Anda di halaman 1dari 44

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN NORMALISASI SALURAN LINGKUNGAN

PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1 Data Proyek


Nama Pekerjaan : DED SALURAN LINGKUNGAN PERUMAHAN
MANISREJO I
Lokasi : Kelurahan Manis Rejo Kecamatan Taman Kota Madiun
Sumber Dana : Tahun Anggaran 2018

Standar/Peraturan Teknis yang berlaku


Untuk pelaksanaan pekerjaan, berlaku Peraturan Teknis yang dikeluarkan oleh
Pemerintah atau Lembaga-lembaga lain yang diakui Pemerintah. Peraturan Teknis
tersebut antara lain:
a. Standar Industri Indonesia (SII)
b. Standar Normalisasi Indonesia (SNI)
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982
d. Peraturan Bangunan Nasional
e. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971
f. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara
lain tentang larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.
g. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum
Nomor KEP. 174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang :
Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
h. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-
bangunan.

1.2 Rencana Kerja


Dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari dari saat penunjukan pemenang, Kontraktor
harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan
gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara
terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 1
hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan
sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya
dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau
instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

1.3 Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi,
maka Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan
pembiayaan tambahan.

1.4 Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat
kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan Konstruksi menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan
yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti
membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan
isi kontrak.

1.5 Tenaga Kerja


Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk direksi atau konsultan pengawas.
Dilarang memperkerjakan anak dibawah umur. Untuk itu, bukti-bukti yang
menyangkut keahliannya harus diserahkan kepada konsultan pengawas guna
pemeriksaan dan persetujuannya.

1.6 Pelaksanaan K3
Dalam melaksanakan setiap tahap-tahap pekerjaan kontraktor harus memperhatikan
masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan harus melaksankannya yang
meliputi:

1.6.1 Kebersihan di sekitar proyek.


Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus menjaga kebersihan lingkungan di
dalam proyek dan lahan. Selain harus membersihkan jalan di sekitar proyek
yang digunakan sebagai jalan keluar-masuk kendaraan proyek, kontraktor juga

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 2
berkewajiban menghindarkan terjadinya kebakaran dan kecelakaan, bahaya
keracunan, penularan penyakit dan lain-lain

1.6.2 Keamanan
Keamanan proyek harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak
keamanan setempat dengan menempatkan petugas keamanan yang secara
khusus mengawasi kegiatan pelaksanaan proyek selama 24 jam.

1.6.3 Peralatan Safety


Para pekerja wajib menggunakan peralatan safety standar yang merupakan
salah satu syarat sebelum dilaksanakannya pekerja

1.6.4 Fire extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan pada
direksi keet dan juga gudang seperti tersebut di atas.

1.6.5 Semua tenaga kerja yang ada harus di daftarkan ke BPJS.

Kelalaian kontraktor dalam mempersiapkan peralatan seperti yang dipersyaratkan


dalam K3 dan menyebabkan terjadi kecelakaan dan menyebabkan kerugian,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.7 Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.8 Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh
Kontraktor .
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh
Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan
tersebut.

1.9 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya
seperti yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana,

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 3
petunjuk tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup
dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak
terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa/pemakaian tanah pada pihak
ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam
spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan
khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan,
bahan peledak serta alat-alatnya, penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk
perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli untuk keperluan ini,
perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna menyelesaikan
pekerjaan sebaik-baiknya.

1.10 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan
untuk setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan
pekerjaan sesuai petunjuk Direksi/konsultan pengawas. Ringkasan laporan
tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja,
dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan
bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai,
masalah-masalah yang timbul di lapangan serta pemecahannya, dan rencana
kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap
akhir pekan untuk dievaluasi kepada direksi atau konsultan pengawas.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam
syarat-syarat umum kontrak.

1.11 Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi/ konsultan pengawas
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi/ konsultan pengawas sebelum dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya pekerjaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing) yang sudah di setujui oleh
direksi/ konsultan pengawas.
d. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
e. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 4
adalah yang ditetapkan oleh Direksi/ konsultan pengawas.

1.12 Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari
dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan
Instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

1.13 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan
harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-
syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan
mutu termasuk bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi/
konsultan pengawas.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang
berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum
diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis,
harus mendapat persetujuan dari Direksi/ konsultan pengawas sebelum
dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional,
apabila diperlukan, Direksi/ konsultan pengawas dapat meminta Kontraktor untuk
menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang
memproduksi bahan yang bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi/ konsultan pengawas dapat meminta copy atau
tembusan dari perintah pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada
leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi/ konsultan
pengawas untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan
sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 5
maka Direksi/ konsultan pengawas berwenang untuk menolak bahan tersebut
dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-
bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-
bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan
bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan
lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti
pedoman atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal
ini merupakan tanggung jawab Kontraktor .

1.14 Penyediaan Bahan Bangunan


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu dan jumlah / volumenya sesuai dengan tahap – tahap
konstruksi sesuai dengan jadwal Pelaksanaan.
b. Persyaratan bahan bangunan antara lain sebagai berikut :
Semen
1. Semua semen harus cement portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Portland cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 type 1
atau standard Inggris (British Standard).
2. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Direksi/ konsultan pengawas Proyek untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut.
3. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi/ konsultan
pengawas Proyek tidak boleh dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang
dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka
beton demikian dapat diperintahkan oleh Direksi/ konsultan pengawas
Proyek untuk dibongkar dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor.
4. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
1. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen dan setiap saat harus dilindungi dengan cermat terhadap kelembaban

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 6
udara. Tempat penyimpanan juga harus sedemikian rupa agar mudah waktu
pengambilan
2. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dengan jarak minimal 30 cm dari
lantai, harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah besar
sehingga kelambatan atau kemancetan pekerjaan akibat persediaan semen
dapat dicegah, harus mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak dan
memindahkannya.
3. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
4. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, hendaknya mempergunakan semen menurut urutan tanggal
penerimaan.
5. Kontraktor harus menyediakan penjaga untuk mengawasi gudang semen
dan mengadakan pencatatan dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya.
6. Tembusan dari setiap catatan yang menyangkut tentang semen harus
disediakan untuk Direksi/ konsultan pengawas Proyek bila dikehendaki.
d. Pasir dan Kerikil
1. Segala cara yang dilaksanakan untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan
dan penimbunan pasir dan kerikil harus mendapat persetujuan Direksi/
konsultan pengawas Proyek.
2. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan
disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari
dan bahan yang ditimbun tidak tercampur tanah atau bahan lain pada waktu
ada banjir atau air rembesan.
3. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak
sempurna dan lalai dalam menjaga kebersihannya.
4. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.
e. Agregat Halus (pasir)
1. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain.
2. Pasir harus berbutir tajam, keras, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan
kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dan
merusak, jumlah prosentasenya dari segala macam subtansi yang
merugikan beratnya tidak boleh dari 5% berat pasir.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 7
3. Ukuran pasir harus sesuai dengan standart Indonesia untuk beton dengan
ketentuan : sisa diatas ayakan 4 mm minimal harus 2% berat; sisa diatas
ayakan 2 mm minimal 10% berat ; sisa diatas ayakan 0,25mm harus berkisar
antara 80% - 90% berat.
4. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai.
5. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi Proyek sebagai contoh seberat
15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.
6. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir
dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
f. Agregat Kasar (kerikil)
1. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui, dapat berupa
kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
2. Kebersihan dan mutu
3. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan
organis atau dari subtansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya prosentase dari semua subtansi yang merusak tidak boleh 3%
dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan
tidak berpori-pori. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar
harus dicuci.
4. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5
mm sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
 sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat
 sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%berat.
 sekisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
 harus menyesuaikan dengan semua ketentuan – ketentuan yang
terdapat didalam PB 1989.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 8
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi Proyek ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka
kontraktor harus menyaring kembali bahannya atas bebannya sendiri untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi Proyek.
g. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Air tersebut harus diuji di
laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi Proyek untuk menetapkan
sesuai tidaknya dengan ketentuan – ketentuan.
h. Baja Tulangan
1. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standart Indonesia untuk beton SII No. 0136-84, atau ASTM Design naadion
A-15 dan harus disetujui Direksi/ konsultan pengawas Proyek.
2. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,
karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya rekat antara baja tulangan dengan beton.
3. Untuk pembuatan tulangan batang-batang yang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan
dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI-1989, kecuali ada ketentuan
lain dari perencana.
4. Direksi Proyek berhak memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap
jenis baja tulangan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada
lembaga pemeriksaan bahan yang disetujui oleh Direksi/ konsultan
pengawas Proyek. Semua biaya pengujian tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

1.15 Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Basah


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi/ konsultan pengawas memandang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan pada kondisi tanah yang basah, maka Kontraktor
diharuskan membuat bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan
pompa air berkapasitas cukup beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk
menjamin agar dasar galian, dasar saluran dan permukaan tanah lainnya tetap
kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk mengeringkan dasar
galian saluran dan bidang permukaan lainnya adalah beban Kontraktor.
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian saluran. Dalam hal

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 9
ini pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan
Direksi/ konsultan pengawas dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-
pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan
ditanggung Kontraktor.
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan yang
masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor.
e. Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force
Majeure, dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor.
f. Direksi/ konsultan pengawas dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat
saluran atau sudetan sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan
dapat tetap dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah
dianggap selesai, maka Kontraktor harus menimbun kembali saluran dan
sudetan sementara seperti keadaan semula.
g. Persetujuan Direksi/ konsultan pengawas seperti tersebut pada butir (gambar)
tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud
mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat lainnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna
mengendalikan aliran air di saluran.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN

2.1 Pembersihan Lapangan


Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari
pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan
semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi/ konsultan pengawas pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan
selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua
material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 10
2.2 Pengukuran Kembali
a. Apabila ada perubahan akan ditentukan / disesuaikan dengan kondisi lapangan
setempat bersama Direksi/ konsultan pengawas.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan
sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan Direksi/ konsultan pengawas, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
c. Cara pengukuran ketetapan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan
pembuatan serta pemasangan patok Bantu akan ditentukan oleh Direksi/
konsultan pengawas.
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada
Direksi/ konsultan pengawas untuk dimintakan penjelasannya.
e. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi/ konsultan pengawas akan
memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan disetujui oleh Direksi/
konsultan pengawas selambat-lambatnya 10 hari setelah tanggal SPK.

2.3 Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi
rencana pekerjaan apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama
dengan Direksi/ konsultan pengawas harus secara bersama-sama mengambil
peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan
terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
b. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan
selesai.
c. Kontraktor harus memberitahu Direksi/ konsultan pengawas sekurang-
kurangnya 24 jam dimuka, bila akan mengadakan levelling pada semua bagian
daripada pekerjaan.
d. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi/ konsultan pengawas bila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari
bagian-bagian pekerjaan.
e. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-
tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 11
selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
f. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap
saat siap mengadakan pengukuran ulang.
g. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik
dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
h. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi/ konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Jika menurut pendapat Direksi/ konsultan pengawas kemajuan Kontraktor tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau
dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak
dengan standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau
pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh
biayanya kepada Kontraktor.

2.4 Pematokan dan Bouwplank


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi/ konsultan
pengawas.
b. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti
merah ukuran 5/7 atau kayu dolken diameter 8 – 10 cm, yang tertancap
dalam tanah sehingga tidak bias bergerak atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 1,5 meter satu sama lain.
c. Papan dasar pelaksanaan / bouwplank dibuat dari kayu meranti dengan
ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sebelah sisi
atas. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar ( waterpass ).
d. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar
saluran.
e. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak
serta harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
f. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran,
elevasi saluran.

