BAB I
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 1
LINGKUP
PEKERJAAN
Pasal 2
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 Nama Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Ruby Tower Apartment Balikpapan 12 Lantai
2.2 Sumber Dana
Dana didapatkan dari APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara )
2.3 Alamat Proyek
Jln. Jend. Sudirman, Gn. Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan
Timur 128 (76114)
2.4 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pembangunan Gedung 12 lantai meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pintu, Jendela, kusen, dan dinding partisi
6. Pekerjaan Plat Lantai
7. Pekerjaan MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing)
8. Pekerjaan Lantai
9. Pekerjaan Kunci, Kaca dan Penggantung
10. Pekerjaan Pengecatan
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana dan RKS yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat in
PASAL 3
PERATURAN
TEKNIS
2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini terdapat perbedaan terhadap
peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) di atas, maka Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat ini yang mengikat.
Pasal 4
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
1. Lokasi yang disediakan untuk areal kerja akan ditentukan kemudian oleh Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan, dimana Pemborong harus menyiapkan, menempatkan,
mengatur penggunaan lapangan kerja yang tersedia untuk menempatkan peralatan,
tempat penyimpanan bahan-bahan serta tempat lain yang dibutuhkan kemudian.
2. Sebelum menggunakan lapangan kerja, Pemborong harus mengajukan gambar/layout
untuk areal kerja, selanjutnya dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dan petunjuk lebih lanjut.
3. Pada akhir pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan,
Pemborong harus segera membongkar/memindahkan bangunan-bangunan sementara,
alat-alat konstruksi penolong atau bentuk lain yang sudah tidak digunakan sehingga
bekas tempat kerja tersebut bersih kembali.
4. Harus selalu diperhatikan dalam membebaskan jalan ke lapangan pekerjaan dan dalam
melaksanakan hal itu harus menghindarkan perusakan lingkungan. Bila terjadi
perusakan, kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki atau mengganti.
PASAL 6
KONDISI
LAPANGAN
1. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang disebutkan nama dan pabrik
pembuatan dari suatu material/bahan, maka dalam hal ini dimaksudkan bahwa spesifikasi
teknis dari material tersebut yang digunakan dalam konstruksi dan untuk mempermudah
Kontraktor Pelaksana mencari material barang tersebut.
2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu
bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas yang telah dikoordinasikan
terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
Gambar Kerja, maka bahan dan barang tersebut harus diusahakan dan disediakan oleh
Kontraktor Pelaksana, yang harus mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan
Perencana melalui Konsultan Pengawas dan Pemberi Pekerjaan .
3. Material dan bahan diutamakan harus bermerek lokal berstandar SNI.
a. Bahan-bahan yangakan digunakan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu melalui
pengujian oleh pihak ketiga yang ditunjuk dan disepakati oleh kedua belah pihak.
b. Pengujian dan hasil pengujian akan menjamin kualitas,ukuran serta rekomendasi
merek material atau bahan yang akan digunakan dimana standar pengujian mengacu
pada pengujian beton dan baja.
c. Untuk pengujian baja menggunakan standar :
SNI03-1729-2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung
PPIUG-1983 :Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
SNI1726-2012 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung
SNI07- 2529-1991 :Metode pengujian kuat tarik baja beton.
d. Untuk pengujian beton menggunakan standar :
SNI03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar.
SNI03-1973-1990 : Metode pengujian berat isi beton.
SNI 03-1974-1990 :Metode pengujian kuat tekan beton.
SNI 2493 : 2011 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.
e. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas
dan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas wajib memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor
Pelaksana, dimana segala kerugian yang disebabkan oleh pembongkaran tersebut,
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya.
f. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor Pelaksana
untuk mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke
Laboratorium yang disetujui oleh Pemberi Pekerjaan, dan segala biaya pemeriksaan
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
g. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas bahan-
bahan tersebut, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan
yang menggunakan bahan-bahan tersebut.
h. Bahan-bahan yang tidak sesuai, tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir atau ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24 jam dan tidak boleh
dipergunakan
PASAL 8
GAMBAR DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
1. Gambar Detail Engineering Design (DED) yang dibuat oleh Konsultan Perencana adalah
gambar rencana atau gambar kerja atau gambar for construction, yang artinya
adalah gambar yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor
Pelaksana dan menjadi acuan bagi Konsultan Pengawas untuk memberikan approval shop
drawing yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Gambar shop drawing dan gambar as built drawing, dikerjakan oleh Kontraktor
Pelaksana, bedanya shop drawing dikerjakan sebelum pelaksanaan pekerjaan, karena
menjadi panduan pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Sedangkan gambar as built drawing
dibuat setelah selesai pekerjaan dan menggambarkan apa yang terlaksana di lapangan,
termasuk penyesuaian atau perubahan yang mungkin terjadi di lapangan.
