SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
JASA KONSTRUKSI
1.1. Umum
Spesifikasi Teknis ini merupakan bagian/satu kesatuan dengan Surat
Perjanjian (Kontrak) yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dalam
melaksanakan kegiatan Pembangunan.
Apabila terdapat ketentuan – ketentuan yang bertentangan dengan
Kontrak, Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK), dan Syarat Syarat Khusus
Kontrrak (SSKK), maka ketentuan yang berlaku adalah sesuai dengan
hirearki yang telah disebutkan dalam Kontrak. Kontraktor harus melaporkan
perbedaan tersebut kepada PPK untuk menentukan ketentuan yang
digunakan.
1.1.1. Definisi
Spesifikasi ini ditulis berdasarkan peraturan yang biasa digunakan
dan mengikuti Peraturan Standar di Indonesia. Pemilihan material
dan metode pelaksanaaan, prosedur pengujian bahan, pengawasan
qualitas harus sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga dapat
digunakan untuk pelaksanaan konstruksi.
Berikut adalah definisi dari penyebutan atau istilah yang
berhubungan dengan proyek.
o Engineer adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta
Konsultan Pengawas dan seluruh Jajarannya;
o Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Pejabat di Suku
Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu yang menandatangani Surat Perjanjian Kontrak dengan
Kontraktor dan Konsultan Pengawas;
o Konsultan Pengawas adalah Penyedia Jasa Konsultan yang
terikat kontrak dengan PPK, yang akan melaksanakan
Pengawasan pembangunan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang diterima;
o Kontraktor adalah Penyedia Jasa Konstruksi yang terikat
kontrak dengan PPK, yang akan melaksanakan pembangunan
sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang diterima;
o Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Pejabat
yang ditunjuk oleh PPK untuk mengendalikan pelaksanaan
kegiatan;
o Tim Teknis PPK adalah staff yang ditunjuk PPK untuk
membantu secara teknis dan administrasi dalam pengendalian
kegiatan;
o Tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) adalah
Tim/Panitia yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk
melakukan serah terima pekerjaan pertama dan kedua;
o Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Kepala Suku Dinas
Sumber Daya Air Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu;
o Pengendali terdiri dari PPTK, Tim Teknis PPK, dan Konsultan
Pengawas;
o Masyarakat adalah penduduk Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu, pihak swasta, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), serta organisasi lainnya yang terkena
dampak pembangunan;
o Aparat setempat adalah Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu, serta Instansi pemerintah
lainnya yang berkepentingan terhadap pembangunan;
o Instansi terkait/berwenang adalah instansi pemerintah/swasta
yang memiliki kompetensi, kewenangan, tugas pokok, dan
fungsi untuk menjalankan suatu kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pembangunan;
o Konsultan Perencana adalah Penyedia Jasa Konsultansi yang
melakukan perencanaan terhadap desain konstruksi tanggul/
tanggul pemecah gelombang;
o Pihak Lain adalah disiplin lain di luar Kontraktor dan Engineer.
1.1.2. Penerapan Peraturan, Spesifikasi dan Gambar Pelaksanaan
1. Spesifikasi yang dipakai adalah spesifikasi pekerjaan struktur terakhir
berikut seluruh tambahannya. Spesifikasi ini bersifat mengikat dan
harus bersesuaian dengan spesifikasi lainnya.
2. Semua informasi yang tercantum di gambar pelaksanaan harus
bersesuaian dengan spesifikasi pekerjaan struktur. Bila dijumpai
perbedaan, Kontraktor harus menanyakan kepada Engineer untuk
konfirmasi.
3. Pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi dan disetujui oleh
Engineer, dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah
mengenai pembangunan didaerah tersebut. Kontraktor harus mengikuti
semua intruksi yang benar atau petunjuk dari Engineer sehingga
seluruh pekerjaannya dapat dilaksankan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar kerja dan dapat diselesaikan pada waktunya.
