Laporan Pendahuluan (MRMP, CDC Dan Gudang Kedelai)

LAPORAN
PENDAHULUAN
PROJECT MANAGEMENT CONSUL TANT (PMC)

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCAPANEN
MODERN RICE MILLING PLANT (MRMP),
CORN DRYING CENTER (CDC) dan GUDANG KEDELAI
KABUPATEN GROBOGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Project Management Consul Tant (PMC) Pembangunan Infrastruktur Pascapanen
Modern Rice Milling Plant (MRMP),Corn Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelai
Laporan Pendahuluan ini disusun oleh PT. VIRAMA KARYA (Persero) sesuai
dengan persyaratan yang ada didalam Kontrak perjanjian pekerjaan “Project
Management Consul Tant (PMC) Pembangunan Infrastruktur Pascapanen
Modern Rice Milling Plant (MRMP),Corn Drying Center (CDC) Dan Gudang
Kedelaikabupaten Grobogan”. Dan disusun dalam rangka memenuhi kewajiban
PT. VIRAMA KARYA (Persero) berdasarkan Kontrak kerja dengan
nomor : PJ-1214/DB000/KB.04/11/2019 Tanggal 22 Nopember 2019.
Isi dari Laporan Pendahuluan ini adalah penjelasan umum pekerjaan, Gambaran
Lokasi Pekerjaan, Pendekatan dan Metodologi, Program Kerja, Personil dan peralatan
dan Jadwal pelaksanaan,.
Demikian Laporan Pendahuluan ini disusun. Atas perhatian dan kepercayaannya

kami sampaikan terima kasih
Semarang , Desember 2019
Kata Pengantar - i
LAPORAN PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i.

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii.
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... I-1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1-2
1.2 Maksud Dan Tujuan ...................................................................................... 1-2
1.3 Sasaran .......................................................................................................... 1-2
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................ 1-3
1.5 Lokasi Pekerjaan.......................................................................................... 1-12
BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................. II-1

2.1 Pendahuluan ................................................................................................. 2-1
2.2 Pendekatan Umum ....................................................................................... 2-2
2.3 Pendekatan Masalah ..................................................................................... 2-3
2.4 Pendekatan Teknis ........................................................................................ 2-5
A. Standar Teknis........................................................................................... 2-5
B. Referensi Hukum....................................................................................... 2-7
2.5 Metodologi .................................................................................................... 2-8
1. Fungsi dan Peran Manajemen Konstruksi............................................... 2-12
2. Tahap Persiapan ...................................................................................... 2-12
3. Tahap Pengawasan Teknis ...................................................................... 2-13
4. Daftar Simak ............................................................................................ 2-29
5. Metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................ 2-43
6. Sistem dan Teknologi Pelaksanaan ......................................................... 2-67
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN ....................................... III-1

3.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3-1
3.2 Lokasi Pembangunan Gudang Kedelai .......................................................... 3-2
Daftar Isi - ii
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB IV PENGUMPULAN DATA ..................................................................... IV-1

4.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4-1
4.2 Pekerjaan Pengumpulan Data....................................................................... 4-2
4.2 Pekerjaan Pengukuran Topografi .................................................................. 4-4
BAB V RENCANA KERJA ............................................................................... V-1

5.1 Pendahuluan ................................................................................................. 5-1
5.2 Rencana Kerja Konsultan .............................................................................. 5-1
5.2 Sistem Manajemen Proyek ........................................................................... 5-5
BAB VI KOMPOSISI PERSONIL ................................................................... VI-1

6.1 Pendahuluan ................................................................................................. 6-1
6.2 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli ....................................................... 6-4
6.3 Jadwal Penugasan Personil ......................................................................... 6-20
6.4 Struktur Organisasi Pekerjaan..................................................................... 6-23
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN ................................................................ VII-1

7.1 Jadwal Pelaksanaan....................................................................................... 7-1
BAB VIII JADWAL PELAKSANAAN ............................................................ VIII-1

8.1 Jadwal Pelaksanaan....................................................................................... 8-1
Lampiran ............................................................................................................ 1
Bab 1 - iii
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Perum BULOG sedang meningkatkan kapasitas organisasi, sumber daya
manusia dan infrastruktur serta cakupan dan volume bisnis yang memadai.
Oleh karena itu, kebutuhan terhadap perbaikan, penambahan, dan
modernisasi infrastruktur menjadi keharusan yang perlu segera
dilaksanakan untuk dapat menjalankan semua program secara efisien,
dinamis dan meningkatkan daya kompetitif sepanjang rantai nilai. lnvestasi
infrastruktur pasca panen menjadi program kerja yang akan dilaksanakan
oleh Perum BULOG. Gudang Kedelai merupakan beberapa dari rencana
investasi tersebut. Untuk melaksanakan program investasi ini secara baik
sesuai dengan kaidah-kaidah perencanaan, implementasi dan regulasi,
maka diperlukan jasa Konsultan Manajemen Proyek atau yang selanjutnya
disebut Project Management Consultant (PMC) dengan ruang lingkup
dan tugas sebagaimana diuraikan pada KAK PMC.
PMC diharapkan dapat membantu Perum BULOG dalam mengendalikan
kegiatan yang dimulai dari proses pra-Engineering, Engineering Procurement
and Construction (EPC) sampai dengan tahap commisioning test
dan performance test.
Bab 1 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Jasa Konsultan Manajemen Proyek ( PMC ) dimaksudkan membantu
Bulog dalam melaksanakan program investasi Pembangunan
Infrastruktur Pasca Panen berupa Pembangunan Gudang Kedelai di
Kabupaten Grobogan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan PMC dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
optimal sesuai KAK Konsultan Manajemen Proyek ( PMC ).
3. Tujuannya adalah PMC dapat membantu Perum BULOG dalam
membangun infrastruktur pascapanen Gudang Kedelai sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh Perum BULOG dan dilaksanakan
secara efektif dan efieien.
1.3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan yang dilaksanakan oleh PMC meliputi :
a) Tersedianya dokumen lelang yang dilengkapi dengan hasil soil fest
dan topografi, FEED (Front End Engineering Design) yang meliputi
denah rencana (layout plan I plot plan), diagram alur proses, sampai
ke spesifikasi mesin dan materialnya serta mencari tahu permasalahan
teknis dan perkiraan biaya investasi hingga siap untuk dilaksanakan
proses lelang kontraktor EPC.
b) Terlaksananya kelancaran pekerjaan oleh Pelaksana EPC menyangkut
kuantitas, kualitas, biaya, waktu, sehingga terwujud infrastruktur
pascapanen Gudang Kedelai yang memenuhi persyaratan teknis dan
administratif serta dapat beroperasi dengan fungsi dan kegunaan
sesuai kapasitas serta kualitas yang ditentukan.
Bab 1 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

A. Gambaran Umum
Gudang Kedelai
lnfrastruktur Pascapanen yang akan dibangun adalah Gudang untuk
penyimpanan komodttas kedelai dengan kapasitas 3500 ton dengan
metode penyimpanan bagging berikut sarana penunjangnya.
B. TAHAP KEGIATAN
Dalam kegiatan ini PMC ini secara garis besar terdiri atas tiga tahapan,
yaitu tahap persiapan EPC, tahap pelaksanaan EPC, tahap
comissioning dan tahap pemeliharaanterdiri atas :
1. Tahap Persiapan EPC
a) Pekerjaan Soil Test, Topografi dan Aspek-aspek Teknis
- Soil test dan topografi
Pekerjaan soil test dan topografi merupakan bagian
dari pekerjaan penyelidikan tanah yang ditargetkan selesai
dalam waktu 1 bulan, dengan tahapan pekerjaan yaitu
pengujian di Lapangan (Field investigation), pengujian
Laboratorium dan pembuatan laporan.
Pekerjaan penyelidikan lapangan terdiri dari pengujian
penetrasi (sounding test), pengujian bor rnesin dengan
kedalaman sesuai kebutuhan perencanaan konstruksi,
pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed
sample) dan contoh tanah terganggu (disturbed sample)
sebagai bahan pengujian di laboratorium.
Pekerjaan pengujian laboratorium yang diadakan berupa
pengujian index properties dan engineering properties
sebagai berikut :
Bab 1 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Index Properties :
- Kadar air tanah (Moisture Content Test) Berat Janis
Tanah (Specifik Gravity Test) Analisa Saringan (Sieve
Analysis Test)
- Batas Konsistensi Atterberg (Atterberg Umit Test)
2) Engineering Properties:
- Berat Saluan lsi (Unit Weight Test)
- Pengujian Tekan Bebas (Unconfined Compression
Test)
- Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
- Pengujian Triaxial (Triaxial Test) Pengujian Konsolidasi
(Consolidation Test)
Pekerjaan pembuatan dan penyusunan laporan hasil

penyelidikan tanah dianalisa dan dilakukan perhitungan
daya dukung pondasi, selanjutnya diambil kesimpulan dan
saran yang disajikan dalam bentuk laporan.
Tenaga a.hli yang terlibat dalam pekerjaan ini yaitu tim
leader dan tenaga ahli sipil.
- Penyusunan aspek-aspek teknis FEED (Front End
Engineering Design) yang mencakup antara lain
prarancangan, spesifikasi teknis mesin dan material, rencana
tata letak ( lay out ), diagram alir proses menyusun EE
beserta referensinya sebagai dasar pembentuk HPS.
- Penyusunan kriteria design dan spesifikasi teknis
✓ Alur proses operasi/produksi
✓ Sistem operasi/produksi
Bab 1 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
✓ Komponen - komponen fasilitas dan kapasitas

masing - masing peralatan
✓ Peralatan-peralatan utama
✓ Peralatan-peralatan penunjang
✓ Kondisi tanah dan rancangan pondasi
- Manajemen proyek
✓ Menyusun dan menyiapkan milestone plan
✓ Menyiapkan format laporan dan pengendalian
pelaksanaan proyek :
• Jadwal pelaksanaan proyek
• Kurva S
• Disbursement schedule ( Schedule invoice )
Durasi pekerjaan penyusunan aspek teknis, kriteria
disain, spesifikasi teknis dan manajemen proyek adalah
1 bulan
Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini yaitu
team leader, tenaga ahli sipil, K3 konstruksi,
mekanikal, arsitektur, elektrikal, quantity surveyor,
lingkungan, hukum, asisten tenaga ahli, dan
operator CAD/CAM.
b) Penyusunan dokumen kualifikasi dan dokumen lelang

kontraktor EPC sebagai berikut :
- Dokumen kualifikasi
Dokumen kualifikasi mencakup antara lain: data
administrasi, izin usaha, izin lainnya, landasan hukum
pendirian badan usaha, pengelola badan usaha, data
keuangan, data personalia, data fasilitasl peralatan, data
Bab 1 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
pekerjaan yang sedang dikerjakan, modal kerja,

kemitraan/KSO.
- Membuat KAK dan menyusun dasar-dasar pembentuk HPS
- Dokumen lelang
Dokumen lelang mencakup syarat umum kontrak, syarat
khusus kontrak, Rencana Kerja dan Syarat (RKS),
spesifikasi dan gambar teknis, bill of quantity.
- Draft kontrak
Pekerjaan penyusunan draft kontrak kontraktor EPC adalah
1 minggu. Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini
yaitu team leader, tenaga ahli sipil, sipil-K3LL,
mekanikal, arsitektur, elektrikal, quantify siuveyor,
lingkungan, hukum, asisten tenaga ahli, dan operator
CAD/CAM.
c) Pendampingan proses kualifikasi, aanwijzingdan proses lelang
- Evaluasi dan penilaian kualifikasi
- Aanwijzing (termasuk penyusunan berita acara)
- Evaluasi dan penilaian dokumen penawaran
- Klarifikasi dan negosiasi
- Draft kontrak (surat perjanjian) pekerjaan Kontraktor EPC
Pekerjaan proses kualifikasi dan proses lelang adalah 1,5
bulan. Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini yaitu
team leader, tenaga ahli sipil, mekanikal, arsitektur,
elektrikal, lingkungan, hukum dan operator CAD/CAM
2. Tahap Pelaksanaan EPC

Tugas konsultan PMC pada tahap pelaksanaan EPC adalah
engendalikan waktu pelaksanaan secara rinci dan ketat seluruh
Bab 1 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
pekerjaan oleh kontraktor EPC, meliputi detail engineering

design, procurement, dan construction, meliputi :
a) Progress report pelaksanaan EPC, utamanya mengenai
adanya penyimpangan - penyimpangan yang signifikan dalam
hal biaya, mutu, dan waktu dari pekerjaan -
pekerjaan engineering, procurement and construction.
b) Mengatasi kemungkinan terjadinya klaim dari kontraktor EPC
apabila terjadi perselisihan/perbedaan penafsiran terhadap
klausul kontrak (dispute), ataupun sebaliknya, melakukan
klaim terhadap kontraktor EPC apabila diperlukan
c) Menyelesaikan/melakukan prosedur administrasi yang
diperlukan terkait dengan adanya kemungkinan perubahan-
perubahan rencana, diantara mengenai penerbitan perintah
untuk melakukan perubahan-perubahan (variation/change
order) serta perhitungan-perhitungan penyesuaian biayanya,
jika ada.
d) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan
pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan
dan laporan harian/mingguan pekerjaan konstruksi fisik yang
dibuat oleh pelaksanan konstruksi
e) Memeriksa secara teliti berkas/kelengkapan dokumen
penagihan (invoice) yang diajukan oleh kontraktor EPC.
Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi
f) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing)
yang diajukan oleh Kontraktor
Bab 1 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
g) Memeriksa kesesuaian antara hasil pelal<sanaan pekerjaan

dan gambar-gambar pelaksanaan (as built drawing)sebelum
serah terima tahap ke-I
h) Menyusun daflar cacad/kerusakan hasil pekerjaan sebelum
Serah Terima ke-l dan mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan
i) Bersama-sama kontraktor EPC menyusun petunjuk penggunaan
dan pemeliharaan bangunan dan mesin (manual O&M).
j) Menyusun berita acara persetujuan penyelesaian pekerjaan dan
serah terima pekerjaan
k) Membantu pengelola kegiatan dan/atau kontraktor EPC
dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat Laik
Fungsi (SLF) Pemerintah Kabupaten/Kota setempat
l) Menyusun laporan akhir pekerjaan fisik.
Pekerjaan EPC adalah 12 bulan.
Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini yaitu team
leader, tenaga ahli sipil, mekanikal, arsitektur, elektrikal,
quantity surveyor, lingkungan, hukum, operator CAD/CAM
serta tenaga site office.
3. Tahap Commissioning Test

Commissioning Test atau melakukan pengujian operasional MRMP,
CDC dan Gudang Kedelai secara real/nyata maupun secara simulasi
bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut
telah dilaksanakan dan memenuhi semua peraturan yang berlaku
(rule), regulasi (regulations). kode (code) dan sesuai standar
(standard) yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan
penyedia jasa. Tahap yang dilakukan oleh PMC dalam kegiatan
CommissioningTest :
Bab 1 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
a) Safe & Environmental Friendly. memastikan bahwa pekerjaan

start-up and commissioningdi lapangan harus dilaksanakan oleh
orang yang berpengalaman dalam mengoperasikannya dengan
aman tanpa suatu kecelakaan yang fatal sesuai kebijakan
keamanan dan keselamatan kerja perusahaan atau
yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang berlaku.
Demikian juga agar pelaksanaan pekerjaan start-up and
commissioning tidak mengganggu atau merusak lingkungan
sesuai ketentuan pemerintah yang berlaku.
b) Produce suitable product bersama-sama dengan Pelaksana
EPC memastikan bahwa fasilitas yang terpasang sesuai dengan
yang diharapkan.
c) Operable and Maintainable: memastikan bahwa fasilitas yang
terpasang dapat dioperasikan dengan baik dan memungkinkan
untuk melakukan perawatan atau perbaikan pada saat
pengoperasiannya
d) On schedule: memastikan dan melaporkan kegiatan
commissioning test dapat dilakukan sesuai jadwal yang
ditetapkan dan dapat diintegrasikan dengan fasilitas lain yang
terkait
e) Handover document is defined : memastikan bahwa dokumen
yang diserahterimakan sebelum start-up and commissioning
harus dilengkapi yaitu adanya kumpulan arsip pekerjaan yang
antara lain terdiri dari:
- CalibrationCertificate (sertifikat kalibrasi).
- Assembly Certificate (ser!ifikat dari produsen barang
yang terpasang).
- Test Certificate (sertifikat pengetesan fungsi jika itu
suatu sistem).
Bab 1 - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
- InstallationCertificate (sertifikat instalasi).

- Flushing Certificate (sertifikat telah dilakukan pembersihan).
- Certificate of Origin (surat keterangan asal)
f) Performance Quality and Quantity. memastikan kapasitas dan
kualitas kinerja perangkat mesin secara terintegrasi dapat
beroperasi sesuai dengan spesifikasi.
g) Mengawasi dan rnelaporkan pelaksanaan pekerjaan
Commissioning Test oleh Pelaksana EPC dan memastikan hasil
pekerjaan EPC dapat beroperasi dengan sempurna.
h) Menyusun laporan kegiatan Commissioning Test dan laporan
akhir pekerjaan PMC.
i) Pekerjaan proses Commissioning dilargetkan selesai dalam
waktu 3 buIan Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini
yaitu team leader, tenaga ahli sipil, mekanikal, arsi!ektur,
elektrikal, quantity surveyor, lingkungan, hukum, operator
CAD/CAM serta tenaga site office.
4. Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan berlaku selama 1 tahun setelah proses
commissioningselesai dilaksanakan. Konsultan PMC terlibat didalam
pengawasan se!ama masa pemeliharaan oleh pelaksana EPC dan
membantu proses penyelesaian masalah apabila terjadi klaim atau
hal lainnya.
5. Tanggung Jawab Project Management Consultan

a) PMC bertanggung jawab secara profesional atas jasa
konsultansi yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan dan
perundang undangan serta harus sesuai dengan kode etik (tata
laku) profesi yang berlaku.
Bab 1 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
b) Secara umum tanggung jawab konsultan PMC harus mencakup

hal-hal sebagai berikut
- Hasil karya yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar yang berlaku.
- Hasil karya yang dihasilkan harus telah mengakomodir
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna
Barang/Jasa sebagaimana dituangkan dalam KAK PMC
seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu bangunan konstruksi diwujudkan.
- Hasil karya yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar dan pedoman teknis konstruksi
bangunan yang berlaku pada umumnya, sehingga
kelak pelaksanaan pembangunan konstruksi kegiatan ini
mencapai hasil guna dan daya guna yang memenuhi
syarat teknis dan syarat ekonomis yang dapat
dipertanggung jawabkan.
6. Kriteria
Kriteria yang dimaksud pada penugasan PMC harus
memperhatikan persyaratan - persyaratan sebagai berikut:
a) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan PMC harus dilaksanakan secara
benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang lelah
ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa
b) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang
obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang
Bab 1 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian

pekerjaan.
c) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan PMC pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik,
baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi
d) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di
lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku.
1.5. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pembangunan Infrastruktur Pascapanen Gudang Kedelai
dilaksanakan di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
Gambar 1.1 Lokasi Lahan pembagunan Gudang Kedelai di-Kab.Grobogan
Bab 1 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 1.2 .Luasan lahan calon lokasi Gudang Kedelai di Kab.

Grobogan ( 60.114 m2/6,1 ha )
Gambar 1.3. Kondisi lahan calon lokasi Gd Kedelai saat ini
Bab 1 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 PENDAHULUAN
Sasaran yang akan dicapai dalam pelayanan Jasa Konsultansi PMC adalah
pendampingan terhadap seluruh proses Pembangunan Infrastuktur
Pascapanen dalam menyelesaikan pekerjaan “Pembangunan
Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling Plant (MRMP),Corn
Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelaikabupaten Grobogan” di
Kabupaten Grobogan secara tepat/tertib administrasi, tepat waktu , tepat
mutu, tepat sasaran dan tepat manfaat serta hasil akhir yang dicapai sesuai
dengan dokumen kontrak.
Pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam

bab ini merupakan garis besar rangkaian langkah kerja yang akan
dilaksanakan oleh Konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tiap
tahap pekerjaan akan diberikan penjelasan secara garis besar. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah :
1. Pendekatan Umum
2. Pendekatan Masalah
2. Pendekatan Teknis
3. Pendekatan Teori
5. Metodologi.
Bab 2 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Sejalan dengan pembangunan ini, maka diperlukan pengawasan dalam

perencanaan dan pelaksanaannya agar tercapai kelancaran pembangunan
berdasar ketepatan waktu, mutu, dan biaya.
Pada bangunan ini, pekerjaan pengawasan dilakukan oleh Konsultan

Manajemen Konstruksi. Dengan adanya Project Management Consultant
(PMC), dimaksudkan agar penanganan proyek tersebut dapat dicapai suatu
hasil yang maksimal, yaitu:
• memenuhi spesifikasi yang diinginkan
• selesai tepat waktu
• effisiensi biaya
• keamanan dan keselamatan kerja terjamin.
Dimana secara kontraktual, Konsultan Manajemen Konstruksi

bertanggungjawab kepada Pengguna Jasa
2.2 PENDEKATAN UMUM

Konsultan harus membantu Pengguna Jasa untuk berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah, Kontraktor dan Instansi terkait lainnya. Konsultan
diminta untuk memonitor seluruh kegiatan kontraktor, memonitor kemajuan
pekerjaan Fisik dan Keuangan dan menyiapkan laporan-laporan.
a. Koordinasi
• Membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan rapat koordinasi
bulanan atau triwulan atau kapan saja bila diperlukan dan
diminta oleh Pengguna Jasa;
• Menyiapkan notulen rapat koordinasi dan mendistribusikan
kepada pihak terkait;
• Mengingatkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk
menindaklanjuti hasil temuan selama pelaksanaan pekerjaan;
Bab 2 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
• Mengingatkan team konsultan lainnya (bila ada) agar

menyerahkan laporan kemajuan dan lainnya sesuai waktu yang
ditetapkan.
b. Monitoring
Memonitor semua kegiatan selama pelaksanaan proyek untuk semua
komponen, secara fisik maupun keuangan dan membuat langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengejar keterlambatan;
c. Pelaporan Proyek
• Menyiapkan nota penjelasan untuk setiap perubahan dari lingkup
kegiatan asli;
• Menyiapkan laporan akhir penyelesaian proyek
2.3 PENDEKATAN MASALAH

Dalam melaksanakan Pekerjaan “Project Management Consul Tant (PMC)
Pembangunan Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling Plant
(MRMP),Corn Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelaikabupaten
Grobogan” ini akan ditempuh pendekatan teknis yang mencakup aspek-
aspek pengawasan, meliputi :
1. Aspek pengendalian waktu
2. Aspek pengendalian mutu
3. Aspek manajemen proyek
Ketiga aspek tersebut diatas harus selalu diterapkan, baik dalam pengelolaan
intern tim Konsultan, maupun berkaitan dengan pelaksanaan tugas membantu
Pengguna Jasa dalam cakupannya mengelola proyek, berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan dan penyelenggaraan dokumen
pengelolaan yang diperlukan.
Bab 2 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
1. ASPEK PENGENDALIAN WAKTU

Manajemen pengendalian waktu sangat diperlukan agar pelaksanaan
kegiatan ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan Kontraktor/ EPC telah membuat jadual/ time
schedule yang didalamnya diatur pembagian waktu beserta target yang
harus dicapai sehingga ketepatan dan penyesuaian terhadapnya harus
diperhatikan. Untuk menunjang maksud tersebut akan diterapkan kegiatan
monitoring dan evaluasi, serta koordinasi baik dengan pertemuan berkala
maupun tinjauan lapangan.
2. ASPEK PENGENDALIAN MUTU

Pencapaian mutu/ kualitas pekerjaan yang optimal (sesuai ketersediaan
dana) merupakan tujuan utama dari pelaksanaan teknis konstruksi, baik
mencakup aspek kualitas konstruksi fisik maupun aspek fungsional, yaitu
kenyamanan dalam pemanfaatannya. Untuk mengendalikan tercapainya
kualitas bangunan sesuai fungsinya, Konsultan akan melaksanakan
pengawasan terhadap jenis dan mutu material serta pelaksanaan masing-
masing tahap pekerjaan yang dilaksanakan oleh EPC, mengacu pada
gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat yang telah dijelaskan pada
saat kegiatan pengadaan EPC, serta perubahan yang tertera dalam berita
acara aanwijzing maupun perubahan-perubahan sesuai perkembangan
kondisi lapangan yang telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa
dan diketahui oleh tim teknis Bulog.
3. ASPEK MANAJEMEN PROYEK

Dalam aspek ini Konsultan akan melaksanakan tugas yang berkaitan
dengan administrasi proyek, penyiapan materi pertemuan koordinasi,
penyusunan laporan perkembangan pekerjaan, pendamping teknis, dan
administrasi pelaksanaan pelaksanaan EPC.
Bab 2 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam aspek manajemen ini, kegiatan yang akan dilakukan Konsultan

adalah :
• Pendampingan Pengguna Jasa dalam pertemuan pra konstruksi ( Pre
Construction Meeting / PCM )
• Perlunya diadakan PCM adalah penyatuan pengertian terhadap hal-
hal penting mengenai pelaksanaan kontrak konstruksi EPC sehingga
dapat dipenuhi/dicapai pembangunan MRMP, CDC dan Gudang
Kedelai sesuai dengan kontrak. Mendorong terjalinnya hubungan yang
baik antara Pemberi Tugas / Bulog, Kontraktor (EPC ), dan Konsultan
PMC dalam koordinasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam pertemuan
tersebut disamping penyatuan pengertian mengenai kontrak EPC juga
antara lain Organisasi Kerja, Program Mutu, Tata Cara Pelaksanaan,
Rencana Peninjauan Lapangan bersama, sesuai panduan PCM.
• Pendampingan Pengguna Jasa dalam tinjauan lapangan maupun site
meeting dalam rangka memberikan persetujuan atas tahapan
pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan.
• Mendampingi Pemberi Tugas dalam pertemuan koordinasi berkala.
• Mendampingi Pemberi Tugas dan Kontraktor dalam hal administrasi
proyek
2.4 PENDEKATAN TEKNIS

A. STANDART TEKNIS
Standar teknis yang berlaku seperti dibawah ini :
• Undang-undang RI No. 18 Tentang Jasa Konstruksi.
• Undang-undang RI No. 28 Tentang Bangunan Gedung.
• Perpres No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000
tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan dan lingkungan
Bab 2 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000

tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran
di perkotaan.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
• Peraturan Menteri pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
• SNI 1727 : 2013 : Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain
• SNI 1726 : 2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
• SNI 2847 : 2013 : Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung
• SNI 07-2052-2002 : Baja Tulangan Beton
• SNI 1729 : 2015 : Spesifikasi untuk bangunan gedung baja
structural
• SNI 0225 : 2011 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL2011)
Disamping dokumen proyek tersebut diatas juga digunakan pedoman

dan tata cara pelaksanaan komponen konstruksi berupa peraturan atau
standar teknis lainnya yang berlaku seperti dibawah ini :
• Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI03-2487-2002.
• Peraturan Baja Indonesia SNI03-1729-2002.
Bab 2 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
• Peraturan Gempa Indonesia SNI03-1726-2002.

• Peraturan Umum Listrik (PUIL) tahun 1982.
• Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
Tidak terbatas terhadap standar2 tersebut diatas, secara keseluruhan
mengikuti standar2 teknis yang berlaku baik Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Menteri dan Lembaga lainnya, maupun
Norma, Standar, Pedoman dan Manual Kementerian yang disetujui oleh
Pengguna Jasa / Bulog.
B. REFERENSI HUKUM
• Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perusahaan
Umum (Perum) BULOG;
• Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2016 tentang Penambahan
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal
Perusahaan Umum (Perum) BULOG;
• Permen BUMN Nomor PER-08/MBUI0612015 tentang Pedoman
Pelaporan Realisasi Penggunaan Tambahan Dana Penyertaan
Modal Negara Kepada Sadan Usaha Milik Negara dan Perseroan
Terbatas; dan perubahannya Nomor. PER-11/MBUI09/201
• Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-15/MBU/2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara
• Peraturan Direksi Perum BULOG Nomor PD-26/DS000/10/2017
langgal 19 Oktober 2017 tentang Daflar Hilam dalam Pengadaan
Barang dan Jasa.
tanggal 15 Februari 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
secara Efektronik.
Bab 2 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN

tanggal 23 Februari 2018 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan
Jasa.
• Surat Perum BULOG kepada Menteri BUMN Nomor B-
925/II/DU200/PR.05/08/2019 tanggal 01 Agustus 2019 Perihal
Permohonan Persetujuan Perubahan Penggunaan Dana PMN TA
2016 Perum BULOG;
• Risalah Rapat Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor
029/2019 tanggal 5 Agustus 2019;
• Berita Acara Keputusan Direksi Nomor BA-
101/DBOOO/KB.04/08/2019 tanggal 5 Agustus 2019 tentang
Pembangunan lnfrastruktur Pascapanen Perum BULOG dengan
Menggunakan Dana PMN Tahun 2016;
• Berila Acara Keputusan Direksi Nomor BA-
106/DBOOO/KB.04/08/2019 tanggal 19 Agustus 2019
tentang Penetapan Lokasi Pembangunan lnfrastuktur
Pascapanen Modem Rice Milling Plant(MRMP);
• Persetujuan Direksi alas Nola Intern Divisi lndustri dan Pengolahan
Nomor Nl-364/DB200/KB.04/08/2019 tanggal 6 Agustus 2019
tentang Permohonan lzin Prinsip Pengadaan Jasa Konsultan PMC
Pembangunan lnfrastruktur Pascapanen MRMP, RTR, dan MRMP,
CDC, Gudang Kedelai Terintegrasi Tahun 2019;
• Berita Acara Keputusan Direksi Nomor BA-
107/DBOOO/KB.04/08/2019 tanggal 20 Agustus 2019 tentang
Penetapan Lokasi Pembangunan lnfrastruktur Pascapanen RTR,
CDC dan Gudang Kedelai
2.5 METODOLOGI
1. FUNGSI DAN PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
a. Pada Tahap Perencanaan
Bab 2 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
1) Perencanaan Awal (Preliminary Design)

2) Desain Pengembangan (Development Design)
3) Perencanaan Akhir (Finally Design)
Perencanaan Manajemen Konstruksi pada tahap perencanaan ini:
• Membantu Bulog dalam menunjuk perencana.
• Membantu mengembangkan sasaran proyek yang ingin dicapai
Bulog.
• Membuat proyeksi arus dana ( Cash Flow ).
• Membuat usul-usul konsep design dan prosedur pelaksanaan
untuk studi awal.
• Membuat jadwal waktu yang terpadu untuk semua tahap
perencanaan, perancangan, pelelangan dan pelaksanaan.
• Memeriksa kriteria-kriteria dan standard yang diminta Bulog.
• Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan yang terdiri atas
konsultasi pekerjaan perencanaan dari segi effisiensi sumber
daya dan kemudahan pelaksanaan, penyusunan laporan kegiatan
secara periodik, perumusan evaluasi kemajuan pekerjaan
perencanaan, koreksi teknis bila terjadi penyimpangan dan
penelitian kelengkapan dokumen pelelangan.
• Mengendalikan program yang terdiri dari evaluasi program
terhadap hasil perencanaan, perubahan lingkungan,
penyimpangan teknis dan managerial atas persoalan yang timbul
dan akan timbul serta pengusulan koreksi program.
b. Pada Tahap Pelelangan

• Memeriksa kembali rencana akhir ( gambar dan spesifikasi )
bersama-sama dengan PMO/Bulog.
• Menyusun dan membai-bagi paket pekerjaan yang akan
dilelangkan.
• Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan.
Bab 2 - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
• Prakualifikasi calon-calon perserta.

• Penyelenggaraan rapat-rapat pelelangan.
• Memberikan rekomendasi pada pemilik untuk pemenang lelang.
• Menyiapkan kontrak-kontrak.
c. Pada tahap Pelaksanaan

• Menyusun prosedur-prosedur lapangan.
• Menyusun perijinan-perijinan / sertifikat-sertifikat yang
diperlukan.
• Mengkoordinasikan dan memberi pengarahan kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam tahap-tahap pembangunan fisik di lapangan.
• Mengontrol rencana konstruksi agar sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan.
• Pengawasan inspeksi pekerjaan di lapangan, untuk menghasilkan
kualitas yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan.
• Menyusun jadwal waktu pelaksanaan pembangunan yang selalu
dimonitor dan diperbaharui.
• Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan servis pendukung
seperti:
✓ Pengadaan air kerja, listrik untuk penerangan sementara dan
sumber daya, kantor-kantor/gudang sementara, jalan-jalan
sementara dan sebagainya.
✓ Memimpin rapat-rapat koordinasi setiap minggu dengan
tujuan:
✓ Mengawasi kemajuan pekerjaan kontraktor
✓ Meminta pertanggungjawaban kontraktor
✓ Membicarakan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
lapangan
• Dalam rapat koordinasi lapangan, kontraktor utama dapat
mengemukakan masalah-masalah atau kelambatan yang terjadi
Bab 2 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
di lapangan, baik yang berkaitan dengan Bulog, manajemen

konstruksi atau perkembangan bahan-bahan.
• Mengadakan rapat khusus untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang harus diselesaikan sebelum menunggu
diselenggarakannya rapat koordinasi lapangan.
• Memberikan petunjuk sub-kontraktor/kontraktor spesialis jika
diperlukan.
• Bila terjadi keragu-raguan dari pihak kontraktor, maka
Manajemen Konstruksi akan memeriksai construction drawing
atau membuat redesign, berupa gambar atau sketsa yang harus
disetujui oleh konsultan perencana.
• Memeriksa shop drawing yang dibuat oleh kontraktor utama (
shop drawing diperlukan karena construction drawing belum
cukup jelas untuk pelaksanaan di lapangan ).
• Mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja, material dan
peralatan dari kontraktor.
• Menguji peralatan yang dipasang ( testing and commisioning )
oleh kontraktor.
• Menyusun program - program untuk keselamatan kerja dan
keamanan proyek.
• Menyusun laporan-laporan berkala ke Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota.
• Mensahkan laporan harian yang dibuat oleh kontraktor utama,
yang berisi :
✓ Aktivitas yang dilakukan di lapangan
✓ Material yang masuk
✓ Peralatan yang dipakai
✓ Jumlah Pekerja
✓ Keadaan cuaca
Bab 2 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
• Mensahkan laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor udara,

yang memuat :
✓ Aktivitas yang terjadi di lapangan
✓ General Supervision Report
✓ Equipment Report
✓ Man Power Histogram
✓ Progress Schedule
✓ Progress of Cost Work
✓ Coordination Meeting
✓ Testing masters
✓ Document photo
• Menyusun berita acara prestasi pekerjaan.
• Menyusun berita acara serah terima pekerjaan.
• Menyusun daftar kekurangan atau perbaikan pekerjaan selama
masa pemeliharaan.
• Menyusun dokumen pendaftaran (DIP, kontrak, berita acara
serah terima, gambar dan IMB )
• Memproses klaim apabila terjadi pelanggaran kontrak.
• Memeriksa dan menyusun gambar-gambar kerja sesuai dengan
lapangan ( as built drawing ) yaitu gambar-gambar arsitektur,
struktur, serta mekanikal & elektrikal yang disesuaikan dengan
semua pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangan, termasuk
perubahan-perubahan pekerjaan.
• Melakukan inspeksi-inspeksi berkala dan inspeksi akhir untuk
proses serah terima.
2. TAHAP PERSIAPAN
Dalam persiapan ini, kegiatan utama dari Konsultan PMC adalah
mempersiapkan tim yang akan bertugas membantu Pengguna Jasa
mengendalikan pelaksanaan kegiatan, baik yang menyangkut aspek
Bab 2 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
manajemen proyek maupun pengendalian pelaksanaan konstruksi di

lapangan.
Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan pada tahap ini antara
lain :
a. Pengumpulan data pengawasan
b. Pengumpulan data perencanaan teknis berupa gambar kerja, RKS,
RAB, dan Berita Acara Aanwijzing.
c. Penyusunan format monitoring, progress maupun pelaporan yang
akan digunakan dalam mekanisme pengawasan.
d. Persiapan mobilisasi personil yang terlibat dalam tim pengawasan
baik personil inti maupun penunjang/ pendukung.
e. Koordinasi antar anggota tim, berkaitan dengan struktur organisasi,
sinkronisasi lingkup pekerjaan masing-masing personil, pembagian
wilayah tugas, serta mekanisme teknis pengawasan dan pelaporan.
f. Pengenalan lokasi penugasan masing-masing personil pengawasan
lapangan.
3. TAHAP PENGAWASAN TEKNIS

Dalam tahap pengawasan ini, tugas utama konsultan adalah
mengadakan pengawasan terhadap penggunaan material oleh EPC,
pengawasan pelaksanaan pembangunan, serta pelaporan pencapaian
hasil pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan oleh EPC. Aspek
pengendalian mutu dan waktu merupakan aktifitas yang sangat
mendapatkan perhatian. Pada tahap ini mekanisme pengawasan dan
pelaporan merupakan aktifitas yang harus dicermati mengingat pada
tahap inilah kegiatan utama proyek sedang berlangsung.
Secara lebih rinci kegiatan yang akan dilaksanakan oleh tim Konsultan
pada tahap pengawasan ini antara lain :
a. Master Coordination Schedule.
Bab 2 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Master Coordination Schedule merupakan rencana kerja keseluruhan

dari kegiatan proyek. Schedule ini merupakan rencana kerja yang
harus diacu oleh semua pihak yang terkait pada kegiatan ini.
Schedule detail untuk masing-masing kelompok kegiatan atau
masing-masing paket pekerjaan dibuat berdasarkan master
coordination schedule. Apabila terjadi penyimpangan dari schedule
detail, maka harus dilakukan revisi schedule sehingga kembali
kepada master schedule yang ada dengan melakukan langkah-
langkah percepatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Schedule Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum melaksanakan pekerjaan fisik, Kontraktor berkewajiban
untuk membuat schedule pelaksanaan pekerjaan. Schedule
pelaksanaan ini merupakan acuan dasar untuk evaluasi dan
monitoring pelaksanaan pekerjaan. Schedule pelaksanaan pekerjaan
yang telah dibuat disetujui oleh Pengguna Jasa. Schedule
pelaksanaan pekerjaan harus dibuat secara terrinci dilengkapi pula
dengan target penyelesaian pekerjaan setiap kurun waktu tertentu.
Pembagian kurun waktu ini biasanya setiap minggu, hal ini dilakukan
mengingat evaluasi yang akan dilakukan adalah evaluasi mingguan.
Setiap evaluasi, Konsultan Pengawas akan melakukan opname
pekerjaan sehingga dapat diketahui prosentase kemajuan
pelaksanaan pekerjaan. Pengecekan silang dilakukan oleh Konsultan,
yaitu pengecekan presentasi fisik mingguan dengan target prestasi
fisik yang terdapat pada schedule pelaksanaan pekerjaan. Selisih
prestasi fisik setiap minggu tidak boleh lebih dari 5%. Bila pada
minggu tertentu didapatkan kekurangan prestasi fisik lebih dari 5%
maka Konsultan berkewajiban memberikan teguran kepada
Kontraktor agar mengambil langkah-langkah percepatan. Sedangkan
untuk selisih fisik lebih dari 10% maka surat peringatan kepada
Bab 2 - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Kontraktor untuk segera mengejar ketinggalan yang dikeluarkan oleh

Pengguna Jasa. Bila selisih fisik lebih dari 15% maka perlu dilakukan
penyusunan ulang jadual pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan
jalan keluar terbaik untuk mengejar ketinggalan prestasi tersebut.
Penjadualan ulang dibuat bersama-sama antara Konsultan dan
Kontraktor dibawah arahan dari Pimpinan Proyek.
c. Schedule Pengadaan Material, Peralatan, dan Tenaga.

Pelaksanaan bagian pekerjaan memerlukan bahan material, tenaga
kerja, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan bagian
pekerjaan dimaksud. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar maka diperlukan adanya rincian lebih detail mengenai
pengadaan material, tenaga kerja, dan peralatan. Mengingat lahan
yang tersedia untuk menampung material di lapangan sangat
terbatas, disamping itu dituntut pula material yang diperlukan harus
selalu siap di lapangan, maka mendatangkan material dibuat dengan
mengacu pada schedule pelaksanaan pekerjaan sehingga material
yang didatangkan di lapangan betul-betul material yang segera
diperlukan untuk dilaksanakan pemasangannya. Selain material yang
cukup, diperlukan pula tenaga kerja yang memadai untuk
melaksanakan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban menyiapkan
untuk melaksanakan pekerjaan fisik ini. Sedangkan untuk
melaksanakan bagian pekerjaan fisik selain diperlukan tenaga kerja,
diperlukan pula peralatannya. Peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Dengan demikian schedule pendatangan
material harus dilengkapi pula dengan alokasi tenaga kerja dan
peralatan yang digunakan untuk mengerjakan bagian pekerjaan yang
dimaksud.
d. Schedule Pengajuan Contoh Material dan Shop Drawing
Bab 2 - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Material yang digunakan untuk pekerjaan fisik ini sudah ditentukan

spesifikasinya oleh Konsultan. Untuk memudahkan mutu material
yang akan didatangkan oleh Kontraktor, terlebih dahulu contoh
material yang akan didatangkan harus disampaikan untuk
mendapatkan persetujuan. Dengan adanya contoh material yang
akan digunakan pada pekerjaan ini maka pengecekan pendatangan
material tinggal melakukan pencocokan dengan contoh yang sudah
disetujui. Bila material yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh
material sudah disetujui maka material tersebut harus dikeluarkan
dari proyek. Persetujuan contoh material memerlukan waktu
pemeriksaan sehingga pengajuan contoh bahan harus dilakukan
sebelum adanya jadual untuk menunjukkan contoh material yang
akan digunakan oleh Kontraktor. Disamping pengajuan contoh
material sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
berkewajiban untuk menyampaikan gambar kerja (shop drawing).
Gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor disajikan untuk setiap
bagian pekerjaan sehingga gambar kerja dibuat satu minggu
sebelum rencana pengerjaan bagian pekerjaan. Tersebut. Dengan
demikian Kontraktor harus membuat jadual waktu penyampaian
gambar kerja. Penyusunan jadual ini akan digunakan sebagai dasar
monitoring dan evaluasi oleh Konsultan Pengawas. Konsultan
Pengawas berkewajiban untuk memberikan teguran kepada
Kontraktor bila penyampaian gambar kerja melebihi waktu yang
direncanakan, karena hal ini akan dapat menghambat laju
penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan. Lama waktu pekerjaan
fisik sudah ditentukan sejak awal pelaksanaan pekerjaan. Alokasi
waktu yang ada merupakan kendala yang harus diperhatikan oleh
semua pihak yang terkait pada pengerjaan proyek ini. Pengawasan
waktu pekerjaan merupakan hal yang penting untuk dicermati,
apabila batas waktu yang ditetapkan dilewati maka baik Kontraktor,
Bab 2 - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsultan Pengawas maupun Pengguna Jasa akan mengalami

kerugian.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian waktu, adalah :
a. Evaluasi rencana Kontraktor EPC
b. Evaluasi, diskusi dan revisi network planning atau S Curve
pekerjaan secara keseluruhan dari Kontraktor EPC.
c. Pengendalian waktu realisasi program baik pendatangan bahan/
alat maupun jangka waktu pelaksanaan.
d. Memberikan alternative pelaksanaan untuk mengejar apabila ada
keterlambatan waktu program-program selama konstruksi
berlangsung.
e. Memberikan teguran administrative terhadap Kontraktor apabila
terlambat/ ingkar janji.
Bagan alir di bawah ini menyajikan prosedur yang harus

ditempuh untuk mencapai/mendapatakan mutu
sebagaimana yang diinginkan :
a). Tes Bahan (Testing of Material)
Sebelum memulai pelaksanaan suatu bagian dari proyek,
kontraktor harus memiliki semua material yang diperlukan yang
telah diuji dan disetuui oleh konsultan.
b). ‘Job Mix Formula’
Kontraktor harus mempersiapkan ‘Job Mix Formula’ dan disetujui
oleh konsultan.
c). Permintaan Tes Percobaan (‘Request for Trial Test’)
Sebelum memulai pelaksanaan suatu bagian dari proyek,
kontraktor harus melaksanakan suatu percobaan pelaksanaan
terhadap bagian dari proyek tersebut. Untuk memulai pengujian
ini, pertama-tama kontraktor harus menyerahkan lembar form
“REQUEST FORM FOR WORK TRIAL’ ke konsultan yang
Bab 2 - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
selanjutnya memeriksa dan membuat perubahan jika diperlukan

atau menolak jika terdapat masalah, seperti material yang tidak
disetujui. Apabila tanggal pelaksanaan pengujian telah
ditetapkan, maka pengujian tersebut bisa dilaksanakan.
d). Tes Percobaan (Trial Test)
Pengujian dilakukan menggunakan material yang lulus uji,
meliputi metode, jumlah, asal dan jenis bahan yang diperiksa
dan disesuaikan hingga memenuhi spesifikasi. Ini semua dicatat
dan dikeluarkan sebagai instruksi lokasi dan akan menjadi bagian
dari persyaratan kontrak yang diperlukan pada semua bagian
dari proyek yang besar.
e). Permintaan (‘Request’) Mulai Kerja
Sebelum biasa memulai suatu bagian dari proyek, kontraktor
harus memiliki formulir “PERMINTAAN MULAI KERJA” yang telah
disetujui. Formulir ini berisi ringkasan metode konstruksi yang
didasarkan pada ‘TRIAL TEST’ dan ini diisi oleh konsultan.
f). Persetujuan Melaksanakan Proyek (‘Approval To
Proceed’)
Adapun prosedur untuk mendapatkan persetujuan melaksanakan
proyek sampai bagian dari proyek berikutnya, adalah sebagai
berikutL Lapisan sebelumnya (bagian dari proyek sebelumnya)
harus 100% disetujui oleh konsultan. Semua tes yang diperlukan
harus dilaksanakan dan harus lulus serta ‘layer’ (bagian dari
proyek) harus sesuai dengan spesifikasi dalam segala hal.
Bab 2 - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Disan
Spesifikasi Teknis
Revisi Disain
Revisi Disain
oleh Kontraktor
Pra Pelaksanaan
Shop Drawing
Inspection Guide
Request of Work
Metode Konstruksi
Pelaksanaan
Konstruksi
Evaluasi Pelaksanaan Pelaksanaan

Konstruksi
Pasca Pelaksanaan
Data Test
Survey Hasil Pelaksanaan
Inspection Sheet
Attachment
Gambar 2.1 Bagan Alir Pengendalian Mutu
Bab 2 - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
SURVAI LOKASI
QUARRY
USULAN MATERIAL
(QUARRY)
PENGUJIAN Tidak
MUTU
LABORATORIUM
Ya
USULAN
JOB MIX FORMULA
Tidak PENGUJIAN
MUTU
LABORATORIUM
Ya
EVALUASI Tidak
DIREKSI
TEKNIK
Ya
STOK FILE
MATERIAL
PRODUKSI :
- AMP
- STONE CRUSHER
- CONCR. BATCHING PLANT
Gambar 2.2 Bagan Alir Quality Control Material
Bab 2 - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengendalian Metode Kerja

Pengendalian ini bermaksud mengkaji apakah kegiatan telah
dilaksanakan sesuai prosedur dan metoda yang telah ditetapkan
dalam spesifikasi dan peraturan yang ada. Yang dilihat bukan saja
pencapaian hasil pekerjaan tetapi juga diteliti apakah cara-cara
pencapaian hasil tersebut telah mengikuti prosedur dan metoda
secara tepat.
Memantau atau mengendalikan metoda kerja, mutu, jadual dan
biaya secara terpisah tidak dapat memberikan penjelasan perihal
kinerja suatu kegiatan pada saat pelaporan, karena walaupun suatu
pekerjaan berlangsung secara cepat, tetapi apabila tidak
menggunakan metoda yang dipersyaratkan belum tentu
mendapatkan mutu hasil pekerjaan sesuai spesifikasi.
Pengendalian Jadual Pelaksanaan

Pengendalian jadual pelaksanaan dilakukan adalah untuk mengkaji
dan memonitor perbandingan antara rencana penyelesaian
pekerjaan dengan hasil pencapaian yang telah dilaksanakan sebagai
bahan pengendalian apabila terjadi penyimpangan dan mencari
penyebab dan solusi pemecahan masalah agar dapat kembali ke
dalam rencana kerja semula. Untuk melakukan pengendalian ini
digunakan tolok ukur adalah jadwal rencana kerja yang telah disusun
berupa bagan balok atau Kurva”S” dengan meneliti uraian kegiatan
dan saling ketergantungan dalam pelaksanaannya hal-hal mana yang
lebih dominan menyebabkan keterlambatan.
e. Pengawasan Biaya.
Aspek terakhir yang masuk dalam aspek pengawasan proyek adalah
aspek biaya. Aspek ini merupakan aspek paling penting dalam
pelaksanaan pekerjaan. Biaya pelaksanaan pekerjaan harus
Bab 2 - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
dikendalikan sedemikian rupa sehingga jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini tidak akan melebihi
dana yang tersedia.
1) Prosedur Pembayaran Termin Untuk Kontraktor

Pembayaran termin/ angsuran didasarkan pada prestasi
pekerjaan dan dilakukan atas dasar berita acara pemeriksaan
prestasi pekerjaan.
Kontraktor dapat menerima pembayaran termin terakhir
apabila :
• Pelaksanaan seluruh pekerjaan telah dilaksanakan dan masa
pemeliharaan telah selesai serta telah ditandatangani berita
acara penyerahan pekerjaan.
• Pihak kontraktor telah menyerahkan surat jaminan
pemeliharaan dari Bank atau Lembaga Keuangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi biasa ditemukan adanya
perubahan perubahan disain untuk penyesuaian dengan kondisi
lapangan yang ada. Penyesuaian ini mengandung konsekuensi
yaitu berkurangnya volume atau bertambahnya volume
pekerjaan akibat adanya penyesuaian tersebut. Dengan adanya
perubahan volume secara otomatis maka biaya penyelesaian
pekerjaan juga akan berubah. Ada 2 kondisi perubahan biaya,
yaitu penambahan biaya dan pengurangan biaya. Bila yang
terjadi pengurangan biaya, hal ini tidak terlalu
mengkhawatirkan, namun bila yang terjadi adalah penambahan
biaya tersebut memang betul-betul dilakukan, maka evaluasi
selanjutnya apakah dana yang tersedia cukup atau tidak.
Bab 2 - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
2) Pekerjaan Kurang
Untuk pengawasan ini dilakukan dengan melaksanakan opname
secara detail sehingga besarnya volume pekerjaan kurang dapat
diketahui secara pasti. Dari pengurangan volume ini dapat
dikonversikan menjadi pengurangan biaya. Pengurangan biaya
ini akan dikembalikan kepada Pengguna Jasa, dengan demikian
maka efisiensi pengurangan dana dapat dicapai dengan baik.
3) Pekerjaan Tambah
Pengawasan pekerjaan tambah dilakukan dengan cara yang
sama dengan pekerjaan kurang. Penambahan biaya akan
diambilkan dari biaya pada pekerjaan kurang. Perbandingan
biaya pekerjaan tambah dan biaya pekerjaan kurang terdiri dari:
✓ Biaya pekerjaan tambah = Biaya pekerjaan kurang
✓ Biaya pekerjaan tambah < Biaya pekerjaan kurang
✓ Biaya pekerjaan tambah > Biaya pekerjaan kurang
Kondisi ideal bila biaya pekerjaan tambah sama dengan jumlah
biaya pekerjaan kurang. Kondisi ini tidak akan menimbulkan
masalah dengan pendanaan proyek yang ada. Bila biaya
pekerjaan tambah lebih kecil dari biaya pekerjaan kurang,
kondisi ini tidak akan menimbulkan masalah dengan pendanaan
kegiatan, justru terdapat penghematan dana sebesar selisih
antara biaya pekerjaan tambah dan biaya pekerjaan kurang.
Selisih ini akan dikembalikan kepada Pengguna Jasa.
Kemungkinan terakhir adalah bila jumlah biaya pekerjaan
tambah lebih besar dari biaya pekerjaan kurang. Kondisi ini akan
menimbulkan masalah karena terdapat selisih dana yang harus
diadakan oleh kegiatan untuk menutup kekurangan biaya akibat
adanya penambahan biaya pekerjaan tersebut.
Bab 2 - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRAK ASLI
Field Engineering
Review & Value
METODE :
- Kuantitas
- Konstruksi
Analisa Sumber Daya
BIAYA
GAMBAR KERJA
Site Instruction /
Rapat Harian
Pelaksana Konstruksi
Evaluasi Pelaksanaan
Lampiran Inspection Sheet
Monthly Certificate
Evaluasi Biaya
Gambar 2.3 Prosedur Pengendalian Biaya
Bab 2 - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRAKTOR KONSULTAN PROYEK DIREKTUR

KPKNUTAMA
CEK KUALITAS DAN

PENGAJUAN PERSETUJUAN
KUANTITAS DI
INSPECTION SHEET INSPCETION SHEET
LAPANGAN
EVALUASI/
PENGAJUAN PEMERIKSAAN CEK KELENGKAPAN
PERMINTAAN MC KUANTITAS & DATA ADMINISTRASI
PENDUKUNG
PERSETUJUAN MC
PEMBAYARAN &
PENGAJUAN
PROSES
PERMINTAAN
ADMINISTRASI
PEMBAYARAN
KEUANGAN
MENERIMA PHOTO
MENERIMA
COPY BUKTI
PEMBAYARAN
PEMBAYARAN
Gambar 2.4 Prosedur Pembayaran Prestasi kerja Bulanan

Kontraktor (Monthly Certificate/MC)
Bab 2 - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
f. Pengawasan Administrasi
Tiga aspek pengawasan yaitu pengawasan mutu, waktu, dan biaya
tidak akan dilakukan dengan baik tanpa adanya dukungan
administrasi proyek yang memadai. Dengan dasar ini maka
pekerjaan ini secara administrasi mutlak diperlukan untuk kelancaran
penyelesaian pekerjaan ini.
1) Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi merupakan hal yang sangat penting untuk
pencapaian maksud dan tujuan dari pelaksanaan pembangunan
tersebut. Konsultan Pengawas berperan penting dalam hal
koordinasi pekerjaan antara Kontraktor dan Pengguna Jasa
dengan mengupayakan hal-hal sebagai berikut :
✓ Mengadakan pertemuan awal antara Kontraktor, Konsultan
Pengawas dan Pengguna Jasa untuk mengadakan klarifikasi
pekerjaan.
✓ Sebagai tindak lanjut dari pertemuan awal diprogramkan
suatu rapat koordinasi rutin untuk membahas pemecahan
permasalahan, tukar menukar informasi dan monitoring
kemajuan pekerjaan.
✓ Usulan antar pelaksana proyek ini apabila dipandang perlu
untuk mengadakan presentasi penanganan masalah-
masalah lapangan yang jarang ditemui atau hal-hal yang
spesifik.
✓ Penyusunan risalah hasil pembahasan pada setiap kali
pertemuan.
Rapat koordinasi pekerjaan secara rutin akan dilakukan setiap
minggu. Pada rapat koordinasi ini pokok bahasannya adalah
evaluasi dan monitoring pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor. Rapat koordinasi pertama selain membahas
klarifikasi pekerjaan Kontraktor juga membahas prosedur yang
Bab 2 - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
harus dilakukan Kontraktor pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Rapat koordinasi mingguan ini dilakukan di lapangan dengan
peserta Konsultan, Kontraktor dan Pimpinan Proyek. Setelah
selesai rapat dibuat berita acara rapat dimana berita acara
tersebut merupakan dokumen administrasi yang harus
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
2) Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik oleh Kontraktor harus
sesuai dengan prosedur yang telah disepakati pada saat rapat
koordinasi pertama kali.
Prosedur yang disepakati diantaranya adalah :
▪ Ijin mulai pekerjaan.
▪ Pengajuan contoh material.
▪ Prosedur penyampaian laporan fisik mingguan.
▪ Prosedur permohonan pembayaran angsuran.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan
ijin memulai pekerjaan, ijin ini disampaikan kepada Konsultan
Pengawas. Ijin memulai pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor
harus dilampiri dengan jadual pelaksanaan pekerjaan, jadual
penanda tanganan material, tenaga kerja dan peralatan serta
dilengkapi pula dengan gambar kerja (shop drawing). Dengan
adanya laporan fisik mingguan, Kontraktor dapat mengetahui
dengan pasti apakah hak angsuran kepada Kontraktor sudah
waktunya untuk dibayarkan. Bila sudah waktunya maka
Kontraktor harus mengajukan permohonan pembayaran
angsuran.
Bab 2 - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
3) Penyerahan Pekerjaan
Penyerahan pekerjaan ini terdiri dari penyerahan pertama dan
pernyerahan kedua. Penyerahan pertama dilakukan setelah
Kontraktor menyelesaikan seluruh pekerjaan fisik, termasuk
pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang. Sedangkan
penyerahan kedua (akhir) dilakukan setelah masa pemeliharaan
pekerjaan Kontraktor sudah habis dan sudah tidak ada pekerjaan
revisi yang diminta oleh Konsultan Pengawas maupun Pengguna
Jasa. Prosedur penyerahan pertama dan kedua. Pemeriksaan
akhir guna serah terima pertama dilakukan bersama-sama
seluruh pihak yang terkait dengan pekerjaan ini. Bila hasil
pekerjaan tidak diterima maka Kontraktor berkewajiban
melaksanakan revisi pekerjaan yang belum diterima tersebut.
Setelah revisi pekerjaan selesai dikerjakan, maka dilakukan
pemeriksaan ulang sampai dengan diterimanya pekerjaan
tersebut. Setelah hasil pemeriksaan dapat diterima maka
diterbitkan berita acara yang memuat telah selesainya dan telah
diterima seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
Selanjutnya Konsultan Pengawas membuat surat pengantar
penyerahan pertama.
Berdasarkan berita acara pemeriksaan akhir pekerjaan dan surat
pengantar dari Konsultan Pengawas maka Pimpinan Proyek
membuat berita acara penyerahan pekerjaan dimaksud. Dengan
dasar berita acara ini maka administrasi pekerjaan kontraktor
dapat diterima. Setelah masa pemeliharaan berakhir Kontraktor
mengajukan permohonan pemeriksaan pekerjaan guna serah
terima akhir pekerjaan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
yang sama dengan serah terima pertama. Dari hasil pemeriksaan
akhir tersebut dibuatlah berita acara penerimaan hasil
pemeriksaan. Berita acara ini sebagai dasar Pimpinan Proyek
Bab 2 - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
untuk melakukan serah terima pekerjaan. Setelah

penandatanganan berita acara serah terima ini maka segala
kerusakan yang terjadi bukan tanggung jawab Kontraktor.
4. Daftar Simak
Dalam rangka melakukan pengendalian mutu, waktu dan biaya,
Konsultan Manajemen Konstruksi membuat suatu daftar simak yang
merangkum seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Daftar simak ini dibuat dengan maksud memudahkan penerapan
pedoman pelaksanaan pemeriksaan kegiatan.
Adapun daftar simak tersebut berisi uraian kegiatan dan dokumentasi
yang dibuat oleh Konsultan MK per tahapan proyek.
Bab 2 - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Project Management Consultant (PMC) Pembangunan Infrastruktur Pascapanen
DAFTAR SIMAK KEGIATAN & DOKUMENTASI KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI ( PMC ) – PT. VIRAMA KARYA
No TAHAP PROYEK URAIAN KEGIATAN DOKUMENTASI
I. TAHAP PERSIAPAN • Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK). • Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK).
• Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) . • Dokumen Rencana Kerja dan Syarat
• Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK). (RKS).
• Menyusun program pelaksanaan proyek ( Master • Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK).
Schedule). • Jadwal Pelaksanaan Proyek (Bar Chart).
• Menyusun dokumen pengadaan Konsultan • Dokumen Lelang Konsultan Perencana/EP.
Perencana. • Dokumen OE Perecanaan.
• Membantu panitia pengadaan menyusun Harga • Risalah Rapat Penjelasan Aanwijzing
Perkiraan Sendiri (HPS) / Owner Estimate (OE) Pekerjaan Perencanaan.
untuk Pekerjaan Perencanaan / EPC. • Dokumen Evaluasi Penawaran Pekerjaan
• Membantu memberikan penjelasan dalam rapat Perencanaan.
penjelasan pekerjaan perecanaan (Aanwijzing). • Draft Perjanjian Pekerjaan Perencanaan.
• Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi • Laporan Pendahuluan.
dokumen penawaran pekerjaan perencanaan. • Dokumen pengurusan ijin.
• Membantu menyiapkan draft perjanjian
pekerjaan EPC (Kontrak).
Bab 2 - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
• Menyusun laporan pendahuluan proyek.

• Membantu pemilik proyek dalam pengurusan
dokumen lingkungan (AMDAL) dan ijin-ijin proyek
(IMB).
II. TAHAP • Mendampingi konsultan perencana dalam survei • Laporan Pengukuran Lahan dan Laporan
PERENCANAAN EPC lapangan dan penyelidikan tanah (soil Penyelidikan Tanah.
investigation) di lokasi proyek. • Dokumen Evaluasi dan Rekomendasi
• Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan Perencanaan.
perencanaan. • Risalah Rapat Koordinasi Perencanaan.
• Memberikan konsultasi perencanaan yang • Laporan Kemajuan Pekerjaan Perencanaan
meliputi design review, value engineering, dan Berita Acara.
material to be use dan constructablity review. • Penyelesaian Pekerjaan Perencanaan.
• Mengadakan rapat koordinasi perencanaan. • Checklist kelengkapan dokumen
• Memeriksa laporan kemajuan pekerjaan perencanaan dan dokumen lelang.
perencanaan dan membuat berita acara dalam • Jadwal pengadaan jasa pelaksanaan
rangka pembayaran termijn pekerjaan konstruksi.
perencanaan. • Dokumen OE Pelaksanaan Konstrusi.
• Memeriksa kelengkapan dokumen perencanaan
Bab 2 - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
dan dokumen pelelangan pekerjaan pelaksanaan • Laporan Tahap Perencanaan Proyek.

konstruksi.
• Membantu panitia pengadaan dalam menyusun
program pelaksanaan pengadaan.
• Membantu panitia pengadaan menyusun Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) / Owner Estimate (OE)
untuk Pekerjaan Konstruksi.
• Menyusun laporan berkala dan laporan akhir
kegiatan tahap perencanaan.
III. TAHAP PENGADAAN • Memeriksa kelengkapan dokumen tender. • Checklist dokumen tender.
JASA KONTRAKTOR • Membantu pimpinan proyek dalam • Jadwal Pelaksanaan Pelelangan.
PELAKSANA ( EPC ) mempersiapkan dan menyusun program. • Dokumen prakualifikasi peserta lelang.
• Membantu panitia lelang melakukan prakualifikasi • Risalah Rapat Penjelasan Pekerjaan
calon peserta lelang (apabila pelelangan Pelaksanaan Konstruksi (Risalah Rapat
dilakukan dengan prakualifikasi). Aanwijzing)
• Membantu panitia lelang dan konsultan • Dokumen Evaluasi Penawaran Pekerjaan
perencana dalam rapat penjelasan lelang Konstruksi.
(Aanwijzing). • Draft Perjanjian Pekerjaan Konstruksi.
• Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi • Laporan Tahap Pelelangan Proyek.
Bab 2 - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
dokumen penawaran pekerjaan konstruksi.

• Membantu menyiapkan draft perjanjian
pekerjaan konstruksi (Kontrak).
• Menyusun laporan tahap pelelangan.
IV. TAHAP 1. TAHAP PERSIAPAN

PELAKSANAAN • Membatu pimpinan proyek dalam • Berita Acara dan Risalah Rapat Kick Off
KONSTRUKSI ( EPC ) menyelenggarakan Kick OFF Meeting. Meeting.
• Membantu pimpinan proyek dan kontraktor • Berita Acara Serah Terima Lahan.
melakukan pemeriksaan lapangan bersama dan • Berita Acara dan Risalah Rapat Pra-kontrak
melakukan serah terima lahan. (Pre-construction Meeting/PCM).
• Membantu pimpinan proyek menyelenggarakan • Berita Acara dan Risalah Rapat MC-0
Rapat Penjelasan Kontrak (Pre-construction • Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan Jadwal
Meeting/PCM). Pelaksanaan Proyek (Schedule).
• Melakukan pemeriksaan bersama awal kontrak • Laporan Mobilisasi Proyek.
(MC-0). • Dokumen AMDAL, Dokumen Perijinan.
• Memeriksa program kerja dan rencana mutu • Jaminan Uang Muka dan Jaminan
kontrak konstruksi. Pelaksanaan.
• Pemeriksaan mobilisasi dan pekerjaan persiapan • Sertifikat pembayaran uang muka
Bab 2 - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
lokasi proyek. • Form. Ijin Pelaksanaan Pekerjaan

• Mendokumentasikan dokumen-dokumen proyek • Form. Inspeksi Lapangan (Checklist
(Dokumen Amdal, Dokumen Perijinan Proyek, Pekerjaan).
Jaminan Uang Muka, Jaminan Pelaksanaan,dll). • Form. Pengajuan dan Pemeriksaan Shop
• Melakukan verifikasi pembayaran uang muka Drawing.
kontraktor • Form Pengajuan dan Pemeriksaan
Material.
• Form. Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan).
• Form. Ketidak-sesuaian pekerjaan.
2. TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI /
SUPERVISI
2.1 Pengendalian Mutu Pekerjaan
• Ijin Pelaksanaan Pekerjaan.
• Inspeksi/pemeriksaan lapangan.
• Pemeriksaan gambar kerja (shop drawing).
• Pemeriksaan material.
• Pemeriksaan pekerjaan
• Pemeriksaan ketidak-sesuaian pekerjaan
Bab 2 - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
• Pengujian produk/pekerjaan terpasang

• Pengujian Produk Bahan / Material (Uji
Laboratorium)
• Pengujian test fungsi / Test Commisioning
2.2 Pengendalian Waktu / Jadwal

• Pengendalian berkala jadwal pelaksanaan
proyek.
• Pengendalian waktu terhadap kemajuan
pekerjaan.
• Pengendalian terhadap keterlambatan waktu.
2.3 Pengendalian Biaya

• Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan / Verifikasi
Progress.
• Verifikasi penagihan terhadap kemajuan
pekerjaan / Progress Claim.
2.4 Monitoring Prestasi Kemajuan
Bab 2 - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Pekerjaan
• Monitoring kemajuan pekerjaan lapangan.
• Monitoring progress mingguan.
2.5 Pengendalian lingkup pekerjaan (scope

of works).
• Menyusun Work Breakdown Structures
(WBS).
• Pengendalian pekerjaan tambah/kurang
(Change Order).
• Pengendalian perubahan lingkup pekerjaan
(Variation/Additional Work) .
• Verifikasi estimasi pekerjaan tambah kurang
dan perubahan lingkup pekerjaan.
• Verifikasi pengajuan penawaran item
pekerjaan baru.
• Verifikasi rekapitulasi pekerjaan
tambah/kurang dan pekerjaan perubahan.
2.6 Pengendalian teknis dan engineering • Berita Acara Pengujian Pekerjaan.
Bab 2 - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
perencanaan • Form. Pengujian Produk Bahan dan

Material.
• Berita Acara Test Commisioning.
2.7 Pengendalian Kesehatan dan • Weekly Updated Schedule.

Keselamatan Kerja (K3) • Analisa jalur kritis proyek.
• Analisa keterlambatan dan program
percepatan.
• Form. Prestasi Kemajuan Pekerjaan /
Progress
2.8 Monitoring Pengendalian Lingkungan. • Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP)

Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
(BAPP)
2.9 Menyelenggaraan Rapat Koordinasi • Sertifikat pembayaran kemajuan
Lapangan. pekerjaan.
• Rapat koordinasi lapangan.
• Rapat koordinasi mingguan.
• Rapat koordinasi bulanan.
Bab 2 - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
• Rapat-rapat khusus / SCM. • Form. Pemetaan Kemajuan Pekerjaan

(Harian) / Daily Progress Mapping.
2.10 Dokumentasi Korespondensi Proyek. • Form. Progress Mingguan
2.11 Dokumentasi Foto Proyek.

• Daftar Lingkup Pekerjaan / Work
Breakdown Structure (WBS).
2.12 Laporan Berkala Proyek. • Surat pengajuan pekerjaan

tambah/kurang; Berita Acara Klarifikasi
dan Evaluasi dan Form. Instruksi
Lapangan / Site Instructions.
2.13 Laporan Akhir Proyek. • Analisa perhitungan pekerjaan
tambah/kurang dan pekerjaan perubahan.
2.14 Dokumentasi Pelaksanaan Proyek. • Dokumen penawaran item pekerjaan baru.
• Berita Acara Negosiasi
• Rekapitulasi pekerjaan tambah/kurang dan
Bab 2 - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
pekerjaan perubahan
• Form. Konfirmasi Teknis dan Engineering
Perencanaan.
• Form. Inspeksi K3
• Berita Acara Kecelakaan Kerja
(Incident/Accident)
• Laporan berkala pengendalian lingkungan
• Risalah Rapat Koordinasi Lapangan.
• Surat Masuk.
• Surat Keluar.
• Memo Lapangan.
• Foto progress lapangan (harian/
mingguan).
• Foto kegiatan lapangan.
• Foto bahan/material/alat proyek.
• Foto peristiwa khusus.
• Laporan Harian.
• Laporan Mingguan.
Bab 2 - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
• Laporan Bulanan.
• Laporan Akhir Tahap Pelaksanaan
Konstruksi.
• Buku Harian Proyek.
• Daftar Korespondasi Proyek.
• Daftar Mob/Demob Peralatan Proyek.
• Daftar Pengajuan dan Persetujuan
Material.
• Daftar Memo Lapangan.
• Daftar Korespondensi Teknis/ Engineering.
• Daftar Pengajuan dan Persetujuan Shop
Drawing.
• Daftar Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan.
• Berita Acara Pengujian / Test.
• Daftar Permohonan Konfirmasi/Informasi
Lapangan.
• Daftar Ijin Pelaksanaan Pekerjaan.
• Daftar Risalah Rapat Koordinasi Lapangan.
Bab 2 - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
• Daftar Tanda Terima Dokumen /

Transmittal.
3. TAHAP AKHIR PELAKSANAAN

PEKERJAAN. • Form. Checklist Fisik Bangunan.
3.1 Inspeksi akhir pekerjaan fisik lapangan • Form. Defect List Fisik Bangunan.
3.2 Penyusunan daftar cacat / defect list. • Berita Acara MC-100 dan RAB Final.
3.3 Pemeriksaan akhir kontrak (MC-100) • Form. Prestasi Kemajuan Pekerjaan.

• Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP)
3.4 Pemeriksaan prestasi kemajuan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
pekerjaan akhir. (BAPP)
• Sertifikat pembayaran akhir.
• Dokumen garansi/warranty produk
terpasang.
3.5 Penyusunan dokumen pendukung serah • Buku pedoman operasional dan perawatan
terima pekerjaan pertama. (manual book).
3.6 Proses serah terima pertama pekerjaan • Daftar checklist/defectlist fisik bangunan.
3.7 Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan • Berita Acara dan Form. Pengujian / Test
Bab 2 - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
Proyek. Commisioning.
• Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).
• Laporan Akhir Pelaksanaan Proyek.
Bab 2 - 42
LAPORAN PENDAHULUAN
FLOW CHART / DIAGRAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Kontraktor Konsultan
Pelaksana/ EPC Pengawas/PMC
Usulan Perbaikan
Pekerjaan
Shop Drawing Perbaikan
Request Perbaikan
Cek Lapangan/
Perbaikan
Bahan/ Peralatan
Mulai Pelaksanaan
Pekerjaan
Bab 2 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
5. METODE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat penting bagi
terlaksananya pembangunan. Tenaga terampil dan tenaga ahli sangat
potensial dalam usaha pencapaian hasil pembangunan yang telah
ditetapkan. Manusia sebagai sumber daya yang mempunyai akal pikiran
dan norma-norma hidup perlu mendapatkan perhatian untuk
peningkatan martabatnya serta penghargaan yang layak atas jasa
tenaganya atau keahliannya sebagai tenaga kerja pembangunan.
Dengan imbalan yang memadai, maka tenaga kerja dapat menjaga
tingkat kesehatannya, sehingga dapat memberikan andil yang besar
pada pembangunan. Stamina yang baik dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Demikian juga perlu adanya usaha bagi perusahaan
untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di tempat-tempat
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugasnya, seperti antara lain sarung
tangan, topi keras, kaca mata untuk pekerjaan las dan sebagainya, di
samping pemberian tambahan makanan bergizi bagi tenaga kerja yang
memerlukannya seta mengatur dan memberikan tempat kerja yang
sehat, termasuk lingkungannya.
Usaha untuk menjaga agar tidak menimbulkan terjadinya penyakit
maupun kecelakaan bagi pekerja di tempat kerjanya, telah dinyatakan
dalam bentuk Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah yang telah
ditetapkan. Adanya ketetapan seperti tersebut di atas perlu didasarkan
untuk dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dalam usaha
tercapainya keselamatan dan kesehatan tenaga kerja ditempat kerjanya.
Demikian pula halnya dengan pelaksana lapangan tingkat I yang
bertugas langsung di lapangan harus menyadari, bahwa pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari beban
tugasnya. Untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik dan cermat
dalam upaya menghindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada
saat para pekerja melaksanakan tugasnya, maka pelaksana lapangan
Bab 2 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
tingkat I perlu mengenai arti dan tujuan keselamatan dan kesehatan

kerja serta penerapannya di lapangan.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka diperlukan
pembekalan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bagi pelaksana lapangan tingkat I.
a. Pengertian dan Kegunaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
perwujudan perlindungan tenaga kerja di satu pihak dan kelancaran
pekerjaan di lain pihak. Perlindungan tenaga kerja merupakan
usaha-usaha penghindaran dari kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja di dalam
pekerjaan konstruksi, antara lain dapat berupa kemungkinan orang
jatuh dari tempat yang tinggi karena terpeleset, kejatuhan benda
atau barang, terkena peralatan kerja dan lain-lainnya. Sedangkan
penyakit akibat kerja terjadi, karena terkena cairan semen,
gangguan pernapasan pada pekerja pemecahan batu dan lain-
lainnya.
Dengan melihat kenyataan, bahwa tenaga kerja yang ada di
Indonesia, khususnya yang bekerja di sektor konstruksi bangunan,
adalah tenaga kerja yang tidak terlatih (‘unskilled’), sehingga
diperlukan usaha pembinaan dalam pencegahan kecelaan dan
penyakit akibat sehingga diperlukan usaha pembinaan dalam
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dengan ini
diharapkan agar sikap kerja para tenaga kerja berubah dan dapat
mengikuti peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku .
b. Peralatan Keselamatan Kerja

Dalam usaha menghindarkan serta memperkecil kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja, maka para pekerja
Bab 2 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
perlu dilengkapi dengan pakaian kerja serta perlengkapan yang

sesuai dengan persyaratan dan peralatan yang berlaku. Peralatan
kerja berfungsi melindungi, agar tidak cedera akibat kerja.
Tergantung pada jenis pekerjaan apa yang dilakukan oleh pekerja,
maka pekerja harus dilindungi dengan menggunakan peralatan kerja
yang sesuai dan memenuhi persyaratan. Misalnya untuk
melaksanakan pekerjaan di tempat yang tinggi perlu sabuk
pengaman, helm dan lain-lain yang diperlukan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain :
• Perlengkapan Pakaian
Gambar 2.5 Perlengkapan Pakaian
Perlu diperhatikan pula saat pekerja menjalankan tugasnya,

apakah sudah dilaksanakan penerapan aturan mengenai pakaian
kerja dan perlengkapannya.
Bab 2 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 2.6 Pekerja di Tempat Kerja
Bab 2 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Metode keselamatan pada masing-masing Pekerjaan, diantaranya :

A. PEKERJAAN BETON
Tanpa disadari tenaga kerja, karena kurang pengetahuannya
mengenai konstruksi beton bertulang, maka kecerobohan pada saat
mengerjakan dapat menimbulkan akibat yang kurang baik bagi
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja yang bersangkutan.
Dalam usaha menghindari akibat-akibat yang kurang baik bagi
tenaga kerja itu, perlu adanya perhatian mengenai hal-hal sebagai
berikut :
• Menggunakan perlengkapan pakaian kerja, seperti sarung
tangan, sepatu pengaman dan topi kras bagi tenaga kerja yang
sedang mengerjakan beton.
• Pada saat memotong besi beton, berhati-hatilah dan gunakan
cara memotong yang benar.
• Selama penarikan besi/kabel beton pratekan, pekerja tidak
boleh berdiri di belakang atau searah dengan bagian yang
sedang ditarik maupun di belakang dongkrak.
• Pekerja tidak boleh memotong besi/kabel beton pratekan
sebelum beton cukup keras.
• Pembukaan papan acuan tidak boleh dilakukan sebelum
terpenuhi persyaratan yang telah ditetapkan serta atas perintah
yang berwenang.
B. PEKERJAAN TIANG PANCANG

• Memeriksa kabel kawat yang digunakan untuk mengikat tiang
pancang sebelum digunakan.
• Mengangkat tiang pancang dilakukan perlahan-lahan, hati-hati
dan dengan cara yang benar.
• Para pekerja dilengkapi dengan perlengkapan pakaian, seperti
sarung tangan, sepatu pengaman dan topi keras.
Bab 2 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
C. PEKERJAAN LAS
Pekerjaan las dapat dilaksanakan di bawah, yaitu sebelum
dilakukan pemasangan (‘install’) atau pada saat pemasangan,
misalnya bangunan konstruksi rangka baja. Sebelum pekerjaan las
dimulai, lokasi di sekitar tempat kerja harus diperiksa dahulu dari
bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti bensin, bahan-bahan
kimia dan sebagainya.
Pekerja las (welder) harus memiliki Sertifikat Keahlian Kerja G3,
sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan las diyakini bahwa pekerja
las ybs. dapat mencapai kualitas yang disyaratkan. Dalam kurun
waktu tertentu secara berkala pekerja las harus dikenakan ‘mocked
up’ untuk menjamin kontinuitas hasil pekerjaan lasnya.
Selanjutnya untuk menjaga agar pekerjaan las dapat berjalan
dengan aman, maka perlu diperhatikan aturan yang harus ditaati
pada saat tenaga kerja melaksanakan pengelasan, antara lain :
• Tenaga kerja memakai perlengkapan kerja, seperti sarung
tangan dan kacamata pelindung yang dipakai pada saat
melaksanakan pengelasan.
• Tenaga kerja jangan memakai pakaian yang penuh bekas
minyak, lemak dan bahan lain yang mudah terbakar.
• Pada saat melaksanakan pengelasan, usahakan agar orang
yang lewat tidak terkena percikan api.
• Pelaksanaan pengelasan tidak diperkenankan dekat dengan
bahan-bahan yang mudah terbakar, misalnya tumpukan kayu
kering, tekstil, kertas, bahan cat dan sebagainya.
• Sebelum mulai pelaksanaan pengelasan, agar dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu mengenai pralatan las, listrik dan
kabelnya untuk menghindari ‘kortsluiting’.
Bab 2 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
• Sebelum menyalakan api, agar selang karetnya. Bila selang

karet bocor, harus diganti dan berhati-hatilah pada saat
menyalakan api.
• Simpanlah tabung gas di tempat yang aman dan terhindar dari
panas api atau sinar matahari.
• Pengelasan di tempat tertutup, harus dilaksanakan dengan
berhati-hati. Hindari gas beracun yang timbul.
PT. Virama Karya (Persero) sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi

nantinya akan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
berdasarkan prinsip koordinasi dan kerjasama dengan pelaksana K3 dari
Kontraktor.
Zero Accident diharapkan dapat dicapai dengan koordinasi yang baik dan
ditunjang dengan kesadaran terhadap pentingnya K3 oleh seluruh pelaku
pelaksanaan Jasa Manajemen Konstruksi Kegiatan.
Berikut ini disampaikan form-form dalam pelaksanaan pengawasan yang

perlu dilakukan untuk di isi sebagai bahan laporan dan evaluasi,
diantaranya :
Bab 2 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
6. SISTEM DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN

A. Pengukuran / Uitzet
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi akan dilakukan kegiatan
pengukuran dan penentuan titik referensi untuk menentukan posisi
dan rencana ketinggian lantai bangunan terhadap lahan existing dan
bangunan existing yang ada, tujuan dari kegiatan tersebut antara
lain :
• Pengukuran ini bertujuan untuk memindahkan titik-titik yang
terdapat pada gambar rencana ke lapangan.
• Pekerjaan ini dimulai dengan menentukan titik acuan
(benchmark), dari benchmark ditentukan titik – titik
tambahan untuk membantu proses pemindahan titik-titik pada
gambar rencana ke lapangan.
• Titik-titik yang diperoleh kemudian dijadikan acuan untuk
pekerjaan galian pondasi. Alat yang digunakan pada pekerjaan
setting out adalah theodolit, waterpass dan alat ukur (rol meter).
• Pekerjaan pengukuran ini dilaksanakan dari awal hingga seluruh
pekerjaan selesai dilaksanakan, serta memerlukan
kecermatan, ketelitian, dan ketepatan, karena
ketidaktepatan dalam Pengukuran akan dapat
mengakibatkan berubahnya rencana dan perhitungan konstruksi.
• Pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar rencana denah,
tampak, potongan dan detail.
• Ketinggian Balok dan Plat Pengukuran ini dilakukan dengan alat
ukur theodolite dan meteran, dengan cara menarik garis vertikal
dari posisi as dan elevasi lantai yang bersangkutan.
• Kerataan Plat Lantai, Pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan alat waterpass dan rambu ukur. Pengukuran
ini dilakukan setelah selesai pembuatan plat lantai, dengan
Bab 2 - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
cara pembacaan rambu sama dengan titik yang dibaca pada

kedua alat.
• Posisi Vertikal Pada Kolom dan Balok, pelaksanaan pada
pengukuran dengan alat, theodolite, meteran, dan unting-unting,
setelah terlebih dahulu as kolom diluruskan dengan bantuan
theodolite dan meteran.
B. Metode Pekerjaan Tanah

1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian :
Dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dengan menggunakan alat
berat untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan galian dan
pengangkutan tanah, komposis dan manuver alat akan
mempengaruhi produtifitas kerja durasi. Sehingga jumlah dump
truk harus sesuai dengan kapasita excavator dan jaraka angkut
sehingga tidak terjadi idle alat.
Tanah hasil penggalian excavator diangkut oleh dump truk yang
digunakan untuk menimbun di lokasi yang memerlukan
timbunan. Setelah semua lahan yang ditimbun terpenuhi, sisa
galian tanah akan dibuang di tempat lain sesuai yang ditunjuk.
Bab 2 - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Pelaksanaan Pekerjaan Urugan Kembali

Material pekerjaan penimbunan atau urugan tanah, tanah
diambil dari hasil galian dari lokasi pekerjaan, jika timbunan tidak
cukup, maka akan di datangkan dari luar (tempat lain)
3. Pemadatan Bawah Pondasi

Pemadatan tanah di bawah pile cap
dilakukan secara manual menggunakan
stamper.
Pemadatan tanah dilakukan per
ketebalan lapisan 50cm, dan disiram
dengan air untuk mendapatkan
kepadatan maksimum.
4. Pembuangan Kelebihan Tanah

Tanah hasil penggalian excavator
diangkut oleh dump truk yang
digunakan untuk menimbun di lokasi
yang memerlukan timbunan. Setelah
semua lahan yang ditimbun terpenuhi,
sisa galian tanah akan dibuang di
tempat lain sesuai yang ditunjuk.
C. Pekerjaan Struktur
1) Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Sumuran :
• Buat galian tanah dengan ukuran sesuai diameter pipa
beton di lokasi yang akan dibangun pondasi dengan
menggunakan cangkul. Untuk mempermudah pekerjaan
Bab 2 - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
penggalian tanah, pakai cangkul yang memiliki pegangan

lebih pendek.
• Setelah galian tanah telah mencapai kedalaman sekitar
80-100 cm, masukkan pipa beton yang pertama ke
dalamnya. Hati-hati saat memindahkan pipa beton ini
dan pastikan tepat masuk ke dalam lubang galian tanah.
• Lanjutkan kembali penggalian tanah di tempat rencana
pembuatan pondasi tersebut. Ingat, lakukan pekerjaan ini
dengan lebih hati-hati mengingat sudah ada pipa beton di
dalamnya. Jangan khawatir, selama Anda meneruskan
penggalian tanah, pipa beton akan turun levelnya sesuai
dengan kedalaman permukaan tanah di dalam lubang galian.
• Pekerjaan penggalian tanah dihentikan setelah mencapai
lapisan tanah yang keras. Biasanya lapisan tanah ini
berada di kedalaman yang berkisar antara 2-3 meter.
• Setelah itu, masukkan pipa beton kedua ke dalam lubang
galian tepat di atas pipa yang pertama. Masukkan lagi pipa
berikutnya hingga ketinggian susunan pipa beton setara
dengan level permukaan tanah. Cek sekali lagi untuk
memastikan pipa-pipa beton tersebut tersusun dengan
benar.
• Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, tambal
celah-celahnya dengan adukan semen dan pasir. Biarkan
tambalan ini selama beberapa saat agar mengering sebelum
Anda benar-benar menutup sumuran.
• Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran
yang terdiri atas semen, pasir, kerikil, dan air. Pastikan
semua bahan-bahan ini tercampur rata sebelum digunakan.
Bab 2 - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
• Masukkan
batu kali
terlebih
dahulu ke
dalam
sumuran
hingga
ketinggianny
a mencapai
50 cm.
Tuangkan adukan beton di atasnya. Atur sedemikian rupa
agar adukan beton ini bisa masuk ke celah-celah tumpukan
batu kali dan mengikatnya.
• Masukkan lagi batu-batu kali ke dalam sumuran tadi sampai
ketinggiannya bertambah 50 cm. Jangan lupa tuangkan lagi
adukan beton di atas gundukan batu kali tersebut. Demikian
langkah-langah seterusnya hingga seluruh volume sumuran
terisi penuh oleh batu kali dan adukan beton.
• Di bagian atas pondasi sumuran ini, lakukan pekerjaan
pembesian untuk membuat kolom bangunan.
Bab 2 - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
2) Pekerjaan Pembesian
Alur Proses Pekerjaan Pembesian
FLOW CHART PEKERJAAN PEMBESIAN
• Pabrikasi Besi
✓ Besi Beton diturunkan dari truk.
✓ Besi ditumpuk diberi ganjal untuk menghindari besi
berkarat
✓ Besi dipotong dan dibengkok sesuai dengan kebutuhan
✓ Tempat pabrikasi di beri atap agar pekerjaan tidak
terganngu oleh cuaca
✓ Besi hasil pabrikasi ditumpuk sesuai dengan jenisnya
✓ Besi tetap dijaga dari kelembaban dengan memberi ganjal
✓ Untuk mempermudah pengaturan, masing- masing jenis
dan kelompok diberi penomoran
Untuk lebih jelas proses pabrikasi besi penyimpananya terlihat
dalam urutan kegiatan seperti gambar berikut ini:
Gambar: Metode Pabrikasi Besi
Bab 2 - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Besi Beton diturunkan ➢ Besi dipotong dan dibengkok sesuai Besi hasil pabrikasi
dari truk& ditumpuk dengan kebutuhan ditumpuk sesuai dengan
➢ Tempat pabrikasi di beri atap agar jenisnya
pekerjaan tidak terganngu oleh
cuaca
Gambar 2.7. Metode Pabrikasi Besi
• Pekerjaan Pembesian
✓ Fabrikasi dari besi tulangan yaitu memotong dan
membengkokkan dapat dilakukan di lokasi workshop
✓ Pada pembesian
kolom dimulai dari
pemasangan
tulangan pokok
lalu dilanjutkan
dengan beugel
Bab 2 - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
kolom, ikatan antara tulangan menggunakan kawat

bendrat dan harus sekuat mungkin sehingga tidak
bergeser atau lepas.
✓ Pada pembesian
balok, besi dirangkai
tepat diatas balok
yang akan
dikerjakan, dimulai
dari tulangan pokok
bagian atas, pemasangan beugel, tulangan pokok
bagian bawah, lalu ikatan antar tulangan
menggunakan kawat bendrat
✓ Karena balok dan slab menyatu maka pembesian slab juga
harus dikerjakan. Yang pertama dari semua
pemasangan tulangan adalah bagian bawah baik
arah melintantang maupun memanjang. Karena selama
pengerjaan atau saat pengecoran, maka ikatan
harus betul-betul diperhatikan
✓ Setelah itu, pemasangan besi perkuatan (cakar ayam) dan
beton decking untuk membentuk selimut beton
Bab 2 - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
3) Pekerjaan Kolom
• Begisting, menggunakan pabrikasi bekisting dari pelaksana
konstruksi.
4) Pekerjaan Balok & Plat Lantai
Bab 2 - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
5) Pekerjaan Beton
FLOW CHART PEKERJAAN BETON
a) Pengecoran dan Pemadatan Beton

• Persiapan Pengecoran
Aturan Umum :
✓ Kualitas beton sesuai dengan spesifikasi dan dapat
diterima
✓ Slump dan workability beton memenuhi spesifikasi
dan mudah dikerjakan Kapasitas dan kontinuitas
penyediaan beton harus ada jaminan kelancarannya
Pelaksanaan pekerjaan memenuhi kondisi dan aturan
pengecoran beton
Material yang digunakan :
✓ Beton ready mix Additive (jika diperlukan)
Alat yang digunakan :
✓ Batching Plant
✓ Concrete Pump + pipa + flexible hose Truck Mixer
✓ Concrete Vibrator Jidar + benang
Bab 2 - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
✓ Roskam + sendok mortar Cangkul + garuk + ember

✓ Gerobak cor + jembatan cor + talang cor
✓ Alat test seperti kubus / silinder dan alat slump
Peralatan bantu :
✓ Compressor (untuk membersihkan lokasi sebelum
pengecoran) Lampu (jika dilakukan malam hari)
✓ Terpal untuk melindungi beton dari cuaca
✓ Water pump dan selang untuk membasahi /
menyiram beton
Pengecekan Kesiapan :
✓ Pengecekan begisting, dimana begisting harus
bersih dari kotoran, potongan kayu dan kawat
bendrat. Untuk pembersihan menggunakan air
compressor dan tongkat yang ujungnya diberi
magnet. Pembersihan ini bertujuan agar beton tidak
berongga dan volume beton tidak berkurang karena
volume kotoran
✓ Pengecekan jumlah dan kerapian tulangan yang
dipasang
✓ Pengecekan angkur pada kolom yang diikat pada
dinding Pengecekan potongan besi untuk kolom
praktis dan plafon Pengecekan kabel electrikal dan
mekanikal
✓ Pengecekan pekerjaan plumbing
Pelaksanaan Pengecoran :
✓ Pengecoran dilakukan secara teratur dan kontinu,
tidak berhenti sebelum batas cor
✓ Tentukan elevasi dan batas cor dengan waterpass
Bab 2 - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
✓ Lakukan slump test, buat sample test dalam bentuk

silinder atau kubus
✓ Pada saat pengecoran, beton harus jatuh vertikal
dan sedekat mungkin ke lokasi cor
✓ Beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi
(max. 1,5 m), bertujuan untuk mencegah
segregasi beton
✓ Pada saat pengecoran dapat ditambahkan
additives untuk mempercepat atau memperlambat
proses pengeringan beton (jika diperlukan),
pemakain additive dapat menyebabkan penuruna air
semen. Pada penambahan additives, pemakaian air
semen harus dikurangi sesuai brosur pada additive
✓ Pada sambungan beton sebelumnya pada beton
yang lama diberi lem beton (bondcrete) sehingga
dapat melekat dengan beton baru
✓ Pemadatan beton menggunakan vibrator,
pemakaian Vibrator tidak boleh berlebihan dan
dilakukan oleh tenaga terlatih
✓ Lindungi beton dari cuaca (hujan atau sinar matahari
yang menyengat) Penggosokan permukaan beton
dengan gosokan beton dan jidar, untuk mencegah
retak rambut pada beton
✓ Perawatan beton dengan disiram setelah beton mulai
mongering
Bab 2 - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemadatan

beton :
✓ Pemadatan yang
benar diperlukan
untuk membuat
beton masif (tidak
keropos)
✓ Penggetaran
diperlukan untuk
menempatkan beton sedemikian rupa sehingga dapat
mengisi seluruh ruangan dan beton betul-betul masif
✓ Pemakaian vibrator harus merata
✓ Vibrator harus cepat dimasukan kedalam beton dan
harus ditarik perlahan-lahan.
b) Pekerjaan Pile Cap

Proses pekerjaan dilaksanakan setelah PDA Test dengan
tahapan :
• Galian pada pile cap
• Pembongkaran pile head
• Timbunan pasir dibawah pile cap
• Lantai kerja dibwh pile cap
• Penulangan untuk pile cap dan angkur kolom
Bab 2 - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
c) Pengecoran pile cap
d) Pekerjaan Sloof
Bab 2 - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
e) Pengecoran Plat Lantai
f) Pekerjaan Struktur Atap
Bab 2 - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
6) Pekerjaan Arsitektur
a) Pekerjaan Bata
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan arsitektur dilasanakan
bila pekerjaan struktur sudah selesai, untuk alur proses
pekerjaan arsitektur adlah sebagai berikut :
Bab 2 - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
b) Pekerjaan Bata Ringan

• Pemasangan hebel haris zigzag dengan overlap yang
diijinkan min 10cm
• Daerah pertemuan antara hebel dan struktur harus
diberikan adukan elastis 1pc:6ps
• Hasil akhir pemasangan hebel yang benar ditandai
dengan tidak adanya lubang sinar yang muncul dari
dinding permukaan pasangan hebel
• Penggunaan beton praktis mengikuti aturan dari pabrik
hebel
• Pemasangan hebel yang baik adalah dengan
menggunakan alat trowel selebar tebal hebel, pm-100
yang menmpel pasa hebel yang direkatkan satu dengan
yang lain harus kondisi beralur-alur agar pada saat
direkatkan, kemudian dipukul dengan palu karet akan
menghasilkan rekatanya benar-benar rapat
c) Kolom Praktis
• Peralatan :
✓ Meteran, Kawat
bendrat,
Gegep/kakatua, Palu &
tang, Bor beton
✓ Helm pengaman, Bar cutter, Bar bender
✓ Gunting besi manual Profil kayu kaso Kunci besi
✓ Sabuk pengaman
• Persiapan :
✓ Bersihkan area dimana akan dilakukan pemasangan
kolom praktis dan sekitarnya.
✓ Rangkailah besi tulangan kolom praktis dengan jarak
yang sesuai dengan shop drawing, ikatlah dengan
Bab 2 - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
sistem ikat satu arah dengan kuat, antara tulangan

utama dan sengkang/beugel dengan
menggunakan kawat bendrat. Jarak setiap
sengkangnya dibuat seragam.
✓ Persiapkan potongan besi d 10 sebanyak 8 buah, 4
buah untuk sisi atas pelat dan 4 buah untuk sisi
bawah pelat.
• Pelaksanaanya :
Bab 2 - 42
LAPORAN PENDAHULUAN
7) Pekerjaan Plesteran
Bab 2 - 43
LAPORAN PENDAHULUAN
8) Pekerjaan Dinding Partisi
Bab 2 - 44
LAPORAN PENDAHULUAN
9) Pekerjaan Pintu dan Kusen
Bab 2 - 45
LAPORAN PENDAHULUAN
10) Pekerjaan Sanitasi
Bab 2 - 46
LAPORAN PENDAHULUAN
11) Pekerjaan Elektrikal
Bab 2 - 47
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 48
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 49
LAPORAN PENDAHULUAN
12) Pekerjaan Plumbing
13) Pekerjaan Air Bersih
Bab 2 - 50
LAPORAN PENDAHULUAN
14) Pekerjaan Air Kotor
Bab 2 - 51
LAPORAN PENDAHULUAN
15) Pekerjaan Air Conditioner
16) Pekerjaan Tata Udara
Bab 2 - 52
LAPORAN PENDAHULUAN
17) Pekerjaan Telepon & Data
18) Pekerjaan Fire Hidran, Sprinkler & Extinguisher
Bab 2 - 53
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 54
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 55
LAPORAN PENDAHULUAN
19) Pekerjaan Fire Alarm
Bab 2 - 56
LAPORAN PENDAHULUAN
20) Pekerjaan Tata Suara/Sound System
Bab 2 - 57
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 58
LAPORAN PENDAHULUAN
21) Pekerjaan Lift
Bab 2 - 59
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 60
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 2 - 61
LAPORAN PENDAHULUAN
3.1. LATAR BELAKANG

Perum BULOG sedang meningkatkan kapasitas organisasi sebagai BUMN,
meliputi sumber daya manusia dan infrastruktur serta cakupan dan volume
bisnis yang memadai. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap perbaikan,
penambahan, dan modernisasi infrastruktur menjadi keharusan yang perlu
segera dilaksanakan melalui investasi infrastruktur pasca panen menjadi
program kerja yang akan dilaksanakan oleh Perum BULOG. Adapun
program dimaksud yaitu melakukan Pembangunan Gudang Kedelai
merupakan beberapa dari rencana investasi perum Bulog. Salah satu
rencana lokasi investasi pembangunan infrastruktur pascapanen yaitu dipilh
di Kabupaten Purwodadi Jawa Tengah. Investasi yang akan dibangun secara
integrasi dalam satu lokasi meliputi pembangunan Gudang Kedelai dalam
satu kawasan.
Untuk melaksanakan program investasi ini secara baik sesuai dengan kaidah-
kaidah perencanaan, implementasi dan regulasi. maka diperlukan jasa
Konsultan Manajemen Proyek atau yang selanjutnya disebut Project
Management Consultant (PMC) dengan ruang lingkup dan tugas
sebagaimana diuraikan pada KAK PMC. Konsultan PMC diharapkan dapat
membantu Perum BULOG dalam implementasi dan mengendalikan kegiatan
yang dimulai dari proses pra-Engineering, Engineering Procurement dan
Bab 3 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Construction (EPC) sampai dengan tahap commisioning test dan

performance test.
3.2. LOKASI PEMBANGUNAN GUDANG KEDELAI.
Rencana lokasi pembangunan Gudang Kedelai berada di Jl. Raya

Purwodadi-Blora km 6 Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten
Grobogan, Provinsi Jawa Tengah kode pos 58191. Diatas tanah Hak milik
Bulog seluas lahan keseluruhan adalah adalah 60114m2. Adapun kapasitas
bangunan infrastruktur Gudang Kedelai (kapasitas 3500 ton). Akses jalan
adalah jalan provinsi berada pada pelintasan utama lalu lintas angkutan
orang dan barang Purwodadi – Blora merupakan jalur utama menuju
Sragen-Solo dan Surabaya ( Jawa Timur ). Jarak rencana lokasi ke-jalan
raya sekitar 10 m dengan titik koordinat berada pada -7.0774160,
110.9702420. Berseberangan sebelah jalan didepan rencana lokasi telah
terbangun pabrik pakan ternak PT Karya Tunas Glorindo / Mulia Profeed
milik swasta. Jaringan listrik di wilayah ini cukup baik/aman, mengingat
industri yang berada disekitarnya juga menggunakan fasilitas yang sama
yaitu mengikuti exiting yang sudah menggunakan jaringan udara tegangan
menengah ( TM ) 20Kv PLN distribusi Jawa Tengah dan DIY.
Lokasi berupa sawah produktif yang dialiri saluran irigasi teknis. Hal ini
memungkan bahwa sumber air untuk kebutuhan operasi pabrik dapat
memanfaatkan pasokan air irigasi/jika tidak, dapat dengan pembuatan
sumur dalam atau embung. Pengolahan sederhana seperti penyaringan dan
pengendapan diperlukan untuk meningkatkan mutu air sehingga memenuhi
syarat untuk air industri dan air domestik. Masyarakat sekitar memanfaatkan
sumur dangkal sebagai sumber air minum. Di depan lokasi berbatasan
dengan jalan raya terdapat saluran irigasi yang berupa sungai kecil yang
dapat berfungsi sebagai saluran drainase.
Bab 3 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Gambar 3.1. Rencana lokasi Gudang Kedelai di Jl. Raya Purwodad i- Blora km
6, Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah
Gambar 3.2. Pabrik pakan ternak PT Karya Tunas Glorindo / Mulia Profeed
tepat didepan lokasi lahan Rencana Gudang Kedelai.
Bab 3 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 3.3 Menunjukkan posisi exiting untuk penyambungan dari PLN untuk
penyediaan daya listrik pengoperasian Gudang Kedelai
Penggunaan lahan saat ini ditanami jagung dan padi. Lahan dikelilingi oleh
saluran irigasi teknis yang tersedia sepanjang tahun. Daerah sekitar adalah
persawahan, pemukiman yang terdekat sekitar 500m, terdapat jaringan listrik,
dan SPBU beradasekitar 500m dari lokasi Gudang kedelai. Luas lahan tersebut
memenuhi syarat untuk membangun Gudang Kedelai serta sarana dan
prasarana penunjangnya akan berdampingan dengan Gudang Kedelai, dengan
minimum luas 15.000 m2 atau luas memadai 20.000 m2 dan luas ideal 30.000m2.
Bab 3 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
4.1. LATAR BELAKANG
Perum BULOG sedang meningkatkan kapasitas organisasi sebagai BUMN,

meliputi sumber daya manusia dan infrastruktur serta cakupan dan volume
bisnis yang memadai. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap perbaikan,
penambahan, dan modernisasi infrastruktur menjadi keharusan yang perlu
segera dilaksanakan melalui investasi infrastruktur pasca panen menjadi
program kerja yang akan dilaksanakan oleh Perum BULOG. Adapun
program dimaksud yaitu melakukan Pembangunan Gudang Kedelai
merupakan beberapa dari rencana investasi perum Bulog. Salah satu
rencana lokasi investasi pembangunan infrastruktur pascapanen yaitu dipilh
di Kabupaten Purwodadi Jawa Tengah. Investasi yang akan dibangun secara
integrasi dalam satu lokasi meliputi pembangunan Gudang Kedelai dalam
satu kawasan.
Untuk melaksanakan program investasi ini secara baik sesuai dengan kaidah-
kaidah perencanaan, implementasi dan regulasi. maka diperlukan jasa
Konsultan Manajemen Proyek atau yang selanjutnya disebut Project
Management Consultant (PMC) dengan ruang lingkup dan tugas
sebagaimana diuraikan pada KAK PMC. Konsultan PMC diharapkan dapat
membantu Perum BULOG dalam implementasi dan mengendalikan kegiatan
Bab 4 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
yang dimulai dari proses pra-Engineering, Engineering Procurement dan

Construction (EPC) sampai dengan tahap commisioning test dan
performance test.
4.2. PEKERJAAN PENGUMPULAN DATA
Sehubungan dengan rencana Bulog melakukan investai Pembangunan

Infrastruktur Pascapanen berupa Pembangunan Gudang Kedelai yang
berlokasi di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Dalam proses realisasi
investasi Bulog dibantu Konsultan PMC ( Project Management Consultant )
yang akan melakukan pendampingan proses pemilihan Kontraktor Pelaksana
EPC (Engineering Procurement Construction ). Untuk menyiapkan Dokumen
Tender EPC diperlukan data yang akan digunakan sebagai dasar dalam
penyiapan dokumen terkait aspek teknis, antara lain data Penyelidikan
Tanah (Soil Test),, Topografi dan Aspek-aspek Teknis lainnya
a. Penyelidikan Tanah ( soil test ) :

Berdasarkan KAK PMC melakukan pekerjaan penyelidikan tanah ( soil
test) dilokasi rencana pembangunan Gudang Kedelai di Kabupaten
Grobogan diatas tanah milik Bulog seluas 61.114 m2 ( Sertifikat HM
Perum Bulog Divre Jateng, lahan terpakai rencana 34.806 m2 sisanya
pengembangan 25.308 m2 ). Pekerjaan penyelidikan tanah me l i puti
tahapan pekerjaan yaitu pengujian/penyelidikan di Lapangan (Field
investigation),, pengujian Soil properties Laboratorium dan pembuatan
laporan ( Laporan disampaikan terpisah dalam buku Laporan Penyelidikan
Tanah terlampir )
Pekerjaan penyelidikan lapangan terdiri dari pengujian
penetrasi/ sondir ( sounding test) dilakukan 9 titik sonder, pengujian bor
Bab 4 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
rnesin ( boring ) d i l a k u k a n 3 t i t i k bor dengan kedalaman

sesuai dengan kebutuhan untuk perencanaan.
Pengujian bor dimaksudkan untuk pengambilan contoh tanah yang tidak
terganggu (undisturbed sample) dan contoh tanah terganggu
(disturbed sample) sebagai bahan pengujian di laboratorium.
Pekerjaan pengujian laboratorium yang diadakan berupa pengujian
index properties dan engineering properties sebagai terdiri dari :
1) Index Properties Soil
- Kadar air tanah (Moisture Content Test),
- Berat Janis Tanah (Specifik Gravity Test),
- Analisa Saringan (Sieve Analysis Test,
- Batas Konsistensi Atterberg (Atterberg Umit Test).
2) Engineering Properties
- Berat Saluan lsi (Unit Weight Test)
- engujian Tekan Bebas (Unconfined CompressionTest)
- Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
- Pengujian Triaxial (Triaxial Test) Pengujian Konsolidasi

(Consolidation Test)
Pekerjaan pembuatan dan penyusunan laporan hasil penyelidikan

tanah dianalisa dan dilakukan perhitungan daya dukung pondasi,
selanjutnya diambil kesimpulan dan saran yang disajikan dalam
bentuk laporan ( terlampir Buku Laporan Penyelidikan Tanah )
Bab 4 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 4.1. Titik lokasi Sondir dan Bor pada Block Plan Gudang Kedelai Grobogan
4.3. Pekerjaan pengukuran Topografi
Konsultan PMC melakukan pekerjaan pengukuran Topografi pada lahan

rencana lokasi pembangunan Gudang Kedelai seluas 60.114 m2 .
Pengukuran Topografi dimaksudkan untuk mendapatkan data topografi
terperinci dan hasil pengukurannya akan dipakai untuk membuat Desain
Infrastruktur dan memperoleh informasi detail mengenai kondisi topografi
lahan yang akan dibangun Gudang Kedelai di Grobogan.
Bab 4 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :

a) Membuat gambar peta situasi dan batas lahan yang dimiliki Bulog yang
akan dibuat infrastruktur
b) Membuat gambar profil melintang dan profil memanjang
Hasil pengukuran Topografi dilakukan perhitungan data pengukuran untuk
penggambaran situasi luas lahan dan potongan profil memanjang dan
melintang selengkapnya disampaikan dalam buku Laporan Topografi
terlampir.
Gambar 4.2. Luasan lahan rencana lokasi pembangunan MPRP, CDC dan Gudang
Kedelai di Kabupaten Grobogan
Bab 4 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 4.3. Situasi lahan dilakukan grid untuk dilakukan pengukuran topografi
Bab 4 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 4.4. Contoh potongan memanjang dan melintang lahan
Gambar 4.5. Contoh potongan melintang menunjukan perbedaan elevasi antara

permukaan lhan/sawah dan permukaan jalan raya
Gambar 4.6. Foto Drone situasi rencana lahan pembangunan Gudang Kedelai di
Kabupaten Grobogan
Bab 4 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 4.7. Pabrik Pakan Ternak didepan calon lokasi proyek
Gambar 4.8. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran Topografi dan peninjauan lapangan oleh
Bulog Pusat
Bab 4 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
5.1. PENDAHULUAN
Program Kerja Konsultan PMC disusun dengan mengacu pada Ruang Lingkup
Pekerjaan “Project Management Consul Tant (PMC) Pembangunan
Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling Plant (MRMP),Corn Drying
Center (CDC) Dan Gudang Kedelai kabupaten Grobogan”, dalam rangka
pelaksanaan investasi pembangunan Infrastruktur Pascapanen sesuai KAK
dan/atau Kontrak.
5.2. RENCANA KERJA KONSULTAN

Tugas Project Management Consultan ( PMC ) Pembangunan Infrastruktur
Pasca Panen Gudang Kedelai Kabupaten Grobogan secara garis besar
meliputi :
1) Konsultan PMC harus segera menyusun program kerja atau garis besar
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana proyek
(Kontraktor EPC) yang meliputi :
a. Monitoring dan evaJuasi jadwal pelaksanaan proyek,
b. Memberikan pedoman mengenai batas-batas waktu bagi mulainya
dan berakhimya pekerjaan.
c. Memberikan pedoman untuk menilai kemajuan pekerjaan dan untuk
memberikan prioritas dalam pengawasan dan pengendalian.
d. Masukan yang penting untuk pengendalian proyek.
Bab 5 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
2) Monitoring kemajuan penyerapan keuangan proyek dan memberikan

rekomendasi bila kemajuan fisik dan keuangan mengalami deviasi yang
signifikan :
a. Untuk menghindari terjadinya suatu deviasi yang signifikan
dalam pelaksanaan pekerjaan perlu diadakan meeting mingguan
dan bulanan untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan.
b. Pelaksana EPC harus secara konsekuen melaksanakan segala
sesuatu yang telah direncanakan, seperti financial, material
dan peralatan.
c. Apabila terjadi deviasi yang signifikan perlu diadakan Show Cause
Meeting (SCM) ataupun crash program, untuk membahas
kemampuan pelaksana pekerjaan serta membuat perencanaan
dalam waktu tertentu guna mengejar keterlambatan
3) Menyiapkan metoda evaluasi rencana kerja dan jadwal pelaksanaan
kegiatan serta evaluasi aplikasi standar. Untuk menyiapkan metode
evaluasi dari rencana kerja, Konsultan harus membuat pengendalian
waktu pelaksanaan dengan metode:
a. Bagan Balok (Bar Chart)
Bagan balok (bar chart atau gantt chart) disusun untuk
mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan dalam merencanakan
kegiatan pekerjaan, terdiri alas waktu mulai, waktu selesai dan
waktu pelaporan. Bagan balok agar dapat memberikan informasi
baik rencana maupun actual mengenai : cash flow, pemakaian total
tenaga kerja, pemakaian tenaga kerja berdasarkan jenis keahlian,
dan sebagainya lnformasi tersebut dipakai sebagai dasar untuk
pembuatan S-Curve dalam pengendalian proyek.
b. Network Planning
Network planning disusun untuk memberikan informasi mengenai
kapan suatu kegiatan dapat dimulai paling cepat dan paling lambat,
Bab 5 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
lintasan-lintasan berikut kegiatan-kegiatan kritisnya, dan waktu

penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Network planning diterapkan agar dapat menepati jadwal waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan dengan jelas
mengidentifikasikan kegialan-kegiatan yang bersifat kritis bagi
manajemen proyek.
4) Monitoring penerapan evaluasi rencana kerja dan prosedur operasi
standar sebelum pekerjaan Konstruksi dimulai, PMC mereviu dan
mengevaluasi rencana kerja pelaksana EPC yang memperlihatkan
usulan metode dan prosedur pelaksanaan pekerjaan EPC.
Pertimbangan PMC alas rencana kerja pelaksana EPC agar
memperhatikan beberapa pokok persoalan berikut :
a. Metode pelaksanaan, penggunaan material untuk mendapatkan
mutu kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat
kontrak.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode critical
pest dengan pertimbangan semua kegiatan pekerjaan yang saling
berkaitan. Mobilisasi peralatan serta personil yang memadai dalam
pelaxsanaan pekerjaan fungsi rencana kerja.
5) Memberikan laporan dan mengidentifikasi apabila terjadi permasalahan
pelaksanaan Konstruksi.
Selama pelaksanaan tugas PMC agar selalu memonitor segala kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya, mengidentifikasi segala sesuatu
yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan terutama permasalahan
dilapangan.
Konsultan agar membuat sesuatu catatan-catatan permasalahan yang
ada sebagai data, yang dibuatkan laporan sebagai data masukan dalam
penyusunan program untuk meminimalis permasalahan pelaksanaan
untuk proyek yang akan datang.
Bab 5 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
6) Melakukan koordinasi dengan lnstansi terkait termasuk dengan masing

masing Pemda serta Kantor Wilayah/Cabang Perum BULOG dalam
kegiatan proyek yang sedang berjalan.
7) Mengumpulkan masukan-masukan dan infonnasi yang diperlukan dan
masing-masing Pemda dalam rangka evaluasi pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tugasnya konsultan PMC juga akan selalu
berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendapat informasi yang
jelas tentang pekerjaan yang sedang berjalan, juga kondisi Jalan dan
Jembatan serta data-data sekunder yang diperlukan sebagai bahan
masukan dalam evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
8) Menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan
Sebagai salah satu tugas konsultan PMC adalah membuat laporan yang
jelas tentang evaluasi pelaksanaan pekerjaan yang nantinya
diharapkan dapat menjadi acuan dalam Manajemen Proyek.
9) Monitoring dan mengevaluasi kapasitas peralatan utama yang
digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan MRMP, CDC dan Gudang
Kedelai faktor peralatan sangat dominan sehingga perlu dimonitor dan
dievaluasi setiap saat. Konsultan PMC dalam tugasnya akan
melaksanakan hal tersebut agar nantinya didapat suatu sistem
manajemen peralatan yang berguna.
10) Memeriksa dan mengevaluasi kelayakan peralatan utama dan
peralatan laboratorium yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Peralatan pelaksanaan maupun peralatan laboratorium perlu
diperiksa kelayakannya, karena untuk mendapatkan hasil kerja yang
baik harus ditunjang dengan peralatan yang memadai.
11) Monitoring dan mengevaluasi secara berkala performa pekerjaan
dilapangan dan hasil Quality Control yang dilakukan oleh para pihak
terkait dalarn kegiatan di lapangan
Bab 5 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
Konsultan PMC melaksanakan monitoring dan mengevaluasi

performa pekerjaan dilapangan dan hasil Quality Control yang telah
dilakukan, untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan dari
pengendalian mutu suatu pekerjaan telah dilaksanakan oleh pihak
terkait, yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pengawasan
pekerjaan selanjutnya.
Berdasarkan tahapan pekerjaan, secara garis besar lingkup Pekerjaan

MK dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tahap Tahap Persiapan EPC
2. Tahap Pelaksanaan EPC
3. Tahap Commissioning Test
4. Tahap Pemeliharaan.
.
5.3. SISTIM MANAJEMEN PROYEK
Pekerjaan “Project Management Consul Tant (PMC) Pembangunan
Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelai kabupaten Grobogan” ,
akan dilaksanakan merupakan pekerjaan besar dengan berbagai pekerjaan di
dalamnya yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor EPC . Hubungan
interkoneksi antara satu pihak / pekerjaan dengan yang lainnya yang sangat
kompleks dimana target waktu penyelesaian suatu pekerjaan dapat
mempengaruhi sebagian atau seluruh target yang telah ditetapkan menjadi
dasar pemikiran pentingnya menetapkan suatu Sistem Manajemen Proyek
yang komprehensif.
Sistem Manajemen Proyek harus dibentuk sebagai sarana pencapaian target

pelaksanaan pekerjaan yaitu mendapatkan suatu produk yang memenuhi
kualitas, tepat waktu, dan tepat biaya (ekonomis). Untuk itu sistem
Bab 5 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
manajemen proyek yang telah ditetapkan harus diterapkan secara tegas dan
konsekwen.
Untuk menjaga agar progress kerja tetap dalam schedule dalam keadaan
mutu terkendali, selamat dan ekonomis, dan untuk mengatur progress dan
schedule pekerjaan yang terkait, suatu manajemen proyek yang baik harus
dipilih dengan memperhatikan program kerja, monitoring progress /
pekerjaan, melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh pihak, kontrol
pekerjaan dan memberikan rekomendasi teknis yang cepat dan tepat
terhadap permasalahan lapangan yang timbul.
Manajemen proyek selama proses pekerjaan merupakan fungsi daripada

monitoring, perencanaan dan kontrol dari Proyek, sehingga proyek dapat
selesai dengan kualitas yang memadai, tepat waktu dan tepat biaya.
Sistem Manajemen Proyek yang akan diterapkan adalah yang berbasis

komputer (Computer Based Project Management System) untuk memenuhi
berbagai keperluan sebagaimana diuraikan diatas. dan akan terdiri antara
lain : Data base korespondensi, Database Gambar-Gambar, Sistem
Monitoring Kemajuan Pekerjaan, dan Sistem Kontrol Biaya, dan lain-lain.
1. Database korespondensi
System ini akan dioperasikan dengan software yang umum dipakai,
dengan fungsi utama:
• memonitor tanggapan dari waktu ke waktu yang memerlukan
tanggapan dari Engineer,
• untuk mengurut korespondensi berdasarkan kategori, nomor surat,
judul, atau sumbernya,
• mempersiapkan list korespondensi yang dilampirkan pada progress
kerja,
Bab 5 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
2. Database Gambar-Gambar
Sistem ini, akan dioperasikan dengan software yang umum, dengan
fungsi utama antara lain :
• Untuk mengidentifikasikan Gambar-Gambar (construction drawing)
Untuk membuat urutan sesuai dengan kategori, tanggal dan judul
3. Sistem Monitoring Kemajuan Pekerjaan

Sistem ini, bisa mempergunakan program yang umum dipakai mulai dari
Excel, Microsoft Project, Timeline, Primavera atau program lain yang
sejenis, dengan tujuan:
Konsultan akan merencanakan, mempersiapkan dan menerapkan Sistem

Manajemen Proyek sejak tahap awal pekerjaan. Untuk dapat
menerapkan sistem manajemen proyek ini, harus dibentuk struktur
organisasi dan diadakan rapat-rapat koordinasi gabungan seperti akan
dijelaskan dalam subbab dibawah ini.
RAPAT-RAPAT KOORDINASI
Untuk memfasilitasi manajemen proyek, rapat-rapat koordinasi akan
dilaksanakan antara Konsultan PMC, Pemberi kerja / Bulog, Pelaksanan EPC
dan berbagai pihak/instansi lain yang terkait dan sesuai keperluan, dengan
berbagai tujuan rapat.
1. Rapat Kemajuan Pekerjaan
Rapat Kemajuan Pekerjaan diselenggarakan mingguan, 2-mingguan
atau bulanan sesuai yang tercantum dalam Dokumen Kontrak atau
sesuai dengan kesepakatan antara Pemberi Kerja, Konsultan utuk
membahas semua item pekerjaan, dan akan membahas semua
permasalahan yang mungkin timbul selama proses pekerjan.
Bab 5 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
2. Rapat internal Pemberi Kerja/Bulog – Konsultan PMC – Kontraktor EPC

Rapat ini diwacanakan untuk membahas hal-hal yang bersifat internal
antara pihak Pemberi Kerja – Konsultan - Kontraktor terutama untuk
membahas laporan dan mendiskusikan masalah dan solusinya . Rapat
ini dapat diselenggarakan secara rutin atau diadakan sesuai kebutuhan
dan perkembangan pekerjaan.
3. Rapat internal Konsultan PMC
Rapat internal konsultan direncanakan akan diselenggarakan setiap
minggu untuk membahas kemajuan pekerjaan, permasalahan eksternal
maupun internal yang dihadapi konsultan PMC, dan lebih memastikan
tetap terjaganya koordinasi antar tenaga ahli konsultan PMC sendiri.
Bab 5 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
6.1. PENDAHULUAN
Konsultan PMC telah menyiapkan personil yang qualified untuk menangani
pekerjaan ini, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Komposisi Tim ditetapkan berdasarkan kebutuhan tenaga yang diperlukan
dalam melakukan kegiatan “Project Management Consul Tant (PMC)
Pembangunan Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling Plant
(MRMP),Corn Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelaikabupaten
Grobogan” di mana penugasan per orangnya mengacu pada rangkaian
kegaiatan pelaksanaan yang telah dijadualkan.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada Tabel berikut mengenai Komposisi
Tim dan Penugasan, serta uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
dan Personil Pendukung
Bab 6 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 6 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
Bab 6 - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
6.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

A. TENAGA AHLI
1) Team Leader
Penanggungjawab kegiatan atau Team Leader sebanyak 1 (satu)
orang dengan total 18,5 man-month adalah seorang tenaga ahli
Teknik Sipil (S1) dengan sertifikasi minimal Ahli Madya Manajemen
Konstruksi (MK) atau Ahli Madya Manajemen Proyek, dengan
pengalaman sekurang-kurangnya 7 tahun di bidang pembangunan
proyek sejenis, serta berpengalaman sebagai ketua tim minimal 3 kali.
Harus dapat menunjukkan kemampuan manajemen proyek dan
kepemimpinan untuk mengkoordinasi para konsullan secara
internal dan hubungan eksternal dengan pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan proyek, terutama dengan kontraktor EPC.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader :

• Mengkoordinasi para tenaga ahli dalam rangka penyiapan
pengadaan kontraktor EPC dan supervisi selama pelaksanaan
kegiatan EPC.
• Selama pelaksanaan kegiatan Team Leader harus terus berada di
lapangan atau di kantor konsultan;
• Mereviu rencana kerja dan kegiatan para tenaga ahli;
• Menganalisis dan menginterpreslasikan semua data dan
informasi serta tanggung jawab dalam menentukan hasil
evaluasi yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan bersama
tenaga ahli lainnya;
• Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada pengguna
jasa selama pelaksanaan pekerjaan dan melaporkan progres
fisik dan keuangan kegiatan, permasalahan yang timbul selama
Bab 6 - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
pelaksanaan kegiatan serta rencana pelaksanaan kegiatan di

masa mendatang;
• Menyampaikan laporan kepada pengguna jasa dan
bertanggung jawab apabila terjadi ketertambatan.
• Memeriksa dengan teliti pengajuan invoice oleh
kontraktor sebelum disampaikan kepada pengguna jasa untuk
diverifikasi dan diproses lebih lanjut.
2) Tenaga Ahli Teknik Sipil

Sebanyak 1 (satu) orang ahli teknik sipil S1 Teknik Sipil dengan total
6,5 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun pada
pekerjaan dalam desain dan supervisi pekerjaan konstruksi bangunan
gedung pada umumnya dan/atau Gudang Kedelai pada khususnya.
Minimal harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli madya teknik
bangunan gedung yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga
sertifikasi lainnya yang diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.
Tugas dan tanggung jawab :

• Menyiapkan kriteria design dan pokok-pokok spesifikasi teknik
untuk bidang pekerjaan sipil yang akan digunakan oleh
kontraktor EPC nantinya dalam melakukan detailed engineering
design, serta rancangan gambar teknik (engineering design
drawing) untuk kelengkapan dokumen lelang
• Menyusun bill of quantity untuk komponen-komponen pekerjaan
sipil dan bersama-sama Quantity Surveyor membuaUmenyusun
Engineer'sEstimate (EE).
• Menentukan dalam melakukan review desain dari tahapan
proyek sebelumnya (studi kelayakan) yang berhubungan dengan
pekerjaan sipil.
Bab 6 - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
• Melakukan monitoring dan pengendalian untuk aspek manajemen

proyek pada tahap EPC, khususnya meliputi aspek-aspek
pengendalian mutu, waktu, dan biaya. Serta memverifikasi
laporan progress kontraktor EPC dan klaim yang diajukan untuk
proses invoice
3) Tenaga Ahli K3 Konstruksi

Sebanyak 1 (satu) orang ahli teknik sipil $1 Teknik Sipil dengan total 2
man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun pada
pekerjaan dalam desain dan supervisi pekerjaan konstruksi bangunan
gedung pada umumnya dan atau Gudang Kedelai pada khususnya.
Harus memiliki minimal Sertifikat Keahlian (SKA) ahli madya teknik
bangunan gedung yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga
sertifikasi lainnya yang diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.
Tugas dan tanggung jawab:

untuk bidang pekerjaan sipil yang akan digunakan oleh
kontraktor EPC nantinya dalam melakukan detailed engineering
design, serta rancangan gambar teknik (engineering design
drawing) untuk kelengkapan dokumen lelang
• Menyusun bill of quantity untuk komponen-komponen pekerjaan
sipil dan bersama-sama Quantity Surveyor membuaUmenyusun
Engineer's Estimate (EE).
• Menentukan dalam melakukan review desain dari tahapan proyek
sebelumnya (studi kelayakan) yang berhubungan dengan
pekerjaan sipil.
• Melakukan monitoring dan pengendalian untuk aspek
manajemen proyek pada tahap EPC, khususnya meliputi
Bab 6 - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
aspek-aspek pengendalian mutu, waktu, dan biaya. Serta

memverifikasi laporan progress kontraktor EPC dan klaim yang
diajukan untuk proses invoice.
• Menyusun spesifikasi/persyaratan untuk dokumen rencana K3LL
sebagai bagian dari metode pelaksanaan konstruksi
• Mengawasi dan mengendalikan penerapanstandar K3LL pada
pelaksanaan konstruksi.
• Mengukur kinerja K3LL sebagai bagian dari progres
kemajuan dari pekerjaan konstruksi.
• Melakukan pelaporan kecelakaan kerja selama pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan standar pelaporan.
• Melakukan pengecekan laik fungsi untuk aspek K3LL pada
proses penyerahan akhir pekerjaan konstruksi
4) Tenaga Ahli Mekanikal

Sebanyak 2 orang ahli mekanikal 81 Teknik Mesin dengan total 10,5
man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun pada
pekerjaan desain dan supervisi proyek mekanikal pada umumnya dan/
Gudang Kedelai pada khususnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli Madya Teknik
Mekanikal yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga sertifikasi
lainnya yang diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.

• Menentukan ukuran dan kapasitas dari masing-masing
komponen atau peralatan fasilitas Gudang Kedelai.
yang akan digunakan oleh kontraktor EPC nantinya dalam
melakukan detailed engineering design, serta rancangan gambar
Bab 6 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
teknik (engineering design drawing) untuk kelengkapan dokumen

lelang
• Menyusun bill of quantity untuk komponen-komponen
mekanikal dan bersama-sama quantity surveyor membuat
menyusun Engineer's Estimate (EE).
• Menentukan dalam melakukan reviu desain dari tahapan proyek
yang berhubungan dengan pekerjaan mesin dan elektrikal.
• Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan penyedia jasa
(vendor) yang secara potensial mampu memasok komponen-
komponen yang dibutuhkan.
pengendalian mutu, waktu, dan biaya serta memverifikasi laporan
progress kontraktor EPC dan klaim yang diajukan untuk proses
invoice.
5) Tenaga Ahli Arsitek

Sebanyak 1 (satu) orang arsitek 81 Arsitektur dengan total 4.5 man-
month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun dalam desain dan
supervisi pekerjaan arsitektur bangunan gedung pada umumnya
dan/atau Gudang Kedelai pada khusus.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli Madya Arsitek
yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga profesi lainnya yang
diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.

untuk bidang pekerjaan arsitektur yang akan digunakan oleh
kontraktor EPC dalam melakukan detailedengineering design,
Bab 6 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
serta membuat rancangan gambar leknik (engineering basic

design drawing) untuk kelengkapan dokumen lelang
• Menyusun bill of quantity untuk komponen-komponen pendukung
dan/atau kelengkapan yang belum tercakup dalam aspek
pekerjaan arsitektur. Bersama - sama quantity surveyor membuat
menyusun Engineer's Estimate (EE).
• Menentukan dalam melakukan review desain dari tahapan
proyek sebelumnya (studi kelayakan) yang berhubungan dengan
pekerjaan arsitektur.
pengendalian mutu (kesesuaian atau pemenuhan terhadap
spesifiksi leknik), waklu, dan biaya serta memverifikasi laporan
progress kontraktor EPC dan klaim yang diajukan untuk proses
invoice
6) Tenaga Ahli Elektrikal

Sebanyak 1 (satu) orang ahli eleklrikal S1 Teknik Elektra dengan total
4,5 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun
dalam desain dan supervisi pekerjaan elektrikal pada umumnya
dan/atau Gudang Kedelai pada khususnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) minimal Ahli Madya Tenaga
Listrik yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga profesi lainnya yang
diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.

• Menyiapkan kriteria design dan pokok-pokok spesifikasi teknik,
khususnya terkait dengan aspek-aspek kelistrikan - diantaranya
meliputi sumber daya, instalasi, peralatan, yang akan
Bab 6 - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
digunakan oleh kontraktor EPC dalam melakukan

detailedengineering design, serta membuat rancangan gambar
teknik (engineering designdrawing) untuk kelengkapan dokumen
lelang
• Menyusun bill of quantity untuk komponen-komponen
elektrikal dan bersama-sama quantity surveyor membuat
menyusun Enginee Estimate (EE).
• Menentukan datarn melakukan reviu desain dari
tahapan proyek sebelumnya (studi kelayakan) yang
berhubungan dengan mesin dan elektrikal
• Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan standarisasi
persyaratan dan spesifikasi bahan-bahan kelistrikal dan instalasi
yang berlaku, serta menguaraikannya secara jelas dan lengkap
dalam spesifikasi teknik di dokumen lelang.
manajemen proyek pada tahap EPC, khususnya meliputi aspek-
aspek pengendalian mutu, waktu, dan biaya. Serta
diajukan untuk proses invoice
7) Tenaga Ahli Quantity Surveyor

Sebanyak 2 orang ahli quantity surveyorS1 Teknik Sipil dengan total
5,5 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun pada
pekerjaan quantity surveyor bangunan gedung atau pabrik pada
umumnya dan Gudang Kedelai pada khususnya
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA} minimal Ahli Madya
Manajemen Konstruksi yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga
profesi lainnya yang diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.
Bab 6 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai

• Menentukan metode estimasi yang digunakan untuk
memperkirakan biaya proyek kontraktor EPC
• Bersama dengan tenaga ahli lainnya (sipil-K3LL, mekanikal,
elektrikal, dan yang lain} menyusun Engineer'sEstimate(EE}.
• Membantu ownwerlpemberi kerja dalam proses evaluasi harga
penawaran dan evaluasi peserta lelang pada proses pengadaan
kontraktor EPC.
• Menyusun rencana cash-flow dan kurva-S, termasuk jadwal
pembayaran invoice pekerjaan EPC.
manajemen proyek pada tahap EPC, khususnya meliputi
aspek-aspek pengendalian mutu, waktu, dan biaya. Serta
diajukan untuk proses invoice.
8) Tenaga Ahli Lingkungan

Sebanyak 1 (satu) orang ahli lingkungan S1 Teknik Lingkungan
dengan total 2 man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5
tahun dalam desain dan supervise pekerjaan lingkungan pabrik pada
umumnya dan/atau Gudang Kedelai pada khususnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA} minimal Ahli Madya
Teknik Lingkungan yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga profesi
lainnya yang diakui dengan klasifikasi bidang yang sesuai.

• Merencanakan kebutuhan prasarana lingkungan
• Mengevaluasi rencana umum pembangunan prasarana lingkungan
Bab 6 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
• Menyusun teknis konstruksi prasarana lingkungan

• Mengidentifikasi komponen komponen lingkungan yang
diprakirakan terkena dampak besar dan panting akibat rencana
kegiatan pembangunan Gudang Kedelai.
• Memprakirakan dan mengevaluasi dampak sebagai akibat adanya
rencana kegiatan pembangunan Gudang Kedelai.
• Merumuskan saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup di tapak rencana kegiatan dan sekitamya.
9) Tenaga Ahli Hukum

Sebanyak 1 (satu) orang ahli hukum S1 Hukum dengan total 2
man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun dalam
kegiatan proyek.

• Mempelajari, memahami dan memberikan saran serta pendapat
mengenai perundang-undangan dan aturan pemerintah yang
berlaku tentang pengadaan barang dan jasa pada saat
penyusunan draft kontrak.
• Menyusun rancangan dan klausul-klausul kontrak antara pihak
pemberi kerja dan kontraktor EPC sesuai dengan kaidah dan
ketentuan serta perundang-undangan yang bertaku,
• Memeriksa dan memberikan saran/pendapat terhadap kontrak
antara kontraktor EPC dan sub-kontraktomya, jika ada.
• Memberikan pendapat dan/atau bantuan counter-claims yang
berpihak kepada pemberi k~a (Perum BULOG) seandainya terjadi
sesuatu tuntutan atau klaim dari kontraktor EPC.
Bab 6 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
• Memastikan bahwa semua prosedur pengadaan dan hubungan

kontrak antara pemberi kerja (Bulog) dan kontraktor EPC telah
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang bertaku.
B. TENAGA AHLI PEMULA / SUB PROFESIONAL

1) Asisten Teknik Sipil/Struktur
Sebanyak 1 orang asisten teknik sipil S1 Teknik Sipil dengan total 1
man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun dalam desain
dan supervisi pekerjaan konstruksi bangunan gedung pada umumnya

• Membantu dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Ahli
Teknik Sipil-K3LL.
• Membantu TA Teknik Sipil-K3LL dalam menyusun desain bangunan
sipil
• Berkoordinasi dengan TL dan TA lainnya dalam menyiapkan
dokumen basic design.
• Bersama dengan TA Teknik Sipil-K3LL menganalisa hasil
penyelidikan tanah
2) Asisten Mekanikal
Sebanyak 1 orang asisten mekanikal S1 Teknik Mesin dengan total 1
man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun dalam
desain dan supervisi pekerjaan mekanikal pada umumnya dan/atau
Gudang Kedelai pada khususnya.
Bab 6 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
Tugas dan tanggung jawab

• Membantu dan melaksanakan tuqas-tugas yang diberikan oleh
Ahli Teknik Mekanikal.
3) Asisten Elektrikal
Sebanyak 1 orang asisten elektrikal S1 Teknik Elektra dengan total
1 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun
dalam desain dan supervisi pekerjaan elektrikal pada umumnya

Teknik Elektrikal
4) Asisten Arsitektur
Sebanyak 1 orang asisten Arsitektur S1 Teknik Arsitektur dengan
total 1 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun
dalam desain dan supervisi pekerjaan arsitektur bangunan pada
umumnya dan/atau Gudang Kedelai pada khususnya.

Teknik Arsitek
5) Asisten Quantity Surveyor

Sebanyak 1 orang asisten quantity surveyor S1 Teknik Sipil dengan
total 1 man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun
dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi,
administrasi kontrak sedernikian sehingga suatu pekerjaan dapat
Bab 6 - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
ijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,

dikendalikan dan dipercayakan.

• Membantu dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
Tenaga Ahli Quantity Surveyor
• Bersama sama dengan TA Quantity Surveyor mengumpulkan data
atau informasi harga yang terkait dengan keperluan penyusunan
estimasi biaya proyek termasuk komponen-komponennya
6) Operator CAD/CAM
Sebanyak 3 orang operator CAO/CAM S1 Teknik Sipil/Mesin dengan
total 7 man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun
dalam pekerjaan perancangan teknik (engineering design), serta
menguasai pengoperasian CAD untuk penggambaran engineering
design.

• Memahami gambar sketch dan menuangkannya ke dalam gambar
teknik dengan menggunakan CAD sesuai dengan format standar
yang ditetapkan.
• Mampu menyusun, mencetak dan menggandakan gambar-gambar
untuk pelaporan.
C. TENAGA PENDUKUNG
1) Administrator
Sebanyak 1 orang administrator 03 Manajemen/Akutansi/Administrasi
dengan total 18,5 man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3
Bab 6 - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
tahun dalam dalam pekerjaan administrasi organisasi perusahaan atau

lainnya.

• Menangani pekerjaan-pekerjaan admnistrasi umum, diantaranya
sistem filing dan dokumentasi, pencatatan dan penyimpanan
surat-surat masuk dan keluar.
• Mengurus kebutuhan kantor dan rumah tangga. Diantaranya
pembelian
• keperluan kantor (ATK), keperluan konsumsi,
operasional kantor (transportasi, ekspedisi, komunikasi, kas
kecil, dsb.).
2) Pengemudi
Sebanyak 1 orang pengemudi SMK/SMA dengan total 18,5 man-
month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun dalam pekerjaan
sebagai pengemudi. Mampu mengemudi dengan baik, berkepribadian
dan berperilaku sopan serta bertanggungjawab.
D. TENAGA AHLI DI SITE OFFICE

1) Site Engineer
Sebanyak 1 orang site engineer S1 Teknik Sipil dengan total 15 man-
month, berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Site
Engineer supervisi pekerjaan konstruksi bangunan gedung pada
umumnya dan/atau MRMP dan Gudang Kedelai pada khususnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda Manajemen
Konstruksi yang dikeluarkan oleh LPJK atau lembaga profesi lainnya
yang diakui dengan klasiffkasi bidang yang sesuai.
Bab 6 - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai

• Mengkoordinasi dan mengkompilasi laporan-laporan dari semua
pekerjaan pengawasan oleh para inspektor terhadap pekerjaan EPC
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui.
• Membantu mengendalikan mutu pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknik.
• Membantu mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang disepakati
2) lnspektor K3 Konstruksi
Sebanyak 1 orang inspektor K3 Konstruksi dengan total 15
man-month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun
sebagai lnspektor untuk rnelakukan supervisi pekerjaan konstruksi
bangunan gedung dan K3 pada umumnya dan/ Gudang Kedelai pada
khususnya.

• Mengawasi dan mengendalikan penerapan stander K3LL
pada pelaksanaan konstruksi.
• Mengukur kinerja K3LL sebagai bagian dari progres
kemajuan dari pekerjaan konstruksi.
• Melakukan pelaporan kecelakaan kerja selama pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan standar pelaporan.
• Melakukan pengecekan laik fungsi untuk aspek K3LL pada
proses penyerahan akhir pekerjaan konstruksi
Bab 6 - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
3) lnspektor Sipil
Sebanyak 1 orang inspektor teknik sipil 03 Teknik Sipil dengan total 15
man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai
lnspektor Sipil untuk melakukan supervisi pekerjaan konstruksi
bangunan gedung dan K3 pada umumnya dan/atau Gudang Kedelai
pada khususnya.

• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sipil agar sesuai dengan
spesifikasi teknik.
dengan jadwal pelaksanaan yang disepakati.
• Mengawasi dan mengendalikan penerapan standar K3LL
pada pelaksanaan konstruksi.
4) lnspektor Mekanikal
Sebanyak 1 orang inspektor mekanikal 03 Teknik Mesin dengan total
15 man• month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun
sebagai lnspektor Mekanikal untuk melakukan supervisi pekerjaan
konstruksi bangunan gedung pada umumnya dan/atau Gudang Kedelai
pada khususnya .

• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan mekanikal agar sesuai dengan
spesifikasi teknik;
Bab 6 - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai

dengan jadwal pelaksanaan yang disepakati
5) lnspektor Elektrikal
Sebanyak 1 orang inspektor mekanikal 03 Teknik Elektro dengan total
15 man month, berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun
sebagai lnspektor Elektrikal untuk melakukan supervisi pekerjaan
konstruksi bangunan gedung pada umumnya dan/atau Gudang Kedelai
pada khususnya.

• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan elektrikal agar sesuai dengan
spesifikasi teknik;
dengan jadwal pelaksanaan yang disepakati.
Bab 6 - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
6.3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Konsultan telah membuat jadual penugasan tenaga ahli sesuai dengan
tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penyusunan jadual penugasan personil didasarkan pada Jadual

Pelaksanaan Pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan oleh
konsultan akan dapat dilakukan dengan baik.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada Tabel berikut mengenai Jadual
Penugasan serta Tenaga Ahli dan Personil Pendukung.
Bab 6 - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
BULAN
Penyusunan Pra- Pendampingan

Pengendalian EPC Orang Bulan
NO. NAMA PERSONIL POSISI Rancangan Lelang EPC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Home Office
1 Agus Suroso Team Leader 18,5
2 Nashikin, ST Ahli Sipil 6,5
3 Yuanda F, ST Ahli K3 Konstruksi 2
4 Sugeng Tirta Ahli Mekanikal 1 6,5
5 Putrayadi Ahli Mekanikal 2 4
6 Saptono Ahli Arsitektur 4,5
7 Sutarno Hidayat Ahli Elektrikal 4,5
8 Adi Suryono Ahli Quantity Surveyor 1 4,5
9 Hanang Suryo Arfendo Ahli Quantity Surveyor 2 1
10 A C Koestomo Ahli Lingkungan 2
11 Gunadi Ahli Hukum 2
B Ass. Tenaga Ahli
1 Pudji Hadi Wijoyo Ass. Sipil / Struktur 1
2 Kundarto Ass. Ahli Mekanikal 1
3 Darsono Ass. Ahli Elektrikal 1
4 Adji K Ass. Ahli Arsitektur 1
5 Hendratama Ass. Ahli Quantity Surveyor 1
6 Eko Sudjadi CAD/CAM Operator 1 5
7 Khoirin Rozikin CAD/CAM Operator 2 2
c Tenaga Pendukung
1 Iman Sutriyanto Administrasi 18,5
2 Juwarno Driver 18,5
23
Mengetahui, 18 September 2019

Direktur
Bab 6 - 21
Merlany Legitasari
LAPORAN PENDAHULUAN
Gudang Kedelai
BULAN
Penyusunan Pra- Pendampingan

Pengendalian EPC Orang Bulan
NO. NAMA PERSONIL POSISI Rancangan Lelang EPC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
JADWAL PENUGASAN INSPEKTOR
BULAN
Penyusunan Pra- Pendampingan Pengendalian EPC Orang Bulan
NO. NAMA PERSONIL POSISI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A SITE OFFICE
1 Bambang Setyohono Team Leader 15
2 Indra Untung Ahli Sipil 15
3 Indra Surya Ahli K3 Konstruksi 15
4 Ma'mun K Ahli Mekanikal 1 15
5 Solekhan Ahli Mekanikal 2 15
75

Direktur
Merlany Legitasari
Bab 6 - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
6.4. STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN

Organisasi pelaksanaan pekerjaan ini dibentuk sesuai dengan kebutuhan
personil proyek dengan tujuan sebagai berikut :
1. Terciptanya koordinasi kerja yang baik dengan Pengguna Jasa dan
Project Officer yang ditunjuk.
2. Terciptanya koordinasi kerja yang baik antara anggota tim Konsultan
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara effektif dan efisien agar
menghasilkan produk yang optimum sesuai dengan persyaratan teknis,
biaya dan waktu yang telah ditetapkan.
Untuk Struktur Organisasi pekerjaan dapat dilihat pada Gambar berikut.
Bab 6 - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 6 - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
7.1. JADWAL PELAKSANAAN

Jadual pelaksanaan pekerjaan diperlukan untuk memberikan pedoman kerja
bagi seluruh anggota Tim dalam kaitan pengendalian waktu penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan EPC sesuai dengan tugas masing-masing personil.
Berdasarkan metodologi dan rencana kerja yang telah diuraikan pada Bab
terdahulu, Konsultan telah menyusun Jadual Pelaksanaan pekerjaan Jasa
Konsultansi “Project Management Consul Tant (PMC) Pembangunan
Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelai kabupaten
Grobogan”sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Bab 7 - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NO Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Commissioning Test Tahap Pemeliharaan KETERANGAN
URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
I TAHAP PERSIAPAN (MRMP, CDC & GK)
1 Surve, Topografi dan Soil Test
2 FEED beserta Kreteria Desain & Spek Teknis
3 Dokumen PQ dan Dokumen Lelang EPC
4 Pendampingan Proses Lelang
II TAHAP PELAKSANAAN EPC
1 MRMP (Engginering, Procurenment and Construction)
2 CDC (Engginering, Procurenment and Construction)
3 Gudang Kedelai (Engginering, Procurenment and Construction)
III TAHAP COMMISSIONING TEST
1 MRMP (Test, Oeralatan, MEP & Operasi)
2 CDC
3 GK
IV TAHAP PEMELIHARAAN
1 Pemeliharaan Fisik

Direktur
Bab 7 - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Demikian Laporan Pendahuluan pekerjaan Project Management Consul

Tant (PMC) Pembangunan Infrastruktur Pascapanen Modern Rice Milling
Plant (MRMP),Corn Drying Center (CDC) Dan Gudang Kedelaikabupaten
Grobogan” telah kami susun. Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bulog atas kepercayaan yang diberikan serta telah banyak membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Bab 8 - 1

Laporan Pendahuluan (MRMP, CDC Dan Gudang Kedelai)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Pendahuluan (MRMP, CDC Dan Gudang Kedelai)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN

PROJECT MANAGEMENT CONSUL TANT (PMC)

Demikian Laporan Pendahuluan ini disusun. Atas perhatian dan kepercayaannya

Semarang , Desember 2019

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i.

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... I-1

BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................. II-1

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN ....................................... III-1

BAB IV PENGUMPULAN DATA ..................................................................... IV-1

BAB V RENCANA KERJA ............................................................................... V-1

BAB VI KOMPOSISI PERSONIL ................................................................... VI-1

BAB VII JADWAL PELAKSANAAN ................................................................ VII-1

BAB VIII JADWAL PELAKSANAAN ............................................................ VIII-1

1.1. LATAR BELAKANG

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan pembuatan dan penyusunan laporan hasil

✓ Komponen - komponen fasilitas dan kapasitas

b) Penyusunan dokumen kualifikasi dan dokumen lelang

pekerjaan yang sedang dikerjakan, modal kerja,

2. Tahap Pelaksanaan EPC

pekerjaan oleh kontraktor EPC, meliputi detail engineering

g) Memeriksa kesesuaian antara hasil pelal<sanaan pekerjaan

3. Tahap Commissioning Test

a) Safe & Environmental Friendly. memastikan bahwa pekerjaan

- InstallationCertificate (sertifikat instalasi).

5. Tanggung Jawab Project Management Consultan

b) Secara umum tanggung jawab konsultan PMC harus mencakup

menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian

1.5. LOKASI PEKERJAAN

Gambar 1.1 Lokasi Lahan pembagunan Gudang Kedelai di-Kab.Grobogan

Gambar 1.2 .Luasan lahan calon lokasi Gudang Kedelai di Kab.

Gambar 1.3. Kondisi lahan calon lokasi Gd Kedelai saat ini

Pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam

Sejalan dengan pembangunan ini, maka diperlukan pengawasan dalam

Pada bangunan ini, pekerjaan pengawasan dilakukan oleh Konsultan

Dimana secara kontraktual, Konsultan Manajemen Konstruksi

2.2 PENDEKATAN UMUM

• Mengingatkan team konsultan lainnya (bila ada) agar

2.3 PENDEKATAN MASALAH

1. ASPEK PENGENDALIAN WAKTU

2. ASPEK PENGENDALIAN MUTU

3. ASPEK MANAJEMEN PROYEK

Dalam aspek manajemen ini, kegiatan yang akan dilakukan Konsultan

2.4 PENDEKATAN TEKNIS

• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000

Disamping dokumen proyek tersebut diatas juga digunakan pedoman

• Peraturan Gempa Indonesia SNI03-1726-2002.

• Peraturan Direksi Perum BULOG Nomor PD-08/DS000/02/2018

1) Perencanaan Awal (Preliminary Design)

b. Pada Tahap Pelelangan

• Prakualifikasi calon-calon perserta.

c. Pada tahap Pelaksanaan

di lapangan, baik yang berkaitan dengan Bulog, manajemen

• Mensahkan laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor udara,

manajemen proyek maupun pengendalian pelaksanaan konstruksi di

3. TAHAP PENGAWASAN TEKNIS

Master Coordination Schedule merupakan rencana kerja keseluruhan

b. Schedule Pelaksanaan Pekerjaan

Kontraktor untuk segera mengejar ketinggalan yang dikeluarkan oleh

c. Schedule Pengadaan Material, Peralatan, dan Tenaga.

d. Schedule Pengajuan Contoh Material dan Shop Drawing

Material yang digunakan untuk pekerjaan fisik ini sudah ditentukan