Keterangan
Keterangan:
Spesifikasi ini disusun oleh konsultan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan
ketentuan :
1. UMUM :
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor pelaksana diwajibkan untuk memahami
seluruh gambar pelaksanaan dan merangkaikannya antara gambar satu dengan yang
lain serta antara gambar dengan rencana kerja dan syarat-syarat.
Apabila kontraktor pelaksana menemukan ketidak jelasan pada gambar atau ketidak
jelasan pada rencana kerja dan syarat-syarat atau ketidak jelasan hubungan antara
gambar dengan rencana kerja dan syarat-syarat, maka diwajibkan untuk melaporkan
hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaiannya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, mengatur,
mengawasi, serta memelihara bahan, pekerja dan alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.
Untuk melaksanakan lingkup pekerjaan ini agar tercapai hasil dan keselamatan kerja
yang sesuai dengan rencana maka di tambah pendukung keselamatan kerja sebagai
berikut :
1. Melakukan penyusunan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
sebelum pekerjaan dimulai bersama dengan Pihak Pemberi Kerja
2. Tenaga kerja harus dilengkapi tanda identitas perusahaan
3. Tenaga kerja wajib mengikuti induksi keselamatan dari pihak pemberi kerja
4. Kewajiban melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di areal
pemberi kerja selama jam kerja
5. Menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan matrik alat pelindung diri dari
pemberi kerja atau berdasarkan hasil identifkasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko
6. Wajib untuk mematuhi dan menjalankan prosedur terkait keselamatan ,
kesehatan kerja dan lingkungan pihak pemberi kerja selama berada di areal
pemberi kerja
7. Menyediakan tenaga kerja yang memiliki kompetensi di bidang K3 jika jumlah
pekerja lebih dari 100 orang atau dengan tingkat resiko tinggi dan signifikan
3. SARANA KERJA
8. Sebelum memulai pekerjaan selain membuat shop drawing, kontraktor wajib
menyerahkan jadwal rencana kerja, jumlah tenaga kerja, CV tenaga kerja, serta
peralatan yang akan digunakan.
9. Kontraktor berkewajiban untuk membuat barak sebagai fasilitas kerja dan
tempat beristirahat bagi pekerja.
10. kontraktor berkewajiban untuk menyediakan tempat penyimpanan bahan /
material di tempat yang aman dari segala kerusakan, kehilangan serta
kemungkinan material-material tersebut berdampak terhadap lingkungan.
11. Kecuali direksi keet, semua hal tersebut diatas tidak boleh dimintakan / ditawar
dalam Rencana Anggaran Biaya.
4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN
1. Apabila terjadi perbedaan antara gambar satu dengan yang lain, maka
kontraktor pelaksana berkewajiban melaporkan hal tersebut kepada PENGAWAS
secara tertulis dan hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.
2. Ukuran tertera dalam gambar adalah ukuran terpasang.
3. Kontraktor pelaksana tidak di ijinkan mengubah ukuran-ukuran dalam gambar
tanpa seijin Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan 2 copy gambar kerja, spesifikasi teknis,
agenda, berita acara perubahan-perubahan gambar pelaksanaan yang telah
disetujui oleh pihak-pihak yang berwewenang.
6. JAMINAN KUALITAS
Kontraktor Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas bahwa
semua bahan dan perlengkapan adalah baru dan dari kualitas utama.
8. PEMESANAN MATERIAL
Pemesanan material harus ditunjukkan pada Konsultan Pengawas dan PENGAWAS
memiliki hak untuk pemeriksaan atas kebenaran pemesanan dimaksud.
12. IKLAN
Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
site tanpa seijin Pemberi Tugas.
c. STRUKTUR BETON :
Ketentuan Bahan.
1. Pengujian Bahan :
a. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan diadakannya pengujian pada
setiap bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton ini, untuk
menentukan apakah bahan yang dipakai mempunyai mutu sesuai dengan mutu
yang telah ditetapkan.
b. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03-2847-2002
c. Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium
independent yang memenuhi syarat, dan mendapat persetujuan tertulis
Konsultan Pengawas.
d. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu
tersedia di lapangan (on site) untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung,
dan tersimpan selama 2 (dua) tahun setelah selesainnya pekerjaan
pembangunan.
2. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen Portland type satu, sesuai SNI 03-2847,
2002.
b. Merek semen yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Untuk mendapat persetujuan, kontraktor harus dapat
menunjukan sertifikat tentang semen yang diusulkan untuk dipakai. Sertifikat
ini bisa diperoleh dari pabrik semen yang bersangkutan atau dari laboratorium
yang berwenang.
c. Konsultan Pengawas berhak menolak semen yang dikirim ke Proyek, jika
atas dasar pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan.
d. Penyimpanan Semen harus memenuhi syarat:
(1). Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban.
(2). Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang
datang / diproduksi lebih dulu terpakai lebih awal.
(3). Semen yang mempunyai gejala membatu / terkontaminasi bahan
yang dapat merusak tidak boleh digunakan.
e. Pemakaian semen lebih dari satu merek tidak diijinkan, kecuali ada alasan
khusus dan mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
3. Agregat :
a. Agregat untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33
b. Agregat kasar dapat berasal langsung dari alam (agregat alam), atau
agregat yang berasal dari batu pecah.
c. Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
(1). Seperlima (1/5) jarak terkecil sisi-sisi cetakan;
(2). Sepertiga (1/3) ketebalan pelat lantai .
d. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan
tugas Pengawasan, tidak terintrusi bahan yang dapat merusak/ menggangu.
e. Bahan yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat
digunakan.
4. Air :
a. Air pencampur beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
merusak beton, seperti: oli, asam, alkali, garam, bahan organik.
b. Kecuali air yang berasal dari PDAM, maka sebelum dipakai harus diuji
kelayakannya, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002 PASAL 5.4
5. Baja Tulangan :
a. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas dari karat
b. Semua tulangan dari jenis baja ulir (BJTD) dan polos harus memenuhi
ketentuan SNI 03-2487-2002 pasal 5.5.
c. Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen strutur, dengan mutu fy= 320 Mpa
(U32).
d. Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu
fy=240Mpa (U24)
e. Sambungan las baja tulangan tulangan tidak diijinkan, kecuali ada
pertimbangan khusus dan harus mendapat persetujuan tertulis Konsultan
Pengawas.
6. Bahan Tambahan :
a. Penggunaan bahan tambahan untuk pembuatan beton harus mendapat
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
b. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus
mampu secara konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan
yang dihasilkan oleh produk yang digunakan dalam menentukan komposisi beton
diawal penentuan campuran.
