1.1. PENDAHULUAN
1.4. PERIJINAN
Setelah pemborong ditunjuk, pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi yang
berwenang, maka pemborong yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi dalam batas-batas kewenangannya akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya tetapi segala biaya yang dikeluarkannya untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab pemborong.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai jika ijin-ijin yang diperlukan belum
diperoleh.
Apabila pada saat pelaksanaan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut maka
Pada akhir pekerjaan, atas perintah Direksi maka sarana tersebut bila tidak
dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapikan kembali seperti semula.
Pemborong harus membuat ketentuan untuk pembuangan semua limbah dan sisa
buangan dari pekerjaan - pekerjaan sementara yang ditimbulkan di lokasi proyek.
Air yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh pemborong
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke
lokasi pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan.
Mengenal kualitas air yang disyaratkan akan dibahas secara terperinci pada bagian lain
dari buku spesifikasi ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh pemborong dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari Direksi.
Tidak dibenarkan untuk meraup keuntungan dari kesalahan dan kekurangan pada
gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan isi spesifikasi teknis.
Apabila ternyata ada hal lain yang meragukan, pemborong diharuskan untuk
mengajukan kepada Direksi secara tertulis dan Direksi akan mengoreksi serta
menjelaskan gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapannya yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus selalu disimpan di lapangan, gambar
tersebut harus ada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan sudah menjalani revisi akhir.
1.9. UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya
sendiri adalah gambar skala. Jika ada perbedaan antara ukuran dan gambarnya, maka
segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
1.10. PERALATAN
Pekerjaan Bangunan :
Pemborong harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar volume pekerjaan kecuali material - material yang akan disediakan oleh Direksi
atau pemberi tugas dan akan ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau
dalam rapat penjelasan.
Semua peralatan dan material yang disediakan untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh pemborong harus sesuai untuk kondisi pekerjaan.
Semua peralatan harus disuplai dengan urutan dan waktu yang tepat sehingga dapat
menjamin lancamya pelaksanaan proyek dan sesuai dengan jadwal/waktu untuk
pekerjaan lainnya.
Contoh - contoh tersebut harus digambarkan dengan nyata dari kualitas yang akan
dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh - contoh yang telah disetujui harus disimpan tersendiri dan tidak boleh
dicampur atau dikotori, sehingga menyebabkan berkurangnya kualitas dan material
tersebut.
Penawaran dan pemborong harus sudah termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
pengujian material.
Jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan jenis dan merk material dari jenis dan merk
tertentu, maka pemborong harus meminta petunjuk Direksi untuk menentukan
1.14. PEMATOKAN
Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu.
Pemborong harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh pemborong untuk kemudian
disetujui oleh Direksi, hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran.
Pemborong wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya juru - juru ukur
serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan
pengawasan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan - pekerjaan lain.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada pemborong, setelah
diperbaiki, pemborong harus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta
untuk direvisi.
Pemborong harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada
Direksi.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Direksi dan dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu,
agar Direksi mempunyai waktu yang cukup, apabila dipertimbangkan perlu
mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan
tersebut.
1.17. RAPAT-RAPAT
Di samping itu Direksi dan/atau pemborong dapat mengusulkan diadakan rapat untuk
membahas permasalahan yang ada.
Untuk pekerjaan - pekerjaan tertentu dimana harga satuan telah diuraikan oleh
pemborong, maka prestasi pekerjaan dan pembayarannya dapat dihitung dan diterima
walaupun seluruh prosentase pekerjaan tertentu terbentuk belum selesai.
Pekerjaan harus mencakup semua elemen walaupun tidak diuraikan secara khusus
dalam spesifikasi gambar tetap diperlukan agar bangunan berfungsi dengan baik
secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Pemborong harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara keseluruhan
sesuai dengan spefisikasi teknis yang bersangkutan.
Apabila suatu pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat, pemborong dengan
biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan sampai pengujian ulang berhasil
secara memuaskan.
