Anda di halaman 1dari 13

BAB I

URAIAN/PENJELASAN UMUM

1.1 URAIAN UMUM


Berikut ini merupakan hal-hal umum yang harus diperhatikan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase di Rangas dan Botteng Utara, Kab. Mamuju.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, pemborong wajib mempelajari dengan seksama
gambar kerja dan syarat pelaksanaan serta Berita Acara penjelasan pekerjaan. Selain itu
pemborong wajib pula membuat metode kerja, jadwal pelaksanaan kerja (time schedule),
daftar peralatan yang dimiliki serta personil yang terlibat dan harus mengikuti seluruh peraturan
yang masih berlaku di Indonesia.
b. Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, pemborong harus menyerahkan as built drawing
(digambar pada kertas A3) kepada direksi.
c. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas jika terjadi hal-hal berikut:
 Ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar.
 Ada perbedaan antara gambar kerja dan dokumen spesifikasi teknis untuk mendapatkan
keputusan.
Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri perbedaan tersebut di
atas. Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
pemborong.
d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada pemborong (selama pelaksanaan)
dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa pemborong mengetahui
benar-benar mengenai hal-hal berikut:
 Letak bangunan yang akan dibangun.
 Batas-batas persil/ kaveling maupun keadaannya pada waktu itu.
 Keadaan kontur tanah.
e. Pemborong wajib menyerahkaan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap, yaitu:
 Membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-
bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan.
 Membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
f. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar dan
dokumen spesifikasi teknis di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh pemilik
proyek dan direksi.
g. Atas perintah direksi, kepada pemborong dapat dimintakan membuat gambar-gambar
penjelasan dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya atas beban pemborong.
Gambar tersebut setelah disetujui oleh direksi secara tertulis membuat gambar pelengkap dari
pelaksanaan.
h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang dilaksanakan,
pemborong diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak
ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/ persetujuan.
i. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari direksi dianggap
berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
j. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini,
antara lain :
 Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan standar peraturan-peraturan yang dipergunakan di dalam dokumen spesifikasi
teknis ini.
 Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari direksi sebelum akan
dimulai pelaksanaannya.
k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi, terutama yang
menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan.
l. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan, harus dilakukan oleh
tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar ahli.
m. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
n. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknis,
dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN


1. 2. 1. Papan Nama Proyek
a. Pemborong diwajibkan memasang papan nama proyek ditempat lokasi proyek dan
dipancangkan di tempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan
dicabut kembali setelah mendapat persetujuan pemilik proyek.
c. Bentuk, ukuran, dan isi papan nama proyek akan ditentukan kemudian oleh direksi.

1. 2. 2. Pembersihan dan Penebangan Pohon


a. Pembersihan di luar batas lapangan pekerjaan ini tidak diberikan pembayaran kepada
pemborong, kecuali pekerjaan semacam itu di atas permintaan direksi. Penebangan pohon
dilakukan seperlunya, pohon-pohon rindang atau tanaman ornamen tertentu dipertahankan dari
penebangan.
b. Semua pohon-pohon, batang-batang pohon, akar-akar dan lain sebagainya yang ditebang harus
dibongkar sampai kedalaman 50 cm di bawah permukaan lahan seperti tripping dan
permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah), dan bersama-sama
dengan segala bentuknya harus dibuang pada tempat-tempat yang tampak dari tempat
pekerjaan, menurut cara yang praktis yang telah disetujui direksi.
c. Seluruh kerusakan, termasuk kerusakan pagar milik orang lain yang terjadi pada saat pembersihan
harus diperbaiki oleh pemborong atas tanggung jawab sendiri. Pada pelaksanaan pembersihan,
pemborong harus hati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukur, atau tanda-
tanda lainnya.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh- tumbuhan, pohon-
pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang menggangu,
termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa konstruksi, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan, dan
hal-hal lainnya sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila
direksi menentukan lain.

1. 2. 3. Pembuangan Tanah dan Sampah


Material-material yang tidak dikehendaki (seperti sampah, sisa-sisa bahan, akar-akar dan lain-
lain) atau tanah yang tidak diizinkan direksi untuk dipakai, harus disingkirkan/dibuang keluar
daerah lokasi proyek, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan atau
lingkungan sekitarnya.

1.3 Pelaksanaan Peil, Ukuran Tinggi Dan Ukuran Dasar


a. Sebelum pelaksanaan dimulai, pemborong diwajibkan mempelajari dengan seksama gambar-
gambar, uraian dan syarat dan lain-lainnya.
b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada direksi pelaksanaan, setiap ada perbedaan-perbedaan
ukuran diantara gambar-gambar dan uraian dan syarat-syarat untuk mendapatkan keputusan.
c. Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini, sepenuhnya
menjadi tanggungjawab pemborong.
d. Pemborong diwajibkan melakukan pengukuran ulang elevasi tanah untuk mengetahui beda tinggi
dilapangan dan gambar rencana yang akan dijadikan acuan sebagai gambar kerja.
e. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan
ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar- gambar dan uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
ini.
f. Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, pemborong harus memberitahu direksi
pelaksanaan, untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil, ukuran dan sebagainya.
g. Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu bagian pekerjaan akan selalu
dapat mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan/ selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran
tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
h. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir dan direksi pelaksanaan berhak
memerintah untuk memperbaiki/ membongkar pekerjaan yang telah dilakukan atas beban
pemborong.
i. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dalam tiap
bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada direksi pelaksanaan setiap terdapat selisih/
perbedaan ukuran. Pemborong tidak dibenarkan untuk membetulkan sendiri kekeliruan tersebut
tanpa persetujuan direksi pelaksanaan.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera dilaporkan kepada direksi
pelaksana untuk diperiksa.
BAB II
SYARAT TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN

1
2
2.1 SYARAT PENGGUNAAN BAHAN
Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan ini, maka semua bahan dan material harus memenuhi
standart mutu dan kualitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kebutuhan bahan dasar yang
dimaksud adalah :
a. Air / Bahan Penetralisir
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang merusak bangunan,
memenuhi syarat – syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam – 1970/ NI – 3.
b. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain – lain tujuan, harus bersih dan keras atau
memenuhi syarat – syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI – 1970/NI – 3 pasir laut
untuk maksud – maksud tersebut tidak dapat digunakan.
c. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syarat –
syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI 1971/ NI – 2. Butiran – butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihans\curkan dengan jari. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran –
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak dapat
digunakan.
d. Portland Cement ( PC )
1. Portland cement ( PC ) yang digunakan harus PC sejenis (NI–8) dan masih dalam kantong
utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-71/NI–2.
2. Bila menggunakan portland cement ( PC ) yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboraturium yang berkompeten.
3. Portland cement ( PC ) yang sudah membatu ( menjadi keras) tidak boleh dipakai.
e. Batu Pondasi (Batu Belah)
Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk dan minimal memiliki 3 sisi bidang
pecah serta tidak bulat. Memiliki ukuran 20 cm – 40 cm
f. Pasir beton
Pasir harus dari butir – butir yang bersih dan bebas dari bahan organik lumpur dan sebagainya.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
g. Koral Beton/ Split
1. Agregat kasar untuk pekerjaan beton yang akan dipakai pada proyek ini harus sesuai
dengan persyaratan pada PBI 1971 atau ASTM.
2. Klasifikasi dan gradasi agregat kasar sebagai berikut:
Agregat kasar type A1 : (besar)

Ukuran ayakan Lolos, %


(US standard sieve)
1 Inch 100%
3/4 Inch 90 – 98%
1/2 Inch 30 – 45%
3/8 Inch 0 – 10%
No.4 0 – 5%

Agregat kasar type A2 : (medium)


Ukuran ayakan Lolos, %
(US standard sieve)
1/2 Inch 100%
3/8 Inch 90 – 98%
No.4 30 – 45%
No. 8 0 – 10%

3. Agregat tersebut tidak mengandung lumpur melebihi dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering). yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat lolos melalui
ayakan 0,063 mm atau ayakan no. 200 bila ditest sesuai dengan ASTM C 117. Apabila
kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
4. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpasir. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai bila butir-butir pipih
tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
5. Yang dimaksud butir agregat pipih adalah perbandingan antara lebar dengan tebalnya
lebih besar dari pada 3 (tiga). Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh- pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan.
6. Pemborong harus mengajukan contoh agregat kasar yang akan dipergunakan untuk
dapat persejutuan direksi. Test-test yang harus dilakukan terhadap contoh di atas berupa:
 test dengan mesin sesuai dengan ASTM C 131 Resistance to abrasion of small size
coarse
 test gradasi sesuai dengan ASTM A 136
 test gradasi untuk kadar lumpur sesuai dengan ASTM C 117
 test-test lainnya bila dianggap perlu dan semuanya menjadi tanggungjawab
pemborong
7. Agregat tersebut harus disimpan di tempat yang saling terpisahkan di permukaan
tanah yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap pengotoran dan
pencampuran
8. Persyaratan-persyaratan agregat kasar di atas dari ayat a s/d g berlaku juga untuk beton
ready mix.
h. Besi Beton
1. Besi beton yang digunakan mutu U–24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang
penting harus dinyatakan oleh test laboraturium resmi dan sah.
2. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/ lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat
seperti serpi–serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI – 2 ( PBI –
1971 ).

2.2 PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN


2. 1. 1. Galian
a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur elevasi tanah asli dengan cara yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan harus
hadir dalam pengukuran tersebut.
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan penampang
galian yang terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, pile
cap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi
air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus
dianggap batas termasuk dalam harga kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-
lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpass.
e. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan
dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, sebatas mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas
penunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat-
syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-
lubang galian yang terletak didalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan
yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum.
i. Pembuangan Material Hasil Galian:
 Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin hadap
bahan-bahan di bawah dan diluar batas galian.
2. 1. 2. Urugan Pilihan/Pasir
a. Urugan pilihan/pasir adalah material pilihan yang ditentukan berdasarkan kontrak.
b. Urugan pilihan dilakukan di bawah semua lantai atau plat dasar dengan tebal urugan sesuai
dengan gambar, termasuk lantai rabat, sehingga diperoleh peil-peil yang dikehendaki.
c. Urugan pilihan yang dikehendaki sesuai yang tertuang dalam perencanaan haruslah sesuai
dengan standar SNI yang berlaku yang dihampar merata dan dipadatkan.