8. Pekerjaan Persiapan.
1. Pengajuan rencana pelaksanaan.
Untuk mendapat persetujuan pelaksanaan suatu pekerjaan, Kontraktor
Pelaksana harus menyampaikan usulannya terlebih dahulu mencakup gambar-
gambar pelaksanaan, daftar personel, kelengkapan peralatan beserta kondisinya.
2. Keamanan Proyek
Kontraktor Pelaksana harus melengkapi Proyek dengan sistem pengamanan
yang semestinya, harus atas persetujuan Konsultan Pengawas. Penempatan
penangkal petir, pemakaian sabuk pengaman dsb, sesuai ketentuan ketenaga
kerjaan yang berlaku.
9. Toleransi.
1. Dimensi
Untuk panjang sampai dengan 8 meter ± 10 mm
Untuk panjang keseluruhan lebih 8 meter ± 15 mm
4. Penutup/selimut beton
Selimut beton tebal sampai dengan 30 mm ± 5 mm
5. Dimensi kolom/balok
Ukuran sampai dengan 500 mm ± 5 mm
Ukuran lebih besar 500 mm ± 10 mm
6. Dan lain-lain
Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan ditetapkan kemudian
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Siar pelaksanaan.
a. Penempatan siar pelaksanaan harus dirancang sebelum pekerjaan
pengecoran dilaksanakan, dengan pertimbangan tidak mengurangi
kekuatan struktur.
Perangkat untuk menyalurkan geser atau gaya lain melalui siar pelaksanaan
harus melalui analisa sebagaimana mestinya.
b. Sebelum pengecoran, permukaan beton harus dibersihkan dari dari
serpihan dan kotoran, dibasahi sampai jenuh dan dibebaskan dari
kemungkinan air yang menggenang.
c. Siar pelaksanaan pada system pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah
sepertiga bentang tengah pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk
harus diletakan pada jarak minimum sebesar dua kali lebar balok yang
memotongnya dari posisi muka perpotongan tsb.
d. Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur yang harus kedap
air, seperti didaerah kamar mandi dan kamar kecil (KM/WC) atau pada pelat
atap.
11. Penulangan
1. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang
sejenis.
2. Pengiriman tulangan .
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan
berdiameter lebih kecil 19 mm.
3. Pembengkokan tulangan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui
dengan cara lain oleh Konsultan Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam
dalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan.
4. Permukaan tulangan.
Pada saat beton di cor, keadaan permukaan tulangan harus bersih, bebas dari
lumpur, minyak, atau segala jenis zat/ benda pelapis bukan logam yang dapat
mengurangi lekatan beton terhadap tulangan.
5. Penempatan tulangan.
Semua tulangan harus ditempatkan/ disetel sesuai gambar. Tulangan
ditempatkan sedemikian rupa agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah
tergeser akibat adanya pekerjaan pengecoran.
14. Pengecoran.
1. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Kontraktor Pelaksana harus sudah selesai
paling lambat 24 jam sebelum waktu pelaksanaan. Pengecoran tidak dapat
dilaksanakan apabila tidak dihadiri oleh Konsultan Pengawas.
2. Sebelum pengecoran dimulai, cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain
untuk menghindari hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk
mengantisipasi kemudahan pembukaan cetakan dan untuk memproleh kwalitas
permukaan beton yang disyaratkan.
3. Selama pengecoran sampai dengan proses pengerasan selesai, beton harus
tetap terlindungi oleh kemungkinan adanya gangguan external maupun internal
(hujan, getaran, tumbukan dsb)
4. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktu pengerasan
(setting time) berakhir. Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas atas usul Kontraktor Pelaksana.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
Penuangan beton harus sedekat mungkin. Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh
melampaui 1,5 m.
6. Pemberhentian pengecoran (siar pelaksanaan) sesuai rencana yang telah
mendapat pesetujuan Konsultan Pengawas.
7. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan,
pengaruh panas hidrasi (dengan maximum beda panas tertinggi didalam beton
dan dipermukaan sebesar 20 derajat Celsius).
8. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertikal misal kolom, sebelum
dilakukan pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras
setebal minimal 50 mm, untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai.
9. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak
penulangan, antisipasi terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan
pengecoran dikeluarkan.
2. Perawatan dipercepat/khusus.
a. Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan tertulis pihak Konsultan
Pengawas.
b. Perawatan dipercepat (misal dengan uap bertekanan tinggi) dapat
dilaksanakan asal dengan perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang-
kurangnya mempunyai mutu sama dengan yang disyaratkan, baik kekuatan
dalam jangka pendek, jangka panjang maupun yang menyangkut tingkat
keawetannya.
c. Proses perawatan khusus dengan mengganti kehadiran air dengan material
tertentu (misal seperti curring compound), harus tetap juga memenuhi
syarat seperti pada perawatan yang dipercepat diatas yaitu beton yang
dihasilkan minimum mutunya tidak lebih rendah.
d. Konsultan Pengawas dapat menambah jumlah benda uji dari jumlah yang
disyaratkan untuk evaluasi mutu beton, untuk menjamin bahwa proses
perawatan yang dilakukan memenuhi persyaratan.
e. Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih diberikan sejak dimulainya
proses, seperti perlindungan terhadap bahan dasar, cara produksi, serta
penanganan pengecoran. Perlindungan yang merupakan bagian dari
perawatan harus dapat mencegah temperature beton melebihi yang
seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh negative pada mutu beton
yang dihasilkan atau kemampuan layan komponen struktur.
b. Laboratorium.
Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium
Independen yang memenuhi kwalifikasi baik personel maupun
peralatannya, atas persetujuan tertulis Konsultan Pengawas. Saat pengujian
harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
c. Pengujian tambahan.
Konsultan Pengawas berhak memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk
melakukan pengujian tambahan apabila ada hal-hal yang meragukan.
Pengujian ini harus sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pelindung Beton.
Apabila balok sloof dicor dengan menggunakan acuan permanent misal dari
pasangan batu-bata/batako, permukaan beton tidak dapat dikontrol, maka
penutup betonnya harus dirubah menjadi 75 mm .
19. Kolom.
Kolom menggunakan beton K250 dengan syarat pengecoran:
1. Tremi.
Mengingat ukuran kolom yang ada, pengecoran dengan menggunakan bantuan
tremi dapat menjadi salah satu pilihan. Penggunaan cara ini harus tetap
menjamin bahwa mutu beton yang didapat tidak lebih rendah dari yang
dipersyaratkan. Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh melampaui 1,5 meter.
2. Sambungan tulangan.
Untuk menghindari kesulitan dalam pengecoran, penyambungan tulangan perlu
dirancang sedemikian rupa, misalnya tidak dalam satu potongan.
3. Sarang tawon.
Untuk menghindari terjadinya sarang tawon pada bagian bawah kolom
antisipasi untuk mencegahnya harus ditetapkan terlebih dahulu.
4. Pemberhentian pengecoran.
Pada bagian atas pemberhentian pengecoran kolom sering terjadi penurunan
kwalitas beton ditandai adanya retak dibawah sengkang, karena kurang
perawatan, adanya phenomena konsolidasi pada pengecoran beton yang
relative tebal, maka permukaan itu harus dikepras minimum setebal 50 mm.
20. Balok.
Antisipasi akan terjadinya lendutan balok oleh beban yang bekerja maka perlu
langkah antisipasi pada waktu memasang kerangka acuan/bekisting berupa kontra
lendutan.
21. Pelat.
Mutu beton untuk pelat adalah K250.
1. Kontra lendutan.
Seperti pada balok, antisipasi terhadap terjadinya lendutan harus diantisipasi
sebelum pengecoran dilaksanakan.
2. Posisi tulangan.
Pengalaman menunjukan bahwa saat pengecoran pelat, para pekerja
pengecoran sering/sulit menghindar untuk tidak menginjak tulangan pelat,
sehingga letak/kelurusan tulangan terganggu. Untuk menghindari menurunnya
kemampuan pikul pelat khususnya diatas tumpuan, antisipasi kearah itu harus
ditetapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.
22. Kolom.
Mutu beton untuk kolom adalah K-250. Dengan persyaratan pengecoran:
1. Pada pengecoran tinggi jatuh beton maximum 1,5 meter.
2. Bagian-bagian tulangan yang terkena beton saat pengecoran harus dibersihkan
sebelum pengecoran berikutnya dilaksanakan.
C1. DINDING
5.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
-
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
- Meliputi pemasangan bagian dinding dan bagian lain dari bangunan yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan pasangan Batu bata merah
atau setara.
- Termasuk dalam pekerjaan ini bagian dinding toilet dalam bangunan yang
didalam gambar dinyatakan sebagai dinding toilet cubicel.
2. Pekerjaan lain yang berhubungan :
Pekerjaan Bagian Struktur
Pekerjaan Plesteran
5.2 STANDARD :
1. Batu bata merah memenuhi NI-10
2. Semen Portland memenuhi NI-8.
3. Pasir memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
4. Air memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
5.3 MATERIAL :
1. Batu bata merah atau yang setara kualitas terbaik yang disetujui Konsultan
Pengawas. Batu bata ringan atau yang setara harus siku dan sama ukurannya.
2. Spesi menggunakan pasir,semen / setara yang diaduk secara benar hingga
menjadi homogen dan disetujui Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan plesteran menggunakan pasir,semen / atau yang setara dan disetujui
Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan acian menggunakan pasir,semen / atau yang setara dan disetujui
Konsultan Pengawas.
5.5 PERSIAPAN :
1. Spesi menggunakan pasir,pasang / atau yang setara dan disetujui Konsultan
Pengawas.
2. Pasangan Dinding biasa campuran 1 : 5 dengan bata merah atau yang setara.
3. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan
kolom praktis.
4. Stek-stek untuk pasangan batu bata harus sudah disiapkan pada saat
pembuatan kolom dan balok.
5.6 PELAKSANAAN :
Pasangan Dinding Batu Bata Merah atau yang setara pada umumnya :
1. Pasangan dinding batu bata merah pada umumnya adalah pasangan batu bata
merah atau yang setara dengan perekat (spesi) menggunakan Prime Mortar PM-
100 / atau yang setara dan disetujui Konsultan Pengawas .
2. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun
secara horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
3. Setiap luas pasangan dinding termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12m²
sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan
balok-balok beton praktis dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan tulangan pokok
4Ø10 dan beugel Ø8-15.
4. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan
kolom praktis.
5. Stek-stek untuk pasangan batu bata harus sudah disiapkan pada saat
pembuatan kolom dan balok.
6. Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraamnya untuk setiap hari pelaksanaan
tidak boleh melebihi 1 m.
7. Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan disirami
air minimal 1 kali setiap 2 hari.
8.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun
jendela yang dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium.
8.2 MATERIAL :
1. Bahan yang dipakai untuk kosen alumunium maupun Daun pintu / jendela
aluminium spesifikasi sebagai berikut :
a. Kusen Alumunium 4” coklat DACON, atau setara
b. Slimar alumunium alloy 3 x 6 coklat DACON, atau setara
2. Kelengkapan sambungan :
a. Neoprene Gasket
b. Sealant eks. DOW CORNING DC 793 atau yang setara
c. Structural sealant eks DOW CORNING DC 795 atau yang setara
8.4 PERSIAPAN :
1. SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan,
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop
drawing kepada Konsultan Pengawas. Sebelum gambar shop drawing tersebut
disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan
antar komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan
detail-detail pemasangan.
b. Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c. Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu /
jendela serta gasket dan sealantnya.
d. Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan
menggunakan klos-klos kayu didalam kosen alumunium.
2. CONTOH BAHAN :
a. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing, dan warna.
b. Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan,
dan penggunaan profil tersebut pada komponen kosen, daun pintu, dan
daun jendela.
4. Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus
dalam keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
7. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk
ataupun dari kerusakan.
8.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3. Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
4. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
5. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized.
6. Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
7. Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod
dan sealant untuk kekedapan terhadap air dan suara.
8. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen
telah terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap
terjamin kebersihannya.
9. Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus
dilengkapi dengan flashing penahan air hujan.
10.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen dan daun pintu yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan kusen alumunium dan daun
pintu kayu.
10.2 MATERIAL :
1. Bahan yang dipakai untuk kosen alumunium aluminium menggunakan
Alumunium 4” coklat DACON, atau setara
2. Kelengkapan sambungan alumunium :
a. Neoprene Gasket
b. Sealant eks. DOW CORNING DC 793 atau yang setara
c. Structural sealant eks DOW CORNING DC 795 atau yang setara
3. Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8.
10.4 PERSIAPAN :
1. SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen dan pintu dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Konsultan
Pengawas. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan.
Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan
antar komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan
detail-detail pemasangan.
b. Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c. Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan pintu serta gasketnya.
d. Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan
menggunakan klos-klos kayu didalam kosen alumunium.
2. CONTOH BAHAN :
a. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing, dan warna.
b. Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan,
dan penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan
daun jendela.
4. Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus
dalam keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
7. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk
ataupun dari kerusakan.
10.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3. Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
4. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
5. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized.
6. Angkur dipasang setiap jarak 600 mm.
7. Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod
dan sealant untuk kekedapan terhadap air dan suara.
8. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen
telah terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin
kebersihannya.
9. Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi
dengan flashing penahan air hujan.
11.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh pintu & kaca yang dinyatakan dalam
gambar sebagai pintu dan kaca.
11.2 MATERIAL :
1. Bahan yang digunakan adalah kaca atau sesuai gambar rencana, eks Asahimas
atau yang setara.
2. Warna kaca bening/clear.
3. Tepian kaca harus di bevel halus.
4. Patch Fitting / Glass Fitting untuk Pintu frameless eks…, atau yang setara.
11.4 PERSIAPAN :
1. Shop Drawing :
Sebelum pekerjaan pintu dan kaca frameless dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana
harus mengajukan dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop
drawing kepada Konsultan Pengawas. Sebelum gambar shop drawing tersebut
disetujui oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan.
3. Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran
10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan finishing tepian kaca
untuk mendapatkan persetujuan penggunaan bahan dari Konsultan Pengawas.
6. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk
ataupun dari kerusakan.
11.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan
pembangunan gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak
akan membahayakan kaca yang akan dipasang.
2. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
4. Semua detail pertemuan harus rata dan bersih.
5. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
6. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized.
7. Pintu kaca yang terpasang harus disetel dengan tepat untuk memperoleh hasil
buka/tutup dan penguncian pintu yang halus dan tepat. Penyetelan harus
disertai oleh Konsultan Pengawas.
12.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin,
pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan bahan kaca dan atau cermin.
12.2 MATERIAL :
1. Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca putih/polos
5mm (Asahimas) atau setara.
2. Kecuali untuk bidang kaca yang lebar dan panjangnya cukup besar, dipakai kaca
tebal 10 mm.
3. Warna kaca putih polos.
4. Cermin adalah clear float glass tebal 5 mm yang slah satu sisinya dilapisi dengan
bahan chemical deposited silver, Miralux eks Asahimas atau yang setara.
12.4 PERSIAPAN :
1. Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran
10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan
cermin, untuk memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Konsultan
Pengawas.
12.5 PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan
pembangunan gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak
akan membahayakan kaca yang akan dipasang.
2. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan kaca harus tepat, celah antara kaca dengan frame alumunium
harus di tutup dengan gasket. Khusus untuk sisi kaca luar bangunan harus diisi
dengan backer rod dan sealant. Tumpuan sisi bawah kaca harus diberi material
setting block. Untuk Kaca sambungan antara kaca dan ke konstruksi harus
ditutup sealant struktural.
4. Untuk frame kayu harus diberi lis kayu yang sesuai dengan tipe kosen atau pintu
/ jendelanya.
5. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
6. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized.
7. Kaca yang sudah terpasang harus diberi penanda yang mudah dibersihkan
dengan ukuran cukup besar supaya mudah diketahui, dan untuk mencegah
kerusakan kaca dan kecelakaan kerja akibat terbentur kaca.
8. Sisi cermin yang tampak akibat pemotongan harus dihaluskan hingga
membentuk tembereng.
13.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan
pemasangan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu
dan jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana
ditunjukkan menggunakan penggantung dan atau pengunci.
13.2 MATERIAL :
1. Pengunci :
1. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci
adalah dari Dacson, atau yang setara.
2. Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu,
dan Jendelanya.
b. Handel Dan Pegangan Pintu :
1. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan
pegangan pintu adalah dari merk Dacson, atau yang setara.
2. Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis
bahan Kosen, Pintu, dan Jendelanya.
c. Engsel :
1. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel
adalah dari bahan stainless steel merk Amex, atau yang setara.
2. Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya
beban yang harus dipikul.
e. Glass Fitting :
1. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua Glass Fitting Untuk
Pintu Kaca Frameless adalah dari merk Dacon, atau yang setara.
2. Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu,
dan Jendelanya.
f. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan
untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan
pekerja pelaksananya.
g. PERSIAPAN :
1. Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung
dan pengunci kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
penggunaan bahan dari Konsultan Pengawas.
2. Brosur :
Untuk keperluan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi
dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen,
Daun Pintu dan Daun Jendela, serta pekerjaan Kaca.
4. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
h. PELAKSANAAN :
1. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah.
3. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
4. Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun
pintu, kecuali disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah
dipasang 28 cm dari ambang atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah
dipasang di tengah-tengah di antara kedua engsel tersebut.
5. Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 2 buah untuk masing-masing daun
jendela kecuali disebutkan lain dalam gambar.
6. Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai
dibawahnya.
7. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
i. PENGUJIAN :
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar
C4. FINISHING
14.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Meliputi pelaksanaan plesteran dan benangan bagian dinding dan bagian
lain dari bangunan, yang terdiri atas :
(1). Plesteran Dinding
Dilaksanakan pada seluruh permukaan pasangan batu bata/batako
yang tampak.
(2). Benangan
Dilaksanakan pada seluruh bagian bangunan yang harus dibenangi.
(3). Tali Air, dilaksanakan pada :
(a) setiap pertemuan plesteran dinding dan Kusen Almunium.
(b) setiap pertemuan plesteran dinding dengan kusen BESI.
(c) setiap pertemuan plesteran dinding dengan keramik.
14.2 STANDARD :
Material memenuhi standar kuat tekan dan lentur
14.3 MATERIAL :
14.3.1 1. Plesteran menggunakan campuran 1 pc : 3 ps (trasram) dan 1pc : 5 ps.
14.3.2 2. Acian menggunakan campuran 1 pc : 3 ps.
14.5 PERSIAPAN :
1. Mortar untuk Acian trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 ps digunakan
dalam pekerjaan benangan.
2. Mortar untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 ps digunakan
dalam pekerjaan benangan.
3. Mortar campuran 1 pc : 5 ps untuk plesteran pasangan batu bata/batako.
4. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersebut
dibawah ini harus sudah selesai terlebih dahulu :
a. Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
b. Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang
sempurna.
c. Pasangan telah mengering.
d. Konstruksi yang menauinginya telah terpasang.
e. Sebelum diplester permukaan pasangan batu bata/batako harus disiram air
hingga jenuh.
14.6 PELAKSANAAN :
14.6.1 Plesteran Pasangan Batu Bata :
1. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan
spesi pasangan dindingnya.
2. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata.
3. Plesteran campuran 1 pc : 3 ps dan 1pc : 5 ps.
4. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1½ cm
5. Sebelum plesteran dilaksanakan harus dibuatkan kepala-an plesteran dan
pelaksanaan selanjutnya menggunakan Jidar alumunium.
6. Untuk adukan kedap air harus ditambahkan dengan daily bond dengan
perbandingan 1 PC : 1 Daily Bond.
7. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai toilet dan daerah basah lainnya, dipakai adukan plesteran 1 PC : 3 Ps.
8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus berapen dengan memakai spesi
kedap air.
9. Pasangan kepala-an plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.
10. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7cm dan
dalamnya 0,5cm kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
11. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar,
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan-bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
12. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh
Konsultan Pengawas. Seluruh biaya pembongkaran dan perbaikan kembali
menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.
13. Selama 7 (tujuh) hari setelah selesainya pelaksanaan Acian, Kontraktor harus
selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
14. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
14.6.2 Benangan :
1. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok non ekspos yang tampak (siku bagian
luar) harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada
gambar rancangan pelaksanaan.
2. Mortar campuran 1 pc : 2 ps untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran
yang diaduk secara benar-benar homogen.
3. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku dan
lurus.
4. Termasuk untuk nat-nat dinding dibuat dengan lebar sesuai gambar.
15.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi pemasangan ubin granito pada lantai bangunan yang dinyatakan
dalam gambar menggunakan finishing lantai granit alam.
15.2 MATERIAL :
1. Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana.Keramik tangga 40 x
40cm dan Keramik KM/WC lantai 20 x 20 cm, dinding 20 x 25 cm polos polished.
Semua ukuran disesuaikan terhadap gambar dan disetujui Konsultan Pengawas.
2. Semen Portland jenis I
3. Pasir pasang.
4. Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Lemkra, atau yang setara.
15.4 PERSIAPAN :
1. CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai ; bahan-bahan addtive untuk adukan,
dan bahan untuk tile grouts.
2. MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola dan metoda pemasangan serta warna
groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan
3. BROSUR :
Untuk keperluan Direksi / Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain,
maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
5. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
6. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
7. Ubin yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang ditentukan.
8. Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif
ubin keramik yang dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam
keadaan baru dan mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada
didalamnya. Ubin-ubin keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemberi tugas.
9. Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif
ubin keramik yang dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam
keadaan baru dan mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada
didalamnya. Ubin-ubin keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemberi tugas
15.5 PELAKSANAAN :
1. Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang
tidak penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus
menghasilkan tepian potongan yang lurus dan halus serta berprofil sama dengan
tepian yang tidak terpotong.
2. Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC :
3Ps, kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3. Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk
menentukan lay out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna
jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
4. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a. Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak di bawah ubin.
b. Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali
untuk bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring
harus menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air
hingga kering ke lubang-lubang lantai ( avour ).
c. Nat antar ubin adalah seminimal mungkin dan menghasilkan garis nat yang
lurus sejajar garis dinding yang melingkupinya.
5. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan
adukan Grout pengisi nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat
yang sama dengan garis tepian ubin.
6. Noda adukan Grout pengisi nat yang mengenai permukaan tegel harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7. Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa
biaya tambah bila persyaratan pada butir 4, 5, dan 6 di atas tidak dapat
dipenuhi.
8. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan “guide line course” pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan
ubin lainnya berpedoman pada guide line ini.
2. Pembersihan
a. Secara prinsip, permukaan ubin dibersihkan dengan air, menggunakan
sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak dibersihkan
dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid
(HCL), perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini,
lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh
asam.
b. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
sehingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
17.1 UMUM :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam
gambar menggunakan finishing cat.
c. Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan pada bagian dinding / balok/
kolom didalam bangunan yang finishingnya dinyatakan dalam gambar
menggunakan metal sheet alumunium / clading alumunium, wallpaper, dan
atau menggunakan pelapis dinding teakwood.
d. Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-
lantai kamar mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain
lantai 1.
2. Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan
mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi
kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan menggantinya
apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
17.2 MATERIAL :
1. Cat emulsi Vinilex yang setara, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond
ruang di dalam bangunan.
2. Cat emulsi weathershield eks Vinilex atau yang setara, untuk pengecatan bagian
dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan langsung
dengan cuaca/udara luar.
3. Cat synthetic enamel Vinilex atau yang setara, untuk pengecatan kayu dan atau
besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4. Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
5. Waterproofing menggunakan Sika/Materguard atau yang setara.
17.4 PERSIAPAN :
1. CONTOH BAHAN :
a. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formila cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan
Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan
Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan
mock- up.
c. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng- kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
pemberi tugas.
3. BROSUR :
Untuk keperluan Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari kerusakan.
17.5 PELAKSANAAN :
17.5.6 Waterproofing
1. Untuk Waterproofing jenis coating :
a. Teknik pelaksanaan dengan melapiskan (coating) pada permukaan lantai
dan dinding yang sudah dibasahi dengan air hingga setinggi 2 m dari
permukaan lantai.
b. Pelapisan minimal dengan 4 kali lapis dilaksanakan sesuai petunjuk
produsen waterproofing.
c. Pemasangan water proofing pada lantai KM/WC atau daerah basah lainya
terpasang sebelum pemasangan finishing, pemasangan thermal insulation
dan acian beton ( finishing ).
2. Pada pemasangan instalasi water proofing harus dengan pengawasan Direksi
untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
dalam gambar, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
3. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan
teknis Kontraktor wajib membongkar, memperbaiki / mengganti kembali sampai
dinyatakan memenuhi syarat oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
4. Untuk Waterproofing jenis Waterproofing jenis Liquid Membrane system
exposedharus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Teknik pelaksanaan diperkuat dengan fiberglass CSM pada permukaan lantai.
b. Tahan Panas suhu permukaan 160 derajat C.
c. Non Toxic, tahan gores.
18.1.1 Umum :
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b. Meliputi pemasangan lempeng keramik pada dinding bangunan yang
dinyatakan dalam gambar menggunakan pelapis keramik atau plint keramik
dan pada dinding KM/WC yang didalam gambar dinyatakan sebagai toilet
cubicel.
18.1.2 Material :
1. Lempeng Keramik single firing kualitas mutu 1 milia atau yang setara. Ukuran 20
x 25 cm atau sesuai gambar rencana untuk pelapis dinding.
2. Semen Portland Tipe I eks. Semen Gresik atau yang setara.
3. Pasir pasang adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar terletak
antara 0,075 – 1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir pasang.
4. Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Lemkra, atau yang setara.
18.1.4 Persiapan :
1. CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan direksi/ perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai ; lempeng keramik, bahan-bahan
addtive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2. MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan keramik
3. BROSUR :
Untuk keperluan Direksi / Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain,
maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
5. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
6. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
7. Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang ditentukan.
