Anda di halaman 1dari 28

RENCANA KERJA DAN SYARAT

PERENCANAAN REVITALISASI
GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

PT.WASTU ANOPAMA CONSULTANT


PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN GAPURA

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam RKS dan
gambar pelaksanaan, yaitu :
 Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah

1.2. Standar Rujukan


1. Semua pekerjaan lharus dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk
Gambar Kerja, standar atau petunjuk dan syarat pekerjaan lansekap yang
berlaku, standar spesifikasi bahan yang dipergunakan dan sesuai petunjuk
yang diberikan Pengawas Lapangan.
2. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor diminta
untuk memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan bidang lainnya, terutama dalam melakukan
pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian tanah, agar tidak terjadi
kesalahan pembongkaran, pengurukan yang tidak diinginkan terhadap
pekerjaan yang lain yang telah selesai dilaksanakan maupun yang sedang
dilaksanakan.

1.3. Sarana Kerja


Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan
yag dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan, pendataan peralatan
kerja serta pengajuan jadwal kerja. Hal ini harus dilaporkan dan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.

1 | P a g e  
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman


dari segala kerusakan, hilang dan lain-lain hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan. Kerusakan dan kehilangan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor wajib mengadakan dan menyediakan alat bantu kerja yang
menjamin keamanan, keselamatan dan kelancaran pelaksanaan selama
pekerjaan berlangsung (sepatu bot, helm, sarung tangan, dll) .

1.4. Tenaga Kerja


1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan
keahliannya
2. Untuk pekerjaan hardscape, dibutuhkan tenaga kerja sebagai berikut :
 Mandor / Pengawas
 Tukang Kayu
 Tukang Batu
 Asisiten tukang / Kenek
3. Untuk pekerjaan softscape dibutuhkan tenagakerja sebagai berikut :
 Mandor / Pengawas
 Tukang Tanam (pekerja khusus penanaman)

1.5. Perbedaan, Penyesuaian dan Kelengkapan Gambar


1. Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan
pengecekan ulang pada titik acu pengukuran bersama Perencana dan
Konsultan Pengawas.
2. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan, apabila terjadi perbedaan dan atau
pertentangan dalam gambar-gambar yang ada, antara gambar struktur,
gambar lansekap, gambar mekanikal, gambar elektrikal, gambar sanitasi,
maupun perbedaan yang terjadi dengan keadaan di lapangan, Kontraktor
diwajibkan untuk melaporkannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
untuk kemudian Konsultan Pengawas memberikan keputusan tentang itu
untuk bisa dilaksanakan setelah membahasnya terlebih dahulu bersama
Perencana.
3. Untuk ukuran dalam gambar Lansekap pada dasarnya adalah ukuran jadi
sampai dalam keadaan finish/selesai. Semua ukuran harus benar-benar

2|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

diperhatikan terutama peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang


dan lain-lain sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. Bila ada
keraguan mengenai ukuran atau bila belum dicantumkan dalam gambar,
Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
memberi keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
setelah membahasnya dengan Perencana.
4. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap/detil dalam
gambar, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing, yaitu merupakan
gambar detil pelaksanaan yang berdasarkan gambar perencanaan, gambar
kerja yang telah disesuaikan dengan keadaaan di lapangan pada kertas
standard yang berlaku dan rapih. Di dalam Shop Drawing ini harus jelas dan
mencantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produksi,
cara pemasangan dan atau persyaratan khusus bahan yang dipakai.
Persetujuan secara tertulis, hal yang menyangkut aspek perencanaan harus
mendapat persetujuan Perencana.
5. Pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat catatan
yang cermat dari pelaksanaan pekerjaan berdasarkan penyesuaian di
lapangan. Catatan tersebut harus dituangkan di dalam satu set gambar kalkir
lengkap sebagai As Built Drawing. As Built Drawing harus segera diserahkan
kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan selesai, untuk kemudian
dijadikan sebagai data arsip.

1.6. Persyaratan Pekerjaan Lansekap


1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan
syarat-syarat pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku, standard spesifikasi dari bahan yang dipergunakan
dan sesuai petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas
dengan saran Perencana. Jikaternyata didalam RKS terdapat kelainan atau
penyimpangan dengan peraturan-peraturan tersebut diatas maka harus
dilakukan kesepakatan bersama Konsultan Pengawas dalam menentukan
syarat yang diberlakukan.

3|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

2. Pekerjaan Lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk


gambar-gambar Lansekap terlampir dan apa yang ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas atas petunjuk Perencana.
3. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus mengajukan ijin
kerja yang disetujui Konsultan Pengawas agar dapat dikoordinasikan dengan
pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan arsitektur, struktur, mekanikal,
elektrikal. Terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, perusakan
yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan lain yang telah selesai dilaksanakan
maupun yang sedang dilaksanakan.

1.7. Bahan dan Material.


1. Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang
tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi bahan
yang telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat-syarat pekerjaan lansekap ini serta petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas atas saran dan petunjuk Perencana.
2. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Contoh bahan yang akan dipasang harus diajukan dan diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sesuai petunjuk Perencana. Pengajuan bahan harus
yang setara dengan apa yang dipersyaratkan.
3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di lapangan
harus benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan spesifikasi dan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
1.8. Penyimpanan Barang-barang dan Material
1. Pelaksana pekerjaan/Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub
Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material-
material kebutuhan pelaksanaan baik di luar (terbuka) ataupun di dalam
gudang, sesuai dengan sifat barang dan material tersebut, dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas sehingga akan menjamin keamanannya
dan terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang
salah.

4|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

2. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk


kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan , tidak
diperkenankan untuk disimpan di dalam site.

1.9. Barang contoh/Sample


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Kontraktor
diwajibkan untuk :
a. menyerahkan barang- barang contoh (sample)dari material yang akan
dipakai/dipasang, untuk mendapat persetujuan dari Manager Proyek.
b. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda
bukti/sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.
c. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Pelaksana Pekerjaan/Kotraktor dan Sub Pelaksana
Pekerjaan/Sub kontraktor diwajibkan menyerahkan :
 Brosur
 Katalog
 Gambar Kerja atau Shop Drawing
 Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

1.10. Pengujian Mutu Pekerjaan


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu pekerjaan yang telah
diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing – masing.

1.11. Dasar Penentuan Ukuran / Posisi Bagian-bagian Pekerjaan.


1. Untuk mendapat ketepatan posisi di lapangan dari setiap bagian pekerjaan,
harus diperhatikan segala petunjuk yang tertera dalam gambar Lansekap.
2. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan maka patokan-patokan ukuran
yang dipakai adalah as-as bangunan yang telah ada di sekitarnya dengan
menyesuaikan ukuran di gambar setiap kali, atau dipakai patokan-patokan
yang ada di dalam site untuk bagian-bagian yang jauh dari bangunan.

5|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

3. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di dalam site serta


membubuhkan nomor as dan koordinatnya , terutama untuk patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan. Patok-patok tersebut harus mengacu kepada
benchmark tapak.

1.12. Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap


1. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga
ketepatan pemasangan patok-patok di lapangan
2. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk/kemiringan/
contour/peil yang tertera dalam gambar.
3. Pemadatan dan pengolahan tanah harus mengikuti tahap dan syarat yang
ditentukan dalam penjelasan di butir sebelumnya.
4. Tidak dibenarkan adanya genangan air di atas tanah, serta penumpukan
puing dan sampah selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk dalam
dokumen gambar kerja, serta syarat teknis pekerjaan lansekap.

1.13. Foto Visual Proyek


Setiap jenis pekerjaan yang harus dibuatkan foto-foto visual minimal 3(tiga)
phase yaitu pada saat pekerjaan dimulai hingga selesai (0%, 50%, dan 100%)
dengan posisi pengambilan foto pada tempat yang sama. Foto-foto ini harus
disusun sesuai urutan pengambilan sehingga akan terlihat jelas hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan, dan dibuat rangkap 3 (tiga), 1 set untuk dokumen
proyek, 1 set untuk dokumen pengawasan dan 1 set lagi untuk Kontraktor
untuk keperluan pembayaran/tagihan yang harus dilampirkan pada setiap
pengajuan tahapan pembayaran.

1.14. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek harus dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai standar
yang berlaku dimana proyek tersebut berada, sebanyak 1 buah, ditempatkan
pada lokasi yang dapat dibaca/dilihat oleh umum.

1.15. Keamanan, Air dan Listrik kerja

6|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Kontraktor harus menjamin keamanan proyek selama masa pelaksanaan,


menyediakan air kerja (sumur pantek dan pompa tangan), serta listrik untuk
kerja.

