Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN

Studi Proyek AMDAL : Proyek Pembangunan Jakarta International Stadium

Disusun Oleh:
Muh. Inzar Abdillah Wasilah (D131191031)
Kevina Careza (D131191041)
Annisa Mahani Putri (D131191057)

MATA KULIAH DASAR – DASAR AMDAL


DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
BAB II
PELINGKUPAN
2.1 Uraian Kegiatan Proyek

2.1.1 Status Studi Amdal

Rencana pembangunan Jakarta International Stadion (JIS) adalah sebuah proyek


pembangunan stadion multifungsi di Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia. Pembangunan ini baru
terlaksana pada tahun 2019. Stadion ini mampu menampung 82.000 penonton dimana lebih
besar dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Stadion dikerjakan oleh BUMD PT. Jakarta
Propertindo dengan estimasi pembangunan 2,5 tahun yang diharapkan selesai pada akhir
tahun 2021. Adapun biaya pembangunan yang dikeluarkan sebesar 5 triliun dengan
pembiayaan tahun 2019 dianggarkan sebesar 900 miliyar rupiah.

Jakarta International Stadion diharapkan menjadi katalis urban regeneration yang


mencakup pembangunan manusia, kesejahteraan umum, integritas aparatur, dan lainnya.
Stadion ini mengusung konsep Green Building dengan menerapkan Green Attitude.

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang dan Ketentuan
Peraturan

Pembangunan Stadion Jakarta International Stadion berada di kelurahan Papanggo,


Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia tepatnya di atas lahan Taman
BMW. Pembangunan stadion ini berada di Taman BMW yang memiliki luas 66,6 hektar,
dengan 26,5 hektar luas lahan telah diokupasi. Proses pembangunannya sempat mengalami
pemberhentian dikarenakan susahnya mendapatkan akses dan perizinan dalam pembangunan
stadion tersebut. Salah satunya terhambat karena permasalahan sengketa tanah. Seorang
warga mengklaim bahwa tanah yang berada di Taman BMW merupakan aset dari
orangtuanya dan meminta rugi atas tanah tersebut. Hingga akhirnya, Wakil Gubernur DKI
Jakarta, Prijanto, Pemprov DKI meneruskan pembangunan stadion berskala internasional
karena telah diprogramkan dalam APBD.
Djarot Saiful Hidayat mencanangkan pembangunan pada tahun 2017 dengan
dikeluarkannya sertifikat HPL dan BPN ke Pemprov DKI. Kemudian dilanjutkan oleh
Anies Baswedan pada tahun 2019. Dilakukannya penerbitan sertifikat berupa
Sertifikat Hak Pakai Nomor 314/Kelurahan Papanggo dan Sertifikat Hak Pakai Nomor
315/Kelurahan Papanggo atas lahan di Taman BMW. Kemudian mengajukan banding
intervensi terhadap kasus sengketa yang pernah terjadi ke Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara.

2.1.3. Deskripsi Rencana Kegiatan

Jakarta International Stadium adalah sebuah stadion multifungsi yang pembangunannya


dimulai pada bulan Maret 2019. Merupakan stadion berskala internasional yang terletak di
Jakarta Utara. Stadion ini direncanakan memiliki luas 300 ribu meter persegi dengan tinggi
70 meter. Adapun kapasitas stadion ini direncanakan menampung kurang lebih 82.000
penonton. Selain itu, fasilitas stadion ini direncanakan terdiri dari 3 tingkat tribun adanya
ruang khusus VIP, ruang ganti pemain yang modern dan mewah, ramah disabilitas disertai
dengan kursi khusus disabilitas sebanyak 200 buah, lapangan latihan, rumput stadion
berjenis hybrid turf, lahan parkir luas yang dapat menampung 800 mobil dan 100 bus, atap
stadion yang dapat dibuka-tutup dan sudah menerapkan green building dimana nantinya
stadion ini diharapkan dapat secara mandiri mengelola air dan listrik, serta stadion ini
direncanakan terintegrasi dengan moda transportasi publik seperti MRT, LRT, KRL dan
akses tol.

Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak


terhadap lingkungan, berdasarkan urutan tahapan :

2.1.3.1. Tahap Pra Konstruksi

1. Survey & Perencanaan

Kegiatan pertama yang harus dilakukan sebelum proyek pembangunan


dilaksanakan adalah survey. Kegiatan survey dilakukan untuk mengetahui kondisi
riil dari suatu lahan lokasi perencanaan pembangunan agar lahan tersebut
memenuhi syarat pemenuhan kebutuhan bangunan sebagaimana fungsinya.
Adapun survey pada proyek pembangunan Jakarta International Stadium adalah
survey pada bentang alam, luas lahan, kehidupan masyarakat, aktivitas lalu lintas,
hingga vegetasi di sekitar lokasi. Setelah diperoleh data awal dari survey,
kemudian dilakukan perencanaan.

