BAB I
KETENTUAN UMUM
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
Penyedia harus mempunyai sertifikat badan usaha yang sesuai, yaitu dengan
klasifikasi dan sub klasifikasi : Bangunan Sipil / Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi
Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI.001) /
Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase (BS.004)
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka Waktu Pelaksanaan
Lama Waktu Pelaksanaan pekerjaan diatas adalah 45 (Empat Puluh Lima) hari
kalender termasuk hari minggu dan hari libur.
Jangka Waktu Pemeliharaan
Masa pemeliharaan pekerjaan ini adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender terhitung mulai tanggal pernyerahan pertama pekerjaan.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
Agregat keras/krikil adalah krikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasi
menerus dengan diameter maksimum 3cm, butirannya harus bersih dengan
kandungan lumpur maksimum 1% .
Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, asam dan
unsur organik.
Untuk Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang
tipis atau lemah.
Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih. Ukuran batu berkisar antara diameter
10-20 cm dengan berat 6 kg s/d 15 kg. Batu bulat atau batu kali hanya boleh
digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
Mutu kayu yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
Kayu harus kering udara, kadar lengas kayu lebih kecil atau sama dengan
20%.
Besar mata kayu tidak lebih 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm
Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tebal
balok.
Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/5 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 kayu.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
BAB II
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI
2.1 ADMINISTRASI
Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
Laporan harian berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang, mandor dan lain-lain
b. Bahan-bahan yang datang untuk digunakan dan yang masih tersedia serta
material yang ditolak
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, yang di operasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan KPA DPU Kota Balikpapan
f. Masalah teknis yang terjadi di lapangan.
Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan
perubahan kontrak (addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka
pelaksana wajib membuat perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh
persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan hasil perhitungan terlebih dahulu
harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
2.2 DOKUMENTASI
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol
Persen), 50% (lima puluh persen), dan 100% (Seratus Persen).
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1:4 atau seperti disebutkan dalam Spesifikasi / gambar untuk
masing-masing pekerjaan.
Untuk penyelesaian sambungan kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang
kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC : 2 Pasir, pada
waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin
adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan
harus diisi rata dengan adukan.
4. Pekerjaan Plesteran
Apabila di permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali/batu
gunung yang ada maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3
Psr. Adukan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai
ketebalan 1.5 cm. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester
pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10
m di bawah tepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar
dengan finishing acian campuran semen dengan air.
Tempat kedudukan pintu, temboknya harus diplester licin penuh dari bagian
atas lengkung depan sampai hilir pada looplank (Jembatan Pelayanan).
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan
kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar, sedang pada samping kusen
pintupintu sorong, diplester tegak selebar 20 cm.Plesteran juga dilakukan
pada alur skot balk.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat
kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus.
Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan
siraman air secara rutin.
5. Bekisting Dinding
Bahan yang digunakan adalah multiplek dengan tebal 9 mm, kayu kaso
ukuran 5/7, paku kayu 5 - 7cm dan minyak bekisting.
Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi
bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin
Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
ketika dilakukan pengecoran.
Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan
akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan
bentuk, keselurusan dan dimensi
Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Pengendali Lapangan.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
SALURAN PRIMER TELIDUNG
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Prosedur keselamatan kerja yang mencakup semua aspek pelaksanaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau jatuh korban akan disosialisasikan kepada semua
personel yang terlibat dalam pekerjaan ini dan semua pihak yang menjadi tamu didalam
pekerjaan ini.
Rencana Keselamatan Proyek (Safety Plan Project), untuk mendukung rencana
pelaksanaan pekerjaan di proyek sehingga terciptanya kondisi tempat kerja yang aman,
nyaman dan sehat serta efisien dan produktif dalam mendukung jalannya pelaksanaan
proyek sesuai dengan target dan mutu pekerjaan.
13