1.16. Fasilitas-fasilitas di lapangan


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
diwajibkan menyediakan sendiri :
a. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan dan keamanan.
b. Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada di proyek.
c. Alat-alat pemadam kebakaran
d. Obat dan alat untuk PPPK (P3K)
e. Kamar mandi dan WC untuk pekerja lapangan.

2.PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH


2.1. Umum
1. Kontraktor harus memulai pekerjaan dari patok-patok yang telah disetujui
Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-
pengukuran yang dibuatnya.
2. Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai
kondisi tanah bagian bawah (sub soil) serta sifat struktur tanah yang ada di
lokasi pekerjaan.
3. Kontraktor pelaksana harus mengadakan pengukuran/pematokan untuk
penerapan rencana di lapangan yang mana kemudian harus mendapat
pengesahan/persetujuan atas kebenaran hasil ukurnya dari Konsultan
Pengawas.
4. Kontraktor diwajibkan memelihara patok-patok serta tugu-tugu utama selama
masa pelaksanaan.

2.2. Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan meliputi pembongkaran pagar eksisting, paving block
eksisting dan pembersihan lahan, dimana Kontraktor pelaksana diwajibkan:

7|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

1. Membongkar pagar dan paving block eksisting sebagaimana ditunjukkan


dalam gambar kerja.
2. Membersihkan batuan/puing-puing yang tersisa akibat pekerjaan
bongkaran dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan .
3. Membersihkan Semak belukar/rumput yang ada di atas permukaan areal
yang akan dikerjakan/ditata, termasuk membuang sisa-sisa akar tanaman
yang dipindahkan atau ditebang.
4. Sampah tebangan pohon atau semak belukar yang tidak berzat kayu dapat
dicacah dan dihancurkan dengan proses peng-kompos-an, dengan cara
penimbunan dan pembalikan secara berkala hingga materi siap menjadi
kompos.

2.3. Pekerjaan Tanah


Pekerjaan tanah meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pembentukan dan Pematangan lahan.
3. Pembersihan lahan
4. Pekerjaan Tanah Subur.

2.3.1. Pekerjaan Persiapan Tanah


 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/pemindahan/
pembersihan di area kerja dari benda/bekas bangunan/struktur bangunan
yang tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu terlaksananya kelancaran
kerja di tempat tersebut dan dibuang keluar proyek.
 Pohon/semak/rerumputan yang tidak diperlukan lagi di area kerja harus
disingkirkan berikut pokok pohon/semak/rerumputan sampai akar-akarnya
(striping tanah) sedalam kurang lebih 30 cm. Sampah-sampah
tanaman/kotoran-kotoran tanaman merupakan tanggung jawab Kontraktor
untuk pembersihannya.
 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik mula/peil dasar
yang diperlukan di tempat kerja.

2.3.2 Pembentukan dan PematanganLahan

8|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian/urugan tanah, stripping dan perataan


tanah hingga mencapai level tertentu sesuai dalam gambar. Tanah yang
dipergunakan adalah tanah subur/top soil yang bebas dari kotoran, akar- akar
pohon serta bongkahan puing.
 Pembentukan dan pematangan lahan harus mengikuti bentuk/rencana
grading, kemiringan/kontur/peil yang tertera dalam gambar lansekap.
 Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengurugan tanah yang
mengandung bahan pupuk organis.

2.3.3 Pembersihan Lahan


 Lahan yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang
telah selesai digarap harus dibersihkan dari bekas tanah galian dan bekas-
bekas bahan bangunan.
 Dibersihkan dari batu, kerikil, adukan beton/semen, kapur, dan berbagai
material bekas bangunan, bahan plastik dan bahan-bahan non-organik
lainnya dibuang keluar dari lokasi proyek.
 Pembuangan sampah memisahkan antara puing, batu, plastik (organik & non
organik), untuk sampah tanaman sebaiknya dapat di komposisasi, sehingga
hasil komposnya dapat digunakan kembali untuk pemupukan pada saat
penanaman.

3. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA


3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
 Pasangan batu bata
 Adukan
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

9|Page
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

3.2. Standart Rujukan


1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.3. Bahan-Bahan
1. Batu Bata.
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5
x 22 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak
mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah
mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan
supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas
bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor harus
menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan MK/Pengawas.
Konsultan MK/Pengawas berhak menolak bata dan menyuruh bongkar
pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak
harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25


kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000. Bata merah digunakan untuk
pasangan dinding area toilet/basah.

