumpul

ℎ1 = 3⁄4 × 𝐷 × cos ∝

=3⁄4× 0,76× cos 30 = 0,49 m

 Taraf muka air maksimum pada bagian outlet screw pump

∆𝐻 = 𝐷⁄4 = 0,76 𝑚⁄4 = 0,19 𝑚

 Total head (H)

𝐻 = 𝐻+ h1 − ∆𝐻= 4,2𝑚 + 0,49 𝑚 – 0,19 𝑚 = 3,52 𝑚

 Daya pompa
𝑃𝑋𝑔𝑥𝐻𝑥𝑄𝑎𝑣𝑒
P= 𝑛

𝑘𝑔 𝑚
1000 3 9,81 𝑥3,52 𝑚𝑥0,063𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑚 𝑥 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2 𝑥
P= 0,75

= 2900 watt = 2,9 kwh

5.2.3 Saluran Pembawa

Fungsinya menyalurkan air dari screw pump ke bars screen dan untuk
menyalurkan air buangan dari satu unit pengolahan ke unit pengolahan
selanjutnya.
Saluran pembawa harus mampu menampung beton maksimum debit yang
direncanakan, karena itu debit yang dipakai sebagai dasar perhitungan dimensi
adalah debit maksimum. Selain itu saluran ini juga harus berfungsi bila debit
minimum terjadi (tidak terjadi endapan) (Joko, 2010).
 Kriteria Desain (Metcalf dan Eddy, 1991)
 Koefisien kekasaran manning beton n = 0,011 – 0,015
 Kecepatan aliran berkisar antara 0,3 – 2 m/dt
 Slope saluran 0,0008 – 0,0033
 Perencanaan :
 Koefisien kekasaran manning beton n = 0,013
 Kecepatan aliran 0,5 m/dt
 Slope saluran 0,003
 Debit puncak = 0,063 m3/s
 Kedalaman = 0,5 m

 Perhitungan Desain
𝑄𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 0,063m3/detik
 Lebar saluran :
𝑄
A =𝑉
0,063 m3/detik
= 0,5 𝑚/𝑠

= 0,126 m2
P:l=2:1
𝐴= 𝑝𝑥𝑙
0,126 = 2𝑙 𝑥 𝑙
𝑙 2 = 0,063
𝑙 = √0,063
𝑙 = 0,25 m
𝑃 = 2𝑙
𝑃 = 2 × 0,25
𝑃 = 0,5 𝑚
 Cek Kecepatan
𝑄
V =𝐴
0,063𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,126 𝑚2

= 0,5 m/detik OK
5.2.4 Screening
Bars screenpada proses screeningberfungsi untuk menyaring benda-
benda kasar yang terbawa dalam aliran seperti plastik, kayu, kertas, dan lain-lain.
Screening juga ditujukan untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada pompa,
value, peralatan sludge removal dan unit pengolahan selanjutnya (Joko, 2010).
 Kriteria Perancangan (Metcalf & Eddy. 1991)
 Kecepatan melalui bar (v) = 0,3-0,6 m/det
 Lebar bar (w) = 4,0-8,0 mm
 Kedalaman bar (D) = 25-50 mm
 Jarak antar batang = 25-75 mm
 Slope vertikal = 45°-60°
 Headloss = 150 mm
 Headloss Max = 800 mm
 Nilai koefisien tipe barβ:

Table 5.3 Jenis-jenis Bar


Tipe Bar 𝛽

Segi empat dengan sisi tajam 2,42

Segi empat dengan sisi semi


1,83
circular menghadap up-stream

A. Circular
1,79

Segi empat dengan sisi semi


1,67
circular menghadap up-stream
dan down stream

Bentuk Tear 0,67

Sumber : Qasim, 1985. Wastewater Treatment Plants :


Planning, Desain and Operation Hal : 161)

 Perencanaan
 β = 2,42
 Kecepatan aliran (v) = 0,3 m/detik
 Debit (Q) = 0,063 m3/detik
 Panjang saluran (p) =3m
 Lebar bar (w) = 4 mm = 0,004 m
 Jarak antar batang (b) = 25mm = 0,025 m
 Asumsi tinggi : lebar =1:2
 Panjang saluran =2m

 Perhitungan Desain
 Across
𝑄 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 = = = 0,21 𝑚2
𝑣 0,3 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
 Tinggi saluran
𝐴 𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠
t=√ =
2

0,21
t=√ = 0,32 m
2

 Lebar saluran
𝑙 = 2 𝑥 𝑡 = 2 𝑥 0,32 𝑚 = 0,64 𝑚
 Luas lahan (A) = p x l = 2 x 0,64 = 1,28 m2
 Jumlah bar (n)
𝐿 = 𝑛 × 𝜔 + (𝑛 + 1)𝑏
𝑙−𝑏
𝑛=
𝑤+𝑏
0,64−0,025
𝑛 = 0,004+0,025 = 21 buah

 Cek kecepatan (v)


𝑄 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑣 = (𝑙×𝑡) = = 0,3 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Ok
0,64𝑚 ×0,32 𝑚

5.2.5 Grit Chamber (Horizontal Flow)


Unit bangunan digunakan untuk menghilangkan grit dan removal grit ini
memiliki beberapa tujuan yaitu (Joko, 2010):
- Melindungi atau mencegah terjadinya gesekan pada peralatan mekanik dan
pompa akibat adanya pemakaian yang tidak perlu dan akibat adanya abrasi
- Mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa akibat adanya endapan kasar
dalam saluran
- Mencegah timbulnya efek penyemenan di dasar sludge digester dan primary
sedimentation tank
- Menurunkan akumulasi material inert di dalam kolah aerasi dan sludge
digester yang akan mengurangi volume yang dapat digunakan
Secara umum grit chamber ada 3 jenis yaitu horizontal flow grit
chamber, aerated grit chamber dan vortex grit chamber. Akan tetapi dalam
perencanaan ini digunakan grit chamber tipe horizontal flow. Hal ini dikarenakan
perencanaan aliran secara horizotal serta tipe grit chamber ini memiliki ciri
kecepatan yang selalu konstan untuk tiap level debitnya (Joko, 2010).
 Kriteria Perancangan (Metcalf dan Eddy, 1991)
 Waktu detensi (td) = 45-90 det (tipikal = 60 det)
 Kecepatan horizontal (Vh) = 0,25-0,4 m/det (tipikal = 0,3 m/det)
 Kecepatan pengendapan (Vs) = 1,0-1,3 m/menit (tipikal = 1,15 m/menit)
untuk 65 mesh material
= 0,6-0,9 m/menit (tipikal = 0,75 m/menit)
untuk 100 mesh material
 Panjang (p) = 10-20 m
 Perencanaan
 Jumlah bak (n) = 2 buah (1 beroperasi dan 1
cadangan)
 Debit (Q) = 0,1507 m3/detik
 Partikel terkecil yang diendapkan = 65 mesh = 0,2 mm
 Waktu detensi (td) = 40 detik
 Kecepatan pengendapan (Vs) = 0,9 m/menit = 0,015 m/detik
 Kecepatan horizontal (Vh) = 0,2 m/detik
 Perhitungan Desain
 Debit bak (Qbak)
𝑄 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑏𝑎𝑘 = = = 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑛 1
 Kedalaman pengendapan (h)
𝑚
ℎ = 𝑉𝑠 × 𝑡𝑑 = 0,015 × 40 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,6 𝑚
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
 Luas penampang bak (Across)
𝑄𝑏𝑎𝑘 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 = = = 0,315 𝑚2
𝑉ℎ 0,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
 Lebar bak (l)
𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 0,315𝑚2
𝑙= = = 0,525 𝑚
ℎ 0,6 𝑚

 Cek Vh
𝑄𝑏𝑎𝑘 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑉ℎ = = = 0,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Ok
ℎ×𝑙 0,6×0,525

 Luas surface bak (Asurface)


𝑄𝑏𝑎𝑘 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = = = 4,2 𝑚2
𝑉𝑠 0,015 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
 Panjang bak (p)
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 4,2 𝑚2
𝑝= = 0,525 𝑚 =8 m
𝑙

 Volume
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × ℎ = 8𝑚 × 0,525 𝑚 × 0,6 𝑚 = 2,52 𝑚3
 Cek Vs
𝑄𝑏𝑎𝑘 0,063 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑉𝑠 = = = 0,015 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Ok
𝑝×𝑙 8 𝑚 ×0,525 𝑚

 Cek td
𝑉 2,52 𝑚3
𝑡𝑑 = 𝑄 = 0,063𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 40 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 Ok

 Luas Lahan
L = P x L x n = 8 m x 0,525 m x 2 = 8,4 m2

5.3 Pengolahan Pertama (Primary Treatment)


5.3.1 Bak Equalisasi
Tangki equalisasi digunakan untuk mengatasi masalah yang timbul di
dalam operasional akibat perubahan aliran (aliran yang berubah-ubah dan atau
turbulen) dan memperbaiki hasil pada proses berikutnya. Bak equalisasi bukanlah
bak proses pengolahan. Equalisasi adalah peredaman (pengurangan) aliran yang
tidak kontinyu menjadi aliran yang mendekati konstan. Cara ini dapat diterapkan
pada situasi yang berbeda, tergantung pada karakteristik sistem penampungan.
Keuntungan pemakaian bak equalisasi adalah sebagai berikut:
menyediakan aliran limbah yang memenuhi kebutuhan pengolahan biologi,
menstabilkan pH dan meminimalisasi kebutuhan bahan kimia untuk netralisasi,
mengurangi turbulensi aliran, untuk mengurangi konsentrasi bahan beracun yang
tinggi pada pengolahan air limbah secara biologis. Waktu tinggal air limbah di
tangki equalisasi sekitar ≤ 2 jam. Berikut perhitungan dimensi bak equalisasi
dalah sebagai berikut (Joko, 2010):
 Perencanaan
 Waktu tinggal dalam bak (HRT) = ≤ 2 jam
 Qpeak = 0,1507𝑚3 ⁄𝑑𝑒𝑡
 Jumlah bak = 2 bak (1 beroperasi, 1 cadangan)
 Perhitungan Desain
 Debit tiap bak = 0,063 m3/detik = 5471,19 m3/hari
1
 Volume bak yang diperlukan =48 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 5471,19 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 = 114 𝑚3

