b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Teknis.
2) Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.
3) Mengadakan pengamanan, Konsultan Pengawas/Direksi dan pemeliharaan terhadap
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
4) Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
5) Pekerjaan struktur beton antara lain kolom, balok, sloof, ring balok dan lain-lain
sebagaimana dalam lingkup pekerjaan.
c. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan
keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di
atas tidak dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/mengklaim biaya
maupun waktu pelaksanaan.
d. Shop Drawing
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat dan mengajukan shop
drawing kepada Konsultan Pengawas untuk diperoleh persetujuan dan pemeriksaan,
pada kondisi khusus diperlukan persetujuan tambahan dari konsultan perencana.
2) Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
e. Ukuran
1) Pada dasarnya semua ukuran sesuai dokumen Gambar Kerja.
2) Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaaan,
antara lain :
1) SNI 1726 -2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
2) NI-2 PBI-19711 Perataran Beton Indonesia (1971).
3) SKSNI T-15 -1991 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung.
4) PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
5) NI-3 PMI PUBBI Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
6) NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
7) SKSNI S-05 - 1990 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan.
8) NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
9) NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
10) PUIL-2000 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
11) Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia.
g. Syarat Bahan
1) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baru, baik dan
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta.
2) Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
3) Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi
h. Persyaratan
Pekerjaan Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan/atau khusus sesuai
intruksi Pabrik.
i. Pelaksanaan Pekerjaan
1.) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar Kerja dan
melakukan pengukuran kondisi lapangan.
2.) Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di lapangan harus tepat
sesuai Gambar Kerja.
3.) Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas/Direksi/sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
4.) Kontraktor tidak boleh meng-claim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi kerusakan
suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus memperbaikinya
sesuai dengan keadaan semula.
2. PERSYARATAN TEKNIS
a. Administrasi teknis dokumentasi persiapan
1.) Pekerjaan ini termasuk pengurusan Jamsostek dan pengadaan K3 beserta
kelengkapannya.
2.) Dokumentasi dari dimulainya pekerjaan sampai berakhimya pekerjaan, dan am masa
pemeliharaan.(dalam progres 0%, 50% dan 100%).
3.) Pengadaan gambar shop drawing dan as built drawing pekerjaan fisik yang dilaksanakan.
4.) Laporan lain yang menunjang dan diperiukan sebagai kelengkapan data pelaksanaan
pekerjaan.
c. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan.
a) Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari tapak terhadap semua hal
yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, tidak akan digunakan lagi
maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
b) Hasil pembongkaran/pembersihan harus dikumpulkan dan menjadi hak milik
Pemberi Tugas. Serah terima akan diatur oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
2) Pekerjaan penentuan Peil P + 0.00.
3) Pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
4) Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
a) Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun
yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau
cacat. Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan di lingkungan proyek.
b) Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem
yang ada, dengan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi terhadap
kerusakan/ cacat karena :
Pembongkaran yang terpaksa dilakukan.
Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN
a. Daerah kerja akan diserahkan kepada kontraktor (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan kontraktor dianggap mengetahui benar-
benar mengenai:
1) Letak bangunan yang akan dikerjakan.
2) Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dan pengesahan kepada direksi/pengelola pekerjaan.
c. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan.
d. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus meneliti setiap gambar dan
spesifikasi teknis pekerjaan dan membuat shop drawing.
12. Cover Uditch Penutup saluran Type 600 x 600 HD Sekualitas Samudra Jaya
Batu Kali K-350 Beton
4. SYARAT PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat-syarat dan uraian dalam RKS ini, gambar
tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara petunjuk serta perintah
Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal
ini adalah pekerjaan pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun
demikian semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Perbedaan ukuran Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara
lain:
1) Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang Skala lebih besar.
2) Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk/penjelasan
dari PPK/Pengguna Anggaran.
3) Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan, maka
yang mengikat adalah bestek. Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/Direksi atau dapat persetujuan sebelum
dilaksanakan.
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
diharuskan mengembalikan seperti semula. Untuk itu diharapkan Kontraktor minta ijin
kepada Pengguna Anggaran/PPK setempat untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.
