SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
KEGIATAN :
Pengelolaan Sampah
PEKERJAAN :
Pembangunan TPS di Lokasi Desa Tertinggal Daerah Perkotaan
LOKASI :
Desa Sukaresmi Kecamatan Sukaresmi
7. PEKERJAAN UTAMA
Pekerjaan utama dan pendukung untuk paket pekerjaan ini tercantum pada
Lampiran I.
9. PROGRAM KERJA
Pelaksana konstruksi harus segera menyusun program kerja minimal
meliputi:
1. Jadwal kegiatan secara terperinci :
2. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah
tenaga untuk melaksanakan pekerjaan, serta harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
3. Konsep penanganan pekerjaan pembangunan
16. PENUTUP
MEIDY PRASETYADI, ST
NIP. 198005242009021001
Lampiran I
Pekerjaan dapat digolongkan dalam dua kategori pekerjaan yakni pekerjaan utama dan
pekerjaan pendukung atau penunjang. Rinciannya ditampilkan dalam tabel berikut.
No Pekerjaan Penunjang
1 Pembuatan Papan Nama Proyek
2 Pengadaan Listrik dan air kerja
3 Penyediaan peralatan/perlengkapan Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
4 Dokumentasi dan Administrasi
5 Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
6 Pembersihan dan perataan site area pekerjaan
MEIDY PRASETYADI, ST
NIP. 198005242009021001
Lampiran II
Tabel 4. Persyaratan Personil Penunjang yang akan di klarifikasi pada saat pra SPPBJ
MEIDY PRASETYADI, ST
NIP. 198005242009021001
Lampiran III
Kepemilikan
No. Jenis Kapasitas Jumlah
(Milik/Sewa Beli/Sewa)
1. Mollen/Concrete Mixer Minimal 1 unit Sewa/Milik
350 liter
B. ARSITEKTUR
1 Batu Ringan SNI
2 Semen (Portland Cement ) SNI Indocement, Holcim, Gresik
3 Pasir
4 Bahan penutup lantai/dinding Marmer Onyx
5 Bahan pengisi nat lantai IGI Grout, Sika
6 Besi SNI
7 Cat Finishing Powder Coating
8 Pelat Besi SNI
9 Baja Ringan C. 75. 75 SNI 8399 : 2017
C. ELEKTRIKAL
Supreme, Kabelindo, Kabelmetal,
1 Kabel Power (NYY, NYA, NYFGBY)
Tranka
Supreme, Kabelindo, Kabelmetal,
2 Kabel Grounding
Tranka
3 Pipa Instalasi HIC Clipsal, Ginde, Ega
4 Lampu, Fitting, Ballast Phillips
5 MCB MG
6 Contactor MG, ABB
7 Saklar Clipsal, Brocco
Lampiran V
URAIAN
NO IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT RISIKO
PEKERJAAN
(1) (2) (3) (6)
1 Pekerjaan Sedang
Persiapan
-Pekerjaan
- Terluka
Pembersihan
Lahan - Tertimbun material.
- Material menumpuk
menghalangi jalan
- Terperosok
-Mobilisasi dan - Tabrakan Sedang
demobilisasi - Terbalik
-
- Direksi keet - Gangguan kesehatan Sedang
- Kebakaran
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi/Demobilisasi.
4.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah,
dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas ; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu
selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan
ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
4.2. Papan Bangunan.
4.2.1. Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari kayu Terentang dengan ukuran tebal
3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain
adalah 1.50 M; tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah.
4.2.2. Papan Bangunan dipasang sejarak 2.00 M dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
4.2.3. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
4.2.4. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
5. Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang
Papan nama Proyek sesuai dengan peraturan Daerah yang berlaku atas biaya Kontraktor.
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Galian tanah ini sesuai dengan Gamabar Kerja, diantaranya :
Sloof Pondasi.
Pondasi menerus.
Saluran drainase dan gorong-gorong sekeliling bangunan.
Tangki septik.
Pemipaan yang tertanam dalam tanah.
1.2. Persyaratan Pelaksanaan
Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi,
penKepala Sekolahgan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton
tumbuk tanpa biaya tambahan.
1.3. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau
dengan kata lain kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat tanah longsor, dengan
alasan apapun, menjadi tanggungan Kontraktor.
1.4. Galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat-alat pengering, misalnya pompa, dalam keadaan siap pakai
dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
1.5. Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah tersebut telah
diperiksa ukuran, kedalaman dan kemiringannya oleh Konsultan Pengawas.
2. Urugan Tanah
2.3. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ke
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2.4. Tanah urugan timbris yang boleh dipakai ialah tanah bekas galian atau yang
didatangkan dari luar, tidak mengandung bahan organis, dipadatkan lapis demi lapis
a’ 20 cm sampai rata dan padat. Bila tanahnya kering perlu diberi air secukupnya.
Alat penimbris dari besi minimum 10 kg, kalau perlu harus dengan stamper kapasitas
sesuai kebutuhan. Alat penimbris kayu tidak dibenarkan dipergunakan.
2.5. Urugan timbris sebaiknya dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pekerjaan pasangan
dinding selesai diplester. Hal ini untuk menghindari penurunan maupun retakan-
retakan dikemudian hari.
2.6. Kepadatan setiap lapis harus memenuhi syarat, minimal mencapai syarat 90 %
modified AASHTO.
3. Urugan Pasir
Urugan pasir harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja, diantaranya pada :
Di bawah semua lantai yang berada di atas permukaan tanah
Di bawah rabat Beton dengan tebal sesuai Gambar Kerja
Di bawah pondasi batu kali, rollag, sloof setebal 10 cm padat.
3.2. Lapisan pasir harus bersih dari akar-akaran dan kotoran-kotoran lain, dipadatkan
lapis demi lapis dengan tebal 10 cm per lapis, dengan disiram air sebelum pekerjaan
diatasnya dipasang.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
1.3.1.2. S e m e n.
b. Semen harus dalam kantung semen asli dari pabrik, satu merk
produksi dalam negeri.
c. Persyaratan Fisik
Tegangan tekan beton umur 28 hari sekurang-kurangnya 30 Mpa.
d. Persyaratan Kimia
Kadar C3A dan (Tricalcum alumunate) berada antara 5 – 8 %
Jumlah C3A dan Tricalcium Silicate tidak melebihi 58 %
f. Penyimpanan.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, diatas lantai
terangkat dari dasar lantai agar tidak lembab.
Dipakai sesuai dengan urutan pengiriman, tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis.
1.3.1.7. A i r.
Air untuk campuran beton harus segar dan bersih bebas dari asam,
garam, bahan alkali atau bahan organik.
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan cetakan beton beserta pembongkarannya, sehingga diperoleh
hasil pengecoran beton yang sempurna seperti diisyaratkan dan yang tertera
dalam gambar kerja.
2. Multipleks.
Khusus untuk :
pelat lantai,
tangga beton,
bekisting dibuat dari multipleks tebal minimum 10 mm.
Multipleks harus lurus dan rata.
e. Bekisting sebelum menerima beton yang dicor ke dalam harus bersih, bebas
dari minyak gemuk, cat, kotoran, sampah dan sisa-sisa bahan bangunan lain
yang tidak boleh tercampur ke dalam beton seperti yang disyaratkan untuk
beton.
Sebelum pengecoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram air. 24 jam
sebelum pengecoran dilaksanakan, Kontraktor harus memberi Konsultan
Pengawas bahwa pengecoran beton akan dilaksanakan dan bekisting dapat
diperiksa.
h. Beton yang telah selesai dicor dan mengeras harus dijaga kelembabannya
dan tidak dibiarkan terbuka dan terjemur sinar matahari langsung sehingga
beton mengeras dengan sempurna dalam batas waktu yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
i. Bekisting dilepas dari struktur beton yang telah selesai dicetak dan mengeras
dengan sempurna dengan hati-hati dan menggunakan peralatan yang sesuai
sehingga keutuhan struktur betonnya dapat dijamin.
2. Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang
dari dalam bekisting, mesin pengaduk (beton molen) ataupun alat-alat
pengangkut.
3. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran
dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
4. Pengecoran harus sesuai dengan Persyaratan dalam PBI 1991. Segera sesudah
pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar
(“Internal concrete vibrator”) dengan dibantu dengan penyendokan dan
perojokan. Tidak diperbolehkan melakukan pengetokan pada bekisting dalam ini.
5. Mesin pengaduk beton (“stationary box mixer”) harus dalam keadaan bekerja
selama terdapat adukan beton didalamnya. Tenggang waktu penggunaan adukan
beton sejak dikeluarkan dari batching plant yang ditetapkan ialah 3 jam.
7. Vibrator tidak boleh dipakai untuk memasukan beton kedalam bekisting, dan
kecepatan vibrator dalam aduk harus tetap dan lebih besar dari 7.000
impuls/menit.
b. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya adalah lantai kerja
dengan adukan 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
Dibawah lantai kerja tersebut harus diberi lapisan pasir tebal 10 cm padat beton
tersebut.
a. Ukuran
Ukuran baja harus sesuai Gambar Kerja.
Penggantian diameter yang lain hanya diperkenankan atas persetujuan Konsultan
Pengawas dan bila disetujui Konsultan Pengawas maka luas penampang yang
diperlukan tidak boleh kurang dari perhitungan.
Biaya penggantian diameter yang bukan karena salah gambar ditanggung oleh
Kontraktor.
b. Tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, lemak atau bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat baja terhadap beton.
Pasal 4
PEKERJAAN ADUKAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan adukan ini dilaksanakan sesuai Gambar Kerja, diantaranya untuk :
Seluruh dinding pasangan bata.
Seluruh finishing lantai.
2. Persyaratan Pelaksanakan
2.1. Macam Campuran Adukan
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan
campuran seperti tersebut sebagai berikut :
2.4. Adukan pokok pondasi batu kali/batu belah dengan perbandingan M2.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Pelaksanaan
Aci Halus Volume Semen : Air 1. Untuk permukaan dinding batu bata yang
telah diplester danakan dicat.
2. Untuk permukaan beton yang akan dicat.
2.2. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan harus dibasahi dulu, sedangkan siar-
siarnya harus dikeruk sedalam 1 cm. Pekerjaan plesteran ini haru dilaksanakan dengan
penuh keahlian dan ketelitian. Bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-
retak harus diulangi dan diperbaiki. Pasir untuk Plesteran harus diayak hingga cukup
halus.
2.3. Perbaikan bidang plesteran yang baru maupun yang dibongkar dan diperbaiki lagi dan
juga yang baru/rehab harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga sambungan bidang
plesteran rata, tidak retak dan terjadi ikatan yang kuat.
2.4. Bidang-bidang beton yang tampak, sebelum diplester harus dipahat kasar dahulu,
kemudian disiram dengan air semen.
Penghalusan dilaksanakan dengan adukan kedap air.
2.5. Tebal plesteran bila tidak ditunjukan lain dalam gambar adalah :
Untuk dinding bata, tebal minimum 16 mm.
Untuk Konstruksi beton, tebal minimum 6 mm.
2.6. Semua bidang yang akan diplester, baik baru maupun rehab harus dibasahi air terlebih
dahulu secukupnya. Demikian pula selama 3 hari pertama setelah plesteran selesai.
2.7. Permukaan bidang yang telah diplester dan akan dicat dihaluskan dengan adukan aci
halus, selanjutnya digosok sehingga rata.
2.8. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering baru diaduk dengan air hingga
rata dalam warna, dan konsisten. Tidak boleh mempergunakan adukan yang telah
mengeras.