2. Adukan dan Plesteran.


Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding
batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding trassram
dan 1 pc : 8 pasir untuk dinding biasa.

10 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Holcim,
Semen Indonesia atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas
standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan
yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.

3. Mortar/Acian
Adukan terdiri dari bahan Mortar siap pakai dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata. Komposisi adukan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan mortar yang dipakai adalah produk MORTAR UTAMA atau DRY
MIX.

4. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof,
kolom praktis dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis,
ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.
Beton bertulang struktural pada pekerjaan main gate menggunakan mutu
f’c 20 Mpa.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu
merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari
tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu
keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut
ketentuan SNI, dengan mutu fy = 400 Mpa untuk baja tulangan ulir dan fy =
240 Mpa untuk baja tulangan polos

5. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.


Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis.

11 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

3.4. Pelaksanaan Pekerjaan


Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk.
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : kolom praktis 11 x
11 cm, ringbalk dan balok latai 11 x 11 cm. Kolom praktis dan ringbalk
diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal
minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan
harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.

2. Pasangan dinding bata.


Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata :
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air
dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk
keperluan tersebut harus cukup terjamin.
 Yang ukurannya kurang dari setengahnya
 Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian
pemasangan
 Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
 Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang
beton praktis (kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup
kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.

12 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan
bata diatas kusen harus dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan
pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam
arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus
diisi dengan adukan.

3. Perawatan dan Perlindungan.


Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7
hari setelah didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan
bahan pengisi celah.

4. Plesteran dan Pengacian.


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.

4. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN


4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan
halus), seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

4.2. Standart/Rujukan
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 American Concrete Institute (ACI)
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
 Standar Nasional Indonesia (SNI)

13 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 American Association of State Highway and Transportation Officials


(AASHTO)

4.3. Prosedur Umum


1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada MK untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2. Pengiriam dan Penyimpanan.


Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi
penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

4.4. Bahan-Bahan
1. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.
Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C
150-1995, seperti SEMEN INDONESIA atau HOLCIM.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

2. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik
yang bersifat merusak.

14 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus
diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan
MK/Pengawas.

4.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
Campuran adukan dan plesteran menggunakan perbandingan 1 semen
dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.

2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,
untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan
kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang
akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang
permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga
jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.

15 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

4. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos
– kelos sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan dilapis dengan bahan lain.
 Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian
pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus
untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.

Plesteran Permukaan Beton.


 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak,
lemak, lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja.
Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
dirawat dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak –
retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

16 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.


Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan
lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan MK/Pengawas.

6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak
ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari
atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai
jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.

7. Pemeriksaan dan Pengujian.


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan
Pengawas untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah
diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.

5. PEKERJAAN PENUTUP DINDING


5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan RKS ini, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk
keperluan pekerjaan ini.

5.2. Standart/Rujukan
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 Australian Standard (AS)
 British Standard (BS)

17 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 American National Standard Institute (ANSI).

5.3. Prosedur Umum


 Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan marmer harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-
masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

 Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman marmer ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang
utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

5.4. Bahan-Bahan
 Umum.
Marmer harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal
yang memenuhi ketentuan SNI. Ex Tulung Agung atau Citatah
Marmer yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus,
sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

 Bahan Penutup Dinding


- Batu alam dengan ukuran sesuai ditunjukkan pada gambar kerja
- Batu Marmer warna abu-abu tua uk. 600x600 mm2
- Cat dulux weathershield
Masing-masing type finishing digunakan pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

 Adukan.

18 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri
pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang marmer, jika ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan MK/Pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti
perekat keramik ex dry mix indonesia, MU atau yang setara.

 Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap
pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat
Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang
setara yang disetujui.

5.5. Pelaksanaan Pekerjaan


 Persiapan.
Pekerjaan pemasangan marmer baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.

Pemasangan marmer harus menunggu sampai semua pekerjaan


pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak
dibelakang atau dibawah pasangan marmer ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.

 Pemasangan.
Sebelum pemasangan marmer pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rat dan bersih.
Adukan untuk pasangan marmer dinding luar dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

19 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

Adukan untuk pasangan marmer pada tempat-tempat lainnya


menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan marmer pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang marmer, kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Marmer harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang marmer yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
Marmer yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
Marmer mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar marmer harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan marmer harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan
sesempuna mungkin.

Siar antar marmer dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK/Pengawas.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan marmer seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa

20 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk


dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

 Pembersihan dan Perlindungan.


Setelah pemasangan selesai, permukaan marmer harus benar-benar
bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan marmer
harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain
yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan marmer.

6. PEKERJAAN PENGECATAN

6.1 UMUM

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan
alat angkutnya (bila diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum
dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja. Semua
pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari pabrikan. Cat
dinding yang digunakan adalah merk ex. Dulux atau setara. Untuk dinding
luar menggunakan ex. Dulux Weathershield atau setara, Cat pada bagian
baja baik batang maupun plat dengan ex EMCO dengan pelapisan Meni
terlebih dahulu

6.1.2 Bahan-bahan

a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
b. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai
hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :

 Segel kaleng
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan

c. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
d. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh

21 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

bahan yang masih dalam kaleng.

6.1.3 Pelaksanaan

1. Umum

 Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas


beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan
pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Kontraktor.
 Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam
keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang
akan mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan terlindung dari
basah dan lembab ataupun debu.
 Permukaan bahan yang akan dicat harus benar- benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan
bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-
benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang
melekat.
 Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus
mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai
pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk disetujui
Pengawas.
 Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya,
maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas .
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi
Tugas.
 Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik merk Dulux atau setara.

2. Teknis

 Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan


prosedur dan teknik pengecatan Dulux atau setara. Dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan
dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan
pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran
atau ada bekas -
 bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan dan
roller.

22 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi


pabrik cat yang dipilih atau ditunjuk.
 Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.
Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas.
 Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang
kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan
sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti
petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
 Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan
termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun
pembersihan dengan kain kering.
 Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan
menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang
sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan
diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

6.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan


percobaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya
sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus
diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus
memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan
pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan
kerusakan cat lainnya.
3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat- syarat
yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas.
Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap
perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

6.1.5 Pengamanan Pekerjaan

1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-


pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut
terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen- kusen dan
sebagainya dengan cara menutup/melindungi agian tersebut selama
pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab
memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan
pengecatan tersebut.

23 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

7.PEKERJAAN LANTAI
7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Lantai meliputi pekerjaan lantai area gerbang, sesuai dengan gambar
rencana serta uraian teknis dan syarat pekerjaan lantai, sehingga diperoleh hasil
kerja yang baik.

7.2. Persyaratan Umum


1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan
contoh dan daftar material lantai yang akan dipasang/ditanam yang harus
mendapat persetujuan Manager Proyek.
2. Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang ditarik dari as-as bangunan
yang terdekat/patokan-patokan yang ada dalam site.
3. Kontraktor harus menyediakan air yang dibutuhkan untuk penyiraman. Air
harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak serta bahan kimia lainnya
yang dapat menyebabkan tanaman mati serta rusaknya pekerjaan hardscape.
4. Kontraktor diwajibkan mengajukan Shop Drawing dengan mengikuti ukuran,
bentuk dan peletakkan sesuai gambar perencanaan.
5. Setelah semua pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan area
tersebut dari kotoran, sampah, material lain yang tidak digunakan lagi.

7.3 Persyaratan Khusus Pekerjaan Lantai


7.3.1 Pekerjaan Beton Cor di tempat
 Pekerjaan beton cor di tempat adalah termasuk bekisting, finishing dan

pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.


 Seluruh bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan harus dari sumber-

sumber yang diizinkan Konsultan Pengawas dan harus memenuhi standar.


Termasuk pengemasan untuk bahan yang dikemas, harus utuh, baik dan
tertutup rapat dengan bahan kedap air sebelum digunakan dan pada saat
digunakan.

7.3.1.1 Bahan-bahan yang digunakan


a. Agregat.

24 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 Agregat kasar harus bergradasi dari halus sampai dengan kasar dan

secara umum harus sesuai dengan NI – 2, Bab 3.3, 3.4, 3.5.


 Agregat harus bersih dari Lumpur, tanah liat atau bahan organis lainnya.

Agregat halus harus disimpan terpisah. Penggunaan bak – bak – bahan


yang berlantai sangat diharuskan untuk mencegah terbawanya tanah
bawah pada waktu pengambilan bahan.

b. Semen.
 Hanya 1 merek dari tipe semen yang harus dipakai untuk pekerjaan

beton.
 Semen diangkut ke lapangan dalam keadaan tertutup dalam kantong

yang terjahit dalam jumlah secukupnya untuk dapat dipergunakan pada


pelaksanaan waktu itu dan dijaga agar semen tidak menjadi lembab.
 Sebelum dipakai, semen harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang

waktu dan hanya dipergunakan pada saat diperlukan untuk pelaksanaan.


 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penyimpanan semen yang baru

tidak boleh ditimbun di atas timbunan yang sudah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
 Apabila semen telah disimpan lama dan / atau mutunya diragukan, maka

sebelum boleh dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen


tersebut masih memenuhi syarat.
 Semen curah tidak boleh dipakai.

c. A i r.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau tulangan baja. Air harus bersih, jernih dan tawar.
Hal lain mengenai air disesuaikan dengan peraturan NI – 2., Bab 3.6.

7.3.1.2 Urutan pekerjaan


 Pemadatan tanah

 Pemasangan lapisan pasir urug padat, t = 5cm.

 Adukan beton kosong

 Pemasangan Batu Marmer

25 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

7.3.3 Batu Marmer


Batu Marmer yang digunakan adalah:
 Batu Marmer warna abu-abu 600x600 mm ex Tulung Agung atau

Ciattah untuk pelapis lantai.


Bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat.
Material yang didatangkan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

8.PEKERJAAN ORNAMEN MAIN GATE


8.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup pekerjaan ornamen besi tempa beserta rangka
strukturnya pada sub pekerjaan main gate seperti ditunjukkan dalam gambar,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan

8.2. Bahan-Bahan
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Hollow besi Uk. 100x100 mm dengan ketebalan 4,5 mm finish cat
 Hollow besi Uk. 50x50 mm dengan ketebalan 2,5 mm finish cat
 Besi tempa finish custom berikut rangka pembagi (jika diperlukan)
 Peralatan dan aksesories lain yang diperlukan
 Stainless Steel Laser Cutting ketebalan 2mm
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak
cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh (type) untuk
disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas bersama dengan Konsultan
Perencana.
 
8.3. Pelaksanaan Pekerjaan
 Pemasangan rangka struktur besi main gate termasuk ornamen besi
tempa harus dilakukan oleh ahli (vendor) yang berpengalaman.
Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
 Kontraktor harus memperhatikan K-3 selama pekerjaan berlangsung,
mengingat faktor resiko yang cukup tinggi.
 Sebelum memulai pemasangan Kontraktor harus mengecek terlebih dahulu
terkait ukuran dan bentuk agar tidak terjadi kesalahan.

26 | P a g e
 
PEKERJAAN PERENCANAAN REVITALISASI GEDUNG AUDITORIUM DAN GAPURA

 Kualitas pengelasan harus memenuhi syarat mutu las E70xx dan


pengelasan harus penuh bidang yang akan di las.
 Khusus untuk ornamen besi tempa, Kontraktor harus membuat mock up
terlebih dahulu terkait ukuran/motif desain untuk diajukan ke Konsultan
Pengawas/Perencana dan mendapat persetujuan dari Owner.

9. PEKERJAAN AUTOMATIC GATE


9.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup pekerjaan pemasangan gerbang otomatis yang terdiri
dari
a. Sliding gate motor khusus 1000kg
b. Panel Board
c. Gear Rack
d. Remote and Battery

9.2. Bahan-Bahan
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Mesin Gate Otomatis 
 Gear Rack 
 Manual Overide Special Release key for power failure
Seluruh bahan yang kan dipasang harus dari persetujuan pengawas dan
dalam kondisi baik. 
9.3. Pelaksanaan Pekerjaan
 Pemasangan dilakukan setelah rangka dan plat gerbang terpasang
 Kontraktor harus memperhatikan K-3 selama pekerjaan berlangsung,
mengingat faktor resiko yang cukup tinggi.
 Sebelum memulai pemasangan Kontraktor harus mengecek terlebih dahulu
terkait ukuran dan bentuk agar tidak terjadi kesalahan. Dan penempatan
motor gate
 Setelah dilakukan pemasangan harus dilaksanakan commissioning yang
disaksikan oleh pengawas dan Owner/Pengelola
 
 

27 | P a g e
 

Anda mungkin juga menyukai