Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
NAMA PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud dalam hal ini adalah


PEKERJAAN PERBAIKAN SALURAN AIR GEDUNG KANTOR
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROV. SUMATERA UTARA

Pasal 2
PERATURAN – PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. Pekerjaan Sipil


Untuk melaksanakan pekerjaan Sipil,digunakan peraturan umum yang lazim dipakai yakni A.V/SU/41 (Syarat-syarat
Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan),kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis
adalah :
- PUBI – 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia).
- PUBI-1970/NI-3 ( Peraturan Umum Bahan Bagunan Indonesia )
- Persyaratan Dewan Teknik Bangunan Indonesia 1970
- Peraturan Cat Indonesia/NI-4 (PTI-1961)
- Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3.1987 UDC: 624.042
diterbitkan Departemen Pekerjaan Umum.
- Peraturan – peraturan Daerah Kota Medan

2.2 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan Pendahuluan.
b. Pekerjaan Perbaikan Atap Gedung
c. Pekerjaan Dalam Gedung
d. Pekerjaan Rehab Kamar Mandi

2.3. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan


a. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan – peraturan dan syarat-syarat sebelum pekerjaan
dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanik/elektrikal.
b Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan akan menimbulkan bahaya,
maka Pemborong diwajibkan untuk secara tertulis kepada Tim Teknis/Pengawas Pekerjaan.
c Apabila ada perubahan pada gambar atau ukuran antara gambar ukuran kecil dan gambar detail atau ada
perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut aturan – aturan yang
berlaku dibawah ini:
- Bestek (RKS)
- Gambar dengan skala yang lebih besar
- Keputusan Tim Teknis atau Konsultan Pengawas
d Pelaksanaan pembangunan proyek dilaksanakan secara lengkap termasuk mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-
hal lain yang dianggap perlu
e Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk penyelesaian dan
pelaksanaan secara cepat,baik dan lengkap.
f Didalam melaksanakan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang,kontruksi baja, kontruksi kayu dan
pekerjaan struktur lainya disamping pekerjaan pengelolaan tanah, baik menurut perhitungan dan gambar-
gambar kontruksi yang disediakan oleh tim teknis jika diduga terdapat kekurangan, maka pemborong
diwajibkan mengadakan konsultasi dengan tim teknis/ pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
g Pihak pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi dan
mempertimbangkan di dalam harga penawaran.
h Tanah dan lahan dalam pembangunan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan pada saat seperti
penjelasan/ peninjauan lapangan.
i Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehinga lingkungan sekitarnya
menjadi tertib,misalnya pekerjaan yang dilaksanakan pada malam hari, pemborong harus minta persetujuan
kepada tim teknis/pengawas terlebih dahulu.
j Pekerjaan harus diserahkan secara lengkap, selesai dengan sempurna kepada pemberi tugas/ tim teknis
termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan
termasuk pembersihan.
2.4. Rencana Kerja
a Sebelum memulai pekerjaan Pemborongan harus menyusun rencana kerja yaitu sesuatu rencana yang
terpinci dalam bentuk Request of Work termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada
Tim Teknis selambat-lambatnya 1(satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan Penunjukan
Mulai Kerja.
b Setelah disetujui maka Time Schedule diserahkan kepada Tim Teknis Pekerjaan sebanyak 3 (Tiga) salinan.
Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang dikantor proyek dan merupakan lampiran Dokumen
Kontrak.
c Pemborong harus melaksanakan pekerjaan mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu sesuai dengan
rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka
terlebih dahulu harus disetujui Tim Teknis.
d Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Tim Teknis/Pengawas sebagai dasar untuk menentukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan.Keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pemborong.
e Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong harus mengajukan Shop Drawing kepada Tim
Teknis/Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya dan dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Pengukuran Kembali


a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi bangunan dengan
dilengkapi keterangan – keterangan.
b. Perbedaan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera dilaporkan kepada Tim
Teknis untuk dimintai keputusannya.
c. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dilindungi dari kerusakan
– kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk ini harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan pada ayat (1) pasal ini.

3.2. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Kerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong atau air dari PDAM. Air harus bersih dan bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pelaksanaan bangunan. Penggunaan Disel (Generator Set) harus melalui persetujuan Tim Teknis
Lapangan.

3.3. Pekerjaan Pembongkaran


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
a. Penutup Plafond
b. Lantai Kamar Mandi
c. Dinding Partisi
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Penyedia.
2. Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta keselamatan pengguna lahan tempat
bongkaran
3. Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan kembali sebelum dibongkar dan
sesudah dibongkar dan memberi catatan tentang cacat dan rusak atas persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
4. Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali dan menyimpannya pada tempat yang
aman.
5. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan pekerjaan selanjutnya dan
lingkungan sekitar.
6. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab Penyedia
PASAL 4
PEKERJAAN ATAP

4.1. Talang beton harus dibersihan dahulu sebelum di screeding dengan campuran semen SIKA TOP 107 atau setara.
4.2. Pekerjaan screed harus dikerjakan dengan baik, rapi hingga mendapatkan bidang yang rata dan rapat.
4.3. Elevasi buangan air hujan harus di atur sedemikan mungkin agar tidak terjadi genangan air
4.4. Pekerjaan Water coating pemasangan harus rapat dan tidak boleh bocor

PASAL 5
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

5.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainya yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai keramik dilakukan sebagai finishing lantai Kamar mandi sesuai detail yang ditunjukkan dalam
gambar/sesuai petunjuk Direksi/Pengawas

5.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu baik dan Disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan yang disetujui sebelum pemasangan
b. Warna untuk lantai keramik yang dipasang pada lantai ruangan WC/KM dipasang keramik ukuran 25x25 untuk lantai
dan untuk dinding ukuran 25x40 cm, motif permukaannya kasar, warna ditentukan kemudian.
c. Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang disetujui PPTK dan Pengawas.

PASAL 6
PEKERJAAN SANITAIR

6.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang toilet meliputi seluruh peralatan sanitasi sesuai yang dinyatakan dalam
detail gambar.
6.2. Persyaratan bahan:
- Penggunaan bahan Sanitari untuk masing-masing pemasangan sebagai berikut :
a. Closed : Jenis Closed duduk,
b. Kran Air Ø1/2”& 3/4”dan Floor Drain : memenuhi standard yang telah ditentukan dan mudah didapat
dipasaran.
c. Pipa Air yang digunakan adalah setara merek RUCIKA : untuk Pipa Air bersih menggunakan Pipa PVC Ø1/2”
& 3/4” , Pipa Air kotor dari Floor drain menggunakan Pipa PVC Ø3” Pipa Air kotor dari Klosed menggunakan
Pipa PVC Ø4”.
d. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.
6.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan dan telah disetujui oleh PPTK dan Konsultan Pengawas.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti yang ada dan kondisi dilapangan,
termasuk mempelajari bentuk,pola,penempatan,cara pemasangan dan detail-detail gambar.
- Bila terjadi perbedaan kondisi lapangan dengan gambar,Kontraktor wajib melaporkan kepada Tim Teknis
untuk mengambil keputusan.
- Kontraktor wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi ,
atas biaya Kontraktor.
Pasal 7
PEKERJAAN PLAFOND

7.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penyisipan rangka furing dan penutup plafond sesuai dengan detail yang
ditunjukkan dalam gambar.
7.2. Persyaratan Bahan :
- Penutup plafond merupakan gypsumboard tebal 9mm sesuai dengan detail gambar.

7.3. Syarat-syarat pelaksanaan


- Untuk pekerjaan plafond dilaksanakan harus sesuai dengan gambar

Pasal 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1. Pengecatan Dinding


a Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar.
b Persyaratan bahan :
- Bahan Cat : Dari produk dalam negeri seperti JOTUN, DANAPAINT, NIPPON PAINT atau
merk lain yang setara
- Warna : sesuai petunjuk direksi teknis/konsultan pengawas.
- Cat Dasar : Produk JOTUN, DANAPAINT, NIPPON PAINT, dilanjutkan dengan lapisan
kedua yang kekentalannya sesuai standard.
- Pengencer : Air bersih sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
- Pengeringan : Minimum 4 (Empat) jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
e. Syarat pelaksanaan :
- Bahan-bahan sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya kepada Tim Teknis untuk
mendapat persetujuan.
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata,kering dan bersih dari segala
kotoran.
- Lapisan plamur setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
- Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan yang tidak dapat dilakukan
dengan roller dapat digunakan kuas halus/baik.
- Setiap kali lapisan cat dilakukan harus dihindari pekerjaan – pekerjaan sekelilingnya selama cat belum
dianggap kering.

Pasal 9
RAPAT DAN LAPORAN

9.1. Rapat Lapangan


Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat Lapangan (Site Meeting) di Ruang Rapat
Tim Teknis Lapangan dipimpin langsung oleh Tim Teknis.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat antara lain:
a. Kemajuan pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam Laporan Mingguan.
b. Perihal Administrasi Proyek.
c. Hal-hal Teknis (Penjelasan Gambar/Spesifikasi serta instruksi Tim Teknis dan Pemberi Tugas)
d. Koordinasi Pekerjaan
e. Seluruh hasil rapat ditulis dalam satu Risalah Rapat dan masing-masing peserta rapat menerima satu berkas
risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan control bagi pelaksanaan pekerjaan.

9.2. Laporan – Laporan


Pemborong harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan gambaran dan catatan singkat
dan jelas mengenai :
a. Taraf berlangsungnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan
b. Catatan dari Pemberi Tugas / Tim Teknis / Konsultan Pengawas yang telah disampaikan secara tertulis
maupun lisan
c. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan yang masuk.
d. Hal ikhwal mengenai pekerjaan.
e. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
f. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada. Setiap Laporan harian pada hari
dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh pengawas harian dari konsultan pengawas.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk keadaan opname dan berdasarkan
laporan harian ini,oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
a Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam satu minggu serta perbandingannya
dengan schedule yang sepakati.
b Prestasi fisik yang dicapai,dibandingkan dengan program, dan dibandingkan dengan
mingu sebelumnya dalam suatu curva ``S``
c Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga,bahan dan peralatan serta
rencana penangulanganya.
d Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
e Instruksi –instruksi, teguran-teguran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dari Pemberi Tugas,Tim Teknis dan Konsultan Pengawas serta solusinya.

PENUTUP

1. Seluruh pekerjaan harus diselesikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat. Pekerjaan
yang tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat,akan
dijelaskan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemborong wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan ini.
4. Penborong wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan dan kotoran lain sekitar
bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam Bestek dan Gambar akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing)

Medan, November 2021

Anda mungkin juga menyukai