KONTRUKSI BANGUNAN
SUB KEGIATAN
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, PENGAWASAN DAN
PEMANFAATAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PAKET PEKERJAAN
PEMBANGUNAN KANTOR LURAH SATIMPO
Pembangunan Kantor Lurah Satimpo
Tahun 2023
BAB 1
URAIAN UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Kegiatan ini bernama “Pembangunan Kantor Lurah Satimpo” tahun
anggaran 2023.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup Pekerjaan perencanaan teknis ini terdiri dari beberapa item
pekerjaan yaitu :
- Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
- Penyediaan air dan daya kerja
- Pembersihan lokasi kerja
- Kantor kontaktor, gudang dan kantor pengawas (Direksi Keet)
- Pagar sementara Proyek
- Papan nama proyek
- Dll.
- Lingkup pekerjaan struktur meliputi :
- Pekerjaan Tanah, poer, dan sloof (tie beam)
- Pekerjaan Pondasi Tiang.
- Pekrjaan Pile cap, sloof
- Pekerjaan Perancah
- Pekerjaan beton Lantai dasar sampai dengan lantai atap (Kolom,
Balok Induk, Balok Anak, Plat Lantai, Plat Atap, Tangga, Balok List
Plank), dll sesuai gambar struktur.
- Pekerjaan finishing Struktur Beton
- Dan pekerjaan lainnya yang jelas – jelas terkait dengan penyelesaian
pekerjaan struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Beton Non Struktural
- Pekerjaan Pasangan Dinding Hebel
- Pekerjaan Pelapis Dinding
- Pekerjaan Penutup Lantai
- Pekerjaan Plafon
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela
- Pekerjaan Kaca
- Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Waterproofing
- Pekerjaan Perlengkapan Alat- Alat Sanitair
- Pekerjaan Ornamen Exterior
- Pekerjaan Bangunan Pelengkap
- Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
- Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pekerjaan Instalasi Closed Circuit Television (Cctv)
peralatan / Kondisi Alat- alat berat rusak dan lain sebagainya yang
mengakibatkan keterlambtan maupun kerusakan bangunan, perubahan
galian yang sudah peil, dan lain sebagainya.
- Setiap pengambilan foto dokumentasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini, harus dipasang papan nama pekerjaan
dengan format yang telah ditetapkan, data lapangan, tanggal dan prestasi
fisik yang saat itu telah dicapai.
h. Masa Pelaksanaan, Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
- Masa pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan
bersama dengan peserta pelelangan dalam aanwijzing.
- Masa pemellharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama
yang akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta
pelelangan dalam aanwjjzing.
- Selama. masa pemeliharaan ini Pemborong diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
- Selama masa pemeliharaan tersebut Pemborong masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan.
- Dalam masa ini Pernborong masih bertanggung jawab penuh seluruh
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
i. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
- Apabila pekerjaan konstruksi dilakukan pada masa pandemi, maka
Kontraktor harus dan wajib mengikuti Standar Operasional Prosedur
(SOP) / Protokol Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dikeluarkan
oleh Pemerintah.
- Kontraktor harus menjamin bahwa tempat kerja selalu tersedia cukup air
minum bagi para pekerja.
- Kontraktor harus menyediakan keperluan WC (hendaknya dibedakan)
untuk para pekerja dan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Fasilitas
WC yang berdinding dan beratap dilengkapi dengan saluran parit
pembuangan harus dijamin tidak memberikan bau-bau kurang sedap.
- Kontraktor harus menjamin pemeliharaan kesehatan di tempat pekerjaan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit dan menyediakan
perlengkapan P3K yang cukup. Peti obat-obatan untuk P3K juga
disediakan dan bila terjadi kecelakaan akibat kurang sempurna peralatan
dan kelalaian, menjadi tanggung jawab kontraktor dalam arti kata yang
luas.
- Kontraktor dilarang mempekerjakan pekerja yang sedang sakit.
- Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu
dan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai
timbul kerusakan atau pelanggaran hukum, oleh atau diantara para
pekerja atau Sub-Kontraktor dan memelihara keamanan, melindungi para
penghuni dan barang milik disekitar tempat pekerjaan. Berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bidang pemeliharaan
kesehatan pekerja, kontraktor harus bertindak sesuai dengan semua
peraturan-peraturan dan hukumhukum yang berlaku, Peraturan
BAB 2
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
2.1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan :
a. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil
yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan
tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
c. Pihak Kontraktor akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan pemerintah yang terkait.
2.5. ELEKTRIKAL
a. Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat
yang memenuhi syarat:
- Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar
konduktor tidak lebih dari 230 volt.
- Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat
akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
- Alat mempunyai insulasi ganda.
- Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian
rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
- Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
b. Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:
- Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak akan terganggu oleh cuaca.
- Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan
ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang
tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari
kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
- Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
- Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus
untuk ini.
c. Inspeksi peralatan
- Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum
digunakan untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap
BAB 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB 4
PEKERJAAN SIPIL/ STRUKTUR
4. 1. PEKERJAAN TANAH
Adapun Pekerjaan Tanah, meliputi pekerjaan sebagai berikut :
• Pekerjaan Galian Tanah
• Pekerjaan Urugan Pasir
• Pekerjaan Urugan Tanah
• Pekerjaan Pemadatan
4.1.1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Level galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang
tercantum di dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui
dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap level muka
tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera
mendiskusikan hal ini dengan Konsultan MK sebelum galian
dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
b. Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon dan lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya
memberitahukan hal ini kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan
akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini.
Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang
disetujui oleh Konsultan MK atas tanggungan Kontraktor.
c. Galian yang tidak sesuai.
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka Kontraktor harus mengisi/mengurug kembali galian tersebut
dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan
dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat diisi
dengan material lain seperti adukan beton atau material lain yang
disetujui oleh Konsultan MK.
d. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan
yang disyaratkan pada pekerjaan mengenai "Pekerjaan Urugan dan
Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan MK.
e. Pemadatan dasar galian.
Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman
atau bahan- bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus
dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Tanah urug harus didatangkan dari luar dengan jarak lokasi material
kurang dari 1000 km, maka tanah urug tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
- memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.
- mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas
dari tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm
dan mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
- mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang
mempunyai PI lebih dari 30 persen akan sulit dipadatkan.
- Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
- Semua material yang digunakan untuk urugan/ urugan kembali
harus dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
- Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari
lokasi proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pengurungan dan pemadatan.
- Pekerjaan pengurungan serta pemerataan dan penghamparan
dilaksanakan selapis demi selapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari 10 cm, kemudian dipadatkan sampai mendapatkan
kepadatan yang diinginkan (disyaratkan).
- Pemadatan dikerjakan dengan alat pemadat mekanis seperti
stemper/ vibro roller.
4. 2. PEKERJAAN PONDASI
3.2.1. Pondasi Poer Plat
a. Syarat- syarat Bahan
Bahan sesuai persyaratan pekerjaan ini yaitu :
- Semen portland yang dipakai harus sesuai type 1 dengan SNI
2049-2015 yaitu semen Tonasa atau merk lain dengan
persetujuan tertulis dari Direksi.
- Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih
dan bebas dari bahan - bahan organis,Lumpur dan lain
sebagainya,serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan
seperti yang tercantum dalam SNI-03-2847-2002 dan SNI 8321-
2016.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 28
Kontrusksi Gedung
Pembangunan Kantor Lurah Satimpo
Tahun 2023
Direksi/pengawas lapangan.
- Peralatan/ Alat Pancang/ Hammer harus dilengkapi leader yang
cukup panjang dan dapat digerakan secara Hidrolik atau
Mekanik untuk menjamin pemancangan tiang miring dapat
dilaksanakan sesuai rencana yang dipersyaratkan dalam
gambar rencana.
• Daya Pikul Tiang
- Didapat dari penunjukan meter (gauge) yang terpasang pada
alat hydraulic jack yang digunakan.
- Pemancangan dihentikan bila daya dukung yang diinginkan
sudah tercapai.
• Toleransi Posisional dan Kemiringan Tiang
- Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari
letak titik pada awal pemancangan, dan jarak antara dua buah
tiang pancang tidak bertambah/berkurang lebih dari 15,00 cm
dari yang seharusnya.
- Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal
adalah tidak lebih miring dari 1 : 75.
- Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang
diluar kemampuan kontraktor untuk mengatasinya, maka
kontraktor dapat menambah satu atau lebih tiang beton cetak,
dan sebelum pelaksanaan harus minta persetujuan dari
perencana/ Konsultan Pengawas.
- Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah
semua tiang terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
• Penyambungan/ Perpanjangan Tiang
- Perpanjangan tiang pancang beton pracetak dilaksanakan
dengan penyambungan tumpang tindih (overlap) baja tulangan.
Beton pada kepala tiang pancang akan dipotong hingga baja
tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40
kali diameter tulangan.
- Perpanjangan tiang pancang beton harus dilaksanakan dengan
menggunakan baja tulangan yang sama (mutu dan diameternya)
seperti pada tiang pancang yang akan diperpanjang. Baja spiral
harus dibuat dengan tumpang tindih sepanjang 2 kali lingkaran
penuh dan baja tulangan memanjang harus mempunyai
tumpang tindih minimum 40 kali diameter.
- Jika perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat
sedemikian hingga tinggi jatuh pengecoran beton tak melebihi
1,50 m.
- Semen yang digunakan harus dari mutu yang sama dengan yang
dipakai pada tiang panjang yang akan disambung, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
- Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah
pengecoran.