2.5 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 12
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang
didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu
lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang
digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat
tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini
akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek
slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum
spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah
pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula
pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak
Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan
keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

2.6 Kantor Lapangan / Ruangan Direksi


a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh
Direksi/ konsultan pengawas selama pelaksanaan pekerjaan, transportasi, alat
komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi/ konsultan pengawas.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan oleh Direksi/ konsultan pengawas pada rapat penjelasan. Atas
petunjuk yang diberikan, Kontraktor harus menyiapkan gambar rencana dari
gudang dan kantor lapangan tersebut.
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan
kantor lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik,
alat pemadam api dan kotak pertolongan pertama (P3K).
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 13
lapangan harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua
peralatan dan perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan
mendapat pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk
dalam pembiayaan menurut Kontrak pada mata pembiayaan sewa Direksi keet.
i. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran
bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain
yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
l. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut
pada butir a dan b.
m. Kontraktor harus membuat bangunan Direksi keet serta gudang bahan yang
cukup memadai dan bentuknya akan ditentukan kemudian.
n. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan
dan sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
o. Kontraktor wajib membuat WC termasuk instalasi, untuk keperluan pekerja
selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus membuat septictank berikut
resapannya untuk membuang air kotor dari WC. Lokasinya akan ditentukan
kemudian oleh Direksi, langsung di lapangan.
p. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang Direksi
keet atas usulan Kontraktor dan persetujuan Direksi/ konsultan pengawas.

2.7 Gambar-gambar yang harus Dipersiapkan oleh Kontraktor


a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk
mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan
gambar yang diterima oleh Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan
disetujui oleh Direksi/ konsultan pengawas pekerjaan tersebut, akan menjadi
acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai
selesai pekerjaan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 14
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk
menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi antara lain:
 Bentuk saluran yang akan dikerjakan
 Elevasi muka tanah asli dan masing-masing saluran
 Dimensi saluran
 Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
 Rencana garis galian saluran
 Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi/ konsultan pengawas Pekerjaan
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara
lain:
 Gambar kerja (Shop Drawing)
 Gambar sesuai pelaksanaan (As Built Drawing)
Semua gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disyahkan oleh direksi/
konsultan pengawas Pekerjaan.
b. Shop Drawing
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan
yang harus dikerjakan pembuatannya di luar areal proyek, dan karena sifat
kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka
sebelumnya Sub-Kontraktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan
menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut, lengkap dengan
perhitungan konstruksinya.
“Shop Drawing” yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan
kepada Pemilik Pekerjaan, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk
selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Proyek.
Gambar unit bangunan atau “Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap
memuat:
 Bentuk saluran serta dimensinya
 Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
 List komponen saluran yang memuat:
a. panjang, lebar, tebal komponen saluran
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 15
termasuk dalam kategori “Shop Drawing”. Kontraktor wajib membuat copy “Shop
Drawing” sebanyak minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk
Direksi Pekerjaan dan pengawas, satu copy dipasang di barak kerja, satu copy
untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus diserahkan
kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor.
c. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan,
berikut pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang
diberikan oleh Pemilik Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran
ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna
bangun atau “As Built Drawing”. Gambar purna bangun atau “As Built Drawing”
tersebut, harus lengkap berisi antara lain:
 Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
 Dimensi dan masing-masing saluran yang telah dikerjakan
 Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing saluran yang telah dikerjakan
 Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor
kepada Direksi/ konsultan pengawas pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui,
selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan guna mendapatkan
pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor
atau yang “mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan
didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh direksi/
konsultan pengawas, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh
Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Build Drawing” sebanyak 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy
serta gambar aslinya untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan, termasuk data
dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Build Drawing”
termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Kontraktor. As Build Drawing harus sudah
diserahkan dan disetujui oleh Direksi selambat-lambatnya bersamaan dengan
STT-I.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 16
d. Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan
berupa buku direksi, tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja,
catatan harian cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan
administrasi. Kontraktor wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan foto dokumentasi
sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau
schedule, rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumber
daya dan peralatan dan harus mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi.

2.8 Foto Dokumentasi


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan pada akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat
dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo
dokumentasi. Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus
bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan,
sehingga secara kronologi bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai
oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda
atau sesuai dengan pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa
memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi
tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan:
 saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%
 saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-
masing rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan
4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan. Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan,
di samping cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy. Di samping photo
dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Kontraktor bisa
melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan
lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 17
didokumentasikan. Pada saat penyerahan photo dokumentasi, ditata menurut urutan
photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