D. AIR KERJA
Kontraktor harus menyediakan air untuk keperluan pembangunan. Air harus bersih, dan
tidak berwarna, tidak berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa maupun cara-
cara lain yang memenuhi syarat.
E. UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan
lapangan.
3. Di bawah Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan membuat titik duga.
Penempatan titik duga akan ditentukan kemudian yang akan dipakai sebagai ukuran ±
0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
3. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi
syarat-syarat dari jenis Portland Cement sesuai dengan SNI 15-2049-1994, atau
sekualitas Gresik
2) Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
3) Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterima
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 zak.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat ditolak
penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas biaya Kontraktor.
5) Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen
yang digunakan pada perancangan proporsi campuran
6) Kontraktor harus menyimpan semen di tempat penyimpanan yang baik dan
memenuhi syarat. Semua semen yang telah menunjukkan indikasi rusak
dan/atau tercemar (menggumpal, mengeras, tercampur dengan kotoran, kena
air, atau lembab) tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek atas biaya Kontraktor
b. Pasir
1) Pasir yang digunakan adalah pasir lokal
2) Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh besar dari 5%.
3) Pasir harus memenuhi persyaratan PBI 1971 atau SNI 03-2847- 2002
c. Agregat
1) Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat:
Semua agregat yang digunakan harus memenuhi syarat SNI 03-2458-1991
dan/atau PBI-1971.
Bebas dari tanah/tanah hat (tidak bercampur dengan tanahltanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya)
2) Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed stone)
yang mempunyai susunan gradasi yang baik padat dan cukup keras. Agregat
halus yang digunakan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan
terhadap berat kering).
3) Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalah 3 cm dan ukuran
agregat kasar tersebut tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan
4) 2 minggu sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus menguji contoh-contoh
agregat sesuai dengan SNI 03-2458-1991 dan/atau PBI-1971.
5) Kontraktor harus menjaga semua pengiriman agregat dari satu sumber untuk
setiap agregat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi hingga
sebanyak 50 ton atau sewaktu-waktu diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi
atas biaya Kontraktor
6) Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa boleh
terjadi segregasi dari butir-butir penyusunnya. Timbunan agregat harus
diletakkan di atas lantai dari beton kurus dan dibatasi oleh dinding kayu keras
serta harus dijaga terhadap pencampuran atau pencemaran dari kotoran atau
material lainnya. Selain itu Kontraktor juga harus menyediakan sistem drainage
yang baik di sekitar timbunan agregat sehingga timbunan agregat tidak
terpendam air.
7) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil mix
design, kadar air dari agregat harus sesuai secara periodik diuji terutama kalau
terdapat indikasi bahwa kadar air agregat sudah berubah dari kondisi
sebelumnya.
8) Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori.
d. Air
1) Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai dengan
rekomendasi laboratorium dan persyaratan SNI 03-2458-1991 dan/atau PBI-
1971.
2) Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
terlebih dahulu dan tidak boleh mengandung asam alkali , minyak, dan zat
organis yang dapat merusak beton dan tulangan (Ph 7-8).
3) Tempat penampungan (bak) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar bahan-
bahan yang dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak penampungan
tersebut.
e. Bahan Pencampur/Admixture/Adittive
1) Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada proyek ini
tidak memerlukan bahan pencampur. Oleh karena itu Kontraktor tidak boleh
menggunakan bahan pencampur kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Perencana dan atau Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Untuk melengkapi pengajuan izin penggunaan bahan pencampur beton,
Kontraktor harus mengadakan percobaan perbandingan berat dari penambahan
bahan campuran tersebut dan diuji tekan contoh-contoh beton pada umur 3, 7,
14, dan 28 hari di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Semua hasil uji tersebut di atas harus disertakan pada pengajuan izin
penggunaan bahan pencampur beton.
4. Pembuatan Beton
a. Mutu beton dan campuran beton rencana.
1) Seluruh beton polos (tidak bertulang) non-struktural seperti rabat dan Iantai
digunakan mutu beton Bo (1pc:3ps:5kr). Untuk struktur kolom, sloop, balok,
ring balok dan plat dak atap menggunakan mrti beton K-175, secara dengan
minimal fc = 15 Mpa, dan dites, baik kuat tekan beton maupun kuat tarik besi
tulangan
2) Untuk mencapai mutu beton tersebut diatas, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat campuran beton rencana (mix-design) paling lambat 4 minggu
sebelum pekerjaan beton dimulai. Kontraktor harus membuat masing-masing 3
benda uji dan diuji pada umur 7 dan 28 hari.
3) Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti PBI ayat 4.6 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5
4) Kandungan semen dalam campuran beton memenuhi syarat minimal standar
resmi SNI yang berlaku , terutama untuk pelat atap.
b. Pengujian Beton
1) Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, material, tempat dan semua
peralatan untuk melakukan semua uji beton dibawah ini, yaitu :
a) Uji Slump
b) Uji Silinder Beton diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, atau kubus
c) Hammer Test, jika diperlukan
2) Pengujian Slump beton harus dilaksanakan berdasarkan PBI-1971 dengan
batasan nilai slump maksimum sebagai berikut :
c. Pembongkaran Bekesting
1) Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur
(admixture/additive) khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting
harus didasarkan PBI-1971 dan hasil uji tekan beton.
3) Dengan adanya pembongkaran bekesting dan/atau acuan pada betor bangunan
tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun pembebanan yang
melebihi beban rencana.
7. Persiapan Pengecoran
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, Kontraktor harus membersihkan seluruh area
pengecoran, memeriksa dan memperbaiki lagi begesting dan pembesian yang masih
kurang sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan
desain gambar lain mengajukan izin dari Konsultan Pengawas/Direksi
b. Sebelum pengecoran, semua alat-alat pembuatan beton dan pengangkutan beton
harus dalam keadan baik dan bersih.
c. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor harus membasahi cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton sampai jenuh. Selain itu
semua bidang-bidang beton yang lama yang akan di cor harus di kasarkan terlebih
dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran-kotoran beton yang lepas dan
kemudian penyambungan bidang-bidang beton yang lama harus memakai lem
beton
d. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor harus membersihkan/membuang air yang
tergenang pada bekesting atau area pengecoran.
2. Bahan
a. Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam
klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan).
b. Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-1-b
(Fragmen batuan kerikil dan pasir)
c. Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang
berlebihan
3. Pelaksanaan :
a. Urugan pasir dilaksanakan di bawah pondasi seperti tertera pada gambar. Urugan
harus dipadatkan.
b. Bahan urugan harus bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain- lainnya serta
dapat mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
c. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dan perkerasan harus sesuai dengan gambar
rencana.
d. Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum
digali.
e. Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana
dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika
kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
f. Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari galian pondasi kaki
kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan
2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang
dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
c. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 6 psr.
b. Pasangan batu belah tersebut harus dikerjakan dengan cara yang balk. Batu kali harus
keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan
sempurna, semua batu harus di pasting diatas lapisan adukan dan di cetak di
tempatnya sehingga tegak adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu
untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral.
2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air. Lihat di pekerjaan beton.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan sub
lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah dikerjakan
dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan
telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang disebutkan/disyaratkan
dalam detail gambar.
f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Persyaratan Pekerjaan :
a. Pasangan batu bata.
1) Spesifikasi Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 6Ps untuk semua
pasangan batu bata.
2) Metode Pelaksanaan
• Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
• Pasangan batu bata dilakukan bertahap setinggi 1 meter ditunggu sampai
kuat betul minimal 1 hari untuk pasangan berikutnya.
• Batu bata yang kurang dari 1/2 (setengah) tidak boleh dipasang kecuali
pada bagian-bagian yang membutuhkan sebagai pengisi kekurangan.
• Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang
menempel dengan beton tidak boleh tembus pandang
• Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.
b. Plesteran
1) Bahan : Semen, menggunakan Produk dalam negeri yang sesuai SNI atau
sekualitas Tigaroda, Gresik dan Holcim dan Pasir Beton/ Pasang ex. Pasir lokal
Kualitas sesuai SNI
2) Spesifikasi campuran, menggunakan campuran 1Pc : 6Ps.
3) Metode Pelaksanaan
• Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air
secara merata agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
• Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan
terlebih dahulu. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus tercampur
merata sehingga plesteran tidak terlihat pecah-pecah.
• Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1
cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
• Plesteran harus digosok berulang-ulang sampai benar-benar rata dan
padat dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan
hasil halus dan rata.
• Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan
campuran 1Pc : 6Ps, semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang
yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus
lurus dan baik.
2. Persyaratan Bahan
a. Keramik lantai dan keramik dinding yang digunakan sekualitas Platinum, Asia atau
sesuai persetujuan owner
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan, pemborong harus mengajukan contoh bahan
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Adukan dengan perbandingan 1PC : 4 PS dipakai untuk pemasangan lantai diatas
landasan yang sudah stabil dalam ketebalan adukan maksimal 5 cm.
d. Lantai rabat beton memakai adukan beton 1PC: 3PS : 3KR tebal 5 cm.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu di rendam dalam air. Pengisian
siar-siar harus merata/padat. Setelah dibersihkan dari kotoran, pengkolotan lantai
dapat dilakukan dengan semen warna atau sesuai petunjuk.
b. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik
dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor. Lantai yang sudah
terpasang harus dipel dan dibersihkan.
c. Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir.
d. Seluruh rongga pada permukaan keramik bagian belakang harus terisi dengan adukan
sewaktu dipasang
e. Garis-garis tepi keramik yang terbentuk rtaupun siar-siar harus lurus. Lebar siar harus
sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm
f. Persyaratan pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
g. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, granite dan keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
h. Lantai rabat dipasang di atas pasir urug (5 cm), satu dengan elemen lainnya harus
dipisah. Ketebalan rabat beton minimal 5 cm atau sesuai garnbar dan difinish dengan
pukulan sapu lidi.
G. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok
tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.
b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca.
2. Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan untuk pintu dan jendela menggunakan kaca dengan merek
sekualitas Tossa, Mulia, Asahi atau setara.
b. Semua kaca yang digunakan adalah kaca berkualitas baik dan sesuai gambar kerja.
c. Jenis kaca yang digunakan adalah kaca bening 5 mm serta ketebalan lain sesuai
gambar.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, persyaratan
persyaratan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus.
c. Ukuran, tebal, dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi
teknis atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
1) Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut.
2) Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus
diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
3) Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm batas
garis sambungan dengan kaca.
f. Kualitas Pekerjaan
1) Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun
skrup.
2) Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
3) Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
4) Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari kerusakan dan
benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui.
5) Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan konstruksi rangka atap baja ringan Profit C75 dan reng baja ringan
b. Bahan penutup atap genteng metal metalroof lapis gravel.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan bahan rangka kuda-kuda, reng dan penutup atap sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh pabrik.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga teriatih disertai supervisi dari pihak pabrik atau
distributor.
c. Pemasangan menggunakan accessories (screw, d11) dari produk yang sama dari
bahan yang akan dipasang.
I. PEKERJAAN CAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang dinding exterior, interior, dan
plafond seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Mengecat lisplank
2. Persyaratan Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton expose, kayu yang tampak
ter-expose dan plafond dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Metrolite
b. Cat-cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam
kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang
utuh.
c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu/besi digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
e. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang diencerkan.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumnya digosok memakai kain yang
dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan
roler minimal 20 cm sampai balk atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Kayu/Besi Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi
setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan
minimum 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan diatur ketika keadaan mendung
dan hujan tidak diperkenankan. Bahan yang digunakan sekualitas Mowilex, Dana
paint, atau atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum didalam
PBBI 1961.
J. PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua toilet, janitor dan
urinal yang ada dalam pekerjaan ini yang lokasi penempatannya ditunjukkan dalam
gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
Merk yang dipakai adalah sekualitas Amerika Standart, INA atau setara. Bahan, type dan
merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukkan oleh gambar detail rencana yang
dibuat oleh Perencana.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
b. Sanitair harus terpasang dengan baik, sempurna, dan kokoh, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam petunjuk pemasangan produk sanitair bersangkutan dan
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua sistem dari Sanitair harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
d. Kontraktor harus menjaga pekerjaan Sanitair yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
e. Hasil pekerjaan pemasangan Sanitair harus dapat berfungsi dengan sempurna dan
tidak cacat.
f. Perbedaan letak/posisi plumbing yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor.
