Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH


DESA INDUMUT KEC. BACAN

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan


dimengerti bersama – sama dengan gambar-gambar rencana, yang
keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat
pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Lingkup dan
item pekerjaan selengkapnya akan uraikan dalam daftar quantity
pekerjaan, sedangkan uraian teknis pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Penyerahan Lapangan
Sebelum memulai kegiatan, pemborong harus sudah menerima
surat/berita acara penyerahan lapangan dari Pemberi Tugas.

b. Perijinan
Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus
memerlukan perijinan dari instansi yang berwenang, maka
Pemborong harus sudah memiliki perijinan yang dimaksud
sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut. Pemborong
tidak diperkenankan memulai kegiatan sebelum memegang
perijinan yang dimaksud. Segala biaya yang dikeluarkan untuk
mengurus perijinan menjadi tanggung jawab pemborong.

c. Penyediaan Fasilitas Penunjang Pekerjaan


Semua keperluan fasilitas penunjang pekerjaan seperti listrik, air
bersih dan lainnya yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab
Pemborong.

d. Mobilisasi Peralatan dan Material

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 1


Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini
harus sudah dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut
harus dalam kondisi baik dan layak pakai. Jika dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak
bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan
peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan
material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi Teknis,
agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan
berlangsung.Pemborong harus sudah menghitung biaya mobilisasi
material sampai ke tempat lokasi pekerjaan sesuai dengan tingkat
kesulitannya.
e. Contoh – Contoh Material
Contoh – contoh material yang akan dipakai harus diajukan lebih
awal oleh Pemborong, mengacu pada spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan. Contoh- contoh material yang telah disetujui oleh
Direksi Teknis, dituangkan dalam lembaran persetujuan material.

f. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan
pengukuran kembali dengan teliti elevasi dasar galian, permukaan
tanah, ketinggian tanggul dan jalan atau elevasi lainnya sesuai
permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali harus dikaitkan
terhadap titik tetap yang terdekat.

 Alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi


baik dan sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang
akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi, baik dari
jenisnya maupun kondisinya. Alat – alat yang dipergunakan
adalah waterpass lengkap dengan statip dan rambu –
rambunya, theodolite lengkap dengan instruksi Direksi. Cara

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 2


pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi, dan
pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan
oleh Direksi. Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan adalah
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Ukuran – ukuran
yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus
segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Apabila
dianggap perlu, Direksi berhak memerintahkan kepada
Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu
bagian pekerjaan. Apabila timbul keragu – raguan dari pihak
Kontraktor dalam menginterpretasi angka – angka elevasi
dalam gambar maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi
untuk dimintakan penjelasannya. Apabila terdapat kesalahan
dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut fail –
fail dan ukuran dalam gambar dan uraian / syarat –
syarat pelaksanaan itu. Pembuatan dan pemasangan papan
dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis kelas II / III yang
tidak berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuat dan
permukaan atasnya rata dan sifatnya datar (waterpass).Semua
ketetapan pekerjaan pengukuran, baik ukuran panjang maupun
sudut harus terjamin kebenarannya. Pengukuran sudut siku –
siku dengan prisma atau benang hanya dibenarkan untuk
bagian – bagian kecil dari pekerjaan dan mendapat
persetujuan Direksi. Kekeliruan dari hasil pengukuran,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

g. Gambar-gambar Kerja
Sebelum mengerjakan pekerjaan, Pemborong wajib membuat

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 3


Gambar- gambar kerja ( shop drawing ) yang acuannya dari
Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara
gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka
yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali
tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di
lapangan.Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar
rencana, kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) lembar
gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi
pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, kontraktor harus
mengajukan kembali gambar yang Direksi diminta untuk direvisi.
Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas A3 dan
setelah disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor akan
menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar
hasil rekamannya.

h. Papan Nama Proyek.


Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat,
ditanam dalam tanah dengan ketinggian 1,5 meter. Ukuran
Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan
multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna
hitam, besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama
pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama akan ditentukan
kemudian dengan Direksi Teknis.

i. Administrasi dan Dokumentasi.


Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan
pekerjaan antara lain : Request, laporan harian pelaksanaan ,
laporan mingguan, prestasi fsik pekerjaan, Time schedule
SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 4
pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai
dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada
saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan. Yang tidak
termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :
 Kantor Direksi disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja
Direksi Teknis/pengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan
lain-lain.

2. ACUAN NORMATIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami,
mengikuti semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana
kerja dan syarat-syarat termasuk standar material yang akan
dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII
( Standar Industri Indonesia ).

3. PEKERJAAN GALIAN PIPA


a. Sebelum pekerjaan Penggalian Badan jalan dimulai,
Kontraktor harus menyelesaikan perijinan untuk penggalian
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera Selatan.
Segala biaya pengurusan ijin galian menjadi tanggungan
Kontraktor.

b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan,


pembuangan, penumpukan tanah biasa,batu atau material
lain yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam
kontrak ini.

c. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan


dasar galian saluran pipa, seluruh galian dapat merupakan
salah satu dari : Galian tanah biasa, Ga l ia n ta na h
SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 5
be rp a s i r, Galian ta na h be rba tu, Ga lia n ta na h
ke ras /Ga lina batu karang Pembuangan sisa galian ke luar
lokasi dengan kendaraan

4. JAMINAN KESELAMATAN PEKERJAAN GALIAN


a. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk
menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan
galian serta penduduk sekitar.

b. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya


berada dalam galian yang mengharuskan kepala mereka
berada di permukaan tanah, Kontraktor harus menempatkan
pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya
memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan (yang belum terpakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
c. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup
untuk mencegah pekerja atau orang lainnya terjatuh
kedalamannya, dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan rambu pada malam
hari dengan drum dicat putih (atau yang serupa) Ketentuan
pengaturan dan pengendalian lalu lintas selama pelaksanaan
konstruksi harus diterapkan pada seluruh galian dalam daerah
milik jalan.

5. PERBAIKAN DARI PEKERJAAN GALIAN YANG TAK


MEMUASKAN
a. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi dimensi
diatas harus diperbaiki oleh Kontraktor. Bahan yang berlebih

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 6


harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
b. Daerah dimana telah tergali lebih atau daerah retak atau
lepas, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau
lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan Direksi.
c. Pekerjaan galian yang terlalu lebar dari batas daerah yang
ditentukan dan dapat menyebabkan longsor, harus segera
diurug kembali dengan urugan dari bahan – bahan terpilih
atau lapis pondasi agregat, yang sesuai dengan pengarahan
Direksi Teknik.

6. PROSEDUR PENGGALIAN
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan
pipa dan peralatannya serta bangunan pelengkap yang
termasuk dalam pekerjaan ini.
b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya
dilakukan dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat
untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya
bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan bangunan
atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan oleh
pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian, menjadi
tanggung jawab rekanan.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi
yang baik dan aman. Penggalian harus bertahap sesuai
dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk
setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi Proyek.
d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa
harus segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa
dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan
penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 7


e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga
efisiensi pekerjaan dan keselamatan pekerja serta masyarakat
dapat terjamin.
f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas
permukaan tanah atau dibawah tanah, maka harus diadakan
pengamanan terhadapnya agar tidak terjadi kerusakan sebagai
akibat pekerjaan rekanan. Perbaikan atas kerusakan yang
terjadi sebagai akibat pekerjaan penggalian menjadi
tanggung jawab rekanan.

