BAB. I
SPESIFIKASI TEKNIS
1. U M U M
1.1. Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan
Adapun Judul Kegiatan pada pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi Pemborong untuk mengadakan claim.
d. Untuk pekerjaan Elektrikal dan Plumbing walaupun tidak disebutkan secara terperinci dalam RKS dan
gambar tentang peralatan pelengkap instalasi, Pemborong diwajibkan menyediakan / memasang
peralatan yang digunakan / diperlukan tersebut, sehingga instalasi dapat berfungsi sebagai mana
mestinya.
1.5 Kepengawasan dan Tenaga Lapangan
a. Pengawasan akan dilakukan oleh Pengawas / Direksi secara terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus menempatkan tenaga-tenaga yang berpengalaman
dalam bidangnya. Tenaga Profesional kontraktor dilapangan harus bersertifikat keahlian yang dikeluarkan
organisasi profesi yang sah.
c.
Pelaksana lapangan haruslah orang yang mampu bertindak sebagai wakil Pemborong untuk menerima
petunjuk dan segala perintah dari pihak Pengawas / Direksi untuk diterapkan pada pelaksanaan
pekerjaan serta mampu mengambil keputusan.
3. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah meliputi seluruh bagian yang dinyatakan dalam
Gambar Rencana dan RKS, berita acara aanwijing termasuk didalamnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. PEKERJAAN PERSIAPAN
5.1 Pekerjaan Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran
a.
Semua tanah dalam batas pembebasan tanah perlu diadakan pembersihan seperti yang ditentukan
Direksi, harus dibersihkan dari pohon-pohon, semak-semak, alang-alang, akar-akar pohon dan semua
bahan-bahan yang mengganggu harus dibuang dari tempat pekerjaan atas persetujuan Direksi.
b.
Pada umumnya hanya pohon-pohon yang akan mengganggu konstruksi yang dituntut oleh spesifikasi ini
untuk dibuang dan pohon-pohon sepanjang batas pembebasan tanah akan dibiarkan ditempat sampai
kemungkinan perluasan maksimal pohon-pohon yang dicabut harus dikumpulkan dilokasi yang telah
ditunjukan oleh Direksi.
c.
Bekas bahan bongkaran bangunan yang ada sekarang harus dibuang dari lokasi site dan tidak ada yang
tersisa dilapangan.
d.
Penumpukan bahan bekas bongkaran yang masih layak harus dilakukan dikoordinasikan dengan Bagian
Teknik /kepala kantor atau aparat yang ditunjuk untuk itu.
e.
Pemakaian bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan kecuali yang ditentukan sesuai gambar kerja
terlampir.
f.
Kerusakan yang terjadi akibat pekerjaan pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Lapangan / tapak bangunan harus dibersihkan dari akar pohon, semak belukar serta humus tanah dan
bahanbahan bekas bongkaran lainnya.
Persiapan Tapak bangunan meliputi Pengukuran dan penarikan as-as bangunan sesuai dengan gambar
rencana tapak, dilanjutkan dengan penentuan titik peil lantai.
Pekerjaan ini harus dikerjakan bersama/disaksikan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas serta
dibuatkan Berita acara Pemancangan / Penyerahan Lapangan.
Titik peil yang telah didapat dan disepakati harus dijaga agar tidak berubah.
yang akan digunakan serta cara-cara untuk mengatur kadar air dan bahan timbunan yang akan
digunakan.
b. Penimbunan harus dikerjakan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm tiap lapis dan
langsung dipadatkan. Tanah timbunan harus dibersihkan dari sampah dan kotoran organik lainnya.
c. Tinggi penimbunan harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja. Material penimbunan
harus memenuhi syarat dan disetujui oleh Pengawas/ Direksi.
6.3 Pekerjaan Pemadatan
a. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan pada gambar atau atas petunjuk Direksi,
harus dipadatkan pada suatu garis jalur tersusun padat dan berlereng seperti yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang ditetapkan oleeh Direksi.
b. Material yang dipadatkan harus ditimbun (dikumpulkan) dalam lapisan horizontal dengan tebal tidak
kurang dari 15 cm setelah dipadatkan dan distribusi material harus sedemikian rupa, sehingga
pemadataan material akan homogen dan bebas dari bentuk bergelombang, berkantong, retakan atau
ketidaksempurnaan.
7. PEKERJAAN PONDASI
7.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja dan bahan bahan material untuk
pekerjaan tersebut dan perlengkapannya, serta mesin mesin yang diperlukan.
b.. Yang termasuk dalam Pekerjaan Pondasi adalah :
Pekerjaan Pondasi Sumuran dan Pondasi Batu Kali Untuk Bangunan UPTD
Pekerjaan Pondasi Tapak Untuk Bangunan Hanggar
Pondasi Tapak dan Pasangan Batu Kali untuk Pagar Keliling
7.2 Persyaratan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pemasangan Pondasi Sumuran dan pasangan Batu kali pada Bangunan UPTD
2. Pemasangan Pondasi Tapak pada Bangunan Hanggar
3. Pasangan Tapak dan pondasi kali 1 Pc : 4 Psr pada Pagar Keliling
b. Persyaratan bahan
1. Batu Krekel Yang dipakai adalah Krekel yang memiliki fisikal keras berkulitas Baik .
2. Batu kali yang dipakai baik untuk pasangan aastampang /pasangan batu kosong maupun untuk pondasi
adalah batu kali dengan ukuran beragam sehingga pasangan tidak goyang.
3. Batu kali yang dipakai adalah batu kali yang memiliki fisikal yang keras dan padat serta tekstur permukaan
yang kasar sehingga daya lekat terhadap bahan adukan semen cukup tinggi.
4. Pasir untuk pasangan dipakai pasir yang berkualitas baik, serta bersih dari Lumpur,maupun bahan kimia
dan bahan organic lainnya.
5. Pasir tersebut harus memiliki butiran yang keras dan tajam.
6. Kerikil utnuk bahan coran beton dipakai kerikil yang bermutu baik, memiliki butiran-butiran yang padat,
keras dan tidak rapuh.
7. Jika dalam kerikil tersebut terdapat kerikil yang rapuh, seperti batu apung harus disingkirkanatau
dipisahkan dari kerikil yang baik.
8. Batu bata yang dipakai untuk pekerjaan pasangan poindasi batu bata adalah yang keras atau tidak rapuh.
9. Bentuk dan ukuran bata tersebut disesuaikan dengan yang ada di pasaran.
10. Untuk pondasi plat beton setempat baja tulangan yang dipakai adalah besi beton setara produksi Krakatau
Stell dengan diameter dfisesuaikan dengan gambar rencana,.
11. Jika diameter yang disyaratkan dalam bestek tidak didapatkan di pasaran maka harus diganti dengan
diameter terdekat, sehingga tidak mengurangi dimensi penulangan.
