PELATIHAN
AHLI SUPERVISI TEROWONGAN
KATA PENGANTAR
Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga
ahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta
penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode kerja
dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber
daya air maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Sumber Daya Air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) merupakan salah satu jabatan
kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang
sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam pekerjaan
konstruksi bidang sumber daya air.
Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision
Engineer) ini terdiri dari 12 (Dua belas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh
yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Terowongan
(Tunnel Supervision Engineer).
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan khususnya
untuk modul Pengenalan Manajemen Proyek pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
i
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN
ii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
1. Menjelaskan dan memahami lingkup Manajemen Proyek bagi Ahli Supervisi Terowongan
mencakup gambaran garis besar tentang mekanisme pelaksanaan pekerjaan Sumber
Daya Air.
2. Menguraikan tugas yang dilakukan oleh Ahli Supervisi Terowongan yang berkaitan
dengan penyiapan Sumber Daya.
iii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
DAFTAR ISI
iv
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Daya .................................................................. 7 - 11
7.1.3.3 Rencana Mutu Proyek ....................................... 7 - 17
7.1.3.4 Metode Pelaksanaan ......................................... 7 - 19
7.1.3.5 Survai Lapangan ............................................... 7 - 21
7.1.3.6 Mobilisasi ........................................................... 7 - 23
7.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Rencana
Arus Kas Proyek (Cash Flow) ............................ 7 - 28
7.1.3.8 Rencana K3 proyek ........................................... 7 - 31
7.1.3.9 RKL dan RPL ..................................................... 7 - 34
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
v
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Terowongan
(Tunnel Supervision Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen
kompetensi dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Ahli Supervisi
Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) unit-unit kompetensi tersebut menjadi
Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang
dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan
untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
vi
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
DAFTAR MODUL
vii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
PANDUAN PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Instruksional (TIU - Mengikuti penjelasan TIU & OHT
& TIK) TIK dengan tekun dan aktif No.1 – No.9
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam memakai bahan-bahan di
lapangan
- Waktu : 10 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
- Menjelaskan Konstruksi Terowongan, - Mendengarkan penjelasan OHT
lingkup pekerjaan dari jabatan kerja instruktur dengan tekun dan No.10
seorang Pelaksana Terowongan, aktif
maksud pelatihan modul tersebut. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab I : Pendahuluan)
viii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
3. Ceramah : Umum
- Menjelaskan arti manajemen dan - Mendengarkan penjelasan OHT
penerapannya pada pekerjaan instruktur dengan tekun dan No.11–No.12
konstruksi bidang Sumber Daya Air aktif
yang sering disebut Civil Works. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 10 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab II : Umum)
4. Ceramah : Kunci Sukses Pengenalan
Proyek
- Menguraikan arti sukses dalam - Mendengarkan penjelasan OHT
pelaksanaan proyek yang menyangkut instruktur dengan tekun dan No.13-No.15
tiga hal, yaitu biaya tidak melebihi, aktif
mutu memenuhi standar, spesifikasi, - Mencatat hal-hal yang perlu
waktu penyelesaian tidak terlambat - Bertanya Bila Perlu
kemudian semua pihak yang terkait
merasa puas.
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab III : Kunci
Sukses Pengenalan Proyek)
5. Ceramah : Prinsip umum manajemen
Proyek.
- Menguraiakan tentang manajemen - Mendengarkan penjelasan OHT
dalam penyelenggaraan proyek ter- instruktur dengan tekun dan No.17-No.22
gantung dari 2 faktor utama, yaitu aktif
Sumber Daya yang terdiri dari - Mencatat hal-hal yang perlu
Manusia, Uang, Peralatan dan - Bertanya Bila Perlu
Material, yang kedua adalah Fungsi-
fungsi Manajemen. Sumber Daya
adalah sangat penting, karena tanpa
itu semua tidak bisa terlaksana.
Namun tanpa manajemen yang baik,
tidak bisa terlaksana dengan baik,
efektif dan efisien.
ix
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
- Waktu : 30 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab IV : Prinsip
Umum Manajemen Proyek)
6. Ceramah : Dokumen yang mengikat
penyelenggaraan proyek.
- Menjelaskan ikatan kontrak antara - Mendengarkan penjelasan OHT
PimPro dan Kontraktor yang diperoleh instruktur dengan tekun dan No.23-No.30
melalui pelelangan atau penunjukkan aktif
dengan isi masing-masing Dokumen - Mencatat hal-hal yang perlu
Kontrak. - Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 25 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab V :
Dokumen yang mengikat
penyelenggaraan proyek)
7. Ceramah : Kewajiban Penyedia Jasa.
- Menguraikan apa-apa yang harus - Mendengarkan penjelasan OHT
dilaksanakan oleh Kontraktor dan instruktur dengan tekun dan No.31-No.33
Konsultan Pengawas didalam aktif
penyelenggara suatu proyek. - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 10 menit
- Bahan : Materi serahan
(Bab VI Kewajiban Penyedia Jasa)
8. Ceramah : Operasional Pelaksanaan
Proyek.
- Menguraikan apa-apa yang harus - Mendengarkan penjelasan OHT
dilaksanakan selama masa pelak- instruktur dengan tekun dan No.34-No.39
sanaan fisik mulai dari persiapan, aktif
mengadakan Pre-Construction Meeting - Mencatat hal-hal yang perlu
untuk membahas dan mensepakati - Bertanya Bila Perlu
apa-apa yang harus dilaksanakan dan
rencana K3, RKL dan RPL.
- Menyusun rencana pelaksanaan
proyek, seperti Jadwal Pengadaan
Sumber Daya, jadwal penyelesaian
bagian-bagian pekerjaan dengan
metode Network Planning, Bar Charts,
S-Curve, Rencana Mutu, Rencana
Anggaran Pelaksanaan
x
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
xi
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
MATERI SERAHAN
xii
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam kegiatan tersebut adalah
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan. Dalam proses yang terjadi dalam kegiatan tersebut akan
melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas
hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi, maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga
dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi.
1.2 Definisi
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
koordinasi suatu proyek dari mulai pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan / proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat
biaya dan tepat mutu.
TIM PROYEK
1-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Melibatkan organisasi
Unik
Proyek Konstruksi
1-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Tepat Mutu
Tepat Waktu
Tepat Biaya
Proyek Konstruksi
1-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB II
UMUM
Pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air atau sering disebut sebagai Civil Works,
sampai saat ini pada umumnya dibiayai dengan dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang
sumber dananya berasal dari investor atau dari swasta, namun mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi pada umumnya memerlukan tata cara yang sudah baku yaitu ada
unsur pelaksana dan ada unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk
menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
2-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan
tepat waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa
pembuatan Time Schedule proyek (Bar Chart, S-Curve), penyelenggaraan Pre
Construction Meeting, penyiapan Review Desain, penyiapan laporan bulanan, tri wulanan
dan lain sebagainya. Jika seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan dan pengawasan
tersebut sudah dapat menghasilkan suatu produk yang kurang lebih memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis maupun administratif yang telah ditetapkan maka
manajemen proyek pada akhirnya akan sampai kepada tahap Provisional Hand Over dan
kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap Warranty Period.
2-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB III
KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PROYEK
Biaya Proyek, tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah
disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak suatu pelaksanaan
Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses / cara pelaksanaan
pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan,
perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan
Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah disepakati
dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan yang bersangkutan
Dalam kenyataan ke 3 kriteria yang menjadi sifat proyek itu merupakan tanggung
jawab yang harus dipenuhi oleh Manajemen Proyek. Karena peranan Manajer Proyek
sangat dominan dan sangat menentukan upaya pencapaian sasaran proyek tersebut,
maka manajer proyek harus mempunyai otoritas dan kemampuan fungsi manajemen dan
administrasi dalam menjalankan tanggung jawabnya. Pelaksana konstruksi (Bangunan
Terowongan) sebagai organ pelaksana dari Manajer Proyek ikut menjalankan fungsi-
fungsi manajemen didalam upaya pencapaian sasaran proyek yang memenuhi ke 3 (tiga)
kriteria tersebut diatas.
Untuk itulah setiap perusahaan dengan beberapa manajernya yang andal selalu
melakukan langkah antisipasi dengan perencanaan dan pengembangan sumber daya
tenaga dan manajemennya, agar selalu menjadi yang terdahulu dan terdepan dalam
setiap era perkembangan teknologi, aplikasi teknologi dan kebutuhan atau Trend dimasa
depan. Namun demikian, ketiga kriteria pengelolaan proyek yang sukses seperti tersebut
3-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
diatas masih relevan meskipun ada 2 poin tambahan yang sebenarnya merupakan
penegasan atas mutu dari suatu pekerjaan atau proyek.
- Pemilik Proyek Setuju Dan - Pemilik Proyek Setuju Dan - Pemilik Proyek Setuju Dan
Melakukan Pembayaran Menerima Proyek Dengan Menerima Selesainya
Proyek Selesai Tanpa Komentar/ Syarat Sebagaian Atau Keseluruhan
Tertentu Yang Bersangkutan
- Tidak Terjadi Progres
Billing Tidak Terbayar - Tidak Ada Penalty, Komplain - Tidak Ada Complain Atau
Atau Klaim Atas Mutu Hasil Klaim Dari Pemberi Kerja Atau
- Semua Pihak Terkait
Kerja Proyek Pihak Ketiga yang Terkait
Pelaksanaan Proyek Puas
Dengan Penyelesaian
- Keselamatan Dan Kesehatan
- Citra Perusahaan Baik Pekerjaan Tersebut
Kerja (K-3) Di Laksanakan
- Ada Undangan Atau Dengan Baik - Semua Pihak Terkait
Penunjukan Proyek Baru Pelaksanaan Proyek Puas
- Semua Pihak Terkait
- Memperoleh Manfaat Positif Pelaksanaan Proyek Puas - Citra Perusahaan Baik
Termasuk Keuntungan Bagi
- Memperoleh Certificate Of - Ada Undangan Dan
Perusahaan
Completion Penunjukan Proyek Baru
Karena setiap proyek selalu menyangkut sumber daya baik itu dana (keuangan), tenaga
ahli (keterampilan) maupun sarana lainnya maka suatu proyek biasanya dikelola secara
bisnis artinya suatu proyek itu bisa dikuti dan dikelola secara bisnis bila memenuhi syarat
dan memberikan manfaat bagi kalangan bisnis, karena kepentingan bisnis itulah
Kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen proyek. Misi proyek menjadi Profit Centre
bagi perusahaannya untuk berproduksi dan mendapatkan hasil dari usahanya. Dengan
3-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
demikian kriteria sukses pengelolaan proyek secara bisnis bagi Kontraktor tidak lagi
berupa lima poin tetapi menjadi 7 poin, yaitu :
3-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB IV
PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK
a. Manusia
4-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
b. Uang
Uang merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam
manajemen penyelenggaraan proyek. Tanpa sumber daya berupa uang yang
memadai, jangan mengharapkan dapat menyelenggarakan manajemen proyek
sesuai dengan ikatan kontrak yang berlaku antara para pihak yang
menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek,
baik yang berada pada kelompok pengguna jasa (misalnya PimPro Dan
PimBagPro yang mewakili Pemerintah), pada kelompok pelaksana (Kontraktor)
sebagai penyedia jasa, maupun pada kelompok pengawas (Konsultan) yang
juga berperan sebagai penyedia jasa, memerlukan biaya yang besarnya telah
disepakati di dalam surat perjanjian kontrak.
Jadi pada hakekatnya, uang memang merupakan salah satu sumber daya yang
sangat penting karena seluruh kegiatan proyek yang menyangkut rekruitmen
manusia (tenaga kerja), penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga non skill), penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-
alat laboratorium), pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan
material, dan lain sebagainya, baik yang berada pada kelompok pengguna jasa
maupun penyedia jasa, seluruhnya memerlukan pembiayaan.
c. Peralatan
4-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
maka sasaran pekerjaan dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat serta
dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
Alat-alat berat
Hauling Equipment
Motor Scraper
Dump Truck
Plant Equipment
Stone Crushing Plant
Asphalt Mixing Plant
Concrete Plant / Mixer
Piling Equipment
Pile Hammer (Diesel, Vibro)
Lifting Equipment
Crane
Lift Platform
Forklift
4-3
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Peralatan Laboratorium
d. Bahan
Pengertian bahan dalam hal ini adalah bahan baku yang kemudian diolah
menjadi bahan olahan dan setelah diproses bahan olahan tersebut berubah
menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak.
Jadi bahan baku (tanah, batu, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan
(agregat, adukan beton, pofil baja dll.) adalah merupakan sumber daya yang
harus diperhitungkan secara cermat di dalam manajemen penyelenggaraan
proyek karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya proyek sangat besar.
Oleh karena itu, mencari lokasi bahan baku yang tidak terlalu jauh dari lokasi
proyek, yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi bahan olahan, akan
menjadi faktor penting di dalam manajemen penyelenggaraan proyek. Survai
untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku tersebut barangkali harus
dilakukan, karena dengan data tersebut Kontraktor dapat menyiapkan
penawaran yang lebih akurat.
Untuk melaksanakan manajemen, setiap orang yang berada pada posisi pimpinan di
level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi
manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi
penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi
4-4
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
a. Planning
b. Organizing
4-5
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
data. Selain itu dalam proses manajemen, organisasi mempunyai arti sebagai
berikut :
Sebagai alat untuk menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
Sebagai alat untuk membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-
fungsi manajemen.
Sebagai alat untuk mempersatukan sumbangan-sumbangan pemikiran dari
satuan-satuan orgnisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan
struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Ada
koordinasi vertikal (yang menggambarkan fungsi komando), ada koordinasi
horizontal (yang menggambarkan interaksi satu level) dan ada koordinasi
diagonal (yang menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi
komando) yang apabila dapat dapat diintegrasikan dengan baik akan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.
Mengorganisasi (Organizing)
Struktur bisa menjadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab
personal dalam struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap
4-6
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
tugas dan atau terjadi overlaping atas beberapa tugas yang menjadi
tanggungjawab seksi/bagian lain dalam struktur organisasi tersebut.
Dengan adanya rincian kerja atau tugas maka pelaksanaan pekerjaan dan
tanggung jawab menjadi jelas, struktur organisasi yang lengkap dengan
rincian kerja akan memberikan manfaat yang efektif.
Mengkoordinasi (Coordinating)
4-7
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
c. Actuating
4-8
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
d. Controlling
4-9
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam kegiatan internal Konsultan
Supervisi; jadi jika keluar Konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
Kontraktor, maka ke dalam Site Engineer juga harus melakukan controlling
terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer agar secara keseluruhan
internal controlling ini dapat mendorong kinerja Konsultan supervisi lebih baik di
dalam mengawasi pekerjaan Kontraktor.
Kemudian apa yang menjadi ruang lingkup kegiatan controlling itu? Dapat
diketengahkan disini bahwa ruang lingkup kegiatan controlling mencakup
seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah :
Hal lain yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa controlling harus
bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan
untuk menilainya adalah memperbandingkan apa yang terjadi di lapangan
dengan rencana yang telah ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
Tindakan Kontrol
- Pahami bahwa tindakan tersebut tidak hanya bersifat check dan
monitoring, tetapi juga merupakan tindakan manjerial dengan jangkauan
yang lebih dalam pengendalian.
- Tugas dan tindakan mengontrol bukan berarti hanya menyalahkan orang
lain, tetapi juga mencarikan dan menentukan alternative terbaik dalam
tindakan pencegahan (preventive action) dan perbaikan atas
ketidaksesuaian yang terjadi
- Batasan tentang sukses pekerjaan harus sangat jelas dari sudut biaya,
mutu dan waktu, buat prosedur control resmi
4 - 10
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
4 - 11
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Pastikan bahwa tindakan diatas dilakukan karena benar dan perlu bukan
sekedar menjilat dengan keputusan yang demikian maka upaya mengontrol
proyek pasti akan mencapai sasarannya.
4 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB V
DOKUMEN YANG MENGIKAT PENYELENGGARAAN PROYEK
Pelelangan
Berita Acara Penjelasan Pelelangan
Berita Acara Pembukaan Penawaran
Berita Acara Pelelangan
Surat Keputusan Pemenang Tender
Pemilihan Langsung
Berita Acara Pemilihan Langsung
SK Penunjukan Pelaksana Lapangan
5-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
5-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
g. The Drawings
h. The Priced Bill of Quantities
i. Other Documents (As listed in The Appendix to Bid)
5-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB VI
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
6-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
6-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
6-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB VII
OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini terutama adalah melakukan pengadaan
sarana dan prasarana pelaksanaan fisik proyek dan kegiatan administrasi yang
diperlukan selama operasional pelaksanaan proyek.
Yang non pay items works walaupun tidak bisa ditagihkan namun sebenarnya sudah
diperhitungkan dalam biaya item pekerjaan tertentu.
7-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
o Mobilisasi
o Insurance of works
o Organisasi kerja
b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara lain :
o Request and Approval dalam rangka Examination of Works
o Extension time for completion of works
o Gambar kerja dan kelengkapannya.
o Pengajuan MC (Monthly Certificate)
o PHO dan FHO
o Pembuatan Addendum Kontrak
o Jadual pengadaan bahan, penggunaan peralatan dan personel
o Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai
dengan target volume, mutu dan waktu.
o Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual
check) sehubungan dengan Review desain terhadap design yang
ada dalam dokumen kontrak
c. Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
o Pelaksanaan konsruksi SDA misalnya saluran, bendung dll.
o Pelaksanaan produksi agregat untuk beton.
o Menentukan lokasi sumber bahan material (Quarry), estimate
kuantitas bahan beserta rencana pemeriksaan mutu bahan yang
akan digunakan.
o Pendekatan terhadap masyarakaat dan Pemerintah Daerah setempat
mengenai rencana kerja yang ada kaitannya dengan musim tanam
atau masalah jalan akses ke quarry / angkutan bahan.
Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting
a. Peran Atasan langsung PimPro (Kepala Dinas, unsur Pemerintah)
– Sebagai moderator dan nara sumber.
– Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek.
– Menjelaskan bahwa PimBagPro ikut bertanggung jawab terhadap
Review Design beserta prosedur survey sampai dengan
penyelesaiannya sebagai pedoman awal pelaksanaan pekerjaan.
– Lain-lain yang dianggap perlu.
b. Peran PimPro / PimBagPro Pengawas (unsur Pemerintah)
– Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya Review Desain.
