Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT/

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


PEMBANGUNAN TOILET ( JAMBAN ) BESERTA
SANITASINYA
LOKASI SKB KABUPATEN SELUMA
PASAL 1
URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rencana kerja
a. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun
rencana kerja secara terperinci, termasuk jadwal pelaksanaan (time schedulle) dan
diajukan kepada pemberi tugas Dalam hal Ini PPK Pembangunan Toilet ( jamban )
beserta sanitasinya selambat-lambatnya satu minggu setelah ditandatanganinya
kontrak kerja.
b. Setelah disetujui jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dicetak dan
cetakannya diserahkan kepada pemberi tugas/ PPK sedangkan cetakan lainnya
harus selalu terpampang/ditempelkan ditempat pekerjaan, dan juga pada dokumen
lampiran kontrak. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-
alat dan bahan bangunan, tenaga kerja, peralatan dan lainnya yang pada umumnya
langsung/tidak lansung termasuk dalam usaha penyelesaian dengan baik dan
menyerahkan pekerjaan dalam sempurna/lengkap. Juga dimaksudkan disini adalah
semua pekerjaan yang dilaksanakan semua atau sebagian pekerjaan, selanjutnya
harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk serta dalam pengawasan PPK . Rencana
kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas / konsultan pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan
perpanjangan waktu pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan.


a. Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar dan Spesifikasi Teknis sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Semua gambar-gambar Konstruksi waktu mengerjakannya
tidak boleh dirobah harus sesuai dengan gambar yang ada.
b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada PPK
/Pengawas pekerjaan.
c. Apabila ada perbedaan antara Spesifikasi Teknis dengan gambar, maka Kontraktor
diwajibkan menyampaikan kepada PPK dan pengawasan untuk diadakan perbaikan.
d. Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan Spesifikasi
Teknis.
e. Pihak Kontraktor dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi akibat letak daerah kegiatan dan memperhitungkan harga satuan yang
termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan
alat.
f. Kontraktor harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib.
g. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna
pada Pemberi Tugas/ PPK, termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai
akibat pelaksanaan termasuk kebersihan lapangan pekerjaan dari sisa bahan
bangunan.
3. Ketentuan-ketentuan lainnya.

1
Selain Spesifikasi Teknis ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar
- Gambar Detail berikut penjelasannya.
- Semua pelaksanaan pekerjaan gambar tidak boleh dirobah, harus sesuai
dengan pedoman gambar yang diberikan.
b. Petunjuk-petunjuk
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan oleh pengawas lapangan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut dengan sempurna.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lokasi
Kontraktor menerima lokasi yang akan dibanguan Masih ada tanaman yang harus
dibersihkan sampai ke akar-akarnya seperti batang sawit dan lain – lain .kontraktor
harus melakukan pematangnan lahan yang akan dibangun bangunan dengan
menyesuaikan pematangan lahan untuk bangunan terebut.
2. Pemasangan Bouplank harus benar siku antara satu dengan yang lain dan titik 0,00
( Nol ) harus benar benar di jaga agar tidak bergeser
3. Steger Kerja
1. Bahan steger (tiang penyangga) harus berupa Scafolding atau dolken Dan balok
kayu
2. Steger Scafolding (penyangga) atau dolken dari Balok kayu harus dibuat
sedemikian rupa, sesuai set yg dibutuhkan di lokasi pekerjaan, sehingga dapat
menahan beban yang dipikulnya.
4. Barak Kerja
Rekanan Kontraktor Harus Membuat Barak kerja /Direksi keet lengkap dengan Meja
kursi untuk Pengawas lapangan dan tamu dari dinas Diknas setempat. Dan harus
Membuat Gudang Kerja, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keamanan para pekerja serta terlindungnya bahan bangunan dari
cuaca dan hujan.

5. Papan Nama Kegiatan.


Kontraktor wajib memasang papan nama Kegiatan, ukuran serta model tulisannya akan
ditentukan kemudian, biaya pembuatan papan nama Kegiatan menjadi tanggung jawab
Kontraktor .