7. LEBAR DAN KEDALAMAN PARIT GALIAN.


a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk
pemasangan pipa berikut perlengkapannya serta bangunan-
bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini
harus dibuat sesuai dengan gambar.
b. Patokan /pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian
adalah diukur dari atas pipa sampai permukaan jalan/ tanah
asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir
dibawah pipa.
c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki
sehingga terdapat pembebanan yang merata dan menerus
pada dasar galian (yang tidak terganggu antara dua
sambungan pipa).
d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk
mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.
e. Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan
dengan besarnya pipa yang akan dipasang dan lebar
galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan
pipa dengan baik sehungga kebocoran-kebocoran pada
sambungan dapat di hindarkan. Bila perlu lebar galian

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 8


diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat
penyangga dan sebagainya.
f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa
hendaknya digali hingga didapatkan suatu lebar yang
cukup untuk ruang kerja, pemasangan, penyambungan,
penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
g. Bila pada bagian parit pipa terdapat galian-galian
berlumpur atau penggalian terlalu dalam maka dapat
diurug dengan pasir ataupun diurug dengan bahan-bahan
lainnya yang disetujui oleh Direksi Proyek.
h. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus
dibuang dari parit galian.
i. Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan
digali pada kedalaman yang tepat untuk meletakan pipa,
serta harus bebas dari lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki
para pekerja. Dasar parit yang sebelumnya padat tapi
menjadi lunak bagian atasnya akibat pelaksanaan
pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih
lapisan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah
lunak pada dasar parit tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.
j. Apabila ternyata didalam pelaksanaan penggalian terjadi
kelongsoran- kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan
terus menerus yang mengganggu, haruslah diadakan
konstruksi penguat (dari turap kayu atau lainnya) agar
terjamin keselamatan dan keamanan pekerja, efisien
kerja, struktur dan fasilitas lain yang ada.
k. Penerapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk
menahan semua beban dan muatan yang mungkin timbul
akibat pergerakan tanah atau tekanan. Konstruksi penguat ini

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 9


hendaknya kaku hingga tidak terjadi perubahan bentuk dan
posisi dalam keadaan apapun. Biaya yang mungkin
timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak
diterima adanya tuntutan tambahan biaya untuk pekerjaaan
ini.
l. Bila pada bagian parit galian ternyata tidak stabil atau
dijumpai lapisan-lapisan bekas sampah ataupun humus,
lapisan tersebut harus dibuang. Bila dianggap perlu,
direksi proyek dapat memerintahkan untuk memindahkan
tanah pada lokasi galian dan mengisi kembali dengan bahan-
bahan yang sesuai.
m. Pada tempat – tempat parit galian yang mudah longsor
harus diberi turap pengaman.
n. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai
konstruksi yang harus dibangun atau pipa yang harus
dipasang selesai dilaksanakan.
o. Apabila juga ternyata bahwa didalam galian dijumpai air
yang mengganggu pengeringan, maka rekanan harus
menyediakan pompa atau peralatan lain untuk pengeringan.
Biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan
tersebut berikut pompa dan peralatannya adalah tanggungan
rekanan.
p. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang
diperdalam hingga mencapai atau dibawah elevasi statik,
hendaknya dikeringkan dengan menurunkan permukaan air
tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm dibawah dasar galian.
q. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-
cara lain, dicegah tidak memasuki daerah pemaritan

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 10


sejauh mungkin tanpa mengakibatkan kerusakan-kerusakan
pada tanah milik sekitarnya, dan biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini merupakan tanggung jawab rekanan.

8. PEKERJAAN URUGAN
a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan
berbutir yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk
pengurugan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
urugan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk
dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai
persyaratan atau penampang melintangnya.
b. Urugan yang dicakup oleh ketentuan ini merupakan urugan
pilihan yaitu urugan dari berbagai material sesuai yang
ditentukan. Pekerjaan Urugan / Timbunan yang dilakukan
sehubungan dengan Kontrak,

9. URUGAN TANAH DIPILIH DAN PEMADATAN


Pekerjaan urugan ini mencakup pengadaan, pengambilan,
pengangkutan dan penghamparan dari tanah pilihan pada
lubang – lubang galian pipa yang telah disiapkan.

10. PERBAIKAN DARI URUGAN YANG TAK MEMUASKAN ATAU


TIDAK STABIL
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang
melintang yang di isyaratkan atau disetujui atau toleransi
permukaan yang diisyaratkan harus diperbaiki dengan
menggaru permukaan dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu sering untuk pemadatan, dalam hal

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 11


kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau seperti yang
diperintahkan Direksi, maka harus diperbaiki, disusul dengan
penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan
menggunakan “motor grader” atau peralatan lain yang
disetujui.
c. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lain setelah dipadatkan dalam batasan
persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asal sifat material dan kerataan masih memenuhi
persyaratan spesifkasi ini.
d. Perbaikan dengan urugan yang tidak memenuhi
kepadatan atau persyaratan sifat bahan dari spesifikasi ini
harus seperti yang diperintahkan direksi dan dapat meliputi
tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul dengan
pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan dan penggantian bahan.

11. SYARAT – SYARAT KHUSUS BAHAN PERPIPAAN


a. Pipa HDPE
Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri
dan SNI untuk air minum atau digunakan standard lain yang
sama atau lebih baik mutunya. Pipa HDPE yang ditawarkan
harus dapat memikul tekanan kerja minimal sebesar 10

kg/cm2 (10 bar) baik dalam standard SII ataupun standard


yang memenuhi persyaratan untuk pipa air minum. Pipa
HDPE yang harus diadakan adalah pipa HDPE yang mempunyai
hubungan diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR :
Standard Dimension Ratio) 17, Class PE 100 yang mempunyai
tekanan kerja minimal 10 bar. Pipa HDPE 100 harus
mempunyai nilai kekuatan / tegangan minimum yang diijinkan

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 12


(MRS = Minimum Required Strength) untuk PE100 pada

temperature 20oC selama 50 tahun sebesar ≥ 10 Mpa

(N/mm2)

Tabel Dimensi Pipa PDPE: SDR 17, Class PE 100 PN 10 Bar

DIAMETER TEBAL DINDING


LUAR MIN
90 5,4
63 0
3,8
11 0
6,6
0
12 0
7,4
5
14 0
8,3
0
16 0
9,5
0 0

b. Pipa GWI
 Semua pipa GWI yang dipakai mempunyai diameter
nominal, diameter luar, tebal dinding harus sesuai dengan
yang disyaratkan dalam uraian ( SNI, SII ).
 Pipa GWI yang dipakai adalah kelas Medium A yang
tahan terhadap Pengujian Tekanan Air sebesar 50

Kg/cm2. Sedangkan untuk fttingnya menggunakan CI dan


atau Black Steel (SCH- 40) sesuai keterangan dalam
gambar dan dalam daftar Quantity.
 Sambungan pipa GWI yang dipergunakan adalah
dengan screw,flange las dan atau pengelasan, disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Dimensi flange dibuat sesuai

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 13


standar yang lazim digunakan untuk air minum dan khusus

dibuat untuk tahan Pengujian Tekanan Air 50 Kg/cm2.


Harga penawaran yang diajukan sudah termasuk
perlengkapannya, seperti mur, baut, ring dan gasket/karet
packing.
 Semua pipa beserta perlengkapan penyambungan
adalah dalam kondisi baru dan siap pakai ( tidak
dibenarkan menggunakan barang bekas ).

