A PERSYARATAN UMUM
PASAL 1. SYARAT-SYARAT DAN LINGKUP PEKERJAAN, PERATURAN DAN STANDAR
1.1 Syarat-syarat Umum, Peraturan dan Standar
Dalam melaksanaan pekerjaan, Kontrator harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di
dalam Negara Republik Indonesia.
Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan dengan pasal diatas meliputi :
a Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bangunan :
- PPKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
- PBI (Peraturan Beton Indonesia)
- NI-3-1970
- Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia (PUBI)
- Dengan segala perubahan-perubahan yang terakhir
- Dan lain sebagainya
b Setelah pekerjaan selesai Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Asbuild Drawing kepada
Direksi. Gambar Asbuild Drawing ini digambar dalam kertas HVS ukuran A3 (atau ditentukan
lain oleh Direksi pekerjaan)
c
Kontraktor Pelaksana diwajibkan melaporkan kepada Direksi setiap ada perbedaan ukuran
diantara gambar-gambar, perbedaan antara Gambar Kerja, Rencana dan Syarat-syarat (RKS)
untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor Pelaksana
memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. akibat-akibat dari kelalaian kontraktor
pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.
d
Setiap langkah pekerjaan sebelum mulai pada pelaksanaan, Kontraktor pelaksana terlebih
dahulu harus membuat Shop Drawing. Acuan Shop Drawing dari Gambar Rencana dan kondisi
situasi dilapangan yang sebenarnya.
e
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksananya maupun yang sedang dilaksanakan,
pelaksana diwajibkan berhubungan dengan Direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak
ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/persetujuan.
f
Setiap usul perubahan dari kontraktor pelaksana maupun persetujuan pengesahan dari
Direksi dianggap berlaku, syah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
g Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
h Kontraktor pelaksana harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan Nasional, Propinsi dak
Kota bersangkutan disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.
Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian
c dan Penerangan no. 472/kpb/XII/80, 013/M/SK/12/1980, 64/MENPAM/1980 tanggal 23 Desember
1980, pemekaian bahan diutamakan memakai produk dalam negeri yang memenuhi persyaratan.
c
Apbila contoh bahan kualitasnya meragukan, maka untuk menyakinkan semua pihak harus
dilakukan tes laboratorium dengan biaya dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
5.2 UKURAN
a Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm, cm, dan m.
Pemborong harus menyediakan Tenaga yang ahli dalam cara-cara mengukur. Alat-alat
c menyipat datar (theodolit, waterpass) prisma silang harus selalu berada dilapangan.
Jalan masuk ke tempat pekerjaan/proyek harus dijaga dari kerusakan maupun kebersihanya
dan atas biaya oleh Pemborong sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan proyek juga
diperhitungkan pula untuk sirkulasi keluar masuk kendaraan proyek, orang, peralatan berat
dan lain sebagainya, bisa lancar dan baik, tidak sampai terjadi longsor, amblas dan
genangan air/becek pada waktu hujan. yang bisa menghambat jalannya pekerjaan. Bila ada
kerusakan pada saat tersebut maka harus diperbaiki segera oleh pemborong.
1.3 KANTOR KONSULTAN PENGAWAS DAN FASILITAS, KANTOR KONTRAKTOR DAN FASILITAS, LOS KERJA DAN
BAHAN
a Kantor Konsultan Pengawas, Kantor Kontrator dan akomodasi staff pengawas dan sebagainya
harus dijaga dan dirawat sampai proyek tersebut selesai.
b Bangunan untuk kantor dan akomodasi harus dijaga dan dirawat sampai proyek tersebut selesai.
c
Selama jangka waktu penuh masa kontrak, kontraktor harus menyediakan kantor konsultan
pengawas dan staff pengawas dengan fasilitas peleayanan seperti listrik, telepon dan
sebagainya dengan tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
d Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran secukupnya disemua kantor, los
kerja, gudang dan sebagainya.
1.3.1
KANTOR KONTRAKTOR PELAKSANA DAN FASILITAS, PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN DNA LOS KERJA
Ukuran kantor, gudang bahan, bahan dan los kerja terserah kepada Kontraktor sesuai
kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran.
1.4 LISTRIK DAN AIR KERJA
Untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan listrik dan air kerja
untuk digunakan sebagai penunjang kegiatan dan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan listrik dan air tersebut adalah atas biaya pemborong.
c Bentuk, ukuran dan isi papan nama proyek harus mengikuti ketentuan Pemerintah
daerah setempat.
a Pematokan
Sebelum bagian pekerjaan lain dimulai, kontraktor melakukan pematokan untuk
- mendapatkan As Fan Peil rencana serta batas.
Patok-patok tersebut dari kayu Ø8 cm atau Kayu 5/7 dan panjang 60 cm ditancapkan
- sedalam 50 cm dan bagian yang muncul diatas permukaan tanah setinggi 10 cm.
Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat patok-patok
referensi pada tempat yang aman dan mudah terlihat. Patok referensi tersebut
- ditempel dipapan yang berisikan tulisan/penjelasan mengenai posisi dan peil rencana
dari titik bersangkutan.
Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah ada, Direksi berhak melakukan
- pengukuran pemeriksaan ulang.
b Pembersihan (Clearing dan Gubbing)
Kecuali ditetapkan lain oleh Direksi, maka seluruh sisa bongkaran pada site harus
- dibersihkan.
Sisa-sisa bongkaran, sisa pohon, tunggul-tunggul dan akar pohon besar dibuang ke
- lokasi yang ditetapkan oleh Direksi.
Bila Direksi memerintahkan bahwa pohon-pohonn rindang dan pohon-pohon serta tanaman
ornamen tertentu dipertahankan, maka pohon-pohon/tanaman-tanaman tersebut harus
dijaga betul-betul terhadap kerusakan atas biaya Kontraktor. Pohon-pohon yang harus
- disingkirkan harus ditebang sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon lain
serta tanaman yang harus dipertahankan, hal ini juga harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada tanah milikk perorangan
tanpa izin khusus dari pemiliknya dan kontraktor atas tanggung jawabnya
- menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan ditempat semula, asal ada
persetujuan tertuis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan harus
- diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggung jawabnya sendiri.
Dalam hal akan dilakukan pembakaran, Kontraktor harus memberitahukan kepada pemilik-
- pemilik tanah yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam tentang maksud
akan melakukan pembakaran.
Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah yang
- berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila hasilnya sidah diketahui dan disetujui
- oleh Direksi.
Apabila kedalam galian pondasi sudah tercapai, kondisi tanah masih diragukan,
c kontrator wajib melaporkan kepada Direksi/Pengawas dan Pemberi Tugas.
b Syarat-syarat Umum
Semua pekerjaan pondasi harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan
- menggunakan adukan yang ditentukan untuk masing-masing pondasi.
Air tanah atau air buangan yang menggenang dalam lubang/parit pondasi harus dipompa
- keluar sampai dasar lubang galian menjadi kering.
Sebelum pondasi dipasang, harus dibuat profil-profil pondasi dari kayu disetiap
- sudut/ujung galian yang bentuk serta ukurannya sama dengan penampang pondasi yang
akan dipasang. Tidak diperkenankan mempergunakan profil-profil pondasi dari bambu.
Angka perbandingan dan kapasitas adukan beton harus cukup untuk dapat
6 melakukan pengecoran terus menerus untuk setiap satu lubang pondasi.
Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai dengan
2 gambar rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja dengan beton
tumbuk tebal 5 cm.
Stek-stek kolom, harus distek setepat-teoatnya sebelum pengecoran beton
3 dilaksanakan.
harus diperhatikan sebelum memasangbekisting dan tulangan sloof, pipa-piap
4 pembuangan air kotor dan suply air bersih yang lewat dibawah sloof harus
sudah terpasang pada posisi yang tepat.
Termasuk dalam pekerjaan ini pada penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air
pada daerah basah serta penyediaan.