6. RK3K
Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan RK3K menurut persyaratan dan
ketentuan yang berlaku.
a. Alat pelindung kerja
b. Alat pelindung diri
c. P3K
d. Lain-lain terkait pengendalian Resiko K3
7. Air Kerja
Penyediaan air kerja untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
8. Gambar-gambar.
a. Kontraktor yang telah ditunjuk akan diberikan photo copy gambar kerja
b. Kontraktor harus membuat perubahan-perubahan gambar (revisi) bila mana pada
saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan untuk dimintakan

2
persetujuan Segala akibat kelalaian Kontraktor dalam ketelitian ukuran ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
9. Ukuran-ukuran.
a. Kontraktor harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu sama lain yang
tertera dalam gambar serta tidak boleh mengurangi ukuran dalam pelaksanaan di
lapangan ( Sesuai dengan Gambar Kerja ) Kalau terjadi pengurangan ukuran di
lapangan menjadi tangggung jawab rekanan tersebut.
b. kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan , bilamana terdapat
ukuran – ukuran yang tidak cocok, untuk dimintakan persetujuan PPK Segala akibat
dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

10. Ukuran Pokok.


a. Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar dan Kontraktor wajib memeriksa kembali
ukuran-ukuran tersebut. Didalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran-ukuran
yang keliru , Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya.
b. Apabila tidak terdapat kecocokan ukuran menurut gambar, Kontraktor segera
memberitahukan untuk dapat persetujuan dari PPK , demikian juga dari
penyimpangan terhadap perubahan-perubahan ukurannya. Dalam hal ini PPK akan
memberitahukan suatu ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.
c. Segala akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor .

11. Peil/Titik Duga.


a. Sebagai peil atau titik duga (0,00) akan ditentukan kemudian pada waktu
pelaksanaan. Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran dalam akan ditentukan dari ukuran
pokok ini.
b. Pengukuran bangunan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran menurut
gambar atau menurut petunjuk Pengawas
12. Pekerjaan Pembongkaran
1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan
syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak
mengganggu kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.
2. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan
yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.
3. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material
bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.
4. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material
bongkaran yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan
baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila
dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
5. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama,
pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus
diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu
peralatan yang ada. Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat
dalam melakukan pekerjaan bongkaran.
6. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk
penyesuaian dengan perencanaan.
7. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk
pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil temuan di
lapangan.
8. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang
memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga
kestabilan bagian disekitarnya.

3
9. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan
bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.
10. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan
bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas:
a) Performance bentuk kontrak,
b) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub Kontraktor, , ataupun pihak
Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH PASIR
1. Uraian Umum
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan pelaksanaannya :
a. Sebelum memulai kerja, Kontraktor harus mengadakan pengukuran guna
menentukan Cut and Fill dari tanah dan bangunan, agar sesuai dengan gambar.
b. Jika dari ukuran tidak sesuai / tidak cocok dengan keadaan lapangan, Kontraktor
harus melapor secara tertulis kepada Direksi / Pemberi Tugas yang selanjutnya
akan dipertimbangkan secara bersama.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Rumput dan tanaman liar lainnya beserta akar-akarnya harus dibuang keluar lokasi
pekerjaan.
b. Penggalian tanah dilaksanakan untuk pondasi, pembuatan saluran, septitank dan
pada pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar.
3. Galian dan Perataan Tanah
a. Dalam hal ini tanah yang tinggi atau yang melebihi Peil yang telah ditentukan dalam
gambar, harus digali / dikupas sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian yang bersih dapat digunakan untuk timbunan pada daerah yang
rendah.
4. Timbunan dan Pemadatan Tanah
a. Pekerjaan timbunan, tanah yang dipakai harus yang bersih dari segala macam
kotoran.
b. Untuk daerah yang ada hubungan dengan pekerjaan selanjutnya, timbunan tersebut
harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaannya.
c. Urugan yang dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal setiap padat maximum 50
cm dengan menggunakan alat pemadat.
d. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan sesuai dengan pedoman gambar bangunan
masing-masing.

5. Galian Tanah
a. Sebelum penggalian lokasi / areal bangunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari
segala macam kotoran dan dibuang keluar lokasi.
b. Peil pondasi bangunan ditentukan / disesuaikan dengan gambar.
c. Dasar penggalian pondasi harus betul-betul rata, tidak boleh bergelombang,
sehingga diperoleh ketinggian ukuran pondasi yang sama.
d. Untuk menghindari genangan air dalam galian maka Kontraktor wajib menyediakan
pompa air yang cukup kapasitasnya.
e. Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan untuk saluran
air hujan yang disyaratkan dalam gambar perencanaan.
f. Penggalian akan mencakup pemindahan tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang
dijumpai dalam pengerjaan.