2.3 PEKERJAAN PASANGAN BATU


2. 2. 1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
2. 2. 2. Syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan pasangan
batu kali/belah.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk As-as pondasi seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan bila ada perbedaan
gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang
kurang jelas.
d. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangannya. Batu kali disusun satu persatu
dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatikan gambar rencana yang terkait dan
jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas Lapangan.
f. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
g. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana yaitu
perbandingan 1 SP : 4 PP

2.4 PEKERJAAN PLASTERAN


Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam
pemasangan plesteran.
Adonan harus sebanding dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan yang digunakan untuk pelaksanaan plesteran adalah perbandingan 1 SP : 4 PP. Sejumlah
air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila
diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 Kg/cm2 pada 28 hari.
Penempatan (pemasangan) :
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau
benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan
tersebut ditempatkan
b. Bilamana digunakan sebagai perrmukaan selesai, adonan tersebut harus dipasanng di atas
permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan
pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan
rata.

2.5 PEKERJAAN LANTAI BETON


2. 4. 1. Umum
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang tercantum di
dalam Peraturan Beton Inonesia (PBI NI-2 1971). Pemborong harus melaksnakan pekerjaannya
dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi gambar kerja dan instruksi-
instruksi dari direksi pelaksnaan. Direksi pelaksanaan berhak untuk memeriksa/ mengawasi setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong. Direksi pelaksanaan berhak untuk melakukan
pemeriksaan, dan setiap kegagalan direksi pelaksanaan tidak membebaskan pemborong dari
tanggungjawabnya. Semua pekerjaan- pekerjaan yang jelek atau tidak memenuhi uraian
dan syarat-syarat peleksanaan (spesifikasi) harus dibongkar dan diganti dari yang ditentukan
(contoh) dan harus disetujui direksi pelaksanaan sebelum dipakai. Direksi pelaksanaan akan
menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk memeriksa selanjutnya.
Semua material yang tidak disetujui direksi harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas
biaya pemborong.
2. 4. 2. Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat PBI 1971.
Pemborong harus menyediakan contoh dari material-material yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi, dan tidak boleh memesan/
mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi akan menyimpan contoh-contoh yang
telah disetujui sebagai standar, dengan maksud untuk memeriksa/ mencocokkan pengiriman-
pengiriman selanjutnya. Pemborong tidak diizinkan mengirimkan material- material dengan
perbedaan yang besar dari standar sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material yang
ditolak oleh direksi harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya pemborong.
2. 4. 3. Mutu Beton
Mutu beton yang dipergunakan adalah:
 Lantai Saluran Drainase : f’c = 14,5 Mpa
2. 4. 4. Pembuatan Beton dan Peralatannya
a. Pemborong bertanggungjawab seluruhnya atas pembuatan campuran beton yang baik/
unform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi syarat-syarat ini,
pemborong atas biaya sendiri harus menyediakan dan menggunakan, mesin pencampur
beton (beton molen) yang baik, volumetric system untuk mengukur air dengan tepat yang
disetujui direksi.
b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material- material harus
dengan persetujuan direksi.
c. Mencampur beton dengan tidak menggunakan perbandingan berat (timbangan), tidak
diperbolehkan.
d. Mixer harus betul-betul kosong sebelum menampung/menerima material untuk adukan
selanjutnya, harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama dari 30 menit
dan pada setiap akhir pekerjaan. Mixer juga harus dibersihkan dan dikosongkan lebih dulu, bila
beton yang akan dibuat berbeda mutunya.
e. Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan.
Demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi (dari hasil mixer) dengan
tujuan memudahkan pengerjaan dan sebagainya tidak diizinkan.
2. 4. 5. Penolakan Pekerjaan Beton
a. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Pemborong harus mengganti
atau memperbaiki/membongkar pekerjan beton yang tidak memenuhi syarat, atas biaya
sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh direksi pelaksanaan.

2. 4. 6. Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang disebabkan
oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan basah, selama paling sedikit 7
hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa yang berlubang atau cara lain yang
menjadikan bidang permukaan beton itu selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu cepat. Air yang
dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur-unsur kimia
yang dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan warna pada beton.
2. 4. 7. Cacat pada Beton
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberi tugas mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut.
 Konstruksi beton yang sangat keropos.
 Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak
seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
 Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
BAB III
P E N U T UP

Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan, tetapi
disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak
dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta membuat gambar penjelasan (shop
drawing) dan berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus
mendapat persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai