Anda di halaman 1dari 26

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

( RKS )

BAB. I
SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
URAIAN

(1) Umum

1. Semua Jenis pekerjaan harus kerjakan dan diselesaikan sesuai ketentuan yang terdapat dalam :
RKS, dan Gambar-gambar Pelaksanaan.

2. Pekerjaan ini terletak di UPT SDN 019 Aur Sati Kec. Tambang

(2) Ikhtisar Pekerjaan.

Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar


Pekerjaan : Perencanaan Pemb. Paving block UPT SDN 019 Aur Sati Kec. Tambang

(3) Pekerjaan Persiapan

1. Mobilisasi dan Demobilisasi.


Penyediaan, mendatangkan dan pengembalikan semua alat-alat berat dan kendaraan untuk
keperluan proyek ini, sewa atau milik perusahaan.

2. Persiapan Lapangan.
Membersihkan lokasi proyek dari bangunan-bangunan lama dan pohon-pohon yang dianggap
mengganggu pelaksanaan proyek.
Membuat pagar pengaman keliling proyek menggunakan bahan yang baik dan pekerjaan -
pekerjaan sarana yang lain agar pelaksanaan pembangunan berjalan lancar.

3. Pengukuran
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengukuran dan pematokan guna mendapatkan titik-
titik. Semua biaya pengukuran dan pematokan ditanggung oleh Penyedia Barang / Jasa

4. Sarana Proyek.
Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan sarana proyek berupa fasilitas penerangan dan
pengadaan air bersih yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Membuat jalan masuk ke
proyek untuk pengangkutan material dengan memperhitungkan kemampuan jalan yang sudah
dan jalan baru yang mungkin dibuat.

5. P.P.P.K.
Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan kotak obat untuk Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P.P.P.K).

6. Keamanan Proyek.
Penyedia Barang / Jasa harus menempatkan petugas keamanan dalam jumlah cukup untuk
menjaga keamanan proyek dan barang-barang milik perusahaan, Direksi dan Konsultan
Supervisi.

7. Pemeliharaan bangunan.

1
Penyedia Barang / Jasa harus memperhitungkan biaya untuk pemeliharaan, kebersihan dan
bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu
pemeliharaan.

8. Kontrol Kwalitas Bahan.


Penyedia Barang / Jasa harus mempertimbangkan semua biaya untuk keperluan kontrol kualitas
bahan maupun hasil pekerjaan kepada pihak ketiga. Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan
peralatan praktis untuk memeriksaan bahan-bahan yang akan digunakan.

9. Standard yang dipakai.


Semua bahan yang digunakan dan hasil pekerjaan proyek ini diukur (diatur) dengan peraturan
atau pedoman teknis yang berlaku di Indonesia dan Pedoman lain yang dianggap Perlu, antara
lain:
SNI-2 ( 1971 ), SKSNI ( 1991 ) Untuk Beton dan Beton Bertulang.
SNI-3 ( 1970 ) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
SNI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-N-I.5/1961).
SNI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
SNI-10 Batu Merah sebagai Bahan bangunaan .
SII-13/S.I/72.
SII-14/S.I/72.
Pedoman Plumbing Indonesia.
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesi (PUIL)
Peraturan Pembebanan Indonesia Tahun 1984
Peraturan Menteri PU No.02/KPTS/1985 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran..
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung , 1981 beserta pedomannya
Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI) 1980
Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN)
Peraturan Ditjen Perawatan Depnaker tentang Penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Peraturan Instalasi Khusus Air dan Listrik (AVWI dan AVE PUIL-N.I.6-1978)
ASTM, JS, dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini, maka ketentuan itu
harus diutamakan, dan dianggap perlu untuk melengkapi standard-standard Persyaratan-
persyaratan dan gambar.

10. Penggunaan , Persyaratan Teknis .


Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Syarat
seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan
yang dinyatakan dalam gambar - gambar kerja.Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan
perintah dari Konsultan Supervisi/Perencana ataupun Tim Teknis.
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard yang
berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlaku-
kan di negara ini, maka harus digunakan Standar-standar Internasional yang berlaku atau
setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut.

11. Penjelasan RKS dan Gambar


a. Penyedia Barang / Jasa harus meneliti semua Gambar dan isi RKS termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Bila terdapat persyaratan dan ukuran tidak tercantum dalam gambar namun tercantum
dalam RKS maka RKS yang mengikat, sebaliknya bila tercantum dalam gambar namun tidak

2
tercantum dalam RKS maka gambar yang mengikat. Bila terdapat perbedaan gambar satu
dengan gambar yang lain maka gambar dengan skala besar ( detail ) mengikat.
c. Bila perbedaan antara gambar dengan RKS dan gambar dengan gambar menimbulkan
dampak yang cukup besar terhadap biaya dan atau keamanan bangunan maka Penyedia
Barang / Jasa wajib menanyakan kepada Konsultan Supervisi dan Penyedia barang/ jasa
pemborongan mengikuti keputusannya.

Pasal 2
IJIN - IJIN

Penyedia barang/Jasa harus memiliki ijin-ijin dari instansi yang berwenang sesuai dengan bidang
pekerjaannya, sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

Pasal 3
PENGAWASAN

Supervisi terhadap bahan dan hasil pekerjaan pada proyek ini dilakukan setiap saat oleh Konsultan
Pengawas dan semua Pekerjaan harus mudah diawasi. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan pengawasan.
Jika karena sesuatu hal terdapat bagian-bagian pekerjaan yang dikerjakan di bengkel atau diluar lokasi
proyek pelaksanaannya harus mendapat ijin tertulis dari Konsultan Supervisi. Penyedia Barang/Jasa dan
Konsultan Supervisi bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang dikerjakan diluar lokasi proyek.
Jika Kontraktor melaksanakan pekerjaan lembur (diluar jam kerja) pekerjaan tersebut harus diawasi oleh
Konsultan Pengawas. Kontraktor menanggung semua biaya pengawasan.
Konsultan Pengawas dalam memberikan keputusan terbatas pada hal-hal yang jelas tercantum dalam
Gambar Perencanaan, RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Penyimpangan dari padanya harus
seizin Pengguna Jasa.

Pasal 4
RENCANA KERJA

Penyedia Barang/Jasa harus membuat rencana pelaksanaan (Time Schedule) berupa Barchart atau
Curva- S selambat-lambatnya 2 (dua) minggu yang telah disyahkan oleh Konsultan Supervisi dan
diketahui Pemberi Tugas (Pengeloal Teknis) . Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan rencana. Dan hanya dengan persetujuan Konsultan Supervisi bisa menyimpang dari
rencana . Dan Kerugian yang dideritanya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa .

Pasal 5
PEMBAGIAN HALAMAN

Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa bersama-sama dengan Konsultan Supervisi
mendiskusikan tempat-tempat di lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk penimbunan barang, letak
kantor direksi, kantor pelaksana, los kerja dan lain sebagainya agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

Pasal 6
LOS KERJA DAN GUDANG

3
Penyedia Barang/Jasa harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang, peralatan lain dan
ruangan untuk kantor pelaksana
Cara menimbun bahan-bahan dilapangan dan digudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PENYEDIA BARANG/JASA

Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas :


1. Ketelitian/kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai dengan RKS
dan Gambar Perencanaan atau Addendumnya
2. Pengangkutan bahan dan personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan serta wajib
menjaga atau mencegah melaksanakan pekerjaan serta wajib menjaga atau mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan yang dilakukan Penyedia Barang/Jasa selama waktu pelaksanaan
maupun masa pemeliharaan .
3. Kesehatan/Kesejahteraan /Penginapan karyawan selama pelaksanaan pekerjaan
4. Kelancaran pelaksanaan pekerjaan
5. Keamanan / kerusakan dari peralatan yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan
6. Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
7. Penjagaan keamanan lapangan pekerjaan
8. Tidak memperkenankan :
9. Pekerja menginap dan memasak dilokasi pekerjaan, kecuali dengan ijin Konsultan Supervisi.
10. Membawa masuk penjual makanan / minuman , rokok dan sebagainya kelokasi pekerjaan
11. Keluar masuk dengan bebas.

Pasal 8
SYARAT-SYARAT DAN PEMERIKSAAN MATERIAL

Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dengan
mengutamakan produksi dalam negeri.:
a. Untuk pekerjaan konstruksi, kandungan lokal minimal 80 % (delapan puluh ) prosen
b. Untuk pekerjaan mekanikal/elektrikal , kandungan lokal minimal 70 % ( tujuh puluh ) prosen.
Konsultan Supervisi berwenang menanyakan asal bahan, dan Penyedia Barang/Jasa wajib
memberitahukan.
Semua material yang akan digunakan harus diperiksakan oleh Konsultan Supervisi untuk mendapat
persetujuan.
Material yang didatangkan oleh Penyedia Barang/Jasa dilokasi pekerjaan, tetapi ternyata ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Supervisi harus segera dikeluarkan darii lokasi pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam sejak jam penolakan.
Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Penyedia Barang/Jasa tetapi ternyata ditolak oleh
Konsultan Supervisi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Barang/Jasa
dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Supervisi.
Apabila Konsultan Supervisi merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Supervisi berhak
mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti .
Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa apapun hasil penelitian
bahan tersebut.
Penyedia Barang/Jasa harus menjaga mutu pekerjaan secara sempurna.

4
Pasal 9
LAPORAN -LAPORAN

Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dari
pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkannya kepada Direksi untuk dapat dipergunakan sebagai dasar
pengamatan/pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan , secara berkesinambungan

Pasal 10
DOKUMENTASI

Penyedia Barang/Jasa harus membuat dokumentasi pelaksanaan pekerjaan berupa foto-foto berwarna
ukuran postcard pada bagian -bagian pekerjaan yang penting :
1. Sebelum pekerjaan dimulai
2. Saat pekerjaan pembersian sloof, kolom, balk, plat dan leufel
3. Saat pekerjaan dalam prestasi 25%, 50%,75% dan 100%, serta setelah masa pemeliharaan atau
pada waktu pekerjaan diserah terimakan
4. Setelah pekerjaan berakhir, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan album foto sebanyak 3
(tiga) set
Untuk setiap pengajuan angsuran pemborong harus melampirkan foto kemajuan pekerjaan .

Pasal 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) DAN GAMBAR KERJA

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta gambar kerja digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan
dalam melaksanakan pekerjaan
Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS)
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan hal diatas, maka Penyedia Barang/Jasa
menanyakan secara tertulis kepada Direksi Lapangan dalam hall menyangkut masalah tersebut.
Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar maka Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar
( shop drawing )tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa , sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin
dari Konsultan Supervisi.

Pasal 12
PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR

Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar
Gambar arsitektur dengan gambar struktur , maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran
fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan kwalitas bahan/konstruksi bangunan adalah
gambar Mekanikal/Elektrikal.
Tidak dibenarkan sama sekali bagi Penyedia Barang/Jasa memperbaiki sendiri perbedaan-perbedaan
tersebut diatas. Akibat dari kelalaian dalam hal ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa.

Pasal 13
GAMBAR PELAKSANAAN (Shop Drawing)

Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) berdasarkan gambar
pelelangan dan penjelasan pekerjaan

5
Sebelum gambar - gambar pelaksanaan disetujui oleh Konsultan Supervisi, Penyedia Barang/Jasa tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan dilapangan.
gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan Penyedia Barang/Jasa
harus memberi waktu yang cukup kepada Konsultan Supervisi guna meneliti.
Gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi tidak melepaskan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 14
GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

(1) Gambar perencanaan hanya dapat berubah atas perintah tertulis Pemberi Tugas (pengelola Teknis)
(2) Perubahan harus dibuatkan gambarnya yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar
perencanaan dan gambar perubahan.
(3) Gambar perubahan tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3(tiga) berikut kalkirnya (gambar asli)
dan biaya permbuatannya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa
(4) Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Proyek (Direksi Lapangan) kemudian dilampirkan
dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang

Pasal 15
GAMBAR SESUAI DENGAN PELAKSANAAN (As Built Drawings)

(1) Sesudah pelaksanaan pekerjaan selesai Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan menyerahkan
gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built drawings)
(2) Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap dan benar dari seluruh
pelaksanaan pekerjaan
(3) Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan
disetujui yang kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas.
(4) Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah :
a. 3 (tiga) set gambar - gambar cetakan
b. 1 (satu) set gambar-gambar kalkir

Pasal 16
PEKERJAAN DI WAKTU MALAM

Penyedia Barang/Jasa harus meminta ijin tertulis kepada Konsultan Supervisi / Direksi Pelaksana dalam
hal ini untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari ijin diberikan bila sarana
penerangan cukup.

Pasal 17
PEMBERSIHAN

Penyedia Barang/Jasa harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah. Pada waktu
pekerjaan telah selesai Penyedia Barang/Jasa harus membuang sampah sebagai hasil pekerjaan,
ketempat diluar proyek atau tempat yang telah ditunjuk tim Teknis.

6
Pasal 18
PEKERJAAN YANG DISUB KONTRAKKAN KEPADA KONTRAKTOR LAIN

Bila ada pekerjaan instalasi yang dikerjakan oleh beberapa Penyedia Barang/Jasa , maka Penyedia
Barang/Jasa harus bekerja sama guna pelaksanaan dari pada sistem instalasi secara keseluruhan .
Penyedia Barang/Jasa utama harus bertanggung jawab atas mutu bahan dan hasil pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan.

Pasal 19
PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

(1) Sebelum dimulai pelaksanaan, Penyedia Barang/Jasa harus mempelajari secara seksama Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) , gambar perencanaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan .
(2) Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaanya hingga selesai dan lengkap yaitu
membuat , memasang dan memsan maupun menyediakan bahan bangunan,alat kerja serta
pengangkutan , membayar upah kerja dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan.
(3) Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelasaknaanya maupun yang sedang dilaksanakan , Penyedia
Barang/Jasa harus berhubungan dengan Direksi Lapangan / Konsultan Supervisi, untuk
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan persetujuannya.
(4) Setiap usulan perubahan dari Penyedia Barang/Jasa atau persetujuan dari Konsultan Supervisi
dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
(5) Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus baru dan diteliti
mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang disesuaikan dengan standart / spesifikasi yang ditentukan
dalam RKS dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik Proyek/Konsultan Supervisi sebelum
dimulai pelaksanaannya.
(6) Ketelitian dan kerapihan kerja akan sangat dinilai oleh Konsultan Supervisi, termasuk pekerjaan
penyelesaian (finishing works) dan akan mempengaruhi bobot.

Pasal 20
PERALATAN KERJA DAN ALAT BANTU

(1) Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan kerja kerja yang cukup dan memadahi untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien
(2) Penyedia Barang/Jasa harus menjaga ketertiban perjalanan yang menggunakan jalan umum agar
tidak mengganggu.
(3) Bila pekerjaan selesai, Penyedia Barang/Jasa wajib segera menyingkirkan alat tersebut dan
memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan serta memberishkan bekasnya.

Pasal 21
JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA

(1) Pemakaian jalan masuk kelokasi kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Penyedia Barang/Jasa wajib membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian dan
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dengan biaya beban Penyedia Barang/Jasa.

7
Pasal 22
PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM

(1) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan
pekerjaan terhadap bangunan yang ada, sarana , jalan , saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan
pekerjaan
(2) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas gangguan atau pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi pelaksanaan. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan adalahmenjadi
beban Penyedia Barang/Jasa.

Pasal 23
KECELAKAAN DAN KESEHATAN

(1) Kecelakaan yang timbul waktu pekerjaan berlangsung menjadi beban Penyedia Barang/Jasa
(2) Sehubungan dengan pasla ini, Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan kotak P3K terisi menurut
kebutuhan lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam hal mengenai pertolongan
pertama.
(3) Terhadap kecelakaan yang timbul akibat bencana alam segala biayanya menjadi beban Penyedia
Barang/Jasa.
(4) Kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
(5) Sehubungan dengan butir itu, Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan alat pemadam kebakaran
jenis ABC, pasir dibak kayu galah secukupnya dan pemeliharaan.
(6) Penyedia Barang/Jasa wajib memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya
(7) Sejauh tidak disebut dalam RKS maka Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti semua peraturan yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah CQ Undang-Undang kesehatan kerja dan lain sebagainya yang
berlaku.

Pasal 24
PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN

Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas segala sesuatu yang ada didaerahnya
mengenai :
(1) Kerusakan yang timbul akibat kelalaian yang disengaja ataupuan tidak
(2) Penggunaan sesuatu yang keliru /salah
(3) Kehilangan alat/bahan yang ada didaerahnya

(4) Semua kejadian sebagaimana disebut diatas Penyedia Barang/Jasa harus melaporkan kepada Pemilik
Proyek /Konsultan Supervisi dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan lebih
lanjut
(5) Untukmencegah hal itu, Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan penerangan malam, pemagaran
sementara dari bahan seng gelombang yang dicat dan setelah selesai proyek harus dibersihkan.

8
Pasal 25
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

(1) Sebelum memulai pekerjaan lanjutan Penyedia Barang/Jasa diwajibkan memintakan persetujuan
keapda Konsultan Supervisi
(2) Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam sejak diterimanya surat permohonan
pemeriksaan tidak dipenuhi oleh Konsultan Supervisi , Penyedia Barang/Jasa dapat meneruskan
pekerjaan dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Hal ini dikecualikan bila Konsultan Supervisi minta perpanjangan waktu.

Pasal 26
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA

(1) Bouwkeet (bangunan sementara).


Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(bouwkeet) untuk digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan bahan bangunan.
Setelah berakhirnya pekerjaan Penyedia Barang / Jasa wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.
(2) Pembangkit tenaga sementara
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan
harus disediakan oleh Penyedia Barang / Jasa , termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran, dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Barang / Jasa wajib menying-
kirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa.
(3) Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah
ada dilokasi proyek dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Proyek.
(4) Jalan Masuk
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara /jalan masuk ketempat pekerjaan harus diadakan oleh
Penyedia Barang / Jasa bilamana diperlukan atau di sesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan
lokasi proyek tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Barang / Jasa harus memelihara seluruh jalan-
jalan sementara dan sebagainya yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan
menyingkirkan/ membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan
juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.
(5) I k l a n
Penyedia Barang / Jasa tidak diijinkan membuat /memasang iklan dalam bentuk apapun didalam
lokasi proyek, tanpa izin Pihak Pengguna Jasa .
(6) Pencegahan Pelanggaran Wilayah
Penyedia Barang / Jasa diharuskan memagari / mengamankan daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan.
(7) Orang-orang yang tidak berkepentingan
Penyedia Barang / Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas
dan para penjaga.
(8) Perlindungan Terhadap Milik Umum

9
Penyedia Barang / Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
Penyedia Barang / Jasa harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
utilitas ( Perlengkapan umum ) seperti saluran air, telephone, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia Barang / Jasa .
(9) Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan , utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya
ditempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi
Penyedia Barang / Jasa dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Barang
/ Jasa hingga dapat diterima oleh Pengguna Jasa .
(10) Penjagaan dan Pemagaran Sementara
Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pengguna
Jasa tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang / Jasa , dan sub Penyedia Barang / Jasa ,
atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan. Penyedia Barang / Jasa wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar
sementara yang mungkin diperlukan untuk pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan dan
umum.
(11) Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai
dan diterima oleh Pengguna Jasa
(12) Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa mungkin akan menyebabkan gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pengguna Jasa , dan
semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang / Jasa .
(13) Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal
Penyedia Barang / Jasa akan mendapat izin tertulis dari Supervisi Lapangan untuk melaksanakan
pekerjaan yang tertera dalam Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa, pada hari-hari minggu
atau hari-hari libur-resmi.
(14) Pelaksanaan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan.
Apabila Penyedia Barang / Jasa melaksanakan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Supervisi atau Pengguna Jasa untuk diadakan pemeriksanaan.

10
BAB II
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


Pengadaan, pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengarahan tenaga kerja,
mengadakan, mobilisasi alat bantu dan sebaginya yang pada umumnya langsung atau tidak langsung
termasuk didalam usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan yang sempurna
dan lengkap, juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan ataupun bagian pekerjaan yang walaupun
tidak jelas disebutkan dalam RKS dan gambar-gambar tetapi masih berada didalam bidang
pembangunan, haruslah dilaksanakan selanjutnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi
Lapangan.

2. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala sesuatu yang berada di
dalamnya diserahkan tanggung jawab kepada kontraktor dengan berita acara penyerahan lapangan

3. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai dimana
telah termasuk pembersihan lapangan

4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan utama, kontraktor
berkewajiban :
Membersihkan halaman kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan
utama
a. Mengadakan sumber air untuk pelaksanaan pekerjaan. Air kerja yang dipergunakan harus
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pekerjaan yang bersangkutan dan
menyampaikan bukti hasil pengetesan dari laboratorium
b. Membuat pagar pengaman, gudang, los kerja dan Direksi keet
c. mengadakan hal-hal lian yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

5. Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan yang menjdi tanggung jawab berdasarkan
syarat-syarat dan uraian di dalam RKS, Risalah Rapat Pemberian Penjelasan, gambar-gamabr yang
ada maupun gambar-gambar susulan selama pelaksanaan, petunjuk-petunjuk teknis maupun
administrasi serta intruksi yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas atau Direksi Teknis

Pasal 2
PENENTUAN PEIL DAN UKURAN

(1) Sebagai pedoman peil bangunan adalah peil diambil rata-rata sesuai petunjuk sewaktu
penjelasan Rapat Bersama penentuan peil (Perencana Konstruksi, Supervisi, Dinas Cipta Karya
Kabupaten Kampar).
(2) Bila terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada Supervisi sebelum
dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan,
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa .
(3) Pengukuran untuk menentukan: jarak, posisi titik-titik penting, beda tinggi, kontrol vertikal kolom,
sudut dan lengkung harus dilakukan dengan alat ukur jarak optis (theodolit, waterpas)

11
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
(GALIAN DAN URUGAN TANAH)

(1) Perataan Tanah


Pekerjaan perataan tanah, pembongkaran, pembersihan galian, urugan dan pemadatan urugan di
kerjakan lebih dahulu sebelum Penyedia Barang / Jasa mulai pekerjaan upper struktur.
Pekerjaan urugan dan pemadatan disesuaikan dengan peil-peil (level) dan lokasi yang telah
ditentukan didalam gambar dan mendapat persetujuan Supervisi.
(2) Galian dan Urugan
Semua permukaan lapangan dikupas ,agar bebas dari unsur-unsur perusak (akar-akar tanaman
atau rumput-rumputan). Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan, bila
memadai untuk urugan dan penanggulan. Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan
harus di setujui Konsultan Supervisi. Bila mana perlu dapat dilakukan
penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Supervisi dimana segala biaya
penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa .
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali sehingga mencapai kerataan yang
diterapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan Tolerensi pelaksanaan yang dapat
diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah + 100 mm,terhadap kerataan yang ditentukan.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis ( tiap 20 cm padat ) yang selalu diikuti pekerjaan pemadatan
tanah urug yang didatangkan dengan porsi campuran adalah 65 % tanah urug dan 35% pasir urug.
(3) Pemadatan
Bahan dan tanah urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, tebal lapis 20 cm. Pemadatan dilakukan
dengan alat pemadat yang bergetar (stamper) atau alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI

(1) Galian Tanah Pondasi


1. Galian tanah untuk pondasi dan galian tanah yang lain harus dikerjakan menurut ukuran
(panjang, lebar dan dalam) sesuai dengan yang tercantum di dalam gambar. dan semua galian
tanah pondasi harus bersih dari puing-puing mapun akar pohon.

2. Apabila ternyata ukuran galian melebihi ukuran telah ditentukan, kontraktor harus mengurug
galian tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi
yang sesuai dengan spesifikasi pondasi dan tanah urug harus dipadatkan terlebih dahulu.

3. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan air
(bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi.

4. Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis sambil disiram air
secukupnya , dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilaku-
kan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

12
Pasal 5
PEKERJAAN BETON
(1) Bahan Beton
1. Semen.
Semen yang digunakan sebagai bahan susun beton adalah Type I
Semen harus disimpan didalam gudang atau ruangan tertutup dan terlindung dari kerusakan-
kerusakan.
2. Agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah pecah dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:
a. Batu pecah / split hasil stone crusher
b. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956).
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( SKSNI T-15-1991-03 ).
d. Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous, dan mempunyai sudut yang tajam.
e. Bebas dari tanah/tanah liat ( tidak bercampur dengan kotoran-kotoran lain ).

Gradasi agregat tersebut harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, mudah dikerjakan
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
Supervisi dapat meminta kepada Penyedia barang / jasa konstruksi untuk mengadakan test
kualitas dari aggregat tersebut dari tempat penimbunan.
3. A i r.
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna tidak
mengandung bahan-bahan kimia ( asam, alkali ) dan tidak mengandung bahan minyak atau lemak
dan memenuhi syarat-syarat SKSNI T-15-1991-03.
4. Adukan dan Campuran.
Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi adukan
dan campuran yang disyaratkan.
Penyedia barang / jasa konstruksi harus membuat takaran yang sama ukuran-ukuranya dan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi campuran tersebut untuk mencapai mutu
beton yang dipersyaratkan diadakan “TRIAL MIX” (Mix Design) di Laboratorium
5. Bahan Konstruksi.
Untuk pelaksanaan ini campuran beton konstruksi (kolom, balok, tangga dan pelat lantai) harus
menggunakan Site Mix .
Bahan campuran Tambahan ( Add mixture ).
Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (add mixure) harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi/Perencana.

(2).Pelaksanaan Pembuatan Beton Kualitas Beton


Adukan beton adalah campuran dari cement portland, pasir beton, batu pecah / kerikil dan ai,
semuanya diaduk dalam perbandingan tertentu sehingga didapat kekentalan yang baik dengan
kekuatan yang diinginkan :
a. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan percobaan pendahuluan atas minimal 20 benda
uji untuk memastikan dapat dicapainya kekuatan karakteristik pada klas dan mutu beton
seperti yang telah ditetapkan. Pemeriksaan benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton 3
hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari atau menurut petunjuk pasal 41 ayat ( 4 ) PBI 1971

13
b. Selama masa pelaksanaan pemborong diwajibkan menyelenggarakan pemeriksaan benda-
benda uji ( kubus ) beton menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal 47 ayat 2 dan 3 PBI
1971
c. Untuk masintg-masing mutu beton harus dibuat 1 ( satu ) benda uji setiap 5 m³ beton
d. Ukuran kubus beton adalah 15 x 15 x 15 cm³ dan pembuatan serta pemeriksaannya harus
disesuaikan dengan pasal 49 PBI
e. Pada tiap-tiap kali pengadukan beton pemborong diwajibkan menyelenggarakan pengujian
slump seperti yang ditentukan didalam pasal 44 ayat 2 PBI 1971

(3) Pekerjaan besi beton dan beton adukan.


1. Beton Besi ( steel Reinforcement ) ulir.
Semua besi beton yang yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat.
a) Bebas dari kotoran-kotoran , lapisan lemak/minyak , karat dan tidak cacat (retak-retak
mengelupas, luka dsb).
b) Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh minimum 240 MPA (fy = 240MPA). Untuk besi <
dia 12 mm (besi tulangan polos)
c) Jenis baja mild steel dengan tegangan leleh minimum 400 MPA (fy = 400 MPA) dan ulur minimal
(elongation) 20 %, untuk besi > dia 12 mm (besi tulangan deformasi )
d) Mempunyai penampang yang sama rata.
e) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan dari Supervisi/Perencana.
f) Untuk besi dia > 12 mm (besi tulangan deformasi) dilakukan tes
g) Tegangan leleh dilaboratorium bahan konstruksi
h) Untuk besi beton dia > 12 (besi tulangan deformasi) cara pengadaan
i) dilapangan harus dalam keadaan tidak tekukan (lonjoran utuh).
j) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufactury) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi batangan besi bila diperlukan harus diuji
coba kekuatannya dibawah kesaksian Konsultan Supervisi.

2. Penggantian Besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera dalam gambar
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan,
kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :
- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera
dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada konsultan pengawas dan konsultan
perencana
- Jika hal tersebut pada kualitas beton akan dimintakan oleh kontraktor sebagai kerjaan lebih,
maka penambahan tersebut dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari pemberi
tugas
- Jika disusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari konsultan perencana
c. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
- Harus ada persetujuan dari konsultan perencana / tenaga ahli
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksudkan adalah luas )
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tesebut
atau daerah overlaping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar
- Harus menyampaikan perhitungan struktur ( analisa ) ke konsultan perencana

14
Diameter,ukuran sisi ( atau jarak
Antara dua permukaan yang Variasi dalam berat Toleransi
berlawanan Yang diperbolehkan Diameter
Dibawah 10 mm ±7% ± 0.4 mm
10 mm – 16 mm
( tidak termasuk 16 mm ) ±6% ± 0.4 mm
16 mm – 28 mm ±5% ± 0.5 mm
29 mm – 32 mm ±4% ± 0.6 mm

3. Pemotongan, Pembengkokan dan penyetelan Besi Beton.


Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada ukuran
posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan Gambar Kerja.
Pemotongan dan pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, untuk itu dengan
menggunakan alat-alat bar cuter dan bar bender sehingga tidak menimbulkan keretakan, cacat-
cacat, patahan, dan lain sebagainya.
Penyedia barang / jasa konstruksi harus membuat Rencana Kerja pemotongan dan pembengko-
kan baja tulangan ( bending schedulle), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan
Supervisi untuk mendapat persetujuannya.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan Gambar kerja .

4. Adukan ( Adonan ) Beton.


Adukan ( Adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat SKSNI T -15-1991-03.
Penyedia barang / jasa konstruksi harus membuat adukan (adonan) beton menurut komposisi
adukan dan proporsi antara split, semen dan air , dan bertanggungjawab penuh atas kekuatan
beton yang dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang dapat
memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

5. Adukan Beton yang dibuat setempat (site mixing) , atau membuat :


a) Semen diukur menurut beratnya perkantong.
b) Agregat diukur menurut beratnya .
c) Pasir diukur menurut beratnya.
d) Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin ( bach mixer), type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Supervisi.
e) Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomen- dasi dari pembuat mesin tersebut.
f) Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
g) Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
h) Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu.

6. Syarat-Syarat Mutu Beton.


Semua beton bertulang untuk struktur utama harus menggunakan Beton Mutu F'c = 14,5 pa (K-
175).

(4).Cetakan dan Acuan / Bekisting


a. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 51 PBI 1971
b. Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multiplek minimal tebal 9 mm harus memenuhi syarat-
syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
Penyedia barang / jasa konstruksi harus memberikan sample (contoh) bahan yang akan dipakai
untuk acuan untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
c. Untuk mencegah terserapnya air beton oleh cetakan, maka cetakan harus dilapis dengan
lembaran plastik yang dihubungkan dengan cermat

15
d. Pekerjaan membuat cetakan ( Form work ) dengan pemotongan dan pemasangan yang rapih
serta sistematis agar mendapatkan kecermatan dan ketelirian kerja untuk mencapai hasil cetakan
dengan kesempurnaan yang sempurna
e. Didalam melaksanakan seluruh kontruksi beton bertulang tidak diperkenankan terjadinya
kesalahan pembuatan cetakan. Papan-papan bekas cetakan hanya boleh dipergunakan jika masih
dalam keadaan baik dan harus disetujui konsultan pengawas
f. Untuk tiang-tiang penyangga acuan tidak diperkenankan menggunakan bambu
g. Begisting yang digunakan dalam bentuk beton, baja, pasangan batu kali diplester atau kayu. Lain-
lain yang akan digunakan harus dengan persetujuan direksi lapangan
h. Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata
dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan
Semua begisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya
begisting selama pelaksanaan dapat ditiadakan, juga cukup rapat untuk menghindarkan
keluarnya adukan ( mortar-leakage )
Susunan begisting dengan penunjang-penunjang harus teratur hingga pengawasan atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan
i. Cukup penyangga dan silangan – silangan adalah menjadi tanggung jawabnya kontraktor,
demikian juga kedudukan dan dimensi yang tepat dari begisting adalah tanggung jawabnya
j. Pada bagian terendam ( dari setiap phase pengecoran ) dari begisting kolom atau dinding harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembesian
j. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah
Untuk mendapatkan selimut beton / dimensi beton yang sesuai maka harus dipasang tahu-tahu (
beton cetak ukuran 5 x 5 x 2 cm ) pada bagian bawah dan samping
Pembongkaran Bekisting
Begisting lantai tingkat harus dipertahankan beberapa lantai teratas dengan catatan harus
memenuhi ketentuan bahwa lantai teratas yang sedang dikerjakan atau sedang dicor harus
dipandang sebagai beban yang bisa dipindahkan bebannya kepada lantai dibawahnya yang
betonnya sudah berumur lebih 28 hari atau kekuatannya melebihi yang telah ditentukan
m. Pemasangan pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi, untuk
ini lihat pasal 5,7 ayat 1 dari PBI 1971
n. Lantai Kerja
Untuk bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, dibawahnya
harus dibuat lantai kerja setebal 5 cm dengan Mutu Beton F'c = 7,4 Mpa (K-100)
o. Pengangkutan Adukan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilaksanakan
dengan cara yang disetujui oleh direksi lapangan
Cara pengangkutan harus memenuhi persyaratan ;
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikat yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor
Adukan beton harus dicor dalam waktu paling lambat 1 ( satu ) jam setelah pengadukan dengan
air dimulai

(5). Pengecoran Beton.


a. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai semua pekerjaan acuan ( begisting ), baja-baja tulangan,
tarikan pipa-pipa instalasi air dan instalasi listrik serta angkur yang harus ditanam dalam beton,
sudah harus selesai dipasang dan mendapat pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari
pengawas lapangan.
b. Acuan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan air bersih atau dapat
memakai compresor sehingga semua kotoran tersapu bersih dari dalam acuan
c. Selama pengecoran berlangsung kepada siapapun dilarang berjalan dan berdiri diatas
penulangan besi.