3. Gambar shop drawing dibuat setiap ada tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan
meminta approval dari Konsultan Pengawas.
4. Gambar asbuiltdrawing dibuat setelah selesai pekerjaan dan menggambarkan apa yang
terlaksana di lapangan dan diserahkan kepada Konsultan Pengawaspaling lambat dalam
tempo 6 (enam) hari kerja.
5. Pelaksanaan diharapkan sesuai gambar rencana, namun atas dasar pertimbangan kekuatan
dan keamanan struktur bangunan, gambar rencana dapat berubah atas persetujuan
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Pekerjaan.
PASAL 9
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan antara Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini,
maka Kontraktor Pelaksana harus mananyakannya secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / Pemberi Pekerjaan.
2. Jika didalam gambar kerja DED terdapat perbedaan antara gambar skala dan
notasi/dimensi maka yang menjadi acuan adalah notasi/dimensi yang tertera dan harus
mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan.
3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau dokumen yang
berlainan dan atau bertentangan,maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis yang lebih tinggi dan harus mendapat persetujuan dari pemberi
pekerjaan.
PASAL 10
PENGUKURAN DAN
ELEVASI
PASAL
12 IJIN-
IJIN
Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain : ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin
penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan
daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada Konsultan
Pengawas
Pasal 13
GANTI
RUGI
Pemborong bertanggung jawab atas segala ganti rugi, jika akibat kelalaian pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong menimbulkan kerugian-kerugian kepada pihak
lain. Tidak diadakan mata pembayaran untuk ganti rugi tersebut, tetapi harus sudah termasuk
dalam biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak.
Pasal 14
PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS/PENGAWAS
LAPANGAN
Pasal 16
MATERIAL DAN BAHAN
Pasal 17
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Pagar proyek berfungsi untuk mengamankan proyek dari gangguan luar karena dapat
memudahkan dalam melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar proyek juga berfungsi
untuk menjaga keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin terjadi dalam
aktifitas Perluasan dan Renovasi gedung.
2. Bahan material untuk dinding partisi area proyek menggunakan seng yang dicat dengan
warna yang mencolok dan dipasangi banner yang menggambarkan proyek-proyek
Perluasan dan Renovasi terminal penumpang pelabuhan Balikpapan.
3. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak kegiatan dengan tinggi 2
meter
4. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang rangka kayu kls
II
Pasal 20
PEMBUATAN PAPAN PROYEK DAN RAMBU PENGAMAN
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, pemborong harus membuat papan nama proyek
dan rambu pengaman pada areal kerja sesuai dengan petunjuk pengawas untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
2. Papan nama proyek terbuat dari bahan kualitas baik minimal kayu kelas II dan dapat
digunakan sampai selesai pelaksanaan pekerjaan serta mendapat persetujuan Pemberi
pekerjaan
3. Rambu pengaman dari bahan yang kualitas baik dan harus cukup kuat dan tahan selama
masa pelaksanaan pekerjaan
4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek serta memeliharanya selama proyek
berjalan, minimal berisi kalimat sebagai berikut atau :
Pasal 21
DOKUMENTASI & PELAPORAN
1. Pihak rekanan wajib membuatkan gambar realisasi pelaksanaan pekerjaan (as bulit
drawing) pada saat pekerjaan selesai 100 %.
2. Pihak rekanan yang belum menyerahkan gambar realisasi pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing) tersebut di atas tidak dapat dibayarkan angsuran pembayaran terakhirnya.
Pasal 23
TENAGA PELAKSANA PEMBORONG
1. Kepala Proyek (Project Manager) dari Pemborong haruslah seorang ahli teknik sipil
bersertifikat SKA Manajemen Proyek/konstruksi Muda dengan persyaratan minimal a l :
S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja ≥ 5 (lima) tahun atau D3 Teknik Sipil
pengalaman kerja ≥ 10 (sepuluh) tahun
2. Ahli Muda arsitektur adalah seorang yang memiliki ijazah minimal D3 arsitektur
bersertifikat SKA Ahli arsitektur Muda dengan pengalaman kerja pengalaman kerja ≥ 5
(lima) tahun.
3. Ahli Pratama Mekanikal & Elektrikal adalah seorang yang memiliki ijazah minimal S1
teknik mesin / elektro bersertifikat SKA Ahli Mesin/elektrikal Pratama dengan
pengalaman kerja pengalaman kerja ≥ 3 (tiga) tahun.
4. 2 (dua) orang Welder adalah seorang yang memiliki ijazah minimal STM/SMK atau
sederajat bersertifikat SKT Welder/ pengelasan dengan pengalaman kerja pengalaman
kerja ≥ 5 (lima) tahun.
Pasal 24
BAHAN DAN PERALATAN
1. Semua bahan dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini, harus yang disetujui oleh
Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
2. Bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas pekerjaan karena tidak sesuai dengan contoh
yang telah disetujui, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan, selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam, bila pemborong tidak mengindahkan, maka
bahan tersebut menjadi milik Pemberi Tugas.
3. Apabila bahan-bahan yang telah ditolak ternyata masih digunakan juga, maka
Pengawas/Pemberi Tugas berhak memerintahkan kepada Pemborong untuk
membongkarnya atau oleh pengawas dikeluarkan dari lapangan dan segala kerugian
akibatnya, sepenuhnya menjadi tanggungan pemborong.
4. Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar, baik dan sesuai
dengan rencana seperti yang disyaratkan dalan RKS ini. Perubahan- perubahan struktural
tidak dapat diperkenankan karena ketidak mampuan peralatan yang disediakan
Pemborong, kecuali bila ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/pengawas lapangan.
5. Apabila bahan/material yang telah ditolak ternyata masih digunakan juga, maka
Pengawas/Pemberi Tugas berhak memerintahkan kepada Pemborong untuk
membongkarnya atau oleh Pengawas dikeluarkan dari lapangan dan segala kerugian
akibatnya, sepenuhnya menjadi tanggungan pemborong.
6. Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar, baik dan sesuai
dengan rencana seperti yang disyaratkan dalan RKS ini. Perubahan- perubahan
struktural tidak dapat diperkenankan karena ketidakmampuan peralatan
yang disediakan Pemborong, kecuali bila ada persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Pengawas.
BAB II
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Papan nama berukuran 60 x 120 cm dan dipasang pada tempat yang dapat terlihat
langsung oleh masyarakat.
b. Ijin Bangunan
c. Membayar retribusi ijin bangunan sebesar 1% dari nilai kontrak.
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH
Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI
e. Penggalian borepile
1. Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menentukan lokasi dan
elevasi lubang borepile sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Penyedia barang dan jasa harus melakukan penggalian dengan alat berat. Penggalian
secara terus menerus sampai mencapai lapisan tanah yang dipersyaratkan oleh
Perencana yang sesuai dengan hasil penyelidikan tanah. Penghentian penggalian
harus mendapat persetujuan tertulis dan ditandatangi oleh Konsultan Pengawas.
3. Penyedia barang dan jasa diwajibkan menjaga dinding borepile darikelongsoran
selama pekerjaan Penyedia barang dan jasa berlangsung. Penggalian harus
menggunakan casing dengan diameter sesuai dengan diameter pondasi borepile.
Casing diambil kembali ketika pengecoran pondasi borepile sudah selesai, dan
campuran betonmasih dalam keadaan basah. Segala akibat kelongsoran dinding
lubang borepile menjadi tanggungjawab Penyedia barang dan jasa sepenuhnya.
4. Penyedia barang dan jasa harus menjaga agar lubang borepile yang terjadi harus
tegak lurus vertikal, pergeseran titik pusat borepile dari yang direncanakan
maksimum 5 cm sebagai arah deviasi terhadapketegak lurusan maksimum 2 cm pada
kedalaman 3 m pertama dan selanjutnya maksimum 1 cm tiap tambahan kedalaman 3
m.
5. Besar diameter dan kebersihannya akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas. Bila
syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi, maka ijintertulis untuk pengecoran dapat
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
6. Dasar pondasi borepile yang direncanakan terletak pada elevasi yang disesuaikan
dengan tipe pondasi. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kegagalan geser tanah.
Penyedia barang dan jasa harus melakukan pemeriksanaan terhadap contoh galian
tanah dari hasil penggalian untuk mengontrol kondisi leyer tanah.
7. Dasar pondasi borepile yang direncanakan harus masuk kedalaman tanah keras.
g. Pengecoran
1. pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan tertulis dan ditandatangani
oleh Konsultan Pengawas.
2. Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton mollen) sekurang-
kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan ke dalam drum pengaduk.
Setelah pengadukan selesai, adukan betonharus memperlihatkan susunan dan warna
seragam.
3. Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untuk menghasilkan
mutu beton yang dipersyaratkan.
4. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam
keadaan kering tanpa digetarkan.
5. Kapasitas mesin pengaduk dan material yang tersedia di lokasi pekerjaan harus cukup
untuk dapat melaksanakan pengecoran terus menerus untuk satu lubang pondasi.
6. Penuangan adukan beton ke dalam lubang, di mana terdapat muka air tanah yang
cukup tinggi, maka air tersebut harus dipompa keluar hingga kering. Setelah itu
dilakukan pengecoran melalui corong (tremiepipe) secara terus menerus sambil
menjaga agar ujung corong selalu berada di dalam beton.
7. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat yang minimum
compressive strength dari mutu beton (untuk pondasi borepile) = 30 Mpa. Untuk
sengkang dan sloof mutu beton 25 Mpa.
8. Penyedia barang dan jasa harus selalu menjaga agar pengecorandapat dilakukan terus
menerus dan mengisi seluruh rongga yang ada dengan padat sehingga menjamin
keutuhan bentuk dari pondasi borepile tersebut.
9. Persyaratan-persyaratan lainnya untuk penggalian harus mengikuti persyaratan
pengecoran.
h. Baja Tulangan
1. Mutu baja yang digunakan adalah BJTD 40 untuk diameter > 13 mmdan BJTP 24
untuk diameter < 13mm.
2. Untuk setiap pengiriman baja dilakukan pengujian diameter dan mutudengan hasil
yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas sebagai dasar penerimaan material.
3. Pemasangan dan pengikatan dari baja dilakukan pada keadaan normal.
4. Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar.
5. Penyedia barang dan jasa harus membuat detail shop drawing dengan skala untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam pelaksanaannya.
6. Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih darilarutan-larutan,
bahan-bahan atau material yang dapat memberikan akibat pengurangan ikatan antara
beton dan baja.
7. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum pengecoran
tulangan baja tidak berubah tempat.
8. Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang untuk
menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus dipasang sebanyak minimum
4 buah tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
9. Jumlah luas, jenis/tipe maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar
rencana.
i. Penyelesaian
1. Penyedia barang dan jasa harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai
dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekasadukan, bobokan, tulangan dan
lain-lain.
2. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa ke luar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
3. Penyedia barang dan jasa harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah sekitar
pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peilsemula.
4. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang dan jasa harusberhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran,pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
c. Semen
Bahan semen yang digunakan harus merupakan semen yang berkualitas
bagus dan berasal dari satu sumber yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemberi
kerja.
Jenis semen yang mempunyai sifat cepat mengeras atau mempunyai
sifat ekstra cepat mengeras.
d. Baja tulangan
Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
adalah baja U-32 (minimal yield-stress 3200 kg/cm2) untuk ulir dan baja U-24
(minimal yield-stress 2400 kg/cm2) untuk polos dengan diameter tulangan seperti
yang ditentukan pada gambar kerja. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke
proyek harus dalam keadaan baru.
d. Air Kerja.
Air yang digunakan untuk adukan beton harus bebas dari asam, garam, bahan
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membasahi dan lain-lain harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
Pasal 5
PEKERJAAN ATAP
DAN PENUTUP ATAP
Pasal 7
PEKERJAAN PINTU
DAN JENDELA
Pasal 9
PEKERJAAN PLAFON
9.1 Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan dinding adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan plafon
2. List plafon
9.2 Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan plafon adalah rangka kayu dengan berbagai
macam ukuran yang digunakan, yaitu
1. Hollow 2/4 tebal 0,30 mm sebagai rangka plafond
2. penutup plapond dari jenis Gypsumboard dengan ketebalan 9 mm
9.3 Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat memasang
rangka plafon.
2. Rangka menggunakan aluminium persegi (hollow).
3. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus.
Pasal 10
PEKERJAAN LANTAI
10.1 Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan dinding adalah sebagai berikut:
1. Pemadatan tanah
2. Pembuatan lantai kerja
3. Pemasangan lantai
4. Pengecoran lantai
10.2 Bahan-bahan:
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan lantai adalah rangka kayu dengan
berbagai macam ukuran yang digunakan, yaitu
1. Untuk semua pekerjaan lantai menggunakan keramik ukuran 50 x 50
kecuali pada kamar mandi dan teras menggunakan keramik ukuran 30
x 30.
