SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU (RKB)
SMPN 3 SUKARESMI
7. PEKERJAAN UTAMA
Pekerjaan utama dan pendukung untuk paket pekerjaan ini tercantum pada
Lampiran 1
9. PROGRAM KERJA
Pelaksana konstruksi harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
1. Jadwal kegiatan secara terperinci :
2. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah
tenaga untuk melaksanakan pekerjaan, serta harus mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas.
3. Konsep penanganan pekerjaan pembangunan
11.
11. SERTIFIKAT BADAN USAHA
Penyedia jasa disyaratkan memiliki kemampuan melaksanakan pekerjaan pada
bidang bangunan gedung yang dibuktikan melalui Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG 007).
16. PENUTUP
Kerangka kerja ini menjadi pedoman secara umum bagi pelaksana konstruksi
dalam melaksanakan pekerjaan. Hal-hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa
dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada jadwal
yang telah ditentukan dengan kualitas sesuai yang telah ditetapkan
No Pekerjaan Penunjang
1 Pembuatan Papan Nama Proyek
2 Sewa Direksikeet
3 Dokumentasi dan Administrasi
4 Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
5 Pembersihan dan perataan site area pekerjaan
Lampiran II
-
1 Orang Tukang SKT Kelas I Tukang Cat Bangunan (TA 013)
* Catatan: Personil tenaga kerja konstruksi selain personel manajerial Bukan Bagian
evaluasi dalam pemilihan barang/jasa namun apabila personel tenaga kerja
konstruksi tersebut belum memiliki sertifikat kompetensi kerja, maka
penyedia wajib memastikan dipenuhinya persyaratan sertifikat kompetensi
kerja pada saat pelaksanaan kontrak
Lampiran III
Kepemilikan
No Jenis Kapasitas Jumlah
(Milik/Sewa Beli/Sewa)
1 Mollen/Concrete Mixer Minimal 1 unit Sewa/Milik
350 liter
2. Roda Dorong Pengangkut 65 Ltr 2 unit Sewa/Milik
Material
3. Alat Pemotong Keramik - 2 unit Sewa/Milik
4. Mobil Bak Terbuka Minimal 1.5 1 unit Sewa/Milik
ton
Lampiran IV
2 PEKERJAAN TANAH
Pek. Galian Tanah Max 1 m - Kena Urugan
Pek. Urugan Tanah Kembali - Terperosok Kecil
Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai ( Tinggi 20 cm )
Pek. Urugan Pasir Bawah Pasangan - Akses Licin
- Kena Alat
3 PEKERJAAN BETON DAN TEMBOKAN
Pas. Aanstamping Batu Kali ( 1: 5 ) - Tertimpa Bahan Material Kecil
Pas. Pondasi Batu Kali ( 1 : 5 ) - Dehidrasi
Pek. Sloof BS1 ( 15/20 ) - Tertusuk Besi
Pas. Dinding 1/2 Bata ( 1 : 5 ) - Terjatuh
Pek. Plesteran Dinding ( 1 : 5 ) + Acian
Pek. Kolom Praktis uk. 12/12 cm
Pas. Lantai Keramik uk. 40 x 40 cm
Pek. Rabat Beton ad. 1 : 2 : 3
Pas. Saluran Gravel 1/2 Dia.20 cm
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT RESIKO
4. PEK. PENGECATAN
- Radiasi
Pengecatan Dinding - Iritasi Mata Kecil
Pengecatan Plafond
Pek. Pengecatan Kayu
5 PEK. KUSEN
Pek. Kusen Kayu Klas II - Tertimpa Kayu
Pas. Daun Pintu Panel Kayu Klas II - Tertusuk Alat Kecil
Pas. Daun Jendela Kayu Klas II
- Iritasi Mata
6 PEK. PARTISI DAN PLAFOND
Pek. Rangka Plafond Besi Hollow - Terjatuh
Pas. Penutup Plafond GRC tebal 4 mm - Tertusuk Alat Kecil
Pek. List Plafond
7 PEK. ATAP
Pas. Kuda Kuda Baja Ringan - Terjatuh
Pas. Genteng Palentong - Dehidrasi Sedang
Pas. Bubung Genteng Palentong
- Tertusuk Besi
Pas. Listplank GRC
