SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN:
Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh Provinsi
Riau
PEKERJAAN:
Fisik Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Batang Serosa Kab. Bengkalis
LOKASI:
Kawasan Kumuh Batang Serosa Kab. Bengkalis
Disusun Oleh
Konsultan Perencana
Ditetapkan Oleh
Pejabat Pembuat Komitmen
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
1
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
SYARAT-SYARAT TEKNIS (UMUM)
1. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN
1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
a. Perpres No. 54 Tahun 2010 berikut lampiran-lampirannya
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan di Indonesia atau AV 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan dan Gedung (SK SNI T-15-1991-03).
e. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983
f. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi
h. Peraturan Cat Indonesia (PTI) 1961
i. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja
j. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1993
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08
l. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI-1727-1989-F (SKBI-
1.3.53.1987)
m. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton (SK SNI T-28-1991-03)
n. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang
berkaitan dengan permasalahan bangunan.
o. Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1965, NI-3 1963,
PUBB 1969.
p. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
q. Peraturan Muatan Indonesia (PMI-NI 18/1969)
r. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian, mingguan, bulanan,
dan borongan).
s. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI 5 1961)
t. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara
u. Peraturan tentang penanggulangan bencana kebakaran
v. Peraturan tentang komponen hydrant dan fungsinya menurut SNI (Standar Nasional Indonesia
dan Peraturan NFPA tentang komponen hydrant dan fungsinya
2
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
2.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat
menimbulkan kesalahan, Kontraktor dapat menayakan kepada Konsultan Pengawas dan mengikuti
keputusannya.
3. PERSIAPAN DI LAPANGAN
3.1 Bangsal Konsultan Pengawas yang telah dibangun pada tahap pekerjaan sebelumnya (Pertama)
beserta segala perlengkapannya harus selalu dirawat dan terpelihara dengan baik. Setelah pekerjaan
selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek.
3.2 Pembongkaran bangunan bangsal kerja setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan
oleh Proyek dan selama masih dalam periode kontrak (termasuk periode pemeliharaan) biaya
pembongkaran menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1 Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat rencana pelaksanaan terperinci
berupa Bar Chart, S-Curve dan Network Planning.
4.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas,
paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak SPK diterima Kontraktor. Rencana
kerja yang telah diketahui Konsultan Pengawas akan diteruskan kepada Pemberi Tugas untuk
mendapat persetujuannya.
4.3 Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas dalam
5 (lima) rangkap kepada Konsultan Pengawas, dan satu salinan harus ditempel dibangsal Kontraktor
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan.
4.3 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik rencana kerja
tersebut.
6. KEAMANAN PROYEK
6.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
6.2 Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan.
6.3 Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
6.4 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat
yang strategis dan mudah dicapai.
3
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
7. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
7.1 Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus tetap tersedia di lapangan.
7.2 Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius,
Pemborong harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian
tersebut pada Pemberi Tugas.
7.3 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun di bawah
Pihak Ketiga dan untuk tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.
7.4 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan
pekerja lapangan.
7.5 Selain untuk penjaga keamanan, penginapan bagi pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan
pekerjaan, kecuali bagi para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan izin tertulis dari
pihak berwenang.
7.6 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh para
Kontraktor/Pelaksana sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kontraktor/Pelaksana wajib menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
8. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
8.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang
bersangkutan dimulai antara lain:
a. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
b. Mesin pemadat/compactor
c. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan
d. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
e. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
4
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
10.2. JAMINAN SELAMA MASA PEMELIHARAAN
5
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS
A. SPESIFIKASI UMUM
URAIAN PEKERJAAN
1. Nama Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
- Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman dan Kawasan Kumuh Kewenangan Propinsi
Dikabupaten Bengkalis ( Batang Serosa )
Lokasi pekerjaan terletak di Kelurahan Batang Serosa Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis.
2. Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : Pekerjaan Pembuatan Jalan semenisasi Beton
Bertulang dan Pipa saluran. Pekerjaan Pembuatan Saluran Dreinase Beton bertulang, Pekerjaan
Pembuatan Sumur Bor dan Pekerjaan Pemasangan Hydrant fire
3. Sarana Kerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia :
a. Tenaga kerja terampil yang cukup memadai dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat-alat penarik/kontrol, mesin
pemadat, alat-alat gali, alat-alat ukur atau peralatan lainnya yang benar-benar diperlukan dan
dipergunakan dalam pelaksanaan.
4. Cara Pelaksanaan, Semua jenis pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-ketntuan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Bestek, Berita Acara Aanwijzing dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan dari Konsultan Pengawas.
5. Jenis dan Mutu Bahan, Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri, sesuai
dengan Keputusan MENPAN Nomor : 472/KPB/XII/1980, Nomor : 813/MENPAN/1980 tanggal 23
Desember 1980.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
2. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, pembuatan Direksi Keet dan Gudang
Material, penyediaan air kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi.
Pembersihan Lokasi
Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan bangunan baru, Pemborong wajib membersihkan lokasi dari
puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan serta benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu
pelaksanaan pembangunan.
6
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
2. Pemborong harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalulintas.
3. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan
yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telah selesai, pemborong diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut,
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat (1), pemborong
harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda
untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain
yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
Pengukuran
1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian ukuran tata letak atau
ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back Mark atau Line Offset Mark, pada
masing-masing lantai bangunan.
2. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.
3. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau
referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
4. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang dalam urusan IMB. Dan Izin
lainnya yang menyangkut dalam pekerjaan ini
5. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan kepada Pengawas.
Keamanan Proyek
1. Pemborong harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang milik pemborong, pengawas
atau pengelola proyek, serta menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja
pemborong ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Pemborong harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari, yang dibagi
dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai
pekerjaan.
7
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja pemborong diharuskan
mengenakan tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh
petugas keamanan.
4. Pekerja pemborong tidak diijinkan menginap di lokasi kecuali petugas keamanan yang sedang bertugas
pada malam hari.