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/BELAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali/belah dilaksanakan seperti yang tertera pada Gambar Kerja, diantaranya
adalah :
Pondasi menerus untuk dinding batu bata di bawah sloof beton,
Pondasi setempat untuk kolom-kolom non-struktur/praktis dan sloof.
2. Persyaratan Bahan
Untuk pasangan pondasi ini harus dipergunakan batu kali/belah dari jenis yang keras atas
persetujuan dari Konsultan Pengawas, penampang batu maksimum 30 cm dengan minimal
3 muka pecahan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pada bagian bawah seluruh pondasi batu kali/belah dipasang pasangan batu kosong.
3.2. Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang, karena air tanah atau
air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan
dasar lubang harus kering.
3.3. Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus
diberi bergerigi agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan kokoh dan
sempurna. Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh ada/terdapat rongga-rongga
udara atau celah-celah.
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu bata setengah batu dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja, diantaranya
:
Pada semua dinding batu bata,
Dinding drainase sekeliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dengan pembakaran yang sempurna dan
merata, dari mutu yang terbaik, setaraf bata F, ukuran 5,5 x 10,5 x 22 cm.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Ukuran bata yang kurang dari standard 1/2 batu tidak boleh dipasang.
3.2. Sebelum dipasang bata harus direndam sampai jenuh air, hasil pemasangan bata
harus rapih, merupakan bidang-bidang yang rata dan siar-siarnya harus dikeruk
sedalam 1 cm sehingga terdapat alur-alur yang rapih sebelum pekerjaan plesteran
dimulai.
3.3. Aduk perekat/spesi harus diusahakan selalu dalam keadaan segar atau belum
mengeras pada waktu pemakaian. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga
ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
3.5. Pada dinding 1/2 ditempat-tempat tertentu sesuai gambar rencana diberi kolom
pengaku beton ditempat dimana anker-anker kusen yang horizontal berada harus
dicor beton 1 pc : 2 ps : 3 kr untuk mengikat angker tersebut.
3.6. Sebelum diplester permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu, dan siar-siar telah dikerok serta telah dibersihkan.
3.7. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus diberapen sampai setinggi
permukaan tanah.
3.9. Pada pasangan bata baru yang menyambung dengan pasangan bata lama harus
diusahakan adanya sambungan stek dengan konstruksi lama.
3.10. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebih dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari dua bagian tidak boleh digunakan.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan ubin keramik untuk lantai dan pelapisan dinding sesuai dengan Gambar
Kerja, diantaranya :
2. Persyaratan Bahan.
2.2. Bahan pengisi siar (nat) digunakan pasta semen dengan warna yang dengan warna ubin
keramik.
2.3. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Konsultan
Pengawas dengan 4 gradasi warna dalam 1 bahan untuk mendapatkan persetujuan dan
akan dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke
lapangan.
2.5. Pemakaian satu produk adalah mengikat, kecuali bila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan minyak kacang.
3.2. Pada saat pemasangan ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau
ternoda dan warna sesuai dengan yang diisyaratkan/dipilih.
3.3. Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan menyiram
air semen kepermukaannya.
3.4. Seluruh rongga pada permukaan ubin keramik bagian belakang harus terisi dengan
aduk perekat.
3.5. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja/Shop Drawing atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom atau as dinding, dan ataupun sesuai dengan dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
3.6. Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
3.7. Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata/waterpass sesuai dengan peil
“finish” atau ketebalan “finish” yang diisyaratkan dalam Gambar Kerja.
Toleransi kecekungan adalah 2,5mm untuk setiap 2,00 M2.
3.8. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus, lebar siar
harus sama, maksimum selebar 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
3.9. Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum menjadi keras/kering
dengan lap basah.
3.10. Aduk perekat untuk pemasangan ubin keramik dengan campuran 1 pc : 3 ps,
digunakan pada lantai dasar dan bagian lantai yang harus kedap air seperti yang
diisyaratkan dalam Gambar Kerja.
Untuk lantai-lantai lainnya digunakan aduk perekat dengan campuran 1 pc : 4 ps.
3.11. Pemasangandilakukan diatas lapisan screed yang bebas dari debu, kotoran dan telah
betul-betul keras.
3.12. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih, dan
dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan lain.
3.13. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakkan
atau pemberian beban.
3.15. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa “sparing” dan atau jaringan pipa
sudah terpasang terpasang pada tempatnya.
Pasal 9
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pekerjaan Kayu Halus :
Back Drop,Partisi.
1.2. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak.
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2.2. Pekerjaan Kayu Halus.
a. Kayu Kamper Banjar atau sekualitas.
Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II
dan kekuatan II.
b. Lembaran kayu Teakwood satu muka, multiplex, triplex.
Ukuran lebar dan ketebalan sesuai dengan Gambar Kerja.
Mutu terbaik dari kelasnya, produk local.
3. Persyaratan Teknis.
3.1. Kelembaban.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu tidak lebih
dari 14 % terpasang.Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm diijinkan kelembaban kayu
25% maksimum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18 %
maksimum.
3.4. Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
3.5. Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk FOX atau yang setaraf.
3.6. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain harus
digalvanisasi.
4. Persyaratan Pelaksanaan.
4.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai Gambar
Kerja. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di
lapangan.
4.2. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor harus selalu koordinasi dengan
paket pekerjaan EE, ME, SA khususnya apabila di dalam pekerjaan ini terdapat
pemasangan fixtures dan armtur maupun jalur-jalur dari disiplin tersebut.
Agar diusahakan pelaksanaan pemasngan instalasi sebelum pelaksanaan pekerjaan
kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.
Kontraktor harus menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan instalasi
disiplin lain tersebut yang tersembunyi dibalik permukaan kayu yang luas.
4.3. Bentuk, ukuran, profil, pola, nat dan peil yang tercantum dalam Gambar Kerja adalah
hasil jadi/finish. Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas,
maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi
mutu yang diisyaratkan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dituntut
sebagai pekerjaan tambah.
4.4. Pemasangan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker,
dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapid an sempurna serta tidak
diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari baja seperti angker, sengkang, pelat
dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan cat anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Cat di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/ekposed tidak diperkenankan pemasangan
paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
4.5. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat
oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas. Dalam hal ini Kontraktor
tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Kontraktor harus memperhatikan dan melaksanakan sesuai Gambar Kerja atau
petunjuk Konsultan Pengawas untuk sambungan atau hubungan kayu dengan
bahan/material lain terutama pada pekerjaan kayu halus.
4.8. Semua permukaan kayu yang tidak diperlihatkan harus diberi meni kayu atau cat
dasar. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan sesuai persyaratan dan
sebelum pemasangan kayu tersebut.
4.9.2. Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di
tempat pemasangan.
4.9.3. Pekerjaan ini harus dilaksanakan menurut pola dan urutan pengerjaan sesuai
dengan yang ditentukan/diisyaratkan dalam Gambar Kerja atau oleh
Konsultan Pengawas.
1. Lingkup Pekerjaan.
Melaksanakan pemasangan kaca bening dan cermin sesuai dengan Gambar Kerja.
Kaca Bening :
Pada pintu, jendela, bovenlicht.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78.
Produk Asahi Glass atau setaraf.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.2. Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja,
buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
3.3. Pemotongan harus rapi dan lurus , harus menggunakan alat pemotong kaca. Sisi-sisi
kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda dan
dihaluskan samapi berbentuk tempereng.
3.4. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan diberi tanda
agar mudah diketahui.
3.5.1. Sebelum pemasangan kaca, kosen, rangka daun pintu maupun jendela telah
terpasang kokoh dan telah finish sesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi
persyaratan pekerjaan kayu halus yang diuraikan dalam pekerjaan kayu.
