I. Pendahuluan
a. Umum
b. Latar Belakang
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Pelaksanaan Konstruksi
yang memuat azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
dalam pelaksanaan tugas Peningkatan
II. Sumber Dana, Kegiatan, Pagu Anggaran, dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Sumber Dana : BANKEU PROV
Tahun Anggaran : 2023
Program : Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum (PSU)
Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum di
Perumahan Untuk Menunjang Fungsi Hunian
Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS
KECAMATAN TANAH GROGOT
Mata Anggaran Kegiatan (MAK) : ...........................
Pagu Anggaran : Rp 2.298.589.200 (Dua Milyar Dua Ratus Sembilan
Puluh Delapan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Sembilan
Ribu Dua Ratus Rupiah)
HPS : Rp. 2.297.408.454,06 Dua Milyar Dua Ratus Sembilan
Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Delapan Ribu Empat Ratus
Lima Puluh Empat Rupiah
Kode RUP : ………………………
V. Waktu Pelaksanaan :
1. Masa pelaksanaan = 90 ( Sembilan Puluh Lima) hari kalender,terhitung sejak di tanda
tanganinya kontrak (tidak termasuk waktu yang di perlukan untuk pemeliharaan
pekerjaan konstruksi)
2. Masa waktu Pemeliharaan = 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
serah terima pekerjaan pertama (PHO)
Lingkup Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Konstruksi dapat di uraikan
sebagai berikut :
A. Dalam Pelaksanaan Pekerjaan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA
TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT sudah termasuk Pembersihan Lokasi.
B. Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan berdasarkan Dokumen pelelangan yang telah
disusun oleh perencana pekerjaan (Gambar Teknis, Rab dan Sfesifikasi Teknis)
dengan tambahan dan segala perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan /
aanwizing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis yang
dipersyaratkan)
C. Pelaksanaan Pekerjaan akan mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa
pengawasan pekerjaan.
D. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
E. Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penyerahan jaminan Pelaksanaan Yang
Di Terbitkan Oleh Bank Daerah dan Penandatanganan Kontrak Kerja
Pelaksanaan, selanjutnya dibuat laporan kemajuan, back Up data, Asbuild
Drawing hingga berita acara serah terima pekerjaan Oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan. Semua administrasi pelaksanaan Konstruksi dan Pengawasan
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Perpres 16 tahun 2018 dan petunjuk
teknis pelaksanaan.
F. Pemiliharaan Pekerjaan adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Didalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa
konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan
kekurangan yang terjadi selama masa Konstruksi.
G. Dalam masa pemeliharaan semua hasil pekerjaan harus di uji coba sesuai
fungsinya. Apabia terjadi kekurangan atau kerusakan, maka harus diperbaiki
sampai berfungsi dengan sempurna.
H. Masa pemeliharaan semua hasil pekerjaan adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak
serah terima pertama pekerjaan.
I. Keluaran akhir yang harus di hasilkan pada tahap ini adalah :
a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi.
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (as Build Drawing)
2. Kontrak Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Fisik dengan Kontrak Kerja
Pengawasan fisik beserta segala perubahannya/Addendum.
3. Semua berkas surat, baik berupa Surat Ijin Kerja atau surat pemberitahuan
Kepada Pemangku Wilayah Setempat, surat arahan/memo, surat Teguran
dan surat lainnya yang berkaitan dengan Pekerjaan.
4. Request For Work (surat Ijin Mulai Kerja untuk tiap Item Pekerjaan)
5. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
pekerjaan fisik oleh Pelaksana Pekerjaan, serta laporan pengawasan
berkala dan Laporan Akhir Pengawasan oleh Pelaksana Pengawasan
(konsultan Pengawas)
6. Berita acara perubahan pekerjaan (jika ada), pekerjaan tambah kurang
(Jika ada), serah terima pekerjaan, berita acara pemeriksaan pekerjaan dan
berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
7. Fhoto-fhoto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan fisik.
2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi kecil yang masih berlaku :
a. SBU Ketentuan Peraturan Menteri PU nomor 19 Tahun 2014 : SBU dengan
klasifikasi Bidang Sipil subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(Kecuali Jalan Layang) Jalan, Rel Kereta Api dan Landas Pacu Bandara SI
003); atau
3. Memiliki NPWP dengan status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib;
4. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan).
5. Tidak masuk dalam Daftar Hitam ; ke ikut sertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang Terkait,tidak dalam pengawasan
pengadilan,tidak pailit,kegiatan usahanya tidak sedang di hentikan dan/atau yang
bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana,dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti diluar tanggunganNegara.
6. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir,baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman sub kontrak.
7. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun:
a. Di kecualikan dari ketentuan angka 6 untuk pengadaan dengan nilai paket sampai
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,-(dua miliar dua ratus lima puluh juta
rupiah)
b. Harus mempunyai 1(satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk pengadaan
dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit Rp.2.500.000.000,- (dua miliar dua
ratus lima puluh juta rupiah)sampai dengan paling banyak Rp.15.000.000.000,00
(lima belas Milyar Rupiah )
8. Menyampaikan program mutu terkait analisis Resiko K3 Konstruksi (RK3K) dan
rencana penerapan manajemen K3 Konstruksi (SMK3)
9. Memiliki personil yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dalam LDP.
Keterangan :
Untuk Personil Manajerial melampirkan soft copy hasil pindai /scaner:Ijazah
asli/copy yang di legalisir,Riwayat Pekerjaan /(CV),NPWP,KTP,SKA/Sertifikat
Keahlian yang masih berlaku.
d. Persyaratan Personil Manajerial (Jabatan, Sertifikat Kompetensi, Jumlah, dan
Pengalaman)
Keterangan :
Untuk Personil Tenaga Terampil melampirkan soft copy hasil pindai / scaner :
Ijazah asli/copy yang di legalisir, NPWP, KTP,danSKT /Sertifikat Keterampilan
Teknik yang masih berlaku.
f. Fasilitas Laboratorium
1. Uji Kuat Tekan Beton
2. JMF Beton
Satuan dalam %
Jenis Semen Portland
No. Uraian
I
1 Si() >. minimum -
2 Al •()>, maksimum
3 Fc2()3. maksimum
4 MgO, maksimum 6.0
5 SO;. maksimum
Jika (’sA <8.0 3,0
Jika C:,.A -•<8.0 3.5
6 Hilang pijar. maksimum 5,0
7 Bagian Tak Larut maksimum 3,0
8 Cs3 Maksimum -
9 C2A maksimum -
10 C4AF+ 2C3A Atau -
11 C4AF + C2F, maksimum
-
'l abel 2 Syarat Kimia Tambahan
Jenis Semen Portlantl
Uraian
I
1 C3A. maksimum -
2 C3A. minimum -
3 C2S + 2 C3A), maksimum -
4 Alkali, sebagai
(Na2O + 0,658 K 2O), maksimum
6,0 Q
C.A 1 A LAN
Syarat kimia tambahan ini berlaku hanya secara khusus disyaratkan
Sama dengan keterangan untuk ! 1 pada syarat kimia utama
Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang agregatnya bersifat
reaklil'lerhadap alkali
5. Persyaratan fisika semen pori I and haru», mcincii.ilt i persyaratan sebagai herikul
Kalor hidrasi
2 Umur 7 hari, kal/gram, maks ■
Umur 28 hari, kal/tiram. maks
Kuat tekan :
3 Umur 28 hari. k<j.;cm2 minumum
—
B, Baja Tulangan
a. Diameter. berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja Lulangan beton
polos seperti tercantum pada label I. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter
baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada l abel 2.
5. Toleransi diameter
Teloransi diameter baja Tulangan beton polos dan sirip seperti pada
Penyimpangan
No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm)
kebundaran(%)
1 ±0.3
2 + 0,4
Maksimum 70 dari
3 + 0,5 balas toleransi
4 + 0.6
5 + 0,8
CATATAN L Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter
maksimum dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja
Hilangan beton
JENIS DAN MUTU BAHAN
3.1 Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Penertiban Aparatur
Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tanggal 23 Desember 1980
atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
3.2 Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa/bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu
jenis saja.
3.3 Contoh-contoh bahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan oleh
Pemborong atas biaya sendiri dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh bahan
tersebut harus disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
4.1.1 Pemborong diwajibkan menyediakan ruang kerja untuk para staff Direksi yang
bertugas sehubungan dengan pekerjaan dilapangan yang dilengkapi meja, kursi, buku
harian dan buku Direksi serta perlengkapan lainnya. Biaya tersebut diatas menjadi
beban pemborong.
4.1.4 Pemborong berkewajiban menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan apabila terjadi
kecelakaan, kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga kebersihan
lingkungan.
1.12 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN STRUKTURE :
a) Pekerjaan Begisting
b) Pekerjaan Pembesian
c) Pekerjaan Pengecoran
d) Pekerjaan Hamparan Plastik
2.2
b. Metode Pelaksanan
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 2
SITUASI
Pembangunan fisik seperti tersebut diatas (Pasal 1) berlokasi di Kec. Tanah Grogot
Pasal 3
JENIS DAN MUTU BAHAN
3.1 Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan– bahan
produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri
Penertiban Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian
tanggal 23 Desember 1980, atau dapat lain sesuai dengan petunjuk Direksi atau
Konsultan Perencana.
3.2 Bila bahan–bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa / bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis saja.
3.3 Contoh–contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standard.Contoh–
contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kwalitas maupun sifat–
sifatnya.
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN
5.1 Gambar–gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail kontruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan konsultan
perencana telah disampaikan kepada rekanan berserta dokumen yang lain.
Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pimpinan Proyek/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborong ini atau dipergunakan untuk maksud lain.
5.2 Bila Direksi menganggap perlu maka pemborong harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi, gambar–gambar tersebut
milik Direksi.
5.3 Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan serta rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk RKS, Berita Aanwijzing, Time Schedulle (Curva - S) dalam
keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pemimpin
Proyek / Direksi sewaktu- waktu memerlukan.
Pasal 6
PERATURAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN
Berlaku dan mengingat dalam rencana kerja dan syarat–syarat ini adalah :
Pasal 7
UMUM
7.4 HASIL UJI LABORATORIUM dan JOB MIX BETON, dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil beton dengan kekuatan daya tekan beton maksimal yang
didapat berdasarkan material (lokal) yang digunakan.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN
VIII.1 AIR
Air untuk adukan beton dan perawatannya harus air bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak beton dan baja tulangan dan bercampur dengan bahan
yang mempengaruhi daya lekat semen
8.2 PASIR, KERIKIL ATAU BATU PECAH
Pasir, kerikil dan batu pecah harus bersifat kekal, bersih serta tidak
mengandung bahan-bahan yang mempengaruhi kekuatan atau kekekalan
konstruksi beton pada setiap umur termasuk daya tahannya terhadap karat baja
tulangan beton.
8.3 SEMEN
Semen yang digunakan harus disetujui dan disahkan yang berwenang dan
memenuhi syarat PBI 1971 Pengangkutan harus terhindar dari air/hujan dan
bebas dari kelembaban. Semen harus diletakkan pada ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai/Tanah, pemupukan tidak lebih dari 20 meter, dalam
pengirimannya yang baru harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga
pemakaian semen sesuai dengan urutan pengiriman.
2. BESI WIREMESH
Pasal 9
PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN
9.1 Umum
beton memenuhi spesifikasi sesuai Job Mix Design (JMD) dan tanggung jawab
9.2 Pembiayaan
Semua biaya-biaya menyangkut pekerjaan beton mulai dari Job Mix Formula
(JMF) dan pengujian mutu beton menjadi tanggung jawab Penyedia.
9.3 Pengujian Kekuatan
Penyedia melaksanakan pengujian kekuatan beton yang dicor menggunakan uji
selinder minimal diambil 2 sampel khusus jalan lingkungan/ semenisasi/
saluran /Box culvert.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm , dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji
tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan,
dan kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Beton dengan mufu fc' 14,5 menyatakan kekuatan tekan minimum 14,5 MPa
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm,
tinggi 30 cm.
Setiap pengujian harus termasuk pembuatan dua contoh sampel yang identik
untuk memprediksi mutu beton umur 28 hari bisa melalui uji pada umur 3 (tiga)
hari, 7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari atau 28 (dua puluh delapan) hari. Nilai
kuat tekan sesuai mutu beton dan prediksi mutu umur beton berpedoman pada
tabel 8.1 dan 8.2 di bawah.
9.6 Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus
menggunakan data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang
ditetapkan dalam Kontrak. Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari
yang ditetapkan dalam Kontrak hanya boleh digunakan untuk keperluan
selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran. Nilai-nilai
perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus disesuaikan
dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
Tabel 9.1 Ketentuan Kuat Tekan
Semen portland
0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,2 1,35
biasa
Semen portland
awal tinggi
Pasal 10
10.1 Perataan dan penggalian tanah diperlukan pada tanah yang konturnya
bergelombang untuk mendapatkan elevasi jalan dan ketebalan cor yang sesuai
balok/kayu gelam.
10.3 Penghamparan Plastic cor diletakkan diatasnya , dan dihampar selebar jalan
yang akan dicor. Meterial plastic cor dari bahan plastic yang kuat dan lentur
dang tidak mudah sobek.
10.4 Penulangan dowel dengan porsi tul. Pokok 4 ø10, tul. bangku ø8-30 cm,
tulangan dowel besi ulir D.16- 60 Panjang 50 cm dengan pipa PVC di. ¾’’.
10.5 Cor beton adalah mutu fc.14.5 Mpa (semen: pasir :koral/kerikil) dengan tebal 20
cm. Penggunaan molen dan alat bantu mutlak ada dilapangan.
10.6 Sebelum cor beton mengering dilapisan atasnya diberi finishing dan tali air
perjarak sesuai lebar jalan.
PASAL 11
PENUTUP
11.1 Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) untuk uraian bahan-bahan
pekerjaan tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh pemborong, maka hal ini dianggap
seperti disebutkan.
11.2 Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut dari pihak
Direksi/pemberi tugas, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.