4
g. Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-akar, tumbuh-tumbuhan atau
tanah humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya.
h. Galian saluran air sisinya. dibuat miring untuk menjaga terjadinya longsor, terutama
tanah yang lembek.
i. Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar saluran air,
sehingga dicapai kedalaman, yang melebihi dari apa yang tertera dalam gambar
atau yang dapat disetujui oleh pengguna barang/jasa, maka kelebihan di atas harus.
ditimbun kembali dengan pasir yang dipadatkan. Risiko biaya pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia barang/jasa.

6. Pekerjaan Urugan
a. Urug pasir bawah lantai saluran
b. Urug pasir bawah lantai 10 cm
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan
d. Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan saluran atau
pasangan batu/ bata selesai
e. Urugan tanah merah harus didatangkan dari luar lokasi bangunan
f. Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang bersifat
merusak.

PASAL 4
PEKERJAAN BATU/PASANGAN

1. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan, perapihan dan


pekerjaan pasangan pondasi Batu kali/batu belah dan pasangan bata.
2. Persyaratan bahan
Pondasi bangunan yang dipakai adalah Pondasi Batu kali/batu belah dan sesuai
gambar.
➢ terdiri dari :
a. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik
dan bahan-bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan
dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10
mm.
b. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran
penempatannya, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut
harus didapat secara tertulis.
c. Pemilik Kegiatan harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.

➢ Pondasi Plat Setempat , terdiri dari :


a. Pondasi Plat Setempat, dengan beton bermutu baik menggunakan tulangan
sesuai gambar kerja dan tidak cacat dan tidak retak, sesuai analisa pada RAB
perencanaan yg ada.
b. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi Plat Setempat adalah Beton pada
takaran yang ditentukan sesuai analisa dengan adukan 1 : 2 : 3 Pada takaran
yang sama dan menggunakan tulangan sesuai dengan gambar kerja. Air yang
digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organik.
c. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik
dan bahan-bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan
dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10
mm.

5
d. galian pada pondasi Plat Setempat dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan lay out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan disetujui Direksi.
e. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran
penempatannya, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut
harus didapat Izin secara lisan dari pengwas lapangan
f. Pemilik Kegiatan harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.

➢ Pondasi Batu kali/batu belah, terdiri dari :


a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbris dan disiram
air sampai kepadatan maksimum.
b. Material Batu kali/batu belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak
retak.
c. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan berapen adalah 1 pc : 4 ps
pada takaran yang sama. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari
bahan kimia yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
d. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik
dan bahan-bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan
dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10
mm.
e. Penggalian pondasi lajur Batu kali/batu belah dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapkan lay out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai
gambar dan disetujui Direksi.
f. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran
penempatannya, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut
harus didapat secara tertulis.
g. Pemilik Kegiatan harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
h. Karena adanya cut and fill, Pemilik Kegiatan harus memperhatikan kedalaman
pondasi terhadap tanah dasar/keras.
➢ Batu bata. :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik.
b. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur
c. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
d. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
e. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal
dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
➢ Portland Cement
a. Mutu/kualitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton,
tidak keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan
kwalitas yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang di tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gudang
yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah
sekitarnya.

6
➢ Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari
bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan
sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
➢ Jenis Adukan
a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian pasir
pasang (trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian semen
pc dan 4 bagian pasir pasang pada takaran yang sama.

