Anda di halaman 1dari 133

Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

SPESIFIKASI TEKNIS
GEDUNG AKADEMI KOMUNITAS BANTAENG

PASAL 01
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur pada Bab sebelumnya, sedang bentuk
bangunan yang dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan
dengan Syarat-syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal dibawah
ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah :
Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II Tahun 2018

SYARAT – SYARAT UMUM

A. PERSYARATAN UMUM
A.1. Spesifikasi Umum
 Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang
akan diuraikan dalam buku ini.
 Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau
kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Direksi untuk mendapat, kejelasan
pelaksanaan.
A.2. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja serta Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis
 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat
bantu lainnya.
 Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan,
alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
 Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak
Bangunan sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
 Pekerjaan struktur Beton antara lain Kolom, Balok, Plat Lantai, Kolom Praktis,
Sloof, Ring Balok, plat level dan lain-lain sebagaimana dalam lingkup
pekerjaan.
A.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau
ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor
diwajibkan melaporkan kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan
pegangan. Hal tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk
memperpanjang/ mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
A.4. Shop Drawing
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar kerja
 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan/atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik.

1
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

A.5. Ukuran
 Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja A (Arsitektur) pada
dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
 Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum
di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan
Direksi
A.6. Sarana Kerja
 Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini
 Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborong akan dilaksanakan
serta jadwal kerja)
 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman
dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan
penyimpanan bahan tersebut
A.7. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
 NI-2 [ PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
 PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
 NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
 NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
 NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
 NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
 NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
 PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
 PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
 PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
A.8. Syarat Bahan
 Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
baik: tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari
noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
 Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
A.9. Merk Pembuatan Bahan/ Material
 Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan &
persyaratan pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat,
kecuali bila ditentukan lain.
 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan
tersebut.
 Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran
pabrik harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
 Direksi berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier
yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
 Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan
ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Semua bahan sebelum
dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi / Perencana

2
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada


Direksi/Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan
untuk menetapkan standard of appearence.
 Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah
SPK turun .
A.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat
komponen jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi
/Perencana/Pengawas untuk mendapat persetujuan.
 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan
standard yang berlaku.
A.11. Koordinasi Pelaksanaan.
 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan
standard yang berlaku.
 Penunjukan Supplier dan/atau Sub Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi /MK/Pengawas
 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi /
Pengawas/Perencana dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan
 Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Pengawas/Perencana di lapangan
untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik
A.12. Persyaratan Pekerjaan
 Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan
Teknis dan / atau khusus sesuai instruksi Pabrik
 Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing,
Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi.
A.13. Pelaksanaan Pekerjaan
 Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan
harus tepat sesuai Gambar Kerja.
 Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju
ke selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-
persyaratan yang tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan
adanya genangan air.
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar
Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
 Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi / sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
 Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus
dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
 Kontraktor tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi
Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor
harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
 Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
 Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / yang sesuai dengan kegiatan suatu
pekerjaan.
 Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
A.14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali
 Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada /
eksisting di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran

3
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel
bawah tanah
 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran
untuk pekerjaan lain, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu
sistem yang ada. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menclaim sebagai
pekerjaan tambah
 Kontraktor wajib melapor kepada Direksi sebelum melakukan pembongkaran
/ pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.

B. PERSYARATAN TEKNIS

B.1. Pekerjaan Sarana Tapak


Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari
bau, Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan
air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi. Listrik untuk bekerja
harus disediakan Kontraktor.
b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Kontraktor wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran (Fire
Extinguisher ) lengkap dan berfungsi dengan baik, untuk keselamatan para
pekerja terhadap bahaya kebakaran .
c. Drainase Tapak.
Kontraktor wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai
petunjuk atau persetujuan Direksi.

B.2. Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembesihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P +
0.00. pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya
maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar
tidak rusak atau cacat. Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan di
lingkungan proyek.

Pekerjaan Pembesihan Sebelum Pelaksanaan


 Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan
mencakup pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak
Konstruksi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Direksi, tidak akan
digunakan lagi maupun yang dapat meng gan ggu kelancaran
pelaksanaan.
 Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi
Tugas. Serah terima akan diatur oleh Direksi.

Pekerjaan Penentuan Pokok Dasar atau Peil P ± 0.00.


 P ± 0.00 Finishing arsitektur adalah mengacu peil lantai dasar (lantai 01)
rencana gedung Akademi Komunitas Bantaeng Sulawesi Selatan
(ditentukan di lapangan dan mengikuti rencana sesuai desain).
 Tinggi sisi atas Papan patok Ukur harus sama dengan lainnya, dan atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.
 Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Kontraktor harus

4
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

melaporkan kepada Direksi / Pengawas/Perencana untuk mendapat


persetujuan.

Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu


sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi terhadap kerusakan /
cacat karena :
 Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen
bangunan hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan
eksisting struktur yang dipertahankan.
 Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.

B.3. Pekerjaan Direksi Keet


Luas Direksi Keet adalah 4x12=48M2' (termasuk ruang kantor pengawas)
Kontruksi dan Finishing
 Tiang kolom dengan Kayu
 Dinding triplek dengan Rangka Kayu .
 Lantai Beton Rabat
 Pondasi tiang kayu, dengan Umpak Beton dan Ankur
 Daun Pintu dengan Kayu Lapis 4 mm (double sided)
 Daun Jendela Kaca t = 5 mm.
 Penutup Atas, calsi Gelombang
 Lampu penerangan.
 Dilengkapi fasilitas komputer dan AC

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN

1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN


a. Daerah Kerja
Daerah kerja akan diserahkan kepada pemborong (selama pelaksanaan) dalam
keadaan seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan pemborong dianggap
mengetahui benar-benar mengenai :
 Letak bangunan yang akan dikerjakan
 Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, pemborong diwajibkan
berhubungan dengan Pengawas untuk ikut serta menyelesaikan sejauh tidak
ditentukan lain dan untuk mendapatkan pengesahan/persetujuaannya.
c. Kerusakan yang Diakibatkan Pemborong
Pemborong tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah dikerjakan
pemborong lain. Bila kerusakan bagian bangunan tersebut tidak bisa dihindari
maka pemborong yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki hingga dinilai baik
oleh Pengawas.
d. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemborong harus meneliti setiap
gambar dan spesifikasi teknis pekerjaan.
e. Aksesibilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal pekerjaan.

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah pembangunan Gedung Akademi


Komunitas Bataeng Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018:
 Gedung Laboratorium (bangunan 2 lantai)
 Bangunan Rumah Dinas
 Pekerjaan Landscape
 Mekanikal & Elektrikal (bangunan gedung yg terkait)

5
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. SEDANGKAN DETAIL PEKERJAANNYA MELIPUTI :


a. Pekerjaan Tanah ( site development )
b. Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang
c. Pekerjaan Baja
d. Pekerjaan Penutup Atap
e. Pekerjaan Lantai dan Pelapis dinding
f. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
g. Pekerjaan Langit-langit
h. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, Pintu Kaca, BV, dll
i. Pekerjaan Kunci dan Penggantung
j. Pekerjaan Kaca
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Saniter
m. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plumbing
n. Pekerjaan Halaman (Perkerasan halaman, lansekap dan penunjang lainnya
seperti : pagar depan , dll sesuai lingkup desain)
o. Pekerjaan Lain-lain

4. Komponen konstruksi bangunan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :

6
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG AKADEMI KOMUNITAS BANTAENG TAHAP II


Bangunan Utama Rumah Dinas
No. Komponen Bagian/Pekerja Uraian Spesifikasi
an
1. Pondasi Pondasi Pondasi footplat beton Plat lajur /setempat Pondasi Lajur
Bangunan (hasil mengacu hasil beton bertulang Batu belah
penyelidikan tanah) dengan mutu beton
Pondasi Storudpile K250
pengecoran in situ
sesuai desain
Pondasi lajur batu 1pc : 6 ps
kali/belah
2. Kerangka Struktur utama Rangka struktur beton Beton struktural Sloof, Rangka struktur
Struktur Kolom, Balok mutu beton bertulang
beton K250 (sloof, kolom,
Beton non struktural ring balk, luifel,
K175 dll)
Plat Lantai Beton plat mutu beton K250
Tulangan Besi beton Dia.≤ O12mm
BJTP24
Dia. > O12mm
BJTD39
3. Konstruksi Atap Rangka Atap Baja Ringan Baja Ringan Rangka Atap
Baja sekualitas Pryda/ Baja Ringan
Smartruss
Atap Plat Beton dg Sesuai desain Atap Plat beton
Water Proofing dg water proofing
4. Waterproofing Atap Dak Beton membran Sekualitas Focsrocth,
Sika
Kamar Coating Sekualitas Focsrocth,
mandi/WC Sika
5. Dinding Pasangan Dinding tembok bata 1pc : 5ps Dinding tembok
dinding /bata plester finish cat trasram 1pc : 3ps bata/bata ringan
bangunan dinding ,lapis keramik , bata Ringan plester finish cat
atau sesuai yang sekualitas Celcon /SB atau lapis
ditunjukkan dalam Con ukuran 60 keramik sesuai
gambar cmx20cmx7,5 cm desain
Plesteran Material semen instan Produk sekualitas Material semen

7
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Mortar Utama/ instan


Lemkra
Acian Material semen instan Produk sekualitas Material semen
Mortar Utama/ instan
Lemkra
6. Kusen Pintu, Kusen Pintu Kusen aluminium Aluminium sekualitas Kusen aluminium
Jendela dan BV (Powder Coating) YKK / Alco/Alexindo , jenis natural
ukuran 4” tebal anodised
1,2mm powder
coating
Untuk pemasangan
engsel diberi dudukan
kayu bengkirai dalam
kusen
Daun Pintu  Panil kaca frame  Frame alumunium  Panil kaca
aluminium (powder sekualitas frame
coating), YKK/Alco/ aluminium
 rangka kayu lapis Alexindo (NA),
teakwood fin.  Kaca utama  rangka kayu
Melamin doff menggunakan lapis teakwood
(engineered door – kaca tempered fin. Melamin
sesuai desain) laminated doff
 rangka kayu lapis  Kaca bening, kaca (engineered
teakwood fin. rayban, kaca es, door – sesuai
Melamin doff kaca bening desain)
 untuk pintu utama, sesuai desain  rangka kayu
panil kaca  Floor hinge – lapis teakwood
frameless 12 mm sekualitas fin. Melamin
(tempered Dorma/Dekkson doff
laminated) dengan  Kusen & Pintu  UPVC untuk
frame beton lapis Toilet UPVC KM/WC sesuai
granite atau kaca sekualitas desain
sesuai desain Mess/Zuper
 UPVC untuk
KM/WC sesuai
desain
Daun Jendela Panil Kaca frame Kaca Bening 5 mm Panil Kaca frame
aluminium powder Untuk Kaca sisi aluminium

8
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

coating eksterior bangunan natural anodised,


menggunakan Kaca kaca bening 5
Rayban 40 % (atau mm
sesuai desain)
Daun BV Panil Kaca frame Kaca bening/rayban 5 Panil Kaca frame
aluminium powder mm atau Kaca Es 5 aluminium
coating mm natural anodised,
kaca bening 5
mm
7. Kaca Pekerjaan Kaca ≤ 1m² Sekualitas Asahimas, sda
Pintu, Jendela, menggunakan kaca Panasap; dapat
BV tebal 5 mm, kaca ≥ 1 berupa kaca bening,
m² menggunakan kaca kaca es, kaca bening
tebal 8 mm sesuai sesuai desain
yang ditunjukkan
dalam gambar
8. Lantai Lantai dalam Kombinasi : Granite tile sekualitas Kombinasi :
bangunan  Keramik 60 x 60cm Indogress/ Roman  Granite tile
(homogenous tile) Granit/Granito 60 x 60cm
polished/unpolished (homogeno
sesuai desain us tile)
 Keramik 30x60cm polished/un
untuk tangga polished
dengan step nosing sesuai
alur mesin dan tepi desain
dibevel (pabrikan)  Keramik
 Keramik Tile 60x60 40x40cm
cm unpolished polos/tekstu
dengan alur bevel r
untuk area ramp
Untuk Ruang Keramik 40x40 cm Keramik sekualitas Keramik
Servis (Rg ME), (polos) atau tekstur Roman/ KIA/Mulia sekualitas
toilet (kamar sesuai desain (keramik Roman/
mandi/WC) tekstur untuk area KIA/Mulia
basah)
Pemasangan Untuk pemasangan Produk Mortar Produk Mortar
Pelapisan pelapisan lantai sekualitas Mortar sekualitas Mortar
Lantai keramik, batu alam atau Utama atau Lemkra Utama atau

9
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

granite tile Lemkra


menggunakan jenis
mortar instan
9. Pelapisan Keramik Keramik 20x40 cm tinggi Keramik sekualitas Keramik 20x40
Dinding (KM/WC) sampai plafond + border Roman/KIA/Mulia cm tinggi sampai
keramik motif 20x40 cm plafond + border
untuk pelapisan dinding keramik motif
KM/WC (pasang pola 20x40 cm untuk
horisontal) pelapisan
dinding KM/WC
(pasang pola
horisontal)
Pemasangan Untuk pemasangan Produk Mortar Untuk
Pelapisan pelapisan dinding jenis sekualitas Mortar pemasangan
Dinding ubin keramik, batu alam Utama atau Lemkra pelapisan
atau granite tile dinding jenis ubin
menggunakan jenis keramik, batu
mortar instan alam atau granite
tile
menggunakan
jenis mortar
instan
Aluminium ACP warna sesuai Sekualitas -
Composite desain untuk aksen Seven/Alumetalec
Panel bidang dinding dan
listplank
10. Plint Lantai Plint Ubin Keramik , Granite Tile, Berlaku untuk lantai Keramik ,
sesuai desain seluruh ruang. Granite Tile,
Menyesuaikan spek sesuai desain
ubin yang
digunakan/sesuai
desain
11. Plafond/langit- Sesuai Calsiboard 4,5 mm Calsiboard sekualitas Calsiboard 4,5
langit ditunjukkan (untuk area Kalsiboard produk mm (untuk area
dalam gambar basah/outdoor) atau Eternit Gresik basah/outdoor)
Gypsumboard 9 mm Gypsumboard atau
rangka hollow metal (uk. sekualitas Gypsumboard 9
Rangka utama 4/4 , Jayaboard/Knauff mm rangka

10
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

rangka pembagi 2/4 hollow metal (uk.


tebal 0,8 mm) Rangka utama
4/4 , rangka
pembagi 2/4
tebal 0,8 mm)
12. Penutup Atap Penutup Atap Atap Dak Beton Atap dak beton Atap Dak Beton
Bangunan Atap genteng metal dengan water Atap genteng
(sesuai (permukaan bertekstur) proofing sekualitas metal
ditunjukkan dengan insulasi Flinkote Ultra (permukaan
dalam gambar) Produk genteng metal bertekstur)
sekualitas Metal Roof dengan insulasi
13. Pengecatan Pengecatan Dinding dan Plafond Produk cat sekualitas Dinding dan
Dinding, interior dengan cat Mowilex /Dulux/Jotun Plafond interior
Plafond interior dengan cat
Dinding dan plafond interior
eksterior dengan cat Dinding dan
eksterior jenis plafond eksterior
(weathercoat / dengan cat
weathershield) eksterior jenis
(weathercoat /
weathershield)
14. Penerangan Lampu sesuai Jenis lampu hemat Lampu sekualitas Jenis lampu
desain energi (out bow), lampu Philips, Armatur hemat energi
TL dalam armatur, sekualitas Artolite/ (out bow), lampu
lampu spot, lampu SL, Philips TL dalam
jenis LED,dll armatur, lampu
spot, lampu SL,
jenis LED,dll
15. Handel Pintu Handel pintu, Sesuai desain Sekualitas Handel pintu,
Pengunci,doorc Fino/Dekkson Pengunci,doorclo
loser ser
16. Saniter Closet , Urinal Closet duduk (type CW Produk saniter Closet duduk
& Washtafel 661 JtI/SW661 JP) sekualitas Toto (type CW 661
sesuai desain lengkap dengan JtI/SW661 JP)
Washtafel meja (counter aksesorinya sesuai desain
washtafel, type LW 651 Washtafel meja
J) sesuai desain, Urinal (counter
type 57M washtafel, type

11
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

LW 651 J) sesuai
desain
Aksesori Floor drain, kran, fitting Produk sekualitas Floor drain, kran,
KM/WC - Fitting lainnya, jetwasher, soap Toto fitting lainnya,
holder, shower jetwasher, soap
holder, shower
17. Perlengkapan Signage Lettering stainless steel, Costumised -
Bangunan kombinasi print on
acrylic sesuai desain
Zink Zink stainless steel Sesuai desain Zink stainless
dengan meja beton lapis steel dengan
keramik meja beton lapis
keramik
Counter Counter multipleks tebal Sesuai desain Counter Pantry :
(Reception, variant lapis HPL, sisi meja beton lapis
Counter Saji R. dalam lapis melaminto, keramik
makan, lengkap dengan detail
Satpam, dll) dan aksesoris
18. Pekerjaan Pavement Kombinasi : Paving Produk press mesin Kombinasi :
Halaman Halaman Jenis/Type Hexagon sekualitas Aldas Paving
kecil /Type Holland K Jenis/Type
300, Grass Block K300, Hexagon kecil
atau lainnya sesuai /Type Holland K
desain 300 dan
kansteen beton
Rabat keliling Rabat beton Sesuai desain Rabat beton
bangunan
Drop-off Granite tile dengan Costumised/Produk -
border batu alam atau keramik sekualitas
keramik motif batu alam Roman (Roman
Granit)
25. Lansekap & Area taman Ground cover : rumput Sesuai desain menyesuaikan
Vegetasi sekitar gajah mini dan kacang-
bangunan kacangan
Tanaman Peneduh :
ficus lyratta, Ketapang
Tanaman Pengarah :
jenis Palem Muelleri

12
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Tanaman Hias :
tanaman rambat
(alamanda), tanaman
perdu jenis
philodendron, heliconia,
Kamboja, dll, termasuk
lampu taman
26. Mekanikal Instalasi Power Pengamanan masing- Sistem power dan
Elektrikal Peralatan masing peralatan sistem grounding,
termasuk asal supply kemungkinan ekstensi
peralatan
Exhaust Fan Untuk sirkulasi udara Produk sekualitas Untuk sirkulasi
KM/WC , Dapur, Pantry CKE udara KM/WC ,
Dapur, Pantry
AC Jenis wall mounted atau Penempatan sesuai Wall mounted
cassette sesuai desain kebutuhan, produk sesuai
sekualitas kebutuhan
Panasonic/LG
Pengolahan Untuk bangunan yang Koneksi dengan Sesuai desain
Limbah terintegrasi dapat eksisting
dilakukan secara
komunal
Kabel Data Jaringan kabel data Kabel UTP Cat 6
untuk komputer
Telekomunikasi Instalasi sesuai ruang Telepon dan Interkom
yang membutuhkan
Sound System Untuk pemanggilan dan Terutama pada ruang
pengumuman rapat, ruang
pertemuan dan
halaman
Fire Deteksi potensi
Alarm/Smoke kebakaran
Detector
Pemadam Jenis APAR Perletakan
Kebakaran Untuk lingkup komplek menyesauaikan ruang
ditambahkan jenis yang membutuhkan,
hydrant pillar sehingga perletakan hidrant
mudah menjangkau area pillar sesuai standar

13
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Instalasi Air Jaringan PDAM dengan Jaringan PDAM


Bersih sistem penyediaan GWT dengan sistem
dan Tandon air di bawah penyediaan
atap untuk distribusi GWT dan
secara gravitasi Tandon air di
bawah atap
untuk distribusi
secara gravitasi

14
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

5. Syarat Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat - syarat dan uraian dalam RKS
ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing.
Petunjuk serta perintah Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan- pekerjaan tambah
/ kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian sernuanya harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain:
 Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala lebih
besar.
 Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk /
penjelasan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
 Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan,
maka yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas diberitahukan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Pemborong.
Untuk itu diharapkan Pemborong minta ijin kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.

PASAL 04
AIR KERJA

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan tersebut, air
harus bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa
maupun cara - cara lain yang memenuhi syarat.

PASAL 05
UKURAN

1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali untuk ukuran
baja yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan
lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi dan Konsultan MK/Pengawas, Pemborong diwajibkan
membuat titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm
setinggi peil lantai bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ukuran ± 0,00. Titik
duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank/papan piket):
a. Ketepatan Ietak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas
Untuk papan-papan piket bangunan menggunakan kayu Kalimantan kelas II
(meranti), ukuran 2/20 cm panjang minimal 250 cm, yang diserut pada bgian
atasnya.

15
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 4 1/2 x 6
1/2 cm atau dolken Ф 8 cm, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 06
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada),
terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.
d. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama,
batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian galian
yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau kepada
Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung
tersebut tidak terganggu.
c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,
dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal mengenai
“ Pekerjaan Urugan & Pemadatan “. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaaan dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-
lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan
pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

16
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian
harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

PASAL 07
PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug yang
didatangkan. Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan Pengawas
maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan
kapasitas Compactor harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
e. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
f. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah
dipadatkan harus ditest juga dilapangan, dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut :
- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari Standard Proctor untuk dalam bangunan dan
80% untuk luar bangunan.
- Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari Standard Proctor untuk dalam bangunan dan
80% untuk luar bangunan.
g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-
patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah
tersebut.
h. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan
mendapat persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

17
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 08
PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas
dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya,.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi / Konsultan
Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa Konstruksi, supaya air yang dipakai
untuk keperluan ini diperiksa di laboraturium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah,
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm, hingga
mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan yang
bersangkutan selesai dilakukan.
e. Pemadatanharus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak dipenuhi. (Jika
perlu dibuatkan sump pit untuk menangkap air ).
f. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam gambar.
Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
g. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 09
PEKERJAAN ANTI RAYAP

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi perlakuan kimiawi terhadap seluruh komponen kayu bangunan,
tapak bangunan dan pondasi yang masih menjadi lingkup tahap ini.

B. Persyaratan Bahan
1. Bahan kimia yang digunakan adalah merk Lentrex/Rentokil atau setara.
2. Konsentrasi penggunaan ditentukan sebagai berikut :
a. Perlakuan tanah : bahan aktif dengan komposisi pestisida 25 cc dalam 1 (satu)
liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih (kriterianya
adalah air yang bisa diminum). Bahan penggunaan konsentrasi pestisida
tersebut dikonsultasikan dengan Pengawas atau MK.
b. Perlakuan kayu : Bahan Aktif dengan komposisi pestisida 50 cc dalam 1 (satu)
liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih (Kriterianya
adalah air yang bisa diminum).

18
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan dengan


Pengawas atau MK.
4. Untuk mengetahui kandungan bahan aktif dan konsentrasi bahan anti rayap yang
digunakan, apabila diperlukan, Pengawas Pekerjaan berhak mengambil contoh
untuk dianalisa di laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai
komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.
5. Peralatan.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a. Machine power sprayers :
Alat untuk penyebaran obat kimia anti rayap yang bertekanan tinggi khusus
pondasi dan pelataran tanah.
b. Soil Injector :
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk tanah.
c. Wood Injector :
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk kayu-kayu.
d. Drilling dan Boring :
Alat pengeboran kimia anti rayap untuk pembuatan lobang-lobang pada
ubin/lantai dinding yang berdekatan dengan kayu-kayu kosen pintu dan
jendela.
e. Hand Sprayer :
Alat penyemprotan kimia anti rayap pada jenis kayu-kayu yang berada pada
bangunan.
f. Steak Injector :
Alat suntikan kimia anti rayap untuk tanah urugan yang telah dipadatkan
dengan kedalaman 1 m ke dalam tanah.
g. Alat Pengamanan :
Untuk melindungi bahaya keracunan bagi teknisi.

C. Persyaratan Pelaksanaan
1. Perlakuan Pondasi Beton
Setelah parit pondasi berikut balok pondasi diurug dari as pondasi, pada kedua
sisinya dipaparkan larutan LENTREX 400 EC/setara dengan cara spraying dengan
dosis 5 (lima) liter yang sudah dilarutkan dengan air (konsentrasi 2,5%) per meter
panjang pondasi pa``da setiap sisinya.
2. Perlakuan Calon Lantai
Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan anti rayap dengan
dosis aplikasi 5 liter per meter persegi dengan konsentrasi 2,5%. Segera setelah
selesai penyemprotan, permukaan calon lantai ditaburi pasir yang akan
dipergunakan sebagai dasar lantai.
3. Perlakuan Komponen Kayu
Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang. Komponen kayu tersebut
diberikan perlakuan pengolesan dan atau spraying dengan dosis 200 cc larutan
permeter persegi permukaan dengan konsentrasi seperti perlakuan kayu.
4. Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama
Indonesia) dan telah memperoleh Ijin Pengendalian Rayap (Termite Control) yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Selain itu juga harus mempunyai Ijin
Penggunaan Pestisida terbatas pemakaian yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida.
Kontraktor harus mendapatkan surat jaminan pengadaan barang sesuai dengan
jumlah termitisida yang diperlukan yang akan dipergunakan pada proyek ini dari
distributor resmi yang ditunjuk resmi oleh produsen termitisida.
5. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam keadaan
tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor atau
pabrik guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

19
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

6. Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti uraian dan syarat pekerjaan, petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang mendapat ijin
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mengindahkan semua peraturan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
8. Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja diperhatikan,
penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi persyaratan (Helm, masker,
sepatu dan lain-lain).
9. Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan
pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T-05 1990 - F Bab II.
10. Pelaksana harus menggunakan perlengkapan keselamatan kerja/pelindung diri
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Departemen Tenaga Kerja seperti :
seragam kerja berlengan panjang, respirator, sepatu boot karet, sarung tangan
tahan bahan kimia dan kaca mata/masker.
11. Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah
kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan terhadap
diri manusia di sekitarnya.
12. Penyemprotan dilakukan dengan alat Power spray sebelum dan sesudah
pengurugan level.
13. Pelaksanaan pekerjaan anti rayap mengutamakan keselamatan dalam aplikasi
cairan sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi lingkungan sekitarnya dan
aplikator.

D. Garansi dan Jaminan


1. Kontraktor diwajibkan untuk menertibkan surat jaminan Termite Control yang
berlaku selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk membasmi dan melakukan treatment ulang dan memberikan
perlakuan kuratif pada lokasi serangan.
2. Selama masa garansi, Kontraktor (Applicator) diwajibkan melakukan
pemeriksaan/inspeksi berkala setiap 6 bulan pada tahun pertama dan selanjutnya 1
kali setahun atau apabila dikehendaki oleh pemilik Bangunan, dilakukan
pemeriksaan oleh applicator jika ada tanda-tanda awal serangan rayap.
3. Jaminan yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
 Dilakukan renovasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Kontraktor.
 Terjadi bencana alam.
 Terjadi kebakaran.
 Terjadi kejadian-kejadian lain yang diluar kekuasaan Kontraktor maupun pemilik
bangunan.

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI KERJA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur pada seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

20
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah dibawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split
dengan perbandingan 1:3:5 .
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.
PASAL 11
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam
uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : Beton, baja, pasangan bata yang
diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Jenis lain yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas
terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti
atau setara atau menggunakan multiplek dengan tebal minimum 9 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-
beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan terhadap beban angin
dan lain-lain, peraturan harus dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah
Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar struktur
adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan gambar
dan perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui secara
tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari bekisting, harus mendapat persetujuan dari Direksi /
Konsultan Pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan yang direncanakan sedemikian rupasehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya
pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang yang diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya.

21
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan,


elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk )dan
tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas
baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada dalam permukaan beton.
k. Pada bagian terendah ( dari setiap phase pengecoran ) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scafolding).
Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas selama masih memenuhi syarat.
m. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta persetujuan
dari Direksi / Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
4. Pembongkaran
a. Pembongakaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
b. Cetakan – cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai
berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.
Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi menjadi tanggungan
Penyedia Jasa Konstruksi.
f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos
atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi konstruksi tersebut, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus segera memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk
meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan pengisian atau
pembongkarannya.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton
yang keropos tanpa persetujuan tertulis Direksi / Konsultan Pengawas. Semua

22
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebutdan biaya-biaya perbaikan,


pembongkaran, atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, manjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
g. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sebagai berikut :
- Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang direncanakan atau
posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah direncanakan.
- Konsruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang memperlemah
kekuatan konstruksi.
- Dan lain-lain cacat yang menurut pendapat Perencana/Direksi / Konsultan Pengawas
dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
h. Alternatif Acuan/Bekisting :
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan dipakai,
dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta perhitungannya untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas. Dengan catatan bahwa
alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan
keterlambatan dalam pekerjaan. Sangat diharapkan agar Penyedia Jasa Konstruksi
dapat mengajukan usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa
mengurangi / membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.

PASAL 12
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik
untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI T-
15-1991-03 ).
- Pedoman Beton 1989.
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

23
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya


Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).

3. Keahlian dan Pertukangan


Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan,
toleransi dan penyelesaian.
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5
split setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar pelaksana.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi struktur.
Apabila Direksi / Konsultan Pengawas memandang perlu, untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus Penyedia Jasa Konstruksi harus
meminta nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas atas
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Persyaratan Bahan
a. Semen.
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi
syarat-syarat dari :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) dari lab yang disetujui secara tertulis
dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus diterima
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak. Setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Aggregat (Aggregates).
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari
38 mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan tertulis Direksi /

24
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Konsultan Pengawas. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan


harus dapat menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat dan mempunyai
daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam porporsi campuran yang
akan dipakai.
Direksi / Konsultan Pengawas harus meminta kepada Penyedia Jasa Konstruksi
untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat
penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas, setiap saat di
laboratorium yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.
Apabila ada perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori.
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali),
tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia serta uji terlebih dahulu oleh Laboraturium yang disetujui secara
tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai.
d. Besi Beton ( Steel Bar ).
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan
Beton Indonesia.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Kecuali bila ditentukan lain di dalam gambar maka mutu besi beton yang
digunakan adalah :
 ≤ ø12mm : BJTP U -24 ( Tulangan Polos )
 > ø12mm : BJTD U-39 ( Tulangan Ulir )

Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan


diatas, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton
harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
Sebelum mengadakan pemesanan Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Konsultan Pengawas,
berjumlah min.3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan, yang
diameternya sama dan panjangnya ± 100 cm. Percobaan mutu besi beton
juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

25
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi /
Konsultan Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang
bersangkutan tidak sah.
Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persertujuan tertulis Perencana Struktur.
Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran
dan tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai
untuk besi tersebut.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak
sesuai dengan spesifikasin struktur harus segera dikeluarkan dengan site
setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, dalam
waktu 2x24 jam atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Untuk menjamin mutu besi beton, Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai
wewenang untuk juga meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan
pengujian tambahan untuk setiap pengiriman 5 ton dengan jumlah 3 (tiga)
buah contoh untuk masing-masing diameter atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi atau setiap saat apabila Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap mutu besi beton yang dikirim.
e. Kualitas Beton
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah:
- Beton mutu K-250 untuk beton struktur (Pondasi ,pilecap, storus,
sloof, kolom, balok, plat lantai).
- Mutu beton K-175 digunakan untuk kolom-kolom praktis, ring balok pada
pasangan bata.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman
pelaksanaan dilain tempat dan dengan mengadakan trial-mix dilaboraturium.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton atau
kubus beton, menurut ketentuan – ketentuan yang disebut dalam Peraturan
Beton Indonesia mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai disini adalah
sekitar 0.52 - 0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji
dilakukan menurut Peraturan Beton Indonesia tanpa menggunakan
penggetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda
uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang
pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya.
Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboraturium.
e. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan
pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan maksimum
12 cm. Cara pengujian sebagai berikut :

26
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton


(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang
rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu
lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
Slump Test dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas
dan dicatat secara tertulis.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan dengan
peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2 pasal ini.
b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix.
1. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang dibuat
dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan
Material Semen, Aggregat, air ataupun Admixture, Testing Beton, Slump dan
sebagainya.
2. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier
Beton Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya,
kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material dari
tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
3. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang
sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran.
Usaha-usaha yang menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix yang
sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah
berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
Untuk mencegah terjadi pengerasan/penggumpalan beton sebelum dicorkan,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus merencanakan secermat mungkin
mengenai kapan Beton Ready Mix harus tiba di Lapangan dan berapa jumlah
volume yang dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan
kemungkinan macetnya transportasi dari/ke Lapangan.
4. Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier
Beton Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah / volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik
Penyedia Jasa Konstruksi maupun Supplier Beton Ready Mix masing-masing
harus membuat silinder atau kubus beton percobaan untuk di Test di
Laboratorium yang ditunjuk/disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan
Peraturan Beton Indonesia.
5. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung
jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa Konstruksi.
6 Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung
sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di

27
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor,


tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak. Segala akibat
biaya yang ditimbulkannya menjadi beban dan resiko Penyedia Jasa
Konstruksi.

c. Adukan BetonYang Dibuat di tempat (Site Mixing)


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant).
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

d. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton).


1. Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada
Penyedia Jasa Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau kubus
dari adukan beton yang dibuat, dengan jumlah sesuai dengan peraturan
beton bertulang yang berlaku.
2. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus,
cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran
15x15x15 cm dan memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3. Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan curingnya
harus dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas.
Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia.
4. Pengujian.
Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan
pengujian tekan (Crushing test).
Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika
pengujian tekanan gagal maka perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah
yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti prosedure-prosedure
Peraturan Beton Indonesia atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan
tanggal pengecoran, bagian struktur yag bersangkutan dan lain-lain data
yang perlu dicatat.
7. Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan bangunan dan
tempat pengetesan tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
8. Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas segera sesudah selesai percobaan, dengan

28
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard,


campuran adukan dan berat benda uji kubus tersebut. Percobaan/test
kubus beton dilakukan untuk umur-umur beton 3,7 dan 14 hari dan juga
untuk umur beton 28 hari.
9. Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta Penyedia
Jasa Konstruksi supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif
atau bila perlu untuk mengadakan percobaan loading (Loading Test) atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Percobaan-percobaan ini harus
memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
10. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Pengecoran Beton.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
struktural dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas
minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal/hari pengecoran.
- Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap” artinya
Pemborong sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik
mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
- Atas pertimbangan khusus Direksi / Konsultan Pengawas dan pada
keadaan-keadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan
dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin pengecoran dapat
dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga)hari tersebut.
- Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apabila terjadi salah satu keadaan sebagai berikut :
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal
rencana pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekesting atau hal-hal
lain yang tidak sesuai gambar-gambar & spesifikasi.
- Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,
maka Penyedia Jasa Konstruksi akan diperintahkan untuk menyingkirkan
/membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi
sendiri.
2. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat
pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-
sisa adukan yang mengeras.
3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

29
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih


dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu,batu,
tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5
m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
6. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah
selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

f. Pemadatan Beton.
1. Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang
sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan.
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb), yaitu
memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah
yang cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk menjamin
pemadatan yang baik.
4. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture
masih dianggap perlu, Penyedia Jasa Konstruksi diminta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Perencana Struktur dan Direksi /
Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-
data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya resiko/efek sampingan dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
g. Siar Pelaksanaan dan Urutan / Pola Pelaksanaan.
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan
beton yang berlaku dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari
suatu konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan untuk siar
pelaksanaan yang menahan gaya geser yang besar harus diberikan besi
tambahan/dowel yang sesuai untuk menahan gaya geser tersebut.
2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan
dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak. Setelah permukaan
siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan merata seluruh permukaan.
3. Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka untuk
menghindarkan/meminimalkan retak-retak akibat susut, pengecoran harus
dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan pekerjaan
harus diusulkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton.


1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau

30
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum


waktunya.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14
hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara
menutupi dengan karung basah sedangkan untuk lantai selama 7 hari
pertama dengan cara menutupi dengan karung basah, mnyemprotkan air
atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
4. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki. Prosedure perbaikan beton yang
keropos harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas, dan
Penyedia Jasa Konstruksi tidak dikenakan biaya tambahan untuk perbaikan
tersebut.

I. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton.


1. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada
posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan
Beton Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan
menggunakan alat-alat (Bar Bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat patah, retak-retak, dan sebagainya. Semua
pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, dan
pemotongan harus dengan “Bar Cutter”, tidak boleh dengan api.
2. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan membuat gambar kerja (Shop Drawing) berupa
penjabaran gambar rencana Pembesian Struktur, rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan besi beton (bending schedule) yang diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4. Pemasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan gambar
detail standard penulangan.
5. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat,
lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
6. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar
penulangan.
Apabila ada Keraguan tentang rangkaian tulangan maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas /
Perencana Struktur untuk klarifikasi.
Untuk hal itu sebelumnya Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar
pemengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat. Pembesian
harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung lainnya sedemikian rupa sehingga rangkaian tulangan
terpasang kokoh, kuat dan tidak bergerak saat dilakukan pengecoran beton.
8. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.

31
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

9. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus


sesuai dengan gambar.
10. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan
beton yang akan dicor.
11. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua
kotoran-kotoran.
12. Penggantian Besi
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan supaya besi yang
dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa Konstruksi
atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
peyempurnaan pembesian yang ada maka Penyedia Jasa Konstruksi
dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhasil mendapatkan diameter besi
yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
c.1 Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
c.2 Jumlah luas besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar. Khusus untuk balok induk, jumlah luas
penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh
dari pembesian aslinya.
c.3 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau pencapaian penggetar/vibrator.
c.4 Tidak ada Pekerjaan Tambah dan tambahan waktu
pelaksanaan.
j. Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton.
1. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan untuk membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa
sepengetahuan dan ijin tertulis dari Direksi / Konsultan MK/ Pengawas.
2. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya, harus sesuai gambar atau menurut
petunjuk-petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

k. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding


1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan penjangkaran
dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar minimum 60 cm di bagian
dimana bagian yang tertanam dalam bata dan kolom masing-masing 30 cm
dan berdiameter 10 mm.
2. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari 9 m² dan
dinding dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m harus diberi kolom-
kolom praktis dan ring-ring balok, dengan ukuran minimal 13 cm x 13 cm.
Tulangan kolom praktis/ring balok adalah 4 diameter 12mm dengan
sengkang diameter 8 mm jarak 20 cm.

32
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. Untuk listplank bata dan dinding-dinding lainnya yang tingginya > 3 m harus
diberi kolom praktis setiap jarak 3m dan bagian atasnya diberikan ring balok.
Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada butir 2.

PASAL 13
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk talud serta
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Batu kali yang digunakan adalah batu gunung, berwarna kehitaman dan harus
batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta tidak rapuh.
b. Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
c. Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah//batu gunung
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 5 pasir beton.

3. Syarat Pelaksanaan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1982, dan
harus seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah dasar
harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan dipadatkan.
c. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian
dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan
kricak. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi
samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.
d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kososng
(aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang tengah
dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya hingga pasir
mengisi lobang-lubang yang terdapat disela-sela batu. Ketinggian pasangan
aanstamping mengikuti gambar kerja. Setelah pasir merata kemudian ditimbris.
e. Untuk pekerjaan talud harus dipasang pipa-pipa drain (sulingan) dari PVC ø 1”
setiap jarak 100 cm, dan diberi saringan ijuk + pasir pada ujung-ujung pipa
drain.

PASAL 14
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan Baja dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung
- Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

33
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. Material Baja
a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja yang baru dan
memenuhi mutu tegangan leleh fy minimum 2400 kg/cm2.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat
Baja tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai keraguan terhadap
hasil test tersebut dan atau keraguan terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan /
di workshop, maka Direksi / Konsultan MK/ Pengawas mempunyai hak untuk
meminta diadakan test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test maximum 3
(tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test tersebut tetap menjadi
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak perpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan.
d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak
ataupun bengkok.
e. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja yang tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk difabrikasi.

4. Perubahan Sistem Sambungan


a. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi berpendapat untuk lebih memudahkan
pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka Penyedia Jasa Konstruksi
dimungkinkan untuk mengajukan usulan sistem sambungan lain yang tidak sama
dengan Gambar rencana.
b. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar dan
perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa dan disetujui Konsultan
Perencana Struktur .
c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan yang
diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi tetap mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai denganTime Schedule semula.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja (Shop Drawing).
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar-
gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa Konstruksi dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas atas gambar kerja
tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat, ukuran/jumlah bout/las,
tebal pengelasan. Ketetapan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari
elemen-elemen konstruksi Baja yang berhubungan dengan erection tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan kata lain walaupun semua
gambar kerja telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas, tidaklah berarti
mengurangi atau membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawab
ketidaktepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi Baja.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
d. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan
untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.
e. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli dalam
Konstruksi Baja.

34
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

f. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan


pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak diperbolehkan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure ( tanda–tanda atau
kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk disetujui.
h. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang degnan
mudah.
i. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
j. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.
k. Pengelasan.
1). Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan
prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan dan
harus disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
2). Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa bidang-
bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak
sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
3). Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada
yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian
kearah atas.
4). Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai
batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar
pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.
5). Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus
dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.
6). Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan
dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat
keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.
7). Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam
gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.
8). Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya
9). Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan
baik.

l. Baut Pengikat.
1). Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung dan angkur
minimal sama dengan baja yang digunakan.
2). Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang ulir
harus sesuai dengan yang diperlukan.
3). Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.
4). Direksi / Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa Konstruksi
melakukan Test Baut pada Laboratorium yang disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, sebelum Penyedia Jasa Konstruksi memesan baut yang akan
dipakai.
5). Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh merubah atau membuat
lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
6). Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan.

35
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

7). Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
8). Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan baut harus
menggunakan kunci momen.
9). Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
10). Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut
yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

6. Erection Schedule / Method


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada
pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan Direksi / Konsultan Pengawas.
Direksi / Konsultan Pengawas dapat menolak setiap pengiriman Baja dari Workshop
apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi maupun modul yang disepakati.
b. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang kering /
cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Direksi /
Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi Baja yang
rusak karena salah penempatan atau rusak.
c. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan setelah Penyedia
Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule / Method untuk disetujui oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas.
d. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali
kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
e. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya.
f. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
g. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

7. Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :
- Karat
- Minyak/Oli
- Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja
b. Pengecatan Zincromate
i. Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, maka setelah
difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar dilakukan sebagai berikut:
ii. Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Konsultan Pengawas
Ketebalan : 35 micron
iii. Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal 1 lapis atau
sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.
iv. Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut:
Type cat: Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Konsultan Pengawas
Ketebalan : 35 micron

36
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul kering dan
diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata
sama tebalnya.
Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering dengan baik
sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan Cat, maka Direksi /
Konsultan Pengawas akan memerintahkan agar Cat Dasar II tersebut diamplas
dan dilakukan lagi pengecatan Cat Dasar II atas beban Penyedia Jasa
Konstruksi.
v. Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan pengecatan ulang pada
setiap lapisan cat yang tidak memenuhi persyaratan tersebut atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Penyedia Jasa
Konstruksi diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna keperluan tersebut.
d. Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus beton (kalau ada),
maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun finish.
e. Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan cara spray, bukan
dengan cara kuas.

8. Anti Lendut
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut.
Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban
mati dan hidup.

PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 15
PEKERJAAN SUB LANTAI (RABAT BETON)

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai yang
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang langsung di
atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta sesuai detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan ), rata
permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
disebutkan/disyaratkan dalam detail gambar

37
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai ruangan –
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI SCREED

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai screed dilakukan di atas plat-plat beton, meliputi bawah finishing
lantai untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Lantai Screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat
beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang memenuhi
syarat-syarat sperti yang telah ditentukan.
d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian tanpa campuran bahan lain, yang
dilapiskan ke seluruh permukaan lantai yang diratakan dan dilicinkan, atau
bahan/material lain sesuai yang disebutkan/disyaratkan dalam gambar detail atau
sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Tebal adukan lantai screed minimal dibuat 4 cm atau sesuai dengan gambar kerja,
dari adukan 1 PC : 4 pasir . Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali
bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang karpet dan
bahan finishing lainnya.
f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregate muncul dan memberi ikatan
yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi
kasar dengan cara yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis
cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
g. Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran
mengikuti lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh dilakukan 24
jam setelah dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibahasi
dahulu dengan air semen sebelum sebelahnya dicor.
h. Peralatan dan Compaction
Screed harus di-compact dengan beam vibrator dan perhatian harus diberikan pada
ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila peralatan diperlukan ( untuk finishing yang
membutuhkannya) perataan dengan papan screed harus menunggu minimum 1,5
jam maximum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan permukaan screed. Toleransi
perbedaan tinggi dalam satu ruang besar maximum 15 mm. Toleransi perbedaan
antara jalur maximum 1 mm.
i. Screed harus dibasahi selama 7 hari.
j. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan minimum setelah 4
(empat ) minggu.

38
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 17
PEKERJAAN WATER PROOFING (NON INTEGRAL)

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar
memenuhi uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
Bagian yang diwaterproofing adalah:
a. Toilet, Atap plat beton dan talang beton
b. Lantai ruang daerah basah lantai 2 ke atas (toilet, kamar mandi dll)
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Pesyaratan Bahan
a. Persyaratan Standard Mutu Bahan
Standard dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti NI.3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109. Penyedia Jasa
Konstruksi tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari
Direksi / Konsultan Pengawas.

b. Bahan
 Untuk lapisan waterproofing coating digunakan Acrilic polymer modified
cementitious coating dengan ketebalan sesuai petunjuk manufaktur untuk ruang
daerah basah.
 Untuk lapisan waterproofing membrane digunakan bituthen membrane sheet
dengan ketebalan minimal 3mm untuk plat beton dan talang beton, cara perekatan
sesuai petunjuk manufaktur .
c. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat.
2. Bahan harus di simpan dalam tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan
yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat
kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /
persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas, dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

39
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari


pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulia. Penyedia Jasa Konstruksi tidak
dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
7. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk
pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
8. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merek yang memenuhi spesifikasi
akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada
Penyedia Jasa Konstruksi selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah
penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
9. Bilamana diinginkan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat mock-up
sebelum pekerjaan dimulai.
10. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan yang terlebih dahukun harus
mengajukan “ Metode Pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
11. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan, harus diberi lapisan
dapat berupa screed maupun material finishing.
12. Untuk bagian yang bertemu dengan bidang tegak (dinding, sparing dsb.) pada
bidang tegak tersebut harus diberi lapisan water proofing setinggi minimal 20 cm.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi, dan
hasil yang ditimbulkannya.
2. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara
memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air (permukaan yang telah
diberi lapisan waterproof digenangi air) selama 1 x 24 jam atas biaya sendiri..
Pelaksanaan pengujian ini harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan Direksi
/ Konsultan Pengawas.
3. Pada waktu penyerahan maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memberika
jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan mauoun hasil pekerjaan yang
berlaku, selama 5 (lima ) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi.

5. Syarat Pengamanan Pekerjaan


1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan peregeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Direksi / Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi

40
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 18
PEKERJAAN UBIN KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik/Ceramic Tile untuk
pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Bahan
Jenis : Homogenious tile , sekualitas Indogress/Niro/Granito
Permukaan : polish
Ketebalan : 8 mm
Warna : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai gambar
Tipe : akan ditentukan kemudian
Produk : KW 1.

Jenis : Ubin Keramik , sekualitas Roman


Permukaan : Glazed dan unglazed
Ketebalan : 7 mm
Warna : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai gambar
Produk : KW 1
Adukan pengisi siar dan nat menggunakan nat warna. Warna ditentukan kemudian.

3. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai
pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat danbernoda.
3. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan minimal3 cm
atau lebih sesuai dengan gambar termasuk syarat kemiringan
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat menggunakan tile
adhesive MU 450 atau AM Adhesive atau setara
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah
dan teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siarsiarnya
bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak
turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan
as pemasangan.

41
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

14. Naad atau siar keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air yaitu bahan grout MU 408 atau AM Grout atau setara. Warna perekat naad
ini disesuaikan dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.

PASAL 19
PEKERJAAN BATU KORAL SIKAT

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud menyediakan seluruh perlengkapan, peralatan, bahan
dan tenaga kerja serta melaksanakan semua pelaksanaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut sesuai dengan persyaratan kontrak, spesifikasi serta
gambar.
b. Pekerjaan tersebut meliputi pekerjaan batu lokal sikat untuk lantai , serta seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Batu koral yang dipakai harus batu bulat dan tidak porous serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat dalam NI-3 Pasal 14 Ayat 2 dan PUBI 1982.
Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
Lapisan batu koral yang digunakan :
Jenis : Koral warna
Ukuran : diameter 2 – 3 cm
Bahan perekat adukan : 1 Pc : 3 psr
Bahan pengisi siar : semen/mortar instan
Warna/ukuran : akan ditentukan kemudian
Semua batu koral yang dipergunakan harus bersih, kasar permukaan, tahan terhadap
perubahan cuaca, sharp angle fragment’, bebas dari bagian yang pipih serta tidak
mengandung bahan yang dapat merugikan lapisan ini antara lain debu, batu yang
rapuh/lunak dll.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1982
b. Permukaan tanah yang akan dipasangi koral sikat harus bersih dari debu, lempung
atau bahan-bahan yang merugikan, sebelum batu koral ini dihamparkan.
c. Awal pemasangan batu koral harus sesuai dengan gambar dan dibicarakan
terlebih dahulu dengan direksi sebelum pemasangan dimulai
d. Bidang pemasangan batu koral harus rata dan ditempatkan sesuai tempatnya jika
ada polanya.
e. Setelah dipasang, batu koral dipadatkan kemudian disikat dengan menggunakan
sikat kawat. Batu koral yang terpasang harus terikat kuat dan baik agar tidak mudah
lepas.
f. Semua pemasangan harus dilakukan oleh dilakukan oleh seorang ahli yang
berpengalaman dalam pemasangan batu koral sikat.
g. Batu koral sikat yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda-noda
yang melekat, sehingga mencapai pekerjaan yang rapi dan sempurna.

42
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 20
PEKERJAAN DINDING BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Batu bata harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
3. Pasir harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
4. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Dinding concrete kecuali kamar mandi adalah dinding batu bata dengan ukuran
normal per unit: sesuai standar. Dimensi tersebut untuk tuntutan pemasangan
jaringan inbow. Batu bata denganmenggunakan spesi perekat 1PC : 5 pasir. (sesuai
desain)
b. Dinding concrete kamar mandi. Dinding batu bata dengan ukuran normal perunit,
dengan menggunakan spesi perekat 1PC : 3pasir
c. Untuk semua dinding pada lantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari permukaan
lantai area basah setinggi 170 cm untuk kamar mandi serta daerah basah lainnya,
digunakan aduk campuran rapat air (trasraam) dengan spesi perekat 1PC : 2pasir.
d. Batu bata yang digunakan adalah batu bata dengan kualitas terbaik yang disetujui
Konsultan MK/ Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
e. Setelah bata terpasang dengan baik dan benar, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan.
f. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24
lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
g. Bidang dinding bata 1/2 (Setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 10 jarak 20 cm,
jarak antara kolom maksimal 3,50 m atau sesuai gambar. Kolom praktis dan balok
penguat menjadi lingkup kerja kontraktor arsitektur.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
k. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 (setengah) batu untuk bata ringan harus
menghasilkan dinding finish setebal 10 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.
l. Seluruh pasangan dinding bata sampai setinggi 50 cm di atas kepala pondasi harus
diberi obat anti rayap dengan cara dan aturan yang ditentukan oleh persyaratan
teknis Sipil. Pemakaian obat tersebut dilakukan sebelum plesteran dilakukan.
m. Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain termasuk braket tv gantung
yang membutuhkan penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding,
maka di dalam dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang
dibuat dari besi beton secara vertikal dan horisontal, yang dihubungkan /
disambungkan dengan las.

43
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

n. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
o. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding dengan angkur.
p. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 21
PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding bata
termasuk kolom, dinding beton, rumah genset dan lain-lain seperti yang dijelaskan
dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada kolom,
sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada pertemuan komponen bangunan
dengan dinding. Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding serta profil acian
menonjol pada dinding sesuai gambar. Plesteran dinding terselenggara hingga 15 cm
diatas plafon sehingga didapat kerapian maksimal atas pertemuan dinding dengan
plafon.

2. Bahan- bahan
a. Portland Cement
Menggunakan MU, AM, Drymix atau setara. Portland Cement yang dipakai harus baru,
tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup seperti yang
disyaratkan dalam NI-8.
b.Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak,
asam, atau unsur-unsur organik lainnya.
c.Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan :
o NI - 3 pasal 14
o NI - 2 pasal 3.3

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Perencanaan
1. Acian
Acian dibuat dalam campuran sesuai persyaratan bahan tersebut diatas. Acian dinding
menggunakan MU-250 tebal 1,5 mm. Acian beton menggunakan MU-200 tebal 3 mm.
Acian waterproof menggunakan MU-600 aplikasi 2 lapis masing lapis tebal 1,5 mm.
2. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 (satu)
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu. Plesteran harus dicampur dan
dilaksanakan dengan baik untuk mencegah keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih
dahulu mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Pergunakan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan
diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal
plesteran dinding 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm,
kecuali ditentukan lain.
4. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan
bila ada ijin dari Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan
1. Umum

44
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan plesteran.
c. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang permanen) untuk
menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan
profil-profil akurat.
d. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
e. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat
sementara dari plesteran.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
g. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
“kepala plesteran”.
2. Plesteran ke Dinding Bata/Bata Ringan
a. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
b. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15-20 mm) dan diratakan
dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari. c.
Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan dinding berumur 2
(dua) minggu.
3. Acian Permukaan Beton
a. Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan
sebelum acian mengering.
b. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan / kerataan yang
disyaratkan dalam gambar.
4. Plesteran Interior
a. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan ± 7 mm. Ketebalan
lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
b. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
c. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya ; dan tekan
untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik
bagi lapisan kedua. Pada permukaanpermukaan vertikal, sikat secara horizontal.
d. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan ekan untuk
menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
e. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

PASAL 22
PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Jenis : Ceramic tile warna KW 1 sekualitas Roman /KIA/Mulia
b. Finishing Permukaan : Polished
c. Ketebalan : Minimum 7 mm

45
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

d. Bahan Pengisi Siar : mortar utama 408/Am grout atau setara


e. Bahan perekat : adukan semen : pasir = 1 : 3
f. Warna : Ditentukan kemudian
g. Ukuran : sesuai gambar
h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan –peraturan
ASTM, Peraturan keramik Indonesia (NI – 19 ) dan petunjuk teknis dari pabrik
pembuatnya.
i. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi / Konsultan Pengawas.
k. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata ringan yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan adukan semen instan seperti contoh di atas,
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan
kemudian.
c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Perencana untuk memperoleh
persetujuan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat shop
drawing dari pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan Perencana
e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu , sesuai
petunjuk pabrik.
f. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan keramik.
g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-noda
yang melekat.
j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jernih
k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau
hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

PASAL 23
PEKERJAAN KUSEN PINTU ALUMINIUM

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen aluminium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar

2. Persyaratan Bahan
a. Spesifikasi Teknis

46
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Bahan dari aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII extrusi
0695-82, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas ). Sekualitas YKK / Alco /
Alexindo
- Ukuran : 4’’ tebal 1.8mm’.
- Nilai deformasi : maksimal 2 mm
- Warna profil : Natural Anodised
b. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak dilengkapi dengan
pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan dari
Direksi.
c. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam setiap unit
didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil aluminium menggunakan mesin
potong, mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan
lebar 1 mm dan untuk diagonal 2mm.
d. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate
tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergeser.
e. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela/bovenlicht dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating
varnish atau bahan insulation lainnya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliiti
sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
b. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada umumnya
c. Penjelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti menggunakan skrup,
rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Ankur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari galvanized steel plate setebal
minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 60 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stailess
steel sedemikian rupa sehingga hailine dari tiap sambungan harus kedap air. Celah
antara kaca dan sistem kusen ditutup dengan sealant.
g. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut :
- Dapat menjadi kusen untuk kaca mati
- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang door
closer.
- Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
- Untuk sistem partisi harus moveable, dipasang tanpa harus mematikan
secara penuh yang merusak lantai atau langit-langit.
- Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.

47
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Untuk fitting hardware dan reinforcing materials di mana kusen aluminimum


akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
h. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
i. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (perlubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
j. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
k. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
l. Kusen yang berhubungan dengan daun pintu/jendela, engsel harus diberi perkuatan
khusus agar daun dapat menempel kuat pada kusen

PASAL 24
PEKERJAAN PINTU ENGINEERED DOOR

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan daun pintu enggineered door meliputi seluruh detail sesuai yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Ketebalan 33-45mm, lebar 800- 980mm, panjang 2400mm
b. Material = particle board, MDF, solid laminated wood
c. Jenis kayu = meranti, kayu oak amerika, kayu oak eropa
d. Finishing = unfinished,clear coated,base coated

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan contoh-contoh
baha/material yang digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout / penempelan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan daun
pintu yang tampak.
e. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir,
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 25
PEKERJAAN PINTU UPVC

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan daun pintu UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) meliputi seluruh detail
sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar, terutama dipasang pada kamar
mandi, gudang dan ruang service lainnya

48
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2. Persyaratan Bahan
Bahan : campuran plastik dan karet , kedap air dan udara
Tebal : sesuai standard pabrikan
Sekualitas produk Mess

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan contoh-contoh
baha/material yang digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout / penempelan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan daun
pintu yang tampak.
e. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir,
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 26
PEKERJAAN DAUN KACA PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca pintu jendela : sekualitas Asahimas
- Tebal 8 mm untuk kaca jendela luar.
- Tebal 5 mm untuk kaca jendela dalam.
- Tebal 12 mm untuk kaca frameless tempered laminated
Jenis kaca menggunakan kaca raybend.
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak,
tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.
c. Untuk Rangka, mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk
kosen.
d. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu.
- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0. 3 mm.
- Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.

49
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja,
buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut.
Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus diberi
sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang
disyaratkan dalam gambar kerja.
Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm batas garis
sambungan dengan kaca.
g. Kualitas Pekerjaan
 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan lis maupun
skrup.
 Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
 Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
 Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
 Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari
kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah
terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.

PASAL 27
CURTAIN WALL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
yang pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan ini pekerjaa bahan aluminium frame dan kaca, penyetelan fastener,
penyetelan bracket-bracket, penyetelan kusen dan jendela luar serta rangka
pendukung lainnya sesuai rekomendasi produsen alumunium curtain wall.

2. Persyaratan Bahan
a. Aluminium alloy produksi dalam negeri yang berkualtas baik ex. Alkasa atau setara
sesuai SII extrusi 0695-82 , harus asli dan tidak boleh terbuat dari bahan bekas
(scrap).
b. Finishing permukaan dari powder coating. Warna ditentukan kemudian.
c. Tipe curtain wall :glass curtain wall dengan ukuran panel kaca sesuai gambar
kerja
d. Jenis perkuatan : Glassing system ( backmullion, two sided mulion)
e. Jenis Kaca yang digunakan tebal 12mm tinted glass.
f. Glassing gasket (neopreme) serta silicone sealent harus yang sesuai dengan kondisi
luar bangunan.

50
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

g. Angkur, fastener, bracket sebagai pengikat struktur aluminium dengan struktur


bangunan menggunakan besi siku yang di ‘zinchromate’ minimal 30 micron.
h. Screw asembling, engsel-engsel harus terbuat dari stainless steel.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya, brosur – brosur untuk mendapatkan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga kerja atau sub penyedia jasa
yang telah berpengalaman memasang curtain wall.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat shop drawing yang harus disetujui Direksi
/ Pengawas terlebih dahulu.
d. Semua material yang dibutuhkan untuk penyelesaian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Material yang akan digunakan sebelum difabrikasi harus diseleksi terhadap bentuk ,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan warna.
f. Hasil dari fabrikasi dan pemasangan panel glass curtain mempunyai toleransi ukuran
maksimal :
 Untuk tinggi dan lebar 1mm
 Untuk diagonal 2mm
g. Hubungan antara aluminium dengan aluminium pada sambungan sambungan-
sambungannya harus diberi lapisan mastic dan bagian dalam harus ditutup dengan
chaulking.
h. Hasil pekerjaan harus rapi, kuat

PASAL 28
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Semua hardware dalam pekerjaan ini, yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan
warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
Hardware untuk asesoris pintu jendela terbuat dari material stainless steel.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci
dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak
kunci dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor
pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel serta dilengkapi denah.
Perlengkapan / asesoris pintu dan jendela yang digunakan :
Perlengkapan Pintu Kaca Frameless :
- Pull handel
- Lockcase
- Double cylinder
- Floor hinge
- Patch fitting

Perlengkapan pintu 2 daun :

51
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Pull handel
- Lockcase
- Double cylinder
- Hinge
- Flushbolt
- Door Closer

Perlengkapan Pintu 1 daun :


- Lever Handel
- Lockcase
- Double Cylinder
- Hinge Kend
- Door Closer
- Door Stoper
- Flushbolt
- Engsel Casement

Perlengkapan Pintu Kamar Mandi :


- Handel Tulbar
- Hinge

Perlengkapan jendela / Bovent


- Engsel Casement
- Rambuncis

Setiap kunci lengkap dengan 2 (dua) buah anak kunci.


Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu
Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel
tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dari pintu
semua.
d. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
e. Engsel terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat (Stainlees steel).

PASAL 29
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini secara lengkap
meliputi:
a. Pemasangan ceiling gypsum board.
b. Pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
Data performance material gypsum board.
a. Type : Gybsum board. Sekualitas Jayaboard, Knauff

52
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b. Tebal : 9 mm. untuk yg jenis akustik perforasi tebal 12 mm


3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond maupun partisi perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana Plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Rangka plafon menggunakan rangka hollow galvanized steel 40x40 dengan grid dan
penggantung sesuai gambar kerja.
f. Finishing Gybsum adalah cat. Sebelum dilaksanakan pengecatan sambungan –
sambungan maupun gybsum yang belum rapi harus dirapikan dengan di ‘compond’
sehingga permukaan gybsum benar-benar rata.
g. Untuk list profil Gybsum, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan contoh profil
untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 30
PEKERJAAN PLAFOND DI AREA BASAH

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond seperti untuk area
basah atau yang yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan
- Jenis : Calsium silika board ,sekualitas Nusaboard, Eternit Greseik
- Tebal : 4,5 mm
- Ukuran : mengikuti gambar

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Rangka penggantung plafon menggunakan rangka hollow 40x40 lengkap dengan
penggantung sesuai gambar kerja.
f. Finishing plafond adalah cat.
g. Bagian tepi / pertemuan plafon dan dinding diberi list yang terbuat dari profil kayu
kamfer. Motif dan ukuran sesuai gambar atau sesuai dengan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.

53
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 31
PEKERJAAN CAT EMULSI

1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat-syarat Bahan
a. Bahan cat yang digunakan adalah :

Cat dinding luar/exterior : Type cat weather coat ( Weathershield) atau setara.
Primer : 1 lapis Alkali Resisting Primer,
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler interval 2 jam.
Cat-catan akhir untuk exterior : 2 lapis cat weather shield setebal 2x 30 micron,
semua lapis sehingga dicapai permukaan yang
merata dan sama tebal.

Cat dinding dalam/interior : Type cat acrilyc emultion, atau setara


Cat akhir untuk interior : 2 lapis setebal 2x30 micron, semua lapis
sehingga dicapai permukaan yang merata dan
sama tebal. Warna akan ditentukan kemudian.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pada
pasal 54 dan NI-4.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecata.
d. Seluruh bidang pengecatan untuk dinding dalam diplamur dahulu sebelum dilapis
dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas serta instalasi didalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk
kepada Direksi / Konsultan Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Penyedia Jasa
Konstruksi selam tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/peerimaan bahan yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke
tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.

54
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

l. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa
adanya tambahan biaya.
m. Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat
tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

PASAL 32
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan Peralatan dan Perlengkapan Sanitair ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
ini termasuk alat-alat bantunya.
b. Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat dalam
buku ini.

2. Persyaratan Bahan
a. Material sanitair yang digunakan adalah. Sekualitas Toto, American Standard
 Wastafel lengkap dengan kran dan tempat sabun
 Closet Duduk komplit dengan bak glontor dan jet spray (monoblock)
 Urinoir tipe moslem
 Paper Holder stainless steel
 Shop Holder keramik
 Kaca cermin
 Kitchen Zink stainless steel
 Floor Drain stainless steel
 Kran air stainless steel tipe untuk dapur dan tipe untuk tempat wudhu dan toilet
b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tapa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus
disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai dengan gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar,gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.

55
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

g. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik/Pemberi Tugas.

PASAL 33
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
b. Pekerjaan Aluminum Composite Panel ini meliputi pekerjaan finishing penutup
dinding luar sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Jenis : Aluminum Composite Panel ex. Seven / Alumetalec
b. Karakteristik : Aluminium Sheets 2 sisi dengan polyetheline dibagian tengah.
c. Ketebalan : Minimum 4 mm.
d. Ukuran : Sesuai gambar
e. Warna : PVDF Coating 0.4mm warna akan ditentukan kemudian.
f. Toleransi panel : max. ketebalan 0.2 mm; panjang 4 mm
g. Panel harus tahan cuaca, tahan panas sampai 80°C, tahan terhadap bahan kimia.
h. Panel fixing yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat
dan dibuat dari bahan mild steel yang di hot dip galvanis (anti karat).
i. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dan Direksi Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan dua copy ketentuan dan
persyaratan teknis dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi / Konsultan
Pengawas
k. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian /penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan shop
drawing untuk memperoleh persetujuan dan Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dan 3 jenis produk yang berlainan
kepada Direksi / Konsultan MPengawas dan Perencana untuk memperoleh
persetujuan.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan cetakan (mal) yang digunakan untuk
mengontrol terhadap bidang penyudutan dan perubahan bentuk.
d. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan Cladding wall.
e. Pemasangan panel menggunakan rivet sedemikian rupa dimana ujung panel
ditempelkan menggunakan rivet pada sisi aluminum angle sehingga rivet tidak
tampak dari depan panel.
f. Bidang pemasangan panel harus benar-benar rata dan arah pemasangan benar-
benar lurus.
g. Tidak diperkenankan memasang panel yang retak, pecah, berlubang, dan harus
dengan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
h. Jarak antar panel (nat) berkisar 16 mm, dan diisi dengan silicone sealent. Nat
panel harus lurus baik vertikal maupun horisontal.

56
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

i. Panel yang sudah terpasang harus dibersihkan dan segala macam noda-noda
yang melekat, serta dilindungi dan segala benturan dengan benda-benda Iainnya.
Pelepasan cover sheet harus seijin konsultan pengawas.

PASAL 34
PEKERJAAN GRANIT/MARMER

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan granit untuk pekerjaan Finishing
pelapis dinding/kolom dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Bahan
Jenis : Granit
Permukaan : Glazed
Ketebalan : 2 cm
Warna : Ditentukan kemudian
Ukuran : Sesuai dengan desain
Produk : impor.

Adukan perekat yang dipakai menggunakan perekat khusus untuk keramik/granit FK


101 atau setara. Komposisi adukan untuk FK 101 adalah 1 liter air untuk 4 kg dengan
kebutuhan pemakaian 5-6kg/m2. Penggunakan produk lain harus sesuai petunjuk dari
pabrik pembuatnya. Tidak dibenarkan menyiram / merendam granit sebelum dipasang.
Untuk bidang tegak (vertikal) perekat yang digunakan adalah FK 111 atau setara.
Adukan pengisi siar dan nat memakai grouting resin yang dicampur pewarna sesuai
dengan warna granit / marmer.

3. Persyaratan pelaksanaan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan contoh material granit/marmer
maupun perekatnya berikut brosur dan petunjuk teknis pemasangan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Pola pemasangan granit/marmer harus sesuai dengan Gambar Kerja/Shop Drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa granit/marmer kurang dari 30 cm, maka
mulai dari 4 granit/marmer utuh terakhir harus dibagi 5 bagian yang sama untuk
menghindari pengelasan yang terlalu kecil.
d. Bila diperlukan pemotongan granit/marmer, maka harus dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
e. Sewaktu granit/marmer dipasang, seluruh rongga pada permukaan marmer bagian
belakang harus terisi adukan perekat.
f. Pemasangan granit harus benar-benar rata (waterpass). Toleransi kecekungan 1,5
mm tiap 2 m2. Garis-garis siar lurus, lebar siar harus sama (max 1 mm) atau sesuai
petunjuk gambar dengan kedalaman 1 mm.
g. Kotoran, pasta perekat dan lain-lain. yang menempel pada permukaan, khususnya
pada pengisian nat, harus segera dibersihkan sebelum menjadi keras/kering
dengan lap basah atau silet yang tipis.
h. Granit yang sudah terpasang dan dinyatakan baik oleh Direksi / Konsultan MK/
Pengawas, sebagai tahapan terakhir setelah pencucian dari segala macam kotoran
yang ada pada permukaan marmer tersebut harus dipoles dengan semir khusus atau
mesin wool sehingga warna kilap yang dihasilkan merata. Pinggulan granit bila
diperlukan harus dipoles kembali sampai licin & mengkilap
i. Granit/marmer yang telah dipasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3
x 24 jam, dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

57
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 35
PEKERJAAN ATAP GENTENG METAL

1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup atap genteng
keramik atau sesuai yang disebutkan/ dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
 Bahan atap gedung genteng metal produk sekualitas Multi Roof
 Sebagian atas area sambungan /tepi bangunan dan atap tangga darurat , ruang
jemur serta canopy menggunakan plat beton
 Atap canopy sebagian menggunakan rangka baja dengan penutup atap kaca
tempered dan laminted glass 12 mm
 Accessories dan alat Bantu lainnya yang digunakan harus sesuai persyaratan dan
pabrik yang bersangkutan.
 Jika tidak ditentukan lain dalam gambar maka rangka penutup atap (gording dari
metal /baja), Lisplank jenis beton dan dinding bata plester .
 Gording yang terbuat dari profil baja baru dan memenuhi mutu BJ 37 (PPBBI 1983)
dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2.
 Sesudah proyek selesai Kontraktor harus menyediakan 5% dan jumlah genteng
metal yang terpasang sebagai persediaan untuk perawatan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi (lembaran jenis aluminium foil dan
rubber sheet ) seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-
pengukuran setempat.
 Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing
yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain,
pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar
kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
 Penyimpanan atap metal roof disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh
berhubungan dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di dalam gudang beratap.
 Penyimpanan di tempat terbuka harus diselimuti dengan terpal atau plastik untuk
mencegah agar air hujan/embun tidak masuk ke dalam celah-celah tumpukan
genteng. Air yang sempat masuk ke dalam celah tersebut dapat memberikan cacat
terhadap permukaan genteng .
 Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau kerangka diperiksa
terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang, jika perlu dengan
mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya.
 Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di bawah gording
untuk mengatur kemiringan atap.
 Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan /pemasangan penutup
atapnya . Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan
terutama jika jarak penyangga yang kecil (akan muncul celah atau daya tutup
genteng yang kurang baik sehingga menyebabkan tampias atau bocor).
 Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan
dapat distel.
 Semua sisa-sisa pekerjaan (sisa potongan penutup atap dan lain-lain yang berupa
kotoran), harus dibersihkan dan atas permukaan atap, agar tidak terjadi penurunan
kualitas penutup atap.

58
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Seluruh permukaan atap dibersihkan sampai bersih , lalu berikan perhatian khusus
pada daerah-daerah dimana pengeboran atau sambungan telah dilakukan. Juga
bersihkan semua talang-talang.
 Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup ( sesuai sudut
kemiringan yang didesain ) agar tidak terjadi kebocoran.
 Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan
dan pabrik bahan yang digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk
Direksi/MK/Pengawas.

Aluminium Foil Double Sided.


Komposisi : 1 lapis aluminium foil, 1 lapis kraft paper
1 lapis serat dalam 2 arah, fire retardant adhesive
Berat : 320 g/m
Reflektivity : 0,95
Emissivity : 0,05
Tensile strength : machine direction : 14,5 kN/m
cross direction : 10,0 kN/m
Flamibility/ index : kurang dan 5

Glass Wool atau digantikan dengan jenis buble sandwich


Tebal : 1”
Density : 24 kg/m3, long fibre

Bahan Rangka Isolasi


Tipe/jenis : 3315 — Roofmesh/dilapis galvanis
Ukuran : 75 x 75 mm, Ø 1,5 mm
Ukuran/Rol : 30 x 1,8 m
Produk : BRC Weidmesh Lysaght

PASAL 36
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

A. Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta
pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang tercantum dalam gambar
dan sesuai petunjuk Pengawas atau MK.
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan railing pada tangga utama, Handrail & tangga
kebakaran.

B. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. NI - 3 - 1970 - PPBBI - 1993
2. SII - 0161 - 1981 - ASTM
3. SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
4. SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

C. Bahan-bahan
1. Spesifikasi Bahan.
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan stainless
steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
2. Umum
a. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304).
b. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud tersebut.

59
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

c. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi


kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar-gambar atau Persyaratan Teknik, harus diadakan.
3. Jaminan
Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang sudah
dikenal disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian Bahan yang disetujui
Pengawas atau MK.
4. Contoh-contoh
a. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan kepada
Pengawas atau MK berupa contoh untuk disetujui.
b. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas atau MK harus
diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah
disetujui. Contoh tersebut harus memperlihatkan kualitas penyambungan dan
penghalusan untuk standard dalam pengerjaan tersebut.
c. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau
standar bagi Pengawas atau MK untuk memeriksa atau menerima bahan-
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

D. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
a. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan pengisi.
2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah
disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalamstandar, maka
toleransi akan diberikan oleh Pengawas atau MK. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
3. Pemotongan dan Penyambungan
a. Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan di sini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S
- X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar
AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau
Swasta yang diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel
(workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Pengawas atau
MK.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan
difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-
pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam
“finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Bolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”
c. Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian
ditempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan
Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor harus menyerahkan contoh

60
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas atau MK.
4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk pekerjaan stainless
steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan
bebas karat yang disetujui Pengawas atau MK.
5. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

E. Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada pembuatan
maupun pengerjaan di lapangan oleh Pengawas atau MK. Peninjauan dan
pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya tambahan biaya.
2. Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap penyediaan
bahan yang tidak memenuhi syarat.

PASAL 37
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
bersangkutan selesai.
2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga
keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengamanan terhadap
barang / material yang terpasang dari kerusakan-kerusakan maupun kehilangan untuk
meminimalkan pekerjaan perbaikan selama masa pemeliharaan.

PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING

PASAL 38
I.PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. PERATURAN DAN PERSYARATAN
Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan,
transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
 Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang
ada seperti :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
b. VDE, ISO, LMK, dan lain-lain.
 Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti:
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.

61
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :


1) Penerangan dalam bangunan.
2) Outlet listrik dan Outlet UPS, Outlet Tenaga.
3) Telepon, Fire Alarm, Sound System.
4) CCTV dan LAN Local Area Network.
5) Air conditioning, Exhaust fan, dan ventilating.
6) Pompa transfer, Pompa Booster.
7) Pemadam Kebakaran
 Persyaratan Kontraktor Listrik.
Harus dapat disetujui oleh Pemberi tugas/Konsultan Pengawas/MK yang mempunyai
SIKA-PLN diutamakan golongan D atau C yang masih berlaku.
 Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana
core yang ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan ke panel listrik.
Sedangkan instalasi dari panel pembagi menggunakan 4 core kabel.
 Semua panel listik harus diberi pertanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari
toevoer yang digunakan.
 Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti
karat.
 Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam dalam
tanah harus diberi marker dgn warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-
ujung pipa atau kabel dan pada pipa atau kabel setiap jarak 10 meter.
 Sistem tegangan 220 V/380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan dan stop kontak
220 V – 1 phase – 50 Hz.

62
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK


Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera dalam spesifikasi
ini, namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
yang tertera di dalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang
tertera di dalam berita acara Aanwijzing.
1. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan dan
lampu penerangan luar (PJU).
2. Menyediakan dan memasang semua toevoer (kabel) listrik.
3. Memasang dan menyediakan grounding tiap lantai.
4. Menyediakan dan memasang Panel-panel.
5. Seluruh instalasi pertanahan (Panel Listrik, P Pompa).
6. Instalasi penangkal petir.
7. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
8. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
9. Menyediakan dan memasang : Semua armature lampu penerangan dalam .
10. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing.
11. Melakukan pengetesan dan training.
12. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan Instalasi dari AKLI, Konsuil.
13. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang
jelas dari bahan yang tahan lama.
14. Pengurusan ijin Penangkal Petir ke Depnaker.
3. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN.
Syarat-syarat dasar/umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :
 Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek atau pabrik
yang sama.
 Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku cadang dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan itu
diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila suatu bahan atau
peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau merek, hal ini dimaksud untuk mengikat
mutu, tipe perencanaan dan karakteristik.
 Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikiasi adalah minimum.
 Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat:
1) Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
2) Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
3) Tidak menyebabkan penambahan bahan.
4) Tidak meminta penambahan ruang.
5) Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
6) Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.
4. SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK
1. U m u m
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan
distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :

63
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a. Penyambungan daya listrik tegangan menengah 3 fasa, 20 kV ke PLN setempat,


sebesar 164 kVA.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator daya 200 kVA,
tegangan primer 20 kV, tegangan sekunder 240-400 V, 50 Hz.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
(LVMDP), panel distribusi (SDP), panel-panel penerangan/daya(PP/LP) dan panel-
panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya:
 Dari PLN menuju ke trafo, menggunakan kabel XLPE 20 kV jenis N2XSY,
dengan ukuran sesuai gambar perancangan.
 Dari transformator daya menuju ke LVMDP, dan selanjutnya dari MDP bangunan,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYFGbY, dengan ukuran sesuai
gambar perancangan.
 Dari SDP menuju ke panel-panel pompa,dan panel-panel daya lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar perancangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan
kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel dan
peralatan bantu lainnya).
5. SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN.
a. Kabel Listrik
 Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
a. Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b. Inti penghantar tembaga.
c. Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
d. Jumlah inti satu atau lebih.
e. Jenis kabel: NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
f. Produksi dalam Negeri standard PLN/ LMK dan SII. Merek kabel: Superme,
kabel Metal, Kabelindo, atau setara
 Kabel Feeder
a. Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b. Inti penghantar tembaga.
c. Isolasi PVC, Sheated.
d. Jenis Kabel NYY dan NYFGBY, sesuai dengan gambar rencana.
 Kabel Grounding
a) Inti tembaga.
b) Jenis kabel BC atau NYA.
b. Pipa dan Fitting
a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhaust fan dilaksanakan
dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan
kecuali untuk feeder dalam trench atau tertanam dalam tanah memakai pipa
galvanis.
b. Sparing menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.

64
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible


jenis PVC.
d. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan, dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-
doos, croos-doos diberi warna untuk memudahkan maintenance, terminal 3 M,
isolasi ban, klem besi dan lain-lain.
e. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi
marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan
kabel setiap jarak 10 m.
f. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan
sparing kabel.
c. Cable tray, rak kabel dan hanger.
 Cable tray/cable ladder
a. Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang UCP.
b. Bahan support dari besi siku yang dicat.
c. Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
d. Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
e. Gantungan memakai besi beton Ø 3/8”.
f. Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable ladder.
g. Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
 Rak kabel dan hanger
a) Pada shaft riser
a. Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
b. Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.
c. Palang tangga dari besi siku.
d. Klem besi plat dan mur baut.
e. Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
b) Hanger
a. Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi plat
yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan ikatan ramset
atau fischerplug.
b. Mur baut dan besi plat.
c. Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
d. Alat Bantu instalasi
1) Bak control dan tutupnya dari beton bertulang untuk pertanahan.
2) Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
3) Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman/taman.
e. Saklar dan stop kontak
 Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih,
jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus
lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
 Stop kontak standard dengan rating 16 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16 A – 380 volt. 3 atau 4 kutub
ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam suplai stop kontak harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan recessmounted atau
surfacemounted.
f. Armature Lampu

65
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Balk lamp TL 1 x 18 W dan TL 1 x 36 W


a. Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.7 mm.
b. Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar merk ICI.
c. Ballast Philip 40 Watt, 220 V, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar 6.5
Watt atau low-loss ballast.
d. Fitting dan starter older Phillips.
e. Capasitor Phillips factor kerja minimal 0.85.
f. Tabung TL 18/36 Watt Phillips diameter 25 mm.
g. Terminal Grounding pada badan.
h. Baut expose dengan kepala khusus.
i. Wirring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
j. Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
 RM 300 Gloss TL 1x18 W & TL 2x36 Watt /54 DVD (M4) Standar class untuk R.
kerja
a. Bahan kotak dan komponen idem (a).
b. Reflektor type M4.
 Barret Lamp ( BSA 32 )
a. Kotak lampu terbuat dari Steel sheet 0.7 mm.
b. Proses anti karat.
c. Pengecatan menggunakan sistem cat baker / powder coating.
d. Capasitor Philips, Fitting, Starter ballast.
e. Sistem terminal blok.
f. Cover acrylic putih susu.
g. Tabung TL – E 32 Watt.
 Down Light Ess 18 Watt (Essenetial) untuk Lobby, Meeting,Corridor.
a. Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector menggunakan mirror
reflector.
b. Diameter 154 mm.
c. Terminal Grounding pada badan.
d. Baut expose dengan kepala khusus.
e. Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
g. Panel listrik
Untuk proyek ini, panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Panel LVMDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator set
dengan sistem Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker menggunakan ACB dan
MCCB dan sebagai pengaman sesuai dengan gambar rencana.
 Umum.
a. Tegangan kerja: 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
b. Interupting capacity untuk main breaker 50 kA dan cabang-cabangnya minimal
30 kA.
c. Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
d. Lalu lintas feeder :
 menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
 Dalam gedung menggunakan kabel NYY
e. Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan Arrester :

66
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Untuk panel utama (LVMDP) harus dilengkapi Arrester 100 KA.


 Untuk panel distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA,
f. Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh MK sebelum
pembuatan.
 Pemutusan Daya
a. Rated breaking capacity pada 220 volt/380 volt – 1 fase/3 fase – AC tidak kurang
dari 50 kA.
b. Release harus mengandung :
(1) Under Voltage relay disisi PLN.
(2) Thermal overload release.
(3) Magnetic short circuit release (mempunyai setting range).
 Rumah panel dan Busbar.
a. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
b. Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan
mudah.
c. Rumah panel tipe Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2
mm, sedang tipe wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
d. Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan
pembersihan sejenis “Phospatizing treatment“ atau sejenisnya. Bagian dalam
dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk
lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
e. Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
f. Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan
digrafir esuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
g. Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
h. Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
i. Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari
tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada
pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan
tekanan dan mekanis pada level hubung singkat.
j. Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel
atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus
di cat secara standart untuk membedakan fasa-fasanya.
k. Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari rating
Breaker.
l. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung(Tinned).
m. Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna bahan
tembaga.
 Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
a. Instrument dan peralatan penunjuk (Ampere, Volt, Frekuensi, Cos Ø, killo watt)
menggunakan tipe digital.
b. Pilot lamp.
c. Kwh meter double tarif lengkap current transformer.
h. Material Pentanahan.

67
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Semua sistem listrik menggunakan sistem pentanahan di dalam bangunan


menggunakan Cooper Bar dengan Penampang 40 x 5 mm dibuat dipasang di ruang
perangkat tiap lantai. Penyambungan antara Cooper Bar dengan kabel BC
menggunakan sepatu kabel di mur baut dan dilas, sedangkan penyambungan kabel
BC dengan electrode pentanahan menggunakan sistem cadwell, semua
penyambungan kabel tray/ladder dihubungkan dengan kabel BC 35 mm2 dan
grounding cooper bar. Penyambungan yang tidak disebutkan harus sesuai dengan
peraturan yang ditentukan dalam PUIL 2000.
6. PERSYARATAN PEMASANGAN
a. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
1) Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat
Surat Perintah Kerja (SPK). Dan bisa mengajukan usul-usul kepada MK, apa yang
perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem
dapat ditempatkan dan bekerja sebaik- baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran,
meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada MK.
- Membuat foto dokumentasi pada prestasi fisik 0%- 25% - 50% - 75% dan 100 %.
2) Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan
dari MK.
3) Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
4) Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari MK.
b. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
 Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran plat
beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
 Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
a. Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di klem ke
hanger besi plat.
b. Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
c. Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.
 Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
 Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut:
a. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke kolom
atau tembok. Saklar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan
tertentu.
b. Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi jauh
dari tembok menggunakan conduit.
 Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser
setiap jarak 150 cm.
 Setiap sambungan cable tray/cable ladder dilengkapi kabel BCC diameter 35 mm.
 Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
1. Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis.

68
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2. Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah


permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
 Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.
 Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
 Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker
setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
 Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
 Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke dalam
besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
 Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur-baut ke
angkur.
 Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya,
minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
 Tidak diperkenankan melakukak penyadapan atau penyambungan di tengah jalan
kecuali pada tempat penyambungan.
 Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
 Armature lampu:
a. Balk TL 1 x 36 watt terpasang rata dengan penggantung 2 tempat pada plat
lantai.
b. Barret lamp, bracket lamp, terpasang surface mounted ke plat beton atau
plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
c. RM 300 TL 2x18 W & TL 2 x 36 W terpasang rata dengan plafond dengan di
setup atau dimur baut pada 2 tempat.
d. Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2
tempat.
 Panel Listrik
a. Panel utama LVMDP, MDP terpasang freestanding.
b. Panel Penerangan, panel Air Condition, PP Pompa dan panel peralatan
terpasang wall mounted rata dengan dinding.
 Instalasi Penangkal Petir
a. Menyediakan dan memasang terminal penangkal petir tipe non radioaktif
lengkap dengan tiang tinggi min 3 meter dan klem.
b. Penghantar Coaxial 2x35 mm2 atau sesuai gambar diklem setiap jarak 1.5
meter langsung turun ke bak control penangkal petir ( pentanahan ).
c. Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga masih minimal sedalam 6 m
dan tahanan pembumian mendekati nol Ω.
d. Sambungan antara penghantar dan pentanahan dilaksanakan dalam bak
kontrol memakai terminal tembaga.
e. Semua penyambungan harus secara metal ( dilas atau di cor timah )
f. Semua grounding penangkal petir dikoneksikan dengan system grounding
diluar bangunan.
c. Urug
1. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.

69
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
3. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi tanggung
jawabnya.
4. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu
sampai padat.
5. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus
diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.
d. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan. Sistem
pentanahan baik peralatan elektronik maupun panel listrik dan sebagainya dijadikan
satu selanjutnya dihubungkan dengan grounding (pentanahan) pondasi bangunan.
7. PENGUJIAN DAN TESTING
1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang baik
dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan,
bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh MK untuk diuji ke
Laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor.
2. Tahap - tahap pengujian adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan
dan tahan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai
spesifikasi yang disyaratkan.
c. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
f. Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.
8. PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran sebagai
berikut :
a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petirsebanyak 4 set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
c. Menyerahkan Brosur, operation dan maintenancemanual dalam bahasa Indonesia.
d. Penyerahan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.
b. Setelah penyerahan I, Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara
cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan pada persyaratan umum,
bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja
sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki
dan bila perlu diganti baru.
c. Setelah penyerahan I, Kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 12 bulan
atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
d. Setelah penyerahan I, Kontraktor wajib melatih dan membantu mengoperasikan
instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan lancar

70
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

dalam tugasnya. Lamanya petugas kontraktor di proyek 30 hari kalender selama jam
kerja.
9. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/Perencana/MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Direksi/MK.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar
material.
Trafo : Unindo, trafindo atau setara
Panel MVMDP : Schneider, atau setara
Panel Tegangan Rendah : Simetri, Industira atau setara
Kabel : Supreme, Kabelmetal, kabelindo
Armature Lampu : Artolite, Interlite atau setara
Komponen Lampu : Philips atau setara
Saklar, Stop Kontak : MK, Clipsal, Panasonic
Kabel Tray, Ladder : Three Abadi, Interack
Conduit : Ega, Clipsal atau setara

 PEKERJAAN GENERATOR SET


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya, sehingga diesel generator set siap
dioperasikan secara baik sebagai sumber listrik utama . Diesel generator set yang
ditawarkan harus baru (brand-new). Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan,
pemasangan, dan pengujian.

2. Ruang Lingkup Diesel Generator Set


a. Diesel generator set Stand By, sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas 200 kVA
dengan Type Silent dengan residential silencer, seluruh peralatan bantu, governor
tipe electric control module untuk keperluan automatic starting, manual starting dan
remote starting.
b. Tangki bahan bakar harian, untuk mencatu bahan bakar dalam operasi 100 % beban
penuh selama 4 (empat) jam, lengkap dengan dudukan dan bahan bakarnya, tangki
bahan bakar utama, pompa bahan bakar elektrik dan manual i serta pemipaannya
sesuai dengan spesifikasi teknik ini.

c. Panel kontrol genset (PKG) floor standing lengkap dengan circuit breaker, automatic
mains failure, peralatan kontrol, proteksi, indikator, panel announciator dan peralatan
bantu lainya.
d. Panel kontrol untuk mesin lengkap dengan elektronik modular tipe microprosesor
dengan digital metering.
e. Catu daya DC lengkap dengan charger untuk kontrol, dan lain-lain.
f. Remote control equipment set,

71
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

g. Kabel daya berinti tunggal tegangan rendah 1 kV, kabel daya berinti banyak
tegangan rendah 1 kV dan kabel kontrol lengkap terpasang diatas rak kabel. Kabel
tersebut diatas lengkap terpasang.
h. Sistem pembumian
Sistem pembumian bagi titik netral dan badan peralatan yang terbuat dari metal
dihubungkan ke sistem pembumian dengan tahanan pembumian setinggi-tingginya 5
ohm dan hal ini berlaku untuk seluruh pembumian pada power house.
i. Pondasi-pondasi ringan, penggantung, support, tangga/railing, bak kontrol, kabel
trench, rak kabel, sparing dan lain-lain.
j. Pelatihan bagi calon operator, as built drawing dan buku manual operasi dalam
bahasa Indonesia dan Inggris sebanyak 5 rangkap.
k. Mengurus izin-izin kepada badan berwenang untuk pengoperasian diesel generator
set.
l. Peralatan lengkap yang direkomendasikan (spare parts dan tools) untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun operasi.
m. Pengujian, ballancing dan komisioning lengkap dengan bahan bakar dalam tangki
terisi penuh pada saat pekerjaan diesel generator set diserah terimakan pertama.
n. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tidak tercantum dalam gambar-gambar
perancangan maupun persyaratan teknis, tetapi perlu untuk menunjang pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas, seperti pengadaan dan pemasangan rock wool, pondasi
pompa, pondasi tangki dan peralatan bantu lainnya.

Kepada Kontraktor diminta dalam penawaran mereka (dimana telah dilampirkan katalog,
brosur, dan sebagainya) untuk secara jelas menunjukkan tipe, spesifikasi yang lengkap
dan juga cara pemasangan dari setiap bahan dan peralatan yang ditawarkan. Kontraktor
diperbolehkan mengusulkan alternatif lain mengenai jumlah dan kapasitas masing-masing
diesel generator set, cara operasi berbagai peralatan sistem dan sebagainya, selama dari
masing-masing peralatan tersebut, secara keseluruhan sistem dapat memenuhi tehadap
kemampuan yang diperlukan. Menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk memberikan
garansi kesempurnaan bekerjanya seluruh sistem.
3. Gambar-gambar Perancangan
Gambar-gambar perancangan elektrikal menunjukan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : diesel generator set, transformator, panel-panel, trench
kabel, dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
4. Gambar-gambar Kerja (Shop Drawings)
Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawings) yang menunjukan tata
letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi peralatan, detail-detail, dan
sebagainya. Gambar-gambar kerja dan juga katalog, brosur dan tipe peralatan yang
akan dipasang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui. Shop
drawings harus sudah diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK 90 hari sebelum
pemasangan.
5. Gambar-gambar Sesuai Pelaksanaan (As Built Drawing)
Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam

72
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawing harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas/MK segera setelah pekerjaan selesai.

6. Standar dan Peraturan


1. Seluruh pekerjaan elektrikal termasuk perencanaan, pembuatan dan pemasangan
harus dilaksanakan mengikuti standar dalam PUIL 2000 atau terbitan terakhir, SII
atau standar-standar internasional lainnya yang tidak bertentangan dengan PUIL
2000.
2. Seluruh pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan mengikuti standar dan peraturan-
peraturan dari Pedoman Plumbing Indonesia dan jawatan keselamatan kerja
(Depnaker).
3. Seluruh pekerjaan struktur harus dilaksanakan mengikuti standar dan peraturan-
peraturan dalam PBI.
Disamping itu peraturan-peraturan setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini
harus ditaati pula. Surat izin bekerja sebagai instalator dari kelas yang sesuai dengan
pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh Kontraktor. Satu copy surat izin tersebut harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK
7. Bahan dan Tenaga Pelaksana (Material and Workmanship)
Semua bahan akan dipasang harus 100 % baru, dlam keadaan baik dan sesuai dengan
yang dimaksud. Kontraktor harus menempatkan dilapangan secara fulltime seorang
koordinator yang ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan
dapat mewakili Kontraktor dengan predikat baik. Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih
yang sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi diesel
generator set dengan baik, aman dan rapih.
1. Pemotongan dan pembobokan (cutting and patching). Kontraktor harus
bertangggung jawab pada penyelesaian/penyempurnaan semua pemotongan dan
pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk pemasangan
dari pekerjaan ini. Kecuali hanya apabila dinyatakan lain didalam gambar
perancangan.
Bagaimanapun juga setiap pemotongan atau pemasangan bagian-bagian struktural
dari bangunan harus lebih dulu mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK. Untuk menghindari adanya cutting semua inserts, sleeves, race ways
atau lubang-lubang harus diadakan selama konstruksi.
2. Sleeves dan Inserts.
Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi
harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Sleeves cadangan harus dibungkus dan
ditimbun dengan grout. Semua inserts beton diperlukan untuk instalasi peralatan
listrik, termasuk inserts untuk konduit, hangers dan supports harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.
3. Proteksi.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung
konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan, harus disumbat
atau ditutup untuk mencegah masuknya benda / kotoran.

73
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Pembersihan.
Kontraktor harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih
dan rapih selama konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor
harus memeriksa keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan
rapih, bersih dan siap pakai.
5. Pengecatan.
Semua bahan dan peralatan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera didempul dan ditutup dengan cat warna yang sesuai,
sehingga nampak seperti baru kembali
8. Syarat Pengujian
Kontraktor harus menyelenggarakan serangkaian pengujian sebagai salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyerahan pekerjaan (Acceptance Test
Procedure) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu kapan akan diselenggarakan
dan cara-cara pengujiannya kepada Konsultan Pengawas/MK. Seluruh pengujian
dilaksanakan oleh Kontraktor dan segala biayanya ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk bila pengujian harus dilakukan di Manufacturer Plant jika diperlukan.

Pengujian-pengujian tersebut meliputi :


1. Pengujian Pabrik
- Stepped Load Test (0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 % dan 110 % beban penuh)
terhadap setiap diesel genset.
- Pada penyelesaian dari pengujian semua peralatan pengatur, kecuali perlatan
untuk pengontrol sistem automatic paralleling yang akan diset dan disealed
sesudah pengujian di lapangan, harus di-sealed dan dicap oleh seorang
pengawas Quality Control.
2. Pengujian Lapangan
Pengujian yang dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan/instalasi selesai
tersebut, meliputi :
- Insulation Resistance Test
- Continuity Test
- Simulation of Excess Temperature
- Simulation of Overspeed
- Test run
- Automatic Main Failure Test
- Automatic Load Transfer Switching Test
- Automatic sequence starting dan load sharing.
Pengujian pabrik dan pengujian lapangan tersebut diadakan oleh pabrik pembuat
dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK, dan catatan-catatan hasil
pengujian setelah disahkan, harus diserahkan bersama-sama sertifikat pengujian dari
Independent International Surveyor kepada Konsultan Pengawas/MK.
9. Tanggung Jawab Pabrik Pembuat (Manufacturer's Responsibility)
Pabrik pembuat harus bertanggung jawab untuk design, manufacturer, performance,
reliability dan packaging dari seluruh komponen dan sistem yang dijelaskan dalam
spesifikasi ini, tanpa melihat apakah komponen-komponen dan sistem tersebut hasil
design dari manufacture-nya.

74
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

10. Defect Liability Period


Defect liability period harus berlaku untuk waktu dua tahun semenjak mulai dari tanggal
pengapalan peralatan, selama mana Kontraktor bertanggung jawab untuk penggantian
atau perbaikan setiap deffective design, materials atau workmanship.
11. Start Up Insurance
Kontraktor harus mempertanggungkan / mengasuransikan setiap bagian dari peralatan
diesel genset terhadap kemungkinan kerusakan, kerugian karena kerusakan,
hancur/musnah karena kebakaran, petir, gempa, topan, pencurian dan sebagianya,
selama periode start-up sampai saat penyerahan pertama.
12. Garansi Pabrik (Warranty)
Garansi pabrik harus berlaku untuk waktu selama satu tahun dari mulai saat penyerahan
kedua (Final Acceptance), selama ini pabrik bertanggung jawab untuk penggantian atau
perbaikan setiap cacat/kerusakan peralatan, komponen atau sistem, kegagalan mana
disebabkan oleh kesalahan bahan, kemampuan kerja tenaga pelaksana (workmanship)
atau Engineering.
13. Pendidikan dan Pelatihan
Sebelum penyerahan kedua, Kontraktor harus telah mengadakan semacam pendidikan
dan pelatihan selama periode tertentu kepada calon operator, yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.
Materi tentang pelatihan operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima)
set operating, maintenance and repair manual books, serta sampai mendapatkan
sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor.
14. Layanan Purna Jual
Kontraktor harus melampirkan di dalam penawaran, tentang daftar alamat di Indonesia
dari Badan Perwakilan dan Workshop dari merek diesel generator set yang ditawarkan,
serta jaminan bahwa workshop tersebut mampu memberikan jasa purna jual (after sales
service) terhadap tipe diesel generator set yang ditawarkan.
15. Uraian Sistem, Kontrol, Engine, Generator dan Peralatan
1. Data-data Sistem
a.Rating sesuai yang tertera pada gambar perancangan
b.Voltage 230/400 V AC, 4 kawat lengkap dengan sistem pembumian yang tepat.
c. Pengaturan tegangan maximum, 1 % pada tegangan minimal.
d.Phase voltage in balance, 5 % setiap fasa.
e.Frekuensi, 50 Hz.
f. Pengaturan frekuensi untuk segala kondisi beban, 3%.
g.Faktor daya beban, antara 0,85 lagging merupakan kesatuan faktor daya.
h.Kecepatan putaran, 1.500 rpm.
i. Kapasitas beban lebih, 10% dari beban penuh selama 1 jam.
Sistem tersebut diatas harus dapat dicapai untuk kondisi lapangan :
- Suhu sekeliling, 35°C
- Kelembaban, 80 %
- Sea level 5 - 10 m diatas permukaan laut.
2. Diesel Engine

75
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

1. Karakteristik
Kemampuan dan rating keluaran dari diesel engine harus sesuai standar DIN
6271 dan tidak boleh menurun sampai kenaikan suhu sekeliling sebesar 52°C.
Keluaran daya harus mampu memutar generator secara terus-menerus pada
putaran nominalnya dengan keluaran daya generator sebesar 110 % rated
keluarannya.
Putaran/speed : 1.500 rpm, tipe-4 langkah/sejajar (inline).
Perpendinginan : udara turbo charged
Sistem starting : remote
Bahan bakar : solar
2. Peralatan Engine
Masing-masing mesin diesel minimal harus dilengkapi dengan berbagai
accessories yang dipasang dimesin panel atau lainnya, antara lain sebagai
berikut :
- Governor/engine speed control type hydraulics atau electronic, dilengkapi
dengan electrical spedd fine adjustment.
- Engine starting equipment
- Lubrication oil system
Lube oil pump, lube oil tank, lube oil cooler, lube oil filter, thermostat, electric
lube oil pumping set untuk automatic prelubrication lengkap dengan timer
switch, fuel oil shut down solenoid dipasang pada panel control diesel genset.
3. Peralatan Sistem Pengawasan Engine
- Dipasang pada engine antara lain sebagai berikut :
 Thermometer untuk air pendingin
 Thermometer untuk exhaust
 Thermometer untuk lube oil
 Thermometer untuk charging udara

- Dipasang pada panel diesel :


 Lube oil pressure gauges pada sebelum dan sesudah lube oil filter
 Pressure gauge untuk fresh water
 Pressure gauge untuk charging udara
 Tachometer
 Elapsed time meter
4. Peralatan Sistem Monitoring / Protection Engine, antara lain :
- Sensors untuk lube oil level (alarmed dan stopped engine)
- Sensors untuk lube oil pressure (alarmed dan stopped engine)
- Sensors untuk lube oil temperature (alarmed dan stopped engine)
- Sensors untuk fresh water pressure (alarmed dan stopped engine)
- Sensors untuk fuel pressure (alarmed)
- Sensors untuk high turbo charging air temperature (alarmed)
- Overspeed relay (stopped engine)
- Ratio differential relay (alarmed and stopped engine)
- Over voltage relay (alarmed and stopped engine)

76
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Under voltage relay (alarmed and stopped engine)


16. Altenator
1. Karakteristik
Rated keluaran sesuai yang tertera pada gambar perancangan, Prime Power.
- Generator 4 kutub, tegangan keluaran 230/400 V AC, 3 fasa, 50 Hz
- Brushless exciter
- Insulation class H
- Radio interference filter
- Over voltage protection with adjustable time delay to avoid nuisance tripping.
2. Ketentuan-ketentuan lain
Generator harus dari tipe self ventilated rotating field dan tipe synchronous.
Generator harus bisa menanggung beban secara terus-menerus pada faktor daya
0,85 dengan rating kW dari diesel generator set tersebut, dan dapat melayani beban
10 % lebih dari gross kW rating, untuk selama 1 jam terus menerus, untuk setiap
periode 24 jam pada tegangan nominal.
Generator harus langsung digerakkan dari crank shaft mesin, jika perlu generator
dapat ditambah impeller yang dipasang pada rotor untuk pendingin generator.
Generator harus diproteksi terhadap beban lebih dan kesalahan-kesalahan lebih kecil
dari pada ketahanan generator.
- Reaktansi Generator
Reaktansi sub transient dari generator tidak boleh lebih dari 25 %. Penggunaan
reaktor dan resistor untuk mendapatkan reaktansi yang ekivalent yang sama,
tidak diperbolehkan. Pembumian titik netral dari generator secara terpisah.
- Eksitasi dan Sistem Pengaturan Tegangan
Sistem diatas harus sudah termasuk static exciter voltage regulator, termasuk
juga alat-alat pelengkap dan alat-alat kontrol dan wiring (SRCR).

Sistem ini dapat melayani dengan baik pada keadaan generator beroperasi
secara individu.
Sistem dari tipe : solid state dan mempunyai steady state regulation 2 % dari 0,8
langging ke faktor kerja satu. Sistem ini harus bekerja dengan baik pada
keadaan beban overload simetris dan pada keadaan hubungan singkat lainnya
yang masih dalam kapasitas generator.
- Peralatan Semi Conductor.
Pemilihan dan pemakaian dari peralatan semi conductor yang dipergunakan
dalam generator sets dan semua peralatan kontrol harus sesuai dengan standar
pabrik. Rectifier harus mempunyai rating tidak kurang dari 1 sampai 1,5 kali
tegangan puncak dan arus, yang diperhitungkan pada setiap kondisi operasi dari
generator.
3. Panel Generator Set Auxiliary
Lemari untuk "Panel Board" harus mempunyai ukuran yang proposional, seperti
dipersyaratkan untuk "Panel board" menurut kebutuhan, sehingga untuk sejumlah
dan ukuran kabel-kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
a. Tipe
Switchgear tegangan rendah harus tahan terhadap udara lembab dab panas

77
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

untuk pasangan dalam (indoor).Seluruh komponen harus di-finish sesuai dengan


kondisi tropis. Panel adalah tipe tertutup (enclosed) dan free standing.
b. Standar
Panel harus dibuat mengikuti syarat/standar dalam PUIL 2000 atau standar-
standar internasional lainnya (IEC, VDE/DIN, BS, NFC, NEMA, JIS).
c. Karakteristik Panel
- Tegangan kerja : 400 V
- Tegangan uji : 3.000 V
- Tegangan uji impuls : 20.000 V
- Frekuensi : 50 Hz
- Arus nominal rel : …. A
- Arus hubung singkat : 100 kA
4. Remote Control Panel
- Remote control panel yang ada di ruang panel terdiri dari :
 Generator control panel
 Engine control panel
 Announciator panel
 Main outgoing unit dan synchronizing panel.
Secara keseluruhan berfungsi menyelenggarakan auto/manual start-stop control,
monitoring diesel engine dan generator, auto/manual synchronizing, auto/manual
parallel/deparallel operation, auto/manual load transfer operation.
- Engine Control Panel
Panel kontrol engine minimum harus berisi peralatan - peralatan sebagai berikut :
 1 temperature indicator untuk air pendingin
 1 temperature indicator untuk lube oil
 1 tube oil pressure indicator sebelum lube oil filter.
 1 tube oil pressure indicator sesudah lube oil filter.
 1 tachometer
 1 elapsed time meter
 1 lot signal lamp
 1 lot control switch
 1 lot selector switch auto - stop - run.
- Generator Control Panel
Panel control generator minimum harus berisi peralatan-peralatan sebagai
berikut :

 1 volt meter
 1 volt meter selector switch
 1 amper meter
 1 amper meter selector switch
 1 cos phi meter
 1 kW meter
 1 kWh meter
 1 lot signal lamp (merah, kuning dan hijau)
 1 lot indicating lamp

78
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 1 lot fault indicating lamp


 1 set indicating lamp untuk status posisi main breaker
 1 control switch untuk governor motor
 1 control switch untuk pengaturan tegangan
 1 push button switch untuk emergency stop
 1 push button switch untuk lamp test, bell cancell dan fault reset
 1temperature indicator untuk stater winding dan bearing.
 1 speed relay
 1 voltage relay
 1 bell Alarm
 1 automatic synchronizing device
 1 set load sharing device
 1 set auxiliary relay
 1 set time limiting relay
 1 set over current relay
 1 set earth fault relay
 1 set reverse power relay
 1 set fuse TR.
Indikator-indikator minimum yang harus dipasang adalah :
 1 generator winding temperature too high (shut down)
 1 bearing temperature too high (shut down)
 1 lube oil level low (alarming)
 1 lube oil level too low (shut down)
 1 lube oil pressure low (alarming)
 1 lube oil pressure too low (shut down)
 1 lube oil temperature high (alarming)
 1 lube oil temperature too high (shut down)
 1 fuel pressure low (alarming)
 1 overspeed (shut down)
 1 generator over current (shut down)
 1 generator over voltage (shut down)
 1 generator under voltage (shut down)
 1 generator reverse power (shut down)
- Konstruksi Panel
a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus arus (MCCB/ACB),
pemutus arus (CB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam
lemari tersebut telah off/mati.

79
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan / interlock harus


dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikal dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan
diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing
terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
e. Tiap kubikal terdiri dari bagian sebagai berikut :
- Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.
- Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa,
sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/mati.
Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium.
- Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
- Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu
atau warna lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
g. Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari tipe moulded case
circuit breaker (MCCB).
Manually operated, dilengkapi mekanisme operasi yang trip free dari tipe
Quick make, Quick break. CB /MCCB / ACB harus mempunyai besaran-
besaran amper frame (AF) dan amper trip (AT) pada suhu keliling 40°C
seperti pada gambar, 660 V rating dan kemanpuan pemutusannya pada 380
V sebagaimana tertera pada gambar.
CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah main interlock harus dari jenis 4
(empat) kutub dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor
operated, breaker) untuk cabang-cabang lainnya motorized Circuit breaker
diberikan notasi M seperti terdapat pada gambar. CB/MCCB/ACB harus dari
merek ABB, MG.
h. Panel/kubikal harus dilengkapi dengan rele pengaman terhadap kesalahan
hubungan kebumi (earth/ground fault relay), dan kelengkapan rele
pengaman lainnya (over current relay, reverse power relay dan lain-lain)
sebagaimana tertera pada gambar perancangan.
Busbar utama dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus terus-menerus sekurang-kurangnya
sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating amper frame pemutus dayanya
(CB, MCCB, ACB).
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 98%.

80
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000.


Fasa : merah, kuning dan hitam
Netral : biru
Pembumian : kuning &hijau
i. Kontaktor Magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 V, 50 Hz dan tahan
bekerja kontinu pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup
dengan sempurna pada 85 % tegangan mental. Kontaktor Magnetik harus
dari Telemekanik atau yang setara.
j. Pemberian Tanda Pengenal.
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
k. Sistem Pembumian.
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada Rel Pembumian.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan
pita tembaga Fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
l. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai
berikut :
Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan
(equipment), (panel, genset, kabel), detail-detail pemasangan dan de tail-
detail pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pemasangan.
m. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan
mengalamai kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan diatas, maka
pabrik bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai
peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat setelah mengalami oleh
Konsultan Pengawas.
n. Pengujian.
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat
pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :
- Test kekuatan tegangan impuls
- Test kenaikan temperatur
- Test kekuatan hubung singkat
- Test untuk alat-alat pengaman
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel danalat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
o. Pendidikan dan Latihan.

81
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemilik tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan 5 copy operating/mainterance dan repair manual, segala
sesuatunya atas biaya Kontraktor.
17. Spare Parts dan Tools
Suku cadang untuk operasi sampai 2.000 jam, bagi parts yang perlu sering diganti
sesuai anjuran pabrik. Spare parts dan tools minimal antara lain sebagai berikut :
- 2 sets standard tools
- standard spare part (direkomendasi oleh pabrik 2.000 jam operasi).
Bentuk form data tersebut adalah sebagai berikut :
(Wajib diisi oleh Kontraktor dan dimasukkan pada penawaran).
- Job ..................... - Engine make ..…...........
- Fuel ..................... - Model .................
- Number of units ……….......... - Starting ….............
- Item Information by Bidder
- Number of cylinder ........................
- Arrangement (Vertical, In line) ........................
- Vertical, V type ........................
- Turbo Charged ........................
- Cycles ........................
- Cylinder Diameter ........................
- Piston Stroke ........................
- Rpm at full load ........................
- Piston Travel, full load ........................
- Weight of engine, operating ........................
- Over all dimension ........................
- Brake house power, full load ........................
- Fuel injection pressure ........................
- Fuel injection temperature ........................
- Pressure of air cutsing cylinder ........................
- Temperature of air cutsing cylinder ......................
- Fuel Consumption ........................
- Pressure, lubricating oil system ........................
- Lubricating oil cooling water ........................
- Water Temperature entering cooler (range) ........................
- Oil temperature drop in cooler ........................
- Oil pressure drop in cooler ........................
- Water pressure drop in cooler ........................
- Water for engine cooling system ........................
- Water temperature entering enginejacket ........................
- Water temperature leaving engine jacket ........................
- Water pressure required engine jacket ........................
- Circulating water through engine cooler ........................
- Temperature circulating water entering cooler ........................
- Temperature, exhaust gas leaving enginer ........................
- Normal noise level of engine, full load ........................
18. Instalasi Sistem Bahan Bakar Generator Set

82
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

1. U m u m
- Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
menyediakan seluruh pekerja, material, perlengkapan, peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan sistem penyimpanan dan pemipaan bahan
bakar, sehingga dapat beroperasi secara benar dan sempurna.
- Serta melaksanakan pengujian untuk mengetahui sistem bekerja secara
sempurna.
- Gambar-gambar perancangan dan spesifikasi teknik adalah merupakan bagian
yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar
perancangan dan spesifikasi bersifat mengikat.
- Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui Konsultan
Pengawas/MK.
2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan
- Penyediaan dan pemasangan tangki penyimpanan bahan bakar (main tank)
yang dilengkapi dengan pipa-pipa :
a. Pengisi dari mobil supply bahan bakar, pipa dilengkapi dengan flow oil
meter.
b. Pengisian ke tangki harian.
c. Pipa over flow dari tangki harian.
d. Pipa drain tangki utama yang dilengkapi dengan strainer dan gate valve.
e. Pipa vent.
- Penyediaan dan pemasangan tangki harian, support tangki harian, dan
dilengkapi dengan gelas pengukur, lubang tempat pembersih dan pipa-pipa :
a. Pengisi dari tangki utama
b. Pipa over flow
c. Pipa drain yang dilengkapi dengan gate valve
d. Pipa pengisian bahan bakar ke diesel
e. Pipa over flow dari mesin diesel
f. Pipa vent.
- Penyediaan dan pemasangan gate valve dan check valve
- Penyediaan dan pemasangan pipa dan katup untuk pengukuran dengan batang
pengukur, berikut batang pengukur yang terbuat dari tembaga atau kuningan.
- Penyediaan motor dan pompa untuk pengisian bahan bakar ke tangki harian
dan manual hand pump.
- Penyediaan bak kontrol untuk pipa-pipa pengisian dan vent.
- Penyediaan bak kontrol untuk lubang pipa pengukur bahan bakar minyak.
- Penyediaan bak kontrol untuk suatu saat jika diperlukan untuk membuka
penutup tangki utama.
3. Teknik Instalasi
- Umum
Semua pipa yang menyambung pada tangki utama atau tangki harian harus
melalui socket yang berulir dan dilas dengan sempurna pada dinding tangki.
Penyambungan socket dengan pipa harus di seal tape dengan sempurna tanpa
adanya kebocoran sedikitpun.

83
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Pipa-pipa penghubung dari tangki harian ke tangki utama yang ditanam harus
dibersihkan dengan amplas besi, kemudian di flincote dan dibungkus memakai
karung.
- Sedangkan pipa-pipa yang dipasang diatas permukaan, harus dibersihkan
dahulu dengan amplas besi, lalu dicat dengan cat meni besi, kemudian dicat lagi
dengan cat aluminium (bronze).
- Semua bak kontrol harus dibuat lengkap dengan penutup yang dapat dibuka
guna pengontrolan.
- Tangki harian maupun tangki utama harus dilengkapi dengan pipa ventilasi, pipa
drain dan main hole.
- Tangki bahan bakar harian terbuat dari besi plat 3 mm, yang diberi penulangan
dengan besi siku 60 x 60 x 6 mm.
- Antara besi penulangan dengan besi plat tangki di las secara penetrasi penuh
sebanyak dua kali (but welded/pengisian dan full welded).
- Pengelasan tangki dilakukan dari luar dan dalam tangki.
- Tangki bahan bakar tangki utama terbuat dari besi plat 8 mm, yang diberi
penulangan dengan besi siku 120 x 120 x 12 mm.
- Cara pengerjaannya sama seperti cara pengerjaan tangki harian.
- Tangki harian maupun tangki utama selesai dilas dibersihkan dengan memakai
sikat kawat, kemudian dibersihkan,lalu dicat dengan cat menie besi, setelah
kering lalu dicat lagi dengan cat aluminium.
- Khusus untuk tangki utama, karena diletakkan di bawah tanah, sehingga
diatasnya harus dibuatkan lubang diameter 1,5" dan dipasang potongan pipa
sepanjang 0,5 m, kemudian dilas ke dinding tangki tersebut dan bagian atas
dari pipa diberi tutup (plug) yang dapat dibuka pada waktu akan dimasukkan
batang pengukur bahan bakar.
- Tangki harian harus dipasang float valve yang akan mengontrol motor pompa
pengisian bahan bakar.
- Untuk tangki harian harus dibuatkan penyangga setinggi ± 1,5 m dari pipa
block steel diameter 3" dan diberi penguat memakai besi siku 50 x 50 x 5 mm
dan dicat sesuai dengan warna tangki.
- Baik untuk tangki harian maupun tangki utama harus diberi pipa penguras
(drain). Untuk pipa penguras tangki utama harus dihubungkan dengan gear
pump (pompa minyak) yang dapat menyedot keseluruhan minyak dari tangki
utama. Pipa penguras sebelum dipasang di gear pump harus melalui strainer
dan gate valve.
- Pengisian bahan bakar dari tangki utama ke tangki harian dengan gear pump
dan di back up dengan manual hand pump.
- Semua instalasi pipa bahan bakar harus diuji dengan dua kali daya kerjanya.
- Tangki harian dan tangki utama harus diuji dengan jaminan dari Kontraktor.
- Tangki harian harus dilengkapi level switch dengan deteksi elektroda.
4. Peralatan Sistem Bahan Bakar
- Plat tangki harian terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3 mm.
- Plat tangki bahan bakar tangki utama terbuat dari besi plat tebal 8 mm.
- Motor pompa minyak/gear pump untuk motor pompa pengisian dan untuk motor
pompa pengurasan :

84
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Motor :
 Daya disesuaikan kebutuhan, minimal 1,5 HP
 Putaran 1.500 rpm
 Tegangan 220 V
 Frekuensi 50 Hz.
Pompa BBM :
 Kapasitas disesuaikan kebutuhan minimal 30 liter/menit.
 Total head disesuaikan kebutuhan minimal 12 m.
- Pipa :
Pipa untuk bahan bakar dari jenis black steel, medium class, ukuran-ukuran
pipa disesuaikan dengan gambar perancangan.
5. Persyaratan Bahan/Material
- Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan didaerah tropis, serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.
- Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi ini tanpa biaya ekstra.
- Untuk komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus
dipilih yang mudah didapat dipasaran bebas.

85
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 39
II. INSTALASI PENANGKAL PETIR
1. Scope Pekerjaan
a. Pembuatan dan pemasangan Sistem Electrostatic Field (EF).
b. Pengukuran tahanan sistem max 2 ohm.
2. Ketentuan / Syarat Teknis
a. Pemasangan instalasi penangkal petir harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku :
 PUIL 2000
 AVE
 VDE
b. Pedoman Penangkal Petir SKB : 1.5.53.1987/UDC: 699-887.2
c. Pembuatan dan pemasangannya sesuai gambar rencana.
d. Pengurusan.
3. Ketentuan Sistem
Penangkal Petir yang dipakai adalah Sistem Electrostatic Field (EF), merk sekualitas EF
Carrier System of Lightning Protectron, Prevection, LPI Guardian.
4. Pemasangan :
a. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku sistem konvensional.
- Electrode dipasang pada ketinggian sebagaimana tercantum pada gambar.
- Pemasangan pada rangka/tiang pipa galvanis 0 2" dan o,/ 1 1/4".
- Pemasangan tiang dipasang kuat pada rangka/atap beton.
b. Earthing Conductor :
- Dipakai coaxial cable 50 mm2 atau NYA 1x70 mm2.
- Menyalurkan arus petir ke bumi tanpa menimbulkan efek listrik terhadap obyek
sekitar.
- Mencegah adanya induksi.
- Mencegah adanya lompatan arus listrik/kilat samping.
- Transient Absrorption Technology (TAT) mencegah adanya primary lightning
overvoltage.
- Mampu menerima tegangan samparan hingga 250 KV.
- Memiliki 2 penghantar, inner dan outer, 2 x 35 mm2, total diameter 31 mm, berat
1,5 kg/mm. Tekukan pemasangan 0,6 m.
- Insulation : special flame retardent composition.
c. Rod Electrode.
- Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 1/4" dengan ujungnya
disambung dengan pipa tembaga diameter 11/4" sepanjang 60 cm (atau
disambung dengan tembaga masif 1 1/4" sepanjang 60cm).
Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10 cm, bila dipakai tembaga masif
bagian ujung diruncingkan sepanjang 10 cm.
- Earthing Conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2 atau coaxial 70 mm2.
- Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan 1,5 meter.
Rod Electrode ditanamkan ketanah sampai ujung pipa tembaga mencapai air tanah
(lebih dari 4 meter).
d. Pengukuran tahanan system :

86
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol dengan
megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran). Tahanan
maksimum 2 (dua) Ohm R System 2 (dua) Ohm.

PASAL 40
III. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. UMUM
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan yang dipasang dengan spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang disyaratkanpada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkup pekerjaan Telepon
Sebagaimana tertera dalam gambar rencana, kontraktor pekerjaan instalasi telepon ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan.Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Janction Box ( JB)
2. Pengadaan dan pemasangan, pengujian perkabelan mulai dari MDF, JB samapi ke
Outlet telepon
3. Melakukan testing, Commissioningdan training.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Central PABX telepon
5. Menyerahkan buku Instruction Manual ( Bahasa Indonesia )
6. Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja (shop drawing) instalasi telepon.
2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus memenuhi dan/atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
 Pesawat telepon Standard
a. Incoming Call Loudness Control
b. Ringer Control (high, low, off)
c. Mute button
d. Radial Button
e. Transfer Button
 Pesawat telepon Central PABX
Secara garis besar Central PAB dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Full Digital.
b. Rectifier, Therristor control dan Automatic flot Gharger 220/240 V, 50 HZ dengan
voltage deviation 10%.
c. Battery/Accu Lead Acid maintenance free dengan kapasitas yang dapat memback
Up sistem minimal selama 30 menit.
d. Surger Arrester.
 Central telepon ini juga harus mempunyai fasilitas/features minimal sebagai berikut :
a. Recorded Announcement.

87
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b. Intercom blocking.
c. Do Not Disturb.
d. Classes of Service.
e. Speed Calling.
f. Music on Hold.
g. Multi Party Conference.
h. Automatic Call Back.
i. Call Hold.
j. Call Pick Up.
k. Call Transfer.
l. Billing System.
m. Night Audit.
n. Night Service.
o. Kapasitas sesuai gambar.
 Facsimile
a. Machine type : desk top type tranceiver
b. Document type : 2577 mm (B4 type) max
c. Speed : 8 – 10 dots.mm horizontal
3,85 – 5 lines/mm vertical
d. Modem Speed :9600/7200/4800/2400/1200 bps

3. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN


a. Kotak Hubung
1) Penyambungan kabel di dalam Kotak Hubung harus mempergunakan LSA
konektor.
2) Kabel yang masuk dan keluar ke/dari Kotak Hubung harus memakai kabel Gland
dan tanda, untuk mengidentifikasikan, Rute kabel dengan memakai “Cable
Marking”.
3) Semua Kotak Hubung harus ditanahkan.
4) Kotak Hubung diperkuat ke lantai bangunan dengan 4 buah dynabolt ukuran 5/8” x
2” dan antara lain dengan Kotak Hubung harus dipasang karet setebal 2 mm.
5) Kotak Hubung Bagi dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½“ x 2”
sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.
b. Kabel
a. Semua kabel dipasangdalam konduit dan diklem ke struktur bangunan dengan
sadle klem.
b. Semua kabel harus mempunyai isolasi min. 20 M.ohm terhadap gedung.
c. Trunking kabel dan tangga kabel
a. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis vertical.
b. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.
c. Trunking kabel digantung di lantai dengan dynabolt berukuran ½” x 2”.
d. Terminal Pesawat Telepon (JBPT)
Terminal ini dipasang pada ketinggian 150 cm dari lantai dan harus di grounded
dengan tahanan maksimal 0,2 Ohm.
e. Konduit

88
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang
bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimal 1 ½ x diameter
kabel.
4. PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari TELKOM dan Pabrik
pembuat.
5. PRODUK, BAHAN, DAN PERALATAN
Bahandan peralatan harus memenuhi spsifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Adapun bahan dan
peralatan yang digunakan pada dasarnya ada di daftar material.
PABX : Panasonic, Siemens, Samsung
Kabel : Supreme, Kabelmetal, Kabelindo
Outlet Telpon : MK, Clipsal, Panasonic
Conduit : Ega, Clipsal atau setara

PASAL 41
IV. PEKERJAAN TATA SUARA
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini atau tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
terdapat perbedaaan antara spesifikasi bahan dan/atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkup Pekerjaan Sistem Tata Suara
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi
Sistem Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Sistem Suara yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata Suara,
meliputi unit sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio
amplifire).
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan
Junction Box (JB-TS).
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loudspeaker) sesuai
dengan gambar rencana.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak
hubung bagi dengan alat pengeras suara disetiap lantai.
g. Memberi garansi selama 1 tahun tanpa tambahan biaya.
h. Melakukan testing, commissioning dan training.

89
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

i. Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja instalasi tata suara.


2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan teknis sebagai
berikut:
a. Kotak Hubung Bagi
Kotak Hubung Bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat
bakar Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung bagi dan terminal penyambungan
kabel. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah
kabel yang keluar/masuk.
b. Kabel
Kabel-kabel distribusi dari MDF ke Junction Box menggunakan kabel jenis NYMHY
Multi core dengan jumlah kawat sesuai gambar rencana. Kabel penghubungke
masing-masing loudspeaker menggunakan jenis NYMHY 2 x 1.5 mm 2.
c. Konduit
Jenis konduit dalam gedung yang bisa dipakai adalah PVC konduit.
d. Peralatan Sentral
1) Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :
a. Power Amplifier.
b. Sound Management.
2) Loudspeaker yang diperlukan:
a. Ceiling speaker
b. Horn Speaker
c. Wall Speaker
d. Column Speaker
3) Spesifikasi teknis peralatan utama :
a. Call Station Input Module
- Input Impendasi : >5 k ohm pada frekwensi > 200 Hz
- Impendasi Output : < 50 ohms pada 1 kHz
b. Music Input Module
- L & R Impendasi Input: Asimetris, 47 k ohm
- Tegangan Input : Minimal 2,5 mv. Nominal 2,75 mv
- Respon Frekwensi : 50 - 15000 Hz
- General Tone Control
 Bass : 50 Hz pada +/- 10 dB
 Treble : 10 kHz pada +/- 10 dB
c. Zona Relay Module
- Tegangan/arus suplai : + 42 V (+/- 2 V) @ 78 mA max
+ 5 V (+/- 0,5 V)@ 9 mA max
- Tegangan max yang diizinkan : 100 V AC
- Arus max yang diizinkan : 45 A AC
d. Control Relay Module
- Fault Relay No.1 : Make/break contacs (single pole, double throw)
- ControlRelay : Relay 2-8 : make/break contacts
Relay 9-12 : make contacts
e. Call Station
- Input Mikrofon : - Level input nominal: 84 dB SPL

90
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Level input maximal: 143 dB SPL (1 Pa = 94 dB SPL)


- Level output dengan 3 mv SPL
Dan 1 veff (0 dBV) +/- 3 dB : Vo = 0,1
- S/N Ratio pd output nominal : > 62 dB
- Release time : 200-300 mes cs
f. Control Input Module : Menerima signal tegangan 24 V
DC dari MCPFA
g. Line Output Module : Pencapur signal dari beberapa input audio
h. Ceiling Speaker
- Power handling capacity : 6 watt (di Tap pada 1,5 watt)
- Input Impedance : 1 k ohm
- SPL : 88 dB pada 1 kHz dengan input 1 watt
- Frequency range : 70 – 20000 Hz
i. Horn Speaker
- Power handling capacity : 10 watt
- Input Impedance : 1 k ohm
- SPL : 107 dB
j. Wall Speaker
- Power handling capacity : 6 watt (di Tap pd 3 W)
- Input Impedance : 1 k ohm
- SPL : 90 dB

k. Cassette Player
- Frequency response : 30 – 10000 Hz
- Distorsion :1%
- S/N Ratio : 50 d
l. Radio Tunner
- Tuning control auto/manual switch able
- Impendasi output 10 K ohm un balanced
- Band : AM/FM
m. Power Amplifire
- Frequency respose : 20 – 20000 Hz ± 3 dB
- Power output : 240 W
- Line Voltage : 50 V, 70 V, 100 V
- Noise Level : 70 dB
- Input Sensitivity : 0 dBs/775 Mv
n. Column Speaker
- Power Handling Capacity : 12 watt
- Input Impedance : 1 k ohm
- SPL : 98 dB
- Frequency range : 125 – 15000 Hz
- Type : Outdoor
3. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
a. Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
digrounding dengan tahanan maximum 2 ohm.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.

91
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

c. Kotak Hubung Bagi.


d. Kotak Hubung ini diletakkan sesuai gambar rencana disetiap lantai pada ketinggian
150 cm dari lantai. Pemasangan Kotak Hubung ini memakai dynabolt ½” x 2”
sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/keluar Kotak Hubung ini harus melalui
kabel gland serta memakai flexible conduit.
e. Kabel dan Konduit
1. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
2. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertical harus dipasang pada tangga
kabel.
3. Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
f. Trunking kabel dan tangga kabel
1. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis vertical.
2. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.
3. Trunking kabel digantung di lantai bangunan dengan dynabolt berukuran ½” x 2”.
g. Alat Pengeras Suara
Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan di lapangan.
4. PENGUJIAN
a. Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
b. Pengukuran dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
5. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN
Bahandanperalatan harus mempunyai spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi tugas.
Peralatan Tata Suara : TOA, Bosch atau setara
Kabel : Supreme, Kabelmetal, Kabelindo
Conduit : Ega, Clipsal atau setara

PASAL 42
V. PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISI (CCTV)
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan CCTV
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Instalasi CCTV
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut:

92
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sistem CCTV.


b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk instalasi sistem.
c. Melakukan Testing, Commissioning&Training.
d. Pengadaan dan pemasangan kabinet rack dan meja control untuk peletakan
monitor CCTV dan peralatan lainnya setelah dikoordinasikan dengan Interior.
e. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga keaslian yang
terpasang). Pengadaan, pemasangan & pengujian interface modul dengan sistem
yang lainnya.
2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
a. CCTV System
CCTV System adalah sistem keamanan yang melakukan pengawasan dan
pemantauan suatu area melalui teknologi video yang dapat diamati atau dianalis dari
suatu ruang kontrol oleh tenaga keamanan selama 24 jam.
Pada dasarnya CCTV System terdiri dari tiga perangkat utama, yang pertama
perangkat kamera yang dalam beberapa situasi membutuhkan perangkat pendukung
kamera untuk meletakkan, melindungi maupun menggerakkankamera dan lensa-
lensanya. Yang kedua perangkat monitor. Secara sederhana, kamera dapat
digambarkan sebagai perangkat input, dan monitor sebagai perangkat output. Kedua
perangkat tersebut akan menjadi sebuah sistem yang kompleks apabila terdapat lebih
dari satu kamera maupun monitor antara lain bagaimana menentukan kamera yang
gambarnya akan ditampilkan, bagaimana mengatur tampilan gambar yang diinginkan
dan bagaimanaperekamannya. Di sinilah peranan perangkat ketiga yaitu perangkat
controller dan recorder.
b. Camera, Lensa dan Bracket
Camera, Lensa dan Bracket merupakan kesatuan peralatan yang berfungsi untuk
memantau/mengawasi keadaan suatu daerah/areal. Kombinasi jenis kamera dan
lensa yang digunakan sangat berpengaruh pada kualitas gambar yang ditampilkan.
Sedangkan posisi penempatan perangkat tersebut akan sangat berpengaruh pada
apa yang ingin ditampilkan pada monitor dan tujuan dari perencanaan pengadaan
CCTV.
Kamera, Lensa dan Bracket secara sederhana dapat dibagi dalam dua Kategori.
Kamera : fixed dan moving.
Lensa : fixed dan zoom.
Bracket : fixed dan moving (pan & tilt)
 Fixed Dome Colour Camera
Fixed Dome Colour Camera adalah ¼ inch CCD DSP colour camera yang
berbentuk dome. Fixed dome dilengkapi dengan lensa 3 mm dan 6 mm.
Dome Camera Pan/Tilt&Zoom Day/Night Outdoor Type adalah 1/6 inch ITCCD high
resolution colour camera yang berbentuk dome, mempunyai lensa zoom, high
speed pan/tilt motor 360°/second (Pan) 90°/second (Tilt), Automatic Focus dan Iris.
 Dome Housing
Dome Housing adalah rumah kamera setengah lingkaran yang berfungsi
melindungi kamera dari hal-hal yang dapat merusak camera, baik disebabkan oleh
hujan, panas, debu dan lain sebagainya.
 TV Monitor

93
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

TV Monitor adalah merupakan alat yang menerjemahkan isyarat elektronik yang


dikirim oleh kamera menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
CCTV monitor yang digunakan berdiagonal 21”. Jenis monitor yang digunakan
adalah yang didisain khusus untuk sistem CCTV.
Dapat beroperasi 24 jam terus menerus dan mempunyai tingkat radiasi yang
rendah.
 Video Controller and Recorder : Digital Recorder and Transmission System. Digital
Recorder and Transmission adalah perangkat digital yang merupakan pusat dari
suatu sistem CCTV, baik dari ruang kontrol maupun dari lokasi remote untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut dalam waktu yang bersamaan :
a. Live viewing (full screen atau multiple images)
b. Recording
c. Playback
d. Searching
e. Back Up
f. Remote Access
Video controller juga dapat mengatur perekaman pada kamera yang harus real time
dan pada kamera yang mana yang tidak atau apabila tidak ada pergerakan pada
area tertentu maka kamera itu tidak akan direkam dan bisa diset sesuai kebutuhan.
Video controller ini harus bisa berkomunikasi dengan perangkat lain atau open
protocol terhadap sistem security yang lain seperti Fire Alarm, Access Control.
 Integration into bulding.
 management system : via http- and optional OPC interfaces.
 Site maps : Web browser.
 Multitasking : pentaplex functionality.
 Sharp, detailed picture.
 Full Alarm Action.
 Frame Freeze.
 Remote Operation.
 Log in Password connect to LAN.
 Built in ethernet card.
 Camera’s frame rate flexibility setting.
 Built in motion detection.
 Support camera with individual IP address.
 Smart search with motion in definable image areas.
 Station Video Manager
Station Video Manager adalah peralatan CCTV system yang digunakan untuk
menghubungkan/menggabungkan lebih dari satu video controller dan recorder
sehingga antar satu video controller dengan video controller lainnya saling
berhubungan dan centralized monitor.
 Pan/Tilt Drive
Pan/Tilt adalah kedudukan kamera yang dapat bergerak ke kanan/kiri (pan) dan ke
atas bawah (tilt) secara manual maupun otomatis.
Jenis pan/tilt build in di dalam dome camera. Untuk mengatur gerakan Pan/Tilt
secara manual digunakan perangkat kontrol.
 Digital Pan/Tilt Lens Controller

94
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Digital keyboard berfungsi untuk mengoperasi/mengontrol digital video controller


recorder dan mengontrol fungsi kamera, pan/tilt motor, iris dan zoom lens, sistem
programming.
 Kabel
 Kabel yang dipakai untuk instalasi CCTV harus dari jenis coaxial Cable RG - 6U
untuk sinyal Video dan untuk kontrol Twisted Shielded 16 AWG 2 Pair.
 Kabel yang dipakai dari video-controller ke station video manager menggunakan
UTP yang ada pada jaringan LAN (Local Area Network)
 Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC konduit high impact dengan diameter
dalam minimal 1,5 x diameter kabel.
3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
 Unit kamera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance (lihat gambar).
 Penempatan Sentral Monitor supply harus ditempatkan di ruang security yang dijaga
24 jam.
 Kamera ditempatkan sesuai gambar rencana.
 Video controller ini ditempatkan di ruang panel pada rack 19” sesuai gambar rencana.
 Semua kabel yang masuk/keluar kotak panel rack 19” ini harus melalui kabel gland
serta memakai flexible conduit.
 Kabel dan Conduit
i. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
ii. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus menggunakan flexible conduit.
 Trunking Kabel dan Tangga Kabel
1) Tangga kabel harus dipasang horizontal.
2) Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dinabolt
berukuran ½" x 2" pada jarak 75 cm.
3) Kabel tray digantung di lantai bangunan dengan dinabolt berukuran ½"x2".
4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan utama maupun
akesorinya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang keagenan peralatan
tersebut.
5. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/MK.
Peralatan CCTV : Samsung, Panasonic atau setara
Kabel : Supreme, Kabelmetal, Kabelindo
Conduit : Ega, Clipsal atau setara

95
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PASAL 43
VI. PEKERJAAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dpersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
bagi pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa ada tambahan biaya.
b. LINGKUP PEKERJAAN
Seperti yang tertera dalam gambar rencana Pemborong pekerjaan Sistem Jaringan
Komputer (LAN) ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Jaringan Komputer (LAN) yang dimaksud adalah
sebagai barikut :
a. Pengadaan dan pemasangan Rack dan Peripheral.
b. Pengadaan dan pemasangan Switch HUB Central dan Cabang.
c. Pengadaan dan pemasangan Outlet Komputer.
d. Pengadaan dan pemasangan Modular Jack.
e. Pengadaan dan pemasangan Trunking Cable.
f. Pengadaan dan pemasangan jaringan instalasi sistem LAN.
g. Penyambungan instalasi Switch HUB (Central) ke Switch HUB Cabang tiap lantai
dan ke Server serta ke outlet komputer.
h. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga keaslian
peralatan yang terpasang dilapangan).
i. Malakukan labelling, testing, Commisionning dan Training.
2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus memenuhi dan/atau sesuai persyaratan
teknis. Untuk komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus
dipilih yang mudah didapat dipasaran.
Semua peralatan sistem ini disarankan produksi Eropa dan telah dikenal mempunyai
reputasi baik dalam sistem.
Syarat Teknis/Umum:
1. Semua bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup dan
sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
2. Bahan atau peralatan yang dari klasifikasi atau tipe yang sama diminta merek atau
dibuat oleh pabrik yang sama.
3. Perangkat harus dapat beroperasi dengan baik dalam ruang yang tidak dilengkapi
dengan Air Condition (suhu 40 °C dengan Relative Humidity (RH 70 %))
4. Penambahan kapasitas dimasa datang sesuai dengan perencanaan yang dapat
dilakukan dengan mudah tanpa mengakibatkan gangguan pada operasi sistem yang
ada.
5. Hubungan antara modul – modul dan unit menggunakan sistem plug-in.
6. Dalam keadaan normal sistem harus dapat bekerja dengan sumber daya utama
gedung baik Power dari PLN maupun Genset 220V – 50 HZ.

96
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

7. Setiap outlet diberi label dan dituangkan dalam As Built drawing yang berguna untuk
kemudahan dalam maintenance maupun mengatasi trouble shoting.
8. Rack 19” 42 RU freestanding terdiri dari :
a. Roof Mounted fan Tray.
b. Ventilated shelf.
c. Telescopic sliding shelf.
d. Vertical Power Distribution 12 holes.
e. Patch panel 24 Port.
f. Wiring instalasi.
g. Automatic KVM swithc kapasitas 4 Server.
3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
1. Jaringan kabel data/Local Area Network (LAN)
Sistem Jaringan kabel data/Local Area Network harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Memperhitungkan jarak antara pusat data dengan titik outlet terjauh, yang
terhubung ke Server.
b. Menentukan sistem LAN terbuka sehingga berbagai aplikasi dapat dijalankan
dengan baik tanpa hambatan.
c. Tidak dibenarkan adanya sambungan kabel pada Instalasi data.
d. Media yang dipilih sesuai dengan kecepatan aplikasi yang dijalankan, dalam hal ini
kecepatan ditetapkan 100 Mbps, dengan menggunakan kabel UTP Cat 6 Enhance.

2. Instalasi
a. Melaksanakan instalasi pengkabelan bangunan secara rapi dan sempurna serta
menyediakan memasang perlengkapan berupa :
- Switch HUB Central
- Switch HUB Cabang
- Kabel Instalasi data UTP 4 peir cat 6E
- Power Listrik
- Grounding Peralatan
- Patch Cable masing-masing Komputer
b. Switch HUB terletak di ruang Server.
c. Seluruh pengkabelan terlindung dalam High Impact PVC Conduit (kecuali jika
didalam cable tray) di klem dengan rapi pada jarak yang sesuai atau setiap 60 cm.
d. Untuk pasangan outbow (menempel kolom) harus mempergunakan trunking kabel.
e. Semua kabel diluar jalur kabel tray, yang tertanam/menembus dalam tembok harus
dibuatkan sparing yang terbuat dari pipa PVC. Belokan dari sparing kabel harus
memenuhi ketentuan yang berlaku.
f. Semua kabel yang melintasi tanah harus dilindungi dari benturan mekanis, dengan
memasang sparing dari pipa GIP diameter minimal 2,5 kali, dengan kedalaman
minimal 70 cm atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
g. Sparing pipa GIP dalam tanah diberi pelindung bata merah dan urugan pasir, hal
yang sama juga berlaku untuk got kabel di mana keliling diurug dengan pasir, lebar
galian kabel disesuaikan dengan keperluan.
4. PENGUJIAN

97
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
penjualan peralatan dan pihak tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya sistem setelah hasil test dinyatakan berfungsi dengan baik dan benar.
b. Peralatan yang terpasang dalam Sistem Jaringan Komputer, baik peralatan utama
maupun accessories harus mendapatkan sertifikasi keaslian dari pemegang
keagenan.
c. Setiap kabel harus diuji dengan alat scanner khusus yang disyaratkan untuk pengujian
sistem LAN Catagorie 6 Enhance.
5. PRODUK BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai yang tercantum dalam
spesifikasi diatas, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf
dengan yang dispesifikasi, bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK dan Pemberi tugas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar
material.

PASAL 44
VII. PEKERJAAN SANITASI, DRAINASE DAN PERPIPAAN

1. PERATURAN UMUM
Peraturan dan Acuan
a. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut :
a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05 Men/1982.
b) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985.
c) Pedoman Plumbing Indonesia
b. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya.
c. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
d. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance
jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
e. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil harus dipakai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
f. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
g. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri
dari 1 kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data
notasi.

98
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

h. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
i. Koordinasi antar disiplin pekerjaan selalu diperhatikan, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
j. Apabila pelaksanaan pemasangan ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
k. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui.
l. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Konsultan Pengawas. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan sistem plumbing meliputi :
a. Sistem Air Bersih
Lingkup pekerjaan sistem air bersih meliputi:
1. Perpipaan
2. Reservoir /Tangki air bawah
3. Roof Tank
4. Pompa Transfer
5. Pompa Booster
6. Pengkabelan
7. Panel listrik
8. Peralatan instrumen dan control
9. Penyambungan ke peralatan penunjang
10. Penyambungan ke peralatan pemakai
b. Sistem Air Limbah
Lingkup pekerjaan sistem air limbah meliputi :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan plumbing
3. Septictank Bio Filter
4. Floor drain
5. Clean out
c. Sistem Pengolahan Limbah
Lingkup pekerjaan pengolahan air limbah adalah pengadaan dan pemasangan tangki
dan peralatan sebagai berikut:
1. Perpipaan
2. Tanki pengolahan limbah Bio Filter
3. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN
a. Pipa dan Fitting
1. Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter nominal dari pipa dan letak serta dari
masing-masing sistem pipa.
2. Seluruh pekerjaan terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

99
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran, air karat
sebelumnya dan sesudah pemasangan.
4. Khusus pipa dan perlengkapan dari plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindungi dari cahaya matahari.
5. Semua barang yang digunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
6. Spesifikasi bahan perpipaan adalah sebagai berikut :
Tek. Spesifikasi
Kode Tek. Tek.
Sistem Standar Teknis
Kerja Kerja Uji
Bahan Pipa Isolasi
Air dingin dlm gedung CW 5 10 15 G 10 IA
Air dingin luar gedung CW 5 10 15 G 10 IA
Siram taman CW 5 10 15 G 10 IA
Air limbah saniter SW 1 Gr 5 2 PV IA
Udara tekan CA 8 15 20 G 20 IA
Hydrant FH 10 15 20 IA
Air hujan SD Gr 8 2 PV IA
Note : IA = tidak diisolasi
Spesifikasi G 10
Digunakan untuk instalasi air dingin di luar gedung, siram taman dan instalasi
dalam gedung dan udara tekan.
Tekanan standard 10 bar
Uraian Keterangan
- Pipa - PIPA PPR PN 10
- Valve & - Dia. 40 mm ke bawah bronze atau A- metal
Strainer body class 150 lb dengan sambungan ulir BS
21/ANSI B 21.
- Dai. 50 mm ke atas, cast iron body class 150
lb dengan sambungan flanges.
Spesifikasi PV 5
Digunakan untuk instalasi air limbah dengan pengaliran sistem grafitasi.
Tekanan standard 5 bar
Uraian Keterangan
- Pipa - Polyvinyl Cholide (PVC) class 5 bar
- Elbow & Junction - PVC injection moulded sanitary fitting
large radius, solvent cement joint type.
- Reducer - PVC joint moulded sanitary fitting
concentric, solvent cement joint type.
- Solvent Cement - Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Spesifikasi PV 8
Digunakan untuk instalasi air hujan.
Tekanan standard 8 bar
Uraian Keterangan
- Pipa - Polyvinyl Cholide (PVC) class 8 bar
- Elbow & Junction - PVC injection moulded sanitary fitting
large radius, atau factory made

100
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

fabricated fitting solvent cement joint


atau rubber ring type.
- Reducer - Sesuai data, model concentric
- Solvent Cement - Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Spesifikasi B20
Penggunaan : Hydrant, Sprinkler.
Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTM A 120
Dia 40 mm ke bawah screwed and
Dia 50 mm ke atas plain end
Sambungan / fitting Dia 40 mm ke bawah malleable iron ANSI
B 16.3 class 300 lb, screwed end.
Dia 50 mm ke atas, wrought steel Butt weld
fitting ANSI b 16.9 sch 40.
Flange Dia 40 mm ke bawah black malleable cast
iron RF class 300 lb, screwed
Dia 50 mm ke atas Forged steel RF class
300 lb, welding joint.
Valve & Strainer Dia 40 mm ke bawah, malleable castiron
body class 300 lb, dengan sambungan ulir,
BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm ke atas, cast iron body class
300 lb, dengan sambungan flanges.
Valve Schedule
Isolating Regulating Check
Service Upto 2” and Upto 2” and Upto 2” and
1½“ above 1½“ above 1½“ above
Cold water indoor Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Cold water
Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
outdoor
Hot water indoor Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Hydrant &
Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Sprinkler
Fuel oil Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Swimming pool Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Raw water Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
Waste water by
Ball Butter fly globe Butter fly swing Double disc
pump
Drain Gate gate globe Butter fly swing Double disc
b. Sistem Air Bersih
I. Tangki Air Bawah/Groundtank
Tangki air berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu pemakaian
sebesar pemakaian rata-rata sehari.
Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut :

101
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a) Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air.


b) Menghilangkan sudut tajam.
c) Mencegah air tanah masuk ke dalam tangki.
d) Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
e) Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
Tangki air harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk memungkinkan
pengurasan dan perbaikan.
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pipa isap pompa, maka harus
dibuat suction pit sedalam 750 mm untuk setiap tangki air.
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi beton, glass reinforced.
II. Reservoir/Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
a. Manhole
b. Tangga monyet
c. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
d. Level indikator
e. Pipa peluap
f. Sleeve untuk masuk, pipa isap, pipa penguras dan kabel
g. Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air
h. Membuat permukaan dinding licin dan bersih
Tangki air harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk memungkinkan
pengurasan dan perbaikan.
III. Roof Tank
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi fiberglass
Untuk memperkecil volume air mati setebal 250 mm pada pipa grafitasi air.
Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Level indikator
 Pipa peluap
 Sleeve untuk masuk, pipa dischage, pipa penguras dan kabel
Pompa Transfer
Peralatan kendali untuk laju aliran sampai dengan 500 liter/menit boleh
mempergunakan flow monitor control system/Water level control.Merk yang
digunakan : Grundfos, Ebara atau setara
c. Sistem Air Limbah
e. Perpipaan
Perpipaan yang dimaksud adalah perpipaan air limbah saniter, air limbah dapur dan
air hujan.
Jenis pipa yang digunakan dapat dilihat dalam “spesifikasi perpipaan”.
Perpipaan air hujan mulai dari atap atau canopy, sampai dengan saluran kota.
Perpipaan air limbah saniter mulai dari alat saniter, antara lain kloset, urinal,
lavatory dan floor drain, sampai pipa utama air kotor yang menuju ke tangki
septictank/Resapan bak penampung, merk yang digunakan: Wavin, Vinilon, Rucika
atau setara.
f. Bak Kontrol
1. Bak kontrol harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.

102
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2. Bak kontrol harus dibuat dari konstruksi beton.


3. Dasar bak kontrol bagian dalam berukuran minimal 600 x 600 mm serta harus
dibuat beralur sesuai dengan fungsi saluran yaitu, lurus, cabang dan belokan.
g. Manhole
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapisi dengan
cat bitumen.
2. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah diisi gease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang lewat orang sebesar minimum 600 mm, sedangkan untuk orang
lewat peralatan harus sesuai dengan besar peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan lokasi.
h. Tangki Pengolahan Limbah/STP
1. Tangki bio filter dengan kapasitas sesuai dengan gambar.
2. Lantai tangki diberi lantai kerja atau pasir uruk dg tebal 20 cm.
3. Dibagian atas dibuatkan lantai kerja dengan pembesian.
4. Tangki harus dilengkapi dengan manhole dan pipa vent.
5. Air limpahan yang sudah diolah melalui STP agar disalurkan ke saluran kota.
6. Merk yang digunakan: Bestindo, Toyo atau setara.
i. Floor Drain
1. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket trap, water proved type,
dengan 65 (2 1/2") mm water seal, dengan merk : Toto, san’ei atau setara
2. Floor drain terdiri dari :
 Chromium plate bronze cover and ring/stenlist
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water proving
3. Floor drain harus mempunyai ukuran :
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
j. Floor Clean Out
a) Floor clean out yang digunakan di sini adalah surface opening water prooved
type.merk yang digunakan : Toto, San’ei atau setara
b) Floor clean out terdiri dari :
 Chromium plate bronze cover and ring heave duty/stenlist
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water proving.
c) Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karat sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
k. Roof Drain
1. Roof drain yang dipergunakan di sini harus dibuat dari cast iron dengan
kostruksi.merk yang digunakan : antasan atau setara
2. Luas yang dilewati air dari tutup roof drain ialah sebesar 2 kali luas penampang
pipa buangan.
3. Roof drain harus terdiri dari 3 bagian :

103
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Bitumen coated cast iron dengan water prooved flange.


 Bitumen coated neck for adjustable fixing.
 Bitumen coated cover dome type.

4. PENGUJIAN
1. Sistem Air Bersih
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air di
bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm 2 dan
tidak lebih tinggi dalam jangka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari
hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
2. Sistem Air Limbah
a. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja
ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
b. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik
tertinggi selama 1 jam.
5. TESTING DAN COMMISSIONING
1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
6. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari
Direksi atas perbaikan/peggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak
menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biaya Kontraktor.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk Owner sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda-tangani bersama oleh Kontraktor,
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen serta dilampiri Surat Ijin
Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:

104
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditanda-tangani bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
 Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, PMK dan lain-
lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan
yang berlaku
 Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan
kepada Konsultan Pengawas.
7. PRODUK, BAHAN & PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke Perencana,
Konsultan Pengawas, setelah ituKontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar
material.

PASAL 45
VIII. PEMADAM KEBAKARAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menawarkan sistem pemadam kebakaran dengan Sistem Hydrant
dalam paket pekerjaan Mekanikal.
Pada garis besarnya, lingkup pekerjaan dari sub pekerjaan ini adalah pengadaan,
pemasangan dan pengetesan pemadam kebakaran untuk ruang kantor pengelola.
2. PERATURAN DAN PERSYARATAN PERALATAN
Desain, peralatan, instalasi dan pengujian harus memenuhi peraturan dan persyaratan
sebagai berikut :
1. National Fire Protection Association (NFPA)
2. Standard Industri Indonesia (SII) / Standard Nasional Indonesia (SNI)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American National Standards Institute (ANSI)
5. British Standard (BS)

Secara umum instalasi harus memenuhi spesifikasi dan gambar perancangan, seluruh
NFPA standard dan rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran di Indonesia. Seluruh
peralatan penting harus mendapat persetujuan Factory Manual atau BS.
Instalasi sistem supresi Kebakaran harus dilaksanakan oleh orang yang berkompeten
yang dilatih dan memperoleh otorisasi dari pihak pabrikan untuk melaksanakan sistem
Pemadam kebakaran dan integrasi sistem deteksi.
Gambar shop drawing harus cukup rinci untuk menunjukan tipe, ukuran dan pengaturan
letak komponen material dan peralatan. Seluruh gambar harus diajukan untuk diperiksa
dan diperoleh persetujuan Konsultan Pengawas/MK sebelum instalasi dilakukan pihak
Kontraktor serta harus menyampaikan brosur rinci dari operasi kerja, pengisian dan tata
letak sistem. Pihak kontraktor harus menggunakan peralatan pabrikan dengan
memberikan 12 bulan masa garansi terhadap kesalahan discharge jika seluruh kondisi
peralatan telah memenuhi segala persyaratan.

105
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Kontraktor harus dapat meyakinkan Pemberi Tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan
oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti standard yang telah
ditentukan. Selama pekerjaan pemasangan, kontraktor harus menempatkan seorang
ahli yang selalu mengawasi pelaksanaan.
2. Kontraktor harus mengganti kembali material-material yang mengalami kerusakan
pada saat dalam penyimpanan maupun pemasangan sehingga secara fisik maupun
teknis tetap terpenuhi.
3. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-sisa/bekas pekerjaan yang berupa
potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik tembok/beton maupun
dinding dan lantai.
4. Kontraktor harus mengadakan testing, start-up dan demonstrasi bila diminta dan
segala keperluan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Sekurang-kurangnya 1(satu) bulan sebelum pekerjaan serah terima I, Kontraktor wajib
menyerahkan manual data operasi, keterangan spare part, serta instruksi-instruksi
yang dianggap perlu terhadap semua peralatan yang dipasang.
6. Semua peralatan-peralatan harus grounding sesuai peraturan yang ada dan terpisah
dengan pentanahan instalasi listrik. Untuk itu kontraktor harus membuat gambar
kerja/shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum Pelaksaan pekerjaan
dimulai.
7. Semua material yang dipasang harus sudah ada dalam keadaan difinish dengan baik
sesuai yang disyaratkan.Finishing setelah dipasang disyaratkan mencakup segala
perbaikan pada material maupun pekerjaan sebagai akibat cacat saat pemasangan. Di
dalamnya meliputi : pengecatan kembali, pembersihan dan lain-lain.
8. Semua peralatan dari sistem yang dapat terlihat, seperti konduit yang tidak ditanam,
manual call, bell, signal/location lamp dan lain-lain harus difinished dengan cat merah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. PERSYARATAN TEKNIS SISTEM
a. Sistem Hydrant
a. Electromotor, Motor Controller dan Panel Fire Pump
Electromotor harus mempunyai konfigurasi Vertical hollow shaft induction motor,
motor dikontruksi agar bearing dapat menahan beban total hydrolic dan beban
static dari putaran pompa dan top drive copling dan nut dapat diatur agar menjaga
terhadap putaran balik (pump back spin)
1. Motor harus TEFC Class F Insulation, 80°C temperature rise, Star delta, Starting
dan bertahan untuk kondisi tropis. Motor dimension setara dengan NEMA
Standard, dan National Electric Standard.
2. Motor harus dapat menjalankan pompa pada semua Duty Point sesuai dengan
Impeller yang terpilih dengan tanpa gangguan Over Load.
3. Motor Controller harus memenuhi standard NFPA-20 dengan panel yang terbuat
kokoh, dry proof dan tahan terhadap moisture serta diberi label Fire Pump Motor
Controller.
4. Pompa bekerja harus secara otomatis pada waktu pressure drop tekanan dalam
pipa riser Hydrant turun, bila fire horse nozzle dibuka atau dari signal panel fire
alarm tetapi untuk mematikan pompa harus secara manual dan dilengkapi switch
untuk manual start untuk menjalankan pada waktu pengetesan.

106
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

5. Panel Controller Fire Pump mempunyai automatic transfer switch untuk 2 (dua)
sumber daya yang berasal dari PLN dan daya emergency genset.
Panel ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pengoperasian dan monitoring
dari jauh (remote control), baik oleh fire alarm maupun oleh building automation.
Panel Controller harus memenuhi standard NPFA-20, dan panel harus terbuat
kokoh, serta diberi label Fire Controller panel. Merk yang ditawarkan harus
sesuai dengan daftar merk.
b. Fire Hydrant Boxes
a) Indoor hydrant box type B (class III MFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut :
- Bahan terbuat dari plat dengan ketebalan 1,2 mm, ukuran 750 mm L, 1250 mm
T & 180 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT
pada tutup yang dapat dibuka 180º dan dilengkapi stopper.
- Box harus dilengkapi :
(1) Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah sisir
disesuaikan dengan lebar box.
(2) Hydrant valve, bronze 40 mm dan 65 mm dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2
termasuk machino coupling.
(3) Fire Hose dengan bahan cotton yam, polyester fibre dan black Teflon
polyethelene lined size 40 mm x 30 meter tekanan kerja 16 Kg/cm2
including machine coupling.
(4) Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm, terbuat dari material
tembaga (untuk nozzle) dan alumunium untuk head spray.
b) Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
a) Bahan terbuat dari plat dengan ketebalan 1,2 mm, ukuran 660 mm L, 950 mm T
& 200 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT
pada tutup yang dapat dibuka 180º dan dilengkapi stopper.
b) Fire hose dengan bahan cotton yam, polyster fibre dan black Teflon
polyethelente lined size 65 mm x 30 meter, tekanan kerja 16 Kg/cm2 termasuk
machino coupling.
c) Hydrant straight nozzle size 65 mm terbuat dari material tembaga dan kepala
kuningan.
c. Pilar Hydrant
Pilar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main
valve dan bransh valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Bahan body cas iron, branch valve
lengkap dengan as dan coupling tersebut dari bahan kuningan (brass), tekanan Kerja
16 Kg /Cm2. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh
Mobil Dinas kebakaran kota.
d. Fire Brigade Connection/Siamese Conection
1. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese
connection untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm,
terbuat dari bahan kuningan dengan tekanan kerja 16 Kg/cm2.
2. Siamese connection dibuat dari brass lengkap dengan built-in check valve dan
outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran Kota setempat.
e. Pemadam Api Ringan ( PAR/FE )
1) Pemadam Api Ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat
dilakukan oleh setiap penghuni yang ada di dalam bangunan.

107
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

2) Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 buah PAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 4 Kg, dengan spesifikasi tabung terbuat dari bahan mild steel,
seamless dilengkapi dengan hose tipe store pressure, bubuk kering merk
pyrochem/croda.
3) Untuk ruang Pompa disediakan 1 buah PAR jenis CO2 kapasitas 23 Kg untuk
setiap luas 100 m2 (tidak dilaksanakan/ditunda)
4) Untuk ruang Genset disediakan 1 buah PAR jenis CO2 kapasitas 23 Kg serta
dilengkapi trolly (tidak dilaksanakan/ditunda).
5. PEMERIKSAAN, PENGUJIAN SISTEM DAN SERAH TERIMA
 Instalasi yang telah lengkap harus diperiksa oleh orang yang mempunyai orientasi dan
termasuk pengujian operasional menyeluruh dan pengujian discharge untuk seluruh
komponen sesuai dengan rekomendasi masing-masing pabrikan.
 Semua pipa dan perlengkapannya sesudah dipasang harus diuji dengan Hydraulik
sebesar 1,5 x tekan kerja selama 3 x 24 jam. Selama pengujian berlangsung tidak
boleh terjadi perubahan/penurunan tekanan.
 Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
 Pengetesan harus disaksikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas.
 Pengetesan dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem atau peralatan yang
dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.
 Seluruh instalasi mekanikal dan elektrikal harus diuji sesuai dengan prosedur
rekomendasi pabrikan untuk membuktikan bahwa sistem terintegrasi.
 Pengujian fungsional harus dilengkapi discharge, yang terdiri dari deteksi, reales,
alarm, peralatan yang berhubungan dengan sistem, unit kontrol dan pipa fitting,
penggantung dan tekanan.
 Kontraktor harus mengeluarkan surat pernyataan bahwa mereka memiliki fasilitas
pengisian sendiri dan bukan dari merk lain.
 Kontraktor harus memberikan training mengenai cara penggunaan dan pemeliharaan
sistem kepada pengguna.
 Kontraktor harus memasang instalasi pompa untuk sarana pengujiannya secara
permanen
6. JASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
 Semua pekerjaan instalasi maupun pengembangan peralatan harus dijamin akan
bekerja dengan sempurna. Semua pekerjaan yang termasuk lingkup pekerjaan
kontraktor harus diberi masa pemeliharaan selama 6 bulan.
 Dalam masa pemeliharaan tersebut terjadi kesalahan teknis yang diakibatkan oleh
tidak sempurnanya instalasi serta komponen, maka kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki kembali sampai dengan berfungsi sempurna.
 Kontraktor harus memberikan jaminan dan garansi terhadap instalasi maupun
peralatan yang dipasang minimal selama 6 bulan.
7. PRODUK BAHAN DAN PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai tercantum di atas. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan
ke Pemberi Tugas.
Electric hydrant Pump : Ebara, Grundfos atau setara
Diesel Hydrant Pump : Ebara, Grundfos atau setara

108
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Jockey Pump : Ebara, Grundfos atau setara


Hydrant Box, Siamese
Connection, Hydrant Pilar : Ozeki, Appron
Fire Extinguisher : Yamato, Appron atau setara

PASAL 46
IX. PEKERJAAN AIR CONDITIONING

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan
instalasi Tata Udara (Air Conditioning) secara lengkap termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan dan pemasangan semua peralatan Air Conditioning seperti : Split
Wallmounted , Thermostat, Control dll.
2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pipa refrigerant, pipa dan
Condensate.
3. Pengadaan dan pemasangan sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel
pada panel AC.
4. Melaksanakan pekerjaan Testing Adjusting dan Balancing ( TAB ) dari semua
instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai
dengan kriteria-kriteria design.
5. Pengadaan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk instalasi
ini seperti yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.
6. Mendidik petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga petugas tersebut betul-betul
dapat menjalankan dan memelihara instalasi dengan benar.
7. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
8. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
9. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
10. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
secara addendumnya.

I.2 SPLIT WALLMOUNTED


1. Umum
Air Condition yang dimaksud adalah air condition yang mengharuskan system
pendingin yang kontinu dan terjamin sehingga memperoleh temperatur,
kelembaban, aliran udara dan kebersihan udara seperti yang diinginkan.
2. Spesifikasi Teknis

109
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

a. Jenis Split Wallmounted , Ceiling Cassette dengan kapasitas pendingin


sesuai dengan gambar dengan merk yang digunakan : Daikin, Panasonic,
LG, Samsung.
b. Setting suhu ruang yang diinginkan adalah 22 –23 °C, RH 55 % dengan
asumsi suhu udara luar 35 °C
c. Noise level maximum 45 Db
3. Jenis Freon
Jenis Freon yang digunakan adalah R 22 yang dilengkapi dengan predisposision
untuk freon R 407 C
4. Panel ( body ) Indoor Unit
a. Panel ( body ) indoor terbuat dari bahan galvanized steel
b. Indoor unit dilengkapi panel tersendiri
5. Kompressor dan Sirkuit pendingin
a. Jenis kompressor adalah Scroll hermetic Compressor, yang dilengkapi
dengan proteksi listrik terpadu . Kompressor terpasang pada frame dilengkapi
material anti vibrasi.
b. Sistem pendingin dilengkapi Thermostatic expantion valve, liquid dan moiture
indicator, filter dryer dan liquid receiver.
c. Sistem pendingin juga dilengkapi dengan sensor dan switch untuk pengaman
terhadap tekanan tinggi kompressor.
6. Evaporator
a. Koil pendingin terdiri dari tabung tembaga dan alumunium fin
b. Dilengkapi direct drive centrifugal fan
c. Dilengkapi filter udara yang dapat dibersihkan//dicuci
d. Dilengkapi receiver penampung air Kondensasi
e. Dilengkapi sensor suhu , kelembaban untuk udara Return
7. Outdoor unit
a. Kabinet terbuat dari bahan Alumunium, yang tahan terhadap cuaca luar
b. Koil condensing terdiri dari tabung tembaga dan alumunium fin

I.3 FAN
1. Lingkup pekerjaan
Seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan kontraktor melakukan
pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi ( Fan ) lengkap alat bantu, serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
2. Umum
Spesifikasi teknis adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti, sedang
ketentuan spesifikasi terhadap type, kemampuan peralatan, kelengkapan lain
dapat dilihat pada lembar gambar rencana.
a. Fan yang akan dipasang harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standar
yang berlaku dinegara dimana fan tersebut diproduksi , yang mengacu pada
AMCA standard 210 – 4 di Amerika.
b. Sound power level mempunyai noise level yang rendah max 60 dB

110
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

3. Spesifikasi Teknis
a. Propeller fan
- Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceilling, kecuali bila
dinyatakan ceilling fan dari type centrifugal seperti ditunjuk dalam gambar.
Merk yang digunakan : LG, Panasonic, Samsung,CKE atau setara.
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan
automatic shutter dari jenis allumunium.
- Untuk fan dinding dengan kapitas besar dan static pressure tinggi fangka
fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alumunium.
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dibuat bahan dari kayu
dengan baut yang tahan karat.

I.4 PEKERJAAN PERPIPAAN


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa
isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Consultan pengawas sebelum
dilaksanakan.
3. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain
a. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC,
(refrigerant dan/ kondesasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
b. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
c. Pipa tembaga dari jenis K yang dehydranted dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan
panjang ekivalen pipa.
d. Perbedaan tinggi antara condensing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
e. Sambungan pipa memakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
f. Solder lunak “tinlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge
gas panas.
g. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.

111
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

h. Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup
serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line”
setiap pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung,
filter drier harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full low
replaceable care.
i. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukan
tiap thermostatic expansion valve.
j. Pipa drain menggunakan Pipa PVC klas AW dengan diameter 20 mm.

I.5 PEKERJAAN LISTRIK UNTUK AC


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/kontrol ini adalah pengadaan dan
pemasangan seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-
panel dan instrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar
rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.
2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan perletakan
panel seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route,
lokasi panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong wajib menyesuaikan enagn keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalsi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan


oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN).
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
- Dinas Pemadam Kebakaran.
- Lembaga Pengujian Bahan.
- Dinas Keselamtan Kerja.
3. Spesifikasi teknis
a. Panel
- Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel kontrol buatan SCHNEIDER, GE, ABB atau setara yang
disetujui Konsultan pengawas.
- Panel-panel tenaga harus dibuat dari pelat besi setebal 2 mm, dilengkapi
dengan kunci, pengecatan dengan cat bakar dan powder coating
minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
b. Panel Pembagi
Panel pembagi harus dilengkapi dengan pilot lamp R-S-T, voltmeter serta
ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama untuk
peralatan.
c. Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam pipa
conduit PVC ex : Ega, Clipsal, setara.

112
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

- Wiring digram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC


yang bersangkutan.
- Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
- Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
- Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel
schoen”. Pemasangan “kabel schoen” harus menggunakan timah pateri
lalu dipres hydraulis.

- Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.


- Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
flexible conduit.
- Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai pipa conduit PVC
dan diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
- Kabel-kabel yang digantung pada pelat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
- Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau supreme,
vocksell, yunitomo, eterna, setara.

I.6 PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Pondasi
- Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, panel-panel listrik
termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
- Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang
diperlukan.
- Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas dan Pemborong Sipil.
- Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak
akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise
transmission) ke dalam ruangan-ruangan yang dihuni.
2. Pengecatan
- Untuk pengantungan/penyangga harus dicat meni dan setelah itu dicat
dengan cat alumunium.
- Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat
atau karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi
dengan warna yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang diminta
Direksi.
- Cat dasar, dan finishing dari merk ICI atau yang setaraf yang dapat disetujui.

I.7 PENGUJIAN (TESTING, ADJUSTING DAN BALANCING)


1. Lingkup Pekerjaan

113
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh system tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga system betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal
harus mengikuti standard yang berlaku secara umum seperti standard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
3. Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju udara
- Anemometer dan sejenisnya.
- Hood untuk mengukur udara di diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara/air
- Sling psychrometric.
- Thermometer.
c. Pengukuran listrik
- Voltmeter.
- Ampermeter / Tang – Ampere.
4. Pelaksanaan TAB
- Secara detil TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh system dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran yang ditentukan dalam rencana.
- Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum
dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan
kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data-data yang
diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.
- Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus
dituangkan dalam satu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui
oleh pengawas.
- Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineernyang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
- Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas,
dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga
disaksikan oleh pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut
menandatangani.
- Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana
kerja, mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian

114
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Konsultan


Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
PASAL 47
IX. PEKERJAAN FIRE ALARM

1. U m u m
Pengertian sistem deteksi dan alarm kebakaran disini adalah sistem deteksi awal
terjadinya kebakaran yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari
mana kebakaran itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini
mungkin untuk memadamkan kebakaran. Alarm kebakaran merupakan suatu kesatuan
sistem yang dikontrol dari peralatan sistem kontrol.

2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis dan tenaga ahli. Dalam
lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi teknis
ini maupun tambahan-tambahan lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat
beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan:
a) Pengadaan dan pemasangan 2 (dua) sistem master control fire alarm lengkap
dengan Battery Nicad and Charger yang dapat bertahan minimum dalam 8 jam
operasi normal (stand by), Rectifier, Grounding dan Accessories.
Masing-masing gedung memiliki MCFA sendiri-sendiri, dimana apabila terjadi signal
kebakaran maka akan menyalakan Alarm Bell pada gedung yang lain, begitu pula
sebaliknya dan system MCFA yang dipasang harus dapat di-integrasikan kedalam
system Sound System Evakuasi.
b) Pengadaan dan pemasangan central announciator aktif masing-masing gedung
lengkap dengan indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset, alarm bell.
c) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk lift service automatic on
dan fire hydrant automatic on, kecuali telah di kontrol oleh sensor tekanan untuk fire
hydrant pump, dan fireman’s switch untuk lift service.
d) Pengadaan dan pemasangan active announciator panel lengkap dengan indikasi
lokasi, LED, dan alarm bell serta flashing alarm dan lampu tanda.
e) Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
f) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual break
glass, LED indicating lamp, alarm bell dan indicator red lamp, auxiliary contact and
relay.
g) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel
distribusi.
h) Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master Control Fire Alarm) ke active
announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat beroperasi dengan baik.
i) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

3. Standar dan Peraturan Instalasi


a) Peraturan umum dinas pemadam kebakaran.

115
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau lembaga Pemerintah


yang berwenang dan sudah diakui penggunaannya.
c) Standard NFPA, JLS.
d) Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000.
e) Spesifikasi teknis, dari peralatan yang dipergunakan.

4. Sistem Operasi
a) Master control fire alarm panel dan announciator panel yang terpasang floor mounted
diruang security dimana setiap kejadian kebakaran pada setiap lantai dan zone area
dapat diketahui melaui tanda indikasi lampu lokasi yang bersangkutan dan bunyi bell
pada Master Control Fire Alarm panel. Lampu indikator dapat dipadamkan setelah
menekan reset dan set kembali.
Disamping itu pengecekan zone dapat dilakukan dari control panel secara manual,
juga kerusakan jaringan instalasi pada line dapat diketahui langsung dari control
panel dengan tanda lampu dan bell, dimana lampu baru dapat dimatikan bilamana
kerusakan telah diperbaiki.
b) Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang dikerjakan
secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detector belum bekerja
dengan menekan tombol break glass / push button, akan membunyikan bell alarm
baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol panel.

5. Karakteristik Peralatan
a) Alarm bell :
 Vibration type
 Pemasangan outbow
 Ukuran diameter 6"
 Minimum 90 dB pada jarak 1 m.
b) Smoke detector :
 Standby voltage : 18 - 40 Vdc
 Operating temperatur : 0°C - 38°C
 Humadity : 20 - 95%
 Sensitivity : 5 - 15%/m
 Coverage area : 150 m²
 Sensitiv terhadap black smoke
c) Rate of Rise heat detector
 Operating voltage : 30 Vdc
 Operating temperature : - 10°C - + 50°C
 Type operasi : Normally open
 Coverage area : 70 m² - 90 m²
 Kenaikan temperatur yang dideteksi 20°C/menit
d) Jack Telephone (Fireman’s Communication) jack telephone harus tersedia pada
panel MCFA dan panel kombinasi peralatan fire alarm detektor pada hydrant box.
e) Manual break glass push button
 Responsive and Reliable
 Easy to operate

116
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Simple to reset
 Modern, contoured design
 Flush or surface mounting
f) Master control fire alarm / fire alarm control panel
Panel kontrol ini terdiri dari power module, control module, alarm signal module zone
module.
Panel kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang dioperasikan
secara manual.
Panel kontrol dilengkapi dengan low voltage operation dan perlengkapan antara lain :
 Tombol-tombol/Switch :
Main sounder berbunyi bila terjadi kebakaran
Pre-signal
Zone sounder
Power failure alarm
Disconnection alarm
General alarm
Alarm silencing or alarm disable
System test
System reset berfungsi untuk mengembalikan panel kontrol dalam kondisi normal
Fire report
Battery check berfungsi untuk mengetahui kondisi battery back-up
Disconnection check
Auto-reset
Detector reset
Accumulation function
Transfer berfungsi untuk memindahkan sinyal operasi ke peralatan lain
Fire hydrant control and
Circuit selection rotary switches berfungsi u/ memilih zone yang akan
dioperasikan.
 Lampu-lampu :
Power ON yang menyatakan sistem mendapatkan supply daya listrik yang sesuai
battery power.
Telepon menyala bila ada panggilan emergency melalui jack telepon di panel
panel kombinasi peralatan fire alarm detector pada hydrant box.
Fire hydrant berkedip-kedip bila pompa fire hydrant aktif ditekan, disconnection
menyala bila terdapat jalur instalasi yang terputus, dan caution.
 Sounders :
Pre-signal buzzer
Buzzer dan
Telephone buzzer.
 Accesories :
Voltmeter dan
Handset fireman’s telephone.
g) Battery dan Automatic Battery Charger untuk MCFA :

117
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

 Battery dari jenis battery nicad dengan kapasitas minimum untuk beroperasi
selama 8 jam stand by, 1 jam general alarm.
 Battery charger bekerja secara automatic maupun manual.
 Rectifier system.
h) Active announciator panel
 Modular construction
 Dilengkapi dengan indicating lamp (LED) dengan nama lokasinya.
 Tombol reset dan tombol disconnect zone
 Bell.
 Emergency Telepon
i) Bahan instalasi
 Pipa conduit PCV kelas haigh Impact.
 Doos penyambungan elbow dan socher
 Klem
 Cable rack tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

6. Syarat-syarat Fisik
a) Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau dibuat
oleh pabrik yang sama.
b) Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus merupakan
suatu unit yang lengkap.
c) Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa.
d) Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
e) Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.

7. Sistem Instalasi
1. Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan
sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran
berupa :
Master control fire alarm panel
a) Smoke Detector
b) Rate of rise and fixed temperature detector
c) Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay
d) Alarm bell
e) Indicator red lamp
f) Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone
g) Announciator aktif
h) Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan, power panel of
air handling unit.
2. Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam plat
betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa conduit.
3. Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap 100 cm
menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact.

118
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata memakai
pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm.
5. Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter
20 mm.
6. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar menurut
rencana setinggi 150 cm diatas lantai.
7. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung pada
pelat beton.
8. Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu bata
setinggi 150 cm diatas ubin lantai.
9. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 220 cm
diatas lantai.
10. Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm bell
setinggi 240 cm diatas lantai.
11. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
12. Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA.

8. Pengujian Semua Sistem yang Terpasang


a) Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire Alarm
harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.
Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor.
b) Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm maupun pekerjaan lain
yang mengalami kerusakan.
c) Pengujian dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang.
d) Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka
pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan
baik dan benar.
e) Pengujian
Kontraktor harus melakukan semua pengujian seperti yang disyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk pengujian
tersebut, merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti
dan diperbaiki oleh Kontraktor untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali.

Adapun bahan dan peralatan yang digunakan pada dasarnya ada di daftar material.
Peralatan Fire alarm : Nohmi, Notifier, Esser atau setara
Kabel : Supreme, Kabelmetal, Kabelindo
Conduit : Ega, Clipsal atau setara

119
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

PEKERJAAN HALAMAN

PASAL 48
LAPIS PERKERASAN

I. LAPISAN PONDASI AGREGAT


1. Umum
Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembahasan dan pemadatan agregat (batu pecah) yang telah
digradasi diatas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan
perincian yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah Direksi
Teknik, dan memelilhara lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang
disyaratkan. Pemrosesan harus meluputi pemecahan, pengayakan, pemisahan,
pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang
memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini.

2. Toleransi dimensi
a. Permukaan lapis harus sesuai dengan gambar rencana, dengan toleransi
dibawah ini :

Toleransi Tinggi
Material dan Lapisan Ponsasi Agregat
Permukaan
Agregat kelas B digunakan sebagai lapis + 0 cm
pondasi bawah ( permukaan atas dari - 2 cm
lapisan pondasi bawah saja )
Permukaan-permukaan agregat kelas A + 1 cm
untuk lapis resap pengikat atau pelabur ( - 1 cm
Perkerasan atau Bahu )

b. Permukaan – permukaan lapis ponsasi agregat dari semua konstruksi tidak boleh
ada yang tidak rata dapat menampung air dan semua punggung permukaan-
permukaan itu harus sesuai dengan yang tercantum di Gambar Rencana.
c. Tebal total minimal untuk pondasi agregat tidak boleh kurang dari tebal yang
disyaratkan kurang satu centimeter.
d. Tebal minimum untuk lapis pondasi agregat kelas A tidak boleh kurang dari tebal
disyaratkan kurang dari satu centimeter.
e. Untuk permukaan lapis pondasi agregat kelas A untuk lapisan resap pengikat
atau pelaburan permukaan, apabila semua bahan yang terlepas dibuang dengan
penyikat keras, deviasi maksimum yang diizinkan untuk kerataan permukaan
harus satu centimeter dengan mistar penyikat berukuran 3 meter, diletakkan
paralel atau melintang as jalan.

3. Standar Rujukan (AASHTO)


T 89-68 Penentuan batas cair dari tanah
T 90-70 Penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
T 96-74 Ketahanan terhadap abrasi dari agregat kasar berukuran kecil dengan
menggunakan mesin Los Angeles
T 112-78 Bongkahan lempung dan partikel yang dapat hancur dalam agregat
T 180-74 Hunungan kepadatan dengan kelembaban dari tanah menggunakan
palu 4.45 Kg dan tinggi jatuh 457 mm.
T 191-61 Kepadatan tanah ditempat dengan menggunakan metoda kerucut
pasir
T 193-72 The California Bearing Ratio

120
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Pembatasan Oleh Cuaca


Lapis pondasi agregat tidak boleh dipasang, atau dipadatkan sewaktu turun
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau bila kadar air dari
bahan tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam pasal 5.1.3 (3)

5. Perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tak memuaskan


a. Tempat dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memuaskan, atau
yang permukaan berkembang menjadi tidak rata baik selama konstruksi atau
setelah konstuksi, harus diperbaiki dengan menggaru permukaan dan
membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan, yang selanjutnya
dibentuk dan dipadatkan kembali
b. Lapis oondasi agregat yang terlalu kering untuk pemadatan dalam hal batas
kadar airnya seperti yag disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan dengan
penyiraman sejumlah air yang cukup dan mencampurnya dengan baik
c. Lapis poondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki
dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan dengan pengerjaan berulang-
ulang dengan peralatan yang disetujui, dengan selang waktu istirahat dalam
cuaca kering. Cara lain bila pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh
dengan cara tersebut diatas, Direksi dapat memerintahkan bahan tersebut
dibuang dan diganti seperti bahan kering yang memenuhi.
d. Perbaikan dari lapis pondasi agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sigar
bahan yang dibutuhkan dalam spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan
oleh Direksi dan dapat meliputi permadatan tambahan, tambahan, penggaruan
yang dilanjutkan oleh pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, pemindahan
dan penggantian bahan, atau menambah tebal bahan itu.

6. Kelas Lapis Pondasi Agregat


Ada dua mutu yang berada dari lapis pondasi agregat pondasi agregat yaitu kelas A
dan Kelas B, umumnya lapis pondasi agregat kelas A ialah mutu lapis pondasi untuk
permukaan dibawah lapisan bitumen, dan lapis pondasi agregat kelas B ialah untuk
lapis pondasi bawah. Agregat kelas B boleh digunakan untuk baju tanpa penutup
berdasarkan persyaratan tambahan dari seksi 4.2 dari spesifikasi

7. Fraksi Agregat Kasar


Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4.75 mm seluruhnya harus terdiri dari
partikel yagn keras, awet dari pemecahan padas atau pecahan kerikil (dengan
ukuran minimal 50.0 mm). Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan
dikeringkan harus tidak boleh digunakan

8. Fraksi Agregat Halus


Agregat halus yang lolos ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau
pasir pecah serta bahan mineral halus lainnya.

9. Sifat lapis pondasi agregat harus bebas dari benda-benda organis dan gumpalan
lempung atau benda tidak berguna lainnya dan harus memenuhi kebutuhan gradasi
yang diberikan dalam Tabel dibawah setelah pemadatan dan (menggunakan
pengujian pengayakan basah) dan sifat yang diberikan dalam Tabel dibawah.

Tabel Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Macam Ayakan Persen Berat Lolos


(mm)
Kelas A Kelas B

121
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

63 100 100
37.50 100 67 – 100
19.00 65 – 81 40 – 100
9.50 42 – 60 25 – 80
4.75 27 – 45 16 – 66
2.36 18 – 33 10 – 55
1.18 11 – 25 6 – 45
0.425 6 – 16 3 - 33
0.075 0–8 0 - 20

Tabel Sifat Pondasi Agregat

Sifat Kelas A Kels B


Abrasi dari agregat 0 – 40 % 0 – 50 %
kasar (ASSHTO T 95-
74)
Indek platisitas 0–6 4 – 10
(ASSHTO T 90-70
Hasil kali indek 25 max -
plastisitas dengan
persentase lolos
75 micron
Batas cair (ASSHTO T 0 – 35 -
89-68)
Bagian yang lunak 0–5% -
(ASSHTO T 112 – 78)
CBR (ASSHTO T 193) 80 min 60 min
Ronggo dalam agregat 14 min 10 min
mineral pada kepadatan
maksimum

10. Pencampuran Material Lapis Podasi Agregat


Pencampuran material untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan harus
dikerjakan di unit pemecahan atau di unit pencampur yang disetujui menggunakan
pengumpan mekanis yang telah dikalibrasi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak
dibenarkan melakukan pencampuran dilapangan.
Material lapis pondasi agregat yang tidak dicampur dengan metoda dan peralatan
seperti yang disebutkan diatas dalam keadaan apapun tidak boleh digunakan

11. Penghamparan
a. Lapis pondasi agregat harus dibawa ketempat sebagai campuran yang merata
dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan.
Kelembaban dalam bahan harus secara merata.
b. Masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada tingkat yang
merata yang akan mengasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut
harus diusahakan sama tebalnya.
c. Lapis pondasi agregat harus dihamparkan dan dibentuk dengan salah satu
metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel agregat
kasar dan partikel agregat halus. Material yang tersegregasi harus diperbaiki
atau dibuang dan diganti dengn bahan yang bergradasi baik.
d. Tebal minimum lapisan gempur yang untuk setiap lapisan konstuksi harus dua
kali lipat urukan terbesar agregat lapis pondasi. Tebal maksimum lapisan gempur
tidak boleh melebihi 15 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik

122
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

12. Pemadatan
a. Segera setelah pencampuran dan pemberntukakn akhir, masing-masing lapis
harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pada yang cocok dan memadai
yang disetujui oleh Direksi Teknik hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepdatan kering maksimum “modified” seperti yang ditentukan oleh AASHTO T
180, metoda D.
b. Direksi teknik boleh memerintahkan bahwa gilas beroda karet digunakan untuk
pemadatan lapisan akhir, bila mesin gilas static beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari pondasi agregat.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % kurang dari kadar air optimal sampai 1 % lebih dari kadar air
optimum, diterima kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksumum “modified” yang ditentukan oleh AASHTO T180,
metoda D.

13. Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi , penggilasan harus dimulai pada
bagian rendah dan bergerak sedikit demi sedikit kearah bagian yang tinggi. Operasi
penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tak tampak
dan lapis tersebut terpadatkan merata.

II. LAPIS RESAP PENGIKAT DAN PEREKAT

1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk Penghamparan Pelaburan
Aspal atau Lapisan Campuran Aspal. Pada umumnya Lapis Resap Pengikat harus
digunakan pada permukaan bukan beraspal (misalnya lapis pondasi agregat/batu
pecahan), sedangkan Lapis Perekat harus digunakan pada permukaan yang
beraspal (seperti lapis Penetrasi Macadam yang ada, Aspal beton, NACAS, ATB,
HRS, Peleburan Aspal, dll).

2. Bahan lapis resap pengikat


a. Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat harus dari jenis Aspal Semen AC-10
(yang kurang lebih ekivalen Aspal Pen 80/100) atau jenis AC-20 (yang kurang
lebih ekivalen dengan aspal pen 60/70), mematuhi AASHTO M226-80, dicairkan
dengan minyak tanah. Perbandingan kerosen pengencer yang digunakan harus
sesuai dengan petunjuk Direksi,. Kecuali diperintah lain oleh Direksi Teknik,
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal semen (80pph-kurang lebih ekivalen
dengan viskositas aspal cutback hasil kilang jenis MC-30).

b. Agregat penutup untuk lapis resap pengikat harus dari hasil penyaringan kerikil
atau batu pecah, terbatas dari butiran-butiran lemah atau lunak, bahan kohesi
atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos saringan ASTM 9.5
mm dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan ASTMI 2.36 mm (No.8).

3. Bahan-bahan untuk Lapis Perekat


Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah ini, seperti yang
ditentukan oleh Direksi Teknik :

a. Salah satu jenis aspal semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO
M226-80, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian
aspal.

123
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

b. Aspal emulsi yang cepat waktu mengerasnya memenuhi ketentuan AASHTO


M140 atau M208. Direksi Teknik boleh menginjinkan atau meminta pengenceran
emulsi dengan 1 bagian air bersih per 1 bagian emulsi.

4. Aspal Distributor – Batang Penyemprot


a. Distributor harus dipasang pada kendaraan beroda karet dan harus mematuhi
semua peralatan keselamatan jalan. Beban pada roda bila dibebani penuh harus
tidak boleh melampaui ketentuan yang dipersyaratkan pabrik pembuat ban pada
saat operasi dengan kecepatan penuh.
b. Alat penyemprot, harus didesain, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang merata dapat
disemprotkan secara merata pada berbagai variasi lebar permukaan, pada
takaran yang terkendali dalam batas 0.15 sampai 2.4 liter/meter persegi.
c. Distributor harus dilengkapi dengan batang semprot yang mensirkulasikan aspal
secara penuh yang dapat diatur kearah horizontal dan vertikal. Batang semprot
harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang
sama 10+1 cm. Pipa semprot tangan juga harus dipasang.

5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya harus
disingkirkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau
semprotan angin atau kombinasi kedua-duannya. Jika pemakaian alat ini tidak
menghasilkan permukaan bersih yang rata maka bagian-bagian yang belum
bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu ijuk.
b. Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot.
c. Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan
dari permukaan memakai penggaruk baja atau dengan cara lainnya yang telah
disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi dan bagian yang telah digaruk
tersebut harus dicuci dengan air dan sapu.
d. Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat diatas lapis pondasi agregat Kelas A,
permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar
dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan
diterima.
e. Pekerjaan pengaspalan tak dapat sama sekali dimulai, sebelum perkerasan
benar-benar telah dipersiapkan sampai memuaskan Direksi.

6. Takaran dan Temperatur Pemakaian dari Material Aspal


a. Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan dibawah pengawasan Direksi
Teknik untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat dan percobaan tersebut
akan diulangi, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, bila tipe dari
permukaan yang akan dilapis, atau jenis dari material aspal berubah. Biasanya
takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai
berikut :

Lapis Resap Pengikat : 0.4 sampai 1.3 liter per meter persegi untuk Pondasi
Agregat Kelas A, 0.2 sampai 1.0 liter per meter persegi
untuk Pondasi Tanah Semen.
Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
palapisan dan jenis bahan pengikat yang akan dipakai.

Tabel Takaran Pemakaian Lapis Perekat

124
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Takaran pada permukaan baru


Takaran pada
Jenis Bahan Pengikat atau pada permukaan yang
permukaan yang berpori,
sudah tua dan licin (liter per
permukaan yang lapuk
meter persegi)
(liter per meter persegi)
Cutback 25pph 0.15 0.15 – 0.35
Aspal Emulsi 0.20 0.20 – 0.50
Aspal Emulsi Encer 0.40 0.40 – 1.0*
(1:1)
* Takaran pemakaian yang berlebihan akan mengalir pada bidang permukaan
yang terjal, kemiringan melintang besar atau permukaan tidak rata.

b. Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel dibawah, kecuali diperintahkan


lain oleh Direksi. Suhu penyemprotan untuk aspal cutback yang mengandung
minyak tanah yang berbeda dari yang ditentukan pada daftar, harganya didapat
melalui interpolasi.

Tabel Suhu Penyemprotan

Jenis Bahan Pengikat Bata-batas suhu Semprotan


Cutback, 25pph Minyak Tanah 110  10C
Cutback, 50pph Minyak Tanah 70  10C
(jenis cutback MC-70)
Cutback, 75pph Minyak Tanah 45  10C
(jenis cutback MC-30)
Cutback, 100pph Minyak Tanah 30  10C
Cutback, lebih dari 100pph Tidak dipanaskan
Minyak Tanah
Aspal Emulsi atau 20  70C
Aspal Emulsi diencerkan

c. Jumlah pemanasan yang berlebihan dari yang dibutuhkan atau pemanasan yang
berkelanjutan pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap material yang
menurut pendapat Direksi Teknik, telah rusak akibat pemanasan berlebihan
harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.

7. Pemasangan Pelapisan
a. Bahan aspal yang disemprotkan harus merata diseluruh permukaan. Pemakaian
aspal secara merata sesuai jumlah takaran yang telah diperintahkan harus
dilaksanakan memakai aspal distributor dengan batang semprot, pengecualian
hanya dibenarkan kalau pemakaian aspal distributor tidak memungkinkan pada
daerah yang kecil (sempit), dalam hal ini Direksi Teknik menyetujui pemakaian
alat semprot tangan.

Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai diagram semprot yang telah
disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot
dan penempatan nosel harus dipasang sesuai ketentuan diagram tersebut
sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.
b. Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan aspal sekali jalan harus setengah atau
lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang akan diselesaikan maka dalam
hal diperintahkan demikian, lebar bidang penyemprotan harus dilebihkan 20 cm
sebagai bidang tumpang tindih sambungan sisi-sisi jalur. Bidang sambungan
memanjang ini harus dibiarkan terbuka dan hanya dapat diberi agregat penutup

125
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

setelah penyemprotan sekali jalan pada jalur sebelahnya telah selesai


dilaksanakan. Hal yang sama, berlaku pula untuk pemakain Lapis Pengikat, yaitu
lebar yang telah disemprot harus lebih lebar dari bahu jalan, hal ini dimaksudkan
untuk memberi tempat bagi takaran pemakaian aspal pada tepian dimana tak
terjadi tumpang tindih pengaspalan.

c. Alur yang dilindungi/ditutupi dengan kertas semen atau bahan sejenisnya yang
tidak porous kenyal harus dihampar pada daerah permukaan dan akhri dari
permukaan yang akan diaspal. Aliran aspal ke nosel harus dimulai dan
dihentikan pada saat memasuki batas pelindung, dengan demikian seluruh nosel
bekerja dengan baik pada sepanjang bidang jalan yang akan dilapisi. Lebar
kertas pelindung harus sedemikian rupa sehingga sasaran tersebut diatas dapat
dicapai.

Aspal distributor harus bergerak tak boleh kurang 5 meter dimuka daerah yang
disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan, bila
batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap
dipertahankan sampai melalui titik akhir dari permukaan bahan pengikat.
Lembaran kertas harus segera disingkirkan dan dibuang sesuai petunjuk Direksi
Teknik.

d. Harus disiapkan cadangan apal pengikat sebesar 10 persen, atau sesuai yang
ditetapkan oleh Direksi Teknik, dalam tanki aspal distributor untuk setiap selesai
semprotan lari, hal ini dimaksudkan untuk mencegah udara yang terperangkap
dalam sistem penyemprotan dan sebagai cadangan untuk pemakain aspal.

e. Jumlah pemakain bahan pengikat (aspal) pada setiap semprotan lari harus
segera diukur memakai meteran tongkat celup kedalam tanki distributor dan
dilaksanakan sebelum dan sesudah penyemprotan.

f. Takaran pemakaian rata-rata bahan pengikat pada setiap lintasan


penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan pengikat yang telah dipakai
dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyemprotan didefinisikan
sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan, jumlah nosel yang digunakan
dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata yang dicapai harus sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi.

g. Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidak sempurnaan


peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulang sama sekali
tak diperkenankan sebelum diadakan pekerjaan perbaikan alat.

h. Setelah pelaksanaan penyemprotan bahan resap pengikat, setiap daerah yang


tergenangi bahan pengikat yang berlebihan harus secara terus menerus
didistribusikan ulang melintang diatas permukaan yang telah disemprot. Untuk
tujuan ini boleh dipakai mesin giling roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari
karet.
i. Tempat-tempat yang menunjukkan adanya bahan pengikat yang berlebihan
harus ditutup dengan agregat penutup, sebelum pemasangan lapisan
berikutnya. Dalam keadaan bagaimanapun, agregat penutup tidak boleh
dipasang sebelum 4 jam setelah penyemprotan lapis resap pengikat.

III. CAMPURAN ASPAL PANAS

1. Umum

126
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Laston ( AC ) adalah campuran aspal panas dengan agregat bergradasi menerus.


Laston dipergunakan sebagai lapis aus yang mempunyai nilai struktural dengan
tingkat kekedapan air yang cukup. Laston cocok pekerasan yang mengalami
peningkatan pelapisan secara berkala untuk mencapai tebal rencana perkerasan.
Tebal nominal padat yang digunakan 4 cm.

2. Agregat Kasar
a. Agregat harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah hasil produksi mesin
pemecah batu dengan gradasi sebagai berikut :

Ukuran Saringan Prosentase yang lolos


( ASTM )
( mm ) Laston
20 ¾ 100
12.7 ½ 30 – 100
9.5 3/8 0 – 55
4.75 #4 0 – 10
0.0075 #200 0–1

b. Harus bersih, keras dan bebas dari kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki

3. Campuran
Campuran aspal untuk laston ( AC ) ini harus memenuhi SNI No.1737 1989-F dan
bila dilakukan pemeriksaan menurut PC 0201 – 76 akan didapatkan hasil sebagai
berikut :
- Kadar aspal ( terhadap berast total ) 5–8%
- Kadar rongga udara dari campuran padat 3–5%
- Stabilisasi Marshall pd 2X75 tumbukan > 600 kg
- Kelelehan 2 – 4 mm
- Marshall Quotient 200 – 350 kg/mm
- Stabilitas Marshall tersisa setelah perendaman
24 jam pada suhu 60 derajad thd stabilitas semula 75 %

Gradasi Campuran Laston ( AC )


Batas-batas Gradasi kombinasi pada campuran AC

Ukuran Saringan Prosentase yang lolos


( ASTM )
( mm ) Laston
25.0 1” 100
19.0 ¾” 100
12.7 ½” 75 – 100
9.5 3/8” 60 – 85
4.7 #4 38 – 55
2.3 #8 27 – 40
0.6 #30 14 – 24
0.3 #50 9 – 18
0.15 #100 5 – 12
0.075 #200 2–8

Toleransi Campuran

Uraian Toleransi
Gabungan agregat yang lolos +/- 7% berat total campuran

127
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

Uraian Toleransi
saringan 9,5 mm

Gabungan agregat yang lolos +/- 5% berat total campuran

Saringan 2,36 mm

Gabungan agregat yang lolos +/- 2% berat total campuran


saringan 150 mikron (no.100)

Gabunugan agregat yang lolos +/- 1.5% berat total campuran


saringan 75mikron (no.200)

Kadar Aspal +/- 0.3% berat total campuran


- 0.0% berat total campuran

4. Peralatan
Peralatan yang dipakai pada umumnya terdiri dari :
1 unit Peralatan Mixing Plant
1 unit Stone Crusher
1 unit Asphalt Finisher
1 unit Pemadat Roda Besi
1 unit Asphalt Sprayer
1 unit Kompresor

5. Pelaksanaan Campuran Aspal Panas


a. Agregat dan aspal dicampur di dalam Asphalt Mixing Plant dalam keadaan
panas. Campuran aspal panas yang selesai dicampur di dalam AMP diangkut
dengan Dump Truck ke lapangan.

Temperatur yang diijinkan adalah sebagai berikut :


Suhu agregat 154 – 174 °C
Suhu Asphalt 140 – 160 °C
Suhu pencampuran di dalam AMP < 165 °C
Suhu campuran aspal panas di atas Dump Truck > 135 °C

b. Pada saat Dump Truck meninggalkan AMP, campuran aspal panas di atas hak
Dump Truck harus ditutup dengan terpal untuk pencegah penurunan temperatur
campuran aspal yang berlebihan.
c. Di lokasi penghamparan campuran aspal, permukaan jalan yang akan dilapisi
dengan diberi lapis perekat ( tack coat ) terlebih dahulu.
d. Penyerahan Campuran aspal panas ke dalam Asphalt finisher harus dalam
keadaan panas dengan temperatur antara 120 – 150 °C
e. Pemadatan pertama ( Breakdown Rolling ) dilaksanakan pada saat temperatur
campuran aspal panas antara 110 – 120 °C
f. Pemadatan antara ( Intermediate Rolling ) dilaksanakan pada saat temperatur
campuran aspal panas antara 95 - 110 °C
g. Pemadatan akhir ( Finishing Rolling ) dilaksanakan pada saat temperatur
campuran aspal panas antara 80 – 95 °C
h. Agar persyaratan teknis dipenuhi, maka ketebalan akhir yang dicapai dari
pelaksanaan ini tidak boleh kurang dari 10% terhadap tebal nominal yang telah
ditetapkan.

128
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

i. Bila dijumpai ketebalan akhir kurang dari persyaratan teknis yang dipersyaratkan,
maka hasil akhir tidak dapat diterima dan harus diadakan pelapisan ulang
dengan ketebalan minimal 1,5 kali sentimeter agregat terbesar.

6. Pengendalian mutu di lokasi pencampuran aspal panas


a. Pengontrolan gradasi agregat halus dan kasar dilakukan pada setiap tumpukan
material yang baru
b. Pengontrolan Sand Equivalent dilakukan pada setiap tumpukan pasir sumber
material (quarry) baru atau sesuai dengan permintaan Pengguna Barang / Jasa.
c. Pengontrolan temperatur pemanasan agregat pada dryer dan temperatur aspal
pada tempat pemanasan aspal dilakukan tiap 4 jam sekali.
d. Pengontrolan kadar aspal dalam campuran aspal panas dilakukan pada awal,
pertengahan dan menjelang akhir produksi dengan cara melakukan ekstrasi.
e. Pengontrolan Properties dari campuran aspal panas dilakukan dengan metode
Marshall dengan waktu sesuai 6.3.2.6(1) di atas.

7. Pengendalian mutu di lokasi penghamparan


a. Permukaan harus sudah diberi lapis perekat yang merata sesuai dengan
ketentuan.
b. Pengontrolan temperatur pada saat campuran aspal panas di atas dump truck
sebelum dimasukkan ke Asphalt Finisher.
c. Pengontrolan temperatur penghamparan pada saat dilakukan penghamparan
dengan Asphalt Finisher dan pada saat pemadatan dengan alat-alat pemadat
yang ada
d. Pengontrolan ketebalan penghamparan dilakukan dengan cara membagi berat
campuran aspal yang dihampar tiap dump trucknya dengan luas penghamparan
dan berat jenisnya.
e. Dalam hal diperlukan oleh Pengguna Barang / Jasa, maka core drill harus
dilaksanakan untuk kontrol silang terhadap ketebalan dan kadar aspal terpasang
di lapangan.

PASAL 49
PAVEMENT HALAMAN

1. Pekerjaan perkerasan :
a. Pembuatan Perkerasan halaman sesuai lingkup desain
b. Perataan dan pengurugan tanah untuk jalan masuk dan halaman dengan
perkerasan paving block (type hexagon kecil ataus esuai desain) K300.
c. Pola pemasangan sesuai desain dilengkapi kansteen beton.
2. Lingkup pekerjaan
a. Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi :
 Persiapan area sub grade dan sub base.
 Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton)
 Pasangan Paving Block dan assesories sekulitas Aldas tebal 8 cm type
holland K300
3. Persyaratan bahan
a. Semua pavers adalah kualitas satu. Jangan gunakan unit pavers yang pecah, retak,
lobang, berubah warna dan cacat lainnya yang mungkin kelihatan atau
menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi bernoda.
b. Potong unit pavers dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan pinggiran
yang bersih, tajam dan tidak pecah. Potong unit untuk mendapatkan pola yang

129
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

ditunjuk dan agar serasi dengan pekerjaan sebelahnya dengan rapi. Gunakan unit
yang utuh tanpa potongan jika memungkinkan. Memotong dengan palu tidak
disetujui.
c. Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.
d. Toleransi : Tidak boleh melebihi 0.5 inci unit ke unit offset dari flush (lippage) dan
tolerasi dari 2 mm dalam 3 meter dari level atau slope seperti yang ditunjuk untuk
finish permukaan paving.
4. Syarat pelaksanaan
a. Padatkan tanah sub grade secara merata
b. Taburkanan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan base
di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base yang
dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan base
sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80
c. Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di atas
sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper sampai dengan level
yang dikehendaki.
d. Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis sampai ketebalan
60 mm - 70 mm, jaga agar kandungan kelembaban tetap konstan dan kepadatan
longgar dan konstan sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan.
e. Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk menghambat
pertumbuhan rumput-rumput.
f. Pasang pavers beton : dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4
mm, hati-hati jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai spacer
bars, tempatkan pavers dengan tangan yang kencang terhadap spacers bars.
Gunakan tali untuk menjaga garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk
mencampur variasi warna dan texture. Isi gap antar unit yang melebihi 4 mm dengan
potongan yang dipotong agar serasi dari unit pavers yang untuh.
g. Getarkan pavers beton sampai ke leveling course dengan vibrator plat almplitube
rendah berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan. Lakukan sekurang-
kurangnya 3 kali bolak-balik. Getarkan di bawah kondisi berikut :
 Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum
permukaan terkena hujan.
 Sebelum mengakhiri pekerjaan harian, padatkan sepenuhnya pavers beton
yang terpasang dalam 1 m dari laying face. Tutup lapisan yang terbuka
dengan lembaran plastik yang tak bernoda, lebihkan penutup 1,2 m pada
setiap sisi dari laying face untuk melindungi terhadap hujan.
h. Sebarkan pasir.secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan. Sapu
dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi penuh,
kemudian singkirkan pasir yang lebih.
i. Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.
j. Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan yang lurus untuk
menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat. Lindungi unit
pavers yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri para pekerja.
Majukan panel pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi tetapi lindungi daerah
tersebut sesuai dengan perpindahan selanjutnya bahan-bahan dan peralatan untuk
menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit pavers. Jika diperlukan
tambahan ketinggian pada paving dan sebelum pekerjaan mengisi sambungan, gilas
dengan gilasan mesin setelah terdapat panas yang cukup dipermukaan dari udara
panas beberapa hari. Periksa dan jaga ketepatan garis sesering mungkin.
k. Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan dengan tangan
secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3
bagian pasir dengan cara menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving
sampai sambungan-sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda
penggantian.

130
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

l. Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau kerusakan
lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelah seperti yang dikehendaki. Sediakan
unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan dan pasang dengan cara
yang sama seperti unit semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama
agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.
m. Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara yang
disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak atau menjadi
jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

PASAL 50
PEKERJAAN DRAINAGE DAN RESAPAN

1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, termasuk alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
b. Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainage sedemikian sehingga aliran air hujan,
air bekas dari lavatory, floor drain atau dari sumber-sumber lain, selama dan
sesudah pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar.
c. Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan, Kontraktor harus mengusahakan alat-
alat untuk melindungi pekerjan tersebut, misalnya pompa air, selokan pembuangan
atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya.
2. Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan bak kontrol dan saluran
drainage serta untuk pekerjaan beton lainya supaya mengikuti ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan material. Persiapan dan
cara-cara pelaksanaanya, acuan dan lain-lainya.
3. Macam Pekerjaan
a. Macam pekerjaan drainage meliputi pelaksanaan saluran pipa PVC dalam tanah,
selokan-selokan Bak kontrol, saluran penyambung dari jalan keselokan dan saluran
air sesuai dengan spesifikasi lainya tentang pekerjaan tersebut, dan batas-batas
kedudukan, kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan.
b. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan beerput untuk resapan pada area halaman
kantor sesuai desain (jumlah dan penempatan serta spesifikasinya ).
Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar perencanaan bila terdapat ukuran-ukuran yang
kurang jelas, Kontraktor harus mengikuti semua petunjuk-petunjuk Pengawas.

PASAL 51
PEKERJAAN LANSEKAP

1. Persiapan Lahan
Semua gulma harus dibersihkan terlebih dahulu sebelun lahan diolah lebih lanjut.
Setelah itu, tanah dicangkul dan akar-akar tanaman dikumpulkan terpisah.
Pencangkulan perlu dilakukan supaya tanah menjadi gembur sehingga perakaran dapat
berkembang dengan baik.

2. Sistem Penanaman dan Pembuatan Lubang Tanam


Kegiatan selanjutnya adalah membuat peta kebun dengan memperhitungkan sistem dan
jarak tanam. Peta ini dijadikan patokan kerja untuk melakukan pengajiran, yaitu
pemberian tanda pada lahan yang akan ditanami. Sedangkan jarak tanam tergantung
pada jenis dan sifat tajuk tanaman.

Penggalian lubang tanam, dilakukan pemisahan tanah galian. Setengah bagian tanah
lapisan atas ditaruh di sebelah kiri lubang dan setengah bagian tanah lapisan bawah
disebelah kanan lubang. Lubang kemudian dibiarkan terangin-angin dan terkena sinar

131
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

matahari sekitar 2 minggu. Dengan cara ini, gas beracun yang mungkin ada disela-sela
tanah terbawa angin sehingga dapat diganti dengan oksigen dari udara.

Setelah 2 minggu lubang tanam ditimbun lagi. Tanah bagian bawah dikembalikan ke
bagian bawah lubang tanam, sedangkan tanah bagian atas dicampur dengan satu
karung (20 Kg) pupuk kandang yang sudah masak, lalu dikembalikan pula ke bagian
atas lubang tanam. Tanah yang dikembalikan ini akan membentuk gundukan cembung.
Tepat di tengah-tengah gundukan itu diberi ajir sebagai tanda lokasi yang akan ditanam.
Gundukan tanah yang cembung ini dibiarkan selama kira-kira satu minggu agar
permukaan tanahnya turun dengan sendirinya secara perlahan-lahan.

3. Penanaman
Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan memerlukan perhatian khusus. Mula-
mula pada tempat yang yang ditancapi ajir dibuat lubang kecil dengan ukuran sedikit
lebih besar dari ukuran polibag bibit yang akan ditanam.

Bibit yang sudah disiapkan lalu dikeluarkan dari polibag dengan merobek dari tepi atas
sampai ke dasar. Bibit dengan tanahnya kemudian dimasukkan dengan hati-hati ke
lubang tanam dengan posisi tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dihindari agar
akar jangan sampai terganggu. Bibit yang sudah ditanam ditimbun secara perlahan
dengan sedikit menekan tanah agar posisi bibit menjadi mantap tapi tidak terlalu padat.

Untuk menghindari serangan hama rayap, ulat, dan serangga tanah lain- di sekitar bibit
ditaburi pestisida berbahan aktif Carbofuran seperti Furadan, Curaterr, dan Indofuran.

Penanaman diakhiri dengan menyiram sekaligus memberi mulsa untuk menahan


derasnya air hujan sehingga tanah tidak cepat memadat, mengurangi penguapan tanah
(evaporasi) sehingga tanah tetap lembab. Mulsa ini jika sudah membusuk akan
menambah bahan organik bagi kesuburan tanah.

4. Pemupukan
Pupuk harus diberkan dari luar, karena kondisi tanah di berbagai tempat tentu berbeda-
beda kadar unsur haranya. Hal ini untuk menunjang sehatnya tanaman, tumbuh subur,
dan berbuah lebat dengan kualitas buah yang baik.

PASAL 52
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Meskipun dalam bestek ini, pada uraian pekerjaan dan uraian bahan tidak dinyatakan,
tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) mengenai bagian pekerjaan
yang termasuk harus dikerjakan oleh pemborong maka bagian tersebut dianggap ada
dan dimuat dalam bestek.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan
oleh Pemborong.
3. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pemborong diwajibkan pula mengurus :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota
(KRK) dari Pemda setempat.
b. Penyambungan Air Bersih.
c. Penyambungan Daya Listrik.
d. Penyambungan Telephone.
e. Surat-surat bukti keer listrik/ pengetesan dari PLN dan pengetesan yang
diperlukan.

132
Penyusunan D E D Pembangunan Gedung Akademi Komunitas Bantaeng Tahap II

4. Sebelum penyerahan pertama , pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus
ditata rapi dan semua yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
5. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyuelesaikan pekerjaan sebaik mungkin

PASAL 53
PENUTUP

1. Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang
didatangkan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak
sesuai dengan syarat-syarat tersebut diatas.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, akan
diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim
Teknis/MK/Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak dijelaskan
dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
oleh pemborong.
Gambar rencana kerja dan syarat-syarat teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian
Penjelasan Pekerjaan, merupakan satu kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan
mengikat.

133

Anda mungkin juga menyukai