Anda di halaman 1dari 9

1

SYARAT – SYARAT TEKNIS

1. LINGKUP PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana meliputi :
 Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
 Penyediaan tenaga kerja.
 Penyediaan Bahan / Material.
 Penyediaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang ditugaskan.
 Pekerjaan konstruksi.
 Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
 Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
 Pekerjaan penunjang lainnya.
.
2. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN
a. Kontraktor harus menyediakan / mendirikan barak ( Bouwkeet ) untuk dipergunakan sebagai gudang
penyimpanan alat – alat dan bahan bangunan serta ruang untuk Direksi (Direksi Keet) dengan
perlengkapan : meja, kursi, buku tamu, buku Direksi, gambar – gambar lengkap, RKS, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) dan Time Schedule serta peralatan lain yang diperlukan. Setelah
selesai proyek, Barak (Bouwkeet) ini harus dibongkar.
b. Selama pelaksanaan, kontraktor harus menyediakan alat – alat untuk menjamin kelancaran serta mutu
pekerjaan antara lain : pompa air, pesawat ukur ( Theodolith ) water pass, beton molen dan sebagainya
yang harus berfungsi sempurna.
c. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para
pekerjanya, kotak obat ( PPPK ) yang memadai. Apabila terjadi kecelakaan diantara para pekerjanya, maka
Kontraktor harus segera mengambil tindakan untuk keselamatan si korban dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

3. PENYEDIAAN TENAGA
a. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai, yang sekurang –
kurangnya terdiri atas :
1 ( Satu ) orang tenaga pelaksana yang harus selalu ada di lapangan.
1 ( Satu ) orang tenaga administrasi dan logistik.
b. Pada setiap tahap konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor, tukang dan pekerja yang
cukup dan terampil .
c. Kontraktor wajib menambah / mengganti tenaga seperti tersebut pada butir a dan b di atas, apabila diminta
oleh Direksi atas dasar pertimbangan – pertimbangan teknis tertentu. Kelalaian dalam hal ini dapat
dikenakan sanksi / denda kelalaian.

4. PEKERJAAN KONSTRUKSI
4.1. Persyaratan Teknik Pada Gambar / RKS Yang Harus Diikuti
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka yang diikuti adalah
gambar detail.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang menyebabkan ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi terlebih dahulu.
c. Bila terdapat perbedaan antara Gambar dengan RKS, maka RKS yang diikuti, kecuali apabila terjadi
kesalahan penulisan yang mengakibatkan kerusakan / kelemahan konstruksi, maka harus
mendapatkan keputusan Direksi dahulu.
d. RKS dan Gambar saling melengkapi, bila dalam gambar disebut lengkap sedang pada RKS tidak,
maka gambar yang diikuti, begitu pula sebaliknya.
e. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu gambar dan RKS sebelum melaksanakan pekerjaan.
Bila ditemui hal – hal yang meragukan harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
keputusan terlebih dahulu.
f. Yang dimaksud dengan gambar dan RKS di atas adalah gambar dan RKS setelah terdapat
perubahan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) atau gambar yang disetujui
setelah rekayasa lapangan (CCO).
4.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
a. Pembersihan lokasi meliputi seluruh benda yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi termasuk tumbuh – tumbuhan, rumput, akar – akaran dan sebagainya.
Syarat-syarat Teknis/2018
2

b. Semua benda buangan harus dikeluarkan dari lokasi proyek yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

4.3. Pengukuran
a. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mencocokan ukuran – ukuran yang terdapat dalam
gambar rencana pekerjaan dan segera memberitahukan kepada Direksi setiap ada perbedaan
ukuran.
b. Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena kelalaian atau kesalahan
kontraktor seperti di atas, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Pengukuran / pematokan dilaksanakan sepenuhnya oleh pelaksana dengan mendapat persetujuan
dari Direksi.
d. Patok – patok yang berukuran 4 X 6 cm terbuat dari kayu yang kuat dicat yang jelas dan ditanamkan
dengan jarak 50 – 100 m’ ( maksimum ) sepanjang pekerjaan yang dilaksanakan. Patok tersebut
dijaga keamanannya agar tidak rusak / hilang atau dirubah tempatnya dan kode nomor patok
tersebut terlihat dengan jelas.

4.4. Peralatan Yang Diperlukan


a. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan dari alat – alat tersebut yang dapat
menghambat sebagian atau seluruh pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti.
c. Penyediaan dan pengusahaan ssemua peralatan tersebut di atas tidak akan di bayar langsung,
tetapi sudah tercakup dalam biaya yang diajukan sesuai dalam dokumen kontrak.

4.5. Papan Peringatan dan Papan Nama Proyek


a. Papan Peringatan
 Pengaturan susunan pekerjaan yang belum dapat dilalui kendaraan harus diberi tanda.
 Keamanan tenaga kerja proyek selama menjalankan tugasnya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
b. Papan Nama Proyek
 Papan nama proyek dipasang pada awal atau sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

4.6. Penjelasan
a. Penjelasan Umum
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengenal asal dan macam material yang
digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan dan menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
dari bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
 Pengambilan contoh material untuk pemeriksaan dilakukan oleh kontraktor dan disaksikan oleh
Direksi.
 Segala biaya yang berhubungan dengan pengambilan, pengangkutan, penyaringan dan
pemecahan batu sudah tercakup dalam harga satuan, sedangkan biaya pemeriksaan /
pengetesan bahan maupun hasil pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Bahan / material yang tidak memenuhi syarat dan ditolak oleh Direksi harus segera disingkirkan
dari lokasi proyek.
b. Penyiapan Material
 Penyimpanan tiap macam material / agregat di tempat penimbunan harus diletakkan terpisah
agar satu sama lainnya tidak tercampur dan terjaga kebersihannya.

4.7. Pemasangan Papan Bangunan ( Bouplank ).


a. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
b. Papan Bangunan ukuran 2/20, permukaan rata atasnya dipasang rata air setinggi duga lantai ( 
0,00 m ) berjarak 2 m ke arah luar as dinding tepi bangunan.
c. Tiang – tiang papan bangunan ukuran 5/7 dipasang kokoh setiap jarak 2 m.
d. Semua titik as yang dipasang pada papan bangunan sebagai acuan, harus diberi tanda / cat merah
dan paku.
e. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh dan tetap terpasang hingga pelaksanaan konstruksi
mencapai duga lantai (  0,00 m ). Bila saat pelaksanaan papan bangunan mengalami perubahan
kedudukan, Kontraktor harus segera memperbaiki dan melakukan pengukuran kembali.

Syarat-syarat Teknis/2018
3

4.8. Pekerjaan Tanah dan Pekerjaan Urugan


a. Tanah dimana urugan akan dilaksanakan harus dibersihkan dari segala kotoran, seperti sisa – sisa
tumbuhan, akar dan lumpur.
b. Bahan urugan yang dipakai adalah sirtu lokal, pasir urug, tanah urug dan dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana. Dalam pelaksanaan pengurugan dilaksanakan lapis demi lapis dipadatkan
hingga mencapai ketinggian yang direncanakan.
c. Di dalam galian pondasi atau parit pondasi harus sesuai dengan gambar rencana dan gambar detail.
Sisi kanan dan kiri galian pondasi harus miring, yaitu lebar galian bagian atas lebih lebar dari pada
dasar galian, sehingga sisa galian tidak mudah gugur / longsor.
d. Galian tanah pondasi harus dibuang di luar bouwplank dan diratakan di luar gedung. Sehingga tidak
longsor masuk ke galian / parit pondasi lagi; khusus untuk galian tanah bangunan bertingkat atau
pada tanah lembek harus diadakan tes kepadatan / daya dukung tanah ( sondir ).
e. Jika Direksi menganggap tanah dasar galian pondasi sudah cukup keras, maka galian dapat
dihentikan, kemudian dilanjutkan pengurugan dasar pondasi dengan pasir urug, disiram dan
dipadatkan.
f. Urugan samping pondasi seluruhnya digunakan urugan pasir urug, hingga mencapai tanah asli, baik
bagian luar maupun bagian dalam harus dipadatkan dan disiram air hingga kenyang dan padat.
g. Urugan bawah lantai, pelaksanaannya pertama di atas muka tanah asli diurug dengan sirtu yang
dilaksanakan lapis demi lapis ( tiap lapis maksimum 30 cm ) disiram air hingga kenyang dan
dipadatkan dengan stamper. Ketinggian urugan sirtu hingga mencapai – 30 cm. Kemudian di atasnya
diurug dengan pasir urug, disiram dan distamper hingga mencapai bata pasangan / beton rabat tegel
lantai.
h. Kontraktor harus menyediakan pompa air untuk menguras / mengeringkan genangan pada galian /
lubang pondasi yang disebabkan hujan atau air tanah.
i. Urugan di sekeliling bangunan dilaksanakan sesuai gambar dan pada tepi urugan dibuat landai
dengan sudut kemiringan 45 derajat.