1.20. LAPORAN-LAPORAN
A. PENJELASAN UMUM
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar rencana, uraian rencana kerja dan syarat - syarat teknis, BOQ dan
penjelasan-penjelasan tambahan lainnya yang diberikan.
- Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan - bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya, untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud di
dalam keseluruhan pekerjaan ini.
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pondasi
c. Pekerjaan beton struktur
d. dsb
Uraian pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada Bill of Quantity seperti yang
dicantumkan dalam buku RKS ini.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Perencanaan / Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan/atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
1.5. UKURAN
Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada
Gambar Rencana Struktur. Ukuran - ukuran dalam Gambar Rencana Struktur pada
dasarnya adalah ukuran jadi, seperti keadaan selesai. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah atau mengganti ukuran - ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Rencana Struktur / Dokumen Kontrak tanpa sepengetahuan Pengawas.
Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja dan peralatan yang dimiliki
dimana pekerjaan pemborong akan dilaksanakan serta jadwal kerja. Penyediaan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik,
tidak cacat sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya
yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
Apabila ditentukan merk pembuatan atau merk dagang dari bahan - bahan dalam
uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai
sesuatu yang mengikat. Bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam
pelaksanaannya harus di bawah pengawasan/supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk
menetapkan “standard of appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh
bahan adalah dua minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan tersebut. Semua pekerjaan yang sudah
selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang
disebabkan oleh pekerjaan lain.
* Perbaikan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku
/ Gambar Pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukkan tenaga ahli oleh Pengawas harus sesuai dengan kegiatan suatu
pekerjaan. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di lapangan
menjadi beban Kontraktor. Bila terjadi hujan dan genangan air pada area galian,
maka genangan air tersebut harus dipompa keluar galian dan disalurkan ke saluran
yang terdekat.
Karena lokasi Taman Simpang Sentul berada di daerah lalu lintas padat, maka
kontraktor perlu memperhatikan kepentingan kegiatan yang ada di sekitar lokasi
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dengan
pihak-pihak terkait, agar seluruh kegiatan tetap berjalan normal dan lancar.
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Bangunan yang tidak terkait dengan pembangunan yang berada di lokasi harus
dibongkar terlebih dahulu.
2. Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan / dibereskan dari segala hal
yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas
pekerjaan, sesuai arahan / petunjuk pihak Direksi.
Mobilisasi/Demobilisasi
Air dan listrik kerja
Pembuatan Papan Proyek
Administrasi dan dokumentasi
Fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan : Peralatan P3K (Kotak P3K,
Tandu, Obat Luka, Perban, dll)
Fasilitas Pencegahan COVID-19
Urugan Tanah dari luar
Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
Mixer Beton
Vibrator Beton
Dump Truck 3,5 T
Generator Set
Mesin Pompa Air
d. Fasilitas Air
Air untuk kerja, untuk keperluan KM/WC dan untuk keperluan lainnya
harus disediakan sendiri oleh kontraktor dan dapat dilakukan dengan
cara membuat sumur pompa lengkap dengan pompa dan sistem
instalasi sementara. Lokasi pengeboran untuk pembuatan sumur pompa
harus mendapat persetujuan/ijin dari Pengawas / direksi. Air harus
bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
Semua sarana / utilitas dan kondisi tapak pekerjaan yang ada sebelum
dilakukan pekerjaan harus didokumentasikan, jika selama pelaksanaan
pekerjaan terutama pelaksanaan penggalian dijumpai sarana / utilitas
seperti jaringan kabel PLN, pipa PDAM, saluran / drainase, pipa gas dan
lain - lain, maka semua utilitas yang dijumpai ini harus difoto dan
dituangkan dalam gambar dan dijelaskan mengenai ukuran -
ukurannya, kedalaman dan jaraknya dari titik acuan yang ada. Setelah
selesai pekerjaan konstruksi, semua data / dokumentasi ini harus
diserahkan kepada pihak Direksi untuk dijadikan dokumen. Apabila
terjadi perubahan rencana pada gambar akibat dijumpai utilitas
eksisting dalam tanah ini, maka apabila rencana perubahan gambar
tersebut telah disetujui oleh pihak perencana, kontraktor harus
membuat gambar - gambar As Built Drawing setelah pekerjaan selesai.