Pemadam Kebakaran
1. Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan alat pemadam kebakaran berupa tabung
pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas
dengan kapasitas 7 kg.
2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan radius kurang
lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang memerlukan.
Keselamatan Kerja
1. Pemborong harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK).
Izin-Izin
1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang diperlukan dan
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan, izin pengambilan material, izin
pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan, Izin
mendirikan Bangunan (IMB) serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan / peraturan
daerah setempat.
2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di atas menjadi
tanggung jawab pemborong.
8
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Dokumentasi
1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke pemberi
tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
Dokumentasi dimaksudkan sebagai data dukung di lapangan bahwa pekerjaan sebagaimana yang
dilaporkan pada laporan kemajuan pekerjaan benar adanya. Dalam hal ini, pihak kami akan
menyediakan dokumentasi-dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari 0% hingga 100% dengan interval
pelaporan dokumentasi dalam kelipatan 10 (per 10%). Acuan persentase pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan perbandingan antara bobot pekerjaan terpasang dengan bobot pekerjaan rencana.
1) Dokumentasi 0%
Dokumentasi 0% dimaksudkan untuk membuat perbandingan ketika nanti pekerjaan dilaksanakan.
Kondisi 0% adalah kondisi existing lapangan sebelum memulai pekerjaan. Dokumentasi 0% diinput
kedalam laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan minggu pertama sebagai bukti pelaksanaan
pekerjaan pada minggu tersebut
2) Dokumentasi 10%, 20%, 30%, ...... hingga 90%
Dokumentasi 0%, 20%, 30%, ...... hingga 90% menunjukkan kemajuan pekerjaan yang akan kami
lakukan. Hasil dokumentasi ini akan dimuat didalam laporan progres kegiatan (laporan bulanan)
sesuai persentase bobot yang telah dicapai.
3) Dokumentasi 100%
Dokumentasi 100% adalah dokumentasi hasil pekerjaan akhir bila bobot pekerjaan telah mencapai
100% termasuk masa pemeliharaan, PHO dan FHO. Dokumentasi ini adalah salah satu bukti bahwa
pekerjaan telah rampung dikerjakan
Pengawasan
1. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor wajib membuat laporan harian yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari,
bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah
pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
4. Perintah dan penugasan dari Konsultan Pengawas ditulis di dalam buku harian/surat dan dibubuhi tanda
tangan dan nama jelas petugas Konsultan Pengawas.
9
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
b) Apabila dianggap perlu untuk pengukuran kuantitas, maka pihak kontraktor harus
mengambil ukuran potongan melintang dari tanah asli dalam jarak 25 m, 50 m atau sesuai
perintah lain direksi teknik.
3) Pelaksanaan Pekerjaan
Segera setelah pembentukan badan jalan dilaksanakan, maka permukaan jalan harus dipadatkan
dengan alat pemadat yang dianjurkan oleh Direksi Teknis atau yang sesuai dengan kondisi
lapangan sehingga semenisasi yang ada diatasnya betul-betul stabil dan tidak mengalami
penurunan/bergelombang
b. Pekerjaan Tanah
Ketentuan Umum
1. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pemborong harus membersihkan daerah yang akan dikerjakan
dari sisa-sisa bongkaran, akar pohon maupun semak-semak serta segala perintang yang ada dalam
daerah kerja, kecuali ditentukan lain oleh pengawas.
2. Pemborong harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang telah selesai
dikerjakan dari segala macam kerusakan dan berhati-hati untuk tidak mengganggu patok pengukuran
atau tanda-tanda yang lainnya.
3. Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus dijaga akibat pelaksanaan
pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu dan melaporkannya kepada
pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
5. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang merintangi pekerjaan harus
dilakukan menurut peraturan.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, dan
pengisian/pengurugan sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.
Penggalian Tanah
1. Semua sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan dan bekas urugan harus dibuang. Penggalian harus
dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Sebelum pekerjaan
selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian harus disetujui pengawas.
2. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian dasar jalan harus mempunyai lebar
yang cukup atau lebih lebar dari dasar tapak untuk dapat memasang maupun memindahkan
rangka/bekisting yang diperlukan, serta pembersihan.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang
tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka kelebihan di atas harus diisi
kembali dengan adukan beton 1: 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
4. Kontraktor harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari longsoran. Untuk itu kontraktor
harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas
selama penggalian merupakan tanggung jawab kontraktor.
5. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus
diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat. Apabila hal tersebut dijumpai, maka
kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas dan mengganti semua
kerusakankerusakan tersebut atas biaya sendiri.
6. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib
melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
7. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya, kontraktor harus mendapat
persetujuan/ijin tertulis pengawas.
10
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Pengurugan dan Pemadatan
1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan lantai
diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk Pengawas. Pasir
urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran,
sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay” yang bersih
tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan yang telah dipecahkan (pecahan
batuan tersebut maksimal 15 cm).
3. Kontraktor wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang keras atau mutu
bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
pengawas.
4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-perlapis yang tidak lebih tebal dari 15 cm
(gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin penggilas getar, atau alat tumbuk
dimana standar kepadatannya dicapai pada kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air
optimal, atau “dry density” nya mencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk
pengawas.
5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan “density test” di
lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban Pemborong.
6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan yang telah
dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan
yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya
biaya tambahan.
7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya genangan air di
atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Kontraktor harus mengatur pembuangan air sedemikian
rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah
pekerjaan selesai.
8. Kontraktor bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Kontraktor harus mengganti bagian-
bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian Kontraktor atau akibat dari aliran air.
9. Penyiapan Badan jalan
Pekerjaan Penyelesaian
1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah dari yang betul-
betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata.
2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam gambar. Bila
diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial yang tidak lebih dari 30 cm,
maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk
selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan, seluruh puing-
puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari lokasi.
11
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
yang dimaksud adalah perlengkapan yang sesuai untuk macam pipa yang digunakan. Sambungan
dilakukan dengan Union Socket. Minimum hidrostatic test pressure yang harus dicapai sesuai
dengan yang berlaku untuk pipanya.
- Ukuran Pipa
Pipa yang digunakan berukuran 4 inchi dan 8 inchi
INSTALASI PEMIPAAN
a. Sistem Penyambungam Pipa
Pipa Air Kotor/Buangan, Air Hujan:
1. Memakai sistem lem/solvens cemend untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau
pipa yang berdiameter kecil.
2. Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JIS 101 1967 dimana untuk ukuran
nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvens cement dan untuk pipa 65 mm keatas
menggunakan solvens cement Joint.
3. Khususnya untuk pemakaian di-lapangan (site) jumlah maupun takaran solvens cement harus
memenuhi antara lain :
4. Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimaì sebanyak 20 gram pada setiap
penyambungan.
5. Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvens cement minimal sebanyak 120
gram pada setiap penyambungan.
6. Pemakaian bahan perekat pada sistem penyambungan pipa uPVC ini harus benar-benar
mengikuti petunjuk pabrik dan minimal pada pelaksanaannya dilapangan Kontraktor harus
menyertakan tenaga ahli/supervisor dari pabrik pembuatnya.
7. Sistem penyambungan pipa induk dan pipa cabang (Jointing pipe) uPVC menggunakan
sistem Flanged diberi rubber ring set gasket dan di-bout .Hal ini berlaku pula untuk sistem
pencabangan pipa air hujan dan ventilasi
1. Semua fixture harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.
2. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselen dan sebagainya.
3. Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi juga kuat kedudukannya untuk komponen
misalnya fixtures, fittings dan sebagainya.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan
jaringan instalasi tersebut.
12
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
5. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
13
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
d) Pelaksanaan pekerjaan
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
- Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana
- Bekisting digunakan untuk 3 kali penggunaan.
- Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
- Bekisting dipasang per segmen dengan panjang maksimal per segmen adalah 5 meter.
- Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan minyak
bekisting agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
- Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari
- Pembongkaran dilakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah dicor.
3) Pekerjaan Pembesian dia. 8mm
a) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi dia. 8mm untuk pengecoran
jalan.
b) Peralatan dan bahan yang akan digunakan
· Peralatan ( Meteran, Gunting Besi, Bending besi, Peralatan tukang lainnya),
· Bahan ( Besi polos dia. 8mm, Kawat ikat, Beton tahu
c) Kuantitas pekerjaan
Besi Beton
• Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971 dengan
tegangan leleh (σy = 3.200 Kg/cm2) atau Baja U-32.
• Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan
rata (Round Bars) maupun besi-besi penulangan bergelombang (Deformed Bars) harus sesuai
dengan persyaratan dalam NI-2 Pasal 3.7.
• Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila terdapat karat pada
bagian permukaan besi, maka besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off”
produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui Pengawas.
• Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di tempat yang
akan digunakan; dan bahan yang akan diakui serta yang disetujui Pengawas. Semua biaya
sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
• Apabila baja tulangan yang digunakan telah selesai di pabrik dan perlu penyambungan yang
berbeda antara penulangan lantai dasar dengan ketentuan dari pabrik pembuat dan atas
persetujuan Pengawas
D. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam PBI NI-2
Pasal 3.7.
E. Penggantian Besi
Pemborong harus memasang besi yang sesuai dengan apa yang tertera pada gambar. Dalam hal dimana
berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada, maka:
a. Pemborong dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam
gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya
b. Jika hal tersebut di atas (pada butir a) akan dimintakan Pemborong sebagai kerja lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi.
c. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan
dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat, dengan
catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
14
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
- Jumlah satuan panjang atau jumlah besi yang ditempatkan tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau di
daerah, overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Pedoman Pelaksanaan
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat pelaksanaan beton secara
umum menjadi ketentuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain
dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di
bawah ini :
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI NI-2 1971)
- Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
- Standar Industri Indonesia
2. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang tinggi
menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti atas
biaya pemborong sendiri.
3. Semua material harus dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan persyaratan dan disetujui
oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan
pemborong bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
Bahan-Bahan
A. Portland Cement
Digunakan Portland Cement dari jenis I menurut NI 8 type I menurut ASTM dan memenuhi
standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Dalam
pelaksanaannya, merk yang dipakai tidak boleh ditukar tukar, kecuali ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan pihak Dinas Terkait.
B. Aggregate
• Agregat Halus (Pasir)
a. Jenis dan syarat camp. agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI-1971, Bab 3.
15
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
b. Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung Lumpur dan bahan-bahan
organis.
c. Ukuran
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus
minimal 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % -90 %
berat.
• Agregat Kasar (Koral)
a. Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih maksimal 20 %
berat, tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif alkali.
b. Ukuran
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar
antara 90 %-98 % berat, selisir antara sisasisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
c. Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung
dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
C. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang diminum.
D. Admixture (Bahan-bahan Tambahan dalam Adukan Beton)
Untuk pembetonan, pada umumnya harus digunakan tricosal VZ (3 gr. Per kg, semen) atau
corplast R (3,5 cc per kg, semen).
E. Penyimpanan
a. Penyiraman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), tidak terdapat kekurangan berat
dari apa yang tercantum dalam zak, segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang
kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari
tanah. Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), bagian tersebut
harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5 %
berat. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
c. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap
semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
d. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan bantalan kayu dan bebas
dari lumpur dan zat-zat lainnya (misalnya minyak dan lain-lain) serta tidak boleh disimpan di
udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
e. Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan
tanah.
Bekesting
a. Type
Bekesting yang digunakan dapat dalam bentuk baja atau kayu. Pekerjaan lain-lain yang
dikerjakan, harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Perencanaan
- Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang, sehingga kemungkinan
bergeraknya bekesting selama pelaksanaan dapat ditiadakan, juga harus cukup rapat untuk
16
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
menghindari keluarnya adukan (mortal). Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang
harus teratur, hingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
- Kayu penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong, demikian
juga kedudukan dan dimensi yang tepat dari bekisting adalah menjadi tanggung jawabnya.
- Pada bagian terendah dari setiap phase pengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
- Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan papan tebal
minimal 2,5 cm atau multiplek 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken dia. 8-12 cm, dapat
digunakan dari mutu kayu Klas II
- Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan
tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasah tersebut pada sisi bawah.
- Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar
rencana, pemborong wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari
.Kualitas Beton
1. Mutu beton struktur kolom, balok dan plat listplank digunakan mutu K-175. Kecuali ditentukan lain
dalam gambar, kualitas beton K-175 tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton 15 x 15
x 15 pada usia 28 (dua puluh delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95. Evaluasi penentuan
karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kode PBI 1971.
2. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini, dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan mengadakan trial mixes.
3. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Konsultan Pengawas, laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristik.
4. Kontraktor harus membuat mix design untuk beton apabila hasil uji tekan beton K-175 tidak
tercapai sebagaimana yang diharapkan, biaya ditanggung oleh kontraktor.
5. Kontraktor harus membuat benda uji beton pada setiap 5 m3 kubikasi beton sebanyak 3 buah benda
uji untuk quality control.
6. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Cara
pengujian slump adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan dan
ditempatkan di atas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya,
kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dan setiap tusukan harus
masuk dalam satu lapis yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat
perlahan-lahan dan diuku penurunannya (slumpnya).
7. Jumlah semen minimum 325 Kg per m3 beton khusus pada atas pondasi, pile caps luifel jumlah
minimum tersebut dinaikkan menjadi 371 Kg/M3 beton atau mengacu pada hasil mix design yang
diterbitkan oleh laboratorium bahan.
8. Pengujian khusus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
9. Penawaran kubus percobaan tersebut adalah dalam goni basah tapi tidak tergenang air selama 7
(tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
10. Jika perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari, dengan
ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh
delapan) hari. Jika hasil tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta,
maka harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam PBI
1971 dengan tidak menambah beban biaya bagi pemberi tugas (beban Pemborong).
11. Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk “Beton Molen”. Pengadukan
beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 3 (tiga) menit terhitung setelah seluruh komponen
adukan masuk ke dalam mixer.
17
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
12. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran, harus dilakukan dengan cara yang
tidak mengakibatkan terjadinya degrasi komponen-komponen beton.
13. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
20
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Penjelasan pemakaian jenis beton adalah sebagai berikut:
B1 = beton yang memerlukan kekedapan air, pelat-pelat atap, reservoir, balok yang bersangkutan
dengan atap dan reservoir.
B2 = semua beton bertulang, kolom, sloof, balok-balok, pondasi diluar ketentuan pada B1
B3 = jalan setapak sekitar bangunan
B4 = semua beton bertulang kecuali jenis B2
4.3.1. Pasir
Semua pasir yang diperlukan harus diperoleh pemborong dari sumber yang disetujui pemberi tugas.
Pemborong menanggung semua masalah dan biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh pasir tersebut.
Pemborong harus memberikan contoh pasir yang akan dipakai dalam jumlah yang cukup sebelum
pemakaian. Pasir harus bersih dan terbebas dari gumpalan-gumpalan tanah, alkalis, bahan-bahan yang
mengandung organik, dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat merusak. Pasir beton harus mempunyai
modulus kehalusan antara 2 sampai 32, atau sesuai dengan PBI 1972, atau sesuai dengan ketentuan
seperti tersaji dalam Tabel 7.2
21
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Tabel 7.2 Kehalusan Pasir Beton (PBI, 1972)
No. Saringan % Satuan Timbangan Tertinggal di Saringan
4 0-15
8 6-15
16 10-25
30 10-30
50 10-30
100 12-30
PAN 3-7
Jika presentase yang tertinggal di saringan nomor 16 adalah 20% maka batas maksimum untuk yang
tertinggal di saringan nomor 8 dapat naik sampai 20%. Pasir pasang harus memenuhi gradasi seperti
tersaji pada Tabel 6.2 berikut ini.
4.3.3. Batu
Batu yang digunakan adalah batu kali atau batu pecah dari gunung atau batu-batu besar yang bermutu
granit, kwasit, dan trap yang mempunyai berat jenis minimum
2,40 gr/cm3 dan kekuatan tekan tidak kurang dari 40 kg/cm2, keras, kekar, bersih,
penuh, bebas pori-pori, dan bebas cacat belah-belah.
4.3.4. Air
Air yang digunakan untuk pengadukan beton atau pembuatan spesi harus menggunakan air tawar yang
bersih dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Tidak mengandung minyak dan bagian-bagian terapung/melayang.
- Harus netral atau sedikit alkalis.
- Kadar sulfat maksimum adalah 0,5 % atau 5 gr/l, kadar klor maksimum adalah 1,5 % atau 15 gr/l.
- Banyaknya KMnO4 maksimum yang dipakai untuk mengoreksi air kotor organik didalam air
adalah 1000 mg/l.
Apabila contoh air tidak dapat dilakukan, maka dalam hal keragu-raguan mengenai air harus
dilakukan percobaan perbandingan antara kekuatan tekanan mortal semen-pasir dengan memakai air
suling. Air tersebut dianggap dapat dipakai apabila
kekuatan tekanan mortal dengan pemakaian air tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit
adalah 90 % kekuatan mortal dengan memakai air suling pada umur yang sama.
22
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
4.4. Standar Pipa
Jenis-jenis pipa yang dipergunakan dalam pengerjaan ini adalah pipa dari jenis High density
polyethylene (HDPE). Pipa yang didatangkan dari suplier harus dalam keadaan utuh/baru dan semua
dalam keadaan terlindung, dan sesuai dengan kelas yang disyaratkan dan memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Pipa yang dimaksud disini adalah lengkap dengan soket dan perlengkapan -perlengkapan
sambungan
2. Penyambungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan pabrik
3. Minimum hidrostatic test pressure harus mencapai 10 atm
4. Pipa yang digunakan harus dari jenis kelas 1
5. Pipa yang ditawarkan harus baru dan dijamin keutuhannya
Tabel 7.4 Lebar Galian Berdasarkan Kedalaman (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja
Konstruksi Sewerage, PDAM, 1999)
Lebar galian-galian untuk setiap sambungan pipa harus dapat memberikan ruang gerak bagi pekerja,
sehingga memungkinkan pengerjaan pipa dapat dilakukan dengan baik. Untuk galian pipa di atas
diameter 300 mm, harus disediakan balok-balok dan baji yang cukup memadai baik ukuran maupun
kekuatan dan dapat diatur agar pipa- pipa dapat diletakkan pada posisi yang benar.
Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling yang merata dan kuat
bagi bagian bawah dari setiap pipa. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk
membuat dasar pipa yang rata dan seragam, parit- parit galian harus diberi dasar pasir setebal 10 cm
lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana sebelum pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus
dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar
pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan
panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya. Setelah
pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai dari dasar
sampai atas pipa. Bahan urugan harus tersebar merata. Bila kedalaman galian lebih dari 1.5 m,
galian harus dipasangi turap agar tidak terjadi longsoran dan dilengkapi dengan barikade pengaman
serta rambu-rambu lalu lintas. Kedalaman galian hendaknya disisakan ± 10 cm agar dasar galian
tidak lembek tergenang air saat pipa terpasang, dasar galian harus bebas genangan air sehingga perlu
dibuat alur air di tepi galian kemudian dibuat sumuran dam dipompa agar air tidak menggenang dan
dasar galian tetap kering. Bagian tepi galian harus dijaga sedemikian rupa agar terjamin stabilitas
24
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
dan tidak terjadi longsoran. Tanah dan bahan galian yang tidak diperlukan dan tidak digunakan
sebagai bahan timbunan diangkut dari lokasi ke tempat pembuangan akhir. Penggalian
dilaksanakan tepat, sesuai dengan jadwal waktu dan persyaratan-persyaratan teknis yang tercantum
dalam rencana.
Apabila dalam galian parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan, atau rintangan lain, maka
rintangan tersebut harus digali sampai 20 cm di bawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan
perlengkapannya, kemudian mengisinya kembali dengan pasir dan memadatkannya sampai ketinggian
yang diperlukan.
25
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Setiap pengetesan dari pipa harus dihadiri oleh petugas atau wakilnya. Perlengkapan pengetesan harus
disiapkan oleh kontraktor. Jika hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas, maka kontraktor harus
memperbaiki kebocoran kerusakan pipa dengan biaya sendiri. Pengujian pipa diulangi sampai memenuhi
persyaratan.
Tabel 7.5 Diameter Material Penimbun (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja Konstruksi
Sewerage, PDAM, 1999)
Diameter Pipa (inchi) Diameter Material Granular (inchi)
6 0.375
8 ñ 15 0.625
18 - 36 1.5
3. Setelah pipa dipasang sebaik-baiknya dalam lubang galian, maka pekerjaan urugan dilaksanakan
secara berlapis setiap 30 dan 40 cm dipadatkan dengan alat pemadat sampai selesai dan mencapai
ketinggian yang dikehendaki menurut rencana.
Jika lapisan dasar, yang telah disebutkan di atas tidak memenuhi syarat sebagai lapisan peletakan
pipa, misalnya karena tanahnya jelek, ada air tanah yang bisa merusak pekerjaan perpipaan,
maka kontraktor harus segera melaporkan keadaan tersebut kepada pemberi tugas pekerja dan
bersama-sama mengatasi keadaan tersebut sehingga lapisan dasar tersebut dapat diperbaiki dan kuat
berfungsi sebagai lapis sehingga memenuhi petunjuk pemberi tugas pekerjaan. Hasil pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
Untuk tanah penimbun atau urugan dapat menggunakan tanah bekas galian, jika bahan-bahan bekas
galian dari jenis tanah yang baik dan untuk bahan bekas galian yang tidak baik harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek dan jika masih diperlukan tanah penimbun maka kontraktor
harus mendatangkan jenis tanah yang baik dari luar.
Penimbunan kembali ini dilakukan lapisan demi lapisan, kemudian dipadatkan sekeliling dan di atas
pipa dengan cara yang tidak merusak pipa. Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke
permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan
dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
26
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
5.8. Pekerjaan Perpipaan Untuk Aliran Bertekanan
Pipa yang digunakan untuk aliran bertekanan seperti pada stasiun pemompaan adalah pipa PVC. Jenis
sambungan yang dianjurkan adalah rubber gasket ring. Penyambungan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan, penyambungan dengan bahan standar lain harus menggunakan fitting adaptor.
1. Pemeliharaan pencegahan
Program yang menjadwalkan perencanaan operasi sehingga gangguan-gangguan pada sistem dapat
diperkecil, dan bertujuan pula untuk mengoreksi hal-hal yang kurang efisien. Oleh karena itu
diperlukan penempatan tenaga terampil yang teliti sehingga kerusakan-kerusakan kecil dapat segera
terdeteksi sebelum berubah menjadi kerusakan besar yang bisa berakibat fatal. Pemeliharaan pencegahan
dimulai dengan pengawasan awal (pre-inspection), kemudian dapat diperoleh metode dan jenis
pemeliharaan pencegahan berikutnya, sehingga dapat diketahui peralatan yang diperlukan.
2. Pemeliharaan perbaikan
Program untuk mereparasi atau mengganti bagian-bagian yang sudah rusak atau jelek. Program
pemeliharaan perbaikan meliputi normalisasi saluran, perbaikan mesin-mesin pompa, penggelontoran
dan pembersihan saluran, pengecatan agar tidak cepat keropos akibat korosi, pengangkatan endapan,
pembersihan akar tumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan konstruksi.
3. Program pemeliharaan keindahan
Salah satu kegiatan dari program ini adalah pemeliharaan estetika pada sambungan rumah,
gedung-gedung, stasiun pompa dan instalasi lainnya agar terjaga keindahannya.
4. Pendataan dan pelaporan
Pendataan dan pelaporan yang dilakukan dengan benar dan kontinu dapat menjaga sifat, keadaan dan
karakteristik saluran dan unit-unit agar selalu terjaga dengan baik. Data-data yang diperoleh dari kegiatan
pendataan ini dapat dipakai untuk perencanaan sistem selanjutnya, sehingga dapat diperoleh efisiensi
operasional yang optimal. Pendataan dan pelaporan meliputi laporan bulanan tentang saluran rumah yang
buntu, laporan harian, mingguan, dan bulanan dari seluruh sistem saluran dan instalasi pengolahan.
Terdapat dua pengelompokkan dalam pendataan dan pelaporan, yaitu data intern dan ekstern. Data
intern yaitu data sistem organisasi, desain dan pelaksanaan pembangunan, investasi, pelaksanaan dan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan. Sedangkan data ekstern adalah data mengenai dampak terhadap
lingkungan sekitarnya.
4. PEKERJAAN DREINASE
4.1. GALIAN TANAH BIASA
1. Uraian
Bagian ini meliputi semua galian tanah yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik.
2. Penggalian
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dan permukaan dan kedalaman yang
disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan cara yang demikian rupa,
sehinga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpanuhi.
b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan
rangka\bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersian.
c. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang
melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diukur kembali
dengan pasir dan dipadatkan.
d. Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar tidak menghambat lalulintas.
28
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
c. Besi Tulangan:
- Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi lansung dari udara, tanah
lembab, aspal, oli, (minyak) dan gemuk.
- Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal
1mm.
d. Air:
Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan
kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
e. Bekisting:
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan
lain.
4. Pelaksanaan
a. Proporsi
~ Kecuali gambar nmenentukan lain, maka adukan beton harus mutu beton K 225 dengan komposisi 1 : 2
: 3.
b. Pengecoran Beton
~ Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kororan-kororan dan bahan-bahan lain.
Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan arus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
~ Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran,
penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih dahuku dari Direksi.
~ Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak
terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan pihak Diresi.
~ Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidsk tercantum dalm RKS ini, dipakai
peraturan yang termuat dalam SK SNI T-15-1991-03 sebagai syarat.
~ Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat diberikan pada
waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x
24 jam sebelumnya.
~ Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada
SK SNI T-15-1991-03, dan sementara itu penyiraman harus selalu disediakan.
5. Bekisting
a. Seluruh bahan pekerasan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas III) dan balok 5/50 cm,
kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan cetakan yang memenuhi syarat
pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang
lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
c. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran
dan pembokaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-
perubahan bentuk, ukuran-ukuran ketinggian-ketinggian serta posisi pada dari pada beton yang akan
dicor.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekisting.
Bekisting serta smbungan-sambungan harus rapat, sehinga mencega kebocoran-kebocoran adukan
selama kebocoran. Lubang-lubang sementara harus disediakan dalam bekisting untuk memudahkan
pembersiahan.
e. Pembokaran Bekisting:
Baekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin keselamatan penuh
atas struktur yang dicetak.
6. Contoh-contoh:
Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan cotoh-contoh
material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
29
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
6. PEKERJAAN BETON TUMBUK
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi Pengadaan dan pemasangan dari semua macam dari semua macam beton biasa,
beton bertulangan dengan penulangannya termasuk bekisring. Finising dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Pekerjaan beton tumbuk dengan adukan 1 Pc : 4 Krl
dilaksanakan untuk pekerjaan pengecoran lantai saluran dan lining deuker plat dan lain-lain seperti
ditentukan pada gambar.
2. Referensi:
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketenruan-ketentuan seperti
tertera dalam:
a. SNI 1734-1989-F
b. SKBI-Pedoman perencanaan untuk rumah dan gedung.
c. Pedoman Beton.
d. Spesifikasi bahan bagunan.
e. Pedonan Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan Gedung.
3. Material:
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan
persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan kerikilalamdegan ukuran
2/3. Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas dengan kontabinasi dengan bahan-bahan
yang dapat merusk.
b. Semen:
- Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratan
- Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung.
- Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini penyediaan jasa harus mengusahakan hanya menggunakan
satu merk semen saja.
c. Air
Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan
kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
4. Pelaksanaan
a. Proposal
Kecuali gambar nmenentukan lain, maka adukan beton harus mutu beton K 175 dengan komposisi 1
Pc : 2 Psr : 4 Krl.
b. Pengecoran Beton
~ Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kororan-kororan dan bahan-bahan
lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan arus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
~ Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada
ukuran, penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih dahuku dari Direksi.
~ Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika suatu diameter
tidak terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan pihak
Diresi.
~ Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidsk tercantum dalm RKS ini,
dipakai peraturan yang termuat dalam SK SNI T-15-1991-03 sebagai syarat.
~ Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat diberikan
pada waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana
pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
5. Contoh-contoh:
30
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan cotoh-contoh
material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas
31
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
- Memiliki name plate dengan data-data jenis media, klassifikasi pemadam, penggunaan, masa
berlaku dan pengisian kembali.
d. Peralatan Fire Extinguisher.
Portable Fire Extinguisher.
Bahan yang dipakai untuk keperluan ini ialah serbuk kimia multipurpose dry chemical (DCP) dan
CO2, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Serbuk kimia kering, multi purpose dry chemical :
Kapasitas/berat bersih : (2 ~ 2,5) kg
Tabung : iron steel, dengan di cat bakar.
Test press : 20 kg/cm2
Bracket : mild steel plate
CO2 : 4~6 kg, untuk ruang panel dan ruang pompa
CO2 (dengan trolley) : 23 kg untuk ruang genset.
Hose & Nosel : diameter 65mm, panjang 30m lengkap dengan hose dan coupling yang dapat
dihubungkan dengan pillar hydrant. Peralatan hose untuk pillar hydrant ini juga di- tempatkan di Ruang
Satpam 2 set.
- Fire Brigade Connection.
Banyak : 1 buah
Type : siamese (two way type), free standing
Ukuran : 100 x 65 x 65
- Automatic Air vent diameter 25 mm
Fungsi : melepaskan udara yang berkumpul dan ujung pipa tegak.
Type : double air valve
- Gate valve/Globe valve/Check valve (non return valve)
Type : OS & Y (Rising stem)
Merk : ex NBC atau setara.
Bahan : Brass/kuningan screwed
Diameter : 65 mm atau lebih kecil
Bahan : cast iron, flange end
Diameter : 80 mm atau lebih besar
Standard pressure rating : 150 psi/ 10 kg/cm2
- Pressure gauge.
Diameter dari dial penunjuk : diameter 150 mm.
Penunjukkan tekanan minimal 2 (dua) kali working pressure dengan skala metric/british.
Tapping dengan stop Valve.
- Kelengkapan untuk sistem kontrol.
Drain valve
Pressure switch
Pressure gauge
Flow switch
Main stop valve
Alarm gong, dsb
Dan lain-lain perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan standar Dinas Kebakaran.
33
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
2. Gambar-gambar
a. Pemborong wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop drawing) dan
perubahan- perubahannya bila terjadi. Harus membuat gambar yang sesuai dengan instalasi
terpasang (as built drawing) sebelum acara penyerahan pekerjaan.
b. Gambar Kerja dan Gambar Detail untuk pekerjaan harus selalu berada di lapangan setiap waktu.
Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
c. Ukuran pokok pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam gambar kerja dan detail. Ukuran
tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan jadi. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan sebagai ukuran efektif.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Pemborong diwajibkan mengetahui lintasan dan posisi dari
instalasi listrik, ground sistim, air dan sanitasi yang ada hubunganya dengan pekerjaan sistem
penanggulangan bahaya kebakaran ini, dalam bentuk shop drawing.
- Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar dilaksanakan.
Pemborong wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan Direksi.
- Pekerjaan dapat dilaksanakan selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan baik
secara tertulis oleh Direksi.
- Sambungan pipa digunakan sambungan las (welded joint) dengan menggunakan elektroda las yang
berkwalitas baik, sesuai persetujuan pengawas.
- Pada penyambungan pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi dengan ring type gasket untuk
menjamin sambungan terhadap kebocoran.
- Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan pelindung lead meni. Pipa
yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi dengan aspal, dan dibalut dengan anyaman rami
beraspal.
- Pelaksanaan water proofing terhadap pipa dilakukan sebelum pemasangan dan pada pelaksanaan
pekerjaan penyambungan.
- Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran, sebelum dilakukan pengurugan. Pengetesan wajib
diketahui dan disetujui Direksi.
- Pengetesan yang gagal, termasuk biaya dan peralatan yang diperlukan untuk perbaikan ditanggung
oleh Pemborong.
- Sebelum pekerjaan dimulai Pemborong wajib menyerahkan gambar kerja, daftar dan brosur
material/equipment yang akan dipasang.
- Pekerjaan listrik untuk instalasi hydrant adalah mencakup sistem otomatis pompa, antara lain :
Instalasi dari pompa dan kelengkapannya sampai panel pompa.
Instalasi dapat dibuat interconnect dengan sistem fire alarm.
- Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, support dengan jarak tertentu dan memenuhi
syarat.
- Kedalaman pipa yang ditanam di dalam tanah harus diperhitungkan terhadap jalur yang memotong
jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam sampai suatu kedalaman minimal 1.20 meter dari
permukaan jalan.
- Commissioning dan testing dari peralatan yang terpasang wajib dilaksanakan untuk mengetahui bahwa
pekerjaan pemasangan peralatan/equipment adalah baik dan benar.
- Pompa dapat bekerja secara otomatis maupun manual dan dapat dimatikan secara manual.
- Setiap minggu dilakukan pengujian perlengkapan start otomatis pompa, pemborong memasang papan
petunjuk pada ruang pompa. Pompa dijalankan selama minimal 15 menit.
- Daya listrik yang disediakan harus menjamin tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan pompa
setiap saat.
- Pada panel-panel pompa kebakaran harus diberi tanda dengan jelas yang bertuliskan :
Pengukuran terhadap ukuran pipa sangatlah penting guna mendapatkan sistem yang pas saat digunakan.
Ukuran pipa hidran utama adalah 12-16 inci, ukuran pipa hidran sambungan kedua adalah 8-12 inci dan
sambungan pipa hidran cabang yang lebih kecil dibandingkan yang lain yaitu 4,5-6 inci. Pada ujung instalasi
34
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
sistem hidran terdapat pillar atau box (tempat selang dan nozzle), ukuran panjang selang sekitar 20-30 meter
yang terbuat dari bahan kanvas. Untuk dukungan suplai air hidran, dibuat juga pipa hidran yang
dihubungkan dengan siamese connection. Fungsinya adalah untuk menambahkan air dari mobil pemadam
kebakaran jika air dalam tanki penyimpanan habis
Hydrant adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air, secara sistemnya tidak berbeda dengan
sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan dalam proses pemadaman
kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu
dengan yang lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan harus dibuat
sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk supply air hydrant selama minimal 30 menit
penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500 galon per menit. Selain itu reservoir juga
harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari sumber-sumber air yang dapat diandalkan
untuk menjaga level air yang tersedia dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari
sistem pompa yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan misalnya dengan air tanah, air
sungai, dll.
2. Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan sistem distribusi yang menggunakan pipa
untuk menghubungkan sumber air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa
hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi tertutup contohnya sistem ring
atau O. Sistem ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
o Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa mengalami kerusakan.
o Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16 inch. Pipa sambungan ke
dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12 inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya
berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar
hydrant terpasang box yang digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari
bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30 meter.
Untuk mendukung supply air hydrant, dibuatlah suatu sambungan pipa yang berinterkoneksi dengan
sistem pipa hydrant yang disebut sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan
pipa yang fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem hydrant. Sambungan ini
sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran untuk memberikan supply air tambahan melalui mobil
pemadam kebakaran atau sistem pilar hydrant umum.
3. Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa. Pompa dikontrol melalui
sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta mematikan keseluruhan system dan juga untuk
mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik elektrik
yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan menyemburkan air
35
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
TEST FIRE PROTECTION SYSTEM
1. Hydrant Pump
System kerja : automatic/manual
Terdiri dari 2 buah pompa : jockey pump 1 buah & diesel pump 1 buah
a. Fungsi Jockey pump.
Untuk menstabilkan tekanan air didalam instalasi pipa, akibat kebocoran atau keadaan lain.
b. Fungsi diesel pump
Diesel pump berfungsi sebagai pompa utama, untuk mengatasi kebakaran, sumber daya dari Diesel
terpadu "Start" otomatis dan "stop" manual
c. Pompa-pompa secara otomatis tidak bekerja apabila didalam reservoir dalam keadaan minimal
(kosong).
2. Prosedur Test
a. Sebelum perlengkapan hydrant ini dicoba, maka terlebih dahulu pipa instalasi hydrant ini di bersihkan
/ flushing dan ditest dulu mengenai kebocorannya. Dengan mengisi air ke instalasi dengan pompa
mekanik diharuskan minimal 15 kg/cm2 dan tidak ada penurunan selama 24 jam.
b. Kalau pipa instalasi hydrant sudah dalam keadaan baik (tidak bocor) maka pengecekan equipment
lainnya dapat dilaksanakan.
c. Pengecekan pompa.
- Kopel as pompa dan motor pada pabrik yang resmi.
- Diperiksa kopling dan poros pompa dengan electro motor, dalam keadaan as atau tidak.
- Kedudukan pompa pada fondasi/base harus benar-benar water pass atau tidak dan baut-bautnya
diperiksa apakah ada yang kendor atau lepas.
- Secara manual, impeller (baling-baling)pompa, harus dapat diputar dengan ringan pakai tangan.
- Power yang masuk ke terminal pompa dari panel pompa diperiksa, phase demi phase dengan
tegangan 220/380 Volt.
- Setelah itu kearah pompa dialirkan tegangan dan dilihat putaran baling-baling dari pompa. Arah
putaran harus clock wise (searah jarum jam).
- Pemeriksaan RPM : pompa dijalankan semua, kran-kran ditutup.
- Amper setiap phasa diperiksa/diukur. RPM yang diharuskan untuk pompa ini berkisar 2800 - 3000,
sesuai dengan spesifikasi.
- Kran-kran dibuka perlahan-lahan dan dicheck ampernya. Dan amper akan naik sampai titik maksimal
(full kapasity sesuai besar kilo watt dari pada electro motor).
- Sesudah diketahui besar amper, dilakukan pengecekan tekanan kerja pada masing-masing pompa
tersebut.
- Test.
Jockey pump.
Posisi kran pada pipa test dibuka,air dibuang, maka secara otomatis tekanan air akan berkurang, dan
jockey pump bekerja, dan pada tekanan tertentu pompa akan berhenti (disini pompa diset pada 16,2
kg/cm2 untuk ON, sedangkan 16,5 kg/cm2 untuk OFF).
Main Diesel Pump
Posisi kran pada pipa test dibuka, pada tekanan 16 kg/cm2 electric pump akan bekerja. Posisi
kran ditutup, tekanan akan turun sampai 12 kg/cm2 dan Pompa Diesel akan bekerja.
- Dalam pengetesan ini kalau dengan sistim otomatis, maka selector untuk panel, diswitch pada
posisi otomatis.
- Sedangkan untuk sistim manual, selector switch berada pada posisi manual.
Menghidupkan dan mematikan dengan cara menekan push-button.
6. PEKERJAAN FINISHING
a. Minimal satu kali dalam sebulan kepada kontraktor diharuskan mengadakan rapat berkala bersama-
sama dengan direksi / pengelola proyek mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik lapangan.
b. Dibuat foto-foto dokumentasi pekerjaan, dipotret dalam 4 arah yaitu muka, belakang, samping kiri
dan samping kanan.
c. Foto-foto tersebut dilakukan sebagai berikut :
36
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)
Pada waktu pekerjaan akan dimulai (0%)
Pada waktu rangka kap dan atap telah selesai dipasang
Pada waktu pengecatan telah selesai dilakukan
Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan
Pada waktu penyerahan kedua pekerjaan
d. Foto-foto tersebut diberikan kepada :
1 rangkap dalam album besar berikut klisenya diberikan kepada Penanggung jawab
Kegiatatan.
1 rangkap dalam album besar kepada pejabat pembuat komitmen.
1 rangkap dalam album besar kepada konsultan pengawas.
e. Foto-foto tersebut di atas harus dilampirkan pada waktu mengambil angsuran pembayaran-
pembayaran (Termin).
f. Pada saat serah terima dilaksanakan, kondisi bangunan dan area sekitar lokasi pekerjaan harus dalam
keadaan bersih dan rapi.
g. Segala laporan atau catatan, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir
yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.
h. Kontraktor harus menyerahkan pada Pemilik as built drawing 2 examplar dalam bentuk asli dan
kopian yang telah dibukukan.
Bila ada hal-hal yang belum / tidak tercantum dalam gambar rencana dan RKS ini, supaya kontraktor yang
hadir pada waktu penjelasan pekerjaan ini (Aanwijzing) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
Konsultan Perencana atau kepada Panitia Lelang yang bersangkutan.
37
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (SPESIFIKASI)