PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA TARUNA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
AKADEMI PENERBANG INDONESIA BANYUWANGI
1. PENDAHULUAN
a. Umum
1) Setiap pelaksanaan konstruksi fisik yang dilakukan oleh kontraktor
harus mengikuti rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan
sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat
mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tertib administrasinya.
2) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan oleh penyedia
jasa konstruksi yang kompeten,dan dilakukan secara penuh waktu
dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli di lapangan sesuai
kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
3) Kinerja pelaksana pekerjaan konstruksi sangat ditentukan oleh
kualitas hasil pekerjaan, serta yang secara menyeluruh dapat
melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang telah disepakati.
b. Latar Belakang.
1) Dasar Hukum
a) Undang – undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang
Perikatan);
c) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi;
d) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e) Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi melalui Penyedia.
g) Peraturan Lembaga Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia;
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor: 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
i) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
j) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level
2, dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan
Bali.
3. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Gedung
Asrama Taruna.
4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengguna Jasa adalah : Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
Nama PPK : PPK Modal Akademi Penerbang Indonesia
Banyuwangi
Alamat : Komplek Bandar Udara Banyuwangi, Jl. Agung
wilis, Kec. Blimbingsari, Kab. Banyuwangi, Jawa
Timur
5. SUMBER PENDANAAN
a. Biaya Pelaksanaan
b. Sumber Biaya
a. Lingkup Kegiatan :
Pekerjaan Pembangunan Gedung Asrama Taruna
b. Lokasi Kegiatan:
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi
c. Data Lokasi/ Informasi:
9. PERSYARATAN KUALIFIKASI:
Penyedia pelaksana pekerjaan konstruksi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) Peserta harus memliki dan melampirkan surat izin usaha:
a) Memiliki Surat Ijin Usaha Konstruksi (IUJK) yang masih berlaku;
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi usaha
menengah dengan klasifikasi bangunan gedung, subklasifikasi
jasa pelaksana untuk konstruksi bangunan pendidikan
(BGOO7) atau ijin usaha dengan nomor KBLI 41016 (konstruksi
gedung pendidikan) yang masih berlaku.
Dalam hal ber-KSO, persyaratan kualifikasi usaha harus dipenuhi
oleh leadfirm KSO.
2) Dan persyaratan lainnya mengacu pada dokumen pemilihan yang
ditetapkan oleh pokja pemilihan.
No Peralatan Jumlah
1 Concrete Pump 1 Unit
2 Truck Molen 6m3 3 Unit
3 Truck/ dump truck 5m3 2 Unit
4 Total station (TS)/ Theodolit 1 Unit
5 Genset 25 Kva 1 Unit
6 Mobile Crane 3 Ton 1 Unit
HEA = (1 − 𝐾P)𝑥 𝐻𝑃
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = TKDN x Preferensi Tertinggi.
KP adalah koefisien preferensi
Preferensi Tertinggi adalah preferensi harga maksimum yaitu
7,5% untuk pekerjaan konstruksi dan 25% untuk barang/jasa
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik.
a. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh pelaksana pekerjaan konstruksi
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur
dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:
1) Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/ petunjuk yang
penting dari Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen
Satuan Kerja, dan Konsultan Pengawas.
2) Laporan harian,berisi keterangan tentang:
a) Rencana kerja Harian/ Metoda
b) Shop Drawing
c) Tenaga Kerja,
d) Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
e) Peralatan,
f) Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
g) Waktu pelaksanaan pekerjaan.
h) Laporan testing dan commissioning.
i) Penerapan protokol kesehatan Covid-19.
j) Laporan kesehatan pekerja.
3) Laporan Mingguan memuat uraian singkat mengenai latar belakang
pelaporan mingguan, tujuan, dan manfaat, lingkup pekerjaan yang
dilaporkan, aktivitas Kontraktor, kemajuan pekerjaan selama
seminggu dan komulatif hingga minggu yang dilaporkan, lampiran
yang dipandang perlu misalnya data tenaga kerja, peralatan, bahan,
rekapitulasi laporan (catatan) harian, dan data lainnya.
4) Laporan bulanan sebagai resume laporan mingguan.
5) Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran
angsuran/termin.
6) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah Kurang.
7) Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawings)
dan Manual Peralatan-peralatan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.
8) Laporan rapat dilapangan (sitemeeting) dan weekly instruction/
weekly Request.
9) Gambar rincian pelaksanaan (shopdrawings) dan realisasi Time
Schedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
10) Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung Negara
lengkap dengan lampiran-lampirannya.
11) Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.
b. KRlTERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan konstruksi
pada Kerangka Acuan Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat
Komitmen Satuan Kerja.
2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan teknis konstruksi yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas,
dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja
pengawasan yang berlaku.
3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan
profesionalisme yang tinggi, sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi
yang secara fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja
kegiatan.
4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan
dilapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
5) Persyaratan Teknis Lainnya
Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku
pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan
yang berlaku, antara lain:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Ketentuan yang diberlakukan
untuk pekerjaan satuan kerja yang bersangkutan, yaitu Surat
Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
b) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
c) Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku.
c. PROSES PEKERJAAN
1) UMUM
Pelaksana pekerjaan konstruksi bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaan yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, dan
menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
Satuan Kerja.
d) Laporan.
(1) Memberikan laporan progress pekerjaan kepada pengawas
pekerjaan dan pejabat pembuat komitmen.
(2) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan,
dan dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
(3) Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah
tenaga kerja, alat yang digunakan, dan mutu hasil
pelaksanaan.
(4) Melaporkan gambar-gambar kerja tambahan terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan
juga perhitungan serta gambar konstruksi (ShopDrawings).
(5) Melaporkan penerapan K3 dan protokol kesehatan Covid-19
secara harian
e) Dokumen.
(1) Membuat dan mengajukan Berita Acara sehubungan
dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk
keperluan pembayaran.
(2) Melaporkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan
pembayaran.
(3) Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan
bulanan, Berita Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan
pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya yang
diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta
keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.
(4) Menyerahkan as-built drawing kepada pengawas pekerjaan
dan pejabat pembuat komitmen.
d. PROGRAM KERJA
1) Sebelum melaksanakan tugasnya, pelaksana pekerjaan konstruksi
harus segera menyusun:
a) Program kerja, termasuk jadwal satuan kerja secara detail.
b) Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).
c) Daftar dan jumlah tenaga-tenaga yang diusulkan harus
mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen Satuan Kerja
d) Konsep penanganan protokol kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan/MKK.
2) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan
dari Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja,
setelah sebelumnya dipresentasikan kepada pengawas pekerjaan
dan pejabat pembuat komitmen.
14. PELAPORAN
Laporan pelaksana pekerjaan konstruksi meliputi:
a. Laporan mingguan:
Laporan Mingguan memuat: Laporan progress atau perkembangan
dan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan mingguan yang berjalan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 2 (dua) hari kerja
setiap minggu berjalan (untuk laporan minggu terakhir diserahkan
bersamaan dengan laporan akhir), sebanyak 1 (satu) buku laporan Asli
dan 4 (empat) buku laporan rekaman/copy.
b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat: Laporan progress atau perkembangan dan
kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan bulanan yang berjalan. Laporan
ini merupakan resume dari laporan mingguan. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya: 7 (Tujuh) hari kerja setiap bulan