8 PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG KACA
Pas. Kunci Tanam dua Slaag - Tertusuk Alat
Pas. Engsel Pintu - Kena kaca Kecil
Pas. Engsel Jendela
- Iritasi Mata
Pas. Slot Jendela
Pas. Hak Angin
Pas. Kaca Polos 5 mm
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT RESIKO
9 PEK. ELEKTRIKAL
Instalasi Titik Lampu ( Kabel ( NYM 3 x 2.5 mm ) - Tertusuk Alat Kecil
Instalasi Titik Stop Kontak ( Kabel ( NYM 3 x 2.5 mm )
- Kena Strum
Pas. Lampu TL 36 watt
Pas. Lampu SL
Saklar Tunggal
Saklar Ganda
Stop Kontak
Biaya Penyambungan Baru PLN Daya 1300 Watt
Berdasarkan tabel tersebut , PPK dan Pokja Pemilihan dalam menetapkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya pada lembar Data Pemilihan , memilih 1 (satu) uraian
pekerjaan dan 1 (satu) identifikasi bahaya yang tingkat risiko terbesar, contoh sebagai berikut:
URAIAN
NO IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT RESIKO
PEKERJAAN
(1) (2) (3) (4)
1 Pasangan Atap - Terjatuh Sedang
Baja Ringan
LAMPIRAN VI
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi/Demobilisasi.
4.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas ; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.
4.2. Papan Bangunan.
4.2.1. Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari kayu Terentang dengan
ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama
lain adalah 1.50 M; tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-
gerakkan atau diubah.
4.2.2. Papan Bangunan dipasang sejarak 2.00 M dari as pondasi terluar atau
sesuai dengan keadaan setempat.
4.2.3. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
4.2.4. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Galian tanah ini sesuai dengan Gamabar Kerja, diantaranya :
Sloof Pondasi.
Pondasi menerus.
Saluran drainase dan gorong-gorong sekeliling bangunan.
Tangki septik.
Pemipaan yang tertanam dalam tanah.
1.2. Persyaratan Pelaksanaan
Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini
terjadi, penKepala Sekolahgan kembali harus dilakukan dengan pasangan
atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan.
1.3. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan
penahan atau dengan kata lain kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
tanah longsor, dengan alasan apapun, menjadi tanggungan Kontraktor.
1.4. Galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat-alat pengering, misalnya pompa, dalam keadaan siap
pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
1.5. Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah
tersebut telah diperiksa ukuran, kedalaman dan kemiringannya oleh
Konsultan Pengawas.
2. Urugan Tanah
2.3. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari
atau ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2.4. Tanah urugan timbris yang boleh dipakai ialah tanah bekas galian atau yang
didatangkan dari luar, tidak mengandung bahan organis, dipadatkan lapis
demi lapis a’ 20 cm sampai rata dan padat. Bila tanahnya kering perlu diberi
air secukupnya. Alat penimbris dari besi minimum 10 kg, kalau perlu harus
dengan stamper kapasitas sesuai kebutuhan. Alat penimbris kayu tidak
dibenarkan dipergunakan.
2.6. Kepadatan setiap lapis harus memenuhi syarat, minimal mencapai syarat 90
% modified AASHTO.
