Pasal 1
NAMA PEKERJAAN
Pasal 2
PERATURAN PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.5. Tim Teknis Keet, Kantor Pemborong, Bangsal Pekerjaan, Gudang dan Ruang Rapat Lapangan.Selain Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ini, ketentuan lain yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
a. Gambar
- Gambar gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini
- Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Tim Teknis
b. Petunjuk
- Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aan wizjing) yang tercantum didalam
Berita Acara Rapat Penjelasan
- Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam pelaksanaan oleh Pemberi Tugas/Tim Teknis, Konsultan
Pengawas dan Instansi Teknis, Dinas Tata Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja.
c. Peraturan
- Semua Undang-undang dan peralatan Pemerintah yang berlaku untuk semua pelaksanaan pemborongan.
- Syarat-syarat umum untuk pekerjaan pelaksanaan pemborongan dari Dirtjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum yang disyahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali
dinyatakan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini.
Pasal 3
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL
3.6. Baja dan Tulangan Beton dan kawat pengikat (PUBI 170/NI-3)
a Jenis baja harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan bentuk batang-batang polos atau batang-
batang yang diprofilkan. Untuk rangka atap (stell roof framing), baja yang dipakai memiliki karakter ringan, kuat,anti
karat dan bebas rayap.
b Mutu baja tulangan dipakai U-24
c Kawat pengikat harus terbuat dari basi baja lunak dengan diameter minimum 1mm yang telah dipijarkan terlebih
dahulu dan tidak bersepuh seng.
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 2
RAPAT DAN LAPORAN
Pasal 2
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PEMBUANGAN TANAH
1. Galian tanah dilakukan setelah batas-batas area yang akan digali yang ditunjukkan oleh bouwplank selesai dikerjakan
dengan memakai peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
2. Tanah dan hasil galian harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang ketempat yang ditentukan oleh Tim Teknis.
3. Kontraktor berkewajiban membersihkan lokasi serta jalan umum yang menjadi kotor akibat pekerjaan pembuangan tanah
proyek ini.
4. Masalah ketertiban lingkungan maupun lalu lintas akibat pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor.
Pasal 3
LANTAI KERJA BETON COR PADA PONDASI TAPAK
.
1. Pekerjaan pondasi jenis ini digunakan sebagai lantai kerja Beton cor pada pondasi tapak sesuai dengan detail
diajukan dalam gambar.
2. Lantai Kerja beton cor dibawah Pondasi Tapak memakai adukan semen.
3. Setelah galian pondasi serta pemadatannya selesai diperiksa oleh Tim Teknis dan sesuai dengan ukuran yang ditentukan,
maka dibuat beton cor lantai kerja tebal 5 cm. Pengecoran pondasi tapak menggunakan perbandingan campuran 1PC :
2PS : 3KRL
4. Sebelum melaksanakan pengecoran tapak pondasi dimulai ,kontraktor harus memberitahukan kepada Tim Teknis atau
Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan pengecoran akan dimulai.
Pasal 4
PONDASI PENERUS
1. Sebelum pemasangan pondasi dimulai, harus dibuat lantai kerja dari pasir urug tanpa adukan, pasir diurug dan dipadatkan
setebal 5 Cm.
2. Pondasi penerus terbuat dari pasangan pondasi batu belah dengan menggunakan perbandingan campuran 1 PC : 4 Ps.
3. Jika pasangan pondasi sementara dihentikan, maka ujung perhentian pondasi dibuat bergigi agar pada waktu
penyambungan berikutnya menjadi ikatan yang kuat.
4. Setelah pasangan pondasi penerus selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan pengurugan tanah kembali dengan cara
menimbris tanah urugan tersebut hingga tanah padat.
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BETON BERTULANG
31,5 mm 100 %
4 mm 2 10 %
Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas dua syarat ayakan yang bersangkutan adalah Maksimun 60
% dan minimun 10 % berat.
- Besar butir agregate kasar maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 (Seperlima) jarak kecil bidang-
bidang samping dari cetakan sepertiga dari tebal plat sehingga terhindar adanya rongga rongga
kerikil pada pengecoran.
c. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 dan merek yang telah disetujui oleh badan
yang berwenang dan memenuhi persyaratan standar portland cemen kelas I- 475. Kontraktor harus
mengusahakan semen yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton berasal dari satu merk saja. Semen ini harus
dibawah ke tempat pekerjaan dalam zat yang tertutup oleh pabrik dan berlindung serta harus dalam jumlah
sesuai dengan urutan pengirimannya.
d. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa,sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelo mbang (Deformed
Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Yang dinyatakan sebagai U-24 berat 2.400 kg/cm, seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar.
Besi penulangan yang digunakan adalah BESI BETON POLOS dan harus bebas dari karat dan kotoran
lain,apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi
atau dengan cairan sejenis Vikaoxy Off yang disetujui Tim Teknis.Faktor susut Diameter Besi yang diijinkan
adalah 2-3% dari Diameter yang di Gambar Rencana seperti Tabel Berikut:
NO. UK. DIAMETER BESI DALAM GAMBAR UK. DIAMETER BESI YANG DI IJINKAN
1 6 MM 5,8 MM
2 8 MM 7,8 MM
3 10 MM 9,8 MM
4 12 MM 11,8 MM
e. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1mm seperti disyaratkan pada NI 2 dan memenuhi standar.
f. Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang (Deformed
Bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 yang dinyatakan sebagai U-24 berat 2.400 kg/cm, seperti
dinyatakan dalam gambar-gambar.
g. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan campuran beton dapat
menggunakan bahan-bahan additive merk yang disetujui Tim Teknis.
5. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan. Apabila diperlukan dan dana LAB tersedia, Kontraktor dapat mengadakan Trial Test atau
Mixed Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang diisyaratkan dapat tercapai.
a. Pengecoran beton
Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin dari Tim Teknis dan permohonan ijin
harus disampaikan 2 (dua) hari sebelumnya Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air
pada semen dan agregate. Beton harus dicor sebagaimana mestinya sehingga menghindari terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.
Penggentaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengelami initialset atau yang telah mengeras
dalam batas dimana akan terjadi plastik karena getaran.
Bila Pengecoran harus berhenti untuk sementara maka harus dibersihkan dari air semen dan setelah
pemberhentian seluruh adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
b. Pemandatan beton
Pelaksanaan penuangan dan penggentaran beton adalah sangat penting. Beton digetarkan dengan cara manual
atau dengan Vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga
tidak dapat diterima Penggentaran tidak boleh dilakukan bila dengan maksud untuk mengalirkan beton.
Pasal 2
PEKERJAAN SHORING
Kontraktor harus menjaga kemungkinan kelongsoran akibat penggalian, terutama didaerah yang berdekatan dengan bangunan
yang sudah ada. Untuk itu disyaratkan menggunakan dinding penahan tanah yang cukup kuat untuk mencegah tekanan tanah
kesamping. Selama panggalian harus dideteksi kemungkinan pengerakan samping dan dinding penahan tanah tersebut dan harus
dicegah terjadinya pergerakan-pergerakan.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN NON FINISHING
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Beton Praktis (sloof, kolom,ring balk,neut kusen, anker beton setempat,plat)
serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
b. Bahan-bahan terdiri dari semen portland, Pasir Beton, Agregat halus, Air, Baja tulangan.Dan seluruh bahan yang
dipakai harus memenuhi mutu sesuai aturan-aturan /standar yang berlaku ditambah aturan daerah Kota
Gunungsitoli atau petunjuk petunjuk tertulis maupun lisan dari Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
- Pembesian
1. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam SK SNI
1991
2. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan
ketentuan dalam SK SNI 1991
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 2 x
24 jam setelah ada perintah dari Tim Teknis.
- Cara Pengadukan
1. Cara pengadukan harus memenuhi syarat atau mutu yang standar
2. Selama pengadukan,kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada
setiap campuran baru. Pengujian slump,minimum 5 cm dan maksimun 10 cm, apabila diminta Tim
teknis/Konsultan pengawas.
- Pengecoran beton
1. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran ukuran, ketinggian,pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran harus dilakukan sebaik-baiknya dengan menggunakan alat penggentar untuk menjamin
beton cukup padat.
3. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan dilanjutkan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Tim Teknis.
Pasal 2
PEKERJAAN DINDING
a Pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/diajukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Tim Teknis.
b Seluruh bahan harus memenuhi ketentuan yang berlaku,Batu bata merah (NI-10),Semen (NI-8),Pasir (NI-3) dan Air
(PUBI-1982).
c Syarat pelaksanaan :
- Seluruh dinding dari pasangan Bata harus dengan adukan 1 PC:4 Pasir Pasang kecuali untuk trasram
dipasang dengan campuran 1 PC : 2 Pasir.
- Untuk semua dinding trasram,yakni pada dinding dan permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum
50 cm diatas permukaan lantai setempat.dinding ruang-ruang basah (toilet,kamar mandi,WC) setinggi
minimum 150 cm dari permukaan lantai setempat dan pasangan bata dibawah permukaan tanah atau
seperti yang tertera dalam gambar.
- Sebelum digunakan Batu Bata harus direndam dalam air hingga jenuh.
- Pasangan dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar
siar dibersihkan.
- Pelubangan pasangan akibat pembuatan perancah sama sekali tidak diperkenankan.
- Pasangan Bata harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas
9 M2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
- Ukuran Penampang yang dijinkan adalah Batu Bata merah uk. 5 x 10 x 20 cm
2.2. Pekerjaan Dinding Keramik
a Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding ruang toilet dan dapur serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Tim Teknis.
b Bahan jenis keramik harus sesuai dengan ukuran gambar yaitu untuk lantai KM ukuran 20 x 20 cm dan untuk
dinding KM ukuran 20 x 25 cm dengan warna Kreeam dan untuk lantai uk. 40 x 40 cm merupakan buatan dalam
negeri yang bermutu baik produksi roman/platinium atau produksi lain yang setara atau yang disetujui oleh Tim
Teknis.Dan seluruh bahan keramik harus memenuhi peraturan ASTM,NI-19,PUBI-1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
Bahan lain yang dipakai pekerjaan ini adalah harus memenuhi Semen (NI-8), Pasir (PUBI 1982 Pasal 11), Air (PUBI
1982 pasal 9).
c Syarat pelaksanaan :
- Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing dari pola keramik yang disetujui
oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik,tidak retak,tidak cacat dan tidak ternoda.
- Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai dengan ketentuan dan persyaratan bahan,warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
- Potongan unit unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus,sesuai dengan
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
- Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala bentuk noda hingga benar-benar bersih.
- Diperhatikan adanya pol tali air yang dijumpai pada permukaan pemasangan dinding atau hal-hal lain
seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Sebelum pemasangan,terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh.
- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3x24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
c Syarat-syarat pelaksanaan:
- Keramik plesteran harus dengan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir untuk Dinding Batu Bata sedangkan
untuk dinding trasram 1PC :2 Pasir pasang.
- Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat.
- Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kering bertujuan untuk melindungi plesteran dari terik matahari atau dengan
bahan penutup yang biasa mencegah penyerapan air secara cepat.
- Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi dan lainnya,pemborong harus
segera melaporkan kepada Tim Teknis.
- Pemborong wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan (dan masa garansi) atas biaya pemborong selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
pemborong/orang yang diperkerjakan oleh Pemborong.
Pasal 3
PEKERJAAN LANTAI
Pasal 4
PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU
Pasal 5
PEKERJAAN PLAFOND GIBSUM
Pasal 6
PEKERJAAN KAP, ATAP, TALANG DAN LISTPLANK GRC
Pasal 7
PEKERJAAN SANITAIR
- Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,sesuai dengan yang telah disediakan
oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.
7.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Tim Teknis/Konsultan Pengawas. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti yang ada dan kondisi dilapangan,
termasuk mempelajari bentuk,pola,penempatan,cara pemasangan dan detail-detail gambar.
- Bila terjadi perbedaan kondisi lapangan dengan gambar,Kontraktor wajib melaporkan kepada Tim Teknis untuk
mengambil keputusan.
- Kontraktor wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi ,
atas biaya Kontraktor.
Pasal 8
PEKERJAAN SALURAN PEMBUANG
Pasal 9
PEKERJAAN PENGECATAN
c. Syarat Pelaksanan :
- Bidang permukaan pengecatan harus diratakan terlebih dahulu,dibersihkan dari debu, serbu gergaji, bebas
dari minyak, kering dan sebagainya yang dianggap bersih.
- Aduk bahan secara sempurna sebelum pemakaian.
- Digunakan bahan campuran adalah Tinner yang bermutu baik serta yang disetujui oleh Tim Teknis.
- Pengecatan harus dihindari sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.
Pasal 10
PEKERJAAN PENIMBUNAN
PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
Pasal 1
SYARAT-SYARAT UMUM
Instalasi listrik seluruhnya harus ditanam di dalam tembok demikian juga instalasi dari sarana dengan menggunakan pipa PVC 16
mm.Kawat listrik yang dipakai berkualitas baik dengan jenis NYA untuk diluar dinding dan NYM dipasang didalam dinding dengan
ukuran kawat 2,5 mm untuk jaringan induk dan untuk stop kontak dan ukuran 1,5 mm untuk instalasi lampu untuk tegangan 220
volt setara merek PRABA. Stop kontak dan Saklar dipakai yang berkualitas baik setara merek BROCO dan sebelum dipasang
harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pemasangan instalasi listrik di dalam gedung harus dilaksanakan oleh instalateur yang
diakui atau mendapat izin Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada daerah setempat. Instalasi Listrik harus sudah siap dipakai dan
dites bersama-sama dengan Pihak Direksi. Bahan untuk instalasi harus mempunyai SII.
Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini harus menurut ketentuan yang berlaku dan memenuhi syarat-syarat teknis
mekanikal/elektrikal dan syarat-syarat yang ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi oleh Badan yang berwenang atau
setidaknya harus dapat disesuaikan dengan standard dibawah ini:
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987
- Peraturan yang ditentukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Peraturan Daerah Yang berlaku
- Pedoman Plumbing Indonesia
- Penanggulangan bahaya kebakaran,Peraturan DKI Nomor 3 Tahun 1975
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 59/DP/1986.
- Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN Nomor 48.
Pasal 2
IZIN
Semua izin-izin dan persyaratan yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas
biaya sendiri.
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan utama,peralatan
bantu,tenaga kerja,pembuatan alat-alat,pemasangan termasuk pengadaan arus listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja. Keterangan keterangan yang tidak dicantumkan dalam spesifikasi pekerjaan ini maupun dalam gambar tetapi
perlu dalam pelaksanaan dari instalasi secara keseluruhan juga harus dimasukkan dalam pekerjaan ini.
Pasal 4
PERALATAN DAN BAHAN
Bahan-bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain dari
bahan yang setara dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan dari Tim Teknis.Produk
bahan dan Peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut:
- Box Sekering : Lokal
- Produksi : Dalam Negeri,Standard SII
- Kabel : NYM / NYA
- Lampu SL : HANNOCHS
- Rumah Lampu : VOLTAMA
- Sekring : MCB
- Saklar : BROCO atau yang setara
- Box sekring : PRESTO
- Pipa Kabel : Tanam
Pasal 5
KORELASI PEKERJAAN
1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi mekanikal/elektrikal,dilaksanakan sepenuhnya oleh
pemborong. Pemborong sudah harus memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/pembersihan.
2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding,lantai,langit langit untuk jalur pipa
dan kawat,dilaksanakan oleh pemborong berikut finishingnya.
3. Bila mana pipa harus menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain lain harus diberi lapisan isolasi peredam getaran
dan pipa selubung (sleve) untuk memudahkan service dan maintenace dilihat dari segi teknis, untuk itu pemborong
diharuskan membuat gambar kerja untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Pengawas.
4. Akibat pekerjaan pembobokan,pembongkaran dan sebagainya untuk keperluan instalasi mekanikal/elektrikal ini,agar
ditutup kembali seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas nya.
Pasal 4
PEKERJAAN PARIT KELILING BANGUNAN
Pekerjaan Parit keliling bangunan adalah saluran pembuang dari bangunan yang diteruskan/disalurkan pada pembuangan akhir
yaitu saluran parit jalan atau sungai terdekat.Pelaksanaaan pembuatan parit ini harus dibuat miring sedemikian rupa sehingga
didapat kemiringan tanah yang dapat mengalirkan air tanpa mengendap pada badan saluran.Hindari terjadinya
penyumbatan.Pasangan saluran terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran bawah dan atas 25 cm dan tinggi 25/30 untuk
menghindari penyumbatan air harus dibuat tinggi saluran miring kearah pembuangan akhir.Pada dasar lantai parit sebelum dicor
seharusnya dihampar pasir urug setebal 5 cm kemudian dilakukan pengecoran lantai setebal 7 cm.
Pasal 5
PEKERJAAN PAVING BLOCK
Sebelum pekerjaan Paving Block dilaksanakan terlebih dahulu tanah dihalaman gedung digali untuk mengejar ketinggian dinding
parit. Pada dasar halaman sebelum dicor dihampar pasir urug setebal 5 cm kemudian dilakukan pengecoran rabat beton setebal 5
cm dan setelah selesai hampar kembali pasir urug di bawah Paving Block setebal 5 cm kemudian Paving Block dipasang.
PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan harus diselesikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat. Pekerjaan yang
tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat,akan dijelaskan
lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemborong wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan ini.
4. Penborong wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan dan kotoran lain sekitar
bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam Bestek dan Gambar akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing)
SAHALA.M.S.MARPAUNG,ST
Direktur