Anda di halaman 1dari 42

PEMERINTAH KABUPATEN PASER

PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN


PERTANAHAN
Alamat : Komplek Perkantoran Jl. Kusuma Bangsa KM. 05 Gedung B lantai 2 Kavling 1
Tana Paser Kode Pos 76211

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI/PENGADAAN


BARANG/JASA LAINNYA
PEKERJAAN/PENGADAAN PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS
KECAMATAN TANAH GROGOT

I. Pendahuluan
a. Umum

1. Setiap Pekerjaan fisik harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu


memenuhi fungsi jalan secara optimal.
2. Setiap Pekerjaan fisik harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi.
3. Penyedia jasa pekerjaan fisik perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga
diharapkan mampu menghasilkan karya teknis yang memadai dan layak diterima
menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan fisik perlu disiapkan secara matang, untuk
pekerjaan konstruksi perlu disiapkan secara matang agar disaat pelaksanaan
pembangunan kegiatan konstruksi dapat berjalan dengan sistematis dan profesional

b. Latar Belakang

1. Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)


2. PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS KECAMATAN TANAH
GROGOT

c. Maksud dan Tujuan

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Pelaksanaan Konstruksi
yang memuat azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
dalam pelaksanaan tugas Peningkatan

2. Dengan Alokasi Dana tersebut diharapkan pelaksana pekerjaan PENINGKATAN


JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT ini dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai KAK .

3. Maksud Pekerjaan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS


KECAMATAN TANAH GROGOT Ini adalah sebagai upaya Pemerintah Daerah
Kabupaten Paser dalam mendukung penyediaan bangunan atau sarana dan prasarana
bangunan sesuai dengan yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan
kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan kelancaran penyelesaian
administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan dilapangan.

4. Tujuan Pekerjaan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS


KECAMATAN TANAH GROGOT ini adalah untuk sebagai upaya Pemerintah Daerah
Kabupaten Paser dalam mendukung penyediaan sarana prasarana Pemerintah Kabupaten
Paser .
d. Sasaran

Dengan dilaksanakan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS


KECAMATAN TANAH GROGOT diharapkan tersedianya PENINGKATAN JALAN
LINGKUNGAN DESA TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT dalam kondisi baik
yang sesuai dengan syarat teknis bangunan Jalan konstruksi.

e. Nama OPD dan PA/KPA/PPK


K/L/PD : Pemerintah Kabupaten Paser
OPD : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN
Nama PA/KPA/PPK : HULAIMI, S.Sos, M.Si
NIP : 19641228 198602 1 006

II. Sumber Dana, Kegiatan, Pagu Anggaran, dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Sumber Dana : BANKEU PROV
Tahun Anggaran : 2023
Program : Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum (PSU)
Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum di
Perumahan Untuk Menunjang Fungsi Hunian
Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA TAPIS
KECAMATAN TANAH GROGOT
Mata Anggaran Kegiatan (MAK) : ...........................
Pagu Anggaran : Rp 2.298.589.200 (Dua Milyar Dua Ratus Sembilan
Puluh Delapan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Sembilan
Ribu Dua Ratus Rupiah)
HPS : Rp. 2.297.408.454,06 Dua Milyar Dua Ratus Sembilan
Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Delapan Ribu Empat Ratus
Lima Puluh Empat Rupiah
Kode RUP : ………………………

III. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Tanah Grogot

IV. Metode Pemilihan Pengadaan


Jenis Pengadaan : Pekerjaan Konstruksi
Metode Pemilihan : PL
Pelaksana Pemilihan : Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan
Jenis Kontrak : Harga Satuan
Bentuk Kontrak : Surat Perjanjian
Tata Cara Pembayaran : Termin

V. Waktu Pelaksanaan :
1. Masa pelaksanaan = 90 ( Sembilan Puluh Lima) hari kalender,terhitung sejak di tanda
tanganinya kontrak (tidak termasuk waktu yang di perlukan untuk pemeliharaan
pekerjaan konstruksi)
2. Masa waktu Pemeliharaan = 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
serah terima pekerjaan pertama (PHO)