SPESIFIKASI : PIPA BAJA MEDIUM GALVANIS

DIAMETER DIAMETER TEBAL BERAT


inchNOMINAL
mm LUAR
Max(mm) Min (mm) mm Kg/m
1/2 15 21.4 21.1 2.65 1.22
3/4 20 27.2 26.4 2.65 1.58
1 25 34.2 33.4 3.25 2.44
1¼ 32 42.9 42.1 3.25 3.14
1½ 40 48.8 48.0 3.25 3.61
2 50 60.8 59.8 3.65 5.10
2½ 65 76.6 75.4 3.65 6.51
3 80 89.5 88.1 4.05 8.47
4 100 114.9 113.3 4.05 12.00
5 125 140.6 138.7 4.85 16.20
6 150 166.1 164.1 4.85 19.20

 Valve dan ftting


Valve yang akan dipergunakan harus mengikuti salah
satu standar yang disetujui oleh Direksi. Seluruh valve
pada badan luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan nama
atau merk dagang pembuatnya, tekanan kerja, class
serta diameter nominalnya. Harga penawaran setiap
macam valve harus sudah termasuk dengan
kelengkapannya masing-masing seperti bout, mur karet

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 14


packing ( unit set ) , include dengan upah kerja
pemasangan ( Complete Works Joint Materials ). Bila
kualitas valve yang dipakai meragukan, maka Direksi
berhak merekomendasikan kepada rekanan untuk
mengganti dengan jenis serta kualitas yang telah
memenuhi standar dan teruji pemakaiannya. Valve yang
ditawarkan adalah dalam kondisi baru ( bukan valve
bekas) dan sesuai dengan Tekanan kerja yang diminta
dalam spesifkasi teknis dan yang tercantum dalam Bill of
Quantity.

12. PEMASANGAN PIPA


a. Umum.
 Pipa, ftting dan perlengkapannya yang akan dipasang,
tersimpan digudang penyimpanan pipa yang disediakan
oleh Pemberi Tugas. Pengakutan dari gudang ke tempat
pemasangan menjadi tanggung jawab rekanan termasuk
pembiayaannya. Apa bila ternyata dalam pelaksanaan
pemasangan pipa, fitting dan perlengkapannya terdapat
kelebihaan pipa atau perlengkapannya, rekanan harus
mengembalikan kegudang/tempat pengumpulan yang
ditentukan oleh Direksi Proyek. Biaya untuk pengembalian
pipa dan potongan- potongan pipa dan perlengkapannya
tersebut menjadi tanggungan rekanan.
 Cara-cara pengakutan, penyambungan dari pipa-
pipa dan ketentuan-ke te ntuan teknis cara
pemasangan akan diberikan petunjuk oleh Direksi
Proyek.
 Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diserahkan kepada
rekanan untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 15


baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Kerusakan
atau hilang setelah diserahkan kepada rekanan, harus
diganti sesuai dengan kwalitas/bentuk aslinya dan biaya
yang ditimbulkan akibat penggantian tersebut menjadi
tanggungan rekanan.
 Sebelum dan sesudah dipasang pipa-pipa dan
perlengkapannya, harus dijaga kebersihannya dan
diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

b. Pemeriksaan Sebelum pemasangan.


 Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang
serta alat- alat bantu untuk pemasangan tersebut harus
diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum
pipa-pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada
lokasi yang sebenarnya.
 Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal
tersebut harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok
harus dipotong sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi
proyek. Pipa atau ftting yang rusak harus dipisahkan
untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.

c. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.


 Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala
macam jenis kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan
semua bagian sambungan yang akan dipasang harus
dicuci terlebih dahulu sampai bersih sehingga diperoleh
sambungn pipa yang stabil dan baik.

d. Pemasangan Pipa.
 Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 16


sampai kemasukan segala macam jenis kotoran umpanya
bekas puing- puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain
kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dn kelancaran
aliran air didalam pipa.
 Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit
galian harus langsung dipasang dan distel sambungnnya
dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui
Direksi Proyek, serta dipadatkan dengan sempurna kecuali
pengurugan pada tempat- tempat sambungan pipa harus
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh direksi proyek.
Setelah diperiksa dan di setujui Direksi Proyek baru
diperbolehkan untuk diurug.
 Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat
pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga
kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa.
Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus
disetujui Direksi Proyek.
 Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut
sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari
yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, untuk
itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh Direksi
Proyek.
 Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan),
harus dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow
yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee atau cross tee (sesuai kebutuhannya).
 Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara
apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 17


dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi
Proyek.
 Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka
jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan
disaksikan dan mendapat persetujuan Direksi Proyek.
 Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap
muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan
disaksikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
 Semua pemasangan fitting penyambungan pipa
seperti tee, elbow/bend, dan sebagainya harus di
pasang sesuai dengan standarnya.
 Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada
waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang
terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/ air kotor kedalam
pipa.
 Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut
harus bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspalt atau
bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
 Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (K-
175).

e. Pemotongan Pipa
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa
dapat dilakukan rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek
dan harus dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus
untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar
benar-benar terjamin penyambungannya yang baik
sesuai dengan syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 18


pipa bersangkutan (misal pipa baja dengan pemotongan dan
snay pipa kemudian dengan alat perapih ujung pipa).Ujung-
ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-
alat yang sesuai misalnya dengan gurinda.
f. Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.
 Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian
pekerjaan pemasangan pipa, harus diperbaiki dan
dikembalikan seperti keadaan kondisi semula.
 Biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan tersebut
menjadi tanggung jawab rekanan.

13. PENYAMBUNGAN PIPA.


a. Umum.
Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuatan
pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari direksi
proyek. Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
 Pipa baja dengan sambungan Flens
 Pipa baja dengan sambungan las
 Pipa GWI dengan sambungan shock, flens dan las.
 Pipa HDPE dengan sambungan pemanasan menggunakan
Butt Fusion dan sambungan Electrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.

b. Sabungan Flens.
 Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya,
kemudian di las dan dipasang bout dengan putaran
secukupnya.
 Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 19


sehingga dapat menjamin kesamarataan baut-baut pipa
dengan kedudukan flens pipa sehingga terdapat tekanan
yang sama pada seluruh permukaan dari flens.
 Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi
gemuk dengan sempurna.

c. Sambungan Dengan Pengelasan.


 Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan didalam parit,
maka lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat
bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil
untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik.
 Bila pengelasan dilakukan diluar parit galian, maka
jumlah pipa- pipa yang dilas harus sedemikian rupa,
sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari pipa yang
dilas, dan cara penempatan pada posisi yang benar
sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa
kedalam parit galian, pipa tidak mengalami
kerusakan. Dalam hal ini rekanan terlebih dahulu harus
meminta persetujuan dari Direksi Proyek.
 Semua sambungan pipa yang sudah dilas dites.
Pengetesan dilaksanakan dengan cara-cara yang disetujui
Direksi Proyek.
 Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga
yang berpengalaman dalam bidangnya dan mempunyai
sertifikat keahlian dalam bidang ini. Bila Direksi proyek
meminta, maka sertifkat ini harus diberikan.
 Kawat las yang dipergunakan untuk pipa baja adalah
jenis JISz 3211 atau semutu dan disetujui Direksi
Proyek.Kawat las yang lembab tidak dapat dipakai dan
kadar kelembaban harus kurang dari 2,5 % untuk kawat
yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5 % untuk
kawat yang mengandung Zat air yang rendah.

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 20


 Mesin las yang dapat dipakai harus disetujui Direksi Proyek.
 Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar
(coating) pipa dipasang kembali seperti semula dengan
cara-cara menurut petunjuk dan peraturan-peraturan
pabrik membuat pipa.
 Untuk pipa baja diameter 500 mm kebawah,
pembersihan dan perbaikan kembali hanya lapisan bagian
luar (coating) saja.
 Semua sambungan las harus dicat dengan cat dasar
anti karat synchromate setara produksi Kansai Paint
minimum 2 lapis, kemudian di cat akhir minimum 2
lapis dengan cat besi yang tahan terhadap karat, dan
dibalut dengan rapi.

d. Sambungan pipa HDPE


Untuk penyambungan pipa HDPE dengan pipa jenis lain
(PVC, GIP) telah disiapkan ftting khusus sperti Stub Plange.
Penyambungan pipa HDPE dilakukan dengan cara
pemanasan menggunakan Butt Fusion dan sambungan
Electrofusion, atau dengan Mechanical Joint.