4.9. Pekerjaan Pondasi.


Bila menggunakan pondasi batu kali :
1. Pasangan pondasi batu kali menggunakan batu kali belah dengan bahan – bahan sesuai dengan
persyaratan.
2. Di bawah pasangan batu kali dipasang lapisan batu kosongan (Aanstampeng) setebal 20 cm yang
sela – selanya diisi dengan pasir urug dan disiram air hingga padat dan rata.
3. Pondasi batu kali harus dibuat dengan ukuran penampang sesuai gambar dan menggunakan
perekat ( spesi ) campuran yang ditentukan. Batu – batu pondasi tidak boleh saling bersinggungan
antara satu dengan yang lainnya dan harus diisi dengan spesi. Untuk celah – celah yang besar
antara batu pondasi harus diisi dengan campuran dan campuran spesi.
4. Pelaksanaan konstruksi di atas pondasi batu kali dan pelaksanaan urugan di samping pondasi, baru
dapat dilaksanakan jika pondasi telah kering.
5. Urugan pasir di bawah pondasi harus dilaksanakan setebal sesuai dengan gambar rencana serta
diratakan dan dipadatkan.

4.10. Pekerjaan Beton Bertulang


a. Seluruh pekerjaan beton bertulang seperti tertera pada gambar rencana harus dilaksanakan dengan
mutu beton K-175 dan mutu besi baja U – 24 dengan campuran beton 1 PC : 2 Psr : 3 Krl.
b. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terbenam di dalam air harus dibuat dengan campuran
1 PC : 1.5 Psr : 2.5 Krl, meskipun campuran tersebut tidak perlu lebih kedap dari campuran dengan
mutu K 225 (selimut beton 3 cm).
Catatan : Struktur lainnya sesuai dengan perhitungan konstruksi.
c. Apabila kontraktor hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, kapan pengecoran akan dilaksanakan.
d. Pengecoran hanya dapat dilakukan apabila :
 Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan begesting secara sempurna serta
pemasangan instalasi listrik, telpon dan air yang direncanakan masuk dalam betonan terpasang
dan setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Kontraktor telah membuat rencana perhitungan kekuatan perancah untuk plat lantai yang telah
disahkan Direksi serta telah melaksanakannya secara sempurna sesuai rencana dan
perhitungan yang telah dibuat (khusus bangunan bertingkat).
 Kontraktor telah membuat daftar bahan, alat, tenaga dan schedule rencana pengecoran dan
strategi pengecoran berupa gambar, tata letak bahan serta arah pengecoran yang seluruhnya

Syarat-syarat Teknis/2018
4

harus disahkan oleh Direksi lebih dahulu berdasarkan pemeriksaan Direksi terhadap kesesuaian
isi daftar tersebut dengan kenyataan di lapangan.
e. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal – hal sebagai berikut :
 Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen menggunakan
slump beton. Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
PBI 1971. Bila angka ini tidak tercapai maka adukan harus dibuang atau dipakai untuk pengganti
pelaksanaan beton rabat.
 Pembuatan benda uji, kubus beton atau silinder beton sebanyak 2 ( dua ) buah setiap 3 ( tiga )
m3 beton. Setelah mencapai umur yang cukup, benda uji tersebut harus ditest ke laboratorium
dengan biaya ditnggung Kontraktor. Bila hasil test laboratorium ternyata mutu beton yang telah
dilaksanakan tidak memenuhi syarat, maka dilakukan test di lapangan. Sesuai dengan
ketentuan di dalam PBI 1971, apabila test di lapangan masih didapatkan hasil mutu beton di
bawah yang disyaratkan ( ditentukan ), maka hasil pekerjaan harus dibongkar dan dilaksanakan
kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya ( tanpa ganti rugi ).
 Pemadatan beton harus menggunakan vibrator dan dilaksanakan secara semestinya, yaitu
pencelupan vibrator harus tegak lurus secara perlahan – lahan dan demikian pula penarikan
vibrator. Selama pengecoran vibrator tidak boleh menyentuh tulangan dan begesting.
f. Bila kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan – ketentuan di atas, Direksi berhak
menghentikan pekerjaan tersebut dan semua resiko menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Pembongkaran begesting dan perancah harus ijin tertulis dari Direksi.
h. Selesai pembongkaran begesting, untuk waktu sesuai petunjuk Direksi, Kontraktor wajib menyiram
beton untuk pemeliharaannya.
i. Setelah pembongkaran begesting, apabila terdapat lubang – lubang pada permukaan beton, maka
lubang – lubang tersebut harus segera ditutup degan spesi campuran 1 PC : 2 Psr.
j. Kayu dan papan begesting yang dipakai: kayu tahun atau kayu meranti.
k. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI Tahun 1971.

4.11. Pemasangan Diding Batu Bata / Pemasangan Batu Bata Lainnya


a. Pasangan dinding pada umumnya adalah pasangan dinding batu bata merah dengan tebal
ditentukan. Dan selanjutnya dengan perekat campuran 1 Pc : 6 Ps. Sebelum dipasang batu bata
harus disiram / direndam air terlebih dahulu hingga basah.
b. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat tegak lurus, baik secara vertikal maupun horizontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
c. Setiap luas pasangan dinding bata merah mencapai 12 M2 maka harus dipasang frame berupa
kolom beton praktis atau balok-balok beton praktis.
d. Tinggi pemasangan untuk setiap hari pelaksanaan maksimum setinggi satu meter.
e. Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan disiram air minimal 1 kali
setiap harinya.

4.12. Pekerjaan Plesteran


a. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan seluruh jalur instalasi listrik dan instalasi air ( pipa listrik
dan pipa air ) yang menempel pada dinding harus sudah dipasang.
b. Bidang-bidang beton yang akan diplester, permukaanya harus dibuat kasar (dibetel) dan disaput air
semen PC.
c. Bidang-bidang dinding dan bidang pasangan batu bata lainnya yang akan diplester, terlebih dahulu
harus disiram air hingga basah.
d. Campuran plesteran untuk bidang-bidang, sedang untuk dinding batu bata biasa mamakai campuran
1 Pc : 6 Ps. Untuk plesteran saluran keliling dan benangan sudut campurannya 1 Pc : 6 Ps.
e. Plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga menghasilkan bidang yang rata, lurus dan
rapi.
f. Selama kurun waktu tertentu plesteran herus selalu disiram air, hingga Direksi menyatakan
pekerjaan plesteran sudah cukup keras / kering untuk selanjutnya diaci dengan adukan semen PC
kental hingga halus rata. Bidang plesteran yang akan diaci harus disiram air lebih dahulu.

4.13. Pekerjaan Lantai


a. Bahan lantai bangunan yang dipakai adalah :
 Tegel keramik 40 X 40 cm polos, ex. Roman, Platinum atau setara, dipasang pada lantai
bangunan
 Atau jenis tegel lain yang telah ditentukan dalam RAB

Syarat-syarat Teknis/2018
5

b. Dinding bagian bawah pada sudut pertemuan dengan lantai dibuat kol-kolan setinggi 7 cm masuk
kedinding sedalam 1 cm yang kemudian difinish dengan cat tembok warna tua. Campuran
perekatnya digunakan 1 Pc : 2 PS.
c. Adukan spesi untuk pemasangan tegel lantai ruangan adalah 1 Kp : 2 Ps, sedangkan untuk lantai
keramik / Porselen 1 Pc : 2 Ps.
d. Semua tegel PC harus menggunakan tegel kwalitas satu, produksi dari satu pabrik dan kontraktor
harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi, dengan
ketentuan :
 Tegel PC jenis kepala basah dengan lapis aus ( nat kop ) dengan ketebalan minimal 3 mm
 Tegel PC harus diproduksi dengan press mesin
 Diutamakan dari produksi pabrik yang telah mempunyai sertifikat test laboratorium mutu ke satu/
KW I
e. Tegel yang terdapat cacat pada permukaannya tidak boleh dipasang.
f. Pemasangan tegel dan porselen harus diberi antara (nat) maksimum 2 mm dan pemasangan harus
siku, lurus, rata dan rapi
 Nat antara pasangan tegel / porselen harus dicor / ditutup dengan semen PC dan warna
semennya disesuaikan dengan warna tegel / porselennya
g. Sebelum pemasangan tegel lantai, urugan bawah lantai harus benar-benar padat (pemadatan
harus pakai stamper dan disiram air).