16
d. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode yang sepraktis mungkin), sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat
dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
e. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi, sebelum alat-alat tersebut didatangkan kelokasi Proyek. Semua alat-alat pengangkut
yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-
kotoran ( potongan-potongan kayu , batu, tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta
sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
f. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengedapan agregat.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti) .
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari
mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai
bahan pengecoran.
g. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan
beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat
menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan calbon
dan selanjutnya seperti yang telah dijalankan sebelumnya. Tempat dimana pengecoran akan
dihentikan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Perencana.
h. Adukan beton yang telah mulai mengeras atau mencampurnya dengan bahan-bahan campuran
beton atau mencampurnya dengan adukan beton baru tidak diperkenankan. Adukan beton pada
waktu pengecoran terdapat pemisahan anatar kerikil dan spesinya tidak diperkenankan dipakai.
Adukan beton tidak boleh dituangkan terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya
pemisahan kerikil dan spesinya, tinggi maximal pengecoran menuangkan adukan beton tidak
boleh melebihi dari 1,5 m
i. Selama pengecoran berlangsung adukan beton pada acuan harus dipadatkan dengan
menggunakan alat penggetar ( vibrator )
Alat tersebut sudah harus ada ditempat pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, cara-
cara penggunaan alat penggetar harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 64
ayat 4 PBI 1971

(6).Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor terutama plat atap dan luifel harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan
kelembapan untuk paling sedikit 14 hari.
Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
- pada dasarnya dipergunakan sebagai penutup permukaan beton karung-karung yang senantiasa
basah
- Pada plat-plat kedap air seperti plat atap dan luifel pembasahan terus menerus ini harus
dilakukan dengan cara merendamnya ( menggenang 0 dengan air
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti terdapat sarang kerikil, munculnya pembesian pada
permukaan beton dan lain-lain hal yang tidak memenuhi syarat atas perintah direksi lapangan harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera dan menjadi resiko kontraktor sepenuhnya. Cara-
cara perbaikan lainnya harus senantiasa diketahui dan dapat persetujuan pengawas lapangan/
pemberi tugas

(7). Tes Uji Beton.


Untuk beton konstruksi antara lain : kolom utama, balok utama, plat lantai, setiap macam pekerjaan
tersebut dilakukan tes uji beton desak setiap m3 di laboratorium bahan konstruksi untuk setiap
benda uji dilakukan tiap 5 m3 adukan beton.

17
(8).Tanggung Jawab Kontraktor
a. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Direksi Lapangan selaku wakil Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas
yang sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasehat tidaklah
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatasnya.
b. Direksi Lapangan tidak dibenarkan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang
dari ketentuan yang telah digariskan diatas.

18
BAB III
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN PASANGAN BATA

(1) Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat:

1. Bata yang digunakan harus matang, keras, mempunyai ukuran sama rata, tidak retak-retak dan
tidak banyak lubang-lubang.

2. Ukuran bata (220 x110x 5)mm

3. Penyedia Barang / Jasa menyerahkan sample bata yang akan dipakai guna mendapatkan
persetujuan dari Supervisi. Batu bata yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh digunakan
dan harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.

(2) Proporsi Adukan Pasangan Bata


1. Pasangan rollag -- 1pc:3ps
2. Pasangan biasa -- 1pc:5ps
3. Pasangan trasram (kedap air) -- 1pc:2ps
4. Plesteran trasram (kedap air) -- 1pc:2ps
5. Plesteran beton -- 1pc:3ps
6. Plesteran luar dan dalam gedung (biasa)-- 1pc:5ps

Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata bekas dan yang sudah ditinggalkan
lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan dengan yang baru.

(3) Pemasangan Bata


1. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus sedemikian rupa sehingga
tidak merusak bata atau menunda pemakaian beton.

2. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata dipasang diatas adukan
setebal antara 1,5 - 2,5 cm.

3. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Adukan yang hanyut karena
hujan harus segera disingkirkan.

4. Tidak diperkenankan berdiri diatas pekerjaan bata sebelum mengeras.

5. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur datar
ataupun tegak ("lot ", dsb), sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang)
permukaan baik dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling menutup).

6. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang stek besi dan pada ujung
pasangan harus bergerigi.

7. Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.


8. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m kecuali dengan seijin Supervisi .

19
9. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau tidak rata, maka
bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya Penyedia Barang / Jasa ,
kecuali bila Supervisi mengijinkan penambalan-penambalan.

10.Pemasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.

11.Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih sampai kenyang, atau
direndam dalam air sehingga buih-buih hilang

12.Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan untuk dipakai. Untuk
yang patah dua tidak boleh melebihi dari 5 % (lima persen).

13.Adukan 1 pc : 3 ps digunakan untuk :


• Semua dinding, sampai setinggi 20 cm dari lantai.
• Dinding kamar mandi/wc setinggi 150 cm dari lantai.
• Serta bagian-bagian lain yang ditunjukkan pada gambar.

14.Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau pelat
beton dan bagian-bagian struktur lainnya.

(4) Perkuatan Pasangan Bata


Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhannya atau atas petunjuk-petunjuk
Konsultan Supervisi. Kolom-kolom praktis untuk penguat pasangan bata harus dibuat besi f 10 mm
dengan begel f 6 mm sedemikian rupa sehingga maximum setiap luas 12 m2 pasangan bata harus
dikelilingi oleh penguat-penguat (kolom-kolom praktis) tersebut.
Pada sisi lain tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang angkur diameter 6 mm,
panjang 30 cm dari muka beton dengan jarak tiap 40cm sepanjang sisi tegak.

Pasal 2
PEKERJAAN BETON ARSITEKTURAL

1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan seperti
dinyatakandalam gambar, diantaranya pengadaan dan pemasangan meja beton, dinding gantung
pada fasad bangunan, pembuatan kolom praktis dinding batu-bata dan komponen-komponen lain
yang ditunjukkan pada gambar

2. Persyaratan bahan-bahan
Portland Cement, pasir beton, split/koral beton, air dan besi beton. Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material besi, koral/split, pasir, PC, untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh konsultan pengawas akan
dipakai sebagai pedoman untuk pelaksanaan
Material didatangkan ke lokasi dalam keadaan tidak bercacat. Bahan seperti PC harus dalam kemasan
aslinya, disegel dan berlabel pabriknya. Tempat penyimpanan harus terlindung , tidak lembab, bersih,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik. Kontraktor bertanggunag jawab dari
kerusakan selama pengiriman.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bekisting harus sesuai dengan gambar perencanaan. Bekisting harus dirancang dengan perkuatan
cukup kokoh, rapat, rata, bebas dari serbuk kayu, tidak berubah bentuk selama pengecoran dan
mudah dibongkar

20
Tiang-tiang bekisting ditempatkan di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan. Tiang-
tiang satu dengan yang lain harus diikat dengan palang balok secara menyilang
Kualitas beton yang adalah K.175 dan harus memenuhi ketentuan sesuai dengan PBI. Pembuatan
tulangan untuk batang-batang yang lurus /dibengkokkan, sambungan, kait-kaitdan pembuatan
sengkangharus sesuai dengan gambarkonstruksi dan PBI. Tulangan beton harus diikat dengan kawat
beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari
papn acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai PBI. Besi beton yang tidak
memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalamwaktu 24 jam setelah perintah tertulis
dari konsultan Pengawas.

Sebelum pengecoran dilakukan diteliti terlebih dahulu bekistingnya. Cara pengadukan sebaiknya
menggunakan beton molen, dengan takaran semen, pasir dan split disetujui oleh Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas

Harus dilakukan sebaik mungkin dengan alat penggetar untuk memadatkan beton dan harus
dihindarkan cacat, kropos dan sarang split yang memperlemah beton. Tempat pemberhentian
pengecoran untuk dilanjutkan pada hari berikutnya, harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis dari pemberi tugas /
konsultan Pengawas. Pembukaan begisting baru dibuka setelah memenuhi persyaratan dalam PBI
Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan merubah apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
tertulis dari pemberi tugas/ konsultan pengawas.

4. Pengujian Kualitas Pekerjaan


Sebelum dilaksanakan pemasangan Pemborong diwajibkan memberikan pada pemberi Tugas /
konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan besi dari produsen. Bila tidak ada certificate Test, maka
kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton dilaboratorium yang akan ditunjuk
kemudian biayanya ditanggung kontraktor.

Kualitas beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda uji berupa
kubus/silinder yang ukurannya sesuai dngan syarat-syarat/ ketentuan dalam PBI. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Pengawas dan diperiksa dilaboratorium konstruksi beton yang ditunjuk
pemberi tugas / Konsultan Pengawas

Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI.
Kontraktor diwajibkan membuat trial mix dahulu sebelum memulai pekerjaan. Hasil pengujian dari
laboratorium diserahkan ke Pengawas Lapanangan. Seluruh biaya pengujian tersebut ditanggung
oleh kontraktor.
5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam. Setelah pengecoran.
Beton harus dihindari dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila
terjadi kerusakan kontraktor diwajibkan memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan,
seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor. Bagian beton setelah dicor selama
dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau
lebih ( sesuai ketentuan dalam PBI )

Pasal 3
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dengan hasil yang baik

21
2. Persyaratan bahan
- Bahan-bahan untuk plesteran adalah air, pasir dan semen PC yang semuanya harus memenuhi
persyaratan sesuai pasal persyaratan bahan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus memberikan contoh-contoh material untuk
mendapatkan persetujuan dari pemberi Tugas / Konsultan Pengawas
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh pemberi tugas / konsultan pengawas menjadi pedoman
dalam pelaksanaan
- Pemborong wajib membuat tempat penyimpanan yang telah disetujui diDireksi Keet.

3. Persyaratan pengiriman dan penyimpanan


- bahan harue didatangkan ke lokasi dalam keadaan utuh dan tidak cacat
- bahan seperti PC harus dalam kemasan aslinya, disegel dan berlebel pabrik
- bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tidak lembab, bersih, sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan oleh pabrik
- pemborong bertanggung jawab dari kerusakan, selama pengiriman dan penyimpanan

4. Syarat-syarat Pelaksanaan
Plesteran Arsitektural
- Bersihkan permukaan bata sampai siap menerima adukan plesteran
- Bentuk begisting sementara atau dibuat kepalaan untuk menjamin ketebalan yang sama
pembentukan permukaan, kontur dan profil
- Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm
untuk memberikan pegangan pada plesteran. Kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram
air, barulah plesteran lapis pertama dapat dikerjakan
- Untuk bidang yang kedap air, beton, pasangan dinding bata yang berhubungan dengan udara luar
dan semua pasangan dinding bata 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai
untuk kamar mandi, wc/toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan 1 pc : 3 pasir. Untuk
bagian lainnya diperlukan plesteran 1 pc : 2 pasir.
- Plesteran harus rata tidak melebihi 5 mm untuk jarak setiap 2 m², jika hasil plesteran tidak rata,
tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos maka bagian tersebut harus
dibongkar untuk diperbaiki oleh pemborong
- Tebal plesteran 1½cm, tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali maksud lain
- Tempelkan campuran plesteran selama maks 2 ½ jam. Setelah proses pencampuran kecuali udara
kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan yang
bersifat sementara dari plester, jangan menambah air lagi jika sudah kering
- Plesteran kedua berupa acian semen ( PC )
- Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus
Plesteran Interior
- Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan kurang lebih 0,7 cm, ketebalan lapisan
finishing harus ditambah diatasanya
- Ukur periksa / ketebalan plester dari bagian dasar belakang yang rata
- Aplikasikan lapisan pertama dengan bahan-bahan secukupnya, tekan untuk menjamin adanya
kesatuan dasar. Setelah lapisan pertama dilekatkan sikat dengan satun arah, untuk membentuk
ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Dipermukaan vertikal sikat secara horisontal
- Aplikasikan lapisan dasar yang kedua dengan bahan-bahan secukupnya, tekan untuk menjamin
melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar yang pertama
- Aplikasikan lapisan finishing diatas lapisan dasar setebal 2 mm
- Pasang lapisan dasar dengan ketebalan kurang lebih 10 mm. ketebalan lapisan finishing harus
ditambahkan diatasnya
- Periksa / ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata
- Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan secukupnya, tekan untuk menjamin adanya
ikatan dengan dasar. Setelah lapisan pertama dilekatkan sikat dengan satu arah. Untuk membentuk
ikatan mekanik bagi lapisan finishing.

22
- Basahi lapisan plester yang sudah kering untuk menerima aplikasi selanjutnya. Basahi dengan air
sesuai yang diperlukan untuk mendapatkan penyerapan yang merata
- Untuk permukaan yang datar, diberikan toleransi tidak melebihi lebih dari 5 mm dalam area 2 m²
- Pemborong bertanggung jawab atas penentuan prosedur / cara perbaikan dan hal-hal lain yang
terjadi selama pelaksanaan, selama bukan kesalahan pemilik, seperti plesteran retak, rusak selama
pelaksanaan dan perbaikan yang tidak dapat diterima atau disetujui pemberi tugas / konsultan
pengawas
- Potong tambal, perbaikan dan point upm plester seperti yang diperlukan dengan plester yang baru,
tambal, padatkan dengan permukaan harus ditutup / disambung
- Pemborong bertanggung jawab atas penentuan segala perbaikan yang diadakan setelah
berkonsultasi dengan pemberi tugas/ konsultan pengawas sampai perbaikan tersebut dapat
diterima atas beban pemborong

5. Pekerjaan Acian
- Bersihkan permukaan dinding plesteran yang akan di finishing ( di aci )
- Pengacian dinding plesteran sebaiknya dilakukan setelah pekerjaan plesteran selesai dilaksanakan
3 -7( tiga sampai 7 ) hari, hal ini dimaksudkan agar plestreran sudah betul-betul kering sehingga
diharapkan dinding acian tidak retak
- Apabila permukaan dinding kurang rata maka disikat /diratakan terlebih dahulu
- Basahi dinding dengan air sebelum pengacian
- Pasang lapisan pengacian di dinding yang telah dibasahi
- Ratakan dengan kuas agar acian merata diidnding plesteran
- Untuk mendapatkan finishing dinding yang rata maka untuk meratakan acian digunakan kertas
kantong semen setelah dikuas, hal ini harus dilakukan agar bekas kuas tidak membekas dan
dinding rata.

6. Pengujian Kualitas Pekerjaan


- Pengujiannya harus disaksikan oleh konsultan pengawas/ pemberi tugas
- Hasil pengujian diserahkan pada konsultan pengawas dan pemberi tugas
- Seluruh biaya pengujian bahan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong
- Pemberi tugas / konsultan pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap
perlu

7. Persyaratan Pengamanan Pekerjaan


- Pemborong diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan yang lain
- Selama 3 ( tiga ) hari tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari jamahan orang /
benturan keras
- Bila terjadi kerusakan, pemborong diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong

23
Pasal V
PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan Paving Block


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk alat- alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi :
- Persiapan area pekerjaan.
- Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton)
- Pasangan Paving Block dan assesories.

2. Persyaratan Bahan
o Agregat
Penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat memenuhi unsur- unsur yang
ada dalam standard spesifikasi ASTMC33.
o Semen
Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi persyaratan ASTMC979.
o Dimensi Paving block
Paving Block Segi Enam Tebal minimal 60 mm dan lebar minimal 100 x 200 mm.

o Toleransi
Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm panjang dan lebar. Untuk
tebal adalah 3 mm kerataan maksimal tidak boleh melebihi 10 mm dari level yang
dikehendaki dan toleransi 5 mm dalam 3 m1 dari level atau slope seperti yang
ditunjukkan dalam gambar untuk finish permukaan paving.
o Strength
Kuat tekan yang harus dicapai minimal Beton Mutu F'c = 14,5 pa (K-175).
o Paving block yang dikirim kelapangan harus diterima dalam keadaan utuh tanpa adanya
cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.
o Batas kandungan air (Moisture Cement) pasir adalah 6-8% dan max 1% untuk pasir pengisi
(Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari kandungan garam yang nantinya akan
menyebabkan terjadinya efflorescence.

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan


- Lapisan Sub Grade
Lapisan tanah dasar (subgrade) diratakan atau dipotong sedemikian rupa sesuai dengan
elevasi rencana sehingga mempunyai profil dengan kemiringan (Water Run Off) minimal 1,5
%, dan sub grade harus dipadatkan lapis perlapis sampai CBR 6% tiap lapisannya.

- Taburkan Sand Beding (abu batu atau pasir) setebal 50 mm atau ditentukan lain dalam gambar,
dan jaga agar kandungan kelembaban konstan dan kepadatan longgar dan konstan sampai
paving block dipasang dan dipadatkan.

Sumber bahan:
- Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan
pekerjaan muat, angkut, bongkar kelokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran Kontraktor.

24
- Kontraktor harus melaporkan lokasi tersebut kepada MK secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan da rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek.
- Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
- Bahan pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi
juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
- Untuk menghindari karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar
sumber dari pasir tersebut adalah satu.

4. Syarat - Syarat Pelaksanaan

Pemasangan Paving Block


▪ Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati
jangan menggangu leveling base, jika paving block mempunyai spacerbars, pasang paving block
dengan tangan yang kencang terhadap spacersbars. Gunakan benang untuk menjaga garis
tangan yang lurus. Pilih unit
dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Is'gap antara unit yang
melebihi 4 mm dengan potongan unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving block yang
utuh.
- Bahan : Paving blok tebal 6 cm, natural, untuk jalan/sirkulasi kendaraan.
- Type : Segi Enam
- Kuat tekan : Beton Mutu F'c = 14,5 pa (K-175).

▪ Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang diinginkan dengan compactor
machine (stamper) dengan plat permukaan 0,35-0,5 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar
16 sampai 20 KN dengan frekuensi getaran
75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali lintasan difungsikan untuk pemadatan pasir atas dengan
penurunan sekitar 5-25 mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan pengisian dan
dengan pasir minimal 2 kali lintasan.
Setelah paving block pinggir (topi uskup) terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum
permukaan terkena hujan.

▪ Penyedia Barang / Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi pekerjaan.

▪ Penyedia Barang / Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas yang ada. Dan
apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa
wajib memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia Barang / Jasa .

▪ Untuk air kerja, Penyedia Barang / Jasa mengusahakan sendiri .

▪ Penyedia Barang / Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan sisa bongkaran,
sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.

25
Pasal V
PENUTUP

▪ Penyedia Barang / Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi pekerjaan.

▪ Penyedia Barang / Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas yang ada. Dan
apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa
wajib memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia Barang / Jasa .

▪ Untuk air kerja, Penyedia Barang / Jasa mengusahakan sendiri .

▪ Penyedia Barang / Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan sisa bongkaran,
sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.

▪ Apabila dalam syarat-


syarat administrasi, umum dan teknis masih terdapat kekurang lengkapan akan dibuat
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

Bangkinang Kota, 27 April 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

MUHAMMAD DAMSIR, S.Sos


NIP. 19810204 200801 1 011

26

Anda mungkin juga menyukai