2. Pasir pasang
3. Pasir cor
10.3 Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub lantai
harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris
(pemadat).
2. Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya dengan tebal minimal 10 cm atau
sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian dipadatkan untuk
memperoleh kepadatan yang maksimal. Setelah pekerjaan pasir urug selesai
maka harus dilakukan penyemprotan obat anti rayap.
3. Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1
PC : 3 Ps : 5 Kr.
4. Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus cukup padat
sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat rongga udara.
5. Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik maka sebelum
keramik dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air.
6. Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata.
7. Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam
setelah pemasangan.
8. Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar,
nat diisi dengan bahan pengisi berwarna/ grouting semen berwarna. Pemberian
nat dilakukan minimal setelah 3 x 24 jam setelah pemasangan keramik.
9. Pada sambungan dinding dan lantai keramik harus dipasang plin dengan tinggi
10 cm.
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
c. Bus-bar
- Bus-bar netral dan bus-bar pentanahan dipasang pada posisi berseberangan (atas dan
bawah/ kiri dan kanan).
- Bus-bar diberi tanda untuk phase R,S,T nol dan pentanahan
- Bus-bar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian yang harus tidak
bertegangan, antara lain: kotak panel atau benda-benda konduktif.
- Bus-bar yang menghantarkan arus listrik harus dilapisi dengan bahan yang mencegah
oksidasi antara lain “Silver Palted”.
d. Kabel-kabel
- Ujung-ujung kabel bekas (standar) harus mempunyai sepatu kabel (lug) tipe
compression yang sesuai dan ujung-ujung kabel harus masuk semua ke sepatu kabel.
3. Instalasi penerangan
a. TL dan Armateurnya
TL dan armateur harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar.
- Semua armateur TL yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pertanahan
(grounding) dan ditanamkan dengan kabel warn kuning strip hijau (PUIL 1987, pasal
720 B.I.). Penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel.
- Semua lampu flour recent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan
“Power Factor Correction Capacitor” yang cukup untuk mencapai power faktor
sekitar 80%-85%. Kapasitor/ kondensator harus dipasang paralel dan dilengkapi
dengan sekering kecil untuk menghindari bahaya kebocoran kapasitor (kondensator).
Satu TL menggunakan satu kondensator, satu ballast.
- Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya warna putih dengan derajat
pemantulan yang tinggi.
- Box tempat ballast, kapasitor (kondensator) dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umum, teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi dalam box harus dibuat dengan sempurna.
- Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor (kondenssator). Penyambungan kabel
harus menggunakan terminal kabel.
b. Lampu XL
- Lampu XL dan fitting harus sesuai dengan yang dimaksudkan dalam gambar-gambar.
- Fitting lampu XL tersendiri dari fitting ebonite untuk daerah tidak berair dan fitting
WD untuk daerah berair.
d. Kabel
- Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan dalam gambar.
- Pemasangan jaringan kabel didalam beton atau dinding harus dilewatkan
dalam pipa dengan pertemuan sambungan pada T doos yang dapat dibuka.
- Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum dinding diplester.
- Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.
- Pipa yang ditanam didalam beton diusahakan sewaktu proses pengecoran
beton tidak terjadi kebocoran, sehingga adukan beton cair masuk kedalam pipa atau
kerusakan lainnya akibat pelaksanaan pengecoran.
- Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem dan kuat selama pelaksanaan pekerjaan
plesteran.
- Pemasangan jaringan kabel diatas plafond dapat dengan cara terbuka (tanpa melalui
pipa)
- Pemasangan jaringan terbuka, pada setiap jarak maksimal 1,00 m harus dipasang
pengikat dari porselen dan diikatkan dengan kencang serta kabel harus tegang.
- Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1977 pasang 720 E.I,
yaitu:
Merah fasa R
Kuning fasa S
Hitam fasa T
Biru fasa Netral/nol
Kuning strip hijau untuk pentanahan/arde
e. Pengujian dan instalasi
- Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya untuk
menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment, serta
instalasinya, untuk memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan
dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa yang dimaksudkan. Semua
pengujian diselenggarakan atas biaya kontraktor.
- Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan sesudah
dipasang: tes insulasi, tes kontinuitas, dengan disaksikan oleh Direksi dan dicatat
hasilnya.
- Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan kekuatan mekanis.
