Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : BIAYA REHABILITASI GEDUNG LINGKUP PUSKESMAS ALASA ( DAK AFIRMASI


TAHUN 2017)

PENDAHULUAN

1. PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah BIAYA REHABILITASI GEDUNG
LINGKUP PUSKESMAS ALASA (DAK AFIRMASI TAHUN 2017), guna menunjang kinerja Dinas
Kesehatan pada khususnya di Kabupaten Nias Utara (Kecamatan Alasa) yang terdiri dari :
A. PEK. PERSIAPAN
B.  PEK. BONGKARAN DAN SISIPAN
C.  PEK. TANAH / URUGAN
D. PEK. BETON, BATU, PLESTERAN
E. PEK. KERAMIK
F. PEK.  KAYU
G. PEK.  ATAP
H. PEK.  PLAFOND
I. PEK.  DAUN PINTU KAMAR MANDI
J. PEK.  KUNCI DAN ASSESSORIS
K. PEK. PENGECATAN
L. PEK. ELEKTRIKAL
M. PEK. SANITARI / PLUMBING
N. PEK. BESI PABRIKASI

2. PERATURAN - PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. UNTUK PEKERJAAN SIPIL

Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai yakni
A.V/SU/41 (Syarat-syarat Umum untuk Pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan),
kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
 Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi;

 Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis

Bangunan Gedung;

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;

 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.

174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3

Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;

 SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia);

 PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia);

 PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);

 PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);

 PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia);

 PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);

 Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);

 Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah

setempat ;

2.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN

1. Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-syarat


sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal.

2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas Pekejaan.

3. Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi atau ada
perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut
urutan- urutan yang menentukan di bawah ini :

 Bestek (RKS)

 Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada gambar.

 Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan


4. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
Mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan - bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

5. Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk


penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap. didalam pelaksanaan
pekerjaan misalnya pekerjaan beton bertulang.

6. Konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah,
baik menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi
jika diduga terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan mengadakan Konsultasi
dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

7. Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi
dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.

8. Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga lingkungan


sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam hari, Penyedia
harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.

9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada Pemberi

10. Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan


pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

2.3. RENCANA KERJA

1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana
yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada
Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan
Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction Meeting (PCM)
dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.

2. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di Kantor
Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak

3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request Pekerjaan


beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.

4. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan


gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada
Penyedia untuk segera dilaksanakan.

5. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu


sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang
harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.

6. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.

7. Jika dianggap perlu direksi dan PPK dapat mengambil keputusan sepihak
untuk memerintahkan pihak penyedia jasa untuk menguji material dan campuran beton
dalam hal ini meliputi pengujian JMD, JMF dan uji KUBUS BETON, pengujian laboratorium
tersebut sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kewajiban pihak penyedia jasa
tanpa dikenakan biaya tambahan.

2.4. DIREKSI KEET, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN

1. Gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan yang letaknya
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini diharuskan
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada bangunan yang sudah ada.

2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat


perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan
terhadap bahan-bahan tersebut.

3. Penyedia wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi


bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai
pembangunan proyek tersebut.

2.5. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti di
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Gambar

 Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.

 Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.

2. Petunjuk

 Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing)


yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

 Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi


Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan
Kabupaten Nias Utara.

3. Peraturan

 Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua


pelaksanaan penyediaan.

 Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya


Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini.

3. SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL

3.1. AIR (PUBI 1970/N1-3)

1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
bangunan.

2. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
serta harus dilakukan setepat- tepatnya.

3.2. PASIR (PUBI 1970/NI-3, PBI 1971/NI-2)

1. Pasir Urug

Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan harus bersih dan keras. Pasir laut
untuk maksud-maksud tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dan Direksi
Pekerjaan.

2. Pasir Pasang

Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :

 Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.

 Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).

 Butiran-butiran harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.

 Pasir laut tidak boleh dipergunakan.

3. Pasir Beton

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah:

 Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.

 Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).

4. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara
60% sampai dengan 90% dari berat

5. Pasir laut tidak boleh dipergunakan

6. Syarat-syarat tersebut di atas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium jika


diperlukan tanpa ada biaya tambahan

3.3. AGREGAT KASAR (KERIKIL DAN BATU PECAH)

1. Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu (Stone Chruser) atau dengan cara pecah manual dengan tenaga
manusia dengan besar butiran lebih besar dari 0,5 cm – 2 cm (split).

2. Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam SK SNI T-15-1991 diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang keras,
tidak berpori, tidak pecah/hancur o!eh pengaruh cuaca.

3. Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya
bergantung pada penggunaannya

4. Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu persen)

5. Warnanya harus hitam mengkilat keabu-abuan

3.4. PORTLAND CEMENT (N1.8, PBI 1971/N1.2}

1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I
(satu) dan dalam Kantong Baru/Utuh.

2. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih
dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.

3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab,
begitu pula penempatannya harus ditempatkan di tempat kering.

4. PC yang sudah membatu (menjadi keras dan sweeping) tidak boleh


dipakai/dipergunakan lagi.
5. Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari ± 2,5%.

3.5. KAYU (PPKI 1961)

1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan segar dengan ketentuan bahwa
sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan
merusak atau mempengaruhi nilai konstruksi bangunan

2. Jenis kayu yang digunakan harus sudah cukup tua, dipilih dan mutu yang terbaik, kering,
lurus dan dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu, melinting basah dan lapuk.

3. Untuk kayu balok, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 19% dan kayu papan (kayu
yang ketebalannya kurang dari 2,5 cm) disyaratkan kelembabannya tidak lebih dari 12%.

3.6. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/N1-3)

1. Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan bentuk
belahan-belahan polos.

2. Mutu baja besi tulangan dipakai U-24.

3. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

3.7. BETON (PBI 1971/N1-2)

1. Beton yang dipakai untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai/diperkirakan
dengan campuran K-100 atau camp. 1PC : 4PS : 4.5KR, K-175 atau camp. 1PC : 2.3PS :
3.1KR, K-125 atau camp. 1PC : 3PS : 3.6KR perbandingan berat.

2. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah
kerucut terpancung Abram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
menurut Tabel 4.4.1. PBI 1971 (NI-l).

3.8. BATU BATA MERAH

Persyaratan Batu Bata Merah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Batu Batu Bata Merah harus satu ukuran atau satu kualitas

2. Ukuran harus sama :

 Panjang 200 mm, lebar 100 mm dan tebal 50 mm atau dengan ukuran standard yang
telah ditetapkan dan disetujui oleh pihak pemberi tugas.

3. Bentuk bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya. atau. rusuk-rusuknya harus siku


atau bersudut 90 derajat dan bidangnya tidak boleh retak-retak
4. Digunakan Batu Bata yang tidak keropos, tidak boleh pecah-pecah melebihi 5% dari
total
penggunaan pasangan. Penggunaan batu bata ini harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