14. PENGETESAN PIPA.


 Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji/pada
setiap sambungannya untuk diketahui apakah
penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
 Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan
dan disaksikan oleh direksi proyek. Pengetesan ulang
harus dilaksanakan kembali bila hasil pengetesan belum
mendapat persetujuan direksi proyek.
 Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul
akibat pekerjaan pengetesan ini menjadi tanggung jawab

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 21


rekanan.
 Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian
demi bagian dari panjang pipa, dengan panjang pipa untuk
tiap kali pengetesan tidak lebih dari 500 m.
 Hasil pengujian dianggap baik dan akan disetujui direksi
proyek bila memenuhi standar pengujian kerbocoran pada
sambungan- sambungan pipa sampai hasil pengujian
kebocoran memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
15. PERBAIKAN KEMBALI.
Rekanan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk
perbaikan kembali seperti keadaan/ konstruksi semula (sebelum
pemasangan pipa) dengan konstruksi dan kwalitas yang
minimal harus sama, untuk semua bangunan dan konstruksi
lainnya yang rusak oleh rekanan akibat pelaksanaan pekerjaan
pemasangan pipa, seperti :
 Jalan hotmix harus kembali di hotmix.
 Jalan aspal penetrasi harus kembali di aspal penetrasi.
 Jalan sirtu harus kembali di sirtu.
 Trotoar beton/paving stone harus kembali di
beton/paving stone.
 Bidang tanah berumput /tanaman-tanaman yang rusak
harus kembali di tanaman seperti semula.

16. PENYELESAIAN PEKERJAAN


Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah :
 Perbaikan – perbaikan kecil terhadap bagian dari
pekerjaan yang kurang sempurna dengan nilai pekerjaan
setinggi – tingginya 1% dari harga jenis pekerjaannya dan
bukan pekerjaan pokok.
 Pembersihan kembali lapangan kerja dari sisa – sisa
SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 22
bahan / peralatan kerja menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Selama masa pemeliharaan, kontraktor diwajibkan untuk :


 Membongkar barak kerja / gudang bahan
dan membersihkannya
 Memperbaiki bangunan – bangunan setempat yang
rusak sehubungan dengan pelaksanaan / kegiatan
pekerjaan. Termasuk lining jembatan, deker / gorong –
gorong yang rusak akibat kendaraan – kendaraan
kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.
 Pembersihan dan pembuangan lumpur / sampah /
pasir bawaan
 Yang dimaksud dengan item ini adalah pembersihan
sampah / lumpur / pasir yang terbawa aliran air setelah
dilaksanakan pekerjaan pembersihan sebelumnya baik
pada saluran maupun sungai. Hal ini harus dilengkapi
data pendukung / photo dan atas sepengetahuan
direksi. Hasil pembersihan ( tanah / pasir) yang
kualitasnya baik dapat digunakan untuk timbunan atas
persetujuan direksi.

17. P E N U T U P.
- Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam Rencana
Kerja dan syarat- syarat ini, akan disampaikan dan

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 23


dijelaskan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Teknis.
- Pemborong harus membuat gambar As Built Drawing
sebanyak 5 ( lima )
exemplar yang telah disetujui oleh Direksi dan
Pengguna Jasa. Dalam gambar as built drawing tersebut
dicantumkan pula tabel mengenai spesifikasi material yang
dipakai, baik material dasar maupun material fnishing.
Labuha, April 2019
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
(PPK)

Drs. Ahmad Hadi, M.Si


NIP. 19650518 199112 1 002

SPESIFIKASI TEKNIS & Metode Pelaksanaan 24

Anda mungkin juga menyukai