12. Baja tulangan yang dipakai adalah baja lunak dengan mutu standar (tegangan leleh karakteristik minimum
2400 kg/cm2.
c. Pedoman Pelaksanaan
Pondasi Sumuran .
Pondasi Sumuran dilaksanakan Pada Bangunan UPTD dengan Pelaksanaan sebagai berikut :
1 Pondasi sumuran terdiri dari sumuran dia. 100 cm dan poor ukuran sesuai gambar
2 Kedalaman galian sumuran harus disesuaikan dengan gambar dan pada dasar galian diberi beton kedap
air.
3 Sumuran diturunkan satu persatu dan diisi dengan cyclopen sampai mencapai ketinggian yang sesuai
dengan gambar kerja.
4 Pada kedalam 100 cm dari kepala sumuran diisi dengan besi beton dan beton K175 atau sesuai
gambar kerja.
5 Pada kepala sumuran dipasang poor dengan metoda pelaksanaannya sesuai dengan pelaksanaan
beton bertulang.
6 Sebelum pengecoran dimulai harus dipatikan bahwa bekisting betul-betul telah kuat dan kaku, besi
tulangan telah berada pada posisi yang benar sesuai dengan gambar kerja, serta beton deking telah
mencukupi sesuai kebutuhan.
7 Kayu bekisting digunakan kayu Klas III minimal papan tebal 2,50 cm atau triplek tebal 9 mm dengan
tulang-tulang kayu dengan ukuran minimal 4/6 cm yang cukup jumlah dan cukup kuat menahan beban
beton yang akan dicor. Untuk penyangga stutwerk digunakan kayu balok 5/7 cm yang cukup kuat dan
baik.
8 Bekisting harus dipasang rapi dan teliti sehingga sewaktu pembongkaran bekisting, beton yang telah
siap dicor menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit perataan / penghalusan.
9 Setiap kali pengecoran direksi harus tahu dan pengecoran harus dilakukan di bawah pengawasan
direksi.
Pondasi Tapak
a. Pekerjaan pondasi telapak merupakan pekerjaan kontruksi beton, dilaksananakan dengan
mutu
beton K.250 dan besi beton atau baja tulangan U.24 untuk besi dibawah dia. 12 mm dan U.32
untuk besi dia. 16 keatas
b. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap pojokpojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
c. Kedalamam galian tanah harus disesuaikan dengan gambar.
d. Sebelum pengecoran dimulai harus dipastikan bahwa bekisting betul-betul telah kuat dan kaku, besi
tulangan telah berada pada posisi yang benar sesuai gambar kerja serta beton deking telah
mencukupi sesuai kebutuhan.
e. Kayu bekisting digunakan kayu kelas III minimal papan tebal 2.5 cm atau triplek tebal 9 mm dengan
tulang-tulang kayu dengan ukuran minimal 4 / 6 cm yang cukup jumlah dan cukup kuat menahan
beban beton yang akan dicor. Untuk penyangga stutwerk digunakan kayu balo 5 / 7 cm yang cukup
kuat dan baik.
f. Bekisting harus dipasang rapi dan teliti sehingga sewaktu pembongkaran bekisting, beton yang telah
siap dicor menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit perataan/ penghalusan.
g. Setiap kali pengecoran Direksi harus tahu dan pengecoran harus dilakukan dibawah pengawasan
direksi.
Pondasi Batu Kali
Pondasi Batu Kali dilaksanakan pada Pondasi Pagar Keliling dan sebagian bangunan UPTD dengan
Pelaksanaan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu kali, berwarna abu-abu hitam, keras, tidak peraus.
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap pojok-pojok
galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setidaknya sedalam minimum 10 cm, disiram
dan diratakan dan diatasnya diberi aastampang batu kali pecah yang dipasang sesuai dengan gambar
kerja.
Pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 PC : 4 pasir pasang untuk kepala pondasi
digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 pasir , setinggi 20 cm, dihitung dari permulaan atas
pondasi.
Adukan harus mengisi setiap rongga diantara batu kali sedemikian rupa.
Untuk sloof diatas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 50 cm tiap 1 m dengan diameter besi
minimum 12 mm.
8.1.4
8.1.5
8.1.6
8.1.7
8.1.8
Semua Pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran, antara lain :
Pengajuan request yang dilengkapi lampiranya kepada direksi pengawas.
b. Pembuatan Mix design dilaboratorium beton berwenang (rancangan campuran beton) sesuai bahan
yang digunakan.
c. Pegujian mutu baja (uji kuat tarik) dilaboratorium berwenang
Pembuatan Cetakan dan stut werk.
Persiapan dan penyusunan tulangan dan stek-stek.
Pengecoran dan pengambilan benda uji.
Pemeliharaan beton ( curring concrete )
Pembukaan Cetakan.
f.
Apabila beton dibuat ditempat/proyek harus mengikut mix design laboratorium yang sebelumnya
dibuat berdasarkan bahan yang akan digunakan. Sertifikatnya harus diserahkan terlebih dahulu
kepada direksi.
g. Selama pelaksanaan pekerjaan beton berlngsung, kontraktor harus menempatkan seorang quality
kontrol beton untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan beton.
h. Takaran semua agregat halus maupun kasar dilakukan dalam satuan volume atau berat .
8.2.2
Semen
a.
b.
c.
d.
e.
f.
8.2.3
Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah jenis Portland
Composite Cement (PCC) yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dari merk yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Semen yang didatangkan keproyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantong-kantong
pembungkus harus utuh dan tidak terdapat sobekan-sobekan.
Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan
dan lembab udara dan tanah, semen ditumpuk didalamnya diatas lantai panggung kayu minimal 30
cm diatas tanah. Tinggi penumpukan maksimum 15 kantong, semen yang kantongnya pecah tidak
boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.
Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang dinilai mengeras harus
dikeluarkan dari proyek urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut
dilapangan. Sehingga untuk itu pemborong diharuskan menumpuk berkelompok-kelompok menurut
urutan tibanya dilapangan.
Semen yang umurnya lebih dari 3 bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai
untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural
Bila mana Direksi memandang perlu, pemborong harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
memeriksa dan melihat pakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya pemborong.
Agregat
Agregat halus (pasir) dan kasar (Krekel Split) harus dari bahan yang berkualitas baik dan memenuhi syarat dari
SNI 2847- 2013
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotorankotoran, zat-zat kimia organik dan unorganik dan yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja
tulang dan bersudut tajam.
b. Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel Prosentase lewat saringan.