3. Urugan Pasir
3.2. Lapisan pasir harus bersih dari akar-akaran dan kotoran-kotoran lain,
dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal 10 cm per lapis, dengan disiram air
sebelum pekerjaan diatasnya dipasang.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
1.3.1.2. S e m e n.
c. Persyaratan Fisik
Tegangan tekan beton umur 28 hari sekurang-kurangnya 30
Mpa.
d. Persyaratan Kimia
Kadar C3A dan (Tricalcum alumunate) berada antara 5 – 8 %
Jumlah C3A dan Tricalcium Silicate tidak melebihi 58 %
f. Penyimpanan.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, diatas
lantai terangkat dari dasar lantai agar tidak lembab.
Dipakai sesuai dengan urutan pengiriman, tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 lapis.
1.3.1.3. Pasir (Agregat halus).
Pasir harus bersih, keras, awet dan tersusun dalam gradasi
yang baik, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur serta
kotoran lain sesuai dengan peraturan PBI 1991.
Jumlah materi yang ada lebih dari 0,063 mm tidak boleh
melebihi 5 % dari jumlah total. Pasir laut tidak boleh digunakan.
1.3.1.4. Kerikil/Batu Pecah.
Kerikil/batu pecah harus keras, bersih, awet, tanpa cacat dan
tersusun dalam gradasi baik, bebas dari bahan organis, lumpur
serta kotoran-kotoran lain sesuai dengan persyaratan PBI 1991.
1.3.1.5. Penyimpanan Agregat.
Pengujian yang dilakukan meliputi aspek reaksi alkali.Tempat
penimbunan perlu ditinjau oleh konsultan pengawas selaku wakil
Pemberi Tugas untuk menetapkan mutu agregatkasar maupun
halus yang diperlukan untuk pekerjaan beton dalam proyek.
Pasir dan kerikil harus disimpan terpisah dalam jarak +/- 1,0 M
diatas permukaan yang rata dan kering dan dijaga dari
pengotoran.
1.3.1.6. Baja Tulangan.
a. Standard yang dipakai
ASTM A 510 M – 82 : Spesifikasi standard yang merupakan
persyaratan umum untuk kawat baja dan kawat bulat baja
karbon.
ASTM A 615M – 84a : Tulangan baja polos dan ulir untuk
tulangan beton.
b. Persyaratan & Bahan
Batang tulangan diisyaratkan “hot-rolled deformed” dengan
grade 400 menurut ASTM C 615 M dan dapat dilas.
Semua baja tulangan harus bebas dari retak-retak, karat, sisa
cat, minyak, gemuk, atau bahan perusak lain yang dapat
mempengaruhi daya lekat antara beton dan baja tulangan
atau menyebabkan disintegrasi beton.
c. Kualitas Bahan
Kualitas baja tulangan ialah :
BjTD - 40 untuk tulangan diameter lebih besar dari 12 mm.
BjTP - 30 untuk tulangan diameter lebih kecil dari 12 mm.
d. Penandaan & Pengepakan
Batang baja tulangan “hot-rolled” dipak sesuai
ketentuan.Semua batang Baja tulangan dipotong, diikat
bundle demi bundle dan diamankan dan diberi tanda sebelum
diserahkan ke lapangan.
e. Penyimpanan.
Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas
lembab dipisahkan sesuai diameter serta asal pembelian.
Baja harus di jaga dari kotoran, lemak dan dijaga dari karat.
Selain itu dalam pengangkutan baja harus dijaga dari
keretakan.
1.3.1.7. A i r.
Air untuk campuran beton harus segar dan bersih bebas dari
asam, garam, bahan alkali atau bahan organik.
2. Multipleks.
Khusus untuk :
pelat lantai,
tangga beton,
bekisting dibuat dari multipleks tebal minimum 10 mm.
Multipleks harus lurus dan rata.
i. Bekisting dilepas dari struktur beton yang telah selesai dicetak dan
mengeras dengan sempurna dengan hati-hati dan menggunakan
peralatan yang sesuai sehingga keutuhan struktur betonnya dapat
dijamin.
b. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya adalah
lantai kerja dengan adukan 1 PC : 3 Ps : 5 Kr.