- Perpanjangan tiang pancang akan dirawat dan dilindungi dengan
cara yang sama seperti tiang pancang yang akan disambung.
• Pemancangan
- Semua kegiatan pemancangan harus dihadiri oleh seluruh pihak
yang terkait dengan proyek ini.
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus
disanggah dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang
telah ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan tekuk.
Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai
kapasitas dan efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan
keadaan tanah setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai
penetrasi atau kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali
Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan
pemborong.
- Setelah mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan
dihentikan dan beton dicor ke dalam pipa baja menggunakan
bantuan concrete pump.
- Kontraktor harus membuat catatan pemancangan (tiap
pemasukan 500 mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca
tiap 250 mm) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan
karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan
tanah maupun penekanan-penekanan sebelumnya, pemborong
harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa
sehingga pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan tanah
kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan
penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan
ulang pada semua tiang yang terjadi heave.
- Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak
boleh melebihi 75 mm dalam segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi
kemiringan 1:75.
- Perlu diadakan pengujian terhadap mutu tiang panjang.
- Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat. Apabila suatu tiang
rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab
lain atau salah letak atau gagal karena kelalaian kontraktor,
Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan penambahan tiang
pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga
akhirnya dihasilkan daya dukung yang disyaratkan.
• Pemotongan Kepala Tiang Tekan
- Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau
kedalaman yang disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus
dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan.
- Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang
yang disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
- Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan
tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan
tersebut.
- Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan
diperbaiki dengan beton dengan mutu yang sama dengan mutu
beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.
• Kepala Tiang Pancang dan Poer (Pile Cap)
- Apabila pemancangan tiang pancang telah disetujui dan bila
tidak disyaratkan lain, kepala tiang pancang harus dipotong pada
level yang disyaratkan atau terlihat pada gambar rencana.
- Pemotongan tiang pancang diijinkan 20mm diatas potongan
yang disyaratkan.
- Diatas setiap tiang pancang akan dibuat poer (pile cap) sebagai
penyalur gaya dari balok menuju tiang pancang yang ukuran dan
besi tulangan serta pengecoran poer (pile cap) sesuai petunjuk
gambar rencana.
- Sebelum pelaksanaan pengecoran beton untuk semua besi
tulangan harus sudah terpasang dengan baik, bersih dari karat,
cat atau kotoran lain yang mengurangi daya rekat beton terhadap
besi tulangan. Pelaksanaan pengecoran beton bertulang
harusdiperhitungkan waktunya sedemikian rupa sehingga spesi
yang sudah dituang kedalam bekisting tidak terganggu oleh
adanya pasang surut sebelum beton bertulang mencapai umur
3 jam.
- Bilamana terdapat besi-besi bekas angkur bekisting atau besi
tulangan yang menonjol dari permukaan beton, maka harus
segera dipotong sedemikian rupa sehingga nantinya dapat
tertanam/tertutup spesi beton atau material kedap air, minimal
setebal selimut beton.
• Penolakan Tiang
- Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak
4. 3. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
- Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment,
peralatan dan bahan untuk semua pekerjaan beton biasa, beton
bertulang, berikut pembuatan dan pemasangan cetakan bekisting/mould
penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai dengan
gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
- Pekerjaan pada pekerjaan ini meliputi beton bertulang untuk pondasi poer
plat, sloef, kolom, ringbalk, balok, water tank, disposal tank dan lainnya
yang sesuai dengan gambar kerja.
b. Syarat- Syarat Bahan
- Semen
• Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali jenis IA, IIA, IIIA
dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan
tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam
campuran tidak boleh digunakan.
• Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk
semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
• Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan
tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai
kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan
lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung
semen harus ditutup dengan lembar plastik.
- Air
• Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air
akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakantanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu
air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat
dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur
7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling
atau minum pada periode perawatan yang sama.
- Agregat
• Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi SNI 03-
6820-2002 dan SNI 8321-2016. Pada prinsipnya agregat halus terdiri
dari butir-butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal, agregat halus
harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5 % (terhadap
berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik. Pasir laut tidak boleh
dipergunakan.
• Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari
cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersih minimum antar
batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau
30 mm.
• Ketentuan gradasi agregat
• Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam tabel dibawah ini, tetapi bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila
Penyedia Jasa dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton
yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang
disyaratkan sesuai dengan mutu beton tersebut.
Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar
Inci Standar Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
(in) (mm) maksimum maksimum maksimum maksimum maksimum
37,5 mm 25 mm 19 mm 12,5 mm 10 mm
2 50,8 - 100 - - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100
#4 4,75 95 – 100 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65
#8 2,36 80 – 100 - 0-5 0-5 0-5 20 - 50
#16 1,18 50 – 85 - - - - 15 - 40
# 50 0,300 10 – 30 - - - - 5 - 15
# 100 0,150 2 – 10 - - - - 0-8
• Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan Gambar dan memenuhi Tabel berikut ini :
• Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
Pemasangan Tulangan
- Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta
tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang
(openings) / bukaan.