4.14. Pekerjaan Kuzen, Daun Pintu, dan Daun Jendela


a. Bahan yang dipakai adalah kayu kwalitas baik dengan ketentuan :
 Kusen Pintu & Jendela : Kayu Balau ukuran 6 X 14 cm
 Pintu Panil : Kayu Balau slimar ukuran 4/10 cm dan 4/20 cm.

b. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakannya bentuk masing – masing
type serta ukurannya.
c. Semua kayu dalam pekerjaan ini harus diserut / diketam halus dan rata serta sambungan –
sambungan harus halus dan rapi.
d. Kaca yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah kaca bening tebal 5 mm atau disesuaikan dengan
gambar.
e. Sebagai penggantung dari daun pintu dan daun jendela dipakai engsel jenis H. Daun pintu memakai
engsel H ukuran 14 cm sebanyak 3 buah, sedang daun jendela memakai engsel G ukuran 10 cm
sebanyak 2 buah.
f. Pada daun pintu panil dipasang kunci tanam 2X putar, dilengkapi dengan grendel.
g. Pada daun jendela dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel, 2 (dua) buah windhaak kait angin –
angin dan handle.
h. Pada pintu double (ganda) dipasang grendel tanam atas bawah 2 (dua) buah dan grendel panjang 2
buah sebagai penahan angin bila pintu dibuka.
i. Penggantung, pengunci dan kelengkapan lainnya tersebut di atas harus dipasang secara rapi, kuat
dan kokoh.
j. Rollingdoor menggunakan bahan alluminium dengan Tebal 0.8 mm, dan harus di pasang dengan
rapi.

4.15. Pekerjaan Langit-langit


a a. Rangka / penggantung langit – langit harus menggunakan kayu tahun ukuran 5/7 cm untuk rangka
pembagi dan ukuran 6/12 cm untuk rangka induk. Rangka induk harus dipasang minimal berjarak 2
m atau sesuai gambar.
b. Bahan penutup langit-langit adalah Gypsum board 240X120 cm 9mm, ex. Elephant atau setara
dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut
d. Rangka plafond sisi bawah harus rata serta dipasang lurus / rata air.

4.16. List Plafond


a. Bahan yang dipakai untuk list plafond adalah list gypsum besar dengan ukuran sesuai gambar.
b. List Gybsum besar dipasang pada pertemuan dinding dengan langit – langit arah mendatar saja.

4.17. Rangka Atap


a. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan rangka atap adalah :

Syarat-syarat Teknis/2018
6

 Jenis kayu – kayu yang telah ditentukan harus kwalitas baik ukuran sesuai gambar digunakan
untuk kuda – kuda, nok, gording, jurai, ikatan angin, skoor, konsol dan usuk.
 Kayu ukuran 2/3 cm untuk reng.
 Kayu ukuran 2/10 cm untuk papan kompres.
b. Bentuk dan ukuran masing – masing type kuda – kuda, dimensi kayu, perlengkapan dan
perletakannya harus sesuai gambar.
c. Perletakan kuda – kuda kayu harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga perletakan pada satu
sisi merupakan perletakan sendi dan pada sisi yang lain merupakan perletakan roll.
d. Dimensi serta jarak perletakan dan kedudukan gording harus sesuai gambar. Sambungan pada
gording harus menggunakan sambungan kait miring yang diperkuat dengan mur dan baut sebanyak
4 buah. Letak sambungan hanya diperkenankan pada posisi lebih kurang 1/5 bentang gording.
e. Usuk harus berukuran 5/7 cm dan dipasang dengan jarak antara 50 cm dari as ke as yang dipakukan
ke gording.
f. Reng menggunakan kayu ukuran 2/3 cm dengan panjang minimal 2 m, dipasang lurus dan sejajar
dengan jarak antara 20 cm atau disesuaikan dengan jenis dan type genteng yang digunakan.
g. Seluruh pekerjaan pada ayat – ayat di atas ( a s/d f ) harus dilaksanakan secara kuat, rata dan rapi.
h. Papan listplank harus diketam ( diserut ) halus dan dipasang dengan kuat (dipaku ) pada konsol dan
usuk. Pemasangan harus lurus dan rata air ( waterpass ). Panjang minimum papan listplank yang
diijinkan adalah 2 m dan penyambungannya menggunakan sambungan ekor burung tertutup.
i. Papan kompres dipasang di atas pertemuan antara listplank dengan genteng pada sisi miring gewel
atau pada sisi ventilasi atap pada atap model dorogepak. Bagian bawah papan kompres dipasang
seng BJLS atau diberi perekat / spesi 1 PC : 3 Psr.
j. Papan listplank dan papan kompres sebelum dipasang dicat menie terlebih dahulu.

