Anda di halaman 1dari 147

TSE – 10 = PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK

PELATIHAN
AHLI SUPERVISI TEROWONGAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga
ahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta
penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode kerja
dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber
daya air maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Sumber Daya Air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) merupakan salah satu jabatan
kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang
sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam pekerjaan
konstruksi bidang sumber daya air.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision
Engineer) ini terdiri dari 12 (Dua belas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh
yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Terowongan
(Tunnel Supervision Engineer).

Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan khususnya
untuk modul Pengenalan Manajemen Proyek pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005


Tim Penyusun

i
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Ahli Supervisi Terowongan

TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum Pelatihan


Mampu melaksanakan supervisi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode kerja,
gambar teknik dan spesifikasi teknik yang tertuang dalam dokumen kontrak kontraktor
maupun konsultan supervisi dan ketentuan-ketentuan proyek.

B. Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menguasai dokumen kontrak kontraktor dan konsultan supervisi
2. Melakukan pertemuan awal konstruksi
3. Melakukan pemeriksaan kesesuaian antara gambar desain dengan kondisi lapangan
4. Melaksanakan pemeriksaan kesiapan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan
5. Mensupervisi pelaksanaan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan metode
pelaksanaan
6. Mengikuti rapat koordinasi bulanan
7. Melakukan pengendalian mutu, dimensi dan waktu
8. Melakukan pengukuran bersama untuk pembayaran
9. Memverifikasi dokumen pembayaran
10. Melakukan evaluasi kinerja kontraktor, pelaporan dan penyerahan pekerjaan

ii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

NOMOR / JUDUL MODUL : TSE – 10 / PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mengikuti modul, peserta mampu memahami prinsip-prinsip pengawasan


mutu, waktu dan biaya pekerjaan Sumber Daya Air serta mampu menerapkannya dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek Sumber Daya Air di lapangan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :

1. Menjelaskan dan memahami lingkup Manajemen Proyek bagi Ahli Supervisi Terowongan
mencakup gambaran garis besar tentang mekanisme pelaksanaan pekerjaan Sumber
Daya Air.

2. Menguraikan tugas yang dilakukan oleh Ahli Supervisi Terowongan yang berkaitan
dengan penyiapan Sumber Daya.

3. Menjelaskan tata cara pelaksanaan pekerjaan lapangan harus mengindahkan aspek


legal yang dijadikan acuan pelaksanaan pekerjaan berupa dokumen kontrak yang
mengikat para pihak terkait secara hukum.

4. Melaksanakan kewajiban Ahli Supervisi Terowongan sebagai komponen penyedia jasa


sesuai ikatan kontrak untuk secara konsisten menerapkan prosedur pengendalian mutu
produk proyek di lapangan, sebagai upaya mencapai tepat mutu, waktu dan biaya
didalam lingkup administrasi penyelenggaraan proyek.

5. Menerapkan prinsip-prinsip dan tahapan pengelolaan proyek pekerjaan terowongan


Sumber Daya Air.

iii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


LEMBAR TUJUAN .................................................................................................. ii
NOMOR MODUL ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL ............................................... v
DAFTAR MODUL ................................................................................................. vii
PANDUAN PEMBELAJARAN .............................................................................. viii
MATERI SERAHAN .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 - 1


1.1 Umum ............................................................................................ 1 - 1
1.2 Deifinisi .......................................................................................... 1 - 1
1.3 Karakteristik Proyek ....................................................................... 1 - 1
1.3.1 Bersifat Unik ....................................................................... 1 - 1
1.3.2 Dibutuhkan Sumber Daya ................................................... 1 - 2
1.3.3 Organisasi .......................................................................... 1 - 2

BAB II UMUM .................................................................................................... 2 - 1

BAB III KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PROYEK .......................................... 3 - 1

BAB IVPRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK .............................................. 4 - 1


4.1 Sumber Daya ................................................................................. 4 - 1
4.2 Fungsi-fungsi Manajemen .............................................................. 4 - 4

BAB V DOKUMEN YANG MENGIKAT PENYELENGGARA PROYEK ............. 5 - 1


5.1 Kontrak Pelaksanaan Konstruksi ................................................... 5 - 1
5.2 Kontrak Pengawas Konstruksi ....................................................... 5 - 3

BAB VI KEWAJIBAN PENYEDIA JASA ............................................................ 6 - 1


6.1 Kewajiban Pelaksanaan Konstruksi ............................................... 6 - 1
6.2 Kewajiban Pengawas Konstruksi ................................................... 6 - 1

BAB VII OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK ........................................ 7 - 1


7.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Proyek .......................................... 7 - 1
7.1.1 SPMK ................................................................................. 7 - 1
7.1.2 Pre Construction Meeting ................................................... 7 - 2
7.1.3 Rencana Pelaksanaan Proyek ........................................... 7 - 7
7.1.3.1 Organisasi Proyek ............................................... 7 - 8
7.1.3.2 Jadwal Pelaksanaan Proyek dan Jadwal Sumber

iv
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Daya .................................................................. 7 - 11
7.1.3.3 Rencana Mutu Proyek ....................................... 7 - 17
7.1.3.4 Metode Pelaksanaan ......................................... 7 - 19
7.1.3.5 Survai Lapangan ............................................... 7 - 21
7.1.3.6 Mobilisasi ........................................................... 7 - 23
7.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Rencana
Arus Kas Proyek (Cash Flow) ............................ 7 - 28
7.1.3.8 Rencana K3 proyek ........................................... 7 - 31
7.1.3.9 RKL dan RPL ..................................................... 7 - 34

7.2 Tahap Operasinal Pelaksanaan Proyek ....................................... 7 - 41


7.2.1 Aktivitas Tahap operasional Pelaksanaan Proyek ............ 7 - 41
7.2.2 Rapat Konstruksi dan Koordinasi Proyek ......................... 7 - 43
7.2.3 Advance Payment (Uang Muka) ....................................... 7 - 45
7.2.4 Buku harian dan laporan .................................................. 7 - 46
7.2.5 Pembayaran Prestasi Pekerjaan ..................................... 7 - 50
7.2.6 Pekerjaan tambah / kurang .............................................. 7 - 52
7.2.7 Review Desain ................................................................. 7 - 52
7.2.8 Perpanjangan Waktu Pelaksanaan .................................. 7 - 55
7.2.9 Denda .............................................................................. 7 - 57
7.2.10 Eskalasi ........................................................................... 7 - 57
7.2.11 Penyelesaian Perselisihan .............................................. 7 - 60

7.3 Tahap Penyelesaian dan penyerahan Proyek .............................. 7 - 62


7.3.1 Program Penyelesaian Pekerjaan .................................... 7 - 62
7.3.2 PHO ................................................................................. 7 - 64
7.3.3 FHO ................................................................................. 7 - 71

BAB VIII KEMAMPUAN TAMBAHAN PENGELOLAAN PROYEK .......................8 - 1


8.1 Komunikasi ........................................................................................8 - 1
8.2 Pendelegasian .................................................................................8 - 12
8.3 Negoisasi ........................................................................................8 - 21
8.4 Kewirausahaan ...............................................................................8 – 25

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

v
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI SUPERVISI TEROWONGAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Terowongan
(Tunnel Supervision Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen
kompetensi dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Ahli Supervisi
Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) unit-unit kompetensi tersebut menjadi
Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang
dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan
untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan
(seperti tercantum dalam daftar modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam
pelatihan Ahli Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) .

vi
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

DAFTAR MODUL

Merupakan salah satu dari :

NO. KODE JUDUL MODUL


1. TSE – 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja

2. TSE – 02 Sistem Manajemen K3 dan Pengendalian Lingkungan

3. TSE – 03 Dokumen Kontrak

4. TSE – 04 Survai dan Investigasi

5. TSE – 05 Kriteria dan Perhitungan Desain

6. TSE – 06 Pengetahuan Gambar Konstruksi

7. TSE – 07 Perhitungan Harga Satuan

8. TSE – 08 Tahapan dan Metode Pelaksanaan

9. TSE – 09 Manajemen Mutu

10. TSE – 10 Manajemen Proyek

11. TSE – 11 Administrasi Teknik/ Perhitungan Biaya Konstruksi

12. TSE – 12 Pemeliharaan Terowongan

vii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

PANDUAN PEMBELAJARAN

Pelatihan : Ahli Supervisi Terowongan


Judul : Pengenalan Manajemen Proyek

Deskripsi : Materi ini menguraikan peran manajemen dalam pengelolaan


suatu proyek. Bahwa dalam pengelolaan proyek ada 2 hal
utama yang menentukan, yaitu sumber daya dan manajemen.
Sumber daya terdiri dari menusia, uang, peralatan dan
material. Tanpa unsur ini, mustahil proyek bisa terlaksana.
Namun tanpa manajemen yang baik pengelolaan proyek tidak
bisa berjalan efektif dan efisien dan mencapai sasaran sesuai
Biaya, Mutu dan Waktu yang telah ditentukan.
Juga diuraikan fungsi-fungsi manajemen dan penerapannya
disetiap tahap pelaksanaan sejak dari persiapan, pelaksanaan,
pengawasan sampai pada serah terima pekerjaan yaitu PHO
dan FHO.

Tempat Kegiatan : Dalam Ruang kelas


Waktu Kegiatan : 5 Jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Instruksional (TIU - Mengikuti penjelasan TIU & OHT
& TIK) TIK dengan tekun dan aktif No.1 – No.9
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam memakai bahan-bahan di
lapangan
- Waktu : 10 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
- Menjelaskan Konstruksi Terowongan, - Mendengarkan penjelasan OHT
lingkup pekerjaan dari jabatan kerja instruktur dengan tekun dan No.10
seorang Pelaksana Terowongan, aktif
maksud pelatihan modul tersebut. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab I : Pendahuluan)

viii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

3. Ceramah : Umum
- Menjelaskan arti manajemen dan - Mendengarkan penjelasan OHT
penerapannya pada pekerjaan instruktur dengan tekun dan No.11–No.12
konstruksi bidang Sumber Daya Air aktif
yang sering disebut Civil Works. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 10 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab II : Umum)
4. Ceramah : Kunci Sukses Pengenalan
Proyek
- Menguraikan arti sukses dalam - Mendengarkan penjelasan OHT
pelaksanaan proyek yang menyangkut instruktur dengan tekun dan No.13-No.15
tiga hal, yaitu biaya tidak melebihi, aktif
mutu memenuhi standar, spesifikasi, - Mencatat hal-hal yang perlu
waktu penyelesaian tidak terlambat - Bertanya Bila Perlu
kemudian semua pihak yang terkait
merasa puas.
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab III : Kunci
Sukses Pengenalan Proyek)
5. Ceramah : Prinsip umum manajemen
Proyek.
- Menguraiakan tentang manajemen - Mendengarkan penjelasan OHT
dalam penyelenggaraan proyek ter- instruktur dengan tekun dan No.17-No.22
gantung dari 2 faktor utama, yaitu aktif
Sumber Daya yang terdiri dari - Mencatat hal-hal yang perlu
Manusia, Uang, Peralatan dan - Bertanya Bila Perlu
Material, yang kedua adalah Fungsi-
fungsi Manajemen. Sumber Daya
adalah sangat penting, karena tanpa
itu semua tidak bisa terlaksana.
Namun tanpa manajemen yang baik,
tidak bisa terlaksana dengan baik,
efektif dan efisien.

- juga disini diuraikan mengenai prinsip-


prinsip manajemen, yaitu suatu siklus
yang dimulai dari Planning, Organizing,
Coordinatin, Actualing dan Controlling.

ix
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

- Waktu : 30 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab IV : Prinsip
Umum Manajemen Proyek)
6. Ceramah : Dokumen yang mengikat
penyelenggaraan proyek.
- Menjelaskan ikatan kontrak antara - Mendengarkan penjelasan OHT
PimPro dan Kontraktor yang diperoleh instruktur dengan tekun dan No.23-No.30
melalui pelelangan atau penunjukkan aktif
dengan isi masing-masing Dokumen - Mencatat hal-hal yang perlu
Kontrak. - Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 25 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab V :
Dokumen yang mengikat
penyelenggaraan proyek)
7. Ceramah : Kewajiban Penyedia Jasa.
- Menguraikan apa-apa yang harus - Mendengarkan penjelasan OHT
dilaksanakan oleh Kontraktor dan instruktur dengan tekun dan No.31-No.33
Konsultan Pengawas didalam aktif
penyelenggara suatu proyek. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 10 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab VI Kewajiban Penyedia Jasa)
8. Ceramah : Operasional Pelaksanaan
Proyek.
- Menguraikan apa-apa yang harus - Mendengarkan penjelasan OHT
dilaksanakan selama masa pelak- instruktur dengan tekun dan No.34-No.39
sanaan fisik mulai dari persiapan, aktif
mengadakan Pre-Construction Meeting - Mencatat hal-hal yang perlu
untuk membahas dan mensepakati - Bertanya Bila Perlu
apa-apa yang harus dilaksanakan dan
rencana K3, RKL dan RPL.
- Menyusun rencana pelaksanaan
proyek, seperti Jadwal Pengadaan
Sumber Daya, jadwal penyelesaian
bagian-bagian pekerjaan dengan
metode Network Planning, Bar Charts,
S-Curve, Rencana Mutu, Rencana
Anggaran Pelaksanaan

x
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

- Menguraikan mengenai perpanjangan - Mendengarkan penjelasan


waktu, eskalasi dan tahap instruktur dengan tekun
penyelasaian dan penyerahan proyek dan aktif
yaitu PHO dan FHO. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 110 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab VII : Operasional
Pelaksanaan Proyek)

xi
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

MATERI SERAHAN

xii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam kegiatan tersebut adalah
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan. Dalam proses yang terjadi dalam kegiatan tersebut akan
melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas
hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi, maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga
dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi.

1.2 Definisi
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
koordinasi suatu proyek dari mulai pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan / proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat
biaya dan tepat mutu.

Tentukan tujuan survai


sumber daya susun strategi
(perencanaan)

Ukur pencapaian sasaran Alokasi sumber daya petunjuk


Sumber pelaporan penyelesaian pelaksanaan koordinasi Hasil
Daya Proyek masalah motivasi staf Akhir
(Pengendalian) (pelaksanaan)

TIM PROYEK

PENJELASAN DESAIN PENGADAAN PELAKSANAAN

Gb. 1.1 Sistem Manajemen Proyek

1-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

1.3 Karekteristik Proyek


Proyek konstruksi mempunyai 3 (tiga) karekteristik yang dipandang secara tiga
dimensi :
1.3.1 Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek
sejenis), proyek bersifat sementara dan terlibat grup pekerja yang berbeda-
beda.
1.3.2 Dibutuhkan sumber daya (Resources)
Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumber daya.
Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek :
dalam kenyataannya mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan
dengan sumber daya lainnya, apalagi pengetahuan yang dipelajari oleh
seorang manajer proyek bersifat teknis.
1.3.3 Organisasi
Organisasi mempunyai kesamaan tujuan dimana didalamnya banyak terlibat
sejumlah individu dengan keahlian yang berbeda-beda, perbedaan
ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian.
Langkah yang harus dilakukan adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi.

Melibatkan organisasi

Melibatkan Sumber Daya

Unik

Proyek Konstruksi

Gambar 1.2 3 (tiga) karekteristik yang dipandang secara tiga dimensi

Proses penyelesaian proyek konstruksi harus berpegang pada 3 (tiga)


kendala (triple constrain) sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, sesuai
dengan jadwal pelaksanaan (time schedule) dan sesuai dengan biaya yang
direncanakan.

1-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Tepat Mutu

Tepat Waktu

Tepat Biaya

Proyek Konstruksi

Gambar 1.3 Tiga Kendala

1-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB II
UMUM

Menurut Koontz dan O’ Donnell, manajemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu


dengan menggunakan orang-orang lain atau “getting things done through people”. Dalam
pengertian yang sederhana dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah
pelaksanaan sesuatu proyek dengan menggunakan orang-orang lain. Sedangkan proyek
adalah suatu kegiatan yang dibatasi oleh tujuan, sasaran, persyaratan-persyaratan
administrasi, persyaratan-persyaratan teknis, biaya dan waktu, kapan harus dimulai dan
kapan harus diakhiri.

Fokus dari tulisan ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme


manajemen pekerjaan konstruksi (Sumber Daya Air) harus dilakukan, siapa-siapa saja
yang terlibat, apa kualifikasinya, apa tanggung jawabnya dan proses utama apa saja yang
harus dilalui, agar pekerjaan konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan
segala persyaratan yang telah disepakati.

Pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air atau sering disebut sebagai Civil Works,
sampai saat ini pada umumnya dibiayai dengan dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang
sumber dananya berasal dari investor atau dari swasta, namun mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi pada umumnya memerlukan tata cara yang sudah baku yaitu ada
unsur pelaksana dan ada unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk
menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.

Dimana posisi pekerjaan konstruksi tersebut di dalam suatu proyek ? Mengambil


referensi dari proyek-proyek pemerintah di bidang Sumber Daya Air, pekerjaan konstruksi
atau Civil Works itu pada umumnya merupakan suatu paket di dalam Proyek
Pembangunan Sumber Daya Air. Paket pekerjaan konstruksi tersebut diberikan kepada
kontraktor sebagai penyedia jasa melalui pelelangan atau pemilihan langsung
tergantung pada tata cara pengadaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
kontraktor difungsikan sebagai pelaksana lapangan yang diikat oleh PimBagPro dengan
surat perjanjian kontrak, diawasi oleh konsultan supervisi. Sedangkan konsultan
supervisi sebagai penyedia jasa, ikatan kontraknya (diperoleh melalui pelelangan atau
pemilihan langsung) dilakukan dengan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Sumber
Daya Air, tugas utamanya adalah membantu PimBagPro mengawasi pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.

2-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan
tepat waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa
pembuatan Time Schedule proyek (Bar Chart, S-Curve), penyelenggaraan Pre
Construction Meeting, penyiapan Review Desain, penyiapan laporan bulanan, tri wulanan
dan lain sebagainya. Jika seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan dan pengawasan
tersebut sudah dapat menghasilkan suatu produk yang kurang lebih memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis maupun administratif yang telah ditetapkan maka
manajemen proyek pada akhirnya akan sampai kepada tahap Provisional Hand Over dan
kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap Warranty Period.

2-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB III
KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PROYEK

Dalam manajemen proyek selalu diungkapkan bahwa suatu proyek dalam


pelaksanaannya harus memenuhi 3 kriteria, yaitu:

 Biaya Proyek, tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah
disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak suatu pelaksanaan

 Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses / cara pelaksanaan
pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan,
perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan

 Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah disepakati
dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan yang bersangkutan

Dalam kenyataan ke 3 kriteria yang menjadi sifat proyek itu merupakan tanggung
jawab yang harus dipenuhi oleh Manajemen Proyek. Karena peranan Manajer Proyek
sangat dominan dan sangat menentukan upaya pencapaian sasaran proyek tersebut,
maka manajer proyek harus mempunyai otoritas dan kemampuan fungsi manajemen dan
administrasi dalam menjalankan tanggung jawabnya. Pelaksana konstruksi (Bangunan
Terowongan) sebagai organ pelaksana dari Manajer Proyek ikut menjalankan fungsi-
fungsi manajemen didalam upaya pencapaian sasaran proyek yang memenuhi ke 3 (tiga)
kriteria tersebut diatas.

Dengan perkembangan standar-standar kehidupan sosial ekonomi masyarakat


suatu negara, maka tuntutan atas nilai keberhasilan suatu proyek juga meningkat. Lebih-
lebih tuntutan akan mutu hasil proyek, proses pelaksanaan pekerjaan dan waktu
penyelesaian pekerjaan proyek. Karena itu hasil suatu rancang bangun yang bermutu dari
produk beberapa waktu yang lalu mungkin sudah merupakan hasil produk yang tidak
memenuhi kriteria mutu pada saat ini atau masa yang akan datang. Demikian pula proses
dan cara pelaksanaan suatu pekerjaan atau produk yang bermutu dan direkomendasikan
pemakaiannya pada waktu yang mendatang.

Untuk itulah setiap perusahaan dengan beberapa manajernya yang andal selalu
melakukan langkah antisipasi dengan perencanaan dan pengembangan sumber daya
tenaga dan manajemennya, agar selalu menjadi yang terdahulu dan terdepan dalam
setiap era perkembangan teknologi, aplikasi teknologi dan kebutuhan atau Trend dimasa
depan. Namun demikian, ketiga kriteria pengelolaan proyek yang sukses seperti tersebut

3-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

diatas masih relevan meskipun ada 2 poin tambahan yang sebenarnya merupakan
penegasan atas mutu dari suatu pekerjaan atau proyek.

Dengan penjelasan dan tampilan “segitiga sasaran Manajemen Proyek” tersebut


maka tolok ukur sukses pengelolaan proyek bisa diringkas menjadi 5 poin berikut yaitu :
 Tepat biaya
 Tepat mutu
 Tepat waktu
 Lingkungan kerja yang sehat dan aman serta penerapan K3 yang konsisten
 Semua pihak yang terkait pelaksanaan proyek PUAS

BIAYA MUTU WAKTU


INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES
- Sesuai Dokumen Kontrak - Sesuai Dokumen Kontrak, - Sesuai Skedul Kerja Dokumen
Dan Kesepakatan Spesifikasi Dan Kesepakatan Kontrak , Kesepakatan

- Pemilik Proyek Setuju Dan - Pemilik Proyek Setuju Dan - Pemilik Proyek Setuju Dan
Melakukan Pembayaran Menerima Proyek Dengan Menerima Selesainya
Proyek Selesai Tanpa Komentar/ Syarat Sebagaian Atau Keseluruhan
Tertentu Yang Bersangkutan
- Tidak Terjadi Progres
Billing Tidak Terbayar - Tidak Ada Penalty, Komplain - Tidak Ada Complain Atau
Atau Klaim Atas Mutu Hasil Klaim Dari Pemberi Kerja Atau
- Semua Pihak Terkait
Kerja Proyek Pihak Ketiga yang Terkait
Pelaksanaan Proyek Puas
Dengan Penyelesaian
- Keselamatan Dan Kesehatan
- Citra Perusahaan Baik Pekerjaan Tersebut
Kerja (K-3) Di Laksanakan
- Ada Undangan Atau Dengan Baik - Semua Pihak Terkait
Penunjukan Proyek Baru Pelaksanaan Proyek Puas
- Semua Pihak Terkait
- Memperoleh Manfaat Positif Pelaksanaan Proyek Puas - Citra Perusahaan Baik
Termasuk Keuntungan Bagi
- Memperoleh Certificate Of - Ada Undangan Dan
Perusahaan
Completion Penunjukan Proyek Baru

- Citra Perusahaan Baik

- Ada Undangan Atau


Penunjukan Proyek Baru

Karena setiap proyek selalu menyangkut sumber daya baik itu dana (keuangan), tenaga
ahli (keterampilan) maupun sarana lainnya maka suatu proyek biasanya dikelola secara
bisnis artinya suatu proyek itu bisa dikuti dan dikelola secara bisnis bila memenuhi syarat
dan memberikan manfaat bagi kalangan bisnis, karena kepentingan bisnis itulah
Kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen proyek. Misi proyek menjadi Profit Centre
bagi perusahaannya untuk berproduksi dan mendapatkan hasil dari usahanya. Dengan

3-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

demikian kriteria sukses pengelolaan proyek secara bisnis bagi Kontraktor tidak lagi
berupa lima poin tetapi menjadi 7 poin, yaitu :

 Tepat biaya (wajar, efisien dan sesuai kontrak)


 Tepat mutu (proses dan hasil pekerjaan diterima oleh pemilik dengan baik)
 Tepat waktu (efektif dan sesuai dengan kesepakatan / kontrak)
 Lingkungan kerja sehat dan aman, K3 dilaksanakan dengan konsisten
 Memuaskan semua pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek
 Memberi keuntungan Finansial sesuai dengan rencana dan kesepakatan antara
manajer proyek dan direksi / perusahaannya.
 Meningkatkan citra perusahaan sehingga menjadi lebih baik

Dengan demikian mencapai sasaran atau memperoleh keuntungan Finansial dan


meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik merupakan keharusan bagi Kontraktor
dalam rangka mengelola suatu proyek. Misi yang berat ini harus diemban dan menjadi
tanggung jawab Manajemen Proyek.

3-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB IV
PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK

Manajemen dalam penyelenggaraan proyek tergantung pada 2 faktor utama yaitu


sumber daya dan fungsi-fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang,
peralatan, dan material, sedangkan fungsi-fungsi manajemen dimaksudkan sebagai
kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang
tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.

Dalam penyelenggaraan proyek, kegiatan yang dilakukan oleh Sumber Daya


Manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu di tata melalui fungsi-
fungsi manajemen dalam keterbatasan waktu yang disediakan agar tidak terjadi
pemborosan.

4.1. Sumber Daya

a. Manusia

Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi proyek Sumber Daya Air, manusia


sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat
langsung dengan proyek maupun yang tidak terlibat langsung dengan proyek.
Yang terlibat langsung dengan proyek adalah tenaga kerja yang berada di
kelompok pemberi pekerjaan (pengguna jasa), di kelompok Kontraktor (penyedia
jasa) dan di kelompok Konsultan (penyedia jasa).

Dari kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam


“tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Berikut ini adalah sebutan yang lazim
diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dengan penyelenggaraan
proyek (Contoh pada proyek pemerintah) :

Kelompok Kelompok Kelompok


Pemberi Pekerjaan Kontraktor Konsultan
Pim-Pro Kepala Proyek Team Leader
Pim-Bag-Pro Kepala Lapangan CoTeam Leader
Asisten Pim-Pro Manajer Teknik Irrigation Engineer
Asisten Pim-Bag-Pro Manajer Administrasi / Keuangan Dam Engineer
Bendahara Proyek Manajer Peralatan Quality Engineer
Bendahara Bag. Proyek Manajer Logistik Quantity Engineer
Urusan Tata Usaha Quality Controler Inspector
Urusan Pergudangan Pelaksana Laboratory Technician
Dan sebagainya Draftman Draftman

4-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

b. Uang

Uang merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam
manajemen penyelenggaraan proyek. Tanpa sumber daya berupa uang yang
memadai, jangan mengharapkan dapat menyelenggarakan manajemen proyek
sesuai dengan ikatan kontrak yang berlaku antara para pihak yang
menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek,
baik yang berada pada kelompok pengguna jasa (misalnya PimPro Dan
PimBagPro yang mewakili Pemerintah), pada kelompok pelaksana (Kontraktor)
sebagai penyedia jasa, maupun pada kelompok pengawas (Konsultan) yang
juga berperan sebagai penyedia jasa, memerlukan biaya yang besarnya telah
disepakati di dalam surat perjanjian kontrak.

Jika terjadi “dispute” dalam pelaksanaan pekerjaan, yang biasanya berdampak


pada “nilai uang”yang harus disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata
cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh di dalam penyelesaian masalah
tersebut.

Jadi pada hakekatnya, uang memang merupakan salah satu sumber daya yang
sangat penting karena seluruh kegiatan proyek yang menyangkut rekruitmen
manusia (tenaga kerja), penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga non skill), penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-
alat laboratorium), pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan
material, dan lain sebagainya, baik yang berada pada kelompok pengguna jasa
maupun penyedia jasa, seluruhnya memerlukan pembiayaan.

Oleh karena itu, pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan proyek (civil


works) bukanlah semata-mata uang yang diperlukan untuk pembiayaan
pelaksanaan konstruksi saja oleh Kontraktor akan tetapi juga termasuk biaya
yang harus dikeluarkan untuk Konsultan pengawas (Core Team, Provincial
Team, Field Supervision Team) dan untuk pengguna jasa (misalnya Pimpro dan
Pimbagpro yang mewakili Pemerintah), dalam suatu kurun waktu yang telah
disepakati.

c. Peralatan

Peralatan, apakah itu berupa alat-alat berat, peralatan laboratorium, ataukah


peralatan kantor (komputer, kalkulator) ataupun peralatan jenis-jenis lainnya
merupakan penunjang utama di dalam penyelenggaraan proyek, oleh karena itu
peralatan dimasukkan sebagai sumber daya. Dengan menggunakan peralatan

4-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

maka sasaran pekerjaan dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat serta
dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.

Alat-alat berat

Berbagai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah


banyak diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun
jembatan sesuai dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan
fungsinya tersebut, dikaitkan dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang
harus dilakukan, dapat disusun pengelompokan peralatan untuk tiap-tiap jenis
penanganan pekerjaan sebagai berikut :

Earth moving equipment


 Bulldozer (crawler, wheel) Transportation Equipment
 Loader (crawler, wheel)  Truck
 Motor Grader  Trailer
 Excavator (crawler, wheel)  Jeep
 Pick Up
Compacting Equipment  Bus
 Tandem Roller
 Pedestrian Roller Supporting Equpment
 Vibrating Tamper  Water Tank Truck
 Vibrating Rammer  Fuel Tank Truck
 Three Wheel Roller  Generating Set
 Tyre (Pneumatic Roller)  Air Compressor
 Vibrating Compactor  Water Pump
 Combination Roller
 Sheepfoot Roller

Hauling Equipment
 Motor Scraper
 Dump Truck

Plant Equipment
 Stone Crushing Plant
 Asphalt Mixing Plant
 Concrete Plant / Mixer

Drilling / Boring Equipment


 Percusion Drill
 Bore Pile
 Hammer Drill

Piling Equipment
 Pile Hammer (Diesel, Vibro)

Lifting Equipment
 Crane
 Lift Platform
 Forklift

4-3
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Dalam manajemen penyelenggaraan proyek Sumber Daya Air, penyediaan


peralatan (Kontraktor) harus sesuai dengan kebutuhannya ditinjau dari jenis,
jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Cara menggunakannya harus
mengikuti prosedur pengoperasian, sesuai dengan fungsi masing-masing
peralatan, setelah itu peralatan harus disimpan di tempat yang bisa
melindunginya dari kemungkinan hilang atau rusak.

Peralatan Laboratorium

Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan


pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor
Peralatan-peralatan laboratorium untuk pengujian-pengujian merupakan
komponen dari sumber daya yang difungsikan dalam rangka pengendalian
mutu. Jenis, jumlah dan waktu diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium
tersebut tentunya tergantung pada ruang lingkup kegiatan pengawasan atas
pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan.

d. Bahan

Pengertian bahan dalam hal ini adalah bahan baku yang kemudian diolah
menjadi bahan olahan dan setelah diproses bahan olahan tersebut berubah
menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak.
Jadi bahan baku (tanah, batu, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan
(agregat, adukan beton, pofil baja dll.) adalah merupakan sumber daya yang
harus diperhitungkan secara cermat di dalam manajemen penyelenggaraan
proyek karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya proyek sangat besar.
Oleh karena itu, mencari lokasi bahan baku yang tidak terlalu jauh dari lokasi
proyek, yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi bahan olahan, akan
menjadi faktor penting di dalam manajemen penyelenggaraan proyek. Survai
untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku tersebut barangkali harus
dilakukan, karena dengan data tersebut Kontraktor dapat menyiapkan
penawaran yang lebih akurat.