- Pemasangan
- Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat
baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempatnya.
- Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang
pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih
digunakan spacers/penahan jarak.
- Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang
untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton
dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain
yang diperlukan.
- Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas
agregai (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya
paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
- Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor, Penahan-
penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap
m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
- Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas
harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang
penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus
perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
- Toleransi pada Pemasangan Tulangan
- Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
- Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
- Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6
mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600
mm: ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
- Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI 2847 2013
• Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI 2847 2013.
- Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton
harus diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda
uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar
Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium
(SK SNI M-62-1990-03).
- Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target
beton yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran
adukan beton tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan
persetujuan Manajemen Konstruksi) harus membuat proporsi campuran
yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan
dapat dicapai.
- Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib
melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan
melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan
beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.
- Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 m, cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa,
chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi
- Pelaksana harus memberitahukan Manajemen Konstruksi selambat-
lambatnya 2 hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.
- Pemadatan Beton
- Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar
mekanis/mechanical vibrator dan tidak diperkenankan melakukan
penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
- Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos .
- Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan
alat penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
- Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
- Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)
Untuk pekerjaan struktur utama, yang termasuk diantaranya Kolom, Balok,
Plat Lantai, Dinding geser, Fondasi dan Pile Cap serta sruktur lainnya yang
diperlukan, Pemborong diwajibkan menggunakan beton siap pakai (ready
mix concrete) dengan ketentuan sebagai berikut:
- Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh
Manajemen Konstruksi dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan
teknis yang diberlakukan bagi pekerjaan beton.
- Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah
(additive) maka selain harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi
Bahan Tambahan untuk Beton SK SNI S-18-1990-03, pabrik
pembuatnya harus menyertakan sertifikat/surat keterangan yang
menyatakan jenis dan konsentrasi bahan tambah tersebut per m3
adukan beton. Selain itu, di dalam hal penggunaan bahan tambah ini,
harus disebutkan pula di dalam sertifikat tersebut batas waktu toleransi
beton tersebut masih dapat digunakan, dan ketentuan ini mengikat bagi
Kontraktor dan Manajemen Konstruksi, khususnya di dalam penentuan
boleh atau tidaknya ready mix concrete tersebut digunakan.
- Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam RKS ini, maka terhadap
ready mix concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
- Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap
5 m3 adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di
akhir penuangan. Nilai slump yang digunakan untuk evaluasi
adalah nilai slump rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh
tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam butir 4.e.,
maka adukan yang digunakan dianggap tidak memenuhi syarat,
dan tidak boleh digunakan.
- Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan
ketentuan sebagai berikut:
BAB 5
PEKERJAAN ARSITEKTUR
pelat, atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang
tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut
secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI
8321-2016 atau ASTM.
- Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih (yang
dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkohol,
garam garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton/tulangan
baja.
- Besi Tulangan
- Baja tulangan yang dipakai adalah tulangan BJTS 280 – ukuran 10 mm
(ujung warna hitam) dan BJTS 420B (ujung warna merah) – ukuran S
16 – 19 mm dengan toleransi ukuran dan diameter ± 0,5 mm atau ±
5% sesuai dengan SNI 2052-2017 serta harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ MK. Pelaksana harus melaksanakan Uji Tarik besi
tulangan yang akan dipakai/digunakan, ke lembaga penerbitan bahan
yang diakui atas biaya Pelaksana.
- Ukuran besi/ baja tulangan harus seperti dalam gambar, penggantian
dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis
oleh Direksi. Bila penggantian dapat disetujui maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut dalam
gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh pengganti
tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar
adalah tanggung jawab Pelaksana.
- Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan
harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta
sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat
- Bekisting
- Bekisting harus memakai multipleks 9 mm atau papan kayu tebal 3 cm
dan kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus
cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk.
• Syarat- Syarat Pelaksanaan
- Pekerjaan Pembesian
- Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu
dengan yang lainnya (sesual gambar kerja).
- Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum
sepanjang yang disyaratkan.
- Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai
menimbulkan perubahan pada waktu pengecoran dan semua silangan
besi utama dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan kawat
berukuran minimum diameter 1 mm.
- Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga,
jangan sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai
dengan tebal selimut beton yang disyaratkan dalam SK.SNI.
- Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
- Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
- Timbunan batang-batang besi untuk waktu lama di udara terbuka harus
dicegah.
- Pekerjaan Bekisting
- Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-
kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran- kotoran (serbuk gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Pembongkaran bekisting hanya boleh, dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan MK/ Pengawas.
- Adukan Beton
Adukan beton yang dibuat setempat (site Mixing) harus memenuhi syarat
– syarat:
5.1. Cara
pengadukan harus menggunakan beton molen (mesin pengaduk).
5.2. Semen,
aggregate, dan pasir diukur menurut volume dan takarannya harus
disetujui dahulu oleh pengawas atau manajemen konstruksi.
5.3. Lama
pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah berada dalam mesin
pengaduk.
5.4. Mesin
pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu sebelum adukan beton yang baru dimulai.
5.5. Adukan
beton harus memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Indonesia.
Beton harus mempunyai kekuatan K-200 dan dimana sesuai yang
dipersyaratkan dalam gambar kerja.
5.6. Kontrakt
or diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes), percobaan
tersebut harus dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang
akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya.
kotoran, baik dari bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah
karang, garam./basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat
dalam SNI 03-6820-2002.
- Semen
Untuk bahan plesteran dan acian yang menggunakan batu bata
merahmenggunakan mortar siap pakai/ semen instan yang berasal
dari 1jenis pabrik/ merk dengan bahan acian, ex : kalla beton.
Untuk bahan plesteran dan acian lainnya yang menggunakan
campuran semen dan agregat halus.
- Air harus harus air bersih dan tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkohol, garam garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak plesteran dinding.
c. Langkah Pelaksanaan
- Seluruh dinding dari pasangan bata dengan campuran adukan 1
PC : 4 pasir pasang, kecuali pasangan bata semen trasram.
pada bangunan.
5.4. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
4.4.1. Pekerjaan Sub Lantai/ Rabat Beton
a. Lingkup Pekerjaan
- Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
- Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai
finishing.
b. Persyaratan Bahan
- Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan- persyaratan yang berlaku seperti SNI 03-6861.1-
2002.
- Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan MK untuk
disetujui.
- Penggunaan Semen yang digunakan harus berasal dari pabrik
yang menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (bersertifikar
ISO 14001).
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
- Kualitas mutu untuk rabat beton adalah K-100 atau fc. 2.4 Mpa.
c. Lingkup Pelaksanaan
- Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat dan bernoda.
- Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air
bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
- Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan
memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
- Adukan pasangan/ pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir
pasang dengan tebal maksimum 5 mm dan ditambah bahan
perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian
- Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata sesuai
dengan petunjuk pabriknya.
- Lembaran plafon dipasang pada rangka plafond dengan kuat, baik dan
rata.
- Sambungan antara panel-panel gypsum ditutup dengan sealtape yang
khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian didempul hingga halus,
demikian pula lubang-lubang bekas baut ditutup dengan dempul hingga
halus dan rata, lalu diamplas sehingga tidak terlihat sambuangan diantara
sudut – sudut gypsum setelah itu dilakukan pengecatan plafon tersebut.
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman
dan harus dilaksanakan sesuai pekerjaan pabriknya.
- Untuk pekerjaan pemasangan plafon membrane harus dikerjakan oleh
tenaga ahli yang berasal dari pabrik produk plafon membrane tersebut.
d. Garansi (Jaminan)
- Kontraktor wajib memberikan garansi bahan selama 2 tahun. dan
garansi pemasangan selama 5 tahun, terhitung sejak selesainya
masa perawatan.
- Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya
cacat pewarnaan akibat dari proses powdercoating yang tidak
sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai
perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara & air
akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.
4.7.2. Pekerjaan Fix Glass – Frameless Glass
a. Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu yang menggunakan frameless
glass antara lain pintu utama dan lainnya seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Syarat-syarat Bahan
Kaca tempered tebal minimal 12 mm sesuai dengan gambar kerja.
c. Syarat- Syarat Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan shop
drawing kepada Konsultan Pengawas/Perencana untuk diperiksa.
Shop Drawings tersebut minimal harus memperlihatkan detail-
detail pemasangan serta deskripsi bahan dan accessories yang
dipakai. Gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang
cukup besar, untuk memudahkan pemeriksaan.
- Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat- syarat yang berlaku.
Buatkan sudut siku yang tepat kokoh dan kuat dalam ketebalan
pintu seperti yang telah direncanakan.
- Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku
untuk kebutuhan setiap jenis pintu.
- Pehatikan ukuran tinggi, lebar, dan ketebalan pintu untuk
mendapat hasil pekerjaan yang tepat.
- Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut
harus benar-benar 90 derajat.
- Bila ada daun pintu yang melintir pada saat dibuka atau ditutup
dan/ atau ada bidang permukaan pintu yang tidak rata, maka pintu
harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/ memenuhi syarat
pembongkaran dan penggantian adalah atas bebas Kontraktor.
4.7.3. Pekerjaan Daun Pintu Rangka Kayu Lapis HPL + Kaca
a. Lingkup Pekerjaan.
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Meliputi pengadaan dan pelaksanaan pemasangan pintu yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan/ memenuhi dokumen kontrak.
b. Syarat-syarat Bahan
- Bahan rangka kayu & Panil Pintu
- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan SNI
7973 -2013 atau versi terbaru dan persyaratan lain yang harus
tertulis dalam pasal material kayu.
- Jenis kayu dan multipleks yang digunakan harus berasal dari
pabrik yang menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan
(mempunyai sertifikat 14001) dan memiliki sertifikat atau aspek
legal
- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata
kayu dan cacat lainnya.
- Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 %-14%.
- Untuk rangka kayu yang dipakai setara kayu dengan mutu baik,
keawetan kelas 1 dan kelas kuat I-II. Ukuran daun pintu yang
tertera dalam gambar adalan ukuran jadi.
- Tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm.
- Tidak terdapat perekat dan/ atau pelapis dengan zat pencemar
berbahaya seperti VOC.
- Bahan perekat: Untuk perekat digunakan lem kayu yang
bermutu baik dan tidak mengandung zat pencemar berbahaya.
- Bahan panil daun pintu
- Multiplek ketebalan 9 mm produk dalam negeri merek ex
Palem, yang telah disetujui oleh Perencana/Pengawas.
- List akhiran daun pintu digunakan kayu kamper Samarinda
finishing melamik, warna ditentukan kemudian.
- Bahan penutup Panil adalah High Pressure Laminate (HPL)
tebal 4 mm.
- Bahan Kaca pada panil Pintu adalah Kaca buram dengan
tebal min. 5 mm.
c. Lingkup Pelaksanaan
- Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan
meneliti gambar- gambar dan kondisi di lapangan, terutama
ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan
membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan
dan profil pintu yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Perencana.
- Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan
tidak cacat sedikitpun dan sesuai dengan SNI. Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi sebelum perlengkapan tersebut di pasang.
- Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku
untuk kebutuhan setiap jenis pintu.
- Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 71
Kontrusksi Gedung
Pembangunan Kantor Lurah Satimpo
Tahun 2023
c. Langkah Pelaksanaan
- Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan.
- Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian, sehingga diharapkan
dikerjakan oleh tukang yang ahli dalam bidangnya.
- Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, bahan yang telah tepasang harus dilindungi
dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui,
tanda- tanda tidak boleh menggunakan kapur. tanda-tanda harus dibuat
dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
- Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat
pemotong kaca khusus.
(warna standard).
- Kloset duduk merk TOTO CW660NJ/SW 660 atau yang setara
- Kloset jongkok merk TOTO CE9/ TV150NWV12J atau setara
- Urinal dari bahan porselen lengkap dengan kran dan peralatan lainnya,
ex : TOTO tipe U57M atau setara
- Wastafel Bahan porselen, produk dalam negeri sesuai dengan SNI 03-
0680-1998, lengkap dengan faucet/ kran, siphon dan perlengkapan
lainnya (warna standard), ex : TOTO seri LW893CJ atau setara
- Kitchen Zink, produk dalam negeri dilengkapi dengan grease trap
(penyaring lemak) kapasitas 32 liter.
- Fixture/ Aksesoris :
- Floor drain dari bahan stainless steel, merk Onda
- Jet washer/ Shower Spray dengan stop valve, ex : Onda
- Kran dinding, ex: Onda atau setara
- Kran air wastafel, ex: TOTO seri TX112MEB atau setara.
- Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak
cacat sedikitpun dan sesuai dengan SNI. Kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
sebelum perlengkapan tersebut di pasang.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
- Pemasangan semua peralatan/perlengkapan sanitair harus dilakukan
oleh ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan
harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
- Semua sambungan harus kedap air dan udara.
- Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
- Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Wastafel harus dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
- Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan
adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas
floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai.
- Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
Direksi/Manajemen Konstruksi.
- Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
a. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga
dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Meliputi pekerjaan selubung bangunan berupa ornament eksterior pada
fasade yang dijelaskan pada gambar kerja.
b. Syarat- syarat Bahan
- Sebelum bahan untuk pekerjaan ornamen didatangkan ke lapangan,
contoh-contoh semua bahan dan kelengkapannya lainnya yang akan
digunakan harus diajukan terlebihdahulu untuk dimintakan
persetujuannya dari Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi.
- Seluruh material harus menggunakan satu macam produksi/ satu pabrik,
menggunakan bahan GRC dengan tebal minimal 80 mm dengan motif/
desain disesuaikan dengan gambar kerja kerja yang telah disetujui oleh
Konsultan pengawas dan direksi.
- Rangka profil besi baja lainnya sebagai perkuatan panel fasade sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi pabrik pembuat grc fasade yang
persyaratan selanjutnya sama dengan persyaratan pekerjaan logam non
struktural.
c. Persyaratan Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada, kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail- detail sesuai gambar.
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerja yang terampil dan ahli
untuk pekerjaan ini.
- Pemasangan harus mengikuti petunjuk pemasangan dari pabrik yang
memproduksi bahan ornamen tersebut.