Dibawah lantai kerja tersebut harus diberi lapisan pasir tebal 10 cm padat
beton tersebut.
a. Ukuran
Ukuran baja harus sesuai Gambar Kerja.
Penggantian diameter yang lain hanya diperkenankan atas persetujuan
Konsultan Pengawas dan bila disetujui Konsultan Pengawas maka luas
penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari perhitungan.
Biaya penggantian diameter yang bukan karena salah gambar ditanggung
oleh Kontraktor.
b. Tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, lemak atau bahan lain yang
dapat mengurangi daya lekat baja terhadap beton.
Pasal 4
PEKERJAAN ADUKAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan adukan ini dilaksanakan sesuai Gambar Kerja, diantaranya untuk :
Seluruh dinding pasangan bata.
Seluruh finishing lantai.
2. Persyaratan Pelaksanakan
2.1. Macam Campuran Adukan
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti tersebut sebagai berikut :
2.4. Adukan pokok pondasi batu kali/batu belah dengan perbandingan M2.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Pelaksanaan
Aci Halus Volume Semen : Air 1.Untuk permukaan dinding batu bata
yang telah diplester danakan dicat.
2. Untuk permukaan beton yang akan
dicat.
2.3. Perbaikan bidang plesteran yang baru maupun yang dibongkar dan diperbaiki
lagi dan juga yang baru/rehab harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
sambungan bidang plesteran rata, tidak retak dan terjadi ikatan yang kuat.
2.4. Bidang-bidang beton yang tampak, sebelum diplester harus dipahat kasar
dahulu, kemudian disiram dengan air semen.
Penghalusan dilaksanakan dengan adukan kedap air.
2.5. Tebal plesteran bila tidak ditunjukan lain dalam gambar adalah :
Untuk dinding bata, tebal minimum 16 mm.
Untuk Konstruksi beton, tebal minimum 6 mm.
2.6. Semua bidang yang akan diplester, baik baru maupun rehab harus dibasahi
air terlebih dahulu secukupnya. Demikian pula selama 3 hari pertama setelah
plesteran selesai.
2.7. Permukaan bidang yang telah diplester dan akan dicat dihaluskan dengan
adukan aci halus, selanjutnya digosok sehingga rata.
2.8. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering baru diaduk dengan air
hingga rata dalam warna, dan konsisten. Tidak boleh mempergunakan adukan
yang telah mengeras.
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/BELAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali/belah dilaksanakan seperti yang tertera pada Gambar Kerja,
diantaranya adalah :
Pondasi menerus untuk dinding batu bata di bawah sloof beton,
Pondasi setempat untuk kolom-kolom non-struktur/praktis dan sloof.
2. Persyaratan Bahan
Untuk pasangan pondasi ini harus dipergunakan batu kali/belah dari jenis yang
keras atas persetujuan dari Konsultan Pengawas, penampang batu maksimum 30
cm dengan minimal 3 muka pecahan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pada bagian bawah seluruh pondasi batu kali/belah dipasang pasangan batu
kosong.
3.2. Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang, karena air
tanah atau air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air
harus dipompa dan dasar lubang harus kering.
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu bata setengah batu dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja,
diantaranya :
Pada semua dinding batu bata,
Dinding drainase sekeliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dengan pembakaran yang
sempurna dan merata, dari mutu yang terbaik, setaraf bata F, ukuran 5,5 x 10,5 x
22 cm.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Ukuran bata yang kurang dari standard 1/2 batu tidak boleh dipasang.
3.2. Sebelum dipasang bata harus direndam sampai jenuh air, hasil pemasangan
bata harus rapih, merupakan bidang-bidang yang rata dan siar-siarnya harus
dikeruk sedalam 1 cm sehingga terdapat alur-alur yang rapih sebelum
pekerjaan plesteran dimulai.
