Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Proyek


Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan
dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya
membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan
organisasi. Berikut ini adalah pengertian proyek menurut beberapa ahli,
antara lain :
1. Suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang
tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan
harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu
terbatas sesuai dengan kesepakatan. (Dipohusodo, 1995)
2. Proyek adalah unit yang paling baik untuk pelaksanaan perencanaan
operasional dari aktivitas investasi dengan kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai suatu hasil tujuan tertentu, dalam jangka waktu tertentu.
(Tjokroamijojo, 1971)
3. Proyek adalah satu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan
sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada
waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. (Nugraha et al., 1985)
4. Proyek (konstruksi atau lainnya) adalah sebuah perbuatan atau pekerjaan
unik yang pada dasarnya mempunyai satu tujuan yang telah ditetapkan
bidang atau lapangan, mutu atau kualitas, waktu dan harga yang
diingikan. (Ahuja et al.,1994)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diartikan proyek
konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya
dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber
daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine
(peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information
(informasi), dan time (waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga
hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner,
2006).

1
Di dalam proses mencapaitujuan tersebut (Soeharto, 1999),
terdapat batasan yang disebut tiga kendala (triple constrain), yaitu :
 Biaya
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
 Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
 Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti
mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai
fit for the intended use.

Ketiga batasan tesebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin


menaikkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat
pada biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka
harus berkompromi dengan mutu dan jadwal. Dari segi teknis, ukuran
keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut
dapat dipenuhi.

Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi dapat dibedakan


menjadi dua jenis kelompok, yaitu :

1. Bangunan gedung, seperti : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain


2. Bangunan sipil, seperti : jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur
lainnya.

1.1.1. Latar Belakang Proyek


Dalam rangka meningkatkan kenyamanan dalam menjalankan
kegiatan olahraga yang memadai sehingga dapat meningkatkan prestasi
dalam bidang keolahragaan, pemerintah telah menyediakan beberapa
fasilitas tempat olahraga. Adanya dinamisasi dan gerak langkah
pembangunan mendorong diwujudkanya suatu upaya perbaikan dalam

2
meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, seperti yang dilakukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Batang.
Dalam rangka mewujudkan harapan masyarakat dan pemerintah
Kabupaten Batang untuk memiliki fasilitas Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang yang represitive tersebut maka pada tahun
anggaran ini dilakukan kegiatan Pembangunan Gedung Olahraga Indoor
(GOR Indoor) Kabupaten Batang.
Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang
tersebut adalah lapanan badminton, lapangan basket, Futsal, Joging Track,
dan lain-lain yang memerlukan penanganan khusus dari sebuah bangunan /
gedung negara berspesifiksi khusus, mengacu pada Peraturan Menteri
Pemuda dan Olahraga RI No. 0445 tahun 2014 tentang standart prasarana
olahraga berupa bangunan gedung olahraga yang memadai.
Pada tahun ini pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang itu akan di bangun dengan nilai HPS (harga
perkiraan sendiri) Rp. 15.000.000.000 (lima belas milyar rupiah)
Pembangun Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang ini
menggunakan sistem lelang/tender di LPSE (Layanan Pengadaan Secara
Elektronik) Kabupaten Batang untuk menentukan siapa penyedia jasa
kontraktor yang akan menjadi pelaksana dan bertangung jawab dalam
pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang.
Maka terpilihlah pemenang yang telah memenuhi syarat yaitu PT. FILIA
PRATAMA yang ber alamat di Jl. Bhayangkara Tanjung Selor Hilir
Kalimantan Utara.

1.1.2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Proyek


Tujuan dan manfaat Pembangunan Gedung Olahraga Indoor
(GOR Indoor) Kabupaten Batang, yaitu:

1. Menyediakan sarana olahraga yang ideal dan memadai.


2. Meningkatkan jasmani masyarakat.
3. Meningkatkan dan mengembangkan prestasi atlet.
4. Menambah sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Batang.

3
1.1.3. Lokasi Proyek
Lokasi pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang adalah di Jl. Dr. Sutomo Kabupaten
Batang. Secara detail adalah sebagai berikut. Gambar lokasi proyek
selegkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Lokasi Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang
Sumber : Google Map, 2020

Sebelah Utara : Hutan Kota Rajawali.


