Anda di halaman 1dari 40

Kamis, 25 Februari 2021

Disampaikan oleh:
Ir. Kimron Manik, M.Si
Direktur Keberlanjutan Konstruksi

Dalam acara:
Sosialisasi Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
01 LATAR BELAKANG

OUTLINE 02 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN

A Kebijakan dan Komitmen

B Komite Keselamatan Konstruksi

C Petugas Keselamatan Konstruksi dan


Ahli K3 Konstruksi

03 ACTION PLAN SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
1 LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
1 LATAR BELAKANG
Gambaran Beberapa Kecelakaan Konstruksi

Robohnya Dinding Jatuhnya I-Steel Girder Runtuhnya Formwork


Penahan Tanah (DPT) & pada Proyek Jalan Tol Pierhead pada Proyek
Struktur Atas Rumah Jakarta-Cikampek II Pembangunan Tol BORR
Pompa Durolis Elevated Tahap 2 Seksi 3A

Kebakaran Pipa
BBM pada Proyek
Pembangunan Kereta
Cepat Jakarta-
Runtuhnya Jembatan Kelongsoran Jalan Pada Jatuhnya Besi Siku pada
Bandung
Gantung Banjarsari II Proyek Pembangunan Proyek Pembangunan Tol
Underpass Kentungan Ruas Cimanggis-Cibitung 4
1 LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2017-2018

2017 2018
4 Jatuhnya crane (LRT Palembang) Kecelakaan Konstruksi Major
Agt
4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Feb DDT Jatinegara)
22 JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-
Sep Sukabumi) 18 Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah Susun
Mar Tingkat Tinggi Pasar Rumput)
26
Jatuhnya crane (Tol Bogor Outer 17 Runtuhnya Pengecoran In Situ Slab Proyek Jalan Tol
Okt Ring Road/BORR) Apr Manado-Bitung
27 Runtuhnya DPT Mix-Use Development dan
29 Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) Des Kelongsoran Jalan Raya Gubeng, Surabaya
Okt
Kecelakaan Konstruksi Minor
15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Nov 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-Antasari) 01 Longsor pada galian (Proyek Pipa Rusun
Jan Mei Penjaringan)
16 Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- 22
22 Box girder runtuh (LRT Jakarta) Launcher roboh (Tol Solo Kertosono)
Nov Cikampek II (El.)) Jan Mei

9 Runtuhnya penopang (Jembatan 20 Jatuhnya bekisting pier head PCB 34 13 Lepasnya Cross Girder (Jembatan Kali Kuto)
Des Ciputrapinggan) Feb (Proyek Tol Becakayu) Jul

30 Beton girder runtuh (Jalan Tol 30 Jatuhnya crane (Double Track Kereta Api 1 Robohnya Perancah (Proyek Jalan Tol
Des Pemalang-Batang) Apr Medan-Badara Kualanamu) Agt Pandaan – Malang)
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEKERJAAN
KONSTRUKSI
(Instruksi Menteri PUPR No. IK.01.01-Mn/248
Tanggal 21 Februari 2018)
Untuk menjamin keamanan dan keselamatan konstruksi
1 LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi Tahun 2019

4 Robohnya Dinding Penahan Tanah (DPT) dan Struktur 16 Tergulingnya Girder saat Pengangkutan pada Proyek
Jan Agt
Atas Rumah Pompa Durolis Riau Pembangunan Tol Cisumdawu

25 Runtuhnya Jembatan Gantung Banjasari II Pacitan 8 Kegagalan Pengecoran Box Traffic Ramp 8 pada
Jan Okt
Proyek Pembangunan Tol Depok–Antasari
22 Jatuhnya I-Steel Girder saat mobilisasi proyek Japek II
Mei 22 Kebakaran Pipa BBM Proyek Kereta Cepat Jakarta–
Okt
Bandung
15 Jatuhnya besi siku pada Proyek Pembangunan Tol Ruas
Juni
Cimanggis-Cibitung 2 Patahnya boom crane pada saat erection di proyek
Des
BORR
10 Runtuhnya Formwork Pierhead pada Proyek
Juli
Pembangunan Tol BORR Tahap 2 Seksi 3A 4 Keruntuhan Dinding Penahan Tanah (DPT) pada Proyek
Des
Pembangunan Pengaman Pantai Tahap III Paket 2,
23 Kelongsoran Jalan pada Proyek Pembangunan
Juli
Muara Baru, Jakarta Utara
Underpass Kentungan Yogyakarta
1 LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi Tahun 2020
10 Februari 2020 16 Agustus 2020
Terlepasnya Boom pada Service Crane dalam Pelaksanaan Keruntuhan Pierhead pada Proyek Pembangunan Tol
Pekerjaan Konstruksi Jalan Tol Pekanbaru–Dumai Seksi 4 Cibitung–Cilincing

25 Februari 2020 15 September 2020


Banjir pada Tol Jakarta-Cikampek (Arah Jakarta) KM 9 dan Kelongsoran Lereng pada Proyek Bendungan
KM 19 Akibat Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Kereta Manikin/Tefmo Paket 2
Cepat Jakarta–Bandung
26 September 2020
21 Juli 2020
Jatuhnya Material Stress Bar pada Proyek Pembangunan
Keruntuhan Dinding Pembatas Hotel Awann Sewu Semarang 6 (enam) Ruas Jalan Tol Dalam Kota Seksi Semanan–
Sunter–Pulogebang
7 Agustus 2020
Runtuhnya Scaffolding pada Proyek Pembangunan Jakarta 15 November 2020
International Stadium
Bergesernya Abutment dan Gelagar Overpass Mulya
12 Agustus 2020 Mekar pada Proyek Pembangunan Simpang Susun
Sadang Tol Jakarta–Cikampek II Selatan
Banjir Tol Padaleunyi KM 130A Akibat Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung
1 LATAR BELAKANG
Faktor Penyebab Kecelakaan Konstruksi di Indonesia

1. Kurangnya kedisipilinan dalam melaksanakan


Standar Operasional Prosedur.
2. Tidak adanya konsultan pengawas di tempat
kerja pada setiap kejadian kecelakaan konstruksi.
3. Keterbatasan jumlah SDM tidak berbanding
dengan anggaran pembangunan infrastruktur
yang meningkat.
4. Minimnya kompetensi SDM dalam
mengoperasikan alat berat serta kesadaran yang
rendah terhadap penggunaan APD dan APK.
5. Safety factor pada pelaksanaan masih rendah,
sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
1 LATAR BELAKANG
Keharusan Keselamatan Konstruksi Di Implementasikan
Dampak Kecelakaan Konstruksi
Semakin kecil angka kecelakaan, bisa menaikan indeks
Level Makro
daya saing (dan sebaliknya, bila angka kecelakaan
- Competitiveness index
- Biaya kecelakaan kerja 3,94%
tinggi maka menurunkan nilai indeks daya saing)
dari PDB Global (ILO 2017) Contoh : dianggap belum mampu bekerja dengan
selamat

Semakin kecil angka kecelakaan hingga zero accident maka


Level Meso performance/image perusahaan meningkat. Harga saham
- Performance Corporate perusahaan bisa meningkat positif. Perusahaan banyak di-
hire oleh klien untuk melaksanakan proyek. Efisiensi waktu
dan biaya karna proyek on time (bahkan lebih cepat) dan
sesuai standar mutu.
Contoh : Kepercayaan atas Perusahaan menurun

Level Mikro Jika terjadi kecelakaan maka: waktu pelaksanaan


- Project Delay mundur, biaya tambahan untuk penyelesaian
- Cost Over run kecelakaan, pengobatan tenaker yg mengalami
- Human aspect: injurie, fatality kecelakaan atau bahkan bila terjadi kematian.
- Kerusakan Lingkungan Perbaikan lingkungan terdampak
Contoh : Tenaga kerja celaka, Proyek terhenti

Sumber: ILO, 2003,2012; Chen, et al 2004; Courtney, 2007, Hosseinian, 2012, Hinze, 1997
: REAKTIF
1 LATAR BELAKANG
Bila Keselamatan Konstruksi diimplementasikan
MEMPERCEPAT JADWAL PROYEK
50% SELAMA 1 MINGGU ATAU LEBIH
DAMPAK POSITIF 50% lebih cepat kurang dari 1 minggu 12% lebih cepat dua minggu
IMPLEMENTASI KESELAMATAN 31% lebih cepat satu minggu 7% lebiih cepat 3 minggu atau lebih
KONSTRUKSI DALAM PROYEK
73% MENURUNKAN BIAYA PROYEK
71% SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% turun sebesar kurang dari 1% 17% turun sebesar 6%-10%
51% 49% turun sebesar 1%-5% 7% turun sebesar 11% atau lebih
43%
39%
73% MENINGKATKAN ROI* PROYEK
SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% meningkat sebesar kurang dari 1% 15% meningkat sebesar 6%-10%
13% 15%
53% meningkat sebesar 1%-5% 5% meningkat sebesar 10% atau lebih
5% 6%

82% MENINGKATKAN NAMA BAIK


Jadwal Biaya ROI* Kecelakaan PERUSAHAAN
Positif Negatif

* ROI : Return of Investment 66% MENINGKATKAN KUALITAS PROYEK

Sumber : Safety Management in The Construction Industry : Identifying Risk and Reducing Accident to Improve Site
Productivity and Project ROI, 2013, McGrawHill
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
2 STRATEGI MENGATASI MASALAH
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

KK Keselamatan Konstruksi

Standar Keamanan,
K4 Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan

Keselamatan dan Kesehatan


K3 Kerja
1 LATAR BELAKANG
Lima Masalah Strategis

1
3
Kegiatan konstruksi Tenaga ahli secara
tidak memperhatikan kuantitas dan kualitas
Keselamatan Konstruksi masih kurang

2 4
Pengawasan Keselamatan Petugas Keselamatan
Konstruksi saat kegiatan Konstruksi/Ahli K3
konstruksi kurang Konstruksi yang
bersertifikat masih kurang

5 PERLU
Regulasi belum TRANSFORMASI
mendukung
KEBIJAKAN
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Safety First, Zero Accident

PEMBENTUKAN
TRANSFORMASI KOMITE KESELAMATAN
REGULASI/KEBIJAKAN KONSTRUKSI DAN
BEBERAPA SUBKOMITE

PERBAIKAN REGULASI PERBAIKAN


(BIAYA PENERAPAN ORGANISASI QHSE
SMKK)

MEMPERCEPAT SERTIFIKASI AHLI


K3 KONTRUKSI DAN PETUGAS
KESELAMATAN KONSTRUKSI
2 STRATEGI MENGATASI MASALAH
Matriks Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Menjamin Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Keselamatan Publik
K3

Objek yang ▪ Bangunan/aset ▪ Tenaga kerja konstruksi ▪ Lingkungan kerja


Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi ▪ Pemasok, Tamu, ▪ Lingkungan terdampak
proyek
▪ Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/


Alat
Pencegahan
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement),
Job Safety Analysis (JSA)
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Arah Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Pengembangan Industri Konstruksi Bersaing

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT


FOKUS PADA Sesuai UU 2/2017

1 BERKESELAMATAN DAN TERPADU • Kemampuan dan Kapasitas Usaha Meningkat


• Penerapan standar K4 dan pengukuran tingkat • Iklim usaha sehat dan setara
kepatuhan; • Penyelenggaraan Jasa konstruksi selaras standar K4
• Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan yang • Kompetensi, Profesionalitas dan Produktivitas Tenaga
terintegrasi pada setiap tahapan penyelenggaraan. Kerja Meningkat

2
• Kualitas penggunaan material, peralatan teknologi
ADIL DAN SETARA meningkat
• Kesesuaian penggunaan jenis kontrak kerja konstruksi; • Partisipasi Masyarakat meningkat
• Kesetaraan pemahaman isi kontrak sekaligus hak dan • Sistem Informasi Jasa Konstruksi tersedia
kewajiban (hindari multitafsir)
• Musyawarah untuk penyelesaian sengketa tanpa jalur PERAN ASOSIASI SEBAGAI MASYARAKAT
pengadilan JASA KONSTRUKSI

3 EFISIENSI YANG BERKUALITAS • Melakukan pengembangan usaha berkelanjutan dengan


tujuan meningkatkan tata kelola yang baik dan
• Profesionalitas penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
memiliki tanggung jawab badan usaha terhadap
• Optimalisasi pengendalian dan penjaminan mutu dilakukan
masyarakat
sesuai fungsi di setiap tahapan penyelenggaraan
• Melaksanakan pengawasan untuk meningkatkan
• Continuous Improvement berdasarkan data penyelenggaaan
ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan
Jasa Konstruksi
melindungi kepentingan umum
• Kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan negara
2.A
KEBIJAKAN DAN KOMITMEN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
A KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR

1 2 3 4 5 6
A KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
Beberapa upaya pembudayaan Keselamatan Konstruksi yang telah dilakukan:

1 Pemantauan dan Evaluasi pada Proyek Konstruksi dengan Potensi Bahaya Tinggi oleh Komite
Keselamatan Konstruksi.

Pada tahun 2019, telah dilakukan


pemantauan dan evaluasi ke 28 proyek
konstruksi di seluruh Indonesia secara
mendadak.

2 Bimbingan Teknis Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi (Bimtek SMKK)
untuk Tingkat General Manajer
Kontraktor, Pemimpin Tim, Insinyur Ahli
(Konsultan Pengawas), Mahasiswa, dan
Tenaga Terampil.
A KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi
3 Sertifikasi Petugas Keselamatan Konstruksi hingga Desember 2020 sudah mencapai 19.713
(meningkat dari Desember 2018 sejumlah 6.224).

4 Memasukkan aspek pengaturan Keselamatan Konstruksi pada


kebijakan pengadaan jasa konstruksi (Permen PUPR Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi melalui Penyedia).

5 Mengubah kategori proyek dari 2 (dua) kategori menjadi 3 (tiga)


kategori untuk lebih mencerminkan kebutuhan penyedia jasa yang
sesuai dengan tingkat risiko dan melihat kebutuhan yang tersedia
untuk Ahli K3 Konstruksi dan Petugas Keselamatan Konstruksi.
A KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi

6 Pemberdayaan Ahli K3
Konstruksi sebagai second
line defense terhadap
kecelakaan konstruksi, antara
lain dengan pengaturan izin
bekerja (permit to work) dan
checklist pekerjaan yang
harus ditandatangani Ahli K3
Konstruksi.
A KEBIJAKAN DAN KOMITMEN
Upaya Pembudayaan Keselamatan Konstruksi

7
Pemberian penghargaan kepada Penyedia Jasa
(Kontraktor dan Konsultan) dan Pengguna Jasa yang telah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
pada Pekerjaan Konstruksi dengan baik.

8
Pemberian sanksi:
a. Memberhentikan sementara pekerjaan proyek strategis nasional yang memiliki risiko tinggi ,
yang mengalami Kecelakaan Konstruksi.
b. Rekomendasi pemberhentian jabatan level strategis dan/atau level proyek pada badan
usaha jasa konstruksi pada proyek yang menyebabkan kecelakaan yang mengganggu
ketertiban umum.

9 Persyaratan dalam proses lelang untuk Penyedia Jasa agar menyampaikan komitmen
Pimpinan Tertinggi dalam bentuk Pakta Komitmen.
2.B
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Konstruksi Aman pada tiap Tahapan Penyelenggaraan Konstruksi

PRAKONSTRUKSI PROSES KONSTRUKSI PEMAANFAATAN

1. KKB KOMITE KESELAMATAN


KEGAGALAN BANGUNAN
2. KKJTJ KONSTRUKSI
OLEH PENILAI AHLI
(Permen PUPR No. 21/2019 & (UU No. 2/2017) diubah UU
3. KKBG
Kepmen PUPR No. 33/2021) No.11/2020 tentang CK
Pelaksanaan Pemanfaatan Konstruksi
Desain
Konstruksi berkeselamatan dan
berkeselamatan
berkeselamatan berwawasan lingkungan

KKB = Komisi Keamanan Bendungan (Permen PUPR No. 27/PRT/M/2015);


KKJTJ = Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (Permen PUPR No. 41/PRT/M/2015);
KKBG = Komite Keselamatan Bangunan Gedung (Kepmen PUPR No. 93/KPTS/M/2019).
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tugas dan Kewenangan Komite Keselamatan Konstruksi

KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI


(Kepmen PUPR No. 33/KPTS/M/2021)
TUGAS KEWENANGAN
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi
1. Memasuki tempat kerja konstruksi;
yang diperkirakan memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar;
2. Meminta keterangan dari pihak-pihak terkait;
2. Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;
3. Meminta data-data yang berhubungan dengan
3. Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
Menteri berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Pekerjaan tugas Komite; dan
Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi besar, dan/atau 4. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi; dan
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri
Dalam menjalankan tugasnya, Komite bekerja
5. Dalam melaksanakan tugas bersifat mandiri dan bertanggung
berdasarkan SOP yang ditetapkan oleh Dirjen
jawab atas objektifitas maupun kebenatan hasil kegiatan
Bina Konstruksi
investigasi kecelakaan konstruksi serta pemantauan dan evaluasi
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi pada proyek dengan Potensi Bahaya
Tinggi oleh Komite Keselamatan Konstruksi
Penempatan papan
Pengecekan core lift terkait promosi
pada Proyek
Keselamatan Konstruksi
Pembangunan Rusun di beberapa lokasi
Pasar Rumput stategis di lapangan

Pembangunan pylon Pemakaian ID card


jembatan tinggi >80m. pada seluruh pekerja
Pengamanan bekerja di berisi data diri
ketinggian dan simulasi pekerja, termasuk
penyelamatan menjadi golongan darah untuk
perhatian tim Komite situasi darurat dan
Keselamatan Konstruksi sebagai raport
kedisiplinan
penggunaan APD
pekerja
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta

Sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR No. 86/KPTS/II4/2019


tentang Perubahan Keputusan Menteri PUPR
No.66/KPTS/M/2O18 tentang Komite Keselamatan Konstruksi,
dengan mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi
pengguna gedung, maka kepada Komite Keselamatan Konstruksi
ditugasi untuk melakukan pengecekan bangunan gedung
bertingkat di Provinsi DKI Jakarta, yang meliputi:
1. Gedung apartemen dengan tinggi 8 (delapan) lantai atau
lebih, khususnya untuk apartemen kelas menengah ke bawah;
2. Gedung perkantoran dengan tinggi 8 (delapan) lantai atau
lebih, dan berumur lebih dari 8 (delapan) tahun;
3. Gedung pusat perbelanjaan yang berumur lebih dari 10
(sepuluh) tahun.
Agar dalam pelaksanaannya selalu berkoordinasi dengan
instansi terkait Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Lokasi Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
1 2 3 4 5

+1
Gedung Mix-Used Apartemen Rajawali Gedung Blok M Plaza Gedung Cipta Karya Gedung Bina Marga
Grand Indonesia Menara Edelweiss Kementerian PUPR Kementerian PUPR

6 7 8 9 10

Gedung Canopus
BP3IP Kemenhub

Rusunawa Jatinegara Gedung Djuanda II Gedung Menara Gedung Ditjen Gedung Utama
Barat Kementerian Bidakara I Bangda Kementerian Kementerian PUPR
Keuangan Dalam Negeri
B KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta
HASIL PEMERIKSAAN BANGUNAN GEDUNG
Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kepatuhan Bangunan Gedung
Aspek Keselamatan, Kesehatan,
Kenyamanan, dan Kemudahan
• Sangat patuh,
• Patuh,
permintaan penghuni (tenant), • Cukup patuh, dan
• Kurang patuh.

kemampuan membayar penghuni (tenant), dan


• Perlu penyederhanaan administrasi dokumen perizinan
(jumlah izin dan instansi penerbit)
tingkat profesionalisme pengelola gedung. • Perlu evaluasi kebijakan penganggaran terkait operasi
dan pemeliharaan komponen bangunan gedung
• Perlu SOP pedoman pelaksanaan pengelolaan dan
operasional bangunan gedung
• Perlu perbaikan prasarana bahaya kebakaran yang lemah
• Perlu peningkatan kesadaran dan edukasi pada pengelola
dan penghuni bangunan gedung
2.C
PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAN AHLI K3 KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
D
1 PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN AHLI K3 KONSTRUKSI
Petugas Keselamatan Konstruksi: Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman SMKK
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang atau petugas K3 Konstruksi yang memiliki
sertifikat yang diterbitkan oleh unit kerja yang menangani Keselamatan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau yang diterbitkan oleh lembaga
atau instansi yang berwenang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
D
1 PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN AHLI K3 KONSTRUKSI
Jumlah Petugas Keselamatan Konstruksi per Balai Jasa Konstruksi
Tahun 2016 s.d Agustus 2020
BALAI JASA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI
WILAYAH I ACEH WILAYAH V BANJARMASIN

Pengguna Jasa Pengguna Jasa 492


1.377 BALAI JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa 1.549 WILAYAH VI MAKASSAR BALAI JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa 2.298
WILAYAH VII JAYAPURA
Jumlah 2.041 Pengguna Jasa 751
Jumlah 3.675 Pengguna Jasa
Penyedia Jasa 1.139 801

Jumlah 1.890 Penyedia Jasa 1.471


Jumlah 2.272

BALAI JASA KONSTRUKSI


WILAYAH II PALEMBANG TOTAL
Pengguna Jasa 778 KESELURUHAN
Penyedia Jasa BALAI JASA KONSTRUKSI
556 BALAI JASA KONSTRUKSI
WILAYAH III JAKARTA Pengguna Jasa
WILAYAH IV SURABAYA 5.877
Jumlah 1.334 Pengguna Jasa 908 Pengguna Jasa 770 Penyedia Jasa 12.158
Penyedia Jasa 1.912 Penyedia Jasa 3.233
Jumlah 2.820 Jumlah 18.035
Jumlah 4.003
Data per 31 Agustus 2020
Sumber: Direktorat Keberlanjutan Konstruksi 34
D
1 PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN AHLI K3 KONSTRUKSI
Jumlah Ahli K3 Konstruksi per Provinsi di Indonesia

Nusa Tenggara Timur


Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah

Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur

Sumatera Selatan
Kalimantan Utara
PROVINSI

Kalimantan Barat

Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung

JUMLAH
Sumatera Utara
Kepulauan Riau

Sumatera Barat
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
Maluku Utara
DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Papua Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta

Jawa Barat
Gorontalo
Bengkulu

Lampung
Maluku
Banten

Papua
Jambi
Aceh

Riau
Bali

AHLI
525 143 319 47 144 1150 9 68 749 477 424 197 208 101 214 10 190 2948 124 111 43 92 201 83 45 2281 84 370 242 69 653 488 201 249 13259
MUDA

AHLI
501 25 208 10 26 611 6 95 377 78 142 270 18 63 124 1 169 2568 89 42 29 27 51 35 18 2193 113 393 177 32 866 343 197 105 10002
MADYA

AHLI
0 0 0 0 0 889 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 889
UTAMA

TOTAL 1026 168 527 57 170 2650 15 163 1126 555 566 467 226 164 338 11 359 5516 213 153 72 119 252 118 63 4474 197 763 419 101 1519 831 398 354 24150

Data per 31 Januari 2020


Sumber: LPJKN

35
3 ACTION PLAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K TO R AT K E B E R L A N J U TA N KO N S T R U K S I
3 ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi

Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi

Permasalahan SDM
1. Kurangnya kedisipilinan dalam Permasalahan Peralatan
melaksanakan Standar Operasional
Prosedur Safety factor pada pelaksanaan masih
2. Tidak adanya konsultan pengawas di rendah, sehingga mengakibatkan
tempat kerja pada setiap kejadian terjadinya kecelakaan
kecelakaan konstruksi
3 ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi

Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi


Perlunya perbaikan dalam sistem penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia, di antaranya
adalah dengan:
a. Meningkatkan manajemen terhadap proses yang terkait dengan:
• Standar Operasional Prosedur (SOP). Seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai tahap
pelaksanaan dalam SOP dan untuk pekerjaan konstruksi layang harus disetujui oleh KKJTJ.
• Standarisasi, kalibrasi dan masa layanan peralatan. Setiap peralatan yang akan digunakan harus
memenuhi standar kalibrasi dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
• Sertifikasi alat dan operator. Operator alat berat harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya yang
dibuktikan dengan Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku.
• Pemenuhan tenaga dan kualifikasi konsultan pengawas yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan proyek infrastruktur.
b. Meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan, terutama pada shift
tambahan untuk memastikan pekerja dalam kondisi prima sebelum melaksanakan pekerjaan.
Pengawasan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh konsultan pengawas, tapi juga oleh pengguna jasa
bahkan juga oleh kontraktor.
3 ACTION PLAN SMKK
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi

Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi


c. Memperhatikan kesejahteraan pekerja
d. Setiap pelaksanaan pekerja yang bersifat/memiliki risiko tinggi (elevated construction) termasuk pada
saat shift pekerjaan tambahan harus dihadiri dan disetujui oleh 3 (tiga) pihak (pemilik,
pelaksana, dan konsultan)
e. Biaya penerapan SMKK harus dituangkan dalam spesifikasi dan daftar kuantitas tersendiri
f. BUMN karya membentuk unit kerja khusus BUMN yang menangani QHSE (Quality Health
Safety and Environment) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama
g. Memberikan peringatan tertulis dan/atau sanksi kepada kontraktor dan konsultan yang
bertanggungjawab dalam proyek konstruksi yang mengalami kecelakaan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai