Anda di halaman 1dari 24

1

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor adalah :

KEGIATAN : DED ALUN – ALUN MTL SOEDIRMAN DAN LINGKUNGANNYA


PEKERJAAN : DED ALUN – ALUN MTL SOEDIRMAN DAN LINGKUNGANNYA
LOKASI : KECAMATAN REMBANG
TAHUN : 2019

2. Pekerjaan meliput pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli, alat-alat bantu dan bahan
material sesuai jenis pekerjaan. Pekerjaan terdiri dari:

I. PEKERJAAN LAPANGAN UTAMA


II. PEKERJAAN LAPANGAN SISI BARAT.
III. PEKERJAAN LAPANGAN SISI TIMUR.
IV. PEKERJAAN TROTOAR DAN DRAINASE.
V. RUAS JALAN 2 (SISI TIMUR Depan MI )
VI.
3. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan penyedia jasa harus mengadakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu berada di lapangan setap waktu.
b. Alat-alat bantu sepert beton molen, vibrator, pompa air, alat pemadatan, alat pengangkut dan
peralatan-peralatan lainnya yang akan digunakan dan harus selalu tersedia di lapangan sesuai
dengan kebutuhan dan dalam keadaan siap pakai.
c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup.
d. Melaksanakan tepat waktu sesuai dengan schedule.

4. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh ketelitan, sesuai dengan RKS, Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikut petunjuk pengawas.

5. Bila terjadi ketdaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka Kontraktor
Pelaksana diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.

6. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-masing pekerjaan guna
mendapat persetujuan direksi.

7. Kelalaian atau kekurangtelitan dalam hal ini tdak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan klaim
dikemudian hari.

8. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diminta untuk membuat Gambar –


gambar lapangan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya
pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi Gambar Pelengkap dari Gambar-
gambar Kerja yang ada.

9. Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:


- Gambar–gambar meliput gambar arsitektur, gambar konstruksi, gambar instalasi listrik,
gambar perpipaan serta gambar–gambar perubahannya yang telah disetujui Oleh Direksi/
Konsultan Pengawas. Gambar–gambar ini selain dari gambar–gambar yang dibuat Konsultan
Perencana juga gambar–gambar yang dibuat oleh Kontraktor
- Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau ketdaksesuaian antara gambar
2

yang berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman secara fungsi yang
dipakai pedoman adalah skala terbesar.

10. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan kondisi lapangan disampaikan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat Persetujuan.
- Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Pelaksanaan tersebut
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing tersebut harus dibuat dan semua biaya pembuatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
- Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah
tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertmbangan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi
Tugas/Direksi dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Pelaksanaan dan
Gambar Perubahan Rencananya.
b. Gambar Perubahan dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang kalau ada.

11. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan
berikut:
a. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus
sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
b. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan
diserahkan berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Kontraktor.

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia (Algemene Voorwarden).
b. Permen PU No 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03.
f. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
g. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995.
h. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5.
i. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
j. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972.
l. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
m. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
n. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-1962-1990.
o. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
3

p. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja
q. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Setempat yang Bersangkutan
dengan Permasalahan Bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam Pasal 1 Ayat 2 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar-gambar kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi
tugas, termasuk gambar-gambar detail yang diselesaikan Kontraktor dan sudah disahkan atau
disetujui direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Jadwal pelaksanaan (tme schedule) yang sudah disetujui direksi.

PASAL 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib menelit semua Gambar Kerja Perencanaan dan RKS termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tdak sesuai dengan RKS maka yang mengikat atau berlaku adalah RKS. Bila gambar tdak
cocok dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku, begitu
pula apabila dalam bestek (RKS) tdak tercantum sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang
mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pengawas dan Kontraktor harus
mengikut keputusannya.
4. Pengambilan atau pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama atau sesudah pekerjaan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pihak Kontraktor harus membersihkan lokasi untuk penempatan Direksi Keet, penempatan material
dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat bangunan yang digunakan untuk gudang material yang tertutup rapat
dan dapat dikunci, berikut barak kerja untuk para pekerja.
3. Kontraktor harus membuat kantor Direksi atas biaya sendiri dengan dilengkapi sebagai berikut :
a. Satu set meja beserta kursi secukupnya.
b. Satu buah almari yang dapat dikunci.
c. Satu buah papan tulis.
d. Satu buah buku direksi dan satu buah buku tamu.
4. Penempatan gudang, barak kerja, dan kantor direksi ditentukan oleh konsultan pengawas.
5. Kantor Direksi dan kelengkapannya setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
6. Pekerjaan pembongkaran gudang, barak kerja dan kantor direksi menjadi tanggungjawab Kontraktor.
7. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi yang disebabkan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan Kontraktor wajib memperbaikinya.
8. Piket-piket bouwplank dan propil-propil :
a. Piket-piket digunakan As, ttk-ttk duga dan lain-lain, dibuat dari kayu tahun dengan kualitas
baik.
4

b. Bouwplank dari papan kayu tahun yang kering dan harus diserut sisi atasnya, dipasang pada
patok-patok yang tertancap kuat dan tdak dapat bergerak-gerak yang diberi tanda dengan jelas
dan tdak mudah hilang.
c. Propil pemasangan batu merah harus dari kayu tahun yang kering dan lurus, sedangkan untuk
pekerjaan tanah dan pondasi dapat menggunakan bambu.
d. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara mengukur, alat-alat penyipat
datar (theodolit, waterpas), prisma silang, pengukuran menurut situasi dan kondisi lokasi.
9. Kontraktor harus membuat papan nama proyek, ukuran 90 x 120 cm dengan redaksional mengikut
petunjuk direksi.
10. Kontraktor atas biaya sendiri wajib menyediakan air kerja untuk keperluan pekerjaan ini dengan
sumur pompa atau cara-cara yang memenuhi syarat.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, antara lain :
1) Pembuatan segala macam pondasi.

b. Pekerjaan urugan meliput :


1) Urugan kembali tanah yang digali dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi baik
dengan urugan tanah maupun urugan pasir.
2) Membuat peninggian untuk pembentukan muka tanah.
3) Pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai diurug dan pemadatan peninggian tanah
untuk pembentukan muka tanah.

2. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan galian
1) Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
tanda sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
2) Dalamnya galian lubang pondasi harus mencapai tanah keras dan sekurang-kurangnya sesuai
gambar kerja dan telah diadakan pemerikasaan oleh Direksi.
3) Dasar galian harus dikerjakan dengan telit sesuai ukuran gambar kerja, datar dan
dibersihkan dari segala kotoran.
4) Terhadap kemungkinan terjadinya genangan air dalam galian, baik pada saat penggalian
maupun pada pelaksanaan pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus.
5) Semua kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan sehingga tdak
mengganggu pekerjaan berikutnya. Tempat pembuangan tanah akan ditentukan oleh
Direksi.
6) Ruang antara bouwplank dan galian harus bebas dari tmbunan tanah.

b. Pekerjaan Urugan
1) Setelah pasangan-pasangan dilaksanakan konstruksi diurug kembali dirapikan dan
dipadatkan.
2) Untuk daerah diluar bangunan sebelum pelaksanaan urugan, tanah harus dipadatkan hingga
benar-benar padat guna memampatkan kembali kerusakan tanah akibat penggalian.
3) Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air yang diikut pemadatan
dibelakangnya, tanah urugan yang terlalu basah harus dihampar agar dapat mengering
sendiri atau dikeringkan dengan cara yang disetujui Direksi.
4) Urugan pada lereng harus dilaksanakan dengan membuat “bertangga” untuk memberikan
kaitan yang kokoh pada tanah urugan.
5

5) Urugan kembali lubang pondasi dilaksanakan setelah mendapat pemeriksaan dan ijin dari
Direksi.
6) Setap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
kotoran / sampah, serta harus jenis tanah berbutr / tanah ladang berpasir tdak terlalu
basah, tdak mengandung humus / lumpur / brangkal.
7) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ketempat yang
akan ditentukan oleh Direksi.
8) Urugan pasir dilaksanakan untuk :
Urugan bawah lantai, bawah pondasi lajur maupun footplat, bawah rabat dan lainnya
dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam gambar.
9) Urugan sirtu dilaksanakan untuk :
Peninggian/pembentukan muka tanah baru dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam
gambar.
10) Pembentukan tanah :
Muka tanah lokasi bangunan harus dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketnggian
yang telah ditentukan di dalam gambar rencana. Pada pembentukan tanah yang bertangga
dan terjadi tebing / talud harus diusahakan pengamanan tebing dan air tanah agar tdak
melimpah ke daerah bangunan yang lebih rendah.
11) Pemadatan
Alat pemadatan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi. Selama dalam pemadatan
terjadi lendutan akibat tdak sempurnanya urugan, maka Pihak Kontraktor harus
memperbaikinya dengan bahan urugan yang memenuhi persyaratan.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan
a. Urugan pasir bawah pondasi.
b. Pembuatan pondasi batu belah termasuk Aanstamping.
c. Penyediaan lubang-lubang khusus untuk saluran air, listrik dan sebagainya pada pondasi.
d. Pemasangan stek dan angkur yang diperlukan untuk pekerjaan berikutnya.

2. Syarat pelaksanaan pekerjaan


a. Umum
1) Semua pekerjaan pondasi dilaksanakan
apabila galian tanah telah diperiksa ukuran dan kedalamannya serta disetujui Direksi.
2) Jika lubang galian terjadi genangan air
harus dikeringkan terlebih dahulu.
3) Dasar galian diurug dengan pasir urug
dan dipadatkan sampai benar-benar padat dengan ketebalan sesuai yang ditentukan.
4) Penghentan pekerjaan pondasi harus
dibuat bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan kokoh dan sempurna.

b. Pondasi batu belah


1) Aanstamping dibuat dari batu blonos dan celah-celahnya diisi pasir pasang yang disiram
air sehingga padat / tdak berongga.
2) Adukan pondasi dibuat campuran 1 pc : 4 psr
3) Penampang batu belah maksimum 20 cm dengan 3 sisi permukaan kasar.
4) Adukan harus membungkus batu pondasi sehingga tdak ada bagian yang keropos.
5) Untuk keperluan penempatan kolom, sloof dan sebagainya harus dipersiapkan stek
tulangan kolom.
6

6) Setap jarak 2 m, sloof harus dipasang angkur  14 mm yang masuk ke dalam pondasi
sedalam 30 cm dari muka atas pondasi.
7) Sebelum alur pondasi diurug supaya diberitahukan kepada Direksi terlebih dahulu.
8) Alur pondasi bagian dalam diurug dan bagian luar diurug serta dipadatkan dengan cara
ditumbuk dan diairi sampai benar-benar padat dan mencapai peil yang ditentukan.
9) Batu belah harus bersih dari kotoran, pemasangan harus bersilang, semua bagian dalam
harus terisi adukan sesuai dengan campuran yang digunakan, semua nat yang tebal harus
diisi batu kricak. Tinggi pemasangan dalam satu hari tdak boleh lebih dari 0,50 m.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON

1. KETENTUAN UMUM
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istlah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain
dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan referensi
dibawah ini:
1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991)
2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
3. American Society of Testing and Materials (ASTM)
4. Standar Industri Indonesia (SII)
5. Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SKSNI T-15-1991-
03
6. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan
Gedung (SKBI 2362-1986), yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

b. Bilamana ada ketdaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka peraturan-


peraturan di Indonesia yang menentukan.
c. Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta kesesuaian yang
tnggi menurut persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas, untuk pekerjaan yang tdak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan
digant atas biaya Kontraktor Pelaksana sendiri.
d. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
e. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tdak
disetujui oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek/lapangan pekerjaan
dalam waktu 3 x 24 jam.

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliput segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan
gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian - bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
c. Mutu beton untuk struktur menggunakan beton K -175 untuk beton prakts.
d. Lain-lain
1) Pembuatan perancah, cetakan / acuan
2) Penulangan, pengecoran / adukan
3) Pembuatan benda uji, pembongkaran cetakan / perancah dan pemeliharaan

1. Bahan :
a. Semen portland / PC
7

- Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8) atau Britsh Standard No. 12/1965.
- Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
semen asli dari pabrik. Merk semen dianjurkan dalam negeri misalnya : Holcim, Gresik, Tiga
Roda masing-masing dengan ukuran berat 50 kg, satu macam dan dengan persetujuan
Pengawas.
- Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventlasi baik, di atas lantai
setnggi 30 cm.
- Kantong-kantong semen tdak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis, penyimpanan harus
terpisah untuk setap pengiriman dan penggunaannya diurutkan sesuai dengan waktu
pengiriman.

b. Agregat
- Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alami atau buatan asalkan memenuhi syarat
menurut PBI 1989. Agregat kasar sekualitas dengan hasil pemecah mesin.
- Agregat tdak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan
terhadap karatan. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh yang memenuhi
syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan) antara lain tdak boleh menggunakan
pasir laut. Agregat-agregat harus disimpan di tempat yang saling terpisah dalam tumpukan
yang tdak lebih dari 1 m, berpermukaan yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah
terhadap kotoran.
c. Air
Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air yang bersih dan tdak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat PBI
1989.

d. Baja tulangan
1) Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U-24 polos untuk diameter ≤12 mm dan
baja mutu U-32 untuk diameter > 12 mm dan menurut SNI 1991 atau Japanese Standard
Class SR.24 atau Britsh Standard No. 785. 1938, dengan toleransi kelebihan sesuai Standard
SII.
2) Bila baja tulangan oleh pengawas diragukan kualitasnya, harus diperiksakan pada Lembaga
Penelitan Bahan-bahan yang diakui, atas biaya Kontraktor.
3) Ukuran baja harus sesuai dengan gambar kerja, penggantan dengan diameter lain hanya
diperkenankan dengan persetujuan tertulis dari pengawas. Bila penggantan disetujui, maka
luas penampang yang diperlukan tdak boleh kurang dari yang tersebut didalam gambar
kerja atau perhitungan. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantan tulangan adalah
tanggung jawab Kontraktor.
4) Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab, dipisahkan sesuai
dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan dilindungi terhadap segala
macam kotoran dan lemak serta terlindung dari air hujan.
5) Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tnggi standar SII.
6) Untuk semua diameter baja tulangan yang digunakan pada konstruksi beton bertulang,
masing-masing diberikan sampelnya yang disusun pada papan kecil yang diurutkan sesuai
dengan diameternya.

e. Bahan campuran tambahan (Additives)


1) Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali yang tersebut tegas dalam
gambar atau persyaratan, harus seijin tertulis dari pengawas, untuk itu Kontraktor harus
mengajukan permohonan tertulis.
2) Pihak Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukt penggunaan selama 5
tahun di Indonesia.
8

3) Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (initial set) tdak boleh dipakai,
sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic preasure) tdak boleh water
proofer yang mengandung garam stearate. Bahan tambahan campuran beton harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan sekaligus sebagai pengurangan air adukan
dan penunda pengerasan awal.
4) Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan dimasukkan ke dalam
mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang terakhir dituangkan ke dalam mesin
pengaduk. Pemakaian additive tdak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.

f. Syarat-syarat Pelaksanaan :
1) Pelaksanaan penakaran semen dan agregat harus dengan kotak takaran yang volumenya
sama.
2) Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga tercapai
sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Dalam hal ini perlu diadakan
pengujian slump sesuai dengan ketentuan di dalam SNI 1991.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitan cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing
bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan
diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung-jawab.
5) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atau
Portable Contnous Mixer).
6) Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan
selanjutnya, dan harus dicuci bila tdak digunakan lebih dari 30 menit.
7) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1.5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin
lebih besar dari 1.5 m3. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam.
8) Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setap adukan.
9) Mesin pengaduk tdak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus
dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak
diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan kosistensi beton yang dikehendaki.

g. Mutu Beton
Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristk sebagai berikut :

Mutu Beton Jenis pekerjaan


Kolom prakts, Ring Balk prakts, Balok latei dan
K 175
lain lain sesuai RAB dan gambar

h. Percobaan Pendahuluan
1) Untuk mendapatkan mutu beton sepert yang diminta, Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan percobaan-percobaan di laboratorium milik Instansi Pemerintah atau
Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan
suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2) Setap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
9

3) Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikut ketentuan-
ketentuan dalam PBI NI-2.
4) Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai
dengan permintaan, maka pekerjaan beton tdak boleh dilaksanakan.
5) Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di
laboratorium.

i. Persiapan Pengecoran :
1) Mulainya pengecoran harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan Direksi.
2) Bidang pertemuan antara cor beton lama dengan baru harus dibuat miring.
3) Cetakan harus datar, tegak lurus, tdak bocor dan kokoh, sehingga kedudukan / bentuknya
tetap tdak berubah / bergeser pada saat dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar.
4) Cetakan dibuat dari kayu kelas III tebal 2 cm dan atau plywood 9 mm dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya serta sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.
5) Pemadatan cor beton menggunakan penggetar beton yang harus dipersiapkan terlebih
dahulu sebelum dimulai pengecoran.
6) Tiang penyangga cetakan dibuat dari kayu kelas III. Tiang penyangga harus dipasang tegak
lurus dan tdak boleh menumpu langsung pada tanah serta dipasang dengan jarak
maksimum 60 cm.
7) Tiang penyangga tdak boleh menggunakan bahan dari bambu kecuali atas ijin pengawas
ahli.
8) Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam
beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
9) Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus di siram dengan
air sampai bersih dan dilapisi minyak begistng, dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik.
10) Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
11) Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar.
12) Kontraktor Pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.
13) Apabila pengecoran tdak memakai begistng kayu maka dasar permukaan yang akan dicor
harus diberi beton dengan adukan 1pc : 3ps : 5krl setebal 5 cm.

j. Acuan/Cetakan Beton/Bekistng
1) Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya. cetakan
harus sesuai dengan bentuk, ukuran, batas-batas dan bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tdak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan multplex.
2) Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tdak boleh ada lekukan, lubang-lubang
atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah
horisontal dan vertkal, terutama untuk permukaan beton yang tdak di "finish" (expose
concrete).
3) Tiang-tang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang sepert yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
4) Struktur dari tang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan. Cetakan harus ditelit untuk memastkan
kebenaran letaknya, cukup kuat dan tdak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada
saat beton dituangkan.
10

5) Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi "minyak begistng"
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhat-hat agar tdak
terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan
tulangan.
6) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau
jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
a. Bagian sisi balok 48 jam.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban Konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai/atap/tangga 21 hari.

7) Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil
pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah
mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas, tdak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana terhadap kerusakan yang tmbul akibat pembongkaran cetakan.
8) Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hat-hat sehingga tdak menyebabkan
cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur
yang dicetak.
9) Dalam hal terjadi bentuk beton yang tdak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor
Pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
10) Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi
yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan
dilakukan.
11) Untuk permukaan beton yang diharuskan exposed, maka Kontraktor Pelaksana wajib mem-
finish-nya tanpa pekerjaan tambah.

k. Pengangkutan dan Pengecoran :


1) Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tdak lebih dari 1 (satu) jam dan tdak terjadi perbedaan
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2) Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja
tulangan serta bukt bahwa Kontraktor Pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran
tanpa gangguan.
4) Adukan beton tdak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat
telah melampaui 1.5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Konsultan Pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
5) Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregaton) dan perubahan letak tulangan.
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu sepert talang, pipa, chute dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan
bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.
6) Adukan tdak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketnggian lebih dari 1,5 m.
Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7) Penggetaran tdak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "inital set" atau
yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plasts karena getaran,
penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.
11

8) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah/pasir secara langsung.
9) Bila pengecoran beton harus berhent sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan
tdak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) dan partkel-partkel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga
didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentan pengecoran, adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
10) Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari
suatu bagian tdak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tdak dilaksanakan,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan
ketentuan bahwa sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat, serta
penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadinya hujan.

l. Penyambungan Konstruksi
1) Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak sambungan konstruksi (construction joints).
Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan Pengawas dapat merubah letak
"construction joints" tersebut.
2) Permukaan "construction joints" harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
3) "Contruction joints" harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan
adanya "Contruction joints" tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
4) Bila "Contructon joints" tegak diperlukan, maka tulangan harus menonjol sedemikian rupa
sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.
5) Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan "grout"
segera sebelum beton dituang.
6) Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan bahan additve "Bonding
Agent" (lem beton) yang disetujui Konsultan Pengawas.

m. Benda – benda yang tertanam di dalam beton


1) Semua angkur, baut, pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton,
harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
2) Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-kotoran
lain pada saat mengecor.
3) Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru boleh dicor.

n. Penyelesaian Beton
1) Semua permukaan, pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang
membekas. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
2) Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tdak memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang
sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh
permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, carborondum atau gurinda.
3) Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada
permukaan lantai tdak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10 m.
4) Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud
menyerap kelebihan air.
5) Apabila pengecoran dilakukan dengan Readymix harus ditunjukkan pesanannya yang
menunjukkan karakteristk dari beton.
12

o. Perawatan Dan Perlindungan Beton


1) Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tdak tertutup oleh
cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus
selama 7 (tujuh) hari.
2) Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton
belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi sepert tersebut pada ayat (1) dan tdak boleh
tertndih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.
3) Cetakan beton yang tdak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa
perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-
celah pada sambungan.
4) Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tdak disebut diatas, harus dirawat dengan
jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.

p. Pengujian Beton
1) Secara umum pengujian beton harus mengikut ketentuan dalam PBI NI-2 BAB 4.9 dan
minimum memenuhi persyaratan sepert yang tersebut dalam ayat berikut.
2) Setap volume 5 m3 tap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai terkumpul 20 benda uji atau sepert NI-2 BAB 4.7.
3) Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji silinder diameter 15 cm dan
tnggi 30 cm atau dengan benda uji kubus ukuran 15x15x15 cm3. Satu benda uji akan dites
pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, sedangkan 3
(tga) benda uji lainnya hasil rata-rata dari ketga spesimen tersebut.
4) Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditnggal dilapangan, dibiarkan
mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.
5) Benda uji silinder atau kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran
dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam.

q. Perizinan
1) Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas minimal 1 minggu
sebelum pengecoran dimulai.
2) Pengecoran dapat dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan izin tertulis
dari Konsultan Pengawas.

r. Hal-hal lain.
Apabila pengecoran pada balok berbentang panjang, maka cetakan dinaikkan setnggi
lendutan yang terjadi sehingga apabila cetakan dibongkar tdak ada lendutan yang terjadi.
Hal ini harus dikonsultasikan pada Konsultan Pengawas.

PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DINDING

A. Lingkup Pekerjaan :
a. Pembuatan pasangan dinding batu bata setebal ½ batu termasuk kolom beton pengakunya
dengan campuran 1pc : 6psr.
b. Pembuatan lubang stek, klos dan lain sebagainya.

B. Persyaratan Pelaksanaan
Dinding batu bata :
a. Pasangan batu bata dengan adukan 1 pc : 6psr
b. Batu bata sebelum dipasang harus direndam air terlebih dahulu sampai jenuh, dan batu bata
harus bersih dari segala kotoran.
13

c. Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, dalam satu hari tdak boleh lebih dari 1 m tngginya
setap tahapnya di ikut dengan cor kolom prakts ditunggu sehari untuk pemasangan berikutnya.
d. Batu bata yang ukurannya kurang dari setengah panjangnya tdak boleh dipakai.
e. Spesi pasangan batu bata harus padat, tdak berongga dan harus dikorek siarnya.
f. Dinding batu bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diperkuat beton prakts
g. Dalam proses pengeringan, dinding batu bata harus disiram air terus menerus selama 7 hari.
h. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk, pengadukan dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan dengan seijin Pengawas.

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN ALUMINUM, PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan :
a. Penyetelan dan pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium 4”;
b. Pemasangan daun Pintu dan Jendela Kaca, Aluminium 4”;
c. Pembuatan, pemasangan dan penyetelan jendela kaca raybend 5 mm.
d. Pembuatan, pemasangan dan penyetelan jendela kaca mat.
e. Pemasangan perlengkapan pintu dan jendela sepert engsel, kunci, grendel, handel, kait angin
dan lain-lain.

2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan Aluminium
 Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan
gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi teknis;
 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin, kemudian pada saat fabrikasi unit – unit jendela, pintu, partsi
dan lain – lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tap unit didapatkan warna
yang sama;
 Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan;
 Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan sepert yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya;
 Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm;
 Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain – lain harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partsi yang mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
- untuk tnggi dan lebar = 1 mm;
- untuk diagonal = 2 mm;
 Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung
yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant;
 Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau yang setara;
 Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steelplate tebal 2-
3 mm, dengan lapisan zink tdak kurang dari 13 mikron sehingga tdak dapat
bergerak / bergeser;
 Bahan finishing: Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline sepert beton, aduk atau plesterdan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari lacquer yang jernih;
14

 Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan menelit gambar -gambar dan kondisi
di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding, (ukuran dan lubang – lubang)
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out / penempatan, cara pemasangan/mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan pengawas dan Direksi Teknis;
 Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar dan dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Alat
Penggantung dan Kunci serta Pekerjaan Kaca
 Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing meliput gambar, denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat
perhitungan - perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang,
sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini;
 Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partsi,dikerjakan secara fabrikasi
dengan telit sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung-
jawabkan;
 Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hat-hat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya;
 Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan telit dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok;
 Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steelplate setebal 2-3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm;
 Penyekrupan harus dipasang tdak terlihat dari luar dengan sekrup ant karat, sedemikian
rupa sehingga hair line dari tap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan
terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2;
 Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang elasts dengan
kualitas tnggi dari dow corningtype 793 atau setara. Jangan memakai karet / gaskets,karena
akan menyulitkan pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk menghindari distorsi;
 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan bertemu
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari tmbulnya korosi;
 Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian
diisi dengan beton ringan / grout;
 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetc
rubber atau bahan dari synthetcresin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double
door;
 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara;
 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan;
 Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan;
 Untuk panel jendela digunakan bahan kaca dengan tebal sesuai dengan perhitungan,
mutu AA, yang memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78;
 Harus diperhatkan semua sambungan siku untuk rangka pintu / jendela dan penguat lain
serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatkan / menjaga
kerapihan, tdak boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan;
 Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas perstujuan Konsultan Pengawas
tanpa meninggalkan bekas / cacat pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
15

 Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tdak bergelombang,
tdak melenceng dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.
 Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Direksi Teknis.

b. Pekerjaan Pengunci
1) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliput seluruh pemasangan pada
daun pintu / jendela kayu.Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel
pintu merk lokal, warna standar atas persetujuan Direksi, dipasang sekurang-kurangnya 3
buah untuk setap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tap engsel memikul maksimal 20 kg.Engsel atas dipasang + 28 cm (as)
dari permukaan atas pintu.
2) Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu
3) Engsel tengah dipasang di antara kedua engsel tersebut (± 40 cm di bawah Engsel atas).
4) Tiap daun pintu dilengkapi dengan kunci tanam dua kali putar dipasang 105 cm (as) dari
permukaan lantai. Untuk daun pintu doble dilengkapi dengan grendel tanam (espagnolet).
5) Engsel untuk jendela hidup dipasang dua.
6) Untuk alat-alat penggantung dan pengunci yang khusus atau belum tercantum dalam RKS ini
(hak angin, handle, grendel dan lain-lain) maka penyedia jasa diharuskan mengajukan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / pengawas.
c. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikut petunjuk gambar, uraian dan syarat - syarat
pekerjaan dalam buku ini.
d. Untuk pekerjaan kaca, toleransi ukuran panjang dan lebar tdak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik.
 Bahan kaca yang digunakan adalah :
- Kaca raybend 5 mm
 Bahan kaca harus sesuai dengan SII 0.189/78 dan PBVI 1982, digunakan setaraf produk
PT. ASAHI MAS dengan tebal 5 mm.
 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tdak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

PASAL 10
PEKERJAAN ATAP
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pembuatan, penyetelan dan pemasangan konstruksi atap kayu.
b. Pemasangan gording dan usuk / reng kayu.
c. Pemasangan penutup atap.
d. Pembuatan dan pemasangan listplank kayu.

2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan kuda-kuda kayu :
 Kuda-kuda kayu berikut gording-gordingnya menggunakan kayu kruing kualitas baik / lurus
 Kuda-kuda kayu dibuat sesuai gambar dan ukuran sebenarnya dilapangan
 Ukuran penampang kayu yang digunakan harus sesuai gambar.
 Pembuatan sambungan harus memenuhi syarat konstruksi sambungan kayu dan diperkuat
dengan begel, baut, mur dari baja yang berkualitas baik
16

 Pemasangan kuda-kuda dan gording harus kuat pada tumpuannya dan tegak lurus serta
rata / waterpass
b. Pekerjaan usuk / reng :
 Usuk dan reng seluruhnya menggunakan kayu kruing kualitas baik / lurus
 Ukuran usuk digunakan 5 × 7 cm dan reng ukuran 2 × 3 cm
 Jarak pasang usuk = 35 cm dan reng = 20 cm
 Pasangan usuk harus ditumpu pada 2 gording
 Pasangan usuk / reng harus rata / waterpass
c. Pekerjaan Penutup Atap dan Lisplank
a. Pekerjaan Penutup Atap
1. Genteng yang dipakai genteng Plentong Kebumen.
2. Bubungan Genteng digunakan Bubungan Genteng plentong Kebumen
3. Pemasangan genteng harus rata tdak bergelombang permukaannya dan pertemuan
sambungan genteng dengan genteng harus terlihat lurus, begitu juga berlaku bagi
pasangan atap asbes gelombang.
4. Pasangan bubungan genteng harus lurus dan kedap air.
b. Pekerjaan Lisplank
Pekerjaan Lisplank :
 Lisplank dari bahan woodplank dengan lebar 25 cm.
 Sambungan lisplank harus kokoh dan rapih, sambungan lisplank harus rapat
 Lisplank harus dimeni, dempul, diamplas sebelum dicat.

PASAL 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup pekerjaan
a. Pemasangan rangka Plafond dan Penutup langit – langit dari kalsiboard 1.2 x 2.4 m.
b. Pemasangan list plafond.
2. Persyaratan pelaksanaan
a. Rangka langit-langit menggunakan kayu tahun kualitas baik dan lurus
b. Ukuran 5/7 cm tap jarak 1 m untuk balok anak dan ukuran 4/6 cm tap jarak 1/2 m untuk balok
pembagi, pertemuan antar rangka plafon diberi klos reng 2/3 cm.
c. Rangka langit-langit dipasang kuat / kokoh dan waterpass serta bidang muka bawah diserut
halus / rata.
d. Rangka langit-langit dipasang perkuatan ke gordeng / kuda-kuda dengan Kawat GI 6 mm setap
jarak 1.2 m.
e. Penutup langit-langit menggunakan bahan kalsiboard plat polos.
f. Penutup langit dipasang dengan menggunakan perkuatan paku / lem sesuai kebutuhan.

PASAL – 12
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dan acian semua dinding / tembok bagian dalam dan luar serta pagar.
b. Plesterandan acian semua bidang rollag batu bata dan plint pondasi.
c. Plesteran dan acian semua permukaan beton yang nampak.
d. Plesteran dan acian semua pekerjaan lainnya yang sesuai gambar.
17

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Plesteran menggunakan adukan 1pc : 6psr
b. Bidang yang akan diplester harus dibersihkan, kemudian dibasahi agar plesteran tdak cepat
mengering dan tdak retak-retak.
c. Adukan plesteran harus benar-benar halus dan matang,agar tdak retak/pecah.
d. Pekerjaan plesteran yang baru harus dilindungi dari hujan.
e. Tebal plesteran maksimum 2 cm dan minimum 1,50 cm atau sesuai petunjuk gambar Kerja.
f. Plesteran harus diaci dengan ketebalan 1 mm dan di gosok sampai benar-benar halus dan rata /
tdak bergelombang.
g. Hasil pekerjaan profilan harus rapih dan sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 13
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan lantai menggunakan keramik 40 x 40 cm
b. Pemasangan Keramik dinding 20 x 25 cm
c. Pemasangan lantai Keramik KM/WC 20 x 20 cm

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pemasangan keramik harus sepengetahuan dan seijin Direksi.
b. Adukan untuk pasangan keramik menggunakan spesi 1 pc : 3 ps dengan ketebalan 5 cm.
c. Celah antara pasangan keramik harus sama, lurus, saling siku dan dikolot air semen.
d. Alur / celah antara pasangan keramik lebarnya dibuat 2 mm.
e. Keramik yang cacat tdak boleh digunakan dan harus ditukar dengan kwalitas baik.
f. Permukaan pasangan keramik harus rata / waterpass dan pada ruang tertentu dibuat kemiringan
sesuai ketentuan agar dapat mengalirkan air ke lubang yang tersedia.
g. Pasangan keramik yang memerlukan potongan harus dibuat rapi dan siku, Nat keramik indoor
dan outdoor harus saling bertemu.
h. Keramik yang akan dipasang adalah kwalitas yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
harus sama, bermotf kasar pada permukaannya, warna sesuai dengan petunjuk Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
i. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan apabila Kontraktor telah
membawa contoh-contoh keramik dan telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan /
Pengawas.
j. Untuk pemasangan lantai baru sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu dipasang
pasir urug, minimal setebal 5 cm, tanah telah dipadatkan.
k. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong.
l. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tdak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
m. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 pc : 3 ps.
n. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang digunakan.
o. Apabila hasil pemasangan keramik tle tdak rapi, tdak membentuk garis lurus, retak dan hasil
bergelombang, Kontraktor harus menggant / mengulangi pekerjaan dengan biaya yang
ditanggung sendiri oleh Kontraktor.
p. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
q. Pekerjaan urugan pasir bawah lantai harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.

PASAL 14
PEKERJAAN CAT
18

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan cat tembok, meliput :
1) Semua dinding tembok bagian dalam dan luar bangunan.
2) Permukaan pekerjaan beton yang kelihatan (expose beton).
3) Langit-langit.

b. Pekerjaan cat kayu, meliput :


1) Semua permukaan listplank.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Cat tembok.
1) Cat tembok menggunakan Decolith sekualitas.
2) Untuk Pengecatan exterior menggunakan Cat khusus exterior.
3) Permukaan yang akan di cat harus di plamir dan diamplas terlebih dahulu.
4) Plamir dan dempul menggunakan merek yang sama dengan cat yang digunakan.
5) Pengecatan dilakukan minimal 2 kali sampai diperoleh warna yang merata.
6) Warna cat sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Direksi.

b. Cat kayu
a) Cat kayu menggunakan Avian sekualitas.
b) Permukaan kayu yang akan di cat harus diamplas, didempul / plamir dan di meni.
c) Pengecatan dilakukan minimal 2 kali sampai diperoleh warna yang merata.
d) Warna cat sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Direksi.

3. Pemilihan Warna
Semua warna dipilih arsitek perencana dan pemberi tugas, pemborong harus mengadakan contoh-
contoh warna yang disetujui.

4. Persiapan Umum
Pekerjaan pengecatan tdak boleh dimulai :
a. Sebelum dinding yang akan di cat telah diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
b. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.
c. Apabila dinding atau bagian yang akan di cat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
d. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang
akan di cat.

PASAL 15
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Instalasi Penerangan di dalam dan di luar bangunan.
b. Instalasi Stop Kontak.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Kabel tegangan rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan adalah :
 Kabel – kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 Kvolt
untuk kabel NYM, NYY dan NYA dengan spesifikasi :
 Conductor : Plain copper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY).
 Insulaton : P V C.
 Core Filter : Compound Elastc/ Soft PVC.
 Sheath : P V C.
 Pada prinsipnya kabel – kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
19

 Untuk kabel – kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYY.


 Untuk kabel – kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
 Kabel – kabel daya yang ke sub – sub panel harus disertai dengan kabel BC atau NYA
sebagai kawat pentanahan dengan diameter feedernya.
 Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu.
 Diameter kabel untuk ke lampu, minimum yang dapat dipakai 1,5 mm dan instalasi lainnya
minimum 2,5 mm.

b. Panel/box sikring.
Panel dipasang menempel ditembok, pintu panel terletak didepan. Panel beserta komponennya
harus sesuai dengan kondisi tropis. Panel harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku
seperi SPLN, PUIL dan lain – lain.
Komponen panel.
 Batang penghantar.
Batang penghantar yang diletakkan mendatar pada posisi atas panel terbuat dari bahan
tembaga dengan produktfitasnya yang tnggi, memiliki kemampuan hantar harus sesuai
dengan gambar. Busbar harus diberi isolasi dengan warna yang sesuai dengan warna phasa.
Busbar pentanahan harus diletakkan terpisah dengan busbar aktf.
 Pemutusan beban.
Pemutusan beban yang dipergunakan harus memiliki kemampuan trip ampere (breaking
capasity) yang sedemikian rupa sehingga jika terjadi pemutusan akibat gangguan harus
berurut mulai dari panel terkecil hingga ke pemutus utama.
 Pemasangan.
Pemasangan seluruh komponen panel haruslah dilakukan oleh pabrik panel yang telah
diakui. Hal ini ditunjukkan dengan sertfikat dari pabrikator. Pihak pabrikator juga harus
mengadakan tes yang terlampir dalam sertfikat tersebut.
Pada bagian dalam pintu harus terdapat diagram satu garis komponen penel lengkap dengan
besaran dan fungsinya.
Gambar diagram satu garis ini harus sudah dilaminatng dengan baik.
c. Lampu penerangan
Tipe lampu penerangan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam RAB/gambar kerja.
d. Stop kontak biasa
Stop kontak biasa yang digunakan harus memiliki terminal untuk phase, neutral dan grounding.
Pemasangan rata dinding (inbow) atau permukaan. Stop kontak harus memiliki kemampuan
nominal 13A, 295V memiliki kotak dasar (inbow doos) dari bahan metal. Produksi setara merek
Broco atau Legrand.
e. Sakelar lampu.
Sakelar lampu yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari dus tpe, yaitu tpe standar (logic)
dan tpe grid (grid switch) jenis mat crom. Sakelar harus mempunyai kemampuan ratng
minimum 6A, 220 V, ditempatkan tertanam (inbow) dengan kotak dasar (inbow doss) dari bahan
metal. Sakelar ditempatkan dengan ketnggian 150 cm. Kwalitas setara merek Broco atau
legrand.
f. Instalasi.
Pekerjaan instalasi dipergunakan dengan mempergunakan pipa pelindung dari jenis high impact
(PVC). Ukuran conduit yang dipergunakan harus sesuai dengan PUIL 753. pada pemakaian kabel
instalasi tdak diperkenankan penyambungan di dalam conduit. Semua persambungan harus
dilakukan pada kotak persambungan (T doos). Setap ttk penyambungan harus ditutup dengan
las doop dengan sistem ulir (3 M). untuk ukuran kabel > 6 mm tdak diperkenankan adanya
pencabangan di antara panel dan beban ataupun panel dengan panel. Jika persambungan
dibutuhkan, hanya bisa digunakan menggunakan alat penyambung khusus dan diawasi
pengawas lapangan. Kwalitas conduit setara EGA/Clipsal, Double H. kwalitas kabel instalasi
setara Supreme, Eterna.
20

g. Sistem pentanahan.
 Pentanahan peralatan listrik.
Seluruh bagian metal dari peralatan listrik yang aktf (non curet carrying) harus ditanahkan,
sepert : motor listrik (pompa), kotak – kotak peralatan sakelar dan stop kontak, lampu dan
lain – lain Pentanahan dilakukan dengan memisahkan jaringan pentanahan : sistem instalasi
listrik atau satu ttk pentanahan.
 Pentanahan struktur metal.
Seluruh struktur sepert rangka atap harus ditanahkan dengan menghubungkannya terhadap
jaringan pentanahan keseluruhan dengan mempergunakan kabel.

PASAL 16
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pada tempat –tempat seperti pada gambar–gambar rencana dan buku spesifikasi ini,
pemborong melaksanakan pekerjaan–pekerjaan Pengadaan, Pemasangan dan Pengetesan
instalasi plumbing yang terdiri dari :
a. Pemipaan air bersih beserta fittng–fitingnya di luar dan di dalam bangunan.
b. Pemipaan instalasi air kotor, air bekas ( buangan ), ven beserta fittng – fittingnya.

2. Pengendalian Pekerjaan
Syarat–syarat penerimaan untuk bahan–bahan dan peralatan, cara–cara pemasangan, kwalitas
pengerjaan, harus sesuai dengan standar yang wajar berlaku dan disesuaikan dengan pedoman
Plumbing Indonesia.

3. Standar Bahan
a. Semua bahan pipa dan peralatan– peralatan yang diperlukan harus memenuhi standar dibawah
ini :
 ASTM-A 120-57 untuk pipa – pipa dan fitting dari “Galvanized Iron”.
 ISO dan SNI 0162-1987-A dan SNI 0178-1987-A untuk pipa dan fitting PVC.
b. Setap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixture – fixture dan peralatan yang akan dipasang
pada instalasi ini harus mempunyai tanda – tanda merek yang jelas dari pabrik pembuatnya.
c. Bahan–bahan peralatan dan peralatan–peralatan tambahan yang disediakan harus baru dan
dapat diterima.
d. Pipa –pipa air domestc dari fixture – fixture sampai ke pipa yang ada, dibuat dari GI.
e. Semua pipa–pipa sanitair di luar bangunan dibuat dari PVC tekanan kerja 5 kg/cm2 standar ISO
(klas AW).
f. Kran – kran air yang dipergunakan harus dari bahan kuningan dengan lapisan chytome, merk dan
jenisnya harus sesuai dengan apa yang disebutkan dalam “Bill of Quantity” atau merek lain yang
setaraf dan disetujui.

4. Pelaksanaan
a. Semua bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baik dan baru dalam
kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan dan direncanakan.
b. Pipa – pipa yang dipasang diusahakan bebas dari hambatan dan dipasang sedemikian rupa
hinggga tdak saling mengganggu.
c. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90° - 45°.
d. Pipa dalam tanah harus bebas dari bahan – bahan keras dan harus diurug pasir setebal minimum
10 cm sekeliling pipa dan kedalaman galian pipa minimal 50 cm disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
e. Pipa air kotor dan air hujan dipasang dengan kemiringan menurut arah aliran, sebagai berikut :
 Pipa diameter 50 mm sampai dengan kemiringan minimal 2%.
 Pipa diameter lebih besar dari 65 mm kemiringan minimal 1,5%.
21

f. Pipa air kotor dari bangunan menuju septc tank mempunyai kemiringan tdak lebih dari 1%
kearah aliran.
g. Sebelum pipa dipasang, suport pipa harus dipasang terlebih dahulu dalam keadaan
sempurna dan suport dicat dengan Zinchromate Primer Paint.
h. Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada suport dengan pemasangan yang rapi dan kokoh.
i. Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambung harus ditutup dengan Plug
atau Dop.
j. Pipa dan Fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang di paksakan.
k. Dempul karet (seal) dengan kualitas baik agar digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.
l. Pipa–pipa tdak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok tanpa
mendapat izin tertulis dari Direksi / Perencana.
m. Sleeves pipa harus dipasang untuk pipa yang menembus slab beton atau tembok dengan
memakai sleeves dari bahan besi tuang dengan ukuran 1.5 x ukuran pipanya. Untuk pipa yang
menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) Sleeves
harus dari jenis Flashing Sleeves.
n. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan Rubber Sealed.
o. Pemasangan alat–alat sanitair dilakukan sepert lazimnya dengan memperhatkan pedoman-
pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
p. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang tdak dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tdak lebih dari 3 M.
q. Semua sistem pemipaan harus diuji dengan hasil tekanan hidrostatc minimal 1,5 x
tekanan kerja selama 24 jam terus menerus, dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga
tersebut diatas.
r. Setelah pemipaan diuji dengan hasil baik, maka seluruh sistem harus diuji sampai dapat hasil
yang baik dan sempurna. Kebocoran, kerusakan yang tmbul harus diperbaiki oleh pemborong
tanpa biaya tambahan.
s. Setelah pengujian kebocoran telah selesai, maka perlu diadakan pembilasan terhadap
seluruh jaringan pipa dengan cara menjalankan sistem distribusi dan mengeluarkan air yang
sudah diberi bahan desinfektan dari tap ttk keluar masing – masing 5 menit.

PASAL 17
PEKERJAAN PAVINGBLOCK

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Pavingblock
b. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pavingblock ini adalah penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan

2. Persyaratan Pelaksanaan
o Pemasangan Pavingblock
a. Pavingblock adalah Pavingblock dengan karrakteristk K-300
b. Bentuk Pavingblock terdiri dari : Pavingblock persegi panjang (Holland)
c. Aksesoris pavingblock merupakan produk pabrikasi, kecuali bagian yang tdak memungkinkan
d. Kontraktor pelaksana wajib menelit gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
e. Apabila terjadi ketdak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap
keseluruhan desain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing
dan melaporkannya kepada konsultan.
f. Bahan yang akan dipakai di lapangan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan
Pengawas dan Direksi.
22

g. Kondisi tanah eksistng harus diratakan serta dibersihkan terlebih dahulu dari sisa material
serta bahan-bahan organik lain.
h. Lahan di urug serta dipadatkan sesuai dengan level paving yang direncanakan kemudian
diurug dengan lapisan sirtu halus setebal 14 cm atau sesuai gambar serta dipadatkan.
i. Pola pemasangan dilakukan sepert gambar rencana, apabila terdapat perubahan
sehubungan dengan kondisi yang ada di lapangan, akan dibicarakan bersama dengan Direksi
serta Konsultan Pengawas.
j. Pemasangan harus menghasilkan elevasi yang rata (tdak bergelombang ).
k. Pemotongan bahan paving sebaiknya dilakukan dengan memakai alat khusus untuk
mendapatkan hasil potongan yang rapi dan tepat.
l. Pemasangan paving harus rapi dan rata
m. Pasangan pavingblock yang tdak rapi dan rata harus diperbaiki
n. Celah antar pavingblock diisi dengan pasir urug dan dipadatkan dengan cara disiram
menggunakan air agar posisinya tdak mudah bergeser

PASAL 18
PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Segala sesuatu yang belum terantum dalam RKS ini yang masih termasuk dalam lingkup pelaksanaan
ini, penyedia jasa harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk/perintah Direksi, baik sesudah atau
selama berjalannya pekerjaan serta perubahan-perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing.
2. Hal-hal yang tmbul dalam pelaksanaan yang diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh pengawas dengan dibuat Berita Acara yang disahkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan / Direksi.

PASAL 19
PERSYARATAN BAHAN
1. Umum
a. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah semua bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.
b. Semua bahan-bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBB, SKSNI-T-1991-03, PPPKI, AC, PTC dan AVE.
c. Penyedia jasa harus membuat kelengkapan gambar detail / shop drawing dan menyempaikan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
d. Penyedia jasa harus menyampaikan contoh-contoh bahan bangunan yang akan digunakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
e. Contoh-contoh yang disampaikan harus sesuai mutunya dengan yang direncanakan.
f. Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkanya bahan itu diperoleh.

2. Khusus
a. Air
1) Air yang digunakan untuk pembangunan harus tawar, bersih dan bebas mineral, zat organik,
lumpur, larutan alkali dan lain-lain.
2) Air dari saluran PAM / sumber air bersih yang tdak mencukupi maka penyedia jasa harus
mengadakan sendiri dari sumber lain yang memenuhi syarat.

b. Semen portland
1) Semen portland yang dipakai harus dari jenis I menurut Peraturan Semen Indonesia 1972/
NI-8.
2) Semen harus berkualitas baik, baru/ tdak mengeras dan produk dalam negeri.
3) Semen portland harus dari produk yang sejenis dan penyimpanannya dalam gudang harus
tetap kering / tdak lembab.
23

4) Semen yang sudah membeku tdak boleh digunakan.

c. Batu Kali / Batu Belah.


1) Batu belah harus dari jenis yang keras, tdak berpori dan minimum mempunyai 3 muka
pecahan bergradasi maksimum 20 cm.
2) Batu yang mudah pecah dan bermuka licin tdak boleh digunakan.

d. Split
1) Untuk pekerjaan beton dipakai split bergradasi 2 – 3 cm (lolos saringan berlubang persegi 76
mm dan tertahan pada saringan berlubang 50 mm), bersih dari kotoran organik / lumpur dan
sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu
2) Agregat kasar menggunakan kwalitas pecah mesin.

e. Pasir pasang
1) Pasir pasang adalah pasir pengisi yang tdak mengandung bahan organik dan bebas lumpur
dan bergradasi minimum  0,35 mm.
2) Pasir pasang / beton adalah pasir yang berbutr kasar, tdak mengandung bahan organik /
garam, bebas lumpur / tanah memenuhi syarat PUBI 1970/PBI 1971.
3) Pasir pasang / beton tdak boleh menggunakan pasir laut.

f. Kapur
1) Kapur yang digunakan harus berkualitas baik sesuai PUBI 1970 dan kering tdak rapuh.
2) Penimbunan kapur harus terlindung dari hujan / genangan air.
3) Kapur yang sudah lama / mengeras tdak boleh dipakai.

g. Batu bata
1) Batu bata harus berkualitas baik, matang, warna merah merata, sisinya rata dan tegak lurus,
keras tdak mudah pecah dan bermuka kasar / tajam.
2) Batu bata yang digunakan harus satu ukuran dan sejenis kualitasnya.
3) Pemakaian batu bata yang pecah tdak boleh dari 5%.

h. Keramik
1) Warna keramik dan ukuran yang digunakan untuk lantai adalah sesuai dengan petunjuk
direksi dan ant selip.
2) Menggunakan merek Mulia KW I atau sekualitas.
i. Kayu
1) Kayu yang digunakan kayu klas II sesuai PKKI 1961/NI-5.
2) Semua kayu harus tua, kering udara, tdak cacat dan lurus.
3) Penimbunan kayu harus terlindung dari terik matahari ataupun hujan.
4) Kayu yang digunakan harus sama jenisnya.

j. Besi beton
1) Besi dan kawat beton harus memenuhi syarat SKSNI-T-1991-03.
2) Besi dan kawat beton yang digunakan harus bebas dari karat.

k. Kaca
1) Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening, kualitas baik dengan ketentuan dapat
menahan beban angin sebesar 122 Kg / m2.
2) Semua kaca yang digunakan harus produksi Asahi Glas atau sekualitas dengan persetujuan
pengawas.
3) Tebal kaca adalah 5 mm dan 9 mm, untuk pintu frameless digunakan tebal 12 mm.
24

l. Genteng
1) Sebelum dilakukannya pemasangan genteng, penyedia jasa harus menyediakan material
yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Pengawas / Direksi.
2) Genteng yang digunakan genteng pres berkwalitas baik.

m. Kran air = ukuran ½” dan ¾”, dari bahan besi tuang lapis nickel.

n. Pipa
 Air Bersih = GI Dia. 1/2”
 Air Buangan = Wavin (setara) Diameter 3” jenis AW
 Air Limbah = Wavin (setara) Diameter 4” dan 6” jenis AW
 Listrik = Wavin (setara) Diameter 5/8” kelas I

Purbalingga, Juli 2019

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Konsultan Perencana Teknis


CV. TUNAS

LUKMAN SUGIYANTO, ST AGUS ROCHANI, ST, MT


NIP. 19801221 200501 1003 Direktur

Mengetahui
Kepala Dinas PU – PR Kepala Bid. Bina Program DPU - PR
Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga

Ir. SIGIT SUBROTO, MT DRAJAT UJIWAKHYONO, ST, MT


NIP. 196005311990031007 NIP. 19711111 199803 1006

Anda mungkin juga menyukai