Anda di halaman 1dari 12

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

Jalan Gusti Situt Mahmud Gg selat Remis 2 Kelurahan Siantan Hulu


Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak

Pasal 1
Ketentuan Umum

 PROGRAM : Program Peningkatan Prasana , Sarana dan Utilitas


Umum(PSU
 KEGIATAN : Urusan Penyelenggaraan PSU Permukiman
 SUB KEGIATAN : Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
diPermukiman untuk Menunjang Fungsi Permukiman
 PEKERJAAN : Jalan Gusti Situt Mahmud Gg selat Remis 2
Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara
Kota Pontianak
 LOKASI : Peningkatan Kualitas Permukiman Jalan Gusti Situt
Mahmud Gg selat Remis 2 Kelurahan Siantan Hulu
Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
 SUMBER DANA : APBD Provinsi Kalimantan Barat
 TAHUN ANGGARAN : 2023
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus meyediakan :
a. Tenaga kerja / Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat – alat bantu, seperti yang telah disyaratkan dalam dokumen
Pengadaan barang dan Jasa dan peralatan lain yang dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

5. Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan
– ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Ketua tim Teknis Kegiatan dan Tim Teknis Serta Konsultan Pengawas.

Pasal 2
Jenis dan Mutu Bahan
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai SNI
8138 : 2015 (Aspal keras berdasarkan kekentalan) SNI 03 – 1968 – 1990 (Analisis
Saringan Agregat halus dan kasar) Toleransi ketebalan untuk latasir kelas A ± 2 mm
Pasal 3
Gambar – Gambar
Untuk Gambar Rencana kerja dilampiri :
1. Peta Admistrasi
2. Peta Gogle map
3. Site Plan
4. Gambar Situasi dengan titik kordinat
5. Tampak dan Potongan memanjang
6. Potongan Melintang

Pasal 4
Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana


Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan
di bawah ini termasuk segala perubahaan dan tambahannya :
a. Standar Tata Cara SNI 8138 : 2015 (Aspal keras berdasarkan kekentalan) SNI
03 – 1968 – 1990 (Analisis Saringan Agregat halus dan kasar) Toleransi
ketebalan untuk latasir kelas A ± 2 mm
b. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat ( 2 ) tersebut di atas berlaku
dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diserahkan oleh
kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Ketua Tim Teknis dan di setujui oleh
Pejabat pembuat komitmen (PPK)
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Berita Acara Penunjukan.
d. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang penunjukan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja.
f. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya.
g. Pelaksanaan ( Time Schedule ) yang disetujui Ketua Tim Teknis dan PPK.

Pasal 5
Penjelasan RKS dan Gambar
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat – syarat
( RKS ) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan ( aanwizjing ).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan gambar Rencana Kerja dan Syarat – syarat (
RKS ), maka yang mengikat / berlaku adalah Gambar Kerja. Bila suatu gambar
tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala
yang lebih besar yang berlaku, begitu juga apabila dalam RKS tidak
dicantumkan sedangkan di gambar ada, maka gambar lah yang mengikat
3. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keraguan – keraguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan Pengawas dan Ketua Tim Teknis atau tim teknis, dan
Kontraktor mengikuti hasil keputusan yang telah ditetapkan.

Pasal 6
Persiapan di Lapangan

1. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang – barang material
2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 7
Jadwal Pelaksanaan

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor Pelaksana wajib


membuat rencana kerja yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas dan Ketua tim Teknis paling lambat dalam waktu 7
(tujuh)hari kalender, setelah SPPBJ diterima Kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Ketua tim
Teknis akan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat)
5. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi
kerja ).
6. Konsultan Pengawas dan Ketua tim Teknis atau tim teknis akan menilai prestasi
pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja tersebut.
Pasal 8
Kuasa Kontraktor di Lapangan

1. Di lapangan , Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa atau biasa disebut


Pelaksana Lapagan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor Pelaksana.
2. Dengan adanya Pelaksana Lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.
3. Kontraktor / penyedia Jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas , nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat
persetujuan.
4. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Konsultan Pengawas, Pelaksana
Lapangan kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Kontraktor / Penyedian Jasa secara tertulis untuk
menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
/Penyedia Jasa harus sudah menunjuk Pelaksana Lapangan baru atau
Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan Tersebut.

Pasal 9
Tempat Tinggal ( Domisili ) Kontraktor dan Pelaksana

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila


terjadi hal–hal mendesak, Kontraktor / Penyedia jasa dan Pelaksana Lapangan
wajib memberitahukan secara tertulis alamat, dan nomor telepon/HP di lokasi
kepada kepada Teknis Teknis Kegiatan dan konsultan pengawas . Alamat
Kontraktor atau penyedia Jasa tidak berubah–rubah selama pekerjaan. Bila
terpaksa terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis.

