Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DAN ACCESSORIES

1. URAIAN UMUM
1.1. Lokasi Pekerjaan
Uraian singkat mengenai lokasi Pekerjaan:
a. Desa : Desa Bukit Makmur
b. Kec : Kec. Kaliorang
c. Kab : Kab. Kutai Timur
d. Provinsi : Kalimantan Timur

1.2. Uraian Umum Pekerjaan


a. Pekerjaan pemasangan pipa hdpe termasuk fitting/accessoris, dan lain-lain.

b. Termasuk pekerjaan ini adalah :


 Pembuatan / Sewa Bangunan dan bedeng - bedeng kerja sebanyak yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Pembongkaran / galian pada lokasi pemasangan pipa.
 Pekerjaan pengangkutan, penurunan dan pemasangan pipa serta
pembuatan thrust block.
 Pekerjaan timbunan/urugan kembali.
 Pekerjaan pengetesan dan pengurasan pipa.
 Pekerjaan perbaikan kembali jalan, dan lain-lain
 Pekerjaan yang termasuk didalam syarat-syarat untuk pekerjaan yang baik
diperlukan untuk menjamin penyerahan pekerjaan yang selesai dengan
sempurna.
c. Pekerjaan tersebut pada ayat 1.2.a dan 1.2.b harus dilaksanakan sesuai
dengan

 Gambar situasi
 Gambar-gambar kerja, profil memanjang, melintang, gambar detail dan
gambar susulan bila ada dari Direksi.
 Uraian pekerjaan dan syarat-syaratnya.
 Risalah Rapat Penjelasan
 Petunjuk dan Direksi.
 Untuk lancarnya pekerjaan, Kontraktor diwajibkan mendatangkan
bahan- bahan I alat-alat yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat
 Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan dengan lengkap dan
sempurna dimana termasuk pula perbaikan dan semua kerusakan akibat
pelaksanaan pekerjaan, sisa-sisa pembongkaran, alat-alat pembantu dan
segala-galanya sesuai dengan pertimbangan Direksi.
2. GAMBAR-GAMBAR KONSTRUKSI
a. Semua pekerjaan sebagaimana yang telah diuraikan dalam perincian
uraian pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai dengan gambar.
b. Bilamana Direksi menganggap perlu dan atau atas permintaan Kontraktor,
maka Direksi dapat memutuskan untuk menyerahkan tambahan
perincian gambar- gambar kepada Kontraktor.
c. Kontraktor tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat
dalam RKS sebelum berunding dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
d. Perbaikan penentuan ukuran dan gambar konstruksi yang tadinya
kurang jelas, hanya dapat dikerjakan oleh Kontraktor setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas lapangan.
e. Kontraktor harus mengadakan peralatan kerja sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan bangunan.
f. Selama waktu pelaksanaan Kontraktor diharuskan menempatkan
minimal seorang pelaksana/pengawas pekerjaan tetap, yang cakap dan
mampu serta bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Sampai saat dilaksanakan audit oleh pemeriksa.
g. Pelaksana/Pengawas yang ditetapkan harus dilaporkan dan
mendapat persetujuan Direksi.
h. Direksi berhak menolak pelaksana/pengawas tersebut dengan
pertimbangan tidak memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman
dan kecakapan serta terbukti tidak mampu memenuhi skill.
i. Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek yang memuat
informasi tentang pekerjaan. Ukuran papan nama tersebut kurang lebih
panjang 1,5 meter dan lebar 1,00 meter.
j. Kontraktor harus menulis papan dengan teks sesuai dengan petunjuk
Direksi dengan pemasangan papan di lokasi yang disetujui oleh Direksi.

3. Standard Kualitas
Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah
standard yang berlaku secara Nasional di Indonesia dan yang diakui
secara lnternasional.
SII/SNI - Standard lndustri Indonesia I Standard Nasional Indonesia
ISO - International Oraganization For Standardization
JIS - Japan Industrial Standar
ANSI - American National Standard Institute
ASTM - American Society For Testing and Material
AWWA - American Water Work Association
BS - British Standar
AS - Australian Standard
DIN -Duetsche Industrie Norm
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sii) dengan Standar
lntemasional, maka Standar Indonesia yang akan berlaku dan jika
standar Indonesia tidak menetapkan kriteria/persyaratan yang
dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai dengan
Standard lnternasional seperti di atas.

4. JALUR DAN UKURAN


a. Jalur dan ukuran dan detail pemasangan pipa tertera pada gambar,
Kontraktor hendaknya mentaati jalur dan ukuran-ukuran tersebut
dan ikut menelitinya. Apabila ada perbedaan harus dipertimbangkan
dengan Direksi.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut jalur dan ukuran dalam gambar-gambar dan
uraian/syarat-syarat pelaksanaan.
c. Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Direksi setiap kali suatu
bagian pekerjaan akan dimulai untuk dicek terlebih dahulu
ketetapan jalur dan kedalamannya.
d. Ukuran-ukuran patok dilapangan harus ditegaskan dan dipelihara dengan
baik.
e. Semua pekerjaan dan pembuatan ukuran-ukuran patok yang berkaitan
dengan pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor dan dilaksanakan
dengan alat meteran dengan biaya sendiri dan Kontraktor.
f. Kontraktor harus membuat titik-titik tetap/bantu untuk
memperlancar pelaksanaan proyek.

5. PENGUKURAN KEMBALI DAN PEMATOKAN


1 Pengukuran Kembali
a. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran
kembali dengan teliti panjang pipa sesuai jalurnya, lebar jalan atau
lainnya sesuai permintaan Direksi.
b. Alat-alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan
sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai
harus mendapat persetujuan dari Direksi. Baik dan jenis maupun dari
kondisinya.
c. Cara pengukuran, ketepatan hasil pengukuran dan pembuatan serta
pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak kontraktor dalam
menginterpretasikan angka-angka dalam gambar maka hal ini harus
dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan penjelasan.
e. Apabila terdapat perbedaan antara panjang yang tercantum dalam
gambar dengan hasil pengukuran ulang maka Direksi akan memutuskan hal
itu.
f. Apabila terdapat perbedaan dalam pengukuran kembali, maka
pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
. 2 Pematokan
a. Kontraktor mengerjakan pematokan untuk menentukan jalur pipa sesuai dengan
gambar rencana, pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
b. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan pematokan tersebut Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi sebelumnya sehingga Direksi dapat
mempersiapkan sesuatunya yang diperlukan untuk pengawasan pekerjaan.
Pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor harus telah diperiksa
disetujui oleh Direksi.
c. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur dan pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengawasan /
pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
Semua tanda-tanda dilapangan harus disediakan dan dipasang sendiri oleh
Kontraktor dan dijaga dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang rusak
harus segera diganti dengan yang baru dengan persetujuan dari Direksi.
d. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dan gambar rencana, Kontraktor
harus mengajukan gambar shop drawing. Direksi akan membubuhkan
tanda tangan persetujuan revisi pada lembar gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada Kontraktor.

.3 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGAWASAN LALU LINTAS

a. Sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya pekerjaan,


Kontraktor diwajibkan untuk memasang tanda-tanda pengaman
lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut:
b. Semua papan dan tanda-tanda perhatian harus dibuat dari papan
tebal minimum 1,5 cm dengan warna dasar kuning dan tulisan "HATI-
HATI ADA PEKERJAAN GALIAN PIPA AIR BERSIH " dengan warna hitam,
dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 50 cm.
c. Pada malam hari ditempat-tempat yang berbahaya bagi yang lewat
harus dipasang lampu merah yang cukup jelas dan terang menurut
petunjuk Direksi untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
d. Pada alat-alat dan bahan-bahan yang terdapat ditepi jalan pada malam
hari harus juga diberi warna fluorescent yang bersinar bila tersorot
cahaya.
e. Penutupan lalu lintas secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada
persetujuan dari direksi
f. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalu lintas macet. Kontraktor
harus menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
g. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian Kontraktor
memberi pengaman seperti tersebut diatas, sepenuhnya adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor

A. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA HDPE


1. Bahan / Material

i. Umum
a. Pipa HDPE digunakan pada jaringan pipa transmisi dan
jaringan pipa distrribusi. Pipa HDPE yang digunakan harus memenuhi
syarat untuk aplikasi air minum. Jenis pipa yang akan disuplai dan
dipasang adalah high density polyethylene (HDPE) PE-100dengan
masajenis minimum 955 kg/cm3 dan berwarna hitam. Untuk menjaga
kualitas dan keseragaman produk, Pipa HDPE harus disuplai oleh satu
pabrikan. Original Engineering Manufacturing (OEM) dapat dilakukan
pada satu pabrikan dan dalam produksinya diawasi oleh original
manufacture.
b. Kecuali dinyatakan berbeda dalam spesifikasi ini, spesifikasi dan standar
pipa HDPE harus mengacu kepada edisi terbaru spesifikasi dan standar
sebagai berikut:
(1) ISO 4427 Polyethylene pipes for water supply - specifications.
(2) ISO 1872 Density (mean value)
(3) ISO 1183 Polyethylene - measurement of density.
(4) ISO R527 Tensile strength at yield dan Flexural modules
(5) ISO 527 Elongation at break
(6) ASTM 0696 Linear Thermal Expansion
(7) DIN 52612 Thermal conductivity
(8) ISO 161-1 Thermoplastic pipes for the transport of fluids.
Nominal outside diameter and nominal pressures.
(9) ISO 1167 Plastic pipe for the transport of fluids - determination
of the resistance to internal pressure.
(10) ISO 3126 Measurement of dimensions.
(11) ISO 3607 Polyethylene pipes - tolerances on outside diameter
and wall thickness.
(12) ISO 3663 Polyethylene pressure pipes and fittings - dimensions
of flanges.
(13) ISO 4440 Polyethylene pipe and fittings - determination of melt
flow rate.
(14) ISO 4056 Polyethylene pipes and fittings - determination of
polyethylene, base on nominal density and flow index.
(15) ISO/TR9080 Thermoplastics pipes for the transport of fluid -
method of extrapolation of hydrostatic stress rupture
data to determine the long-term hydrostatic strength
of thermoplastics pipe material.
(16) ISO 7005 Flangesand bolting for pipes, valves and fittings.
17) ISO 9784 Brittleness Temperature