Sebelah Selatan : Gedung Pramuka
Sebelah Timur : Balai Pelatihan Kerja
Sebelah Barat : Jalan Dr. Sutomo

1.1.4. Sumber Dana dan Biaya Proyek


Sumber dana untuk pembangunan Gedung Olahraga Indoor
(GOR Indoor) Kabupaten Batang merupakan dana APBD (anggaran
pendapatan dan belanja daerah) Kabupaten Batang tahun anggaran
2020 dengan dana HPS (harga perkiraan sendiri) sebesar
Rp.15.000.000.000.-(lima belas milyar).

4
1.1.5. Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek
Pelaksanan Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang dalam kontrak kerja tertulis 113 (seratus
tiga belas) hari terhitung sejak September 2020 sd Desember 2020.

1.2. Data Teknik Proyek


1.2.1. Data Umum
Paket Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang mempunyai data sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Olahraga Indoor
(GOR Indoor) Kabupaten Batang
2. Lokasi Proyek : Jl.Dr Sutomo Kabupaten Batang
3. Fungsi Bangunan : Gedung Olahraga
4. Nilai Kontak : Rp. 13.619.148.608,09
(Tiga Belas Milyar Enam Ratus
Sembilan Belas Juta Seraus Empat
Puluh Delapan Ribu Enam Ratus
Delapan Rupiah Sembilan sen)
5. Pemilik Proyek : Pemerintah Kabupaten Batang.
6. Kontraktor Pelaksana : PT. FILIA PRATAMA
7. Konsultan Perencana : PT. DIENG AGUNG
8. Waktu Pelaksanaan : 113 (seratus tiga belas) hari
terhitung sejak September sd
Desember 2020
9. Waktu Pemeliharaan : 180 hari terhitung sejak 29
Desember sd Juni 2021.
1.2.2. Tanah Dasar
Berdasarkan tes kedalaman yang di lakukan maka hasil
yang didapat adalah tanah dasar mencapai kedalaman 24 (dua
puluh empat) meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.2 Hasil tes kedalaman.

5
Gambar 1.2 Hasil tes kedalaman

1.2.3. Jenis Struktur


Jenis-jenis struktur bangunan pada umumnya terdiri dari
struktur bawah (lower structure) dan struktur atas (upper structure).
Jenis struktur bawah (lower structure) adalah pondasi dan struktur
bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang
dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur
bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok,
plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda di dalam sebuah struktur.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai
banyak sangat rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan
dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur
yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi kriteria kekuatan
(strenght), kenyamanan, keselamatan, dan umur rencana bangunan.
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati
(dead load), beban hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan
beban angin (wind load) menjadi bahan perhitungan awal dalam
perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah gaya-gaya
yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian dapat
dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas
penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing
struktur.

6
Secara keseluruhan struktur bangunan Gedung Olahraga
Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang menggunakan konstruksi
beton bertulang, mutu spesifikasi tiap bangunan dapat dibagai
sebagai berikut :
1. Struktur Bawah Bangunan (lower structure)
Pekerjaan struktur bawah bangunan pada proyek pembangunan
Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang
menggunakan pondasi tiang pancang sistem hidrolik (Hydraulick
Jack In), pile cap dan tie beam.
2. Struktur Atas Bangunan (upper structure)
Pada proyek pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR
Indoor) Kabupaten Batang pekerjaan struktur atas bangunan
meliputi kolom, pelat lantai, balok dan tangga.

1.2.4. Bahan Utama


Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor)
Kabupaten Batang ini menggunakan bahan utama yang memiliki
peranan dalam menunjang aktivitas proyek. Hal yang penting
lainnya adalah perlunya ketersediaan bahan yang ada di lapangan,
untuk menghindari terhambatnya pekerjaan akibat tidak tersediannya
bahan. Bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung
Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang ini adalah sebagai
berikut :

1. Beton Ready Mix


Beton ready mix adalah beton siap pakai yang dibuat di
batching plant dengan mutu sesuai pesanan dan persyaratan yang
telah disepakati. Pada paket pekerjaan pembangunan Gedung
Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang menggunakan
mutu beton K-250 sd K-300 untuk seluruh komponen beton.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3 Beton Ready
Mix.

7
`
Gambar 1.3 Beton Ready Mix dan Slump

Beton digunakan untuk pekerjaan pile cap, sloof, balok, kolom


dan pelat lantai. Uji beton dilakukan dengan du acara yaitu uji
slump dan uji kuat tekan beton pada 7 hari, 14 hari, 21 hari dan
28 hari. Tinggi jatuh slump yang diperbolehkan adalah 10 ± 2
cm.
2. Baja Tulangan
Baja tulangan beton yang digunakan adalah baja
berbentuk batang penampang bundar yang digunakan untuk
penulangan beton. Tulangan beton merupakan bagian dari
struktur beton bertulang yang berfungsi menahan gaya tarik.
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan
menjadi dua jenis yaitu tulangan polos dan tulangan ulir. Baja
Tulangan Beton Polos (BJTP) adalah baja tulangan beton
berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip
dan Baja Tulangan Beton Ulir (BJTD) adalah baja tulangan
beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki
ulir melintang dan rusuk memanjang untuk meningkatkan daya
lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara
relative terhadap beton.
Pada paket pekerjaan pembangunan Gedung Olahraga
Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang tulangan polos
digunakan sebagai sengkang struktur sedangkan tulangan ulir
digunkan sebagai tulangan utama struktur. Mutu yang
digunakan untuk tulangan polos adalah U-24 dan U-40 untuk

8
tulangan ulir sesuai dengan SII 0136-84. Tidak semua diameter
tulangan polos tersedia dipasaran, hanya diameter tertentu saja
yang tersedia. Diameter tulangan polos yang tersedia di
Indonesia sesuai dengan SNI 2052-2014 dapat dilihat pada
Tabel 1.1 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Diameter Tulangan Polos (SNI 2052-2014)

Seperti halnya sengan tulangan polos, tidak semua


tulangan ulir terjualan dipasaran, karena itu saat pendesainan
suatu Gedung perlu ditinjau ukuran yang tersedia dipasaran.
Diameter tulangan ulir yang tersedia di Indonesia sesuai
dengan SNI 2052-2004 dapat dilihat pada Tabel 1.2 adalah
sebagai berikut :

9
Tabel 1.2 Diameter Tulangan Polos (SNI 2052-2014)

Bahan baja tulangan pada paket pekerjaan pembangunan Gedung


Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang dapat dilihat pada
Gambar 1.4 Baja Tulangan Polos dan Ulir.

Gambar 1.4 Baja Tulangan Polos dan Ulir

1.2.5. Fasilitas Penunjang


Untuk memenuhi fasilitas penunjang dalam proyek
konstruksi selalu menggunakan site facility guna untuk menunjang
kinerja dalam proyek. Site facility merupakan fasilitas penunjang
yang selalu ada dalam setiap proyek dan memiliki fungsi yang
berbeda untuk masing-masing fasilitas tersebut. Perencanaan tata
letak site facilities yang baik dapat meningkatkan produktivitas kerja
di lapangan.

10
Adapun fasilitas penunjang yang ada dalam Paket
Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten
Batang sebagai berikut :
1. Kantor Proyek (Direksi Keet)
Direksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat
pekerja bagi para staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik
proyek dilapangan. Ruangan ini dilengkapi beberapa fasilitas
seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan
toilet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.5 Direksi
Keet.

Gambar 1.5 Direksi Keet

2. Base Camp dan Barak Pekerja


Base Camp dan barak pekerja merupakan tempat tinggal
tenaga kerja proyek. Penempatan base camp dan barak pekerja
dibangun tidak jauh dari lokasi proyek. Pada Paket Pembangunan
Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang
bangunan base camp dan barak ini, dapat menggunakan sistem
rakitan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.6 Barak
Pekerja.

