Anda di halaman 1dari 15

Makalah Mata Kuliah AMDAL

Dampak lingkungan dalam pembangunan proyek


Bandara

Untuk mendukung tugas mata kuliah


Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
yang disusun oleh :

1. 1714221005 Abdul Rohman


2. 1714221035 Riskia Ramadhani
3. 1714221043 Surya Hendra Saputra
4. 1914222001 Syahrial Mahyudin
5. 1914222002 Oni Anwari

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Makalah Mata Kuliah Amdal,
proyek dampak lingkungan bandara tepat pada waktunya. Dalam penulisan
makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
Bapak Bagus Dwipurwanto ST., MT. untuk materi dan wawasan tentang
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.
Kami berharap saran dan masukkan untuk kesempurnaan penulisan makalah
ini. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan keberkahan ilmu dan
keberkahan umur kepada kita semua.

Surabaya, 2 oktober 2020

Penulis

i
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...........................................................................................i


DAFTAR ISI. ......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah. .....................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................6

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan. ..............................................................................................................10
3.2 Saran. ........................................................................................................................ 10

ii
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandara Kulon Progo atau disebut juga New Yogyakarta International Airport
merupakan bandara yang sedang dibangun di daerah Kulon Progo, Yogyakarta.
Pembangunan bandara baru di Kulon Progo dilakukan sebagai pengembangan
bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang sudah dinilai overcapacity. Bandara bertaraf
internasional ini dirancang dengan nuansa budaya Yogyakarta. Bandara NYIA
memiliki luas 587,3 ha dibangun dengan kapasitas ultimate 24 juta penumpang,
dimensi panjang runway 3.600 m, dengan terminal seluas 235.000 m2. NYIA akan
memiliki stasiun kereta api tepatnya di lantai 2 terminal keberangkatan dengan luas
stasiun 11.737 m2, dilengkapi dengan lahan parkir kendaraan dengan kapasitas
18.727 kendaraan. Bandara NYIA dibangun dengan konsep Aerotrop.1

Terdapat beberapa lokasi yang direncanakan menjadi tempat relokasi Bandara


Internasional Adi Sucipto, diantaranya yaitu di Kecamatan Temon, Kulon Progo.
Berdasarkan pada hasil Izin Penetan Lokasi (IPL) yang dikeluarkan oleh Gubernur
Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 31 Maret 2015 menyatakan bahwa luas lahan
pembangunan bandara di Kecamatan Temon sebesar 645,63 ha. Lahan tersebut
akan menggusur lima desa yang terdiri dari Desa Glagah (2.720), Palihan (2.164),
Sindutan (2.003), Jangkaran (1.681) dan Kebonrejo (1.317), sehingga jumlah warga
yang tergusur sebanyak 9885 jiwa berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Terdapat pemukiman, tempat ibadah, sekolah, sawah dan tempat usaha yang akan
tergusur akibat pembangunan bandara di Kecamatan Temon. 2

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan tidak serta-merta memudahkan


tahapan-tahapan yang di jalankan dalam pembangunan bandara, bahkan proses
tersebut terhenti sejak Juni 2015 menyusul putusan majelis hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) Jogja yang mencabut IPL pembangunan tersebut (Angkasa
Pura1, 2015). Pencabutan itu merupakan respon atas gugatan Wahana Tri Tunggal
(WTT) yang menolak pembangunan bandara. Hal ini dilakukan oleh masyarakat
Fungsi Kehumasan Dan Pengembangan Fasilitas Publik terdampak karena hampir
dari sebagian tanah yang menjadi calon lokasi pembangunan bandara merupakan
milik masyarakat dan sebagian lagi milik Paku Alam Ground (PAG). Faktor status
tanah ini yang menyebabkan masyarakat melakukan perlawanan, yang
menyebabkan proses pembangunan bandara hingga saat dilakukan proses ground
breaking pada Januari 2017 belum dapat terselesaikan dengan maksimal. 3

Selain faktor status tanah, ketidakpahaman masyarakat tentang rencana

3
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

untuk mendirikan bandara ini seringkali mendatangkan salah persepsi yang pada
akhirnya menimbulkan berbagai hambatan sehingga penting dilakukan proses
persuasi guna membangun pemahaman dan sikap publik khususnya masyarakat
terdampak supaya terjalintitik temu kesepakatan dan mencapai hubungan yang
saling menguntungkan antara pihak pembangun bandara dengan masyarakat
terdampak, sebab pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo merupakan
upaya pemerintah dalam penyediaan dan peningkatan fasilitas publik sehingga
partisipasi dari masyarakat setempat sangat dibutuhkan.

Respon masyarakat setempat dalam menghadapi rencana pembangunan


bandara internasional Kulon Progo beragam. Berbagai upaya penolakan dilakukan
oleh pihak penentang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) yang
melakukan penolakan dengan bentuk orasi, aksi demonstrasi dan pemasangan
spanduk, papan, tampah, dengan bertuliskan berbagai kritikan, penolakan, dan
ancaman kepada Pemerintah maupun terhadap Angkasa Pura I yang di pasang di
sepanjang jalan di Desa glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo.
Penolakan masyarakat terdampak terhadap rencana pembangunan bandara di
Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi dua, yaitu penolakan bersyarat (pro) dan
penolakan tidak bersyarat (kontra). Masyarakat yang pro terhadap pembangunan
bandara merupakan masyarakat pemilik lahan sekaligus penggarap. Mereka yang
pro bandara mengajukan beberapa persyaratan di antaranya, ganti rugi lahan dan
kompensasi lahan PAG, masalah ketenagakerjaan, dan relokasi gratis. Sedangkan.
masyarakat yang kontra bersikukuh menentang pembangunan bandara.

Ada pihak yang setuju namun ada juga masyarakat yang tidak setuju dengan
pembangunan bandara internasional Kulon Progo. Mereka menilai bahwa
pembangunan tersebut cacat AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
Pada bulan oktober 2016 proses penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan (KA Andal) mulai dilakukan. Artinya Amdal pembangunan bandara
NYIA ini baru akan dibuat setelah penerbitan IPL (Izin Penetapan Lahan) Nomor
68/KEP/2015 dan telah terjadi proses pembebasan lahan. Alasan masyarakat setuju
karena pembangunan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan pemerataan
ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Alasan masyarakat tidak
setuju dengan pembangunan bandara karena pembangunan dapat menghilangkan
pemukiman dan melenyapkan mata pencaharian penduduk desa yang sebagian
besar bekerja di sektor pertanian, mematikan pariwisata Pantai Glaggah dan Pantai
Congot, melindungi situs budaya yang terdapat di lokasi pembangunan bandara.
Masyarakat dalam kedua kubu menghindari komunikasi dan interaksi dengan
masyarakat kubu lain.

4
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

Berdasarkan paparan latar belakang diatas penulis ingin membahas


bagaimana polemik yang terjadi akibat dari adanya pemberian izin pembangunan
bandara NYIA serta dampak apa saja yang ditimbulkan akibat pembangunan
bandara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan mengenai bagaimana pelaksanaan pembangunan bandara
baru internasional berdampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar

5
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

BAB II
PEMBAHASAN

Gagasan mengenai berdirinya Bandara Internasional di Kulon Progo,


Yogyakarta ini telah direncanakan sejak masa pemerintahan Presiden Republik ke-
6 Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono melalui gagasannya adalah
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
4 Setelah masa pemerintah Susilo Bambang Yudhoyonio berakhir,gagasan ini
kemudian dilanjut oleh Presiden Republik Indonesia saat ini yaitu, Joko Widodo.
Pembangunan Bandara Internasional Yogyarkarta ini bertujuan sebagai
pengembangan infrastruktur terutama di daerah Jawa Selatan dan juga untuk
memenuhi kapasitas bandara di Yogyakrata dikarenakan Bandara Adisujipto yang
telah overload.

Desas-desus mengenai pembangunan bandara internasional ini telah


berhembus sejak tahun 2011. Bahkan pada tahun tersebut telah dilakukan studi
kelayakan oleh UGM dan konsultan Internasional LANDRUM & BROWN. Dari 7
lokasi yang tersebar di DIY, daerah Temon, Kuloprogo dinilai sebagai daerah yang
memenuhi persyaratan tersebut. Pada tahun 2012, Perda RTRW Kulonprogo
Nomor 1 Tahun 2012 diterbitkan, Dalam perda tersebut mengatur tentang
perencanaan lokasi pembangunan serta koordinasi antara Kementerian Pekerjaan
Umum dengan pemerintah daerah DIY. Pembangunan bandara New Yogyakarta
International Airport menuai polemik,kala itu warga setempat banyak yang
menolak dengan adanya “pengalihan lahan” tersebut. Pada tahun yang sama (2012)
PT Angkasa Pura I memasang patok koordinat di tanah-tanah warga. Pemasangan
patok koordinat tersebut menuai konflik.5

Konflik yang terjadi pada tahun 2012 tersebut menciptakan masyarakat


setempat untuk membuat sebuah komunitas yaitu WTT (Wahana Tri Tunggal).
Komunitas ini dibentuk dengan tujuan menolak penggusuran masyarakat setempat
akibat adanya pembangunan New Yogyakarta International Airport. Wahana Tri
Tunggal ini terbentuk dari masyarakat yang ada di 6 desa (Glagah, Palihan,
Sindutan, Jangkaran, Kebon Rejo, Temon Kulon). Masyarakat menilai bahwa lahan
di Kulon Progo tersebut merupakan lahan yang produktif untuk pertanian dan
perkebunan. Masyarakat pun menilai jika bandara tersebut dibangun, kerusakan
ekologis akan terjadi.

Komunitas Wahana Tri Tunggal menilai bahwa pemerintah dan investor


“mengusir” secara paksa masyarakat setempat demi pembangunan New

6
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

Yogyakarta International Airport tersebut. Pembangunan bandara tersebut


merupakan keputusan yang sepihak dan tidak direncanakan dengan masyarakat
setempat. Martono perwakilan dari warga terdampakproyek pembangunan NYIA
mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat setempat menolak pembangunan
tersebut. Akan tetapi pihak penguasa terus berupaya untuk mempengaruhi sikap
masyarakat dengan berbagai cara dan itu turut semakin menyulut konflik horizontal
di tengah masyarakat. Lebih jauh Martono mengungkapkan bahwa “pada saat
penerbitan IPL bandara, terjadi hal yang sangat memalukan, warga yang setuju
hanya 10 %, terdiri dari PNS, TNI, POLRI. 60% menolak dan sisanya belum
memberikan pendapat. Tetapi saat itu pemerintah menerapkan sistem cari suara
melalui perangkat desa dan tim sukses pembangunan bandara. Tim sukses tersebut
terdiri dari regu-regu yang masing- masing berjumlah 30 orang, mereka diajak
untuk makan bersama lalu setelah sosialisasi tersebut mereka diberi janji dan uang
transport”.

Pembangunan bandara seluas 637 hektare yang berdiri diatas tanah milik
419 KK tersebut, akan menyingkirkan sekitar 11.000 orang. Perlawanan dari
masyarakat untuk menolak mega proyek pembangunan NYIA tidak hanya
dilakukan melalui gerakan aksi massa, akan tetapi juga melalui gerakan dijalur
litigasi. Masyarakat penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam WTT
pada 23 Juli 2015 berhasil memenangkan gugatan atas Surat Keputusan Gubernur
DIY no 68/KEP/2015 yang berisi tentang penetapan bandara baru di Kulonprogo
untuk menggantikan bandara Adi Sucipto karena ketidaksesuaian IPL dengan
RTRW (Rencana Tata Ruang WIlayah) DIY. Namun hasil keputusan MA yang
mengabulkan kasasi Gubernur DIY pada 23 September 2015 membuat upaya
pembangunan bandara tersebut akan terus berjalan.

Pada tanggal 27 Januari 2017, pembangunan bandara pun dimulai melalui


Ground Breaking yang dilakukan oleh Presiden RI yaitu Joko Widodo. Dokumen
analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) masih proses penyusunan. Walhi
Yogyakarta bersama Aliansi Jogja Darurat Agraria dan Komite Bersama Reformasi
menilai, dokumen Amdal, rencana kelola lingkungan/rencana pemantauan
lingkungan (RKL/RPL) tak layak lanjut. Namun pada tanggal 17 Oktober 2017,
dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan telah diterbitkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup, pada tanggal 23 Oktober 2017, Perpres Nomor 98
Tahun 2017 tentang percepatan pembangunan dan pengoperasian bandara udara di
Kabupaten Kulonprogo, DIY ditandatangani Presiden RI, Joko Widodo.Ini
menandakan bahwa pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport
tidak dapat diganggu gugat lagi. Pembangunan BandaraNew Yogyakarta
International Airport berlanjut. Beberapa KK yang tinggal disana masih enggan

7
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

direlokasi. Mereka yang enggan direlokasi berlanjut demonstrasi atas penolakan


pembangunan bandara tersebut.8

Hal ini membuktikan bahwa pembangunan bandara NYIA tidak


memperhatikan aspek AMDAL, dimana seharusnya studi kelayakan AMDAL
dikaji terlebih dahulu sebelum adanya IPL. Imbasnya pembangunan bandara tak
sesuai tata ruang terutama rencata tata ruang wilayah provinsi, sesuai Perda Nomor
2/2010 dan bertentangan dengan prinsip kehati–hatian dalam pengurangan risiko
bencana. Pembangunan bandara, mempunyai implikasi perampasan lahan
produktif, penggusuran pemukiman, mata pencaharian hilang di tapak rencana dan
di lokasi infrastruktur pendukung. Bahkan, katanya, tak ada kajian pengurangan
sisiko bencana tsunami dalam pernyusunan Amdal, hingga tak ada jaminan
keselamatan.

Perda RTRW Yogyakarta, menetapkan, pesisir Kulon Progo jadi salah satu
kawasan rawan bencana tsunami. Dalam rencana mitigasi bencana tsunami tertuang
dalam dokumen Amdal, tak ada kepastian rencana tindakan dan bukti kajian
menyeluruh tentang dampak pembangunan terhadap perubahan lingkungan. Ini
membuktikan PT. Angkasa Pura I tak siap dalam mitigasi bencana dan tak siap
membangun dengan kesadaran lingkungan. Pembangunan bandara di Kulon Progo,
tak sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015–2019, yang mengatur arah kebijakan umum pembangunan nasional yakni
meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana dan penangan
perubahan iklim.

Diketahui lokasi pembangunan bandara saat ini adalah lahan pertanian.


Dimana banyak masyarakat menggantungkan hidup dari tanah tersebut. Pemenuhan
kebutuhan pangan nantinya juga akan berkurang karena pengalihan fungsi lahan.
Masyarakat yang biasa bertani perlu menyesuaikan diri untuk mata pencaharian
yang baru agar tetap dapat hidup. Walaupun begitu pembangunan BandaraNew
Yogyakarta International Airport berlanjut. Setelah empat kali sidang konsinyasi di
Pengadilan Negeri Wates, maka sengketa lahan terkait pembangunan bandara New
Yogyakarta Internasional Airport (NYIA), yang berlokasi di Temon, Kulon Progo,
Yogyakarta, dinyatakan selesai dan kini memasuki proses pembayaran ganti rugi
lahan. Jumlah dana kompensasi ini mencapai Rp4,1 triliun dan telah PT Angkasa
Pura I titipkan kepada PN Wates. Dengan mekanisme konsinyasi, dana baru bisa
diambil di Pengadilan jika persyaratan ganti rugi lahan sudah lengkap. Berdasarkan
catatan, empat sidang tersebut berlangsung pada 2016 dengan penyelesaian 6
berkas, sidang kedua pada tahun 2017 yang menyelesaikan 250 berkas, dan disusul
sidang sebanyak dua kali pada tahun 2018 dengan 22 berkas.9

8
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

Selain itu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kulon Progo dalam
menangani konflik atau masalah mengenai pembangunan bandara yang
menimbulkan pro dan kontra, khususnya dalam mengahadapi masyarakat yang
kontra (WTT). Pemerintah melakukan upaya-upaya dengan cara persuasif dan
pendekatan pendekatan secara inklusif kepada mereka yang menolak pembangun
bandara ini. Selain itu juga pemerintah atau tokoh masyarakat memberikan
penjelasan berupa sosialisasi mengenai pembangunan bandaraitu. Sosialisasi ini
dilakukan guna memberikan dampak positif dan dampak negatif pembangunan
bandara tersebut. Selain itu juga pemerintah dan instansi terkait dalam hal ini PT
Angkasa Pura I memberikan jaminan berupa lapangan pekerjaan dan juga ganti rugi
lahan bagi yang berhak.

9
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan bandara baru New Yogyakarta International Airport
(NYIA) di Temon, Kulonprogo, menuai berbagai konflik. Konflik yang terjadi
meliputi konflik horizontal dan vertikal. Konflik horizontal terjadi antar
masyarakat itu sendiri yaitu antara warga yang pro dan kontra bandara.
Sedangkan konflik vertikal terjadi antara kelompok elit dengan kelompok
masyarakat. Konflik ini dimulai dari adanya pemberian izin terhadap
pembangunan bandara NYIA, dimana pembangunan tersebut dinilai cacat
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), hal ini dikarenkan sudah
dikeluarkannya IPL (Izin Penetapan Lahan) sebelum studi kelayakan AMDAL
dikaji. Pembangunan bandara tak sesuai tata ruang terutama rencata tata ruang
wilayah provinsi, sesuai Perda Nomor 2/2010 dan bertentangan dengan prinsip
kehati–hatian dalam pengurangan risiko bencana. Pembangunan bandara,
mempunyai implikasi perampasan lahan produktif, penggusuran pemukiman,
mata pencaharian hilang di tapak rencana dan di lokasi infrastruktur pendukung.
Bahkan, katanya, tak ada kajian pengurangan sisiko bencana tsunami dalam
pernyusunan Amdal, hingga tak ada jaminan keselamatan.

Namun pembangunan bandara NYIA ini tetap dilanjutkan hal ini karena
dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan telah diterbitkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup, pada tanggal 23 Oktober 2017, Perpres Nomor
98 Tahun 2017 tentang percepatan pembangunan dan pengoperasian bandara
udara di Kabupaten Kulonprogo, DIY ditandatangani Presiden RI, Joko
Widodo.Ini menandakan bahwa pembangunan bandara New Yogyakarta
International Airport tidak dapat diganggu gugat lagi.

Meskipun pembangunan ini tetap berlanjut masih ada warga yang kontra
terhadap pembangunan ini hal ini karena wilayah pembangunan bandara saat
ini adalah lahan pertanian. Dimana banyak masyarakat menggantungkan hidup
dari tanah tersebut. Melihat hal tersebut tentunya Pemerintah melakukan upaya-
upaya dengan cara persuasif dan pendekatan pendekatan secara inklusif.
Misalnya dengan melakukan sosialisasi tentang dampak positif pembangunan
bandara serta pemerintah dan instansi terkait dalam hal ini PT Angkasa Pura I
memberikan jaminan berupa lapangan pekerjaan dan juga ganti rugi lahan bagi
warga yang terkena dampak akibat pembangunan ini.

Dan untuk kedepannya diharapkan Pemerintah atau instansi terkait

10
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

dalam menjalankan kebijakan suatu program pembangunan nasional di suatu


wilayah, perlu adanya pertimbangan dan rencana yang matang. Hal tersebut
berkaitan dengan AMDAL, baik sebelum atau sesudah dilakukanya
pembangunan itu, serta dampak sosial yang ditimbulkanya.

3.2 Saran
kepada pemerintahan daerah dan PT Angkasa pura agar untuk lebih holistis
lagi dalam menanggulangin dampak lingkungan akibat pencemaran
pembangunan dan operasional kebandaraan. meski digradasi lingkungan
kemudian menjadi hharga yang harys dibayar dalam rangka kepentingan umum
dan dapat dianggap sebagai sarana pembuka pembangunan yang kemudian
berdampak pada perkembangan perekonomian serta optimisme pembangunan
masnusia, pandangan itu sejatinya membutuhkan implementasi dan konsistensi
yang nyata

11
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development


Agency In Decision Making, Kader Bangsa Law Review,
http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr
, https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines
In Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8
Tahun 2016 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat
Justicia, http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-
pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap
Tindakan Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah
Di Indonesia, Lex Librum: Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa
Bungin Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam
Memfasilitasi Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di
Indonesia, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

12
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan


Dewan Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai
Langkah Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,

https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,
https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia,
Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_
UNTUK_INDONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang MASTERPLAN


PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI
INDONESIA 2011–2025. Retrieved from
Hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4df596debfaf9/node/lt51e4d62d
84e60/perpr es-no-32-tahun-2011-masterplan-percepatan-dan-perluasan-
pembangunan-ekonomi- indonesia-2011-2025

Materi diskusi milik Sekolah Bersama (Sekber) di UGM pada Februari 2015).
https://journal.ugm.ac.id/jps/article/download/23632/15549.

https://mapcorner.wg.ugm.ac.id/2017/02/kontroversi-amdal-pemaksaan-
pembangunan- bandara-nyia-di-kulonprogo/
https://www.mongabay.co.id/2017/06/30/amdal-bandara-baru-di-kulon-progo-tak-
layak- lanjut-mengapa/
https://www.idntimes.com/news/indonesia/daruwaskita/warga-penolak-
pembangunan- bandara-nyia-sulit-cairkan-dana-ganti-rugi
https://medium.com/@padjadjaranfestconference/kronologi-dan-polemik-
pembangunan- bandara-kulon-progo-nyia-ec99f472a3cb
https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/pages-343-img-

13
Mata Kuliah AMDAL – Proyek pembangunan bandara

srcfilesiconstrategis_bandarajpg.html

https://www.idntimes.com/news/indonesia/daruwaskita/warga-penolak-
pembangunan- bandara-nyia-sulit-cairkan-dana-ganti-rugi/full
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/download/8893/8731
.

14

Anda mungkin juga menyukai