ii. Penandaan Pada Pipa HDPE


Setiap pipa polyethelene dan fitting harus memiliki informasi yang tercantum
pada bagian luar permukaan dengan informasi minimum sebagai berikut:

Pipa HDPE Fittings


Pabrikan Material designation
Merk Dagang Classification
Diamater Nominal (mm) Standard Standard dimension ratio
Dimension Ratio (SDR) Jenis Material Fusion time (seconds)
Pressure rating pada 20° C (PN Bar) Cooling time (minutes)
Tanggal pembuatan Name and trademark
System voltage
Relevant certifying symbol and
standard number
Pressure rating at 20 degrees C
(PN Bar)
Nominal size (mm)
Date of manufacture
Bar code label
2. Fittings
1) Butt Fusion Fittings
Butt fusion fittings memenuhi standar ISO S 3,125 (PN16) atau
DIN 16963 dan diproses produksi dengan proses injection
molding.

2) Mechanical Fittings
Mechanical fittings merupakan tipe compression fittings
dan harus memenuhi standar dibawah ini;

ISO 3458: 1976 Assemblejoints between fittings and


polyethylene (PE) pressure pipes - Test of leak
proofness under internal pressure
ISO 3459: 1976 Polyethylene (PE) pressure pipes - Joints
assembled with mechanical fittings - Internal
under pressure test method and requirement
ISO 3501: 1976 Assembled joints between fittings and
polyethylene (PE) pressure pipes - test pull out
ISO 3503: 1976 Assembled joints between fittings and
polyethylene (PE) pressure pipes - test under
internal pressure when subjected to bending
ISO 14236:2000 Plastics pipes and fittings - Mechanical joint
compression fittings for use with pressure
pipes in water supply systems

Compression fittings harus didesain dan memiliki dimensi agar


dapat digunakan pada pipa HDPE yang memiliki standar ISO 161:1.
Compression fitting diproduksi dengan cara injection molding dan
bagian badan (body) terbuat dari copolymer polypropylene
berwarna hitam. Bagian clinching ring terbuat dari acetal resin
dan bagian gasket oring terbuat dari material NBR serta bagian
reinforcement ring terbuat dari AISI 430.

3) Electro fusion Fittings


4) FlangeAdapter for HDPE (Restraint)

3. Pengujian Material HDPE


 Pengadaan Pipa hdpe dilengkapi dengan Mill Sertifikat
 Jika tidak ada mill certificate Uji material HDPE dilakukan setelah pipa
HDPE berada di gudang kontraktor dan dilakukan untuk setiap
pengiriman material. Contoh material uji diambil secara acak dan
kemudian dilakukan pengujian pada laboratorium independen
yang ditunjuk oleh konsultan pengawas. Contoh material uji diambil
untuk setiap ukuran pipa (diameter nominal). Pemasanganpipa HDPE
dilakukan apabila hasil uji material menunjukkan bahwa sesuai
dengan spesifikasi yang disyaratkan. Apabila uji material
menunjukkan bahwa material HDPE tidak memenuhi syarat, maka
pipa HDPE yang telah terkirim harus diganti dengan pipa HDPE baru
yang memenuhi syarat dan segala biaya yang timbul sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor
Persyaratan Pendukung
1. Detail Spesifikasi Teknis dilengkapi brosur asli, dicap dan di paraf
2. Melampirkan Surat Pernyataan Dukungan Produsen / Distributor resmi yang
telah terdaftar di Departemen Perdagangan RI
3. Sertifikat Layak Uji
4. Sertifikat Food Grade
5. Memberikan Garansi masa layanan purna jual dan garansi pabrik selama 1
Tahun
6. Pipa HDPE diproduksi mengacu pada standar : ISO 4427
7. Bersedia melakukan Uji Mutu I Uji Laboratorium untuk PIPA HDPE yang
disaksikan oleh Direksi kegiatan dan segala biaya yang dikeluarkan untuk
pengujian mutu I Uji Laboratorium tersebut ditanggung oleh rekanan.

4. PEKERJAAN TANAH
a. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan-pekerjaan penting untuk penggalian timbunan dan
pekerjaan- pekerjaan tanah yang lainnya yang diperlukan harus
dilaksanakan sesuai dokumen kontrak dan petunjuk Direksi.

Dalam hal ini terdapat modifikasi pada spesifikasi Direksi akan


memberitahukan
Kontraktor secara tertulis.
i. Dasar dan sisi galian harus diselesaikan denga baik dan rapi menurut
dimensi yang ditentukan gambar situasi, propil memanjang melintang dan
potongan.
ii. Garis ketinggian galian harus dilaksanakan sesuai dengan control
line dan ketinggian dasar yang direncanakan. Penyimpangan dan
ketentuan ini hanyalah dapat diberikan bila ada persetujuan tertulis dan
Direksi.
iii. Jika pekerjaan galian selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan Direksi maka Kontraktor harus segera memulai dengan
pekerjaan selanjutnya dan tidak boleh membiarkan galian yang telah
selesai digali terlalu lama terbuka (lebih dari 48 jam).
iv. Pekerjaan galian pipa dianjurkan bertahap tidak telalu jauh untuk
mencegah kelongsoran, genangan, hambatan kerja atau lalu
lintas akibat kemacetan maksimum 300 meter

b. Urugan Tanah/Timbunan
i. Urugan tanah yang dilaksanakan untuk pemasangan pipa sesuai
dengan ukuran- ukuran yang tercantum pada gambar perencanaan.
ii. Tanah urugan harus bebas dari potongan kayu, akar-akar tanaman
serta segala macam kotoran yang mudah lapuk.
iii. Penimbunan tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal
maximum 30 cm, sambil dipadatkan
iv. Sisa-sisa tanah/material bekas galian, setelah pengurugan selesai
harus diangkat dan dibuang jauh-jauh sehingga bersih dan rapih atau
sesuai dengan petunjuk- petunjuk Direksi.

5. Pemasangan pipa pada jembatan pipa


Semua pipa, fitting dan coupling harus dipasang dan disambung sesuai jalur dan
ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar kerja
a. chambering:
i. pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang di atas bekisting
berbentuk melengkung. Besarnya chambering harus direncanakan sesuai
dengan jenis pipa, ketebalan dan diameter pipa yang digunakan serta apabila
perancah dilepas maka bentang pipa menjadi lurus;
ii. gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga garis
pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lawan lendut harus
disiapkan;
b. pendukung berbentuk cincin (ring support):
i. fixed type ring support yang ditunjukkan dalam gambar kerja harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar;
ii. sliding type ring support harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin
yang dapat digeser secara horisontal di bantalan pilar ke sumbu jalur pipa;
iii. pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi standar yang ditetapkan,
dan dibuat sesuai gambar kerja. Demikian pula dengan baut, angker dan
sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi standar yang berlaku.
Pendukung berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja;
c. pengujian las:
i. semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi;
ii. pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang kompeten;
iii. pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104, atau
standar lain yang setara;
iv. setelah pengujian las, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan
las, dan permukaan bagian luar (eksterior) harus dicat;
v. lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam;
vi. semua pipa baja yang terekspos, fitting, sambungan dan pipa yang akan
ditanam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan SNI yang berlaku untuk
pelapisan pipa baja mengenai lapisan pelindung luar dan lapisan pelindungan
dalam.

6. PERSYARATAN KHUSUS PEMASANGAN PIPA


a. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang
disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak

7. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIANYA


a. Umum
Kontraktor harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-
syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini. Pekerjaan yang tidak
tercantum dalam persyaratan-persyaratan yang ditentukan akan
dilaksanakan sesuai dengan praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan
sesuai dengan persyaratan Direksi /Pemberi Tugas.

b. Lintasan dan Sudut Belokan Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa
pipa dipasang sesuai dengan lintasan dan sudut belokan yang
dikehendaki dengan sambungan (fitting). Katup-katup (Valves) dan
penguras (Drain) pada tempat yang diperlukan.

c. Penyimpangan-Penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain


Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan
mengganggu sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka
Direksi/Pemberi Tugas berhak untuk merubah gambar-gambar rencana yang
ada.
d. Berhati-hati dalam Penggalian
Kontraktor harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian,
sehingga lokasi yang tepat dan struktur-struktur lain dibawah dapat
ditentukan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi atas struktur-struktur
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.dan segala perbaikan atas
kerusakan menjadi beban biaya kontraktor

e. Eksplorasi Bawah Tanah


Jika dikehendaki oleh Direksi/Pemberi Tugas, Kontraktor harus
mengadakan penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi struktur
bawah tanah yang ada atas biaya dibawah pengawasan Direksi/Pemberi
Tugas.

f. Langkah Pelaksanaan Pemasangan Pipa


1. Penggalian untuk jalur pipa air bersih haruslah mengikut jalur seperti dalam
gambar rencana,
2. Galian minimal berjarak 0,5 m dari tepi perkerasan jalan dan apabila kondisi
tidak memungkinkan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan direksi
3. Kedalaman galian untuk penanaman pipa air haruslah mengikuti ketentuan
yang berlaku sesuai dengan jenis pipa dan diameter pipa, yaitu :
Galian untuk jenis pipa HDPE

No Diameter Pipa Lebar galian Kedalaman Minimal


(mm) (cm) (cm)
1 25 20 50
2 63 30 50
3 90 40 50
4 110 40 60
5 150 40 100
6 200 40 100
4. Setelah pipa telah terbentang maka pipa harus ditimbun kembali dengan
tanah dari hasil galian sebelumnya. Ketebalan timbunan sesuai dengan
gambar rencana,
5. Hasil timbunan di padatkan minimal menggunakan stamper
6. Sisa hasil galian yang tidak terpakai dapat diratakan di sekitar lokasi
pekerjaan
7. Ruang penyambungan harus dibuat agar setiap sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.

g. Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa

Galian harus dibuat sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, untuk


membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat
untuk setiap tempat diantara ruang penyambung. Setiap bagian dasar
galian yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi.

h. Penggalian Pada Tanah yang Jelek


Jika dasar galian temyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan
seperti debu, sampah dan sebagainya yang menurut Direksi harus
disingkirkan, maka Kontraktor harus mengadakan penggalian dan
membuang bahan-bahan tersebut. Jika menurut Direksi diperlukan
pondasi khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan, Kontraktor
harus menyelesaikannya dengan petunjuk Direksi

i. Penguat Galian
Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, juga
untuk ancaman pekerja dan pengamanan permukaan jalan serta
bangunan-bangunan lainnya.

j. Pemakaian Bahan-Bahan Bangunan

Bahan-bahan bangunan yang dapat dipakai kembali untuk


memperbaiki permukaan bekas galian harus dipisahkan dan bahan-bahan
buangan lainnya.
k. Penimhunan Bahan-Bahan Galian

Semua bahan-bahan galian ditimbun sedemikian rupa sehingga


tidak menggangg pekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian
tidak boleh merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.

l. Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dan pipa baru ke pipa lama
harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan
tidak terlalu lama menghentikan pipa dinas serta diusahakan agar daerah
pelayanan yang terganggu seminimal mungkin

m. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk pemasangan pipa atau valve apabila diperlukan
dapat dilakukan Kontraktor dengan persetujuan Direksi dan dilakukan dengan
alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang agar benar-
benar terjamin penyambungannya . Yang baik yaitu ujung yang halus, sudut yang
betul terhadap sumbu pipa.
Pemotongan ujung-ujung pipa yang dilaksanakan di lapangan harus
sama pelaksanaannya bila dikerjakan di dalam pabrik. Pemotongan harus
dengan mesin pemotong yang sesuai yang memberi bekas yang licin pada
yang ditentukan terhadap sumbu pipa.

n. Pemasangan Pipa
- Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Kontraktor
harus menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Direksi.
Semua pipa-pipa sambungan dan katup diturunkan kedalam galian dengan
hati-hati menggunakan derek, tali atau peralatan yang lain untuk menghindari
kerusakan pipa dan lapisan pipa. Pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam
galian, jika terjadi kenisakan pada pipa, sambungan, katup atau
peralatan lain sewaktu pengangkutan, harus segera dilaporkan kepada
Direksi untuk dilakukan perbaikan, membuang atau mengganti bahan-bahan
yang rusak.
- Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Semua pipa dan sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-
retak dan kerusakan lain pada waktu pipa berada diatas galian sebelum
pemasangannya. Ujung pipa harus diperiksa dengan seksama, karena bagian
ini yang paling mudah rusak pada waktu pengangkutan.

- Pembersihan Pipa dan Peralatan

Pastikan bahwa ujung-ujung pipa dan fitting-fitting, flanges dan


perlengkapannya tidak menyentuh tanah aslinya.
- Peletakan dan Penyangga Pipa

Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa


ketika pipa diletakkan pada waktu peralatan pipa berada dalam
galian. Bahan yang digunakan untuk penyangga harus disesuaikan
dengan kebutuhan pada bahan pelindung. Untuk pipa PE bahan
penyangga harus dipadatkan dengan rata setebal 75 mm untuk pipa
sampai dengan diameter 250 mm dan 150 mm untuk pipa dengan
diamater 300 mm ke atas.

- Arah Ujung Pipa Pada Pemasangan


Pipa harus dipasang pada ujung pipa yang menghadap kearah
depan dan pemasangan. Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat
atau lebih besar, pemasangan dimulai pada bagian atas dan diawali
dengan ujung pipa yang bersudut.

- Kondisi yang Tidak Sesuai untuk Pasangan Pipa


Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan jika menurut Direksi kondisi
didalam galian tidak memungkinkan.

o. Penimbunan Kembali

1. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah,
debu atau bahan-bahan lain yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan.

2. Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun
gambar, maka Kontraktor dapat menimbun dengan galian yang terdiri
dari bahan-bahan yang mengandung lempung, pasir, kerikil, atau bahan
lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.
3. Penimbunan Pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar dan
menurut rencana Direksi harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan,
maka Kontraktor harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau
kerikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan tambahan.

p. Pemasangan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)

1. Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang
pada pipa seperti yang diisyaratkan pada bagian sebelumnya
mengenai pembersihan peletakan dan penyambungan pipa.

2. Lokasi katup
Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai gambar dengan ketentuan dan
pengarahan yang diberikan oleh Direksi
3, Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve
Chamber)
Surface valve boxes tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan
pada valve, jadi pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve.
Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui
lubang pembuka dari ruang katup. Penutup dari box tingginya harus
sama dengan permukaan jalan aspal/tanah yang ada, ataupun harus
memenuhi level dan ketinggian yang ditentukan oleh Direksi.

4. Pemasangan Air Valve (Katup pembuang udara)


Air valve yang akan dipasang pada pipa baja dilaksanakan seperti
tertera di dalam gambar dan seperti ditentukan di dalam pasal ini.
Pipa baja untuk kedudukan air valve tercantum di dalam gambar
setelah plat pembalut (Clamp Saddle) tersebut selesai dilas dengan
pipa, baru valve dipasang. Air valve harus dibaut dan dikunci dengan
sempurna pada Clamp Saddle sehingga kedap air.

5. Pipa Penguras (Wash Out)


Cabang penguras tidak boleh terendam alir sungai, saluran atau
dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sistem
distribusi. Parit-parit pengeluaran dari pengurasan pada saluran pipa harus
digali ke parit terbuka yang terdekat atau ke saluran air sebagaimana
diperintahkan lain oleh Direksi. Pada pipa pengeluaran dari pipa
pengurasan bangunan pelindung parit mungkin diperlukan untuk
dibangun apabila diminta oleh direksi dan masuk dalam item tambah
pekerjaan.

Saluran pembuangan (blow of branches) tidak diperbolehkan


dipasang dan disambung terendam di dalam air sungai kecil ataupun
saluran/gorong- gorong pembuangan air kotor. Cara-cara pemasangan
blow of brances dengan cara-cara lain harus meminta petunjuk dan
ijin dari Direksi. Bila seandainya hal-hal tersebut di atas
diperbolehkan harus dijaga, agar jangan sampai terjadi pencemaran
air di dalam pipa.

q. Thrust Block

Trust block terbuat dari beton. Ukuran Thrust block ditunjukkan dalam
gambar standar/typical kecuali jika Direksi menentukan lain. Pipa-pipa
yang akan dikelilingi beton ini harus diletakkan benar-benar menurut
garis dan ketinggiannya, di atas plat beton pra-cetak dengan lobang-
lobang berbentuk belt dan kemudian beton dicetakkan sekeliling
pipa dan digetarkan untuk membentuk massa yang padat dan homogen
yang melekat serapat-rapatnya dengan pipa. Tindakan hati-hati
harus diambil untuk mencegah terapungnya pipa selama pengecoran.

Beton yang mengelilingi pipa dalam parit harus dicorkan pada tanah
langsung pada bagian bawah dan sisi parit dan harus pada ukuran
maksimum yang diperlihatkan pada gambar. Dimana parit telah digali
lebih besar dari pada lebar dan kedalaman
minimum yang diperlihatkan pada gambar. Kontraktor harus
menyediakan tambahan beton dan acuan yang diperlukan atas biaya
sendiri.

r. Pemasangan Pipa diatas Beton atau Pasangan Batu

Permukaan luar dari semua pipa yang dipasang ke dalam bangunan penahan
air harus disediakan selubung. Jika pipa menembus beton maka harus
disediakan flens Pudel sambungan antara pipa dan dinding harus dibuat kedap
air.

s. Pengujian Tekanan Hidrostatis Umum


a. Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian
sambungan pipa dalam menjamin, tingkat kebocoran dapat ditekan sekecil
mungkin.
b. Pengujian Tekanan
pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji terhadap tekanan
hidrostatis dan Pengujian harus dilaksanakan dalam dua tahap :

• Tahap I : Uji bagian yang tidak melebihi 1000 m panjang


pasangan pipa.
• Tahap II : Uji akhir dari keseluruhan pekerjaan setelah Selesai
Air yang diperlukan untuk pengisian dan pengujian pipa harus diperoleh
dari sumber yang disetujui dan harus kualitas air bersih.

 Penguji a n T aha p I
1. Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk
pengujian sambungan pipa dalam menjamin, tingkat kebocoran
dapat ditekan sekecil mungkin.

Semua valve harus ditempatkan pada posisi terbuka dan penempatan


valve pada ujung pipa untuk mengeluarkan udara dari jalur pipa
selama pengisian berlangsug. Sesudah pipa dipasang dan sebagian
ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji terhadap tekanan
hidrostatis.
2. Pengujian Tekanan

Air harus perlahan dialirkan kedalam jalur pipa sampai semua udara
dikeluarkan dari jalur pipa dan air mengalir dengan bebas pada ujung pipa.
Lebih baik lagi jika air dialirkan ke jalur pipa dari titik terendah untuk
memudahkan pengeluaran udara.
Tekanan harus dinaikkan terus menerus secara bertahap ke jalur
pipa tanpa dikagetkan.

3. Lamanya Pengujian
Sebuah tekanan 1.3 kali dari maksimum tekanan kerja harus diterapkan
pada jalur pipa sampai 1000 meter panjang dan untuk test penempatan
valve.

Tes tekanan pada situasi ini harus ditahan minimal 15 menit dan alat
pencatat tekanan diperiksa jika terjadi penurunan tekanan. Selanjutnya
sambungan harus benar-benar di inspeksi secara visual untuik
kemungkinan terjadinya kebocoran pada sambungan.
Sifat elastis dari pipa PE seperti yang diuraikan pada tes
tekanan, bisa menyebabkan pengembangan pada pipa dan volume
perlu sedikit ditambah untuk mendapatkan bacaan tekanan yang tepat.
Penambahan volumen ini hanya
1 % dan dapat diterapkan pada tekanan awal dan tekanan atersebut
harus
ditahan pada periode maksimum selama 1 jam atau untuk waktu yang
diperlukan untuk mengadakan inspeksi di seluruh sambungan.

 Penguji a n T aha p II
a. Lamanya Pengujian
Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 1 jam atau
sesuai dengan pengarahan Direksi, dan dilanjutkan dengan membuka ball
valve pada ujung lainnya untuk memperlihatkan ketinggian tekanan airnya.

b. Prosedur
Untuk pipa dengan diameter 300 mm atau lebih kecil, setiap segmen
pengetesan harus diisi perlahan-lahan dengan air dan harus diuji
dengan pengujian tekanan sebesar 8-10 kg/cm2 dengan memakai
pompa uji tekan yang dihubungkan kejalur pipa yang telah disetujui
Direksi.
Sebelum dilakukan pengujian tahap 2 Kontraktor harus membuat
kepastian, bahwa semua cabang saluran keluar yang menerima gaya
dorong pada ujungnya sudah dipasang dengan baik dan bahwa urugan
kembali bagian bawah sudah selesai sampai ketinggian 100 mm di
atas permukaan atas pipa, dengan semua sambungan pipa yang berda
di bagian parit yang masih terbuka. Kontraktor harus memberitahu
sebelumnya kepada Direksi tidak kurang dari 48 jam mengenai
maksudnya untuk menguji suatu bagian dari pasangan pipa.

c. Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian


Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari pipa harus
dikeluarkan. Jika tidak, terdapat katup udara yang permanen
pada setiap titik yang tinggi harus memasang "Corporation Cock"
pada titik tersebut sesuai dengan arahan dari Direksi, sehingga udara
dapat dikeluarkan dengan air.

d. Pemeriksaan dibawah Tekanan


Pipa, perlengkapan katup-katup dan sambungan lain terbuka
harus betul-betul diperiksa selama pengujian tekanan. Jika terlihat
adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan. Setiap terjadi
retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau pada katup-
katupnya pada waktu pengujian, maka harus disingkirkan dan
diganti sesuai dengan petunjuk Direksi dan Pengujian harus
diulangi sampai mendapat persetujuan dari Direksi.

e. Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan
diselesaikan dengan baik. Alat pengukuran dan peralatan untuk
pengujian kebocoran ini disediakan oleh Kontraktor, peralatan
pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat lainnya yang
membantu pengerjaan pengujian ini. Lamanya waktu setiap
pengujian, kebocoran ini adalah 2 (dua) jam dan selama pengujian,
pipa harus beroperasi pada tekanan normal pipa tersebut.

Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus


disediakan pada pipa yang baru dipasang untuk mengatur tekanan
sesudah udara dalam pipa tidak akan diterima bila kebocoran lebih
besar dari nilai yang tertera dalam tabel berikut ini. Semua nilai
dalam tabel ini dihitung berdasarkan standard AWWA.
f. Variasi Kebocoran yang Diijinkan
Jika pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran
yang lebih besar dari tabel yang diberikan diatas, maka letak
kebocoran harus ditemukan dan Kontraktor harus memperbaiki
sambungan yang bocor dan diuji kembali atas biaya Kontraktor.
Tidak ada pasangan pipa yang diterima jika kebocoran untuk
bagian yang diuji tersebut lebih banyak dari (dinyatakan dalam liter
tiap 100 m pasangan pipa) seperti ditentukan dalam tabel di bawah.