Uk
Saringan ( mm )
10
2.5
1.2
0.6
0.3
0.15
100
90-100
80-100
50-90
25-65
10-35
2-10
c. Prosentase berat friksi butiran yang lebih halus dari 0.0074 mm, kotoran atau
lumpur
tidak
boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan
diatas, semua ketentuan
mengenai agrgat halus beton(pasir) pada
SNI 2847-2013 harus dipernuhi.
d. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang
pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.
Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari
kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan dan mutu beton maupun baja.
Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase Lewat Saringan berikut ini.
Uk
Saringan ( mm )
%
30
25
20
15
10
2.5
100
95-100
30-70
0-10
0-5
Air Kerja
a. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas dari zat-zat organik atau
atau unorganic yang terkandung dalam air sehingga dapat mempengaruhi kekuatan serta keawetan
beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin mutu air minum.
b. Air yang dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain harus mendapat
persetujuan dari direksi sebelum dipakai.
c. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja dilapangan untuk menjamin
kelancaran pekerjaan.
d. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu pemborong diperbolehkan membuat
sumur air bersih dalam daerah kerja sepanjang memenuhi persyaratan atas beban biaya pemborong.
8.2.5
Baja Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan
sambungan, penghentian, dibuat oleh kontraktor dan diajukan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan
seperti yang dicantumkan dalam gambar kerjadan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI,
1971 serta mempunyai Standar Nasional Indonesia.
b. Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U32 (ulir) untuk diameter sama dan besar dari dia. 16,
U24 untuk baja tulangan kecil dai dia. 16 (polos). Untuk menyatakan mutu baja harus berdasarkan uji
tarik di laboratorium yang legal.
c. Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan jika diameter
tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang persatuan lebar beton harus minimal sama
dengan luar penampang rencana, pemakaian besi banci tidak dibenarkan. Sebelum melakukan
perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan Direksi.
d. Baja tulangan yang dipakai adalah benar-benar dalam keadaan baru, dibentuk dengan teliti sesuai
dengan gambar kerja tanpa merusak bahan besi tersebut.
e. Jumlah besi tulangan/sengkang serta jarak penempatan harus sesuai dengan gambar kerja
terlampir.
f.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak antara
tulangan-tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut ( Beton deking ) sesuai dengan
gambar kerja atau atas petunjuk direksi.
g. Khusus untuk tebal selimut beton, adukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehinga
tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan untuk penyimpangan terhadap bidang horizontalnya adalah 5 mm.
h. Rangka tulangan untuk pelat dan balok harus didukung dengan beton pracetak, cakar ayam atau
penggantung sesuai dengan keperluannya.
8.2.6
Bekisting dan stut werk harus dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menyangga berat
campuran beton selama masa pengerasan, dengan tidak merubah bentuk dan ukuran beton
yang dimaksud.
b.
Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu kelas II. Apabila kayu yang akan
digunakan tidak sesuai dengan gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh dipasaran, maa
10
pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang
berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang disyaratkan, Direksi akan menilai
dan memberikan persetujuan secara tertulis.
8.2.7
c.
Pada kolom yang akan dipasang dinding batu bata harus diberi coakan selebar batu bata dengan
kedalaman yang tidak mempengaruhi selimut beton. Pada tiap-tiap jarak 60 cm setinggi kolom
dipasang stek besi 10 mm.
d.
Penyangga bekisting harus dibuat dari kayu yang kuat atau menggunakan steiger besi. Pemakaian
bahan lain sebagai penyangga harus seizin Pengawas / Direksi.
e.
Kayu penyangga pada bagian bawah harus diberi landasan dari balok kayu.
f.
Untuk Plat lantai beton Cetakan langsung dengan memakai Bondeck tebal 0,75 MM Sesuai
dengan gambar kerja
Syarat Pelaksanaan
a. Semua bagian struktur beton sebelum dicor harus diperiksa terlebih dahulu ketepatan posisi ukuran,
elevasi dan susunan Tulangan.
b. Bekisting harus dibersihkan dari segala bentuk kotoran yang bisa mempengaruhi bentuk serta kekuatan
beton.
c.
Adukan beton harus sesuai dengan adukan yang disyaratkan. Seluruh persiapan pengecoran harus
diperiksa dan disetujui oleh Pengawas / Direksi.
f.
Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan adanya penhentian
pengecoran (cold-joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan sebelumnya
sudah mendapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk pengamanan, pelindung
dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
g. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus memakai mesin
pengaduk.Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yag cukup untuk melayani volume pekerjaan
yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari minyak sebelum
dipakai. Setiap campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan
minimum adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
h. Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-gerobak dorong
untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak dibenarkan dengan
ember-ember.
i. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatanmaterial serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap
dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi.
Tulangan jarak bekisting dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan
pengecoran.
j. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator yang dibantu dengan
penyodokan apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dengan harus mendapatkan
persetujuan dan Direksi terlebih dahulu.
k. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti ditempat-tempat yang diperhitungan aman dan
telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari direksi. Penghentian
maksimum 2 jam. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelumnya
adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan
campuran 1pc : 0.45 air.
11
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung
yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar pengecoran tetap harus
berlangsung, maka pihak pemborong harus menyesuaikan alat pelindung atau tepat yang cukup untuk
melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak diizinkan selama hujan lebat atau ketiga
suhu udara naik diatas 320 C.
Untuk setiap 5 m3 pengecoran, pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan
kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, denganprosedur sebagaimana ditentukan dalam SNI
2002.
Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaannya adalah antara 7 cm dan faktor air semen maksimum
0.45. Pengambilan-pengambilan contoh diatas sesuai petunjuk Direksi. Kubus-kubus dijaga agar dapat
mengeras dengan baik
Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya di
Laboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada direksi untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukan mutu beton kurang dari K yang diisyaratkan (K.250)
maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan mengadakan perkuatan / penyempurnaan
konstruksi dengan biaya pemborong.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukan bahawa mutubetonkurang dari nilai yang diisyaratkan pemborong
harus mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi yang diragukan. Jumlah core-sample untuk
tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan persetujuan
Direksi. Hasilnya akan dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus
dilakukan perbaiakan konstruksi tersebut atas biaya pemborong.
Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran beton serat polycopylene murni yang
dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan susut karena panas, meningkatkan daya tahan
terhadapkejut, mengurangi permeabilitas dan menambah daya tahan beton.
Beton yang sudah dicor harus dirawat selama masa pengerasan. Beton harus dibasahi secara teratur
untuk menghindari pengerasan yang terlampau cepat.
b.
Cetakan beton dapat dibuka apabila beton sudah betul-betul kuat. Penyangga bekisting balok harus
dipertahankan sampai umur beton telah mencapai minimal 3 hari untuk bagian yang tidak bermuatan
(beban), sedangkan untuk konstruksi lainnya minimal 14 hari.
c.