VI. Lingkup Tugas Pelaksanaan Pekerjaan

Lingkup Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Konstruksi dapat di uraikan
sebagai berikut :
A. Dalam Pelaksanaan Pekerjaan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA
TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT sudah termasuk Pembersihan Lokasi.
B. Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan berdasarkan Dokumen pelelangan yang telah
disusun oleh perencana pekerjaan (Gambar Teknis, Rab dan Sfesifikasi Teknis)
dengan tambahan dan segala perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan /
aanwizing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis yang
dipersyaratkan)
C. Pelaksanaan Pekerjaan akan mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa
pengawasan pekerjaan.
D. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
E. Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penyerahan jaminan Pelaksanaan Yang
Di Terbitkan Oleh Bank Daerah dan Penandatanganan Kontrak Kerja
Pelaksanaan, selanjutnya dibuat laporan kemajuan, back Up data, Asbuild
Drawing hingga berita acara serah terima pekerjaan Oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan. Semua administrasi pelaksanaan Konstruksi dan Pengawasan
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Perpres 16 tahun 2018 dan petunjuk
teknis pelaksanaan.
F. Pemiliharaan Pekerjaan adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Didalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa
konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan
kekurangan yang terjadi selama masa Konstruksi.
G. Dalam masa pemeliharaan semua hasil pekerjaan harus di uji coba sesuai
fungsinya. Apabia terjadi kekurangan atau kerusakan, maka harus diperbaiki
sampai berfungsi dengan sempurna.
H. Masa pemeliharaan semua hasil pekerjaan adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak
serah terima pertama pekerjaan.
I. Keluaran akhir yang harus di hasilkan pada tahap ini adalah :
a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi.
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (as Build Drawing)
2. Kontrak Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Fisik dengan Kontrak Kerja
Pengawasan fisik beserta segala perubahannya/Addendum.
3. Semua berkas surat, baik berupa Surat Ijin Kerja atau surat pemberitahuan
Kepada Pemangku Wilayah Setempat, surat arahan/memo, surat Teguran
dan surat lainnya yang berkaitan dengan Pekerjaan.
4. Request For Work (surat Ijin Mulai Kerja untuk tiap Item Pekerjaan)
5. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
pekerjaan fisik oleh Pelaksana Pekerjaan, serta laporan pengawasan
berkala dan Laporan Akhir Pengawasan oleh Pelaksana Pengawasan
(konsultan Pengawas)
6. Berita acara perubahan pekerjaan (jika ada), pekerjaan tambah kurang
(Jika ada), serah terima pekerjaan, berita acara pemeriksaan pekerjaan dan
berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
7. Fhoto-fhoto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan fisik.

VII. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan

a. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan


A. Pelaksana Pekerjaan Bertanggung Jawab Secara Penuh dan Profesional Atas Jasa
Pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan Kode tata laku
profesi yang berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab pelaksana pekerjaan adalah sebagai berikut :


1. Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Yang Di hasilkan harus memenuhi persyaratan
standar yang berlaku.
2. Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Yang di hasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna jasa, termasuk KAK ini,
seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian Pekerjaan dan Mutu
Bangunan Yang Di wujudkan.
3. Hasil Karya Pelaksanaan PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA
TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT Yang dihasilkan harus telah
memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis Kontruksi Jalan yang
berlaku.
b. Persyaratan Kualifikasi

1. Memiliki Perizinan berusahan di bidang Jasa Konstruksi IUJK/NIB/IUJK OSS (PP


Nomor 24 Tahun 2014) atau NIB KBLI – 42111 Jasa Pelaksana Konstruksi
Jalan Raya (Kecuali Jalan Layang) Jalan, Rel Kereta Api dan Landas Pacu
Bandara (PP Nomor 5 Tahun 2021)

2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi kecil yang masih berlaku :
a. SBU Ketentuan Peraturan Menteri PU nomor 19 Tahun 2014 : SBU dengan
klasifikasi Bidang Sipil subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(Kecuali Jalan Layang) Jalan, Rel Kereta Api dan Landas Pacu Bandara SI
003); atau

b. SBU Ketentuan Peraturan Menteri PU Nomor 6 Tahun 2021 : SBU Konstruksi


Bangunan Sipil Sub klasifikasi Konstruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan
Layang) Jalan, Rel Kereta Api dan Landas Pacu Bandara (SI 003)

3. Memiliki NPWP dengan status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib;

4. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan).
5. Tidak masuk dalam Daftar Hitam ; ke ikut sertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang Terkait,tidak dalam pengawasan
pengadilan,tidak pailit,kegiatan usahanya tidak sedang di hentikan dan/atau yang
bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana,dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti diluar tanggunganNegara.
6. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir,baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman sub kontrak.
7. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun:
a. Di kecualikan dari ketentuan angka 6 untuk pengadaan dengan nilai paket sampai
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,-(dua miliar dua ratus lima puluh juta
rupiah)
b. Harus mempunyai 1(satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk pengadaan
dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit Rp.2.500.000.000,- (dua miliar dua
ratus lima puluh juta rupiah)sampai dengan paling banyak Rp.15.000.000.000,00
(lima belas Milyar Rupiah )
8. Menyampaikan program mutu terkait analisis Resiko K3 Konstruksi (RK3K) dan
rencana penerapan manajemen K3 Konstruksi (SMK3)
9. Memiliki personil yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dalam LDP.