i. Sarana Komunikasi
Satu buah handy talky harus selalu berada dipihak pengawas dan satu
lagi dipihak kontraktor.
j. Drainase Sementara
- Nama proyek
- Perencana
- Pelaksana
- Pemilik
- Nilai kontrak
- Sumber dana
- Keterangan perijinan
- Keterangan - keterangan lainnya sesuai dengan yang disyaratkan.
3.1.7 Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.
3.1.9 Hasil galian yang tanahnya memenuhi syarat untuk bahan timbunan
dipindahkan dan disimpan sementara ketempat yang akan ditentukan oleh
Pengawas untuk selanjutnya akan digunakan untuk pekerjaan timbunan.
3.1.10 Kelebihan tanah bekas galian (yang tidak digunakan lagi untuk timbunan)
harus dibuang dari lokasi. Area antara papan patok ukur dengan galian
harus bebas dari timbunan tanah.
3.1.11 Untuk menjaga lereng - lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh,
kontraktor harus melindungi dinding lereng tersebut dengan cara
memberikan lapisan air semen / shotcrete kemudian permukaan dinding
lereng tersebut ditutup dengan plastik dari dasar galian sampai permukaan
atas agar air permukaan / air hujan tidak jatuh langsung ke permukaan
tanah pada lereng galian.
3.1.12 Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama dasar galian harus
kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan
dasar pondasi pile cap dan pondasi telapak.
3.1.14 Perhitungan volume pekerjaan galian, timbunan dan buangan tanah adalah
sebagai berikut :
3.2.1 Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua
daerah bekas galian sampai permukaan yang ditentukan dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dengan kepadatan mencapai 95% γ dry = 1,7
3
ton/m , atau sesuai dengan persyaratan dan petunjuk yang diberikan oleh
Perencana / Pengawas.
3.2.2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area penimbunan harus sudah
bersih dari bahan - bahan organik, sisa bongkaran dan bahan - bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
3.2.3 Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
3.2.5 Penghamparan tanah urugan harus dilakukan lapis demi lapis langsung
dipadatkan tiap lapis sampai mencapai permukaan / peil yang diinginan.
Tebal tiap lapisan tanah yang dipadatkan ± antara 20 - 30 cm. Pemadatan
dilakukan dengan alat pemadatan yang disetujui oleh Direksi / Pengawas
lapangan. Dalam kondisi kering, pemadatan harus dilakukan dengan
menambahkan air pada lapisan tanah yang dipadatkan.
3.2.6 Untuk pengurugan pasir padat di bawah lantai kerja, dilakukan dengan cara
yang sama seperti tersebut di atas.
3.3.1 Atas petunjuk pengawas, kontraktor harus memisahkan material tanah dari
hasil galian untuk keperluan penimbunan kembali sesuai dengan volume
yang diperlukan.
3.3.2 Material tanah hasil galian yang akan digunakan kembali untuk timbunan,
harus dipisahkan dan disimpan di tempat / lokasi yang tidak mengganggu
pekerjaan dan lingkungan. Lokasi penyimpanan tanah ini harus atas ijin dari
pengawas.
3.3.3 Sisa material hasil galian yang tidak akan digunakan lagi harus dibuang
keluar lokasi proyek dengan menggunakan dump truck, kecuali lokasi
buangan ditentukan oleh Direksi.
3.3.4 Kendaraan (Dump Truck) yang membawa material buangan, tidak boleh
mengotori jalan - jalan di lingkungan dan di sepanjang jalan yang dilalui.
Kontraktor berkewajiban atas biaya sendiri untuk membersihkan kembali
jalan - jalan yang tercemar / kotor akibat proses pengangkutan material
buangan. Pembersihan ini harus dilakukan setiap saat bila terjadi
pengotoran dan tidak boleh dilakukan dengan menunggu waktu setelah
pekerjaan selesai.
D. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan pondasi ini berupa pekerjaan pondasi batu kali sesuai Gambar Rencana.
2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 atau PUBI 1970 (NI-3),
diantaranya :
Bagian ini meliputi mulai dari pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga /
personil dan jasa - jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk
pembuatan pondasi dan rangka bangunan dari Taman Simpang Sentul Kabupaten
Bogor sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan - persyaratan yang ada
dalam rencana kerja dan syarat - syarat teknis ini.
Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta
perlengkapan yang ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
ketentuan - ketentuan sebagai berikut :
Bahan untuk Pekerjaan Beton dapat dilakukan dengan cara ”Ready Mix”
(Pembuatan Beton di plan).
Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan
dalam pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan diantaranya :
a. PC/semen
b. Agregat
c. Air
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, garam alkalis, serta bahan - bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton
Indonesia NI-2 , PBI-1971
Persyaratan Pelaksanaan
a. Baja Tulangan
Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian –
bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana,maka tebal selimut beton
untuk satu sisi pada masing - masing konstruksi adalah sebgai berikut :
Kolom = 4,00 cm
Balok = 3,00 cm
Plat dan Dak Beton = 2,00 cm
Perlengkapan Mengaduk
Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
masing - masing bahan beton.
Perlengkapan - perlengkapan tersebut dan pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Mengaduk
Bahan - bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ‘Batch Mixer’.
a. Konsultan pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang
lebih dahulu selama pekerjaan penyerpurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih -
lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diganti.
Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32º C dan tidak kurang
dari 4,5º C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270º C dan 320º C, beton
harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa, sehingga suhu dari beton
melebihi 32° C, sebagai yang ditetapkan oleh konsultan pengawas,
Pemborong harus mengambil langkah – langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan melaksanakan
pengecoran pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu
beton, waktu dicor pada suhu di bawah 32° C.
Rencana Cetakan
Penggunaan perancah dalam cetakan / bekisting hanya digunakan 1 (satu)
kali, sehingga masing - masing lantai tidak saling menunggu.
Cetakan harus sesuai dengan bentuk,dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu - waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Pemborong harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas biaya
sendiri.
Konstruksi Cetakan
1. Semua cetakan harus betul - betul tidak bocor, teliti kuat dan aman
pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau
gerakan selama / sesudah pengecoran beton.
2. Bahan cetakan dibuat dari papan kayu kelas II yang kering dengan
ketebalan minimal 3 cm atau menggunakan bahan plywood / triplek
dengan ketebalan minimum 12 mm dengan diberi rangka penguat.
3. Sebelum beton dicor,permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki
dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan
memudahkan dalam pembongkaran cetakan beton. Penggunaan minyak
cetakan harus hati - hati untuk mencegah kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
4. Penyangga cetakan (steiger) harus menggunakan scafolding dan
bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
Pengangkutan Beton
Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai gambar rencana / pelaksanaan,
pemasangan sparing - sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lain -
lainnya selesai dikerjakan sebelum pengecoran dimulai permukaan –
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, semua permukaan pada
tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
c. Permukaan bekisting dengan bahan - bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
d. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm. Konsultan pengawas berhak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal 50 cm, tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini. Dalam keadaan terpaksa, pengecoran dapat
dibantu dengan menggunakan “Trimy”.
e. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras berlangsung
sehingga spesikasi mortar terpisah dari agregat kasar.
f. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint dan air semen atau spesi yang terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
g. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin ,
sehingga bebas dari kantong - kantong kerikil, dan menutup rapat -
rapat semua permukaan dari cetakan dan matrial yang diletakkan.
h. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya, semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
type immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3000
putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
i. Beton boleh dicor hanya waktu konsultan pengawas pekerjaan atau
wakilnya yang ditunjuk serta staf Pemborong yang setaraf ada di
tempat kerja, dan persiapan betul - betul telah memadai.
Perawatan ( Curing )
Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan curing agent. Konsultan pengawas berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian – bagian
pekerjaan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit /
karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air terus menerus pada permukaan beton paling
sedikit selama 14 hari.
Perlindungan
Pemborong harus melindungi semua beton terhadap kerusakan - kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
Macam Pekerjaan
Untuk keperluan perhitungan harga penawaran pekerjaan, campuran beton
adalah sebagai berikut :
• Dalam hal digunakan adukan beton siap pakai (ready mix), maka
kubus - kubus yang boleh diperiksa kekuatannya adalah kubus -
kubus yang dibuat dan disimpan di lapangan pekerjaan oleh
Kontraktor sejak saat dibuat sampai tiba saatnya untuk diuji.
• Apabila hasil uji kuat tekan pada kubus - kubus uji di Laboratorium
Pengujian Bahan yang resmi, mengindikasikan bahwa mutu beton
tidak tercapai, harus diambil tindakan - tindakan sesuai ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
1. Semen Portland/PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%. Pasir
harus memenuhi persyaratan.
3. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan
beton (lihat Pekerjaan Beton).
• Bata merah harus mempunyai rusuk - rusuk yang tajam dan siku,
bidang - bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak - retak
pembakarannya harus merata dan matang.
• Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi
setempat ukuran nominal sesuai persetujuan direksi.
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBI 1971 (N.I. – 3).
Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1971 dan PBI
1971. Kerikil harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya
menurut kebutuhan. Kerikil harus melalui ayakan (saringan) berlubang
persegi 7 - 6 mm dan hingga di atas saringan berlubang 5 mm.
2. Batu belah digunakan untuk pekerjaan turap dan lain - lain, seperti yang
tertera pada gambar.
3. Batu bata digunakan untuk pekerjaan saluran dan lain - lain, seperti yang
tertera pada gambar.
a. Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh
dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara
pemasangannya harus lurus dan batu bata yang percah tidak boleh
melebihi 10%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi 1
meter tingginya.
e. Pengerukan siar
g. Perlindungan
b. Persiapan permukaan
c. Semua yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
k. Plesteran sudut pada bagian luar tidak ada yang membentuk sudut
900 atau sudut siku.
2.1. BAHAN
Pasangan lantai yang digunakan adalah pasang Lantai Batu Andesit dan lantai
granito.
a. Batu Andesit dan granito harus berkualitas tinggi dan seragam dalam
ukuran, warna, dan tebalnya.
b. Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
c. Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui oleh Direksi.
2. Khusus
1. Cat tembok
4.1.1. Bahan
Yang dimaksud disini adalah bahan / barang limbah yang berasal dari sisa-sisa
pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan pembenahan.
Lingkup Pekerjaan
- Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS
ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab pemborong.
• Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya bila
diperlukan.
a. Laporan
• Laporan harian
• Laporan mingguan
• Laporan bulanan
- Laporan pengetesan
c. Rencana kerja
- Seluruh biaya yang diakibatkan oleh perubahan gambar rencana yang ada
tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah, tetapi dapat dikenakan
pekerjaan kurang.
f. Pemeriksaan rutin
g. Konflik pelaksana
- Bila terjadi konflik pada saat pelaksanaan yang disebabkan oleh gambar
yang tidak jelas atau tidak ada gambar atau kesalahan pada gambar
perencanaan sehingga terjadi kesalahan ukuran, kapasitas, kualitas,
kuantitas dan posisi maka Kontraktor diwajibkan melaksanakan sesuai
dengan tujuan instalasi tanpa biaya tambahan.
- Bila terjadi konflik dengan pihak kontraktor lain maka kedua pihak harus
menyelesaikan sendiri lebih dahulu dan bila terpaksa direksi akan
membantu tanpa memihak.
h. Koordinasi
i. Bahan pengganti
- Pada dasarnya tidak dapat dilakukan penggantian dari merk, kapasitas dan
mutu pekerjaan.
j. Harga satuan