3.3. Aduk perekat/spesi harus diusahakan selalu dalam keadaan segar atau
belum mengeras pada waktu pemakaian. Pemasangan harus sedemikian
rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
3.5. Pada dinding 1/2 ditempat-tempat tertentu sesuai gambar rencana diberi
kolom pengaku beton ditempat dimana anker-anker kusen yang horizontal
berada harus dicor beton 1 pc : 2 ps : 3 kr untuk mengikat angker tersebut.
3.6. Sebelum diplester permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu, dan siar-siar telah dikerok serta telah dibersihkan.
3.7. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus diberapen sampai
setinggi permukaan tanah.
3.9. Pada pasangan bata baru yang menyambung dengan pasangan bata lama
harus diusahakan adanya sambungan stek dengan konstruksi lama.
3.10. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebih dari 5 %. Bata
yang patah lebih dari dua bagian tidak boleh digunakan.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan ubin keramik untuk lantai dan pelapisan dinding sesuai
dengan Gambar Kerja, diantaranya :
2. Persyaratan Bahan.
2.2. Bahan pengisi siar (nat) digunakan pasta semen dengan warna yang dengan
warna ubin keramik.
2.3. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Konsultan Pengawas dengan 4 gradasi warna dalam 1 bahan untuk
mendapatkan persetujuan dan akan dipakai sebagai standard dalam
memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
2.5. Pemakaian satu produk adalah mengikat, kecuali bila dinyatakan lain oleh
Konsultan Pengawas.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan minyak
kacang.
3.2. Pada saat pemasangan ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang diisyaratkan/dipilih.
3.3. Seluruh pemasangan harus dilakukan dengan cara kering, tidak dibenarkan
menyiram air semen kepermukaannya.
3.4. Seluruh rongga pada permukaan ubin keramik bagian belakang harus terisi
dengan aduk perekat.
3.5. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja/Shop
Drawing atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Pada prinsipnya
pemasangan dimulai dari as kolom atau as dinding, dan ataupun sesuai
dengan dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
3.6. Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
3.8. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus,
lebar siar harus sama, maksimum selebar 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
3.9. Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu
dan kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum menjadi
keras/kering dengan lap basah.
3.10. Aduk perekat untuk pemasangan ubin keramik dengan campuran 1 pc : 3 ps,
digunakan pada lantai dasar dan bagian lantai yang harus kedap air seperti
yang diisyaratkan dalam Gambar Kerja.
Untuk lantai-lantai lainnya digunakan aduk perekat dengan campuran 1 pc : 4
ps.
3.11. Pemasangandilakukan diatas lapisan screed yang bebas dari debu, kotoran
dan telah betul-betul keras.
3.12. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak
noda aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi
dengan air bersih, dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan lain.
3.13. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakkan atau pemberian beban.
3.15. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa “sparing” dan atau jaringan
pipa sudah terpasang terpasang pada tempatnya.
Pasal 9
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pekerjaan Kayu Halus :
Back Drop,Partisi.
1.2. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat
mata kayu, putih kayu dan retak.
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2.2. Pekerjaan Kayu Halus.
a. Kayu Kamper Banjar atau sekualitas.
Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas
keawetan II dan kekuatan II.
b. Lembaran kayu Teakwood satu muka, multiplex, triplex.
Ukuran lebar dan ketebalan sesuai dengan Gambar Kerja.
Mutu terbaik dari kelasnya, produk local.
3. Persyaratan Teknis.
3.1. Kelembaban.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu
tidak lebih dari 14 % terpasang.Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm
diijinkan kelembaban kayu 25% maksimum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban
kayu 18 % maksimum.
3.4. Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
3.5. Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk FOX atau yang setaraf.
3.6. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain
harus digalvanisasi.
4. Persyaratan Pelaksanaan.
4.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan
untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
Gambar Kerja. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan
ketepatan pemasangan di lapangan.
4.2. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor harus selalu koordinasi
dengan paket pekerjaan EE, ME, SA khususnya apabila di dalam pekerjaan
ini terdapat pemasangan fixtures dan armtur maupun jalur-jalur dari disiplin
tersebut.
Agar diusahakan pelaksanaan pemasngan instalasi sebelum pelaksanaan
pekerjaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.
Kontraktor harus menyediakan manhole untuk pemeliharaan/perawatan
instalasi disiplin lain tersebut yang tersembunyi dibalik permukaan kayu
yang luas.
4.3. Bentuk, ukuran, profil, pola, nat dan peil yang tercantum dalam Gambar
Kerja adalah hasil jadi/finish. Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang diisyaratkan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
dituntut sebagai pekerjaan tambah.
4.5. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Semua permukaan kayu yang tidak diperlihatkan harus diberi meni kayu
atau cat dasar. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan sesuai
persyaratan dan sebelum pemasangan kayu tersebut.
4.9.2. Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan
mengerjakan di tempat pemasangan.
Pasal 10
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan.
Melaksanakan pemasangan kaca bening dan cermin sesuai dengan Gambar Kerja.
Kaca Bening :
Pada pintu, jendela, bovenlicht.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78.
Produk Asahi Glass atau setaraf.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.2. Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan
Gambar Kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
3.3. Pemotongan harus rapi dan lurus , harus menggunakan alat pemotong kaca.
Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan samapi berbentuk tempereng.
3.4. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan
diberi tanda agar mudah diketahui.
3.5.1. Sebelum pemasangan kaca, kosen, rangka daun pintu maupun jendela
telah terpasang kokoh dan telah finish sesuai dengan Gambar Kerja dan
memenuhi persyaratan pekerjaan kayu halus yang diuraikan dalam
pekerjaan kayu.
3.5.2. Selanjutnya adalah list kayu sesuai dengan Gambar Kerja dan atau
petunjuk Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan, lis kayu harus
sudah sesuai dengan Gambar Kerja, benar-benar lurus, telah memenuhi
persyaratan pekerjaan kayu halus dan telah di-finish sesuai dengan
persyaratan pengecatan kayu halus yang diuraikan di dalam bab lain
pada buku ini.
3.5.3. Ukuran kaca dan pemasangan lis harus sedemikian rupa, agar kaca
tidak pecah pada waktu pengembangan dan penyusutan.
3.6.1. Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat
pemasangan lis maupun sekrup.
3.6.2. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser.
3.6.3. Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang.
Apabila masih terlihat adanya gelombang maka kaca dan cermin
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini
adalah tanggung jawab Kontraktore tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1.1. Lingkup Pekerjaan.
Pemasangan langit-langit Gypsum lengkap sesuai Gambar Kerja, diantaranya
pada :
Seluruh ruang dalam.
Pasal 12
PEKERJAAN CAT
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pengecatan/laburan dinding dan permukaan plafon :
Semua permukaan dinding pasangan bata dan permukaan beton yang
tampak.
Semua permukaan plafon yang tampak.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Cat Kayu.
2.1.1. Cat Warna.
Produk : SEIV atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
2.2. Cat Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata, Permukaan Beton &
Permukaan Plafon.
Produk : Sanlex atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Tebal minimum tiap lapisan jadi/finished minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller
maupun semprotan.
3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan persyaratan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama
untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun
atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancer. Di dalam
keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memasang Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vaccum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
3.5. Khusus untuk semua cat dasar terutama pada permukaan logam harus
disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui
Konsultan Pengawas.
3.7. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
3.9. Pekerjaan Cat Permukaan Dinding Pasangan Bata, Permukaan Beton &
Permukaan Plafon.
3.9.1. Semua retak, lubang atau plesteran yang kuarang baik pada dinding
pasangan bata baru maupun lama harus didempul dengan adukan
plesteran hingga membuat permukaan rata.