Pemeriksaan kontinuitas rangkaian
Pasal 13
PEKERJAAN SANITASI AIR
13.1 Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan sanitasi air adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan wastafel
2. Kloset duduk dan shower
3. Pemasangan pipa air bersih
4. Pemasangan pipa air kotor
5. Bak kontrol
6. Sumur resapan
7. Septictank
8. Saluran air
13.2 Bahan-bahan:
1. Closed duduk Lux
2. Jet Washer
3. Floor Drain plastic
4. Kran air
5. Sumur resapan
6. Septictank + Resapan
13.3 Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Persyaratan umum
a. Pekerjaan wastafel
Wastafel yang digunakan adalah wastafel meja produk standar, Kw 1,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar.
Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari semua
kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran.
b. Perlengkapan saniter
Perlengkapan untuk toilet yaitu, tempat sabun, dan lain-lain seperti
ditunjukan dalam gambar, dipakai standar Kw 1 dan dipasang sesuai
gambar.
Semua kran yang dipakai adalah Kw 1, dengan chromed. Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Kran yang dipasang di
halaman harus mempunyai ulir, sedang kran yang digunakan pada bak
cuci menggunakan kran leher angsa.
Stop kran yang dapat digunakan adalah KW 1 dari bahan kuningan.
Floor drain dan clean out yang digunakan adalah Kw 1, metal vercroom
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain, dop vercroom
dengan draad untuk clean out.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat. Pada
tempat-tempat yang akan dipasangi floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapi, mengunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
Pasal 14
PEKERJAAN PLUMBING
14.1 Lingkup pekerjaan:
Lingkup pekerjaan sanitasi air adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan pipa air bersih dan kotor
2. Stop kran
3. Pipa hawa
4. Bak air fiberglass
14.2 Bahan-bahan:
1. Pipa PVC type D
2. Pipa besi galvanis
3. Kran
4. Stop kran
5. Gantungan
6. Klem
7. valve
14.3 Syarat-Syarat Pekerjaan:
1. Persyaratan umum
a. Pekerjaan instalasi air bersih
Bak kontrol untuk Valve/Stop Kran dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup beton.
Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem PVC
(Solvent) untuk pipa ø 3“ ke bawah.
Untuk katup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai ø 2” ke bawah mengunakan
katup penutup dengan sistem penyambungan memakai ulir/screwed.
Selanjutnya untuk katup ø 3,4” ke bawah dipakai katup tipe bola (global),
yang lebih besar dari ø 3,4” dipakai katup pintu (Gate Valve/Stop Kran).
b. Pekerjaan instalasi air kotor
Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari
bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674 /kualitas
baik.
Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan
merk yang sama.
Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik.
Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar pembuangan air.
c. Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.
Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis standar yang
dikeluarkan oleh pabrik.
Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join, untuk ø
2” digunakan lem/solvent semen.
Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau kolom/plat
dicor.
d. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan
Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat atau
fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak
memungkinkan masuknya kotoran atau benda lainnya.
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve/Stop Kran, trap dan
penyambung pipa (knee) harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang
menyumba
BAB III
PENUTUP
1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana sebelum
dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar dan RKS sehingga meragukan
Kontraktor Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor Pelaksana harus
menanyakan kepada Konsultan Pengawas / Pemberi Pekerjaan segera untuk mendapatkan
penjelasan dan keputusan.
3. Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan/material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan material yang tinggi/terbaik menurut perencanaan. Oleh karena itu
Kontraktor Pelaksana diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada Konsultan
Pengawas.
4. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman di sekitar bangunan harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari pekerjaan.
5. Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan sebaik mungkin, kelalaian
Kontraktor yang mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
6. Semua sisa-sisa pekerjaan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh ada
kotoran yang tersisa disekitar lokasi pekerjaan. Semua biaya angkutan pembuangan sisa-
sisa pekerjaan menjadi tanggungan Pelaksana
7. Syarat-syarat yang belum tercantum dalam RKS ini namum ada pelaksanaan pekerjaan
yang berkaitan dengan pekerjaan bangunan tersebut maka pihak pelaksana wajib
mengerjakan sebagai penyempurnaan bangunan tersebut atas petunjuk pengawas
lapangan. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam syarat-syarat ini akan ditentukan
kemudian sesuai dengan kebutuhan di lokasi pekerjaan dan apabila terdapat pekerjaan
yang harus dilaksanakan dan tidak terdapat dalam RAB, maka pelaksana wajib
melaporkan dan akan dibuatkan addendum kontrak.