18.1.5 Pelaksanaan :
1. Pelapis dinding keramik dilaksanakan pada seluruh daerah basah yang ditunjuk
didalam gambar rancangan pelaksanaan dan daerah lain sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, dengan menggunakan keramik
Kwalitas/mutu 1 ukuran sesuai gambar. Tipe dan warnanya ditentukan kemudian
dalam rapat Konsultan Pengawas/ Direksi.
2. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan lempeng keramik harus
dibasahi. Pakai benang untuk menetukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan
pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
3. Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan kebagian atas.
4. Spesi perekat menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
a. Dinding yang telah siap dilapisi keramik dibasahi dengan air hingga jenuh.
b. Spesi perekat diplesterkan secara rata dan datar setebal + 1½ cm,
c. Sebelum mengering, plesteran spesi perekat dikeruk dengan senky gergaji
ke arah horisontal.
d. Keramik dipasang secara rapi dalam susunan tegak sesuai gambar
rancangan pelaksanaan dengan jarak (nat) 3 mm.
5. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian
lebih dari ketentuan berikut :
a. 1,2 – 1,5 m untuk tile tinggi 60 mm
b. 0,7 m – 0,9 m, untuk tile tinggi 90- 120 mm.
c. Max 1,8 m, untuk semi porceilen tile.
6. Setelah spesi perekat mengering, nat-nat antara tile diisi dengan adukan Grout
pengisi Nat, dan noda-noda yang diakibatkannya pada permukaan tile harus
langsung dibersihkan dengan lap basah dan lap kering hingga benar-benar
bersih.
C5. SANITAIR
19.1 UMUM :
19.1.1.1.1.1.1 Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Klosed, Urinoir, Divider
Urinoir, Washtafel, Kran air, Shower, Floor Drain, Clean Out, Metal Sink,
serta perlengkapan-perlengkapan sanitair lainnya.
c. Pekerjaan lain yang berhubungan :
Pekerjaan Mekanikal.
19.2 MATERIAL :
1. Closed menggunakan Closed duduk eks INA/TOHO setara.
2.Kran air menggunakan kran T23 - B13 eks INA/TOHO setara.
3. Urinoir menggunakan eks INA/TOHO setara.
4. Wastafel menggunakan eks INA/TOHO setara.
5. Sink Metal eks ROYAL setara.
6. Floor drain dan clean out eks ONDA atau setara.
19.4 PERSIAPAN :
1. CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semuai bahan yang akan dipakai.
2. BROSUR :
Untuk keperluan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain,
maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
4. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
5. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
19.5 PELAKSANAAN :
19.5.7. PENGUJIAN.
1. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
2. Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selam masa pelaksanaan dan masa garansi. Atas biaya Kontraktor
Pelaksana, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Lingkup Pekerjaan
Adapun Lingkup pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal meliputi :
20.1. 1. Pekerjaan Penyediaan Distribusi Daya Listrik, antara lain :
a. Penyambungan daya PLN.
b. Penyediaan Panel-panel utama maupun panel-panel pembagi
c. Penarikan Kabel-kabel feeder.
d. Pekerjaan Instalasi Listrik Penerangan dan Tenaga
e. Pemasangan titik lampu dan outlet – outlet penerangan (saklar) dan
tenaga (stop kontak) seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
2. Pekerjaan Air Bersih
a. Pengadaan dan pemasangan Water Reservoir, instalasi pipa air bersih
lengkap dengan asesorisnya (fitting, katup dan lain-lain) dari jaringan pipa
distribusi air bersih eksisting sampai dengan unit alat plambing, sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
b. Pembersihan pipa ( flushing ) menggunakan aliran air yang bertekanan
dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
c. Supply peralatan termasuk accessories yang berkaitan dengan peralatan
tersebut.
d. Pemasangan peralatan pada tempat yang telah ditentukan beserta
perpipaan yang mengikutinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya
teknis yang telah ditentukan.
e. Pemasangan pipa distribusi, supply dan peturasan dalam shaft gedung
seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
f. Pengujian kebocoran instalasi air bersih dengan pengujian tekanan
hidrolik yang dilakukan secara bertahap (bagian per bagian), kemudian
dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya,
sehingga sistem tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
perencanaan.
g. Instalasi pipa air bersih lain yang belum tercantum didalam spesifikasi ini
tetapi ada di gambar perencanaan.
3. Pekerjaan Instalasi Air Buangan (Kotoran dan Bekas)
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan air buangan lengkap
dengan peralatannya mulai dari unit alat saniter (kloset, peturasan, clean
out, bak cuci tangan, floor drain, dan lain-lain) sampai ke unit pengolah
limbah (IPAL).
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan penghawaan lengkap
dengan peralatannya seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
c. Pengadaan dan pemasangan IPAL Bio Filter lengkap dengan
peralatannya seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
d. Pemasangan instalasi perpipaan air buangan dan penghawaan dari pipa
pembuangan dalam shaft ke Jaringan IPAL Bio Filter.
e. Pemasangan pipa air buangan dan penghawaan dalam shaft gedung
seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
f. Supply peralatan termasuk accessories yang kaitan dengan peralatan
tersebut.
g. Pemasangan peralatan pada tempat yang telah ditentukan beserta
perpipaan yang mengikutinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya
teknis yang telah ditentukan.
h. Pemasangan instalasi pipa air buangan dari titik pembuangan tiap lantai
dalam gedung ke pipa pembuangan dalam shaft seperti yang tercantum
pada gambar perencanaan.
i. Pengujian kebocoran instalasi air buangan yang dilakukan bagian per
bagian, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa
terpasang semuanya, sehingga sistem tersebut dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan perencanaan.
j. Instalasi pipa air kotoran lain yang belum tercantum didalam spesifikasi
ini tetapi ada di gambar perencanaan.
4. Pekerjaan Instalasi Air Hujan
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan air hujan lengkap
dengan peralatannya sampai ke bak penampung air hujan.
5. Pekerjaan Sistem Telephone
a. Pengadaan dan pemasangan PABX lengkap dengan peralatannya seperti
yang tercantum pada gambar perencanaan.
b. Pemasangan Panel – panel Terminal Telepon mulai dari MDF dan
terminal Boks Telepon Lantai sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Pemasangan kabel instalasi telepon dalam gedung sesuai gambar
perencanaan.
d. Pemasangan outlet dan material bantu telepon seperti yang tercantum
pada gambar perencanaan.
e. Instalasi lain yang belum tercantum didalam spesifikasi ini tetapi ada di
gambar perencanaan.
Kontraktor diwajibkan menaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan yang tertulis
pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin atau peralatan yang
dipasangnya.
Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal standard yang harus diikuti, kontraktor harus melapor pada
Konsultan Pengawas untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.
Bila konsultan Pengawas tidak dapat memutuskan hal tersebut maka pengambil keputusan akan
diserahkan kepada Instansi / Badan yang berwenang (local Authority Having Jurisdiction).
Penentuan standard yang setara :
1. Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti atau standard yang disebut oleh
material, peralatan, unit mesin dan lainya, kontraktor harus dapat menunjukkan dan
menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut oleh material, peralatan, unit mesin dan
lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh konsultan pengawas sebelum dikeluarkan persetujuan.
17. Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan yang lebih ringan atau lebih
rendah maka standard tersebut dinyatakan sebagai standard yang tidak setaraf dengan standard
yang ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
18. Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan pemeriksaan ini menjadi tanggung jawab
kontraktor yang bersangkutan.
19. Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, kontraktor harus menyelesaikan segala
sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dari lembaga penguji tersebut dalam waktu
secepatnya sehingga tidak menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor harus segera
mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada Pemilik / Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
20.7 Sistem Koordinasi
1. Kontraktor elektrikal harus mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pekerjaan Kontraktor
lain ( Struktur& Arsitektur ) untuk menghindari pekerjaan pembongkaran / pekerjaan ulang
dan gangguan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus menempatkan seorang atau lebih
pemimpin lapangan perpengalaman, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, serta mewakili kontraktor, menerima perintah dan petunjuk Direksi /
Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala (harian / mingguan) yang memberikan
gambaran tentang kegiatan proyek. Misalnya :
a. Jadwal waktu pelaksanaan
b. Kegiatan pelaksanaan
c. Prestasi kegiatan fisik
d. Catatan perintah / petunjuk Direksi / pengawas lapangan yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
e. Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa foto-foto pelaksanaan
pekerjaan, dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan
petunjuk dari Direksi dan minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa
selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor harus menempatkan seorang Penanggung jawab Pelaksanaan (Mekanikal &
Elektrikal) yang ahli dan berpengalaman dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan serta harus selalu berada di Site Proyek.
6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini menghalangi pekerjaan lain, maka sesuai
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Direksi /
Pengawas.
3. Pengelasan, Pengeboran dan sebagainya pada Konstruksi Bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh ijin / persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
20.9 Proteksi
1. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilakukan proteksi
yang baik terhadap cuaca dan harus diusahakan agar selalu dalam keadaan bersih.
2. Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak dihubungkan
harus diberi pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik untuk mencegah masuknya
kotoran.
20.1 Pengecatan
0 Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan /
pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya
sehingga nampak seperti baru kembali.
20.1 Penjagaan
1
1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab pemborong.
20.1 Asuransi
4
Kontraktor harus mengasuransikan secara total semua peralatan dan material mulai dari
pabrik pembuatnya, pengiriman ke lapangan, selama di gudang penyimpanan, sampai
peralatan tersebut terpasang. Kontraktor juga harus mengasuransikan seluruh tenaga yang
melaksanakan pekerjaan di lapangan.
b. Pada lembar pertama halaman dalam harus tertulis sama dengan tulisan pada cover
tetapi ditambahkan Nama ‘contact person’ dan nomor telepon yang mudah
dihubungi pada saat emergency.
c. Daftar Isi
d. Penjelasan ringkas instalasi
e. Daftar peralatan lengkap peralatan instalasi yang dipasang
f. Petunjuk pemakaian secara detail
g. Petunjuk perawatan dan pelacakan kerusakan secara detail untuk seluruh instalasi,
termasuk rekomendasi skedul periode perawatan
h. Hasil test and commissioning
i. Daftar peralatan lengkap dengan alamat, nomor telepon dan contact person
supliernya.
j. Data data teknis peralatan dalam ukuran maksimum A-3 misalnya, gambar dan
wiring diagram, kurva karakteristik / performance dari peralatan dll.
k. Daftar gambar ‘as build drawing’.
3. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa gambar bisa
ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus konsisten terhadap urutan
daftar isi. Operation & Manual yang telah disetujui harus dijilid dengan ‘hard cover’
dengan kualitas warna, tulisan dan tinta copy yang baik untuk disimpan dalam jangka
panjang.
4. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar gambar diagram. Gambar yang
berukuran diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy ukuran A-3 dan 1
(satu) set asli sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus digulung didalam tabung gambar
dan dilengkapi dengan label gambar.
5. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto lengkap
dengan negative film / digital file nya harus termasuk yang harus disertakan pada
Operation & Manual.
4. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan panel–
panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara (exhaust fan, air
conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih, pompa kebakaran, pompa
hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift, dan lain–lainnya sesuai dengan
gambar perencanaan. Dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya,
condut, sparing, doos penyambung, doos pemasang, dan peralatan–peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi daya.
5. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku. Ukuran
kabel untuk instalasi listrik TR yang digunakan minimal harus sesuai dengan gambar
Perencanaan. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600
volt / 1000 volt dan sudah direkomendasi oleh LMK ex. Supreme, Kabelindo,
Kabelmetal atau setara. Kabel instalasi harus mengikuti ketentuan sbb :
a. Inti kabel terbuat dari bahan tembaga
b. Diisolasi PVC High Impact ( HI )
c. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
6. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini.
PASAL 26
PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR
26.2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standart dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standart yang dikeluarkan dari pabrik.
26.4. Pemeriksaan
- Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini.
- Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum
tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat – syarat
spesifikasi dan gambar – gambar harus segera diganti, tanpa memintan tambahan pada
pemilik proyek.
3. Sistim penangkal petir yang dipakai adalah Sistem non radio aktif.
4. Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. Head Electroda ( Viking, Kurn atau sejenis )
b. Penghantar
Menghubungkan head petir dengan electroda pentanahan.
Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari
“air terminal” ke tanah.
c. Sistem Pentanahan
Teminal pentanahan, terletak didalam bak kontrol ukuran seperti tercantum pada
gambar detail. Bak kontrol diperlukan unutk pengujian pentanahan tanah secara
berkala.
Electroda pentanahan, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak
kurang dari 1” dan panjang 6 m dan harus dimasukkan kedalam tanah secara
vertikal (sesuai dengan gambar). Tahanan pentanahan maksimum 1 ohm.
5. Daftar Material
a. Untuk semua material yang ditawarkan, pemborong wajib mengisi dafatar meterial
yang menyebutkan merk, Type, kelas lengkap dengan brosur/ kotalog yang terlampir.
b. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen – komponen yang berupa
barang – barang produksi.
c. Apabila ada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu ( quality performance ) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material–material listrik utama, maka pemborong wajib melakukan
didalam penawarannya meterial yang dalam taraf mutu/ pabrik yang disebutkan itu.
d. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa meterial yang disebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi lapangan dan perencana, maka
dapat dipikirkan penggantian merk / type dengan suatu sangki tertentu kepada
pemborong :
-
NO Item Merk
2. Pekerjaanakan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik.
3. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
a. Komponen internal penangkal petir.
b. Grounding resistant test pengukuran pentanahan yang mempergunakan metode
standar.
c. Seluruh pengujian kabel instalasi harus mengacu pada ketentuan pada PUIL terbitan
terakhir.
4. Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran – pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah
seluruh instalasi telah dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan.
31.1 PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Sebelum penyerahan kedua, Kontraktor harus telah mengadakan semacam pendidikan dan
latihan selama periode tertentu kepada 3 (tiga) orang calon operator, yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas (Customer). Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap
dengan 5 (lima) set operating, maintenance and repair manual books, serta sampai
mendapatkan certificate resmi yang dikeluarkan oleh Manufacturer. Segala sesuatunya atas
biaya Kontraktor.
PASAL 32LAIN-LAIN
1. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat dipisahkan /
diabaikan / dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam bestek/gambar, tetap harus dilaksanakan
Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem yang dilaksanakan tersebut berfungsi dengan baik.
2. Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam peraturan ini,
akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
3. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
Spesifikasi ini, haru disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat bekerja dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
4. Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan Instalasi yang
dinyatakan dalam Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi berwenang yang terkait
dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER).
C. PEKERJAAN UTAMA
C.1 PEKERJAAN STRUKTUR I. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali site
pekerjaan meliputi batas areal maupun terhadap
bangunan existing, untuk memastikan kesesuaian
antara gambar rencana dan site yang ada.
2. Kontraktor harus mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap sebagai dasar jarak ukuran
ruangan dabn bagian – bagian yang lain.
II. PEKERJAAN BETON II. PEKERJAAN BETON
Portland Cement (PC) jenis / type I
Pasir beton / cor hitam produk local
Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3
produk local.
Mutu beton yang digunakan adalah mutu beton
tinggi K. 250 beton Ready mix, untuk struktur
utama,
Besi tulangan polos yang dipakai adalah baja mutu
fy = 240 Mpa (U-24) (besi polos) dengan tegangan
leleh minimum 2.400 kg/cm2 merk Hynil/KS/JTS
Besi tulangan yang dipakai adalah baja mutu fy’ =
320 Mpa (U-32) (Besi ulir) dengan tegangan leleh
minimum 3.200 kg/cm2 merk Hynil/KS/JTS.
Kawat pengikat tulangan (kawat Bendrat) terbuat
dari baja lunak.
Beton Non Struktur :
Portland Cement (PC) produk Semen Padang.
Pasir beton/cor Hitam produk local.
Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3 cm
produksi ETIKA.
Mutu beton K. 225
Besi tulangan polos yang dipakai adalah baja mutu
fy = 250 Mpa (U-24) (besi polos) dengan tegangan
leleh minimum 2.400 kg/cm2 merk Hynil/KS/JTS
Kawat pengikat tulangan (kawat bendrat) terbuat
dari baja lunak.
III. PEKERJAAN ATAP III. PEKERJAAN ATAP
Konstruksi Baja dan reng Usuk Metal galvalum
ATAP eks. Metalroof
C.2. PEKERJAAN FINISHING I. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali
site pekerjaan meliputi batas areal maupun terhadap
bangunan existing, untuk memastikan kesesuaian
Dokumen Pengadaan 97
antara gambar rencana dan site yang ada.
Kontraktor harus mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap sebagai dasar jarak ukuran
ruangan dan bagian yang lain.Sebelum
PekerjaanPembersihan;Pengukuran/Bouwplank;Pem
agaran; Pembongkaraandan Pengadaan air/listrik
kerja, kontraktor harusmembuat surat
pemberitahuan kepada KonsultanPengawas dan PPK.
II. PEKERJAAN TANAH II. PEKERJAAN TANAH
Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali
untuk pekerjaan galian dan urugan, untuk
memastikan kesesuaian antara gambar rencana dan
site yang ada, Tanah urug di padatkan (grade
densite compact stanper 95%) .
III. PEKERJAAN PASANGAN & III. PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
PLESTERAN Spesi pasir semen
Acian Semen + milk
Pasangan Trasram dan Dinding campuran 1 : 3
dengan bata ringan / setara
Pasangan Dinding biasa campuran 1 : 5 dengan bata
ringan /setara
Keramik ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana.
Keramik tangga 10 x 20 cm dan Keramik KM/WC
lantai 20 x 20 cm, dinding 20 x 25 cm ex. Roman/
setara Plesteran Trasram campuran 1 : 3
Plesteran Dinding Biasa campuran 1 : 5
IV. PEKERJAAN PARTISI, KUSEN PINTU PARTISI KUSEN PINTU & JENDELA
& JENDELA Kusen Alumunium 4” Coklat setara eks Dacon
atau setara
Slimar alumunium alloy 3 x 6 Silver eks Dacon
atau setara
Engsel pintu 4” (Amex)
Engsel jendela 3” (Amex)
Kunci tanam (Amex)
Hak angin (Amex)
Selot dan Handle pintu (Amex)
Kaca rayban/polos 5mm (Asahimas)
Rangka partisi setara jayaboard
Gypsumboard 9mm setara jayaboard
V. PEKERJAAN PLAFOND V. PEKERJAAN PLAFOND
Rangka Plafond setara knop
Plafond Gypsumboard 9mm sekualitas Knop
Plafond Calsiboard 4 mm sekualitas Knop
VI. PEKERJAAN PENGECATAN VI. PEKERJAAN PENGECATAN
Plamur
Cat interior (Vinilex)
Cat eksterior (Vinilex)
Cat daun pintu (Avian stara)
Waterproofing Coating dan Liquid Membrane
(SIKA/MASTERGUARD)
VII. PEKERJAAN SANITAIR VII. PEKERJAAN SANITAIR
Closet duduk (INA/TOHO)
Urinoir (INA/TOHO)
Wastafel (INA/TOHO)
Kran WC/Wastafel (INA/TOHO)
Jet Shower (INA/TOHO)
Avoer lantai Stainless (TOHO,ONDA)
Bio Septictank (TOYO,BIOPRO)
VIII. PEKERJAAN INSTALASI VIII. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
PLUMBING Pipa Air bersih PPR-PN 10
Pipa air kotor / bekas PVC AW
Accesoris/Fitting pipa PPR-PN 10
Accesoris/Fitting pipa PVC AW
Pompa air bersih (SimitZu setara)