 Dimensi bak:
H=3m
P:L=2:1
𝑉 114 𝑚3
A=𝐻= = 38 m2
3𝑚

A=P×L

38 = 2L x 1L

38 = 2 L2

L2 = 19 m

L = 4,36 m

P = 2 × L = 2 × 4,36 = 8,72 m

 Luas Lahan
L = P x L x n = 8,72m x 4,36 m x 2 = 76 m2
5.3.2 Bak Pengendap I
Tujuan dari bak pengendap pertama ini yaitu untuk menurunkan total
padatan yang tersuspensi. Ada 2 jenis bak pengendapan yaitu rectangular dan
circular. Perencanaan bangungan pengolahan air buangan di Kecamatan Sungai
Raya menggunakan bak rectangular. Alasannya bak rectangular lebih menghemat
penggunaan pipa dan pompa serta tidak memerlukan lahan yang luas. Alasan
lainnya bangunan penampung lumpurnya lebih sederhana dibandingkan dengan
bak circular.
 Kriteria Perancangan (Seelye, 1960)
 Over flow rate pada aliran rata-rata = 32 – 49 m3/m2 hari
Over flow rate pada aliran maksimum = 80 – 120 m3/m2 hari
 Beban pelimpah (weir loading) = 125 – 500 m3/m2 hari
 Efisien penyisihan SS = 50 – 60 %
 Efisien penyisian BOD = 25 – 30 %
 Rectangular (Metcalf dan Eddy, 2003)
 Kedalaman = 3-4,9 m (tipikal : 4,3m)
 Panjang = 15-90m (tipikal : 24-40m)
 Lebar = 3-24 m (tipikal : 4,9-9,8m)
 Flight Seed = 0,6-1,2 m/menit (tipikal : 0,9 m/menit)
 Perencanaan
 Bak berbentuk persegi (rectangular)
 Jumlah bak = 3 buah (2 beroperasi dan 1 cadangan)
 Debit (Q) = 0,063 m3/detik
 OFR = 80 m3/m2 hari = 0,0009 m3/m2 detik
 Kedalaman = 4,5 m
 Weir loading = 300 m3/m.hari = 0,0035 m3/m.detik
 p:l =1:2
 Waktu detensi (td) = 1,4 jam = 5040 detik berdasarkan variasi
Overflow Rate dan kedalaman bak yang direncanakan. Adapun tabel
penentuan waktu detensi sebagai berikut :

Tabel 5.4 Waktu Detensi untuk Variasi Overflow Rate dan Kedalaman Bak

Waktu detensi (jam)

Overflow Rate
Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam
(m3/m2.hari)
2,0 m 2,5 m 3,0 m 3,5 m 4,0 m 4,5 m

30 1,6 2,0 2,4 2,8 3,2 3,6


40 1,2 1,5 1,8 2,1 2,4 2,7
50 1,0 1,2 1,4 1,7 1,9 2,2
60 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8
70 0,7 0,9 1,0 1,2 1,4 1,5
80 0,6 0,8 0,9 1,1 1,2 1,4

Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Desain, and peration Hal : 269

 Perhitungan Desain
 Debit tiap bak
𝑄 0,063
𝑄=𝑛= = 0,0315 m3/detik
2

 Volume (V)
V = Q x td = 0,0315 x 1,4 x 3600 = 158,76 m3
 Surface Area
𝑄 0,0315
𝐴𝑠 = = = 35 𝑚2
𝑂𝑣𝑒𝑟𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑅𝑎𝑡𝑒 0,0009
 Lebar bak
As =PxL
35 = 2L x L
35 = 2L2
L2 = 17,5
L = 4,2 m
 Panjang bak
P = 2L = 2 x 4,2= 8,4 m
 Luas Lahan
L = P x l x n = 8,4 m x 4,2 m x 3 = 105,84 m2
 Kecepatan horizontal
𝑃 8,4
𝑉ℎ = = = 0,00167 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡𝑑 5040
 Kecepatan Pengendapan
𝑄 0,063
𝑉𝑠 = = = 0,0018 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴𝑠 35
𝐴 ℎ×𝑙 4,5 × 4,2
𝑅= = = = 0,268 𝑚
𝑃 2𝑝𝑙 2(8,4)(4,2)
 Nilai Nre aliran
Viskositas air v = 0,803 x 10-6 m2/detik untuk t = 300
𝑣ℎ ×𝑅 0,0009×0,268
𝑁𝑟𝑒 = = = 300 (< 2000, aliran laminer) OK
𝑣 0,803×10−6

 Nilai Froud aliran


𝑉0² (0,0009)²
NFr = 𝑔 𝑥 𝑅 = 9,8 𝑥 0,268 =3,08 x 10-7 (< 1 , aliran subkritis) OK

 Zona Inlet
Saluran pembawa
Q = 0,063 m3/detik
v = 1 m/detik
Lebar (b) : Tinggi (h) =2:1
Tinggi saluran =1m
A = Q/v = 0,063/1 = 0,063
A = b : h = 2h . h = 2h2
A = 2h2
0,063 = 2h2
h2 = 0,0315
h = 0,177
b:h =2:1
b = 2h = 2 x 0,177 = 0,354 m
 Zona Pengendap
Efisiensi removal = 65 %
Konsentrasi SS = 100 mg/l
Berat jenis sludge = 1,05 kg/l
Diskret dan grit = 90 % x Konsentrasi Suspended Solid
= 90 % x 100 mg/l
= 90 mg/l
Partikel terendapkan = 65 % x 90 mg/l
= 58,5 mg/l
= 0,0585 kg/m3
Berat solid (Ms) per bak = Q per bak x partikel terendapkan
= 0,0315 x 0,0585
= 0,0018 kg/detik
= 155,52 kg/hari
337,84 kg/harix 1000g/kg
Volume Lumpur =0,05 x 1,05 x 1 g/cm3 x 106 cm3/m3

=6,44 m3 /hari

 Bentuk ruang lumpur :

A1

A2

 Luas atas (A1) direncana dengan panjang 4 m dan lebar 2 m, maka besar
A1 adalah 8 m2
 Luas bawah (A2) direncana dengan panjang 2 m dan 1 m, maka besar A2
adalah 2 m2
 Volume Ruang Lumpur (Vrl) adalah :
1
𝑉= × 𝑡 × (𝐴1 + 𝐴2 + √𝐴1 × 𝐴2)
3
1
6,44 = × 𝑡 × (8 + 2 + √8 × 2)
3
6,44 = 𝑡 × 8,7
𝑡 = 0,74 𝑚 ≈ 1 m
 Zona Outlet
Perencanaan
- Weir Loading Rate = 0,004
- Tinggi Weir = 0,3 m
- Lebar Weir (b) = 0,2 m
- Tebal dinding Weir (tw) = 0,07 m
- Qbak = 0,063 m3/detik
-
Perhitungan
- Panjang Weir
𝑄
Lw = 𝑤𝑒𝑖𝑟 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
0,063
= 0,004

= 15,75 m
- Tinggi muka air weir
Qb = 1,86 x b x h3/2
0,063 = 1,86 x 0,2 x h3/2
h = 0,3 m
 Luas lahan yang diperlukan =pxlxn
= 8,4 x 4,2 x 3
= 105,84 m2

5.4 Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)


5.4.1 Lumpur Aktif dan Tangki Aerasi
Pengolahan biologis atau disebut pengolahan tingkat dua (sekunder)
adalah proses pengoloahan yang menerapkan aktivitas biologis. Pada dasarnya
pengolahan ini digunakan untuk menghilagkan substansi organik biodegradable
pada air. Pada pengolahan tingkat dua kadang-kadang terjadi pengolahan secara
kimiawi yang bertujuan untuk mengurangi/menghilagkan kontaminan yang tidak
dapat terurai dengan cara penambahan bahan kimia atau melalui reaksi kimia.
Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan tingkat satu dan tingkat dua
diolah dalam unit pengolahan lumpur yang bertujuan untuk (Joko, 2010):
- Mereduksi volume lumpur
- Mengontrol proses pembusukan
- Menstabilkan kondisi lumpur
- Memanfaatkan lumpur untuk keperluan lain
 Kriteria Desain (Metcalf & Eddy, 1991)
 Ratio food / mikroorganisme (F/M) = 0,2 – 0,6 Kg BOD5 / Kg MLVSS
 Volumetric Loading = 0,8 – 2 Kg.BOD5/m3
 Organic Loading Rate = (0,8 – 3,0) Kg.BOD5/m3
 Mean all Residence Time (ɵc) = 5 – 15 hari
 TSS dalam sludge (Xr) = 10000 mg/l
 Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) = 3000 – 6000 mg/L
 Rasio resirkulasi (R) = 0,25 – 1,0
 Kedalaman tangki aerator (d) = 3 – 5 m
 Free Board (f) = 0,3 – 0,6 m
 Konsentrasi O2 = 1 – 2 mg/L
 Volume udara = 0,5 – 2 ft3/gall
 Transfer rate O2 (No) = 1,4-1,8 kg/O2/KW.hari
 Faktor koreksi transfer O2 /(β) =1
 Faktor koreksi transfer O2 (α) = 0,8-0,85
 Cs (konsentrasi daya larut oksigen saat jenuh) pada suhu 280C = 7,92 mg/l
 CL (konsentrasi operasi oksigen) = 2 mg/l
 Power = 8 KW
 Koefisien perancangan, terlihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.5 Nilai Koefisien Proses pada Bioreaktor Lumpur Aktif
Valuea
Parameter Basis
Range Typical

Ks mg/l BOD5 25-100 60

kd d-1 0-0.30 0.10

𝜇𝑚 d-1 1-8 3

Y mg VSS/mg BOD5 0.4-0.8 0.6

Sumber: Metcalf & Eddy, 2003


 Perencanaan
 Ratio food / mikroorganisme (F/M) = 0,28
 Volumetric Loading = 0,8 Kg.BOD5/m3
 TSS dalam sludge (Xr) = 10000 mg/l
 Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) = 3000 mg/L
 Mean all Residence Time (ɵc) = 5 – 15 hari
 ks = 30 mg/l BOD5
 kd = 0,05 / hari
 μm = 2 / hari
 Y = 0,5 mg VSS/mg BOD5
 Kedalaman tangki aerator (d) = 5 m
 Free Board (f) = 0,5 m
 Volume udara = 0,5 ft3/gall
 Debit rencana (Q) = 0,063 m3/detik = 5471,19 m3/hari
 Jumlah bak = 3 (2 beroperasi, 1 cadangan)
 BOD Influen (So) = 59,5 mg/L
 BOD Effluen (S) = 2,975 mg/L = 3 mg/L
 Perhitungan Desain
 Umur lumpur (Mean Cell Residence Time)
Ks (1+kd θc )
S= θ
c (µm −kd )−1
mg
40 (1+0,05θc )
L
3 mg/L = θc (2−0,05)−1
mg
40 +2θc
l
3 mg/L = 2θ
c −0,05θc −1

(6- 0,15 – 2) θc = 40 mg/L + 3 mg/L


40 𝑚𝑔/𝑙 + 3 𝑚𝑔/𝑙
𝜃𝑐 = = 11 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑂𝐾
4.35

