Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI DAN SYARAT TEKNIS

BAGIAN I. PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN


A. SYARAT — SYARAT UMUM DAN TEKNIS
1. PERSYARATAN UMUM
a. Spesifikasi Umum
1) Kontraktor diwajibkan mempelajari seluruh Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan Teknis.
2) Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpangsiuran
informasi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
2) Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.
3) Mengadakan pengamanan, Konsultan Pengawas/Direksi dan pemeliharaan terhadap
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
4) Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
5) Pekerjaan struktur beton antara lain kolom, balok, sloof, ring balok dan lain-lain
sebagaimana dalam lingkup pekerjaan.

c. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan
keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di
atas tidak dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/mengklaim biaya
maupun waktu pelaksanaan.

d. Shop Drawing
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat dan mengajukan shop
drawing kepada Konsultan Pengawas untuk diperoleh persetujuan dan pemeriksaan,
pada kondisi khusus diperlukan persetujuan tambahan dari konsultan perencana.
2) Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

e. Ukuran
1) Pada dasarnya semua ukuran sesuai dokumen Gambar Kerja.
2) Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaaan,
antara lain :
1) SNI 1726 -2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
2) NI-2 PBI-19711 Perataran Beton Indonesia (1971).
3) SKSNI T-15 -1991 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung.
4) PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
5) NI-3 PMI PUBBI Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
6) NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
7) SKSNI S-05 - 1990 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan.
8) NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
9) NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
10) PUIL-2000 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
11) Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.

g. Syarat Bahan
1) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baru, baik dan
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta.
2) Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
3) Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi

h. Persyaratan
Pekerjaan Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan/atau khusus sesuai
intruksi Pabrik.

i. Pelaksanaan Pekerjaan
1.) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar Kerja dan
melakukan pengukuran kondisi lapangan.
2.) Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di lapangan harus tepat
sesuai Gambar Kerja.
3.) Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas/Direksi/sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
4.) Kontraktor tidak boleh meng-claim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi kerusakan
suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus memperbaikinya
sesuai dengan keadaan semula.

j. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali


1.) Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada/existing di Lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya
yang masih berfungi dan kabel bawah tanah.
2.) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk
pekerjaan lain, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan
pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus
ini, Kontraktor tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah.
3.) Kontraktor wajib melapor kepada Konsultan Pengawas/Direksi sebelum melakukan
pembongkaran/pemindahan segala sesuatu yang ada di lapangan.

2. PERSYARATAN TEKNIS
a. Administrasi teknis dokumentasi persiapan
1.) Pekerjaan ini termasuk pengurusan Jamsostek dan pengadaan K3 beserta
kelengkapannya.
2.) Dokumentasi dari dimulainya pekerjaan sampai berakhimya pekerjaan, dan am masa
pemeliharaan.(dalam progres 0%, 50% dan 100%).
3.) Pengadaan gambar shop drawing dan as built drawing pekerjaan fisik yang dilaksanakan.
4.) Laporan lain yang menunjang dan diperiukan sebagai kelengkapan data pelaksanaan
pekerjaan.

b. Pekerjaan Sarana Tapak


1) Penyediaan air dan listrik kerja.
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Konsultan Pengawas/ Direksi. Listrik untuk bekerja harus disediakan
Kontraktor.
2) Papan Nama Proyek
Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama proyek sesuai dengan standar
yang berlaku . Penempatan papan nama proyek akan ditentukan kemudian.

c. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan.
a) Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari tapak terhadap semua hal
yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, tidak akan digunakan lagi
maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
b) Hasil pembongkaran/pembersihan harus dikumpulkan dan menjadi hak milik
Pemberi Tugas. Serah terima akan diatur oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
2) Pekerjaan penentuan Peil P + 0.00.
3) Pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
4) Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
a) Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun
yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau
cacat. Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan di lingkungan proyek.
b) Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem
yang ada, dengan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi terhadap
kerusakan/ cacat karena :
 Pembongkaran yang terpaksa dilakukan.
 Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN
a. Daerah kerja akan diserahkan kepada kontraktor (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan kontraktor dianggap mengetahui benar-
benar mengenai:
1) Letak bangunan yang akan dikerjakan.
2) Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dan pengesahan kepada direksi/pengelola pekerjaan.
c. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan.
d. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus meneliti setiap gambar dan
spesifikasi teknis pekerjaan dan membuat shop drawing.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN ADALAH PEMBANGUNA KAMAR MANDI DAN


WC BUMI PERKEMAHAN TAHUN ANGGARAN 2023
Secara umum item pekerjaan yang dikerjaan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan pondasi batu kali
b. Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang.
c. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan.
d. Pekerjaan Penutup Atap Genteng Ringan.
e. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
f. Pekerjaan Kusen, Pintu dan jendela
g. Pekerjaan Penutup Lantai.
h. Pekerjaan Pengecatan.
i. Pekerjaan Sanitair
j. Pekerjaan Elektrikal dan Plumbing.
3. KOMPONEN KONSTRUKSI BANGUNAN TERSEBUT SECARA GARIS BESAR SEBAGAI BERIKUT :
No Komponen Uraian Pekerjaan Material Spesifikasi
1. Kerangka Struktur Rangka Utama Rangka struktur beton Beton Kolom, Sloop,
bertulang Balok, dan Plat dak mutu
K-175
Tulangan beton Besi beton Dia < 12mm BJTP-24
(fy=240Mpa)
Begisting Rangka begesting Papan pinus, kayu kelas Ill
menggunakan kayu
Penutup begesting
menggunakan
multiplek
2. Konstruksi Atap Rangka Atap Rangka Atap Baja Baja Ringan Profil C75
Ringan
3. Penutup Atap Genteng dan Genteng Metal Roof Genteng Metal Roof lapis
bubungan pasir
penutup atap
4 Dinding Bata Pasangan Dinding Dinding tembok bata Produk bata merah lokal.
Merah Bangunan. diplester dan aci,
finish cat.
Plesteran. Speci campuran pasir Perbandingan speci
dan PC plesteran tasram dan
beton 1pc : 4ps, plesteran
biasa 1pc : 6ps
Acian Semen Gresik
5. Kusen Pintu, Kusen Pintu, Kusen kayu 6/12 Kayu kampas 6/12
Jendela dan Jendela dan
Bouven Bouven
Daun Pintu Daun pintu rangka Kayu kampas
dan panil kayu
6. Kaca Kaca menggunakan Kaca bening t = 5 mm
kaca bening tebal 5
mm sesuai gambar.
7. Pengecatan Pengecatan Dinding eksterior dan Produk cat sekualitas
Dinding interior metrolite.
8. Pelapis Lantai Pemasangan Keramik Iantai 30x30 Produk keramik sekualitas
Keramik Lantai cm unpolished Mulia
dan Dinding
9. Plumbing Pengadaan, PVC pipe class AW Sekualitas Triliun
pemasangan dan
pengujian
instalasi plumbing
10. Panel, Lampu, &  Kabel instalasi Sekualitas Prima, Eterna.
instalasinya. kabel NYM 3x1,5 Sekualitas Broco, Philip,
mm2 Panasonic
 Saklar, Stop
Kontak, Bola
lampu
11. Cover Uditch Penutup saluran  Type 500x600 LD Sekualitas Samudra Jaya
lingkungan K-350 Beton
lavatory

12. Cover Uditch Penutup saluran  Type 600 x 600 HD Sekualitas Samudra Jaya
Batu Kali K-350 Beton

4. SYARAT PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat-syarat dan uraian dalam RKS ini, gambar
tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara petunjuk serta perintah
Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal
ini adalah pekerjaan pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun
demikian semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Perbedaan ukuran Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara
lain:
1) Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang Skala lebih besar.
2) Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk/penjelasan
dari PPK/Pengguna Anggaran.
3) Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan, maka
yang mengikat adalah bestek. Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/Direksi atau dapat persetujuan sebelum
dilaksanakan.

C. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
diharuskan mengembalikan seperti semula. Untuk itu diharapkan Kontraktor minta ijin
kepada Pengguna Anggaran/PPK setempat untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.

D. AIR KERJA
Kontraktor harus menyediakan air untuk keperluan pembangunan. Air harus bersih, dan
tidak berwarna, tidak berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa maupun cara-
cara lain yang memenuhi syarat.

E. UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan
lapangan.
3. Di bawah Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan membuat titik duga.
Penempatan titik duga akan ditentukan kemudian yang akan dipakai sebagai ukuran ±
0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.

F. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar.
2. Peraturan - Peraturan
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang terdapat di peraturan-peraturan berikut :
• SNI-03-2847-2002, Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
• SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar
• SNI 03-4810-1998, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di
Lapangan
• SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
• SNI 03-2492-1991, Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti
• SNI 03-3403-1994, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Intl
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI - 1971 (NI - 2)
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PBUI - 1982)
• Peraturan daerah setempat.
• Peraturan - peraturan lain yang relevan.
b. Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan dengan ketepatan dan sesuai
dengan RKS, gambar kerja dan instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Setiap saat Konsultan Pengawas/Direksi berhak untuk merneriksa setiap pekerjaan
Kontraktor.
d. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar-gambar rencana,
peraturan-peraturan yang berlaku dan kaidah-kaidah teknis harus diperbaiki atau
diganti atas biaya dari Kontraktor
e. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat shop drawing
pembesian, detail-detail yang berhubungan dengan gambar-gambar kerja lain dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Sebelum tiap tahap pekerjaan beton dimulai, Kontraktor berkewajiban untuk
mengajukan izin bekerja yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
g. Semua material yang dipakai harus merupakan material baru dengan kualitas
terbaik dari yang telah ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan semua material yang tidak disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Kontraktor
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
h. Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan tenaga ahli yang trampil dan cukup
serta alat-alat yang baik dan cukup untuk memenuhi jadwal pelaksanaan yang
sudah disetujui
i. Cara-cara pelaksanaan dan detail-detail konstruksi harus dilaksanakan sesuai
dengan Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
SNI-03-2847-2002 dan/atau PBI-1971. Hal-hal tersebut antara lain: lantai
kerja/pemotongan dan pembengkokan tulangan, pemasangan tulangan,
pelaksanaan pengecoran dan perawatan, penutup beton, kait dan bengkokan,
panjang penyaluran dan sambungan.

3. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi
syarat-syarat dari jenis Portland Cement sesuai dengan SNI 15-2049-1994, atau
sekualitas Gresik
2) Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
3) Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterima
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 zak.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat ditolak
penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas biaya Kontraktor.
5) Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen
yang digunakan pada perancangan proporsi campuran
6) Kontraktor harus menyimpan semen di tempat penyimpanan yang baik dan
memenuhi syarat. Semua semen yang telah menunjukkan indikasi rusak
dan/atau tercemar (menggumpal, mengeras, tercampur dengan kotoran, kena
air, atau lembab) tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek atas biaya Kontraktor

b. Pasir
1) Pasir yang digunakan adalah pasir lokal
2) Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh besar dari 5%.
3) Pasir harus memenuhi persyaratan PBI 1971 atau SNI 03-2847- 2002

c. Agregat
1) Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat:
 Semua agregat yang digunakan harus memenuhi syarat SNI 03-2458-1991
dan/atau PBI-1971.
 Bebas dari tanah/tanah hat (tidak bercampur dengan tanahltanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya)
2) Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed stone)
yang mempunyai susunan gradasi yang baik padat dan cukup keras. Agregat
halus yang digunakan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan
terhadap berat kering).
3) Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalah 3 cm dan ukuran
agregat kasar tersebut tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan
4) 2 minggu sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus menguji contoh-contoh
agregat sesuai dengan SNI 03-2458-1991 dan/atau PBI-1971.
5) Kontraktor harus menjaga semua pengiriman agregat dari satu sumber untuk
setiap agregat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi hingga
sebanyak 50 ton atau sewaktu-waktu diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi
atas biaya Kontraktor
6) Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa boleh
terjadi segregasi dari butir-butir penyusunnya. Timbunan agregat harus
diletakkan di atas lantai dari beton kurus dan dibatasi oleh dinding kayu keras
serta harus dijaga terhadap pencampuran atau pencemaran dari kotoran atau
material lainnya. Selain itu Kontraktor juga harus menyediakan sistem drainage
yang baik di sekitar timbunan agregat sehingga timbunan agregat tidak
terpendam air.
7) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil mix
design, kadar air dari agregat harus sesuai secara periodik diuji terutama kalau
terdapat indikasi bahwa kadar air agregat sudah berubah dari kondisi
sebelumnya.
8) Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori.

d. Air
1) Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai dengan
rekomendasi laboratorium dan persyaratan SNI 03-2458-1991 dan/atau PBI-
1971.
2) Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
terlebih dahulu dan tidak boleh mengandung asam alkali , minyak, dan zat
organis yang dapat merusak beton dan tulangan (Ph 7-8).
3) Tempat penampungan (bak) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar bahan-
bahan yang dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak penampungan
tersebut.
e. Bahan Pencampur/Admixture/Adittive
1) Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada proyek ini
tidak memerlukan bahan pencampur. Oleh karena itu Kontraktor tidak boleh
menggunakan bahan pencampur kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Perencana dan atau Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Untuk melengkapi pengajuan izin penggunaan bahan pencampur beton,
Kontraktor harus mengadakan percobaan perbandingan berat dari penambahan
bahan campuran tersebut dan diuji tekan contoh-contoh beton pada umur 3, 7,
14, dan 28 hari di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Semua hasil uji tersebut di atas harus disertakan pada pengajuan izin
penggunaan bahan pencampur beton.

4. Pembuatan Beton
a. Mutu beton dan campuran beton rencana.
1) Seluruh beton polos (tidak bertulang) non-struktural seperti rabat dan Iantai
digunakan mutu beton Bo (1pc:3ps:5kr). Untuk struktur kolom, sloop, balok,
ring balok dan plat dak atap menggunakan mrti beton K-175, secara dengan
minimal fc = 15 Mpa, dan dites, baik kuat tekan beton maupun kuat tarik besi
tulangan
2) Untuk mencapai mutu beton tersebut diatas, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat campuran beton rencana (mix-design) paling lambat 4 minggu
sebelum pekerjaan beton dimulai. Kontraktor harus membuat masing-masing 3
benda uji dan diuji pada umur 7 dan 28 hari.
3) Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti PBI ayat 4.6 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5
4) Kandungan semen dalam campuran beton memenuhi syarat minimal standar
resmi SNI yang berlaku , terutama untuk pelat atap.

b. Pengujian Beton
1) Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, tempat dan semua
peralatan untuk melakukan semua uji beton dibawah ini, yaitu :
a) Uji Slump
b) Uji Silinder Beton diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, atau kubus
c) Hammer Test, jika diperlukan
2) Pengujian Slump beton harus dilaksanakan berdasarkan PBI-1971 dengan
batasan nilai slump maksimum sebagai berikut :

Konstruksi Beton Maksimum Minimum


Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak bertulang 12,00 8,00
Pondasi telapak tidak bertulang dan konstruksi 10,00 8,00
dibawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 14,00 8,00
Pembetonan massal 10,00 8,00

Untuk beton dengan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai


maksimum 1,5 cm.

3) Test Silinder Beton atau kubus beton (Pengujian Mutu Beton).


a) Konsultan Pengawas/Direksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
membuat benda uji silinder dari adukan beton yang dibuat, dengan jumlah
sesuai dengan peraturan beton bertulang yang berlaku.
b) Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
c) Pengujian.
 Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian pengujian susut (slump) dan
pengujian tekan (Crushing test).
 Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka
kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai,
dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika
pengujian tekanan gagal maka perbaikan-perbaikan atau langkah-
langkah yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti prosedur-
prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya Kontraktor.
d) Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
e) Benda uji silinder atau kubus harus ditandai dengan suatu kode yang
menunjukkan tanggal pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan
lain-lain data yang perlu dicatat.
f) Semua benda uji silinder atau kubus harus di test di laboraturium bahan
bangunan dan tempat pengetesan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
g) Laporan asli hasil Percobaan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi segera sesudah selesai percobaan.
h) Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/ Direksi
i) Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan
tersebut menjadi tanggung awab Kontraktor
j) Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton,
tidak boleh kurang dari dua benda uji dan harus diuji pada umur 7 dan 28
hari.
k) Kalau digunakan pompa beton (concrete pump), pengambilan khusus harus
dilakukan dilokasi pengnecoran setelah beton melewati ujung pipa pompa
beton.
l) Setiap Benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian ujung pipa
mana beton diambil
m)Prosedur pengambilan silinder beton sesuai dengan SNI 03- 4810-1998
n) Kontraktor harus membuat laporan Iengkap mengenai hasil test khusus yang
disertai evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya dan disampaikan pada
Konsultan Pengawas/ Direksi.
o) Bila dianggap perlu, maka Kontraktor harus melakukan uji tambahan atas
biaya Kontraktor sendiri.

5. Pekerjaan Bekesting (Cetakan)


a. Bahan
1) Bahan-bahan yang dapat dipakai untuk bekesting adalah kayu kelas III dan
multiplek (tebal 9 mm). Sedangkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
acuan penyangga adalah kayu atau tiang/pipa logam. Sebelum memakai suatu
bahan sebagai bekesting atau acuan, Kontraktor harus mengajukan izin ke
Konsultan Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
2) Penggunaan bekesting Iebih dari 1 kali tidak diizinkan kecuali kondisi begesting
masih sangat baik dan mampu menghasilkan permukaan beton yang sesuai
dengan spesifikasi. Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali harus mendapatkan
izin dari Konsultan Pengawas/ Direksi.

b. Pembuatan dan Pemasangan Bekesting


1) Sistem bekesting harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi, khususnya yang menyangkut jenis/dimensi bekesting dan
jarak acuan penyangga.
2) Bekesting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekesting harus halus
dan rata, tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang dan tidak boleh melendut.
Sambungan-sambungan pada bekesting harus diusahakan lurus dan rata dalam
arah horisontal dan vertikal
3) Khusus untuk struktur beton exposed atau struktur beton Iainnnya yang perlu
menggunakan minyak atau bahan sejenis pada bekesting, Kontraktor harus
mengoleskan minyak tersebut seperlunya dan harus menjaga agar minyak
tersebut tidak sampai mencemari batang tulangan dan sambungan konstruksi
4) Tiang-tiang penyangga vertikal harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau overstress
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani
5) Struktur tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa
sehingga konstruksi ini benar-benar stabil, kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban yang berada diatasnya selama pelaksanaan
beton
6) Semua tiang-tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah,
tetapi harus berpijak diatas balok kayu rata atau Iantai kerja dengan kokoh.
Selain itu semua tanah dasar di sekitar daerah penyangga harus dipadatkan
sampai cukup kuat untuk menahan beban diatasnya
7) Semua bekesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan
tidak tercemar oleh bahan-bahan yang dapat menurunkan mutu beton.

c. Pembongkaran Bekesting
1) Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur
(admixture/additive) khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting
harus didasarkan PBI-1971 dan hasil uji tekan beton.
3) Dengan adanya pembongkaran bekesting dan/atau acuan pada betor bangunan
tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun pembebanan yang
melebihi beban rencana.

6. Pekerjaan Pembesian dan Persiapan Pengecoran


a. Pembesian
1) Jenis dan mutu baja yang dipergunakan adalah baja ulir BJTD-40 (fy=400MPa)
untuk tulangan diameter lebih dari 12 mm dan baja polos BJTP-24 (fy=240MPa)
untuk tulangan berdiameter kurang atau sama dengan 12 mm.
2) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan, juga diambil 3
contoh percobaan tegangan dan regangan. Akan tetapi apabila selama
pelaksanaan ditemukan hal-hal yang meragukan, percobaan tegangan-
regangan harus dilakukan lagi. Selain itu Kontraktor juga wajib melakukan
percobaan tarik dan lengkung dingin sebanyak 1 set percobaan untuk besi
berdiameter > 12 MM.
3) Pajang contoh yang diambil adalah 1 m dan tiap batang besi diambil 3 buah
contoh.

b. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton.


1) Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat
pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak
menyimpang dari SNI-03-2847-2002 dan/atau PBI-1971.
2) Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Kontraktor
diwajibkan membuat Shop Drawing berupa penjabaran gambar rencana
pembesian struktur, rencana kerja pemotongan dan pembengkokan besi beton
untuk mendapatkan persetujuan.
3) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4) Pemasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan gambar detail
standard penulangan
5) Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat,
lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
6) Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, overlap,
letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar
penulangan.
7) Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat. Pembesian
harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi atau besi penggantung
lainnya sedemikian rupa sehingga rangkaian tulangan terpasang kokoh, kuat
dan tidak bergerak saat dilakukan pengecoran beton.
8) Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.
9) Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar.
10) Tulangan-tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama
pengecoran tidak berubah tempatnya. Untuk membantu penempatan tulangan
ini, Kontraktor harus memasang "beton tahu", "kaki ayam" (beton decking) dan
bahan pembantu lainnya secukupnya.
11) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua
kotoran-kotoran.
12) Sebelum besi tulangan dipasang, besi harus bebas dari kulit besi, karat, lemak
kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
13) Sambungan batang tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan. Semua
sambungan batang tulangan harus sesuai dengan ketentuan SNI-03-2847-2002
kecuali ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas/Direksi
14) Tebalnya selimut beton harus sesuai dengan SNI-03-2847-2002
15) Penggantian Besi
a) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
b) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau periu penyempurnaan
pembesian yang ada maka Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan
tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Usulan pengganti
tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
 Jumlah luas besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau pencapaian penggetar/vibrator.
 Tidak ada Pekerjaan Tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

7. Persiapan Pengecoran
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, Kontraktor harus membersihkan seluruh area
pengecoran, memeriksa dan memperbaiki lagi begesting dan pembesian yang masih
kurang sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan
desain gambar lain mengajukan izin dari Konsultan Pengawas/Direksi
b. Sebelum pengecoran, semua alat-alat pembuatan beton dan pengangkutan beton
harus dalam keadan baik dan bersih.
c. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor harus membasahi cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton sampai jenuh. Selain itu
semua bidang-bidang beton yang lama yang akan di cor harus di kasarkan terlebih
dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran-kotoran beton yang lepas dan
kemudian penyambungan bidang-bidang beton yang lama harus memakai lem
beton
d. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor harus membersihkan/membuang air yang
tergenang pada bekesting atau area pengecoran.

8. Pengecoran dan Perawatan Beton


a. Pengangkutan Beton
1) Pengangkutan harus cukup cepat sehingga beton tidak kering atau kehilangan
workabilitas atau plastisitas selama waktu yang digunakan antara mencampur
dan mencetak (mengecor)
2) Pengangkutan beton tidak boleh sampai menimbulkan segregasi pada adukan
beton ataupun kehilangan semen dan air
3) Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan
dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit
b. Pengecoran Beton
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton Kontraktor harus
mengajukan permohonan izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Permohonan izin pengecoran tersebut hanya boleh diajukan apabila pekerjaan
yang akan dicor tersebut sudah slap sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
3) Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan
lain dari luar.
4) Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
5) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (potongan kayu, ban, tanah da-
dan dibasahi dengan air semen.
6) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangnkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang akan
menyebabkan segregasi agregat.
7) Pengecoran harus dilakukan secara continue/tanpa berhenti. Adukan yang tidak
dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin
adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
c. Pemadatan Beton
1) Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang sesuai
selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan
2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos yaitu memperlihatkan
permukaan yang halus bila cetakan dibuka.

d. Curing dan Perlindungan Atas Beton.


1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran
air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 7 hari
dengan cara menutupi dengan karung basah, menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
3) Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki. Prosedur perbaikan beton yang
keropos harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi, dan
Kontraktor tidak dikenakan biaya tambahan untuk perbaikan tersebut.
e. Kualitas Pekerjaan Beton
1) Konsultan Pengawas/Direksi berhak menolak semua pekerjaan beton yang
tidak memenuhi syarat seperti :
a) Konstruksi beton keropos
b) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya yang tidak sesuai dengan gambar
c) Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan
d) Konstruksi beton berisikan kayu atau benda lain
e) Konstruksi beton yang mengalami cacat-cacat lainnya
2) Kekuatan beton harus sesai dengan persyaratan dalam SNI-03-2847-2002.
3) Perawatan beton
a) Selama proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan
penulangan tidak boleh terganggu atau menggalami pembebanan yang
dapat merusak struktur beton muda ini. Oleh kerena itu Kontraktor
dilarang menggunakan struktur beton yang masih muda umurnya untuk
tempat penimbunan material atau lalu lintas kerja (minimal 14 hari
umurnya).
b) Selama pengecoran Beton sampai umur beton berumur 24 jam harus
dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Dua jam setelah pengecoran beton, semua beton
harus selalu dalam keadaan basah, paling sedikit 7 hari dengan cara
dibasahi dengan air terus menerus.
c) Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama
perawatan untuk mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton
yang terlalu cepat.
d) Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air dan sama sekali bebas
dari unsur-unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna
beton.

9. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding


a. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom struktur hares diberikan penjangkaran
dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar minimum 60 cm di bagian dimana bagian
yang tertanam dalam bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm.
b. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari 9 m2 dan dinding
dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m harus diberi kolom-kolom praktis
dan ring-ring balok, dengan ukuran minimal 13 cm x 13 cm.
c. Tulangan kolom praktis/ring balok adalah 4 diameter 10mm dengan sengkang
diameter 8 mm jarak 20 cm.
d. Untuk listplank bata dan dinding-dinding lainnya yang tingginya > 3 m harus diberi
kolom praktis setiap jarak 3m dan bagian atasnya diberikan ring balok. Ukuran dan
tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada butir b.

BAGIAN III. PEKERJAAN ARSITEKTUR


A. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Umum
Lingkup pekerjaan pekerjaan galian tanah akan mencakup pada :
a. Galian tanah pekerjaan pondasi.
b. Pekerjaan galian tanah yang diperlihatkan pada gambar.
c. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan.
2. Pelaksanaan :
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dalam gambar dengan cara yang
sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
b. Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai
dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
d. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan
kering.
e. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi harus digali dan
ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Pengawas/Direksi Teknik,
disiram air dan dipadatkan.
f. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
g. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan
dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh
Direksi/Direksi Teknik. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
h. Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau
diubah sampai disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik.
i. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang bisa
lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-akar/bahan-
bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material yang disetujui oleh
Direksi/Direksi Teknik sampai padat.
B. PEKERJAAN URUGAN
1. Umum
Lingkup Pekerjaan urugan mencakup pada :
a. Urugan pasir di bawah pondasi
b. Urugan kembali tanah galian pondasi

2. Bahan
a. Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam
klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan).
b. Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-1-b
(Fragmen batuan kerikil dan pasir)
c. Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang
berlebihan

3. Pelaksanaan :
a. Urugan pasir dilaksanakan di bawah pondasi seperti tertera pada gambar. Urugan
harus dipadatkan.
b. Bahan urugan harus bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain- lainnya serta
dapat mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
c. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dan perkerasan harus sesuai dengan gambar
rencana.
d. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum
digali.
e. Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana
dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika
kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
f. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari galian pondasi kaki
kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan

C. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain
yang dianggap perlu.

2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang
dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
c. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 6 psr.
b. Pasangan batu belah tersebut harus dikerjakan dengan cara yang balk. Batu kali harus
keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan
sempurna, semua batu harus di pasting diatas lapisan adukan dan di cetak di
tempatnya sehingga tegak adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu
untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral.

D. PEKERJAAN RABAT BETON


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai yang
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai serta sesuai detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air. Lihat di pekerjaan beton.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan sub
lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah dikerjakan
dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan
telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang disebutkan/disyaratkan
dalam detail gambar.
f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi.

E. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pasangan bata merah 1Pc : 6Ps
b. Plesteran dinding spesi 1Pc : 6Ps
c. Plesteran beton spesi 1Pc : 4Ps
d. Pembuatan sponeng-sponeng dan tali air.

2. Persyaratan Pekerjaan :
a. Pasangan batu bata.
1) Spesifikasi Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 6Ps untuk semua
pasangan batu bata.
2) Metode Pelaksanaan
• Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
• Pasangan batu bata dilakukan bertahap setinggi 1 meter ditunggu sampai
kuat betul minimal 1 hari untuk pasangan berikutnya.
• Batu bata yang kurang dari 1/2 (setengah) tidak boleh dipasang kecuali
pada bagian-bagian yang membutuhkan sebagai pengisi kekurangan.
• Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang
menempel dengan beton tidak boleh tembus pandang
• Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.

b. Plesteran
1) Bahan : Semen, menggunakan Produk dalam negeri yang sesuai SNI atau
sekualitas Tigaroda, Gresik dan Holcim dan Pasir Beton/ Pasang ex. Pasir lokal
Kualitas sesuai SNI
2) Spesifikasi campuran, menggunakan campuran 1Pc : 6Ps.
3) Metode Pelaksanaan
• Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air
secara merata agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
• Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan
terlebih dahulu. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus tercampur
merata sehingga plesteran tidak terlihat pecah-pecah.
• Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1
cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
• Plesteran harus digosok berulang-ulang sampai benar-benar rata dan
padat dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan
hasil halus dan rata.
• Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan
campuran 1Pc : 6Ps, semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang
yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus
lurus dan baik.

F. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Keramik lantai ukuran 30x30 unpolished sesuai gambar
b. dinding 30x60 sesuai gambar
c. Spesifikasi keramik yang dipasang sekualitas Platinum, Asia atau sesuai persetujuan
owner

2. Persyaratan Bahan
a. Keramik lantai dan keramik dinding yang digunakan sekualitas Platinum, Asia atau
sesuai persetujuan owner
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan, pemborong harus mengajukan contoh bahan
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Adukan dengan perbandingan 1PC : 4 PS dipakai untuk pemasangan lantai diatas
landasan yang sudah stabil dalam ketebalan adukan maksimal 5 cm.
d. Lantai rabat beton memakai adukan beton 1PC: 3PS : 3KR tebal 5 cm.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu di rendam dalam air. Pengisian
siar-siar harus merata/padat. Setelah dibersihkan dari kotoran, pengkolotan lantai
dapat dilakukan dengan semen warna atau sesuai petunjuk.
b. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik
dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor. Lantai yang sudah
terpasang harus dipel dan dibersihkan.
c. Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir.
d. Seluruh rongga pada permukaan keramik bagian belakang harus terisi dengan adukan
sewaktu dipasang
e. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk rtaupun siar-siar harus lurus. Lebar siar harus
sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm
f. Persyaratan pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
g. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, granite dan keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
h. Lantai rabat dipasang di atas pasir urug (5 cm), satu dengan elemen lainnya harus
dipisah. Ketebalan rabat beton minimal 5 cm atau sesuai garnbar dan difinish dengan
pukulan sapu lidi.

G. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok
tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.
b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan untuk pintu dan jendela menggunakan kaca dengan merek
sekualitas Tossa, Mulia, Asahi atau setara.
b. Semua kaca yang digunakan adalah kaca berkualitas baik dan sesuai gambar kerja.
c. Jenis kaca yang digunakan adalah kaca bening 5 mm serta ketebalan lain sesuai
gambar.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, persyaratan
persyaratan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus.
c. Ukuran, tebal, dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi
teknis atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
1) Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut.
2) Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus
diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
3) Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm batas
garis sambungan dengan kaca.
f. Kualitas Pekerjaan
1) Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun
skrup.
2) Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
3) Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
4) Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari kerusakan dan
benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui.
5) Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
memperbaiki sampai pekerjaan selesai.

H. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penutup atap termasuk pemasangan bubungan, flashing dan/atau
seperti tercantum dalam gambar kerja. Rangka atap menggunakan konstruksi atap baja
ringan, dan penutup atap menggunakan atap multiroof lapis gravel.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan konstruksi rangka atap baja ringan Profit C75 dan reng baja ringan
b. Bahan penutup atap genteng metal metalroof lapis gravel.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan bahan rangka kuda-kuda, reng dan penutup atap sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh pabrik.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga teriatih disertai supervisi dari pihak pabrik atau
distributor.
c. Pemasangan menggunakan accessories (screw, d11) dari produk yang sama dari
bahan yang akan dipasang.

I. PEKERJAAN CAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang dinding exterior, interior, dan
plafond seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat lisplank

2. Persyaratan Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton expose, kayu yang tampak
ter-expose dan plafond dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Metrolite
b. Cat-cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam
kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang
utuh.
c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu/besi digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
e. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang diencerkan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumnya digosok memakai kain yang
dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan
roler minimal 20 cm sampai balk atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Kayu/Besi Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi
setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan
minimum 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan diatur ketika keadaan mendung
dan hujan tidak diperkenankan. Bahan yang digunakan sekualitas Mowilex, Dana
paint, atau atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam
PBBI 1961.

J. PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua toilet, janitor dan
urinal yang ada dalam pekerjaan ini yang lokasi penempatannya ditunjukkan dalam
gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
Merk yang dipakai adalah sekualitas Amerika Standart, INA atau setara. Bahan, type dan
merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukkan oleh gambar detail rencana yang
dibuat oleh Perencana.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
b. Sanitair harus terpasang dengan baik, sempurna, dan kokoh, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam petunjuk pemasangan produk sanitair bersangkutan dan
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua sistem dari Sanitair harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
d. Kontraktor harus menjaga pekerjaan Sanitair yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
e. Hasil pekerjaan pemasangan Sanitair harus dapat berfungsi dengan sempurna dan
tidak cacat.
f. Perbedaan letak/posisi plumbing yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor.
Dan semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.

BAGIAN IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


A. PEKERJAAN KELISTRIKAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pengadaan material,
pengadaan tenaga kerja dan pemasangan jaringan kabel instalasi listrik, pemasangan
lampu dan lain-lain.
2. Persyaratan Bahan
a. Kabel instalasi titik lampu dan stop kontak menggunakan kabel NYY 3x1,5 mm2
sekualitas eternal yang dimasukkan dalam pipa kondoit.
b. Lampu-lampu menggunakan sekualitas philiph, panasonic.
c. Stop kontak dan sakelar menggunakan sekualitas panasonic, Broco.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
b. Instalasi listrik dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standart PLN dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua sistem dari kelistrikan harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
d. Kontraktor harus menjaga pekerjaan ME yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
e. Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan ME harus dapat berfungsi dengan sempurna
dan tidak cacat.
f. Perbedaan letak/posisi pemasangan yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor. Dan
semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Perencana
dan Pemberi Tugas.
g. Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
h. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik yang juga harus disediakan oleh
Kontraktor.

B. PEKERJAAN PLUMBING
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Plumbing Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan
plumbing, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi
tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan instalasi Septic-tank dan resapan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor dan air bekas
sesuai gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plumbing.
4) Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.

b. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih


1) Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan utama yang diperlukan dalam
sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pemipaannya beserta alat bantunya.
2) Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi ke setiap peralatan sanitasi dan
lain-lain seperti yang tercantum dalam gambar.
3) Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
4) Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih
secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik,
sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.

c. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor dan Air Bekas


1) Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang
diperlukan dalam sistem pembuangan dari semua alat sanitasi yang ada ke
septictank dan resapan.
2) Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari setiap alat sanitasi sampai ke saluran
buangan air limbah.
3) Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.
4) Pengujian sistem pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem
plumbing air kotor dan air bekas secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu
sistem yang sempurna dan terpadu.

d. Pengadaan, Pemasangan Peralatan-peralatan dan Lain-lain


1) Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk lavatory dan ruang-ruang air
bersih serta pemasangan kran-kran untuk closed, wastafel, urinoir dan lain-lain.
2) Pengadaan dan pemasangan tangki air roof tank lengkap dengan alat bantunya.
Rooftank yang dipakai dari bahan fibreglass yang dilengkapi dengan alat
bantunya supaya bisa bekerja dengan baik dan ditambah floater stop dan
indikator-indikatornya
3) Pengadaan testing-testing dan commissioning dan pengecekan semua sistem
pekerjaan plumbing yang terpasang.
4) Melaksanakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan
plumbing ini antara lain
a) Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk
pemipaan, peralatan dan lain-lain.
b) Pekerjaan testing, cleaning, termasuk perbaikan akibat testing.
c) Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
d) Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung
jawab penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.

e. Persyaratan Bahan
a) Pipa air bersih dan air kotor menggunakan pipa PVC AW sekualitas WAVIN,
RUCIKA, MASPION, dengan dimensi diameter pipa dan pemasangannya sesuai
dengan gambar kerja
b) Peralatan sanitair seperti closed jongkok, closed duduk, urinoir menggunakan
sekualitas INA, AMSTAD
c) Kran air, shower, floordrain dan roofdain menggunakan dari bahan stainless steel
ex local sesuai persetujuan Direksi
d) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai
keahlian khusus dalam pekerjaannya
e) Instalasi plumbing dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna,
dan kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Semua sistem dari plumbing harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
g) Kontraktor harus menjaga pekerjaan plumbing yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
h) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan plumbing harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat
i) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku

BAGIAN IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


A. PEKERJAAN KELISTRIKAN
4. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pengadaan material,
pengadaan tenaga kerja dan pemasangan jaringan kabel instalasi listrik, pemasangan
lampu dan lain-lain.
5. Persyaratan Bahan
d. Kabel instalasi titik lampu dan stop kontak menggunakan kabel NYY 3x1,5 mm2
sekualitas eternal yang dimasukkan dalam pipa kondoit.
e. Lampu-lampu menggunakan sekualitas philiph, panasonic.
f. Stop kontak dan sakelar menggunakan sekualitas panasonic, Broco.

6. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
j. Instalasi listrik dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standart PLN dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
k. Semua sistem dari kelistrikan harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
l. Kontraktor harus menjaga pekerjaan ME yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
m. Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan ME harus dapat berfungsi dengan sempurna
dan tidak cacat.
n. Perbedaan letak/posisi pemasangan yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor. Dan
semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Perencana
dan Pemberi Tugas.
o. Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
p. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik yang juga harus disediakan oleh
Kontraktor.
q.
BAGIAN V. PEKERJAAN SALURAN
A. PEKERJAAN SALURAN GREFEL U 30
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Saluran ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran air
kotor sekeliling lavatory, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri
dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan Pasangan Bata sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan Grefel U 30 sesuai gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan Cover U-ditch type 500 x 600 LD K-350 sesuai
gambar rencana dan spesifikasi
4) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh pekerjaan
saluran.

b. Persyaratan Bahan
a) Pasangan Bata pemasangannya sesuai dengan gambar kerja
b) Grefel U-30 menggunkan produk lokal sesuai persetujuan direksi
c) Cover U-Ditch dengan spesifikasi K-350 sekualitas Samudra Jaya Beton
d) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta
mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaannya
e) Saluran dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Semua sistem dari saluran harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
g) Kontraktor harus menjaga pekerjaan saluran yang sudah selesai
dilaksanakan, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan
h) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan saluran harus dapat berfungsi
dengan sempurna dan tidak cacat
i) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku
B. PEKERJAAN SALURAN BATU BELAH
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Saluran ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran air
kotor sekeliling lavatory, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri
dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan Pasangan Batu Belah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan Cover U-ditch type 600 x 600 HD K-350 sesuai
gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh pekerjaan
saluran.

b. Persyaratan Bahan
1) Pasangan Batu Belah pemasangannya sesuai dengan gambar kerja
2) Cover U-Ditch dengan spesifikasi type 600x600 HD K-350 sekualitas Samudra Jaya
Beton
3) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai
keahlian khusus dalam pekerjaannya
4) Saluran dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan kokoh,
sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
5) Semua sistem dari saluran harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
6) Kontraktor harus menjaga pekerjaan saluran yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
7) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan saluran harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat
8) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku

Anda mungkin juga menyukai