Perawatan beton harus tetap mengacu kepada persyaratan yang ditetapkan 0leh SNI 2847-2013
d.
Meskipun campuran beton telah sesuai dengan Mix Design dan pengujian kubus beton memuaskan,
tetapi Pemberi tugas / Pengawas / Direksi mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi yang kurang
baik seperti :
- Konstruksi beton yang kropos, ruang antara agregat tidak berisi/berongga.
- Konstruksi yang berisi material lain diluar material beton.
- Konstruksi beton yang menyimpang dari bentuk dan ukuran yang ditetapkan.
1)
UMUM
Uraian
Pekerjaan ini mencakup struktur baja pada Bangunan Gudang dan Ruang Pengeringan , yang
dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri dari pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran
dan perbaikan dari struktur. Pekerjaan akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pemasangan, dan
pengecatan struktur sebagai-mana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar. Logam struktur harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan,
12
baja khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini
harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai
dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.
2)
Pengendalian Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendali-kan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.4.1.(5) di bawah.
3)
Toleransi
a)
Diameter Lubang
b)
:
:
+ 1,2 mm - 0,4 mm
+ 1,8 mm - 0,4 mm
:
:
+ 0,4 mm
+ 0,6 mm
Alinyemen Lubang
c)
Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan + 0,2 m per
meter panjang balok atau + 6 mm, dipilih yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per meter
panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar susun :
maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang dilas akan
ditentukan dengan pengukuran penyimpangan pangkal flens terhadap bidang badan (web)
pada pertemuan sumbu badan (web) dengan permukaan luar dari pelat flens.
Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200 dari lebar flens total atau 3 mm. dipilih yang
lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :
Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan gelagar yang
dilas, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut ini :
d)
:
:
:
+ 3 mm
+ 5 mm.
+ 8 mm.
- 5 mm.
13
4)
5)
6)
Standar Rujukan
AASHTO M160M - 90
AASHTO M164M - 90
AASHTO M169 - 83
AASHTO M183M - 90
ASTM A233
ASTM A307
AWS D20
:
:
:
:
:
:
Kontraktor harus menyerahkan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar bahan
kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan.
Bilamana laporan pengujian pabrik ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus
memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan peng-ujian yang diperlukan untuk
menetapkan mutu dan sifat-sifat lain dari baja pada suatu lembaga pengujian yang disetujui.
Laporan pengujian ini harus diserahkan dengan atau sebagai pengganti sertifikat pabrik.
b)
3 (tiga) salinan dari semua gambar kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas nama
Kontraktor harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui. Persetujuan ini tidak
membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap peker-jaan dalam Kontrak ini.
c)
Kontraktor harus menyerahkan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan termasuk
semua gambar kerja dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang diperlukan. Data
yang diserahkan sebagaimana yang diperlukan harus meliputi tanggal untuk kunjungan
bengkel, pengiriman dan pemasangan, usulan pembongkar struktur lama, metode
pemasangan, penunjang dan pengaku sementara untuk gelagar selama pemasangan, detil
sambungan dan penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau di luar jembatan lama dan
setiap keterangan yang berkaitan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
d)
Kontraktor harus memberitahu kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis seku-rangkurangnya 24 jam sebelum memulai pemasangan struktur baja.
14
7)
8)
8.4.2
1)
BAHAN
Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau dilas harus sesuai
dengan ketentuan AASHTO M183M - 90 : Structural Steel. Baja lainnya harus mempunyai tegangan
leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur
untuk gelagar komposit harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 3500 kg/cm2 dan
tegangan tarik minimum sebesar 4950 kg/cm2.
Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang
menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
2)
Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Grade A, dan mempunyai
kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).
Baut, Mur dan Ring dari Baja Geser Tegangan Tinggi
Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang
dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M - 90 dengan tegangan
leleh minimum 5700 kg/cm2 dan pemuluran (elongation) minimum 12 %.
c)
3)
Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari AASHTO
M164M - 90. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
4)
5)
Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh Direksi
Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan tersebut
telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam
15
pengendalian mutu dari pabrik pembuatanya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian
sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-bagian yang
dirol, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) jembatan dan galva-nisasi.
8.4.3
1)
KECAKAPAN KERJA
Fabrikasi
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan.
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika diperlukan, untuk menjamin agar
celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang berdampingan yang tidak melampaui 1 mm
untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesa-lahan
penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali kete-balan pada bagian
yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat
proses rolling maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang
diijinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu
kelandaian yang tidak curam dari 1 : 4.
2)
Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan dengan akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang terjadi
akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada elemen utama yang
merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5
mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku lateral dapat
dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri
akibat pemotongan harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus
diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
3)
Lubang untuk Paku Keling, Baut Anti-Benam (counter-sunk) dan Baut Hitam
(tidak termasuk toleransi rapat, baut silinder (turned barrel bolt) dan baut geser tegangan
tinggi) :
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal paku keling atau baut.
Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau dilubangi kecil
dengan alat pons kemudian diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk, pelat-pelat
tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut penyetel dan
lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau sebagai
alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan berulang-ulang, pelat atau komponen
dapat dilubangi secara terpisah dengan menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi
lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang.
b)
16
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus
digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai
seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya diper-besar setelah perakitan.
Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka bagian-bagian yang terpisah harus dibor
melalui jig baja dan diperbesar jika diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti
duri akibat pelubangan harus dibuang.
c)
4)
Pengaku (Stiffer)
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban terpusat
harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di lapangan atau baja yang
dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam
rancangan atau disyaratkan) pada flens dimana beban tersebut diteruskan atau dari mana
diterimanya beban. Pengaku yang tidak dimak-sudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali
ditunjukkan atau disyaratkan lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah
digalvanisasi.
8.4.4
PELAKSANAAN
1)
Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel sebelum
dikirim ke lapangan.
2)
17
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu "snap" harus
digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga manusia
yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari 38 cm untuk
diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat mur
sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali ditentu-kan lain.
3)
Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 :
20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan dibaut
harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (lem paking mesin) atau
setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang
berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang
keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau
pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat elemen-elemen tersebut
untuk dapat duduk sebagaimana mestinya.
b)
c)
Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat pada
elemen-elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan
dan bahwa elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang kontrak yang rapat.
Perkakas pengencang baik kunci torsi maupun mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, harus digunakan untuk mengencangkan baut-baut.
Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur
hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus
disesuaikan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
18
4)
Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk keterangan tentang persiapan
pemukaan-permukaan yang akan disambung harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan
dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui
atau detil yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dajulu oleh Direksi Pekerjaan.
Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan, maka per-baikan ini harus dilaksanakan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan penge-lasan yang
mengenai permukaan harus dibersihkan.
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan pengelasan
maka harus digunakan pelat penyambung run-on dan run-off pada bagian ujung elemen.