- Kontraktor harus membuat mix design untuk masing-masing mutu beton yang digunakan.
b Penyimpanan.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan berventilasi baik,
diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis/tumpukan langsungg diatas lantai. Penyimpanan semen
harus selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
c Pemeriksaan
d BAJA TULANGAN
1 Baja tulangan yang dipakai harus dari bahan mutu U-32 untuk diameter tulangan
≥ 16 mm yaitu baja lunak dengan kekuatan tarik 2780 kg/cm2 dan teganagn patah
minimum 3200 kg/cm2. Sedangkan tulangan diameter < 16 mm bisa dipakai mutu
baja U-24 menurut PBI-1971.
2
Ukuran baja harus sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar.
Penggantian dengan diameter lain, hanya diperbolehkan atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang
diperlukan dengan kekuata mutu yang ada tidak boleh kurang dari yang
disebutkan dalam gambar atau perhitunganya.
3 Baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab, dipisahkan
sesuai diameter masing-masing serta dilindungi terhadap segala macam kotoran
yang dapat menyebabkan karatan.
2
Penggunaan Additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemakaian
additive ini tidak boleh menyebabkan berkuranganya volume semen dalam adukan.
3 Bahan tambahan yang memepercepat pengerasan awal sama sekali tidak boleh
dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah tidak boleh
mempergunakan waterproofer yang mengandung garam.
f BEKISTING
1
Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu Klas IV yang cukup kering dengan
tebal minimum 3 cm atau multiplek tebal 12 mm diperkuat dengan rangka-rangkga
penyangga, penyokong, dll. Sehingga mampu mendukung beton sampai selesai
proses ikatan beton. Bekisting harus mampu pula untuk menahan getaran-getaran
vibrator dan kejutan gaya-gaya lain tanpa merubah bentuk.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat
2 untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki sama.
g SELIMUT BETON
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan serta harus mempunyai jarak tetap dan setiap bagian-bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan didalam gambar rencana, maka selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah 1.5 cm.
B SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a SHOP DRAWING : PERHITUNGAN KONSTRUKSI
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, kontraktor diharuskan :
1 Membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2
Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan, kontraktorharus melaporkan kepada konsultan
pengawas yang selanjutnya akan meneruskan kepada konsultan Perencana. Sebelum
ada kepastian mengenai kebenaran gambar tersebut kontraktor tidak diijinkan
melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
b CAMPURAN BETON
1 Dibuat dengan perbandingan volume sebagai berikut :
2 Beton harus dibentuk dari campuran semen portland, pasir beton, kerikil dan
air seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
3 Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar) harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton ditentukan
sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai penggunaannya dan akan
menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta kekuatan yang
dikehendaki.
4 Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton Molen)
yang berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Pengaduk harus rata, sehingga
warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan
c PENULANGAN
1 Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat lepas, serpih-serpih,
minyak gemuk atau lapisan lainya yang akan merusak atau mengurangi lekat pada beton.
2 Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
tertera dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya.
3 Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai dengan gambar rencana. Harus
diusahakan agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat beton dipadatkan.
4 Pada umunya pegujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971 yaitu mempunyai
kekuatan leleh minimum 3600 kg/m2. Jika besi tulangan tersebut tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan maka kelompok yang tidak memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan
tidak boleh digunakan.
d PENGECORAN
1
Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengecoran antara lain; Meneliti kembali tulangan yang telah
dikerjakan dan menyesuaikannya dengan gambar apabila terdapat kesalahan. Tulangan yang
bengkok, ikatan-ikatan yang lepas atau berubah posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua
instalasi yang tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan baik. Memberitahukan
dahulu kepada konsultan Pengawas tentang pengecoran yang akan dilakukan. Jika tidak ada
pemberitahuan tertulis atau persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang akan dicorkan tersebut.
2 Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau bagian
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa henti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan dari
konsultan Pengawas.
3 Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam keadaan normal
biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada waktu hujan turun kecuali jika
kintraktor mengambil tindakan yang bisa mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
4 Adukan beton harus dipadatkan secara seksama dengan menggunakan alat penggetar.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan atau angin sampai beton
5 tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat, harus
dilakukan perawatan beton, sbb :
Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan tersebut
-
dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah permukaan beton cukup keras.
e ANGKUTAN BETON
Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton harus sedemikian
rupa sehingga dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
1 tempat pekerjaan tanpa adanya kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perubahan nilai slump.
Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
2 tempat pengecoran sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pada sambungan dari kolom beton dengan pasangan dinding harus diberi angker
dari baja lunak Ø 10 mm sepanjang 40 cm dan dibengkokan ujung yang satu
2 dimasukan ke dalam beton sedang sisanya dimasukan ke dalam pasangan dinding
hollow brick. Angker tersebut dipasang setiap jarak 75 cm.
Cetakan harus dibuat rapi, kuat dan kaku sehingga setelah dibongkar
1 menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan. Celah-
celah harus rapat sehingga air adukan tidak merembes keluar.
Cetakan harus benar-benar aman pada kedudukan sehingga dapat dicegah adanya
pengembangan, lengkungan/lenturan atau lain gerakan pada waktu beton
2 dituangkan. Penyangga cetakan harus bertumpu pada dasar yang keras sehingga
tidak ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-
dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping lainnya, tujuh
4 hari untuk dinding-dinding pemikul dan 21 hari untuk balok-balok dan plat
atap.
Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan
5 disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus sesuai
6 dengan P91-1971.
b Bahan-bahan
Kecuali dinyatakan lain maka semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan
ini harus dari baja yang digalvanisir celup panas atau logam bukan besi yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c Syarat-syarat Pelaksanaan
Pada dasarnya semua pekerjaan logam ini meskipun bersifat non struktural,
pelaksanaanya tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan baja struktural seperti diuraikan pada ayat (1) d Pasal ini.
2 PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
a bercacat. Beberapa bahan tertentu harus mash tersegel dan berlabel pabriknya.
b
Semua tembok/dinding KM/WC, setinggi 1.5 meter diatas lantai dengan adukan M1
c Pasangan dinding setinggi 20 cm diatas lantai dan 20 cm diawah lantai dengan adukan
trasram macam M1, kecuali bila dibawah lantai ada balok sloof beton bertulang cukup
dipasang 20 cm diatas lantai.
- Semua sambungan spesi pasangan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar
penyelesaian plesteran dinding dapat melekat dengan baik.
b PLESTERAN DINDING
-
Plesteran dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan konsultan Pengawas dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
-
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding telah disetujui olej konsultan Pengawas sesuai uraian dan
persyaratan pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
-
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profil.
- Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatanya menggunakan Mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding hollow brick yang
berhubungan dengan udara luar dan semua pasangan hollow brick dibawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm
dari permukaan lantai untuk KM/WC/Toilet dan daerah basah lainnya
dipakai adukan plesteran 1 PC : 2 PS.
2 Untuk adukan kedap air, harus ditambahkan dnegan Daily Bond dengan
perbandingan 1 PC : 1 Daily Bond.
3 Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang Homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur
8 hari (kering)
4
Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan
agar jarak waktu pencampuran adukan perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihii 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
-
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik da plumbing untuk keseluruhan bangunan.
- Pasangan kepala plestran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keretakan
dinding.
-
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
anyam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesteran pada bagian
pekerjaan yang diijinkan oleh konsultan Pengawas.
- Untuk permukaan yang datar harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 meter. Jika melebihi,
kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
kontraktor.
-
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan-
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
-
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki samapai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Selama 7 hari
setelah pengacian selesai kontraktor harus selalu menyiram dengan air sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
-
Selama pemasangan dinding hollow brick/beton bertulang belum finish,
kontraktor wajib memelihara dan menjaga terhadap kerusakan-kerusakan dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
kontraktor dan wajib diperbaiki.
- Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 minggu.
- Naad pertemuan kuzen dengan dinding, setiap pertemuan kuzen dengan dinding
harus diberi naad lebar 0,8 cm, naad harus lurus dan rata.
-
Naad/tali air pada listrik untuk setiap bidang/lisplank yang kena air hujan
supaya diberi naad/tali air untuk memutuskan rambatan air hujan tersebut.
PASAL 5. PEKERJAAN KUZEN PINTU, JENDELA DAN KACA (Lengkap dengan Kunci, Engsel dan Acc)
5.1 LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan semua bahan, peralatan serta pemasangan dari semua pekerjaan yang
meliputi :
1 Pemasangan kuzen kayu
2 Pemasangan Pintu dan Jendela Kayu
3 Pemasangan Pintu (lengkap dengan engsel dan kunci) serta asesoris lainya.
d Kelembaban kayu yang diizinkan untuk pekerjaan kayu harus tidak melebihi dari 15%
dan untuk pekerjaan kayu lainnya lebih dari 18%. Kelembaban tersebut ditentukan
kayu yang dikirimkan kelapangan pekerjaan dan harus konstan sampai pekerjaan
selesai.
e Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus terjaga dengan menyimpannya
ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama untuk kayu-kayu yang
sudah distel.
5.2.2 Kaca
a
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum adalah 1,5 mm/meter.
b Cacat-cacat :
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan
pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca)
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian
atau seluruh permukaan kaca)
- Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar
kearah luar/masuk)
- Kaca harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandang, gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari bintik-bintik (spots) awan (cloud) dan goresan
(scrath).
- Kaca harus bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
-
Mutu kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
c Bahan Kaca
- Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982
- Ketebalan minimal 5 mm, sesuai dengan luas kaca yang dipasang.
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan
d Pengawas.
Sisi kaca yang tamapak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
e digerinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
b Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lainnya
yang diperlukan hingga terjamin kekuatanya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
c
Semua kayu tampakharus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lainnya,
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
d Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan
siap difinishing)
e Sistem sambungan yang dipakai adalah siste lubang, purus dan pasak. Tidak
diperkenankan ada paku yang nampak.
f
Sambungan harus benar-benar rapat, bidang horizontal dan vertikal harus siku.
g Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
h Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
i Permukaan kayu yang terlihat harus diketam sedemikian rupa, sehingga siap menerima
pekerjaan finishing.
j Bahan kayu yang telah dipola, diserut dengan mesin, baru kemudian dengan serutan
tangan.
k Untuk bahan perekat yang dipakai adalah lem kuning dan lem putih.
l
Untuk bahan perekat tersebut kontraktor mengajukan terlebih dahulu contoh baik
kualitas maupun jenisnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
m Permukaan kayu yang menempel pada tembok/beton terlebih dahulu diberi lapisan menie
kayu 2 lapis.
n Daun pintu teak plywood/plastic laminatied yang dipasang pada rangka kayu adalah
dengan cara dilem, tanpa pemakuan (dipress).
o Khusus untuk fornika direkatkan dengan lem pada permukaan bidang polywood (4 mm)
yang telah dipasang pada kerangka daun pintu, kerekatan ini harus dilekatkan dengan
press diworkshop.
p Pada bagian pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata, tidak bergelombang dan
merekat dengan sempurna.
q Permukaan teak plywood tidak boleh didempul.
r Penyetelan/pemasangan pada dinding sesuai type yang ada pada gambar rencana
pemasangan harus waterpass dan tegak lurus.
s Kuzen tidak berubah, harus tetap presisi/siku sama lainnya, sepatu kuzen 10 cm dari
lantai.
t Finishing kuzen dan pintu dari melamin semprot.
u Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perhitunagn terhadap benturan-
benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab kontraktor.
e Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
f Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukurna rangka, minimal 10 mm masuk kedalam
alur kaca pada kuzen.
g Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
h Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melaluui kuzen,
harus diisi dengan lem silikon, merk dan produk berkualitas, warna transparan. Cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikelaurkan pabrik.
Pemasangan harus diikerjakan oleh aplikator atau dari pabrik produk yang dipakai. Untuk
5.3.3 pemasangan rangka, sistem las atau baout harus mengikuti petunjuk yang dikelaurkan oleh
pabrik.
e Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
f Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam alur
kaca pada kuzen.
g Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
h Hubungan kaca dnegan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kuzen harus
diisi dengan lem silikon merk dan produk berkualitas, warna transparant. Cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik.
5.4.2 Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela (Alat Penggantung dan Pengunci)
a Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang
± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah
antara ke dua engsel tersebut.
b Untuk pintu toliet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal
tersebut tidak tercapai kontrator wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e Door Stoper dipasang pada lantai, letak diatur agar daun pintu dan kunci tidak
berbentur tembok pada saat pintu terbuka.
f Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
g Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintu.
h
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar. Dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Didalam
shop drawing harus jelas, semua data yang diperlukan termasuk keterang produk, cara
pemasangan atau detail-detail yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
dokumen kontrak, sesuai dengan standart spesifikasi pabrik.
5.4.3 Pemasangan harus dikerjakan oleh aplikator atau dari pabrik produk yang dipakai. Untuk
pemasangan rangka, sistem las atau baout harus mengikuti aturan dalam pekerjaan baja dan
logam.
7.3.2 Pemasangan
-
Setelah dipasang permukaan harus benar-benar rata/horizontal, tidak bergelombang.
- Pemasangan profil harus lurus dan rata.
- Untuk pemasangan almatur lampu, tidak boleh langsung dipasang pada panel plafond,
harus dipasang pad rangka tersendiri yang diperkuat khusus.
- Cara pemasangan harus mengikuti standar/spesifikasi sesuai dengan produk yang
dipakai.
- Hasil akhir harus rata dan halus untuk difinishing cat.
- Hasil pemasangan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b Jenis pemakain bahan dan penempatan bahan pada bangunan sesuai dengan gambar
rencana yang ditunjukan dalam gambar kerja.
-
Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
- Pasir urug dibawah lantai yang disayaratkan harus merupakan permukaan yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi
mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm, atau sesuai
gambar rencana, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang
maksimal.
- Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub-lantai setebal 7 cm atau sesuai yang
ditunjukan dalam gambar detail dengan campuran 1PC : 3PS : 5 KR.
- Sub-Lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaan harus dibuat benar-benar
rata, dengan memperlihatkan kemiringan lantai didaerah basah dan teras.
- Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas. Perhatian lubang instalasi dan
drainase/bak kontrol sebelum memulai pekerjaan.
- Jarak antara lembar-lembar pemasangan keramik satu sama lainnya (siar) harus sama
lebar maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
dalamnya, untuk siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
- Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik dari bahan seperti yang
telah disyaratkan diatas, sesuai warna keramik yang dipasang atau sesuai dengan
petunjuk Pemberi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
- Pemotongan lembar-lembar keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
- Hasil pemotongan harus lurus, rata dan halus.
- Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Sebelum pengecatan dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan satu bidang unutk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai
Mock Up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersbeut
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standart
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
f Pekerjaan Plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g
Sesudah 7 hari plamur terpasang dan diampelas halus, kemudian dibersihkan dengan
bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.
h Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin dan tidak ada bagian yang belang dan dinding-dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 023/PRT/78 tentang
- syarat-syarat penyambungan listrik
- AVE Belanda
Disamping itu pelaksanaan pekerjaan Elektikal ini harus dilakukan oleh
- pelaksana yang terdaftar di PLN dan mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dari
PLN.
b Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persayaratan yang tercantum dalam
:
- Spesifikasi
- Gambar Rencana dan
- Berita Acara Aanwijzing
c Fasilitas Instalasi Listrik tersebut digunakan untuk :
- Penerangan untuk didalam gedung.
- Penerangan untuk di luar gedung (teras)
- Stop Kontak biasa
- Peralatan-peralatan yang lain.
d Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana kerja
sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/Pemberi tugas/Perencana. Gambar rencana kerja ini tersedia di ruang
Kontraktor dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Pemberi Tugas,
Konsultan/Pengawas.
e Setelah pekerjaan selesai Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang
telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam rangkap 4 (empat), dilampiri surat tanda
keluar dari PLN yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi tersebut tela memenuhi
syarat-syarat yang diwajibkan.
f Kontraktor harus menjamin bahwa spare part/perlengkapan-perlengkapan lainnya mudah
didapat.
g Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi perlindungan
anti karat.
h Semua bahan Instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
i
Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi, semua sisa bahan dan sampah harus diangkut dari site. Pada
akhir penyelesaian, kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan harus
dalam keadaan rapi, bersih dan siap digunakan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
peralatan instalasi/material yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan
pemasangan yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi secara umum dianggap diperlukan
agar dapat diperoleh sistem instalasi listrik yang baik dan aman. Dimana setelah diuji,
dicoba dan di test dengan teliti siap untuk dipakai.
10.3 Gambar-Gambar
10.6 Pengecatan
Untuk perlengkapan yang sudah "finished" atau dicat di pabrik, maka pengecatan tambahan
dilapangan tidak diperlukan lagi, namun apabila ada permukaan yang lecet atau cacat harus
di cat kembali untuk memperoleh permukaan yang sama dan rata.
10.7 Percobaan
Pelaksanaan harus melakukan uji coba seperti yang diisyaratkan disini dan menunjukkan
cara kerja dari segenap sistem yang dipasang dan harus disaksikan oleh Perencana/Pemberi
Tugas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk uji coba tersebut merupakan
tanggung jawab Pelaksana.
10.8 Contoh
Pelakasana harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk meminta
persetujuan Pemberi Tugas/Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan contoh-
contoh ini menjadi tanggung jawab Pelaksana.
10.9 Garansi
Semua Pekerjaan, bahan, dan perlengkapan harus digaransikan selama 120 (seratus dua puluh
hari), semua bahan, material, perlengkapan dan pekerjaan yang tidak baik harus secepatnya
diganti serta diperbaiki oleh Pelaksana tanpa biaya Tambahan.
10.11
Kabel Dalam Tanah
1. Kabel bertegangan rendah NYY/NYFGBY harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah diberi
pasir dan ditanam minimal sedalam 60 cm.
3. Untuk yang melintasi dibawah jalan harus ditanam sedalam 90 cm, dengan perlindungan
pipa GIP yang diameternya disesuaikan dengan jumlah kabel. Demikian pula untuk
kabel instalasi yang harus dipasang didalam tanah tidak melintasi jalan sedalam 60
cm, dengan perlindungan pipa GIP.
4. Kabel-kabel yang ditarik didalam selokan, kabel harus saling terpisah dan selokan
kabel ini harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa-pipa gas, air dan lain-
lainya.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang didalam tanah harus bersih dari bahan-
bahan yang dapat merusak isolasi kabel seperti : alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir setebal 7,5 cm sebelum diletakkan, kemudian kabel ditutup dengan pasir
sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan ditutup dengan
tanah urug.
Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna dan fase masing-masing dan harus
2. diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan setelah penyambungan dilakukan.
Penyambungan digunakan Junction Box, Connector listrik dengan pegas ulur atau
3. digunakan Tab Connector dengan pegas ulur. Semua sambungan-sambungan tersebut
dilakukan dalan Junction Box atau Durados.
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang berada
didalamnya. Rumahan dan reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. seluruh pada reflector harus
dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih.
pengecatan dengan cara (cat bakar) dengan proses anti karat seluruh armature.
Armature : buatan armature Belanda, Philips dengan persetujuan Pemberi
Tugas/Perencana.
c. Armature baret
- Lampu ini menggunakan jenis lampu TL square 20 watt
- Armature merupakan type FWN 902
Lampu ini dipasang pada body dengan cara sekrup atau dengan cara lain
- yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Perencana
- Type rumah dan lampu ini tahan air dan sesuai dengan pasangan luar.
- Tebal gelas minimum 4 mm
Bentuk segi empat sama sisi dengan panjang sisinya 250 mm, tebalnya 160
- mm
d Lampu pijar
- Jenis lampu adalah Incandescent buld, dengan daya output 60 watt
- Tegangan minimal 220 volt
2. Panel
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari Main Distribution Panel (MDP). Main
breaker menggunakan MCB dan pengamanan sesuai dengan gambar rencana
a Pasangan panel komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah.
Panel-panel utama harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi
semuanya harus dimenie dan diduko 2 (dua) kali, dan harus di cat dengan cat
b bakar, warna finishing yang dapat dipakai grey blue (abu-abu). Panel-panel
harus dapat dilayani dari depan pintu dari panel-panel tersebut diatas harus
dilengkapi dengan kunci tanam.
Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-
c perbaikan. Penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa
menunggu komponen-komponen lainnya.
Seluruh elemen-elemen komponen-komponen untuk semua panel harus buatan
d siemens, Merlin Gerin (GM) atau setara yang telah disetujui Pemberi
Tugas/Perencana
Setiap panel harus mempunyai busbar cooper yang terdiri dari busbar Phasa R-S-
T. Satu busbar netral dan satu lagi busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan, untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih besar dari 63 derajat celcius dan
g direncanakan atas dasar temperatur 40 derajat celcius. setiap busbar cooper
harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN. Lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar dan saluran dari jenis tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan. Merk panel : Siemens, Merlin Gerin atau setara dan
disetujui oleh Pemberi Tugas/Perencana.
Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dilaksanakan dalam pipa dan
fitting-fitting dari jenis light inpact conduit UPVC, Ega, Gilflex, Clipsal
a atau Double II untuk dalam bangunan. Untuk dihalaman parkir juga menggunakan
pipa yang sama, sedangkan pipa yang menyeberangi jalan harus dilapisi dengan
pipa Galvanis merk PPI atau Bakrie klas Medium.
Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat pipa
b instalasi dari merk : PPI atau Bakrie.
Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan flexible
c jenis PVC merk : Ega, Gilflex, Clipsal atau Double H
Semua teknik pelaksanaannya itu yaitu : percabangan, pembelokkan dan
d sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu : socket,
Elbow, T-doss, Terminal, Isolasiban, klem besi dan lai-lain.
5. Grounding
a Semua panel, lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal yang
berhubungan dengan instalasi harus digrounding
b
Kawat grounding dapat digunakan kawat lanpang (BCC = Bare Cooper Conductor)
atau kawat yang berisolasi yang diberi warna kuninng strip hijau.
c Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal yang berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (Incoming Feeder).
d Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus maksimum 5 ohm, diukur
setelah tidak hujan selama 3 hari.
e Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 0,5", di ujung pipa tersebut dipasang Cooper Rod sepanjang 0,5 m.
Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah sedalam permukaan titik muka
air.
b Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tertutup sehingga hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
c Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
d Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan dan
tahanan isolasi dakam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai dengan
spesifikasi yang diisyaratkan.
e Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
f Semua penyambungan harus diperiksa, tersambung dengan mantap dan tidak terjadi
kesalahan sambung atau polaritas. Pemeriksaan sambungan harus dengan mennggunakan
Merger.
g Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
h Pengujian harus bersama Direksi Pelaksana dan dibuat laporan tertulis.
2.
Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara
Cuma-Cuma selama 120 hari kalender, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap
dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau
peralatan harus diperbaiki, bila perlu diganti baru.
3. Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 180 hari
kalender atas semua peralatan yang dipasang tetap bekerja sempurna, kecuali untuk
bola lampu.
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, foto-foto tersebut harus dibuat dan
menjadi lampiran pada setiap permohonan angsuran pembayaran. Segala laporan atau catatan
tersebut dalam ayat (i) dan (ii) pasal ini, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5
(lima) di isi pada formulir yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus
selalu berada di tempat pekerjaan.
11.2 KONTRAKTOR harus menyerahkan as built drawing pada PEMILIK
11.3 As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang
harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam
ukuran kertas, kop dn dokumen yang disepakati.
11.4 Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian di atas, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian
Proyek.
11.5 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan
Pemimpin Bagian Proyek dalam melaksanakan pekerjaan ini.