 Waktu detensi (θ) menggunakan asumsi 3000 𝑚𝑔⁄𝑙 umtuk MLVSS


θc (Y)(So −S)
X = θ(1+kd θc )

11×0,5×(59,5−3)
3000 = θ(1+(0,05×11))

θ = 0,0668 hari = 1,6 jam ≈ 2 jam

 Volume tangki aerasi (V)


V = θ × Qp
= 0,0668 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 5471,19 𝑚3 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
= 365,47 m3

 Dimensi bak aerasi


Direncanakan 2 buah bak aerasi
Vtangki 365,47m3
Vbak = = = 182,735 m3
n 2
Kedalaman tangki aerator =5m
Free Board = 0,5 m
Kedalaman total = 5,5 m
P:L =2:1
Vbak 182,735 m3
Abak = = = 33,22 m2
h total 5,5 m
Abak =p×l
Abak = 2l2
Abak
𝑙 =√ 2

33,22 m2
=√ =4m
2

𝑝 = 2l
=2×4m
=8𝑚
 Luas Lahan = P x l x n = 8 m x 4 m x 3 = 96 m2
 Kuantitas lumpur yang dibuang tiap hari
Y
Yabs =
1 + kd. dc
Dimana :
Yabs = observed Yield
Y = koefisien kecepatan pertumbuhan m.o
Kd = koefisien delay m.o
dc = mean cell residence time (hari)
0,5
Yabs = 1+0,05×11

= 0,32 per hari


 Produksi lumpur (Px)
Px = Yabs (So − S)Q
Dimana :
So = konsentrasi substrat inffluent air buangan (mg/L)
S = konsentrasi substrat effluent air buangan (mg/L)
Q = debit air buangan (m3/hari)
0,32 (59,5−3)mg/L x 5471,19 mg/hari x 1000
 Px = 1000000 𝑚𝑔/𝑘𝑔

= 98,93 kg/hari (sebagai MLVSS)

 Food / mikroorganisme ; F/M = U


𝑄(So −S)
U = VX
5471,19 𝑚3 /hari (59,5−3) mg/L
= 365,47 m3 × 3000 mg/L

= 0,28 per hari OK


So ×Q
 Cek organik loading = V
59,5 mg/L × 5471,19 𝑚3 /hari
= 365,47 m3 × 1000

= 0,89 kg. BOD5 /m3 OK


 Kebutuhan O2 berdasarkan BOD Massa BOD5ultimate yang dimanfaatkan.
Perkiraan kebutuhan oksigen sel terbuang dapat dilakukan dengan asumsi
oksidasi sel dapat digambarkan dengan reaksi berikut:
C5H7NO2 + 5O2↔ 5CO2 + 2H2O + NH3 + energy
5(32)
Rasio berat molekul gram adalah = 1,42
113

 Dengan demikian kebutuhan oksigen dari limbah lumpur aktif dapat


diperkirakan sebagai 1,42 (Px), So = 59,5 mg/L serta S = 3 mg/L. Massa
oksigen yang dibutuhkan dapat diperkirakan sebagai :
kg
MO2 = Qeff × (So − S) × (10−3 ) − 1,42 (Px )
g
𝑚3 kg
=5461,11 × (59,5 − 3) × (10−3 ) − 1,42 (98,93 )
hari g

168 kg/hari
 Kebutuhan O2 Teoritis
Diperkirakan didalam BOD5 terdapat 68% O2 yang digunakan sebagai
bahan organik karbon dan konversi nitrogen dari ammonium menjadi nitrat.
59,5 𝑚𝑔/𝐿
So = = 87,5 g/m3
0,68
3 𝑚𝑔/𝐿
S = = 4,4 g/m3
0,68

 Memperkirakan Massa O2
MO2 = Q x (So – S) x (10-3 kg/g) – 1,42 (Px)
MO2 = 5471,19m3/h x ( 87,5– 4,4 g/m3) x (10-3 kg/g) – 1,42 (98,93)
= 314,17 kg/hari

 Debit udara yg diperlukan


O2 dalam udara = 23,2%
Faktor keamanan =2
Berat jenis udara = 1,201 kg/m3
314,17
Kebutuhan udara teoritis = 0,232 ×1,201 = 1127,54 m3/hari

Efisiensi diffuser = 8%
1127,54
Kebutuhan udara aktual = 0,08
= 14094,25 m3/hari

=9,79 m3/menit = 0,16 m3/detik


Kebutuhan udara desain = 9,79 m3/menit x 2 = 19,58 m3/menit
 Debit udara yang disupply/kg BODs yang dihilangkan
3 𝑚𝑔
14094,25 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖×1000000 ⁄𝑘𝑔
= 𝑚𝑔 𝑚3
(59,5−3) ⁄𝐿 ×5461,11 𝑋 1000
ℎ𝑎𝑟𝑖

= 45,67 m3/kg BOD5 removed

Volume supply udara/m3 air buangan yang diolah


14094,52 𝑚3 /𝐻𝑎𝑟𝑖
= = 2,58
5461,11 𝑚3 /𝐻𝑎𝑟𝑖
 Desain sistem surface aerator
𝛽.𝐶𝑠−𝐶𝐿
Transfer O2 (N) = 𝑁𝑜 × 𝛼 × (1,024)𝑇−20 × [ ]
9,17
1.7,92−2
= 1,7 × 0,85 × (1,024)28−20 × [ ]
9,17