3.5.2. Selanjutnya adalah list kayu sesuai dengan Gambar Kerja dan atau petunjuk
Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan, lis kayu harus sudah sesuai dengan
Gambar Kerja, benar-benar lurus, telah memenuhi persyaratan pekerjaan kayu
halus dan telah di-finish sesuai dengan persyaratan pengecatan kayu halus yang
diuraikan di dalam bab lain pada buku ini.
3.5.3. Ukuran kaca dan pemasangan lis harus sedemikian rupa, agar kaca tidak pecah
pada waktu pengembangan dan penyusutan.
3.6.1. Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan
lis maupun sekrup.
3.6.2. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser.
3.6.3. Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca dan cermin tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
Kontraktore tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pemasangan langit-langit Gypsum lengkap sesuai Gambar Kerja, diantaranya pada :
Seluruh ruang dalam.
1.3.1. Pola kerangka langit-langit harus sesuai dengan pola langit-langit seperti
ditunjukan dalam Gambar Kerja.
1.3.2. Seluruh konstruksi kerangka harus kuat hubungannya, ditahan dengan baik
oleh konstruksi atap (kuda-kuda) dan dinidng sesuai dengan Gambar Kerja,
baik letak maupun ukurannya.
1.3.3. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus sesuai
dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukan dalam Gambar Kerja.
Kerangka langit-langit harus terpasang lurus dan rata waterpass.
Setelah kerangka langit-langit terpasang dengan kuat dan kokoh, baru
dilaksanakan pemasangan panel langit-langit.
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pengecatan/laburan dinding dan permukaan plafon :
Semua permukaan dinding pasangan bata dan permukaan beton yang tampak.
Semua permukaan plafon yang tampak.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Cat Kayu.
2.1.1. Cat Warna.
Produk : SEIV atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
2.2. Cat Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata, Permukaan Beton & Permukaan Plafon.
Produk : Sanlex atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Tebal minimum tiap lapisan jadi/finished minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran
atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
persyaratan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan
di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia,
maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara
berlangsung lancer. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memasang Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran
udara.
3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vaccum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya
cukup untuk pekerjaan ini.
3.5. Khusus untuk semua cat dasar terutama pada permukaan logam harus disapukan
dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan
Pengawas.
3.7. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
3.9.3. Cat dinding tahan air (gloss) dilaksanakan pada dinding batas permukaan lantai
sampai setinggi 10 cm (terlihat pada gambar) dan berfungsi sebagai plint.
3.9.4. Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga merata minimal 3 kali, sekali
cat dasar dan dua kali cat akhir. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan
roller.
a. Lapisan Satu :
Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
menggunakan berikutnya.
Pasal 13
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi air yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan :
- Saluran drainase air hujan.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Saluran terbuka.
Gravel/Buis Beton bulat untuk gorong-gorong.
Diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
Ex Lokal mutu terbaik.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Kemiringan saluran, harus dibuat dengan sedemikian rupa sehingga air dapat mengalir
dengan sempurna tanpa hambatan.
3.2. Semua sistem aliran pada saluran terlihat pada Gambar Kerja, dan ketentuan-ketentuan
tertulis pada Gambar tersebut harus diikuti.
3.3. Sebelum pelakasanaan dimulai , Kontraktor harus sudah mengetahui saluran induk
yang sudah ada di daerah tersebut.
3.7. Plesteran.
Seluruh permukaan bagian dalam dan atas dari salurandiplestert dengan campuran 1
pc : 3 ps setebal 2 cm dan kemudian dihaluskan semen.
c. Dalam hal ukurantersebut lebih besar dari gambar, Kontraktor tidak berhak
mengajukan claim atas kelebihan ukuran tersebut sebagai pekerjaan tambah.
3.11. As Saluran.
As saluran ditentukan atas petunjuk atau dilakiukan bersama-sama dengan
Konsulyan Pengawas.Apabila Kontraktor melakukan kesalahan dalam menentukan
as saluran tanpa petunjuk Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan melakukan
perbaikan pembongkaran sehingga sesuaio dengan as saluran yang ditentukan ats
tanggunggan Kontraktor sendiri.