2. Perizinan

Sebagaimana diketahui bahwa setiap proyek konstruksi memerlukan


berbagai perizinan yang harus dimiliki. Begitupula dengan proyek JIS ini
dimana banyak perizinan serta persidangan yang harus diurus guna melancarkan
proses konstruksi. Salah satu dokumen perizinan yang pertama kali harus dimiliki
adalah dokumen Keterangan Rancangan Kota. Surat Keterangan Rencana Kota
atau Surat KRK adalah syarat yang dikeluarkan melalui Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang merupakan rencana izin
pendirian pembangunan dan untuk mengetahui luas wilayah yang dapat digunakan
untuk mendirikan bangunan.
Mengingat proyek ini termasuk dalam proyek strategis daerah, serta
diperlukannya percepatan, maka bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang kemudian diwakili oleh Tim Gubernur Untuk Percepatan
Pembangunan (TGUPP), maka beberapa kali diadakan pertemuan untuk
membahas percepatan perizinan. Adapun hal - hal yang berhubungan dengan
perizinan proyek ini adalah Survei Peil Lantai Banjir (PLB) oleh Dinas SDA,
Koordinasi dan Survei AMDAL, Survei Andalalin, dan Persiapan Sidang TABG-
Arsitektur.
3. Sosialisasi Proyek
Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi terkait rencana
pembangunan Jakarta International Stadium, baik mengenai manfaat
pembangunan, dampak, usaha pengelolaan, pemantauan, dsb. Sosialisasi
dilakukan kepada masyarakat yang terkena dampak langsung, masyarakat sekitar
rencana pembangunan, dan instansi terkait pembangunan. Penyuluhan/sosialisasi
perlu dilakukan secara intensif kepada masyarakat agar tingkat keresahan
masyarakat dapat ditekan serendah mungkin. Pada proyek ini, dilakukan
Resettlement Action Plan atau RAP. Maksud dan tujuan dari program RAP adalah
agar warga terdampak tidak mengalami penurunan kualitas hidup dan secara
bersamaan cita-cita pembangunan proyek megastruktur kota Jakarta dapat
tercapai. Sosialisasi ini dilakukan sebanyak 3 tahap, yaitu pertemuan dengan
perwakilan warga, penandatanganan persetujuan warga penerima santunan, dan
verifikasi data beserta sanggahan warga, dilanjutkan dengan sesi diskusi.
4. Pembebasan Lahan
Luas lahan yang direncanakan untuk pembangunan Jakarta International
Stadium adalah 300 ribu meter persegi. Adapun lahan tersebut berlokasi di sekitar
taman BMW yang memiliki luas sekitar 66,6 ha, dengan 26,5 ha telah diokupasi.
Selain itu, agar luas pembangunan berjalan sesuai rencana, dibutuhkan tambahan
lahan yang diperoleh dari pemukiman warga. Untuk itu, dilakukan kegiatan
pembebasan lahan. Pembebasan lahan merupakan kegiatan membeli tanah kepada
penduduk dalam jumlah besar oleh Perseroan Terbatas (PT) yang sudah memiliki
Ijin Lokasi (IL). Pembebasan lahan pada proyek Jakarta International Stadium
dilakukan sempat mengalami hambatan dikarenakan permasalahan sengketa
tanah. Salah satu contoh nya adalah seorang warga mengklaim bahwa tanah yang
berada di Taman BMW merupakan aset dari orangtuanya dan meminta rugi atas
tanah tersebut. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan berita acara kesepakatan nilai
ganti rugi dan penetapannya ditindaklanjuti dengan berita acara penyebaran atas
hak tanah.
2.1.3.2. Tahap Konstruksi
1. Rekrutmen Tenaga Kerja
Sebagaimana diketahui, dalam setiap proyek akan diadakan proses tender
untuk menentukan pihak manakah yang akan menjadi kontraktor utama. Proses
tender ini merupakan proses yang cukup panjang. Adapun pada proyek ini, pihak
yang memenangkan tender adalah PT. Jakarta Propertindo.
Selanjutnya, sebagai pemenang tender, PT. JakPro menggandeng tiga
perusahaan BUMN, PTPP, Wika Gedung, dan Jaya Konstruksi. Jumlah tenaga
kerja yang digunakan dalam proyek ini adalah 7.000 - 10.000 orang yang terbagi
dalam 3 shift selama 24 jam.
2. Pembangunan Basecamp
Kantor proyek Kontraktor dapat dibangun di daerah kerja yang terletak di
lokasi di sekitar taman BMW. Base camp bagi para pekerja dapat didirikan di
lokasi yang sama. Namun, kantor proyek kontraktor akan dibangun terpisah dari
tempat tinggal pekerja. Bangunan bengkel mesin-mesin, tempat penyimpanan
material, dan lain - lain juga dibangun di lokasi yang sama. Pembangunan
basecamp, baik untuk pekerja maupun untuk penyimpanan alat perlu dilakukan
untuk memudahkan mobilisasi agar pembangunan berjalan dengan efektif
3. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
Mobilisasi adalah sebuah kegiatan pengadaan sumber daya yang berguna
untuk kelangsungan suatu proyek. Sumber daya yang dimaksud diantaranya
pengadaan lahan untuk basecamp pekerja, sumber daya manusia yang handal
untuk menangani proyek hingga selesai, mendatangkan alat berat penunjang
operasional proyek seperti excavator, bulldozer, track loader, motor grader, dll.
Selain itu juga membuat pengadaan bahan-bahan kebutuhan proyek.
Sedangkan Demobilisasi adalah kegiatan untuk mengembalikan seluruh
kegiatan yang dilakukan pada saat mobilisasi. Maksud nya adalah
mengembalikan keadaan lokasi proyek seperti sedia kala.
Alat berat yang akan dimobilisasikan untuk pembangunan stadion ini adalah
mesin dan kendaraan untuk transportasi, pekerjaan konstruksi termasuk
penggalian, menumpuk, mengangkat, dan lain - lain.
Untuk pengoperasian transportasi bahan konstruksi pada dasarnya akan
dilakukan dengan menggunakan dump truck dan/atau trailer di malam hari untuk
menghindari jam puncak arus lalu lintas di jalan utama. Pemilihan rute
transportasi akan dibuat dengan hati-hati dengan mempertimbangkan arus lalu
lintas dan volume selama tahap konstruksi oleh Kontraktor.
4. Pemasangan Indikator Pile
Proses pemancangan tiang indicator pile merupakan proses pemancangan 10%
dari jumlah rencana tiang pancang nantinya. Proses ini merupakan proses awal
sebelum pemancangan secara keseluruhan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data actual kedalaman tiang pancang yang diperlukan sehingga
nantinya dapat dilakukan redesign tinggi tiang pancang yang dipesan. Selain itu,
dengan adanya indicator pile, dapat dilakukan pengetesan kekuatan tiang
pancang yang telah terpasang. Pengetesan yang dilakukan adalah PDA test dan
Axial Test. Hasil dari pengetesan ini juga akan mempengaruhi redesign yang akan
dilakukan.
5. Pemasangan Girder Ramp
Pada proyek pembangunan stadion ini dilakukan pemasangan 14 unit girder
(balok beton) untuk ramp atau jalur sirkulasi sisi barat stadion. Jalur siku ini
akan menghubungkan stadion dengan taman BMW. Pemasangan dan
pengangkatan girder menggunakan crawler crane dikarenakan per satu buah
girder mempunyai berat 120 kilogram, serta panjang 53,8 meter. Untuk ramp
nya didesain memiliki lebar 30 meter dengan panjang kurang lebih 200 meter
untuk sisi barat dan 160 meter untuk sisi timur. Ramp ini juga didesain agar
dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran sebagai antisipasi kondisi
darurat.
6. Tahap Bekisting Plat Lantai
Bekisting merupakan sebuah cetakan sementara. Fungsinya adalah untuk
menahan beton sementara pada saat pengecoran. Selain itu, bekisting juga
berguna untuk membentuk beton sesuai dengan keinginan dalam membuat
struktur bangunan. Pekerjaan bekisting pelat lantai adalah salah satu jenis
pekerjaan yang menghasilkan sisa material terbuang atau waste material.
Bekisting pelat lantai umumnya hanya dapat digunakan satu kali saja
dibandingkan penggunaan bekisting kolom yang dapat dipakai berulang kali
pada satu bangunan.
Pada proyek Jakarta International Stadium ini, contoh bekisting plat
dilakukan pada sisi selatan lantai 1 hingga 5, bekisting plat sisi barat lantai 1
hingga 3, bekisting plat sisi timur lantai 1 hingga 4, dan bekisting plat sisi utara
lantai 1 dan 2.
7. Instalasi Plumbing & Drainase
Sistem plumbing yang digunakan untuk bangunan stadion olahraga ini lebih
ditujukan pada penggunaannya sebagai penyuplai bagi kamar mandi dan
wastafel di bangunan stadion dan sarana penunjang, pelengkap lainnya,
sedangkan untuk kebutuhan air bersih diambil dari PAM (Perusahaan Air
Minum) dan air tanah.
2.1.3.3. Tahap Operasional
1. Sistem Atap Buka Tutup
Jakarta International Stadium dirancang memiliki sistem atap buka tutup yang
memiliki bobot sebesar 3.900 ton, dengan panjang 270 meter dan tinggi 70 meter.
Sistem atap ini memungkinkan stadion dapat digunakan dalam segala kondisi,
sepanjang hari, waktu, dan tidak terganggu cuaca.
2. Penggunaan Daya Listrik Gedung
Stadion ini menerapkan skema Green Building, yang berarti stadion ini
merupakan gedung yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Adapun
penggunaan daya listrik dari stadion ini direncakan menggunakan Energi
Terbarukan sebesar 5,1 % menggunakan solar panel.
3. Taman Sekitar Stadion
Untuk taman di sekitar stadion akan dilengkapi dengan lampu LED, dikarenakan
lebih hemat energi.
4. Water Consevation
wastafel, kran tembok maupun shower akan dilengkapi dengan fitur auto stop. Itu
artinya, setiap fitur di setting sesuai dengan standar yang berlaku. Misalnya,
standar penggunaan shower mesti dibawah 9 liter per menit.
5. Sensor Monitoring CO2
Sensor ini akan ditempatkan pada ruangan-ruangan yang memiliki kepadatan
tingg. Seperti ruang player facilities atau ganti pemain, conference room, media
room, dan mix zone.
6. Stadium Multievent
Jakarta International Stadium merupakan stadion kelas dunia yang
pembangunannya telah sesuai dengan standar FIFA. Selain menjadi stadion
permainan sepak bola, stadion ini juga direncanakan sebagai tempat pergelaran
konser bertaraf internasional.
2.1.3.4. Tahap Pasca Konstruksi
1. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan PT. Jakpro, lapangan stadion penggunaan rumput hybrid yang
dikolaborasikan dengan rumput alami dan rumput sintesis. Untuk
pemeliharaannya mengacu pada konsep green building. Selain itu, rumput yang
digunakan tidak diberi pestisida, namun lebih mengoptimalkan peran alam
(menggunakan peran burung kaki bayam yang membasmi hama, ulat - ulat, atau
serangga yang ada di rumput).
Untuk fasilitas - fasilitas lain, seperti lightning, saluran air, dan sebagainya juga
menggunakan konsep sustainability untuk menghemat energi.
2.1.4. Alternatif yang dikaji dalam AMDAL

Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 08 tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup, Kajian AMDAL
merupakan suatu studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup, maka komponen rencana
usaha dan/atau kegiatan harus memiliki beberapa alternatif, antara lain adalah alternatif
lokasi, desain, proses, dan tata letak bangunan atau sarana pendukung. Alternatif-alternatif
yang dikaji dalam AMDAL dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah direncanakan
sejak semula atau yang dihasilkan selama proses kajian AMDAL berlangsung.

Adapun fungsi dan manfaat dari kajian alternatif dalam AMDAL adalah:

1. Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan telah terintegrasi dalam proses pemilihan


alternatif selain faktor ekonomis dan teknis.
2. Memastikan bahwa pemrakarsa dan pengambil keputusan telah mempertimbangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) dalam rangka
pengelolaan lingkungan.
3. Memberi peluang kepada pemangku kepentingan yang tidak terlibat secara penuh dalam
proses pengambilan keputusan, untuk mengevaluasi berbagai aspek dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan dan bagaimana proses dari suatu keputusan yang akhirnya
disetujui.
4. Memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang transparan dan
berdasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan ilmiah.
Jika terdapat alternatif, maka dokumen Kerangka Acuan tersebut juga berisi penjelasan
kerangka kerja proses pemilihan alternatif tersebut. Penjelasan pada bagian ini harus bisa
memberikan gambaran secara sistematis dan logis terhadap proses dihasilkannya alternatif-
alternatif yang akan dikaji yang mencakup:

1. Penjelasan dasar pemikiran dalam penentuan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam


mengkaji alternatif.
2. Penjelasan prosedur yang akan digunakan untuk melakukan pemilihan terhadap
alternatif-alternatif yang tersedia, termasuk cara identifikasi, prakiraan dan dasar
pemikiran yang digunakan untuk memberikan pembobotan, skala atau peringkat serta
cara-cara untuk menginterpretasikan hasilnya.
3. Penjelasan alternatif-alternatif yang telah dipilih yang akan dikaji lebih lanjut dalam
Amdal.
4. Pencantuman pustaka-pustaka yang akan atau sudah digunakan sebagai sumber informasi
dalam pemilihan alternatif

alternatif lokasi, desain, proses, dan tata letak bangunan atau sarana pendukung.