Tabel Kebocoran yang diperkenankan (l/jam/100 m pipa)


Pengujian Diameter (mm)
Tekanan 50 63 75 90 100 150 200 250
(Kg/cm²)
8–10 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.5 3.3 4.0
300 325 350 375 400 500 600 800
8-10 4.70 4.9 5.10 5.9 6.8 8.8 11.0 13.4

g. Penimbunan Sebelum Pengujian


Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gangguan
lalu lintas atau keperluan lain, maka Kontraktor harus mengerjakan
dengan petunjuk Direksi.
h. Pembersihan dan Sterilisasi Pasangan Pipa
Jika diperlukan dan diperintahkan oleh Direksi, pasangan pipa harus
dibersihkan agar mengalirkan air yang deras. Untuk keperluan ini
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga yang diperlukan, peralatan
dan bahan-bahan. Ketika pekerjaan pipa sedang diisi untuk diuji akhir.
Kontraktor harus memasukkan larutan chloor (Disinfektan) kedalam
pasangan pipa pada tempat- tempat yang dipilih
sebagaimanadiperintahkan Direksi.
Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaannya yang menangani
larutan chloor, dilindungi secukupnya dengan pakaian yang sesuai
termasuk pelindung mata dan sarung tangan karet.
Kontraktor juga harus menjamin bahwa larutan chloor tersebut ditangani
dengan sangat hati-hati sehingga tercegah tumpah ketanah atau masuk
kedalam saluran air yang ada, dan harus menyediakan semua pekerja
yang diperlukan, peralatan dan bahan-bahan untuk sterilisasi. Pipa yang
akan disterilisasi dicuci dengan bersih, kedalam pipa dimasukkan larutan
chloor dengan kadar 100 mg/I. Larutan tersebut dibiarkan selama 24 jam.
Jika setelah 24 jam, larutan tersebut tidak mengandung chloor yang
berlebihan.
Desinfeksi dilakukan dengan cara pembilasan terhadap pipa dengan air
berkecepatan tinggi, sampai endapan yang ada di dalam terbuang keluar.
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan air yang diperlukan
dalam pengujian kualitas air. Air yang dipakai untuk pengujian ditanggung
Kontraktor.
i. Pekerjaan dinyatakan 100 % oleh direksi setelah dinyatakan berfungsi dan
telah melalui tahapan pengujian.
4. BAHAN – BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN
1. Pipa HDPE P.N 10 dengan diameter sesuai item pekerjaan yang terdapat di kontrak.
2. Aksesoris Pipa HDPE sesuai dengan gambar kerja
3. Cor Beton K-175 untuk pekerjaan rekondisi rabat beton, dan cor beton untuk rekondisi
jalan dengan mutu sesuai eksisting awal.
4. Bahan – bahan untuk penanganan covid :
- Hand Sanitizer 4000 ml
- Sambun Cuci Tangan 5000 ml
- Tempat Cuci Tangan
- Masker
5. Peralatan SMK3 sesuai yang terdapat di dalam kontrak
6. Bahan – bahan untuk pekerjaan Sambungan Rumah sesuai gambar kerja

5. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN

Merek Status
Nama Kapasitas Jumlah Kondisi Kepemili
dan
No Peralatan kan Keterangan
Tipe **) **) **)
Utama*)
**) **)
1 Genset ………. 5 KVA 2 Unit ……….. ……….. ………..
2 Cutting ………. 3600 rpm, 2 Unit ……….. ……….. ………..
Concrate Tangki air 35
liter,
Blad size Min.
6“

3 Jack ………. 1000 bpm 1 Unit ………. ………. ……….


Hammer
4 Pickup ………. 1 Unit ………. ………. ……….
5 Mesin ………. 160 mm 2 Unit ………. ………. ……….
Buttfusion
6 Alat Tes ………. 16 bar 1 Unit ………. ………. ……….
Tekan
6. DAFTAR PERSONIL YANG DIBUTUHKAN DALAM PEKERJAAN

Jabatan Pengalaman
Nama Sertifikat
dalam Tingkat Kerja
No Personel Kompetensi Keterangan
Pekerjaan Pendidikan/Ijazah Profesional
Manajerial Kerja*)
ini*) (Tahun)*)
1 ……….. Pelaksana S1 Teknik Sipil / S1 2 Tahun SKT ………..
Lapangan Teknik Lingkungan Pelaksana
Perpipaan Air
Bersih
2 ……….. Petugas K3 S1 Teknik Sipil 0 Tahun Sertifikat Petugas ………..
Konstruksi K3 Konstruksi

7. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat izin usaha jasa kontruksi
(SIUJK),TDP,SITU,SIUP (Pengadaan Perpipaan & Accesoris Perpipaan) Sertifikat
Badan Usaha (SBU) Konstruksi Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih (BS005) , KBLI
(42202) yang masih berlaku.

Anda mungkin juga menyukai