A. Pelaksanaan Pembuatan Adukan


a. Adukan dibuat dengan menggunakan beton molen sesuai kapasitas yang
dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang kemudian
diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
b. Adukan vang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru.
B. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh
dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam
dalam air/direndam terlebih dahului. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah
diperhitungkan adanya fasilitas yang harus tertanam didalam pasangan batu bata.
Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk setiap
luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau
yang disetujui Direksi.
C. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
Direksi. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram
dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON
1. Uraian Umum
Ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan lain yang diperlukan pada
pekerjaan dimaksud :
a. Semua Pekerjaan Beton Bertulang baik ukuran, bentuk dan penetapatannya harus
sesuai dengan gambar.
b. Semua pelaksanaan Beton Bertulang harus diawasi langsung oleh Pelaksana
dengan didampingi oleh Tenaga Ahli yang telah berpengalaman dipekerjaan ini.
c. Bila terdapat kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga diinginkan perubahan-
perubahan yang menyangkut segi Perencana, Pelaksana Lapangan wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi.
d. Direksi berhak merubah / membatalkan pekerjaan, bila palaksanaannya tidak sesuai
dengan Gambar dan spesifikasi teknis.
e. Pemakaian bahan-bahan harus mempengaruhi syarat-syarat kwalitas baik, seperti
semen dan air kerja yang dipakai.
f. Direksi berhak meneliti ukuran maupun mutu dari bahan, seperti koral, pasir, besi
beton dan lain-lainnya, juga berhak untuk, menolak penggunaan bahan tersebut, bila
dianggap tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971.
g. Pengecoran dapat dilakukan setelah semua persiapan yang dibutuhkan baik
material maupun sarana pendukung kelancaran pengecoran sudah sesuai
memenuhi syarat.

7
2. Beton Tak Bertulang / Rabat
Beton Tak Bertulang dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl, pada takaran yang sama
dilaksanakan pada beton tumbuk dibawah lantai dan rabat beton atau disesuaikan
dengan gambar kerja dan Rab Penawaran Rekanan
3. Beton Bertulang
Beton Bertulang dengan mutu beton K 200 dilaksanakan untuk, plat setempat, sloof,
kolom struktur, kolom praktis, ring balk, balok latei, balok gantung, plat luifel dan pada
pekerjaan lainnya yang ditentukan dalam gambar dan Sesuai dengan Mutu Beton
K.200.

1. Bahan-bahan
a. Besi beton yang dipergunakan harus berkwalitas baik tidak cacat, bebas dari karat,
retak dan harus SNI.
b. Besi beton diameter 12 keatas harus memakai besi ulir.
c. Batu pecah untuk semua pekerjaan beton bertulang dipakai ukuran 1s/d 2 dan 2 s/d
3 cm, bersih dari segala kotoran dan debu, tanah, garam dan kropos.
d. Koral untuk rabat beton dan cor beton bawah lantai semua pekerjaan harus bersih
dari kotoran, tanah atau lumpur.
e. Pasir cor harus khusus untuk beton, bersih dari segala kotoran dan tidak boleh
tercampur dengan bahan-bahan lain, pasir tersebut berbutir tajam.
f. Air untuk pekerjaan beton dipakai air bersih bebas dari kotoran lumpur, tanah garam.
g. Ukuran-ukuran konstruksi beton bertulang harus sesuai dengan bestek dan gambar.

Pedoman Pelaksanaan
a. Penetapan / pemasangan bekisting harus ditimbang dahulu dengan selang,
sehingga mendapatkan pekerjaan yang vertikal dan horizontal seperti disyaratkan.
b. Semua pekerjaan pembersihan harus dikerjakan pada tempat pekerjaan, ukuran
besi maupun teknis pemasangan harus sesuai dengan gambar dengan petunjuk
direksi, kecuali kalau memang tidak bisa dikerjakan ditempat pekerjaan, hal ini
dikerjakan ditempat lain yang tidak jauh dari lokasi pekerjaan.

c. Waktu pemasangan besi tulangan, Kontraktor harus minta petunjuk direksi.


d. Mengaduk beton harus memakai alat pengaduk mekanik ( mollen ).
e. Pengecoran dapat dilakukan, bila bekisting / steger sudah siap, sisa kawat beton
dan kotoran-kotoran lainnya sudah dibersihkan dan telah mendapat persetujuan
Direksi.

f. Bekisting Beton
a. Untuk bekisting tiang kolom, pondasi plat beton, sloof, ring balok, Plat Lantai
Bekisting menggunakan kayu dolken atau Kapoling , Kayu balok , papan, multiplek
yang tebal ,kayu kelas IV ( Empat ), yang dirancang sedemikian rupa sehingga kuat
dan kokoh.
b. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan cukup dapat memikul beban-beban sementara, selama
pembetonan berlangsung.

Hasil beton yang kurang baik, seperti sarang-sarang koral, permukaan beton tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian / tulang pada permukaan beton dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat-syarat harus dibongkar dan kemudian diperbaiki atas beban
Kontraktor

8
PASAL 6
PEKERJAAN DINDING BATU BATA

1. Pasangan batu bata 1 pc : 4 psr


Pasangan batu bata 1 pc : 4 psr, dilaksanakan pada seluruh dinding bangunan.
a. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang
angker besi Ø 10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak
50 cm.
b. Pasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap pertemuan
sudut harus membentuk sudut siku ( 90o ).
c. Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari
masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk Direksi.
d. Tinggi Pasangan bata harus menuruti pedoman gambar kerja yang tidak boleh
dikuranggi

PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 psr, dilaksanakan pada plesteran semua dinding
bangunan.
2. Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan licin.
Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 2 cm.
3. Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku dengan adukan 1 pc : 2 psr, semua
bidang yang akan diplester harus disiram air secukupnya sehingga gelembung udara
berada dalam pori-pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya

PASAL 8
PEKERJAAN ACIAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan acian, permukaan plesteran harus disiram minimal


12 jam sebelumnya dan pada saat pekerjaan acian akan dilaksanakan disiram kembali
untuk menjaga kelembaban dari permukaan plesteran.
2. Pelaksanaan pekerjaan acian dilakukan setelah pasangan plesteran berumur minimal
14 hari setelah pekerjaan plesteran diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis

PASAL 9
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

1. Persyaratan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Kontraktor wajib mengadakan
pengecekan kembali peil lantai dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar kerja
dan persyaratan teknis yang sudah ditentukan.
2. Lingkup, pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan, persiapan
pemasangan, pembersihan lantai yang akan dikerjakan dan pelaksanaan pemasangan.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan.
a. Pekerjaan pemasangan lantai bangunan menggunakan Lantai Keramik 40 x 40. cm
b. lantai WC/KM menggunakan keramik 25 x 25 cm, dinding WC/KM menggunakan
keramik 25 x 40 cm, dan harus dikerjakan secara presisi, rata, rapih, kuat, dan
mempunyai permukaan yang tidak bergelombang, serta didapatkan Nat-Nat yang
lurus dan tegak lurus disesuaikan dengan aitem pekerjaan dalam rab.
c. Khusus sebelum dipasang finishing lantai harus difloor terlebih dahulu dengan
adukan 1 PC : 3 PSR : 5 KRL dengan takaran yang sama tebal 7 s/d 10 cm.
d. Didalam pemasangan harus menggunakan rentangan benang yang diukur dengan
water pass dan dipindahkan pada setiap keramik/kramik.

9
e. Peil lantai yang diinginkan harus diperiksa betul-betul bila terdapat hal-hal yang
berbeda dengan rencana yang disetujui, maka pelaksanaan pekerjaan ini harus
segera dilaporkan kepada Direksi untuk dicarikan jalan keluarnya.
f. Pelaksanaan pemasangan keramik dilaksanakan dengan adukan I ps : 4 psr.
g. Pekerjaan finishing lantai baru dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan.
h. Pola pemasangan keramik bila tidak jelas terdapat pada gambar keria harus
ditanyakan kepada Direksi untuk mendapat penjelasan.
i. Nat antara keramik dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen berwarna sama
dengan dasar keramik yang dipakai.
j. Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air hingga tidak muncul
gelembung-gelembung udara kemudian ditiriskan sampai tidak ada lagi air yang
menetes.
k. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
l. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar Potongan dilakukan tanpa
bergerigi.
m. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak diharuskan
untuk membasahi lantai dengan air secara terus menerus selama satu minggu dan
lantai ditutup dengan lembaran plastik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
4. Hasil akhir yang dapat diterima:
a. Lantai keramik yang dipasang harus, sesual dengan contoh yang sudah disetujui
Direksi.
b. Permukaan lantai harus rata dan tidak bergelombang.
c. Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak lurus.
d. Direksi berhak untuk menolak bidang keramik yang telah terpasang apabila tidak
memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

PASAL 10
PEKERJAAN KUDA-KUDA
Persyaratan bahan
a. Bahan yang dipakai merupakan baja ringan zincalume C.75.75 mm + R.32.40 mm ,
kokoh, lurus dan tidak patah, tidak bengkok dan memenuhi persyaratan.
Pekerjaan Konstruksi Kuda - Kuda
a. Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari baja ringan zincalume, yang kokoh.
b. Papan lisplang menggunakan GRC lebar 20 sm
c. Pemasangan Baut , Dynabold untuk kuda=kuda baja terhadap reng balok beton harus
benar – benar kuat dan kokoh
Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Kuda-kuda rangka baja harus distel dan disusun sesuai dengan kebutuhan dan gambar
yg ditentukan .
Permukaan baja yang tampak (papan lisplank, skoor) harus disesuaikan rata dan
licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang
berfungsi pengunci

PASAL 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
b. Penutup atap pada bangunan ini menggunakan atap Spandek tebal 0,3 – 0,35 mm
c. Sudut kemiringan atap atau tinggi atap, dibuat sesuai dengan gambar.
d. Bubungan menggunakan seng plat spandek

10
2. Pekerjaan Penutup Atap
Bahan dan Peralatan
a. Bahan yang dipergunakan haruslah dengan standar mutu terbaik buatan pabrik
yang dikenal/ ternama.
b. Bahan penutup atap adalah atap seng spandek, keluaran pabrik.
c. Kontraktor harus memperhitungkan waktu pemesanan, produksi dan pengiriman
agar sesuai dengan tata waktu pelaksanaan.
d. Baik ukuran, warna maupun mutu dari atap tersebut tidak boleh diubah, kecuali bila
ada perintah tertulis dari Direksi/ Pengawas.

3. Pelaksanaan
Syarat Proses dan Produk.
a. Pemasangan penutup atap harus mengikuti persyaratan yang sudah disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya dan sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan dalam
gambar kerja dan spesifilasi-spesifikasi lainnya berkaitan dengan pekerjaan ini.
b. Sebelum dipasang, semua bahan harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/
Pengawas.
a. Pemasangan/ perakitan harus dilakukan oleh tenaga terampil dengan cara yang
ahli, mengetahui detail semua sifat-sifat bahan.

PASAL 12
PEKERJAAN PINTU ALUMINIUM

1. Bahan-bahan
a. Semua pekerjaan kosen pintu harus menggunakan Allumunium 4”, tidak boleh terdapat
cacat-cacat pada Aluminium.
b. Pekerjaan pintu dibuat didalam beberapa type sesuai dengan gambar.
c. Untuk pekerjaan pintu menggunakan Allumunium ukuran yang sudah ditentukan sesuai
gambar.
d. Pekerjaan Kosen Pintu dan daun pintu Almunium dengan engsel dan dan kunci lengkap .

2. Pedoman Pelaksanaan
a. Semua ukuran pintu harus sesuai dengan gambar dan harus mempunyai ketebalan yang
sama.
b. Setiap bangunan harus kuat, dan siku dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada.
c. Bingkai daun pintu ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar.
d. Sambungan dengan dinding ditutup dengan sealent

PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan langit-langit dapat dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah terdapat pada langit2 lantai paling atas
sesuai gambar rencana langit-langit yang ditentukan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafond dengan seluruh detail
seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainnya sesuai yang
tercantum dalam gambar dan RAB.
2. Persyaratan Bahan

11
a. Bahan yang digunakan adalah adalah Gypsum tebal 5-8 mm Bahan-bahan yang
digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat yang ada seperti sobek serat,
lubang bekas paku, dll.
b. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat
teknis bahan tentang kayu.
c. Bahan rangka penggantung, dari besi hollow Galvanis putih ukuran 20 x 40 mm dan
40 x 40 mm

3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain
yang terletak di atas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan dan
daya, pemasangan atap, dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik
antara semua unsur Pelaksanaan Lapangan.
c. Tepi, sudut tiap potongan setelah pemotongan adalah harus rapi dan mulus.

PASAL 14
PEKERJAAN LISTPLANK

a. Listplank dibuat dari bahan GRC berkualitas baik, ukuran listplank LEBAR 25 CM ATAU
disesuaikan dengan gambar.
b. GRC yang digunakan harus baik, tidak cacat. Pada saat penyambungan antara GRC
yang satu dengan yang lainnya harus benar-benar rapat, sehingga tidak tampak
sambungannya.
c. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi.

PASAL 15
PEKERJAAN SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan berhubungan
untuk pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
a. Pemasangan kloset Jongkok Serta Instalasinya
b. Pemasangan Wastafel lengkap serta instalasinya
c. Pemasangan kran air
d. Pemasangan bak air 1 m3 2 buah beserta instalasinya
e. Pemasangan saringan air /Floor Drain
f. Galian Sumur Bor Beserta instalasinya sampai ke Bak Air dalam Kamar Mandi dan
Wastafel, Pipa Kesing Harus Memakai Pipa PVC diameter 4 “ dan Mesin Air
g. Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainnya,
kontraktor harus memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam Spesifikasi
teknis untuk disetujui Pemilik Proyek / pengawas
h. Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas, dari pekerjaan mekanikal
plumbing

2. Bahan-bahan
a. Sanitasi fixture harus, dilengkapi fitting-fitting, stop kran dan perlengkapannya
b. Barang yang dipakai adalah dari produksi American Standar atau setara dan
mempunyai permukaan yang halus, licin dan mengkilap dari bahan keramik

12
3. Pekerjaan Persiapan
a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, kontraktor harus menentukan letak
kelos-kelos kayu untuk pemasangan kloset jongkok
b. Pernborong wajib memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan
sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu yang belum terpasang, memeriksa
instalasi air yang akan dihubungkan dengan perlengkapan sanitasi.

4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Perlengkapan sanitasi yang ditanam kelantai harus dengan cara yang baik
sambungan-sambungannya kokoh
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring
b. Selesai pemasangan. perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disaksikan pengawas
c. Pekerjaan Septictank dan Peresapan
✓ Septictank dari Pasangan Batu bata di plaster dengan adukan 1 : 2 dan ditutup
dengan Beton cor bertulang dengan adukan 1 : 2 : 3 disesuaikan dengan Gambar
kerja.
✓ Lantai septictank di cor beton dengan adukan 1 : 2 : 3.

PASAL 16
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan instalasi listrik adalah :


a. Instalasi penerangan, termasuk lampu-lampu, shaklar-shaklar, stop kontak dan
sistem pengabelan.
b. Pemasangan pengamanan arus bocor, arus hubungan singkat dan arus lebih.
c. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.
2. Sistem Instalasi Listrik.
Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110 V /220 V, 1
fase, dimana sentral 0 (nol) dari sistem dihubung tanahkan (Grounded Neutural). Dari
panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara redical ketempat-tempat
memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan peralatan lain. Untuk tegangan 220 V,
maka semua peralatan-peralatan seperti panel-panel, stop kontak harus dihubung
tanahkan sesuai dengan peraturan yang ada.
3. Sistem Pengabelan.
Kabel-kabel primer, skunder maupun kabel ketitik-titik api lampu, stop kontak harus
dipilih dari produksi pabrik-pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN atau dari
laboratorium LMK Jakarta. Kabel yang digunakan untuk instakasi penerang adalah
NYA 3 x 2,5 M2, pemasangan dalam tembok harus dengan piva pelinding PCV  5/8”
sedangkan instalasi pengabelan diatas plafond harus memakai kabel RACK, kabel
TRAYS maupun peralatan lainnya yang diperlukan dari panel utama ke BOX
Sekering/panel pembagi menggunakan kabel 4 x 4 diganti sesuai dengan kebutuhan.

4. Lampu-lampu.
a. Lampu Hemat energi, Bola lampu bening, lengkap dengan fittingnya dipasang
sesuai dengan gambar.
b. Lampu hemat energi XL 18 Watt/220 va atau sesuai dengan gambar.

5. Shaklar Lampu dan Stop Kontak


Shaklar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan
ketingginan antara 120 –140 cm diatas lantai. Type shaklar lampu dan stop kontak
terbenam didinding (Inbow) warna putih.

13
6. Alat-alat Pengaman.
Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan hubungan singkat dari jenis sekering
konvensional lengkap dengan box sekeringnya dengan membagian group
sebagaimana tercantum dalam gambar atau menurut petunjuk direksi. Ampere Meter
disesuaikan dengan kebutuhan.

7. Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh Instalatir yang sudah mendapat
Izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN Wilayah IV Cabang
Bengkulu. Instalatur yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap
instalasi yang dipasangnya dan memberikan jaminan bahwa instalasi listrik tersebut
telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dalam daya sebagaimana disebut dalam gambar.

PASAL 17
PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan lainnya yang
dibutuhkan lainnya yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini antara lain :
1. Bahan-bahan
a. Sebelum dicat mengkilat terlebih dahulu dicat menie.
b. Pengecatan dinding tembok digunakan cat yang mutunya bagus warna cat
ditentukan kemudian. Sebelum bidang plesteran dan bidang kayu dicat,
didempul/diplamuur kembali sampai bagian tersebut menjadi rata.
c. Seluruh bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus didatangkan dalam kemasan
resmi dalam pabrik pembuatan cat ini, cat dalam kemasan rusak atau terbuka tidak
diperbolehkan dipakai lagi.

2. Syarat Teknis
a. Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala kotoran dan
tidak berminyak.
b. Pori-pori pada bidang plesteran harus ditutup dengan plamur, penggunaan plamur
diusahakan stipis mungkin.
c. Bidang plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih dahulu dan
dibersihkan dari debu-debu.
d. Dalam pelaksanan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus
dipenuhi dan tahapan berikutnya harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Dinas Diknas Kabupaten Seluma

3. Pengecatan Tembok
a. Bidang plesteran dicat terlebih dahulu menggunakan bahan yang berkwalitas baik.
b. Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus diplamuur terlebih dahulu.
Bidang tersebut dibiarkan kering selama ± 1 minggu sebelum diamplas.
c. Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir digunakan cat
yang mutunya bagus atau yang setaraf dengan pengecatan 2 x. Sebelum lapisan
berikutnya dilakukan, bagian plesteran yang belum rata didempul kembali sampai
bagian tersebut rata.
d. Cat tembok menggunakan cat berkualitas baik atau setara dengan Super Vinilex,
atau Metrolite.

1. Cat untuk kayu


Kosen Pintu , Jendela
Warna Cat Listplank : Sesuai dengan Petunjuk PPK

2. Warna Cat untuk tembok


a. Dinding : Sesuai dengan Petunjuk PPK

14
PASAL 18
PEKERJAAN HALAMAN/ KEBERSIHAN

a. Pekerjaan Pasangan Paving Block dilaksanakan dengan cara meratakan permukaan


tanah, setelah itu dilakukan urugan pasir sebelum dilaksanakan pasangan paving block
setebal 10 cm.
b. Luas Pasangan Paving Block disesuaikan dengan Vulume dalam Rab Penawaran
Rekanan.
c. Halaman bekas pekerjaan harus diurug bila keadaan memerlukan, demikian pula harus
diratakan dan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran bekas bongkaran atau sisa-sisa
dari bahan bangunan setelah pekerjaan selesai.

PASAL 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Rekanan kontraktor harus menyediakan buku direksi dan buku tamu di lokasi pekerjaan
masing-masing.
2. Guna mendapatkan pekerjaan yang baik dan sempurna maka bagian-bagian pekerjaan
pekerjaan yang nyata seharusnya, termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak
disebutkan dalam gambar harus tetap dilaksanakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.
3. Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.
4. Laporan dan Foto
a. Program Pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat
Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam bentuk yaitu bar-chart (diagram alur
pelaksanaan pekerjaan) yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
• Mulai tanggal paling awal
• Mulai tanggal paling akhir
• Waktu yang diperlukan
• Waktu float
• Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga
kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.

b. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal (10) sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan Bulanan
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
• Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
• Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
• Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaiannya.
• Daftar tenaga setempat

15
• Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.

c. Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan


Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, dan pekerjaan konstruksi lainnya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis,
semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-
hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton
dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim barchart pada
akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

d. Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan (progress meeting)


Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk
minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera
diselesaikan.

e. Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh
Direksi minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada saat
pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana pada setiap
tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah
yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya. Foto tidak boleh diubah atau
ditambah apapun..
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
• Detail Kontrak
• Nama atau Lokasi
• Tanggal Pengambilan
• Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam album-
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 25 % ,50 % , 75 %
dan 100 % dan ditempelkan pada satu halaman Dalam album poto.

16
PASAL 20
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini dan pada kenyataan ini
diperlukan akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

BENGKULU , MEI 2022


Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana,
CV. ARCO CONSULTANT

H. K A S M A N, ST
Direktur

17

Anda mungkin juga menyukai