Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

SALURAN PRIMER TELIDUNG

BAB I
KETENTUAN UMUM

1.1 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1. Persyaratan Teknis ini merupakan Pedoman dalam pelaksaan pekerjaan-
pekerjaan (yang disebut kegiatan) termasuk seluruh konstruksi dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku
untuk seluruh konstruksi yang termasuk dalam pekerjaan kegiatan ini,
disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis
dan perintah-perintah Direksi/Pengawas.
3. Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dukumen ini mengacu dan harus
mengikuti persyaratan tersebut pada Bab II Pasal 1 dan Standard Nasional
Indonesia (SNI), Standard Konsep Standard Nasional Indonesia (SK SNI), serta
peraturan-peraturan Nasional Internasional lain yang ada hubungannya dangan
pekerjaan ini.
4. Standard-standard utama yang dipakai adalah standard-standard yang dibuat
dan berlaku resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standard
internasional yang berlaku atas pekerjaan pekerjaan tersebut atau setidak
tidaknya standard dari Negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut yang diberlakukan.
5. Gambar denah, potongan potongan dinyatakan dalam gambar rencana dan
dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukurannya. Dan apabila
terdapat ketidakjelasan dalam ukuran pada gambar, maka Pelaksana wajib
meminta penjelasan dan petunjuk kepada Pengendali Lapangan sebelum
pekerjaan dikerjakan.

1.2 GAMBARAN UMUM PROYEK :


1. Sub Kegiatan : Rehabilitasi Saluran Drainase Perkotaan
Nama Pekerjaan : Saluran Primer Telidung
2. Ruang Lingkup Pekerjaan :
 Pekerjaan Drainase
 Pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

Penyedia harus mempunyai sertifikat badan usaha yang sesuai, yaitu dengan
klasifikasi dan sub klasifikasi : Bangunan Sipil / Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi
Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI.001) /
Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase (BS.004)
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
 Jangka Waktu Pelaksanaan
Lama Waktu Pelaksanaan pekerjaan diatas adalah 45 (Empat Puluh Lima) hari
kalender termasuk hari minggu dan hari libur.
 Jangka Waktu Pemeliharaan
Masa pemeliharaan pekerjaan ini adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender terhitung mulai tanggal pernyerahan pertama pekerjaan.

1.3 PEKERJAAN PENUNJANG KEGIATAN


1. Gudang :
Pelaksana harus pula menyediakan gudang penyimpanan material di lokasi
Kegiatan yang ditempatkan pada posisi yang aman dan strategis sehingga tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan.
2. Penyediaan Peralatan :
Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan/alat-alat berat
atau peralatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan, maka hal ini menjadi kewajiban pelaksana untuk
menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban
Pelaksana. Peralatan yang digunakan pada pengerjaan ini ialah : Pick up, Mesin
Molen serta peralatan pertukangan yang diperlukan pekerja lainnya.
3. Tenaga Kerja
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan tenaga
kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan jenis pekerjaannya. Sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan untuk pekerjaan ini, kontraktor harus mempunyai tenaga terampil
minimal 1 (satu) orang yang mempunyai sertifikat keahlian Tukang Cor dan dapat
menunjukkan sertifikat itu jika diminta.
4. Sarana/Kelengkapan Penunjang Lain-lain :
 Pelaksana harus memperitungkan adanya penyediaan air bersih yang cukup
pada saat penyediaan pekerjaan.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

 Pelaksana harus menyediakan lampu-lampu penerangan apabila pekerjaan


tersebut dilaksanakan pada malam hari, termasuk pula kabel-kabel serta alat
yang diperlukan lampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya
pekerjaan.
 Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu tersedia selama masa pelaksanaan pekerjaan.
 Pelaksana harus mengusahakan atas tanggunganya sendiri, langkah-langkah
dan peralatan yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang
digunakan agar tidak rusak dan berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.