– Menjelaskan prosedur Review Desain termasuk :
7-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
o Metodologi survai
o Cara pembuatan gambar kerja
o Mekanisme proses administrasi Review Desain dan Proses
Addendum Kontrak atau Memorandum Kontrak.
– Menjelaskan kapan Review Desain harus diselesaikan.
– Menjelaskan prosedur dan jadual kerja seluruh tenaga Konsultan
supervisi mulai dari mobilisasi sampai demobilisasi.
– Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung jawab Konsultan
supervisi serta kualifikasi personelnya.
– Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan
dibuat oleh Konsultan supervisi dandistribusi laporan-laporan yang
terdiri dari :
o Monthly Executive Summary Report
o Monthly Progress Report
o Quarterly Report
o Quality Control Report
o Technical Report
Review Design / Technical Justification Report
Technical Paper
o Draft Final Report
o Final Report
7-4
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7-5
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7-6
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
e. Peran Konsultan
– Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
– Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :
o Laporan Harian.
o Laporan Mingguan
o Laporan Bulanan (Monthly Progress Report)
o Executive Summary Report
o Survai Lapangan Untuk Review Desain.
o Perhitungan Volume / Back Up Data serta Monthly Certificate
(MC)
o Quality Control
o Contractor’s Request untuk :
Memulai pekerjaan
Test material
Penerimaan pekerjaan
– Menjelaskan struktur organisasi Konsultan dan tugas dari pada
masing-masing personil Konsultan
– Menjelaskan personil Konsultan yang sudah dimobilisasi dan rencana
personil lainnya yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana kerja Review Desain :
Waktu yang diperlukan untuk survai lapangan.
Personel yang dilibatkan di dalam survai lapangan.
Kelengkapan yang diperlukan untuk survai lapangan.
Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvai.
Alternatif penanganan dari hasil survai lapangan.
Rencana dan gambar kerja yang harus dibuat.
- Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan,
berapa kali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
7-7
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7-8
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
A AHLI
MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER V MADYA
PERALATAN/ LAPANGAN ADMINISTRASI TEKNIK QUALITY H
LOGISTIK ASSURANCE
L
L
TUKANG/ TUKANG/ TUKANG/ A
PEKERJA PEKERJA I N TENAGA
PEKERJA
TERAMPIL
7-9
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
14
2
17
D(16)
A(14)
0 33 F(17) 50
START C(0)
1 4 5
0 33 50
= Event
EET
NE = No. of Event NE
EET = Earliest Event Time LET
LET = Latest Event Time
7 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
– Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis tidak boleh dilampaui sebab apabila dilampaui akan mengakibatkan
tertundanya penyelesian pekerjaan.
– Controlling secara ketat harus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
– Sementara kelonggaran waktu yang terdapat pada kegiatan lain (dalam kasus
di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan
(tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan
penyelesaian kegiatan B, E, dan F.
7 - 14
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek SDA,
hanya diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang
menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.
7 - 15
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 16
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 17
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
2. Listrik
Menggunakan fasilitas PLN
Mengusahakan sendiri (genset)
3. Tenaga kerja
Didapat dari daerah sekitar job site
Mendatangkan dari luar
Akomodasi yang diperlukan
Perlu ijin khusus atau tidak
Perlu biaya khusus atau tidak
7 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7.1.3.6 Mobilisasi
A. Mobilisasi
7 - 22
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 23
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
g. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah
mempertimbangkan penggunaan material untuk pekerjaan
tanah maupun perkerasan jalan dan struktur yang berasal dari
sekitar lokasi proyek. Jika di sekitar proyek tidak terdapat
material yang memenuhi syarat, pilihannya tentu mengambil
material dari deposit quarry yang berasal dari tempat lain.
Sebelum diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu
lokasi memenuhi persyaratan mutu bahan baku, maka
Konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku di
laboratorium terhadap quarry di maksud serta memperkirakan
volume deposit quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang
berkaitan dengan kewajiban membayar retribusi akibat
penggunaan quarry tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
i. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal,
semen, besi beton dan sebagainya harus terlebih dahulu
dimintakan persetujuan oleh Kontraktor kepada PimPro /
PimBagPro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-bahan
tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah PimPro /
PimBagPro, dan apabila memang telah memenuhi syarat maka
Kontraktor boleh mendatangkan bahan-bahan di maksud untuk
keperluan pelaksanaan proyek.
j. Komposisi Peralatan
PimPro/ PimBagPro harus memeriksa kecukupan dan
komposisi armada (fleet) alat-alat berat yang dimobilisasi oleh
Kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat tersebut masing-
masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat
kemudian jenis dan jumlahnya harus mencukupi untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi.
7 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
k. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan. Untuk tenaga-tenaga inti Kontraktor, maka PimPro /
PimBagPro perlu mengacu pada daftar personel inti yang
diajukan oleh Kontraktor pada saat memasukkan penawaran.
B. Site plan
7 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Pada site plan akan tergambar alur dan ukuran untuk keperluan
antara lain:
1. Kantor proyek
2. Gudang Proyek
3. Stock pile material beton
4. Work shop heavy equipment (alat berat)
5. Construction format
6. Fabricating reinforcing stell
7. Stock pile tanah
8. Gudang bahan peledak
9. Gudang dan work shop peralatan listrik
10. Jalan kerja
7 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Perencanaan K3 meliputi :
- Pemilihan sistem dan peralatan
metode kerja (efektif dan efisien)
penggunaan alat berat ( macam, jenis dan komposisi)
yang tepat
- Perhitungan kekuatan dan stabilitas sarana kerja
plat form (landasan area kerja)
jaring pengaman
7 - 31
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
tangga darurat
penutup lubang dan lain-lain
jembatan kerja, andang dan lain-lain
- Menentukan prosedur kerja
penempatan prasarana kerja
peralatan
bahan atau material
- Mengidentifikasi petensi bahaya dengan antisipasi tindakan
pencegahan
terjatuh dari ketinggian (orang dan benda)
kebakaran
peledakan akibat mesin dan listrik
struktur roboh dan lain-lain
- Merencanakan biaya yang diperlukan (anggaran K3)
- Perijinan dan asuransi
- pelatihan / training
- Pengawasan dan inspeksi
7 - 32
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 33
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 34
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 35
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada disekitar lokasi kegiatan, kegiatan
konstruksi tersebut diatas akan dapat menimbulkan dampak terhadap komponen
fisik kimia dan bahkan bila tidak ditanggulangi dengan baik akan dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti komponen biologi
maupun komponen sosial ekonomi dan sosial budaya.
7 - 36
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu udara
atau adanya tanggapan dan keluhan masyarakat akan timbulnya dampak
tersebut.
Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu
sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak seperti :
a. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi
setempat, seperti penempatan base camp yang jauh dari lokasi pemukiman,
pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.
b. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti
memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar permukiman.
c. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak
menimbulkan debu.
Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan
serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaan quary, yang menyebabkan
permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya
7 - 37
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem drainase yang ada, serta
mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan.
Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah
atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau mengalirkan limbah ke
badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Indikator dampak dapat dilihat dari warna dan bau air di bagian hilir kegiatan
serta hasil analisis kegiatan air / mutu air serta adanya keluhan masyarakat.
Indikator dampak dapat dilihat dari kerusakan prasarana jalan dan utilitas umum
yang dapat mengganggu berfungsinya utilitas umum tersebut, serta keluhan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
a. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.
b. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan
ketempat yang aman.
7 - 38
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan
serta pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar / berada di tepi prasarana
jalan umum, yang lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan konstruksi.
Indikator dampak dapat dilihat dari adanya kemacetan lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan dan tanggapan negatif dari masyarakat disekitarnya.
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan tanah terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi biologi
yang masih alami, seperti hutan.
Indikator dampak dapat dilihat dari jenis dan jumlah tanaman yang ditebang,
khususnya jenis-jenis tanaman langka dan dilindungi serta adanya reaksi
masyarakat.
7 - 39
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 40
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 41
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Rapat konstruksi
- Biasanya dilakukan sekali tiap bulan
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilakukan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyek
- Rapat formal
- Undangan resmi diberikan
- Materi yang dibahas sudah tertentu
7 - 42
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Rapat kordinasi
- Biasanya dilaksanakan sekali setiap minggu
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilaksanakan ditempat Pemilik Proyek atau di kantor
proyak
- Rutin tanpa undangan resmi
- Materi yang dibahas sekitar rencana kerja, kesiapan sumber
daya, kemajuan pekerjaan, laporan kemajuan perusahaan dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran operasional
pelaksanaan proyek
- Biasanya dilakukan dengan suasana informal dan terencana
- Peserta siap membawa data dan materi usulan
- Melaksanakan koordinasi yang perlu untuk mendapatkan
penyelesaian bersama
- Rapat dipimpin oleh koordiantor pelaksana lapangan atau site
engineer dari pemilik proyek
7 - 43
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
penjelasan dan data-data yang perlu agar dari sini, telah bisa diperoleh
hasil yang positif minimal tanda-tanda akan terakomodasinya
kepentingan perusahaan tersebut tampak
Ikuti rapat konstruksi dengan lengkap. Sampaikan penjelasan atas
alternatif penyelesaian sesuai dengan yang telah dipersiapkan. namun
dahului dengan menyampaikan bahwa usulan dari pemilik proyek dan
Konsultan, selanjutnya jelaskan bahwa usulan anda memenuhi batasan-
batasan tersebut
Alasan yang di tampilkan seharusnya
- Secara teknis aman, memenuhi standar dan wajar
- Pelaksanaanya memungkinkan untuk dilaksanakan
- Sumber daya mendukung dan siap
- Ekonomis
Dan harus selalu dingat bahwa misi manajer proyek adalah misi
perusahaan yaitu:
- Waktu pelaksanaan tidak lebih lama
- Bisa / mudah dilaksanakan
- Sumber daya dan teknologi siap
- Menguntungkan
- Citra perusahaan positif.
7 - 44
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Nilai jaminan uang muka pada prinsipnya secara bertahap dapat dikurangi
namun sekurang-kurangnya sama dengan sisa uang muka yang belum
dilunasi. Kemudian penggunaan uang muka tersebut diawasi oleh PimPro /
PimBagPro dan sepenuhnya harus diperuntukkan bagi pelaksanaan
pekerjaan sesuai kontrak.
Buku Harian
7 - 45
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan kesimpulan dari Laporan Harian selama 1
minggu, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama
1 minggu, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku
Harian tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, Kontraktor juga harus menyiapkan
Laporan Bulanan yang berisi kesimpulan dari Laporan Mingguan selama
1 bulan, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan
selama 1 bulan, disiapkan oleh Kontraktor dalam rangkap 4, analog
dengan Buku Harian tentang siapa yang menandatangani maupun
distribusinya.
– Laporan Bulanan yang dibuat oleh Kontraktor ini akan merupakan
masukan bagi Konsultan dalam menyiapkan laporan yang disebut
7 - 46
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Laporan Triwulan
Merupakan evaluasi 3 bulanan yang dibuat oleh Konsultan pengawas
terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor.
Berbagai kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan
dievaluasi, menyangkut aspek teknis maupun administratif. Jika Konsultan
dapat menyajikan evaluasi 3 bulanan secara tajam, maka Quarterly Report
ini akan merupakan masukan manajemen bagi PimPro / PimBagPro untuk
mengambil langkah-langkah preventif bagi kemungkinan kegagalan
pelaksanaan proyek. Fokus evaluasi tidaklah semata-mata dari aspek teknis
akan tetapi juga dari aspek administratif sehingga dapat diperoleh masukan
yang adil, apakah masing-masing pihak sudah melakukan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan dokumen kontrak.
Laporan Akhir
Final Report adalah laporan akhir yang disiapkan baik oleh Kontraktor
maupun Konsultan pengawas, merupakan laporan lengkap yang
menggambarkan resume seluruh rangkaian pelaksanaan proyek yang
direkam setiap bulan, berisi data-data penyelenggaraan proyek sebagai
berikut :
Kronologi pelaksanaan proyek
– Peta lokasi proyek
– Data proyek
– Status Review Design / Technical Justification
– Status Change Order dan Addendum Kontrak
– Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan ke-1 s/d bulan
terakhir pelaksanaan proyek - PHO)
7 - 47
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan laporan akhir proyek,
yaitu dibuat sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara
Kontraktor dan Konsultan atau dibuat bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan (ditandatangani oleh Kontraktor dan Konsultan). Cara yang kedua
mungkin menyiapkannya agak sulit karena mempersamakan sudut pandang
antara Kontraktor dan Konsultan tentu tidak mudah, namun isi laporan akhir
tentunya akan lebih kaya dan lebih akurat analisisnya dibandingkan dengan
kalau dibuat oleh masing-masing. Alternatif mana yang dipilih, tentu
sepenuhnya menjadi kewenangan PimPro / PimBagPro.
7 - 48
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
100 3 BULAN
80
Prosen
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised
Catatan
Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3
bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen
schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan
12 berturut-turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.
7 - 49
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 50
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 51
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses review desain
harus dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya kontrak efektif
perjanjian antar pengguna jasa dan penyedia jasa..Persiapan review desain
pada umumnya dimulai pada saat rapat pra-pelaksanaan atau pre-
construction meeting, dimana pada rapat tersebut dihadiri oleh semua unsur,
baik dari pengguna jasa atau pemerintah, Konsultan dan kontraktror yang
akan melaksanakan.
7 - 52
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
perlu dikaji ulang agar saat pembuatan review desain hal hal tersebut
semuanya dapat diantisipasi dan dapat ditangani dengan lebih baik dan
optimal. Namun data ini pada umumnya sangat terbatas adanya sehingga
mengalami kesulitan mendapatkan data dasarnya. Permasalahan dan
perubahan yang terjadi pada desain awal dibanding dengan kondisi saat
persiapan rekayasa lapangan perlu dicatat dan dilbuat laporan lengkap,
secara teknis, admisnistrasi dan keuangannya. Alternatif dan metode usulan
sebagai hasil kajian awal perlu disusun dengan lengkap jelas, dalam koridor
yang disepakati dalam rapat pra-pelaksanaan.
Data kontrak awal seperti, nama kontrak, lokasi proyek, volume efektif,
panjang fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja,
perbedaan kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama Kontraktor
dan Konsultan, serta waktu mobislisi Kontraktor dan Konsultan menjadi
bagian penting dalam proses Review Desain. Beberapa data terkait,
pengukuran, geoteknik, hidrologi dan lain-lain menjadi bagian penting dalam
proses review desain. Selain itu beberapa hal terkait ketersediaan jenis
bahan dan harga yang ada diwilayah tersebut menjadi bagian penting untuk
dapat dilakukan rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada koridor
standar spesifikasi dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Karena dalam proses pelaksanan pekerjaan SDA masih memungkinkan
adanya koridor perubahan untuk mendapatkan optimalisasi biaya dengan
produk akhir yang sama.
7 - 53
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak
mengubah Jumlah Harga Kontrak secara signifikan .Untuk itu perlu
diantisipasi item pekerjaan yang pada awal kecil volumenya , namun pada
pada saat pelaksaan volumenya melonjak tajam. Apalagi jika volume yang
kecil tersebut pada awalnya tender harga satuannya cukup besar sehingga
kenaikan volume akan mengakibatkan perubahan harga yang cukup besar.
Dalam hal sumber pendanaan pembiayaan proyek SDA berasal dari APBN
atau Dana Bantuan Luar Negeri maka ada beberapa prosedur yang harus
dilalui sebagai persayaratan administrasi sebelum proyek tersebut dapat
dilanjutkan. Pada umumnya prosedur review desain untuk pekerjaan proyek
SDA yang berbantuan luar negeri membutuhkan proses persetujuan dari
Lending agency paling cepat satu bulan sejak dikirimkan kekaantor
perwakilannya, diluar proses persetujuan internal dilingkungan Pemerintah
Tingkat Pusat atau Propinsi yang bersangkutan.
7 - 54
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 55
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
E = Q X UPO X (K-1)
7 - 56
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 57
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 58
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
dimana,
Upo = Nilai Harga Satuan Kontrak Semula
Upn = Nilai Harga Satuan Kontrak Tereskalasi
Eo = Kurs pada saat 30 hari sebelum pembukaan penawaran
Et = Kurs pada saat bulan perhitungan eskalasi untuk bagian mata
uang asing.
7 - 59
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 60
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Arbitrase
Dalam fase ketiga ini pekerjaan justru menuntut perhatian yang lebih dari
pada fase sebelumnya atau opersinal pelaksanaan pekerjaan. Nilai progres
fisik pada fase ini kecil namun sangat menentukan keberhasilan
penyelesaian sebuah proyek dengan tepat waktu dan mutu ’ kasat mata’
serta ’nilai monumental’ sebuah proyek.
7 - 61
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 62
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 63
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 64
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang
belum ada dalam kontrak
Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang
dibentuk oleh PimBagPro.
Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek
yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
Lingkup proyek yang paling dominan disertai volume dan biaya.
Progres fisik saat First meeting, dilengkapi dengan data pendukung :
o Komulatif final quantity yang sudah dapat diproses MC-nya, atau yang
belum dapat diproses MC-nya untuk diperbandingkan dengan total
kuantitas yang ada di dalam kontrak.
o Identifikasi jenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah
diperintahkan kepada konraktor untuk dilaksanakan namun belum
dilaksanakan.
o Identifikasi work item yang belum ditangani
o Identifikasi sisa dana yg. mungkin dapat digunakan untuk item pekerjaan
lain yang diperlukan.
– Penjelasan dari Ketua Panitia PHO
Mencari kesepakatan tentang prosedur PHO yang akan dilaksanakan.
Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan
dapat dimulai proses PHOnya berdasarkan laporan dari PimBagPro serta
berkas laporan dari Konsultan.
– Pembentukan 3 Tim dan persiapannya
Tim Visual
o Penyiapan foto tustel untuk me-reccord hasil site visit.
o Penyiapan list of defect and deficiencies.
o Penyiapan list of deviatioan and omissions (unauthorized chang in
work)
o List of errors and ommission in drawing
Tim Teknis / Quality Control
o Penyiapan list of Quality Control sebagaimana yang ada pada
spesifikasi untuk pengecekan terhadap back up data yang disusun
oleh proyek / Konsultan.
7 - 65
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 66
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 67
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Berikut adalah Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO dan Diagram
Pelaksanaan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) :
7 - 68
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER
Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenggarakan
PHO Second Meeting Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
perhitungan seluruh
Kontraktor pekerjaan yang telah
Pemberitahuan tertulis
memperbaiki hasil selesai dikerjakan
kepada kontraktor
tentang pekerjaan sesuai saran
pembentukan Tim Visual,
Panitia PHO Administrasi, dan
Quantity OK
NO
Penilaian
atas hasil
perbaikan ?
7 - 69
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 70
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
7 - 71
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
– Kunjungan Lapangan
– Rapat kedua
Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh Kontraktor pada
masa pemeliharaan.
Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut, apabila
Panitia FHO berkesimpulan bahwa Kontraktor telah menyelesaikan
semua “Defects And Deficiencies” – cacat dan kerusakan, maka :
o Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa Kontraktor
telah menyelesaikan pemeliharaan atas hasil pekerjaan konstruksi (yang
telah di PHO-kan) pada masa pemeliharaan (Warranty Period) dengan
baik sesuai dengan Dokumen Kontrak.
o Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHO).
o Menetapkan tanggal FHO.
o Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan kepada PimBagPro / PimPro.
– Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, PimBagPro / PimPro membuat
Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan Kontraktor.
7 - 72
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
BAB VIII
KEMAMPUAN TAMBAHAN PENGELOLAAN PROYEK
8.1 Komunikasi
8-1
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
disampaikan tersebut?
Tindakan apa yang saya inginkan?
Apa yang menjadi pokok persoalannya?
Apakah hal-hal yang penting sudah cukup jelas?
Seberapa banyak yang ingin dan perlu mereka ketahui?
Apakah bahasa dan susunan kalimatnya sudah sesuai dengan lingkungan
penerima? Dan, sudah sesuaikah dengan materi yang disampaikan?
Apakah penerima mengetahui apa yang seharusnya diharapkan?
Apakah tidak ada pesan (kalimat) yang bisa ditafsirkan salah/lain?
Apa bentuk (alat) yang terbaik untuk mengkomunikasikan pesan yang
disampaikan tersebut? Memo, telepon, surat, faksimile, atau pertemuan
langsung?
Pesan-pesan yang tidak relevan, tidak sesuai, atau tidak mengarah pada kemajuan
dan tindakan yang diharapkan, menjadi tidak produktif
Komunikasi langsung
Tatap muka
Dengan perseorangan
Dengan orang banyak
Presentasi dan forum rapat
Pidato
8-2
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
langsung dengan lebih baik, jika kita berurusan dengan seseorang secara tatap
muka. Jadi, sangat keliru bila seorang Manajer menghindari/ mengelakkan
tanggung jawabnya dalam komunikasi langsung-tatap muka dan
menggantikannya dengan komunikasi tertulis.
Komunikasi tatap muka, meliputi tatap muka langsung dengan perseorangan,
beberapa orang, forum rapat, presentasi, dan pidato.
Komunikasi tatap muka menurut kira untuk menghargai orang lain dengan
memperhatikan apa yang mereka katakan. Itu berarti kita harus bisa
mendengarkan, mengerti, dan mengingat apa yang disampaikan 'lawan' bicara.
Apabila masalah yang dipercakapkan sedemikian banyak, maka perlu diminta
(dibuat) ringkasan pembicaraan, agar diperoleh hasil pembicaraan yang efektif
dan jelas maksudnya. bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, arti/maksud
setiap, pengertian yang tidak jelas (tidak tegas) pun bisa dijernihkan. Untuk
rapat-rapat, biasanya segera dibuat berita acara rapat (notulen).
Komunikasi tatap muka bisa berupa percemuan perundingan (negosiasi) atau
rapat lainnya unruk memutuskan sesuatu hal yang menyangkut kepentingan
peserta pertemuan atau kepentingan pihak yang diwakilinya dengan kuasa
tertentu. Untuk kepentingan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah:
Kita (Anda) harus memastikan unruk memberikan tanggapan dengan benar.
Siap dengan beberapa alternatif posisi tawar-menawar, sehingga mampu
memberikan/ mengubah perundingan dan keputusan apabila situasi dan
kondisi mengharuskan unruk memberikan sikap dan keputusan yang cepat.
Dalam rangka pembicaraan seperti iru, kira (Anda) dimungkinkan untuk
membawa rekan sejawat (mitra kerja), guna memberikan dukungan atas
kepastian dan wewenang yang sesuai dengan kesepakatan dan kepentingan
kita (Anda).
Misalnya, untuk membujuk, memohon bantuan, memuji, ataupun menegur
mereka, dan lain-lain.
Gunakanlah 'bagian pertama' dari pertemuan/pembicaraan tersebut untuk
'membaca' dan memeriksa pemikiran.dan arah pembicaraan lawan bicara
kira (Anda), sehubungan dengan kepentingan yang dibicarakan. Kecermatan
Anda dalam 'menangkap arah' pembicaraan lawan bicara tersebut, akan
mendukung posisi kemenangan dalam pembicaraan (perundingan) yang
bersangkutan.
Apabila waktu pelaksanaan pembicaraan tersebut tidak / kurang
menguntungkan bagi kepentingan Anda, misalnya, karena Anda tidak siap,
8-3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Agar pengertian, persetujuan, atau kesepakatan yang Anda inginkan itu benar dan
jelas, maka bisa diajukan beberapa pertanyaan kepada yang bersangkutan.
Misalnya:
Apakah usulan saya bisa Anda setujui untuk dilaksanakan ?
Bisakah batas waktu pelaksanaan tersebut Anda penuhi?
Apakah masih memerlukan informasi dan / atau pelengkap lagi?
Apakah sumber daya yang tersedia sudah memenuhi syarat jumlah dan
kriterianya?
Bisakah kita bicarakan alternatif lainnya?
Bagaimana kalau kita adakan pembicaraan lebih lanjut mengenai persoalan
tersebut?
Apakah Anda bisa menyiapkan proposalnya secara lengkap untuk didiskusikan?
Dan lain-lain
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut atau menurut
kebutuhan Anda, maka persoalan akan bisa dibereskan dengan lebih efektif
8-4
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Ada 4 (empat) tipe orang menurut Carl Jung, ahli psikologi tingkah laku manusia,
yaitu:
Dengan orang yang bertipe ini, gagasan verbal akan lebih dimengerti dan lebih
ditanggapi positif bila disajikan dalam bentuk proposal (memo) yang tersusun
rapi. Dengan memberi 'kesan' status fakta pada gagasan tersebut, proposal
lebih mudah untuk disetujui .
Tipe 'ahli pikir' umumnya mempunyai karakter (sifat) teliti, logis dan rasional,
serta lebih tertarik pada argumen yang ditunjang oleh data dan nilai-nilai yang
terukur. Dalam kelompok (organisasinya) mereka sering dianggap sebagai
'penjaga' atau 'pengatur'. Maka, konsep yang mendapat dukungan dari mereka
akan menjamin keberhasilan dan kehormatan
Para 'ahli pikir' tersebut biasanya mempunyai 'kernampuan lebih' dalam hal
berpikir analitis, ketertiban, dan kurang respek terhadap cara berpikir atau
inforrnasi yang tidak beraturan
8-5
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Dengan rnengenali tipe pribadi orang seperti rersebur di atas, secara tidak
langsung akan rnernpengaruhi cara Anda dalam berkornunikasi dengan lawan
bicara Anda (yang terkait dalam kornunikasi langsung Anda).
Untuk itu, kita (Anda) harus belajar dan rnencoba rnenaksir kepribadian lawan
bicara kita (Anda). Lalu, kira (Anda) rnenyiapkan pesan / pernbicaraan yang sesuai
dengan selera 'tipe pribadi orang' yang bersangkutan. Dan, bagairnana 'tipe' Anda
sendiri? Apabila Anda rnerupakan tipe 'ahli pikir' yang cenderung pada fakta dan
angka, maka bila Anda rnenginginkan perundingan dengan seseorang yang bertipe
ahli rasa itu berhasil, rnungkin Anda perlu bantuan untuk rnenggoalkannya. Dan,
dengan rnengetahui (rnenaksir) tipe pribadi orang/lawan bicara kita dengan 'tepat',
kira akan sangat terbanru dalarn rnencapai kepentingan kita atau keberhasilan
komunikasi kita.
Dari uraian di atas, rnaka yang disebut sebagai kornunikator verbal yang baik jelas
bukanlah seseorang yang 'pintar' (banyak) bicara. Komunikator verbal (tatap muka)
yang baik dan efektif; adalah seseorang yang mampu menyampaikan maksud dan
pemikirannya. Maka dengan sikap, ucapan, dan pembicaraannya, serta
penampilannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, mampu membuat
yang diajak berkomunikasi itu merasa dihargai, dan dihormati. Dengan demikian, ia
pnn menjadi bersimpati, respek, antusias, dan mengerti maksud pembicaraan,
tanpa merasa telah mengorbankan harga diri dan kehormatannya.
8-6
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Hal-hal di atas jelas bukan sesuatu yang mudah. Namun, semua orang bisa
melaksanakannya bila mau belajar dan rnelatih diri. Bakat bukan segala-galanya.
Namun, bakat akan sangat menunjang penampilan presentasi atau pidato tersebut.
Penulisan naskah
Hal-hal yang perlu diiperhatikan adalah:
Isi dan gaya penulisan naskah harus diperhitungkan dan disesuaikan dengan
tipe pendengar (penerima) presentasi yang akan kita (Anda) yakinkan.
Fakta harus disusun secara logis sehingga membantu dan memberi kejelasan
presentasi.
Pilih bahasa dan kalimat yang jelas agar mudah dimengerti.
Kalimat harus disesuaikan dan sependek mungkin.
Siapkan dan pikirkan untuk memberikan penegasan / penekanan tertentu,
dengan memberi ilustrasi atau keterangan lain yang Anda siapkan.
Bila presentasi disertai dengan banyak tampilan gambar, maka harus disiapkan
8-7
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8-8
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Dalam penyampaian pidato ada beberapa petunjuk yang dapat diikuti, yakni
sebagai berikut:
Tulis pidato Anda dalam bahasa sehari-hari.
Jangan menyimpang dari catatan atau judul yang tertulis pada 'catatan kecil'
atau kartu Anda.
Beri kelonggaran untuk memastikan kesiapan dan perhatian hadirin. . Tekankan
dan ulangi hal-hal penting / pokok. Jelaskan dengan contoh-contoh (yang telah
Anda siarkan).
Bersikaplah tegas, jelas dan singkat.
Hindari cara-cara yang jusrru akan menjengkeJkan
hadirin.
. Ikurserrakan yang kecil jurnlahnya.
Jawablah perranyaan dengan relaks, regas, jeJas, dan ridak menyirnpang dari
ururan naskah yang relah Anda siapkan.
. Pikar hadirin yang besar jurnlahnya dengan alar-alar pe
raga dan presentasi yang cerdik/menarik rninar mereka.
Perunjuk sebanyak apa pun ridak akan ada hasilnya ranpa mencoba dan
rnelakukan larihan yang memadai. Semakin sering melakukan pidaro akan
sernakin mudah bagi kira (Anda) untuk menyarnpaikan pemikiran dan ilustrasi
imajinatif Anda. Ini berarti sernakin rnenarnbah kemantapan kepribadian kita
(Anda) yang merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan presentasi
(pidato).
Bila umpan balik / reaksi ataupun jawaban yang diharapkan tidak mendesak
(masih cukup waktu), hal ini bisa dilakukan dengan komunikasi tertulis, melalui
surat (memo) yang dikirim via pos (atau kurir), bisa via faksimile, atau media
lainnya.
Penulisan surat / memo tidak diperlukan lagi jika pembicaraan melalui telepon
sudah cukup. Dan, kesepakatan dalam rapat merupakan keputusan forum
tertinggi. Jadi, tidak perlu dibuat surat mengenai hal yang sama. Kecuali ada
keperluan atau kesepakatan khusus, misalnya:
Data tersebut diperlukan untuk dipergunakan lagi di waktu mendarang.
Tidak dibuat notulen.
8-9
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Sarana yang dipergunakan pada bentuk komunikasi tertulis adalah surat, memo,
dan laporan-laporan sesuai dengan ketentuan perusahaan arau instansi yang
bersangkutan. Sebaiknya selalu diingat bahwa baniyak menulis surat dan memo
dinas bukan berarti (otomatis) kira atau Anda adalah seorang manajer yang rajin
dan cermat. Pertimbangkan sebelum menulis apakah kontak pribadi (komunikasi
langsung- tatap muka) mungkin akan lebih efektif.
8 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Setiap kata, kalimat, dan alinea akan menjadi tanggung jawab Anda yang
membuat/ mengirim laporan. Unruk itu, sekali lagi bacalah konsep tersebut
dengan menemparkan diri Anda sebagai si penerima laporan.
Sebuah laporan bisa mencakup, antara lain:
Ringkasan,
Penemuan,
Rekomendasi,
Kesimpulan,
Uraian fakra dan kejadian,
Atau, gabungan dari beberapa bagian tersebut di atas.
Untuk itu agar laporan tersebut 'terbaca', gunakan prinsip prinsip berikut:
Jangan bertele-tele.
Gunakan memo dengan kalimat yang singkat agar dibaca orang. Kalimat
yang pendek akan mudah dimengerti. Gabungan dari kedua haI tersebut
lebih menjamin keberhasilan Anda dalam menyampaikan laporan.
Ringkasan yang teratur dan jelas sangat dihargai oleh para manajer senior.
Semua dokumen tertuIis yang berkaitan dengan dinas atau pekerjaan Anda,
umumnya (seharusnya) diproses dan dikirim berdasarkan prosedur tertentu
yang berlaku di instansi Anda. Bila dilaksanakan sesuai dengan prosedur,
komunikasi menjadi benar dan efektif.
Kebutuhan untuk bisa berkomunikasi dengan benar dan efektif, bisa kita amati,
bisa kita pelajari, dan bisa kita latih dengan sering melakukannya. Belajar
dengan aktif dan sungguh-sungguh akan mampu menjadikan kita (Anda)
menjadi komunikator yang efektif dan andal.
8 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8.2 Pendelegasian
Acara kerja yang demikian sarat dan padat itu meminta perhatian, pemikiran, dan
pertimbangan lewat kehadirannya. Bahkan, kerap diperlukan keputusan yang
segera di lempar permasalahan itu muncul, ataupun rapat untuk kepentingan
pelaksanaannya. Kedua hal itu, kerap harus dilakukan pada waktu yang 'hampir'
bersamaan. Maka, jelas tidak mungkin hal itu bisa dilakukan sendiri dengan baik
meskipun telah dibantu oleh staf dan tugas-tugas pun telah dibagikan. Maka,
menyadari kondisi dan situasi seperti itu, pentinglah adanya suatu delegasi dan
orang yang bisa melaksanakan delegasi dengan baik dan mantap.
Telah kita ketahui bahwa manajer proyek menjalankan peran dan fungsi
manajeriaInya untuk mencapai tujuan penyelesaian proyek. Peran dan fungsi
manajer proyek itu adalah. merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
mengontrol, dan memimpin. Jadi, fungsi manajerial adalah memberi arahan dan
mengatur orang atau pelaku yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan dan diinginkan oleh manajer proyek. Artinya, manajer
proyek harus 'bekerja ' mencapai tujuan proyeknya melalui orang lain dengan
arahan, tugas, dan delegasi yang diberikannya. Dengan demikian, tujuan proyek
tercapai dan tetap berada dalam pengendalian dan tanggung jawabnya.
Maka, apabila seorang manajer proyek dalam tas kerjanya masih penuh dengan
pekerjaan yang dibawa pulang untuk dilembur di rumahnya; atau di atas mejanya
bertumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan; atau tidak punya waktu lagi untuk
melakukan tugas lain-lain yang lebih penting tanpa menyebabkan terbengkalainya
pekerjaan yang ada; °berarti 'ia harus melalui orang lain atau delegasi' untuk
mencapai tujuannya, sebab ia tidak bisa menjalankan tugasnya sebagaimana
mestinya.
8 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8 - 14
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
kesempatan untuk menggunakan sumber daya waktu dan daya pikiran untuk
hal-hal yang lebih strategis dan lebih luas jangkauan dan manfaatnya. Sebab, di
samping hasil yang berlipat ganda dari selesinya pekekerjaan yang
didelegasikan, ia juga menemukan nilai-nilai baru atas tindakan dan
pemikirannya.
8 - 15
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Secara umum pekerjaan atau tugas yang tidak untuk didelegasikan adalah:
Upacara.
Penentuan kebijakan atau keputusan strategis.
Masalah yang bersifat rahasia.
Masalah kepersonaliaan yang khusus atau yang sebaiknya tertutup.
Masalah krisis
8 - 16
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8 - 17
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Hanya jika para manajer mendelegasikan dengan baik, maka seluruh organisasi
dapat mencapai puncak eftktivitasnya. Untuk pendelegasian pada tingkatan
yang lebih tinggi, pengendalian yang dilakukan menjadi lebih halus. Artinya,
pengendalian tetap dilakukan dengan memberikan informasi yang diperlukan,
tetapi tidak perlu membebaninya dengan perincian yang mendetail. Khususnya
untuk faktor kunci pada fungsi delegasi dan pada titik kritis yang mempengaruhi
keberhasilan delegasi yang efektif di tingkat manajemen puncak
8 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Seseorang yang sudah sangat hafal dan mengerti cara bermain dan memukul
dalam permainan golf pun, pada waktu pertama kali bermain di lapangan tidak
lebih baik dari pemain terjelek yang sudah sering praktik di lapangan permainan.
Demikian juga, seseorang yang telah mempelajari teknik melukis tidak akan
langsung menjadi pelukis sekualitas Affandi. Demikian pula halnya, keterampilan
manajerial dan pendelegasian. Dengan mempelajari teknik dan arahan yang
diberikan, tentu tidak akan langsung menjadi sekualitas dengan Tanri Abeng,
Robby Djohan, atau siapa pun yang setingkat di bawahnya dalam tindakan
manajerial dan pendelegasian.
8 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Siapkanlah:
Kondisikan bahwa delegasi yang diberikan ini merupakan suatu kerja tim.
Keberhasilan. tim akan selalu didukung oleh keberhasilan delegasi tersebut.
Dan, tim tersebut adalah delegator dan yang melakukan delegasi. Jadi,
bukan merupakan upaya 'saya' dan 'kamu' tetapi atas upaya 'kita'.
Siapkan unruk menjelaskan kepada (calon) penerima delegasi mengenai
tujuan, sasaran atau hasil akhir delegasi, batas waktu penyelesaian, sumber
daya yang bisa dipergunakan, dan informasi yang terkait untuk menunjang
keberhasilan pendelegasian yang bersangkutan. Misalnya, contact person,
informan yang bisa dimintai bantuan, dan lain-lain. Jelaskan juga sejauh
mana wewenangnya dalam mengambil keputusan terbaik terhadap hasil
delegasi
Informasikan bahwa peluang melakukan delegasi ini akan sangat
memberikan nilai tambah dan pengalaman yang bernilai tinggi yang akan
sangat bermanfaat baginya dan bagi perusahaan.
Dengan delegasi, ini tidak berarti 'hanya menambah beban kerjanya' tetapi
betul-betul merupakan tugas bersama / tim, meskipun tanggung jawab akhir
tetap pada manajer / delegator.
Mulailah melaksanakan
Pantau perkembangannya.
Berikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan pastikan komitmen
dipenuhi
Rangsang dengan umpan balik secara teratur, kalau perlu bisa ditentukan
jadwal pelaporan resmi
Evaluasi dan nilai kemajuannya dan terapkan pelajaran yang diperoleh untuk
pelaksanaan selanjutnya dan untuk tugas-tugas yang akan datang
Biarkan kesalahn kecil terjadi Anda / delegator hanya turun tangan bila orang
tersebut tidak menyadari kesalahannya atau bila ada hal-hal peka terancam
Rangsanglah dengan diskusi informal sesering munkin daripada dengan
umpan balik formal
Jagalah jarak prosesnya dan terus awasi dari kejauhan
8 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8.3 Negoisaasi .
Adapun negosiasi adalah kata lain dari perundingan, yaitu proses untuk mencapai
kesepakatan bersama atas suatu permasalahan atau konflik.
8 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Justru disinilah peran pentingnya tindakan informal atau pendekatan sebelu tahap
perundingan atau negoisasi tersebut dilakukan. Apabila pihak yang berkepentingan
sangat besar atas diadakan dan berhasilnya perundingan tersebut, tentu berada
dipihak yang lemah
Manajer proyek sebagai perunding yang baik, tidak akan bersikap dominan dan
memaksakan kepentingannya saja tanpa memberikan kelonggaran kepada pihak
yang diajak berunding. Karena, hal ini hanya akan berakhir dengan kondisi
'menyerah', atau, justru akan lebih meningkatkan sikap 'perlawanan' dari Pihak yang
diajak berunding Akibatnya, negosiasi tersebut 'nihil' alias tidak membuahkan hasil.
Untuk melakukan negosiasi yang sukses, tidak ada teori yang komprehensif yang
mengatur praktik negosiasi yang biasanya kompleks. Termasuk beberapa lembaga
pendidikan bisnis terkemuka seperti Harvyard yang telah banyak mencurahkan
usaha yang besar untuk mendapatkan metode atau strategi bagi para perunding /
negosiator agar mencapai hasil yang positif dan memuaskan sekali pun. Namun,
perundingan yang sukses biasanya melalui proses atau urutan yang sangat masuk
akal dan dipersiapkan dengan baik, yaitu:
Sadari bahwa negosiasi merupakan salah satu keterampilan komunikasi untuk
menyatukan dan mendapatkan persetujuan, manfaat, dan kepuasan pihak-pihak
yang berunding
Seni negosiasi adalah berusaha menghindari terjadinya kemacetan dan tidak
bisa berubah lagi dalam waktu yang sangat cepat.
Maka, negosiasi yang bisa tepat mencapai 'kata sepakat' merupakan penerapan
seni berunding yang sangat baik.
8 - 22
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Rundingkan permasalahannya:
Pada tahap ini, mulailah kita sampaikan keinginan kita, keinginan Anda untuk
8 - 23
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Mengelola sebuah proyek berarti mengelola sebuah unit usaha karena proyek
merupakan unit usaha terdepan bagi perusahaan / kontraktor yang bersangkuran.
Bahkan, proyek merupakan pusat penghasil laba (.profit center) yang menjadi
tumpuan 'kelangsungan hidup' dan pengembangan perusahaan tersebut.
Dengan demikian, orientasi bisnis da!am mengelola sebuah proyek harus lebih
menonjol.
Untuk itu, dalam mengelola proyek, para staf strategis dalam operasional
pelaksanaan proyek dan terutama manajer proyeknya, harus bekerja dengan 'jiwa
wirausaha' atau semangar kewirausahaan.
Seorang wirausaha sejati adalah orang yang berusaha sendiri dalam mengorganir,
mengelola, dan menanggung risiko perusahaannya. Jadii, dia mempertaruhkan
segalanya dengan mengambil risiko besar untuk suatu (harapan) imbalan yang
besar.
Dia adalah orang yang menempatkan perusahaannya di garis depan. Atau, kalau ia
belum memiliki sebuah perusahaan, ia akan rela umuk menggadaikan rumah atau
harta miliknya untuk 'bertaruh' atas sesuatu yang ia ketahui dan tidak diketahui oleh
orang lain Kalau ia menang, imbalannya ia akan benar-benar menjadi besar dan
jaya. Dan, kalau kalah, ia siap untuk lenyap dan merayap untuk bangkit lagi.
Adapun para staf strategis dalam operasional pelaksanaan proyek dan manajer
proyek bukanlah pemilik perusahaan. la bekerja di perusahaan orang lain, tetapi
semangat wirausaha sebagai seorang wirausaha sejati, seperti contoh di atas,
harus dimiliki dan menjadi 'jiwa'-nya dalam mengelola proyek yang merupakan
tanggung jawabnya.
Semangat / jiwa dan kemampuan wirausaha tersebut antara lain adalah:
Mampu melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis dan hal-hal yang
memberikan keuntungan lainnya.
Mampu mengumpulkan / menghimpun sumber daya yang dibutuhkan, sehingga
memberi manfaat dan keuntungan bagi perusahaannya.
Mampu menyesuaikan tindakan dalam perbagai situasi dan kondisi, seta mampu
mengambil tindakan cepat dan pasti demi meraih keberhasilan.
Dan lain-lain.
8 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Setiap proses perwujudan sebuah proyek, memerlukan berbagai disiplin ilmu dan
berbagai sumber daya untuk menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan.
Meskipun hal itu kerap masih ditambah dengan tekanan kondisi dan situasi yang
melingkupinya, misalnya keterbatasan sumber daya yang ada dan mendesaknya
waktu.
8 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
memberikan metode / cara pelaksanaan yang cepat dan benar, maka kemampuan
manajemen memberikan arahan, panduan, dan sistem atas apa saja yang harus
dilakukan. Dengan demikian, semua aktivitas mencapai sasarannya dengan efektif
dan efisien.
Secara praktis kewirausahaan itu merupakan sifat, sikap, dan tindakan seseorang
secara mandiri atau dengan kelompoknya, dalam mencapai sasaran yang
direncanakan denga.n cara-cara yang inovatif, efektif, dan efisien.
Antara manajemen dan kewirausahaan ada korelasi yang sangat erat dan saling
mengisi. Maka, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara maksimal, tepat
kondisi dan sasaran yang dibutuhkan, serta inovatif, merupakan unjuk kerja
kewirausahaan yang efektif
Tindakan kewirausahaan seorang manajer proyek antara lain:
Mampu membina hubungan sosial-humaniora yang berdampak positif bagi
kepentingan marketing/bisnis dengan menghasilkan keputusan-keputusan yang
memudahkan dan menguntungkan bagi kepentingan proyek dan perusahaannya.
Mampu mengkoordinasikan dan membina siapapun atau pihak mana pun serta
stafnya, sehingga tercipta hubungan kerja, suasana kerja, dan hasil kerja yang
efekeif, efisien, dan inovatif (nyaman, mudah, cepat, dan memenuhi kebucuhan).
Mampu menemukan dan menerapkan administrasi dan metode pelaksanaan
pekerjaan yang lebih mudah dan lebih murah serta lebih sesuai dengan kondisi
8 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
8 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Tujuan / sasarannya adalah memakai dan mengadakan sumber daya yang efektif
dan efisien. Artinya jumlah stok barang dapat memenuhi kebutuhan kuantitas dan
syarat teknis / kualitas serta wajar
Kemampuan untuk membina hubungan kerja dan motivasi kerja dengan petugas
pemilik proyek (direksi lapangan), engineer supervisor (konsultan) dan stafnya,
sehingga suasana kerja sangat mendukung kelancaran kemudahan dan tepat
waktu dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai ialah
pemakaian sumber daya dan waktu dengan efektif dan efisien
8 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
lingkungan kerjanya yang memberikan nilai tambah / positif bagi proyek atau per-
usahaan
Demi pengembangan perusahaan:
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan untuk mencapai nilai yang lebih tinggi,
kinerja yang lebih efektif dan lebih efisien, atau pun hasil kerja yang lebih bermutu,
yaitu hasil karya yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan mutakhir.
Untuk itu, perusahaan yang dikelola oleh manajer yang mumpuni/andal akan
selalu tanggap dan siap melakukan tindakan antisipasi yang tepat dan dilandasi
jiwa wirausaha yang menjadi kebiasaan atau 'budaya' kerjanya.
Adapun tindakan kewirausahaan yang tepat itu antara lain:
Mengikutsertakan dan memberikan kesempatan pada tenaga-tenaga potensial
dalam proses manajerial dan pengambilan keputusan yang strategis dalam
perusahaan. Atau, minimal memberikan kesempatan umuk memberikan masukan-
masukan, sehingga secara tidak langsung menjadi pelatihan umuk
mengembangkan dan menimbulkan motivasi positif bagi yang bersangkutan dan
perkembangan perusahaan.
Membiasakan dan membudayakan kerja yang cepat, tepat, sesuai metode, tepat
waktu, dan tepat sasaran (efektif), agar cara kerja dan hasil kerja memenuhi
persyaratan dan kebutuhan mutakhir yang inovatif dan efisien.
Melaksanakan system / ketentuan penghargaan yang jelas dan konsisten pada
setiap tindakan (penerapan) jiwa wirausaha yang nyata-nyata memberikan nilai
tambah/positif bagi unit kerja, proyek, atau pun perusahaan yang bersangkutan.
Direksi perusahaan, benar-benar memberikan teladan dalam tindakan dan
keputusan-keputusannya, termasuk memberikan dukungan nyata dalam
menerapkan budaya wirausaha tersebut, antara lain:
Disetujui dan dilaksanakannya cara kerja baru yang telah terbukti atau sangat
berpotensi memberikan pengaruh dan hasil yang positif
Contoh (yang ekstrem dan monumental)
Ada beberapa perusahaan besar yang sehat dan mapan yang didukung oleh
manajer yang andal dan berjiwa wirausaha 'sejati', yang merealisasikan
rencana pendirian (pembukaan) perusahaan baru (anak perusahaan).
Perusahaan tersebut didirikan dengan rencana yang 'marang' dan langsung
dengan skala memadai. Dengan demikian, diharapkan (sudah diperhitungkan)
akan mampu memberikan 'pengaruh' pendapatan dan keuntungan bagi
perusahaan induknya.
8 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Dalam hal ini direksi benar-benar harus berhitung secara 'bisnis' dan
menerapkan jiwa wirausaha. Risiko besar dipertaruhkan. Untuk itu, dipilih
pimpinan pengelolaannya dari antara manajer yang telah teruji dan terbukti
mampu mandiri menjalankan fungsi manajerial, dan mampu bersikap serta
bertindak sehagai wirausahawan sejati bagi perusahaan induknya.
Dalam hal ini, perusahaan induk (direksi dan pemegang saham) telah menyetujui dan
benar-benar merealisasikan perusahaan baru, lengkap dengan segala konsekuensi
kewirausahaan yang harus dilakukan dan akan terjadi.
Praktisi manajerial yang andal merupakan manajer yang baik dalam 'mengemudikan'
perusahaan (proyek-proyek). Dan, praktisi yang mempunyai kemampuan manajerial
dan berjiwa wirausaha akan menjadi 'pengemudi pembalap' bagi proyek atau
perusahaannya di arena kompesiti bidang usaha sejenis, bahkan untuk bidang usaha
mana pun.
Zaman wirausaha 'sejati' tarnpaknya telah tiba, rneskipun jurnlah rnereka rnasih
rnerupakan bagian yang sangat kecil dalarn ekonorni kita. Namun, kemampuan,
produktivitas, dan lonjakan dahsyat dari akibat positifnya sangat dibutuhkan dan di
manfaatkan oleh sangat banyak orang. Dan, salah satu rnanajer wirausahawan yang
dibutuhkan itu adalah Anda.
8 - 31
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
RANGKUMAN
Bab I :
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek, serta kegiatan tersebut adalah
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan.
Manajemen proyek didefinisikan merupakan semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari mulai pelaksanaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, biaya
dan mutu serta mempunyai tiga karakteristik yang dipandang secara tiga dimensi yaitu
bersifat unik, dibutuhkan sumber daya dan organisasi.
Bab II :
Secara umum manajemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu dengan menggunakan
orang lain, sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang dibatasi oleh tujuan, sasaran,
persyaratan-persyaratan administrasi, teknis, biaya dan waktu.
Fokus modul ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi SDA harus dilakukan, siapa yang terlibat, apa kualifikasinya dan apa
tanggung jawabnya serta proses utama apa saja yang harus dilalui, agar pekerjaan
konstruksi dapat dilaksanakan sesuai persyaratan yang telah disepakati.
Bab III :
Dalam manajemen proyek pelaksanaannya harus memenuhi tiga kriteria yaitu : biaya
proyek, mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian. Dari ketiga kriteria diatas menjadi sifat
proyek yang merpaka tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh Manajemen Proyek.
Untuk itulah setiap perusahaan yang handal selalu melakukan langkah antisipasi dengan
perencanaan dan pengembangan sumber daya tenaga dan manajemennya, agar selalu
menjadi yang terdahulu dalam setiap era perkembangan teknologi, aplikasi dan
kebutuhan dimasa depan.
Kemudian tolok ukur sukses pengelolaan dari ketiga criteria diatas tadi berkembang
menjadi : tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu, lingkungan kerja yang sehat dan aman
serta penerapan K3 yang konsisten serta semua pihak yang terkait.
Kemudian dari ke 5 kriteria kunci sukses secara bisnis menjadi 7 (tujuh) kriteria yaitu :
tepat biaya, tepat mutu, tepat waktu, lingkungan kerja yang sehat dan aman, K3
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Bab IV :
Manajemen dalam penyelenggaraan proyek tergantung 2 faktor utama yaitu sumber daya
dan fungsi-fungsi manajemen.
Pada prinsipnya manajemen proyek terdiri dari :
a. Manusia yang diartikan sebagai tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proyek
maupun tidak langsung
b. Organizing dimaksudkan sebagai pengaturan atas sesuatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dalam suatu wadah (organisasi).
c. Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-orang
dalam organisasi, agar melakukan kegiatan yang ditetapkan didalam planning.
d. Controlling diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat menjamin
bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Bab V :
Kontrak pelaksanaan konstruksi merupakan ikatan kontrak antara Pimbagpro dengan
kontraktor yang dibuat setelah melalui proses pengadaan berupa pelelangan.
Kontrak pengawasan merupakan ikatan kontrak antara Pimpro Pengawasan dengan
konsultan yang dibuat setelah melalui proses pengadaan berupa pelelangan.
Bab VI :
Kewajiban pelaksana konstruksi, menyiapkan dan menyusun rencana kerja serta
melaksanakan pekerjaan persiapan sampai menyiapkan berkas pengajuan PHO hingga
FHO kepada pemberi pekerjaan. Kewajiban pengawas konstruksi, membantu pengguna
jasa melakukan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
yang tugasnya membantu, melakukan, memeriksa dan menyiapkan dalam
mengendalikan atas pelaksana proyek.
Kewajiban Provincial Team, mengkoordinasikan kegiatan, melakukan evaluasi,
memberikan saran kepada pengawas konstruksi.
Kewajiban Core Team, melakukan koordinasi terhadap kegiatan konsultan, melakukan
review terhadap desain dan spesifikasi, melakukan oleh pengetahuan dan teknologi serta
menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi yang terkait.
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
Bab VII :
Untuk mendapatkan kepercayaan dalam pelaksanaan proyek kontraktor harus mengikuti
tahapan pra kualifikasi, tender proyek dan pelaksanaan progres fisik, serta penyerahan
akhir proyek kepada pemilik proyek.
Pelaksanaan proyek mempunyai 3 (tiga) tahap yaitu :
1. Tahap persiapan pelaksanaan proyek :
Surat perintah mulai kerja (SPMK)
Pre Construction Meeting (CPM)
Rencana pelaksanaan proyek yang meliputi :
- Organisasi proyek dan job description
- Jadwal pelaksanaan proyek dan pengadaan sumber daya
- Rencana mutu proyek
- Metode pelaksanaan pekerjaan
- Survai lapangan
- Rencana anggaran pelaksanaan
- Rencana K3 proyek
- RKL dan RPL
2. Tahap operasional pelaksanaan proyek
Tahap aktifitas operasional pelaksanaan proyek
Rapat konstruksi dan rapat koordinasi
Advance payment (uang muka)
Laporan
Pembayaran prestasi pekerjaan
Pekerjaan tambah/ kurang
Review desain
Perpanjangan waktu yang meliputi :
- Perpanjangan waktu kontrak
- Prosedur permintaan perpanjangan waktu kontrak
- Revisi jadwal pelaksanaan
Denda
Eskalasi
Penyelesaian perselisihan
Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Pengenalan Manajemen Proyek
3. Tahap penyelesaian dan penyerahan proyek dan penyerahan proyek terdiri dari :
Program penyelesaian pekerjaan
PHO
FHO
BAB VIII
Guna mencapai proyek berjalan lancar dan berhasil harus memenuhi 4 (empat) faktor
yaitu :
1. Perencanaan kerja yang baik
2. Persiapan kerja yang baik
3. Pengendalian operasional pelaksanaan yang efektif
4. Komunikasi yang efektif
DAFTAR PUSTAKA
2. Mahendra Sultan Syah Ir, Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Januari 2004
4. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Site Plan, Pelatihan General
Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).
5. Unit Jaminan Mutu Direktorat Sumber Daya Air, Program Penerapan Sistem Jaminan
Mutu (Quality Assurance) – Bidang Pengairan Jakarta Desember 2000