2.9 Pengeringan atau “Coffering dan Dewatering”


Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada
keadaan ini, Kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan,
semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar
tetap kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak
diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1 Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan
lapangan, galian semua jenis material apapun yang ditemui, penanganan,
penghamparan dan pemadatan material timbunan yang diperlukan, pembuangan
semua material sisa galian, pengeringan (bila diperlukan), perlindungan terhadap
daerah di sekitarnya, urugan kembali pada alur dan elevasi sesuai yang ditunjukkan
pada gambar.
Seluruh area yang termasuk dalam batas pekerjaan tanah akan dikerjakan dalam
jalur, tingkatan dan elevasi, kemiringan, potongan melintang yang sesuai dalam
gambar dengan tambahan yang diijinkan untuk ketebalan plesteran dan pasangan
batu dimana perlu kemiringan dan bentuk saluran drainase sedemikian rupa
sehingga mempunyai penampilan seragam yang rapi pada penyelesaiannya dan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 18
harus disetujui oleh Direksi/ konsultan pengawas. Material galian untuk memenuhi
kebutuhan bahan tambahan disimpan untuk penggunaan berikutnya atau
ditempatkan sebagai bahan timbunan segera setelah penggaliannya dengan
persetujuan Direksi/ konsultan pengawas.
Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak
diperbolehkan diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk
material timbunan dapat disimpan/dicadangkan bagi keperluan pasang batu, sesuai
dengan spesifikasi. Penggunaan semua material galian untuk keperluan tertentu
ditentukan oleh Direksi. Kontraktor tidak diperkenankan menghamburkan atau
dengan kata lain membuang material galian yang berguna. Semua galian akan
dilaksanakan dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang diperlihatkan pada pasal-
pasal dari spesifikasi ini berkenaan dengan masalah pengendalian air. Tidak
diperbolehkan menebang pohon tanpa ijin dari Direksi dan instansi yang terkait.
Pekerjaan urugan dan galian harus benar-benar rata menurut gambar-gambar
potongan memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan kemiringan
yang rapi dan benar-benar rata dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain, semua
rumput tanaman dan semua bahan-bahan yang merusak harus dibuang sebelum
bahan urugan diletakkan pada tempatnya. Semua bahan-bahan yang lemah atau
mudah rusak harus diganti dengan bahan-bahan yang baik seperti syarat yang
ditetapkan oleh Direksi/ konsultan pengawas.
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi keperluan
penimbunan maka dapat diperoleh tambahan galian dari daerah bahan galian lain
yang telah disetujui Direksi/ konsultan pengawas. Lokasi bahan galian yang telah
digali harus diperbaiki sedemikian rupa untuk menghilangkan kemiringan tanah yang
tajam dan tidak stabil atau hal lain yang kurang baik dan berbahaya. Luas dan
kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui Direksi/ konsultan
pengawas. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pembayaran
semua bahan galian termasuk bahan lempung dan bahan yang dipilih sesuai
persetujuan Direksi/ konsultan pengawas.

3.2 Ijin Kerja


Sebelum pekerjaan yang diperlukan untuk semua pekerjaan galian yang akan
dilaksanakan harus mendapat ijin kerja dari Direksi/ konsultan pengawas maupun
instansi terkait.

3.3 Penurapan dan Perlindungan


Galian yang terlampau curam dan diperkirakan tidak stabil sehingga membahayakan
para pekerja atau untuk menghindari kerusakan pekerjaan dari longsoran tanah,

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 19
perlu dilakukan penurapan. Bila diperlukan, lebar galian dapat diperbesar untuk
memberi tempat bagi pelaksanaan penurapan, perlindungan dan peralatannya.
Kontraktor harus melengkapi, meletakkan dan memindahkan kembali peralatan
penurapan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi/ konsultan pengawas.
Kontraktor harus melengkapi gambar yang memperlihatkan detail dari penurapan
yang diusulkan akan digunakan bersama dengan semua perhitungan dilakukan oleh
tenaga ahli yang mampu sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Gambar yang telah
disetujui dan perusahannya yang menurut pendapat Direksi dianggap perlu demi
keamanan personil dan atau pekerjaan akan dikembalikan pada Kontraktor untuk
dilaksanakan. Pekerjaan penggalian tidak boleh dimulai tanpa seijin Direksi/
konsultan pengawas. Ijin yang diberikan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
kewajiban dan tanggung jawab sesuai kontrak.

3.4 Pengendalian Air


Kontraktor harus menyediakan, memasang dan mengoperasikan semua peralatan
yang diperlukan untuk menjaga galian bebas dari air/genangan selama pelaksanaan
konstruksi dan harus membuang air hingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap
benda-benda di sekitarnya, atau menyebabkan gangguan atau mengancam umum.
“Interceptor Drain” perlu untuk menjaga air permukaan jangan sampai masuk ke
lubang galian konstruksi. Untuk penggalian di bawah air, kontraktor harus
mengusahakan melaksanakan pengeringan di sekitar lokasi galian dengan metoda
yang harus diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/ konsultan pengawas.
Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi selama
pelaksanaan pekerjaan saluran. Kerusakan yang ditimbulkan diperbaiki atas biaya
kontraktor.

3.5 Pekerjaan Galian


a. Uraian
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material
lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian
yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran, pembuangan
material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara
umum dari tempat kerja sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi
garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi/ konsultan pengawas.
b. Toleransi Dimensi

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 20
1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari
yang ditentukan lebih dari 2 cm dari tiap titik.
2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi genangan.
c. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki
oleh Kontraktor sebagai berikut:
1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis agregat seperti yang diperintahkan oleh
Direksi/ konsultan pengawas.
d. Pelaporan dan Pencatatan
1. Untuk setiap pekerjaan galian, kontraktor harus menyerahkan kepada direksi/
konsultan pengawas, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan
melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada tanah
sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan.
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/ konsultan pengawas gambar
perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang
diperintahkan untuk digunakan seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok
penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi/ konsultan pengawas
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi
oleh struktur yang diusulkan tersebut.
3. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi
selesai, kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material
lain tidak boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.
e. Prosedur Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup
pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk
tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-lain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
f. Kondisi Tempat Kerja
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
penggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 21
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.
g. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin
keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu
lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila
diperlukan, kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya
yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan
galian itu.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat
kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya dan setiap galian
terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada
malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan
ketentuan direksi/ konsultan pengawas.
h. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan
proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi
timbunan atau urugan kembali maupun lime treatment.
Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau
benda tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi/
konsultan pengawas akan menyulitkan pemadatan dari material atau yang
mengakibatkan kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki, harus
diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap
material yang tidak disetujui oleh direksi teknik/ konsultan pengawas sebagai
bahan timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh
Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk direksi/ konsultan pengawas.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah di mana pembuangan
dilakukan.
i. Pembuangan Material Pekerjaan Sementara dan Perapihan Tempat Bekas Galian

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 22
1. Terkecuali diperintahkan oleh Direksi, seluruh struktur sementara seperti
cofferdam atau skor dan turap harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesai
pekerjaan struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian telah
dilakukan. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
2. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
3. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan lereng
yang stabil.

3.6 Urugan dan Timbunan Tanah


a. Umum
Semua pengurugan dan timbunan tanah, harus dilakukan di tempat kering yang
disetujui direksi/ konsultan pengawas.
Penggunaan peralatan bagi pelaksanaan penimbunan dan pengurugan kembali
sehingga dapat memperoleh hasil pemadatan sesuai dengan spesifikasi, jenis
dan kapasitas sesuai dengan yang diminta dan telah disetujui Direksi/ konsultan
pengawas.
Melindungi semua daerah kerja dari kerusakan yang diakibatkan oleh air atau
dengan cara lain membuat sistem drainase yang baik untuk menjaga jangan
sampai air berada di atas tanah urugan dan daerah pengurugan. Alat berat tidak
boleh beroperasi dalam jarak 1 m dari bangunan dan “vibrating rollers” dalam
jarak 1,5 m dari bangunan.

b. Timbunan / Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan
pekerjaan saluran yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Direksi/
konsultan pengawas. Penimbunan diletakkan mendatar lapis demi lapis yang
dipadatkan dengan menggunakan peralatan tetapi dengan ketebalan lepas
maksimum 40 cm. Pemadatan timbunan dengan tenaga manusia dan juga
dengan tenaga mesin harus dengan ketebalan lepas maksimum 40 cm.
Distribusi bahan di seluruh bagian lapisan harus seragam dan penimbunan harus
bebas dari tonjolan, cekungan, dan alur-alur atau lapisan material yang berbeda
susunan atau gradasi dengan material di sekitarnya.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan
dengan lapisan berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 23
hingga kedalaman tidak kurang dari 75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan
selanjutnya.
Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan tidak kurang
dari 2% untuk mendapatkan drainase yang efektif, walau tidak
diperlihatkan/ditunjukkan dalam gambar. Permukaan dari timbunan tanah harus
dengan kemiringan 2% hingga dapat berfungsi sebagai drainase.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density.
Semua timbunan harus dilembabkan sebesar 2% dari angka optimum dan
kemudian dipadatkan. Distribusi kelembaban yang seragam dapat diperoleh
dengan metode yang telah disetujui Direksi/ konsultan pengawas bagi pemadatan
lapisan. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya) dan timbunan yang
dipadatkan atau tanah dasar menjadi kering atau basah untuk memperoleh ikatan
yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban dengan menggunakan
pancaran air untuk memperoleh kadar air yang baik bagi peletakan lapisan
salanjutnya.

3.7 Kelebihan Galian dan Pembuangan Sisa Galian


Semua bahan hasil dari galian yang berlebihan yang dianggap perlu oleh Direksi/
konsultan pengawas harus dipindahkan/dibuang dari lokasi pekerjaan dan biaya
untuk itu ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan lokasi buangan
akhir untuk sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai, di luar lokasi pekerjaan atau
sesuai petunjuk Direksi/ konsultan pengawas.

PASAL 4
PEKERJAAN PENGEBORAN (BIOPORI)

4.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengeboran meliputi pekerjaan pengeboran pada dasar bak kontrol
saluran dengan diameter 30 Cm kedalaman 2 m, dan seluruh detail yang disebutkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk direksi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pengeboran tersebut difungsikan sebagai biopori/peresapan air kedalam
tanah.
4.2 Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pengeboran dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor manual dengan diameter
30 cm dan kedalaman 2 m. Lubang hasil pengeboran harus dijaga supaya tidak
kemasukan tanah atau bahan lainnya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 24
PASAL 5
PEKERJAAN BUIS BETON (BIOPORI)

5.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pemasangan buis beton meliputi pekerjaan pemasangan buis beton di
pasang pada dasar bak kontrol saluran dengan diameter 30 Cm kedalaman 2 m, dan
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk direksi/Konsultan
Pengawas.

5.2 Persyaratan Bahan


Bahan yang digunakan untuk buis beton ini sesuai dengan SNI yang telah ditentukan
di dalam RAB.

5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


Dalam pelaksanaan pemasangan buis beton ini terlebih dahulu di pastikan bahwa
lubang tempat penempatan buis beton benar-benar bersih, tidak ada tanah/kotoran
yang ada di dalam lubang. Pemasangan buis beton diameter 30 Cm harus tegak
lurus.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

6.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bak kontrol saluran dan
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk direksi/Konsultan
Pengawas.
6.2 Persyaratan Bahan
Bata harus bata biasa dari tanah liat, dengan ukuran nominal 6 cm x 11 cm x 24 cm
yang dibakar dengan baik, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang
dari ukuran-ukuran tersebut.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 25
- Kualitas baik.
- Pembakaran matang / dibakar dengan kayu.
- Warna merata ( merah merata ).
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
- Keras dan tidak mudah patah.
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih
besar dari 3 mm)
- Penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum 5% yang patah.
Apabila bata yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada,
maka pihak pemborong wajib mengluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24
jam

4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Adukan
Semua dinding pasangan bata merah harus dibuat dari adukan trasram 1 Pc : 3
Ps.
b. Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan pada
gambar, dan pemborong harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.
2. Bata merah dipasang dengan adukan pengikat sambungan minimal 10 mm
didasari dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata
sehingga tidak terjadi lubang-lubang pada pasangan yang dapat
mempengaruhi kekuatan dinding. Pencampuran spesi harus menggunakan
beton molen.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
4. Setelah terpasang, naat / siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
5. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua
secara berurutan.

c. Tahap perawatan
1. Dalam mendirikan dinding yang kena udara luar, harus diberi perlindungan
dengan penutup bagian atas tembok bila sewaktu-waktu turun hujan.
2. Bata merah yang dipasang dalam cuaca yang panas harus dibasahi terus
menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 26
PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi plesteran pada semua dinding batu bata bagian luar
maupun bagian dalam dinding bak kontrol serta seluruh detail yang ditunjukkan
dalam gambar.

7.2 Persyaratan Bahan


Bahan plesteran berupa portland cement, pasir dan air yang sesuai dengan Pasal
Pekerjaan Beton.

7.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Semua pasangan yang dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 3 Ps harus diplester
dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
2. Pasir pasang harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
diisyaratkan.
3. Tebal plesteran 1.5 cm dengan hasil ketebalan dinding 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
4. Plesteran halus (acian) digunakan campuran air dengan semen sampai
mendapat campuran yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering betul).
5. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan jalan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari secara langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
6. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester :
 Seluruh bagian permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar.
 Permukaan beton yang akan diplester harus bebas dari kotoran, minyak,
besi, kawat bendrat, dll.
 Plesteran beton menggunakan adukan kedap air 1 Pc : 3 Ps.
 Pasir pasang harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan yang
diisyaratkan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 27
PASAL 8
PEKERJAAN GRILL PENUTUP LUBANG BIOPORI

8.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi besi grill penutup lubang biopori pada bak kontrol serta
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
8.2 Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan
Bahan / mterial yang digunakan untuk membuat grill penutup biopori menggunakan
besi siku 40x40x3mm untuk rangkanya, sedangkan untuk rangkaian grillnya
menggunakan besi tulangan polos diameter 10 jarak 50 mm dirangkai dengan las
listrik finishing cat meny dan cat besi dan semua material tersebut diatas harus
berstandar SNI dan terhindar dari karat/tidak berkarat.
PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN BESI

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan besi / baja yang nampak
serta pada seluruh detail yang disebut / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah)
b. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas
besi dan setelah memenuhi persyaratan barulah siap untuk dimulai pekerjaan
pengecatan dengan pesetujuan Direksi / Pengawas.
c. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
d. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan
kering.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas serta
pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan /
mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada Direksi /
Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan
digunakan dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih 7
(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 28
h. Contoh bahan yang telah disutujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan /
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas sebelum pekerjaan dimulai /
dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan
oleh pabrik yang bersangkutan
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola tekstur merata, tidak terdapat noda-
noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat
dari pekerjaan-pekerjaan lain
k. Kontraktor harus bertanggug jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan
l. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pekerjaan atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga tercapai mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
n. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain memperoleh permukaan yang
halus, rata, dan bersih juga harus bebas dari kawat.
o. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.
p. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan atau sesuai
persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
q. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar
dilapiskan sampai rata dan sama tebal.
r. Topcoat dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas.
s. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan
spray. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

PASAL 10
PEKERJAAN BETON

9.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton
sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, pengujian dan
peralatan pembantu.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 29
Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

9.2 Persyaratan Bahan


1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian
buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan
teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan referensi di
bawah ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c. American Society
of Testing Materials (ASTM)
c. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Kontraktor pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas,
semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan
diganti atas biaya Kontraktor pelaksana sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya.
Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas
harus segera dikeluarkan dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.
9.3 Bahan Bahan
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai
dengan persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81
atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
b. Kontraktor pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan "manufacture's test
certificate" yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf
"a" di atas.
c. Kontraktor pelaksana harus menempatkan semen tersebut dalam gudang
yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh
langsung di atas tanah tanpa alas kayu.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 30
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran
atau kena air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dan proyek dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi
sesuai menurut SNI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran
terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan
berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh
melebihi 20 % dari volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga
melebihi 50 % kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi
yang merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
serta mempunyai gradasi seperti berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0–1

Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-


kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada
direksi atau konsultan pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
3. Agregat Halus :
f. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali
dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak
beton atau SNI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai referensi, boleh digunakan pasir
Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
g. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan
partikel- partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel
berikut:

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8 9,5 mm 100


No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,39 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 31
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0–5

4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini
sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum. atau seperti SNI - 2
pasal 6 Bab 3.
5. Tulangan :
h. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi diameter 10 mm dengan
jarak antara tulangan 150 mm
i. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara
langsung dan penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
j. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
k. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada
tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor pelaksana
harus mengadakan percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C
ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut.
7. Cetakan Beton:
a. Dapat menggunakan multiplek tebal minimal 9 mm atau plat baja, dengan
syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SKSNI jarak
rangka kayu harus disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.
9.4 Mutu Beton
1. Untuk pekerjaan beton menggunakan perbandingan campuran beton
menggunakan 1:2:3 dan K250
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan SKSNI
adalah sebagai berikut:
Jenis Konstruksi Slump Slump
maks. (cm) min. (cm)
Pelat & Dinding 12,5 5,0
Pelat, Balok & Dinding, 15,0 7,5
Kaison & Konstruksi bawah 9,0 2,5
Pelat diatas 7,5 5,0
tanah

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 32
3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka
harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak
boleh melebihi 15 cm.

9.5 Percobaan Pendahuluan


1. Kontraktor pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing- masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan
dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari
material- material harus dengan persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus
oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab .
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer
atau Portable Continuous Mixer). Mesin pengaduk harus betul-betul kosong
sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci
bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5
menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus
ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi atau
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton
yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam
setiap adukan
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah
ditentukan. Air habis dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan
selama pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang
berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.

9.6 Persiapan Pengecoran


1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-
bagian yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang.
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 33
terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus
dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
4. Kontraktor pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut
sampai ijin pengecoran diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.

9.7 Acuan / Cetakan Beton / Bekisting


1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor pelaksana
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan
bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus
cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelonggaran
dari penyangga harus menggunakan Multiplex.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan
lurus dan rata dalam arah Horisontal dan Vertikal.
3. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatan dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat
beton dituang. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran,
dan diberi "form oil" untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
4. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Direksi
atau Konsultan Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
a. Bagian sisi balok 48 jam
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d. Plat lantai / atap / tangga 21 hari
5. Dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas cetakan dapat
dibongkar lebih awal apabila basil pengujian dari benda uji yang mempunyai
kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan
beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direksi atau Konsultan
Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor
pelaksana tehadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan
penuh atas struktur-struktur yang dicetak.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 34
7. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar
rencana, Kontraktor pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau
pembentukan kembali.
8. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

9.8 Pengangkutan Dan Pengecoran


1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan
tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor.
2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor pelaksana harus memberitahukan Direksi atau Konsultan Pengawas
selambat- lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti
bahwa Kontraktor pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan.
4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila
Direksi atau Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi
tertentu.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan
alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang
mengeras.
6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan
dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial
set" atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis
karena getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.
8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 35
diberi lantai kerja setebal 5-10 cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan
baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara langsung.
9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi
keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari
lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu
kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan
harus dibersihkan.
10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas dapat dilaksanakan pada malam haii dengan ketentuan bahwa
sistem penerangan sudali disiapkan dan memenuhi syarat, serta penyiapan
tenda-tenda untuk menjaga terjadi hujan

9.9 Pemadatan Beton


1. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebih.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan "Mechanical
Vibrator" dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
3. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan "Over
Vibration" dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.
4. Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos.
5. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
6. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
7. Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan vertikal, tetapi dalam
keadaan khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh
digerakkan secara horizontal.
8. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama
pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras,
serta berjarak minimal 5 cm dari bekisting.
9. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus
ditarik, hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 36
9.10 Penyambungan Konstruksi Dan Dilatasi
1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu
konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak "Construction
joints" (sambungan konstruksi). Dalam keadaan tertentu dan mendesak.
Konsultan Pengawas dapat merubah letak "Construction joints" tersebut .
2. Permukaan "Construction joints" harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai di dapat permukaan beton yang padat.
3. "Construction joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat
mungkin dihindarkan adanya "Construction joints" tegak, kalaupun
diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari Direksi atau Konsultan
Pengawas. Bila "Construction joints" tegak diperlukan, maka tulangan harus
menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.
4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan "grout" segera sebelum beton dituang.
5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan.bahan
additive "Bonding Agent" (lem beton) yang disetujui Direksi atau konsultan
pengawas.

9.11 Baja Tulangan


1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos, tulangan besi
ulir harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain
yang akan
2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan dalam SKSNI T 15-1991
3. Selimut beton harus mempunyai ketebalan minimal sebagai berikut:
Bagian Konstruksi Tebal Selimut Beton (cm)
Bagian-bagian pada Mini STP 5,0
Balok praktis 2,5
Kolom praktis 2,5
Sloof dan Pondasi 3

9.12 Perawatan Dan Perlindungan Beton


1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui
oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran selesai,
permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga
kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7
(tujuh) hari.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 37
2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa
perawatan beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti
tersebut pada ayat (1) tidak boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada
permukaan beton.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum
dibongkar, selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk
mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan.
4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas,
harus

9.13 Pengujian Beton


1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam
satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus
15 x 15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3
(tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas
kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik
1:2:3, dan K250 tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil
dari =175 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di
lapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenamya.
5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran
dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam

9.14 SUHU / TEMPERATUR


1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila
suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius,
maka beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung dicor.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan
suhu beton melebihi dari 32 derajat Celsius, maka Kontraktor pelaksana
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat atau mengecor pada waktu malam hari

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 38
PASAL 11
PEKERJAAN BETON PRACETAK

11.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran
menggunakan beton pra cetak sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan
bahan, pengujian dan peralatan pembantu.
Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-
bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
11.2 Persyaratan Bahan
1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton pracetak , istilah teknis dan syarat-
syarat pelaksanaan beton pra cetak secara umum menjadi kesatuan dalam
bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku
persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton pra cetak harus sesuai
dengan referensi di bawah ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan SNI 03–6966–2003
c. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Kontraktor pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas,
semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti
atas biaya Kontraktor pelaksana sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya.
Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas harus
segera dikeluarkan dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam .
5. Type saluran beton pracetak yang digunakan antara lain sebagai berikut :
a. Saluran U 60 U-ditch 20T (60.60.120.10 cm)
b. Cover CU 80.15.20T
c. Box culvert 20T Bc 100.100.120.12,5

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 39
6. Semua poin 5 diatas adalah hasil dari pabrikan (pabrik) yang sudah
berpengalaman di bidangnya.

11.3 Syarat-syarat pelaksanaan


Kontraktor berkoordinasi dengan direksi/konsultan pengawas kemudian melakukan
pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing
kepada direksi/ konsultan pengawas. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut
menjadi acuan untuk fabrikasi beton pracetak u-dtich dan Box Culvert Pada umur
minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan. Pekerjaan saluran beton
pracetak u-ditch, Cover Uditch dan Box Culvert segera dimulai. Pemindahan Beton
Pracetak U-Ditch, Cover U-ditch dan Box Culvert dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitas forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material. Pemasangan Beton Pracetak U-Ditch,
Cover U-ditch dan Box Culvert menggunakan excavator atau crane tergantung pada
berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5 x berat
material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal
1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.

PASAL 12
PEKERJAAN RABAT BETON (Lantai Kerja)

12.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa
lain sehubungan dengan pekerjaan lantai kerja dan bagian lain sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.

12.2 Pengendalian Pekerjaan


Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII - 0051 - 74, SII - 0013
- 81, dan SII - 0136 - 84.

12.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC,
dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga
mengenai cara penyimpanan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 40
PASAL 13
PEKERJAAN ASPAL

13.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyedian dan pemasangan semua pekerjaan pengerasan untuk
perbaikan jalan sebagimana ditunjukkan dan tertera dalam gambar perencanaan.
Pekerjaan ini meliputi :
 Persiapan area sub grade dan subgrade dan subbase
 Urugan pasir
 Pasangan hot mix dan assories.

13.2 Pengendalian Pekerjaan


Semua pekerjaan yang harus disediakan dipasang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam : NI -2. NI - 3, NI -8, AASHO T 99 dan buku pedoman penentuan
perkerasan jalan raya No. 04/pd/bm/1974 DPUTL Bina Marga

13.3 Persyaratan Bahan


a. Pasir yang dipergunakan untuk bahan dasar jalan harus cukup keras, cukup
mempunyai susunan derajad gradasi . Tidak boleh mengandung Lumpur
b. Batu pecah yang dipergunakan harus cukup keras, tidak ada tanda-tanda
keretakan dan kelapukan dan terdiri dari ukuran-ukuran sebagai berikut :
 Sub Base tidak kurang dari  5 -7 cm
 Base tidak kurang dari 1 - 2 cm
c. Aspal (penetrasi tunggal) yang dipakai harus berasal dari campuran antara aspal
panas dan kerikil halus dibuat langsung ditempat pekerjaan atau dibuat
workshop

13.4 Pelaksanaan
a. Padatkan tanah sub grade secara merata (sesuai dengan Pasal 5 Pekerjaan
tanah Urugan dan dan Galian pada syarat struktur dalam RKS ini)
b. Taburkan/ pasang batuan grade dengan dimensi 5-7cm untuk sub base dan
base di atas sub grade yang dipadatkan. Sediakan ketebalan base dan sub base
yang dipadatkan sampai dengan level yang dikehendaki. Padatkan sub base dan
base sampai padat menggunakan Stamper minimal Mikasa MTR 80
c. Taburkan batuan setebal 30 mm grade dengan dimensi 1-2 cm untuk base di
atas sub grade yang dipadatkan. Padatkan base dengan stamper  sampai
dengan level yang dikehendaki

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 41
d. Taburkan pasir batu (abu batu) sebagai bahan pengisi setebal 20 mm dan
dipadatkan sampai denngan level. Rencana digilas dengan Roller seberat  2,50
ton minimal 2 kali
e. Taburkan lapisan Hotmix yang sebelumnya areal tersebut telah dibersihkan
dengan kompresor tekanan tinggi sehingga bersih dari segala kotoran dan air,
siramkan  aspal cair panas sehingga merata dan selanjutnya tempatkan lapisan
Hotmix panas dengan merata dan gilas dengan Roller seberat 2,50 ton minimal 5
kali bolak bilik samapi tercapai ketebalan akhir 3 cm dengan level yang
dikehendaki

PASAL 14
PASANGAN CONCRETE BLOCK PAVEMENT (Paving)

14.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan
concrete block pavement/paving :
a. Pemasangan pasir yang dipadatkan setebal 7.5cm di atas plat penutup saluran.
b. Pemasangan pasir pada celah-celah paving.
c. Perataan permukaan paving.

14.2 Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan standar :
NI-2-1971 SII-0013-81
NI-3-1970 PUBI-1982
Persetujuan:
1. Contoh bahan guna persetujuan direksi/konsultan pengawas, Kontraktor harus
menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai
2. Mock-up/Contoh pemasangan: Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus
membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan dan warnanya. Mock-up yang telah disetujui harus dibubuhkan tanda
tangan direksi/Konsultan pengawas dan akan dijadikan standar minimal untuk
pemasangan.
3. Brosure: Jika dipandang perlu oleh direksi/konsultan pengawas, Kontraktor harus
menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

14.3 Bahan-Bahan
Persyaratan Bahan
1. Paving tipe persegi panjang 10x20 K.175, tebal 6cm.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 42
2. Warna sesuai gambar dengan persetujuan direksi/konsultan pengawas.
3. Pola: sirip ikan kemiringan 45 derajat dan tegak, sesuai gambar dengan
persetujuan direksi/konsultan pengawas.
4. Estetis
5. Kuat tidak mudah rusak/pecah terkena beban, tahan lama.
6. Pemeliharaan mudah
7. Pembuatan dengan mesin.
8. Mempunyai bentuk yang merata (bagian tengah, tepi dan sudut) sehingga dapat
mengahasilkan hubungan yang rapat dan kompak tidak terjadi celah-celah.
Pengujian Bahan
Bahan harus mempunyai kekuatan tekan
Contoh bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan, dan
setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari direksi/konsultan pengawas
.

14.4 Pelaksanaan
a. Persiapan Pemasangan.
Pengurugan tanah (bila diperlukan)
Penebalan dan pemadatan pasir pasang/beton setebal 7.5 cm.
Pemotongan paving harus menggunakan alat potong mesin.
b. Pemasangan:
Blok-blok dipasang di atas lapisan pasir yang sudah dipadatkan setebal
7.5 cm.
Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar, demikian juga as
pemasangannya.
Pemasangan blok-blok ini diatur sedemikian sehingga bagian memanjang
daripada blok membentuk sudut 90 derajat terhadap garis tengah jalan.
Blok-blok dipasang saling mengikat.
Pada bagian tepi blok-blok di batasi oleh kerb (penghalang) yang dicetak
dengan ukuran tertentu/standar.
Pemasangan kerb ini sedemikian sehinga tidak terjadi pemotongan.
Bilamana ternyata diperlukan juga pemotongan kerb, maka harus
dilakukan dengan pembelah hidraulic.
Bidang permukaan kemudian diratakan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 43
Pasir halus yang baik disapukan kedalam celah celah antar paving,
sehingga celah terisi penuh dengan pasir dan pasangan menjadi kencang
dan kuat/mantap.

PASAL 14
PEMBERSIHAN AKHIR/FINISHING

Pada Akhir Seluruh Pekerjaan harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran
lainnya. Gundukan-gndukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-
bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan. Bila ada
bagian-bagian pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan kecacatan pada
bagian pekerjaan tersebut dan belum memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan, maka pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
bagian-bagian pekerjaan tersebut.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat DED Saluran Lingkungan Perumahan manisrejo I Kota Madiun) 44

Anda mungkin juga menyukai