1.4 GAMBAR RENCANA


1. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Pelaksana
dan gambar tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir
setelah diadakan perubahan - perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksana
pekerjaan.
2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi-spesifikasi yang berhubungan dengan hal itu. Tidak dibenarkan
menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada
gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar dan isi spesifikasi-spesifikasi.
3. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pelaksana
harus mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi
dan menjelaskan gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah
disebutkan dalam spesifikasi.
4. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada Pelaksana secara tertulis.
Pelaksana harus menyiapkan gambar-gambar yang mengajukan perbedaan
antara gambar-gambar kontak dan gambar-gambar pelaksanaan, semua biaya
untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh Pelaksana.
5. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan, Pelaksana harus membuat gambar
lengkap sesuai pelaksaan dilapangan atau As Built drawing termasuk gambar-
gambar setelah terjadi perubahan dan harus diserahkan kepada pihak Pekerjaan
sebelum mengajukan termin terakhir.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

1.5 RENCANA KERJA


Pelaksana harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada
Direksi. Rencana kerja tersebut harus mencakup:
1. Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan.
2. Instruksi dari berbagai bagian termasuk pengujiannya. Jam kerja bagi tenaga-
tanaga yang disediakan oleh Pelaksana.
3. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan disertai dengan
latar belakang pendidikan serta pengalamannya.
4. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
5. Cara pelaksanaan pekerjaan.

1.6 PENGADAAN MATERIAL


1. Pengadaan bahan/material harus berpedoman pada Syarat-Syarat Teknis dan
Gambar Rencana, baik ditinjau dari segi kualitas, kualitas ataupun ukuran-ukuran
sebagaimana yang disyaratkan, dimana Direksi/Pengawas Teknik berhak
menolak bahan bagunan yang tidak sesuai dan Pelaksana berkewajiban segera
menyingkirkan bahan yang tidak sesuai tersebut dari lokasi pekerjaan.
2. Cara penyimpanan/penimbunan/penumpukan bahan bangunan harus
memenuhi persyaratan yang sesuai dengan masing-masing jenis bahan atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
3. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, maka dapat
diganti dengan bahan lain yang sejenis dan setara, dimana sebelumnya Pelaksana
harus mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pangawas Teknik.
4. Pelaksana harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri

1.7 JENIS DAN MUTU BAHAN


 Semua Bahan yang dipakai harus berkualitas baik
 Semen yang digunakan adalah Portland cement (PC) type 1 dalam kualitas baik,
dalam artian belum membeku atau mengeras
 Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung ukuran 10-20cm, terdiri dari batu
keras dengan permukaan keras tanpa cacat dan retak terbebas dari kotoran
lumpur.
 Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan kandungan lempung atau
bahan lolos saringan No. 200 tidak boleh melebihi dari 6% dari berat pasir

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

 Agregat keras/krikil adalah krikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasi
menerus dengan diameter maksimum 3cm, butirannya harus bersih dengan
kandungan lumpur maksimum 1% .
 Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, asam dan
unsur organik.
 Untuk Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang
tipis atau lemah.
 Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
 Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
 Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih. Ukuran batu berkisar antara diameter
10-20 cm dengan berat 6 kg s/d 15 kg. Batu bulat atau batu kali hanya boleh
digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
 Mutu kayu yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
 Kayu harus kering udara, kadar lengas kayu lebih kecil atau sama dengan
20%.
 Besar mata kayu tidak lebih 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm
 Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tebal
balok.
 Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
 Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/5 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 kayu.

1.8 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari
Pengendali Lapangan. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Pengendali Lapangan dan dalam jangka waktu yang cukup,
bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

1.9 PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN


Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Pengendali
Lapangan bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-
petunjuk harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang
ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

BAB II
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

2.1 ADMINISTRASI
 Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
Laporan harian berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang, mandor dan lain-lain
b. Bahan-bahan yang datang untuk digunakan dan yang masih tersedia serta
material yang ditolak
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, yang di operasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan KPA DPU Kota Balikpapan
f. Masalah teknis yang terjadi di lapangan.
 Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan
perubahan kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka
pelaksana wajib membuat perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh
persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan hasil perhitungan terlebih dahulu
harus diperiksa oleh konsultan pengawas.

2.2 DOKUMENTASI
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol
Persen), 50% (lima puluh persen), dan 100% (Seratus Persen).

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

3.1 PEKERJAAN TANAH & PEMBONGKARAN

1. Galian Saluran Manual


 Teknis Pelaksanaan :
 Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen,
pondasi, saluran-saluran, dan lain-lain harus dibuat pada batas, tingkatan
dan ukuran yang ditunjukan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi
 Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mematuhi norma pelestarian
tanah dan harus disetujui Direksi
 Penggalian untuk struktur/bangunan harus mencakup penggalian semua
tanah, pasir, kerikil, dan bongkahan batu, tumpukkan tanah yang dapat
digunakan kembali dan pembuatan tanah yang tidak dipakai pada tempat
pembuangan yang ditentukan Direksi. Penggalian untuk struktur harus
dilakukan dengan cara yang aman sampai garis dan ketinggian yang
ditunjukan dalam gambar atau sampai garis dan ketinggian yang disetujui
oleh direksi. Kecuali dari yang ditunjukkan secara definitif pada gambar
atau ditunjuk oleh Direksi, Penggalian untuk struktur harus dlakukan
sampai kemiringan dan uraian berikut :

BAHAN-BAHAN KEMIRINGAN KETERANGAN


Batuan Padat 1 : 0.5 Kemiringan Permanen
Batuan Pada 1 : 0.5 Kemiringan sempurna
Batuan Padat 1 : 0.5 Kemiringan timbunan
Kembali
Batuan Lapuk 1 : 0.6 Kemiringan permanen
Batuan Lapuk 1 : 0.5 Kemiringan sempurna
Batuan Lapuk 1 : 0.5 Kemiringan timbunan
Kembali
Tanah Biasa 1 : 1.0 Kemiringan permanen
Tanah Biasa 1 : 0.6 Kemiringan sempurna
Tanah Biasa 1 : 0.6 Kemiringan timbunan
kembali

2. Urugan Tanah Kembali


 Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya
 Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan
 Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam
kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan Direksi.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

3. Bongkar Pasangan Batu


 Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian
mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari
Pengendali Lapangan pekerjaan dapat dimulai
 Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke
bawah pasangan
 Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan
pekerjaan selanjutnya dan lingkungan sekitar.
4. Sandbag
 Penyedia Jasa harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja sandbag yang
terdiri dari batu karung minimal 50 kg dan pasir urug sesuai spesifikasi
sehingga mampu menahan aliran air yang masuk atau dapat menggunakan
tanah liat. Penggunaan balok kayu untuk membuat kisdam kelas satu dengan
ukuran 10 cm x 10 cm atau kayu bulat diameter minimal 10 cm, serta material
tambahan jika diperlukan seperti anyaman bambu ukuran +- 0.03 m x 0.25 m
dan paku minimal 10 cm.

3.2 PEKERJAAN DRAINASE


1. Pasang Plastik Cor
Plastik cor dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan
dengan tanah, fungsinya yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar karena
merembes kedalam tanah. Plastik memiliki ketebalan yang cukup, sekitar 0.05 –
0.1mm agar tidak mudah robek bila terinjak-injak pada saat memasang tulangan.
2. Cerucuk Kayu Ulin 8/8
 Material yang digunakan adalah kayu ulin dengan ukuran 8x8 cm dengan
panjang ± 2,0 m.
 Bahan kayu dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik (sesuai dengan
penggunaannya sebagai tiang pancang), tidak cacat, dan lurus.
 Lokasi yang di pancang harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Direksi.
 Pemancangan kayu galam dapat menggunakan tenaga manusia, alat pancang
cerucuk atau dengan Back Hoe.
3. Pekerjaan Pasangan Batu Gunung
 Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah
yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi.
 Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
 Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada
permukaan yang kelihatan harus disiar.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

 Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1:4 atau seperti disebutkan dalam Spesifikasi / gambar untuk
masing-masing pekerjaan.
 Untuk penyelesaian sambungan kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang
kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC : 2 Pasir, pada
waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin
adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan
harus diisi rata dengan adukan.
4. Pekerjaan Plesteran
 Apabila di permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali/batu
gunung yang ada maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3
Psr. Adukan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai
ketebalan 1.5 cm. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10
m di bawah tepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar
dengan finishing acian campuran semen dengan air.
 Tempat kedudukan pintu, temboknya harus diplester licin penuh dari bagian
atas lengkung depan sampai hilir pada looplank (Jembatan Pelayanan).
 Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan
kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar, sedang pada samping kusen
pintupintu sorong, diplester tegak selebar 20 cm.Plesteran juga dilakukan
pada alur skot balk.
 Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat
kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus.
Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan
siraman air secara rutin.
5. Bekisting Dinding
 Bahan yang digunakan adalah multiplek dengan tebal 9 mm, kayu kaso
ukuran 5/7, paku kayu 5 - 7cm dan minyak bekisting.
 Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
 Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi
bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin
 Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
ketika dilakukan pengecoran.
 Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan
akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan
bentuk, keselurusan dan dimensi
 Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Pengendali Lapangan.