- Pemasangan harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan keahlian,
sehingga rapi. Awal pemasangan (starter) harus terpasang dengan tepat
dan benar, garis-garis harus lurus dan sejajar dan pasangan harus saling
menutup dengan sempurna.
- Rangka-rangka untuk grc fasade harus diperiksa dengan teliti, harus
tegak lurus dan terpasang pada posisinya.
- Kekuatan konstruksi dan rangka panel harus sesuai gambar dan petunjuk
dari Konsultan dan rekomendasi pabrik pembuat.
- Pasangan dinding panel harus lurus horizontal/waterpass, permukaan
dinding panel arah vertikal harus lot dan rata tidak bergelombang.
- Pemotongan, bendung/tekukan, pembuatan celah, pembuatan lubang
harus lakukan di work shop dengan peralatan yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
- Penutupan sambungan harus rata dan tertutup sempurna dengan jarak
sesuai gambar perencanaan.
- Semua hubungan panel dengan material lain harus presisi dan rapi tidak
ada cacat.Setelah pemasangan di site, counter tersebut harus diproteksi
untuk menghindari cacat/rusak sampai serah terima proyek.
• Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk
menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
• Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
- Tempat-tempat yang kena matahari.
- Tempat-tempat yang kena hujan.
- Tempat-tempat yang kena minyak.
- Tempat-tempat yang kena udara lembab.
- Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
• Outlet Pada Permukaan Khusus.Kotak outlet untuk stop kontak
dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi,blok beton, marmer,
frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan
harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
• Saklar dan Stop Kontak
- Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel
dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk
peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
2. Cara Pemasangan.
- Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating
minimum 10A/250V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
- Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
- Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.
- Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
- Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm (diruang basah dan pantry) dan 30 cm (selain di
ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai
(finish) sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Saklar dan stop Kontak setara produk dari Panasonic.
- Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A/220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran
pentanahan.
- Pendukung dan Pengikat.
- Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
tegangan sampai 600 V.
- Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan
(minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk
mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang di
kontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya.
- Kabel merek SUPREME, TRANKA, KABELMETAL,
KABELINDO dan VOKSEL.
4. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lainlain yang tertentu dan harus
dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.
5. Pemasangan Kabel
- Pemasangan di Permukaan
• Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
- Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high – impact
heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
- Semua kabel harus dipasang lurus/sejajat dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali Ø kabel).
- Konduit setara produk dari CLIPSAL/SCHNEIDER dan EGA.
• Kabel Daya Penghubung Antar Panel
- Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable tray, di klem pada cable
tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan
cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi
dan digantung atau disangga secara kokoh dengan
penggantung/penyangga besi yang di klem ke plat beton.
- Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk
kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan
penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
• Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.
- Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized/white metal conduit)
yang diletakkan diatas pelat lantai. Setiap pipa konduit berisi
hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40
%.
- Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel
ditarik ke terminal motor flexiblemetal konduit yang juga tahan
karat. Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran
pipa conduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan
pipa fleksibel terhadap boxterminal motor.
- Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh
konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
- Pemasangan di Permukaan.
- Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC high impact heavy
gauge dengan ukuran minimum ¾”.
- Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
- Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
- Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYMHY untuk tegangan
fasa, netral dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh
PUIL 2000, yaitu:
• Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
• Sistem Tegangan 220 /380 V, 3 fasa :
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
Kuning/hijau : pentanahan (G)
- Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang
rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada
kabel yang membentang tanpa pendukung.
- Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam/tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding
Metode Pelaksanaan Pekerjaan 91
Kontrusksi Gedung
Pembangunan Kantor Lurah Satimpo
Tahun 2023
atau langit-langit.
6. Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7
mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm
untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah/hujan, harus
dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi
khusus. Kabinet untuk panel daya/kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk frame/rangka panel harus
ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk
memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik,
rapi dan benar.
- Finishing
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya
harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan
diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna cat
sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi. Pengecatan harus tanah karat, dikerjakan dengan cara
galvanized cadmium plating atau dengan zinc chromate dan di cat
dengan cat akhir sistem bakar (oven)
- Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci
untuk setiap kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet
harus disediakan dua anak kunci.
- Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada
tipe/macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.
- Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan pengunaan alat tersebut. Label ini
terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
Khusus Panel khusus, di Area OK, Emergency dan Laboratorium
menggunakan Panel khusus dengan sertifikasi minimal Type Test III-
A (referensi IEC 61439-2 :2011) dengan pabrikan panel yang
tersertifikasi ASTA atau Association of Short-Circuit Authorities sesuai
dengan rating breaker yang akan dipakai.
7. Sistem “Race Way”
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
- Ukuran
- Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan
VDE, PUIL 2000 dan lain-lain.
- Diameter Ø minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
- Bahan
- Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari
bahan PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar
BS4607 dan BS6099.
- Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus
dari jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
- Pemasangan
- Race Way yang ditanam di dalam dinding.
- Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai
dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding
dengan kondisi semula.
- Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
conduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.
- Race Way yang dipasang di Permukaan.
- Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian
struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-
langit. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau
langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa
sejajar. Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang
dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas
harus ditutup/dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
- Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-
fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
- Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan
harus dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi
sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Untuk mempermudah
pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan
warna sebagai berikut:
• Pipa penerangan dan daya - orange
• Pipa CCTV - merah
• Pipa tata suara - kuning
keperluan pengukuran.
- Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan
gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubungan
singkat 3 fasa simetris.
- Transformator arus untuk amperemeter dan digital metering tidak
boleh digunakan bersamaan dengan kWh meter.
- Transformator arus harus terpisah dengan transformator kWh
meter.
- Kabel-kabel Kontrol
- Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik/bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
- Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
- Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel sesuai dengan ukuran kabelnya dan
dikencangkan dengan alat penekan (hydrolic press-tang) secara
baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost
contact).
- Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
- Merk Pabrik
- Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan pabrik
dan untuk dapat membuktikan, kontraktor harus menyertakan surat
dukungan dari pabrik/principle. Peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada
rangka panel.
- Peralatan Pengaman/Pemutus Daya
- Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
- Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker –
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC
- 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40ºC (fully
tropicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed” baik pada
posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat
dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak–kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis “quick make” dan “quick
break” secara simultan pada ketiga/keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip.
- Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama
12. Pemasangan
- Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
- Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
- Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaanpermukaandi sebelahnya.
- Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
- Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada
dalam kondisisempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
- Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
lainnya. Hal ini untuk menghindari induksi power listrik terhadap signal
video. Adapun material kabel yang dipergunakan system ini adalah
1. Kabel Video: Coaxial Cabel type RG 59 didalam konduit dan untuk
keperluan kontrol menggunakan awg 18 pair produksi ex. Belden,
Pacific, Feeder RG 6/5C
2. Kabel Power N Y A d a n NYM produksi ex. Supreme, Kabelindo atau
setara.
f. Testing dan Comissioning
• Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan
peralatan utama telah dilaksanakan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi sistem CCTV telah
dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
• Pengujian
- Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan
yang bertindak mewakili pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi
dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh pihak-pihak
yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku
petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan serta melaksanakan
training kepada pengelola gedung. Sesudah semua ini dilaksanakan
maka dapat diadakan serah terima pertama dari kontraktor ke Pemberi
Tugas.
- Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai
berikut:
- Pengujian simulasi CCTV terhadap system.
- Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh
perusahaan pemegang keagenan peralatan tersebut dengan
disaksikan oleh MK/Direksi.
- Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor wajib memberitahu
MK/Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan
tanpa disaksikan oleh MK/Direksi akan dinyatakan tidak sah dan
harus diulang kembali.
- Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun
akhirnya tetap dilakukan pengujian sekaligus secara
keseluruhan.
- Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya
pengujian, baik untuk daya listrik dan peralatan bantu serta
peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam
pengujian, maka Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya
yang sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
- Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan
kerusakan pada bagian paket pekerjaan Kontraktor lain, maka
biaya perbaikannya tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sistem tata suara.
BAB 7
PENUTUP
7.1. KETENTUAN TAMBAHAN
a. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka sesuai dengan
ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan
lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini termasuk
pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
b. Hal-hal lain yang tidak tercantum/tidak jelas dalam RKS ini akan dibuat
tersendiri, serta peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi
kewajiban Kontraktor.
c. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian
Kontraktor adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. GAMBAR-GAMBAR REVISI
Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar revisi (bila diperlukan) serta
gambar-gambar detail dari pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar
tersebut diajukan kepada Direksi Teknik untuk disetujui.
e. PERUBAHAN RKS DAN GAMBAR RENCANA
Semua ketentuan dalam RKS maupun gambar rencana dapat dirubah,
ditambah atau dihilangkan sesuai kebutuhan di bawah ini :
- Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan
dilakukan pada waktu aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara.
- Perubahan yang dianggap perlu untuk penyelesaian dengan kondisi
lapangan atau menyangkut perubahan desain, dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan
persetujuan. Dalam hal ini, jika oleh Direksi Teknik dianggap perlu,
Kontraktor harus membuat Gambar Terlaksana (As Build Drawing)
dengan persetujuan Direksi Teknik.
7.2. PENUTUP
- Apabila dalam metode pekerjaan ini untuk uraian bahan- bahan pekerjaan
tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap
seperti disebutkan.
- Hal- hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh pihak Direksi/ Direksi, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
peraturan ini.
- Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian- bagian yaang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata
demi kata dalam Spesifikasi ini harus diselenggarakan oleh kontraktor dan
diterima sebagai hal yang disebut.
- Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai Laporan Akhir dari
pelaksanaan kegiatan yang merupakan bagian dari Laporan pekerjaan.