2.1.4.1. Alternatif yang dikaji Pada Rencana pembangunan Jakarta International


Stadion (JIS)

1. Alternatif Lokasi

Lokasi alternatif adalah pilihan tempat dan kawasan di antara dua atau
beberapa kemungkinan. Sebuah tempat atau kawasan yang termasuk dalam lokasi
alternatif ini bukan lokasi utama tetapi masih berdekatan dan bisa dijangkau.
Dalam Pemilihan lokasi pembangunan Jakarta International Stadion ini perlu
dipikirkan matang-matang hal ini dimaksudkan untuk memperoleh lokasi yang
mampu memberikan unit cost yang rendah atau mampu memberikan efisiensi
yang maksimum dengan tetap memikirkan faktor-faktor lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan (green infrastructure). Dimana tahapan-tahapannya:
dengan menentukan daerah, menentukan lingkungan masyarakat yang akan
diteliti, dan memilih lokasi yang terbaik (kota besar, di pinggir kota, di luar kota).
Selain itu adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan
pembangunan Jakarta International Stadion adalah: lokasi stadium, sumber bahan
baku, transportasi, sumber energi atau tenaga listrik, iklim, buruh atau tingkat
upah, undang-undang terkait yang berlaku dan sistem perpajakan, sikap
masyarakat, ketersediaan air dan pembuangan limbah.
JIS sebagai salah satu lokasi (venue) kawasan terpadu berstandar FIFA
yang ada di kawasan olahraga terpadu tersebut berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakpro mendapatkan
penugasan dari Gubernur DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 14
tahun 2019 tentang Pengembangan Kawasan Olahraga Terpadu. Proyek Jakpro di
JIS tidak hanya membangun stadion bertaraf internasional tapi juga
mengembangkan kawasan olahraga terpadu. Dimana, Jakpro akan
mengembangkan stadion bertaraf internasional bersama fasilitas pendukungnya
sebagai kawasan olahraga. Dalam membangun JIS, PT Jakarta Propertindo
(Jakpro) tidak hanya ingin mendirikan bangunan fisik lapangan hijau, namun juga
membuka ruang interaksi di tengah kota yang diharapkan publik. Adapun
jaraknya, apabila ditarik dari lokasi titik Stasiun KRL di Pademangan Timur
adalah kurang lebih satu kilometer.
2. Alternatif Desain