3.9.3. Cat dinding tahan air (gloss) dilaksanakan pada dinding batas
permukaan lantai sampai setinggi 10 cm (terlihat pada gambar) dan
berfungsi sebagai plint.
a. Lapisan Satu :
Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
menggunakan berikutnya.
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi air yang dimaksud meliputi pekerjaan-pekerjaan :
- Saluran drainase air hujan.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Saluran terbuka.
Gravel/Buis Beton bulat untuk gorong-gorong.
Diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
Ex Lokal mutu terbaik.
3. Persyaratan Pelaksanaan.
3.1. Kemiringan saluran, harus dibuat dengan sedemikian rupa sehingga air dapat
mengalir dengan sempurna tanpa hambatan.
3.2. Semua sistem aliran pada saluran terlihat pada Gambar Kerja, dan ketentuan-
ketentuan tertulis pada Gambar tersebut harus diikuti.
3.7. Plesteran.
Seluruh permukaan bagian dalam dan atas dari salurandiplestert dengan
campuran 1 pc : 3 ps setebal 2 cm dan kemudian dihaluskan semen.
3.11. As Saluran.
As saluran ditentukan atas petunjuk atau dilakiukan bersama-sama dengan
Konsulyan Pengawas.Apabila Kontraktor melakukan kesalahan dalam
menentukan as saluran tanpa petunjuk Konsultan Pengawas, Kontraktor
diwajibkan melakukan perbaikan pembongkaran sehingga sesuaio dengan
as saluran yang ditentukan ats tanggunggan Kontraktor sendiri.
3.12. Gorong-gorong.
Gorong-gorong yang tidak melintas dan parker dibuat dari buios beton bulat.
Sepanjang alas Gorong-grorong diberi lapisan pasir untuk mengatur
kemiringan.
Diameter sesuai dengan Gambar Ketja.
3.15. Pada setiap sambungan gorong-gorong dan saluran terbuka harus diberi
alas dan kana kiri ditutup oleh pasangan batu bata ½ batu aduk 1 pc : 4 ps ,
diberapen.
PEKERJAAN SISTEM MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN & KETENTUAN DASAR PELAKSANAAN
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1. Pekerjaan Elektrikal.
Sistem penyediaan dan Distribusi Listrik.
Sistem penerangan.
3. Gambar-gambar.
1.1. Gambar Perencanaan.
1.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perencanaan adalah gambar-gambar
yang menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan segala gambar-
gambar addendumnya.
1.1.2. Kontraktor harus mempelajari Gambar-gambar Perencanaan dan
secepatnya melaporkan kepada Konsultan Pengawas apabila terdapat
hal-hal yang dianggap kurang jelas, dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga)
minggu setelah diadakannya rapat pra- pelaksanaan.
1.1.3. Gambar-gambar dalam perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail pemasangan, detail penumpu, detail
pengikat dan detail lainnya terutama yang berhubungan dengan
peralatan yang akan disediakan/dipasang oleh Kontraktor.
1.1.4. Walaupun demikian, Kontraktor tetap harus memasang instalasi tersebut
sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil
terbaik dalam hal ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang
terinci untuk menjelaskan hal-hal tersebut di atas.
1.1.5. Ukuran_ukuran pokok dan pembagianya seluruh sudah dicantumkan
pada Gambar Perencanaan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan
ukuran effektif (ukuran dalam pelaksanaan/dalam pemesanan barang
diperhitungkan sebagai ukuran effektif).
4. Kooordinasi Kerja
4.1. Mengingat bahwa pekerjaan satu dan lainnya sangat erat kaitannya terhadap
jadwal pelaksanaan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dan diseselesaikan
sesuai dengan jadwal yang telah disetujui bersama.
4.2. Dalam bobot rencana serta gambar-gambar kerja Kontraktor harus sudah
memperhitungkan unsur-unsur kerja sama dengan Kontraktor / sub-
Kontraktor pekerjaan lain / atau instansi – instasi lain yang berkaitan dengan
pekerjaan tersebut.
5. Penyelidikan Tapak
5.1. Sebelum mulai melakukan, dalam arti membuat dan atau memasang , setiap
bagian dari pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan pengukuran di tapak,
yang mana hasil pegukuran-pengukuran tersebut harus tertera dan dapat
dibaca pada gambar pelekasanaan yang dibuat oleh Kontraktor yang
bersangkutan.
5.2. Bilamana Kontraktor lalai dalam melaksanakan hal tersebut di atas maka
segala sesuatu hal yang diakibatkan oleh adanya kelalaian itu menjadi
tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan.
5.3. Apabila dalam pengukuran tersebut di dalam terdapat hal-hal yang berbeda
dengan dokumen kontrak maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat penyelesaian.
5.4. Pada saat suatu pekerjaan atau bagian dari suatu pekerjaan akan
dilaksanakan, kontraktor harus membuat gambar kerja untuk satu lokasi kerja
yang mencantumkan semua indikasi instalasi / utilitas / struktur / finishing
pada lokasi tersebut sehingga tidak akan terjadi kesalahan tempat
pemasangan yang akan mengganggu salah satu atau lebih dari satu instalasi.
7. Kewajiban Kontraktor
7.2.2. Semua peralatan /material yang sejenis yang akan dipasang harus dari
satu merk , kecuali dibatalkan dalam ketentuan lain atau klausul lain
pada Buku ini maupun lampiran-lampirannya.
8.1.2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka
Kontraktor harus segera mengganti barang-barang tersebut dan
diserahkan kepada DIREKSI PENGAWAS untuk mendapat
persetujuan. Barang-barang tersebut berupa :
8.1.2.1. Installation Instruction, untuk persetujuan terhadap cara-cara
pemasangan.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan
pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalansi listrik seperti
dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-
pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu
untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi
listrik.
2.2.1. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII
dan SPLN atau standard-standard lain yang diakui di Negara Republik
Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
2.2.2. Ukuran luas penampang konduktor kabel untuk jaringan instalasi listrik
Tegangan Rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
2.2.3. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage minimal
sebesar 500 volt.
2.3.2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh.
2.3.4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press,
ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit
dengan exceltcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas
yang sesuai.
2.3.5. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan
instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan
pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan
kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau
metal doss serta memakai pelindung sesuai dengan persyaratan.
3.1.3. Outlet daya harus mempunyai indikasi (pada bagian belakang plate)
mengenai merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus
serta tegangannya.
3.2.2. Saklar lampu harus mempunyai indikasi (pada bagian belakang plate)
mengenai merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus
serta tegangannya.
3.2.3. Saklar dipasang pada dinding atau kolom beton dengan menggunakan
metal doos pada ketinggian 150 cM dari permukaan lantai atau sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
Metal doos yang digunakan harus sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan dikoordinasikan dengan Perencana Interior.
4.1.3. Ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak
merusak isolasi kabel.
4.1.4. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda
sebagai berikut :
Instalasi daya : warna hitam
Instalasi penerangan : warna abu-abu
4.1.8. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin
lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain
(sesuai dengan persyaratan) sehingga pelaksanaan mudah dan tidak
mengganggu utilitas lain.
4.1.9. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding
dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan metal doos
dan di antara metal doos tersebut di pasang flexible conduit.
Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara
klem.
4.1.10. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1
(satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa,
netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
4.2.3. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali
total diameter luar kabel yang dilindunginya.
4.2.4. Flexible yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk
menahan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
5.1.3. Armatur-armatur lampu yang dibuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mM , dicat dasar dengan meni tahan karat
dan dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior.
Pengecatan ini menggunakan cat bakar.
5.1.4. Armatur lampu TL menggunakan lampu tabung TL – D type 54 produk
PHILIPS dan dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa
ballast, starter dan kapasitor dari produk PHILIPS.