Anda di halaman 1dari 9

A.

Evaluasi Dampak Penting

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap dampak yang terjadi akibat dari
pembangunan komplek pergudangan dan dermaga. Selama berlangsungnya
pembangunan dan sarana prasarana pendukung kegiatan pergudangan dan
dermaga, pihak pemrakarsa akan berusaha mengelola setiap perubahan
lingkungan akibat aktivitas yang dilakukan. Upaya pengelolaan lingkungan
tersebut bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi penurunan kualitas
lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat kegiatan tersebut.
Upaya-upaya pengelolaan dampak dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana komplek
pergudangan dan dermaga dapat dikelompokkan berdasarkan komponen yang
dapat menyebabkan dampak yaitu:
a. Tahap Pra Konstruksi
1. Perubahan Persepsi Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, instansi terkait,
tokoh masyarakat dan pemerhati lingkungan dalam rangka pengumpulan
saran-pendapat dan tanggapan masyarakat, tergambar bahwa pada
dasarnya, masyarakat yang terkena dampak (sekitar lokasi rencana
kegiatan) mendukung rencana “Pembangunan Komplek Pergudangan
Permata Tanjung Hilir Dan Dermaga“. Dampak tersebut, antara lain
pencemaran udara, pencemaran air laut, kemacetan lalu lintas di jalan raya
sekitar Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan kompleks (DLKPS), dan
lainnya. Selain itu, masyarakat sekitar lokasi kegiatan juga berharap dapat
turut berperan dalam pelaksanaan tersebut sebagai tenaga kerja sesuai
dengan keahlian/keterampilannya.
b. Tahap Konstruksi
1. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Kegiatan mobilisasi bahan /material ke lokasi kegiatan, ada yang
melalui darat dengan menggunakan kendaraan pengangkut truk atau
trailer. Kegiatan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan di dan sekitar lokasi kegiatan. Gas buang truk atau
trailer yang sedang membongkar muatan di lokasi kegiatan, akan
terdispersi ke sekitar lokasi kegiatan oleh hembusan angin dan
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara ambien di lokasi
jatuhnya polutan yang terkandung dalam gas buang tersebut.
Ceceran material pasir di jalan, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas udara di sekitar jalan tersebut terutama pada musim
kemarau, akibat ceceran material itu dihembus angin. Penurunan kualitas
udara di dan sekitar lokasi kegiatan, akibat gas buang kendaran seperti
yang disebutkan di atas, akan menurunkan dampak turunan berupa
prevalensi penyakit, yaitu terganggunya pernapasan (penyakit ISPA) baik
bagi pekerja konstruksi dalam kawasan pelabuhan maupun terhadap
masyarakat sekitar kawasan dermaga dan kompleks.
2. Penurunan kualitas air tanah
Komponen kegiatan pembagunan fasilitas, yaitu kegiatan
pemancangan (Pile), dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas air
tanah di dan sekitar areal kegiatan.
3. Sedimentasi
Kegiatan pembangunan akan merubah bentuk garis sungai di sekitar
area kegiatan, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan pola penjalaran
gelombang sungai dan arus sungai. Kondisi ini akan merubah pola
transport sedimen yang telah ada, yang mengakibatkan sedimentasi di area
tertentu di sekitar area pembangunann dermaga.
4. Penurunan biota perairan
Aktivitas pembangunan dermaga mengakibatkan terganggunya
keberadaan biota air, merupakan penurunan kualitas air di perairan sungai
yang merupakan dampak dari kegiatan pembangunan tersebut.
Terganggunya keberadaan biota air ini terutama disebabkan oleh
kekeruhan air laut (yang diakibatkan oleh sedimen/lumpur dan padatan
tersuspensi), lapisan minyak dan parameter logam dan lainnya.
5. Penurunan biota darat
Akibat dari proses pembangunan keberadaan (flora/vegetasi) di
kawasan dapat berkurang karena adanya kegiatan pembersihan lahan tapak
bangunan, sebelum dilakukan kegiatan konstruksi bangunan tersebut.
6. Peningkatan kesempatan kerja
Pelaksanaan kegiatan pada tahap konstruksi dari rencana
pembagunan komplek pergudangan dan dermaga akan menyerap banyak
tenaga kerja di lokasi tersebut. Hal ini mengingat besarnya harapan
masyarakat untuk dapat memperoleh kesempatan kerja dan keinginan
diprioritaskannya tenaga kerja lokal serta kekhawatiran timbulnya dampak
turunan berupa keresahan masyarakat yang berpotensi terjadi apabila
kegiatan penerimaan tenaga kerja kontruksi tidak dilakukan dengan baik.
Pekerja yang berasal dari daerah setempat dalam jangka waktu tertentu
dapat menghidupi keluarga mereka.
7. Peningkatan kesempatan berusaha
Kegiatan pembangunan komplek pergudangan dan dermaga dan
fasilitas penunjang memerlukan beberapa jenis material dan sarana
pendukung. Sebagian dari material pendukung akan disupplai dari lokal.
Hal ini tentunya akan menimbulkan kesempatan usaha bagi penduduk
sekitarnya. Sehingga dengan adanya kegiatan pembangunan fasilitas
pelabuhan akan membuka peluang berusaha bagi masyarakat sekitar,
seperti membuka warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari,
membuka usaha bahan bangunan seperti besi beton, semen, batu bata,
paku, kawat, dan lain sebagainya.
8. Peningkatan pendapatan penduduk
Dampak kegiatan konstruksi terhadap pendapatan masyarakat
bersumber dari pendapatan yang diperoleh tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Seberapa besar dampak terhadap
komponen pendapatan masyarakat tergantung seberapa banyak tenaga
kerja lokal (berasal dari masyarakat sekitar) yang memperoleh kesempatan
kerja di kegiatan pembangunan komplek pergudangan dan dermaga. Disisi
lain, hasil konsultasi publik menggambarkan adanya harapan peningkatan
kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang berdomisili dalam
wilayah penyebaran dampak akibat peningkatan pendapatan yang
bersumber dari tenaga kerja lokal.
9. Kecemburuan Sosial
Apabila dalam penerimaan tenaga kerja konstruksi yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana, jumlah tenaga kerja setempat yang diterima
lebih sedikit dari tenaga kerja yang berasal dari daerah lain, maka akan
menimbulkan kecemburuan sosial. Selain itu, perbedaan upah atau gaji
yang diterima tenaga kerja lokal lebih kecil dari tenaga kerja dari daerah
lain, juga akan menimbulkan kecemburuan sosial. Potensi terjadinya
dampak cukup tinggi dan dapat menurunkan dampak berupa konflik sosial
yang bermuara pada munculnya sikap dan pesepsi yang kurang baik dari
masyarakat terhadap pembangunan komplek pergudangan dan dermaga.
10. Konflik
Kegiatan tersebut berpotensi menurunkan kualitas air sungai
sehingga menganggu biota air di sungai sekitaran kawasan pembangunan
dermaga.
11. Perubahan persepsi masyarakat
Sikap dan Persepsi masyarakat akan terbentuk berdasarkan tingkat
dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja pembangunan komplek
pergudangan dan dermaga.
12. Gangguan Lalu-lintas Darat
Kegiatan mobilisasi bahan/material dengan menggunakan kendaraan
pengangkut truk maupun trailer akan mengganggu aktivitas lalu-lintas
(kemacetan) di jalan raya terutama di persimpangan jalan ke luar-masuk
kawasan pembangunan komplek pergudangan dan dermaga. Diperkirakan
volume lalu- lintas akan meningkat signifikan, akibat frekuensi mobilisasi
bahan/material tersebut cukup tinggi, sehingga potensi terjadinya dampak
kemacetan juga cukup tinggi dan dapat menimbulkan dampak lain, yaitu
munculnya sikap dan persepsi masyarakat yang kurang baik terhadap
keberadaan pembangunan komplek pergudangan dan dermaga.
13. Estetika Lingkungan
Penanganan bekas bongkaran/demolish dilakukan tidak
sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan bekas
bahan/material bangunan yang tidak teratur bahkan dapat bertebaran ke
sembarang tempat. Selain dapat menimbulkan dampak penuruan kualitas
udara karena bau yang kurang sedap, juga akan menurunkan nilai estetika
lingkungan di dalam kawasan pembangunan komplek pergudangan dan
dermaga.
14. Vektor penyakit
Penanganan bekas bongkaran/ demolish dilakukan tidak
sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan bekas
bahan/material bangunan yang tidak teratur bahkan dapat bertebaran ke
sembarang tempat. Hal ini dapat menimbulkan dampak penuruan kualitas
udara karena bau yang kurang sedap, dan dapat menambah populasi lalat
sebagai vektor penyakit di dan sekitar lokasi kegiatan pembangunan
komplek pergudangan dan dermaga.
15. Prevalensi Penyakit
Penurunan kualitas udara akibat adanya kegiatan mobilisasi
bahan/material bangunan, pembersihan lahan tapak bangunan,
pembangunan fasilitas, pembongkaran bangunan dan kegiatan penanganan
bekas bahan/material, akan menimbulkan dampak turunan berupa
prevalensi penyakit yaitu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
terhadap pekerja konstruksi di dalam kawasan maupun masyarakat sekitar.
Selain yang disebabkan oleh kegiatan pembersihan lahan tapak bangunan,
penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh masing-masing komponen
kegiatan tersebut
c. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Kegiatan lalu-lintas, kegiatan lain di dalam daerah kerja
pembangunan komplek pergudangan dan dermaga, kegiatan bongkar-
muat, penanganan sampah dan transportasi darat, berpotensi menimbulkan
dampak berupa penurunan kualitas udara di dan sekitar kawasan komplek
pergudangan dan dermaga. Jika penanganan sampah tidak dilakukan
dengan baik, maka akan terjadi penumpukan dalam kawasan pergudangan
dan dermaga, selanjutnya terjadi pembusukan yang akan mengeluarkan
bau yang kurang sedap.
2. Penurunan kualitas air tanah
Jika penanganan sampah tidak dilakukan dengan baik, maka akan
terjadi penumpukan ataupun penebaran dalam kawasan pergudangan dan
dermaga, selanjutnya terjadi pembusukan yang akan mengeluarkan air
kotor (air lindi). Air lindi ini bila masuk ke dalam tanah secara infiltrasi,
maka akan menurunkan kualitas air tanah tersebut.
3. Sedimentasi
Kegiatan lain disekitar seperti kegiatan pemukiman, perkotaan yang
memiliki kontribusi menaikkan sedimen di sekitaran dermaga melalui
saluran drainase yang bermuara dari sungai sampai ke laut. Pada musim
hujan, sampah-sampah dari kegiatan pemukiman dan perkotaaan tersebut
akan masuk ke dalam saluran drainase. Lumpur akibat dari pembangunan
juga sangat berpotensi untuk meningkatkan sedimen.
4. Peningkatan kesempatan kerja
Penerimaan tenaga kerja (TKBM) akan memberikan dampak
terhadap kesempatan kerja. Selain adanya penerimaan TKBM, ada juga
penerimaan tenaga kerja oleh kegiatan lain di dalam daerah kerja.
5. Peningkatan kesempatan berusaha
Adanya kegiatan lalu-lintas kapal di dermaga, akan mendatangkan
barang baik dari pulau atau daerah lain di Indonesia maupun dari
mancanegara.
6. Peningkatan pendapatan penduduk
Adanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, akan
menimbulkan dampak meningkatnya pendapatan masyarakat. Potensi
terjadinya dampak cukup besar dan persebarannya luas,
7. Kecemburuan Sosial
Apabila dalam penerimaan TKBM maupun penerimaan tenaga kerja
oleh kegiatan lain di daerah kerja pelabuhan, lebih banyak dari daerah lain,
maka dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi penduduk setempat.
Selain itu, perbedaan upah atau gaji tenaga kerja setempat dengan tenaga
kerja dari daerah lain, juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
8. Konflik
Terjadinya kecemburuan sosial atas terjadinya kemacetan lalu-lintas
akibat kegiatan pembangunan pergudangan dan dermaga.
9. Perubahan persepsi masyarakat
Pada tahap operasi pengembangan pembangunan pergudangan dan
dermaga., akan menyerap banyak TKBM hingga memberi dampak
penting dengan terbukanya lapangan pekerjaan. Selain itu, kegiatan
lain di daerah kerja pembangunan pergudangan dan dermagan juga
memiliki program penerimaan tenaga kerja operasional
perusahaannya. Pekerja yang berasal dari daerah setempat dalam
jangka waktu panjang dapat menghidupi keluarga mereka.
10. Gangguan Lalu-lintas Darat
Kegiatan moda darat yaitu pengangkutan barang-barang dari dan ke
dalam kawasan dengan menggunakan truk atau trailer dapat
menyebabkan gangguan terhadap aktivitas lalu-lintas (kemacetan) di
jalan raya.
11. Estetika Lingkungan
Dampak turunan dari kemacetan lalu-lintas adalah penurunan
estetika lingkungan di dan sekitar lokasi kemacetan.
12. Vektor penyakit
Apabila kegiatan penanganan sampah/limbah akibat dari aktivas
pembangunan komplek pergudangan dan dermaga dilakukan tidak
sebagaimana mestinya, maka akan menyebabkan sampah itu menumpuk
dan membusuk, sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap. Hal ini
akan mengundang berkembang biaknya populasi lalat sebagai vektor
penyakit.
13. Prevalensi Penyakit
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan di dan sekitar
kawasan komplek pergudangan dan dermaga, akibat adanya kegiatan
operasi kegiatan lain di daerah kerja , akan menurunkan dampak berupa
prevalensi penyakit yaitu penyakit ISPA dan gangguan pendengaran,
terutama bagi pekerja yang bekerja di dalam kawasan komplek
pergudangan dan dermaga
d. Tahap Pasca Operasi
1. Perubahan Tataguna Lahan
Terdapat perubahan luasan lahan akibat dari pembangunan kompleks
pergudangan dan dermaga.
2. Perubahan Sumber Pendapatan
Impact dari pembangunan kompleks pergudangan dan dermaga yaitu
menjadi sumber pendapat masyarakat yang bekerja dalam proyek
tersebut.

Dari komponen-komponen tersebut diatas dilakukan Upaya Pengelolaan


Lingkungan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Sumber dampak
b. Tolok ukur dampak
c. Tujuan Pengelolaan
d. Upaya Pengelolaan Dampak
e. Lokasi Pengelolaan
f. Waktu dan Frekuensi Pengelolaan
g. Institusi Pengelolaan

Anda mungkin juga menyukai