4.2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Untuk melaksanakan manajemen, setiap orang yang berada pada posisi pimpinan di
level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi
manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi
penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi

4-4
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

gagal. Dari berbagai rumusan perangkat fungsi-fungsi organik, George R. Terry


telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC, artinya Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut :

a. Planning

Planning adalah suatu proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan-


kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Yang dimaksud dengan
“kegiatan” di sini adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan
konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (Kontraktor) maupun
pengawas (Konsultan). Baik Kontraktor maupun Konsultan, harus mempunyai
konsep “planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
Jadi pengertian planning tidaklah terbatas pada kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan perencanaan saja akan tetapi kegiatan perencanaan yang
produknya adalah perencanaan teknis dan dokumen lelang juga dalam
persiapannya memerlukan proses planning.
Lebih lanjut perlu diketengahkan bahwa dalam proses planning perlu diketahui
hal-hal sebagai berikut :
 Permasalahan yang mungkin merupakan keterkaitan antara tujuan dengan
sumber daya yang tersedia.
 Cara untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber
daya yang tersedia.
 Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
 Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan
sasaran, dimulai dari proses pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan
konstruksi sampai kepada tahap Final Hand Over.

Dengan mengenali permasalahan-permasalahan di atas, dapat disiapkan


konsep planning yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Organizing

Organizing atau pengorganisasian kerja, dimaksudkan sebagai pengaturan atas


sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh
pimpinan kelompok dalam suatu wadah yang disebut organisasi. Wadah berupa
organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional
yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun

4-5
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

data. Selain itu dalam proses manajemen, organisasi mempunyai arti sebagai
berikut :
 Sebagai alat untuk menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
 Sebagai alat untuk membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-
fungsi manajemen.
 Sebagai alat untuk mempersatukan sumbangan-sumbangan pemikiran dari
satuan-satuan orgnisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
 Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan
struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Ada
koordinasi vertikal (yang menggambarkan fungsi komando), ada koordinasi
horizontal (yang menggambarkan interaksi satu level) dan ada koordinasi
diagonal (yang menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi
komando) yang apabila dapat dapat diintegrasikan dengan baik akan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.

Fungsi manajemen berupa organizing dalam aktualisasi atau penerapannya,


merupakan wujud dari peran manajer proyek dalam hal:
- Mengorganisasi
- Mengkoordinasi

Mengorganisasi (Organizing)

- pahami bahwa tahap pengorganisasian terkait erat dengan tahap


perencanaan
- Organisasi proyek dibentuk sesuai dengan kebutuhan fugsional dan demi
efektifitasnya
- Tanggungjawab dan tugas personal dari struktur organisasi proyek terkait
erat dengan rencana kerja yang harus dilaksanakan
- Tugas harus jelas batasannya :
 Uraian tugas harus dimengerti dengan jelas
 batas ukuran ataupun syarat-syaratnya harus jelas dan ukurannya
tertentu (terukur)
 Bisa diserahkan
 Merupakan tanggung jawab langsung dari satu orang
- Organisasi struktur rincian kerja atau work breakdown

Struktur bisa menjadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab
personal dalam struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap

4-6
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

tugas dan atau terjadi overlaping atas beberapa tugas yang menjadi
tanggungjawab seksi/bagian lain dalam struktur organisasi tersebut.
Dengan adanya rincian kerja atau tugas maka pelaksanaan pekerjaan dan
tanggung jawab menjadi jelas, struktur organisasi yang lengkap dengan
rincian kerja akan memberikan manfaat yang efektif.

Mengkoordinasi (Coordinating)

 Dengan pihak eksternal (Pemilik Proyek, Konsultan, dan lain sebagainya)


 Pahami kepentingan perusahaan dan strategi yang harus dilaksanakan
 Koordinasikan dan hubungi bagian/ pihak yang terkait untuk
mendapatkan masukan dan dukungan yang menguatkan misi
perusahaan maupun proyek
 Bina dengan baik ‚contact person’ dan informan yang mampu
memberikan dukungan dalam mencapai sasaran
 Tindakan koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah
dalam mencapai sasaran, memberi kemudahan dan nilai positif lain bagi
hubungan bisnis, terutama dalam rangka penyelesaian pekerjaan/
proyek.

 Dengan pihak internal


 Koordinasi adalah wujud nyata dai komunikasi dengan sarana
pembicaraan langsung, telepon, faks, surat dan media lainnya
 Untuk memastikan bahwa kepentingan proyek bisa dimengerti dan
mendapat dukungan perusahaan maka data komunikasi harus lengkap,
jelas dan informatif serta menyakinkan. Dalam hal tertentu data bisa
membantu perusahaan untuk kepentingan’kolega’ sehingga peran positif
terhadap misi (tugas) yang diberikan
 Koordinasi harus meningkatkan usaha kerja keras, memperlancar atau
menghilangkan hambatan maupun ketergantungan pekerjaan.

 Fungsi koordinasi proyek


Memberi manfaat maksimal dalam hal:
 Membuat rencana kerja yang lebih mendekati kenyataan dari
pelaksanaannya (data mengenai kondisi medan kerja, situasi dan
lingkungan kerja bisa langsung diobservasi)
 Membuat laporan tentang realisasi aktivitas dengan membandingkan
dengan rencana awalnya
 Menanggulangi setiap ketergantungan pekerjaan dan kesulitan proyek

4-7
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Menindaklanjuti setiap perubahan dengan melakukan perbaikan dan


pencegahan yang diperlukan
 Menyiapkan dan merevisi rencana mutu dan kendali mutu sesuai dengan
dengan prosedur kerja (perusahaan)
 Melakukan tindakan antisipasif dengan melakukan pencegahan
(preventive action) terhadap masalah atau hambatan yang diperkirakan
timbul dan menggangu upaya untuk mencapai sasaran kerja
 Sarana pertemuan dan kordinasi langsung bagi setiap petugas proyek

 Sasaran dan ‚ keydate’ pekerjaan harus dikoordinasikan


Memberi manfaat untuk :
 Menggugah semangat kerja dan motivasi
 Memberikan data tentang kemajuan pekerjaan secara lebih jelas kepada
manajer senior yang memeriksa
 Merupakan sarana/ data komunikasi dengan pihak luar yang terkait
dengan tim proyek
 Merupakan sasaran (pusat perhatian) pada hasil kerja proyek
 Merupakan tahapan kerja yang jelas, tegas dan bisa dilaksanakan
 Menjadikan tonggak tantangan dan tanggung jawab tersebut lebih jelas
untuk dibagikan/ di berikan kepada level tertentu dalam jajaran
Manajemen Proyek

c. Actuating

Actuating, diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-


orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan-kegiatan yang
telah ditetapkan di dalam planning. Jadi di dalam “actuating” diperlukan
kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan anggota-anggota
kelompoknya, mengarahkan anggota-anggota kelompoknya serta memberikan
motivasi kepada anggota-anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama
memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Ada berbagai macam metoda agar seorang pimpinan mampu menggerakkan


orang-orang dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran proyek. Berikut ini
adalah teori mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry:

 Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya


di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.

4-8
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh seorang pimpinan haruslah dibuat


dengan mempertimbangkan adanya perbedaan-perbedaan individual yang
ada pada pegawai-pegawainya, sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat
oleh para pegawainya.
 Perlu menerbitkan pedoman kerja yang jelas tapi singkat, agar mudah
difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
 Agar dilakukan praktek partisipasi dalam manajemen untuk menjalin
kebersamaan di dalam penyelenggaraan manajemen, sehingga masing-
masing pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari
organisasi.
 Agar diupayakan untuk memahami hak-hak pegawai termasuk hak di urusan
kesejahteraan, sehingga dengan demikian ada sense of belonging dari
pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
 Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami
dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
 Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya
semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa
memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
 Janganlah berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau
orang lain menjadi naik emosinya.
 Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga
tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
 Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun
haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.

d. Controlling

Controlling,diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat


menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Di dalam manajemen proyek Sumber Daya Air,
maka controlling terhadap pekerjaan Kontraktor dilakukan oleh Konsultan
melalui kontrak supervisi. Akan tetapi di dalam pekerjaan pelaksanaan
konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor, Kepala lapangan juga berkewajiban
melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh staf di bawahnya yaitu Pelaksana Lapangan untuk memastikan bahwa

4-9
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “Quality


Assurance” sehingga tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
direncanakan dapat dipenuhi.

Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam kegiatan internal Konsultan
Supervisi; jadi jika keluar Konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
Kontraktor, maka ke dalam Site Engineer juga harus melakukan controlling
terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer agar secara keseluruhan
internal controlling ini dapat mendorong kinerja Konsultan supervisi lebih baik di
dalam mengawasi pekerjaan Kontraktor.

Kemudian apa yang menjadi ruang lingkup kegiatan controlling itu? Dapat
diketengahkan disini bahwa ruang lingkup kegiatan controlling mencakup
seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah :

 Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif


 Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan,
bahan)
 Prosedur dan cara kerjanya
 Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses
pencapaian sasaran.

Hal lain yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa controlling harus
bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan
untuk menilainya adalah memperbandingkan apa yang terjadi di lapangan
dengan rencana yang telah ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau tidak.

 Tindakan Kontrol
- Pahami bahwa tindakan tersebut tidak hanya bersifat check dan
monitoring, tetapi juga merupakan tindakan manjerial dengan jangkauan
yang lebih dalam pengendalian.
- Tugas dan tindakan mengontrol bukan berarti hanya menyalahkan orang
lain, tetapi juga mencarikan dan menentukan alternative terbaik dalam
tindakan pencegahan (preventive action) dan perbaikan atas
ketidaksesuaian yang terjadi
- Batasan tentang sukses pekerjaan harus sangat jelas dari sudut biaya,
mutu dan waktu, buat prosedur control resmi

4 - 10
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

- Tolok ukur penyimpangan dariapa yang terjadi harus segera ditindak


lanjuti dan diatasi hambatannya agar yang bersangkutan dapat
diselesaikan
- Indikasi penyimpangan yang mudah dijumpai pada saat pengontrolan
adalah adanya ketidaksesuaian antara waktu dan mutu

 Mengontrol sebagai upaya memonitor


- Untuk memastikan apakah tujuan proyek atas biaya, mutu dan waktu
tercapai
- Melalui media laporan proyek maupun dengan meninjau langsung
- Melakukan secara periodik atau sesering mungkin
- Memonitor berati siaga setiap waktu untuk mengetahui dan segera
mempersiapkan serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
atas perubahan dan penyimpangan yang terjadi maupun yang akan
terjadi agar tujuan tercapai sesuai rencana

 Mengontrol dalam rangka mengambil keputusan


 Pastikan bahwa memonitor sungguh memberikan informasi dan indikasi
yang tepat waktu mengenai operasional proyek
 Data evaluasi dan intuisi manajer proyek merupakan sarana dan
masukan terbaik dalam mengambil keputusan sehuungan dengan
tindakan pencegahan dan perbaikan
 Mengontrol proyek dalam rangka mengambil keputusan berarti
 Melakukan peninjauan atas situasi operasional proyek
 Menganalisis akibat negative yang sedang atau akan terjadi
 Menemukan tindakan penyelesaian atas kesulitan dan masalah
proyek
 Mengendalikan dengan langkah antisipasi untuk menghindari
perubahan yang berdampak negatif
 Menyelesaikan proyek sesuai rencana
 Memastikan dan menyakinkan bahwa manajer proyek mampu
menangani dan menyelesaika sendiri bersama tim sukses
pengelolaan proyek

Dalam pengambilan keputusan yang berat dan riskan karena menyangkut


policy dan atau uang yang cukup besar dan untuk memperkecil dan
menghindari resiko, perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut, yaitu

4 - 11
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

- Pastikan bahwa keenam tindakan dalam pengambilan keputusan seperti


tersebut diatas telah dilakukan secara maksimal
- Buat laporan tentang kemajuan , data, dan fakta yang akurat serta
berikan alternatif pemecahan terbaik menurut tim proyek. Sampaikan
kepada atasan agar memperoleh dukungan dan pertimbangan keputusan
yang berbobot, mantap dan benar (ini bukan berarti mendelegasikan
tugas kepada atasan)
- Perlu dimengerti bahwa tim proyek sangat memahami perihal detail dan
masalah opersional sehari-hari yang lebih mutakhir. Namun demikian
umumnya para atasan (meskipun tidak selalu benar) mempunyai:
 Pengalaman (dan wawasan)yang lebih banyak
 Kekuasaan yang lebih besar dan menentukan atas sumber daya
yang diperlukan
 Pengaruh atau akses pada kekuasaan
 Status yang lebih menyakinkan atau lebih tinggi
 Visi ke depan yang lebih luas, termasuk dalam hal policy perusahaan
yang mungkin belum diketahui oleh tim proyek.

Pastikan bahwa tindakan diatas dilakukan karena benar dan perlu bukan
sekedar menjilat dengan keputusan yang demikian maka upaya mengontrol
proyek pasti akan mencapai sasarannya.

4 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB V
DOKUMEN YANG MENGIKAT PENYELENGGARAAN PROYEK

5.1. Kontrak Pelaksanaan Konstruksi

Kontrak pelaksanaan konstruksi merupakan ikatan kontrak antara PimBagPro /


PimPro Fisik dengan Kontraktor, yang dibuat setelah melalui proses pengadaan
berupa pelelangan atau pemilihan langsung, dokumen yang dipakai sebagai acuan
yang mengikat kedua belah pihak adalah sebagai berikut :

 Surat Perjanjian Kontrak


 Lampiran Surat Perjanjian Kontrak
 Dokumen Kontrak
 Jaminan Pelaksanaan
 Jaminan Uang Muka
 Jaminan Pemeliharaan

Pelelangan
 Berita Acara Penjelasan Pelelangan
 Berita Acara Pembukaan Penawaran
 Berita Acara Pelelangan
 Surat Keputusan Pemenang Tender

Pemilihan Langsung
 Berita Acara Pemilihan Langsung
 SK Penunjukan Pelaksana Lapangan

Dokumen Kontrak, berasal dari Dokumen Lelang sebagai berikut :

DOKUMEN LELANG LCB


a. Pengumuman / Undangan Lelang
b. Instruksi Umum kepada Peserta Lelang
c. Instruksi Khusus Kepada Peserta Lelang
d. Syarat-syarat Umum Kontrak
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak
f. Daftar Kuantitas dan Harga
g. Spesifikasi dan Gambar-gambar
h. Gambar-gambar
i. Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran / Pelaksanaan / Uang Muka

5-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Dokumen Lelang ICB


a. Instruction to Bidders
b. Bidding Data
c. Invitation for Bids
d. Part I : General Conditions of Contract
e. Part II : Conditions of Particular Applications
f. Technical Specifications
g. Form of Bid, Appendix to Bid, and Bid Security
h. Bill of Quantities
i. Form of Agreement Forms of Performance Security Advance Payment Bank
Guarantee
j. Drawings
k. Explanatory Notes
l. Dispute Resolution Procedure
m. Eligibility for The Provision of Goods, Works, and Service in FA Financed
procurement

Dokumen Kontrak LCB


a. Surat Perjanjian (Termasuk Addendum Kontrak)
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang
c. Surat Penawaran
d. Addendum Dokumen Lelang
e. Data Kontrak
f. Syarat-syarat Kontrak
g. Spesifikasi
h. Gambar-gambar
i. Daftar Kuantitas yang telah diisi harga penawarannya
j. Dokumen lain yang tercantum dalam data kontrak pembentuk bagian dari
kontrak

Dokumen Kontrak ICB


a. The Contract Agreement
b. The Letter of Acceptance
c. The Bid and Appendix to Bid
d. The Conditions of Contract, Part II
e. The Conditions of Contract, Part I
f. The Specifications

5-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

g. The Drawings
h. The Priced Bill of Quantities
i. Other Documents (As listed in The Appendix to Bid)

5.2. Kontrak Pengawasan Konstruksi

Kontrak pengawasan konstruksi merupakan ikatan kontrak antara PimPro


Pengawasan dengan Konsultan, yang dibuat setelah melalui proses pengadaan
berupa pelelangan atau pemilihan langsung. Dokumen yang dipakai sebagai acuan
yang mengikat antara para Konsultan dengan PimPro adalah sebagai berikut :

Core Team / Provincial Teams


 Surat Perjanjian Kontrak Core Team / Provincial Team
 Lampiran Surat Perjanjian Kontrak :
 Terms Of Reference
 Berita Acara Pelelangan Atau Pemilihan Langsung
 SK Pemenang Pelelangan Pengawasan Konstruksi, Atau
 SK Pemilihan Langsung Pengawasan Konstruksi

Field Supervison Team


 Surat Perjanjian Kontrak Field Supervision Team
 Lampiran Surat Perjanjian Kontrak :
 Terms Of Reference
 Berita Acara Pelelangan atau Pemilihan Langsung
 SK Pemenang Pelelangan Pengawasan Konstruksi, Atau
 SK Pemilihan Langsung Pengawasan Konstruksi

5-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB VI
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

6.1. Kewajiban Pelaksana Konstruksi


Selama Construction Period :
 Penyiapan rencana kerja, dengan mendayagunakan seluruh sumber daya
yang dipersiapkan untuk pelaksanaan : Man, Money, Machine, Material
dalam batasan waktu yang ditetapkan.
 Menyusun Time Schedule dengan Bar Chart, Critical Path Method, Program
Linear, Arrow Diagram atau Time Grid Diagram.
 Menyiapkan Cash Flow Schedule-S Curve.
 Meminta kesepakatan kepada pemberi pekerjaan tentang kriteria penilaian
yang dipakai untuk menilai kewajaran, keterlambatan atau kekritisan
pelaksanaan untuk mendapatkan performance bulanan dari Kontraktor.
 Pembuatan base camp dan kantor proyek
 Mobilisasi personel dan alat-alat berat
 Menyediakan bahan dan material konstruksi
 Melaksanakan pekerjaan Civil Works sesuai dengan urutan jadwal pekerjaan
dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya
 Menyiapkan administrasi dan bukti-bukti penunjang untuk pengajuan Monthly
Certificate (mencakup pengajuan advance payment, pembayaran prestasi
pekerjaan, cicilan pembayaran kembali advance payment, retension money,
pembayaran eskalasi dsb)
 Menyiapkan berkas pengajuan PHO kepada pemberi pekerjaan

Selama Warranty Period :


 Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-PHO-kan
 Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada pemberi pekerjaan
 Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan penyelesaian
administrasi untuk pengakhiran kontrak

6-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

6.2. Kewajiban Pengawas Konstruksi

Kewajiban Field Supervision Team


 Membantu Pengguna Jasa (Dalam hal ini PimBagPro) melakukan
pengendalian atas pelaksanaan Civil Works yang dilakukan oleh Kontraktor
 Tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen kontrak.
 Membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini PimBagPro) mendorong Kontraktor
untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen
kontrak.
 Membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini PimBagPro) dalam menyikapi
Contract Change Order / Addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
 Melakukan review design dan membantu PimBagPro memerintahkan
kepada Kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil Review
Design.
 Melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor secara cermat sebagai bahan
untuk menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi
pekerjaan.
 Melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan
lapangan (yang dikerjakan oleh Kontraktor)  pengendalian mutu, dan
kemajuan fisik / keuangan  untuk menjamin kesesuaiannya dengan
dokumen kontrak dan melaporkannya kepada PimPro Pengawasan dan
PimBagPro.
 Memeriksa dan menandatangani MC (Monthly Certificate) yang diajukan
oleh Kontraktor kepada Pinpro Pelaksanaan Konstruksi (PimBagPro).
 Menyiapkan As Built Drawing.
 Menyiapkan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, dan Laporan Akhir Proyek.
 Menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan Core
Team / Provincial Team.
 Membantu PimBagPro dalam pelaksanaan PHO.

Kewajiban Provincial Team


 Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Field Supervision
Teams.

6-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Melakukan evaluasi atas kualitas pekerjaan Kontraktor yang dilaporkan oleh


Field Supervision Teams.
 Melakukan evaluasi atas progres fisik dan keuangan pekerjaan Kontraktor
yang dilaporkan oleh Field Supervision Teams.
 Melakukan evaluasi atas Claim yang diajukan oleh Kontraktor.
 Melakukan evaluasi atas keterlambatan pekerjaan Kontraktor dan
memberikan rekomendasi jalan keluarnya.
 Memberikan advis kepada Field Supervision Teams tentang prosedur
pemantauan kegiatan Kontraktor.

Kewajiban Core Team


 Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan Konsultan (Provincial Team
Consultants maupun Field Supervision Team Consultants).
 Melakukan Review pada kategori “Major Changes” terhadap Design dan
spesifikasi.
 Melakukan alih pengetahuan dan teknologi baik kepada personel Provincial
Team, Field Team maupun personel dari pemberi tugas (Pemerintah).
 Menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi dan berbagai pihak
terkait dalam rangka mengimplementasikan kebijakan-kebijakan teknis
(missal penetapan faktor-faktor yang dijadikan acuan dalam perhitungan
pembayaran eskalasi) yang telah ditetapkan untuk proyek-proyek fisik yang
koordinasinya berada di bawah pengawasannya.

6-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB VII
OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

Untuk mendapatkan kepercayaan dalam pelaksanaan proyek, Kontraktor harus berperan


serta dengan mengikuti tahapan pra-kualifikasi, tender proyek dan pelaksanaan progress
fisik proyek, serta penyerahan akhir proyek kepada pemilik proyek. Di sini hanya akan
dibahas peran serta manajemen proyek sejak kontrak pelaksanaan pekerjaan
ditandatangani (Sejak Kontraktor ditunjuk sebagai pemenang tender) sampai dengan
penyerahan akhir proyek kepada pemilik proyek.
Adapun 3 tahap pelaksanaan itu adalah :
- Tahap persiapan pelaksanaan proyek
- Tahap operasional pelaksanaan proyek
- Tahap penyelesaian dan penyerahan proyek

7.1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Proyek

Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini terutama adalah melakukan pengadaan
sarana dan prasarana pelaksanaan fisik proyek dan kegiatan administrasi yang
diperlukan selama operasional pelaksanaan proyek.

Persiapan sarana dan prasarana meliputi pembuatan dokumen (Administrasi)


keperluan operasional pelaksanaan proyek dan pekerjaan fisik seperti pembuatan
jalan masuk, jalan kerja, bangunan fasilitas dan kantor proyek (Lapangan) dan lain-
lain. Pekerjaan fisik tersebut ada yang non pay items works maupun pay items
works atau yang bisa ditagihkan pembayaran atau progress fisiknya.

Yang non pay items works walaupun tidak bisa ditagihkan namun sebenarnya sudah
diperhitungkan dalam biaya item pekerjaan tertentu.

7.1.1 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


SPMK atau Commercement of Work (COW) diterbitkan oleh PimPro/
PimBagPro selambat-lambatnya 60 hari sejak penandatangan kontrak
pekerjaan konstruksi, didahului dengan penandatangan Berita Acara Site
Hand Over (serah terima lapangan) dari Pihak proyek (PimPro / PimBagPro)
kepada Kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi. Serah terima
lapangan tersebut diselenggarakan setelah seluruh permasalahan yang
terkait dengan pemerintah atau masyarakat setempat (misalnya
pembebasan tanah) terselesaikan. Tanggal penerbitan SPMK merupakan
saat awal periode konstruksi (Construction Period) atau dapat juga disebut

7-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

sebagai awal dari pelaksanaan kontrak (Contrac Period). Jika construction


period dimulai sejak COW dan berakhir pada PHO (Provisional Hand Over)
maka contract period dimulai sejak COW dan berakhir pada FHO (Final hand
Over)

7.1.2 Pre Construction Meeting (PCM)


Pre Construction Meeting atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah
pertemuan antara Pihak Proyek (PimBagPro, PimPro, Kepala Dinas),
Kontraktor dan Konsultan yang dilakukan selambat-lambatnya 14 hari
setelah diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) oleh PimBagPro,
guna membahas dan kemudian menyepakati bersama berbagai hal yang
secara umum adalah sebagai berikut :

 Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi.


 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
 Review dan penyempurnaan terhadap construction schedule yang harus
sesuai dengan target volume, mutu dan waktu.
 Jadwal mobilisasi personel dan peralatan.
 Jadwal pengadaan bahan dan penggunaan peralatan.
 Menyusun rencana pemeriksan lapangan (Mutual Check) dan Review
terhadap desain yang ada.
 Menentukan lokasi sumber quarry (sumber, bahan / material), estimate
kuantitas bahan serta rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan
digunakan.
 Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat
berkaitan dengan pelaksanaan proyek (misalnya masalah jalan akses ke
lokasi quarry).
Jadi dengan demikian tujuan penyelenggaraan Pre Construction Meeting
adalah menyatukan pengertian terhadap seluruh isi Dokumen Kontrak dan
membuat kesepakatan-kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum
terdapat di dalam Dokumen Kontrak serta membahas jalan keluar terhadap
kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
Adapun substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting
adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak tentang :
o Pekerjaan tambah kurang
o Termination atau forfeiture

7-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

o Mobilisasi
o Insurance of works
o Organisasi kerja
b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara lain :
o Request and Approval dalam rangka Examination of Works
o Extension time for completion of works
o Gambar kerja dan kelengkapannya.
o Pengajuan MC (Monthly Certificate)
o PHO dan FHO
o Pembuatan Addendum Kontrak
o Jadual pengadaan bahan, penggunaan peralatan dan personel
o Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai
dengan target volume, mutu dan waktu.
o Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual
check) sehubungan dengan Review desain terhadap design yang
ada dalam dokumen kontrak
c. Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
o Pelaksanaan konsruksi SDA misalnya saluran, bendung dll.
o Pelaksanaan produksi agregat untuk beton.
o Menentukan lokasi sumber bahan material (Quarry), estimate
kuantitas bahan beserta rencana pemeriksaan mutu bahan yang
akan digunakan.
o Pendekatan terhadap masyarakaat dan Pemerintah Daerah setempat
mengenai rencana kerja yang ada kaitannya dengan musim tanam
atau masalah jalan akses ke quarry / angkutan bahan.
Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting
a. Peran Atasan langsung PimPro (Kepala Dinas, unsur Pemerintah)
– Sebagai moderator dan nara sumber.
– Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek.
– Menjelaskan bahwa PimBagPro ikut bertanggung jawab terhadap
Review Design beserta prosedur survey sampai dengan
penyelesaiannya sebagai pedoman awal pelaksanaan pekerjaan.
– Lain-lain yang dianggap perlu.
b. Peran PimPro / PimBagPro Pengawas (unsur Pemerintah)
– Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya Review Desain.
– Menjelaskan prosedur Review Desain termasuk :

7-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

o Metodologi survai
o Cara pembuatan gambar kerja
o Mekanisme proses administrasi Review Desain dan Proses
Addendum Kontrak atau Memorandum Kontrak.
– Menjelaskan kapan Review Desain harus diselesaikan.
– Menjelaskan prosedur dan jadual kerja seluruh tenaga Konsultan
supervisi mulai dari mobilisasi sampai demobilisasi.
– Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung jawab Konsultan
supervisi serta kualifikasi personelnya.
– Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan
dibuat oleh Konsultan supervisi dandistribusi laporan-laporan yang
terdiri dari :
o Monthly Executive Summary Report
o Monthly Progress Report
o Quarterly Report
o Quality Control Report
o Technical Report
 Review Design / Technical Justification Report
 Technical Paper
o Draft Final Report
o Final Report

Serta kapan waktunya laporan tersebut harus selesai dikirim.


– Menjelaskan bahwa Konsultan bertanggung jawab dalam
pengarsipan dokumen-dokumen lapangan
– Menjelaskan adanya penilaian performance Konsultan atau
Kontraktor yang sedang melaksanakan pekerjaan.
– Menjelaskan akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak
Konsultan.
– Secara periodik Bagpro Pengawasan akan melaksanakan uji petik.
– As built drawing harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku.
– Lain-lain yang dianggap perlu.

c. PimPro / PimBagPro (Unsur Pemerintah)


– Sebagai Chairman
– Menjelaskan Susunan Organisasi PimBagPro

7-4
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Membahas struktur `organisasi pelaksanaan konstruksi yang


diusulkan oleh Kontraktor maupun yang disarankan oleh Konsultan
supervisi.
– Membahas tugas Kontraktor mengenai :
o Survai dan membuat gambar kerja.
o Rencana pengadaan personel, peralatan dan bahan.
o Penyiapan Construction Schedule-Financial Progress Schedule–
S Curve.
– Menjelaskan bahwa keterlambatan mobilisasi dapat dikenakan
denda.
– Menjelaskan kapan dan bagaimana proses PHO dan FHO.
– Menjelaskan bahwa 1 (satu) bulan sebelum PHO maka PimBagPro
akan mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat sekitar proyek
tentang akan selesainya proyek untuk menghindari adanya tagihan
utang yang belum dibayar oleh Kontraktor kepada masyarakat sekitar
proyek.
– Menjelaskan mekanisme kerja antara ketiga unsur proyek
(PimBagPro, Kontraktor dan Pengawas) dalam hal perlunya
contractor’s request sebelum dimulainya pekerjaan dan sebelum
mulainya penerimaan pekerjaan (Waktunya ditentukan oleh
PimBagPro).
– Menjelaskan kapan serah terima lapangan dapat dilakukan.
– Menjelaskan kewajiban pembayaran untuk pungutan retribusi
maupun asuransi.
– Menjelaskan prosedur pembongkaran dan penyerahan barang bekas,
– Menjelaskan kapan tanggal mobilisasi terakhir dan kapan akhir masa
konstruksi dan apa sanksi-sanksinya jika tanggal tersebut dilewati.
– Menjelaskan standar Laporan Harian dan Mingguan yang sudah
merupakan standar baku yang harus dicontoh.
– Menjelaskan proses pengusulan dan pembayaran bulanan (Monthly
Certificate).
– Menjelaskan proses pengujian bahan.
– Menjelaskan perlu tidaknya sondir pada awal sebelum dimulainya
pekerjaan pondasi suatu bangunan misalnya bendung, talang dll .
– Membahas metode pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor pada
saat pelelangan.

7-5
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Menjelaskan bahwa Quality Control untuk pekerjaan jalan


menggunakan fasilitas laboratorium yang disediakan oleh Kontraktor
dari item mobilisasi.
– Menekankan tidak adanya biaya tambahan terhadap biaya test bahan
untuk Quality Control dan menegaskan bahwa biaya test sudah
termasuk dalam harga satuan penawaran masing-masing pekerjaan.
– Menjelaskan perlunya pendekatan terhadap masyarakat dan
Pemerintah Daerah setempat sehubungan dengan rencana kerja
yang nantinya akan berkaitan dengan masalah jalan akses ke lokasi
quarry, pembebasan lahan terhadap pagar, listrik, telpon, PDAM dan
sebagainya.
– Menjelaskan bahwa pihak Pemerintah dibebaskan dari adanya
tuntutan Pihak Ketiga jika tejadi kelalaian Kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan.
– Menekankan barang-barang yang menjadi milik Pemerintah.
– Membahas Mata pembayaran yang spesifik :
– Menjelaskan adanya Tim Mutual Check selama periode kontrak.
d. Peran Kontraktor
– Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :
o Mobilisasi peralatan dan personil
 Survai lapangan
– Rencana Kerja dan Review Desain :
o Melaksanakan survei untuk pembuatan gambar kerja.
o Membuat gambar kerja (standar survai dan gambar kerja
mengacu pada standar yang berlaku)
– Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.
– Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawabnya.
– Menjelaskan kualifikasi personel Kontraktor yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
– Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta
calon sub Kontraktornya.
– Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :
o Jumlah dan jenis peralatan
o Rencana kedatangan peralatan
– Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S - Curve.

7-6
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

e. Peran Konsultan
– Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
– Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :
o Laporan Harian.
o Laporan Mingguan
o Laporan Bulanan (Monthly Progress Report)
o Executive Summary Report
o Survai Lapangan Untuk Review Desain.
o Perhitungan Volume / Back Up Data serta Monthly Certificate
(MC)
o Quality Control
o Contractor’s Request untuk :
 Memulai pekerjaan
 Test material
 Penerimaan pekerjaan
– Menjelaskan struktur organisasi Konsultan dan tugas dari pada
masing-masing personil Konsultan
– Menjelaskan personil Konsultan yang sudah dimobilisasi dan rencana
personil lainnya yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana kerja Review Desain :
 Waktu yang diperlukan untuk survai lapangan.
 Personel yang dilibatkan di dalam survai lapangan.
 Kelengkapan yang diperlukan untuk survai lapangan.
 Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvai.
 Alternatif penanganan dari hasil survai lapangan.
 Rencana dan gambar kerja yang harus dibuat.
- Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan,
berapa kali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

7.1.3 Rencana Pelaksanaan proyek

Pada tahap persiapan pelaksanaan proyek maka harus disiapkan sarana


dan prasarana yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan
proyek dan pekerjaan fisik yang mendukung dimulainya pelaksanaan proyek
menjadi lebih lancar demi tercapainya pengendalian biaya, mutu dan waktu
sesuai dengan target

7-7
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Rencana pelaksanaan proyek menjadi sangat penting dan menjadi standar


untuk tercapainya kesuksesan pelaksanaan dilapangan.
Rencana pelaksanaan proyek terdiri dari :
1. Organisasi proyek dan job description
2. Jadwal pelaksanaan proyek dan jadwal pengadaan sumber daya
3. Rencana mutu proyek
4. Metode pelaksanaan (Construction Method)
5. Survai lapangan
6. Mobilisasi
7. Rencana anggaran pelaksanaan dan Cash Flow
8. Rencana K3 proyek
9. RKL dan RPL
7.1.3.1 Organisasi Proyek dan Job descripsion
Pertimbangan dalam memilih bentuk organisasi proyek
Tipe atau bentuk organisasi proyek dari Kontraktor sebagai
pelaksana proyek sangat bervariasi adapun alasan dan
pertimbangan adalah:

1. Besarnya nilai proyek


2. Tingkat teknologi dan kompleksitas proyek
3. Luas area dan jangkauan proyek
4. Macam dan jenis pekerjaan proyek
5. Besar dan banyaknya ragam sumber daya yang harus dikelola
untuk kepentingan proyek.
Project Organization Chart atau Bagan Organisasi Proyek adalah
bagan koordinasi yang menunjukkan hubungan, fungsi dan peran
masing-masing anggota dari struktur organisasi proyek tersebut.
Untuk menegaskan dan memberikan tanggung jawab yang jelas,
manajer proyek harus membuat atau memberikan uraian tugas (job
description) kepada masing-masing stafnya.
Organisasi proyek adalah struktur organisasi ’formal’ untuk
memudahkan dan memberikan kejelasan komunikasi internal
proyek kepada yang berkepentingan langsung. hal ini disesuaikan
dengan tingkat jabatan dan keperluannya, selain itu juga untuk
kepentingan komunikasi / hubungan kerja dengan kerja dengan
pemilik proyek dan Konsultan. Adapun contoh dari tipikal organisasi
poyek adalah sebagai berikut:

7-8
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

TIPIKAL ORGANISASI PELAKSANA PROYEK


KUALIFIKASI
KKNI JAKONS
KEPALA AHLI
VI
K UTAMA
PROYEK
E

A AHLI
MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER V MADYA
PERALATAN/ LAPANGAN ADMINISTRASI TEKNIK QUALITY H
LOGISTIK ASSURANCE
L

PELAKSANA PELAKSANA PLANNING QUALITY QUANTITY A AHLI


PELAKSANA
…………….. ??? …………….. ??? ENGINEER ENGINEER SURVEYOR IV MUDA
TEROWANGAN
N

KEPALA KEPALA JURU TEKNISI TEKNISI QUANTITY


K TEKNISI
MANDOR MANDOR GAMBAR PENGERUKAN LABORATORIUM SURVEYING III E SENIOR
TECHNICIAN T
E
R
A
JURU
MEKANIK MANDOR OPERATOR OPERAOR OPERATOR WHEEL OPERATOR WHEEL II M TEKNISI
UKUR P YUNIOR
BULLDOZER HYDRAULIC EXCAVATOR LOADER CRANE
I

L
TUKANG/ TUKANG/ TUKANG/ A
PEKERJA PEKERJA I N TENAGA
PEKERJA
TERAMPIL

Catatan : KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

7-9
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.1.3.2 Jadwal Pelaksanaan Proyek Dan Jadwal Pengadaan Sumber


Daya

Jadwal pelaksanaan dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik


Proyek (dalam hal proyek dibiayai dengan dana APBN, APBD I,
APBD II termasuk dana Pinjaman Luar Negeri, maka yang
dimaksud dengan Pemilik Proyek adalah Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten, diwakili oleh
PimBagPro, PimPro atau Para Pejabat terkait di atasnya),
Kontraktor dan Konsultan untuk :
 Memantau kemajuan pekerjaan Kontraktor di lapangan
 Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / diseskalasi harga
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya sebagai akibat
dari perubahan pekerjaan
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan
konstruksi
Dalam garis besar jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh
Kontraktor sebagai bagian dari pengajuan penawaran pada waktu
pelelangan dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu aspek
perencanaan, aspek analisa dan aspek pemilihan jenis / cara
penjadwalan.
Aspek perencanaan menyangkut penentuan dari :
– Apa yang harus dikerjakan ?
– Kapan harus dikerjakan ?
– Bagaimana cara mengerjakannya ?
– Siapa yang harus mengerjakan ?
– Berapa biaya yang harus dikeluarkan ?
Semua pertanyaan di atas dianalisa, hasil analisis terhadap “APA”
akan menunjukkan bahwa proyek terdiri dari sejumlah kegiatan
yang berurutan yang mudah dikenali sebagai sejumlah item
pekerjaan, yang mengandung kesulitan dan risiko dalam
menyelesaikannya. Kemudian terhadap pertanyaan “KAPAN”,
setiap item pekerjaan harus ditentukan posisinya sebagai bagian
dari jadual yang telah ditentukan untuk penyelesaian proyek.
“BAGAIMANA” dan “SIAPA” perlu ditentukan dengan cara
perencanaan pemanfaatan tenaga kerja, peralatan dan bahan

7 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

secara optimal. Dari sini baru dapat diperhitungkan “BERAPA”


biaya yang harus dikeluarkan.

Untuk dapat menyiapkan Construction Schedule, maka ditinjau dari


aspek perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
– Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak
– Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji
lokasi,sumber daya yang tersedia dan menentukan tingkat
kesulitan yang terkait pada pekerjaan yang akan dilaksanakan
– Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci
– Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci
– Menguji Spesifikasi
– Menguji Syarat-syarat Kontrak
– Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan
– Menentukan urutan pekerjaan
– Menentukan biaya proyek

Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat


analisa terhadap hal-hal berikut :
– Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
– Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
– Urutan setiap kegiatan
– Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap
kegiatan
– Sumber daya yang diperlukan
– Resiko yang terkait
– Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan
– Nilai pekerjaan yang diselesaikan.

Setelah menyelesaikan analisa di atas, Kontraktor perlu membuat


beberapa jadual dasar sebagai jadual perencanaan kerja, yang
nantinya di dalam pelaksanaan konstruksi biasanya memerlukan
perubahan-perubahan diseuaikan dengan kondisi lapangan :
– Jadwal kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka
waktu untuk setiap jenis pekerjaan.
– Jadwal Sumber Daya, yang menentukan secara jelas rencana
ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan.

7 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Jadwal kemajuan keuangan–Kurva S, yang menentukan secara


jelas rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.
– Jadwal Cash Flow keuangan, yang menentukan keadaan
pemasukan dan pengeluaran uang.

Ada beberapa jenis jadual yang dapat dipergunakan, tergantung


kepada kebutuhan proyek antara lain sebagai berikut :
– Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis)
– Bar Charts–basic and linked (Diagram Balok – asli dan terkait)
– Financial Progress Schedule–S Curve (Jadwal Kemajuan
Keuangan–Kurva S)
– Jadwal pengadaan sumber daya (termasuk jenis bar check)

 Critical Path Method

Critical Path Method adalah suatu jenis jadwal atau network


planning yang dapat digunakan untuk menyajikan construction
schedule dalam urutan-urutan kegiatan maupun ketergantungan
satu kegiatan dengan kegiatan lain, yang dilengkapi dengan
rencana “durasi” kapan suatu kegiatan paling awal dapat
dikerjakan dan kapan waktu paling akhir dari kegiatan tersebut
harus dikerjakan, agar seluruh kegiatan yang merupakan
komponen dari suatu pekerjaan dapat dikendalikan dari awal
sampai akhir.

Di dalam network planning yang merupakan jaringan lintasan


kegiatan yang saling tergantung satu sama lain tersebut bisa
terdapat satu atau lebih lintasan kritis yang menggambarkan
bahwa kegiatan pada lintasan kritis tersebut harus diawali dan
diakhiri tepat waktu, sebab apabila meleset pelaksanaannya
akan menunda penyelesaian proyek.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penggunaan


Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu
Network Planning :

7 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

14
2
17
D(16)
A(14)

0 33 F(17) 50
START C(0)
1 4 5
0 33 50

B(15) E(18) FINISH


15
3
15

A (14) = Kegiatan dengan kode A memerlukan durasi 14 hari untuk


menyelesaikannya

= Event
EET
NE = No. of Event NE
EET = Earliest Event Time LET
LET = Latest Event Time

Kegiatan yang penyelesainnya LET


memerlukan waktu (duration) tertentu
Kegiatan di lintasan kritis (critical path)
Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sbg kegiatan
yang tidak membutuhkan waktu

Contoh sederhana Network Planning di atas menggambarkan ada 6 kegiatan yaitu


kegiatan A, B, C, D, E, dan F dengan durasi masing-masing kegiatan serta saling
ketergantungannya sebagai tersebut dalam tabel di bawah. Dalam tabel di bawah
juga digambarkan perhitungan untuk menentukan lintasan kritis, yang di dalam
Network Planning digambarkan sebagai kegiatan yang menghubungkan antar
event yang mempunyai EET = LET, yaitu kegiatan B, E dan F.

7 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Data Perhitungan Untuk Menetapkan Lintasan Kritis


Kegiatan Event EET + Durasi pada Event No.
Kegiatan Durasi Yang No. Terendah Tertinggi EET LET
(Hari) Mendahului (Hari) (Hari) (Hari) (Hari)
1 - - 0 0
A 14 Tidak ada - - - -
B 15 Tidak ada - - - -
2 0+14=14 0+14=14 14 33-16=17
C 0 A - - - -
D 16 A - - - -
3 0+15=15 0+15=15 15 33-18=15
E 18 B dan C - - - -
4 14+16=30 15+18=33 33 50-17=33
F 17 D dan E - - - -
Selesai 5 30+17=47 33+17=50 50 50

Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
– Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis tidak boleh dilampaui sebab apabila dilampaui akan mengakibatkan
tertundanya penyelesian pekerjaan.
– Controlling secara ketat harus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
– Sementara kelonggaran waktu yang terdapat pada kegiatan lain (dalam kasus
di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan
(tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan
penyelesaian kegiatan B, E, dan F.

 Bar Charts – basic and linked

Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling


sederhana, menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu.
Ada 2 type yang dikenal yaitu basic chart dan linked chart. Basic chart
menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang berdiri
sendiri, sedangkan linked chart menggambarkan bar chart untuk masing-
masing kegiatan yang dimulainya tergantung pada selesainya kegiatan
lain. Jadi pada link chart secara sederhana dinampakkan adanya
ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain meskipun tidak
sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan bar chart, kita tidak
akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang posisinya
berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan

7 - 14
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena


keterlambatan pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek.

Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek SDA,
hanya diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang
menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.

 Financial Progress Schedule – S Curve

Financial Progress Schedule - S Curve merupakan suatu monthly


construction schedule yang menggambarkan rencana dan realisasi
pelaksanaan pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam % terhadap
total biaya proyek, selama construction period yaitu sejak Commencement
of Works (COW) sampai dengan Provisional Hand Over (PHO). S Curve ini
merupakan alat pengendali baik bagi Kontraktor, Konsultan pengawas
maupun pemilik pekerjaan (PimBagPro, PimPro atau para atasan PimPro
terkait).

Oleh karena S Curve itu menyangkut informasi pekerjaan yang berkaitan


dengan pembayaran prestasi pekerjaan maka di dalam S Curve tercatat :
 No. pay item,
 Deskripsi pay item,
 Nama section yang berisi sejumlah pay item,
 Kuantitas masing-masing pay item,
 Harga satuan masin-masing pay item,
 Total harga dari masing-masing pay item,
 Rincian kebutuhan biaya bulanan masing-masing pay item dinyatakan
dalam prosen terhadap total biaya konstruksi

Dari total % rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat


dihitung jumlah % kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan
mulai dari COW s/d PHO. Kurva yang menghubungkan % kumulatif
rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan inilah yang disebut Kurva S
karena pada umumnya untuk suatu rencana pelaksanaan yang
normatif, kurva tersebut biasanya berbentuk huruf S. Dengan cara yang
sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva
yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat
pengendali.  Lihat Kurva S pada Lampiran.

7 - 15
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Jadwal pengadaan Sumber daya

Jadwal pengadaan sumber daya dibuat untuk menunjang pelaksanaan


proyek terdiri dari :

1. Jadwal kebutuhan sumber daya manusia


Jadwal tersebut berisi antara lain
 Rincian item pekerjaan secara detail
 Rencana waktu pelaksanaan pekerjaan
 Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
 Rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga trampil) untuk
melaksanakan suatu item pekerjaan pada waktu tertentu dengan
kualifikasi pekerjaan tersebut

2. Jadwal kebutuhan bahan


 Riincian item pekerjaan secara detail
 Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
 Rincian volume bahan untuk melaksanakan item pekerjaan tersebut
pada waktu tertentu dengan kualifikasinya

3. Jadwal kebutuhan peralatan


Jadwal tersebut berisi antara lain
 Rincian item pekerjaan secara detail
 Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
 Rincian jumlah peralatan beserta tipe dan kapasitasnya untuk
melaksanakan item pekerjaan tersebut pada waktu tertentu

7.1.3.3 Rencana Mutu Proyek

Penerapan sisitem jaminan mutu (Quality assurance) bidang


Sumber Daya Air adalah untuk menyakinkan bahwa apa yang
dikerjakan baik berupa pembangunan prasarana dan sarana dasar
bidang pengairan maupun pelayanan jasa penyediaan air bagi
masyarakat benar telah sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dan di sepakati.

Tujuan penerapan sistem jaminan mutu adalah mengupayakan


peningkatan mutu pekejaan pembangunan bidang SDA dapat
terpenuhi kebutuhan sesuai dengan yang diisyaratkan dan
dijanjikan. Sistem manajemen mutu mewajibkan manajemen untuk
menetapkan standar dan prosedur operasional yang diberlakukan

7 - 16
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

diseluruh perusahaan untuk dipergunakan dan diikuti serta


didokumentasikan. Salah satu dokumen mutu yang terpenting
untuk dibuat pada rencana pelaksanaan proyek adalah Rencana
Mutu (Quality plan) Dokumen Rencana Mutu berisi strategi
perusahaan untuk mencapai mutu hasil kerja sesuai persyaratan
dalam spesifikasi teknis dan menyajikan gambaran ringkas yang
informatif mengenai pelaksanaan pekerjaan.

Rencana mutu proyek merupakan salah satu alat kontrol dalam


melakukan pengendalian pelaksanaan proyek.

 Rencana daftar isi rencana mutu tersebut sebagi berikut :


a. Struktur organisasi
b. Uraian tugas jabatan
c. Informasi pemilik proyek
d. Lingkup pekerjaan
e. Ringkasan spesifikasi teknis atau kerangka acuan
f. Daftar gambar teknik atau dokumen pendukung
g. Daftar alat kerja
h. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
i. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan
j. Daftar SP,SD, dan TK
k. Kriteria penerimaan dan rencana inspeksi dan tes
l. Jadwal inspeksi dan tes
m. Daftar simak

 Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan rencana mutu


pekerjaan masing-masing adalah sebagai berikut rencana mutu
pekerjaan konstruksi
a. Spesifikasi teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang
e. Standar prosedur, standar produk, dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan

7 - 17
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.1.3.4 Metode pelaksanaan pekerjaan

Metode pekerjaan atau yang biasa disebut ’CM’ (construction


method) merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan
teknik sehubungan dengan tersedianya sumber daya yang
dibutuhkan dalam kondisi medan kerja, guna mmperoleh cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenarnya telah dibuat


oleh Kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun
mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian ’CM’ tersebut
telah teruji saat melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya
terutama construction methodnya, namun demikian tidak tertutup
kemungkinan bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan atau
pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus dirubah.

Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan


cerminan dari profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu
manajer proyek dan perusahaan yang bersangkutan. Karena itu
dalampenilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian
metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun
kita akui bahwa rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk
memperoleh peluang ditunjuk menjadi pemenang tender /
pelelangan.

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


 Project plan
 Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan
lain-lain)
 Lokasi pekerjaan
 Jarak angkut
 Komposisi alat (singkat/produktivitas alatnya)
 Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas
mengenai urutan pelaksanaan

 Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan.

 Uraian pelaksanaan pekerjaan.

7 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka


penyelesaian proyek (urutan secara global)
 Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok
pekerjaan yang perlu penjelasan lebih detail. Biasanya yang
ditampilkan adalah pekerjaan penting atau pekerjaan yang
jarang ada, atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar,
pekerjaan dominan (volume kerja besar). Pekerjaan ringan
atau umum dilaksanakan biasanya cukup diberi uraian
singkat mengenai cara pelaksanaannya saja tanpa
perhitungan kebutuhan alat dan tanpa gambar/sket
penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan

 Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal


kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan

 Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan


tenaga kerja (tukang dan pekerja)

 Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material

 Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung


perhitungan dan kelengkapan yang diperlukan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik


 Memenuhi syarat teknis
 Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan lengkap dan jelas
memenuhi informasi yang dibutuhkan
 Bisa dilaksanakan dan efektif
 Aman untuk dilaksanakan
- Terhadap bangunan yang akan dibangun
- Terhadap para pekerja yang melaksanakan pekerjaan
yang bersangkutan
- Terhadap bangunan lainnya
- Terhadap lingkungan sekitarnya
 Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan atau disetujui
tenaga teknik yang berkompeten pada proyek tersebut,
misalnya memenuhi tonase tertentu, memenuhi mutu
tegangan ijin tertentu dan telah memenuhi hasil testing
tertentu.

7 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Memenuhi syarat ekonomis


 Biaya murah
 wajar dan efisien

 Memenuhi pertimbangan non teknis lainya


 Dimungkinkan untuk diterapkan pada lokasi proyek dan
disetujui oleh lingkungan setempat
 Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek
 Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan
apabila hal itu merupakan alternatif pelaksanaan
pelaksanan yang istimewa dan riskan

 Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah


diperhitungkan dan dipertimbangkan. Masalah metode
pelaksanaan pekerjaan banyak sekali variasinya, sebab tidak
ada keputusan ’engineering’ yang sama persis dari dua ahli
teknik. Jadi pilihan yang terbaik yang merupakan
tanggungjawab manajemen dengan tetap mempertimbangkan
engineering economies.

 Manfaat positif construction method


 Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan
dan fasilitas penyelesaian pekerjaan.
 Merupakan acuan / dasar opola pelaksanaan pekerjaan
danmenjadi satu kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan
di proyek.

7.1.3.5 Survai lapangan

Survai lapangan merupakan langkah penting pada rencana


pelaksanaan proyek khususnya memperlancar pelaksanaan
pekerjaan dan hasilnya merupakan data untuk pengendalian biaya,
mutu dan waktu langkah-langkah survai sebagai berikut :
1. Sumber air kerja
 Disediakan atau tidak
 Membuat sumur
 Mengunakan air sungai
 Mengunakan PAM
 Jarak sumber air kerja

7 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

2. Listrik
 Menggunakan fasilitas PLN
 Mengusahakan sendiri (genset)

3. Tenaga kerja
 Didapat dari daerah sekitar job site
 Mendatangkan dari luar
 Akomodasi yang diperlukan
 Perlu ijin khusus atau tidak
 Perlu biaya khusus atau tidak

4. Keadaan cuaca di site


 Terang / kadang-kadang hujan / hujan terus menerus
 Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan
Geofisika

5. Data penyelidik Tanah (sondir, boring log dsb)


 Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu
ditanyakan ke Konsultan
 Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali / yang terlibat
dari luar (batu,tanah keras, dsb)
 Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah)

6. Quarry Borrow area


 Di sediakan atau mencari sendiri
 Jika sudah disediakan apakah sudah memenuhi
persyaratan teknis (dilakukan tes)
 Ada berapa quarry / borrow area
 Lokasi quarry (gunung, sungai/ tanah datar dll)
 Jarak site
 Jenis batuan / pasir / tanah timbun
 jalan menuju quarry / borrow area (ada, membuat baru,
perlu diperbaiki, perlu diperlebar, perlu membuat jembatan
sementara, perli memperbaiki yang sudah ada dan lain-lain)
 Apakah perlu ada biaya pembebasan tanah
 Transports material ke site (truk, dump truk, dipikul)
 Biaya retribusi material (royalty) per m3
 Bagaimana penempatan alat-alat di quarry / borrow area
(bila diperlukan)

7 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Cara pengambilan material (diledakkan, memberi dari


leveransir, membeli dari masyarakat setempat, mengambil
dilokasi)

7. Survai harga bahan lokal:


 Ada / tidak pabrik kayu balok, papan, plywood
 Pembayaran untuk kayu (kontan / tidak)
 Harga bahan / kayu loco dipabrik / dilokasi proyek
 Harga pasir, split. tanah urug dilokasi pengambilan dan
sampai dengan lokasi proyek berapa

7.1.3.6 Mobilisasi

A. Mobilisasi

a. Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :


– Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor
proyek, kantor Konsultan, kantor Kontraktor, tempat tinggal
petugas proyek, bengkel, gudang dan sebagainya) sesuai
dengan spesifikasi umum di dalam dokumen kontrak.
– Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-
kendaraan proyek) yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
– Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu
bahan baku, mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi.
– Mendirikan Construction Plant sesuai dengan kebutuhan
proyek.
– Mendatangkan personel-personel Kontraktor dan Konsultan.

b. Jangka waktu mobilisasi ditentukan di dalam Spesifikasi Umum.


Pada umumnya waktu yang disediakan untuk mobilisasi
dibatasi 60 hari terhitung sejak COW. Dalam batasan kurun
waktu yang disediakan tersebut, peralatan laboratorium
biasanya harus sudah terpasang seluruhnya dalam jangka
waktu 45 hari terhitung sejak COW.

c. Ijin Pemasukan Alat Berat / Peralatan Laboratorium


– Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan
Laboratorium yang akan didatangkan ke lokasi proyek untuk
mendapatkan persetujuan PimPro / PimBagPro.

7 - 22
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa


dilakukan oleh Kontraktor apabila PimPro / PimBagPro telah
memberikan persetujuan atas permohonan ijin yang diajukan
oleh Kontraktor.
– Apabila Kontraktor harus mengimpor Alat Berat / Peralatan
Laboratorium yang belum diproduksi / tidak terdapat di dalam
negeri maka Kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari
PimPro / PimBagPro sebelum memprosesnya sesuai dengan
prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di dalam urusan
impor.

d. Mendatangkan alat-alat berat


Sebelum mendatangkan alat-alat berat ke lokasi pekerjaan,
Kontraktor harus meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong-
gorong, dermaga dan lain sebagainya yang akan dilalui oleh
alat-alat berat di maksud untuk memperhitungkan mampu atau
tidaknya jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain
sebagainya tersebut dilewati oleh alat-alat berat yang akan
dikirim ke proyek. Jika ternyata tidak mampu, maka Kontraktor
perlu melakukan perbaikan atau perkuatan konstruksi agar
dapat dilewati oleh alat-alat berat (atas biaya Kontraktor, harus
sudah diperhitungkan oleh Kontraktor pada waktu mengajukan
penawaran) setelah dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang
berwenang.

e. Ijin menggunakan jalan / jembatan


Perlunya mendapat ijin ini antara lain untuk menghindarkan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya rusaknya jalan
karena dilewati angkutan alat berat, ambruknya jembatan
karena angkutan alat berat yan lewat melebihi batas muatan
dan lain sebagainya. Permohonan ijin tentang hal ini ditujukan
kepada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dengan
mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

f. Ijin mengoperasikan peralatan / kendaraan


Ijin ini dapat diperoleh dari pihak kepolisian dengan mengikuti
prosedur dan ketentuan yang berlaku.

7 - 23
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

g. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah
mempertimbangkan penggunaan material untuk pekerjaan
tanah maupun perkerasan jalan dan struktur yang berasal dari
sekitar lokasi proyek. Jika di sekitar proyek tidak terdapat
material yang memenuhi syarat, pilihannya tentu mengambil
material dari deposit quarry yang berasal dari tempat lain.
Sebelum diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu
lokasi memenuhi persyaratan mutu bahan baku, maka
Konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku di
laboratorium terhadap quarry di maksud serta memperkirakan
volume deposit quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang
berkaitan dengan kewajiban membayar retribusi akibat
penggunaan quarry tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

h. Ijin menggunakan Quarry


Permohonan ijin untuk menggunakan quarry / borrow area
diajukan kepada Pemerintah setempat oleh Kontraktor, dengan
mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku setempat.

i. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal,
semen, besi beton dan sebagainya harus terlebih dahulu
dimintakan persetujuan oleh Kontraktor kepada PimPro /
PimBagPro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-bahan
tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah PimPro /
PimBagPro, dan apabila memang telah memenuhi syarat maka
Kontraktor boleh mendatangkan bahan-bahan di maksud untuk
keperluan pelaksanaan proyek.

j. Komposisi Peralatan
PimPro/ PimBagPro harus memeriksa kecukupan dan
komposisi armada (fleet) alat-alat berat yang dimobilisasi oleh
Kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat tersebut masing-
masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat
kemudian jenis dan jumlahnya harus mencukupi untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi.

7 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

k. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan. Untuk tenaga-tenaga inti Kontraktor, maka PimPro /
PimBagPro perlu mengacu pada daftar personel inti yang
diajukan oleh Kontraktor pada saat memasukkan penawaran.

B. Site plan

Tujuan Site Plan


Supaya terkoordinasi dan terintegrasi secara efisien dan efektif
semua komponen-kompenen sarana dan prasarana yang
menjadi bagian dari pekerjaan persiapan proyek untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi bangunan-bangunan proyek dengan mengunakan
sumber daya optimal

Didalam menyiapkan suatu site plan harus berpijak dan


mengacu pada :

1. Volume dari pekerjaan yang dominan, seperti dalam:


 Pekerjaan galian
 Pekerjaan timbunan
 Pekerjaan grouting
 Pekerjaan beton
 Pekerjaan stell structures
 Pekerjaan pembesian
 Pekerjaan bekisting
 Pekerjaan pengeboran terowongan
 Pekerjaan sarana dan prasarana jalan kerja

2. Waktu yang efektif untuk mebawa material-material dari


storage area (borrow area) ke proyek dan diusahakan
melalui jalan/ jarak yang terpendek.

3. Lokasi general office dan ware house sedekat mugkin


dengan pintu utama proyek supaya gampang dicari pihak
luar dan juga mudah mengamankan proyek dari pihak yang
bertanggungjawab

7 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

4. Bilamana areal untuk ware house storage tidak


memungkinkan di dalam lokasi proyek maka diusahakan
sedekat mungkin lokasi proyek

5. Metode-metode pelaksanaan untuk pekerjaan yang


dominan menjadi dasar analisa teknis yang utama untuk
didapatkan koordinasi kerja dan integrasi item-
itempekerjaan satu sama lainnya pada waktu pelaksanaan
dilapangan sesuai mutu, waktu dan biaya yang telah
ditetapkan.

6. Laboratorium untuk testing dan pengontrolan kualitas/untuk


menjadi salah satu kunci keberhasilan tercapainya mutu
yang ditetapkan oleh spesifikasi teknik

7. Mengacu pada kriteria-kriteria diterima site plan oleh


pengawas lapangan atau oleh pemilik proyek dengan
memperhatikan prosedur dan proses mutu pelaksanaan
konstruksi seperti berikut

8. Mengacu pada organisasi site proyek yang diperlukan

Pada site plan akan tergambar alur dan ukuran untuk keperluan
antara lain:
1. Kantor proyek
2. Gudang Proyek
3. Stock pile material beton
4. Work shop heavy equipment (alat berat)
5. Construction format
6. Fabricating reinforcing stell
7. Stock pile tanah
8. Gudang bahan peledak
9. Gudang dan work shop peralatan listrik
10. Jalan kerja

7 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Rencana Arus Kas


Proyek

A. Rencana Anggaran Biaya (RAP) Proyek

Rencana anggaran pelaksanaan (RAP) proyek. adalah salah


satu dokumen kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu
operasional pelaksanaan proyek, sebagai acuan/pedoman
operasional pelaksanaan proyek. Khususnya dalam
pengelolaan yang berhubungan dengan hasil usaha proyek,
yaitu sebagai pedoman dalam mencapai pendapatan proyek
dan mengendalikan biaya proyek, agar minimal tercapai seperti
yang direncanakan.

Rencana Anggaran pelaksanaan proyek yang dibuat adalah


hasil estimasi / perkiraan biaya-biaya proyek, termasuk
perkiraan (rencana) pendapatannya. Estimasi / perkiraan
tersebut harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
 Pengalaman atau referensi dari realisasi pengelolaan
proyek-proyek yang lalu
 Hasil observasi ulang atas data sumberdaya yang
diperlukan (harga, jumlah yang tersedia, proses administrasi
sarana perhubungan, dan lain-lain), dan lokasi / medan
kerja proyek.
 Kebijaksanaan perusahaan
 Kesepakatan atau komitmen manajer proyek dengan direksi
perusahaan
Dalam kenyataan / aktualisasinya sering kali realisasi
pendapatan dan biaya proyek mengalami pergeseran alokasi
biaya atas item-item biaya yang direncanakan dalam RAP. Hal
ini sangat mungkin terjadi dan wajar. namun, Manajer Proyek
selaku penaggung jawab pengelolaan proyek harus bisa
mempertanggung jawabkan sesuai dengan kewajaran teknis
dan ekonomis. Dengan demikian bisa dikatkan tolok ukur
kesuksesan Manajer Proyek dalam mengelola operasional
pelaksanaan proyek adalah kemampuanya dalam
melaksanakan dan mencapai sasaran berdasarkan rencana
biaya pelaksanaan proyek tersebut

7 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Tujuan dibuatnya RAP.


- Sebagai sarana acuan / pedoman dalam pengelolaan hasil
usaha proyek sebagai Manajer Proyek dan Staf Proyek
yang terkait.
- Sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan
para personal yang bertanggung jawab terhadap hasil
usaha proyek tersebut, khusunya Manajer Proyek dalam
pengelolaan proyek tersebut
- Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
operasional dan hasil usaha proyek tersebut.

Prinsip dalam pembuatan RAP

1. RAP hanya memperhitungkan:


 Pendapatan (rencana pendapatan yang diperhitungkan)
bukan pembayaran yang diterima.
 Biaya (rencana biaya yang diperhitungkan) bukan
pembayaran yang dikeluarkan

2. RAP dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.

Kelengkapan dokumen RAP


 Rekapitulasi RAP
 Rekapitulasi arus kas proyek
 Jadwal pelaksanaan proyek / Barchart dan kurva S
 Organisasi proyek
 Bill of quantity
 Project plan
 Metode pelaksanaan pekerjaan (CM) dan perhitungan
kebutuhan peralatan proyek
 Analisis harga satuan pekerjaan (untuk beberapa pekerjaan
penting dan bernilai besar)
 Jadwal kebutuhan tenaga kerja
 Jadwal kebutuhan peralatan
 Jadwal kebutuhan material
 Penjelasan dan asumsi dalam perhitungan RAP atau
lampiran yang perlu
 Form-form bantu perhitungan data RAP dan cash flow

7 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

B. Rencana arus kas proyek (Cash flow)


Yang dimaksudkan dengan rencana arus kas atau Cash Flow
pelaksanaan proyek adalah data perkiraan (Realisasi)
penerimaan pembayaran (pembayaran masuk / cash in) dan
pengeluaran pembayaran (pembayaran keluar / cash out).
dengan demikian diperoleh data perkiraan, kapan (bulan-bulan
apa saja) periode pelaksanaan proyek yang bersangkutan
memerlukan dana operasionalnya. Sebab proyek tidak bisa
menyediakan dana sendiri dari perkiraan penerimaannya.

Dalam hal ini perusahaan dan manajer proyek akan berupaya


mendapatkan dana operasional tersebut berdasarkan perkiraan
imbangan (balance) dari arus kas proyek tersebut. Kebutuhan
dana harus didapatkan (disediakan) karena perolehan dana
masuk atau penerimaan pembayaran diproyek lebih kecil dari
pengeluaran pembayarannya.dengan demikian terjadi
imbangan/balance negative atau disebut defisit. Melihat
pentingnya data tersebut sebagai informasi dan acuan dalam
operasional proyek, khususnya dalam pengelolaan keuangan
proyek, maka Cash Flow proyek merupakan satu kesatuan
dengan RAP.

Untuk membuat rencana arus kas proyekyang baik harus


dipertimbangkan beberapa hal berikut:
- Cash flow harus mengunakan data informasi yang akurat,
valid dan lazim (dokumen kontrak, risalah rapat,
kesepakatan atau referensi pengolahan finansial proyek
sejenis yang lalu).
- Cash flow dibuat dengan mempertimbangkan kebijaksanaan
finansial perusahaan
- Cash flow dibuat oleh tenaga dengan pengalaman
memadai.

Yang sangat mungkin terjadi adalah adanya ketidaksesuaian


antara kenyataan kondisi arus kas proyek dengan yang telah
direncanakan dalam Cash Flow. maupun manajer proyek
sebagai penanggungjawab dan pelaksana langsung atas
aktualisasi rencana arus kas proyek, dituntut selalu cermat dan

7 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

bijaksana dalam keputusan dan tindakan,dengan demikian


sasaran untuk selalu menjaga agar kondisi likuiditas proyek ‘
surplus” tercapai.

Tujuan penyusunan Cash Flow


- Sebagai sarana acuan / pedoman pengelolaan keuangan
proyek bagi manajer proyek dan staf terkait
- Sebagai sarana tolok ukur penilaian keberhasilan
pengelolaan keuangan proyek bagi manajer proyek dan staf
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan likuiditas
keuangan proyek
- Sebagai sarana untuk memonitor dan mengevaluasi
pengelolaan proyek dan hasil usaha proyek, khususnya
likuiditas keuangan proyek

Prinsip pembuatan Cash flow


- Cashflow hanya memperhitungkan:
 Penerimaan (rencana penerimaan pembayaran) yang
diperhitungkan, bukan pendapatan yang mungkin tidak
langsung berupa pembayaran (bisa berupa piutang)
 Pengeluaran (rencana pengeluaran pembayaran) yang
diperhitungkan; bukan biaya, yang mungkin tidak langsung
berupa pembayaran (bisa berupa hutang)
- Cash Flow dibuat dengan berorientasi pada balance yang
positif atau kondisi likuiditas yang surplus, bukan deficit
- Efektif dan efisien, maksudnya agar sasaran likuiditas
tercapai dan menjadi surplus, tidak menggangu/
menyakitkan mitra bisnis dan hubungan bisnis pun tetap
memberi manfaat bersama.

7.1.3.8 Rencana K3 proyek

Pada setiap proyek, selalu ditandai dengan keterlibatan sumber


daya baik bermacam-macam material, peralatan, serta tenaga
kerja baik skill maupun non skill. Jadi sangatlah mungkin kalau
terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan gangguana
keselamatan dan kesehatan kerja. Maka pada program
pelaksanaan proyek yang ditangani telah diperhitungkan dan

7 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

dilaksanakan tindakan kehati-hatian yaitu tindakan keselamatan


dan kesehatan kerja.
 Tujuan pelaksanaan K3
- Mengetahui dan melaksanakan pekerjaan dengan benar
mengikuti ketentuan, batasan dan tahapan pelaksanaan
yang dinyatakan sesuai dengan pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja
- Bekerja dan melaksanakan pekerjaan dengan benar
mengikuti ketentuan, batasan dan tahapan pelaksanaan
yang disyaratkan sesuai dengan pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja
- Menghidarkan setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja dengan melakukan tindakan pencegahan dan
perbaikan, pengawasan dan inspeksi untuk memenuhi
keselamatn dan kesehatan kerja
 Prinsip pelaksanaan K3
- Harus ada rencana k3 yang menyangkut :
o Lokasi kerja
o Resiko kecelakaan
o Pencegahan kecelakaan
o Penanggungjawab pelaksanaan K3
- Rencana K3 dijelaskan dan dimengerti oleh para pengawas,
mandor dan manager yang terkait dengan pekerjaan
tersebut
- Pelaksanaan K3 sesuai rencana
- Ada pengawasan/ inspeksi secara periodik dan berkala
- Dilakukan evaluasi atas hasil pengawasan dan dibuat tindak
lanjut pencegahan dan perbaikan

Perencanaan K3 meliputi :
- Pemilihan sistem dan peralatan
 metode kerja (efektif dan efisien)
 penggunaan alat berat ( macam, jenis dan komposisi)
yang tepat
- Perhitungan kekuatan dan stabilitas sarana kerja
 plat form (landasan area kerja)
 jaring pengaman

7 - 31
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 tangga darurat
 penutup lubang dan lain-lain
 jembatan kerja, andang dan lain-lain
- Menentukan prosedur kerja
 penempatan prasarana kerja
 peralatan
 bahan atau material
- Mengidentifikasi petensi bahaya dengan antisipasi tindakan
pencegahan
 terjatuh dari ketinggian (orang dan benda)
 kebakaran
 peledakan akibat mesin dan listrik
 struktur roboh dan lain-lain
- Merencanakan biaya yang diperlukan (anggaran K3)
- Perijinan dan asuransi
- pelatihan / training
- Pengawasan dan inspeksi

Perencanaan Biaya / Anggaran K-3


- Biaya persiapan dan operasional pelaksanaan K 3
 Biaya pendaftaran dan administrasi
o Depnaker
o Pemda
o Peralatan tertentu (ke Depnaker)
o jalan dan jembatan tertentu (ke Dep PU)
 Biaya pelatihan
 Biaya promosi
o Bendera
o Spanduk
o Billboard
o Poster
 Biaya operasional K3
o Gaji personil tertentu (Safety Construction Engineer
dan lain-lain)
o Sarana bantu K3
 Biaya pengobatan dan kompensasi yang di cadangkan
untuk keperluan tak terduga

7 - 32
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Biaya asuransi Jamsostek / astek

7.1.3.9 Rencana kelola lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan


lingkungan (RPL)

Di Indonesia, permasalah Lingkungan Hidup telah mendapat


perhatian sejak Pelita II, hal tersebut terus berlanjut sampai
sekarang, dengan usaha-usaha yang mengikat untuk
menegakkan rambu-rambu pengaman untuk mencegah
kegiatan pembangunan yang merusak Lingkungan Hidup, serta
melakukan tindakan represif terhadap kegiatan pembangunan
yang telah menimbulkan kerusakan lingkungan. Hal tersebut
dilakukan mengingat makin tingginya taraf hidup manusia
sehingga akan makin komplek lingkungan binaan yang
diperlukan, serta makin besar potensi SDA yang dimanfaatkan.

Dalam pekerjaan konstruksi akan terdapat banyak komponen


kegiatan yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap
Lingkungan Hidup, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut
diatas, maka sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
peraturan perundangan yang berlaku, kegiatan tersebut di atas
wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya mengacu pada
berbagai pedoman dan petunjuk teknis AMDAL yang relevan,
dengan memperhatikan sasaran dan ciri-ciri atau karakteristik
kegiatan proyek yang bersangkutan.

Dokumen AMDAL tersebut diatas terdiri atas berbagai dokumen


yang berturut-turut sebagai berikut :
a. KA-ANDAL, yaitu ruang lingkup studi ANDAL yang
merupakan hasil pelingkupan atau proses pemusatan studi
pada hal-hal penting yang berkaitan dengan dampak
penting.
b. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), yaitu dokumen yang
menelaah secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana atau kegiatan.
c. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) adalah dokumen
yang mengandung upaya penanganan dampak penting

7 - 33
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh rencana


kegiatan.
d. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen
yang mengandung upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat
rencana kegiatan.

1. Studi ANDAL pada tahap Studi Kelayakan


Sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan studi kelayakan harus mencakup
aspek-aspek teknis, ekonomis dan lingkungan, akan
menghasilkan suatu dokumen bagi para pengambil
keputusan apakah proyek tersebut layak untuk
dilaksanakan. Studi ANDAL yang dilakukan pada tahap ini
merupakan penelaahan dampak penting yang timbul akibat
rencana kegiatan proyek secara cermat dan mendalam, dan
hasilnya merupakan acuan untuk merumuskan penanganan
dampak yang timbul tersebut dalam bentuk Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).
Studi ini juga merupakan dokumen proyek yang penting,
karena dipakai oleh para pengambil keputusan apakah
proyek tersebut layak ditinjau dari segi lingkungan, sehingga
dapat diimplementasikan.

2. Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis.


Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan
gambar-gambar teknis, syarat dan spesifikasi teknis
kegiatan, sehingga dapat menggambarkan produk yang
akan dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam studi kelayakan.
Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang
berwawasan lingkungan, maka perumusan RKL dan RPL
harus dijabarkan dalam gambar-gambar teknis dan
spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam
dokumen kontrak, sehingga mengikat pelaksana proyek.

3. Pelaksana RKL dan RPL.

7 - 34
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

a. Pada tahap pra konstruksi


Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah
dan pemindahan penduduk harus didukung dengan data
yang lengkap dan akurat tentang lokasi, luas, jenis
perunutkan serta kondisi penduduk yang memiliki atau
menempati tanah yang dibebaskan tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah
pembebasan tanah dalam RKL dan RPL harus dapat
digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pembebasan tanah dan pembebasan
tanah tersebut.

b. Pada tahap konstruksi.


Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik
konstruksi sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
teknis yang telah dirumuskan dalam kegiatan
perencanaan teknis.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada
tahap ini meliputi penerapan:
 Metode konstruksi, spesifikasi serta persyaratan
kualitas dan kuantitas pekerjaan yang terkait dengan
penanganan dampak penting.
 Penerapan SOP yang mengacu dampak lingkungan.
 Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan
lingkungan dan tindak lanjutnya.
Sedangkan penerapan RPL pada tahap ini mencakup :
 Pemantauan pelaksanaan konstruksi agar sesuai
dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah
mengikuti Kaidah lingkungan.
 Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
 Penilaian hasil pelaksanaan pengelolahan lingkungan
dan pemantauan lingkungan untuk masukan bagi
penyempurnaan pelaksanaan RKL dan RPL.

4. Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada


tahap pasca proyek.

7 - 35
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Evaluasi pasca proyek ditujukan:untuk menilai dan


pengupayakan peningkatan daya guna dan hasil guna dari
prasarana yang telah dibangun dan dioperasikan. Evaluasi
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk
memantapkan SOP dengan mengacu pada pengalaman yang
didapat dilapangan selama kegiatan proyek berlangsung.

Komponen Pekerjaan Konstruksi Yang Menimbulkan Dampak

Komponen pekerjaan konstruksi dapat menimbulkan dampatk terhadap lingkungan


hidup, sangat dipengaruhi oleh jenis besaran dan volume pekerjaan tersebut serta
kondisi lingkungan yang ada di sekitar lokasi kegiatan.

Pada umumnya komponen pekerjaan konstruksi yang dapat menimbulkan dampak


antara lain :

1. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi.


a. Mobilitas peralatan berat, terutama untuk jenis kegiatan konstruksi yang
memerlukan banyak alat-alat berat, dan terletak atau melintas areal
permukiman, serta kondisi prasarana jalan yang kurang memadai.
b. Pembuatan dan pengoperasian bengkel, basecamp dan barak kerja yang
besar dan terletak di areal pemukiman.
c. Pembukaan dan pembersihan lahan untuk lokasi kegiatan yang cukup luas
dan dekat areal pemukiman.

2. Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi.


a. Pekerjaan tanah, mencakup penggalian dan penimbunan tanah.
b. Pengangkutan tanah dan material bangunan.
c. Pembuatan pondasi, terutama pondasi tiang pancang.
d. Pekerjaan struktur bangunan, berupa beton, baja dan kayu.
e. Pekerjaan jalan dan pekerjaan jembatan.
f. Pekerjaan pengairan seperti saluran dan tanggul irigasi / banjir, sudetan
sungai, bendung serta bendungan.

Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar lokasi kegiatan, kegiatan
konstruksi tersebut diatas akan dapat menimbulkan dampak terhadap komponen
fisik kimia dan bahkan bila tidak ditanggulangi dengan baik akan dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti komponen biologi
maupun komponen sosial ekonomi dan sosial budaya.

7 - 36
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Dampak Yang Timbul Pada Pekerjaan Konstruksi Dan Upaya Menanganinya

Pada suatu pekerjaan konstruksi perlu dipertimbangkan adanya dampak-dampak


yang timbul akibat pekerjaan tersebut serta upaya untuk menanganinya.
Disesuaikan dengan jenis dan besaran pekerjaan konstruksi serta kondisi
lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, penentuan jenis dampak lingkungan yang
cermat dan teliti, atau melakukan analisis secara sederhana dengan memakai data
sekunder.

Berdasarkan pengalaman selama ini berbagai dampak lingkungan yang dapat


timbul pada pekerjaan konstruksi dan perlu diperhatikan cara penanganannya
adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu.

Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan


konstruksi seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah,
pengangkutan tanah dan material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya
tiang pancang, pekerjaan badan jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan
struktur bangunan.

Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu udara
atau adanya tanggapan dan keluhan masyarakat akan timbulnya dampak
tersebut.

Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu
sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak seperti :
a. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi
setempat, seperti penempatan base camp yang jauh dari lokasi pemukiman,
pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.
b. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti
memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar permukiman.
c. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak
menimbulkan debu.

2. Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air.

Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan
permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya

7 - 37
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem drainase yang ada, serta
mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan.

Indikator dampak dapat secara visual dilapangan, dan penanganannya dapat


dilakukan antara lain :
a. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak
atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
b. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
c. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.

3. Percemaran kualitas air.

Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah
atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan limbah ke
badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.

Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan
serta hasil analisis kegiatan air / mutu air serta adanya keluhan masyarakat.

Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :


a. Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan
dialirkan ke badan air.
b. Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.
c. Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.

4. Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum.


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah yang berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.

Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas umum
yang dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta keluhan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.

Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
a. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.
b. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan
ketempat yang aman.

7 - 38
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

5. Gangguan Lalu Lintas.

Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
serta pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar / berada di tepi prasarana
jalan umum, yang lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan konstruksi.

Indikator dampak dapat dilihat dari adanya kemacetan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan dan tanggapan negatif dari masyarakat disekitarnya.

Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :


a. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik dengan memberi prioritas
pada kelancaran arus lalulintas.
b. Pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat
tidak jam sibuk.
c. Pembuatan rambu lalulintas dan pengaturan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan.
d. Menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.

6. Berkurangnya keaneka-ragaman flora dan fauna.

Dampak ini timbul akibat pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi biologi
yang masih alami, seperti hutan.

Indikator dampak dapat dilihat dari jenis dan jumlah tanaman yang ditebang,
khususnya jenis-jenis tanaman langka dan dilindungi serta adanya reaksi
masyarakat.

Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :


a. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai.
b. Penanaman kembali jenis-jenis pohon yang ditebang disekitar lokasi
kegiatan.

Selain dampak primer tersebut diatas masih dampak-dampak sekunder akibat


pekerjaan konstruksi yang perlu mendapat perhatian bagi pelaksana proyek,
seperti :
1. Terjadinya interaksi sosial (positif / negatif) antara penduduk setempat dengan
para pekerja pendatang dari luar daerah.
2. Dapat meningkatkan peluang kerja dan kesempatan berusaha pada masyarakat
setempat, serta meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

7 - 39
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.2 Tahap Operasional Pelaksanaan Proyek

7.2.1 Tahap Aktivitas Operasional Pelaksanaan Proyek

Dalam tahap ini seluruh kegiatan proyek berlangsung, ini berarti:


 Berlangsung kegiatan puncak pelaksanaan
 Timbul masalah pelaksanaan yang harus segera diselesaikan.
 Penyedian sumber daya yang jumlah dan spesifikasinya harus sesuai
dengan kebutuhan dan tepat waktu. Hal ini sangat menguras
kemampuan petugas proyek yang bertanggungjawab atas aktivitas
tersebut.
 Tim sukses pengelolaan proyek (manajer proyek dan staff) dituntut untuk
selalu siaga. selain itu tim ini juga harus menunjukkanatau memberikan
kemampuan manajerial terbaiknya. Dengan demikian setiap keputusan
ataupun tindakan yang diambiul dapat mencapai sasaran sehingga
tujuanpengelolaan proyek pun tercapai dengan memuaskan.

Dengan beberapa contoh kondisi operasional pelaksanaan di atas maka


manajer proyek yang baik harus mengenal dengan tepat segala aktivitas
yang harus dilaksanakan dalam fase ini akan sangat membantu tindakan
antisipasif yang diambil termasuk keputusan administratif yang perlu
diselesaikan tepat pada waktunya.

7 - 40
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

LIST AKTIVITAS TAHAP OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

No Berhubungan Eksternal Berhubungan Internal Proyek Catatan


Owner / Konsultan dan dan Perusahaan
lain-lain
1 2 3 4
1. Menindak lanjuti berita 1. Konsolidasi dan koordinasi o Setiap perusahaan
acara klausul dari bersama staf proyek untuk dan setiap proyek
dokumen Pre-Award menindak lanjuti dan mempunyai aktivitas
Meeting menyelesaikan pekerjaan dan dan prosedur khusus
dokumen antara lain: yang mungkin
2. Melaksanakan / mengikuti o Kontrol dan Review Schedule berbeda sehingga
Pre Construction Meeting pekerjaan termasuk CPM kegiatan-kegiatan lain
3. Melaksanakan / mengikuti o Buat schedule detail yang harus dilakukan
Construction Meeting dan pekerjaan bulanan (mingguan) menajer proyek akan
Coordination Meeting dan o Dokumen detail metode sangat bervariasi dan
melakukan hubungan dan pelaksanaan pekerjaan sangat banyak.
pertemuan informal lainya o Evaluasi dan control Bahkan untuk
dalam rangka marketing operasional pelaksanaan kegiatan-kegiatan
dan kelancaran pekerjaan tertentu karena
operasional proyek o Evaluasi dan control mutu beberapa alas an
4. Melaksanakan fungsi operasinal dan hasil maka harus
administrasi untuk pelaksanaan pekerjaaan ditugaskan atau
o Laporan kemajuan terhadap rencana mutu proyek bahkan didelegasikan
pekerjaan (laporan dan prosedur pekerjaan kepada staf atau
progress fisik) bulanan o Menindak lanjuti orang lain yang
dan mingguan permasalahan proyek pantas dan
o Proposal proyek kepada termasuk keluhan pelanggan memenuhi syarat
Owner (owner dan Konsultan) dalam
- Metode pelaksanaan dengan penyelsaian terbaik kemampuannya
- Shop drawing dan cepat
- Sampel material o Menindaklanjuti proses
- Re-Desain / dokumen amandemen kontrak
Alternative dan tagihan progress yang
- As Built Drawing telah dibuat bersama owner
- Dokumen proyek dll o Membuat laporan bulanan
o Dokumen tagihan danlaporan keuangan proyek
perusahaan (Progress dan laporan lain sesuai
Billing Document) prosedur perusahaan

7 - 41
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

5. Site Inspection atau o Melakukan rapat/pertemuan


controlling bersama Owner koordinasi kerja proyek untuk
dan Konsultan atau mendapatkan penyelesaian
bersama staf proyek pekerjaan yang efisien dan
6. Seleksi, evaluasi dan memenuhi sasaran pekerjaan
negoisasi terhadap sub 2. Melakukan fungsi pemimpin
Kontraktor, supplier, proyek dan fungsi perwakilan
mandor borong dibantu perusahan terhadap seluruh
staff terkait kepentingan perusahaan
7. Melaksanakan fungsi untuk tujuan internal
representative agen
pemimpin proyek untuk
kepentingan perusahaan
terhadap instansi lainya
guna keberhasilan proyek
yang bersangkutan dan
proyek-proyek mendatang

7.2.2 Rapat Konstruksi dan Rapat Koordinasi

 Rapat konstruksi dan rapat koordinasi eksternal

Rapat konstruksi dan rapat koordinasi eksternal adalah wadah media


komunikasi dan koordinasi antar anggota tim manajemen proyek yang
terdiri dari pemilik proyek, Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Kontraktor atau pihak lain yang berkepentingan dengan
materi rapat tersebut dalam rangka penyelesaian pelaksanaan proyek.

Jadi rapat konstruksi dan rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama


tim manajemen proyek bersifat formal / resmi, namun pelaksanaannya
kadang bersifat tidak resmi. Waktu pelaksanaan rapat biasanya
ditentukan oleh pemilik proyek atau Konsultan manajemen konstruksi.

 Rapat konstruksi
- Biasanya dilakukan sekali tiap bulan
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilakukan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyek
- Rapat formal
- Undangan resmi diberikan
- Materi yang dibahas sudah tertentu

7 - 42
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

- Peserta membawa data dan alternatif usulan penyelersaian


masalah proyek, rencana kerja proyek berikutnya dan
sebagainya. Keputusan merupakan kesepakatan bersama dari
peserta rapat dan di buat berita acaranya
- Rapat dipimpin / diketuai oleh Pemilik Proyek / Manajer Proyek /
Manajer Konstruksi

 Rapat kordinasi
- Biasanya dilaksanakan sekali setiap minggu
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilaksanakan ditempat Pemilik Proyek atau di kantor
proyak
- Rutin tanpa undangan resmi
- Materi yang dibahas sekitar rencana kerja, kesiapan sumber
daya, kemajuan pekerjaan, laporan kemajuan perusahaan dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran operasional
pelaksanaan proyek
- Biasanya dilakukan dengan suasana informal dan terencana
- Peserta siap membawa data dan materi usulan
- Melaksanakan koordinasi yang perlu untuk mendapatkan
penyelesaian bersama
- Rapat dipimpin oleh koordiantor pelaksana lapangan atau site
engineer dari pemilik proyek

Untuk memperoleh hasil keputusan rapat konstruksi yang maksimal


mungkin dan bisa menampung kepentingannya, manajer proyek
sebagai wakil dari perusahaan, harus mempunyai strategi yang tepat
agar keputusan rapat konstruksi mengakomodasi kepentingannya
dengan baik

Strategi mencapai keputusan rapat konstruksi yang baik

 Menyiapkan data, perhitungan dan gambar-gambar bantu yang perlu


 Upayakan forum rapat koordinasi mingguan sudah terkomunikasikan
dengan baik dan telah diperoleh tanda-tanda atau alternatif
penyelasaiannya. Bina komunikasi, berikan penjelasan yang
mendekatkan penyelesaian terbaik bagi kepentingan semua pihak
 Lakukan pertemuan informal, pribadi dengan pihak-pihak yang
mempengaruhi keputusan rapat sebelum acara rapat konstruksi. Berikan

7 - 43
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

penjelasan dan data-data yang perlu agar dari sini, telah bisa diperoleh
hasil yang positif minimal tanda-tanda akan terakomodasinya
kepentingan perusahaan tersebut tampak
 Ikuti rapat konstruksi dengan lengkap. Sampaikan penjelasan atas
alternatif penyelesaian sesuai dengan yang telah dipersiapkan. namun
dahului dengan menyampaikan bahwa usulan dari pemilik proyek dan
Konsultan, selanjutnya jelaskan bahwa usulan anda memenuhi batasan-
batasan tersebut
 Alasan yang di tampilkan seharusnya
- Secara teknis aman, memenuhi standar dan wajar
- Pelaksanaanya memungkinkan untuk dilaksanakan
- Sumber daya mendukung dan siap
- Ekonomis
 Dan harus selalu dingat bahwa misi manajer proyek adalah misi
perusahaan yaitu:
- Waktu pelaksanaan tidak lebih lama
- Bisa / mudah dilaksanakan
- Sumber daya dan teknologi siap
- Menguntungkan
- Citra perusahaan positif.

Rapat Konstruksi Dan Rapat Koordinasi Internal

Dengan periode yang hampir bersamaan atau sebaliknya, sebelum periode


rapat ekstern rapat konstruksi dan rapat koordinasi internal dilakukan
manajer proyek beserta stafnya, terutama yang terkait dengan permasalahan
yang akan di bahas.
Rapat internal proyek, fungsi atau manfaatnya adalah
- Sebagai sarana komunikasi dan koordinasi
- Sebagai sarana konsolidasi dan pembinaan
- Sebagai sarana strategi dan penyelesaian rencana kerja dan
permasalahn proyek

7.2.3 Advance Payment (Uang Muka)


Besarnya Uang Muka (Advance Payment) yang dibayarkan kepada
Kontraktor biasanya adalah sebesar 20% x nilai kontrak, ditentukan dengan
Surat Edaran Menteri, merupakan kebijakan khusus yang disesuaikan

7 - 44
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

dengan kondisi kemampuan keuangan negara. Uang muka tersebut baru


dapat dibayarkan apabila :
– Kontraktor telah menyerahkan jaminan uang muka / Bank Garansi (yang
nilainya sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka) yang
diterbitkan oleh Bank Pemerintah atau Bank Lain atau Lembaga
Keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
– Kontraktor terlebih dahulu mengajukan permohonan pengambilan uang
muka secara tertulis kepada PimPro / PimBagPro disertai dengan
rencana penggunaan uang muka tersebut untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai yang tercantum di dalam kontrak.

Pembayaran kembali uang muka (Advance Payment Repayment)


diperhitungkan berangsur-angsur secara merata pada tahap-tahap
pembayaran prestasi pekerjaan kepada Kontraktor dengan cara melakukan
pemotongan sebesar :
– 20% dari setiap pembayaran untuk kontrak dengan dana APBN Rupiah
Murni dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100%.
– 25% dari setiap pembayaran untuk kontrak dengan Dana Pinjaman Luar
Negeri dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 80%.

Nilai jaminan uang muka pada prinsipnya secara bertahap dapat dikurangi
namun sekurang-kurangnya sama dengan sisa uang muka yang belum
dilunasi. Kemudian penggunaan uang muka tersebut diawasi oleh PimPro /
PimBagPro dan sepenuhnya harus diperuntukkan bagi pelaksanaan
pekerjaan sesuai kontrak.

7.2.4 Buku Harian Dan Laporan

Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di


lapangan, dibuat Buku Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan,
Laporan Triwulanan dan Laporan Akhir. Segala peristiwa dan kejadian
penting yang terjadi di lapangan dicatat di dalam laporan tersebut sebagai
masukan bagi pengendali dalam pengambilan keputusan dan tindak turun
tangan.

 Buku Harian

Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku


harian yang berisi hal-hal sebagai berikut :
– Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan

7 - 45
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan


yang diperlukan.
– Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia.
– Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan.
– Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
– Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
– Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
– Catatan-catatan yang berkaitan dengan : pelaksanaan, perubahan
design, gambar kerja (Shop Drawing), spesifikasi teknis, kelambatan
pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.

Buku Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh


Pihak Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh petugas lapangan dari
Engineer’s Representative dan diketahui oleh petugas lapangan dari
Engineer (yang mewakili PimPro / PimBagPro), dengan distribusi sebagai
berikut :
– Asli untuk PimBagPro
– Lembar ke dua untuk PimPro
– Lembar ke tiga untuk Engineer’s Representative (Konsultan)
– Lembar ke empat untuk Kontraktor.

 Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan kesimpulan dari Laporan Harian selama 1
minggu, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama
1 minggu, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku
Harian tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.

 Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, Kontraktor juga harus menyiapkan
Laporan Bulanan yang berisi kesimpulan dari Laporan Mingguan selama
1 bulan, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan
selama 1 bulan, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog
dengan Buku Harian tentang siapa yang menandatangani maupun
distribusinya.
– Laporan Bulanan yang dibuat oleh Kontraktor ini akan merupakan
masukan bagi Konsultan dalam menyiapkan laporan yang disebut

7 - 46
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

sebagai Laporan Bulanan Konsultan Supervisi (karena Konsultan


memiliki kontrak tersendiri dengan PimPro Pengawasan) mencakup :
o Laporan kegiatan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor minimal berisi
berisi informasi tentang pembayaran sertifikat bulanan (Monthly
Certificate), ringkasan kemajuan pekerjaan, realisasi financial
progress Schedule-S Curve, dan sketsa kemajuan pelaksanaan fisik.
o Laporan pengawasan teknis, mencakup aspek pengawasan teknis
yang berkaitan dengan quality assurance dan quality control terhadap
hasil kerja Kontraktor setiap bulan. Selain itu juga dilaporkan daftar
personel Konsultan dan jadwal penugasannya sebagai tim Konsultan
Pengawas.

 Laporan Triwulan
Merupakan evaluasi 3 bulanan yang dibuat oleh Konsultan pengawas
terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor.
Berbagai kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan
dievaluasi, menyangkut aspek teknis maupun administratif. Jika Konsultan
dapat menyajikan evaluasi 3 bulanan secara tajam, maka Quarterly Report
ini akan merupakan masukan manajemen bagi PimPro / PimBagPro untuk
mengambil langkah-langkah preventif bagi kemungkinan kegagalan
pelaksanaan proyek. Fokus evaluasi tidaklah semata-mata dari aspek teknis
akan tetapi juga dari aspek administratif sehingga dapat diperoleh masukan
yang adil, apakah masing-masing pihak sudah melakukan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan dokumen kontrak.
 Laporan Akhir
Final Report adalah laporan akhir yang disiapkan baik oleh Kontraktor
maupun Konsultan pengawas, merupakan laporan lengkap yang
menggambarkan resume seluruh rangkaian pelaksanaan proyek yang
direkam setiap bulan, berisi data-data penyelenggaraan proyek sebagai
berikut :
Kronologi pelaksanaan proyek
– Peta lokasi proyek
– Data proyek
– Status Review Design / Technical Justification
– Status Change Order dan Addendum Kontrak
– Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan ke-1 s/d bulan
terakhir pelaksanaan proyek - PHO)

7 - 47
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Rekaman Financial Progress Schedule-S Curve, menggambarkan angka


dan grafik rencana dan realisasi dari sejak bulan ke-1 pelaksanaan
proyek s/d PHO), lengkap dengan Revised S Curve jika ada.
– Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
– Struktur Organisasi Pengawas Proyek
– Monitoring penggunaan peralatan di lapangan
– Monitoring quality control

Program Masa Pemeliharaan (Warranty Period)


– Program Pemeliharaan
 Jenis Kegiatan
 Bahan
 Peralatan
 Personel
– Jenis dan lokasi pekerjaan yang belum dan atau perlu ditangani
 Finishing saluran
 Finishing bangunan
 Jalan Inspeksi
 Dan sebagainya
– Lokasi rawan longsor, rawan banjir, rawan kecelakaan dan sebagainya.

Dokumen Serah Terima Sementara (PHO)


– Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO

Dokumen Serah Terima Akhir (FHO)


– Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO)

Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan laporan akhir proyek,
yaitu dibuat sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara
Kontraktor dan Konsultan atau dibuat bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan (ditandatangani oleh Kontraktor dan Konsultan). Cara yang kedua
mungkin menyiapkannya agak sulit karena mempersamakan sudut pandang
antara Kontraktor dan Konsultan tentu tidak mudah, namun isi laporan akhir
tentunya akan lebih kaya dan lebih akurat analisisnya dibandingkan dengan
kalau dibuat oleh masing-masing. Alternatif mana yang dipilih, tentu
sepenuhnya menjadi kewenangan PimPro / PimBagPro.

7 - 48
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Revised Schedule – S Curve


SCM berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Financial
Progress Schedule – S Curve perlu direvisi. Berikut ini adalah contoh
Revised Schedule sebagai akibat dari perpanjangan waktu kontrak :

Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu

100 3 BULAN

80
Prosen

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised

Catatan

Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3
bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen
schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan
12 berturut-turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.

7.2.5 Pembayaran Prestasi Pekerjaan


Pembayaran prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada
umumnya dilakukan dengan dua cara :
 Pembayaran dengan sistem sertifikat bulanan atau monthly certificate
 Pembayaran dengan sistem termijn, yakni pembayaran setelah prestasi
hasil pekerjaan fisik Kontraktor mencapai kemajuan pada nilai
prosentase tertentu.

Sistem mana yang akan digunakan tergantung pada kesepakatan yang


diatur dan dituangkan di dalam dokumen kontrak.
a. Pembayaran dengan sistem Monthly Certificate (MC), dalam garis besar
diatur sebagai berikut :

7 - 49
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, Kontraktor perlu


membuat sertifikat bulanan yang kemudian diajukan kepada PimPro /
PimBagPro.
 MC mencakup rincian :
 Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen dengan
komulatif jumlah biaya per Divisi Pekerjaan pada bulan yang
bersangkutan.
 Gross Monthly Certificate, terdiri dari biaya total works complete +
biaya material on site (biasanya material on site diperhitungkan 80%
x nilai yang ada di lapangan)
 Biaya-biaya deductions (pengurangan) yang terdiri dari :
o Retention Money
o Advance Payment Repayment (terhitung sejak MC No. 3)
o Previous Monthly Certificate
 Net Monthly Certificate (Gross MC - Total Deductions)
 Value Added Tax on Net MC
 Value Added Tax on Advance Payment (jika belum dibayarkan)
 Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (Net MC - Value
Added Taxes)
 Komposisi pembayaran :
o Foreign Cost Component
o Local Cost Component
 Pengajuan sertifikat bulanan tersebut harus sudah mendapatkan
kepastian dari Engineer dalam waktu 7 (tujuh) hari, apakah
disetujui/diperbaiki/ditolak.
 Apabila telah disetujui, PimPro / PimBagPro harus sudah
mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada instansi
yang berwenang dan mengupayakan agar dapat disetujui sebelum
tanggal 10 bulan berikutnya.
o Pembayaran dengan sistem termyn, dalam garis besar diatur
sebagai berikut :
 Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai
dengan yang telah dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak,
Kontraktor diperbolehkan mengajukan tagihan pembayaran secara
tertulis kepada PimPro / PimBagPro disertai dengan lampiran daftar

7 - 50
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta harga


satuan dan jumlahnya.
 Atas permintaan PimPro / PimBagPro, Konsultan melaksanakan
penelitian dan pengecekan lapangan atas kebenaran laporan hasil
pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor. Hasilnya dituangkan ke
dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara Pembayaran
yang ditandatangani oleh Kontraktor, Konsultan dan PimPro/
Pibagpro.
 Selambat-lambatnya 10 hari terhitung sejak pengajuan tagihan oleh
Kontraktor, PimPro / PimBagPro harus sudah mengajukan SPP
kepada instansi yang berwenang.

7.2.6 Pekerjaan Tambah / Kurang


Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai
akibat kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang
adalah suatu pengurangan volume pekerjaan juga karena kondisi lapangan,
meskipun volumenya sudah secara jelas tercantum di dalam dokumen
kontrak.

Pengertian pekerjaan tambah / kurang dibedakan dalam 2 jenis yaitu :


 Berupa kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu
yang sudah ada harga satuannya di dalam kontrak.
 Berupa Variation Order atau Change Order yang belum ada kesepakatan
harga satuannya di dalam kontrak..

Berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang, sesuai dengan dokumen


kontrak, PimPro / PimBagPro mempunyai kewenangan untuk melaksanakan
perubahan pekerjaan di lapangan antara lain :
 Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam
kontrak.
 Menghapus atau bahkan mengadakan jenis pekerjaan baru.
 Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
 Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian
pekerjaan.
 Melaksanakan pekerjaan tambah yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan.

7 - 51
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.2.7 Review Desain

Proses perjalanan perencanaan proyek SDA mulai program anggaran


sampai dengan pra-kontrak dapat berlangsung lebih dari 1 atau 2 tahun
terutama untuk program yang berbantuan luarnegeri, sehubungan dengan
proses prosedurnya harus melalui persetujuan lender tersebut . Oleh karena
itu pada saat proses pra-kontrak maka pada umumnya kondisi lapangan
sudah banyak berubah dibandingkan dengan desain awal yang dikirim dan
disetujui oleh lender.

Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi topografi yang


mengalami perubahan drastic, sehingga pada proses selanjutnya perlu
pengkajian ulang atas data data seperti : Data pengukuran, data geoteknik,
data trase saluran dan elevasi saluran dll

Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses review desain
harus dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya kontrak efektif
perjanjian antar pengguna jasa dan penyedia jasa..Persiapan review desain
pada umumnya dimulai pada saat rapat pra-pelaksanaan atau pre-
construction meeting, dimana pada rapat tersebut dihadiri oleh semua unsur,
baik dari pengguna jasa atau pemerintah, Konsultan dan kontraktror yang
akan melaksanakan.

Pada saat rapat pra-pelaksanaan diharapkan sudah dibahas masalah


batasan kegiatan survey lapangan, unsur yang telibat, biaya kegiatan survey
serta data peralatan serta format untuk survey, dan jadwal rencana kerja
kergiatan review desain yang akan dilaksanakan.Sesuai dengan kontrak
pada umumnya, kegiatan review desain, mulai dari survey, penggambaran
ulang, analisa biaya dan persetujuan administrasi dan keuangan diharapkan
waktunya tidak lebih dari 3 bulan kontrak multiyears atau tidak lebih 20%
waktu periode kontrak tahunan.

Pada umumnya pada saat rapat pra-pelaksanaan maka Kontraktor dan


Konsultan telah melaksanakan survey pendahuluan.Kajian atas survey visual
pendahuluan tersebut dan analisa awal atas desain awal dari kontrak yang
telah ditanda tangani, akan dapat memberikan informasi sejauh mana
besaran Review Desain dapat dilakukan.Oleh karena itu data awal kontrak
terkait dengan data pengukuran, data geoteknik, data volume pekerjaan,
gambar kontrak, spesifikasi teknik, dan data sosial yang mungkin terjadi

7 - 52
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

perlu dikaji ulang agar saat pembuatan review desain hal hal tersebut
semuanya dapat diantisipasi dan dapat ditangani dengan lebih baik dan
optimal. Namun data ini pada umumnya sangat terbatas adanya sehingga
mengalami kesulitan mendapatkan data dasarnya. Permasalahan dan
perubahan yang terjadi pada desain awal dibanding dengan kondisi saat
persiapan rekayasa lapangan perlu dicatat dan dilbuat laporan lengkap,
secara teknis, admisnistrasi dan keuangannya. Alternatif dan metode usulan
sebagai hasil kajian awal perlu disusun dengan lengkap jelas, dalam koridor
yang disepakati dalam rapat pra-pelaksanaan.

Data kontrak awal seperti, nama kontrak, lokasi proyek, volume efektif,
panjang fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja,
perbedaan kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama Kontraktor
dan Konsultan, serta waktu mobislisi Kontraktor dan Konsultan menjadi
bagian penting dalam proses Review Desain. Beberapa data terkait,
pengukuran, geoteknik, hidrologi dan lain-lain menjadi bagian penting dalam
proses review desain. Selain itu beberapa hal terkait ketersediaan jenis
bahan dan harga yang ada diwilayah tersebut menjadi bagian penting untuk
dapat dilakukan rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada koridor
standar spesifikasi dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Karena dalam proses pelaksanan pekerjaan SDA masih memungkinkan
adanya koridor perubahan untuk mendapatkan optimalisasi biaya dengan
produk akhir yang sama.

Proses Review Desain sangat memungkinkan terjadinya penyalah gunaan


wewenang terjadinya mark-up biaya dan pada umumnya mempunyai
konotasi yang jelek yang memungkinkan adanya KKN. Oleh karena itu
proses pengaturan review desain dilakukan secara hati-hati dan diatur perlu
mengikuti prosedur administrasi dan keuangan yang cukup panjang. Dalam
hal hasil dari rapat pra-pelaksanaan konstruksi SDA memutuskan perlunya
proses Review Desain maka 3 unsur yaitu pemimpin proyek, Konsultan dan
Kontraktor segera melakukan persiapan survai atas semua hal terkait
dengan teknis ,administratif dan pembiayaan kontruksi proyek tersebut.

Peninjauan kembali atas rencana pekerjaan SDA akan mengakibatkan


terbitnya Variasi Pekerjaan Tambah/Kurang, meliputi perkiraan kuantitas
untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadual mendetail dari
semua pekerjaan.

7 - 53
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak
mengubah Jumlah Harga Kontrak secara signifikan .Untuk itu perlu
diantisipasi item pekerjaan yang pada awal kecil volumenya , namun pada
pada saat pelaksaan volumenya melonjak tajam. Apalagi jika volume yang
kecil tersebut pada awalnya tender harga satuannya cukup besar sehingga
kenaikan volume akan mengakibatkan perubahan harga yang cukup besar.

Dalam setiap proses perencanaan selalu dihadapkan pada beberapa opsi


atau alternative penanganan termasuk pembiayaannya. Pada umumnya
perubahan dan atau penambahan pembiayaan yang dimungkinkan adalah
kurang lebih 10% dari nilai kontrak awal, khususnya yang berbantuan luar
negeri, namun pada umumnuya tidak ada khususnya yang berbantuan
APBN. Hal ini terkait dengan besaran Recovery Money atau Interest Rate
khususnya berbantuan bank maka nilai pembiayaanya harus bankable.
Namun bank merekomndasikan tidak terjadi perubahan nilai kontrak.

Dalam hal sumber pendanaan pembiayaan proyek SDA berasal dari APBN
atau Dana Bantuan Luar Negeri maka ada beberapa prosedur yang harus
dilalui sebagai persayaratan administrasi sebelum proyek tersebut dapat
dilanjutkan. Pada umumnya prosedur review desain untuk pekerjaan proyek
SDA yang berbantuan luar negeri membutuhkan proses persetujuan dari
Lending agency paling cepat satu bulan sejak dikirimkan kekaantor
perwakilannya, diluar proses persetujuan internal dilingkungan Pemerintah
Tingkat Pusat atau Propinsi yang bersangkutan.

7.2.8 Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

 Perpanjangan waktu kontrak

Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak


adalah tetap. Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut ada hal-hal yang dinilai layak untuk menjadi penyebab perlunya
perpanjangan waktu pelaksanaan, maka menjadi tugas PimPro / PimBagPro
untuk segera mempelajari permasalahannya dan kemudian
memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.

Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan tersebut tidak boleh menunggu


sampai PHO (Provisional Hand Over). Adapun yang dimaksud dengan hal-

7 - 54
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

hal yang dinilai layak untuk pengusulan perpanjangan waktu pelaksanaan


adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan tambah.
 Perubahan desain
 Bencana alam yang dinyatakan oleh Gubernur.
 Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak PimPro /
PimBagPro (misalnya pembebasan tanah dan sebagainya).
 Masalah yang timbul di luar kewenangan Kontraktor.
 Force majeur ( antara lain : huru-hara, perang, bencana alam)

Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat


dibenarkan untuk alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang
luar biasa dan hal ini harus didukung dengan data curah hujan pada saat
pelaksanaan kontrak dibandingkan dengan data curah hujan pada tahun-
tahun sebelumnya.

 Prosedur permintaan perpanjangan waktu kontrak


 Secara tertulis Kontraktor mengajukan usulan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada PimPro / PimBagPro dengan menyebutkan alasan-
alasannya dan dilampiri data-data pendukung.
 PimPro / PimBagPro segera melakukan penelitian dan evaluasi terhadap
usulan yang diajukan oleh Kontraktor.
 Hasil evaluasi baik berupa persetujuan maupun penolakan harus segera
disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
 Dalam hal PimPro / PimBagPro dapat menyetujui usulan yang diajukan
oleh Kontraktor, maka proses adendum kontrak harus segera dilakukan.
 Proses adendum kontrak karena perpanjangan waktu tersebut harus
diikuti dengan perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan
pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan)

 Revisi jadwal pelaksanaan


 Sebagai konsekwensi dari persetujuan perpanjangan waktu
pelaksanaan, maka Financial Progress Schedule-S Curve juga perlu
direvisi.
 Pada umumnya secara normatif revisi jadwal pelaksanaan disiapkan
tidak lebih dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu
diterbitkan.

7 - 55
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Revisi Financial Progress Schedule-S Curve harus dibuat sejajar dengan


original S Curve yang telah disepakati di dalam kontrak, dimulai dari titik
rencana progress yang seharusnya dapat dicapai akibat dari persetujuan
perpanjangan waktu. Posisi titik rencana progress ini akan lebih tinggi
dari actual progress yang telah dicapai oleh Kontraktor, sehingga dengan
demikian kotraktor tetap harus melakukan upaya-upaya khusus untuk
mencapai progress yang dikehendaki dalam revisi jadual pelaksanaan.

7.2.9 Denda (Liquidated Damage)

 Denda adalah salah satu sanksi yang dikenakan kepada Pihak


Kontraktor karena keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan.
 Ketentuan besarnya denda tergantung pada klausul yang tercantum di
dalam Syarat-syarat Kontrak.
 Sejak waktu pelaksanaan kontrak dilampaui, denda sudah harus
diperhitungkan dan dibayar ke Kas Negara pada setiap terjadi transaksi
pembayaran.
 Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
PimPro / PimBagPro akan memotong langsung dari tiap tagihan
pembayaran yang diajukan oleh Kontraktor.
 Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar
Negeri maka Kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran
denda melalui Kas Negara sebelum aplikasi tagihan pembayaran dari
Kontraktor diajukan kepada Badan pemberi Pinjaman.

7.2.10 Eskalasi / Dis-Eskalasi Harga

Rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga adalah sebagai


berikut :

E = Q X UPO X (K-1)

K = O + L X (LN/LO) + M X (MN/MO) + F X (FN/FO) + E X (EN/EO) + T X (TN/TO) +



dimana,

 E = Nilai eskalasi harga atau de-eskalasi harga (Price Adjustment)


 Q = Kuantitas pekerjaan pada item pekerjaan yang mendapatkan
eskalasi

7 - 56
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 UPo = Harga Satuan Kontrak Asal (Original Unit Price Contract)


 K = Faktor Eskalasi Harga
 O = Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed
factor untuk biaya kantor; contoh-contoh dokumen kontrak
yang lalu : O = 10%, 15% atau 20% tergantung pertimbangan
yang diambil pada waktu menyusun dokumen lelang)
 L, M, F, E, dan t adalah komponen Cost Factor masing-masing untuk
labour (L), material (M), fuel (F), equipment (E) dan transportation (T),
nilainya ditetapkan oleh Employer untuk masing-masing item pekerjaan,
dicantumkan di dalam Syarat-syarat Kontrak. Sebagai Cross Check,
perlu diketahui bahwa O + L + M + F + E + T = 1,00 (jika tidak ada
komponen cost factor selain L, M, F, E, dan T)
Catatan : Contoh yang pernah ada, O = 15%, T = tidak diperhitungkan,
sehingga L + M + F + E = 100% -15% = 85%.
 Lo, Mo, Fo, Eo, To adalah angka index dasar (zero index) untuk Labour,
Material, Fuel, Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari
sebelum pembukaan penawaran (bid opening), diambil dari data resmi
yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah,
tergantung data mana yang dapat diperoleh)
 Ln, Mn, Fn, En, Tn adalah angka index harga untuk Labour, Material,
Fuel, Equipment dan Transport yang berlaku pada suatu bulan selama
construction period, juga diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh
Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang
dapat diperoleh) pada bulan yang bersangkutan. Jika data yang tersedia
di buku Biro Pusat Statistik tidak lengkap biasanya dibuat interpolasi
dengan memperhitungkan trend perkembangan angka-angka index yang
bersangkutan.

Jika di dalam dokumen kontrak terdapat klausul mengenai eskalasi / de-


eskalasi, maka Engineer, Engineer's Representative maupun Kontraktor
perlu memberikan perhatian atas hal-hal tersebut di bawah :

 Pembayaran kontrak akibat eskalasi harga hanya dapat dilakukan untuk


item pekerjaan yang dicantumkan di dalam syarat khusus kontrak.
 Perhitungan kuantitas item pekerjaan yang dibayar dengan eskalasi :

7 - 57
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Kuantitas yang dibayar eskalasinya diperoleh dari selisih kumulatif


kuantitas tahun ke (i) yang dipilih dengan kumulatif kuantitas tahun ke (i-
1) yang dipilih.
 Jika kemajuan pelaksanaan terlambat, maka kumulatif kuantitas yang
dipilih adalah kumulatif kuantitas rencana.
 Jika kemajuan pelaksanaan Ahead Schedule, maka kumulatif kuantitas
yang dipilih adalah kumulatif kuantitas actual.
 Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempercepat pembayaran
eskalasi :
o Perhitungan faktor eskalasi per bulan dibuat dengan menggunakan trend
line perubahan Ln, Mn, Fn, En, Tn (regressi linear), diperhitungkan
berdasarkan data yang tersedia di Biro Pusat Statistik.
o Hasil perhitungan tersebut diajukan kepada instansi yang berwenang
untuk mendapatkan persetujuan.
o Berdasarkan persetujuan tersebut, tiap bulan dapat dibayarkan 70% dari
perhitungan di atas.
o Setelah angka index diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik, perhitungan
secara bertahap dapat disesuaikan dan pembayaran dapat dilakukan
secara final setelah dipersiapkan Addendum Kontrak yang diperlukan.
 Jika nilai kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah
Currency saja, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn,
Fn, En, Tn dapat didasarkan atas data yang secara resmi diterbitkan oleh
Biro Pusat Statistik.
 Jika nilai kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah
Currency + Foreign Currency, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo,
To dan Ln, Mn, Fn, En, Tn juga dapat didasarkan atas data yang secara
resmi diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik, namun untuk porsi Harga
Satuan Foreign Currency terlebih dahulu diekivalenkan ke dalam Rupiah
dengan kurs pada saat 30 hari sebelum bid opening. Dengan demikian
akan diperoleh Harga Satuan dalam Rupiah yang terdiri dari ex Rupiah
Currency dan ex Foreign Currency yang dirupiahkan. Adapun rumus
yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga bagian mata uang
asing menjadi sebagai berikut :

7 - 58
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

E = (UPN - UPO X EO)/ET


UPN = UPO X EO X K

E = (UPO X EO X K/ET) - (UPO X EO/ET)


= UPO X (K-1) X EO / ET

dimana,
Upo = Nilai Harga Satuan Kontrak Semula
Upn = Nilai Harga Satuan Kontrak Tereskalasi
Eo = Kurs pada saat 30 hari sebelum pembukaan penawaran
Et = Kurs pada saat bulan perhitungan eskalasi untuk bagian mata
uang asing.

7.2.11 Penyelesaian Perselisihan Kontrak

Jika ternyata Kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang


menjadi tanggung jawabnya, maka pengamanan dan penyelamatan proyek
yang akan diambil oleh PimPro / PimBagPro guna menyelesaikan
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
 Penghentian kontrak (Determination)
 Pemutusan kontrak (Termination)
 Penundaan Pekerjaan (Suspension)
 Arbitrase
 Rescheduling
 Force Majour
 Claim

 Penghentian Kontrak (Determination)


Yang dimaksud dengan penghentian kontrak adalah pengakhiran kontrak
lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan atas prakarsa pemilik karena
telah terjadi hal-hal di luar kemampuan kedua belah pihak misalnya :
 Terjadi perang
 Terjadi pemberontakan atau perang saudara
 Keributan, kekacauan, huru-hara yang menimpa wilayah proyek dan
sekitarnya
 Bencana alam.
Sebagai konsekwensi penghentian kontrak, Employer berkewajiban
membayar kepda Kontraktor biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor
sesuai dengan dokumen kontrak.

7 - 59
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Pemutusan Kontrak (Termination)


Yang dimaksud dengan pemutusan kontrak adalah pengakhiran kontrak
lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan atas prakarsa pemilik karena
kelalaian Kontraktor. Pemutusan kontrak ini memberikan sanksi kepada
Kontraktor yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan Employer, biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Jaminan pelaksanaan dicairkan, disetor ke Kas Negara
 Sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus, disetor ke Kas Negara.
 Pengenaan denda yang diatur sebagai berikut :
o Apabila kontrak diputus sebelum construction period berakhir maka
Kontraktor tidak dikenakan denda apapun.
o Apabila kontrak diputus setelah construction period berakhir namun
belum mencapai waktu untuk denda maksimum, maka denda hanya
dikenakan sampai waktu pemutusan kontrak.
o Apabila kontrak diputus setelah masa pengenaan denda maksimum
maka kepada Kontraktor dikenakan denda maksimum.
 Kepada Kontraktor yang diputus kontraknya dikenakan sanksi tambahan
berupa pengenaan daftar hitam (tidak diundang lelang, tidak ditunjuk
sebagai pemenang lelang, tidak diberi pekerjaan dengan pemilian
langsung) untuk jangka waktu tertentu, untuk propinsi tertentu, untuk
beberapa propinsi tertentu atau bahkan untuk skala wilayah nasional.

 Penundaan Pekerjaan (Suspension)

 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus, PimPro / PimBagPro


dapat menggunakan kewenangannya memerintahkan Kontraktor untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang
dilakukannya.
 Engineer's Representative dalam hal ini harus membantu PimPro /
PimBagPro dengan memberikan pedoman dan perintah kepada
Kontraktor dalam melindungi / menjaga pekerjaan selama masa
penundaan.

 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor selama masa penundaan


menjadi tanggung jawab Engineer, kecuali dalam penundaan tersebut :
o Dinyatakan lain dalam dokumen kontrak.

7 - 60
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

o Atau penundaan terpaksa harus dilakukan karena keadaan cuaca


buruk yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas
pekerjaan
o Atau karena kesalahan Kontraktor.

 Untuk mendapatkan pengembalian pembayaran selama masa


penundaan, konraktor harus memberitahukan hal ini secara tertulis
kepada Engineer's Representative paling lambat 28 hari setelah perintah
Engineer's Representative dikeluarkan, dan Engineer berkewajiban
menyelesaikan pembayarannya sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan oleh Engineer's Representative.

 Arbitrase

Arbitrase dilakukan jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang


tidak bisa diselesaikan oleh Engineer (mewakili Employer) dan Kontraktor.
Arbitrase dilakukan berdasarkan "Arbitration Rules of the United Nations
Commission on International Trade Law" yang untuk pekerjaan proyek-
proyek SDA di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Arbitrase harus dilaksanakan di Jakarta.
 Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
 Bila dua orang penengah (arbitrator) gagal mencapai persetujuan, maka
seorang wasit yang ditunjuk dari Badan Arbitrase Indonesia atau
pengadilan Negeri.
 Keputusan yang diambil oleh Arbitrator akan mengikat kedua belah
pihak.
 Selama masa perundingan arbitrase berlangsung, Kontraktor
berkewajiban melanjutkan pekerjaan.

7.3 Tahap Peyelesaian Dan Penyerahan Proyek

7.3.1 Program penyelesaian pekerjaan

Dalam fase ketiga ini pekerjaan justru menuntut perhatian yang lebih dari
pada fase sebelumnya atau opersinal pelaksanaan pekerjaan. Nilai progres
fisik pada fase ini kecil namun sangat menentukan keberhasilan
penyelesaian sebuah proyek dengan tepat waktu dan mutu ’ kasat mata’
serta ’nilai monumental’ sebuah proyek.

7 - 61
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Beberapa kemungkinan negatif yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti


oleh manajer proyek pada fase ini, antara lain:
 Adanya perubahan waktu penyelesaian proyek yang biasanya diajukan
karena alasan seremonial atau ’politis tertentu dari pemilik proyek
 Bahkan tidak jarang dalam fase menjelang proyek selesai perubahan
desain dan fungsi suatu bangunan atau pekerjaan tertentu harus
dikerjakan dengan alasan yang ’macam-macam’ namun faktor teknis
yang lebih memaksa untuk dilakukan sebuah perubahan
 Pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir proyek biasanya sangat
meminta pengerahan banyak tenaga kerja dan terampil termasuk
beberapa pihak yang terkaitdengan penyelesaian proyek tersebut
 Lokasi proyek dan koordinasi pengaturan jadwal pelaksanaan sangat
meminta perhatian khusus

Disinilah terasa perlunya koordinasi dan perencanaan pelaksanaan yang


baik dan berjalan dengan lancar pada fase opersional pelaksanaan
pekerjaan, dengan demikian pekerjaan finishing proyek menjadi ringan dan
situasinya tidak menegangkan menjelang penyelesaian proyek.

Program penyelesaian pekerjaan harus sangat detail (mingguan) seperti:


 Penyediaan tenaga kerja, mandor borong, sub Kontraktor spesialis untuk
pekerjaan detail atas finishing tertentu
 penyediaan material finishing misalnya pengecatan, asesori bangunan,
pembersihan dan land scapping
 Pekerjaan akhir untuk bangunan / saluran dan fasilitas umum
 Pekerjaan untuk monumen prasasti dan seremonial lainnya yang
diperlukan
 Melakukan pekerjaan crash program untuk pekerjaan yang mengalami
perubahan segera dengan rekomendasi dan persetujuan tertulis dari
pemilik proyek untuk keperluan kontraktual yang harus diselesaikan
 Pada waktu yang bersamaan proses administrasi dan quantity survey
juga dilakukan untuk mempersiapkan dokumen mutual check 100%
progress fisik
 Disiapkan dan dibuat dokumen as build drawing lengkap untuk
memenuhi ketentuan yang diminta dan sesuai dengan kontrak

7 - 62
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Menyiapkan dan memproses tagihan progres fisik untuk sampai dengan


100% atau pekerjaan selesai yang dilampiri jaminan bank sebagai
jaminan pemeliharaan (maintenace bond)

Aktivitas untuk kepentingan internal proyek dan perusahaan

 Menunjang aktivitas dan administrasi untuk semua kepentingan untuk


penyelesaian proyek tepat waktu, sesuai rencana kerja yang baru dan
menyangkut kepentingan Kontraktor / proyek yang menjadi tanggung
jawabnya
 Melakukan koordinasi informal dan formal dengan pemilik proyek
menjelang penyelesaian proyek tersebut, terutama apabila ada hal
khusus yang memerlukan koordinasi dalam penyelesaiannya demi
kepentingan bersama antara Kontraktor dan owner
 Menyiapkan dokumen yang diperlukan menjelang selesainya proyek:
- Dokumen pengukuran dan perhitungan mutual check progres fisik 100%
(MC 100%)
- Dokumen amandemen kontrak bersama pemilik proyek karena adanya
perubahan atas alokasi volume pekerjaan dan perubahan lainya. Hal ini
dimaksudkan agar progres billing yang diajukan segera diproses
- Membuat dan memproses dokumen jaminan bank untuk jaminan
pemeliharaan (Maintenance Bond)
- Menyiapkan dan mengajukan gambar proyek akhir atau as build drawing
dan foto dokumentasi untuk 0%, 50% dan 100% termasuk dokumen lain
yang ditentukan oleh pemilik proyek atau kontrak
- Manajer proyek melakukan koordinasi dan membuat laporan
pertanggungjawaban pengelolaan proyek dan laporan keuangan untuk
direksi/kepala cabang/perusahaanya
- Koordinasi dimaksudkan terutama untuk demobilisasi dan rencana
penggunaan sumber daya termasuk tenaga untuk kepentuingan
perusahaan atau proyek lain atau proyek yang akan datang
- Surat-surat atau dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan
rencana penyerahan pekerjaan / Proyek kepada Owner
- Certificate of completion atau Reference Statement akan diberikan oleh
pemilik pekerjaan sesuai dengan permintaan Kontraktor karena
pekerjaan telah selesai dengan baik dan memuaskan pemilik proyek,

7 - 63
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

termasuk Konsultan pengawas atau Konsultan manajemen proyek dan


pihak Kontraktornya sendiri.

7.3.2 Provisional Hand Over (PHO)

Setiap pelaksanaan proyek, pekerjaan konstruksinya dibatasi dengan waktu


yang disebut construction period. Pada akhir construction period, harus
dilakukan Serah Terima Sementara Pekerjaan, disebut sebagai Provisional
Hand Over (PHO). Secara umum keharusan menyelenggarakan PHO ini ada
di dalam Conditions of Contract (syarat-syarat Kontrak), namun biasanya
secara rinci proses PHO tersebut diatur dengan petunjuk praktis
pengendalian proyek yang diterbitkan oleh Instansi yang berwenang. PHO
diselenggarakan oleh Panitia PHO yang dibentuk oleh Instansi yang
berwenang. Adapun ruang lingkup tugas Panitia PHO adalah sebagai berikut
:
– Meneliti dan membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan
Pekerjaan.
– Membentuk tiga tim guna melakukan penelitian yaitu Tim Visual, Tim
Teknis / Quality Control dan Tim Administrasi.
– Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
– Sekaligus menetapkan tanggal FHO sesuai dengan persyaratan yang
telah digariskan di dalam Dokumen Kontrak.
 Proses Serah Terima Sementara Pekerjaan
Ada 3 agenda yang harus dicermati di dalam proses PHO yaitu :
 Agenda First Meeting
 Agenda Second Meeting
 Agenda setelah berakhirnya Grace Period.