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

6. Pembesian dengan Wiremesh


Wiremesh yang digunakan sebagai bahan tulangan beton memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
 Wiremesh Type (M8) diameter 8 mm.
 Tegangan leleh karakteristik 5000 kg/cm2 (U-50)
 Tegangan geser kampuh las 2500 kg/cm2
 Spasi standar 150 mm x 150 mm
 Ukuran lembar standar 5.4 m x 2.1 m (Lembaran) atau 54 m x 2.1 m (rol)
 Berat perlembar 61.79 kg
Sebelum pelaksanaan pemasangan Wiremesh, Penyedia Jasa terlebih dahulu
harus mengajukan persetujuan kepada Direksi Pekerjaan berkaitan dengan
wiremesh yang akan digunakan.
7. Beton menggunakan Molen (K-175)
 Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar kerja, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Pengendali LapanganPekerjaan
 Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dan bila diperlukan bahan
tambahan yang disetujui, semua dicampur sampai merata sehingga
diperoleh hasil yang memuaskan
 Pengangkutan beton harus dijaga agar susunan campuran dan kekentalan
beton akan terjamin sampai di lokasi tanpa terjadi penguraian material dan
slump berkurang sampai maksimum 2,5 cm. Penambahan air pada beton
setelah dikeluarkan dari mixer atau sebelum mengeras tidak diijinkan
 Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengendali Lapangan. Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran
beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
terkecuali disaksikan oleh Pengendali Lapangan.
 Semua beton yang dicor harus dirawat dengan cara yang disetujui oleh
Direksi. Beton tidak boleh kehilangan kelembapan dalam 14 hari pertama
setelah pengecoran dan permukaannya harus selalu dalam keadaan basah.
Selama masa perawatan, beton harus dilindungi dari abrasi, getaran dan
kerusakan yang diakibatkan lalu lintas. Sebelum mengeras beton harus
dilindungi dari hujan dan aliran air
 Pengendali Lapangan Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera
setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau
fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian
lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

3.3 PEKERJAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Kontraktor Pelaksana harus memperhatikan ketentuan Undang-undang
Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dalam prosedur/manual
pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap
pekerjaan pendahuluan hingga penyerahan pekerjaan.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG

BAB IV
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Prosedur keselamatan kerja yang mencakup semua aspek pelaksanaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau jatuh korban akan disosialisasikan kepada semua
personel yang terlibat dalam pekerjaan ini dan semua pihak yang menjadi tamu didalam
pekerjaan ini.
Rencana Keselamatan Proyek (Safety Plan Project), untuk mendukung rencana
pelaksanaan pekerjaan di proyek sehingga terciptanya kondisi tempat kerja yang aman,
nyaman dan sehat serta efisien dan produktif dalam mendukung jalannya pelaksanaan
proyek sesuai dengan target dan mutu pekerjaan.

4.1 SASARAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROYEK


Dalam rangka melindungi hak setiap pekerja atas Keselamatan dan Kesehatan serta
melindungi Asset Perusahaan sehingga tercipta tempat kerja untuk proses produksi yang
aman, effisien dan produktif, maka Penyedia Jasa Pemborongan/ Kontraktor melalui
komitmen pada Kebijakan Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah ditetapkan
oleh Manajemen, memiliki arti dan tujuan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sebagai berikut :
 Mencegah kecederaan dalam pekerjaan.
 Mencegah penyakit akibat kerja.
 Menyediakan lingkungan pekerjaan yang sehat dan aman serta meningkatkan
praktek-praktek kerja yang aman.
 Menyediakan fasilitas dan peralatan yang dibentuk dan dipelihara secara aman dan
baik.
 Mematuhi semua persyaratan dan perundang-undangan pemerintah Indonesia dan
Industri yang diacu
 Bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat, perusahaan industri, dan pihak yang
terlibat lainnya untuk meningkatkan praktek-praktek kerja yang baik
 Mengendalikan penggunaan bahan berbahaya dan beracun ( B3 ).
 Mempromosikan dan mengembangkan kepedulian keselamatan kerja pada suatu
tingkatan tinggi.
 Menyediakan pelatihan yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan
bekerja secara aman dan baik
 Mengembangkan dan memelihara suatu sistem sebagai pengendalian dan
pengevaluasikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
 Menyediakan suatu sistem guna mendapatkan program tanggap darurat yang efisien
bilamana terjadi keadaan darurat, khususnya terhadap bahaya kebakaran, bencana
banjir dan lainnya.

13

Anda mungkin juga menyukai