3.12. Gorong-gorong.
Gorong-gorong yang tidak melintas dan parker dibuat dari buios beton bulat.
Sepanjang alas Gorong-grorong diberi lapisan pasir untuk mengatur kemiringan.
Diameter sesuai dengan Gambar Ketja.
3.14. Pada setiap pertemuan/persilangan atau pembelokan, dibuatkan bak kontrol dari
pasangan –pasangan batu bata ½ batu, adukan 1 pc : 4 ps , diberapen .
Tutup bak kontrol dibuat dari plat vbeton bertulang 1 pc : 2 ps : 3 kr, diberi pegangan
dari besi tulangan diameter 12 mm untuk membuka tutup.
3.15. Pada setiap sambungan gorong-gorong dan saluran terbuka harus diberi alas dan
kana kiri ditutup oleh pasangan batu bata ½ batu aduk 1 pc : 4 ps , diberapen.
Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN & KETENTUAN DASAR PELAKSANAAN
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pekerjaan Elektrikal.
Sistem penyediaan dan Distribusi Listrik.
Sistem penerangan.
3. Gambar-gambar.
1.1. Gambar Perencanaan.
1.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perencanaan adalah gambar-gambar yang
menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan segala gambar-gambar
addendumnya.
1.1.2. Kontraktor harus mempelajari Gambar-gambar Perencanaan dan secepatnya
melaporkan kepada Konsultan Pengawas apabila terdapat hal-hal yang dianggap
kurang jelas, dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) minggu setelah diadakannya
rapat pra- pelaksanaan.
1.1.3. Gambar-gambar dalam perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail pemasangan, detail penumpu, detail pengikat dan
detail lainnya terutama yang berhubungan dengan peralatan yang akan
disediakan/dipasang oleh Kontraktor.
1.1.4. Walaupun demikian, Kontraktor tetap harus memasang instalasi tersebut sesuai
dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil terbaik dalam hal
ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk
menjelaskan hal-hal tersebut di atas.
1.1.5. Ukuran_ukuran pokok dan pembagianya seluruh sudah dicantumkan pada
Gambar Perencanaan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran
effektif (ukuran dalam pelaksanaan/dalam pemesanan barang diperhitungkan
sebagai ukuran effektif).
4. Kooordinasi Kerja
4.1. Mengingat bahwa pekerjaan satu dan lainnya sangat erat kaitannya terhadap jadwal
pelaksanaan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dan diseselesaikan sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui bersama.
4.2. Dalam bobot rencana serta gambar-gambar kerja Kontraktor harus sudah
memperhitungkan unsur-unsur kerja sama dengan Kontraktor / sub- Kontraktor
pekerjaan lain / atau instansi – instasi lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
5. Penyelidikan Tapak
5.1. Sebelum mulai melakukan, dalam arti membuat dan atau memasang , setiap bagian
dari pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan pengukuran di tapak, yang mana hasil
pegukuran-pengukuran tersebut harus tertera dan dapat dibaca pada gambar
pelekasanaan yang dibuat oleh Kontraktor yang bersangkutan.
5.2. Bilamana Kontraktor lalai dalam melaksanakan hal tersebut di atas maka segala
sesuatu hal yang diakibatkan oleh adanya kelalaian itu menjadi tanggung jawab
Kontraktor yang bersangkutan.
5.3. Apabila dalam pengukuran tersebut di dalam terdapat hal-hal yang berbeda dengan
dokumen kontrak maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat penyelesaian.
5.4. Pada saat suatu pekerjaan atau bagian dari suatu pekerjaan akan dilaksanakan,
kontraktor harus membuat gambar kerja untuk satu lokasi kerja yang mencantumkan
semua indikasi instalasi / utilitas / struktur / finishing pada lokasi tersebut sehingga
tidak akan terjadi kesalahan tempat pemasangan yang akan mengganggu salah satu
atau lebih dari satu instalasi.