4.18. Pekerjaan Penutup Atap


a. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
 Genteng Metal dengan tebal 0.4 mm ex. Multiroof, atau setara. Dalam hal ini Kontraktor sebelum
mendatangkan penutup atap genteng diharuskan mengajukan contoh dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
b. Penutup atap genteng baru dapat dipasang apabila seluruh pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan, dan telah diperiksa / disetujui Direksi.
c. Pemasangan genteng harus lurus, rata dan rapi. Untuk itu digunakan tarikan benang atau kayu
pelurus.
d. Sebelum pemasangan genteng bubungan, papan reuter harus terpasang dulu menggunakan perekat
1 PC : 4 Psr dan disaput dengan air semen PC.

4.19. Pekerjaan Cat – catan


a. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
1. Cat tembok : digunakan untuk mengecat seluruh dinding baik luar maupun dalam,
listplank beton serta plafond Gypsum Board. Bahan cat yang digunakan
adalah Cat Produk Decolith atau setara.
2. Cat kayu : digunakan untuk mengecat Listplank. Bahan cat yang digunakan adalah
Cat Produk EMCO atau setara
b. Sebelum dilakukan pengecatan pada dinding, terlebih dahulu dinding diplamur hingga rata kemudian
digosok dengan kertas gosok hingga rata dan halus. Setelah itu pengecatan dinding dapat
dilaksanakan dan dilakukan berulang – ulang minimal 2 kali, sehingga diperoleh hasil pengecatan
yang rata dan halus.
c. Pengecatan langit – langit ( plafond ) harus berulang – ulang hingga diperoleh hasil yang halus dan
rata. Pengecatan langit – langit dapat dilaksanakan sebelum dipasang dan setelah dipasang tinggal
mengulangi yang kurang rata.
d. Pengecatan kayu terlebih dahulu kayu digosok dengan kertas gosok hingga halus dan rata,
kemudian dicat dasar / mennie lalu didempul dan digosok lagi dengan kertas gosok hingga benar –
benar rata dan halus. Setelah itu pengecatan kayu dapat dilaksanakan, minimal diulang 2 kali atau
hingga halus, rata dan mengkilap. Untuk menjaga kekentalan cat, digunakan minyak cat atau thinner.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati – hati, agar tidak terjadi tumpahan
atau percikan cat pada bidang lain. Apabila terjadi tumpahan atau percikan cat yang mengotori
bidang lain yang seharusnya tidak kena cat, maka Kontraktor wajib membersihkannya atau
memperbaikinya.

Syarat-syarat Teknis/2018
7

4.20. Pekerjaan Sanitasi


a. Wastafel yang digunakan yaitu ex. Toto dan produk dalam negeri ex. INA atau produk lain yang
setara.
b. Pekerjaan sanitasi meliputi pekerjaan pemasangan wastafel, pemasangan jaringan pipa air bersih,
pemasangan jaringan pipa air kotor,, kran dll, dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Wastafel dan perlengkapanya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat – cacat lainnya dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
d. Pemasangan harus baik, rapi, water pass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda, dan
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran kebocoran.
e. Pipa air dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut,
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.
f. Saluran pipa dan sambungan-sambungan dibuat dengan cermat, sehingga air mengalir dengan
lancar.
g. Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang ditutup selama pemasangan, untuk mencegah kotoran
memasuki pipa.
h. Untuk pipa PVC penyambungan menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagi yang disambung
dibersihkan dan di amplas terlebih dahulu untuk lebih menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian
disambung dan di berikan tekanan sampai lem benar-benar kering.

4.21. Pekerjaan Instalasi Listrik


a. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
 Kabel : NYA, NYM ukuran 3 x 2.5 mm2 merk Supreme, Kabelindo, atau setara.
 Stop Kontak : Vimar, Broco atau setara.
 Saklar : Vimar, Broco atau setara.
 Lampu : Philips, Osram atau setara
 Sekering Box : Vimar, Broco atau setara (disesuaikan gambar diagram listrik)
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bidang ini meliputi : penyediaan material, perlengkapan dan
pelaksanaan seluruh sistem listrik, sehingga dapat bekerja secara sempurna. Pekerjaan instalasi
listrik ini adalah hingga sampai siap menyala. Tetapi apabila untuk tambahan ruang yang pada
bangunan yang sudah ada telah dialiri listrik, maka instalasi listrik gedung baru dihubungkan (
overspanning ) dengan bangunan terdekat menyala.
c. Jika Kontraktor menemukan kesalahan atau ketidakjelasan dalam gambar perencanaan atau
spesifikasi teknisnya, maka kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi untuk
memperoleh penjelasan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh Kontraktor Listrik yang terdaftar dan
mempunyai ijin sebagai instalatir resmi PLN.
e. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan menurut peraturan umum instalasi listrik /
peraturan PLN dan peraturan lain yang berlaku serta memenuhi standart – standart yang ada ( SH,
SPLN dan sebagainya ).
f. Seluruh material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan tahan terhadap iklim tropis
serta terlindung terhadap kemungkinan korosi.
g. Kontraktor harus memberikan contoh material untuk persetujuan apabila diminta oleh Direksi
sebelum instalasi dilaksanakan, apabila ditolak Kontraktor harus menggantinya, dan semua biaya
ditanggung Kontraktor.
h. Kontraktor harus menyerahkan Shop Drawing untuk disetujui Direksi sebelum dimulainya
pelaksanaan instalasi listrik.
i. Kotak panel listrik ( sekering box ) terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm, dicat dasar anti
karat dan difinish cat warna abu – abu dan dilengkapi dengan pintu dan kunci. Ukuran kotak panel
listrik disesuaikan dengan kapasitas groupnya.
j. Sistim pengamanan pen-tanahan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
 Hantaran pentanahan harus terus menerus (kontinyu)
 Setiap panel harus di-ketanahkan dengan elektroda pen-tanahan
 Elektroda pen-tanahan harus dilengkapi dengan kotak kontrol (control box) dan terminal
pengujian
 Elektroda pentanahan harus dipasang di luar bangunan
 Tahanan pentanahannya maksimum 6 ohm
k. Pada kotak panel listrik harus disediakan fuse cadangan sebanyak jumlah group yang ada, disimpan
di kotak panel dan diberi tanda yang jelas.

Syarat-syarat Teknis/2018
8

l. Seluruh instalasi harus diuji, untuk menentukan apakah kerjanya sudah sempurna, sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan peraturan yang berlaku. Pengujian
instalasi tersebut meliputi :
 pengujian isolasi
 pengujian konstinyuitas
m. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
spesifikasi ini, harus disediakan kontraktor, sehingga instalasi dapat dipertanggung jawabkan, tanpa
tambahan biaya.

Syarat-syarat Teknis/2018
9

5. PENUTUP

a. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipakai harus diajukan contohnya terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan. Dan barang yang didatangkan
harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui baik jenis, merk, type maupun kwalitasnya. Apabila tidak
sesuai contoh maka Direksi berhak menolaknya.
b. Semua material yang merupakan hasil alam, akan diperiksa jenis dan kwalitasnya pada saat material
didatangkan di lapangan / di lokasi proyek.
c. Bahan-bahan / material yang tidak disetujui / ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek paling
lambat 2 X 24 jam. Bila Kontraktor tidak mengindahkan, maka Direksi berhak mengeluarkan dengan biaya
ditanggung kontraktor.
d. Bagian-bagian yang secara nyata termasuk di dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan baik didalam RKS
maupun gambar, maka tetap harus diselenggarakan / dilaksanakan oleh kontraktor.
e. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan
yang tidak disebut perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Kontraktor maka harus dianggap seperti
disebutkan.
f. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini uraian bahan dan pekerjaan yang tersebut ternyata
tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tersedia, maka uraian bahan dan pekerjaan
yang tercantum dalam RAB yang digunakan, serta mengikat Kontraktor sesuai Kontrak yang ditandatangani
kedua belah pihak.
g. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, bilamana perlu diadakan penyempurnaan dalam RKS ini.

Trenggalek, ……….............. 2018

Dibuat oleh :
Mengetahui / Menyetujui :
KONSULTAN PERENCANA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN CV. DIAN CIPTA
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Biro Arsitek & Insinyur
KABUPATEN TRENGGALEK

APIP MUTOHARI, SH. M.Si Ir. SUYANTO


NIP. 19670719 199302 1 002 Direktur

Syarat-syarat Teknis/2018

Anda mungkin juga menyukai