Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hernanda Ariaputri

NIM : 21117027
MANAJEMEN PROYEK A

KULONPROGO AIRPORT

Sumber : bacaterus.com

Bandara Kulonprogo yang terletak di Yogyakarta diperbincangkan akan menjadi


bandara terbesar di Yogyakarta mengalahkan bandara sebelumnya, yaitu Bandara
Adisucipto.

Mengapa harus dibangun bandara lagi padahal sudah ada bandara sebelumnya? Hal
tersebut karena bandara ini fungsinya untuk membantu mengalokasikan beban
penerbangan yang ada di Bandara Adisucipto yang terkenal sibuk setelah Bandara
Soekarno-Hatta. Konsep dari bandara ini mengusung tema airport city dimana
kawasan bandara terdapat fasilitas publik terlengkap seperti mall, hotel, public
area, dan lain lain yang bisa menampung sedikitnya 10 juta penumpang per tahun.

Proyek bandara ini merupakan kerja sama antara pemerintah dengan PT. Angkasa
Pura dimana proyek ini akan dibangun seluas 371.125 m2 yang dapat menampung
28 unit pesawat dengan dana mencapai 7,5 triliun rupiah.
Pelaksanaan proyek antara pemerintah dengan PT. Angkasa Pura ini dapat
dilaksanakan dengan metode pelaksanaan proyek Rancang Bangun (Design Build /
DB), dimana sistem pelaksanaan proyek dimana hanya ada satu entitas atau pihak
yang ertanggung jawab baik dalam perancangan dan pelaksanaan konstruksi di
lapangan. Dengan sistem ini entitas yang bertanggung jawab penuh ada di PT.
Angkasa Pura agar menghindari adanya ketidaksepahaman antara konsultan dan
kontraktor. Pemelihan metode ini dilakukan dengan negosiasi antara pemerintah
dan PT. Angkasa Pura. Hal ini didasari dengan pengalaman, reputasi, dumber dana,
dan lain lain. Karena fasilitas publik ini tergolong penting sistem fast track dapat
dilakukan selama masa pembangunan.

Analisis AMDAL pada proyek ini antara lain mencakup hal hal sebagai berikut :

1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna Lahan

Pembangunan bandar udara akan mengubah tata guna lahan Kulonprogo yang
sebelumnya merupakan lahan pertanian menjadi lahan komersial.

2. Penurunan Kualitas Udara

Peningkatan debu akibat kegiatan konstruksi dan meningkatnya emisi gas HC,
CO, Sox, dan getaran dari sumber bergerak yaitu pesawat dan lalu lintas darat
yang lalu lalang setiap hari.

3. Peningkatan Kebisingan

Kebisingan pada kegiatan bandar udara terutama berasal dari tahap kosntruksi
dan operasional bandara.

4. Penurunan Kualitas Air

Kegiatan bandar udara yang tergolong rapat akan berpotensi menurunkan


kualitas air pada badan air setempat karena terjadi pembuangan air limbah
domestik dan non domestik (pencucian pesawat, bongkar muatan, dan bahan
bakar).

5. Peningkatan Air Larian dan Potensi Genangan

Kegiatan pembukaan lahan besar – besaran, pemotongan dan pengurungan tanah


tahap konstruksi akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah,
misalnya permukaan tanah menjadi terbuka, agregat tanah hancur, dan
menjadikan tanah peka terhadap erosi.

6. Gangguan Terhadap Flora dan Fauna Endemik

Dampak yang ditimulkan karena adanya bandar udara memberikan dampak


penting pada flora dan fauna yang ada disana termasuk gangguan terhadap
wilayah makan.

7. Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas

Akibat kegiatan bandara dengan sendirinya akan meningkatkan kepadatan lalu


lintas tergantung jenis bandar udara yang dibangun.

8. Perubahan Matapencaharian dan Pendapatan Penduduk

Keberadaan bandar udara mampu memberikan dampak signifikan terhadap


matapencaharian dan pendapatan penduduk termasuk peluang kerja dan usaha
karena adanya rekonstruksi.

9. Timbulnya Keresahan dan Persepsi Negatif Masyarakat

Timbulnya persepsi negatif akibat adanya pembebasan lahan, peningkatan


kebisingan, penurunan kualitas udara, peruahan struktur sosial ekomoni dan
budaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai