PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
a. Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja ;
d. Peraturan Muatan Indonesia PM1 ;
e. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia N1-PUBI 1970 ;
f. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan yang berlaku dan mengikat
pula sebagai berikut ;
Gambar Kerja yang dibuat dan disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh
Pengguna Jasa dan sudah disahkan dan disetujui oleh PPK, PPTK atau Pengawas
Lapangan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
PASAL 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
3.1 Penyedia Jasa wajib meneliti semua gambar kerja. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang dibantu oleh Pengawas Lapangan.
3.2 Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As – As
Luar – Luar
Dalam – Dalam
Luar – Dalam
PASAL 4
JADWAL PELAKSANAAN
4.1 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penyedia Jasa wajib membuat
rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart & S-Curve
Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada PPK, PPTK atau
Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan sesuai
gambar kerja dan waktu yang diberikan.
4.2 Rencana kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari PPK,
PPTK, Tim Pemeriksa dan Penerima Kegiatan paling lambat dalam waktu 21 (dua
puluh satu) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukaan diterima oleh Penyedia
Jasa.
4.3 Rencana kerja yang telah disetujui oleh PPK, PPTK, Tim Pemeriksa dan Penerima
Kegiatan akan disahkan oleh Pengguna Anggaran.
4.4 Penyedia Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
PPK, PPTK, Tim Pemeriksa dan Penerima Kegiatan. 1 (satu) salinan Rencana Kerja
harus ditempelkan pada bangsal Penyedia Jasa di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.
4.5 PPK, PPTK, Tim Pemeriksa dan Penerima Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan
Penyedia Jasa berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
PASAL 5
KUASA PENYEDIA JASA DI LAPANGAN
5.1 Di lapangan untuk pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk seseorang Kuasa
Penyedia Jasa atau biasa disebut Pelaksana yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Pengguna Jasa,
berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman
minimum 3 (tiga) tahun, atau STM Jurusan Bangunan dengan pengalaman minimum 7
(tujuh) tahun.
5.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Penyedia Jasa/Kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.4 Apabila di kemudian hari menurut PPK dan PPTK bahwa Pelaksana dianggap kurang
mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Penyedia Jasa secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5.5 Dalam waktu 7 (Tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Penyedia Jasa
harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Penyedia Jasa sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 6
TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) PENYEDIA JASA
6.1 Untuk menjaga kemungkinan kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak. Penyedia Jasa dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan.
6.2 Penyedia Jasa wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel Kerja (Workshop)
dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan.
6.3 Alamat Penyedia Jasa dan Pelaksana diharapkan tidak berubah selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung. Bila terjadi perubahan alamat Penyedia Jasa dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada PPK, PPTK dan Pengawas
Lapangan.
PASAL 7
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
7.1 Penyedia Jasa diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Pemerintah dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
7.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui PPK, PPTK dan
Pengawas Lapangan baik yang telah dipasang maupun yang belum adalah menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambahan (bila ada).
7.3 Apabila terjadi kebakaran Penyedia Jasa bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Penyedia Jasa diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap ditempatkan yang akan
ditetapkan kemudian oleh PPK dan PPTK.
8.2 Selama masa pandemi covid-19, Penyedia Jasa wajib menyediakan fasilitas : pncuci
tangan (air, sabun dan handsanitizer), tisu, masker di kantor dan di lapangan bagi
seluruh pekerja dan tamu.
8.3 Penyedia Jasa wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas yang ada di bawah kekuasaan Penyedia Jasa.
8.4 Penyedia Jasa wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja.
8.5 Tidak diperkenankan membuat penginapan di dalam lapangan untuk Pekerja, kecuali
untuk penjaga keamanan.
8.6 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku.
PASAL 9
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton molen
b. Theodolite dan waterpass yang telah diijinkan oleh PPTK dan Pengawas Lapangan
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan jika diperlukan
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh PPTK dan
Pengawas Lapangan
f. Alat megger, alat ukur listrik dan alat ukur lainnya
g. Alat berat peninggian site dipadatkan sesuai spesifikasi dibutuhkan di lapangan atas
persetujuan PPTK dan Pengawas Lapangan.
PASAL 10
SITUASI DAN UKURAN
10.1 Situasi
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan
Jalan
b. Lingkup Pekerjaan tersebut dalam pasal dan ayat-ayat terdahulu dimaksudkan
sebagai garis besar/prinsip/patokan pelaksanaan dan pegangan Penyedia Jasa.
10.2 Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semua dinyatakan dalam centimeter, kecuali
ukuran-ukuran untuk baja dan pipa yang dinyatakan dalam inch atau mm
(milimeter).
b. Dibawah pengawasan PPTK dan Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa wajib
memasang patok-patok ukuran/titik duga yang terpenting di tapak, untuk patokan
melaksanakan setiap bagian dari pekerjaan.
c. Memasang papan bangunan (bouwplank)
d. Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan PPTK dan Pengawas
Lapangan dengan patok ukuran dan papan bangunan
e. Penyedia Jasa harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur,
alat-alat penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma silang pengukuran menurut
kondisi dan situasi tanah bangunan, selalu berada di lapangan
f. Jika terdapat perbedaan antara gambar dan keadaan yang sebenarnya di lapangan,
maka PPK dan PPTK akan mengeluarkan keputusannya tentang hal tersebut, dan
Penyedia Jasa wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek, lengkap
dengn keterangan mengenai peil atau ketinggian tanah, batas-batas, letak pohon-
pohon dan sebagainya
g. Tidak dibenarkan Penyedia Jasa mengambil tindakan tanpa sepengetahuan PPK,
PPTK dan Pengawas Lapangan.
11.1 Semua bahan, material dan komponen jadi yang didatangkan harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam pasal 2.
11.2 PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan berwenang menanyakan asal bahan/material dan
komponen jadi, dan Penyedia Jasa wajib memberitahu.
11.3 Contoh bahan/material dan komponen jadi yang akan digunakan harus diserahkan
kepada PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Paling
lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.
Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih; akan diinformasikan
kepada Penyedia Jasa selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah
penyerahan contoh bahan tersebut.
11.4 Semua bahan/material dan komponen jadi harus disetujui secara tertulis atau tercatat
dalam BUKU DIREKSI oleh PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan sebelum dipasang.
11.5 Bahan material dan komponen jadi yang telah didatangkan oleh Penyedia Jasa di
lapangan tetapi ditolak pemakaiannya oleh PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan harus
segera dikeluarkan dari lapangan, selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
11.6 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material dan komponen jadi harus sesuai
dengan persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan
tersebut.
PASAL 12
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
12.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Penyedia Jasa tetapi
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Penyedia Jasa.
12.2 Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai,
akan tetapi belum diperiksa oleh PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan , Penyedia
Jasa diwajibkan meminta persetujuan lebih dahulu kepada PPK, PPTK dan Pengawas
Lapangan. Setelah disetujui bagian perkerjaan tersebut, Penyedia Jasa dapat
meneruskan pekerjaannya.
12.3 Bila permohonan pemeriksaan belum diperiksa dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari
jam diterimanya Surat permohonan Pemeriksaan tersebut dan belum diperiksa oleh
PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan, maka Penyedia Jasa dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
PPK, PPTK dan Pengawas Lapangan. Hal ini dikecualikan bila PPK, PPTK dan
Pengawas Lapangan minta perpanjangan waktu.
PERSIAPAN PEKERJAAN
13.2 a. Papan Nama Proyek
Penyedia Jasa diwajibkan memasang Papan Nama Proyek atas biaya sendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan pelaksanaan , misalnya ijin pemakaian jalan,
dan semua beban yang ditimbulkan karena Pelaksanaan Pekerjaan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Pekerjaan menyediakan air dan daya listrik (apabila memang diperlukan) untuk
bekerja.
Penyedia Jasa harus membuat tempat untuk penampungan air sementara yang
senantiasa terisi penuh untuk sarana bekerja.
Air yang disediakan harus air yang bersih dan bebas dari bau, bebas lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Peyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan PPTK dan Pengawas Lapangan.
Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung
yang pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari PPTK
dan Pengawas Lapangan.
PASAL 15
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
l) Rambu Lalu Lintas dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tambahan
Atas permintaan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan tambahan
rambu-rambu lalu lintas sementara atau alat pemberi isyarat lalu lintas. Peralatan
tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan
memasang serta memelihara peralatan tersebut selama Periode Pelaksanaan.
PASAL 16
DRAINASE
Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh lebih
dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada setiap titik, dan harus mempunyai
permukaan yang cukup halus dan rata, dan menjamin aliran yang bebas serta tanpa
genangan jika alirannya kecil.
Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan
tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada
setiap titik.
Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan
Kepada Direksi Pekerjaan atau Pengawas Lapangan.
Apabila pekerjaan pembentukan penampang selokan telah selesai, Penyedia Jasa harus
meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
Drainase yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus selalu lancar tanpa terjadinya
genangan air dan berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur
perkerasan dimulai.
Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melintang
yang disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap
kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, harus dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.
PASAL 17
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
a) Pekerjaan Galian
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar yang disetujui oleh Direksi Teknis dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Apabila bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau fondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Teknis
b) Pekerjaan Timbunan
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memasang patok batas dasar timbunan 3 (tiga) hari sebelum
pekerjaan dimulai.
Dasar fondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) setebal 20 cm dan harus memenuhi
kepadatan sebagai disyaratkan.
Apabila timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas
timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong
bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan berat
dapat beroperasi.
PASAL 18
PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR
18.1. LAPISAN PERKERASAN BERBUTIR
Lapis fondasi agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang terletak
diantara lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang telah disiapkan. Lapis fondasi
agregat terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda yaitu kelas A, kelas B dan kelas C.
Agregat kelas A atau agregat kelas B digunakan untuk lapis fondasi, sedangkan
agregat kelas C digunakan untuk lapis fondasi bawah, bahu jalan dan perkerasan tanpa
penutup aspal.
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup pengadaan, pemasokan,
pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas
permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai persyaratan dan detail yang
ditunjukkan dalam gambar rencana atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan
memelihara lapis fondasi agregat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan.
Pengadaan, mencakup pemecahan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang
perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan pada seksi ini. Lapis
fondasi agregat pada seksi ini mencakup lapis fondasi bawah dan lapis fondasi.
a) Elevasi Permukaan
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Tinggi Permukaan
Agregat kelas C digunakan sebagai lapis + 1,5 cm
pondasi bawah -1,5 cm
Agregat kelas B atau kelas A digunakan + 1 cm
untuk lapis pondasi jalan yang akan di tutup -1 cm
dengan lapis resap ikat atau pelaburan
c) Kerataan
b) Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Kerataan
Agregat kelas C digunakan sebagai lapis pondasi -1cm
bawah
Agregat kelas B atau kelas A digunakan untuk + 1 cm
lapis pondasi jalan yang akan di tutup dengan
lapis resap ikat atau pelaburan
Pengukuran kerataan permukaan dengan mistar perata panjang 3 m yang diletakkan sejajar
dan melintang sumbu jalan, dilakukan setelah semua bahan yang dilepas di bersihkan.
PASAL 19
PEKERJAAN STRUKTUR
Apabila kecepatan pengecoran lebih besar atau sama dengan 20 m3/jam, maka
harus digunakan alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 75 mm.
Sambungan Pelaksanaan (CONSTRUCTION JOINT)
Jadual pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
struktur yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen
struktur kecuali ditentukan demikian.
Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diizinkan. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya
harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
Apabila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan kedalaman
paling sedikit 40 mm untuk dinding, pelat serta antara dasar fondasi dan dinding.
Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas permukaan dengan cara
manual, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-
pelat mempunyai luas maksimum 40 m2 .
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan apabila pekerjaan
terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan
beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
20 13 20 27
Mutu 15 9 15 22
rendah 10 7 11 17
Pelaksanaan Pencampuran
Penakaran Agregat
o Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk
mutu beton fc’ < 20 MPa diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI
03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur;
o Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (JKP). Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka harus
dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan kondisi agregat di lapangan.
Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut:
PASAL 20
PEKERJAAN LAIN-LAIN