Disusun Oleh:
Muh. Inzar Abdillah Wasilah (D131191031)
Kevina Careza (D131191041)
Annisa Mahani Putri (D131191057)
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang dan Ketentuan
Peraturan
2. Perizinan
Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 08 tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup, Kajian AMDAL
merupakan suatu studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup, maka komponen rencana
usaha dan/atau kegiatan harus memiliki beberapa alternatif, antara lain adalah alternatif
lokasi, desain, proses, dan tata letak bangunan atau sarana pendukung. Alternatif-alternatif
yang dikaji dalam AMDAL dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah direncanakan
sejak semula atau yang dihasilkan selama proses kajian AMDAL berlangsung.
Adapun fungsi dan manfaat dari kajian alternatif dalam AMDAL adalah:
alternatif lokasi, desain, proses, dan tata letak bangunan atau sarana pendukung.
1. Alternatif Lokasi
Lokasi alternatif adalah pilihan tempat dan kawasan di antara dua atau
beberapa kemungkinan. Sebuah tempat atau kawasan yang termasuk dalam lokasi
alternatif ini bukan lokasi utama tetapi masih berdekatan dan bisa dijangkau.
Dalam Pemilihan lokasi pembangunan Jakarta International Stadion ini perlu
dipikirkan matang-matang hal ini dimaksudkan untuk memperoleh lokasi yang
mampu memberikan unit cost yang rendah atau mampu memberikan efisiensi
yang maksimum dengan tetap memikirkan faktor-faktor lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan (green infrastructure). Dimana tahapan-tahapannya:
dengan menentukan daerah, menentukan lingkungan masyarakat yang akan
diteliti, dan memilih lokasi yang terbaik (kota besar, di pinggir kota, di luar kota).
Selain itu adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan
pembangunan Jakarta International Stadion adalah: lokasi stadium, sumber bahan
baku, transportasi, sumber energi atau tenaga listrik, iklim, buruh atau tingkat
upah, undang-undang terkait yang berlaku dan sistem perpajakan, sikap
masyarakat, ketersediaan air dan pembuangan limbah.
JIS sebagai salah satu lokasi (venue) kawasan terpadu berstandar FIFA
yang ada di kawasan olahraga terpadu tersebut berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakpro mendapatkan
penugasan dari Gubernur DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 14
tahun 2019 tentang Pengembangan Kawasan Olahraga Terpadu. Proyek Jakpro di
JIS tidak hanya membangun stadion bertaraf internasional tapi juga
mengembangkan kawasan olahraga terpadu. Dimana, Jakpro akan
mengembangkan stadion bertaraf internasional bersama fasilitas pendukungnya
sebagai kawasan olahraga. Dalam membangun JIS, PT Jakarta Propertindo
(Jakpro) tidak hanya ingin mendirikan bangunan fisik lapangan hijau, namun juga
membuka ruang interaksi di tengah kota yang diharapkan publik. Adapun
jaraknya, apabila ditarik dari lokasi titik Stasiun KRL di Pademangan Timur
adalah kurang lebih satu kilometer.
2. Alternatif Desain
3. Alternatif Proses
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mematangkan, mengurus sertifikat
tanah, sebelum mencanangkan pembangunan stadion. Publik mengenal latar
belakang sejarah Jakarta International Stadium (JIS) diawali pada 2008. Kawasan
seluas 26,6 hektare itu merupakan aset lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
sejak 2008 dan memang direncanakan untuk tahap awal pembangunan stadion
olahraga bertaraf internasional. Kemudian, pada 2009 pembangunan dimulai dan
dilanjutkan sampai 2011. Pada 2013, stadion di lokasi Papanggo, Tanjung Priok,
Jakarta Utara atau kini menjadi area JIS disiapkan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk mengganti Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Saat itu, Stadion
Lebak Bulus dialihfungsikan menjadi dipo MRT Fase 1 yaitu Lebak Bulus-
Bundaran HI. Kemudian, pada 2014, Gubernur DKI pada waktu itu, Joko Widodo
(Jokowi) mencanangkan pembangunan stadion di kawasan Papanggo atau di
lokasi JIS saat ini. Terakhir pada 2017, Gubernur DKI saat itu Djarot Saeful
Hidayat pada 9 September meletakkan batu pertama menandai dimulainya
pembangunan Club House atau fasilitas olah raga air di lokasi itu. Pada 2019,
konstruksi pembangunan JIS pun dimulai.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dibantu oleh konsorsium KSO (kerja
sama operasi), sejauh ini telah menyelesaikan proses pengangkatan rangka atap
utama (lifting main truss) stadion itu seberat kurang lebih 3.900 ton beberapa
pekan lalu. Dalam pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton
dengan bentang 269 meter ini menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses
perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk
kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat.
Pekerjaan ini menjadi yang pertama kali di Indonesia karena dilakukan dalam
sekali pengangkatan dengan beban angkut terberat dan bentang struktur atap
terpanjang, kurang lebih 267 meter. Bangunan JIS juga sudah lulus pencapaian
sebagai bangunan hijau (green building) dengan tingkatan platinum untuk fase
pengenalan desain (design recognition). Selanjutnya, stadion itu nantinya
ditargetkan akan mempertahankan predikat platinum pada saat penilaian akhir
(final assessment) bangunan yang akan dilakukan penilaian pada fase konstruksi.
Manajer Proyek JIS Arry Wibowo memberi gambaran bahwa sampai
dengan pekan ke-95 proses pembangunan, realisasi proyek JIS sudah mencapai
sekitar 61,34 persen dari target rencana proyek sekitar 73,33 persen pada pekan
tersebut. Pekerja proyek JIS masih terus berupaya menyelesaikan beberapa
pekerjaan, di antaranya pengelasan atap rangka akhir (end truss). Pengelasan itu
dilakukan paralel dengan pengerjaan area bawah, yaitu merupakan pengecoran
struktur bangunan stadion utama. Karena bangunan stadion utama JIS didominasi
oleh pengerjaan struktur sehingga status pekerjaan pembangunan masih terus
berlangsung (on going) sampai bangunan utamanya selesai. Di samping itu,
bagian penghubung yang ada di sisi timur (ramp timur) dan juga di taman BMW
atau penghubung sisi lereng (ramp) barat juga masih dalam proses diselesaikan.
Fungsi "ramp" berguna untuk para pejalan kaki yang datang dari kedua sisi
stadion sehingga merupakan akses masuk utama ke dalam area stadion JIS.
Selanjutnya telah di lakukan akselerasi pengecoran di bagian concourse
(pertemuan), sebagai bagian penting dari stadion modern yang nantinya akan
terhubung dari kedua sisi akses, dari ramp sisi timur dan ramp sisi barat. Dimana
bagian-bagian tersebut juga berstandar FIFA untuk menyediakan concourse
stadion.
4. Tata Letak Bangunan dan Sarana Pendukung
Curah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Hujan
(mm3)
Curah 504 763,7 220,6 110, 52,5 63,3 99,9 77,9 131,9 101,7 111,2 244,2
6
Tabel Rata-rata curah hujan pada tahun 2020
2. Kelembapan
Kelembapan rata-rata Kota Jakarta Utara pada tahun 2019-020
Kelembapan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Udara (%)
2019 80 79 78 78 73 73 70 70 70 70 72 79
2020 83 84 81 78 77 75 74 73 72 75 78 79
Tabel Rata-rata kelembapan pada tahun 2019-2020
3. Temperatur
Suhu udara Kota rata-rata Jakarta Utara pada tahun 2020
Suhu Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Udara
(0C)
Suhu 28 27,8 28,6 29,2 29,5 29,3 28,6 29 29,1 29 28,9 28
Tabel Rata-rata suhu udara pada tahun 2020
b) Geografi
Jakarta International Stadion berada di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Geologi
saat pembangunan dan setelah pembangunan tidak berubah. Jakarta Priok memiliki luas
yaitu 22,52 km menurut data Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Utara pada tahun 2014.
c) Kualitas Udara
Kualitas udara di DKI Jakarta pada januari hingga agustus tahun 2019, Indeks Standar
Pencemar Udara DKI Jakarta menunjukkan:
a) Kesempatan Bekerja
b) Pendapatan’