11
Gambar 1.6 Barak Pekerja

3. Gudang Material dan Peralatan


Gudang material adalah tempat penyimpanan material,
dimana kondisi tempat tersebut harus dijaga agar tetap kering dan
tidak lembab. Kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas
bahan dan peralatan yang digunakan. Area penyimpanan ini harus
tidak mengganggu kemajuan kerja (progress kerja). Ukuran dari
area/tempat penyimpanan tergantung dari jumlah dan ukuran
material yang datang. (Haryanto, 1997)
Gudang peralatan adalah tempat penyimpanan alat-alat
ringan, seperti lampu, alkon, vibrator untuk pemadatan beton,
alat-alat pengukuran (waterpass, theodolit) serta berbagai
komponen peralatan lainnya. Konstruksi gudang penyimpanan
material dan peralatan dibangun seperti direksi keet, yaitu dari
rangka kayu balok sebagai struktur atas dengan penutup atap
menggunakan bahan seng, dinding menggunakan plywood
sedangkan lantai bangunan hanya diplester.
Untuk mempermudah proses penerimaan barang, gudang
material sebaiknya diletakkan dekat dengan pintu masuk. Gudang
material dan peralatan juga harus diletakkan pada tempat yang
mudah dimonitor, sehingga terjamin keamanannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.7 Gudang Material dan
Peralatan.

12
Gambar 1.7 Foto Gudang Material dan Peralatan

4. Los Kerja Besi


Los kerja besi adalah tempat pemotongan dan pembengkokan
besi Beton. Fasilitas penunjang ini dibangun tanpa dinding ( los )
tetapi tetap diberi penutup atap. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari
los kerja besi harus dapat menjamin keselamatan dan ketentraman
para pekerja yang bekerja di tempat tersebut. Penempatan los kerja
besi tidak jauh dari penumpukan material dan berada di dekat jalur
kerja agar memudahkan proses pelaksanaannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.8 Los Kerja Besi.

Gambar 1.8 Los Kerja Besi

13
5. Pos Jaga dan Pagar Proyek
Pos jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang
berfungsi memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan
proyek. Pagar proyek merupakan batas lokasi yang berfungsi untuk
membatasi dan menjaga keamanan kerja dalam lingkungan proyek.
Konstruksi pagar proyek tergantung lokasi dan tempat pekerjaan,
dapat dibuat dengan menggunakan dinding seng dan didukung oleh
tiang-tiang kayu dan diikat dengan paku pengikat jarak tertentu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.9 Pos Jaga.

Gambar 1.9 Pos Jaga

6. Pintu Keluar Masuk Proyek


Pintu keluar masuk proyek merupakan tempat yang dilalui
orang atau pekerja dan kendaraan proyek untuk mobilisasi material
sebagai gerbang yang membatasi area lokasi proyek dengan
lingkungan sekitar. Pada pembuatan pintu masuk dan keluar orang
atau pekerja harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut :
a. Pintu dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap keluar
masuknya orang-orang yang bekerja atau berkepentingan,
dengan ukuran lebar pintu minimal 1,20 (satu koma dua nol)
meter, atau selebar 2 (dua) badan orang.
b. Harus dilengkapi dengan gardu untuk penjaga yang terlindung
dari panas dan hujan.

14
c. Dilengkapi sistem kunci yang aman apabila sewaktu-waktu
kegiatan proyek terhenti.
d. Dilengkapi penerangan yang cukup untuk memudahkan
pemeriksaan pada malam hari, minimal menjangkau
penerangan dalam radius 6 (enam) meter.
Pintu masuk dan keluar untuk kendaraan proyek dapat dibuat
terpisah, dengan pertimbangan :
a. Ukuran atau lebar disesuaikan dengan peralatan atau
kendaraan, dengan diberikan kelebihan lebar minimal 50 (lima
puluh) cm.
b. Tidak mengganggu kendaraan lain.
c. Perlu pengamanan yang berbeda dengan pintu keluar masuk
untuk umum dan kendaraan kecil. (Kepmen. Kimpraswil.
No.384/2004).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.10 Pintu Keluar
Masuk Proyek.

Gambar 1.10 Pintu Keluar Masuk Proyek

7. WC (Water Closet) Kamar Mandi


Kamar Mandi dan WC (Water Closet) terletak di berbagai titik
di lokasi proyek/lapangan. Kamar mandi/WC (Water Closet)
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.11

15
Gambar 1.11 WC/Kamar Mandi

8. Mushola
Mushola dibuat agar para pekerja dapat beribadah dan
dengan lokasi yang bersih sehingga pekerja lebih khusuk dalam
beribadah. Musholla terletak di sudut proyek/lapangan untuk
menguragi kebisingan sehingga memudahkan untuk beribadah.
Musholla selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.12

Gambar 1.12 Mushola

16

Anda mungkin juga menyukai