5. Berat satu sama lainnya harus sama, berarti ukuran, dan pengadukannya harus sama dan
sempurna.

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Lingkup Pekerjaan :
1. Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan – bahan,
peralatan dan alat – alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan
pada proyek ini.
2. Pembersihan tapak proyek Lapangan harus terlebih dahulu dibersihkan dari rumput,
semak, akar-akar pohon dll. Segala macam sampah dan barang bongkaran harus
dikeluarkan dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan ditimbun di luar pagar proyek
walaupun untuk sementara
3. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material Untuk daerah yang ditentukan sesuai
dengan Bill of Quantity (BQ), Kantor Direksi Lapangan dan gudang material cukup
representatif untuk bekerja selama pelaksanaan proyek. Luas dan peralatan yang
disediakan untuk Kantor Direksi dan gudang material minimal harus memenuhi
persyaratan. Pada tahap ini yang dibutuhkan adalah penyempurnaan- penyempurnaan
terhadap Direksi Keet dan gudang material yang telah ada dimana dilaksanakan pada
tahap sebelumnya
4. Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia dengan membuat sumur pompa ditapak
proyek atau air dari PDAM. Air harus bersih bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya.
5. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pelaksanaan pembangunan dengan daya
minimal 300 watt. Penggunaan Diesel untuk pembangunan sementara harus melalui
persetujuan Direksi Lapangan
6. Papan patok ukur (bowplank) dipasang pada patok kayu yang kuat, sehingga tidak
bias digerak-gerakkan.Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran tebal
2,5 cm, lebar 20 cm, lurus pada sisi sebelah atasnya Tinggi sisi atas papan bouplank
harus sama satu sama lain kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.
Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Penyedia harus melapor kepada Direksi
Lapangan untuk diminta persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan
serta ketetapan patok-patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan Direksi Lapangan
7. Pengambilan photo rekaman proyek diambil pada saat pertama kali pekerjaan dimulai
hingga pekerjaan selesai.Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur
sedemikian rupa sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.Pengambilan
photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran kelengkapan
administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.Photo rekaman proyek disusun
sedemikian rupa dan dijadikan sebuah album lengkap denganketerangannya.Semua klise
photo (negatifnya) dari rekaman proyek tersebut dikumpulkan dan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Nias Utara.Photo yang diambil harus mencakup / menggambarkan
kegiatan pelaksanaan pada saat tahapan termyn yang tertuang pada bunyi Surat
Perjanjian.
8. Rapat Lapangan Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat
di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara yang dipimpin langsung oleh Direksi.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
 Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum dalam
Laporan Mingguan

 Perihal Administrasi Proyek

 Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan Pemberi


Tugas)

 Koordinasi Pekerjaan

 Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing peserta
rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan dan kontrol
bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
9. Laporan – laporan Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian
yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
 Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor
bawahan.
 Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah disampaikan
secara tertulis maupun lisan.
 Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
 Keadaan Cuaca.
 Hal ikhwal mengenai pekerja.
 Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
 Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada

 Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh Direksi teknis dan Konsultan Pengawas. Perselisihan
mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname. Dan
berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang
minimal berisikan :
 Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati
 Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva "S"
 Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan serta
rencana penanggulangannya
 Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
 Instruksi-instruksi, teguran-teguran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan solusinya.

B. PEKERJAAAN BONGKARAN DAN SISIPAN


Pembongkaran yang dilakukan pada bagian bangunan yang akan di renovasi atau rehab,
sesuai dengan gambar rencana dengan keadaan lapangan sebenarnya.
Bbongkaran dari bangunan harus di keluarkan atau buang dari area proyek pekerjaan.

C. PEKERJAAN TANAH / URUGAN


1. Sebelum memulai pekerjaan urugan dan timbunan pekerjaan pematangan tanah sudah siap
dilaksanakan.
2. Lebar, dalam, dan bentuk galian, urugan dan timbunan harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
3. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk seluruh lubang pondasi. Penampang galian tanah
jika tanah labil harus dimiringkan 5 : 1 untuk mencegah longsornya dinding galian.
4. Pekerjaan Mengurug kembali bekas seluruh galian pondasi.Tanah yang digunakan untuk
menguruk bekas galian adalah tanah sisa yang bersih tanpa ada sisa pelapukan sampah dan
kayu
5. Pekerjaan Timbunan tanah di bawah  lantai selasar. Tanah yang dipakai adalah Tanah yang
bersih bebas dari pelapukan sampah dan kayu
6. Pekerjaan Pasir urug di bawah seluruh lantai ruang dalam dan selasar. Material pasir yang
digunakan adalah pasir yang bersih yang tidak mengandung lumpur > 5% dan mempunyai
butiran halus yang dapat memberikan kepadatan yang maksimal, tidak mengandung unsur
kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
7. Untuk Pekerjaan timbunan sebaiknya dengan menggunakan bantuan air dan pemadat
stamper tangan agar hasil tanah yang dipadatkan bisa lebih solid.

D. PEKERJAAN BETON BERTULANG, BATU, PLESTERAN DAN ACIAN


Lingkup pekerjaan :
1. Pekerjaan Timbrisan batu kosong di bawah seluruh pondasi menerus bangunan dan lantai
dikerjakan sebelum melakukan pekerjaan pondasi menerus batu belah dan pekerjaan pasir
urug lantai, batu yang digunakan adalah batu yang mempunyai 2 – 3 bidang belah berukuran
10 – 15 cm dan ditutup dengan urugan pasir diatasnya atau kerikil sebagai filler atau pengisi
celah – celah rongga antara batu.
2. Pekerjaan Beton Mutu K-100 atau setara dengan adukan 1 PC : 4 PS : 4,5 KR.
 Kerikil Beton yang digunakan adalah Kerikil Beton Ex. Lokal dengan kualitas yang
baik dengan ukuran pecah 1 – 2 cm atau 2 – 3 cm, tidak mengandung kadar lumpur > 1
% dan mempunyai umur yang cukup. Sebelum dipasang harus dibersihkan dan bila berlu
dibasahi / dicuci permukaannya serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer berukuran kecil 0.3 – 0.6
m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya dulu dan setelah merata
masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran materialnya habis. Waktu
pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
 Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7
hari.

3. Pekerjaan Pasangan batu belah camp. 1 : 4.


 Batu yang digunakan adalah batu yang mempunyai 2 – 3 bidang belah berukuran (10 –
15 cm) – (15 – 20 cm) tidak mengandung kadar lumpur > 1 % dan mempunyai umur
yang cukup. Sebelum dipasang harus dibersihkan dan bila berlu dibasahi / dicuci
permukaannya serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
4. Pekerjaan Pasangan dinding batako / batu lega camp 1 : 4.
 Batu yang digunakan adalah batu lega padat atau batako lubang yang mempunyai
ukuran bervariasi biasanya tebal = 10 cm, lebar = 20 cm dan panjang 40 cm. dipabrikasi
di tempat atau pun didatangkan. Dengan campuran pemesanan 1 : 4 pada material batu
leganya begitu juga pada spesi mortarnya. Sistem cetak dapat menggunakan manual
maupun marsinal.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
5. Pekerjaan Pasangan dinding batako / batu lega camp 1 : 3.
 Batu yang digunakan adalah batu lega padat atau batako lubang yang mempunyai
ukuran bervariasi biasanya tebal = 10 cm, lebar = 20 cm dan panjang 40 cm. dipabrikasi
di tempat atau pun didatangkan. Dengan campuran pemesanan 1 : 3 pada material batu
leganya begitu juga pada spesi mortarnya. Sistem cetak dapat menggunakan manual
maupun marsinal.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
6. Pekerjaan Plasteran camp 1 : 3
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
7. Pekerjaan Plasteran camp 1 : 4
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
8. Pekerjaan Acian
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Material Spesi Mortar Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer
berukuran kecil 0.3 – 0.6 m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya
dulu dan setelah merata masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran
materialnya habis. Waktu pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
9. Pekerjaan Beton Bertulang Mutu K-175 atau setara dengan adukan 1 PC : 2,3 PS : 3,1 KR.
 Kerikil Beton yang digunakan adalah Kerikil Beton Ex. Lokal dengan kualitas yang
baik dengan ukuran pecah 1 – 2 cm atau 2 – 3 cm, tidak mengandung kadar lumpur > 1
% dan mempunyai umur yang cukup. Sebelum dipasang harus dibersihkan dan bila berlu
dibasahi / dicuci permukaannya serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer berukuran kecil 0.3 – 0.6
m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya dulu dan setelah merata
masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran materialnya habis. Waktu
pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
 Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971 dengan tegangan leleh (σ =
2.400 kg/cm2 ) atau Baja U-24 (untuk diameter lebih kecil dari 16 mm). Besi
penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus
disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi penulangan rata
maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7. Jika terjadi korosi akibat hubungan langsung ke
lingkungan sekitarnya, harus segera di brush. Besi yang belum dipakai dalam durasi
cukup lama, hendaknya segera ditutup pakai terpal.
 Kayu bekesting yang digunakan untuk acuan beton bertulang adalah kayu jenis
sembarang (local) yang mutunya tidak terlalu jelek supaya dapat dipakai untuk 2 x
pengecoran. Agar menghasilkan permukaan yang halus hendaknya bekisting harus
diberi residu atau oli bekas supaya ketika bekesting dapat mudah dibuka dan
permukaan rata.
 Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7
hari.
10. Pekerjaan Beton Mutu K-125 atau setara dengan adukan 1 PC : 3 PS : 3,6 KR.
 Kerikil Beton yang digunakan adalah Kerikil Beton Ex. Lokal dengan kualitas yang
baik dengan ukuran pecah 1 – 2 cm atau 2 – 3 cm, tidak mengandung kadar lumpur > 1
% dan mempunyai umur yang cukup. Sebelum dipasang harus dibersihkan dan bila berlu
dibasahi / dicuci permukaannya serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Portland Cement (semen Portland) harus memakai produksi dalam negeri dengan jenis
type I.
 Material pasir yang digunakan adalah pasir setempat yang bersih yang tidak
mengandung lumpur > 5% mempunyai butiran kasar dan tajam serta berwarna hitam
pekat yang dapat memberikan ikatan terhadap semen, air, dan kerikil saat dicampur.
Pasir tidak mengandung unsur kaca, batu apung, garam dan alkali tanah.
 Air yang digunakan adalah air yang bersih tidak mengandung minyak, garam, timbale
dan zat kimia berbahaya lainnya. Tidak diperkenankan menggunakan air rawa / air
payau.
 Dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer berukuran kecil 0.3 – 0.6
m3. Dengan cara memasukkan material 1/3 campuran nya dulu dan setelah merata
masukkan air 1/3 pula, ulangi cara tersebut sampai campuran materialnya habis. Waktu
pengadukan berkisar 15 – 30 menit.
 Besi tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2 1971 dengan tegangan leleh (σ =
2.400 kg/cm2 ) atau Baja U-24 (untuk diameter lebih kecil dari 16 mm). Besi
penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas
dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi penulangan harus
disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing. Besi penulangan rata
maupun besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai dengan
persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7. Jika terjadi korosi akibat hubungan langsung ke
lingkungan sekitarnya, harus segera di brush. Besi yang belum dipakai dalam durasi
cukup lama, hendaknya segera ditutup pakai terpal.
 Kayu bekesting yang digunakan untuk acuan beton bertulang adalah kayu jenis
sembarang (local) yang mutunya tidak terlalu jelek supaya dapat dipakai untuk 2 x
pengecoran. Agar menghasilkan permukaan yang halus hendaknya bekisting harus
diberi residu atau oli bekas supaya ketika bekesting dapat mudah dibuka dan
permukaan rata.
 Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton harus dalam keadaan basah, paling sedikit 7
hari.

E. PEKERJAAN KERAMIK

Bahan :

Lantai yang dipakai lantai keramik yang harus memenuhi syarat uji menurut SII 0583-81,
dengan dimensi 40 x 40 cm (polish) pada lantai, dinding ruangan dan meja beton, 20 x 20 cm
(unpolish) pada lantai kamar mandi, keramik 20 x 25 cm pada dinding kamar mandi dan
warna sesuai gambar rencana/sesuai permintaan pengguna jasa. Merk yang dipakai setara
IKAD. Sebelum pekerjaan keramik harus dioles acian semen agar menempel sempurna
terhadap mortar semen.

F. PEKERJAAN KAYU
1. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan kusen pintu, jendela, ventilasi, daun pintu panel, daun
Pintu Bingkai daun jendela, dan adalah kayu kelas I jenis keras (simalambuo).
2. Kayu harus diketam rapi sesuai ukuran yang tertera pada gambar rencana.
3. Kayu harus benar benar kering alami, jika alangkah bagus nya kalau pengeringan kayu
dengan menggunakan open (stim).
4. Kayu yang mempunyai cacat, pecah atau mata kayu tidak diizinkan untuk dipakai, karena
dapat mudah untuk dimakan rayap.
5. Kayu yang sudah diketam rapi dan dipabrikasi langsung dicat dengan cat menie yang
berfungsi sebagai anti rayap dan anti kelembaban
6. Khusus kayu kosen yang akan dipasang sebaiknya diberi angkur sebagai perkuatan ke
dinding.

G. PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik

4. sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

5. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :

Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi).

2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.

3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.

4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku).

5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

Persyaratan Material Rangka Atap Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel
mechanical properties) :
1. Baja Mutu Tinggi G 550
2. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
3. Tegangan Maksimum 550 Mpa
4. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
5. Modulus geser 80.000 Mpa

Lapisan anti karat Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating):
 Galvanised (Z220)
1. Pelapisan Galvanised
2. Jenis Hot-dip zinc
3. Kelas Z22
4. katebalan pelapisan 220 gr/m2
5. komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
 Galvalume (AZ100)
1. Pelapisan Zinc-Aluminium
2. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
3. Kelas AZ100
4. Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
5. Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

 Dimensi :
1. Ukuran Chanel 75 x 50 tebal = 0.75 mm
2. Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.45 mm
3. Merek : Setara TASO

Chanel Reng

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan

gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:


1. Galvabond Z275
2. Yield Strength 250 MPa
3. Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)


1. BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada
kuda-kuda baja ringan.
2. LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
3. DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada
kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
4. STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-
kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain
struktur.

5. Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,30 mm dengan
detail profil seperti gambar dibawah.
Alat Sambung (Screw)

Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka
atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


1. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
2. Kepadatan Alur 16 alur/inci
3. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
4. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal :
1. Gaya geser satu baut 5,10 KN
2. Gaya aksial 8,60 KN
3. Gaya Torsi 6,90 KN

Pekerjaan atap meliputi :


1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap/rabung.
3. Accesories atap.

Persyaratan Material Atap :


1. Acrylic overglass;
2. Stone Chips
3. Acrylic Base Coat
4. Epoxy Primer
5. Zincalume Coated
6. Base Metal
7. Zincalume Coateted
8. Epoxy Primer
9. Merek : Setara PRIMA SUPER
10. Tebal : 0.30 mm

H. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan :
1. Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum board dan Plafond PVC, konstruksi
penggantungannnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempatyang
tercantum pada gambar untuk itu.
2. Rangka langit-langit dibuat dari batang besi furing ukuran 3.5cm x 1.5cm tebal = 0.5 mm
bahan terbuat dari zincaluminium.
3. Bahan penutup langit-langit gypsum board yang digunakan adalah gypsumboard tebal 9
mm dan Plafond PVC tebal 6 mm atau ukuran lain, sesuai dengan gambar untuk itu. Gybsum
board yang digunakan merk : ex Jayaboard atau setara.

I. PEKERJAAN DAUN PINTU KAMAR MANDI

Daun Pintu yang dipergunakan adalah daun pintu alumininium dengan jenis material dan
bahan yang telah disetujui direksi dan PPK, untuk ukuran disesuaikan dengan merk pabrikan
masing masing.

J. PEKERJAAN KUNCI, ASSESSORIS, KACA JENDELA DAN VENTILASI

Bahan yang digunakan :


1. Jenis Engsel, grendel dan hak angin yang di gunakan adalah setara dengan SAR
2. Jenis Kunci Tanam yang digunakan adalah setara dengan BOLZANO
3. Pada daun pintu ada kaca buram ketebalan 5 mm (kaca buram)
4. Kaca ventilasi kamar mandi dengan ketebalan 5 mm (kaca buram)
5. Kaca jendela dengan ketebalan 5 mm (kaca bening) atau polos dan Kaca buram

K. PEKERJAAN PENGECATAN

Bahan Setara VINILEX digunakan untuk :