c. Persyaratan Personil Manajerial Lembar Data Pemilihan (LDP) (Jabatan, Sertifikat


Kompetensi, Jumlah, dan Pengalaman)

1. Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan: 1 (satu) orang, tingkat pendidikan


SMA/SMK sederajat, yang mempunyai pengalaman pekerjaan 2 (dua) tahun,
Memiliki SKKNI 373-2013 Jenjang 4 (SIP.03.002.4) Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Jalan ( TS028) Atau ( TS045) ,yang masih berlaku;

2. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) : 1 (satu) orang, tingkat


pendidikan SMA/SMK sederajat, yang mempunyai pengalaman pekerjaan 1
(Satu) tahun, Memiliki SKKNI 307-2013 Jenjang 3 (MPK.01.001.3) ,yang masih
berlaku;

Keterangan :
Untuk Personil Manajerial melampirkan soft copy hasil pindai /scaner:Ijazah
asli/copy yang di legalisir,Riwayat Pekerjaan /(CV),NPWP,KTP,SKA/Sertifikat
Keahlian yang masih berlaku.
d. Persyaratan Personil Manajerial (Jabatan, Sertifikat Kompetensi, Jumlah, dan
Pengalaman)

Tenaga terampil yang dipersyaratkan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi :


1. Tukang Besi : 1 (satu) orang, tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat, yang
mempunyai pengalaman pekerjaan 2 (dua) tahun, Memiliki SKKNI 319-2016
Jenjang 2 (SIP.01.008.2) Tukang Besi Beton / Bar bender / Bar Bending
(TS012), yang masih berlaku;

2. Tukang Batu : 1 (satu) orang, tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat, yang


mempunyai pengalaman pekerjaan 2 (dua) tahun, Memiliki SKKNI 31-2014
Jenjang 2 (SIP.01.012.2) Tukang Cor Beton / Concrete / Concrete Operations
(TS013), yang masih berlaku;

Keterangan :
Untuk Personil Tenaga Terampil melampirkan soft copy hasil pindai / scaner :
Ijazah asli/copy yang di legalisir, NPWP, KTP,danSKT /Sertifikat Keterampilan
Teknik yang masih berlaku.

e. Persyaratan Peralatan (Jumlah, Kapasitas, dan Jenis)

No Nama Peralatan Kapasitas Jumlah


Beton
1. 0.35 M3 1 (Satu) Unit
Molen/Mixer
2. Genset 50 KVA 1 (satu) set
3. Bar Bender 32 mm 1 (satu) set
4. Bar Cutter 32 mm 1 (satu) set
5. Concret Vibrator 3 s.d 5.5 HP 1 (Satu) set
6. Water Tank Truck - Min. 20 Set

f. Fasilitas Laboratorium
1. Uji Kuat Tekan Beton
2. JMF Beton

g. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Penyedia menyiapkan penjelasan resiko serta penjelasan
manajemen resiko serta penjelasan rencana Tindakan sesuai table
jenis pekerjaan dan identifikasi resiko dibawah ini :