= 1,13 kg O2/KW.hari

314,17/24
Tenaga aerator = 1,13

= 11,58 KW

𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑎𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
Jumlah aerator = 𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟

11,58
= 8

= 2 unit

5.4.2 Bak Pengendap ke-II


Bak pengendap kedua berfungsi untuk mengendapkan zat padat yang
terdapat pada air buangan yang sudah melalui pengolahan biologis
 Kriteria desain (Metcalf dan Eddy, 1991)
 Over flow rate = 16 - 32 m3/m2hari
 Loading = (3 - 6) kg/m3/jam
 Kedalaman = (3,5 - 5) m
 Weir loading = (125 - 500) m3/m2hari
 Panjang bak = (3 - 60) m
 Kemiringan dasar saluran = 60 mm/m
 Waktu detensi = 2 - 4 jam
 Perencanaan
 Bak berbentuk persegi (rectangular
 Direncanakan 3 buah bak sedimentasi (2 beroperasi, 1 cadangan)
 Qpeak = 0,0315 m3/detik
(2 bak = 0,063/2= 0,0315 m3/detik)
 Over flow rate = 32 m3/m2hari
 Loading = 4 kg/m3/jam
 Kedalaman = 4m
 Weir loading = 300 m3/m2hari
 D = (3 - 60) m
 Kemiringan dasar saluran = 60 mm/m
 Waktu detensi = 2 jam
 Perhitungan Desain
 Direncanakan dibuat 3 bak sedimentasi (2 beroperasi, 1 cadangan)
Q yang masuk pada bak sedimentasi = 0,0315 m3/detik
Aliran untuk masing-masing bak = 0,3 m3/detik
Waktu detensi direncanakan 2 jam
𝑄
Volume bak = 𝑛 x td
0,0315
= x 2 x 3600
2

= 113,4 m3
 Direncanakan over flow rate = 32 m3/m2.hari

A = 𝑉 = (0, ,0315⁄32) × 86400


𝑄
0

A = 85,05 m2
1
4 ×85,05 2
d= ( 𝜋 ) = 10,41 m

 Digunakan centre feed yaitu air buangan dialirkan melalui bagian tengah
bak dengan menggunakan pipa cast iron  400 mm
𝑄 0,0315
𝑣= =1 = 0,00037 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐴 𝜋 ∙ (10,41)2
4

 Ruang lumpur
Asumsi konsentrasi lumpur yang diresirkulasi = 10000 mg/L
𝑄𝑟
= 0,7
𝑄
Qr = 0,7 x 0,0315 = 0,022 m3/detik
 Berat MLVSS yang dialirkan ke Activated Sludge
= 22 L/detik x 10000 mg/L
= 220000 mg/detik
= 220 gr/detik
 TSS yang dihasilkan dalam bak aerasi = 181,92kg/hari = 2,105 gr/detik
 TSS pada effluentActivated Sludge
= 220 gr/detik + 2,105 gr/detik = 222,105 gr/detik = 19189,87 kg/hari
Q yang dialirkan ke Thickener
Qwaste = TSSL/XR ;
Dimana XR = Konsentrasi lumpur yang diresirkulasi = 10000 mg/L
TSSL = TSS dalam effluent Bak Pengendap II
TSSl = TSS yang dikehendaki sebesar 7,35 mg/L
TSSQ = 7,35 mg/L x Q
= 7,35 mg/L x 31,5 l/detik = 231,5 mg/detik = 20 kg/hari
TSSL = TSSA - TSSQ
= 19189,87 kg/hari – 20 kg/hari = 19169,87 kg/hari
𝑘𝑔
19169,87 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 3
Qwaste = 𝑘𝑔 = 1916,987 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 = 22,19 l/detik
10 ⁄ 3
𝑚

Untuk masing-masing bak = 22,19 l/detik


Berat TSS pada effluent = 7,35 mg/l
Sehingga berat TSS untuk masing-masing bak :
= 7,35 mg/l X 22,19 /detik = 163,1 mg/detik = 14,09 kg/hari
Asumsi kadar SS = 5% dan 1 Liter = 1 Kg
100
Massa lumpur = × 14,09 = 281,8 𝑘𝑔
5

Berat jenis Lumpur = 1,05 kg/L , sehingga volume lumpur per hari :
Volume buangan lumpur = 281,8 𝑘𝑔 ∶ 1,05 𝑘𝑔/𝑙 = 268,38 L = 0,27 m3
Volume ruang lumpur didesain dengan bentuk kerucut terpancung
Dinding ruang lumpur dibuat miring (vertical : horizontal = 2 : 1)
2,5
Atas = 2,5 m
2,5 1
X = –2 Y
2
1
X/Y = 3/4
4 2,5 1
Y = 3 × ( 2 – 2)
4 2,5 1
Tinggi prisma terpancung = 3x ( 2 − 2)

=1m
1
Volume ruang lumpur = 3 (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
1
= 3 𝑥 ( 𝜋 𝑥 12 x 1 )

= 1,1 m3
Periode pengambilan lumpur = 1,1 m3 : 0,27 m3/hari
= 4,07 hari = 98 jam
Jadi pengambilan lumpur dilakukan setiap 98 jam sekali.

 Saluran pengumpul supernatant


Perencanaan :
Bentuk segi empat
L=1m
v = 0,5 m/detik
Weir loading = 30000 gall/hari.ft2
Panjang saluran = d = 3,14 X 32,12 m = 100 m
Across = 0,0315 / 0,5
= 0,06 m2
𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠
Tinggi saluran = = 0,06 ∶ 1 = 0,06 𝑚
𝐿

Jadi tinggi saluran pengumpul supernatant adalah 0,06 m


 Luas Lahan = Luas bak + Luas saluran supernatant
= (3 x 85,05 m2 ) + (3 x (100 m x 1m))
= 555,15 m2

5.5 Pengolahan Tersier


5.5.1 Desinfeksi
Desinfeksi merupakan pengolahan terakhir yang dilakukan sebelum
dibuang ke badan air penerima. Hal ini bertujuan agar effluen yang akan dibuang
sesuai dengan ketentuan syarat air limbah yang boleh dibuang ke lingkungan.
Senyawa chlorine yang digunakan dalam perencanaan ini adalah calcium
hyphochlorite (Ca(OCl)2) dengan alasan :
a. Bersifat toksik terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen

b. Berkemampuan tinggi untuk larut di dalam air

c. Tersedia dipasaran dengan harga relatif murah

d. Tidak toksik bagi manusia dan binatang

 Kriteria Perancangan

Kriteria desain yang digunakan (Droste, 1997) adalah:

 Kandungan klorin dalam kaporit = 60 – 70%

 Konsentrasi larutan = 2%

 Massa jenis kaporit = 80 – 98 gr/100 ml

 Kandungan klorin dalam gas Cl2 = > 99%

 Massa jenis gas Cl2 = 1,47 gr/100 ml (0oC)

 Perencanaan
 Dosis Chlorine = 10 mg/L
 Ca(OCl)2 yang digunakan mengandung = 80% chlorine
 Waktu kontak = 25 menit
 Kecepatan Horizintal = 3m/menit
 P Ca(OCl)2 =1,2 kg/L
 Debit Rencana (Q) = 0,063 m3/detik
 Pembuatan Larutan Kaporit = 3 kali sehari (setiap 8 jam)
 Berat Jenis Kaporit = 0,85 kg/L
 Panjang : Lebar Bak = 2 : 1

 Perhitungan Desain

• Dosis chlorine untuk desinfeksi

Dosis = dosis chlorine × debit rencana × 86400

= 10 mg/L × 0,063 m3/detik × 1000 × 86400

=54432000 mg/hari

= 54,432 kg/hari

Ca(OCl)2 yang dibutuhkan

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑛 54,432 kg/hari


Ca(OCL)2 = 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑛𝑝𝑎𝑑𝑎𝐶𝑎(𝑂𝐶𝐿)2 = 0,85

= 64,04 kg/hari

• Kapasitas pembubuhan = 500 cc/menit

Kadar kaporit dalam larutan

64,04 𝑘𝑔
= 𝑐𝑐
500 𝑥 0,85 𝑘𝑔/𝑙
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 0,15

Dimensi bak kontak chlorine

Volume bak = Q × td = 0,063 m3/detik × 25menit × 60 = 94,5 m3

Ketinggian = 2 m

Dimensi bak = P : L = 2 : 1
𝑉 94,5 𝑚³
Luas Permukaan (Asurface) = 𝐻 = = 47,25 m2
2𝑚

𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒1/2 47,25 1/2


Lebar Bak = ( )=( ) = 4,86 m
2 2

Panjang bak = 2 × L = 2 × 4,86 = 9,72 m

Check td

9,72 𝑚𝑥 4,86𝑚𝑥 2 𝑚
= 0,063 𝑚³/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1499 detik = 25 menit


𝑃 9,72 𝑚
Jumlah Saluran = 𝐿 = 4,86 𝑚 = 2 buah

𝑃 9,72 𝑚
Lebar Tiap Saluran = 𝑛 = = 4,86 m
2

Luas lahan =pxlxn

= 9,72 x 4,86 x 1

= 47,24 m2

5.5.2 Sludge Thickener


Berfungsi untuk mengurangi kadar air pada lumpur sehingga dapat
mengurangi volume lumpur yang akan diolah.
 Kriteria desain (Metcalf dan Eddy, 1991) :
Lumpur berasal dari unit primary treatment dan secondary treatment dengan :
 kadar lumpur = (4 - 9) %
 Solid loading = (8 - 16) lb/ft2hari
 Perencanaan :
 Jumlah bak = 2 (1 beroperasi, 1 cadangan)
 Kadar lumpur =5%
 Solid loading = 16 lb/ft2hari
 Kedalaman bak =2m
 Perhitungan Desain :
 Berat solid dari BP I = 337,84 kg/hari
Berat solid dari BP II =11,83 kg/hari
Total TSS yang masuk = 337,84 kg/hari + 11,83 kg/hari
= 349,67 kg/hari
Konsentrasi solid = 5%
100
Berat lumpur dari BP I = × 337,84 = 6756,8 kg/hari
5
100
Berat lumpur dari BP II = × 11,83 = 236,6 kg/hari
5

Total = 6756,8 + 236,6 kg/hari


= 6993,4 kg/hari
BeratSS
 Luas permukaan thickener = 𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔

Solid loading = 16 lb/ft2/day = 78,12 kg/m2.day


𝑘𝑔
349,67 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
A= 𝑘𝑔 = 4,48 m2
78,12 ⁄ 2 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑚 ∙
1
4𝐴 2
 bak = [𝜋]
1
4 ×4,48 2
= [ 𝜋 ]

= 2,3 m
Direncanakan dibangun 2 buah bak, dengan :
- Luas tiap bak = 4,48 m2 : 1 bak =4,48 m2
- Kedalaman bak direncanakan = 2 m
Volume bak = 𝐴 𝑥 𝑡
= 4,48 𝑥 2
= 8,96 𝑚3
Free board = 0,5 m
 Qlumpur
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 337,84
0,06 0,06
𝑄𝐵𝑃 𝐼 = = = 5,467 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
1030 1030
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 11,83
0,008 0,008
𝑄𝐵𝑃 𝐼𝐼 = = = 1,47 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
1005 1005
𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 = 𝑄𝐵𝑃 𝐼 + 𝑄𝐵𝑃 𝐼𝐼 = 5,467 + 1,47 = 6,94 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
 Luas Lahan (L)
𝐿 = 𝑛 × 𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = 2 × 4,48 = 8,96 𝑚2
5.5.3 Sludge Digester (Aerobic)
 Kriteria Desain(Metcalf dan Eddy, 1991)
 Hydraulic Retention Time (HRT) pada 20oC - 25oC = 15 – 20 hari
 Solid loading = 1,6 – 4,8 kg volatile solid/m3.hari
 Kebutuhan oksigen untuk :
Cell tissue= 2,3 kg O2/kg solid destroyed
BOD5 pada primary sludge = 1,6 – 1,9 kg O2/kg solid destroyed
 Energi untuk mixing :
Mechanical aerator (kw/103m3) = 19,7 – 39,5
Diffused air mixing (m3/m3.min) = 0,02 – 0,04
 DO residu dalam liquid = 1-2 mg/L
 Reduksi pada VSS = 30 – 50%
 Perencanaan
 Jumlah bak = 2 buah (1 buah beroperasi, 1 cadangan)
 QBP I = 5,467 m3/hari
 QBP II = 1,47 m3/hari
 SL = 1,6 kg/m2.hari
 HRT = 20 hari
 Temperatur = 20°
 Total massa lumpur = 6993,4kg/hari
 Kedalaman =5m
 Qlumpur = 6,94 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
 Reduksi VSS = 30%
 VSS remain = 70%
 Suhu air limbah = 25°C
 Kebutuhan O2 untuk cell tissue = 2,3 kg O2/kg solid

 Perhitungan Desain
 Volume digester
𝑚3
𝑉 = 𝑄 × 𝐻𝑅𝑇 = 6,94 × 20 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 138,8 𝑚3
ℎ𝑎𝑟𝑖
 Asurface
𝑉 138,8
A𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = = = 27,76 𝑚2
ℎ 5𝑚
 Diameter

4 × 𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 4 × 27,76 𝑚2
𝐷=√ =√ = 6𝑚
3,14 3,14

 Luas (L)
𝐿 = 𝑛 × 𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 = 2 × 27,76 = 55,52 𝑚2

5.5.4 Sludge Drying Bed


 Kriteria Desain (Metcalf dan Eddy, 1991)
 Tebal pasir = 23,0-30,0 cm
 Tebal kerikil = 20,0-30,0 cm
 Sludge loading rate = 100-300 kg/m2.tahun
 Tebal bed = 20,0-30,0 cm
 Lebar bed = 5,0-8,0 m
 Panjang bed = 6,0-30,0
 t pengeringan = 10,0-15,0 hari
 Uniformity coefficient < 4
 Effective size = 0,3-0,75 mm
 V.air dalam inlet = 0,75 m/det
 V.air dalam drain = 0,75 m/det
 Perencanaan
 QBP I = 5,467 m3/hari
 QBP II = 1,47 m3/hari
 Kadar air sludge cake (awal) = 96%
 Kadar air sludge cake (akhir) = 75%
 Jumlah bed = 20 buah
 Waktu pengeringan (tk) = 10 hari
 Tebal cake (tbl) = 0,3 m
 Lebar cake =5m
 Perhitungan Desain
 Qlumpur
Qlumpur = (0,5 × 5,467 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖) + (0,1 × 1,47 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖)
= 2,88 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
 Volume cake kering
1 − 96% 𝑚3 1 − 96%
𝑉𝑐𝑘 = Qlumpur × = 2,88 × = 0,46 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
1 − 75% ℎ𝑎𝑟𝑖 1 − 75%
 Luas permukaan bed
𝑡𝑘 10 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑚3
𝑛
Apermukaan = 𝑄lumpur × = 2,88 × 20 = 4,8 𝑚2
𝑡𝑏𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 0,3 𝑚
 Panjang bed
Apermukaan 4,8 𝑚2
𝑝= = = 0,96 𝑚
lebar bed 5𝑚
 Luas lahan (L)
𝐿 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑛 = 0,96 𝑚 × 5 𝑚 × 2 = 9,6 𝑚2

5.6 Luas Lahan

Bangunan pengolahan air limbah di kawasan kelurahan Tanjung Hulu


memerlukan lahan 984,275 m2 atau 0,098 Ha, yang dirincikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Luas IPAL Kawasan Kelurahan Tanjung Hulu

Unit Luas (m2)


Sumur Pengumpul 20,16
Saluran Pembawa 0,125
Screening 1,28
Grit Chamber 8,4
Bak Equalisasi 76
BP 1 105,84
Bak Lumpur Aktif dan Aerasi 96
BP 2 555,15
Bak Desinfeksi 47,24
Sludge Thickener 8,96
Sludge Digester 55,52
Sludge Drying Bed 9,6
Total 984,275

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Anda mungkin juga menyukai