Pengecatan dinding dan plafond, sebelum pengecatan bidang dinding yang akan dicat harus
digosok dengan amplas hingga bersih dan terhindar dari debu. Dianjurkan untuk pengecatan
dinding sekurang – kurangnya dinding telah diaci selama seminggu, sehingga air yang
terkandung di acian dinding sudah menguap dan keluar. Dinding yang masih lembab akan
membuat permukaan cat tidak mengering sempurna dan terjadi benjolan – benjolan uap air
yang tidak bisa keluar, yang akhirnya cat tembok mudah untuk mengelupas. Pengecatan
dinding dan plafond dilaksanakan dalam 3 tahapan (3 lapis) yang terdiri 1 lapis pertama
adalah cat dasar weather sild (cat dasar kedap air) dan dilanjutkan 2 lapis lagi cat finishing.
Arah pengecatan diusahakan berbeda disetiap lapisannya, gunanya agar pori – pori dinding
dapat tertutup dengan sempurna.

Bahan Setara PLATON digunakan untuk :

Pengecatan Kusen, daun pintu, daun jendela, listplank dan hal – hal yang berkaitan dengan
kosntruksi besi dan kayu, sebelum pengecatan bidang kayu / besi yang akan dicat harus
digosok dengan amplas hingga bersih dan terhindar dari debu. Dianjurkan untuk tidak
melakukan pengecatan di saat cuaca hujan / mendung karena bisa terjadi lembab. Dinding
yang masih lembab akan membuat permukaan cat tidak mengering sempurna dan terjadi
benjolan – benjolan uap air yang tidak bisa keluar, yang akhirnya cat kayu / besi mudah
untuk mengelupas. Pengecatan kayu / besi dilaksanakan dalam 3 tahapan (3 lapis) yang
terdiri 1 lapis pertama adalah cat dasar (cat dasar kedap air) dan dilanjutkan 2 lapis lagi cat
finishing. Arah pengecatan diusahakan berbeda disetiap lapisannya, gunanya agar pori – pori
bidang yang di cat dapat tertutup dengan sempurna.

L. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Bahan yang digunakan :


1. Jenis Bola Lampu yang di gunakan adalah LED dengan merk setara HANNOCS
2. Saklar dan stop kontak yang digunakan adalah setara BROCO type inbow (tanam)
3. Kabel listrik yang digunakan adalah kabel uk. 2 x 2,5 mm NYM dengan label standarisasi
dari PLN (SPLN). Adapun merk yang dipakai adalah setara PRABA
4. Fitting lampu yang digunakan adalah setara BROCO type temple
5. Pipa Conduit dan Persambungan T – DOS adalah setara CLIPSAL
6. Kotak MCB 4 Group setara PRESTO sudah ada di gedung Tersebut
7. MCB setara LIKON

M. PEKERJAAN SANITARI / PLUMBING

Bahan yang digunakan :


1. Pipa PVC yang digunakan setara dengan WAVIN (kelas AW)
2. Pipa Galvanis yang digunakan mempunyai ketebalan minimal 2,2 mm
3. Floor drain yang digunakan local (yang mempunyai standard SNI) material metal
4. Kran yang digunakan local (yang mempunyai standard SNI) material metal
5. Kloset Jongkok, Duduk, Tempat sabun, dan Wastafel Keramik yang digunakan setara
dengan AMERICAN STANDARD (lengkap dengan shower gun pada closet duduk dan sifon
pada wastafel)
6. Guard Railling besi yang digunakan Local dengan ketebalan besi minimal 2,2 mm
7. Talang datar yang digunakan mempunyai tebal 0.30 mm berbahan metal + Penggantung
talang dengan besi plat strip dipasang dengan jarak @ 0.60 m’

N. PEKERJAAN PABRIKASI
Pintu besi dan Anti maling (jerjak besi) pada jendela berbahan besi hollow uk. 40x40 mm
dan uk. 20x20 mm tbl=1.8 mm serta besi siku 25x25x3 mm, besi padu 10 mm dan di cat.

Anda mungkin juga menyukai