5)
Pengecatan
Semua permukaan baja lainnya harus dicat dengan zincromate anti karat sebanyak 2 lapis
6)
Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk identi-fikasi dan
suatu diagram pemasangan harus disediakan oleh Kontraktor dengan tanda-tanda pemasangan
yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian hingga dapat diangkut dan dibongkar di
tempat tujuannya tanpa mengalami tegangan, deformasi, atau kerusakan lainnya yang berlebihan.
Baut dengan panjang dan diamater yang sama, dan mur yang trelepas dari baut atau ring harus
dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring dan mur harus dikirim
dalam kotak, krat atau tong, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar
dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap
kemasan.
7)
8)
19
boleh dilakukan. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam
kontak permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit. Kecuali
dipasang dengan cara kantilever, maka ruas-ruas rangka baja harus dipasang dengan
suatu cara sedemikian hingga dapat memperoleh lendutan balik (camber) yang
sebagaimana mestinya. Setiap penguncian sementara harus dibiarkan sampai sambungan
tarik telah dibaut dan semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut. Baut permanen
untuk sambungan elemen-elemen tekan tidak boleh dimasukkan atau dikencangkan sampai
seluruh bentangan berayun. Sambungan (splices) dan penyambungan di lapangan (field
connections) harus mempunyai setengah jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen
(pin) silindris untuk pemasangan (setengah baut dan setengah pin) sebelum dibaut dengan
baut tegangan tinggi. Sambungan (splices) dan penyambung (connections) yang akan
dilewati lalu-lintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak 3/4-nya.
9. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan lingkup bata, penyediaan tempat
yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau
lainya, satu dan lain hal sesuai yang tertera dalam gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti/
melengkapi sendiri lingkup pekerjaan ini.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen, pasir dan air dalam segala hal harus sama kualitasnya dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton
b. Batu Bata
Batu bata dari tanah liat dengan ukuran nominal (6X12x24) cm, harus berkualitas baik, matang
pembakarannya, warnanya harus merata dan sisi-sisinya rapi saling tegak lurus
3. Pekerjaan Batu Bata Untuk Dinding
a. Adukan
1) Trasram dengan jenis adukan 1 PC : 2 Ps dipasang dari atas ujung balok sloof / pondasi sampai
20 cm diatas permukaan lantai jadi ( sesuai gambar)
2) Didaerah kamar mandi dan WC setinggi 1,65 m dan seluruh dinding luar yang berhubungan
dengan udara terbuka serta lain-lain tempat tertentu sesuai dengan Gambar harus memakai jenis
adukan 1 PC : 2 Ps
3) Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 PC : 4 Ps.
b. Pelaksanaan
1) batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai gelembung udara
hilang dan tidak dibenarkan memasang batu bata yang patah melebihi dari 50 %.
2) Pasangan batu bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan tidak boleh
lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.
3) Pasangan batu bata harus dilaksanakan lapis demi lapis, dengan tebal adukan tiap lapis tetap
rata. Harus disediakan alat bantu agar dapat melakukan pengontrolan setiap saat sehubungan
dengan kelurusan dari pasangan batu bata tersebut.
4) Untuk memudahkan melekatkan plesteran, maka siar-siar dari pasangan batu bata harus dikorek
lebih kurang 0,5 cm serta sambungan bata dirapikan.
c. Pelindung
Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding yang terkena udara terbuka harus selalu terlindung dari hujan
lebat
d. Bingkai Beton
1) Pasangan batu bata untuk dinding setiap luas maximum 12 m2 harus diberi bingkai beton
dengan adukan 1 PC : 2Ps : 3 Krl berupa kolom atau balok praktis
2) Setiap pemasangan kozen aluminium pada pasangan bata harus diberi kolom praktis ukuran jadi
13 x 13 cm. atau melekat pada Kolom struktur.
20
3) Hubungan antara kolom beton / ring balok yang sudah dicor dengan pasangan bata harus diberi
angker dari besi diameter 12 mm setiap jarak 60 cm besi pengikat dipasang tertanam didalam
pasangan bata.
4. Pekerjaan Dinding Keramik
a. Semua dinding kamar mandi/WC seperti dinyatakan dalam gambar dipasang keramik 40 x40 setara
Ikad KW I setinggi 160 cm dari permukaan lantai.
b. Keramik dipasang dengan spesi 1 PC : 2 Ps dan diberi tekanan secukupnya sampai penuh sehingga
permukaan bawah keramik menempel dengan sempurna.
c. Nat-nat antar keramik kurang lebih 2 mm diisi dengan acian khusus keramik merk Frezu atau AFA
Grout.
d. Sebelum dipasang keramik harus direndam dalam air sampai penuh dan pasangan harus mengikuti
pola yang benar, baik arah garis vertikal maupun horizontal. Untuk menghasilkan pola yang lurus
dilaksanakan dengan bantuan benang dari 2 (dua) arah.
21
b. Plesteran dilakukan sedemikian rupa, sehingga menjamin bahwa permukaan bidang plesteran benarbenar datar. Untuk menjaga agar plesteran tidak mengering selama masa pengerasan, maka bidang
plesteran harus dibasahi secara tetap selama 7 (tujuh ) hari.
c.
Plesteran dinding dipakai adukan yang sama dengan spesi pasangan batu bata. Untuk bidang beton
diplester dengan campuran 1 PCC : 4 Psr dan ditaring halus dan . campuran 1 PC : 2 untuk daerah
kamar mandi dan daerah basah.
d.
Untuk Afwerking Betyon digunakan adukan/spesi 1 PCC : 2 Pasir, Sebelumnya permukaan beton harus
dikasarkan dan dilebur semen cair terlebih dahulu, agar plesteran betul-betul melekat pada bidang beton
yang diplester
Bahan atap yang dipergunakan adalah atap Spandeck dengan ketebalan 0.4 mm Color dari produk yang
memiliki sertifikat SNI.
Kontraktor wajib mengirimkan contoh sebelum waktunya pemasangan, untuk mendapatkan persetujuan
pengawas dan owner.
Pemasangan atap dilakukan dengan menggunakan Baut Srew Khusus Atap spandeck yang dikepalanya
diberi karet, overlap antara lembaran atap harus menjamin tidak adanya kebocoran dan disesuaikan
dengan standar pabriknya.
Selanjutnya dikerjakan sesuai gambar kerja dan petunjuk serta saran dari direksi dilapangan
22
3. Bahan
Profil aluminium yang dipakai dari produk Indalex, Alenxindo dan Alcan yang merupakan produksi dalam
negeri sesuai Standar Industri Indonesia.
Bahan profil aluminium yang dipakai adalah berwarna dengan system Anodized tebal 18 micron , warna
tersebut akan ditentukan kemudian oleh perencana dan memiliki ketebalan 1,3 mm.
Untuk pemasangan konsen aluminium pada bidang yang besar harus menggunakan profil khusus dengan
dimensi sesuai dengan standar / rekomendasi dari pabriknya.
Ketentuan lain mengenai profil amulinium sesuai uraian pada pasal Rangka Aluminium dalam RKS ini.
Kaca yang dipergunakan jenis panasab uraian pada Pasal Pekerjaan Kaca .
Sealent yang dipakai dari merek Rhodia, Wacker, Doncoming.
4. Pelaksanaan
Pabrikasi pekerjaan profil aluminium dapat dilakukan di lokasi proyek atau di bengkel kerja, kontraktor
sebelumnya harus mengukur lokasi pasangan tiap tipe konsen atau jendela dan hasilnya dicocokkan
dengan gambar rencana, jika ada ukuran tidak sesuai agar dilaporkan kepada Konsultan Pengawas guna
menyelesaikan permasalahannya. Pabrikasi bahan aluminium harus menggunakan peralatan, seperti
mesin potong, mesin Ponch, mesin bor dan alat lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pengeboran, pembuatan lubang dan pemotongan harus tepat ukurannya dan rapi, sesuai dengan
peralatan yang akan dipasangkan seperti alat penggantung dan pengunci.
Pemasangan rangka aluminium pada dudukannya menggunakan fisher tiap jarak 80 cm , pasangan
konsen / jendela aluminium harus kokoh / kuat. Sambungan antara profil aluminium menggunakan alat
Bantu plat / secrub system tersembunyi dan hasilnya harus sempurna. Posisi antara konsen pintu /
jendela dengan dudukannya (tembok / kolom) harus diisi dengan Seal elastis jenis poly sulfida dengan
persyaratan sesuai ketentuan pabriknya.
Untuk pasangan sel antara konsen dengan kaca menggunakan sealant , pasangan ini diperuntukan pada
posisi yang berhubungan dengan luar bangunan, khusus dalam bangunan menggunakan alur-alur karet.
Pasangan seal tersebut harus benar-benar baik dan tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air
maupun udara. Pekerjaan pasangan konsen atau jendela aluminium yang sudah terpasang dengan baik
harus dijaga supaya tidak rusak akibat benturan atau kotor.
Hasil akhir dari pasangan konsen, pintu dan jendela aluminium secara keseluruhan harus rapi , kuat /
kokoh dan dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing.
23
c. Bahan
Profil aluminium yang dipakai dari produk Indalex, Alenxindo dan Alcan yang merupakan produksi dalam
negeri sesuai Standar Industri Indonesia.
Bahan profil aluminium yang dipakai adalah berwarna dengan system Anodized tebal 18 micron , warna
tersebut akan ditentukan kemudian oleh perencana dan memiliki ketebalan 1,3 mm.
Untuk pemasangan konsen aluminium pada bidang yang besar harus menggunakan profil khusus dengan
dimensi sesuai dengan standar / rekomendasi dari pabriknya.
Ketentuan lain mengenai profil amulinium sesuai uraian pada pasal Rangka Aluminium dalam RKS ini.
Kaca yang dipergunakan jenis panasab uraian pada Pasal Pekerjaan Kaca
Sealent yang dipakai dari merek Rhodia, Wacker, Doncoming.
d. Pelaksanaan
Pabrikasi pekerjaan profil aluminium dapat dilakukan di lokasi proyek atau di bengkel kerja, kontraktor
sebelumnya harus mengukur lokasi pasangan tiap tipe konsen atau jendela dan hasilnya dicocokkan
dengan gambar rencana, jika ada ukuran tidak sesuai agar dilaporkan kepada Konsultan Pengawas guna
menyelesaikan permasalahannya. Pabrikasi bahan aluminium harus menggunakan peralatan, seperti
mesin potong, mesin Ponch, mesin bor dan alat lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pengeboran, pembuatan lubang dan pemotongan harus tepat ukurannya dan rapi, sesuai dengan
peralatan yang akan dipasangkan seperti alat penggantung dan pengunci.
Pemasangan rangka aluminium pada dudukannya menggunakan fisher tiap jarak 80 cm , pasangan
konsen / jendela aluminium harus kokoh / kuat. Sambungan antara profil aluminium menggunakan alat
Bantu plat / secrub system tersembunyi dan hasilnya harus sempurna. Posisi antara konsen pintu /
jendela dengan dudukannya (tembok / kolom) harus diisi dengan Seal elastis jenis poly sulfida dengan
persyaratan sesuai ketentuan pabriknya.
Untuk pasangan sel antara konsen dengan kaca menggunakan sealant , pasangan ini diperuntukan pada
posisi yang berhubungan dengan luar bangunan, khusus dalam bangunan menggunakan alur-alur karet.
Pasangan seal tersebut harus benar-benar baik dan tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air
maupun udara. Pekerjaan pasangan konsen atau jendela aluminium yang sudah terpasang dengan baik
harus dijaga supaya tidak rusak akibat benturan atau kotor.
Hasil akhir dari pasangan konsen, pintu dan jendela aluminium secara keseluruhan harus rapi , kuat /
kokoh dan dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing.
24
c.
Kontraktor diwajibkan memeriksa pekerjaan lain yang bersangkutan dilapangan dan melaporkan pada
Direksi bila ada hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan.
3. Pengerjaan / Pemasangan
a. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas-bekas minyak harus dibersihkan
hingga tidak mengganggu perekatan.
b. Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-kusennya.
c. Pemotongan kaca harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang tanpa paksaan.
d. Kaca harus duduk dengan baik pada kusen-kusen dan tidak bergetar setelah dipasang.
e. Permukaan kaca harus diberi tanda-tanda peringatan dari Tape atau bahan lain yang tidak
menimbulkan cacat pada kaca setelah dibersihkan.
f. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bersih dari segala kotoran, tanda-tanda dan
sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier dan disetujui oleh
pengawas.
4. Jaminan Pekerjaan
a. Kontraktor harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat bahan yang menyatakan bahwa
bahan yang digunakan adalah dalam keadaan baru, tidak rusak dan dapat berfungsi dengan baik.
b. Jaminan bahan dan pekerjaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor harus berlaku selama 10
tahun, dan apabila dalam masa tersebut kerusakan pekerjaan akibat ketidak mampuan bahan yang
dipergunakan, maka dalam waktu yang singkat Kontraktor harus memperbaiki bagian yang rusak
tersebut tanpa adanya tambahan biaya.
Persyaratan
a. Pekerjaan Finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai
dan kemiringannya.
c. Untuk Finishing Keramik yaitu pada bangunan Kantor dan Pos Jaga
2.
Pelaksanaan
a. Urugan bawah lantai terlebih dahulu dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug menurut ukuran yang
telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air.
b. Material lantai dipasang diatas adukan dengan Cor K 100 dan ketebalan yang disesuaikan dengan
gambar. .
c. Pemasangan material lantai harus benar-benar rata dan datar, naadnya teratur rapi.
d. Setelah material mengeras, kemudian dicuci dengan air semen dengan naad-naadnya diisi dengan
bubur semen (grout).
e. Pekerjaan pemasangan lantai yang telah selesai harus digosok dan dibersihkan dengan baik.
f. Plint harus dipasang tegak, dengan naad-naad menyambung dengan Keramik datar.
g. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi, dimana
sebelum didatangkan ke lokasi kontraktor harus mengajukan contoh/merk serta motif dan warna
terlebih dahulu untuk disetujui oleh pihak proyek/direksi
3.
25
5) Persyaratan lain :
a) Warna sama rata
b) Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya, dll.
c) Mempunyai lapisan keras cukup tebal.
d) Sisi-sisinya saling tegak lurus.
e) Ukuran sama.
b.
Pemasangan
1) Lantai yang akan dipasang terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun/ retak
sewaktu menerima beban diatasnya.
2) Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat, kotoran
lainnya.
3) Lantai kemudian dikasarkan agar pelekatan adukan spesi lebih sempurna.
4) Adukan spesi untuk pemasangan keramik adalah 1 pc : 4 pc dengan kelembaban adukan
sedang..
5) Sewaktu Keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan
semen. Dengan memberi bagian belakang keramik dengan semen cair secara merata.
6) Pola pemasangan Keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga dengan pengambilan as
pemasangan.
7) Naad Keramik diisi dengan bahan semen tertentu (grouting) yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
8) Pengisian/ pengecoran naad dilkukan paling cepat 24 jam setelah dipasang.
9) Sewaktu pengisian naad ini, Keramik harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran
lain.
10) Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/ air semen.
11) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran
naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
12) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
13) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi dan baik, tidak miring, tidak
bergelombang, terpasang dengan kuat.
14) Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
15) Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan
mesin pemotong.
16) Pada bagian-bagian sudut, pojok atau tekukan pendek, harus dipasang bahan yang sesuai
untuk itu (tile accessories).
26
3) Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah/ bocor
dan mendapat persetujuan Direksi.
4) Kontraktor bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai dengan
petunjuk rencana.
5) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi lapangan untuk kemudian akan diteruskan kepada
Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat tiap warna dari jenis cat yang dipakai.
6) Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang didalamnya.
7) Cat-cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
2. Cat Besi/ Baja pada Hanggar
a. Persyaratan bahan
1) Produksi
: Setara Platon
2) Warna
: Ditentukan kemudian.
3) Kwalitas
: Untuk pekerjaan luar
4) Persyaratan lain
: Sesuai dengan Referensi dari pabrik
b. Pemasangan/ Pelaksanaan
1) Bersihkan permukaan Besi/Baja dari debu, kotoran, Karat, minyak, gemuk dsb.
2) Ampelas permukaannya sampai bersih kemudian dilap bersih.
3) Setelah bidang-bidang tertsebut rata dan bersih, kemudian bidang-bidang yang kurang rata
didempul, kemudian diratakan lagi dengan amplas.
4) Pengecatan dilakukan dengan menggunakan Kuas secara merata .
5) Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, maka pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis
secara merata, sesuai dengan petunjuk pabrik.
6) Pengecatan dilakukan dengan 1 Kali cat dasar dan 3 kali cat warna samapai permukaan cat
betul- betul rata dan sempurna.
7) Setiap pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya
telah cukup kering.
27
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
b.
Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun didalam dinding tembok harus sudah
selesai terpasang sebelum pekerjaan lantai dan pekerjaan plesteran.
Pembelokan pipa harus dilakukan dengan alat penyambung yang sesuai dengan jenis pipa,
demikian pula halnya untuk pencabangan-pencabangan harus memakai T connection dan T
cross.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah bentuk, utuh pipa dengan cara apapun, baik cara mekanis
maupun cara pemanasan.
Seluruh pipa yang dipasang baik secara horizontal maupun vertikal harus diperkuat dengan alat
penggantung (hangers) dan dijangkar (anchors).
Jarak tiap-tiap hangers maximum 3 m, sedangkan untuk anchors diletakkan pada masingmasing lantai.
Sebelum pipa terpasang maupun perlengkapannya, kontraktor harus benar-benar memeriksa
bahagian dalam dari pipa tersebut apakah sudah betul-betul baik dan tidak ada bahan-bahan
lain yang menyumbat atau menyekat lobang-lobang pipa.
Pipa yang dipasang tidak diperkenankan cacat atau bocor sekalipun halus, dan harus
senantiasa menurut petunjuk pengawas.
Sambungan ulir sebelum dilaksanakan penyambungannya, maka sambungan harus dilapisi
dengan socket All solvent Cement yang memakai pintalan atau pipa khusus.
Pada penyambungan glens/flenset, perlu dilengkapi dengan ring type gashet untuk menjamin
keutuhan dan kekuatan sambungan pipa.
Sudut sambungan antara dua pipa tidak diperkenankan besar dari yang diizinkan pabrik.
Setiap pipa yang apabila diperlukan pemotongan, ataupun hal lain yang terpaksa sedikit
menyimpang akibat kondisi lapangan, maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
pengawas, sedangkan semua ujung pipa yang tidak dilanjutkan harus ditutup dengan dop atau
plag.
Untuk kutup penutup yang mempunyai diameter sampai dengan 3 inchi digunakan sambungan
ulir, sedangkan untuk pipa dengan diameter lebih dari 3 inchi harus menggunakan sambungan
flen flendsed.
Bila pipa menembus dinding atau pondasi maka pipa harus diberi perlindungan (sleeves) yang
terbuat dari besi/baja, dimana antara pipa dan sleeves harus diberi flexible selain material.
Peralatan pipa maupun dimensi yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan WC
a. Persyaratan Bahan
1) Keramik yang digunakan pada WC adalah bahan keramik yang bermutu baik, sekwalitas Ikad
KW I , ukuran keramik yang digunakan lantai 40 x 40 (Anti Slip), dinding 40 x 40 CM
2) Bahan pengisi pasangan keramik digunakan semen warna yang sesuai dengan warna keramik
dan harus memenuhi standar SII.
3) Keramik yang didatangkan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan dari pengawas terlebih
dulu.
28
b.
Keramik dan WC
1) Pemasangan/pembuatan bak air, urinoir ini dimensinya harus sesuai dengan gambar rencana
dan menurut petunjuk Pengawas.
2) Pelapisan dengan keramik harus dilakukan dengan rapi dengan siar merapat satu dengan yang
lainnya dan saling tegak lurus.
3) Ketebalan bak air, urinoir harus dipasang batu dengan tebal akhir sama dengan ukuran
keramik yang dipasang atau sesuai dengan gambar.
4) Keramik dipasang tidak satu persatu seperti sistem tradisional, melainkan dimana bidang akan
dipasang keramik, harus diplester rata sampai setengah kering, dan kemudian di aci dengan
adukan semen dan pada saat yang sama langsung ditempelkan keramik secara teratur.
5) Bahan isian dari pasangan keramik ini adalah semen warna, dengan warna yang sesuai dengan
warna keramik, dan pengisiannya dilakukan secara rapi dan bersih, atau dengan pengolesan
bubuk kering secara padat tanpa diganggu minimal selama 3 hari.
6) Warna keramik pada WC disesuaikan dengan keinginan Pihak Proyek.
3.
Kran
a. Seluruh kran yang digunakan adalah setara merk Onda.
b. Bentuk dan ukuran kran-kran harus disesuaikan dengan gambar rencana dan brosur-brosur alat
sanitair.
c. Stop kran yang digunakan adalah yang setara dengan merk Kitazawa, yang terbuat dari bahan
kuningan dengan putaran berwarna, diameter dan penempatan/ kedudukan sesuai dengan yang
disajikan dalam gambar rencana.
d. Kran-kran sebelum didatangkan oleh Kontraktor harus terlebih dahulu disetujui oleh pengawas
tentang bentuk, merk, type yang digunakan, dan pengawas berhak menolak dari segala jenis material
yang tidak memenuhi standar persyaratan yang ditentukan dalan spesifikasi atau menyimpang dari
gambar-gambar rencana.
4. Wastafel , Kloset dan Urinoir
a. Wastafel ,Kloset dan Urinoir yang digunakan adalah ex American Standart sekwalitas, warna putih.
beserta kelengkapannya
b. Wastafel ,Kloset dan Urinoir tersebut dipasang adalah yang telah diseleksi oleh Pengawas dan
dinyatakan baik, tidak ada bagian yang cacat, retak dan lain-lain sebagainya.
c. Wastafel ,Kloset dan Urinoir tersebut harus dipasang dengan kokoh, letak dan ketinggiannya sesuai
dengan gambar rencana, harus terpasang waterpass, tidak labil dan bersih dari segala noda-noda
semen yang melekat padanya.
d. Sambungan instalasi plumbing dengan komponen wastafel tidak boleh bocor dan harus terpasang
stabil dan rapi.
5. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan dari bahan Fiber yang berkulitas baik dengan diameter lobang 2 inchi,
dilengkapi dengan sipon dan penutup berengsel. Satu dan lain hal sesuai dengan gambar.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
c. Floor drain yang akan dipasang adalah yang dalam keadaan baik dan telah diseleksi terlebih dahulu
oleh Konsultan pengawas.
d. Pada titik yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat
kecil dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan floor drain dengan beton lantai harus menggunakan bahan perekat beton kedap air,
dengan kwalitas terbaik, dan pada lapisan teratas diberi lapisan lem setebal 5 mm yang berfungsi
sebagai lapisan pelindung.
f. Floor drain harus terpasang water pass, rapi, dan bersih dari noda-noda semen, selanjutnya
Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh pekerjaan yang tidak sempurna
atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.
g. Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh dari setiap pekerjaan yang tidak
memuaskan, atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.
29
30
31
h. Stop kontak terbuat dari bahan yang tidak konduktor (ebonite, plastic) dengan system 3 phase, dengan
terminal pertanahan, serta dipasang inbow pada ketinggian 40 cm diatas lantai. Kemampuan rating
current : 10 A 500 Volt.
Pole
: 1 phase + netral + earth
i. Panel MCB
1. Miniature Circuit Breakers (MCB) dan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MBC / MCCB yang digunakan dengan kemampuan pemutus arus lebih dari hubungan singkat yang
bekerja secara kontiniu.
2. Fuse Load Breakers Switch, yang bisa memutus arus pada saat berbeban
23. PENUTUP
1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat (bestek) ini uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak
dinyatakan kata demi kata yang dibuat dan dilaksanakan/disediakan kontraktor,pekerjaan tersebut tidak
dianggap sebagaimana pekerjaan tambahan.
2. Sebelum pekerjaan ditimbangterimakan untuk pertama kalinya kontraktor harus membersihkan kotorankotoran yang ada pada lokasi.
3. Kontraktor harus melakukan pengamanan selama pengangkutan dari resiko kehilangan dan kerusakan
bahan/peralatan. Semua resiko alat pengangkutan, pembongkaran/
pemindahan dan
penumpukan/penyimpanan, jika ada yang rusak/cacat merupakan resiko kontraktor dan dalam hal ini
kontraktor harus mengganti kerusakan tersebut.
4. Dalam hal terjadi kerusakan-kerusakan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan namun belum
diserahterimakan kepada Direksi, maka segala kerusakan-kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
kontraktor.
32
5. Apabila dalam bestek ini terdapat ketentuan-ketentuan yang bertentangan, maka kontraktor harus
memberitahukan kepada pemberi tugas untuk selanjutnya dengan cara kesepakatan bersama akan
ditetapkan penyelesaiannya.
Payakumbuh,
Desember 2015
Konsultan Perencana
CV. DESIGN 2000
33
Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP),
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2.
3.
Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan,
overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4.
Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada
maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
yang terkait.
34
6.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume
pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
35
No
.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantitas
Harga
Satuan
Total
Harga2
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
1
2
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
36
No.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantitas
Harga
Satuan
Total
Harga2
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
37
No
.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantitas
Harga
Satuan
Total
Harga2
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan
Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
38
Daftar Rekapitulasi
Mata Pembayaran
Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran __________
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+___)
PPN 10%
TOTAL NILAI
Harga
39
Nomor
: __________
Lampiran : __________
Kepada Yth.
__________
di __________
40
41
42
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
sebagai
YANG DIJAMIN
43
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.
Dikeluarkan di
Pada tanggal
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
44
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
sebagai
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
45
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
46
Nilai: ___________________
1.
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan
kepadanya atas dasar Surat Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari
PENERIMA JAMINAN No. _______________ tanggal _____________________
3.
Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4.
5.
6.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
__________________
47
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
sebagai
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka
yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
48
4.
5.
6.
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
49
Nilai: ___________________
1.
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan
kepadanya atas dasar Surat Penunjukan
Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari
PENERIMA JAMINAN No. _______________ tanggal _____________________
3.
Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4.
5.
6.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
50
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
__________________
51
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
sebagai
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
52
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.
Dikeluarkan di
Pada tanggal
: _____________
: _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
53
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nilai: ___________________
TERJAMIN
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________
__________________
54