Penilaian Resiko Sekala Penetapan


No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dampak
Kekerap Keparah Tingkat Resiko Prioritas Pengendalian Risiko K3
1 2 3 4 5 6 7 = 5x6 8 9
A. Umum
1 Pek. Papan Nama Kegiatan Gangguan kesehatan Luka ringan, 1 2 L Tidak Semua pekerja akibat
akibat kondisi Memar, Dipriorit kondisi kerja secara
kerjasecara umum, Bengkak a skan umum,Memar,
kecelakaan akibat menggunakan alat
terkena palu saat pelindung diri (APD)
memasang papan yang sesuai (helm,
nama masker,sepatu,rompi dan
2 Stake Out / Pengukuran Kembali Gangguan kesehatan Luka 2 3 M diperiorita Semua pekerja
akibat kondisi kerja Berat skan menggunakan alat
secara umum, pelindung diri (APD)
kecelakaan akibat kaki yang sesuai (helm,
terinjak pecahan masker, sepatu,rompi dan
safety
Perataan dan Luka Berat 2 3 M diperiorita Semua pekerja
penggalian tanah skan menggunakan alat pelindung
B PEKERJAAN TANAH diri (APD) yang sesuai
diperlukan pada tanah
(helm, masker, sepatu,rompi
yang konturnya dan safety
bergelombang untuk
mendapatkan elevasi
jalan dan ketebalan cor
yang sesuai dengan
gambar rencana.
C. PEKERJAAN
STRUKTURE
1 Pemasangan Begesting Dan Cor Gangguan kesehatan Luka 2 3 M diperiorita 1.Semua pekerja
Beton dan Hamparan Plastik akibat kondisi kerja Berat skan menggunakan alat
secara umum, pelindung diri (APD) yang
kecelakaan akibat sesuai(helm,masker,sepat u
terkena peralatan , ,rompi dan safety harness)
tertimpa Begesting dan 2.Buat Pagar Pelindung
terjatuh Dari dan papan peringatan
Ketinggian, Terkena 3.Buat Turap Penahan
Paku Dan Besi Tanah
4.Mengikuti instruksi

h. Tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi


1. Tingkat Resiko kecelakaan Kerja yaitu sedang atau di Kecil.

VIII. Spesifikasi Teknis


a. Spesifikasi Barang/Bahan/Material/Peralatan

SYARAT-SYARAT KHUSUS BAHAN


1. Bahan
A. Semen Portland
Semen yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi ini Jenis I yang memenuhi
syarat yang ditemukan dalam SNI. 15-2049 tahun 2004 Terkecuali diijinkan secara
lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus diperoleh
dari satu sumber pabrik.
1. Semen Portland ( Semen Ex Gresik Yang Telah Memenuhi Standar SNI )
Semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen porlland
terutama yang terdiri alas kalsium silikat yang bersilat hidrolis dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal
senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan lain.
2. Jenis dan Penggunaanya
jenis I yaitu semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
3. Syarat Mutu
4. Persyaratan kimia semen porlland harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
Tabel 1 Syarat kimia utama

Satuan dalam %
Jenis Semen Portland
No. Uraian
I
1 Si() >. minimum -
2 Al •()>, maksimum
3 Fc2()3. maksimum
4 MgO, maksimum 6.0
5 SO;. maksimum
Jika (’sA <8.0 3,0
Jika C:,.A -•<8.0 3.5
6 Hilang pijar. maksimum 5,0
7 Bagian Tak Larut maksimum 3,0
8 Cs3 Maksimum -
9 C2A maksimum -
10 C4AF+ 2C3A Atau -
11 C4AF + C2F, maksimum
-
'l abel 2 Syarat Kimia Tambahan
Jenis Semen Portlantl
Uraian
I
1 C3A. maksimum -
2 C3A. minimum -
3 C2S + 2 C3A), maksimum -
4 Alkali, sebagai
(Na2O + 0,658 K 2O), maksimum
6,0 Q
C.A 1 A LAN
Syarat kimia tambahan ini berlaku hanya secara khusus disyaratkan
Sama dengan keterangan untuk ! 1 pada syarat kimia utama
Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang agregatnya bersifat
reaklil'lerhadap alkali

5. Persyaratan fisika semen pori I and haru», mcincii.ilt i persyaratan sebagai herikul

Tabel 3 Syarat Fisika Utama


No. Uraian Jenis Semen Portlaml
I
1 Kuhalusan .
Uji permeabilitas udara, m'/kg Dengan Alat:
Turbidimeter, min
Blaine, min 160
280
2 Kekekalan Pememuaian dengan autoclavo,
maks %
0.80
3 Kuat Tekan
Umur 1 hari, kg/cm2 minimum -
Umur 3 hari, kg/cm2 minimum 125
Umur 7 hari, kg/cm2 minimum 200
Umur 28 hari, kg/cm2 minimum 280
Waktu pengikatan (metode a.ternativei
4 dengan alat
Gillmore
a. .Awal, menit, minimal 60
Akhir, menit maksimum 600
Vicat
c. Awal, menit, minimal 45
Akhir, menit maksimum 375

Tahel 4 Svarat Fisika Tambahan


Jenis Semen Portland
No. L raian
I
1 Pengikatan semu penetrasi akhir. % 50
minimum

Kalor hidrasi
2 Umur 7 hari, kal/gram, maks ■
Umur 28 hari, kal/tiram. maks
Kuat tekan :
3 Umur 28 hari. k<j.;cm2 minumum

Pemuaian karena sulfat 14 hari, -


4
%.Tiiaksimuni
5 Kandungan udara morlar. % volume, 12
maksimum

B, Baja Tulangan

I. Baja tulangan beton polos


Baja lulangan beton polos adalah baja lulangan belon berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP.
2. Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus
yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya lukai dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BJIS.

1. Ukuran dan toleransi

a. Diameter. berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja Lulangan beton
polos seperti tercantum pada label I. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter
baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada l abel 2.

Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos


N Diameter nominal Luas penampang Berat nominal
Penamaan per meter
o. (d) (mm) Nominal (1.) (cm2)
(kg/’in i
1. P.6 6 0.2827 0.222
2 P.8 8 0.5027 0.395
3. P.10 10 0.7854 0.617
4. P 12 12 1.131 0.888
•\ P.14 14 1.539 1,12
6. P 16 16 2.011 1.58
•n P.19 19 2.835 2,23
8. P.22 n') 3.801 2,98
9. P.25 25 1.909 3.85
10. P.2S 28 6.158 4,83
11. P.32 32 8,042 6.31

Tabel 2 Ukuran baja tulangan beton sirip


Diameter Luas Lebar
nominal Penam- Diameter Tinggi sirip Jarak sirip rusuk
dalam melintang Berat
Pena- (d) melintang me-
No pang nominal nominal
maan ( maks) manjang
nominal (do) min maks
(maks)
mm cm 2 mm rnm mm mm mm Kg/m
1 S.6 6 0.2827 5.5 0.3 0,6 4,2 4,7 0.222
2 S.8 8 0,5027 7.3 0,4 0,8 5,6 6.3 0,395
3 S.10 10 0.7854 8.9 0.5 1.0 7.0 7,9 0.617
4 S.13 13 1.327 12,0 0,7 1,3 9.1 10.2 1.04
5 S 16 16 2,011 15.0 0.8 1.6 11,2 12.6 4.58
6 S.19 19 2.835 17.8 1.0 1.9 13.3 11.9 2.23
7 S.22 22 3,801 20.7 1.1 2.2 15,4 17,3 2.98
8 S.25 25 4.909 23.6 1.3 2.5 17,5 19,7 3.85
9 S.29 29 6.625 27,2 1.5 2,9 20.3 22,8 5.18
10 S.32 32 8.042 30.2 1.6 J.z. 22,4 25.1 6.31
11 S.36 36 10.18 34.0 1.8 3,6 25,2 28.3 7,99
12 S.40 40 12.57 38.0 2.0 4,0 28,0 31.4 9,88
13 S.50 50 19.64 48.0 2,5 5,0 38,0 39.3 17,4

5. Toleransi diameter
Teloransi diameter baja Tulangan beton polos dan sirip seperti pada
Penyimpangan
No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm)
kebundaran(%)

1 ±0.3

2 + 0,4
Maksimum 70 dari
3 + 0,5 balas toleransi
4 + 0.6
5 + 0,8
CATATAN L Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter
maksimum dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja
Hilangan beton
JENIS DAN MUTU BAHAN

3.1 Jenis dan mutu bahan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Penertiban Aparatur
Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tanggal 23 Desember 1980
atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

3.2 Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa/bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu
jenis saja.

3.3 Contoh-contoh bahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan oleh
Pemborong atas biaya sendiri dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh bahan
tersebut harus disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
4.1.1 Pemborong diwajibkan menyediakan ruang kerja untuk para staff Direksi yang
bertugas sehubungan dengan pekerjaan dilapangan yang dilengkapi meja, kursi, buku
harian dan buku Direksi serta perlengkapan lainnya. Biaya tersebut diatas menjadi
beban pemborong.

4.1.2 Pemborong diwajibkan menyediakan ruangan untuk menyimpan bahan/alat dan


ruangan kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh kontraktor. Ukuran ditentukan
sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan dari Direksi

4.1.3 Pemborong diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk


melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan efesien. Demikian
pula dengan pembangkit tenaga listrik dan sumber air sementara, serta perlindungan
tertentu terhadap fasilitas umum dan jalan sementara bila diperlukan.

4.1.4 Pemborong berkewajiban menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan apabila terjadi
kecelakaan, kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga kebersihan
lingkungan.
1.12 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

2. PEKERJAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KOSTRUKSI

3. PEKERJAAN TANAH

4. PEKERJAAN STRUKTURE :

a) Pekerjaan Begisting
b) Pekerjaan Pembesian
c) Pekerjaan Pengecoran
d) Pekerjaan Hamparan Plastik
2.2
b. Metode Pelaksanan

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN DESA


TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT

PASAL 2
SITUASI

Pembangunan fisik seperti tersebut diatas (Pasal 1) berlokasi di Kec. Tanah Grogot

Pasal 3
JENIS DAN MUTU BAHAN

3.1 Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan– bahan
produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri
Penertiban Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian
tanggal 23 Desember 1980, atau dapat lain sesuai dengan petunjuk Direksi atau
Konsultan Perencana.
3.2 Bila bahan–bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik terdapat
beberapa / bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis saja.
3.3 Contoh–contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa
kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standard.Contoh–
contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kwalitas maupun sifat–
sifatnya.

Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN

4.1 Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan


pekejaan secara dan effesien dengan urutan teratur termasuk semua alat–alat
pembantu yang diperlukan seperti alat–alat pengangkat, alat–alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua pekerjaan.
4.2 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kwalitas atau penguraian bagian-bagian
dalam gambar dan RKS yang tidak merusak (membatalkan) kontrak, akan tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang wajar.
Pasal 5
GAMBAR - GAMBAR PEKERJAAN

5.1 Gambar–gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail kontruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan konsultan
perencana telah disampaikan kepada rekanan berserta dokumen yang lain.
Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pimpinan Proyek/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborong ini atau dipergunakan untuk maksud lain.
5.2 Bila Direksi menganggap perlu maka pemborong harus membuat tambahan
gambar detail yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi, gambar–gambar tersebut
milik Direksi.
5.3 Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan serta rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk RKS, Berita Aanwijzing, Time Schedulle (Curva - S) dalam
keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pemimpin
Proyek / Direksi sewaktu- waktu memerlukan.

Pasal 6
PERATURAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN

Berlaku dan mengingat dalam rencana kerja dan syarat–syarat ini adalah :

a. Undang–undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(hukum keselamatan kerja)
b. Peraturan Pembangunan Daerah setempat.
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 N.I.-2.
d. SNI 03-1974-1990, Metode pengujian kuat tekan beton
e. Petunjuk–petunjuk dan peringatan–peringatan tertulis yang diberikan Direksi
Pekerjaan termasuk dalam Pasal 3 Perjanjian ini untuk mencapai tujuan
Perjanjian.

Pasal 7
UMUM

7.1 Papan nama proyek disediakan sebelum pekerjaan dimulai.


7.2 Pembersihan lokasi, dikupas atau dipenebasan rumput liar serta bekas-bekas
kayu, pohon yang terkena jalur.
7.3 Pengukuran/stake out, penggunaan manual meteran/ thedolit (jika diperlukan)
dalam penyesuaian hasil gambar rencana dengan kondisi lapangan.

7.4 HASIL UJI LABORATORIUM dan JOB MIX BETON, dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil beton dengan kekuatan daya tekan beton maksimal yang
didapat berdasarkan material (lokal) yang digunakan.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN
VIII.1 AIR
Air untuk adukan beton dan perawatannya harus air bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak beton dan baja tulangan dan bercampur dengan bahan
yang mempengaruhi daya lekat semen
8.2 PASIR, KERIKIL ATAU BATU PECAH
Pasir, kerikil dan batu pecah harus bersifat kekal, bersih serta tidak
mengandung bahan-bahan yang mempengaruhi kekuatan atau kekekalan
konstruksi beton pada setiap umur termasuk daya tahannya terhadap karat baja
tulangan beton.

8.3 SEMEN
Semen yang digunakan harus disetujui dan disahkan yang berwenang dan
memenuhi syarat PBI 1971 Pengangkutan harus terhindar dari air/hujan dan
bebas dari kelembaban. Semen harus diletakkan pada ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai/Tanah, pemupukan tidak lebih dari 20 meter, dalam
pengirimannya yang baru harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga
pemakaian semen sesuai dengan urutan pengiriman.

8.4 BESI BETON


a. Besi dowel dengan ukuran ø16-60cm panjang 50 cm, besi tul.pokok 4ø10
dan beugel bangku ø8-30 cm dengan standar SNI. Hamparan dua sisi tepi
dan dua sisi tengah perjarak 4 meter sesuai lebar jalan 4 meter.
b. Untuk tulangan Besi beton harus dari besi baja U 24 dengan tegangan leleh
2400 kg/cm2 dan tegangan-tegangan yang diijinkan 1400 kg/cm 2 dan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971
c. Kawat pengikat harus dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm serta
tidak bersepuh seng dan yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
d. Penyimpanan harus tidak menyentuh Tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka terlalu lama. Sebelum dicor semua besi harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat dan dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak
dapat berubah atau bergeser sewaktu adukan digetarkan atau dipadatkan.
e. Pembesian beton dan diameter besi beton yang dipakai harus sesuai dengan
gambar rencana. Bilamana sesuai dengan pengalaman/pendapat pemborong
ditemui kekeliruan atau perlu penyempurnaan pembesian pada gambar
kerja, maka pemborong brhak mengusulkan gambar penyempurnaan yang
dimaksud kepada pemberi tugas untuk persetujuan atau pengecekan
kembali.

2. BESI WIREMESH

a. Wiremesh yang digunakan harus berkualitas baik dan tidak berkarat.


b. Wiremesh yang digunakan adalah tipe M-6.
c. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
sen, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI - 2 ( PBI tahun 1971 ).
8.3.1 CETAKAN DAN ACUAN
a. Cetakan harus dibuat dari papan kayu bermutu baik/plywood 9 mm dengan
ketebalan bergantung dari kualitas dan jarak penguat cetakan tersebut.
b. Cetakan dirakit dan diberi penguat serta disangga sedemikian rupa,
sehingga tidak ada perubahan bentuk akibat getaran atau lengkungan
dikarenakan tekanan adukan beton yang cair/padat. Pada cetakan kolom dan
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk membersihkan kotoran
dan keperluan pengecoran.
c. Cetakan beton harus bersih dan dibasahi sebelum pengecoran dan dicegah
penggenangan air pada bagian bawah cetakan.
8.3.2 ADUKAN BETON
a. Semua pekerjaan konstruksi beton dibuat dengan memakai campuran mutu
fc.14.5 Mpa .
b. Adukan beton harus dikerjakan dengan beton molen (concrete mixer).
c. Sebelum pasir dan kerikil diaduk, semua harus dibersihkan dari segala
kotoran dan Lumpur.
d. Bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
bahan bangunan :
 Semen Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994 atau yang setara.
 Kerikil / batu pecah yang berkualitas baik, bersih, keras, berat dan
padat dengan gradasi 10 – 30 mm
 Pasir dari lokal/ sekitarnya
 Air harus jernih dan tidak mengandung bahan-bahan kimia/limbah
e. Komposisi bahan harus ditakar dengan seksama, volume atau beratnya.
Bilamana campuran yang telah ditentukan itu tidak ditepati, maka konstruksi
beton yang telah dicor itu akan diperintahkan dibongkar atas tanggungan
pemborong.
f. Bahan campuran tambahan dibolehkan jika disetujui oleh pemberi tugas atau
apabila ada ketentuan lain.
g. Adukan beton sudah harus digunakan dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dikerjakan.
h. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dicegah
terjadinya pemisahan unsure-unsur bahan, dan tidak boleh dijatuhkan lebih
dari 2 jam.

8.3.3 PENGECORAN BETON


a. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
b. Pengecoran pada suatu bagian dari pekerjaan harus dilakukan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari pemberi
ugas, tidak mengecor pada waktu hujan, kecuali jika pemborong mengambil
tindakan pencegahan kerusakan yang dapat disetujui pemberi tugas.
c. Sebelum melaksanakan pengecoran pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, maka pemborong harus memberitahu kepada pemberi tugas
untuk mendapat persetujuan.
d. Pengecoran harus dipadatkan dengan baik dan memakai alat penggetar
(vibrator) yang frekuensi paling sedikit 3000 rpm dan tidak boleh
menggetarkan adukan lebih dari 20 detik.

8.3.4 PERAWATAN BETON


a. Selama beton dalam proses mengeras, maka diadakan perawatan dan
perlindungan terhadap sinar matahari, angin hingga tidak terjadi penguapan
yang cepat.
b. Setelah pengecoran, beton harus dibasahi terus (disiram) terus sekurang-
kurangnya 5 hari.
c. Pada lantai beton, jika menurut pemberi tugas belum cukup umur, tidak
diperkenankan untuk menaruh bahan-bahan atau sebagai jalan guna
pengangkutan bahan.

8.3.5 PEMBONGKARAN CETAKAN


a. Cetakan tidak diperkenankan dibuka/dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan / silender kubus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri dan
kurun waktu 1x24 jam (penyesuaian berdasarkan jenis konstruksi, contoh
semenisasi jalan lingkungan).
b. Penyedia harus memberitahu kepada Direksi jika akan membongkar cetakan,
terutama pada bagian konstruksi utama dan meminta persetujuan dari
Direksi. Perlu ditekankan bahwa Penyedia bertanggung jawab penuh atas
keamanan konstruksi, walaupun adanya persetujuan pemberi tugas, tidak
lepas dari tanggung jawab.
c. Semua prosedur pembongkaran cetakan harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan dalam PBI 1971.
d. Pembongkaran cetakan harus hati-hati tidak boleh rusak, karena digunakan
kembali maksimal 3 kali pakai.

Pasal 9
PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN

9.1 Umum

Penyedia harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas

beton memenuhi spesifikasi sesuai Job Mix Design (JMD) dan tanggung jawab

ini tidak dapat dihilangkan, maka dilakukan pengujian yang dilaksanakan

dan disetujui Direksi Pekerjaan.

9.2 Pembiayaan

Semua biaya-biaya menyangkut pekerjaan beton mulai dari Job Mix Formula
(JMF) dan pengujian mutu beton menjadi tanggung jawab Penyedia.
9.3 Pengujian Kekuatan
Penyedia melaksanakan pengujian kekuatan beton yang dicor menggunakan uji
selinder minimal diambil 2 sampel khusus jalan lingkungan/ semenisasi/
saluran /Box culvert.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm , dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji
tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan,
dan kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Beton dengan mufu fc' 14,5 menyatakan kekuatan tekan minimum 14,5 MPa
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm,
tinggi 30 cm.
Setiap pengujian harus termasuk pembuatan dua contoh sampel yang identik
untuk memprediksi mutu beton umur 28 hari bisa melalui uji pada umur 3 (tiga)
hari, 7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari atau 28 (dua puluh delapan) hari. Nilai
kuat tekan sesuai mutu beton dan prediksi mutu umur beton berpedoman pada
tabel 8.1 dan 8.2 di bawah.

9.4 Alat Uji Beton


Digunakan mesin uji kuat tekan beton.

9.5 Tempat pengujian beton

Pengujian beton dilakukan pada laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi.

9.6 Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus
menggunakan data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang
ditetapkan dalam Kontrak. Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari
yang ditetapkan dalam Kontrak hanya boleh digunakan untuk keperluan
selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran. Nilai-nilai
perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus disesuaikan
dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
Tabel 9.1 Ketentuan Kuat Tekan

Mutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm2)


fc’ σ ’bk Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(Mpa) (kg/ cm2) 150mm – 300mm 150x150x150mm
50 K600 500 600
45 K500 450 500
40 K450 400 450
35 K400 350 400
30 K350 300 350
25 K300 250 300
20 K250 200 250
15 K175 150 175
10 K125 100 125
Sumber: Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) - Dirjen Bina Marga
Tabel 9.2 Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur

Umur beton 3 7 14 21 28 90 365

Semen portland
0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,2 1,35
biasa

Semen portland

dengan kekuatan 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20

awal tinggi

Sumber: Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 N.I.-2

Pasal 10

PEKERJAAN JALAN BETON

10.1 Perataan dan penggalian tanah diperlukan pada tanah yang konturnya

bergelombang untuk mendapatkan elevasi jalan dan ketebalan cor yang sesuai

dengan gambar rencana.

10.2 Pemasangan bekisting menggunakan plywood 9 mm dengan kayu penguat

balok/kayu gelam.

10.3 Penghamparan Plastic cor diletakkan diatasnya , dan dihampar selebar jalan
yang akan dicor. Meterial plastic cor dari bahan plastic yang kuat dan lentur
dang tidak mudah sobek.
10.4 Penulangan dowel dengan porsi tul. Pokok 4 ø10, tul. bangku ø8-30 cm,
tulangan dowel besi ulir D.16- 60 Panjang 50 cm dengan pipa PVC di. ¾’’.
10.5 Cor beton adalah mutu fc.14.5 Mpa (semen: pasir :koral/kerikil) dengan tebal 20
cm. Penggunaan molen dan alat bantu mutlak ada dilapangan.
10.6 Sebelum cor beton mengering dilapisan atasnya diberi finishing dan tali air
perjarak sesuai lebar jalan.
PASAL 11
PENUTUP

11.1 Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) untuk uraian bahan-bahan
pekerjaan tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh pemborong, maka hal ini dianggap
seperti disebutkan.

11.2 Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut dari pihak
Direksi/pemberi tugas, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.

Tana Paser, April 2023


Kepala Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan
Selaku PA/K/KPA/PPK

Hulaimi, S.Sos, M.Si


NIP. 19641228 198602 1 006

Anda mungkin juga menyukai