KATA PENGANTAR
Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang yang telah berkembang pesat di
Indonesia, dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil,
menegah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannnya .Pada
kenyataanya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya masih relative masih rendah dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap
produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi
kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya,
mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.
Pelaksanaan konstruksi bendungan yang memerlukan biaya mahal juga mempunyai resiko
yang tinggi bila terjadi kegagalan konstruksi. Untuk hal tersebut diperlukan adanya Pelaksana
Bendungan yang professional, mampu mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan (X)
sebanyak (Y) kualitas (Z) selesai tempo (T).
Materi pelatihan pada jabatan Pelaksana Bendungan ini terdiri dari 10 (sepuluh) modul yang
merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam pelatihan untuk jabatan kerja
pelaksana bendungan. Kami sadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangannya
khususnya untuk modul Manajemen Proyek pekerjaan konstruksi SDA. Dengan segala
kerendahan hati kami mengharapkan kritik, saran, masukan guna perbaikan dan
penyempurnaan modul ini.
Penyusun
3-1
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN
3-3
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DAFTAR ISI
RANGKUMAN ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
3-5
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pelaksana Bendungan (Dam
Construction Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) yang didalammnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, dan
kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Pelaksanaan Bendungan, unit-unit
kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
DAFTAR MODUL
No. Kode Judul Modul
1. DCE - 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja
2. DCE – 02a Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DCE – 02b Manajemen Lingkungan
3. DCE – 03 Dokumen Kontrak
4. DCE - 04 Spesifikasi Teknik bidang Sumber Daya AirI
5. DCE - 05 Manajemen Proyek
6. DCE – 06 Tahapan dan Metode Pelaksanaan
7. DCE – 07 Pengendalian Mutu, Biaya dan Waktu
8. DCE – 08 Pengetahuan dan Karakteristik Bahan
9. DCE – 09 Pengukuran Dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3-6
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PANDUAN PEMBELAJARAN
3-7
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Waktu : 5 menit
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi serahan Bab 1
dan Bab 2
3-8
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Waktu : 45 menit
Bahan : Materi Serahan Bab 2
: Umum
Waktu : 75 menit
Bahan : Materi serahan Bab
3: Kunci Sukses Pengenalan
Proyek
Waktu : 90 menit
Bahan : Materi serahan Bab 6
poin 2 dan 3
3-9
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
komunikasi,
pendelegasian, negosiasi,
kewirausahaan
Waktu : 45 menit
Bahan : Materi serahan Bab
8
3-10
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
MATERI SERAHAN
3-11
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Koontz dan O‟ Donnell, manajemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu dengan
menggunakan orang-orang lain atau “getting things done through people”. Dalam pengertian
yang sederhana dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah pelaksanaan sesuatu
proyek dengan menggunakan orang-orang lain. Sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang
dibatasi oleh tujuan, sasaran, persyaratan-persyaratan administrasi, persyaratan-persyaratan
teknis, biaya dan waktu, kapan harus dimulai dan kapan harus diakhiri.
Fokus dari tulisan ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi (Sumber Daya Air khususnya Konstruksi Bendungan) harus dilakukan,
siapa-siapa saja yang terlibat, apa kualifikasinya, apa tanggung jawabnya dan proses utama
apa saja yang harus dilalui, agar pekerjaan konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai
dengan segala persyaratan yang telah disepakati.
Pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air atau sering disebut sebagai civil works, sampai saat
ini pada umumnya dibiayai dengan dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang sumber dananya
berasal dari investor atau dari swasta, namun mekanisme manajemen pekerjaan konstruksi
pada umumnya memerlukan tatacara yang sudah baku yaitu ada unsur pelaksana dan ada
unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk menyelenggarakan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Dimana posisi pekerjaan konstruksi tersebut di dalam suatu proyek ? Mengambil referensi
dari proyek-proyek pemerintah di bidang Sumber Daya Air, pekerjaan konstruksi atau civil
works itu pada umumnya merupakan suatu paket di dalam Proyek Pembangunan Sumber
Daya Air,. Paket pekerjaan konstruksi tersebut diberikan kepada kontraktor sebagai penyedia
jasa melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata cara pengadaan jasa
konstruksi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kontraktor difungsikan sebagai pelaksana
lapangan yang diikat oleh Pinbagpro Fisik dengan surat perjanjian kontrak, diawasi oleh
konsultan supervisi. Sedangkan konsultan supervisi sebagai penyedia jasa, ikatan kontraknya
3-12
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa pembuatan
time schedule proyek (bar chart, S – Curve), penyelenggaraan pre construction meeting,
penyiapan review design, penyiapan laporan bulanan, tri wulanan dan lain sebagainya. Jika
seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan dan pengawasan tersebut sudah dapat menghasilkan
suatu produk yang kurang lebih memenuhi persyaratan-persyaratan teknis maupun
administratif yang telah ditetapkan maka manajemen proyek pada akhirnya akan sampai
kepada tahap Provisional Hand Over dan kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap
warranty period.
3-13
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BAB 2
KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PROYEK
BIAYA PROYEK, TIDAK MELEBIHI BATAS YANG TELAH DIRENCANAKAN ATAU YANG
PELAKSANAAN
MUTU PEKERJAAN, ATAU MUTU HASIL AKHIR PEKERJAAN DAN PROSES/ CARA
YANG BERSANGKUTAN
DALAM KENYATAAN, 3 KRITERIA YANG MENJADI SIFAT PROYEK ITU MERUPAKAN TANGGUNG
JAWAB YANG HARUS DIPENUHI OLEH MANAJEMEN PROYEK. KARENA PERANAN MANAJER
PROYEK SANGAT DOMINAN DAN SANGAT MENENTUKAN UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PROYEK
TERSEBUT, MAKA MANAJER PROYEK HARUS MEMPUNYAI OTORITAS DAN KEMAMPUAN FUNGSI
SUATU NEGARA, MAKA TUNTUTAN ATAS NILAI KEBERHASILAN SUATU PROYEK JUGA
PEKERJAAN DAN WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN PROYEK. KARENA ITU HASIL SUATU
RANCANG BANGUN YANG BERMUTU DARI PRODUK BEBERAPA WAKTU YANG LALU MUNGKIN
SUDAH MERUPAKAN HASIL PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA MUTU PADA SAAT INI
ATAU MASA YANG AKAN DATANG. DEMIKIAN PULA PROSES DAN CARA PELAKSANAAN SUATU
UNTUK ITULAH SETIAP PERUSAHAAN DENGAN BEBERAPA MANAJERNYA YANG ANDAL SELALU
3-14
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DAYA TENAGA DAN MANAJEMENNYA, AGAR SELALU MENJADI YANG TERDAHULU DAN
KEBUTUHAN ATAU TREND DIMASA DEPAN. NAMUN DEMIKIAN, KETIGA KRITERIA PENGELOLAAN
PROYEK YANG SUKSES SEPERTI TERSEBUT DIATAS MASIH RELEVAN MESKIPUN ADA 2 POIN
TAMBAHAN YANG SEBENARNYA MERUPAKAN PENEGASAN ATAS MUTU DARI SUATU PEKERJAAN
ATAU PROYEK. DENGAN PENJELASAN DAN TAMPILAN „SEGITIGA SASARAN MANAJEMEN PROYEK‟
TERSEBUT MAKA TOLOK UKUR SUKSES PENGELOLAAN PROYEK BISA DIRINGKAS MENJADI 5 POIN
BERIKUT YAITU,
TEPAT BIAYA
TEPAT MUTU
TEPAT WAKTU
LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN AMAN SERTA PENERAPAN K3 YANG KONSISTEN
SEMUA PIHAK YANG TERKAIT PELAKSANAAN PROYEK PUAS
BIAYA MUTU WAKTU
INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES
- SESUAI DOKUMEN - SESUAI DOKUMEN - SESUAI SKEDUL
KONTRAK DAN KONTRAK, KERJA DOKUMEN
KESEPAKATAN SPESIFIKASI DAN KONTRAK ,
- PEMILIK PROYEK KESEPAKATAN KESEPAKATAN
SETUJU DAN - PEMILIK PROYEK - PEMILIK PROYEK
MELAKUKAN SETUJU DAN SETUJU DAN
PEMBAYARAN MENERIMA PROYEK MENERIMA
PROYEK SELESAI DENGAN TANPA SELESAINYA
- TIDAK TERJADI KOMENTAR/ SEBAGAIAN ATAU
PROGRESS BILLING SYARAT TERTENTU KESELURUHAN
TIDAK TERBAYAR - TIDAK ADA YANG
- SEMUA PIHAK PENALTY, BERSANGKUTAN
TERKAIT COMPLAIN ATAU - TIDAK ADA
PELAKSANAAN KLAIM ATAS MUTU COMPLAIN ATAU
PROYEK PUAS HASIL KERJA CLAIM DARI
- CITRA PERUSAHAAN PROYEK PEMBERI KERJA
BAIK - KESELAMATAN ATAU PIHAK
- ADA UNDANGAN DAN KESEHATAN KETIGAYANG
3-15
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
KARENA SETIAP PROYEK SELALU MENYANGKUT SUMBER DAYA BAIK ITU DANA(KEUANGAN),
TENAGA AHLI (KETRAMPILAN) MAUPUN SARANA LAINNYA MAKA SUATU PROYEK BIASANYA
DIKELOLA SECARA BISNIS ARTINYA SUATU PROYEK ITU BISA DIKUTI DAN DIKELOLA SECARA
BISNIS BILA MEMENUHI SYARAT DAN MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KALANGAN BISNIS, KARENA
KEPENTINGAN BISNIS ITULAH KONTRAKTOR IKUT BERPERAN DALAM TIM MANAJEMEN PROYEK.
MISI PROYEK MENJADI PROFIT CENTRE BAGI PERUSAHAANNYA UNTUK BERPRODUKSI DAN
PROYEK SECARA BISNIS BAGI KONTRAKTOR TIDAK LAGI BERUPA LIMA POIN TETAPI MENJADI 7
POIN, YAITU:
3-16
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
KONTRAKTOR DALAM RANGKA MENGELOLA SUATU PROYEK. MISI YANG BERAT INI HARUS
3-17
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BAB 3
PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK
Manajemen dalam penyelenggaraan proyek tergantung pada 2 faktor utama yaitu sumber daya
dan fungsi-fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang, peralatan, dan
material, sedangkan fungsi-fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang
dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kerja
sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan
proyek, kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material
dan peralatan, perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen dalam keterbatasan waktu yang
disediakan agar tidak terjadi pemborosan.
3.1 SUMBER DAYA
A. MANUSIA
Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi proyek Sumber Daya Air, manusia sebagai
sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat langsung dengan
proyek maupun yang tidak terlibat langsung dengan proyek. Yang terlibat langsung
dengan proyek adalah tenaga kerja yang berada di kelompok pemberi pekerjaan
(pengguna jasa), di kelompok kontraktor (penyedia jasa) dan di kelompok konsultan
(penyedia jasa). Dari kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam “tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Berikut ini adalah sebutan yang lazim
diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dengan penyelenggaraan proyek
(Contoh pada proyek pemerintah) :
B. UANG
Uang merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam manajemen
penyelenggaraan proyek. Tanpa sumber daya berupa uang yang memadai, jangan
mengharapkan dapat menyelenggarakan manajemen proyek sesuai dengan ikatan kontrak
yang berlaku antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan
penyelenggaraan proyek, baik yang berada pada kelompok pengguna jasa (misalnya
Pinpro dan Pinbagpro yang mewakili Pemerintah), pada kelompok pelaksana (kontraktor)
sebagai penyedia jasa, maupun pada kelompok pengawas (konsultan) yang juga berperan
sebagai penyedia jasa, memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat
perjanjian kontrak. Jika terjadi “dispute” dalam pelaksanaan pekerjaan, yang biasanya
berdampak pada “nilai uang”yang harus disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata
cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh di dalam penyelesaian masalah tersebut.
Jadi pada hakekatnya, uang memang merupakan salah satu sumber daya yang sangat
penting karena seluruh kegiatan proyek yang menyangkut rekruitmen manusia (tenaga
kerja), penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill),
penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium), pembelian bahan
dan material, pengolahan bahan dan material, dan lain sebagainya, baik yang berada pada
kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa, seluruhnya memerlukan pembiayaan.
Oleh karena itu, pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan proyek (civil works)
bukanlah semata-mata uang yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi
saja oleh kontraktor akan tetapi juga termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk
konsultan pengawas (Core Team, Provincial Team, Field Supervision Team) dan untuk
pengguna jasa (misalnya Pinpro dan Pinbagpro yang mewakili Pemerintah), dalam suatu
kurun waktu yang telah disepakati.
C. PERALATAN
Peralatan, apakah itu berupa alat-alat berat, peralatan laboratorium, ataukah peralatan
kantor (computer, kalkulator) ataupun peralatan jenis-jenis lainnya merupakan penunjang
utama di dalam penyelenggaraan proyek, oleh karena itu peralatan dimasukkan sebagai
sumber daya. Dengan menggunakan peralatan maka sasaran pekerjaan dapat dicapai
dalam waktu yang relatif lebih cepat serta dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah
dipersyaratkan.
3-19
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Alat-alat berat
Berbagai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah banyak
diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun jembatan sesuai
dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan fungsinya tersebut, dikaitkan
dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan, dapat disusun
pengelompokan peralatan untuk tiap-tiap jenis penanganan pekerjaan sebagai berikut :
Earth moving equipment Drilling / Boring Equipment
Bulldozer (crawler, wheel) Percusion Drill
Loader (crawler, wheel) Bore Pile
Motor Grader Hammer Drill
Excavator (crawler, wheel)
Piling Equipment
Compacting Equipment Pile Hammer (Diesel, Vibro)
Tandem Roller
Pedestrian Roller Lifting Equipment
Vibrating Tamper Crane
Vibrating Rammer Lift Platform
Three Wheel Roller Forklift
Tyre (Pneumatic Roller)
Vibrating Compactor Transportation Equipment
Combination Roller Truck
Sheepfoot Roller Trailer
Jeep
Hauling Equipment Pick Up
Motor Scraper Bus
Dump Truck
Supporting Equpment
Plant Equipment Water Tank Truck
Stone Crushing Plant Fuel Tank Truck
Asphalt Mixing Plant Generating Set
Concrete Plant / Mixer Air Compressor
Water Pump
3-20
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
Dalam manajemen penyelenggaraan proyek sumber daya air, penyediaan peralatan (oleh
kotraktor) harus sesuai dengan kebutuhannya ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun
waktu yang tersedia. Cara menggunakannya harus mengikuti prosedur pengoperasian,
sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan, setelah itu peralatan harus disimpan di
tempat yang bisa melindunginya dari kemungkinan hilang atau rusak.
Peralatan Laboratorium
Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan
pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor
Peralataan-peralatan laboratorium untuk pengujian-pengujian merupakan komponen dari
sumber daya yang difungsikan dalam rangka pengendalian mutu. Jenis, jumlah dan waktu
diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium tersebut tentunya tergantung pada ruang
lingkup kegiatan pengawasan atas pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan.
D. BAHAN
Pengertian bahan dalam hal ini adalah bahan baku yang kemudian diolah menjadi bahan
olahan dan setelah diproses bahan olahan tersebut berubah menjadi item pekerjaan
sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak. Jadi bahan baku (tanah, batu, aspal,
semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, pofil baja dll.)
adalah merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat di dalam
manajemen penyelenggaraan proyek karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya
proyek sangat besar. Oleh karena itu, mencari lokasi bahan baku yang tidak terlalu jauh
dari lokasi proyek, yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi bahan olahan, akan
menjadi faktor penting di dalam manajemen penyelenggaraan proyek. Survey untuk
mendapatkan informasi lokasi bahan baku tersebut barangkali harus dilakukan, karena
dengan data tersebut kontraktor dapat menyiapkan penawaran yang lebih akurat.
6-1
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
tersebut sebagai POAC, artinya Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Berikut
ini adalah penjelasan lebih lanjut :
A. PLANNING
Planning, adalah suatu proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan-kegiatan
guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Yang dimaksud dengan “kegiatan” di sini
adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Baik kontraktor
maupun konsultan, harus mempunyai konsep “planning” yang tepat untuk mencapai
tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Jadi pengertian planning tidaklah terbatas pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
perencanaan saja akan tetapi kegiatan perencanaan yang produknya adalah perencanaan
teknis dan dokumen lelang juga dalam persiapannya memerlukan proses planning.
Lebih lanjut perlu diketengahkan bahwa dalam proses planning perlu diketahui hal-hal
sebagai berikut :
Permasalahan yang mungkin merupakan keterkaitan antara tujuan dengan sumber
daya yang tersedia.
Cara untuk nmencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang
tersedia.
Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran,
dimulai dari proses pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi sampai
kepada tahap Final Hand Over.
Dengan mengenali permasalahan-permasalahan di atas, dapat disiapkan konsep planning
yang sesuai dengan kebutuhan.
B. ORGANIZING
Organizing atau pengorganisasian kerja, dimaksudkan sebagai pengaturan atas sesuatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh pimpinan kelompok
dalam suatu wadah yang disebut organisasi. Wadah berupa organisasi ini menggambarkan
hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan
tanggung jawab, sumber daya maupun data. Selain itu dalam proses manajemen,
organisasi mempunyai arti sebagai berikut :
Sebagai alat untuk menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
6-2
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
Struktur bisa menjadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab personal
dalam struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap tugas dan atau
6-3
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
terjadi overlaping atas beberapa tugas yang menjadi tanggungjawab seksi/bagian lain
dalam struktur organisasi tersebut.
Dengan adanya rincian kerja atau tugas maka pelaksanaan pekerjaan dan tanggung
jawab menjadi jelas, struktur organisasi yang lengkap dengan rincian kerja akan
memberikan manfaat yang efektif.
Mengkoordinasi (Coordinating)
Dengan pihak eksternal (pemilik proyek, konsultan, dan lain sebagainya)
Pahami kepentingan perusahaan dan strategi yang harus dilaksanakan
Koordinasikan dan hubungi bagian/ pihak yang terkait untuk mendapatkan
masukan dan dukungan yang menguatkan misi perusahaan maupun proyek
Bina dengan baik ‚contact person‟ dan informan yang mampu menberikan
dukungan dalam mencapai sasaran
Tindakan koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah dalam
mencapai sasaran, memberi kemudahan dan nilai positif lain bagi hubungan
bisnis, terutama dalam rangka penyelesaian pekerjaan/ proyek.
Dengan pihak internal
koordinasi adalah wujud nyata dai komunikasi dengan sarana pembicaraan
langsung, telepon, faks, surat dan media lainnya
Untuk memastikan bahwa kepentingan proyek bisa dimengerti dan mendapat
dukungan perusahaan maka data komunikasi harus lengkap, jelas dan
informatif serta menyakinkan. Dalam hal tertentu data bisa membantu
perusahaan untuk kepentingan‟kolega‟ sehingga peran positif terhadap misi
(tugas) yang diberikan
Koordinasi harus meningkatkan usaha kerja keras, memperlancar atau
menghilangkan hambatan maupun ketergantungan pekerjaan.
6-4
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
Ada berbagai macam metoda agar seorang pimpinan mampu menggerakkan orang-
orang dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran proyek. Berikut ini adalah teori
mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry :
6-5
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
D. CONTROLLING
Controlling,diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat menjamin
bahwa pekerjaan-pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Di dalam manajemen proyek Sumber Daya Air, maka controlling terhadap
pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi. Akan tetapi di
dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor, Kepala lapangan
6-6
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi; jadi
jika keluar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, maka ke dalam Site
Engineer juga harus melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality
Engineer agar secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja
konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.
Kemudian apa yang menjadi ruang lingkup kegiatan controlling itu? Dapat diketengahkan
disini bahwa ruang lingkup kegiatan controlling mencakup seluruh aspek pelaksanaan
rencana, antara lain adalah :
Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
Prosedur dan cara kerjanya
Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Hal lain yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa controlling harus bersifat
obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah
memperbandingkan apa yang terjadi di lapangan dengan rencana yang telah ditentukan,
apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
Tindakan Kontrol
- PAHAMI BAHWA TINDAKAN TERSEBUT TIDAK HANYA BERSIFAT CHECK DAN
6-7
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
- BATASAN TENTANG SUKSES PEKERJAAN HARUS SANGAT JELAS DARI SUDUT BIAYA,
DISELESAIKAN
TERCAPAI
PROYEK
6-8
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
PENGELOLAAN PROYEK
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERAT DAN RISKAN KARENA MENYANGKUT POLICY
DAN ATAU UANG YANG CUKUP BESAR DAN UNTUK MEMPERKECIL DAN MENGHINDARI RESIKO,
- BUAT LAPORAN TENTANG KEMAJUAN , DATA, DAN FAKTA YANG AKURAT SERTA
- PERLU DIMENGERTI BAHWA TIM PROYEK SANGAT MEMAHAMI PERIHAL DETAIL DAN
MASALAH OPERSIONAL SEHARI-HARI YANG LEBIH MUTAKHIR. NAMUN DEMIKIAN
YANG DIPERLUKAN
PASTIKAN BAHWA TINDAKAN DIATAS DILAKUKAN KARENA BENAR DAN PERLU BUKAN
6-9
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
BAB 4
DOKUMEN YANG MENGIKAT PENYELENGGARAAN PROYEK
DIPAKAI SEBAGAI ACUAN YANG MENGIKAT KEDUA BELAH PIHAK ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
PEMILIHAN LANGSUNG
BERITA ACARA PEMILIHAN LANGSUNG
SK PENUNJUKAN PELAKSANA LAPANGAN
Dokumen Kontrak, berasal dari Dokumen Lelang sebagai berikut :
DOKUMEN LELANG LCB
a. Pengumuman / Undangan Lelang
b. Instruksi Umum kepada Peserta Lelang
c. Instruksi Khusus Kepada Peserta Lelang
d. Syarat-syarat Umum Kontrak
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak
f. Daftar Kuantitas dan Harga
6-10
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
6-11
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
DIPAKAI SEBAGAI ACUAN YANG MENGIKAT ANTARA PARA KONSULTAN DENGAN PINPRO
ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
SUPERVISON TEAM
SURAT PERJANJIAN KONTRAK FIELD SUPERVISION TEAM
LAMPIRAN SURAT PERJANJIAN KONTRAK :
TERMS OF REFERENCE
BERITA ACARA PELELANGAN ATAU PEMILIHAN LANGSUNG
SK PEMENANG PELELANGAN PENGAWASAN KONSTRUKSI, ATAU
SK PEMILIHAN LANGSUNG PENGAWASAN KONSTRUKSI
6-12
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
BAB 5
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
6-13
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
6-14
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
Melakukan evaluasi atas progres fisik dan keuangan pekerjaan kontraktor yang
dilaporkan oleh Field Supervision Teams.
Melakukan evaluasi atas claim yang diajukan oleh kontraktor.
Melakukan evaluasi atas keterlambatan pekerjaan kontraktor dan memberikan
rekomendasi jalan keluarnya.
Memberikan advis kepada Field Supervision Teams tentang prosedur pemantauan
kegiatan kontraktor.
6-15
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
BAB 6
OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK
PELAKSANAAN PROGRESS FISIK PROYEK, SERTA PENYERAHAN AKHIR PROYEK KEPADA PEMILIK
PROYEK. DI SINI HANYA AKAN DIBAHAS PERAN SERTA MANAJEMEN PROYEK SEJAK KONTRAK
PEMENANG TENDER) SAMPAI DENGAN PENYERAHAN AKHIR PROYEK KEPADA PEMILIK PROYEK
PEMBUATAN JALAN MASUK, JALAN KERJA, BANGUNAN FASILITAS DAN KANTOR PROYEK
(LAPANGAN) DAN LAIN-LAIN. PEKERJAAN FISIK TERSEBUT ADA YANG NON PAY ITEMS
WORKS MAUPUN PAY ITEMS WORKS ATAU YANG BISA DITAGIHKAN PEMBAYARAN ATAU
PROGRESS FISIKNYA. YANG NON PAY ITEMS WORKS WALAUPUN TIDAK BISA DITAGIHKAN
TERTENTU.
6-16
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
PERIOD) ATAU DAPAT JUGA DISEBUT SEBAGAI AWAL DARI PELAKSANAAN KONTRAK
(CONTRAC PERIOD). JIKA CONSTRUCTION PERIOD DIMULAI SEJAK COW DAN BERAKHIR
PADA PHO (PROVISIONAL HAND OVER) MAKA CONTRACT PERIOD DIMULAI SEJAK COW
DAN BERAKHIR PADA FHO (FINAL HAND OVER)
DIGUNAKAN.
LOKASI QUARRY).
6-17
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
DIGUNAKAN.
6-18
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
TERDIRI DARI :
6-19
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
KONSULTAN.
SUPERVISI.
DENDA.
SEKITAR PROYEK.
6-20
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
PINBAGPRO FISIK).
– MENJELASKAN KAPAN SERAH TERIMA LAPANGAN DAPAT DILAKUKAN.
– MENJELASKAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UNTUK PUNGUTAN RETRIBUSI
MAUPUN ASURANSI.
DILEWATI.
PEKERJAAN.
SEBAGAINYA.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
6-21
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
d. PERAN KONTRAKTOR
– MENJELASKAN RENCANA KERJA PADA SAAT MOBILISASI YANG MELIPUTI :
o MOBILISASI PERALATAN DAN PERSONEL
SURVEI LAPANGAN
– RENCANA KERJA DAN REVIEW DESIGN :
o MELAKSANAKAN SURVEI UNTUK PEMBUATAN GAMBAR KERJA.
o MEMBUAT GAMBAR KERJA (STANDARD SURVEI DAN GAMBAR KERJA
TANGGUNGJAWABNYA.
e. PERAN KONSULTAN
– Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan dituangkan
dalam Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
– MEMPERSIAPKAN FORMULIR-FORMULIR ISIAN ANTARA LAIN :
o LAPORAN HARIAN.
o LAPORAN MINGGUAN
o LAPORAN BULANAN (MONTHLY PROGRESS REPORT)
o EXECUTIVE SUMMARY REPORT
o SURVEI LAPANGAN UNTUK REVIEW DESIGN.
o PERHITUNGAN VOLUME / BACK UP DATA SERTA MONTHLY CERTIFICATE
(MC)
6-22
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
o QUALITY CONTROL
o CONTRACTOR‟S REQUEST UNTUK :
MEMULAI PEKERJAAN
TEST MATERIAL
PENERIMAAN PEKERJAAN
– MENJELASKAN STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN DAN TUGAS DARI PADA
MENJADI LEBIH LANCAR DEMI TERCAPAINYA PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU
6-23
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MANAJEMEN PROYEK
DISEMUA LINI PEKERJAAN BAIK SEGI BIAYA, MUTU DAN WAKTU. PADA MODUL
MANAJEMEN PROYEK, SEGI PENGENDALIAN TIDAK DIBAHAS SECARA RINCI. BARU PADA
MODUL PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU, PROSES CONTROLLING AKAN SECARA
RINCI DIBAHAS
KEPENTINGAN PROYEK.
STAFNYA.
KERJA DENGAN KERJA DENGAN PEMILIK PROYEK DAN KONSULTAN. ADAPUN CONTOH
6-24
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN
MANAJEMEN PROYEK
A AHLI
MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER V MADYA
PERALATAN/ LAPANGAN ADMINISTRASI TEKNIK H
LOGISTIK
L
L
TUKANG/ TUKANG/ OPERATOR A
I N TENAGA
PEKERJA PEKERJA PEKERJA
TERAMPIL
6-25
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PINJAMAN LUAR NEGERI, MAKA YANG DIMAKSUD DENGAN PEMILIK PROYEK ADALAH
PERUBAHAN PEKERJAAN
1-26
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
OPTIMAL. DARI SINI BARU DAPAT DIPERHITUNGKAN “BERAPA” BIAYA YANG HARUS
DIKELUARKAN.
1-27
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PENGELUARAN UANG.
KEGIATAN PALING AWAL DAPAT DIKERJAKAN DAN KAPAN WAKTU PALING AKHIR DARI
SAMPAI AKHIR.
YANG SALING TERGANTUNG SATU SAMA LAIN TERSEBUT BISA TERDAPAT SATU ATAU
KRITIS TERSEBUT HARUS DIAWALI DAN DIAKHIRI TEPAT WAKTU, SEBAB APABILA
1-28
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
14
2
17
D(16)
A(14)
0 33 F(17) 50
STAR C(0)
1 4 5
T 0 33 50
B(15)
FINISH
15 E(18)
3
15
MENYELESAIKANNYA
= EVENT
EET
NE
NE = NO. OF EVENT
LET
EET = EARLIEST EVENT TIME
LET = LATEST EVENT TIME
LET
1-29
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BERIKUT :
DIMULAINYA TERGANTUNG PADA SELESAINYA KEGIATAN LAIN. JADI PADA LINK CHART
1-30
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DENGAN KEGIATAN LAIN MESKIPUN TIDAK SEJELAS CRITICAL PATH METHOD. JIKA
HANYA MENGANDALKAN BAR CHART, KITA TIDAK AKAN PERNAH MENGETAHUI
KEGIATAN ATAU SUB KEGIATAN MANA YANG POSISINYA BERADA PADA LINTASAN
PADA HALAMAN SELANJUTNYA DIGAMBARKAN CONTOH BAR CHART DARI PROYEK SDA,
HANYA DIAMBIL RESUMENYA SAJA, TIDAK DIRINCI DALAM SUB-SUB KEGIATAN YANG
Dari total % rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung jumlah %
kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan mulai dari Commercement of
Works (COW) s/d PHO. Kurva yang menghubungkan % kumulatif rencana
pelaksanaan pekerjaan tiap bulan inilah yang disebut Kurva S karena pada umumnya
untuk suatu rencana pelaksanaan yang normatif, kurva tersebut biasanya berbentuk
1-31
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
huruf S. Dengan cara yang sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan
dibuat kurva yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat
pengendali. Lihat Kurva S pada Lampiran. (hal.6.71)
SYARAT KHUSUS
1-32
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
MONITORING KHUSUS
PENGANGKUTAN LEWAT LAUT PERLU ALAT KHUSUS (LST, BARGE) DAN HARUS
MEMPERHITUNGKAN MUSIM
KEPENTINGAN PERUSAHAAN
AIR ADALAH UNTUK MENYAKINKAN BAHWA APA YANG DIKERJAKAN BAIK BERUPA
PELAYANAN JASA PENYEDIAAN AIR BAGI MASYARAKAT BENAR TELAH SESUAI DENGAN
1-33
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1-34
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
TENDER/PELELANGAN.
URUTAN PELAKSANAAN
1-35
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PELAKSANAAN PEKERJAAN
BERSANGKUTAN
1-36
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LINGKUNGAN SETEMPAT
RISKAN
‟ENGINEERING‟ YANG SAMA PERSIS DARI DUA AHLI TEKNIK. JADI PILIHAN YANG
1-37
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
KONSULTAN
PERLU DIKETAHUI JENIS TANAH YANG AKAN DIGALI/YANG TERLIBAT DARI LUAR
(DILAKUKAN TES)
ADA BERAPA QUARRY/ BORROW AREA
LOKASI QUARRY (GUNUNG, SUNGAI/ TANAH DATAR DLL)
JARAK SITE
JENIS BATUAN/ PASIR/ TANAH TIMBUN
JALAN MENUJU QUARRY/ BORROW AREA (ADA, MEMBUAT BARU, PERLU
DIPERLUKAN)
1-38
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
6.1.3.6 MOBILISASI
A. Mobilisasi
a. Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
– Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor proyek, kantor
konsultan, kantor kontraktor, tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang
dan sebagainya) sesuai dengan spesifikasi umum di dalam dokumen kontrak.
– Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-kendaraan proyek) yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek
– Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku,
mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi.
– Mendirikan construction plant sesuai dengan kebutuhan proyek.
– Mendatangkan personel-personel kontraktor dan konsultan.
1-39
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
g. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah mempertimbangkan
penggunaan material untuk pekerjaan tanah maupun perkerasan jalan dan struktur
1-40
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
yang berasal dari sekitar lokasi proyek. Jika di sekitar proyek tidak terdapat material
yang memenuhi syarat, pilihannya tentu mengambil material dari deposit quarry
yang berasal dari tempat lain. Sebelum diambil keputusan apakah deposit quarry di
suatu lokasi memenuhi persyaratan mutu bahan baku, maka konsultan harus
melakukan pengujian mutu bahan baku di laboratorium terhadap quarry di maksud
serta memperkirakan volume deposit quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang
berkaitan dengan kewajiban membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut
menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Ijin menggunakan Quarry
Permohonan ijin untuk menggunakan quarry / borrow area diajukan kepada
Pemerintah setempat oleh kontraktor, dengan mengikuti prosedur dan ketentuan
yang berlaku setempat.
i. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi beton
dan sebagainya harus terlebih dahulu dimintakan persetujuan oleh kontraktor kepada
Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-bahan
tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa,
dan apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan
bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek.
j. Komposisi Peralatan
Pinpro / Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet) alat-
alat berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat tersebut
masing-masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat kemudian jenis
dan jumlahnya harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
k. Mobilisasi Personel
MOBILISASI PERSONEL DILAKUKAN SECARA BERTAHAP SESUAI DENGAN KEBUTUHAN.
UNTUK TENAGA –TENAGA INTI KONTRAKTOR, MAKA PINPRO / PINBAGPRO PERLU
MENGACU PADA DAFTAR PERSONEL INTI YANG DIAJUKAN OLEH KONTRAKTOR PADA
1-41
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
B. SITE PLAN
TUJUAN SITE PLAN
SUPAYA TERKOORDINASI DAN TERINTEGRASI SECARA EFISIEN DAN EFEKTIF SEMUA
DAYA OPTIMAL
DIDALAM MENYIAPKAN SUATU SITE PLAN HARUS BERPIJAK DAN MENGACU PADA :
1. VOLUME DARI PEKERJAAN YANG DOMINAN, SEPERTI DALAM:
PEKERJAAN GALIAN
PEKERJAAN TIMBUNAN
PEKERJAAN GROUTING
PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN STELL STRUCTURES
PEKERJAAN PEMBESIAN
PEKERJAAN BEKISTING
PEKERJAAN PENGEBORAN TEROWONGAN
PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA JALAN KERJA
2. WAKTU YANG EFEKTIF UNTUK MEBAWA MATERIAL-MATERIAL DARI STORAGE AREA
TERPENDEK.
3. LOKASI GENERAL OFFICE DAN WARE HOUSE SEDEKAT MUGKIN DENGAN PINTU UTAMA
PROYEK SUPAYA GAMPANG DICARI PIHAK LUAR DAN JUGA MUDAH MENGAMANKAN
DASAR ANALISA TEKNIS YANG UTAMA UNTUK DIDAPATKAN KOORDINASI KERJA DAN
SPESIFIKASI TEKNIK
1-42
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PADA SITE PLAN AKAN TERGAMBAR ALUR DAN UKURAN UNTUK KEPERLUAN ANTARA
LAIN :
1. KANTOR PROYEK
2. GUDANG PROYEK
3. STOCK PILE MATERIAL BETON
4. WORK SHOP HEAVY EQUIPMENT (ALAT BERAT)
5. CONSTRUCTION FORMAT
6. FABRICATING REINFORCING STELL
7. STOCK PILE TANAH
8. GUDANG BAHAN PELEDAK
9. GUDANG DAN WORK SHOP PERALATAN LISTRIK
10. JALAN KERJA
1-43
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
KEBIJAKSANAAN PERUSAHAAN
KESEPAKATAN ATAU KOMITMEN MANAJER PROYEK DENGAN DIREKSI PERUSAHAAN
DIRENCANAKAN DALAM RAP. HAL INI SANGAT MUNGKIN TERJADI DAN WAJAR. NAMUN,
DENGAN DEMIKIAN BISA DIKATKAN TOLOK UKUR KESUKSESAN MANAJER PROYEK DALAM
MENGELOLA OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK ADALAH KEMAMPUANYA DALAM
- SEBAGAI TOLOK UKUR ATAU SARANA PENILAIAN ATAS KESUKSESAN PARA PERSONAL
YANG BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP HASIL USAHA PROYEK TERSEBUT, KHUSUNYA
1-44
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DANA OPERASIONALNYA. SEBAB PROYEK TIDAK BISA MENYEDIAKAN DANA SENDIRI DARI
PERKIRAAN PENERIMAANNYA.
DALAM HAL INI PERUSAHAAN DAN MANAJER PROYEK AKAN BERUPAYA MENDAPATKAN
DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PROYEK, MAKA CASH FLOW PROYEK MERUPAKAN SATU
1-45
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
- CASHFLOW HARUS MENGUNAKAN DATA INFORMASI YANG AKURAT, VALID DAN LAZIM
(DOKUMEN KONTRAK, RISALAH RAPAT, KESEPAKATAN ATAU REFERENSI PENGOLAHAN
FINANSIAL PROYEK SEJENIS YANG LALU).
PERUSAHAAN
KENYATAAN KONDISI ARUS KAS PROYEK DENGAN YANG TELAH DIRENCANAKAN DALAM
LANGSUNG ATAS AKTUALISASI RENCANA ARUS KAS PROYEK, DITUNTUT SELALU CERMAT
BERUPA HUTANG)
1-46
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
- CASH FLOW DIBUAT DENGAN BERORIENTASI PADA BALANCE YANG POSITIF ATAU
BERMACAM –MACAM MATERIAL, PERALATAN, SERTA TENAGA KERJA BAIK SKILL MAUPUN
KESEHATAN KERJA.
TUJUAN PELAKSANAAN K3
- MENGETAHUI DAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DENGAN BENAR MENGIKUTI
PRINSIP PELAKSANAAN K3
- HARUS ADA RENCANA K3 YANG MENYANGKUT :
o LOKASI KERJA
o RESIKO KECELAKAAN
o PENCEGAHAN KECELAKAAN
o PENANGGUNGJAWAB PELAKSANAAN K3
1-47
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PERENCANAAN K3 MELIPUTI :
- PEMILIHAN SISTEM DAN PERALATAN
METODE KERJA (EFEKTIF DAN EFISIEN)
JARING PENGAMAN
TANGGA DARURAT
PERALATAN
KEBAKARAN
1-48
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BIAYA PELATIHAN
BIAYA PROMOSI
o BENDERA
o SPANDUK
o BILLBOARD
o POSTER
BIAYA OPERASIONAL K3
o GAJI PERSONIL TERTENTU (SAFETY CONSTRUCTION ENGINEER DAN LAIN-LAIN)
o SARANA BANTU K3
BIAYA PENGOBATAN DAN KOMPENSASI YANG DI CADANGKAN UNTUK KEPERLUAN
TAK TERDUGA
(RPL)
DI INDONESIA, PERMASALAH LINGKUNGAN HIDUP TELAH MENDAPAT PERHATIAN SEJAK
PELITA II, HAL TERSEBUT TERUS BERLANJUT SAMPAI SEKARANG, DENGAN USAHA-
LINGKUNGAN BINAAN YANG DIPERLUKAN, SERTA MAKIN BESAR POTENSI SDA YANG
DIMANFAATKAN.
1-49
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
YANG BERSANGKUTAN.
ATAU KEGIATAN.
1-50
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PROYEK.
DALAM RKL DAN RPL HARUS DAPAT DIGUNAKAN DAN DIMANFAATKAN SEBAGAI
ACUAN DALAM PELAKSANAAN PEMBEBASAN TANAH DAN PEMBEBASAN TANAH
TERSEBUT.
PENERAPAN:
1-51
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
TINDAK LANJUTNYA.
PROYEK.
PENINGKATAN DAYA GUNA DAN HASIL GUNA DARI PRASARANA YANG TELAH
BERLANGSUNG.
KEGIATAN.
MEMADAI.
1-52
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
TERHADAP KOMPONEN FISIK KIMIA DAN BAHKAN BILA TIDAK DITANGGULANGI DENGAN
1-53
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
INDIKATOR DAMPAK YANG TIMBUL DAPAT MENGACU PADA KETENTUAN BAKU MUTU
DAMPAK TERSEBUT.
SEPERTI :
KONDISI SETEMPAT, SEPERTI PENEMPATAN BASE CAMP YANG JAUH DARI LOKASI
SIANG HARI.
MENIMBULKAN DEBU.
KEGIATAN.
1-54
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
TESEBUT MENINGKAT.
INDIKATOR DAMPAK DAPAT DILIHAT DARI WARNA DAN BAU AIR DI BAGIAN HILIR
KEGIATAN SERTA HASIL ANALISIS KEGIATAN AIR/MUTU AIR SERTA ADANYA KELUHAN
MASYARAKAT.
UPAYA PENANGANAN DAMPAK YANG TIMBUL TERSEBUT ANTARA LAIN DENGAN CARA
:
a. MEMPERBAIKI DENGAN SEGERA PRASARANA JALAN DAN UTILITAS UMUM YANG
RUSAK.
TEPI PRASARANA JALAN UMUM, YANG LALU LINTASNYA TIDAK BOLEH TERHENTI OLEH
PEKERJAAN KONSTRUKSI.
1-55
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DISEKITARNYA.
LOKASI KEGIATAN.
LINGKUNGAN SETEMPAT.
INDIKATOR DAMPAK DAPAT DILIHAT DARI JENIS DAN JUMLAH TANAMAN YANG
KEGIATAN.
SEPERTI :
1-56
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DENGAN KEBUTUHAN DAN TEPAT WAKTU. HAL INI SANGAT MENGURAS KEMAMPUAN
TIM SUKSES PENGELOLAAN PROYEK (MANAJER PROYEK DAN STAFF) DITUNTUT UNTUK
SELALU SIAGA. SELAIN ITU TIM INI JUGA HARUS MENUNJUKKANATAU MEMBERIKAN
MANAJER PROYEK YANG BAIK HARUS MENGENAL DENGAN TEPAT SEGALA AKTIVITAS
YANG HARUS DILAKSANAKAN DALAM FASE INI AKAN SANGAT MEMBANTU TINDAKAN
1 2 3 4
1. MENINDAK LANJUTI BERITA 1. KONSOLIDASI DAN o SETIAP PERUSAHAAN
1-57
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
- RE PERMASALAHAN PROYEK
AMANDEMEN KONTRAK
1-58
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PERUSAHAN TERHADAP
SELURUH KEPENTINGAN
PERUSAHAAN UNTUK
TUJUAN INTERNAL
3. MELAKSANAKAN RKL,
RDL DAN K3
KOMUNIKASI DAN KOORDINASI ANTAR ANGGOTA TIM MANAJEMEN PROYEK YANG TERDIRI
DAN KONTRAKTOR ATAU PIHAK LAIN YANG BERKEPENTINGAN DENGAN MATERI RAPAT
JADI RAPAT KONSTRUKSI DAN RAPAT KOORDINASI YANG DILAKSANAKAN BERSAMA TIM
1-59
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
RAPAT KONSTRUKSI
- BIASANYA DILAKUKAN SEKALI TIAP BULAN
- ATAU TERGANTUNG KEBUTUHAN DAN KEPENTINGAN
- BIASANYA DILAKUKAN DITEMPAT PEMILIK PROYEK ATAU DI KANTOR PROYEK
- RAPAT FORMAL
- UNDANGAN RESMI DIBERIKAN
- MATERI YANG DIBAHAS SUDAH TERTENTU
- PESERTA MEMBAWA DATA DAN ALTERNATIF USULAN PENYELERSAIAN MASALAH
ACARANYA
KONSTRUKSI
RAPAT KORDINASI
- BIASANYA DILAKSANAKAN SEKALI SETIAP MINGGU
- ATAU TERGANTUNG KEBUTUHAN DAN KEPENTINGAN
- BIASANYA DILAKSANAKAN DITEMPAT PEMILIK PROYEK ATAU DI KANTOR PROYAK
- RUTIN TANPA UNDANGAN RESMI
- MATERI YANG DIBAHAS SEKITAR RENCANA KERJA, KESIAPAN SUMBER DAYA,
PROYEK
PENYELESAIAN BERSAMA
1-60
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BATASAN TERSEBUT
PERUSAHAAN YAITU:
1-61
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Nilai jaminan uang muka pada prinsipnya secara bertahap dapat dikurangi namun
sekurang-kurangnya sama dengan sisa uang muka yang belum dilunasi. Kemudian
1-62
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
penggunaan uang muka tersebut diawasi oleh Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa dan
sepenuhnya harus diperuntukkan bagi pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
1-63
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan kesimpulan dari Laporan Harian selama 1 minggu,
juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1 minggu,
disiapkan oleh kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian tentang
siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, kontraktor juga harus menyiapkan Laporan
Bulanan yang berisi kesimpulan dari Laporan Mingguan selama 1 bulan, juga
mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1 bulan,
disiapkan oleh kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian tentang
siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
– Laporan Bulanan yang dibuat oleh kontraktor ini akan merupakan masukan bagi
konsultan dalam menyiapkan laporan yang disebut sebagai Laporan Bulanan
Konsultan Supervisi (karena konsultan memiliki kontrak tersendiri dengan
Pinpro Pengawasan) mencakup :
o Laporan kegiatan fisik yang dilakukan oleh kontraktor minimal berisi berisi
informasi tentang pembayaran sertifikat bulanan (Monthly Certificate),
ringkasan kemajuan pekerjaan, realisasi financial progress schedule – S
Curve, dan sketsa kemajuan pelaksanaan fisik.
o Laporan pengawasan teknis, mencakup aspek pengawasan teknis yang
berkaitan dengan quality assurance dan quality control terhadap hasil kerja
kontraktor setiap bulan. Selain itu juga dilaporkan daftar personel konsultan
dan jadwal penugasannya sebagai tim konsultan pengawas.
LAPORAN TRIWULAN
MERUPAKAN EVALUASI 3 BULANAN YANG DIBUAT OLEH KONSULTAN PENGAWAS
1-64
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DARI ASPEK TEKNIS AKAN TETAPI JUGA DARI ASPEK ADMINISTRATIF SEHINGGA DAPAT
KONTRAK.
LAPORAN AKHIR
FINAL REPORT ADALAH LAPORAN AKHIR YANG DISIAPKAN BAIK OLEH KONTRAKTOR
BERIKUT :
ANGKA DAN GRAFIK RENCANA DAN REALISASI DARI SEJAK BULAN KE-1
ADA.
– JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN YANG BELUM DAN ATAU PERLU DITANGANI
FINISHING SALURAN
FINISHING BANGUNAN
JALAN INSPEKSI
DAN SEBAGAINYA
– LOKASI RAWAN LONGSOR, RAWAN BANJIR, RAWAN KECELAKAAN DAN SEBAGAINYA.
Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan laporan akhir proyek, yaitu dibuat
sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara kontraktor dan konsultan atau
dibuat bersama oleh kontraktor dan konsultan (ditandatangani oleh kontraktor dan
konsultan). Cara yang kedua mungkin menyiapkannya agak sulit karena mempersamakan
sudut pandang antara kontraktor dan konsultan tentu tidak mudah, namun isi laporan akhir
tentunya akan lebih kaya dan lebih akurat analisisnya dibandingkan dengan kalau dibuat
oleh masing-masing. Alternatif mana yang dipilih, tentu sepenuhnya menjadi kewenangan
pinpro/satuan kerja/pengguna jasa.
REVISED SCHEDULE – S CURVE
KONTRAK :
1-66
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
100 3 bulan
80
Prosen
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised
CATATAN
Pembayaran prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada umumnya dilakukan
dengan dua cara :
Pembayaran dengan sistem sertifikat bulanan atau monthly certificate
Pembayaran dengan sistem termijn, yakni pembayaran setelah prestasi hasil pekerjaan
fisik kontraktor mencapai kemajuan pada nilai prosentase tertentu.
Sistem mana yang akan digunakan tergantung pada kesepakatan yang diatur dan
dituangkan di dalam dokumen kontrak.
1-67
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
a. Pembayaran dengan sistem Monthly Certificate (MC), dalam garis besar diatur
sebagai berikut :
Setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, kontraktor perlu membuat sertifikat
bulanan yang kemudian diajukan kepada Pinpro / Pinbagpro.
MC mencakup rincian :
Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen dengan komulatif
jumlah biaya per Divisi Pekerjaan pada bulan yang bersangkutan.
Gross Monthly Certificate, terdiri dari biaya total works complete + biaya material
on site (biasanya material on site diperhitungkan 80% x nilai yang ada di
lapangan)
Biaya-biaya deductions (pengurangan) yang terdiri dari :
o Retention Money
o Advance Payment Repayment (terhitung sejak MC No. 3)
o Previous Monthly Certificate
Net Monthly Certificate (= Gross MC - Total Deductions)
Value Added Tax on Net MC
Value Added Tax on Advance Payment (jika belum dibayarkan)
Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (= Net MC - Value Added Taxes)
Komposisi pembayaran :
o Foreign Cost Component
o Local Cost Component
Pengajuan sertifikat bulanan tersebut harus sudah mendapatkan kepastian dari
Engineer dalam waktu 7 (tujuh) hari, apakah disetujui/diperbaiki/ditolak.
Apabila telah disetujui, Pinpro / Pinbagpro harus sudah mengajukan SPP (Surat
Permintaan Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan agar
dapat disetujui sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.
o Pembayaran dengan sistem termyn, dalam garis besar diatur sebagai berikut :
Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan yang telah
dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak, kontraktor diperbolehkan mengajukan
tagihan pembayaran secara tertulis kepada Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa disertai
dengan lampiran daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta harga
satuan dan jumlahnya.
1-68
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat
kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang adalah suatu pengurangan volume
pekerjaan juga karena kondisi lapangan, meskipun volumenya sudah secara jelas
tercantum di dalam dokumen kontrak.
1-69
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Proses perjalanan perencanaan proyek SDA mulai program anggaran sampai dengan
pra-kontrak dapat berlangsung lebih dari 1 atau 2 tahun terutama untuk program yang
berbantuan luarnegeri, sehubungan dengan proses prosedurnya harus melalui
persetujuan lender tersebut . Oleh karena itu pada saat proses pra-kontrak maka pada
umumnya kondisi lapangan sudah banyak berubah dibandingkan dengan desain awal
yang dikirim dan disetujui oleh lender.
Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi topografi yang mengalami
perubahan drastic, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian ulang atas data
data seperti : Data pengukuran, data geoteknik, data trase saluran dan elevasi saluran
dll
PADA UMUMNYA SESUAI DENGAN DOKUMEN KONTRAK MAKA PROSES REVIEW DESAIN
HARUS DIMULAI SEJAK TANDA TANGAN KONTRAK ATAU BERLAKUNYA KONTRAK EFEKTIF
CONSTRUCTION MEETING, DIMANA PADA RAPAT TERSEBUT DIHADIRI OLEH SEMUA UNSUR,
BAIK DARI PENGGUNA JASA ATAU PEMERINTAH, KONSULTAN DAN KONTRAKTROR YANG
AKAN MELAKSANAKAN.
DATA PERALATAN SERTA FORMAT UNTUK SURVEY, DAN JADWAL RENCANA KERJA
WAKTUNYA TIDAK LEBIH DARI 3 BULAN KONTRAK MULTIYEARS ATAU TIDAK LEBIH 20%
WAKTU PERIODE KONTRAK TAHUNAN.
VISUAL PENDAHULUAN TERSEBUT DAN ANALISA AWAL ATAS DESAIN AWAL DARI
1-70
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
SEJAUH MANA BESARAN REVIEW DESAIN DAPAT DILAKUKAN.OLEH KARENA ITU DATA
AWAL KONTRAK TERKAIT DENGAN DATA PENGUKURAN, DATA GEOTEKNIK, DATA VOLUME
PEKERJAAN, GAMBAR KONTRAK, SPESIFIKASI TEKNIK, DAN DATA SOSIAL YANG MUNGKIN
TERJADI PERLU DIKAJI ULANG AGAR SAAT PEMBUATAN REVIEW DESAIN HAL HAL
TERSEBUT SEMUANYA DAPAT DIANTISIPASI DAN DAPAT DITANGANI DENGAN LEBIH BAIK
DAN OPTIMAL. NAMUN DATA INI PADA UMUMNYA SANGAT TERBATAS ADANYA SEHINGGA
MENGALAMI KESULITAN MENDAPATKAN DATA DASARNYA. PERMASALAHAN DAN
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA DESAIN AWAL DIBANDING DENGAN KONDISI SAAT
SEBAGAI HASIL KAJIAN AWAL PERLU DISUSUN DENGAN LENGKAP JELAS, DALAM KORIDOR
DATA KONTRAK AWAL SEPERTI, NAMA KONTRAK, LOKASI PROYEK, VOLUME EFEKTIF,
PERBEDAAN KONDISI DESAIN AWAL DAN DESAIN USULAN BARU, NAMA KONTRAKTOR DAN
REVIEW DESAIN. SELAIN ITU BEBERAPA HAL TERKAIT KETERSEDIAAN JENIS BAHAN DAN
HARGA YANG ADA DIWILAYAH TERSEBUT MENJADI BAGIAN PENTING UNTUK DAPAT
SAMA.
YANG JELEK YANG MEMUNGKINKAN ADANYA KKN. OLEH KARENA ITU PROSES
1-71
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PROSES REVIEW DESAIN MAKA 3 UNSUR YAITU PEMIMPIN PROYEK, KONSULTAN DAN
UNTUK SETIAP MATA PEMBAYARAN BERSAMA DENGAN JADUAL MENDETAIL DARI SEMUA
PEKERJAAN.
REVISI PERKIRAAN KUANTITAS INI HARUS DIANTISIPASI SEDINI MUNGKIN AGAR TIDAK
DIANTISIPASI ITEM PEKERJAAN YANG PADA AWAL KECIL VOLUMENYA , NAMUN PADA
PADA SAAT PELAKSAAN VOLUMENYA MELONJAK TAJAM. APALAGI JIKA VOLUME YANG
KECIL TERSEBUT PADA AWALNYA TENDER HARGA SATUANNYA CUKUP BESAR SEHINGGA
DALAM SETIAP PROSES PERENCANAAN SELALU DIHADAPKAN PADA BEBERAPA OPSI ATAU
ALTERNATIVE PENANGANAN TERMASUK PEMBIAYAANNYA. PADA UMUMNYA PERUBAHAN
DAN ATAU PENAMBAHAN PEMBIAYAAN YANG DIMUNGKINKAN ADALAH KURANG LEBIH
10% DARI NILAI KONTRAK AWAL, KHUSUSNYA YANG BERBANTUAN LUAR NEGERI, NAMUN
PADA UMUMNUYA TIDAK ADA KHUSUSNYA YANG BERBANTUAN APBN. HAL INI TERKAIT
DENGAN BESARAN RECOVERY MONEY ATAU INTEREST RATE KHUSUSNYA BERBANTUAN
DALAM HAL SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN PROYEK SDA BERASAL DARI APBN
ATAU DANA BANTUAN LUAR NEGERI MAKA ADA BEBERAPA PROSEDUR YANG HARUS
1-72
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah tetap.
Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang dinilai
layak untuk menjadi penyebab perlunya perpanjangan waktu pelaksanaan, maka
menjadi tugas Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa untuk segera mempelajari
permasalahannya dan kemudian memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan. Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan
tersebut tidak boleh menunggu sampai PHO (Provisional Hand Over). Adapun yang
dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk pengusulan perpanjangan waktu
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan tambah.
Perubahan design
Bencana alam yang dinyatakan oleh Gubernur.
Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/satuan kerja/pengguna
jasa.
Masalah yang timbul di luar kewenangan kontraktor.
Force majeur ( antara lain : huru-hara, perang, bencana alam)
Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan untuk
alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal ini harus
didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak dibandingkan dengan
data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.
1-73
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Dalam hal Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa dapat menyetujui usulan yang diajukan
oleh kontraktor, maka proses adendum kontrak harus segera dilakukan.
Proses adendum kontrak karena perpanjangan waktu tersebut harus diikuti dengan
perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka,
jaminan pemeliharaan)
Denda adalah salah satu sanksi yang dikenakan kepada Pihak Kontraktor karena
keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan.
Ketentuan besarnya denda tergantung pada klausul yang tercantum di dalam Syarat-
syarat Kontrak.
Sejak waktu pelaksanaan kontrak dilampaui, denda sudah harus diperhitungkan dan
dibayar ke Kas Negara pada setiap terjadi transaksi pembayaran.
Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
Pinpro/satuan kerja/pengguna jasa akan memotong langsung dari tiap tagihan
pembayaran yang diajukan oleh kontraktor.
Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar Negeri maka
kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran denda melalui Kas Negara
1-74
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
TERSEBUT.
DILAKSANAKAN
1-75
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DILAKSANAKAN
PEMASUKAN PENAWARAN)
BARANG/JASA
MISALNYA :
TERJADI PERANG
1-76
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BENCANA ALAM.
SEBAGAI KONSEKWENSI PENGHENTIAN KONTRAK, EMPLOYER BERKEWAJIBAN
LEBIH AWAL DARI JADWAL YANG TELAH DITETAPKAN ATAS PRAKARSA PEMILIK
BERIKUT :
1-77
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PENUNDAAN.
PENUNDAAN TERSEBUT :
PEKERJAAN
ARBITRASE
ARBITRASE DILAKUKAN JIKA TERJADI PERSELISIHAN ATAU PERBEDAAN PENDAPAT YANG
TIDAK BISA DISELESAIKAN OLEH ENGINEER (MEWAKILI EMPLOYER) DAN KONTRAKTOR.
ARBITRASE DILAKUKAN BERDASARKAN "ARBITRATION RULES OF THE UNITED NATIONS
COMMISSION ON INTERNATIONAL TRADE LAW" YANG UNTUK PEKERJAAN PROYEK-
1-78
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
PENGADILAN NEGERI.
PIHAK.
FISIK PADA FASE INI KECIL NAMUN SANGAT MENENTUKAN KEBERHASILAN PENYELESAIAN
SEBUAH PROYEK DENGAN TEPAT WAKTU DAN MUTU ‟ KASAT MATA‟ SERTA ‟ NILAI
1-79
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DIPERLUKAN
PADA WAKTU YANG BERSAMAAN PROSES ADMINISTRASI DAN QUANTITY SURVEY JUGA
DILAKUKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN DOKUMEN MUTUAL CHECK 100% PROGRESS
FISIK
100% ATAU PEKERJAAN SELESAI YANG DILAMPIRI JAMINAN BANK SEBAGAI JAMINAN
PENYELESAIAN PROYEK TEPAT WAKTU, SESUAI RENCANA KERJA YANG BARU DAN
JAWABNYA
PERUBAHAN ATAS ALOKASI VOLUME PEKERJAAN DAN PERUBAHAN LAINYA. HAL INI
DIMAKSUDKAN AGAR PROGRES BILLING YANG DIAJUKAN SEGERA DIPROSES
1-80
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DIREKSI/KEPALA CABANG/PERUSAHAANYA
BERIKUT :
1-81
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-82
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-83
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-85
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh panitia PHO yang disetujui oleh semua
unsur terkait, termasuk kontraktor dan konsultan.
– Memperbaharui tanggal tentative PHO
Dalam hal hasil evaluasi Panitia PHO menghasilkan keputusan bahwa
kontraktor belum mmelaksanakan 100% quantity sebagaimana disebutkan
dalam Dokumen Kontrak, maka tanggal tentative PHO ditetapkan oleh Panitia
PHO berdasarkan evaluasi dan analisa terhadap sisa item pekerjaan yang
belum dilaksanakan oleh kontraktor dan kemampuan kontraktor yang
bersangkutan.
Dalam hal penundaan tanggal tentative PHO melebihi tanggal akhir konstruksi,
maka kontraktor dapat dikenakan denda sebagaimana disebutkan di dalam
General Condition of Contract.
1-86
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER
Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenggarakan
PHO Second Meeting Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
perhitungan seluruh
Pemberitahuan tertulis Kontraktor pekerjaan yang telah
memperbaiki hasil selesai dikerjakan
kepada kontraktor
tentang pekerjaan sesuai saran
pembentukan Tim Visual,
Panitia PHO Administrasi, dan
Quantity OK
NO
Penilaian
atas hasil
perbaikan ?
1-87
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
FINAL HAND OVER ADALAH SERAH TERIMA AKHIR HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN OLEH
KONTRAKTOR KEPADA PEMILIK. KONTRAKTOR TIDAK/BELUM DIANGGAP SELESAI
TERKAIT, DILAKSANAKAN OLEH PANITIA FHO YANG DIBENTUK OLEH INSTANSI YANG
BERIKUT :
KONTRAKTOR.
RANGKAIAN PROSES FHO YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PARA PIHAK TERKAIT :
dalam rekomendasi tersebut dilampirkan Hasil dan Daftar Perbaikan Cacat dan
Kekurangan yang telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja pemeliharaan yang
telah disetujui.
Pemberitahuan Pinbagpro / Pinpro kepada Ketua Panitia FHO
Apabila kontraktor telah selesai atau telah melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
dengan baik menurut Engineer, kemudian Engineer (dalam hal ini Pemimpin Bagian
Proyek / Pemimpin Proyek) memberitahukan hal tersebut kepada Ketua Panitia
FHO dan meminta kepada Panitia FHO untuk melakukan kunjungan ke lapangan.
Panitia FHO harus sudah mulai melaksanakan pemeriksaan ke lapangan paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum masa pemeliharaan berakhir.
– Rapat Pertama
Uraian kronologi pelaksanaan proyek oleh Pinbagpro / Pinpro
NAMA PROYEK
LOKASI PROYEK
PANJANG EFEKTIF DAN FUNGSIONAL PROYEK
TOTAL BIAYA PROYEK
PROSES ADENDUM KONTRAK YANG PERNAH DILAKUKAN
o ALASAN DIADAKANNYA ADENDUM KONTRAK
o PROSEDUR YANG SUDAH DILEWATI DALAM PENYIAPAN PROSES ADENDUM KONTRAK
TECHNICAL JUSTIFICATION DAN ATAU NEGOSIASI HARGA PADA PAY ITEM YANG
BELUM ADA DALAM KONTRAK
– Kunjungan Lapangan
Berdasarkan laporan Pinbagpro / Pinpro tentang rencana kerja dan daftar cacat /
kerusakan maka Panitia FHO bersama-sama kontraktor dan unsur-unsur proyek
melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh
kontrakor selama masa pemeliharaan (warranty period). Selain itu panitia juga
mencatat cacat dan kerusakan yang terjadi selain yang telah dilaporkan tersebut jika
ada.
– Rapat kedua
Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor pada masa
pemeliharaan.
Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut, apabila Panitia FHO
berkesimpulan bahwa kontraktor telah menyelesaikan semua “defects and
deficiencies” – cacat dan kerusakan, maka :
o Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa kontraktor telah
menyelesaikan pemeliharaan atas hasil pekerjaan konstruksi (yang telah di PHO-
kan) pada masa pemeliharaan (warranty period) dengan baik sesuai dengan
Dokumen Kontrak.
o Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang terakhir
kalinya (FHO).
o Menetapkan tanggal FHO.
o Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan kepada Pinbagpro / Pinpro.
1-90
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, Pinbagpro / Pinpro membuat Berita Acara
Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan kontraktor.
Pada halaman selanjutnya digambarkan diagram pelaksanaan Serah Terima Akhir
Pekerjaan :
1-91
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
BAB 7
KEMAMPUAN TAMBAHAN PENGELOLAAN PROYEK
7.1 Komunikasi
Ketrampilan Komunikasi Yang Dibutuhkan Manajer
Proyek yang berjalan lancar dan berhasil bisa dipastikan memenuhi (empat) faktor,yaitu
Perencanaan (program) kerja yang baik.
Persiapan kerja. yang baik.
Pengendalian operasional pelaksanaan yang efektif
KOMUNlKASI yang efektif (tepat sasaran dan dilakukan dengan baik dan
benar).
Ketrampilan (kemampuan) berkomunikasi dalam pengelolaan proyek dibutuhkan karena ada
kepentingan dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Dalam hal
ini, manajer proyek selaku penanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan proyek sangat
berkepentingan pada terlaksananya program kerja, misi proyek, dan misi perusahaannya.
Untuk itu, semua akan terlaksana dan memberikan hasil positif, HANYA KALAU ada
hubungan dan pilihan bentuk komunikasi yang tepat dan dilakukan dengan baik.
Itu adalah karena keterampilan (kemampuan) berkomunikasi, hakikatnya merupakan
keterampilan (kemampuan) untuk memilih bentuk komunikasi yang tepat dan melakukannya
dengan baik, yang ditandai dengan hasil positif sebagai berikut:
Menimbulkan respek, simpati, dan rasa antusias bagi yang diajak berkomunikasi
tersebut.
Mudah dimengerti dan 'diterima' dengan baik.
Kepentingan yang diharapkan terlaksana.
Hubungan kerja dan hubungan bisnis menjadi lebih baik.
1-92
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Pesan-pesan yang tidak relevan, tidak sesuai, atau tidak mengarah pada kemajuan dan
tindakan yang diharapkan, menjadi tidak produktif.
1-93
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin komunikasi tatap muka dengan staf, mitra
kerja, atasan, kolega, ataupun mitra bisnisnya.
Komunikasi tatap muka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif. Karena, kita bisa
mendapatkan umpan balik secara langsung mengenai rencana dan gagasan kita. Juga, kita
bisa membangkitkan rasa antusias atau komitmen langsung dengan lebih baik, jika kita
berurusan dengan seseorang secara tatap muka. Jadi, sangat keliru bila seorang Manajer
menghindari/ mengelakkan tanggung jawabnya dalam komunikasi langsung-tatap muka
dan menggantikannya dengan komunikasi tertulis.
Komunikasi tatap muka, meliputi tatap muka langsung dengan perseorangan, beberapa
orang, forum rapat, presentasi, dan pidato.
Komunikasi tatap muka menurut kira untuk menghargai orang lain dengan
memperhatikan apa yang mereka katakan. Itu berarti kita harus bisa mendengarkan,
mengerti, dan mengingat apa yang disampaikan 'lawan' bicara.
Apabila masalah yang dipercakapkan sedemikian banyak, maka perlu diminta (dibuat)
ringkasan pembicaraan, agar diperoleh hasil pembicaraan yang efektif dan jelas
maksudnya. bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, arti/maksud setiap, pengertian
yang tidak jelas (tidak tegas) pun bisa dijernihkan. Untuk rapat-rapat, biasanya segera
dibuat berita acara rapat (notulen).
Komunikasi tatap muka bisa berupa pertemuan perundingan (negosiasi) atau rapat lainnya
untuk memutuskan sesuatu hal yang menyangkut kepentingan peserta pertemuan atau
kepentingan pihak yang diwakilinya dengan kuasa tertentu. Untuk kepentingan demikian
hal yang perlu diperhatikan adalah:
Kita (Anda) harus memastikan untuk memberikan tanggapan dengan benar.
Siap dengan beberapa altenatif posisi tawar-menawar, sehingga mampu memberikan/
mengubah perundingan dan keputusan apabila situasi dan kondisi mengharuskan
untuk memberikan sikap dan keputusan yang cepat.
Dalam rangka pembicaraan seperti itu, kiranya (Anda) dimungkinkan untuk membawa
rekan sejawat (mitra kerja), guna memberikan dukungan atas kepastian dan wewenang
yang sesuai dengan kesepakatan dan kepentingan kita (Anda).
Misalnya, untuk membujuk, memohon bantuan, memuji, ataupun menegur mereka,
dan lain-lain.
Gunakanlah 'bagian pertama' dari pertemuan/pembicaraan tersebut untuk 'membaca'
dan memeriksa pemikiran.dan arah pembicaraan lawan bicara kira (Anda),
sehubungan dengan kepentingan yang dibicarakan. Kecermatan Anda dalam
1-94
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Dalam berkomunikasi langsung (tatap muka), kita (Anda) perlu mengenali sikap badan,
gerakan tubuh atau 'bahasa tubuh' lawan bicara kita
1-95
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
menghasilkan komitmen kelompok yang efektif sehingga misi yang direncanakan tercapai.
Ada 4 (empat) tipe orang menurut Carl Jung, ahli psikologi tingkah laku manusia, yaitu:
Tipe' ahli pikir' yang bergumul dengan fakta dan angka.
Dengan orang yang bertipe ini, gagasan verbal akan lebih dimengerti dan lebih
ditanggapi positif bila disajikan dalam bentuk proposal (memo) yang tersusun rapi.
Dengan memberi 'kesan' status fakta pada gagasan tersebut, proposal lebih mudah untuk
disetujui .
Tipe 'ahli pikir' umumnya mempunyai karakter (sifat) teliti, logis dan rasional, serta
lebih tertarik pada argumen yang ditunjang oleh data dan nilai-nilai yang terukur. Dalam
kelompok (organisasi) nya mereka sering dianggap sebagai 'penjaga' atau 'pengatur'.
Maka, konsep yang mendapat dukungan dari mereka akan menjamin keberhasilan dan
kehormatan
Para 'ahli pikir' tersebut biasanya mempunyai 'kemampuan lebih' dalam hal berpikir
analitis, ketertiban, dan kurang respek terhadap cara berpikir atau informasi yang tidak
beraturan
Tipe 'ah!i firasat':
Kreatif dan penuh gagasan.
Nalurinya kuat dan tidak toleran terhadap data yang banyak sekali.
Lebih senang diberitahukan atas suatu persoalan dan dibiarkan mencari penyelesaian
dengan caranya sendiri.
lnovasi merupakan keahliannya, tetapi umumnya tidak mampu mengenali detail dan
rinciannya. Mereka jarang bisa menerima usulan dari luar tahapan konsep, dan
umumnya memerlukan bantuan dari para ahli tindakan (ahli melaksanakan dan/ atau
ahli indra).
Kesepakatan waktu dianggap penting oleh para 'ahli firasat'. Maka, untuk
berkomunikasi dengannya perlu memastikan bahwa yang bersangkutan dalam kondisi
siap atau 'nyala' (in)
Tipe' ahli indria':
Merupakan orang-orang yang cenderung/ suka pada tindakan (melakukan pekerjaan).
Banyak akal dan lebih condong ke pekerjaan/ pelaksanaan.
Merupakan tipe pribadi' orang yang sangat berguna bagi tim, meskipun kadang suka
melaksanakan lebih dahulu rencana kerja sebelum waktunya.
Lebih tertarik pada 'bagaimana' bukan 'mengapa' dan sering kali mempunyai motivasi
1-96
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-97
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Manajer proyek yang baik harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam presentasi
(pidato). Salah satu alasan dari keharusan tersebut ialah kewajibannya untuk memberikan
penjelasan pada kepentingan tertentu, misalnya:
Presentasi konsep, gagasan, ataupun proposal di depan umum (pemilik proyek,
konsultan, direksi perusahaan, dan lain-lain).
Presentasi laporan manajerial proyek di depan sidang dewan direksi perusahaan.
Pidato untuk kepentingan tertentu sehubungan dengan pelaksanaan proyek (pidato
sambutan, dan lain-lain).
Presentasi/ pidato untuk kepentingan lain, baik karena jabatannya sebagai manajer
proyek ataupun pribadi.
Hal-hal di atas jelas bukan sesuatu yang mudah. Namun, semua orang bisa melaksanakannya
bila mau belajar dan melatih diri. Bakat bukan segala-galanya. Namun, bakat akan sangat
menunjang penampilan presentasi atau pidato tersebut.
Penulisan naskah
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Isi dan gaya penulisan naskah harus diperhitungkan dan disesuaikan dengan tipe
pendengar (penerima) presentasi yang akan kita (Anda) yakinkan.
Fakta harus disusun secara logis sehingga membantu dan memberi kejelasan
presentasi.
Pilih bahasa dan kalimat yang jelas agar mudah dimengerti.
Kalimat harus disesuaikan dan sependek mungkin.
Siapkan dan pikirkan untuk memberikan penegasan/ penekanan tertentu, dengan
1-98
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-99
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Petunjuk sebanyak apa pun tidak akan ada hasilnya tanpa mencoba dan melakukan latihan
yang memadai. Semakin sering melakukan pidato akan semakin mudah bagi kira (Anda)
untuk menyampaikan pemikiran dan ilustrasi imajinatif Anda. Ini berarti semakin menambah
kemantapan kepribadian kita (Anda) yang merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan
presentasi (pidato).
Adapun mengenai komunikasi melalui telepon, akan menjadi efektif apabila dilakukan atas
atas kepentingan yang harus segera disampaikan informasinya, atau harus segera diketahui
jawaban dan umpan balik/ reaksinya.
Bila umpan balik/reaksi ataupun jawaban yang diharapkan tidak mendesak (masih cukup
waktu), hal ini bisa dilakukan dengan komunikasi tertulis, melalui surat (memo) yang dikirim
via pos (atau kurir), bisa via faksimile, atau media lainnya.
Penulisan surat/memo tidak diperlukan lagi jika pembicaraan melalui telepon sudah cukup.
Dan, kesepakatan dalam rapat merupakan keputusan forum tertinggi. Jadi, tidak perlu dibuat
surat mengenai hal yang sama. Kecuali ada keperluan atau kesepakatan khusus, misalnya:
1-100
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat laporan (dinas) antara lain:
Terlebih dahulu susunIah fakta dan argumen Anda sebelum melangkah pada
pemikiran bagaimana mengungkapkannya.
Buatlah konsep berdasarkan bahan yang ada.
Hilangkan bagian informasi yang dinilai kurang penting.
Tulislah gagasan (laporan) tersebut dengan rangkaian kata yang teratur. Kalau
diperlukan tambahan penjelasan, berikan contoh-contoh atau analogi.
Pertimbangkan, apakah metode/cara pelaporan dan panjangnya laporan pantas dan
1-101
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-102
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
7.2 Pendelegasian
Kegiatan proyek, administrasi, manajerial, dan permasalahan proyek sangat banyak dan
kompleks. Itu semua mempunyai batas waktu penyelesaiannya dan merupakan tanggung
jawab satu orang yaitu Manajer Proyek.
Acara kerja yang demikian sarat dan padat itu meminta perhatian, pemikiran, dan
pertimbangan lewat kehadirannya. Bahkan, kerap diperlukan keputusan yang segera di lempar
permasalahan itu muncul, ataupun rapat untuk kepentingan pelaksanaannya. Kedua hal itu,
kerap harus dilakukan pada waktu yang 'hampir' bersamaan. Maka, jelas tidak mungkin hal itu
bisa dilakukan sendiri dengan baik meskipun telah dibantu oleh staf dan tugas-tugas pun telah
dibagikan. Maka, menyadari kondisi dan situasi seperti itu, pentinglah adanya suatu delegasi
dan orang yang bisa melaksanakan delegasi dengan baik dan mantap.
Telah kita ketahui bahwa Manajer Proyek menjalankan peran dan fungsi manajeriaInya untuk
mencapai tujuan penyelesaian proyek. Peran dan fungsi manajer proyek itu adalah.
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengontrol, dan memimpin. Jadi,
fungsi manajerial adalah memberi arahan dan mengatur orang atau pelaku yang melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan diinginkan oleh Manajer Pro-
yek. Artinya, Manajer Proyek harus 'bekerja' mencapai tujuan proyeknya melalui orang lain
dengan arahan, tugas, dan delegasi yang diberikannya. Dengan demikian, tujuan proyek
tercapai dan tetap berada dalam pengendalian dan tanggung jawabnya.
Maka, apabila seorang manajer proyek dalam tas kerjanya masih penuh dengan pekerjaan
yang dibawa pulang untuk dilembur di rumahnya, atau di atas mejanya bertumpuk pekerjaan
yang belum terselesaikan, atau tidak punya waktu lagi untuk melakukan tugas lain-lain yang
lebih penting tanpa menyebabkan terbengkalainya pekerjaan yang ada berarti 'ia harus
melalui orang lain atau delegasi' untuk mencapai tujuannya, sebab ia tidak bisa
menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya.
Jadi, di samping membagikan tugas-tugas kepada staf terkait, pendelegasian merupakan
kebutuhan yang harus dilakukan seorang manajer proyek.
1-103
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-104
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-105
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Pendelegasian merupakan jalan tol menuju sukses bagi manajer proyek (delegator)
sebab jalur delegator telah banyak menghantarkan manajer meraih sukses.
Dengan mendelegasikan pekerjaan, seorang manajer akan mempunyai banyak
kesempatan untuk menggunakan sumber daya waktu dan daya pikiran untuk hal-hal
yang lebih strategis dan lebih luas jangkauan dan manfaatnya. Sebab, di samping hasil
yang berlipat ganda dari selesinya pekerjaan yang didelegasikan, ia juga menemukan
nilai-nilai baru atas tindakan dan pemikirannya.
Mengapa harus mendelegasikan ?
Pendelegasian dilakukan para manajer yang sangat menyadari akan fungsinya, yaitu
melaksanakan tugas-tugas manajerial bagi perusahaan atau proyeknya.
Pendelegasian dilakukan para manajer karena beberapa alasan positif, yaitu:
Akan sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan rutin, pekerjaan yang
sangat menyita waktu. Sementara, pekerjaan itu sebenamya (sangat) bisa
dilakukan orang lain karena bukan pekerjaan atau tugas yang sangat strategis
atau rahasia, bukan pula pekerjaan seremonial.
Memberikan waktu lebih banyak untuk berkonsentrasi pada tugas manajerial dan
tugas strategis yang sangat memerlukan pemikiran dan kehadirannya.
Memberikan kesempatan bawahan (staf) untuk berkembang dengan pengalaman
yang didapatkannya selama menyelesaikan tugas-tugas yang didelegasikan
tersebut.
Merupakan suatu praktik dan latihan bagi manajer yang bersangkutan untuk
pengembangkan kemampuan manajemennya.
Melipat-gandakan produktivitas kerja dan hasil kerja. Sebab, beberapa
permasalahan dan tugas dapat terse!esaikan melalui beberapa delegasi yang
dilaksanakannya.
Manajer yang bersangkutan sudah mengetahui akan hasil positif dari suatu
delegasi yang dilaksanakannya. Pendelegasian memberi manfaat bagi
pengembangan efisiensi organisasi perusahaan atau proyek.
Pendelegasian akan memperlancar terlaksananya sistem desentralisasi dan
diversifikasi.
Pendelegasian sangat mendukung timbulnya partisipasi yang berorientasi pada
tujuan atau hasil.
Pendelegasian sangat meningkatkan kepuasan kerja di semua tingkatan
manajemen.
1-106
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Secara umum pekerjaan atau tugas yang tidak untuk didelegasikan adalah:
Upacara.
Penentuan kebijakan atau keputusan strategis.
Masalah yang bersifat rahasia.
Masalah kepersonaliaan yang khusus atau yang sebaiknya tertutup.
Masalah krisis
1-108
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Beri pengakuan atas keberhasilannya di depan orang lain atau atasan. Anda
Jangan mengaku-aku keberhasilan itu, sebab akan menggagalkan delegasi yang
selanjutnya.
Semakin tinggi tingkatan seorang manajer dalam manajemen suatu perusahaan atau proyek,
semakin perlu pula ia mengajarkan dan mengembangkan bawahan/ stafnya agar menjadi
1-109
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
delegator yang eftktif, yang bisa mendelegasikan tugas-tugasnya yang semakin banyak itu
kepada staf di bawahnya.
Hanya jika para manajer mendelegasikan dengan baik, maka seluruh organisasi dapat
mencapai puncak eftktivitasnya. Untuk pendelegasian pada tingkatan yang lebih tinggi,
pengendalian yang dilakukan menjadi lebih halus. Artinya, pengendalian tetap dilakukan
dengan memberikan informasi yang diperlukan, tetapi tidak perlu membebaninya dengan
perincian yang mendetail. Khususnya untuk faktor kunci pada fungsi delegasi dan pada titik
kritis yang mempengaruhi keberhasilan delegasi yang efektif di tingkat manajemen puncak
Pendelegasian bukan suatu proses yang mekanis. tetapi lebih merupakan suatu ilmu
pengetahuan. Maka, teknik Pendelegasian merupakan pedoman dan bukan aturan yang
kaku, sebab banyak faktor atau unsur yang mempengaruhi setiap keadaan, yaitu
manajer sebagai delegator, orang yang menerima Pendelegasian, dan atasan delegator
yang bersangkutan.
Pendelegasian 'biasanya' tidak terlaksana secara efektif oleh seorang manajer yang
'masih' berjiwa birokrat atau manajer yang dasarnya senang dengan urusan 'surat dan
kertas', karena kurang mempunyai sikap yang mendorong pada pendelegasian yang
efektif
Setelah memahami ini, maksud, dan manfaaat pendelegasian, serta bagaimana menentukan
orang yang akan melaksanakan delegasi yang baik, maka untuk menghasilkan delegasi yang
efektif kita (para manajer) harus melakukan beberapa arahan-tindakan sebagai berikut, yaitu:
Mempersiapkan tugas yang akan didelegasikan.
Membuat kesepakatan bersama dengan (calon) pelaksana delegasi (bawahan/staf)
secara jelas mengenai sasaran hasil, batas waktu, sumber daya yang bisa dipergunakan
selama melakukan tugas delegasi, dan informasi penunjang lain untuk memudahkan
keberhasilan delegasi dalam menjalankannya. Ingat, jangan sampai membatasi ruang
gerak dan gaya pelaksanaannya . dalam mencapai tujuan delegasi tersebut. Dan,
ikutilah pelaksanaan delegasi tersebut dengan saksama sebagai fungsi pengendalian
terhadapnya.
Memahami bahwa arahan aturan dan teknik yang diberikan (kita pelajari) hanyalah
1-110
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
merupakan dasar dari 'seni delegasi'. Keberhasilan dalam pendelegasian, atau dalam
mendelegasikan, sepenuhnya ditentukan oleh kebiasaan dan pengalaman selama me-
nanggulangi halangan dan masalah dalam pelaksanaan pendelegasian.
Seseorang yang sudah sangat hafal dan mengerti cara bermain dan memukul dalam permainan
golf pun, pada waktu pertama kali bermain di lapangan tidak lebih baik dari pemain terjelek
yang sudah sering praktek di lapangan permainan.
Demikian juga, seseorang yang telah mempelajari teknik melukis tidak akan langsung
menjadi pelukis sekualitas Affandi. Demikian pula halnya, keterampilan manajerial dan
pendelegasian. Dengan mempelajari teknik dan arahan yang diberikan, tentu tidak akan
langsung menjadi sekualitas dengan Tanri Abeng, Robby Djohan, atau siapa pun yang
setingkat di bawahnya dalam tindakan manajerial dan pendelegasian.
Namun, seperti sudah disinggung sebelumnya, suatu keterampilan atau seni delegasi itu bisa
dipelajari. Maka, mendapatkan dan mengembangkannya adalah dengan sering melakukan
pendelegasian itu sendiri. Dengan demikian, pengalaman itulah yang akan 'memberitahukan'
segi terbaik dari delegasi yang efektif
Siapkanlah:
Kondisikan bahwa delegasi yang diberikan ini merupakan suatu kerja tim.
Keberhasilan. tim akan selalu didukung oleh keberhasilan delegasi tersebut. Dan, tim
tersebut adalah delegator dan yang melakukan delegasi. Jadi, bukan merupakan upaya
'saya' dan 'kamu' tetapi atas upaya 'kita'.
Siapkan unruk menjelaskan kepada (calon) penerima delegasi mengenai tujuan,
sasaran atau hasil akhir delegasi, batas waktu penyelesaian, sumber daya yang bisa
dipergunakan, dan informasi yang terkait untuk menunjang keberhasilan
pendelegasian yang bersangkutan. Misalnya, contact person, informan yang bisa
dimintai bantuan, dan lain-lain. Jelaskan juga sejauh mana wewenangnya dalam
mengambil keputusan terbaik terhadap hasil delegasi
Informasikan bahwa peluang melakukan delegasi ini akan sangat memberikan nilai
tambah dan pengalaman yang bemilai tinggi yang akan sangat bermanfaat baginya dan
bagi perusahaan.
1-111
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Dengan delegasi, ini tidak berarti 'hanya menambah beban kerjanya' tetapi betul-betul
merupakan tugas bersama/tim, meskipun tanggung jawab akhir tetap pada
manajer/delegator.
Mulailah melaksanakan
Pantau perkembangannya.
Berikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan pastikan komitmen dipenuhi
Rangsang dengan umpan balik secara teratur, kalau perlu bisa ditentukan jadwal
pelaporan resmi
Evaluasi dan nilai kemajuannya dan terapkan pelajaran yang diperoleh untuk
pelaksanaan selanjutnya dan untuk tugas-tugas yang akan datang
Biarkan kesalahan kecil terjadi Anda/delegator hanya turun tangan bila orang tersebut
tidak menyadari kesalahannya atau bila ada hal-hal peka terancam
Rangsanglah dengan diskusi informal sesering mungkin dari pada dengan umpan balik
formal
Jagalah jarak prosesnya dan terus awasi dari kejauhan
10 (sepuluh) tindakan agar pendelegasian berhasil
Lakukan Jangan Lakukan
1 Kondisi dan situasi hubungan yang Kaku, tertutup dan mengekang.
mendorong arus informasi yang bebas Memberikan informasi setengah hati
dan timbal balik
2 Delegasi melalui dialog komunikatif dan Bicara sepihak
informatif
3 Pusatkan pada pencapaian hasil Menekankan caranya
4 Tetapkan batas waktu yang tegas Waktunya tidak jelas, tidak terbatas
5 Pastikan pelaku delegasi memiliki dan Tidak pasti dan tidak mendapat
tersedia sumber daya/peralatan yang dukungan sumber daya/peralatan yang
dibutuhkan dibutuhkan
6 Delegasikan tugas seutuhnya kepada Setengah-setengah sehingga rancu
satu orang batasan tugas dan tanggung jawabnya
sehingga menyulitkan pelaksanaannya
7 Berikan arahan dan petunjuk tanpa Informasi malah membingungkan atau
mencampuri gaya/cara pelaksanaanya menyulitkan pelaksanaan pendelegasian
8 Membangun pengendalian dalam proses Menerapkan pengendalian sehingga
1-112
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
7.3 Negoisaasi .
Pendekatan dan negoisasi adalah dua aktivitas yang berbeda. Aktivitas negosiasi jelas
memerlukan tahap pendekatan yang memberikan kesan baik, menyenangkan, dan bermanfaat.
Namun, aktivitas pendekatan belum tentu didahului atau memerlukan tindakan negosiasi.
Adapun negosiasi adalah kata lain dari perundingan, yaitu proses untuk mencapai kesepakatan
bersama atas suatu permasalahan atau konflik.
Justru disinilah peran pentingnya tindakan informal atau pendekatan sebelum tahap
perundingan atau negoisasi tersebut dilakukan. Apabila pihak yang berkepentingan sangat
besar atas diadakan dan berhasilnya perundingan tersebut, tentu berada dipihak yang lemah.
Negosiator yang baik akan mengerti bagaimana menanggulanagi konflik.
Manajer proyek yang baik, sebagai pembawa aspirasi dan kepentingan perusahaan dan
proyeknya, tentu tidak akan menganggap remeh suatu konflik. Sebab, hal tersebut akan
menimbulkan posisi kritis dan gagalnya kesepakatan yang memuaskan Pihak yang berunding.
Manajer proyek sebagai perunding yang baik, tidak akan bersikap dominan dan memaksakan
kepentingannya saja tanpa memberikan kelonggaran kepada pihak yang diajak berunding.
Karena, hal ini hanya akan berakhir dengan kondisi 'menyerah', atau, justru akan lebih
1-113
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
meningkatkan sikap 'perlawanan' dari Pihak yang diajak berunding Akibatnya, negosiasi
tersebut 'nihil' alias tidak membuahkan hasil.
Untuk melakukan negosiasi yang sukses, tidak ada teori yang komprehensif yang mengatur
praktik negosiasi yang biasanya kompleks. Termasuk beberapa lembaga pendidikan bisnis
terkemuka seperti Harvard yang telah banyak mencurahkan usaha yang besar untuk
mendapatkan metode atau strategi bagi para perunding/negosiator agar mencapai hasil yang
positif dan memuaskan sekali pun. Namun, perundingan yang sukses biasanya melalui proses
atau urutan yang sangat masuk akal dan dipersiapkan dengan baik, yaitu:
1-114
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Rundingkan permasalahannya:
Pada tahap ini, mulailah kita sampaikan keinginan kita, keinginan Anda untuk proyek
atau perusahaan Anda.
lngat, kedua belah pihak sama-sama menginginkan hasil dan manfaat yang sebesar
mungkin.
Pada kondisi ini, kedua pihak harus 'siap' dan menyadari untuk mencapai
kesepakatan bersama.
Jadi, keduanya harus siap menerima, kalau tujuan mungkin akan berubah , agar
kesepakatan bersama tercapai.
Di sinilah, biasanya konflik muncuI
Konflik tidak boleh dihindari. Sebab justru pada kondisi ini akan terbeberkan
permasalahnnya, sehingga diperoleh kejelasan pemahaman dan jalan memuaskan
pihak-pihak yang bernegoisasi.
Sekali lagi jangan memaksakan kehendak.
1-115
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Kompromi
Pada 'tahap' ini berlaku prinsip 'untuk mendapatkan sesuatu kita harus memberi
sesuatu'.
Karena itu, masing-masing pihak seharusnya telah mempersiapkan altematif jalan
tengah' atau aItenatif posisi tawar menawar, sehingga negosiasi benar-benar berjalan
sesuai dengan keinginan kedua belah pihak, yaitu mendapatkan penyelesaian.
Jika, kompromi tidak didapat, berarti hasil negosiasi 'nihiI'. Jalan keluarnya antara
lain:
Lakukan pertukaran pesan di luar tempat perundingan melalui orang lain atau
staf lain.
Usahakan ada penyelesaian.
Kalau terpaksa belum, perundingan bisa dilaksanakan dengan sangat terpaksa di
lain waktu dengan altematif dan kesiapan posisi tawar yang bisa diterima dan
disepakati kedua belah pihak.
Penyelesaian negosiasi harus berarti penyelesaian permasalahan.
Pahami bahwa persetujuan hanya Anda setujui apabila Anda memang telah
menyetujuinya.
Persetujuan yang dimengerti dan memuaskan kedua belah pihak itulah yang
terbaik dan bertahan lama.
Sebesar apa pun permasalahan yang dirundingkan, penyelesaian terbaik bagi kedua belah
pihak selalu ada dan bisa direalisasikan. Hubungan yang terjalin baik dan keterampilan
komunikasi dari manajer proyek adalah kunci utama bagi kelancaran penyelesaian
permasalahan.
1-116
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Dengan demikian, orientasi bisnis da!am mengelola sebuah proyek harus lebih menonjol.
Untuk itu, dalam mengelola proyek, para staf strategis dalam operasional pelaksanaan proyek
dan terutama manajer proyeknya, harus bekerja dengan 'jiwa wirausaha' atau semangat
kewirausahaan.
Seorang wirausaha sejati adalah orang yang berusaha sendiri dalam mengorganisir,
mengelola, dan menanggung risiko perusahaannya. Jadi, dia mempertaruhkan segalanya
dengan mengambil risiko besar untuk suatu (harapan) imbalan yang besar.
Dia adalah orang yang menempatkan perusahaannya di garis depan. Atau, kalau ia belum
memiliki sebuah perusahaan, ia akan rela untuk menggadaikan rumah atau harta miliknya
untuk 'bertaruh' atas sesuatu yang ia ketahui dan tidak diketahui oleh orang lain Kalau ia
menang, imbalannya ia akan benar-benar menjadi besar dan jaya. Dan, kalau kalah, ia siap
untuk lenyap dan merayap untuk bangkit lagi.
Adapun para staf strategis dalam operasional pelaksanaan proyek dan manajer proyek
bukanlah pemilik perusahaan. la bekerja di perusahaan orang lain, tetapi semangat wirausaha
sebagai seorang wirausaha sejati, seperti contoh di atas, harus dimiliki dan menjadi 'jiwa'-nya
dalam mengelola proyek yang merupakan tanggung jawabnya.
Semangat/jiwa dan kemampuan wirausaha tersebut antara lain adalah:
Mampu melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis dan hal-hal yang memberikan
keuntungan lainnya.
Mampu mengumpulkan/menghimpun sumber daya yang dibutuhkan, sehingga
memberi manfaat dan keuntungan bagi perusahaannya.
Mampu menyesuaikan tindakan dalam perbagai situasi dan kondisi, serta mampu
mengambil tindakan cepat dan pasti demi meraih keberhasilan.
Dan lain-lain.
1-117
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Meskipun sifac/ciri-ciri itu relatif, tetapi umumnya demikianlah sifat wirausahawan atau
wiraswastawan itu. Dan, semakin lengkap dan kuat sifat dan ciri itu dimiliki, semakin
besarlah kemungkinannya untuk sukses sebagai wirausahawan. Namun, minimal ada 3 sifat
yang hampir selalu ada pada wirausahawan, yaitu:
Percaya diri yang kuat dan selalu optimis.
Mampu dan bersemangat dalam mencapai hasil yang maksimal.
Tidak ingin bergantung pada orang lain.
Setiap proses perwujudan sebuah proyek, memerlukan berbagai disiplin ilmu dan berbagai
sumber daya untuk menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan. Meskipun hal itu kerap
masih ditambah dengan tekanan kondisi dan situasi yang melingkupinya, misalnya
keterbatasan sumber daya yang ada dan mendesaknya waktu.
Apabila kemampuan teknis (akuntansi, administrasi, metode pengecoran beton) memberikan
1-118
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
metode/cara pelaksanaan yang cepat dan benar, maka kemampuan manajemen memberikan
arahan, panduan, dan sistem atas apa saja yang harus dilakukan. Dengan demikian, semua
aktivitas mencapai sasarannya dengan efektif dan efisien.
Adapun kemampuan kewirausahaan memberikan dorongan semangat dan terobosan (inovasi).
Maka, dengan kemampuan itu diperoleh metode/cara pelaksanaan aktivitas (pekerjaan) yang
lebih mudah dan lebih memberi daya, manfaat, dan hasil akhir dari pekerjaan secara lebih
efektif dan efisien. Bahkan bisa memberikan hasil yang istimewa, yang mungkin memberi
kejutan positif.
Secara praktis kewirausahaan itu merupakan sifat, sikap, dan tindakan seseorang secara
mandiri atau dengan kelompoknya, dalam mencapai sasaran yang direncanakan dengan cara-
cara yang inovatif, efektif, dan efisien.
Dengan demikian, peranan pelaku dalam menerapkan kewirausahaan sangat menentukan.
Untuk itu, para pelaku yang terlibat dalam operasional pelaksanaan proyek harus menyadari,
memahami, dan melaksanakan/menerapkan 'jiwa wirausaha' itu dengan antusias setiap kali
menyelesaikan pekerjaannya.
Antara manajemen dan kewirausahaan ada korelasi yang sangat erat dan saling mengisi.
Maka, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara maksimal, tepat kondisi dan sasaran
yang dibutuhkan, serta inovatif, merupakan unjuk kerja kewirausahaan yang efektif.
Tindakan kewirausahaan seorang manajer proyek antara lain:
Mampu membina hubungan sosial-humaniora yang berdampak positif bagi
kepentingan marketing/bisnis dengan menghasilkan keputusan-keputusan yang
memudahkan dan menguntungkan bagi kepentingan proyek dan perusahaannya.
Mampu mengkoordinasikan dan membina siapapun atau pihak mana pun serta stafnya,
sehingga tercipta hubungan kerja, suasana kerja, dan hasil kerja yang efektif, efisien,
dan inovatif (nyaman, mudah, cepat, dan memenuhi kebutuhan).
1-119
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Mampu melaksanakan tindakan dan proses administrasi dan perpajakan yang ringkas,
mudah, dan memenuhi kebutuhan, sehingga diperoleh proses kerja administrasi dan
perpajakan yang efektif dan efisien.
Mampu mengkoordinasikan dan melakukan tindak lanjut bagi kepentingan likuiditas
proyek dan perusahaan, sehingga selalu segera tercipta kondisi surplus keuangan
proyek yang bersangkutan (cash in selalu bisa segera cair) tanpa mengabaikan
prosedur dan kewenangannya.
Mampu melakukan pencarian dan penggalangan potensi sumber daya finansial bagi
kebutuhan pelaksanaan proyek, sesuai dengan prosedur perusahaan dan kewenangan
yang diberikan kepadanya dengan cara-cara yang inovatif, efektif, dan efisien,
sehingga memberikan nilai positif bagi proyek dan perusahaan.
Mampu membina dan melakukan perencanaan serta prioritas penggunaan dana
kontan, sehingga diperoleh manfaat finansial yang meringankan dan memudahkan
efisiensi keuangan proyek dan perusahaan
Tindakan Kewirausahaan Oleh Manajer (Kabag) Personalia Dan Umum, Antara Lain:
1-120
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
1-121
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
pemahaman dan kebiasaan dengan menerapkan pelaksanaan pekerjaan setiap kali ada
kesempatan
Selalu meningkatkan kemampuan dan wawasan kewirausahaan dengan berbagai cara,
misalnya dengan melakukan kunjungan atau studi banding, khususnya yang berkaitan
dengan upaya peningkatan wawasan kewirausahaan
Selalu berusaha dan hanya akan melaksanakan/ menerapkan cara, metode dan
prosedur kerja yang sesuai dengan kebutuhan praktis, efektif dan efisien
Ada umpan balik dari manajer senior atau direksi perusahaan yang memberikan
penghargaan/bonus atau insentif lainnya untuk setiap 'tindakan wira usaha' di
lingkungan kerjanya yang memberikan nilai tambah/positif bagi proyek atau per-
usahaan
1-122
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
Dalam hal ini direksi benar-benar harus berhitung secara 'bisnis' dan menerapkan jiwa
wira usaha. Risiko besar dipertaruhkan. Untuk itu, dipilih pimpinan pengelolaannya
dari antara manajer yang telah teruji dan terbukti mampu mandiri menjalankan fungsi
manajerial, dan mampu bersikap serta bertindak sehagai wirausahawan sejati bagi
perusahaan induknya.
Dalam hal ini, perusahaan induk (direksi dan pemegang saham) telah menyetujui dan benar-
benar merealisasikan perusahaan baru, lengkap dengan segala konsekuensi kewirausahaan
yang harus dilakukan dan akan terjadi.
Dalam perkembangan selanjutnya, manajer yang berjiwa wirausaha akan selalu tumbuh dan
menjadi lebih andal dalam kemandiriannya. Maka, ia selalu memerlukan tantangan yang jauh
lebih berbobot. Pada waktu itulah saamya ia menanjak memasuki posisi yang lebih tinggi. Itu
berarti akan terus timbul dan dibutuhkan manajer-manajer baru yang siap mengarungi dunia
kerja sebagi praktisi.
Praktisi manajerial yang andal merupakan manajer yang baik dalam 'mengemudikan'
perusahaan (proyek-proyek). Dan, praktisi yang mempunyai kemampuan manajerial dan
1-123
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
berjiwa wirausaha akan menjadi 'pengemudi pembalap' bagi proyek atau perusahaannya di
arena kompetisi bidang usaha sejenis, bahkan untuk bidang usaha mana pun
Zaman wirausaha 'sejati' tampaknya telah tiba, meskipun jumlah mereka masih merupakan
bagian yang sangat kecil dalam ekonomi kita. Namun, kemampuan, produktivitas, dan
lonjakan dahsyat dari akibat positifnya sangat dibutuhkan dan di manfaatkan oleh sangat
banyak orang. Dan, salah satu manajer wirausahawan yang dibutuhkan itu adalah Anda.
1-124
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
DAFTAR PUSTAKA
1-125
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 1 :
GAMBAR BAR CHART SCHEDULE PROYEK
LAMPIRAN 2 :
1-126
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
- Overhead :
- Penyusutan :
- Bunga Bank :
- PPH :
1-127
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 3 :
RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN RINCIAN BAHAN, UPAH, SUB KONTRAKTOR, PERALATAN
Bahan :
1. Semen 10 zak/m3 1000 zak 20.000 20.000.000
2. Pasir 0,5 m3/m3 50 m3 30.000 1.500.000
3. Batu Pecah 0,8 m3/m3 80 m3 50.000 4.000.000
4. …….
Upah :
1. Bekisting 1,00 m2 800 m2 8.000 6.400.000
2. Pembesian 1,00 kg 10.000 kg 100 1.000.000
3. Pengecoran 1,00 m3 100 m3 10.000 1.000.000
1-128
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 4 :
EVALUASI RENCANA ANGGAAN PELAKSANAAN BAHAN, UPAH, SUB KONTRAKTOR DAN
PERALATAN
Hasil Evaluasi :
• Pengendalian Volume
• Pengendalian Biaya
• Sisa Anggaran
• Prakiraan Hasil Usaha s/d Proyek Selesai
• Realisasi Harga Satuan Bahan, Upah, Subkon, Peralatan dan Unit Price
• Realisasi Biaya Tidak Langsung
• Input untuk Bagian R/D, Hasilnya untuk tender / Proyek yang akan datang
1-129
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 5 :
EVALUASI RAP
SISA BIAYA
TOTAL
YAD
POS BIAYA BIAYA BIAYA
NO. SISA TAKSIRIAN
BEBAN RAP/REVISI REALISASI S/D
RAP/REVISI S/D
SELESAI
SELESAI
PENDAPATAN = RP.
BIAYA S/D BULAN INI = RP.
BIAYA
%
PENDAPATAN
1-130
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 6 :
CASH FLOW PROYEK
Pelunasan Kredit
Kas Akhir
1-131
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 7 :
METODE PELAKSANAAN
Site plan
Kebutuhan alat / produktivitas
Unit price :
Kebutuhan Tenaga Kerja Analisa
Method Kompetetif
Kebutuhan material Harga
Ekonomis
Urutan / tahapan pekerjaan Satuan
Wajar dan efisien
Skets penjelasan pelaksanaan
Sesuai spec.
Efisien dan ekonomis
Alternatif terbaik
1-132
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 8 :
CONTOH SITE PLAN
Bank
Spoil
Main
Dam
Stock
Pile II
Quarry
Stock StoneCrusher
BatchPlant Rock
Borrow Area Fasilitas Pile
Kantor, Stock
gudang dll Pile II
1-133
Pelatihan Pelaksana Bendungan Manajemen Proyek
LAMPIRAN 9 :
CONTOH TABEL DISTRIBUSI MATERIAL
1-134