 Agenda First Meeting


– Uraian Kronologis Proyek, disiapkan oleh PimBagPro :
 Nama Proyek
 Lokasi Proyek
 Panjang efektif dan fungsional proyek
 Total biaya proyek
 Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan :
o Alasan diadakannya Adendum Kontrak
o Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses Adendum Kontrak

7 - 64
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang
belum ada dalam kontrak
 Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang
dibentuk oleh PimBagPro.
 Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek
yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
 Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
 Lingkup proyek yang paling dominan disertai volume dan biaya.
 Progres fisik saat First meeting, dilengkapi dengan data pendukung :
o Komulatif final quantity yang sudah dapat diproses MC-nya, atau yang
belum dapat diproses MC-nya untuk diperbandingkan dengan total
kuantitas yang ada di dalam kontrak.
o Identifikasi jenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah
diperintahkan kepada konraktor untuk dilaksanakan namun belum
dilaksanakan.
o Identifikasi work item yang belum ditangani
o Identifikasi sisa dana yg. mungkin dapat digunakan untuk item pekerjaan
lain yang diperlukan.
– Penjelasan dari Ketua Panitia PHO
 Mencari kesepakatan tentang prosedur PHO yang akan dilaksanakan.
 Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan
dapat dimulai proses PHOnya berdasarkan laporan dari PimBagPro serta
berkas laporan dari Konsultan.
– Pembentukan 3 Tim dan persiapannya
 Tim Visual
o Penyiapan foto tustel untuk me-reccord hasil site visit.
o Penyiapan list of defect and deficiencies.
o Penyiapan list of deviatioan and omissions (unauthorized chang in
work)
o List of errors and ommission in drawing
 Tim Teknis / Quality Control
o Penyiapan list of Quality Control sebagaimana yang ada pada
spesifikasi untuk pengecekan terhadap back up data yang disusun
oleh proyek / Konsultan.

7 - 65
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

o Pengecekan terhadap back up data untuk mengetahui item pekerjaan


yang belum memenuhi spesifikasi, baik cara mengambil sample
(frekuensi dan cara) maupun quality-nya.
o Pengecekan terhadap Quality Report yang dibuat oleh Konsultan
supervisi.
 Tim Administrasi
o Dokumen lelang.
o Dokumen Kontrak
o Dokumen dan atau Amandemen :
 Perpanjangan waktu
 Penambahan atau pengurangan biaya
 Pengaturan pajak
 Pengaturan sharing sumber pembiayaan
 Berita Acara Dokumen Adendum / Amandemen oleh Panitia
Peneliti Pelaksanaan kontrak
 Surat Keputusan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang
dibentuk oleh PimPro / PimBagPro
o NOL (No Objection Letter) dari Lending Agency
o Dokumen Technical Justification.
– Membuat Rencana Kerja Tim
 Menyiapkan schedule kegiatan masing-masing tim
 Menentukan tanggal Second Meeting
– Menetapkan tanggal (Tentative) PHO
 Agenda Second Meeting
– Penyiapan laporan dari masing-masing Tim
– Evaluasi terhadap laporan masing-masing Tim
 Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh Kontraktor dan
Konsultan
 Kegiatan yang termasuk dalam lingkup kontrak namun belum
dilaksanakan oleh Kontraktor / Konsultan.
 Kegiatan yang termasuk belum lingkup kontrak namun perlu
dilaksanakan oleh Kontraktor / Konsultan.
 Identifikasi jenis kegiatan dan volume kegiatan tersebut di atas untuk
mengetahui pembiayaan yang diperlukan dan waktu yang dibutuhkan
untuk penyelesaiannya

7 - 66
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Dalam hal item pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam lingkup


kontrak dan belum dilaksanakan oleh Kontraktor, maka pembiayaan
masih menjadi tanggung jawab Kontraktor dalam batasan quantity
yang disebutkan dalam kontrak.
 Dalam hal kegiatan item pekerjaan tersebut quantitynya sangat
diperlukan namun tidak mencukupi atau belum termasuk dalam
lingkup kontrak, maka dapat segera diambil tindakan sebagai berikut:
 Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak masih dimungkinkan untuk
mengurangi item pekerjaan lain yang kurang diperlukan, maka dapat
dibuatkan amandemen kontrak dengan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Panitia PHO
 Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak sudah tidak dimungkinkan
lagi mengurangi item pekerjaan yang lain maka Panitia PHO dapat
memberikan saran kepada PimBagPro untuk :
 Mengusulkan kekurangan pembiayaan tersebut sebagai bahan
usulan DIP yang akan datang atau revisi DIP dalam tahun
anggaran yang sedang berjalan jika memungkinkan.
 Merupakan bagian final report dari Konsultan supervisi ybs.
 Dokumen progres fisik untuk masing-masing item pekerjaan untuk
dikontrol terhadap volume kontrak.
 Back up data untuk perhitungan quantity dan MC.
 Monthly Certificate.
 Price Escalation Certificate.
 Method Of Measurement For Payment Of Major Item.
 Monthly Progress Report.
 Quarterly Report.
 Final Report.
 Foto-foto sebelum, selama dan sesudah proyek.
 Masalah hutang Kontraktor kepada sub Kontraktor, paling tidak sebulan
sebelum PHO PimBagPro membuat pengumuman tentang hal ini di
lokasi-lokasi yang memungkinkan diketahui oleh sub Kontraktor.
 As built drawing.
 Masalah retribusi kepada Pemerintah Daerah setempat.
 Identifikasi peringatan PimBagPro dan Konsultan yang belum ditanggapi
oleh Kontraktor.
 Penyelesaian permasalahan-permasalahan alat berat.

7 - 67
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Identifikasi alat berat yang mendapat keringanan bea masuk, agar


dibuatkan Berita Acara Penerimaan oleh PimBagPro yang bersangkutan,
dalam hal ini :
o Jenis alat yang diterima
o Tanggal kedatangan alat di proyek.
o Tanggal kontrak pembelian alat berat.
 Sisa DIP yang mungkin masih ada,agar bisa segera diadakan revisi
untuk dapat dimanfaatkan oleh proyek lain yang memerlukannya.
 ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja)
– Menetapkan Grace Period
 Maksimum 30 hari, mengingat penempatan Konsultan berakhir 1 (satu)
bulan setelah tanggal PHO definitif.
 Ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh panitia PHO yang disetujui oleh
semua unsur terkait, termasuk Kontraktor dan Konsultan.
– Memperbaharui tanggal tentative PHO
 Dalam hal hasil evaluasi Panitia PHO menghasilkan keputusan bahwa
Kontraktor belum mmelaksanakan 100% quantity sebagaimana
disebutkan dalam Dokumen Kontrak, maka tanggal tentative PHO
ditetapkan oleh Panitia PHO berdasarkan evaluasi dan analisa terhadap
sisa item pekerjaan yang belum dilaksanakan oleh Kontraktor dan
kemampuan Kontraktor yang bersangkutan.
 Dalam hal penundaan tanggal Tentative PHO melebihi tanggal akhir
konstruksi, maka Kontraktor dapat dikenakan denda sebagaimana
disebutkan di dalam General Condition of Contract.

Agenda setelah berakhirnya Grace Period


 Membuat Berita Acara Hasil Penelitihan untuk penyerahan pekerjaan.
 Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
 Menetapkan tanggal FHO sesuai dengan Dokumen Kontrak.

Berikut adalah Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO dan Diagram
Pelaksanaan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) :

7 - 68
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER

Kontraktor Panitia PHO Panitia PHO


mengajukan menyelenggarakan mengadakan
permohonan PHO First Meeting pemeriksaan ulang
pada akhir grace
period
Engineer melakukan Membentuk 3 Tim :
pemeriksaan awal thd Visual, Administrasi,
permohonan PHO dan Quantity
Membuat Berita
NO Acara PHO
Melakukan
Memenuhi pemeriksaan : Visual,
syarat PHO? Administrasi, dan
Quantity Field Supervision
Team memeriksa
OK rincian akhir
Membuat laporan hasil perhitungan seluruh
Engineer's Reprs. pemeriksaan : Visual, pekerjaan yang
Menyampaikan :
Administrasi, dan dibuat oleh Panitia
Actual Progress &
Quantity PHO
prediksi tgl PHO

Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenggarakan
PHO Second Meeting Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
perhitungan seluruh
Kontraktor pekerjaan yang telah
Pemberitahuan tertulis
memperbaiki hasil selesai dikerjakan
kepada kontraktor
tentang pekerjaan sesuai saran
pembentukan Tim Visual,
Panitia PHO Administrasi, dan
Quantity OK

NO

Penilaian
atas hasil
perbaikan ?

7 - 69
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

7.3.3 Final Hand Over (FHO)


Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
Kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak / belum dianggap selesai
mengerjakan pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima
Akhir Pekerjaan. Dengan dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan maka kewajiban Kontraktor telah selesai.

Penyelenggaraan FHO berpedoman pada Condition of Contract (Syarat-


syarat Kontrak) dan pedoman-pedoman lain yang dikeluarkan oleh instansi
terkait, dilaksanakan oleh Panitia FHO yang dibentuk oleh instansi yang
berwenang. Adapun ruang lingkup kegiatan Panitia FHO adalah sebagai
berikut :
– Melakukan penelitian terhadap realisasi pemeliharaan selama “Warranty
Period” atas hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan oleh
Kontraktor.
– Menetapkan tanggal definitif FHO.
– Membuat Berita Acara hasil penelitian penyerahan pekerjaan.
Untuk memberikan gambaran umum penyelenggaraan FHO berikut adalah
rangkaian proses FHO yang harus dilakukan oleh para pihak terkait :

 Surat permohonan dari Kontraktor


Kontraktor harus sudah mengajukan permohonan Serah Terima Akhir
Pekerjaan kepada Pemimpin Bagian Proyek / Pemimpin Proyek paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan.
Dalam surat permohonan dimaksud harus disebutkan bahwa pemeliharaan
telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak dan menyebutkan
wakil-wakil Kontraktor yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor dalam proses
Serah Terima Akhir Pekerjaan.

 Rekomendasi dari Engineer


Berdasarkan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan, Engineer
mengadakan penilaian sementara terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan
yang telah dilakukan oleh Kontraktor. Kemudian Engineer menyampaikan
rekomendasi kepada Employer, bahwa Kontraktor sudah / belum
melaksanakan pekerjaan tersebut. Di dalam rekomendasi tersebut
dilampirkan Hasil dan Daftar Perbaikan Cacat dan Kekurangan yang telah
dikerjakan sesuai dengan rencana kerja pemeliharaan yang telah disetujui.

7 - 70
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Pemberitahuan PimBagPro / PimPro kepada Ketua Panitia FHO

Apabila Kontraktor telah selesai atau telah melaksanakan pekerjaan


pemeliharaan dengan baik menurut Engineer, kemudian Engineer (dalam hal
ini Pemimpin Bagian Proyek / Pemimpin Proyek) memberitahukan hal
tersebut kepada Ketua Panitia FHO dan meminta kepada Panitia FHO untuk
melakukan kunjungan ke lapangan. Panitia FHO harus sudah mulai
melaksanakan pemeriksaan ke lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum masa pemeliharaan berakhir.

 Pelaksanaan Serah Terima Akhir Pekerjaan


– Rapat Pertama
Uraian kronologi pelaksanaan proyek oleh PimBagPro / PimPro
 Nama Proyek
 Lokasi Proyek
 Panjang efektif dan fungsional proyek
 Total biaya proyek
 Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan
o Alasan diadakannya Adendum Kontrak
o Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses Adendum Kontrak
 Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang
belum ada dalam kontrak
 Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang
dibentuk oleh PimBagPro.
 Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek
yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
 Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
 Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh
Kontraktor selama masa pemeliharaan.
Penjelasan dari Ketua Panitia FHO

 Mencari kesepakatan tentang prosedur FHO yang akan dilaksanakan.


 Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan
dapat dimulai proses FHOnya berdasarkan laporan dari PimBagPro serta
berkas laporan dari Konsultan.
 Mencari kesepakatan jadual pelaksanaan FHO.
 Menentukan Tentative tanggal FHO.

7 - 71
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

– Kunjungan Lapangan

Berdasarkan laporan PimBagPro / PimPro tentang rencana kerja dan daftar


cacat / kerusakan maka Panitia FHO bersama-sama Kontraktor dan unsur-
unsur proyek melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan
yang dilakukan oleh kontrakor selama masa pemeliharaan (Warranty
Period). Selain itu panitia juga mencatat cacat dan kerusakan yang terjadi
selain yang telah dilaporkan tersebut jika ada.

– Rapat kedua
 Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh Kontraktor pada
masa pemeliharaan.
 Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
 Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut, apabila
Panitia FHO berkesimpulan bahwa Kontraktor telah menyelesaikan
semua “Defects And Deficiencies” – cacat dan kerusakan, maka :
o Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa Kontraktor
telah menyelesaikan pemeliharaan atas hasil pekerjaan konstruksi (yang
telah di PHO-kan) pada masa pemeliharaan (Warranty Period) dengan
baik sesuai dengan Dokumen Kontrak.
o Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHO).
o Menetapkan tanggal FHO.
o Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan kepada PimBagPro / PimPro.
– Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, PimBagPro / PimPro membuat
Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan Kontraktor.

Pada halaman selanjutnya digambarkan diagram pelaksanaan Serah Terima


Akhir Pekerjaan.

7 - 72
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

BAB VIII
KEMAMPUAN TAMBAHAN PENGELOLAAN PROYEK

8.1 Komunikasi

Keterampilan komunikasi yang dibutuhkan manajer


Proyek yang berjalan lancar dan berhasil bisa dipastikan memenuhi 4 (empat)
faktor, yaitu :
 Perencanaan (program) kerja yang baik.
 Persiapan kerja. yang baik.
 Pengendalian operasional pelaksanaan yang efektif
 KOMUNlKASI yang efektif (tepat sasaran dan dilakukan dengan baik dan
benar).
Keterampilan (kemampuan) berkomunikasi dalam pengelolaan proyek dibutuhkan
karena ada kepentingan dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek yang
bersangkutan. Dalam hal ini, Manajer Proyek selaku penanggung jawab atas
keberhasilan pelaksanaan proyek sangat berkepentingan pada terlaksananya pro-
gram kerja, misi proyek, dan misi perusahaannya. Untuk itu, semua akan terlaksana
dan memberikan hasil positif, HANYA KALAU ada hubungan dan pilihan bentuk
komunikasi yang tepat dan dilakukan dengan baik.
Itu adalah karena keterampilan (kemampuan) berkomunikasi, hakikatnya
merupakan keterampilan (kemampuan) untuk memilih bentuk komunikasi yang
tepat dan melakukannya dengan baik, yang ditandai dengan hasil positif sebagai
berikut:
 Menimbulkan respek, simpati, dan rasa antusias bagi yang diajak berkomunikasi
tersebut.
 Mudah dimengerti dan 'diterima' dengan baik.
 Kepentingan yang diharapkan terlaksana.
 Hubungan kerja dan hubungan bisnis menjadi lebih baik.

Sebelum Berkomunikasi Beberapa Pertanyaan Patut Anda Pikirkan


Mengerti dan menindaklanjuti pemikiran tersebut dengan akan sangat membantu
suksesnya komunikasi Anda.
Pertanyaan (pemikiran) tersebut, antara lain:
 Apa sasaran / tujuan utamanya?
 Siapa yang akan menerimanya?
 Bagaimana kira-kira sikap / reaksi penerima terhadap persoalan pokok yang

8-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

disampaikan tersebut?
 Tindakan apa yang saya inginkan?
 Apa yang menjadi pokok persoalannya?
 Apakah hal-hal yang penting sudah cukup jelas?
 Seberapa banyak yang ingin dan perlu mereka ketahui?
 Apakah bahasa dan susunan kalimatnya sudah sesuai dengan lingkungan
penerima? Dan, sudah sesuaikah dengan materi yang disampaikan?
 Apakah penerima mengetahui apa yang seharusnya diharapkan?
 Apakah tidak ada pesan (kalimat) yang bisa ditafsirkan salah/lain?
 Apa bentuk (alat) yang terbaik untuk mengkomunikasikan pesan yang
disampaikan tersebut? Memo, telepon, surat, faksimile, atau pertemuan
langsung?

Pesan-pesan yang tidak relevan, tidak sesuai, atau tidak mengarah pada kemajuan
dan tindakan yang diharapkan, menjadi tidak produktif

Bentuk (macam) komunikasi yang umum dipergunakan di proyek

Komunikasi langsung
 Tatap muka
 Dengan perseorangan
 Dengan orang banyak
 Presentasi dan forum rapat
 Pidato

Komunikasi tak langsung


Telepon (sarana elektronik, audio-visual lainnya)
 Tertulis
 Surat dan memo
 Laporan-Iaporan
 Audio-visual (sarana elektronik lainnya).

Komunikasi Langsung - Tatap muka


 Manajer yang efektif dari institusi atau perusahaan manapun, mengerti dan tahu
benar bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin komunikasi tatap muka
dengan staf, mitra kerja, atasan, kolega, ataupun mitra bisnisnya.
 Komunikasi tatap muka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif Karena,
kita bisa mendapatkan umpan balik secara langsung mengenai rencana dan
gagasan kita. Juga, kita bisa membangkitkan rasa antusias atau komitmen

8-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

langsung dengan lebih baik, jika kita berurusan dengan seseorang secara tatap
muka. Jadi, sangat keliru bila seorang Manajer menghindari/ mengelakkan
tanggung jawabnya dalam komunikasi langsung-tatap muka dan
menggantikannya dengan komunikasi tertulis.
 Komunikasi tatap muka, meliputi tatap muka langsung dengan perseorangan,
beberapa orang, forum rapat, presentasi, dan pidato.
 Komunikasi tatap muka menurut kira untuk menghargai orang lain dengan
memperhatikan apa yang mereka katakan. Itu berarti kita harus bisa
mendengarkan, mengerti, dan mengingat apa yang disampaikan 'lawan' bicara.
 Apabila masalah yang dipercakapkan sedemikian banyak, maka perlu diminta
(dibuat) ringkasan pembicaraan, agar diperoleh hasil pembicaraan yang efektif
dan jelas maksudnya. bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, arti/maksud
setiap, pengertian yang tidak jelas (tidak tegas) pun bisa dijernihkan. Untuk
rapat-rapat, biasanya segera dibuat berita acara rapat (notulen).
 Komunikasi tatap muka bisa berupa percemuan perundingan (negosiasi) atau
rapat lainnya unruk memutuskan sesuatu hal yang menyangkut kepentingan
peserta pertemuan atau kepentingan pihak yang diwakilinya dengan kuasa
tertentu. Untuk kepentingan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah:
 Kita (Anda) harus memastikan unruk memberikan tanggapan dengan benar.
 Siap dengan beberapa alternatif posisi tawar-menawar, sehingga mampu
memberikan/ mengubah perundingan dan keputusan apabila situasi dan
kondisi mengharuskan unruk memberikan sikap dan keputusan yang cepat.
 Dalam rangka pembicaraan seperti iru, kira (Anda) dimungkinkan untuk
membawa rekan sejawat (mitra kerja), guna memberikan dukungan atas
kepastian dan wewenang yang sesuai dengan kesepakatan dan kepentingan
kita (Anda).
 Misalnya, untuk membujuk, memohon bantuan, memuji, ataupun menegur
mereka, dan lain-lain.
 Gunakanlah 'bagian pertama' dari pertemuan/pembicaraan tersebut untuk
'membaca' dan memeriksa pemikiran.dan arah pembicaraan lawan bicara
kira (Anda), sehubungan dengan kepentingan yang dibicarakan. Kecermatan
Anda dalam 'menangkap arah' pembicaraan lawan bicara tersebut, akan
mendukung posisi kemenangan dalam pembicaraan (perundingan) yang
bersangkutan.
 Apabila waktu pelaksanaan pembicaraan tersebut tidak / kurang
menguntungkan bagi kepentingan Anda, misalnya, karena Anda tidak siap,

8-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

maka keputusan terbaik adalah meminta agar acara atau pembicaraan


tersebut ditunda sampai pada waktu yang disepakati serta pihak yang terkait.
Terutama harus menguntungkan posisi kita (Anda).

Dalam komunikasi langsung tatap muka, umpan balik bisa seketika


didapatkan

Agar pengertian, persetujuan, atau kesepakatan yang Anda inginkan itu benar dan
jelas, maka bisa diajukan beberapa pertanyaan kepada yang bersangkutan.
Misalnya:
 Apakah usulan saya bisa Anda setujui untuk dilaksanakan ?
 Bisakah batas waktu pelaksanaan tersebut Anda penuhi?
 Apakah masih memerlukan informasi dan / atau pelengkap lagi?
 Apakah sumber daya yang tersedia sudah memenuhi syarat jumlah dan
kriterianya?
 Bisakah kita bicarakan alternatif lainnya?
 Bagaimana kalau kita adakan pembicaraan lebih lanjut mengenai persoalan
tersebut?
 Apakah Anda bisa menyiapkan proposalnya secara lengkap untuk didiskusikan?
 Dan lain-lain
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut atau menurut
kebutuhan Anda, maka persoalan akan bisa dibereskan dengan lebih efektif

Dalam berkomunikasi langsung (tatap muka), kita (Anda) perlu Mengenali


sikap badan, gerakan tubuh atau 'bahasa tubuh' lawan bicara kita

Manajer yang 'cerdik' biasanya sengaja rnempelajarinya sampai mempunyai


kernampuan untuk memperoleh 'petunjuk' dari 'bahasa tubuh' orang-orang yang
berurusan dengannya. Bahasa tubuh belum tentu akan mernberikan pengetahuan
atau inforrnasi yang tepat mengenai pikiran dan emosi seseorang. Namun,hal itu
sering memberikan petunjuk penting.

Komunikator-tatap muka-yang baik banyak menggunakan waktunya uncuk


melakukan lobi-lobi dengan pihak lain untuk mencapai keberhasilan kepentingan /
misinya. Kenyataan menunjukkan bahwa sekelompok orang yang terlibat dalam
pembicaraan, masing-masing memiliki tipe psikologis yang berbeda. Di sisi lain, kita
(Anda) dalam waktu yang singkat dituntut untuk bisa mengenali dan mernahami tipe
pribadi orang yang bersangkutan uncuk menghasilkan komitrnen kelompok yang
efektif sehingga misi yang direncanakan tercapai.

8-4
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Ada 4 (empat) tipe orang menurut Carl Jung, ahli psikologi tingkah laku manusia,
yaitu:

 Tipe' ahli pikir' yang bergumul dengan fakta dan angka.

Dengan orang yang bertipe ini, gagasan verbal akan lebih dimengerti dan lebih
ditanggapi positif bila disajikan dalam bentuk proposal (memo) yang tersusun
rapi. Dengan memberi 'kesan' status fakta pada gagasan tersebut, proposal
lebih mudah untuk disetujui .

Tipe 'ahli pikir' umumnya mempunyai karakter (sifat) teliti, logis dan rasional,
serta lebih tertarik pada argumen yang ditunjang oleh data dan nilai-nilai yang
terukur. Dalam kelompok (organisasinya) mereka sering dianggap sebagai
'penjaga' atau 'pengatur'. Maka, konsep yang mendapat dukungan dari mereka
akan menjamin keberhasilan dan kehormatan

Para 'ahli pikir' tersebut biasanya mempunyai 'kernampuan lebih' dalam hal
berpikir analitis, ketertiban, dan kurang respek terhadap cara berpikir atau
inforrnasi yang tidak beraturan

 Tipe 'ahli firasat'.


 Kreatif dan penuh gagasan.
 Nalurinya kuat dan tidak toleran terhadap data yang banyak sekali.
 Lebih senang diberitahukan atas suatu persoalan dan dibiarkan mencari
penyelesaian dengan caranya sendiri.
 lnovasi merupakan keahliannya, tetapi umumnya tidak mampu mengenali
detail dan rinciannya. Mereka jarang bisa menerima usulan dari luar
tahapan konsep, dan umumnya memerlukan bantuan dari para ahli tindakan
(ahli melaksanakan dan/atau ahli indra).
 Kesepakatan waktu dianggap penting oleh para 'ahli firasat'. Maka, untuk
berkomunikasi dengannya perlu memastikan bahwa yang bersangkutan
dalam kondisi siap atau 'nyala' ('in}

 Tipe' ahli indria'.


 Merupakan orang-orang yang cenderung/suka pada tindakan (melakukan
pekerjaan).
 Banyak akal dan lebih condong ke pekerjaan/pelaksanaan.
 Merupakan tipe pribadi' orang yang sangat berguna bagi tim, meskipun
kadang suka melaksanakan lebih dahulu rencana kerja sebelum waktunya.
 Lebih tertarik pada 'bagaimana' bukan 'mengapa' dan sering kali mempunyai

8-5
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

motivasi yang baik / tinggi.


 Kepada mereka bisa langsung disampaikan pokok persoalannya dan
mereka akan selalu bersedia untuk melakukan sesuatu.

 Tipe 'ahli rasa'.


 Umumnya sangat dikuasai oleh perasaan dan emosi.
 Mereka biasanya cenderung memperhatikan 'kesepakatan' organisasi,
urusan personalia, dan hubungan rnasyarakat. Masalah, citra, reputasi,
lingkungan, dan etika lebih rnenarik baginya daripada ornset dan
keuntungan.
 Mereka (sering kali) rnernpunyai kernarnpuan dalarn mengajukan
pertirnbangan, serta memilih nilai alternatif yang rnenarik unruk
rnengimbangi usulan yang semata-rnata kornersial.
 Berbicara dengan ahli rasa dari segi 'nilai' dan 'kepentingan' rnasalah akan
lebih rnudah sampai pada kesepakatan / persetujuan .

Dengan rnengenali tipe pribadi orang seperti rersebur di atas, secara tidak
langsung akan rnernpengaruhi cara Anda dalam berkornunikasi dengan lawan
bicara Anda (yang terkait dalam kornunikasi langsung Anda).

Untuk itu, kita (Anda) harus belajar dan rnencoba rnenaksir kepribadian lawan
bicara kita (Anda). Lalu, kira (Anda) rnenyiapkan pesan / pernbicaraan yang sesuai
dengan selera 'tipe pribadi orang' yang bersangkutan. Dan, bagairnana 'tipe' Anda
sendiri? Apabila Anda rnerupakan tipe 'ahli pikir' yang cenderung pada fakta dan
angka, maka bila Anda rnenginginkan perundingan dengan seseorang yang bertipe
ahli rasa itu berhasil, rnungkin Anda perlu bantuan untuk rnenggoalkannya. Dan,
dengan rnengetahui (rnenaksir) tipe pribadi orang/lawan bicara kita dengan 'tepat',
kira akan sangat terbanru dalarn rnencapai kepentingan kita atau keberhasilan
komunikasi kita.

Dari uraian di atas, rnaka yang disebut sebagai kornunikator verbal yang baik jelas
bukanlah seseorang yang 'pintar' (banyak) bicara. Komunikator verbal (tatap muka)
yang baik dan efektif; adalah seseorang yang mampu menyampaikan maksud dan
pemikirannya. Maka dengan sikap, ucapan, dan pembicaraannya, serta
penampilannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, mampu membuat
yang diajak berkomunikasi itu merasa dihargai, dan dihormati. Dengan demikian, ia
pnn menjadi bersimpati, respek, antusias, dan mengerti maksud pembicaraan,
tanpa merasa telah mengorbankan harga diri dan kehormatannya.

8-6
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Komunikasi langsung – presentasi pidato

Manajer proyek yang baik harus selalu rneningkarkan kernarnpuannya dalarn


presentasi (pidato). Salah satu alasan dari keharusan tersebut ialah kewajibannya
untuk memberikan penjelasan pada kepentingan tertentu, rnisalnya :
 Presentasi konsep, gagasan, ataupun proposal di depan umurn (pemilik
proyek, konsultan, direksi perusahaan, dan lain-lain).
 Presentasi laporan rnanajerial proyek di depan sidang dewan direksi
perusahaan.
 Pidato untuk kepentingan tertentu sehubungan dengan pelaksanaan proyek
(pidato sambutan, dan lain-lain).
 Presentasi / pidato untuk kepentingan lain, baik karena jabatannya sebagai
manajer proyek ataupun pribadi.

Presentasi di depan orang banyak memerIukan beberapa ketrampilan komunikasi


seperti:

Kemarnpuan menulis naskah presentasi, Kemarnpuan berbicara depan umum.


Kemarnpuan rnengolah dan mernberikan ilustrasi imajinasi (spontan dan terencana)
ketika rnenyampaikan presentasi (pidato).

Kemarnpuan untuk bereaksi dan rnemanfaatkan 'gerak rubuh', sehingga


komunikasi lebih hidup atau lebih dimengerti oleh rnereka yang terlibat dalarn
komunikasi (presentasi, pidato) tersebut.

Hal-hal di atas jelas bukan sesuatu yang mudah. Namun, semua orang bisa
melaksanakannya bila mau belajar dan rnelatih diri. Bakat bukan segala-galanya.
Namun, bakat akan sangat menunjang penampilan presentasi atau pidato tersebut.

 Penulisan naskah
Hal-hal yang perlu diiperhatikan adalah:
 Isi dan gaya penulisan naskah harus diperhitungkan dan disesuaikan dengan
tipe pendengar (penerima) presentasi yang akan kita (Anda) yakinkan.
 Fakta harus disusun secara logis sehingga membantu dan memberi kejelasan
presentasi.
 Pilih bahasa dan kalimat yang jelas agar mudah dimengerti.
 Kalimat harus disesuaikan dan sependek mungkin.
 Siapkan dan pikirkan untuk memberikan penegasan / penekanan tertentu,
dengan memberi ilustrasi atau keterangan lain yang Anda siapkan.
 Bila presentasi disertai dengan banyak tampilan gambar, maka harus disiapkan

8-7
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

penjelasan rincinya, agar mudah disampaikan.


 Menggunakan 'catatan kecil' akan jauh lebih baik karena dapat menghindari
'terlewatnya' penjelasan rinci dan keperluan lainnya.
 Pembawa presentasi (pidato) yang baik, selalu menyiapkan diri dengan
penulisan naskah (bisa lengkap atau garis besarnya saja bila sudah sangat
menguasai materi dan sudah terbiasa bicara di depan umum).
 Pastikan bahwa naskah tersebut sesuai (tepat) dengan kesempatan presentasi
tersebut, termasuk tepat bagi yang mengikuti presentasi (pidato) yang
bersangkutan.
 Pastikan, bahwa naskah Anda ditulis dengan menggunakan bahasa yang akan
dimengerti oleh 'pembaca' Anda yang paling tidak ahli sekalipun.
 Melakukan Presentasi (Pidato)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan presentasi (pidato):
 Para ahli komunikasi massa, khususnya para orator, berpendapat bahwa
menyampaikan presentasi atau Pidato bukan berbicara kepada para hadirin,
tetapi berbicara bersama (dengan) orang-orang yang hadir mengikuti acara
tersebut. Karena itu, kita akan mendapatkan respons bahkan sanggahan, dan
pertanyaan-pertanyaan dari mereka. Untuk itu, bagi yang menyampaikan
presentasi (pidato) harus bersikap menghargai dan 'menyatu' dengan hadirin.
Artinya, pandangan mata harus terarah kepada hadirin dalam acara
tersebut.Bukan memandang atap (langit-langit) atau lantai.
Bagi yang belum terbiasa menghadapi massa (tatapan mata peserta presentasi /
pidato) disarankan untuk tetap menghadap kepada hadirin dengan melayangkan
pandangan mata pada ubun-ubun orang yang hadir.
 Kepribadian, vitalitas, dan antusiasme dari pelaku presentasi (pidato) sangat
menentukan dan merupakan kunci keberhasilan presentasi atau pidato
tersebut. Gaya bicara yang baik, jelas, dan mudah dimengerti sangat
membantu kcberhasilan presentasi (pidato). Presentasikan gagasan Anda
dalam alur yang teratur, Jika gagasan tersebut kompleks, bisa diperjelas
dengan contoh atau analogi, atau peraga bantu lainnya. Hadapi hadirin dan
berbicaralah dengan mereka. Bukan kepada mereka.
 Bersuaralah yang wajar dan spontan.
Sesuaikan tempo suara Anda, sehingga orang yang paling belakang pun bisa
mendengar setiap patah kata Anda dengan jelas. Kalau perlu berikan
penegasan atau pengulangan atau berhenti sebentar, sehingga penyampaian
Anda mencapai sasaran.

8-8
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Dalam penyampaian pidato ada beberapa petunjuk yang dapat diikuti, yakni
sebagai berikut:
Tulis pidato Anda dalam bahasa sehari-hari.
Jangan menyimpang dari catatan atau judul yang tertulis pada 'catatan kecil'
atau kartu Anda.
Beri kelonggaran untuk memastikan kesiapan dan perhatian hadirin. . Tekankan
dan ulangi hal-hal penting / pokok. Jelaskan dengan contoh-contoh (yang telah
Anda siarkan).
Bersikaplah tegas, jelas dan singkat.
Hindari cara-cara yang jusrru akan menjengkeJkan
hadirin.
. Ikurserrakan yang kecil jurnlahnya.
Jawablah perranyaan dengan relaks, regas, jeJas, dan ridak menyirnpang dari
ururan naskah yang relah Anda siapkan.
. Pikar hadirin yang besar jurnlahnya dengan alar-alar pe
raga dan presentasi yang cerdik/menarik rninar mereka.

Perunjuk sebanyak apa pun ridak akan ada hasilnya ranpa mencoba dan
rnelakukan larihan yang memadai. Semakin sering melakukan pidaro akan
sernakin mudah bagi kira (Anda) untuk menyarnpaikan pemikiran dan ilustrasi
imajinatif Anda. Ini berarti sernakin rnenarnbah kemantapan kepribadian kita
(Anda) yang merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan presentasi
(pidato).

Adapun mengenai komunikasi melalui telepon, akan menjadi efektif apabila


dilakukan atas atas kepentingan yang harus segera di.sampaikan inforrnasinya,
atau harus segera diketahui jawaban dan umpan balik / reaksinya.

Bila umpan balik / reaksi ataupun jawaban yang diharapkan tidak mendesak
(masih cukup waktu), hal ini bisa dilakukan dengan komunikasi tertulis, melalui
surat (memo) yang dikirim via pos (atau kurir), bisa via faksimile, atau media
lainnya.

Penulisan surat / memo tidak diperlukan lagi jika pembicaraan melalui telepon
sudah cukup. Dan, kesepakatan dalam rapat merupakan keputusan forum
tertinggi. Jadi, tidak perlu dibuat surat mengenai hal yang sama. Kecuali ada
keperluan atau kesepakatan khusus, misalnya:
 Data tersebut diperlukan untuk dipergunakan lagi di waktu mendarang.
 Tidak dibuat notulen.

8-9
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Sudah merupakan kesepakatan, bahwa akan ditulis surat untuk


kepentingan yang telah dibicarakan tersebut.
 Komunikasi tak langsung-tertulis

Sarana yang dipergunakan pada bentuk komunikasi tertulis adalah surat, memo,
dan laporan-laporan sesuai dengan ketentuan perusahaan arau instansi yang
bersangkutan. Sebaiknya selalu diingat bahwa baniyak menulis surat dan memo
dinas bukan berarti (otomatis) kira atau Anda adalah seorang manajer yang rajin
dan cermat. Pertimbangkan sebelum menulis apakah kontak pribadi (komunikasi
langsung- tatap muka) mungkin akan lebih efektif.

Komunikasi tertulis, sebaiknya hanya dipergunakan dengan alas an /


pertimbangan sebagai berikut, yaitu:
 Jika tidak diinginkan adanya komunikasi tatap-muka sehubungan hal yang
bersangkutan.
 Informasi yang disampaikan bukan merupakan hal yang sangat segera/
rnendesak untuk diketahui si penerima. Atau, waktu untuk pengiriman
informasi yang dimaksud maslh cukup leluasa.
 Data (surat, kontrak, laporan) tersebut akan diperlukan di waktu yang akan
datang, sehingga bisa disimpan dan / atau bisa dipelajari lagi.
 Dara informasi atau surat (memo) tersebut berfungsi sebagai bukti bahwa
pengirim telah mengambil tindakan tertentu sehubungan dengan
kepentingan yang disampaikan.
 Surat atau memo dimaksudkan untuk rnenyatakan, menegaskan,
pandangan Anda.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat laporan (Dinas) antara
lain:
 Terlebih dahulu susunIah fakta dan argumen Anda sebelum melangkah
pada pemikiran bagaimana mengungkapkannya.
 Buatlah konsep berdasarkan bahan yang ada.
 Hilangkan bagian informasi yang dinilai kurang penting.
 Tulislah gagasan (laporan) tersebut dengan rangkaian kata yang teratur.
Kalau diperlukan tambahan penjelasan, berikan conroh-contoh atau analogi.
 Pertimbangkan, apakah metode / cara pelaporan dan panjangnya laporan
pantas dan sesuai bagi si penerima.
 Gunakan judul bila Anda ingin menghilangkan kalimat atau kata yang tidak
berguna, atau, ringkaskan saja dalam bentuk komentar singkat.

8 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Setiap kata, kalimat, dan alinea akan menjadi tanggung jawab Anda yang
membuat/ mengirim laporan. Unruk itu, sekali lagi bacalah konsep tersebut
dengan menemparkan diri Anda sebagai si penerima laporan.
Sebuah laporan bisa mencakup, antara lain:
 Ringkasan,
 Penemuan,
 Rekomendasi,
 Kesimpulan,
 Uraian fakra dan kejadian,
 Atau, gabungan dari beberapa bagian tersebut di atas.

Agar jelas, mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele, maka bagian-bagian


tertentu mungkin perIu ditukar atau dihilangkan sesuai dengan kepentingan dan
persoalannya. Menyampaikan dokumen (komunikasi) tertulis itu ibarat 'memacu'
si penerima yang membacanya 'untuk bersaing' karena banyak informasi lain
yang diterimanya.

Untuk itu agar laporan tersebut 'terbaca', gunakan prinsip prinsip berikut:
 Jangan bertele-tele.
 Gunakan memo dengan kalimat yang singkat agar dibaca orang. Kalimat
yang pendek akan mudah dimengerti. Gabungan dari kedua haI tersebut
lebih menjamin keberhasilan Anda dalam menyampaikan laporan.
 Ringkasan yang teratur dan jelas sangat dihargai oleh para manajer senior.

Semua dokumen tertuIis yang berkaitan dengan dinas atau pekerjaan Anda,
umumnya (seharusnya) diproses dan dikirim berdasarkan prosedur tertentu
yang berlaku di instansi Anda. Bila dilaksanakan sesuai dengan prosedur,
komunikasi menjadi benar dan efektif.

Uraian mengenai komunikasi ini bukan dimaksudkan unruk memberikan


bahasan komunikasi secara luas dan detail, sebab, yang disampaikan penulis
terutama adalah hal-hal yang praktis saja. Diharapkan hal itu dapat membantu
dalam meningkatkan komunikasi agar menjadi lebih baik dan efektif

Kebutuhan untuk bisa berkomunikasi dengan benar dan efektif, bisa kita amati,
bisa kita pelajari, dan bisa kita latih dengan sering melakukannya. Belajar
dengan aktif dan sungguh-sungguh akan mampu menjadikan kita (Anda)
menjadi komunikator yang efektif dan andal.

8 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

8.2 Pendelegasian

Kegiatan proyek, administrasi, manajerial, dan permasalahan proyek sangat banyak


dan kompleks. Itu semua mempunyai batas waktu penyelesaiannya dan merupakan
tanggung jawab satu orang yaitu Manajer Proyek.

Acara kerja yang demikian sarat dan padat itu meminta perhatian, pemikiran, dan
pertimbangan lewat kehadirannya. Bahkan, kerap diperlukan keputusan yang
segera di lempar permasalahan itu muncul, ataupun rapat untuk kepentingan
pelaksanaannya. Kedua hal itu, kerap harus dilakukan pada waktu yang 'hampir'
bersamaan. Maka, jelas tidak mungkin hal itu bisa dilakukan sendiri dengan baik
meskipun telah dibantu oleh staf dan tugas-tugas pun telah dibagikan. Maka,
menyadari kondisi dan situasi seperti itu, pentinglah adanya suatu delegasi dan
orang yang bisa melaksanakan delegasi dengan baik dan mantap.

Telah kita ketahui bahwa manajer proyek menjalankan peran dan fungsi
manajeriaInya untuk mencapai tujuan penyelesaian proyek. Peran dan fungsi
manajer proyek itu adalah. merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
mengontrol, dan memimpin. Jadi, fungsi manajerial adalah memberi arahan dan
mengatur orang atau pelaku yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan dan diinginkan oleh manajer proyek. Artinya, manajer
proyek harus 'bekerja ' mencapai tujuan proyeknya melalui orang lain dengan
arahan, tugas, dan delegasi yang diberikannya. Dengan demikian, tujuan proyek
tercapai dan tetap berada dalam pengendalian dan tanggung jawabnya.

Maka, apabila seorang manajer proyek dalam tas kerjanya masih penuh dengan
pekerjaan yang dibawa pulang untuk dilembur di rumahnya; atau di atas mejanya
bertumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan; atau tidak punya waktu lagi untuk
melakukan tugas lain-lain yang lebih penting tanpa menyebabkan terbengkalainya
pekerjaan yang ada; °berarti 'ia harus melalui orang lain atau delegasi' untuk
mencapai tujuannya, sebab ia tidak bisa menjalankan tugasnya sebagaimana
mestinya.

Jadi, di samping membagikan tugas-tugas kepada staf terkait, pendelegasian


merupakan kebutuhan yang harus dilakukan seorang manajer proyek.
 Apa itu delegasi?
 Mengapa harus mendelegasikan?
 Apa yang perlu didelegasikan?
 Kepada siapa kita harus mendelegasikan?

8 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Bagaimana delegasi yang benar dan efektif?


 Berikut adalah uraian tentang pentingnya ketrampilan manajemen yang utama
tersebur.
Apa Itu Pendelegasian?
 Pendelegasian merupakan ketrampilan manajerial yang terpenting.
lnilah ketrampilan khas yang membedakan antara seorang manajer dan 'yang
bukan'.
 Pendelegasian tidak lain adalah mencapai hasil melalui upaya orang lain.
 Pendelegasian merupakan alat yang paling hakiki dan paling penting bagi
seorang manajer.
 Pendelegasialn adalah praktik atau aktualisasi dari manajemen.
 Pendelegasian berarti mempercayakan peran, daya, dan fungsi kita (manajer)
kepada orang lain unruk menyelesaikan semua tugas yang (apabila tidak
demikian) seharusnya diselesaikan sendiri oleh manajer.
 Pendelegasian merupakan keterampilan hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship). lni berarti seorang manajer yang tidak komunikatif, penuh rahasia,
otokratis, dan sulit mempercayai orang, berpeluang besar unruk gagal atau
mendapatkan kesulitan dalam delegasinya.
 Pendelegasian berarti membuat bawahan kita (yang menerima delegasi)
bertanggung jawab atas peran dan hasilnya kepada kita (manajer / yang
memberikan delegasi / delegator)
 Pendelegasian tidak sekadar memberikan tugas kepada seorang bawahan,
namun lebih daripada itu.
 Pendelegasian berarti memberikan kekuasaan kepada seseorang yang
menerima delegasi untuk mengambil keputusan tentang cara-cara untuk
mencapai hasil yang direncanakan.
 Pendelegasian bukan melemparkan suatu pekerjaan ke pundak bawahan kita
dan kita lepas tangan. Tapi, kita kerap harus memonitor dan mengendalikan
tugas yang kira delegasikan tersebut. Dengan demikian, kira tidak boleh
mengelak dari tanggung jawab atas hasil akhir penyelesaian tugas yang didele-
gasikan tersebut.
 Pendelegasian yang efektif akan 'melipatgandakan' prestasi para manajer (tidak
sekadar 'menambah' prestasi).
 Pendelegasian hanyalah suatu 'alat', bukan tujuan. Namun, tanpa pendelegasian
bisa memperlambat kemajuan karier manajer, bahkan akan membuat karirnya

8 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

terhenti, atau 'begitu-begitu' saja.


 Pendelegasian hanya merupakan suatu proses meneruskan tanggung jawab.
Manajer (delegator) tidak pernah boleh melepaskan tanggung jawabnya.
 Pendelegasian berarti suatu cara untuk menyelesaikan suatu tanggung jawab
dari seorang delegator melalui sesorang yang di beri delegasi.
 Pendelegasian harus memberi perhatian pada wewenang, tetapi tidak terpusat
pada wewenang.
 Memberikan delegasi berarti delegator juga harus memberikan wewenang dan
sumber daya lain yang diperlukan unruk melak sanakan penyelesaian tugas.
 Pendelegasian bukan merupakan suatu permainan kekuasaan, bukan pula
persoalan memberi hak kepada seorang bawahan, tetapi fokus tujuannya adalah
pencapaian: hasil pekerjaan.
 Pendelegasian akan menjadikan seorang manajer (delegator) lebih baik.
 Pendelegasian merupakan alat yang vital bagi manajer yang pekerjaannya
meminta orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Maka, manajer harus memiliki
keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
 Catatan: misalnya, seorang akuntan, ahli hukum. atau seorang ahli teknik atau
insinyur sedang tidak berfungsi sebagai manajer. Maka, baginya bisa
memperoleh hasil dengan mengerjakan sendiri pekerjaannya tersebut dengan
keahliannya. Jadi, pekerjaannya tidak harus (mutlak) berhubungan dengan
manusia / orang lain.
 Pendelegasian merupakan keterampilan yang bisa dipelajari, bukan bakat yang
dibawa sejak lahir, dan bukan muncul karena 'naluri' setiap manajer. Maka,
kalau berupaya sungguh-sungguh seseorang dapat menguasai keterampilan ini.
 Pendelegasian menuntut seorang manajer untuk rela surut ke belakang dan
memberikan 'ruang gerak' bagi bawahan (penerima delegasi) untuk mengambil
keputusan yang menurutnya paling menguntungkan dan benar.
 Pendelegasian bila tidak diikuti dengan tindak lanjut yang memadai (dengan
pengendalian) akan mendatangkan kegagalan bagi manajer (delegator).
 Pendelegasian tidak boleh 'melumpuhkan' .gaya orang yang diberi delegasi.
Misalnya, masih ada pengendalian dari manajer (delegator).
 Pendelegasian merupakan jalan tol menuju sukses bagi manajer proyek
(delegator) sebab jalur delegator telah banyak menghantarkan manajer meraih
sukses.
 Dengan mendelegasikan pekerjaan, seorang manajer akan mempunyai banyak

8 - 14
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

kesempatan untuk menggunakan sumber daya waktu dan daya pikiran untuk
hal-hal yang lebih strategis dan lebih luas jangkauan dan manfaatnya. Sebab, di
samping hasil yang berlipat ganda dari selesinya pekekerjaan yang
didelegasikan, ia juga menemukan nilai-nilai baru atas tindakan dan
pemikirannya.

Mengapa harus mendelegasikan ?

 Pendelegasian dilakukan para manajer yang sangat menyadari akan fungsinya,


yaitu melaksanakan tugas-tugas manajerial bagi perusahaan atau proyeknya.

 Pendelegasian dilakukan para manajer karena beberapa alasan positif, yaitu:

 Akan sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan rutin, pekerjaan


yang sangat menyita waktu. Sementara, pekerjaan itu sebenarnya (sangat)
bisa dilakukan orang lain karena bukan pekerjaan atau tugas yang sangat
strategis atau rahasia, bukan pula pekerjaan seremonial.
 Memberikan waktu lebih banyak untuk berkonsentrasi pada tugas manajerial
dan tugas strategis yang sangat memerlukan pemikiran dan kehadirannya.
 Memberikan kesempatan bawahan (staf) untuk berkembang dengan
pengalaman yang didapatkannya selama menyelesaikan tugas-tugas yang
didelegasikan tersebut.
 Merupakan suatu praktik dan latihan bagi manajer yang bersangkutan untuk
pengembangkan kemampuan manaJemennya.
 Melipat-gandakan produktivitas kerja dan hasil kerja. Sebab, beberapa
permasalahan dan tugas dapat terse!esaikan melalui beberapa delegasi
yang dilaksanakannya.
 Manajer yang bersangkutan sudah mengetahui akan hasil positif dari suatu
delegasi yang dilaksanakannya. Pendelegasian memberi manfaat bagi
pengembangan efisiensi organisasi perusahaan atau proyek.
 Pendelegasian akan memperlancar terlaksananya sistem desentralisasi dan
diverifikasi.
 Pendelegasian sangat mendukung timbulnya partisipasi yang berorientasi
pada tujuan atau hasil.
 Pendelegasian sangat meningkatkan kepuasan kerja di semua tingkatan
manajemen.
 Pendelegasian akan meningkatkan 'nilai' dan 'penilaian' atas kemampuan
dan potensi para bawahan atau staf.
 Pendelegasian sangat membantu menciptakan keluwesan manajemen

8 - 15
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Secara umum pekerjaan atau tugas yang boleh didelegasikan adalah:


 pekerjaan rutin.
 pekerjaan yang terus- menerus sama.
 pekerjaan lain yang tidak memerlukan keputusan strategis atau pekerjaan
'tetek bengek'.
 pekerjaan yang memang harus (semestinya) didelegasikan.
 hal-hal khusus yang perlu/wajar untuk didelegasikan.
 pekerjaan / proyek yang menyenangkan, pekerjaan yang menyita waktu atau
mungkin mengganggu acara kerja manajerial delegator (manajer yang
bersangkutan).
 pekerjaan yang sudah sangat dikuasai dan sering dikerjakan oleh delegator.

 Secara umum pekerjaan atau tugas yang tidak untuk didelegasikan adalah:
 Upacara.
 Penentuan kebijakan atau keputusan strategis.
 Masalah yang bersifat rahasia.
 Masalah kepersonaliaan yang khusus atau yang sebaiknya tertutup.
 Masalah krisis

 Pertimbangan dalam memilih pelaksana delegasi.


 Kenali dan pahami orang yang kita pilih untuk melaksanakan delegasi
tersebut.
 Pengetahuan dan pengalamannya cukup mendukung tugasnya.
 Kepribadiannya menunjang untuk kerja sama yang baik dengan orang lain,
dihormati koleganya, penuh perhatian dan santun, dan lain-lain.
 Ketahui atau pahami mereka dalam melakukan pekerjaan, menyampaikan
usulan, gagasan, dan keluhan mereka. Jadi, kenali 'pribadinya', tidak hanya
sebagai seorang pekerja (staf kantor/unit kerja) saja. namun, tanpa harus
mencampuri urusan pribadinya
 Apa sasaran dari delegasi?
 Hasil langsung dari tugas deIegasi.
 Sebagai upaya membangun dan mengembangkan si penerima delegasi.
Dalam hal ini, sembarang orang yang memenuhi kriteria untuk dipilih bisa
menerima delegasi tersebut.
 Sebagai evaluasi, sipenerima delegasi ditentukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan dan prestasinya dalam menghadapi 'kesulitan-
kesulitan' dalam pengalaman kerja delegasi.

8 - 16
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Beban kerjanya saat ini.


 Keterampilan mendukung tugas delegasi yang akan diberikan.
 Sifat pribadinya sesuai dan tidak akan menyulitkannya dalam melaksanakan
tugas delegasinya. .
 Pengalaman mandiri. Beberapa tugas sangat memerlukan seorang
pelaksana delegasi yang bisa mandiri.
 Bukan kepada seorang yang menyebabkan 'keseimbangan' organisasi
menjadi 'rusak'. Misalnya, seseorang yang masih menjadi karyawan baru
(meskipun dipandang mampu), padahal ada orang lain yang juga' siap' untuk
melaksanakan delegasi.
 Atau sebaliknya, jangan terus-menerus memberikan delegasi kepada orang
Yang itu-itu saja. Sebab, hal ini bisa menimbulkan gejolak di antara
karyawan / staf perusahaan atau proyek, dan lain-lain.

 Mendelegasikan kepada bawahan setingkat manajer / asisten dan tenaga ahli


tertentu
Karena kepentingan dan kekhususan misi delegasinya, dan / atau kedekatan
hubungannya dengan delegator (manajer), maka penugasan delegasi
mempunyai perlakuan penerapan yang sedikit berbeda yang perlu mendapat
perhatian delegator
 Delegasi kepada bawahan setingkat manajer / asisten.
 Jangan begitu saja memberikan delegasi, tetapi gunakan pendekatan yang
berorientasi pada hasil.
 Jelaskan, bahwa sebagai penerima delegasi, yang bersangkutan mempunyai
wewenang untuk megambil keputusan.
 Pendelegasian tersebut merupakan ajang pengembangan kemampuan dan
pengalamannya.
 Beri pengakuan atas keberhasilannya di depan orang lain atau atasan. Anda
Jangan mengaku-aku keberhasilan itu, sebab akan menggagalkan delegasi
yang selanjutnya.
 Pendelegasian kepada seorang tenaga ahli .
 Biasanya yang dimaksudkan adalah tenaga dari luar perusahaan, misalnya
konsultan manajemen , programer komputer, akuntan , pengacara, atau
lainnya.
 Pastikan bahwa penerima delegasi benar-benar memenuhi syarat. Evaluasi
dan nilailah keterampilan, pengalaman, dan kualitas pribadinya sebelum
memberikan delegasi kepadanya.

8 - 17
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 Tetaplah memegang tanggung jawab.


Artinya,
 pastikan untuk memonitor pekerjaan tenaga ahli tersebut.
 cobalah untuk memiliki pengetahuan dasar tentang bidang keahlian
tersebut untuk mengetahui, bahwa arah kerja tenaga ahli sebagai
penerima delegasi itu sesuai dengan tujuan dan benar arahnya.
 Tetapkan kriterianya.
Gunakan kepastian dan ketepatan sasaran hasil akhir sebagaimana yang
diinginkan delegator (manajer). Maka, kriteria dan sasaran tujuan dari tugas
yang didelegasikan harus jelas, rinci , dan dipahami oleh si penerima delegasi.

 Resep praktis sukses pendelegasian (psikologis pendelegasian).


 Kepercayaan menimbulkan kepercayaan.
 Berilah ' ruang gerak' pada penerima delegasi.
 Beri motivasi dan jangan memanipulasi.
 Peran serta (partisipasi) membantu motivasi.
 Kekuasaan melalui orang lain bukan kekuasaan atas orang lain.
 Komunikasikan, jangan dikonfrontasikan.
 Prestasi mendorong seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan, ketakutan
menghambat pengembangan.
 Pujilah di depan publik, dan tegurlah secara pribadi

Semakin tinggi tingkatan seorang manajer dalam manajemen suatu perusahaan


atau proyek, semakin perlu pula ia mengajarkan dan mengembangkan
bawahan/stafnya agar menjadi delegator yang eftktif, yang bisa mendelegasikan
tugas-tugasnya yang semakin banyak itu kepada staf di bawahnya.

Hanya jika para manajer mendelegasikan dengan baik, maka seluruh organisasi
dapat mencapai puncak eftktivitasnya. Untuk pendelegasian pada tingkatan
yang lebih tinggi, pengendalian yang dilakukan menjadi lebih halus. Artinya,
pengendalian tetap dilakukan dengan memberikan informasi yang diperlukan,
tetapi tidak perlu membebaninya dengan perincian yang mendetail. Khususnya
untuk faktor kunci pada fungsi delegasi dan pada titik kritis yang mempengaruhi
keberhasilan delegasi yang efektif di tingkat manajemen puncak

Pendelegasian Yang Efektif


 Pendelegasian bukan suatu proses yang mekanis. tetapi lebih merupakan
suatu ilmu pengetahuan. Maka, teknik Pendelegasian merupakan pedoman
dan bukan aturan yang kaku, sebab banyak faktor atau unsur yang

8 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

mempengaruhi setiap keadaan, yaitu manajer sebagai delegator, orang yang


menerima Pendelegasian, dan atasan delegator yang bersangkutan.
 Pendelegasian 'biasanya' tidak terlaksana secara efektif oleh seorang
manajer yang 'masih' berjiwa birokrat atau manajer yang dasarnya senang
dengan urusan 'surat dan kertas', karena kurang mempunyai sikap yang
mendorong pada pendelegasian yang efektif

Setelah memahami ini, maksud, dan manfaaat pendelegasian, serta bagaimana


menentukan orang yang akan melaksanakan delegasi yang baik, maka untuk
menghasilkan delegasi yang efektif kita (para manajer) harus melakukan
beberapa arahan-tindakan sebagai berikut, yaitu:
 Mempersiapkan tugas yang akan didelegasikan.
 Membuat kesepakatan bersama dengan (calon) pelaksana delegasi
(bawahan/staf) secara jelas mengenai sasaran hasil, batas waktu, sumber
daya yang bisa dipergunakan selama melakukan tugas delegasi, dan
informasi penunjang lain untuk memudahkan keberhasilan delegasi dalam
menjalankannya. Ingat, jangan sampai membatasi ruang gerak dan gaya
pelaksanaannya . dalam mencapai tujuan delegasi rersebut. Dan, ikutilah
pelaksanaan delegasi tersebut dengan saksama sebagai fungsi
pengendalian terhadapnya.
 Memahami bahwa arahan aturan dan teknik yang diberikan (kita pelajari)
hanyalah merupakan dasar dari 'seni delegasi'. Keberhasilan dalam
pendelegasian, atau dalam mendelegasikan, sepenuhnya ditentukan oleh
kebiasaan dan pengalaman selama menanggulangi halangan dan masalah
dalam pelaksanaan delegasian.

Seseorang yang sudah sangat hafal dan mengerti cara bermain dan memukul
dalam permainan golf pun, pada waktu pertama kali bermain di lapangan tidak
lebih baik dari pemain terjelek yang sudah sering praktik di lapangan permainan.
Demikian juga, seseorang yang telah mempelajari teknik melukis tidak akan
langsung menjadi pelukis sekualitas Affandi. Demikian pula halnya, keterampilan
manajerial dan pendelegasian. Dengan mempelajari teknik dan arahan yang
diberikan, tentu tidak akan langsung menjadi sekualitas dengan Tanri Abeng,
Robby Djohan, atau siapa pun yang setingkat di bawahnya dalam tindakan
manajerial dan pendelegasian.

Namun, seperti sudah disinggung sebelumnya, suatu keterampilan atau seni


delegasi itu bisa dipelajari. Maka, mendapatkan dan mengembangkannya

8 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

adalah dengan sering melakukan pendelegasian itu sendiri. Dengan demimikian,


pengalaman itulah yang akan 'memberitahukan' segi terbaik dari delegasi yang
efektif

Melaksanakan dan mengembangkan kemampuan pendelegasian

 Siapkanlah:
 Kondisikan bahwa delegasi yang diberikan ini merupakan suatu kerja tim.
Keberhasilan. tim akan selalu didukung oleh keberhasilan delegasi tersebut.
Dan, tim tersebut adalah delegator dan yang melakukan delegasi. Jadi,
bukan merupakan upaya 'saya' dan 'kamu' tetapi atas upaya 'kita'.
 Siapkan unruk menjelaskan kepada (calon) penerima delegasi mengenai
tujuan, sasaran atau hasil akhir delegasi, batas waktu penyelesaian, sumber
daya yang bisa dipergunakan, dan informasi yang terkait untuk menunjang
keberhasilan pendelegasian yang bersangkutan. Misalnya, contact person,
informan yang bisa dimintai bantuan, dan lain-lain. Jelaskan juga sejauh
mana wewenangnya dalam mengambil keputusan terbaik terhadap hasil
delegasi
 Informasikan bahwa peluang melakukan delegasi ini akan sangat
memberikan nilai tambah dan pengalaman yang bernilai tinggi yang akan
sangat bermanfaat baginya dan bagi perusahaan.
Dengan delegasi, ini tidak berarti 'hanya menambah beban kerjanya' tetapi
betul-betul merupakan tugas bersama / tim, meskipun tanggung jawab akhir
tetap pada manajer / delegator.

 Mulailah melaksanakan
 Pantau perkembangannya.
 Berikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan pastikan komitmen
dipenuhi
 Rangsang dengan umpan balik secara teratur, kalau perlu bisa ditentukan
jadwal pelaporan resmi
 Evaluasi dan nilai kemajuannya dan terapkan pelajaran yang diperoleh untuk
pelaksanaan selanjutnya dan untuk tugas-tugas yang akan datang
 Biarkan kesalahn kecil terjadi Anda / delegator hanya turun tangan bila orang
tersebut tidak menyadari kesalahannya atau bila ada hal-hal peka terancam
 Rangsanglah dengan diskusi informal sesering munkin daripada dengan
umpan balik formal
 Jagalah jarak prosesnya dan terus awasi dari kejauhan

8 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

 10 (sepuluh) tindakan agar pendelegasian berhasil

Lakukan Jangan Lakukan


1 Kondisi dan situasi hubungan yang Kaku, tertutup dan mengekang.
mendorong arus informasi yang Memberikan informasi setengah hati
bebas dan timbal balik
2 Delegasi melalui dialog komunikatif Bicara sepihak
dan informatif
3 Pusatkan pada pencapaian hasil Menekankan caranya
4 Tetapkan batas waktu yang tegas Waktunya tidak jelas, tidak terbatas
5 Pastikan pelaku delegasi memiliki Tidak pasti dan tidak mendapat
dan tersedia sumber daya/peralatan dukungan sumber daya/peralatan yang
yang dibutuhkan dibutuhkan
6 Delegasikan tugas seutuhnya Setengah-setengah sehingga rancu
kepada satu orang batasan tugas dan tanggung jawabnya
sehingga menyulitkan pelaksanaannya
7 Berikan arahan dan petunjuk tanpa Informasi malah membingungkan atau
mencampuri gaya/cara menyulitkan pelaksanaan
pelaksanaanya pendelegasian
8 Memebangun pengendalian dalam Menerapkan pengendalian sehingga
proses pendelegasian membatasi ruang gerak pelaksanaan
pendelegasian
9 Mendukung orang yang menerima Membiarkannya untuk melakukan
pendelegasian dalam pelaksanaan sendiri
pencapaian sasaran
10 Memberikan pengalaman atas Tak acuh atau mengaku-aku
keberhasilan dan prestasinya keberhasilan atau mencari kambing
hitam

8.3 Negoisaasi .

Pendekatan dan negoisasi adalah dua aktivitas yang berbeda


Aktivitas negosiasi jelas memerlukan tahap pendekatan yang memberikan kesan
baik, menyenangkan, dan bermanfaat. Namun, aktivitas pendekatan belum temu
didahului atau memerlukan tindakan negosiasi.

Adapun negosiasi adalah kata lain dari perundingan, yaitu proses untuk mencapai
kesepakatan bersama atas suatu permasalahan atau konflik.

Manajer proyek yang melakukan negosiasi, berarti bertindak untuk menyelesaikan


perselisihan, mendapatkan persetujuan, dan kesepakatan bersama atas perbedaan

8 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

pendapat, kepentingan , atau pun pengertian Perundingan yang berhasil biasanya


adalah apabila masing-masing pihak sungguh-sungguh menghendaki adanya
persetujuan yang memuaskan. Maka, bila salah satu pihak perunding tidak
mempunyai atau tidak mempersiapkan suatu nilai 'tawar-menawar' atas konflik atau
perbedaan kepentingan yang dinegosiasikan, perundingan itu pun akan gagal atau
tidak membuahkan hasil

Justru disinilah peran pentingnya tindakan informal atau pendekatan sebelu tahap
perundingan atau negoisasi tersebut dilakukan. Apabila pihak yang berkepentingan
sangat besar atas diadakan dan berhasilnya perundingan tersebut, tentu berada
dipihak yang lemah

Negosiator yang baik akan mengerti bagaimana menanggulanagi konflik.


Manajer proyek yang baik, seba.gai pembawa aspirasi dan kepentingan perusahaan
dan proyeknya, tentu tidak akan menganggap remeh suatu konflik. Sebab, hal
tersebut akan menimbulkan posisi kritias dan gagalnya kesepakatan yang
memuaskan Pihak yang berunding.

Manajer proyek sebagai perunding yang baik, tidak akan bersikap dominan dan
memaksakan kepentingannya saja tanpa memberikan kelonggaran kepada pihak
yang diajak berunding. Karena, hal ini hanya akan berakhir dengan kondisi
'menyerah', atau, justru akan lebih meningkatkan sikap 'perlawanan' dari Pihak yang
diajak berunding Akibatnya, negosiasi tersebut 'nihil' alias tidak membuahkan hasil.

Untuk melakukan negosiasi yang sukses, tidak ada teori yang komprehensif yang
mengatur praktik negosiasi yang biasanya kompleks. Termasuk beberapa lembaga
pendidikan bisnis terkemuka seperti Harvyard yang telah banyak mencurahkan
usaha yang besar untuk mendapatkan metode atau strategi bagi para perunding /
negosiator agar mencapai hasil yang positif dan memuaskan sekali pun. Namun,
perundingan yang sukses biasanya melalui proses atau urutan yang sangat masuk
akal dan dipersiapkan dengan baik, yaitu:
 Sadari bahwa negosiasi merupakan salah satu keterampilan komunikasi untuk
menyatukan dan mendapatkan persetujuan, manfaat, dan kepuasan pihak-pihak
yang berunding
 Seni negosiasi adalah berusaha menghindari terjadinya kemacetan dan tidak
bisa berubah lagi dalam waktu yang sangat cepat.
 Maka, negosiasi yang bisa tepat mencapai 'kata sepakat' merupakan penerapan
seni berunding yang sangat baik.

8 - 22
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Perkenalan dan pendekatan:


 Lakukan informal meeting jauh sebelum acara negosiasi. . Bersikaplah ramah
terhadap pihak lain.
 Ciptakan suasana yang tidak tegang
 Lakukan pertukaran informasi yang perlu.
Sehubungan 'pencarian kata sepakat' yang bersangkutan.

Peninjauan umum (Acara Negosiasi):


 Tegaskan dan jelaskan niat baik serta sasaran yang luas dari kedua belah pihak.
 Beri penafsiran atas setiap perbedaan yang ada antara posisi kita (anda) dan
pihak peserta perundingan.
 Tidak terlalu menonjolkan (hanya) kepentingan pihaknya sendiri, meskipun
sangat menginginkan agar kesepakatan tersebut tercapai.
 Argumen yang disampaikan harus lengkap.
 Kalau diperlukan, bawalah alat peraga atau data bantu untuk menambah
pengertian dan pemahaman bagi pihak yang diajak berunding.

Latar belakang permasalahan:


 Ungkapkan catatan kegiatan yang mendahului acara negosiasi tersebut.
 Sampaikan, utamakan perbedaan pengertian atas keadaan atau kejadian fakta
yang ada. Luruskan pengertian yang berbeda selama ini yang mungkin telah
menjadi halangan atau perselisihan.
 Jangan menyalahkan pihak yang diajak berunding
 Sampaikan dengan bersikap 'luwes' atau 'fleksibel'

Penjabaran pokok permasalahan:


 Uraikan secara rinci apa yang menjadi keinginan kita untuk penyelesaian
permasalahannya.
 Mulailah dengan persoalan yang 'kita perkirakan' akan mendaparkan
persetujuannya.
 Jika 'menguntungkan', Anda dapat menghubungkan antara pokok-pokok
permasalahan tersebut agar bisa terselesaikan sekaligus.
 Atau, sampaikan bahwa permasalahan 'B' akan selesai dengan baik, jika
permasalahan 'A' terpecahkan lebih dulu, dan seterusnya.
 Tunjukkan gambar, dan, atau bukti, sehingga penjabaran Anda lebih mudah
dipahami dan lebih meyakinkan penyelesaiannya.

Rundingkan permasalahannya:
 Pada tahap ini, mulailah kita sampaikan keinginan kita, keinginan Anda untuk

8 - 23
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

proyek atau perusahaan Anda.


 lngat, kedua belah pihak sama-sama menginginkan hasil dan manfaat yang
sebesar mungkin.
 Pada kondisi ini, kedua pihak harus 'siap' dan menyadari untuk mencapai
kesepakatan bersama.
 Jadi, keduanya harus siap menerima, kalau tujuan mungkin akan berubah , agar
kesepakatan bersama tercapai.
 Di sinilah, biasanya konflik muncuI
 Konflik tidak boleh dihindari. Sebab justru pada kondisi ini akan terbeberkan
permasalahnnya, sehingga diperoleh kejelasan pemahaman dan jalan
memuaskan pihak-pihak yang bernegoisasi.
 Sekali lagi jangan memaksakan kehendak.
Kompromi
 Pada 'tahap' ini berlaku prinsip 'untuk mendapatkan sesuatu kita harus memberi
sesuatu'.
Karena itu, masing-masing pihak seharusnya telah mempersiapkan alternatif
jalan tengah' atau aItenatif posisi tawar menawar, sehingga negosiasi benar-
benar berjalan sesuai dengan keinginan kedua belah pihak, yaitu mendapatkan
penyelesaian.
 Jika, kompromi tidak didapat, berarti hasil negosiasi 'nihiI'. Jalan keluarnya
antara lain:
 Lakukan pertukaran pesan di luar tempat perundingan melalui orang lain atau
staf lain.
Usahakan ada penyelesaian.
 Kalau terpaksa belum, perundingan bisa dilaksanakan dengan sangat
terpaksa di lain waktu dengan alternatif dan kesiapan posisi tawar yang bisa
diterima dan disepakati kedua belah pihak.
 Penyelesaian negosiasi harus berarti penyelesaian permasalahan.
 Pahami bahwa persetujuan hanya Anda setujui apabila Anda memang telah
menyetujuinya.
 Persetujuan yang dimengerti dan memuaskan kedua belah pihak itulah yang
terbaik dan bertahan lama.
Sebesar apa pun permasalahan yang dirundingkan, penyelesaian terbaik bagi
kedua belah pihak selalu ada dan bisa direalisasikan.
Hubungan yang terjalin baik dan keterampilan komunikasi dari manajer proyek
adalah kunci utama bagi kelancaran penyelesaian permasalahan.

8 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

8.4 Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Mengelola sebuah proyek berarti mengelola sebuah unit usaha karena proyek
merupakan unit usaha terdepan bagi perusahaan / kontraktor yang bersangkuran.
Bahkan, proyek merupakan pusat penghasil laba (.profit center) yang menjadi
tumpuan 'kelangsungan hidup' dan pengembangan perusahaan tersebut.

Dengan demikian, orientasi bisnis da!am mengelola sebuah proyek harus lebih
menonjol.

Untuk itu, dalam mengelola proyek, para staf strategis dalam operasional
pelaksanaan proyek dan terutama manajer proyeknya, harus bekerja dengan 'jiwa
wirausaha' atau semangar kewirausahaan.

Seorang wirausaha sejati adalah orang yang berusaha sendiri dalam mengorganir,
mengelola, dan menanggung risiko perusahaannya. Jadii, dia mempertaruhkan
segalanya dengan mengambil risiko besar untuk suatu (harapan) imbalan yang
besar.
Dia adalah orang yang menempatkan perusahaannya di garis depan. Atau, kalau ia
belum memiliki sebuah perusahaan, ia akan rela umuk menggadaikan rumah atau
harta miliknya untuk 'bertaruh' atas sesuatu yang ia ketahui dan tidak diketahui oleh
orang lain Kalau ia menang, imbalannya ia akan benar-benar menjadi besar dan
jaya. Dan, kalau kalah, ia siap untuk lenyap dan merayap untuk bangkit lagi.

Adapun para staf strategis dalam operasional pelaksanaan proyek dan manajer
proyek bukanlah pemilik perusahaan. la bekerja di perusahaan orang lain, tetapi
semangat wirausaha sebagai seorang wirausaha sejati, seperti contoh di atas,
harus dimiliki dan menjadi 'jiwa'-nya dalam mengelola proyek yang merupakan
tanggung jawabnya.
Semangat / jiwa dan kemampuan wirausaha tersebut antara lain adalah:
 Mampu melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis dan hal-hal yang
memberikan keuntungan lainnya.
 Mampu mengumpulkan / menghimpun sumber daya yang dibutuhkan, sehingga
memberi manfaat dan keuntungan bagi perusahaannya.
 Mampu menyesuaikan tindakan dalam perbagai situasi dan kondisi, seta mampu
mengambil tindakan cepat dan pasti demi meraih keberhasilan.
 Dan lain-lain.

8 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Perbedaan Sifat / Ciri Wirausahawan dengan Profesional

No Wirausahawan/ Wiraswastawan Manajer/Karyawan/Profesional


1 Mempunyai ketajaman naluri dan visi Umumnya kurang memiliki naluri dan visi
bisnis bisnis
2 Gigih, penuh semangat dan pantang Kebanyakan kurang gigih, tidak/kurang
menyerah serta berorintasi pada hasil maksimal dalam berusaha karena lebih
banyak terpaku pada ketentuan dan teori
atau batasan perhitungan atau birokrasi dan
wewenang yang kaku dan tidak memadai
3 Lebih sering mengandalkan institusi Lebih dominan pada pertimbangan rasio
(kata hati/insting) dengan pertimbangan dengan pendekatan matematis atau
kuaitatif kuantitatif
4 Berani mengambil resiko yang telah Kebanyakan kurang berani mengambil resiko
diperhitungkan dan percaya diri atau ragu-ragu
5 Berani dan siap kalah/ gagal Umumnya kurang berani menghadapi
(menderita) kekalahan/gagal
6 Banyak inovasi yang dipunyai dan Sedikit inovasi tetapi umumnya banyak kreasi
dilaksanakn/ ditindaklanjuti
7 Jiwa kepemimpinan kuat dan mampu Belum tentu
menjadi panutan

Meskipun sifac/ciri-ciri itu relatif, tetapi umumnya demikianlah sifat wirausahawan


atau wiraswastawan itu. Dan, semakin lengkap dan Kuat sifat dan ciri itu dimiliki,
semakin besarlah kemungkinannya untuk sukses sebagai wirausahawan. Namun,
minimal ada 3 sifat yang hampir selalu ada pada wirausahawan, yaitu:
 Pecaya diri yang kuat dan selalu optimis.
 Mampu dan bersemangat dalam mencapai hasil yang maksimal.
 Tidak ingin bergantung pada orang lain.

Hubungan Antara Kemampuan Teknis, Manajemen, Dan Kewirausaan Dalam


Pengelolaan Proyek

Setiap proses perwujudan sebuah proyek, memerlukan berbagai disiplin ilmu dan
berbagai sumber daya untuk menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan.
Meskipun hal itu kerap masih ditambah dengan tekanan kondisi dan situasi yang
melingkupinya, misalnya keterbatasan sumber daya yang ada dan mendesaknya
waktu.

Apabila kemampuan teknis (akuntansi, administrasi, metode pengecoran beton)

8 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

memberikan metode / cara pelaksanaan yang cepat dan benar, maka kemampuan
manajemen memberikan arahan, panduan, dan sistem atas apa saja yang harus
dilakukan. Dengan demikian, semua aktivitas mencapai sasarannya dengan efektif
dan efisien.

Adapun kemampuan kewirausahaan memberikan dorongan semangat dan terobosan


(inovasi). Maka, dengan kemampuan itu diperoleh metode/cara pelaksanaan aktivitas
(pekerjaan) yang lebih mudah dan lebih memberi daya, manfaat, dan hasil akhir dari
pekerjaan secara lebih efektif dan efisien. Bahkan bisa memberikan hasil yang
istimewa, yang mungkin memberi kejutan positif.

Penerapan Kewirausahaan Dalam Pegelolaan Proyek

Secara praktis kewirausahaan itu merupakan sifat, sikap, dan tindakan seseorang
secara mandiri atau dengan kelompoknya, dalam mencapai sasaran yang
direncanakan denga.n cara-cara yang inovatif, efektif, dan efisien.

Dengan demikian, peranan pelaku dalam menerapkan kewirausahaan sangat


menentukan. Untuk itu, para pelaku yang terlibat dalam operasional pelaksanaan
proyek harus menyadari, memahami, dan melaksanakan/menerapkan 'jiwa wirausaha'
itu dengan antusias setiap kali menyelesaikan pekerjaannya.

Pelaksanaan Kewirausahaan Oleh Pengelola Proyek

Seorang wiirausahawan yang sukses umumnya memiliki pengetahuan manajemen


dan / atau menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam tindakan / aktivitas bisnisnya
dengan baik.

Antara manajemen dan kewirausahaan ada korelasi yang sangat erat dan saling
mengisi. Maka, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara maksimal, tepat
kondisi dan sasaran yang dibutuhkan, serta inovatif, merupakan unjuk kerja
kewirausahaan yang efektif
 Tindakan kewirausahaan seorang manajer proyek antara lain:
 Mampu membina hubungan sosial-humaniora yang berdampak positif bagi
kepentingan marketing/bisnis dengan menghasilkan keputusan-keputusan yang
memudahkan dan menguntungkan bagi kepentingan proyek dan perusahaannya.
 Mampu mengkoordinasikan dan membina siapapun atau pihak mana pun serta
stafnya, sehingga tercipta hubungan kerja, suasana kerja, dan hasil kerja yang
efekeif, efisien, dan inovatif (nyaman, mudah, cepat, dan memenuhi kebucuhan).
 Mampu menemukan dan menerapkan administrasi dan metode pelaksanaan
pekerjaan yang lebih mudah dan lebih murah serta lebih sesuai dengan kondisi

8 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

dan situasi pekerjaan yang disetujui oleh sang pemberi kerja.


 Mampu menunjukkan dan memberikan contoh/teladan yang baik, benar dan tepat
dalam sikap dan tindakan kerja sehari-hari, sehingga benar-benar patut diteladani
atau menjadi panutan, terutama dalam tindakan dan keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan penyelesaian proyek yang bersangkutan.
 Tindakan kewirausahaan Manajer (Kabag) Administrasi dan Keuangan, antara
lain:
 Mampu melaksanakan tindakan dan proses administrasi dan perpajakan yang
ringkas, mudah, dan memenuhi kebutcuhan, sehingga diperoleh proses kerja
administrasi dan perpajakan yang efektif dan efisien.
 Mampu mengkoordinasikan dan melakukan tindak lanjut bagi kepentingan
likuiditas proyek dan perusahaan, sehingga selalu segera tercipta kondisi surplus
keuangan proyek yang bersangkutan (cash in selalu bisa segera cair) tanpa
mengabaikan prosedur dan kewenangannya.
 Mampu melakukan pencarian dan penggalangan potensi sumber daya finansial
bagi kebutuhan pelaksanaan proyek, sesuai dengan prosedur perusahaan dan
kewenangan yang diberikan kepadanya dengan cara-cara yang inovatif, efektif,
dan efisien, sehingga memberikan nilai positif bagi proyek dan perusahaan.
 Mampu membina dan melakukan perencanaan serta prioritas penggunaan dana
kontan, sehingga diperoleh manfaat finansial yang meringankan dan memudahkan
efisiensi keuangan proyek dan perusahaan

Tindakan Kewirausahaan Oleh Manajer (Kabag) Personalia Dan Umum, Antara


Lain:

Mampu mengkoordinasikan, membina, dan melakukan proses administrasi dan


kepentingan kepersonaliaan dan umum dengan mudah, ringkas, murah, dan
memenuhi kebutuhan dengan cara-cara yang inovatif, sehingga diperoleh proses
pelaksanaan kepersonaliaan dan umum yang efektif dan efisien.
Hal itu meliputi:
 administrasi kepegawaian dan upah/gaji yang cepat dan tepat,
 evaluasi dan penilaian atas kemampuan dan prestasi karyawan untuk promosi dan
penempatan kerja secara periodik, tepat sasaran, bijaksana, dan tepat waktu,
 rencana dan kebutuhan pelatihan dalam rangka pengembangan SDM dan
perusahaan (proyek-proyek) secara konsisten
 proses dan prosedur kepentingan umum proyek yang efektif dan efisien, dan lain-
lain.

8 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Tindakan kewirausahaan oleh Pelaksana Utama (General Superitendent) antara


lain:

Mampu mengkoordinasikan, membina, mendapatkan, dan melakukan metode


pelaksanaan proyek (pekerjaan) yang mudah, murah, dan sesuai dengan kebutuhan
dan syarat teknis yang disetujui oleh pemberi kerja.

 Mampu mengantisipasi kebutuhan dan ketergantungan pada tahap pelaksanaan


pekerjaan, sehingga diperoleh perencanaan (program) kerja dan realisasi
pelaksanaan yang cepat, tepat waktu, dan efisien.
 Mampu mengelola pemakaian sumber daya dalam pelaksanaan proyek, sehingga
pemakaian dan stock sumber daya bagi kebutuhan proyek bias optimal terhadap
rencana kerja dan waktu pemakaiannya

Tujuan / sasarannya adalah memakai dan mengadakan sumber daya yang efektif
dan efisien. Artinya jumlah stok barang dapat memenuhi kebutuhan kuantitas dan
syarat teknis / kualitas serta wajar
 Kemampuan untuk membina hubungan kerja dan motivasi kerja dengan petugas
pemilik proyek (direksi lapangan), engineer supervisor (konsultan) dan stafnya,
sehingga suasana kerja sangat mendukung kelancaran kemudahan dan tepat
waktu dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai ialah
pemakaian sumber daya dan waktu dengan efektif dan efisien

Mengembangkan Semangat Dan Jiwa Wirausaha


 Demi keberhasilan proyek
 Jiwa wirausaha atau kewirausahaan merupakan sifat, sikap kebiasaan pribadi,
dan bakat seseorang. Untuk memiliki dan bisa melakukannya dengan baik, bisa
dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan selalu mempraktikkannya
dalam setiap tindakan yang perlu. Dalam hal ini, bisa dilakukan pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman dan kebiasaan dengan menerapkan pelaksanaan
pekerjaan setiap kali ada kesempatan
 Selalu meningkatkan kemampuan dan wawasan kewirausahaan dengan berbagai
cara, misalnya dengan melakukan kunjungan atau studi banding, khususnya yang
berkaitan dengan upaya peningkatan wawasan kewirausahaan
 Selalu berusaha dan hanya akan melaksanakan / menerapkan cara, metode dan
prosedur kerja yang sesuai dengan kebutuhan praktis, efektif dan efisien
 Ada umpan balik dari manajer senior atau direksi perusahaan yang memberikan
penghargaan/bonus atau insentif lainnya untuk setiap 'tindakan wirausaha' di

8 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

lingkungan kerjanya yang memberikan nilai tambah / positif bagi proyek atau per-
usahaan
 Demi pengembangan perusahaan:

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan untuk mencapai nilai yang lebih tinggi,
kinerja yang lebih efektif dan lebih efisien, atau pun hasil kerja yang lebih bermutu,
yaitu hasil karya yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan mutakhir.

Untuk itu, perusahaan yang dikelola oleh manajer yang mumpuni/andal akan
selalu tanggap dan siap melakukan tindakan antisipasi yang tepat dan dilandasi
jiwa wirausaha yang menjadi kebiasaan atau 'budaya' kerjanya.
Adapun tindakan kewirausahaan yang tepat itu antara lain:
 Mengikutsertakan dan memberikan kesempatan pada tenaga-tenaga potensial
dalam proses manajerial dan pengambilan keputusan yang strategis dalam
perusahaan. Atau, minimal memberikan kesempatan umuk memberikan masukan-
masukan, sehingga secara tidak langsung menjadi pelatihan umuk
mengembangkan dan menimbulkan motivasi positif bagi yang bersangkutan dan
perkembangan perusahaan.
 Membiasakan dan membudayakan kerja yang cepat, tepat, sesuai metode, tepat
waktu, dan tepat sasaran (efektif), agar cara kerja dan hasil kerja memenuhi
persyaratan dan kebutuhan mutakhir yang inovatif dan efisien.
 Melaksanakan system / ketentuan penghargaan yang jelas dan konsisten pada
setiap tindakan (penerapan) jiwa wirausaha yang nyata-nyata memberikan nilai
tambah/positif bagi unit kerja, proyek, atau pun perusahaan yang bersangkutan.
 Direksi perusahaan, benar-benar memberikan teladan dalam tindakan dan
keputusan-keputusannya, termasuk memberikan dukungan nyata dalam
menerapkan budaya wirausaha tersebut, antara lain:
 Disetujui dan dilaksanakannya cara kerja baru yang telah terbukti atau sangat
berpotensi memberikan pengaruh dan hasil yang positif
 Contoh (yang ekstrem dan monumental)
Ada beberapa perusahaan besar yang sehat dan mapan yang didukung oleh
manajer yang andal dan berjiwa wirausaha 'sejati', yang merealisasikan
rencana pendirian (pembukaan) perusahaan baru (anak perusahaan).
Perusahaan tersebut didirikan dengan rencana yang 'marang' dan langsung
dengan skala memadai. Dengan demikian, diharapkan (sudah diperhitungkan)
akan mampu memberikan 'pengaruh' pendapatan dan keuntungan bagi
perusahaan induknya.

8 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Dalam hal ini direksi benar-benar harus berhitung secara 'bisnis' dan
menerapkan jiwa wirausaha. Risiko besar dipertaruhkan. Untuk itu, dipilih
pimpinan pengelolaannya dari antara manajer yang telah teruji dan terbukti
mampu mandiri menjalankan fungsi manajerial, dan mampu bersikap serta
bertindak sehagai wirausahawan sejati bagi perusahaan induknya.

Penugasan demikian itu berdasarkan komitmen dan tanggung jawab pimpinan


pengelolaan perusahaan baru tersebut dalam mencapai hasilnya, termasuk
'penalty' dan konsekuensi lainnya apabila terjadi kegagalan.

Dalam hal ini, perusahaan induk (direksi dan pemegang saham) telah menyetujui dan
benar-benar merealisasikan perusahaan baru, lengkap dengan segala konsekuensi
kewirausahaan yang harus dilakukan dan akan terjadi.

Dalam perkembangan selanjutnya, manajer yang berjiwa wirausaha akan selalu


tumbuh dan menjadi lebih andal dalam kemandiriannya. Maka, ia selalu memerlukan
tantangan yang jauh lebih berbobot. Pada waktu itulah saarnya ia menanjak
memasuki posisi yang lebih tinggi. Itu berarti akan terus timbul dan dibutuhkan
manajer-manajer baru yang siap mengarungi dunia kerja sebagi praktisi.

Praktisi manajerial yang andal merupakan manajer yang baik dalam 'mengemudikan'
perusahaan (proyek-proyek). Dan, praktisi yang mempunyai kemampuan manajerial
dan berjiwa wirausaha akan menjadi 'pengemudi pembalap' bagi proyek atau
perusahaannya di arena kompesiti bidang usaha sejenis, bahkan untuk bidang usaha
mana pun.

Zaman wirausaha 'sejati' tarnpaknya telah tiba, rneskipun jurnlah rnereka rnasih
rnerupakan bagian yang sangat kecil dalarn ekonorni kita. Namun, kemampuan,
produktivitas, dan lonjakan dahsyat dari akibat positifnya sangat dibutuhkan dan di
manfaatkan oleh sangat banyak orang. Dan, salah satu rnanajer wirausahawan yang
dibutuhkan itu adalah Anda.

8 - 31
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

RANGKUMAN

Bab I :
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek, serta kegiatan tersebut adalah
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan.
Manajemen proyek didefinisikan merupakan semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari mulai pelaksanaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, biaya
dan mutu serta mempunyai tiga karakteristik yang dipandang secara tiga dimensi yaitu
bersifat unik, dibutuhkan sumber daya dan organisasi.

Bab II :
Secara umum manajemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu dengan menggunakan
orang lain, sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang dibatasi oleh tujuan, sasaran,
persyaratan-persyaratan administrasi, teknis, biaya dan waktu.
Fokus modul ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi SDA harus dilakukan, siapa yang terlibat, apa kualifikasinya dan apa
tanggung jawabnya serta proses utama apa saja yang harus dilalui, agar pekerjaan
konstruksi dapat dilaksanakan sesuai persyaratan yang telah disepakati.

Bab III :
Dalam manajemen proyek pelaksanaannya harus memenuhi tiga kriteria yaitu : biaya
proyek, mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian. Dari ketiga kriteria diatas menjadi sifat
proyek yang merpaka tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Manajemen Proyek.
Untuk itulah setiap perusahaan yang handal selalu melakukan langkah antisipasi dengan
perencanaan dan pengembangan sumber daya tenaga dan manajemennya, agar selalu
menjadi yang terdahulu dalam setiap era perkembangan teknologi, aplikasi dan
kebutuhan dimasa depan.
Kemudian tolok ukur sukses pengelolaan dari ketiga criteria diatas tadi berkembang
menjadi : tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu, lingkungan kerja yang sehat dan aman
serta penerapan K3 yang konsisten serta semua pihak yang terkait.
Kemudian dari ke 5 kriteria kunci sukses secara bisnis menjadi 7 (tujuh) kriteria yaitu :
tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu, lingkungan kerja yang sehat dan aman, K3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

dilaksanakan dengan konsisten, memuaskan semua pihak yang terkait memberikan


keuntungan finansial serta meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik.

Bab IV :
Manajemen dalam penyelenggaraan proyek tergantung 2 faktor utama yaitu sumber daya
dan fungsi-fungsi manajemen.
Pada prinsipnya manajemen proyek terdiri dari :
a. Manusia yang diartikan sebagai tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proyek
maupun tidak langsung
b. Organizing dimaksudkan sebagai pengaturan atas sesuatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dalam suatu wadah (organisasi).
c. Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-orang
dalam organisasi, agar melakukan kegiatan yang ditetapkan didalam planning.
d. Controlling diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat menjamin
bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Bab V :
Kontrak pelaksanaan konstruksi merupakan ikatan kontrak antara Pimbagpro dengan
kontraktor yang dibuat setelah melalui proses pengadaan berupa pelelangan.
Kontrak pengawasan merupakan ikatan kontrak antara Pimpro Pengawasan dengan
konsultan yang dibuat setelah melalui proses pengadaan berupa pelelangan.

Bab VI :
Kewajiban pelaksana konstruksi, menyiapkan dan menyusun rencana kerja serta
melaksanakan pekerjaan persiapan sampai menyiapkan berkas pengajuan PHO hingga
FHO kepada pemberi pekerjaan. Kewajiban pengawas konstruksi, membantu pengguna
jasa melakukan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
yang tugasnya membantu, melakukan, memeriksa dan menyiapkan dalam
mengendalikan atas pelaksana proyek.
Kewajiban Provincial Team, mengkoordinasikan kegiatan, melakukan evaluasi,
memberikan saran kepada pengawas konstruksi.
Kewajiban Core Team, melakukan koordinasi terhadap kegiatan konsultan, melakukan
review terhadap desain dan spesifikasi, melakukan oleh pengetahuan dan teknologi serta
menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi yang terkait.
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

Bab VII :
Untuk mendapatkan kepercayaan dalam pelaksanaan proyek kontraktor harus mengikuti
tahapan pra kualifikasi, tender proyek dan pelaksanaan progres fisik, serta penyerahan
akhir proyek kepada pemilik proyek.
Pelaksanaan proyek mempunyai 3 (tiga) tahap yaitu :
1. Tahap persiapan pelaksanaan proyek :
 Surat perintah mulai kerja (SPMK)
 Pre Construction Meeting (CPM)
 Rencana pelaksanaan proyek yang meliputi :
- Organisasi proyek dan job description
- Jadwal pelaksanaan proyek dan pengadaan sumber daya
- Rencana mutu proyek
- Metode pelaksanaan pekerjaan
- Survai lapangan
- Rencana anggaran pelaksanaan
- Rencana K3 proyek
- RKL dan RPL
2. Tahap operasional pelaksanaan proyek
 Tahap aktifitas operasional pelaksanaan proyek
 Rapat konstruksi dan rapat koordinasi
 Advance payment (uang muka)
 Laporan
 Pembayaran prestasi pekerjaan
 Pekerjaan tambah/ kurang
 Review desain
 Perpanjangan waktu yang meliputi :
- Perpanjangan waktu kontrak
- Prosedur permintaan perpanjangan waktu kontrak
- Revisi jadwal pelaksanaan
 Denda
 Eskalasi
 Penyelesaian perselisihan
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

3. Tahap penyelesaian dan penyerahan proyek dan penyerahan proyek terdiri dari :
 Program penyelesaian pekerjaan
 PHO
 FHO

BAB VIII
Guna mencapai proyek berjalan lancar dan berhasil harus memenuhi 4 (empat) faktor
yaitu :
1. Perencanaan kerja yang baik
2. Persiapan kerja yang baik
3. Pengendalian operasional pelaksanaan yang efektif
4. Komunikasi yang efektif

Bentuk komunikasi yang umum digunakan di proyek


1. Komunikas langsung
Seperti Tatap muka : Dengan perseorangan dan dengan orang banyak
2. Komunikasi tidak langsung : dapat tertulis atau dengan sarana lainnya
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek

DAFTAR PUSTAKA

1. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta,


1996

2. Mahendra Sultan Syah Ir, Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Januari 2004

3. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Seri / Judul : SMB-01 Manajemen


Pelaksanaan Konstruksi, Pelatihan Manajer Lapangan.

4. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Site Plan, Pelatihan General
Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).

5. Unit Jaminan Mutu Direktorat Sumber Daya Air, Program Penerapan Sistem Jaminan
Mutu (Quality Assurance) – Bidang Pengairan Jakarta Desember 2000

6. Waskita Karya PT, Manual Perencanaan dan Pengendalian Proyek 1999.

7. Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek, 2005

Anda mungkin juga menyukai