Pasal 10
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang –


barang milik proyek, ataupun milik Pihak Kedua yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan material yang telah menumpuk dilokasi
dan atau belum terpasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.
Pasal 11
Jaminan dan Keselamatan Kerja

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat – obatan menurut syarat – syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib meyediakan air minum yang memenuhi syarat – syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan
Kontraktor.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
wajib diberikan oleh Kontraktor / Penyedia jasa sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Kontraktor wajib membayar iuran BPJS ( E Jakon ) sebelum memulai pekerjaan
dilapangan.

Pasal 12
Alat – alat Pelaksanaan

Semua alat – alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai.

Pasal 13
Situasi dan Ukuran

1. Situasi.
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 merupakan Kegiatan Penyediaan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum i Permukiman untuk Menunjang Fungsi
Permukiman Jenis Pekerjaan Pembangunan Jalan permukiman Pengasaplan
b. Ukuran–ukuran tersebut dalam Gambar kerja ataupun dalam RKS
merupakan garis besar pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi dan ukuran, sifat dan luasnya pekerjaan dan
hal–hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
d. Kelalaian dan atau kekurangan ketelitian Kontraktor / Penyedia Jasa dalam
hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

2. U k u r a n.
a. Ukuran satuan yang dipergunakan di sini semuanya dinyatakan dalam mm,
cm, dan m.
b. Memasang papan Per STA ( 25 meter )
Untuk memenuhi volume pekerjaan Pelaksana Lapangan membuat patok
per STA dari STA+0.00, STA+025, STA+075 dan selanjut sampai batas STA yang
di tentukan dalam kontrak kerja di bawah pengawasan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas .
Patok-patok yang dipancang kuat – kuat dan tulis Jarak per STA.

Pasal 14
Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Material

1. Semua bahan–bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat –


syarat yang ditentukan pasal 2.
2. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya. Dalam
hal ini Konsultan Pengawas berhak minta sample bahan, dan Kontraktor wajib
memberikannya.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan
pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat–lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam, terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan tetapi ternyata ditolak
Konsultan Pengawasi, pekerjaan tersebut harus dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor / Peyedian Jasa dalam waktu yang ditetapkan
.
Pasal 15
Kenaikan Harga / Force Majeure

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim


2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan
bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan
oleh Pemerintah RI
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin
puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena
faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi
tanggungan Kontraktor
Pasal 16
Pekerjaan Tambah / Kurang

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis


dalam buku harian Konsultan Pengawas serta atas Ketua Tim Tenis dan PPK
apabila diperlukan.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata – nyata ada
perintah tertulis Ketua Tim Tenis dan dan Konsultan Pengawas serta persetujuan
PPK.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor, yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Ketua Tim Tenis dan Konsultan Pengawas bersama – sama
Kontraktor / Penyedia Jasa dengan persetujuan PPK.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan sebagai
penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Ketua Tim Tenis dan
Konsultan Pengawas dan PPK dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambahan tersebut.

Pasal 17
Fhoto Dokumentasi

 -Photo pekerjaan tiap tahapan dari 0%.50% dan 100% dengan per STA 25
meter tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat Berita Acara
peneriman barang dan serah terima barang sebagai salah satu
Pertimbangan dan syarat dalam Berita Acara pembayaran
 Untuk Fhoto pekerjaan dibuat 5 set antara lain untuk sbb :
o Satu set untuk Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Kalimantan Barat
o Satu set untuk Bidang Bidang Kawasan Permukiman
o Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa Bidang Kawasan Permukiman
o Satu set untuk Konsultan Pengawas
o Satu set untuk Keuangan Bidang Kawasan Permukiman sebagai bahan
pertimbangan Pembayarah hasil pekerjaan
 -Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk Konsultan.
 -Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat,.
 Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing
(ABD) serta back up data Volume Hasil pekerjaan
 Kontraktor/ Penyedia jasa di haruskan membuat Laporan Harian / Laporan
Mingguan dan Bulanan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di
lapangan secara kenyataan. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan
maintenance dikemudian hari. Gambar-gambar ini sebagal pelengkap
penyerahan pekerjaan tahap akhir
.

Pasal 19
Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan Lokasi.
Kontraktor harus membersihkan Lokasi dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, atas Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan-Pekerjaan Penunjang
Kontraktor harus membangun dan melaksanakan pekerjaan penunjang berupa
pembuatan Jalan masuk sementara ke lokasi proyek berupa jembatan
sementara, jika diperlukan oleh masyarakat warga sekitar untuk ekses lalul intas
sehari.
3. Pembuatan Rambu Jalan.
Kontraktor harus menjaga agar jalan yang sudah di cor dan belum cukup umur
jangan dilewati minimal selama 14 hari setelah pengecoran dengan membuat
rambu-rambu lalu lintas, rambu batas kerja, lampu penerangan bagi
pengguna jalan, lampu tanda bahaya dan lainnya yang mungkin diperlukan..
4. Papan Nama Proyek.
Kontraktor wajib memasang Papan Nama Proyek dan dapat dilihat oleh
masyarakat umum agar transpan pengunaan aggaran jelas .

Pasal 19
Pekerjaan Jalan Sand sheet

Lingkup Aspal
 Patching Lapen (Leveling)
 Lapis Perekat (Teak Coat)
 Latasir Kelas
a. Latasir

-Pembersihan dan Perataan Lokasi pekerjaan Sebelum memulai pekerjaan


pekerja wajib membersikan sampah -sampah yang dapat menganggu mutu
pekerjaan di sapu atau disemprot di area jalan yang akan di kerjakan
Latasir atau bisa juga kita sebut dengan lapisan tipis aspal apasir biasa
digunakan diatas permukaan perkerasan, bisa diatas lapis penetrasi macadam
atau di atas permukaan beton. Latasir bisa di produksi secara manual dengan
kuali aspalt
-Pencampuran aspal di lapangan
Latasir atau aspal sand sheet adalah campuran antara pasir dan aspal yang
dicampur dan dipanaskan secara bersamaan menggunakan peralatan
Menggunakan alat berat (cara Semi mekanik). Pencampuran Komposisi
campuran SS Kelas A ,
-Material campuran latasir di terima di lokasi pekerjaan
 Tebal Lapis Latasir padat 2cm
 Jam kerja efektif per-hari 7 Jam
 Faktor kehilanganmaterial Koef 1,05
 Berat isi Agregat (padat) 1.380 / Ton
 Berat isi Agregat (lepas) 1.255 / Ton
 Berat isi Bahan Latasir / 2.16 Ton

- URUTAN KERJA
Campuran Latasir dipindahkan dari dump truck ke pick up/gerobak
diantar ke lokasi penghamparan Kelokasi Pekerjaan Campuran Lasir
kemudian dihampar dalam kondisi panas
dengan suhu 140°C secara manual dan dipadatka dengan tandem ro
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dengan menggunakan alat bantu

- ALAT
TANDEM ROLLER

 Kecepatan rata-rata alat 1.50 /Perjam


 Lebar efektif pemadatan 1.2
 Jumlah lintasan 6.00 Lintasan
 Jumlah lajur lintasan 3.00 Lintasan
 Lebar Overlap 0.3 M'
 Faktor Efisiensi alat 0.83 M'

Pekerjaan Menyiram Prime Coat


Prime Coat adalah lapisan tipis aspal yang disiram di atas base course (pondasi
atas), untuk memberikan daya rekat yang baik pada lapisan perkerasan aspal
baru yang akan digelar di atasnya. Dengan demikian lapisan ini berfungsi
sebagai peresap dan pengikat antara base course dan lapisan perkerasan
aspal baru.
Cara Pengerjaan :
Aspal dipanaskan pada suhu yang disyaratkan.
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan menggunakan alat bantu
Permukaan dasar dibersihkan dan disemprot aspal cair (lapis resap pengikat )
Patching Lapen (Leveling)
diatas permukaan pondasi atau lapis perekat diatas permukaan aspal lama
Agregat pokok ditebarkan secara merata dengan tenaga manusia kemudian,
kemudian
dipadatkan dengan tandem roller, setelah itu disiram / disemprot dengan aspal
cair
Agregat penguci ditebarkan secara merata diatas agregat pokok, dimulai
dengan batu
pecah 2-3 cm dan dilanjutkan dengan batu pecah ukuran 1-2 cm kemudian
diipadatkan dengan
tandem roller roller
Setelah pemadatan selesai, aspal cair disiramkan / disemprotkan diatas
permukaan agregat
pengunci secara merata menggunakan alat bantu
Kemudian agregat penutup atau pasir ditebarkan secara merata untuk
melindunngi aspal dari lalulintas

C. SPESIFIKASI PROSES PENGHAMPARAN

Prime coat hanya dapat dihamparkan / disemprotkan pada permukaan base


course bila:
1. Tidak terdapat kerusakan pada bahu / badan jalan yang akan disemprot.
2. Tidak ada aktivitas pekerjaan lainya pada bahu jalan.
3. Setiap kerusakan yang ada pada permukaan jalan lama dan pada bahu
jalan harus diperbaiki terlebih dahulu.
4. Mendapatkan persetujuan dari Direksi terkait metode pekerjaan perkerasan
aspal (Pengaspalan)
5. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan
memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
penggunaan peralatan ini belum dapat memberikan hasil permukaan yang
benar-benar bersih, maka pekerjaan penyapuan tambahan harus dilakukan
dengan cara manual memakai alat sikat kaku.
6. Pemanasan aspal yang dilakukan berulang-ulang tidak diperbolehkan,
karena akan mengurangi daya ikat dari aspal.
7. Apabila ditemukan bahan aspal berlebihan ketebalananya pada saat
disemprot, harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) sebelum
penghamparan lapis berikutnya. Bahan penyerap (blotter material) hanya
boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat dilakukan.
8. Area yang telah disemprotkan Take Coat hanya bisa dilalui dan dilanjutkan
pada pekerjaan berikutnya pelapisan perkerasan aspal (Hotmix) setelah 4 jam
dari proses penyemprotan dengan catatan kondisi cuaca cerah.
9. Volume Penggunaan Take Coat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Volume Pemakaian Lapis Perekat (Prime Coat)
Jenis Bahan
Take Coat Takaran (liter/m2)
Permukaan Baru atau Permukaan Aspal Lama yang Licin Permukaan Porous
(berpori) dan Terekspos Cuaca
Aspal Cair (Campuran Aspal Padat + Korosen) 0.15 0.15 – 0.35
Aspal Emulsi 0.20 0.20 – 0.50
Aspal Emulsi yang diencerkan 0.40 0.40 – 1.00 *
Tabel 2. Suhu Penyemrotan Lapis Perekat (Take Coat)
Jenis Bahan Take Coat Suhu Penyemprotan
 Aspal cair, 25 pph minyak tanah 110 ± 10 0C
 Aspal cair, 50 pph minyak tanah (MC-70) 70 ± 10 0C
 Aspal cair, 100 pph minyak tanah (MC-30) 45 ± 10 0C
 Aspal cair, 100 pph minyak tanah 30 ± 10 0C
 Aspal cair, ≥ 100 pph minyak tanah Tidak dipanaskan
 Aspal emulsi atau aspal emulsi yang dicairkan Tidak dipanaskan
Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/tanah
humus (top soil) 15 - 20 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu,
menebang pohon-pohon dan mencabut akarnya serta membuang ke tempat
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Perlengkapan Keselamatan Kerja

 Kontraktor / Penyedia Jasa Wajib menyediakan K3 untuk Keselamatan


Kerja.
 Setiap memulai Aktivitas Lapangan Lapangan harus mengawasi
Kesehatan para Setiap pekerja di lapangan biar tidak terjadi hal hal
yang tidak di inginkan di saat melaksanakan aktivitas pekerjaan.
 Pelaksana /kontraktor wajib menyediakan peralatan keselamatan
Pasal 21
Penutup

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini, dan pada aanwizjing
ternyata diperlukan, dan/atau adanya perubahan maka akan dicantumkan
dalam Berita Acara /Risalah Aanwizjing.
2. Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
dan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor/penyedia Jasa
3. Dalam melaksanakan pekerjaan penyedia Jasa tetap mengikuti gambar
rencana umum, detail, dan RAB secara umum sebagai acuan kerja yang
tercantum dalam SPK Kerja ;
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perbedaan antara gambar
dan RAB, penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut harus
konsultasi terlebih dahulu dengan Tim Teknis dan Konsultan pengawas dan
mendapat persetujuan dari PPK;
5. Jika Konsultan Pengawas meminta melaksanakan pekerjaan yang tidak
termasuk dalam Kontrak, maka penyedia Jasa disarankan untuk melaksanakan
tersebut setelah melalui mekanisme yang berlaku yang kemudian akan di buat
Berita Acara Perubahan;
6. Sebelum serah terima pekerjaan Pertama, penyedia Jasa wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua barang
yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi Proyek serta telah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas dan Tim teknis
7. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin

Pontianak Juni 2023


Konsultan Perencana
PT MARISA KRIDA

FAUZAN ARIF BUDIMAN, S.T.


Team Leader

Anda mungkin juga menyukai