4. Ketidak sempurnaan pekerjaan seperti dalam mengerjakan pematokan,
pengukuran level, kelurusan kolom, dimensi, ketebalan pelat, dan lain-
lain harus diperbaiki sesuai petunjuk Engineer. Kontraktor yang
bertanggung jawab terhadap penambahan anggaran pelaksanaan
akibat hal tersebut.
5. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap keakuratan pengukuran
berdasarkan gambar yang ada. Dan Engineer berhak untuk memeriksa
semua pekerjaan kontaktor saat terjadi kasus atau sewaktu-waktu yang
dianggap perlu. Walaupun tetap terjadi kesalahan setelah pengecekan
dilakukan oleh Engineer, Kontraktor tetap harus bertanggung jawab
untuk memperbaiki atas anggaran pelaksanaannya sendiri.
6. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, tenaga supervisi, material,
peralatan dan semua operasional yang diperlukan untuk kelengkapan
pekerjaan.
7. Dalam penawarannya Kontraktor sudah harus memasukkan semua
anggaran pelaksanaan yang dianggap perlu untuk pengadaan barang-
barang tertentu, serta pasokan material dan tenaga kerja, sehingga
dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
8. Pelaksanaan pekerjaan dan material yang dipakai harus mengikuti
Standar Peraturan Indonesia atau Standar Peraturan lain dengan
persetujuan Engineer dan peraturan tambahan dari pemerintah
setempat.
9. Seluruh alternatif material dan metoda lain yang diusulkan oleh
Kontraktor harus diajukan kepada Engineer sebelum dilaksanakan. Dan
untuk setiap alternatif yang disetujui tidak ada anggaran pelaksanaan
tambah.
I PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan papan nama proyek, gudang pekerja,
1 Sesuai BoQ
pemasangan bowplank dan kantor lapangan
II PEKERJAAN TANGGUL
1 Meratakan tanah dasar kubus beton berongga Sesuai BoQ
Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Kubus Beton
2 Berongga uk.60 x 60 x 60 cm, K-350, termasuk tali Sesuai BoQ
tambang nylon pengikat dia. 8 mm
3 Pekerjaan Pasangan Batu Bronjong Kawat Galvanis Sesuai BoQ
Pekerjaan Bongkar dan Pasang Tetrapod Beton Eksisting,
4 Sesuai BoQ
termasuk Langsir
b) Pengukuran bathimetri
Pengukuran bathimetri (hanya untuk bangunan pemecah
gelombang) dilaksanakan sebelum dimulai pekerjaan untuk
mengetahui data kondisi kedalaman laut di lokasi pekerjaan sejauh
50 m dari as rencana bangunan ke arah laut. Pengukuran
bathimetri diperlukan untuk perhitungan MC nol, kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan melengkapi peta kerja.
1.4.6 Ukuran
Semua ukuran untuk pekerjaan beton dinyatakan dalam cm sedang untuk
pekerjaan baja dinyatakan dalam mm. Apabila ada keragu-raguan
mengenal dimensi satuan, KontraktorPekerjaan wajib menanyakan terlebih
dulu kepada Pengendali.
1.4.7 Perbedaan Gambar
1. Pada dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan Uraian
Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan, maka yang berlaku adalah
yang tertulis.
2. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari PPK.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau
keragu-raguan di antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut, KontraktorPekerjaan harus melaporkan secara
tertulis kepada Engineer, dan Engineer memberikan keputusan gambar
mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah berunding dengan
Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi
Kontraktor untuk mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.
1.4.9 Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan material tersebut,
Kontraktor wajib mengadakan koordinasi dengan Kontraktor unsur
pekerjaan lainnya atas petunjuk PPK.
1.5. Laporan
Laporan kemajuan pekerjaan pelaksanaan konstruksi bangunan
pengaman pantai harus dibuat oleh penyedia jasa dan diperiksa direksi
teknis dan disetujui oleh direksi pekerjaan yaitu:
a) Laporan harian
Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa berisi:
(1). Laporan tentang jenis, volume hasil kerja yang dilaksanakan;
(2). Jumlah dan klasifikasi tenaga kerja;
(3). Keadaan cuaca khususnya yang menyebabkan hambatan
terhadap kelancaran pekerjaan;
(4). Penerimaan dan penggunaan material
(5). Mobilisasi dan operasi alat berat;
(6). Perintah dan atau persetujuan direksi teknis untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu yang dikeluarkan pada hari itu;
(7). Perubahan desain dan realisasi desain serta gambar kerja;
(8). Kendala yang dihadapi;
(9). Foto hasil pelaksanaan pekerjaan; dan
(10).Hal lain yang dianggap perlu untuk diketahui direksi pekerjaan.
b) Laporan mingguan
Laporan mingguan merupakan prestasi/kemajuan pekerjaan yang
dibuat oleh penyedia jasa dan ditandatangani oleh direksi teknis.
Laporan mingguan berisi:
(1). Rangkuman dari laporan-laporan harian dalam satu minggu yang
lalu;
(2). catatan tentang pertemuan/rapat antara pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaan konstruksi;dan
(3). keputusan-keputusan penting yang memerlukan tindak lanjut
seperti:
(a) perubahan desain,
(b) metode kerja,
(c) pekerjaan tambah/kurang,
(d) penggantian jenis material yang harus digunakan dengan
alasan- alasannya dan solusi kendala yang dihadapi, serta
dituangkan dalam surat perintah direksi atau persetujuan
direksi terhadap usulan penyedia jasa yang terkait dengan hal-
hal di atas.
c) Laporan bulanan
Laporan bulanan merupakan rangkuman dari laporan-laporan
mingguan, khususnya mengenai prestasi pekerjaan berupa volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan, telah diterima dan telah
mendapatkan persetujuan direksi teknis, seperti volume, harga
pekerjaan, serta persentase (%) tambahannya dalam kemajuan
pekerjaan dalam kontrak, dan dibuat dalam rangkap 5 (lima) disertai
foto-foto yang relevan.
d) Laporan khusus
Laporan khusus dibuat dan disampaikan kepada yang berwenang,
misalnya terjadinya bencana alam, kecelakaan kerja baik yang
membawa korban jiwa maupun tidak, tindak kriminalitas di lingkungan
kerja, terjadinya kejadian berjangkitnya penyakit menular dalam
lingkungan kerja dan sekitarnya. Harus dilaporkan juga tentang jumlah
pengadaan, penyimpanan, serta jadual penggunaan bahan peledak.
2.1 Umum
1. Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland
atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan
air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat.
2. Pekerjaan yang diatur dalam Bab ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton
prategang, beton tumbuk, dan beton pracetak, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh
Engineer.
3. Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, dan tindakan lain
untuk mempertahankan agar lokasi yang dilakukan pengecoran tetap
kering.
4. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana
atau sebagaimana diperintahkan oleh Engineer. Mutu beton yang
digunakan dalam kontrak ini dibagi sebagai berikut:
2.4 Admixture
a) Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontrakor
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut.
b) Untuk itu Kontrakor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko- resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
c) Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion
nitrat dan unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahan-bahan beton
dan tulangan baja tidak boleh digunakan pada pekerjaan ini.
d) High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai
dengan persyaratan ASTM C494 type F atau G.
2.5 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan untuk
membuat mix design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang
sudah memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya mengikuti
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia l.4.5.3.1989-UDC:693.5.
b) Perbandingan antar agregat halus dan agregat kasar tergantung dari
gradasi, tetapi agregat halus hendaknya dalam jumlah sesedikit
mungkin yang apabila dikombinasikan dengan semen akan
menghasilkan adukan yang dapat mengisi rongga-rongga antara
agregat-agregat yang berbutir kasar tersebut dan cukup tersisa untuk
membentuk permukaan/finishing yang halus.
c) Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet, maka jumlah
air yang dipakai hendaknya sesedikit mungkin tetapi konsistensi beton
masih cukup mudah untuk dikerjakan dan mempunyai konsistensi yang
cukup sesuai dengan keperluannya.
d) Mix Design dari standar lain yang digunakan atau hasil dari trial and
errorr penyedia jasa dapat digunakan sesuai dengan persetujuan dari
Engineer. Apabila diminta oleh Engineer, Kontraktor wajib melakukan
Trial Mix terhadap mix design yang digunakan.
e) Pembesian pada Beton bertulang
Semua besi tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak
tercantum pada gambar, tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi
pekerjaan ini, harus diadakan pelaksanaannya.
f) Pemasangan dan pengikatan dari tulangan yang tertanam dalam beton
dilakukan pada keadaan kering bersih dari debu/oli/gemuk dan kotoran
lainnya sebelum pengecoran, tidak diselesaikan pada saat pengecoran
berlangsung.
g) Kontrakor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk
disetujui oleh Pengawas dalam pelaksanaannya.
h) Semua besi tulangan pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih
dari larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberi
akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.
2.6 Benda Uji
a) Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5
m3 beton dengan minimum 1 benda uji setiap hari sesuai dengan
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5 dan
diberi tanggal dan nomor urut yang menerus. Pengambilan benda uji
dilakukan atas persetujuan Pengawas.
b) Selain itu juga harus disiapkan benda-benda uji kontrol untuk setiap 5
m3 beton dengan minimum 1 benda uji setiap hari untuk pengujian
permeabilitas beton yang dilakukan sesuai dengan persyaratan DIN
1048.
c) Benda uji yang diambil menggunakan coring, ditentukan oleh Engineer
sesuai dengan kebutuhan untuk memastikan kualitas dan volume
pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor.
c. Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam Toleransi
(jarak antara dua permukaan berat yang diameter
yang berlawanan) diperbolehkan
< 10 mm 7% 0.4 mm
10 mm - 16 mm 5% 0.4 mm
> l6 mm 4% 0.5 mm
d. Selimut Beton
Tebal bersih selimut beton yang harus disediakan terhadap tulangan
terluar adalah minimum 35 mm.
2.18 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan
harus dilakukan secara baik dan teratur.
3.1 Umum
Pekerjaan pemasangan komponen beton pracetak menjadi tanggul terdiri
dari perataan tanah dasar, pemasangan komponen beton pracetak/precast,
pemasangan angkur (untuk buis beton segi delapan), pekerjaan plesteran,
dan pekerjaan Acian.
4.1. Umum
1. Sebelum melakukan pemasangan bronjong batu kali, dasar karang/tanah
harus diratakankan terlebih dahulu.
2. Bronjong kawat berlapis galvanis uk. L=2,0 m X B=1,0 m X T=0,5m
dengan kawat anyaman tiga lilitan ukuran 3,00 mm.
3. Kawat bronjong yang digunakan adalah kawat baja berlapis seng tebal
(galvanis).
4. Batu belah dipilih yang berukuran Ø 15 cm - 25 cm.
5. Batu belah disusun rapi dan padat.
6. Sebelum pemasangan bronjong batu kali harus dibuatkan berita acara
cek lapangan bersama yang menyatakan bahwa kontur karang sudah
rata.
7. Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang satu
dengan yang lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat
dengan baik dan kuat.
8. Batu bronjong yang sudah terpasang harus ada berita acara persetujuan
dari direksi sebagai syarat pembayaran.
BAB V
ANGKUTAN MATERIAL
6.1 Umum
1. Kontraktor apabila diminta oleh Engineer dan atau dipandang perlu oleh
kontraktor untuk memastikan bangunan yang akan dibangun dapat
berfungsi secara optimal, dapat melakukan review desain;
2. Kontraktor wajib melakukan monitoring terumbu karang untuk melindungi
terumbu karang dan lamun laut dari kerusakan akibat pembangunan
tanggul / tanggul pemecah gelombang.
3. Biaya monitoring terumbu karang dan review desain merupakan bagian
dari penawaran Kontraktor.