7. Kewajiban Kontraktor
7.2.2. Semua peralatan /material yang sejenis yang akan dipasang harus dari satu
merk , kecuali dibatalkan dalam ketentuan lain atau klausul lain pada Buku ini
maupun lampiran-lampirannya.
8.1.2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka Kontraktor
harus segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada
DIREKSI PENGAWAS untuk mendapat persetujuan. Barang-barang tersebut
berupa :
8.1.2.1. Installation Instruction, untuk persetujuan terhadap cara-cara
pemasangan.
10.2. Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan/dilakukan pada
suatu pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci Inggris, mengupas
kabel dengan api/dibakar, sama sekali tidak diperkenankan.
10.3. Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk
kebutuhan lainnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
10.4. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air
untuk kebutuhan selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa
fasilitas yang tersedia di tapat tidak diijinkan untuk dipergunakan.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalansi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan
seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini
harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi
dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem
distribusi listrik.
2.1.2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan.
2.1.3. Yang dimaksud dengan Instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan
panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, AC Split, Pompa Air Bersih
dan lain-lain, sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Di dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing,
metal doos untuk outlet daya/penyambungan/pencabangan, flexible conduit
dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem instalasi daya.
2.2.1. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN
atau standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
2.2.2. Ukuran luas penampang konduktor kabel untuk jaringan instalasi listrik
Tegangan Rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
2.2.3. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage minimal sebesar
500 volt.
2.2.4. Tahanan Isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor terjadi tidak melebihi 3 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
2.2.5. Kabel-kabek yang digunakan adalah kabel-kabel PVC dengan jenis kabel yang
sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini :
2.3.2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh.
2.3.3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
2.3.4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan exceltcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
2.3.5. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk
pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau metal doss serta
memakai pelindung sesuai dengan persyaratan.
3.1.3. Outlet daya harus mempunyai indikasi (pada bagian belakang plate) mengenai
merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta
tegangannya.
3.2. Saklar Lampu Penerangan.
3.2.1. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN atau SII atai
standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Negara Republik Indonesia.
3.2.2. Saklar lampu harus mempunyai indikasi (pada bagian belakang plate)
mengenai merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta
tegangannya.
3.2.3. Saklar dipasang pada dinding atau kolom beton dengan menggunakan metal
doos pada ketinggian 150 cM dari permukaan lantai atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
Metal doos yang digunakan harus sesuai dengan Gambar Perencanaan dan
dikoordinasikan dengan Perencana Interior.
3.2.4. Khusus untuk mengoperasikan lampu penerangan Hall, koridor dan lampu
penerangan di sekeliling bangunan digunakan “switching box”.
Switching box merupakan panel untuk menempatkan saklar modul (modular
switch).
Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 2 mM, dicat
meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna abu-abu.
4.1.2. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5
kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum
sebesar ¾”. Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus
melakukan pengecekan dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
4.1.3. Ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel.
4.1.4. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai
berikut :
Instalasi daya : warna hitam
Instalasi penerangan : warna abu-abu
4.1.5. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya,
instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya
harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan
Finishing Arsitektur.
4.1.7. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau
mengganggu instalasi utilitas lainnya.
4.1.8. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin lagi
untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain (sesuai dengan
persyaratan) sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas
lain.
4.1.9. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan metal doos dan di antara metal
doos tersebut di pasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit
tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
4.1.10. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan
grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
4.1.11. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan
minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau
minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang
akan melewatinya.
4.2.2. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam
metal doos penyambungan.
4.2.3. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
4.2.4. Flexible yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk menahan
gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
5.1.5. Pemasangan artmatur lampu harus dilakukan secara baik sehingga terpasang
sempurna dan tidak mudah terlepas oleh gangguan- gangguan mekanis.