Penciptaan alternatif desain umumnya selalu mempertimbangkan faktor


kebutuhan fungsional, faktor estetis, faktor lingkungan, serta faktor kenyamanan
dan keamanan masyarakat pengguna, baik dalam arti fisik maupun mental.
Sedangkan uji coba merupakan upaya untuk mendeteksi sejauh mana alternatif
desain awal telah memenuhi kriteria standar desain. Kesimpulan dari hasil analisis
dan evaluasi yang dilakukan pada gilirannya akan dipergunakan untuk
memperbaiki desain awal, sehingga diperoleh karya desain yang representatif dan
memuaskan.
Ada satu hal yang menjadi daya tarik utama stadion ini, yaitu bagian atap
yang dibuat dengan mekanisme buka-tutup (retractable roof). Desain atap
futuristik tersebut menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia. Bahkan,
dikabarkan akan masuk ke daftar Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Selain desain atap yang menawan, JIS juga menyediakan fasilitas Sky Viewing
Deck di permukaan atap. Masyarakat yang berkunjung dapat menikmati
pemandangan kota Jakarta dari deck tersebut. Dengan panjang lapangan 68 meter
dan lebar 105 meter, pemandangan lapangan JIS dapat dilihat dengan baik dari
segala sudut. Lapangan tersebut juga ditanami rumput hibrida, yaitu campuran
rumput alami dan sintetis sehingga daya pakainya lebih lama. Dari segi arsitektur,
bangunan JIS dirancang sebagai stadion berstandar internasional yang berpadu
dengan nilai budaya lokal Kota Jakarta, yakni budaya Betawi. Bentuk sekeliling
stadion terinspirasi dari bentuk dasar liskol, ikat kepala pakaian adat Betawi yang
melingkar. Sementara, bagian fasad atau kulit luar bangunan didesain dengan plat
metal perforasi dengan pola yang berlubang. Namun, pola lubang itu tidak dibuat
asal-asalan. Motif lubang dibuat menyerupai loreng macan yang terinspirasi dari
Macan Kemayoran-julukan yang juga merupakan identitas Persatuan Sepakbola
Indonesia Jakarta (Persija). Area luar stadion pun dirancang sebagai taman publik
yang bernuansa hijau dan memiliki akses pengunjung yang mudah. Terdapat
akses transportasi umum, jalur dan parkir sepeda, hingga fasilitas pemandu dan
ramp bagi masyarakat difabel.
Tidak hanya dibangun dengan konsep modern yang megah, JIS juga
dibangun dengan konsep hijau yang berkelanjutan (sustainable). Tujuannya, agar
JIS membawa dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi di sekitar stadion.
Konsep tersebut mengantar JIS menjadi stadion pertama di Asia yang
memperoleh sertifikasi Greenship Platinum. Konsep green building pada JIS
terwujud dalam bangunan yang didesain untuk meminimalisasi nilai overall
thermal transfer value (OTTV). Sebagai informasi, OTTV merupakan suatu nilai
perpindahan panas dari luar ke dalam melalui selubung bangunan. Semakin
rendah nilai OTTV dari suatu bangunan, maka semakin rendah pula panas yang
masuk ke dalam bangunan sehingga suhu kenyamanan di dalam tetap terjaga
meski tanpa penyejuk ruangan. Penghematan energi (JIS) didapat salah satu
diantaranya dengan nilai OTTV JIS yang hanya mencapai 26,60 W/m2 dari
standar maksimum nasional 35 W/m2. Selain itu, JIS juga menerapkan sistem
drainase zero run-off, di mana limpasan air hujan di dalam kawasan JIS tidak akan
membanjiri lingkungan sekitar. Sistem pengelolaan air di JIS juga akan
menerapkan konsep water conservation untuk menghemat penggunaan air.
Seluruh wastafel, kran tembok, dan shower di JIS akan dilengkapi dengan fitur
auto stop. Dengan konsep hijau berkelanjutan yang dipadukan dengan desain
futuristik dan kearifan lokal, diharapkan Jakarta International Stadion (JIS) dapat
menjadi salah satu ikon arsitektur Indonesia dan menjadi kebanggaan negara di
mata dunia.

3. Alternatif Proses
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mematangkan, mengurus sertifikat
tanah, sebelum mencanangkan pembangunan stadion. Publik mengenal latar
belakang sejarah Jakarta International Stadium (JIS) diawali pada 2008. Kawasan
seluas 26,6 hektare itu merupakan aset lahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
sejak 2008 dan memang direncanakan untuk tahap awal pembangunan stadion
olahraga bertaraf internasional. Kemudian, pada 2009 pembangunan dimulai dan
dilanjutkan sampai 2011. Pada 2013, stadion di lokasi Papanggo, Tanjung Priok,
Jakarta Utara atau kini menjadi area JIS disiapkan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta untuk mengganti Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Saat itu, Stadion
Lebak Bulus dialihfungsikan menjadi dipo MRT Fase 1 yaitu Lebak Bulus-
Bundaran HI. Kemudian, pada 2014, Gubernur DKI pada waktu itu, Joko Widodo
(Jokowi) mencanangkan pembangunan stadion di kawasan Papanggo atau di
lokasi JIS saat ini. Terakhir pada 2017, Gubernur DKI saat itu Djarot Saeful
Hidayat pada 9 September meletakkan batu pertama menandai dimulainya
pembangunan Club House atau fasilitas olah raga air di lokasi itu. Pada 2019,
konstruksi pembangunan JIS pun dimulai.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dibantu oleh konsorsium KSO (kerja
sama operasi), sejauh ini telah menyelesaikan proses pengangkatan rangka atap
utama (lifting main truss) stadion itu seberat kurang lebih 3.900 ton beberapa
pekan lalu. Dalam pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton
dengan bentang 269 meter ini menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses
perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk
kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat.
Pekerjaan ini menjadi yang pertama kali di Indonesia karena dilakukan dalam
sekali pengangkatan dengan beban angkut terberat dan bentang struktur atap
terpanjang, kurang lebih 267 meter. Bangunan JIS juga sudah lulus pencapaian
sebagai bangunan hijau (green building) dengan tingkatan platinum untuk fase
pengenalan desain (design recognition). Selanjutnya, stadion itu nantinya
ditargetkan akan mempertahankan predikat platinum pada saat penilaian akhir
(final assessment) bangunan yang akan dilakukan penilaian pada fase konstruksi.
Manajer Proyek JIS Arry Wibowo memberi gambaran bahwa sampai
dengan pekan ke-95 proses pembangunan, realisasi proyek JIS sudah mencapai
sekitar 61,34 persen dari target rencana proyek sekitar 73,33 persen pada pekan
tersebut. Pekerja proyek JIS masih terus berupaya menyelesaikan beberapa
pekerjaan, di antaranya pengelasan atap rangka akhir (end truss). Pengelasan itu
dilakukan paralel dengan pengerjaan area bawah, yaitu merupakan pengecoran
struktur bangunan stadion utama. Karena bangunan stadion utama JIS didominasi
oleh pengerjaan struktur sehingga status pekerjaan pembangunan masih terus
berlangsung (on going) sampai bangunan utamanya selesai. Di samping itu,
bagian penghubung yang ada di sisi timur (ramp timur) dan juga di taman BMW
atau penghubung sisi lereng (ramp) barat juga masih dalam proses diselesaikan.
Fungsi "ramp" berguna untuk para pejalan kaki yang datang dari kedua sisi
stadion sehingga merupakan akses masuk utama ke dalam area stadion JIS.
Selanjutnya telah di lakukan akselerasi pengecoran di bagian concourse
(pertemuan), sebagai bagian penting dari stadion modern yang nantinya akan
terhubung dari kedua sisi akses, dari ramp sisi timur dan ramp sisi barat. Dimana
bagian-bagian tersebut juga berstandar FIFA untuk menyediakan concourse
stadion.
4. Tata Letak Bangunan dan Sarana Pendukung

Sebagaimana diketahui bahwa setiap proyek konstruksi memerlukan


berbagai perizinan. Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap
mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus
diselenggarakan secara tertib. Undang-undang tentang Bangunan Gedung
mengatur fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung,
penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan
pengguna bangunan gedung pada setiap tahap penyelenggaraan bangunan gedung,
ketentuan tentang peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi,
ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Bangunan dan fasilitas untuk pembangunan Jakarta International Stadium
harus memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan
kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk
memperkecil risiko terjadi kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta
memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk
menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak
lain yang dapat menurunkan mutu bangunan dan sekitarnya. Letak bangunan
hendaklah sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran dari lingkungan
sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta dari kegiatan
industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan tidak sesuai, hendaklah
diambil tindakan pencegahan yang efektif terhadap pencemaran tersebut.
Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat, dan lingkungan
sekeliling bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi
bangunan hendaklah ditinjau secara teratur dan diperbaiki di mana perlu.
Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah
tepat agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap bangunan selama proses pembuatan bangunan
mulai dari pra konstruksi, konstruksi, hingga tahap operasional sampai selesai dan
pemeliharaan. Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran
penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
jasa konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen
konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji
teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga
harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Di dalam Peraturan Gubernur 14 Tahun 2019 diatur pula bahwa selain
membangun stadion bertaraf internasional, beserta fasilitas pendukungnya,
ditugaskan juga mengembangkan kawasan terintegrasi dengan sarana angkutan
umum massal. Kawasan JIS nantinya akan terhubung dengan angkutan umum
berbasis rel seperti Commuter Line, MRT, dan LRT, dan juga yang berbasis darat
lainnya seperti Trans Jakarta dan angkutan umum akan terintegrasi juga dalam
kawasan olahraga terpadu ini. Stadion sepak bola ini akan dibangun ini akan
berkapasitas sekitar 40.000 penonton. Selain itu, akan dibangun juga lapangan
voli pasir dan sepak bola pasir untuk acara resmi, serta dua lapangan terbuka yang
dibangun untuk masyarakat umum. Awalnya, stadion berstandar internasional ini
dirancang untuk memiliki jalur lari, sepeda dan wisata air. Selain itu ada juga
ruang terbuka hijau dan resapan air juga tersedia untuk mengurangi banjir. Jakpro
juga nantinya akan membangun fasilitas dengan fungsi campuran untuk
mendukung keberadaan fasilitas olahraga bertaraf Internasional itu sendiri.
Seperti layaknya stadion-stadion di dunia lainnya, JIS juga akan dilengkapi
fasilitas-fasilitas kenyaman dan keramahan (hospitality), kemudian fasilitas ritel
dan fasilitas pendukung lainnya. Tugas Jakpro sesuai dengan Pergub ini adalah
untuk mengembangkan area atau ruang terbuka hijau.

Jakarta International Stadium menerapkan sistem Zero Run Off, yaitu


meresapkan air hujan ke tanah untuk dialirkan melalui saluran air kota Jakarta
Utara. Sistem ini membuat air hujan tidak menggenangi area sekitar stadion yang
berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok tersebut. Pembangunan stadion
bertaraf internasional itu juga memperhitungkan debit hujan sepanjang tahun.
Sebagai bangunan dengan konsep hijau, beberapa sistem juga disebut
memperhitungkan soal debit air yang dikeluarkan. Salah satunya adalah wastafel,
kran tembok maupun pancuran di ruang ganti pemain nantinya akan dilengkapi
dengan fitur berhenti otomatis. Setiap fitur diatur penggunaannya sesuai dengan
standar umum. Misalnya standar penggunaan shower mesti di bawah sembilan
liter per menit.
Jakpro juga akan membangun tangki penampungan air hujan dan
penyulingannya. Nantinya air ini akan dimanfaatkan lagi untuk menyiram
tanaman dan rumput lapangan, termasuk flushing toilet. Dengan sistem tersebut,
Jakarta International Stadium bisa memenuhi salah satu parameter penilaian
desain bangunan ramah lingkungan yakni konservasi air. Jakarta International
Stadium meraih predikat platinum dengan skor 91 untuk pengakuan green design
recognition dari lembaga sertifikasi dari Dewan Lembaga Konsil Bangunan Hijau
Indonesia (Green Building Council Indonesia/ GBCI).

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1. Komponen Fisik Kimia
a) Iklim
Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca yang terjadi di suatu tempat atau daerah.
Parameter iklim seperti curah hujan, kelembapan udara, keadaan angin
1. Curah hujan
Curah hujan rata-rata Kota Jakarta Utara pada tahun 2020

Curah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Hujan
(mm3)
Curah 504 763,7 220,6 110, 52,5 63,3 99,9 77,9 131,9 101,7 111,2 244,2
6
Tabel Rata-rata curah hujan pada tahun 2020
2. Kelembapan
Kelembapan rata-rata Kota Jakarta Utara pada tahun 2019-020

Kelembapan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Udara (%)
2019 80 79 78 78 73 73 70 70 70 70 72 79
2020 83 84 81 78 77 75 74 73 72 75 78 79
Tabel Rata-rata kelembapan pada tahun 2019-2020
3. Temperatur
Suhu udara Kota rata-rata Jakarta Utara pada tahun 2020

Suhu Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Udara
(0C)
Suhu 28 27,8 28,6 29,2 29,5 29,3 28,6 29 29,1 29 28,9 28
Tabel Rata-rata suhu udara pada tahun 2020
b) Geografi
Jakarta International Stadion berada di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Geologi
saat pembangunan dan setelah pembangunan tidak berubah. Jakarta Priok memiliki luas
yaitu 22,52 km menurut data Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Utara pada tahun 2014.
c) Kualitas Udara
Kualitas udara di DKI Jakarta pada januari hingga agustus tahun 2019, Indeks Standar
Pencemar Udara DKI Jakarta menunjukkan:

Kualitas Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu


Udara
ISPU 59,4 65,2 68,2 81,8 71,2 83,2 80,4 88,9
Tabel Rata-rata kualitas udara pada tahun 2019
Indeks Standar Pencemar Udara DKI Jakarta pada bulan Juli 2021

Parameter Lokasi Baku Mutu


DKI 1 DKI 2 DKI 3 DKI 4
SO2 105 129 132 161
CO 29 51 44 38
O3 12 15 9 14
NO2 39 50 28 27
Tabel Rata-rata kualitas udara pada bulan Juli 2021

2.2.2. Komponen Sosial Ekonomi

a) Kesempatan Bekerja

Pendidikan Jumlah Lowongan yang terdaftar menurut


Pendidikan
Laki - Laki Perempuan Jumlah
2019 2019 2020
SD 0 0 0
SLTP 0 0 0
SLTA 1763 2111 3874
Akademi 0 0 0
Sarjana
35 29 64
Muda
Sarjana 310 247 557
Jumlah 2108 2387 4495
Sumber : BPS Jakarta Utara, 2021

b) Pendapatan’

Anda mungkin juga menyukai