Dan semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
b. Instalasi listrik dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standart PLN dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua sistem dari kelistrikan harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
d. Kontraktor harus menjaga pekerjaan ME yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
e. Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan ME harus dapat berfungsi dengan sempurna
dan tidak cacat.
f. Perbedaan letak/posisi pemasangan yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor. Dan
semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Perencana
dan Pemberi Tugas.
g. Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
h. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik yang juga harus disediakan oleh
Kontraktor.
B. PEKERJAAN PLUMBING
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Plumbing Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan
plumbing, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi
tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan instalasi Septic-tank dan resapan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor dan air bekas
sesuai gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plumbing.
4) Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.
e. Persyaratan Bahan
a) Pipa air bersih dan air kotor menggunakan pipa PVC AW sekualitas WAVIN,
RUCIKA, MASPION, dengan dimensi diameter pipa dan pemasangannya sesuai
dengan gambar kerja
b) Peralatan sanitair seperti closed jongkok, closed duduk, urinoir menggunakan
sekualitas INA, AMSTAD
c) Kran air, shower, floordrain dan roofdain menggunakan dari bahan stainless steel
ex local sesuai persetujuan Direksi
d) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai
keahlian khusus dalam pekerjaannya
e) Instalasi plumbing dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna,
dan kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Semua sistem dari plumbing harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
g) Kontraktor harus menjaga pekerjaan plumbing yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
h) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan plumbing harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat
i) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku
6. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul
berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khusus dalam pekerjaannya.
j. Instalasi listrik dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam standart PLN dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
k. Semua sistem dari kelistrikan harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
l. Kontraktor harus menjaga pekerjaan ME yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
m. Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan ME harus dapat berfungsi dengan sempurna
dan tidak cacat.
n. Perbedaan letak/posisi pemasangan yang terjadi di lapangan, harus segera dilaporkan
ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop drawingnya oleh Kontraktor. Dan
semuanya harus diajukan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Perencana
dan Pemberi Tugas.
o. Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
p. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik yang juga harus disediakan oleh
Kontraktor.
q.
BAGIAN V. PEKERJAAN SALURAN
A. PEKERJAAN SALURAN GREFEL U 30
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Saluran ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran air
kotor sekeliling lavatory, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri
dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan Pasangan Bata sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan Grefel U 30 sesuai gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan Cover U-ditch type 500 x 600 LD K-350 sesuai
gambar rencana dan spesifikasi
4) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh pekerjaan
saluran.
b. Persyaratan Bahan
a) Pasangan Bata pemasangannya sesuai dengan gambar kerja
b) Grefel U-30 menggunkan produk lokal sesuai persetujuan direksi
c) Cover U-Ditch dengan spesifikasi K-350 sekualitas Samudra Jaya Beton
d) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta
mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaannya
e) Saluran dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan
kokoh, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
f) Semua sistem dari saluran harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
g) Kontraktor harus menjaga pekerjaan saluran yang sudah selesai
dilaksanakan, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan
h) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan saluran harus dapat berfungsi
dengan sempurna dan tidak cacat
i) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang berlaku
B. PEKERJAAN SALURAN BATU BELAH
1. Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Saluran ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran air
kotor sekeliling lavatory, sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri
dari, tetapi tidak terbatas pada :
1) Pengadaan dan pemasangan Pasangan Batu Belah sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
2) Pengadaan dan pemasangan Cover U-ditch type 600 x 600 HD K-350 sesuai
gambar rencana dan spesifikasi
3) Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh pekerjaan
saluran.
b. Persyaratan Bahan
1) Pasangan Batu Belah pemasangannya sesuai dengan gambar kerja
2) Cover U-Ditch dengan spesifikasi type 600x600 HD K-350 sekualitas Samudra Jaya
Beton
3) Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-
betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai
keahlian khusus dalam pekerjaannya
4) Saluran dan komponennya harus terpasang dengan baik, sempurna, dan kokoh,
sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
5) Semua sistem dari saluran harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
6) Kontraktor harus menjaga pekerjaan saluran yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan
7) Hasil pekerjaan pemasangan pekerjaan saluran harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat
8) Kontraktor harus melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap
perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku