Anda di halaman 1dari 94

ICSE – 11 : METODE PELAKSANAAN

PELATIHAN
AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI
JARINGAN IRIGASI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan
tenaga ahli/ terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan
serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
perencanaan baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber daya air
maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang sumber daya air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi merupakan salah satu jabatan kerja yang
diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam perencanaan konstruksi
bidang sumber daya air.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi ini
terdiri dari 12 (duabelas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang
diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi.

Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Metode Pelaksanaan dan Perhitungan Biaya Konstruksi
pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

i
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Mampu mengkoordinasi, mengarahkan pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi
oleh kontraktor dan melakukan pengawasan sesuai dengan gambar
pelaksanaan, spesifikasi teknik, metode pelaksanaan, jangka waktu pelaksanaan
yang tercantum dalam kontrak kontraktor dan jasa konsultan supervisi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan mampu:

1. Menguasai dokumen kontrak kontraktor dan kontrak konsultan supervisi.


2. Melakukan pertemuan awal pelaksanaan dengan kontraktor dan direksi
pekerjaan.
3. Melakukan kunjungan lapangan diareal lokasi proyek, mengidentifikasi
permasalahan teknis maupun non teknis.
4. Mengecek kesiapan kontraktor untuk mulai pelaksanaan pekerjaan, sesuai
yang tercantum dalam RMK.
5. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai spesifikasi
teknis, gambar pelaksanaan, metode pelaksanaan, K3 serta pencemaran
lingkungan.
6. Mengadakan pertemuan periodik dan khusus dengan kontraktor dan direksi
pekerjaan.
7. Memberikan petunjuk, saran pelaksanaan, teguran langsung kepada
kontraktor atau melalui direksi pekerajan, tergantung sistem kontraknya.
8. Mengecek laporan-laporan dari kontraktor dan usulan perubahan desain.
9. Melakukan opname hasil kemajuan pekerjaan bersama kontraktor dan atau
direksi pekerjaan sesuai penugasan.
10. Mengawasi uji coba fungsi jarinan irigasi yang selesai dilaksanakan oleh
kontraktor.
11. Membantu direksi dalam mengevaluasi kinerja kontraktor.

ii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

NOMOR MODUL : ICSE. 11


JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA
KONSTRUKSI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah modul ini dipelajari peserta mampu menjelaskan dan menerapkan Pengetahuan
Metode Pelaksanaan dan Perhitungan Biaya Konstruksi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir penyampaian modul ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan pelaksanaan proyek
2. Menjelaskan penyusunan rencana dan kebutuhan sumber daya
3. Menjelaskan proses pelaksanaan konstruksi
4. Menjelaskan metode pelaksanaan konstruksi
5. Menjelaskan analisis alat-alat berat
6. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
7. Menjelaskan harga standar/harga satuan upah, bahan dan peralatan
8. Menerapkan perhitungan harga satuan pekerjaan
9. Menerapkan perhitungan biaya pekerjaan.

iii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN ............................. vi
DAFTAR MODUL ........................................................................................................ vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ..................................................................................... viii

BAGIAN I - METODE PELAKSANAAN

BAB 1 - PENDAHULUAN
1.1 Umum ................................................................................................... 1–1
1.2 Uraian Proyek ...................................................................................... 1–1
1.3 Rencana Pelaksanaan Konstruksi ....................................................... 1–1
1.4 Paket Kontrak ....................................................................................... 1–2

BAB 2 - PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI PROYEK


2.1 Lembaga Pelaksana Proyek ............................................................... 2–1
2.2 Pembiayaan Proyek ............................................................................. 2–1

BAB 3 - PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI ................................................. 3–1

BAB 4 - PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN KEBUTUHAN


SUMBER DAYA
4.1 Penyusunan Rencana Kerja ................................................................. 4–1
4.2 Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya ................................................ 4–2
4.2.1 Kebutuhan Tenaga Kerja .......................................................... 4–2
4.2.2 Kebutuhan Bahan...................................................................... 4–3
4.2.3 Kebutuhan Peralatan Proyek .................................................... 4–4

BAB 5 - METODE PELAKSANAAN


5.1 Umum ................................................................................................... 5–1
5.1.1 Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan .............................. 5–1
5.1.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik ............................. 5–2

iv
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.2 Survai Lapangan ................................................................................... 5–3


5.2.1 Sumber Air Kerja ....................................................................... 5–3
5.2.2 Listrik ......................................................................................... 5–3
5.2.3 Tenaga Kerja ............................................................................. 5–3
5.2.4 Keadaan Cuaca di Site ............................................................. 5–4
5.2.5 Data Penyelidik Tanah .............................................................. 5–4
5.2.6 Quarry/Borrow Area................................................................... 5–4
5.2.7 Survai Harga Bahan Lokal ........................................................ 5–4
5.2.8 Survai Kondisi Sosial dan Budaya ............................................ 5–4
5.3 Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan ............................... 5–5
5.3.1 Hari Dapat Bekerja .................................................................... 5–5
5.3.2 Jam Kerja dan Shift ................................................................... 5–5
5.3.3 Bahan Bangunan....................................................................... 5–5
5.3.4 Alat Konstruksi .......................................................................... 5–5
5.3.5 Borrow Area, Disposal Area dan Quarry Site ........................... 5 – 13
5.4 Data-Data Teknis Jaringan Irigasi dan Bangunan ............................... 5 – 26
5.4.1 Umum ........................................................................................ 5 – 26
5.4.1 Bangunan-Bangunan Penting/Pokok ........................................ 5 – 26
5.5 Pekerjaan Persiapan ............................................................................ 5 – 27
5.5.1 Jalan Masuk dan Jembatan ...................................................... 5 – 27
5.5.2 Base Camp Kontraktor, Kantor Konsultan Pengawas ............. 5 – 27
5.5.3 Batching dan Mixing Plant......................................................... 5 – 28
5.5.4 Bangunan Perlindungan Sementara ........................................ 5 – 28
5.6 Pelaksanaan Pekerjaan Headrace ....................................................... 5 – 29
5.7 Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Induk ................................................ 5 – 29
5.8 Pelaksanaan Saluran Sekunder ........................................................... 5 – 29
5.9 Pelaksanaan Bangunan Turutan di Saluran Induk dan Sekunder....... 5 – 27

BAB 6 - ANALISIS ALAT-ALAT BERAT


6.1 Galian dan Menggusur Dengan Bulldozer ........................................... 6–1
6.1.1 Ripping....................................................................................... 6–6
6.1.2 Combination Work of Ripping and Dozing................................ 6–6
6.1.3 Compacting ............................................................................... 6–7
6.1.4 Spreading and Compacting ...................................................... 6 – 10
6.2 Excavation dan Loading Dengan Wheel Loader.................................. 6 – 10

v
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.3 Excavation, Loading dan Hauling (Loader, Back Hoe dan


Dump Truck) ......................................................................................... 6 – 13
6.4 Pengangkutan Beton ............................................................................ 6 – 25
6.5 Pengecoran Beton ................................................................................ 6 – 27
6.6 Pemancangan....................................................................................... 6 – 29

BAGIAN II - PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI

BAB 1 - PENDAHULUAN ........................................................................................... 1–1

BAB 2 - FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN BIAYA


2.1 Umum ................................................................................................... 2–1
2.2 Komponen Biaya................................................................................... 2–1
2.3 Harga Satuan Pekerjaan ...................................................................... 2–1
2.4 Upah ...................................................................................................... 2–1
2.5 Bahan .................................................................................................... 2–2
2.6 Koefisien ............................................................................................... 2–2
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ...................................................... 2–3

BAB 3 - HARGA STANDAR / HARGA SATUAN UPAH, BAHAN DAN


PERALATAN
3.1 Jenis Harga Satuan .............................................................................. 3–1
3.1.1 Harga Satuan Dasar (HSD) ...................................................... 3–1
3.1.2 Harga Satuan Pekerjaan (HSP)................................................ 3–1
3.1.3 Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) .................................... 3–1
3.2 Metode Penyusunan dan Pengumpulan Harga Satuan ...................... 3–2
3.3 Penggunaan Dalam Menghitung Biaya................................................ 3–2
3.4 Contoh Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)................................... 3–4
3.5 Contoh Perhitungan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) .............. 3–5
3.6 Harga Standar Upah Berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) .. 3–6
3.6.1 Upah Lokal................................................................................. 3–7
3.6.2 Upah Yang Didatangkan ........................................................... 3–8
3.7 Bahan .................................................................................................... 3–8
3.8 Peralatan ............................................................................................... 3 – 15
3.9 Sewa Peralatan..................................................................................... 3 – 19

vi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

3.10 Depreasiasi Alat Berat .......................................................................... 3 – 24


3.11 Perhitungan Jumlah Truk ..................................................................... 3 – 26

BAB 4 - HARGA SATUAN PEKERJAAN


4.1 Upah ...................................................................................................... 4–1
4.2 Biaya Langsung .................................................................................... 4–1
4.2.1 Menghitung Harga Komponen Tenaga Kerja ........................... 4–1
4.2.2 Menghitung Harga Komponen Bahan ...................................... 4–2
4.2.3 Menghitung Harga Komponen Peralatan ................................. 4–3
4.3 Biaya Tidak Langsung .......................................................................... 4–4
4.3.1 Overhead (Biaya umum)........................................................... 4–4
4.3.2 Biaya Resiko Pekerjaan ............................................................ 4–4
4.3.3 Biaya Untuk Penerapan K3, RKL dan RPL .............................. 4–5
4.3.4 Keuntungan atau Profit ............................................................. 4–6

BAB 5 - PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN


5.1 Umum ................................................................................................... 5–1
5.2 Biaya Overhead .................................................................................... 5–1
5.3 Harga Satuan Pekerjaan ...................................................................... 5–1
5.4 PPN....................................................................................................... 5–2
5.5 Biaya Lumpsum.................................................................................... 5–2
5.6 Biaya Konstruksi / Biaya Pekerjaan...................................................... 5–2

BAB 6 - BIAYA ESKALASI ATAU PENYESUAIAN


KENAIKAN HARGA................................................................................... 6–1

vii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi (Irrigation Construction Supervisor Engineer) dibakukan dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah
ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja
sehingga dalam Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi unit-unit
tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan
pengajaran dalam pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi.

viii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

DAFTAR MODUL

MODUL NOMOR : ICSE. 11


JUDUL : METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA
KONSTRUKSI

Merupakan salah satu modul dari :

NO. KODE JUDUL

1. ICSE. 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UU Jasa Konstruksi dan UU SDA

2. ICSE . 02 Sistem Manajemen K3, Pedoman Teknis K3, RKL dan RPL

3. ICSE. 03 Pengenalan Survai dan Investigasi

4. ICSE. 04 Pengenalan Dokumen Tender dan Dokumen Kontrak

5. ICSE. 05 Pengenalan Manual O & P

6. ICSE. 06 Kriteria Desain Irigasi

7. ICSE. 07 Perhitungan Desain Irigasi

8. ICSE. 08 Pengetahuan Gambar Konstruksi/Pelaksanaan

9. ICSE. 09 Manajemen Konstruksi

10 ICSE. 10 Manejemen Mutu

Metode Pelaksanaan (Construction Method) dan Perhitungan


11 ICSE. 11
Biaya Konstruksi

12 ICSE.12 Admnistrasi Teknik

ix
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

PANDUAN PEMBELAJARAN

PELATIHAN : AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUBGAN BIAYA


KONSTRUKSI

KODE MODUL : ICSE. 11

KEGIATAN INSTRUKTUR KETERANGAN

DESKRIPSI : Materi ini terutama membahas rencana


pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan
konstruksi dan metode pelaksanaan serta
perhitungan biaya konstruksi.

TEMPAT KEGIATAN : dalam ruang kelas lengkap dengan


fasilitasnya
WAKTU KEGIATAN : 9 jam pelajaran (1 jp = 45 menit).

x
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

PELATIHAN : AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUBGAN BIAYA


KONSTRUKSI

KODE MODUL : ICSE. 11

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. CERAMAH : PEMBUKAAN
- Menjelaskan Tujuan  Mengikuti penjelasan OHT No
Instruksional (TIU & TIK) TIU dan TIK dengan
- Memotivasi peserta bertanya tekun dan aktif
atau menyampaikan pendapat  Mengajukan pertanyaan
atas pengalamannya dalam apabila kurang jelas
metode pelaksanaan
konstruksi.

Waktu : 5 menit
Bahan : Lembar tujuan

2. CERAMAH : PENDAHULUAN/  Mengikuti penjelasan OHT No


URAIAN UMUM instruktur dengan tekun
METODE dan aktif
PELAKSANAAN  Mencatat hal-hal yang
perlu
Waktu : 10 menit  Mengajukan pertanyaan
bila perlu
Bahan : Materi serahan
(Bab 1 )

 Mengikuti penjelasan OHT No


3. CERAMAH : IMPLEMENTASI/
instruktur dengan tekun
PELAKSANAAN
dan aktif
PROYEK
 Mencatat hal-hal yang
perlu
Menjelaskan :
 Mengajukan pertanyaan
- Lembaga pelaksanaan proyek bila perlu
- Pembiayaan proyek.

Waktu : 15 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 2)

xi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

4. CERAMAH : PENYUSUNAN  Mengikuti penjelasan OHT No


RENCANA KERJA instruktur dengan tekun
dan aktif
DAN KEBUTUHAN
 Mencatat hal-hal yang
SUMBER DAYA
perlu
Menjelaskan :  Mengajukan pertanyaan
- Rencana kerja bila perlu
- Kebutuhan sumber daya

Waktu : 20 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 3)

5. PROSES PELAKSANAAN  Mengikuti penjelasan OHT No


KONSTRUKSI instruktur dengan tekun
dan aktif
Menjelaskan :
- Proses tender  Mencatat hal-hal yang
perlu
Waktu : 10 menit  Mengajukan pertanyaan
Bahan : Materi serahan bila perlu
(Bab 4)

 Mengikuti penjelasan OHT No


6. CERAMAH : METODE
instruktur dengan tekun
PELAKSANAAN dan aktif
- Uraian umum  Mencatat hal-hal yang
perlu
- Survai lapangan
 Mengajukan pertanyaan
- Kondisi dasar penyusunan bila perlu
metode pelaksanaan
- Data-data teknis jaringan dan
bangunan
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan headrace
- Pekerjaan saluran induk
- Pekerjaan saluran sekunder
- Pekerjaan bangunan turutan di
saluran induk dan sekunder.

Waktu : 80 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 5)

xii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

7. CERAMAH : ANALISIS ALAT-  Mengikuti penjelasan OHT No


ALAT BERAT instruktur dengan tekun
Menjelaskan : dan aktif
- Kapasitas produksi alat per  Mencatat hal-hal yang
jam. perlu
(Pek. Tanah, Beton dan  Mengajukan pertanyaan
Pemancangan). bila perlu
- galian dan Menggusur dengan
Bulldozer
- Excavation dan Loading
dengan Wkeel Loader
- Excavation dan Loading
(Loade/Back Hoe dan Dump
Truck)
- Pengangkutan Beton
- Pengecoran Beton
- Pemancangan
Waktu : 85 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 6)
8. CERAMAH : PENDAHULUAN  Mengikuti penjelasan OHT No
PERHITUNGAN instruktur dengan tekun
dan aktif
BIAYA KONSTRUKSI
 Mencatat hal-hal yang
Menjelaskan : perlu
- Pengertian dasar penetapan  Mengajukan pertanyaan
harga satuan pekerjaan bila perlu
Waktu : 15 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 1)
9. CERAMAH : FAKTOR-FAKTOR  Mengikuti penjelasan OHT No
YANG MEMPENGA- instruktur dengan tekun
dan aktif
RUHI BIAYA
 Mencatat hal-hal yang
Menjelaskan : perlu
- Menjelaskan komponen yang  Mengajukan pertanyaan
membentuk biaya yaitu bahan, bila perlu
upah dan peralatan
- Harha satuan pekerjaan meru-
pakan biaya yang komponen-
nya terdiri dari bahan, upah
dan peralatan yang dikalikan
dengan koefisien masing-
masing
Waktu : 40 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 2)

xiii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

10. CERAMAH : HARGA STANDAR/  Mengikuti penjelasan OHT No


HARGA SATUAN instruktur dengan tekun
dan aktif
 Mencatat hal-hal yang
- Menjelaskan jenis-jenis harga perlu
satuan, metode penyusunan
 Mengajukan pertanyaan
dan pengumpulan harga
bila perlu
satuan harga satuan, contoh
harga satuan kegiatan
pekerjaan, contoh perhitungan
sewa peralatan dan
perhitungan jumlah truk

Waktu : 60 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 3)
11. CERAMAH : HARGA SATUAN  Mengikuti penjelasan OHT No
instruktur dengan tekun
PEKERJAAN
dan aktif
 Mencatat hal-hal yang
- Menjelaskan tentang biaya perlu
langsung dan biaya tidak
 Mengajukan pertanyaan
langsung, cara menghitung
bila perlu
harga komponen tenaga
kerja/bahan dan peralatan,
resiko pekerjaan dan contoh-
contoh analisa harga satuan
pekerjaan

Waktu : 45 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 4)
12. CERAMAH : PERHITUNGAN  Mengikuti penjelasan OHT No
instruktur dengan tekun
BIAYA KONSTRUK-
dan aktif
SI/BIAYA PEKER-
 Mencatat hal-hal yang
JAAN perlu
 Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan cara penyusunan bila perlu
daftar kuantitas harga dan
bahan (BoQ), yaitu volume
pekerjaan dikalikan dengan
harga satuan pekerjaan dan
memasukkan pajak yaitu PPN

Waktu : 25 menit
Bahan : Materi serahan
(Bab 5)

xiv
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

MATERI

SERAHAN

xv
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAGIAN I – METODE PELAKSANAAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Umum

Metode pelaksanaan pada hakekatnya adalah menguraikan tata cara dan teknik-
teknik pelaksanaan pekerjaan, merup[akan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem
manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk
dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik, dan
dipakai sebagai acuan/dasar pelaksanaan pekerjaan. Pada dasarnya metode
pelaksanaan merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan
antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, permasalahan teknis dan ekonomis
yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya.
Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara inter-aktif membentuk kerangka
gagasan dan konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan
konstruksi. Dalam bentuk bagan diberikan pada gambar 1-1.
Konsep metode pelaksanaan mencakup pemilihan dan penetapan yang berkaitan
dengan keseluruhan segi pekerjaan termasuk pemilihan dan penetapan sarana dan
prasarana yang bersifat sementara.

1.2 Uraian Proyek

Secara garis besar diuraikan tentang Proyek yang akan dilaksanakan, lokasi proyek,
macam proyek, lingkup pekerjaan dan data-data teknik proyek.

1.3 Rencana Pelaksanaan Konstruksi

Rencana pelaksanaan konstruksi dimaksudkan sebagai acuan untuk pelaksanaan


konstruksi proyek ini.

Rencana pelaksanaan jika proyek mendapat bantuan atau sebagian dibiayai dari
loan lembaga keuangan luar negeri, maka rencana pelaksanaan dan jadwal

1-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

konstruksi didasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam persetujuan loan (loan


agreement) dan tender internasional (ICB).

1.4 Paket Kontrak

Jika nilai proyek cukup besar, dipertimbangkan untuk dibagi menjadi beberapa
paket agar pelaksanaan konstruksi dapat berjalan lancar.

Gambar 1-1

1-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAB 2
PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI PROYEK

2.1 Lembaga Pelaksana Proyek

Pada umumnya penanggung jawab yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia


untuk pekerjaan sumber daya air adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Sedang Satuan Kerja (Pemimpin Proyek) ditetapkan untuk melaksanakan
pengawasan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

2.2 Pembiayaan Proyek

Sumber dana untuk membiayai proyek dapat dari APBD atau APBN, Loan dan
sumber lain (investor).

Jika sebagian dibiayai dari loan, pada umumnya untuk biaya :

1) Pajak

2) Pembebasan tanah

3) Administrasi Pemerintah, dari sumber dana APBN.

2-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAB 3
PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pelaksanaan Konstruksi terdiri dari kegiatan :


- Tender
- Pelaksanaan konstruksi.

Proses tender terdiri dari kegiatan :

a. Prakualifikasi

1) Pengumuman prakualifikasi dan pengambilan dokumen prakualifikasi

2) Penyerahan isian dokumen prakualifikasi

3) Evaluasi isian dokumen prakualifikasi

b. Pelaksanaan tender

1) Undangan tender

2) Penjelasan tender

3) Pemasukan penawaran

4) Evaluasi dan klarifikasi

5) Negosiasi

6) Penanda tanganan kontrak

7) Persetujuan kontrak dari Lembaga pemberi Loan.

Proses tender berpedoman pada Kepres No. 80 tahun 2003 atau ketentuan dan
peraturan yang berlaku pada saat itu.

Proses tender pada keadaan normal memerlukan waktu 90 hari, sedang persetujuan
kontrak dari lembaga pemberi loan memerlukan waktu 30 hari.

Contoh jadwal pelaksanaan konstruksi seperti pada gambar 4.3.1

3-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAB 4
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN
KEBUTUHAN SUMBER DAYA

4.1 Penyusunan Rencana Kerja

Pada tahap persiapan pelaksanaan proyek maka harus disiapkan sarana dan
prasarana yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan proyek dan
rencana persiapan fisik dilapangan untuk mendukung dimulainya pelaksanaan
proyek menjadi lebih lancar.

Rencana pelaksanaan proyek menjadi sangat penting dan menjadi standar atau
pedoman untuk kesuksesan pelaksanaan dilapangan demi tercapainya
pengendalian biaya, mutu dan waktu sesuai target yang direncanakan

Dengan dibuatnya rencana pelaksanaan dan pada tahap operasional proyek


dilakukan control atas pengendalian pada setiap pekerjaan sesuai bidanganya
masing-masing, maka kegiatan operasional tersebut akan terarah, terukur dan
terorganisasi dengan baik

Rencana pelaksanaan proyek terdiri dari :


1. Organisasi proyek dan jobdescription
2. Jadwal pelaksanaan proyek dan jadwal pengadaan sumber daya
3. Rencana mutu kontrak
4. Metode pelaksanaan (Construction Method)
5. Survei lapangan
6. Mobilisasi dan site plan
7. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan cashflow
8. Rencana K3 proyek
9. Rencana kelola lingkungan (RKL) dan rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Jelas bahwa metode pelaksanaan atau metode konstruksi (Construction Method)


dapat bermanfaat di dalam memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas
urutan dan fasilitas penyelesaian pekerjaan dan merupakan kesatuan dokumen
prosedur pelaksanaan proyek.

4-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

4.2 Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya

Manajemen dalam penyelenggaran proyek tergantung dari 2 faktor utama yaitu


sumberdaya dan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen sebagaimana
diketahui antara lain dirumuskan sebagai POAC, yaitu Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling. Sedangkan Sumber Daya biasanya diuraikan sebagai 4M
yaitu Man (Manusia, Tenaga Kerja) Money (Uang), Material (Bahan) dan Machine
(Peralatan). Tetapi ada suatu pendapat dimana Sumber Daya bisa dikembangkan
lagi menjadi 5 M, dimana ada tambahan satu M lagi yaitu Method. Dengan Method
atau metode konstruksi yang baik, memenuhi syarat teknis, aman dilaksanakan,
memenuhi syarat ekonomis (bisa termurah dan efisien) dan merupakan alternative/
pilihan terbaik sesuai kondisi lapangan akan merupakan sumber daya yang sangat
menentukan didalam mensukseskan pelaksanaan proyek.

Untuk menyusun metode konstruksi yang lengkap diperlukan data dan analisa
kebutuhan sumber daya tenaga kerja, bahan yang akan dipakai dan paling penting
adalah daftar kebutuhan peralatan.

4.2.1 Kebutuhan Tenaga Kerja

Didalam menganalisa dan menyusun kebutuhan tenaga kerja, penentuan


produktivitas pekerja sulit karena hal itu sangat bervariasi dari kontraktor yang
satu dengan kontraktor yang lain dan dari satu cabang keahlian ke cabang
keahlian lainnya. Namun demikian dengan diskusi dengan pihak kontraktor
dan survey kebutuhan proyek didaerah tersebut, akan dapat juga memberikan
manfaat.

Memperkirakan biaya konstruksi dalam daerah dimana diberikan toleransi


terhadap jam istirahat, minum kopi, jam makan yang lama, penghentian saat
kerja lebih dini, dan lain-lain akan sangat berlainan dengan pekerjaan yang
sama dengan kontraktor yang mempunyai pengendalian yang cukup ketat
terhadap tenaga kerja.

Juga penentuan ketersediaan tenaga kerja adalah penting. Adalah perlu untuk
selalu “memegang” mandor-mandor yang cakap dan mempunyai jaringan-
jaringan pekerja dengan jumlah yang cukup besar dengan keahlian yang
cukup baik. Apabila kontraktor mendapat proyek tertentu, mandor-mandor

4-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

langganan selalu harus dipanggil, dengan demikian ketersediaan tenaga kerja


yang terampil dan jumlahnya mencukupi akan selalu tersedia.

Setelah kita mendapatkan jumlah pekerja untuk menyelesaikan suatu detail


item pekerjaan maka kita harus membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja.

Jadwal tersebut antara lain:

- rincian item pekerjaan secara detail

- rencana waktu pelaksanaan proyek

- rincian waktu pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan

- rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga terampil) untuk melaksanakan


suatu item pekerjaan pada waktu tertentu.

4.2.2 Kebutuhan Bahan

Sebelum kita menghitung kebutuhan bahan, setelah kita mempelajarii


spesifikasi dan metode yang dipakai, maka kita perlu mengadakan survey dan
penelitian bahan lokal yang cocok untuk dipergunakan. Bila didalam
perencanaan, kondisi setempat belum dipahami secara mendalam, adalah
sangat mungkin kita mendapat bahan yang jauh lebih murah yang sesuai
dengan spesifikasi dan metode yang akan dipakai.

Juga yang sangatt penting adalah waktu pengadaan bahan. Berdasarkan


pengalaman yang ada, meskipun bahan local volumenya berlimpah tetapi
karena banyaknya proyek pembangunan di daerah tersebut menyebabkan
waktu pengadaan bahan menjadi tersendat bahkan bisa terlambat dari jadwal.

Setelah kita mendapatkan jumlah bahan untuk menyelesaikan suatu item


pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, maka kita harus membuat jadwal
kebutuhan bahan.

Jadwal tersebut berisi antara lain:

- Rincian item pekerjaan secara detail

- Rencana waktu pelaksanaan proyek

4-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

- Rencana waktu pelaksanaan per item pekerjaan

- Rincian jumlah/ volume bahan dengan spesifikasi tertentu untuk


melaksanakan item pekerjaan tersebut pada waktu tertentu.

4.2.3 Kebutuhan Peralatan Proyek

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hampir semua


proyek menengah sampai besar merupakan proyek padat modal dan padat
alat. Dengan menggunakan peralatan berat maka sasaran pekerjaan dapat
dicapai dalam waktu relatif cepat.

Didalam pembuatan Dokumen Metoda Konstruksi, pertama kali kita harus


menetapkan dan menghitung Construction Plant atas kebutuhan peralatan
berat yang dipakai pada suatu item pekerjaan berdasarkan jangka waktu
tertentu sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, tentu saja sesuai dengan
metode konstruksi yang paling efisien dan efektif.

Perhitungan kebutuhan alat diuraikan lebih lanjut di Bab Analisis Alat-Alat


Berat.

4-4
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAB 5
METODE PELAKSANAAN

5.1 Umum

Metode pelaksanaan konstruksi proyek ini dipelajari berdasarkan desain detail proyek
ini, adalah merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis, dan teknik
sehubungan dengan kebutuhan sumber daya dalam suatu kondisi m edan kerja (site),
guna mmperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan (CM) pekerjaan tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh


kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun mengajukan penawaran
pekerjaan. Dengan demikian ’CM’ tersebut telah teruji saat melakukan klarifikasi atas
dokumen tendernya terutama construction methodnya, namun demikian tidak tertutup
kemungkinan bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus dirubah.

Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari


profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan yang
bersangkutan. Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender,
penyajian metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa
rendahnya nilai penawaran merupakan salah satu faktor memperoleh peluang
ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.

5.1.1 Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan :


1) Project plan
a. Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)
b. Lokasi pekerjaan
c. Jarak angkut material bangunan ke lokasi bangunan
d. Komposisi alat (singkat/produktivitas alatnya)
e. Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan
pelaksanaan.
2) Sket atau gambar situasi/lay out membantu penjelasan pelaksanaan
pekerjaan.

5-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

3) Uraian pelaksanaan pekerjaan.


a. Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian
proyek (urutan secara global)
b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan yang
perlu penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah
pekerjaan penting atau pekerjaan yang jarang ada, atau pekerjaan
yang mempunyai nilai besar, pekerjaan dominan (volume kerja besar).
Pekerjaan ringan atau umum dilaksanakan biasanya cukup diberi
uraian singkat mengenai cara pelaksanaannya saja tanpa perhitungan
kebutuhan alat dan tanpa gambar/sket penjelasan cara pelaksanaan
pekerjaan.
4) Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan
peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan
5) Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja
(tukang dan pekerja)
6) Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material
7) Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan
kelengkapan yang diperlukan.
5.1.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik, harus memenuhi syarat-syarat :
1) Syarat teknis
a. Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan lengkap dan jelas memenuhi
informasi yang dibutuhkan
b. Bisa dilaksanakan dan efektif
c. Aman untuk dilaksanakan
- Terhadap bangunan yang akan dibangun
- Terhadap para pekerja yang melaksanakan pekerjaan yang
bersangkutan
- Terhadap bangunan lainnya
- Terhadap lingkungan sekitarnya.
d. Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan atau disetujui tenaga
teknik yang berkompeten pada proyek tersebut, misalnya memenuhi
tonase tertentu, memenuhi mutu tegangan ijin tertentu dan telah
memenuhi hasil testing tertentu.
2) Memenuhi syarat ekonomis
a. Biaya murah
b. Wajar dan efisien.

5-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

3) Memenuhi pertimbangan non teknis lainya


a. Dimungkinkan untuk diterapkan pada lokasi proyek dan disetujui oleh
lingkungan setempat
b. Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek
c. Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan apabila hal itu
merupakan alternatif pelaksanaan pelaksanan yang istimewa dan
riskan.
4) Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah
diperhitungkan dan dipertimbangkan. Masalah metode pelaksanaan
pekerjaan banyak sekali variasinya, sebab tidak ada keputusan
”engineering” yang sama persis dari dua ahli teknik. Jadi pilihan yang
terbaik yang merupakan tanggung jawab manajemen dengan tetap
mempertimbangkan engineering economies.
5) Manfaat positif construction method
▪ Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas
penyelesaian pekerjaan.
▪ Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu
kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan di proyek.

5.2 Survai Lapangan

Survai lapangan merupakan langkah penting pada rencana pelaksanaan proyek


khususnya memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data
untuk pengendalian biaya, mutu dan waktu. Langkah-langkah survai sebagai berikut
5.2.1 Sumber Air Kerja
▪ Disediakan atau tidak
▪ Membuat sumur
▪ Menggunakan air sungai
▪ Menggunakan PAM
▪ Jarak sumber air kerja.
5.2.2 Listrik
▪ Menggunakan fasilitas PLN
▪ Mengusahakan sendiri (genset).
5.2.3 Tenaga Kerja
▪ Didapat dari daerah sekitar job site
▪ Mendatangkan dari luar
▪ Akomodasi yang diperlukan
▪ Perlu ijin khusus atau tidak
▪ Perlu biaya khusus atau tidak

5-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.2.4 Keadaan Cuaca di Site


▪ Terang/kadang-kadang hujan/ hujan terus menerus
▪ Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan Geofisika
5.2.5 Data Penyelidik Tanah (sondir, boring log dsb)
▪ Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu ditanyakan ke konsultan
▪ Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali/yang terlibat dari luar
(batu,tanah keras, dsb)
▪ Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah)
5.2.6 Quarry/Borrow Area
▪ Di sediakan atau mencari sendiri
▪ Jika sudah disediakan apakah sudah memenuhi persyaratan teknis
(dilakukan tes)
▪ Ada berapa quarry/ borrow area
▪ Lokasi quarry (gunung, sungai/ tanah datar dll)
▪ Jarak site
▪ Jenis batuan/ pasir/ tanah timbun
▪ jalan menuju quarry/ borrow area (ada, membuat baru, perlu diperbaiki,
perlu diperlebar, perlu membuat jembatan sementara, perlu memperbaiki
yang sudah ada dan lain-lain)
▪ Apakah perlu ada biaya pembebasan tanah
▪ Transports material ke site (truk, dump truk, dipikul)
▪ Biaya retribusi material (royalty) per m3
▪ Bagaimana penempatan alat-alat di quarry/borrow area(bila diperlukan)
▪ Cara pengambilan material (diledakkan, membeli dari leveransir, membeli
dari masyarakat setempat, mengambil di lokasi).
5.2.7 Survai Harga Bahan Lokal :
▪ Ada/tidak pabrik kayu balok, papan, plywood
▪ Pembayaran untuk kayu (kontan/tidak)
▪ Harga bahan/ kayu loco dipabrik/di lokasi proyek
▪ Harga pasir, split. tanah urug di lokasi pengambilan dan sampai dengan
lokasi proyek berapa harganya.
5.2.8 Survai Kondisi Sosial dan Budaya
Kondisi sosial dan budaya perlu diketahui oleh pelaksana dan pengawas
konstruksi, agar keberadaan dan pelaksanaan konstruksi dapat dicegah, tidak
menimbulkan permasalahan dan gejolak sosial di lokasi proyek.

5-4
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.3 Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan

5.3.1 Hari Dapat Bekerja (Workable Day)


Hari bisa bekerja tahunan dihitung berdasarkan data curah hujan harian
selama 10 tahun terakhir dari Stasiun hujan di daerah proyek dan dengan
anggapan pada hari minggu dan hari libur nasional tidak bekerja.

Berbasis hujan rata-rata harian, jumlah hari bisa bekerja dapat dihitung untuk
masing-masing pekerjaan pemadatan tanah, pekerjaan tanah yang lain,
pekerjaan beton dan pekerjaan lain-lain. Selama musim hujan dari bulan
Desember sampai Maret, semua pekerjaan pemadatan tanah dihentikan.

Contoh perhitungan jumlah hari dapat bekerja bulanan seperti pada tabel
4.3.1 – tabel 4.3.7.

5.3.2 Jam Kerja dan Shift


Satu shift pada umumnya ditentukan 9 jam dengan 1 jam istirahat.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dominan dengan volume yang besar dan


merupakan lintasan kritis atau menjadi ketergantungan pada pekerjaan yang
lain, dilaksanakan dengan 2 shift.

5.3.3 Bahan Bangunan


Ketersediaan bahan bangunan yang ada di lokasi atau sekitar daerah proyek
perlu dilakukan survey lapangan, seperti tanah untuk timbunan tanggul, pasir,
koral atau kricak, batu pecah.

Untuk pekerjaan timbunan saluran irigasi, pada umumnya bahan timbunan


diambil dari hasil galian saluran yang sama. Jika tidak cukup, baru dicarikan
borrow area.

Semen, besi beton, besi untuk konstruksi, bahan bakar, pelumas, biasanya
tersedia di toko bahan bangunan setempat.

Untuk menjamin mutu beton, disarankan menggunakan beton ready mixed.

5.3.4 Alat Konstruksi

Pada umumnya untuk pekerjaan jaringan irigasi yang cukup besar volumenya
dan areal proyeknya luas, akan menggunakan alat-alat berat.

Untuk pekerjaan tanah akan menggunakan alat excavator (back hoe),


bulldozer, dump truck. Untuk pekerjaan pondasi pilar jembatan atau abutment
yang memakai tiang pancang akan menggunakan diesel pile hummer.

5-5
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.1
Irigasi Karangnongko
Hari Kerja - Stasiun Padangan
(unit = hari)
Hari Libur Hari Hujan Hari Kerja
Hari
Bulan Minggu Hari Libur Total > 3,0 mm > 10,0 mm Pekerjaan Pek. Tanah Pekerjaan
Kalender
Nasional Timbunan yang Lain Beton

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Januari 31 5 2 7 12 7 0 12 17
Februari 29 4 0 4 10 8 0 15 16
Maret 31 4 2 6 8 7 0 17 18
April 30 4 1 5 8 6 9 17 19
Mei 31 5 3 8 3 2 20 20 21
Juni 30 4 0 4 3 1 23 23 25
Juli 31 4 0 4 2 1 25 25 26
Agustus 31 5 1 6 1 1 24 24 24
September 30 4 0 4 1 1 25 25 25
Oktober 31 5 1 6 5 3 20 20 22
Nopember 30 4 9 13 9 7 4 8 10
Desember 31 4 1 5 10 7 0 16 19

Total 366 52 20 72 72 51 150 222 242

Metode Pelaksanaan
Note: 1. Column ( 8 ) = ( 2 ) – ( 5 ) – ( 6 ); (No workable to be allocated from December to March in the rainy season and half of workable day of
(9) is allocated in April and November, as the transition)
2.Column ( 9 ) = ( 2 ) – ( 5 ) – ( 6 )
3.Column ( 10 ) = ( 2 ) – ( 5 ) – ( 10 )
5-6
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.2
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian (1990 – 1999) - Stasiun Padangan
(unit = hari)
Curah Hujan (mm) Jan Feb Mar Apr Mai Jun Jul Agst Sep Okt Nop Dec Total

< 0,1 18,4 17,3 22,3 22,2 27,4 27,0 29,2 29,8 28,6 26,4 20,9 20,5 290,0

0,1 – 2,9 0,8 1,0 0,6 0,3 0,6 0,3 0,2 0,0 0,1 0,0 0,3 1,0 5,2

3 – 4,9 1,8 1,3 0,5 0,8 0,3 0,4 0,2 0,1 0,0 0,3 0,6 0,9 7,2

5 – 9,9 3,3 1,8 1,0 1,0 0,4 1,0 0,6 0,3 0,4 0,9 1,5 1,9 14,1

10 – 19,9 3,0 2,1 2,2 3,1 1,6 0,8 0,3 0,3 0,3 1,2 2,3 2,7 19,9

20 – 29,9 1,5 1,4 1,5 1,5 0,3 0,2 0,2 0,2 0,1 1,4 1,9 1,7 11,9

30 – 49,9 1,6 1,6 1,5 0,7 0,2 0,2 0,3 0,1 0,4 0,5 1,7 1,5 10,3

50 – 99,9 0,5 1,6 1,3 0,3 0,2 0,1 0,0 0,1 0,1 0,3 0,8 0,8 6,1

100 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5

Total hari 31 28,2 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365

Total hari hujan 12,6 10,9 8,7 7,8 3,6 3 1,8 1,2 1,4 4,6 9,1 10,5 75

Hari hujan ( > 3,0 mm) 11,8 9,9 8,1 7,5 3 2,7 1,6 1,2 1,3 4,6 8,8 9,5 70

Hari hujan ( > 10,0 mm) 6,7 7,8 6,6 5,7 2,3 1,3 0,8 0,8 0,9 3,4 6,7 6,7 50

Metode Pelaksanaan
5-7
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.3
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian, Januari (1990 – 1999) - Stasiun Padangan

(unit = hari)

Rainfall (mm) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Total Average

< 0,1 15 18 13 13 14 22 22 23 25 19 184 18,4


0.1 – 2,9 0 3 1 1 1 1 0 0 0 1 8 0,8
3 – 4,9 5 2 3 2 1 0 3 1 1 0 18 1,8
5 – 9,9 6 4 3 3 6 3 1 2 1 4 33 3,3
10 – 19,9 4 2 2 6 3 3 3 2 2 3 30 3,0
20 – 29,9 0 1 2 3 4 1 2 1 0 1 15 1,5
30 – 49,9 1 0 4 3 1 1 0 2 2 2 16 1,6
50 – 99,9 0 0 3 0 1 0 0 0 0 1 5 0,5
> 100 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,1

Total day 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 310 31

Metode Pelaksanaan
5-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.4
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian, Februari (1990 – 1999) - Stasiun Padangan

(unit = hari)

Rainfall (mm) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Total Average

<0,1 18 17 14 16 15 17 20 20 18 18 173 17,3


0.2 – 2,9 1 2 2 3 0 1 1 0 0 0 10 1,0
3 – 4,9 2 3 3 0 3 2 0 0 0 0 13 1,3
5 – 9,9 1 2 1 4 4 1 2 0 1 2 18 1,8
10 – 19,9 1 2 4 1 3 2 1 2 2 3 21 2,1
20 – 29,9 1 0 0 2 1 3 4 1 1 1 14 1,4
30 – 49,9 1 1 3 2 1 1 0 3 1 3 16 1,6
50 – 99,9 3 1 1 0 1 1 1 2 5 1 16 1,6
> 100 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0,1

Total day 28 28 29 28 28 28 29 28 28 28 282 28,2

Metode Pelaksanaan
5-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.5
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian, Maret (1990 – 1999) - Stasiun Padangan

(unit = hari)

Rainfall (mm) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Total Average

<0,1 23 26 19 17 19 27 26 27 21 18 223 22,3


0.3 – 2,9 2 0 0 4 0 0 0 0 0 0 6 0,6
3 – 4,9 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 5 0,5
5 – 9,9 0 0 2 1 2 0 0 0 2 3 10 1,0
10 – 19,9 1 0 2 5 5 1 1 1 3 3 22 2,2
20 – 29,9 2 0 2 0 3 1 0 1 3 3 15 1,5
30 – 49,9 2 2 3 1 1 0 4 1 0 1 15 1,5
50 – 99,9 0 2 2 1 1 2 0 1 1 3 13 1,3
> 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0,1

Total day 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 310 31

Metode Pelaksanaan
5 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.6
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian, April (1990 – 1999) - Stasiun Padangan

(unit = hari)

Rainfall (mm) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Total Average

<0,1 23 18 21 18 20 25 22 28 27 20 222 22,2


0.4 – 2,9 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 3 0,3
3 – 4,9 0 1 1 1 1 2 2 0 0 0 8 0,8
5 – 9,9 3 0 2 2 1 0 0 0 1 1 10 1,0
10 – 19,9 3 4 3 4 6 1 4 1 0 5 31 3,1
20 – 29,9 1 4 1 3 1 0 2 1 0 2 15 1,5
30 – 49,9 0 2 1 0 1 1 0 0 1 1 7 0,7
50 – 99,9 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 0,3
> 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0,1

Total day 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 300 30

Metode Pelaksanaan
5 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Tabel 5.3.7
Irigasi Karangnongko
Hujan Rata-Rata Harian, Mei (1990 – 1999) - Stasiun Padangan

(unit = hari)

Rainfall (mm) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Total Average

<0,1 25 29 27 28 31 25 28 31 27 23 274 27,4


0.5 – 2,9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 6 0,6
3 – 4,9 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 3 0,3
5 – 9,9 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 0,4
10 – 19,9 3 1 1 1 0 3 2 0 3 2 16 1,6
20 – 29,9 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 0,3
30 – 49,9 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0,2
50 – 99,9 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0,2
> 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total day 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 310 31

Metode Pelaksanaan
5 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Kapasitas produksi perjam alat-alat berat yang penting diperkirakan/dihitung


seperti pada tabel 6.1.1 – 6.1.5 .Faktor pengembangan volume tanah dari
keadaan bank (asli), lepas (loose) dan padat, diperkirakan/diperhitungkan
seperti tabel 5.3.8

Tabel 5.3.8

Padat
Macam tanah Bank Loose
(compacted)

Lempung 1 1,25 0,90


Lempung berpasir (sandy soil) 1 1,25 0,90
Pasir 1 1.11 0,95
Gravel 1 1,13 1,03
Cobble 1 1,75 1,40
Batuan lapuk 1 1,65 1,22

Kebutuhan alat untuk masing-masing jenis pekerjaan dihitung berbasis pada


jadwal pelaksanaan konstruksi (target waktu) dan volume. (contoh gambar
5.3.1)

Detail perhitungan alat seperti contoh tabel 5.3.9

Dengan berdasarkan tabel 5.3.9 tersebut dapat dibuat tabel kebutuhan alat
seperti pada tabel 5.3.10 dan Jadwal Penggunaan Alat tabel 5.3.11.

5.3.5 Borrow Area, Disposal Area dan Quarry Site

Material hasil dari stripping, grubbing dan clearing di site dan sisa galian tanah
yang tidak terpakai akan dibuang ke spoil bank.

Di masing-masing lokasi saluran dan bangunan dipelajari dan dihitung volume


tanahnya yang akan dipakai sebagai bahan timbun dan yang akan dibuang ke
disposal area serta jarak angkutnya.

Untuk dapat mengangkut tanah yang harus dibuang, perlu disediakan atau
dibuat jalan (access road), dan hal ini perlu diperhitungkan dalam biaya
konstruksi.

5 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Gambar 5.3.1 - CONSTRUCTION TIME SCHEDULE
2000/2001 2001/2002 2002/2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Unit Qty
Dry Season Dry Season Dry Season

1 MOBILIZATION &
PREPARATORY WORKS L.S 1.0

2 BENDUNG
Temporary work
/01 Coffering and Care of Water 1st stage Extension 1st stage 2nd stage
including Dewatering
River Diversion
Earth work L.S 1.0
/02 Clearing, Grubbing and Stripping
Sq.m 100.750 BI 600 m 2 x 8h x 2u
/03 Excavation for Structure Cu.m 405.850 BH 86 m 3 x 8h x 4u x 25d x 2s
/04 Excavation for River Bed Cu.m 745.179 BH 86 m 3 x 8h x 3u x 25d x 2s
/05 Dyka Embankment Cu.m 64.500 BH 86 m 3 x 8h x 2u x 25d
/06 Backfill 3
Cu.m 183.060 BH 86 m x 8h x 2u x 25d x 2s
/07 Fillng Existing River Channel Cu.m 724.250 WL 159 m 3 x 8h x 5u x 25d x 2s
2
/08 Sod Facing Sq.m 28.000 16 m /p.d x 40p
Concrete Work
/09 Concrete Cu.m 53.850
Completi
Piling work (Temporary) ng of
Works
/10 Driving Steel Sheet Pile, Driving Extracting Driving Extracting
Type IV, L=15 m Lin.m 13.545 3.6 pcs x 8h x 10m x 2s (D)
/11 Driving Steel Sheet Pile,
Type I, L=8 m Lin.m 17.520 4.3pcs x 8h x 8m x 2s (D)
Piling work Foundation
/12 Driving PC Pile, f 600 mm Lin.m 25.032 0.42p x 8h x 28m x 2u x 25d x 2s
/13 Driving PC Pile, f 500 mm Lin.m 23.802 0.8p x 8h x 15m x 2u x 25d x 2s
/14 Driving PC Pile, f 400 mm Lin.m 3.888 1.49p x 8h 12m x 1u x 25d
/15 Driving PC Pile, f 300 mm Lin.m 11.592 0.92p x 8h x 14m x 2u x 25d x 2s
/16 Furn shing and Driving Steel Lin.m 15.955 4.3p x 8h x 8m x 1u x 25d x 2s
Sheet Pile, Type U-2

River Protection Work


/17 Wet Pubble Masonry Cu.m 3.550 25 m 3/d x 2G
/18 Gabion Mattress
3
3.000 x 1.500 x 500 mm Cu.m 3.850 20 m /d x 2G
/19 Deformed Concrete Block Type C
(3.600 x 3.600 x 800 mm) with
2
Geotextiles Filter Sq.m 3.650 30 m /d x 2G
/20 Deformed Concrete Block Type D
(2.700 x 2.700 x 700 mm) with
Geotextiles Filter Sq.m 2.106 30 m 2/d x 2G
/21 Precast Concrete Block 23 m 2/d x 2G

Metode Pelaksanaan
Sq.m 4.068
/22 Riprap Sq.m 6.800 33 m 2/d x 2G (4G)

Bridge Work
/23 Erecting PC Beam, span 18,0 m Nos. 10 1 m/span x 1G
/24 Erecting PC Beam, span 16,0 m Nos. 40 1 m/span x 2G
/25 Erecting PC Beam, span 8,5 m Nos. 4 1 m/span x 2G
/26 Erecting Diaphragm Nos. 158
2
/27 Asphalt Pavement Sq.m 980 1.000 m /d
5 - 14

/28 Slab Concrete type B Cu.m 260 40 m 2/d


Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
CONSTRUCTION TIME SCHEDULE
2000/2001 2001/2002 2002/2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Unit Qty
Dry Season Dry Season Dry Season

Road Work
/32 Surface Course t = 50 mm Sq.m 49.000 1.000 m 2/d
/33 Subbase Course t = 200 mm Cu.m 95.00 1.300 m 2/d
2
/34 Base Course t = 150 mm Cu.m 7.100 1.200 m /d

Embedded Metal Work


/35 Erecting Anchorage Sets 16

Biulding Work
/36 Generator House 36 m 2 No. 1
/37 Keeping House and Control
Room, 54 m 2 No. 1
/38 Operating House 36 m 2 No. 1
/39 Canopy for winch L.S 1

3 BYPASS WAY
Earth Work
/01 Excavation for Structure Cu.m 2.900
/02 Backfill Cu.m 1.010
/03 Sod Facing Sq.m 1.200
Concrete Work
/04 Concrete Cu.m 952.000
Piling Work
/10 Driving PC Pile,  350 mm Lin.m 2.080 1.56 p x 8 h x 10 m x 25 d x 1 u x 2s
Building Work
/10 Operating House Steel Fixed
2
W………… Gates, 30 m No. 1

Metode Pelaksanaan
5 - 15
Tabel 5.3.9 - PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT DAN KOMBINASI ALAT (FLEET)

Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi


Operating Hourly Work Hourly
Equipment to be Construction Requiered Remarks
WORKS Q'ty Hours Q'ty Production
Used Period Equipment
(hr) (m 3/h) 3
Rate (m /h)
3
/02 Clearing, Grubbing 100,750 m BL 15 t 0,5 months, 22 days 88 1,145 m2 73 1 unit
and Stripping BH 0,6 m3 57 m3 30 2 units
DT 6 t 7,3 8 units
SB 13 t 87 1 unit Spoil Bank
/03 Excavation for Structure 405,850m3 BL 21 t 4,0 months, 20 days 1,280 317 121 3 units
BH 1,5 m3 2 shifts 86 4 units
DT 11 t 14,1 23 units
SB 13 t 87 4 units Stock Pile
3
/04 Excavation for River Bed 745,179 m BL 21 t 7,0 months, 22 days 2,464 302 121 3 units
BH 1,5 m3 2 Shifts 86 4 units
( 673,939 m3) DT 11 t (L=1,5 km) 14,1 (20 unit) (Stock Pile)
SB 13 t 87 4 units Stock Pile
/05 Earthfill Type A for Dyke 64,500 m3 BL 21 t 2,0 months, 24 days 384 168 117 2unit
Embankment BH 15 t 1Shift 86 2 units
DT 11 t (1,0 Km) 16,2 11 units
BL 15 t 138 2 units
SC 25 t 480 1 unit
/06 Backfilling by Excavated 183,060 m3 BL 21 t 3,0 months,24 days 1,152 158,9 121 2 units
Material BH 1,5 m3 2 Shifts 86 2 units
DT 11 t (L=1,5 Km) 14,1 11 units
BL 11t 76 2 units
TP 80 kg 2 8 units
BH 0,6 m3 39 4 units
/07 Filling Existing River Channel 724,250 m3 BL 32 t 2,5 months, 24 days 960 754 195 4units
WL 4,5 m3 2 shifts 159 5 units
DT 20 t (l = 1,0 Km) 28,7 26 units

Metode Pelaksanaan
BL 21 t 62 6 units (754 m3x x50%)
3
/08 Disposal of Excavated material 71,240 m DT 11 t 7,0 months, 22 days 2,464 28,9 8,0 4 units Spoil Bank

Note : BL = Bulldozer DT = Dump Truck


BH = Back Hoe SB = Swamp Bulldozer
5 - 16

- jam kerja efektif : 8 jam/hari; I Bulan : 24 hari kerja


Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Operating Hourly Work Hourly
Equipment to be Construction Requiered Remarks
WORKS Q'ty Hours Q'ty Production
Used Period 3 3 Equipment
(hr) (m /h) Rate (m /h)
3
/09 Concrete 57,683 m BP 1,5 m3 x 2 12,0 months, 20 days 1,920 30,0 x 1,5 54 1 unit
WL 2,1m3 1 unit
TM 3,0 m3 (L= 1Km) 7,9 6 units
CC 40 t 18 2 units
CV 60 mm 10 units
CP 40m3/h 32 1 unit
CB 1,5 m3 4 units
CB 1,0 m3 4 units
CS 500 t 1 unit
/10 Driving PC Pile Ф 600 mm 25,032 DP 4,5 t 3,0 months,22 days 1,200 20,9 13,1 2 units
BM 2 Shifts 2 units
CC 35 t 1 unit
OT 11 t 1 unit
WM 500 A 2 units
/11 Driving PC Pile Ф 500 mm 23,802 lin.m DP 2,5 t 3,5 months, 25 days 1,400 17,0 12,0 2 units
BM 2 Shifts 2 units
CC 35 t 1 unit
OT 11 t 1 unit
WM 500 A 2units
/12 Driving PC Pile Ф 400 mm 3,888 lin.m DP 2,5 t 1,0 month, 25 days 200 19,4 17,9 1 unit
BM 1 Shift 1 unit
CC 35 t 0,5 unit
OT 11 t 0,5 unit
WM 500 A 1 unit
/13 Driving PC Pile Ф 350 mm 11,592 lin.m DP 2,5 t 1,2months,25 days 480 24,2 12,9 2 units
BM 2 Shifts 2 units
CC 35 t 1 unit
OT 11 t 1 unit
WM 500 A 2 units

Metode Pelaksanaan
/14 /14 Driving Steel Pile, U-II 15,955 lin.m VH 30 Kw 3,0 months, 25 days 1,200 13,3 25,8 1 unit L=3m,375 pcs
CC 35 t 2 Shifts 1 unit L=4m,1,163 pcs
WC 25 t 0,5 unit L=6m, 160pcs
DG 100 kVA 1 unit L=8m, 1,143 pcs
OT 11 t 0,5 unit
5 - 17

Note : DP = Diesel Pile Hammer VH = Vibrator Hammer


CC = Crawler Crane OT = Ordinary Truck
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Operating Hourly Work Hourly
Equipment to be Construction Requiered Remarks
WORKS Q'ty Hours Q'ty Production
Used Period 3 3 Equipment
(hr) (m /h) Rate (m /h)
/15 Wet Cobble Masonry 3,550 lin.m WC 25 t 3,0 months, 25 days 600 5,9 4,2 2 units
BH 0,6 m3 4,2 2 units
/16 Gabion Matress 3,580m3 BH 0,6 m3 4,0 months, 25 days 800 4,5 3,8 1 unit
3.000 x1.500 x 500 mm
/17 Deformed Concrete 3,650m3 WC 25 t 4,0 months, 25 days 100 days 36,5 m2/day 112 m2/day 1 unit 36.5m2/(0,4dx0.81)
Block Type C, TM 3 m3 172,2m3/day 1 unit 17.2m3/7.9x8
(3.600 x 3.600 x 800 mm) CV 60 mm 2 units
CC 40 t 1 unit 17.2m3/18x8
CB 1,5 m3 2 units
/18 Deformed Concrete
Block Type D 2,106 m2 WC 25 t 4,0 months, 25 days 100 days 21,2m2/day 112 m2/day 1 unit
2.700 x 2.700 x 700 mm TM 3 m3 1 unit
CV 60 mm 2 units
CC 40 t 1 unit
CB 1 m3 2 units
/19 Precast Concrete Block 4,068 m2 TC 48 t 6,0 months,25 days 150 days 27.1m2/day 28.8 m2/day 1 unit 0.6x0., 16pcs/day

/20 Riprap 6,800 m2 BH 0,6 m3 4,5 months,25 days 900 7.6 m2/h 5.4 m2/h 2 units W=1.0m
BL 32t 22.7 m2/h 1 unit

/21 Gray 1 Bedding 1,420 m3 BH 0.6 m3 6,5 months,25 days 1200 1.2 5 m3/h 1 unit For Precast Concrete Block

/22 Eracting PC Beam 54 pcs EB 20 m 15.0 months 3.6 pcs/month 2 pcs/month 2 units

/23 Surface Course 49,000 m2 AF 1.6-2.4 m 2.0 months,22 days 352 139.2m2/h 167 m2/h 1 unit (754 m3x x50%)
t = mm, W = 3.5 m VR 3-4 t 1 unit
DT 2.0 t 1 unit

Metode Pelaksanaan
/24 Subbase Course 9,500 m2 MG 3.1 m 1.5 months,22 days 264 36 43.3 1 unit
t = 200 mm MR 8-10 t 1 unit
TR 8-20 t 1 unit
WT 5.5-6.5 Kl 1 unit
5 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Operating Hourly Work Hourly
Equipment to be Construction Requiered Remarks
WORKS Q'ty Hours Q'ty Production
Used Period 3 3 Equipment
(hr) (m /h) Rate (m /h)
/25 Base Course 7,100 m2 MG 3.1 m 1,5 months, 22 days 264 26.9 30 1 unit
t = 150 mm MR 8-10 t 1 unit
TR 8-20 t 1 unit
WT 5.5-6.5 Kl 1 unit
By pass Way
/01 Excavation for Structure 2,900 m2 BL 21 t 0,5 months, 22 days 92 31.5 121 1 unit
BH 1.5 m3 86 1 unit
DT 11 t(L=1.0 Km) 16.2 2 units
SB 13t 87 1 unit

/02 Backfilling by 1,010 m3 BH 0.6 m3 0,5 months, 22 days 88 11.5 39 1 unit


Excavated Material DT 6t (L=1.0 Km) 8.4 2 units
TP 80 Kg 2 1 unit
BH 0.35 m3 23 1 unit

/03 Driving PC Ф 350 mm 2,080 lin.m DP 2.5 t 0,5 months, 22 days 200 10.4 15.6 1 unit
BM 2 shifts 1 unit
CC 0.5 unit
OT 11t 0.5 unit
WM 500A 1 unit

Metode Pelaksanaan
5 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Table 5.3.10 - DAFTAR KEBUTUHAN ALAT


Package : No. B-1
Civil Works for Babat Barrage
1/2
No. Equipment Capacity Quantity

1 Bulldozer 32 t 5
2 Bulldozer 21 t 11
3 Bulldozer 15 t 2

4 Bulldozer 11 t 2
5 Swap Bulldozer 13 t 4
6 Backhoe 1.5 m3 6
7 Backhoe 0.6 m3 8

8 Backhoe 0.35 m3 1
9 Wheel Loader 4.5 m3 5
10 Wheel Loader 2.1 m3 1

11 Tractor Shovel 2.8 m3 2


12 Dump Truck 20 t 26
13 Dump Truck 11 t 35
14 Dump Truck 6t 8

15 Dump Truck 2t 1
16 Motor Grader 3.1 m 2
17 Macadam Roller 8-10 t 2
18 Tire Roller 8-20 t 2

19 Water Tanker 5.5-6.5 KL 2


20 Soil Compactor 25 t 2
21 Vibrating Roller 3-4 t 1
22 Tamper 80 kg 8
23 Submersible Pump 150mm, 15kw 19
24 Diesel Generator 200KVA 2
25 Diesel Generator 150 KVA 3

26 Diesel Generator 100 KVA 2


27 Diesel Pile Driver 4.5 t 2
28 Diesel Pile Driver 3.5 t 2
29 Diesel Pile Driver 2.5 t 2

30 Vibrating Hammer 46 Kw 1

5 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Package : No. B-1


Civil Works for Babat Barrage
2/2
No. Equipment Capacity Quantity

31 Vibrating Hammer 30 Kw 2

32 Crawler Crane 40 t 3

33 Crawler Crane 35 t 5

34 Ordinary Truck 11 t 5

35 Whee Crane 25 t 4

36 Truck Crane 4.8 t 1

37 Trailer 15 t 2

38 Welding Machine 500 A 6

39 Batcher Plant 1.5 m3 x 2 1

40 Truck Mixer 3 m3 6

41 Concrete Vibrator 60 mm 10

42 Concrete Pump Car 40 m3/h 1

43 Concrete Bucket 1.0 m3 4

44 Concrete Bucket 1.0 m3 4

45 Cement Silo 500 t 1

46 Instalation Beam 8.5 - 18 m 2

47 Asphalt Finisher 1.6 - 2.4 m 1

48 Concrete Mixer 0.5 m3 1

49 Trailer 30 t 1

50 Fuel Tanker 6.5 KL 1

5 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Purchage No. 0-1
Civil Vorks for Babat Barrage
Tabel 5.3.11 - JADWAL PENGGUNAAN ALAT
(EQUIPMENT USED SCHEDULE)
2002 / 2001 2001 / 2002 2002 / 2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Dry Season Dry Season Dry Season

1. Bulldozer 32 t
2nd stage coffering 4
Ripvap 1 1
Filling Exiting River Channel 4
Total ( 5units ) 8
5
2. Bulldozer 21 t
Excavation,Sumerged Bridge 1
Acces Road to be newly constructed 1
Lime stone,submerged bridge 1
Acces Road to be newly constructed 3 3
Lime stone,sumerged bridge 3 3
Excavation for Structure,barrage 3 3 2
Excavation for River Bed 6
Earthfill Type for Dyke Embankment 2
Filling Existing river channel 1
2nd stage Coffering 1
Excavation for Structure,bypass way
Total (11 units)

3. Bulldozer 15 t
Acces Road to be newly constructed 1
Clering,Grubbing and Stripping 1
Earthfill Type A for Dyke Embankment 2
Total (2 Units)

Metode Pelaksanaan
2

4. Bulldozer 11 t
1 st Stage Confferdam 1
Extention 1st stage 1
Backfilling by Excavated Materials 2 2
5 - 22

Total (2units) 2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Purchage No. 0-1
Civil Vorks for Babat Barrage
EQUIPMENT USED SCHEDULE
2002 / 2001 2001 / 2002 2002 / 2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Dry Season Dry Season Dry Season

5. Swamp Bullduzer 13t


Clearing,Grubbing and Stripping 1
Excavation for structure,Barrage 4 4
Excavation for River Bed 4 4
Excavation for Structure,Bypass Way
Total (4units) 4 1

6. Backhoe 1.5 m 3
Access Road to be Newly Constructed 1
Submerged Bridge 1
Line stone,Sumerged bridge 1
3nd Stape collendam
Excavation for Structure
Excavation for River Bed 1 1 1
Earthfilling Type A for Dyke Embankment 1 1
Backfilling by Excavated Material 2
Excavation for Structure 2 2
Total (6 units) 6 1

7. Backhoe 0.6 m 3
Clearing,Grubbing and Stripping 2
Backfilling by Excavated Material 4 4
Wet Rubble Masonry 2
Gabion Mattress 2 2
Riprap 2 2

Metode Pelaksanaan
Gravel bedding 1 1
Backfilling by Excavated Material 1
Total (8units) 8

8. Wheel Loader 0.35m 3


Backfilling by Excavated Materials 1
5 - 23

Total (1units) 1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Purchage No. 0-1
Civil Vorks for Babat Barrage
EQUIPMENT USED SCHEDULE
2002 / 2001 2001 / 2002 2002 / 2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Dry Season Dry Season Dry Season

9. Wheel Loader 4.5m 3


Filling Existing River Channel 5
Total (5units) 5

10. wheel Loader 2.1m 3


Line Stone,Sumerged Bridge 1
Concrete 1 1 1 1
Total (1units) 1

11. Tractor Shovel 2.8m 3


2nd Stage Confferdam 2
Total (2units) 2

12. Dump Truck 20t


Filing Existing River Channel 26
Total (26 units) 26
2

13. Dump Truck 11t


Access Road to be Newly Constructed 3
Lime Stone,Sumerged bridge 1
Excavation for structure 23 23
Excavation for River Bed 20 20
Earthfill Type for Dyke Embankment 11
Backfilling by Excavated Materials 11 11

Metode Pelaksanaan
Disposal by Excavated Material 4 4
Excavation for Structure,Bypass Way 2
2nd Stage Cofferdam 19
Total (35units) 3
5 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi
Purchage No. 0-1
Civil Vorks for Babat Barrage
EQUIPMENT USED SCHEDULE
2002 / 2001 2001 / 2002 2002 / 2003
Description A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M Remarks
Dry Season Dry Season Dry Season

14. Dump Truck 6t


Clearing,Grubbing and Stripping 8
Backfilling by Excavated Material 2
Total (8units) 8

15. Dump Truck 2t


Surfece course,Road & Bridge 1
Total (1unit) 1

Metode Pelaksanaan
5 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.4 Data-Data Teknis Jaringan Irigasi dan Bangunan

5.4.1 Umum

Untuk memberikan gambaran singkat tentang proyek yang akan dilaksanakan


diuraikan hal-hal pokok perencanaan. Sebagai contoh proyek Irigasi
Karangnongko sebagai berikut :

Waduk Karangnongko direncanakan untuk mengairi daerah irigasi di sebelah


kiri di Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, dan daerah irigasi di sebelah
kanan di Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur.

Gambar 4.4.1 menunjukkan lokasi daerah proyek dan rencana bangunan-


bangunan penting/pokok. Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
Karangnongko, direncanakan bangunan intake di tebing kiri, headrace,
saluran induk, saluran sekunder dan bangunan-bangunan turutannya.

Bangunan intake direncanakan terletak 2.000 m di hulu Dam Karangnongko,


di tebing kiri. Headrace canal menghubungkan bangunan intake dengan
saluran induk, headrace canal di disain sebagian berupa terowongan karena
kondisi muka tanahnya berbukit, sehingga jika dengan saluran terbuka galian
tanahnya akan sangat dalam.

Bangunan turutan di saluran induk dan sekunder, seperti gorong-gorong,


siphon atau cross drain, dibangun jika trace saluran memotong sungai, jalan
atau saluran drainase.

5.4.2 Bangunan-Bangunan Penting/Pokok

1) Daerah irigasi Karangnongko Kiri :


- Luas daerah irigasi = 1.820 Ha
- Muka air rencana di intake = + 37,50 m
- Debit rencana di intake = 3,64 m 3 /dt
- Panjang saluran induk = 26,30 km.

Bangunan turutan di saluran induk :


- Gorong-gorong = 7 buah
- Siphon = 12 buah
- Cross drain = 13 buah
- Turn out = 18 buah
- Bangunan bagi = 8 buah.

5 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

2) Daerah irigasi Karangnongko Kanan :


- Luas daerah irigasi = 5.300 Ha
- Muka air rencana di intake = + 38 m
- Debit rencana di intake = 10.60 m 3/dt
- Panjang saluran induk = 41,930 km.

Bangunan turutan di saluran induk :


- Gorong-gorong = 24 buah
- Siphon = 13 buah
- Cross drain = 12 buah
- Turn out = 26 buah
- Bangunan bagi = 5 buah.

5.5 Pekerjaan Persiapan

5.5.1 Jalan Masuk dan Jembatan

Dengan menggunakan peta topographi perlu mengadakan survey lapangan


tentang jalan-jalan yang ada di areal proyek, baik jalan negara, jalan propinsi
maupun jalan kabupaten dan desa, yang dapat digunakan sebagai jalan untuk
mengangkut bahan bangunan dan alat-alat konstruksi.

Disamping itu kadang-kadang masih diperlukan jalan penghubung antara


jalan umum dengan lokasi bangunan yang akan dibangun berupa access road
sementara, serta jalan-jalan desa yang akan digunakan, tetapi masih perlu
perbaikan atau perkuatan.

Jalan-jalan tersebut diinventarisasi, diukur panjang dan lebarnya, yang perlu


dibuat baru atau perbaikan jalan ada.

5.5.2 Base Camp Kontraktor, Kantor Konsultan Pengawas dan Bangunan


Sementara yang lain

Pada umumnya Proyek (owner) telah mempunyai kantor, sedangkan untuk


kantor Direksi dan Tim Konsultan Pengawas perlu ada kantor lapangan
(sementara), di lokasi dekat base camp kontraktor.

Contoh tata letak (lay out) base camp kontraktor, kontraktor direksi pekerjaab
dan tim konsultan seperti gambar 4.3.1.

5 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.5.3 Batching dan Mixing Plant

Untuk bangunan konstruksi beton yang volumenya cukup besar dan perlu
dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek, dipertimbangkan
menggunakan batching dan mixing plat.

• Kapasitasnya ditentukan berdasarkan volume total beton dan waktu


pengecoran, contoh perhitungan sebagai berikut :

1) Volume beton = 3.600 m 3


2) Waktu pengecoran = 3 bulan

3) Volume rata-rata pengecoranpe bulan = 1.200 m 3


4) Volume maksimum pengecoran per bulan (1.5 x 3)) = 1.800 m 3
5) Volume pengecoran per hari (3)/20 hari) = 90 m 3

6) Volume pengecoran per jam (3)/8 jam) = 11.25 m 3

Kapasitas mixer dari batching dan mixing plant, adalah :

Q = 6) x cycletime (menit)
60 x operating efficiency

= 11,25 x 3 = 0,63 m 3
60 x 0,9

Dipakai batching dan mixing plant berkapasitas 0, 75 m 3, satu unit.

Kebutuhan kricak per jam :

V = 11,25 x 2 t/m 3 = 23 ton/jam.

5.5.4 Bangunan Perlindungan Sementara Selama Pelaksanaan Konstruksi

Pada galian tanah pondasi bangunan yang dalam, perlu diperhatikan struktur
lapisan tanahnya. Jika terdiri dari pasir halus, lumpur berpasir, dengan
kedalaman galian 2 – 4 m dan terdapat rembesan air (seepage), maka untuk
menghindari terjadinya longsor, perlu diamankan dengan memancang dinding
pengaman dari steel sheet pile.

5 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

5.6 Pelaksanaan Pekerjaan Headrace


Menggunakan mesin bor terowongan, type mechanical mole dengan disc cutter-head
dan lining dengan konstruksi beton bertulang atau type segmen, berdasarkan daya
dukung tanah kurang dari 20 kg/cm 2.

Jika diameter terowongan kurang dari 3 m, boring dilakukan dengan cara full face
attach. Volume beton biasanya ditambah untuk mengisi kelebihan galian dari garis
galian yang bisa dibayar.

Untuk type batuan sand stone, kapasitas produksi 5 sampai 10 m/hari.


Panjang terowongan 1.300 m, maka waktu pelaksanaan pekerjaan akan 1 sampai
1,5 tahun.
Material hasil galian akan dibuang ke spoil bank, terletak di tebing kiri antara head
race canal dengan sungai Bengawan Solo.

Di hilir terowongan, head race sebagian besar terdiri galian sedalam 5 – 10 m dan
sebagian kecil sepanjang 1 km berupa timbunan galian tanah akan menggunakan
back hoe 0,6 m 3 class dan pembuangan material galian diangkut ke spoil bank.

5.7 Pelaksanaan Pekerjaan Saluran Induk


Pada dasarnya pekerjaan saluran induk akan dilaksanakan hanya pada musim
kemarau.

Material hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan timbunan, dipakai untuk
bahan timbunan tanggul saluran dan diangkut ke lokasi rencana saluran yang akan
ditimbun.

Galian saluran menggunakan back hoe ukuran 0,6 m 3 dikombinasi dengan dump
truck ukuran 10 ton untuk mengangkut ke lokasi saluran yang akan ditimbun atau ke
stock yard sementara. Untuk pemadatan dipakai vibrating roller ukuran 4 ton.

5.8 Pelaksanaan Saluran Sekunder


Metode pelaksanaan dan alat-alat berat yang digunakan sama seperti pekerjaan
saluran induk.

5.9 Pelaksanaan Bangunan Turutan di Saluran Induk dan Sekunder


Pekerjaan bangunan turutan terdiri dari gorong-gorong, siphon, cross drain, turn out,
bangunan bagi

Komponen pekerjaan bangunan-bangunan tersebut pada umumnya berupa :

- Galian tanah pondasi


- Pemadatan pasir

5 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

- Beton lantai kerja

- Beton konstruksi
- Pasangan batu
- Pemasangan pintu air

- Pemadatan
- Timbunan isian kembali (back fill)
- Pemancangan steel sheet pile (khusus siphon).
Pada dasarnya pekerjaan bangunan akan dilaksanakan dalam musim kemarau.

Galian pondasi bangunan menggunakan back hoe ukuran 0,6 m3 dikombinasi


dengan dump truck ukuran 10 ton. Untuk menjamin kondisi galian kering, khususnya
bangunan siphon, diperlukan coffer dam dari steel sheet pile panjang 5 – 10 m di
bagian hulu dan hilir di daerah pekerjaan, dipancang dengan 45 kw vibrator hummer
dan 40 ton crawler crane, 20 ton truck crane dan 150 KVA diesel generator, untuk
menahan tekanan tanah dan mencegah rembesan air ke dalam galian pondasi.

Untuk mengeringkan rembesan air di dalam galian pondasi, digunakan sub mersible
pump diameter 100 mm dan 3,7 kw water out put.

Pengecoran beton dilaksanakan dengan menggunakan agitator truck dan dituang


dengan sistem talang, dan concrete vibrator diameter 60 mm.

5 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

BAB 6

ANALISIS ALAT-ALAT BERAT

6.1 Galian dan Menggusur Dengan Bulldozer

60 x q x E b x f
Qc = Cmb

Qc = Volume galian per jam, dalam keadaan bank (m3/jam)


q = Kapasitas blade

Eb = Working efficiency
F = Faktor pengembangan tanah
Cmb = Cycle time, (min.)

Cmb = L/V1 + L/V2 + 0,25


L = Jarak angkut
V1 = Kecepatan maju, 41,7 (m/min.)
V2 = Kecepatan mundur, 58,3 (m/min.).

Tabel 6.1.1 Kapasitas Produksi Bulldozer Per Jam

Uraian q Eb F Cmb Qc

(a) 32 ton Bulldozer

L = 20 m Weathered rock 7.23 0.35 0.61 1.07 87

L = 30 m Weathered rock 7.23 0.35 0.61 1.48 63

L = 40 m Weathered rock 7.23 0.35 0.61 1.90 49

L = 50 m Weathered rock 7.23 0.35 0.61 2.31 40

L = 60 m Weathered rock 7.23 0.35 0.61 2.72 34

L = 20 m Clayey soil 7.23 0.60 0.80 1.07 195

(b) 21 ton Bulldozer

L = 20 m Clayey soil 4.33 0.60 0.80 1.07 117

Sandy soil 4.33 0.60 0.83 1.07 121

Sand 4.33 0.70 0.90 1.07 153

Gravel 4.33 0.55 0.88 1.07 118

Crushed stone 4.33 0.55 0.57 1.07 76

Cobble 4.33 0.55 0.87 1.07 116

6-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Uraian q Eb F Cmb Qc

L = 30 m Clayey soil 4.33 0.60 0.80 1.48 84

Sandy soil 4.33 0.60 0.83 1.48 87

Sand 4.33 0.70 0.90 1.48 111

Gravel 4.33 0.55 0.88 1.48 85

Crushed stone 4.33 0.55 0.57 1.48 55

Cobble 4.33 0.55 0.87 1.48 84

L = 40 m Clayey soil 4.33 0.60 0.80 1.90 66

Sandy soil 4.33 0.60 0.83 1.90 68

Sand 4.33 0.70 0.90 1.90 86

Gravel 4.33 0.55 0.88 1.90 66

Crushed stone 4.33 0.55 0.57 1.90 43

Cobble 4.33 0.55 0.87 1.90 65

L = 50 m Clayey soil 4.33 0.60 0.80 2.31 54

Sandy soil 4.33 0.60 0.83 2.31 56

Sand 4.33 0.70 0.90 2.31 71

Gravel 4.33 0.55 0.88 2.31 54

Crushed stone 4.33 0.55 0.57 2.31 35

Cobble 4.33 0.55 0.87 2.31 54

L = 60 m Clayey soil 4.33 0.60 0.80 2.72 46

Sandy soil 4.33 0.60 0.83 2.72 48

Sand 4.33 0.70 0.90 2.72 60

Gravel 4.33 0.55 0.88 2.72 46

Crushed stone 4.33 0.55 0.57 2.72 30

Cobble 4.33 0.55 0.87 2.72 46

(c) 15 ton Bulldozer

L = 20 m Clayey soil 2.72 0.60 0.80 1.07 73

Sandy soil 2.72 0.60 0.83 1.07 76

Sand 2.72 0.70 0.90 1.07 96

Gravel 2.72 0.55 0.88 1.07 74

Crushed stone 2.72 0.55 0.57 1.07 48

Cobble 2.72 0.55 0.87 1.07 73

6-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Uraian q Eb F Cmb Qc

L = 30 m Clayey soil 2.72 0.60 0.80 1.48 53

Sandy soil 2.72 0.60 0.83 1.48 55

Sand 2.72 0.70 0.90 1.48 69

Gravel 2.72 0.55 0.88 1.48 53

Crushed stone 2.72 0.55 0.57 1.48 35

Cobble 2.72 0.55 0.87 1.48 53

L = 40 m Clayey soil 2.72 0.60 0.80 1.90 41

Sandy soil 2.72 0.60 0.83 1.90 43

Sand 2.72 0.70 0.90 1.90 54

Gravel 2.72 0.55 0.88 1.90 42

Crushed stone 2.72 0.55 0.57 1.90 27

Cobble 2.72 0.55 0.87 1.90 41

L = 50 m Clayey soil 2.72 0.60 0.80 2.31 34

Sandy soil 2.72 0.60 0.83 2.31 35

Sand 2.72 0.70 0.90 2.31 45

Gravel 2.72 0.55 0.88 2.31 34

Crushed stone 2.72 0.55 0.57 2.31 22

Cobble 2.72 0.55 0.87 2.31 34

L = 60 m Clayey soil 2.72 0.60 0.80 2.72 29

Sandy soil 2.72 0.60 0.83 2.72 30

Sand 2.72 0.70 0.90 2.72 38

Gravel 2.72 0.55 0.88 2.72 29

Crushed stone 2.72 0.55 0.57 2.72 19

Cobble 2.72 0.55 0.87 2.72 29

(d) 11 ton Bulldozer

L = 20 m Clayey soil 1.95 0.60 0.80 1.07 52

Sandy soil 1.95 0.60 0.83 1.07 54

Sand 1.95 0.70 0.90 1.07 69

Gravel 1.95 0.55 0.88 1.07 53

Crushed stone 1.95 0.55 0.57 1.07 34

Cobble 1.95 0.55 0.87 1.07 52

6-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Uraian q Eb F Cmb Qc

L = 30 m Clayey soil 1.95 0.60 0.80 1.48 38

Sandy soil 1.95 0.60 0.83 1.48 39

Sand 1.95 0.70 0.90 1.48 50

Gravel 1.95 0.55 0.88 1.48 38

Crushed stone 1.95 0.55 0.57 1.48 25

Cobble 1.95 0.55 0.87 1.48 38

L = 40 m Clayey soil 1.95 0.60 0.80 1.90 30

Sandy soil 1.95 0.60 0.83 1.90 31

Sand 1.95 0.70 0.90 1.90 39

Gravel 1.95 0.55 0.88 1.90 30

Crushed stone 1.95 0.55 0.57 1.90 19

Cobble 1.95 0.55 0.87 1.90 29

L = 50 m Clayey soil 1.95 0.60 0.80 2.31 24

Sandy soil 1.95 0.60 0.83 2.31 25

Sand 1.95 0.70 0.90 2.31 32

Gravel 1.95 0.55 0.88 2.31 25

Crushed stone 1.95 0.55 0.57 2.31 16

Cobble 1.95 0.55 0.87 2.31 24

L = 60 m Clayey soil 1.95 0.60 0.80 2.72 21

Sandy soil 1.95 0.60 0.83 2.72 21

Sand 1.95 0.70 0.90 2.72 27

Gravel 1.95 0.55 0.88 2.72 21

Crushed stone 1.95 0.55 0.57 2.72 13

Cobble 1.95 0.55 0.87 2.72 21

(c) 3 ton Bulldozer

L = 20 m Clayey soil 0.52 0.60 0.80 1.07 14

Sandy soil 0.52 0.60 0.83 1.07 15

Sand 0.52 0.70 0.90 1.07 18

Gravel 0.52 0.55 0.88 1.07 14

Crushed stone 0.52 0.55 0.57 1.07 9

Cobble 0.52 0.55 0.87 1.07 14

6-4
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Uraian q Eb F Cmb Qc

L = 30 m Clayey soil 0.52 0.60 0.80 1.48 10

Sandy soil 0.52 0.60 0.83 1.48 10

Sand 0.52 0.70 0.90 1.48 13

Gravel 0.52 0.55 0.88 1.48 10

Crushed stone 0.52 0.55 0.57 1.48 7

Cobble 0.52 0.55 0.87 1.48 10

L = 40 m Clayey soil 0.52 0.60 0.80 1.90 8

Sandy soil 0.52 0.60 0.83 1.90 8

Sand 0.52 0.70 0.90 1.90 10

Gravel 0.52 0.55 0.88 1.90 8

Crushed stone 0.52 0.55 0.57 1.90 5

Cobble 0.52 0.55 0.87 1.90 8

L = 50 m Clayey soil 0.52 0.60 0.80 2.31 6

Sandy soil 0.52 0.60 0.83 2.31 7

Sand 0.52 0.70 0.90 2.31 9

Gravel 0.52 0.55 0.88 2.31 7

Crushed stone 0.52 0.55 0.57 2.31 4

Cobble 0.52 0.55 0.87 2.31 6

(f) 13 ton Swamp Bulldozer

L = 20 m Clayey soil 2.34 0.50 0.80 1.07 52

Sandy soil 2.34 0.60 0.83 1.07 65

Sand 2.34 0.60 0.90 1.07 71

L = 30 m Clayey soil 2.34 0.50 0.80 1.48 38

Sandy soil 2.34 0.60 0.83 1.48 47

Sand 2.34 0.60 0.90 1.48 51

L = 40 m Clayey soil 2.34 0.50 0.80 1.90 30

Sandy soil 2.34 0.60 0.83 1.90 37

Sand 2.34 0.60 0.90 1.90 40

6-5
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.1.1 Ripping

60 x An x L x E1 x f
Qr =
Cmr
Where, Qr = Ripping volume per hour in bank-measure, (m 3/hour)

An = Ripping area, (0.28 m2, double shanks)

L = Ripping distance

Er = Working efficiency, (0.60, seismic velocity below 900


m/sec.)

F = Swell factor of earth volume conversion, (1.00)

Cmr = Cycle time, (min.)

Cmr = 0,05 x L + 0.25

Description An L Er f Cmr Qr

Ripping, 32 ton Bulldozer 0.28 20 0.60 1.00 0.80 252

0.28 20 0.60 1.00 1.75 173

6.1.2 Combination Work of Ripping and Dozing

Qr x Qef
Qc = Qr + Qef

Description Qr Qe Qc

Rippingand dozing, 32 ton Bulldozer

L = 20 m 252 87 65

L = 30 m 173 63 46

Description V B D Eb f N Q

Cobble 2,000 2.40 0.30 0.55 1.00 4 99

3 ton Bulldozer

Clayey soil 2,000 1.80 0.20 0.60 1.00 3 72

Sandy soil 2,000 1.80 0.20 0.60 1.00 3 72

Sand 2,000 1.80 0.20 0.70 1.00 3 126

Gravel 2,000 1.80 0.30 0.55 1.00 4 74

6-6
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description V B D Eb f N Q

Crushed stone 2,000 1.80 0.30 0.55 1.00 4 74

Cobble 2,000 1.80 0.30 0.55 1.00 4 74

3 ton Bulldozer

Clayey soil 2,000 2.60 0.20 0.50 1.00 3 87

Sandy soil 2,000 2.60 0.20 0.50 1.00 3 87

Sand 2,000 2.60 0.20 0.60 1.00 3 156

6.1.3 Compacting / Pemadatan

V x B x D x Ec x f
Q =
N

Where, Q = Compacted volume per hour in compaceted measure,


(m 3/hour)

V = Average working speed, (m/hour)

B = Effective compacting width, (m)

D = Compacted depth, (m)

Ec = Working efficiency

F = Swell factor of earth volume conversion, (1.00)

N = Numbered of compacting.

Description V B Ec f D N Q

(a) 21 ton Bulldozer

Clayey soil 3,500 1.10 0.60 1.00 0.20 5 92

Sandy soil 3,500 1.10 0.60 1.00 0.20 5 92

Sand 3,500 1.10 0.70 1.00 0.30 5 162

Gravel 3,500 1.10 0.55 1.00 0.30 5 127

Cobble 3,500 1.10 0.55 1.00 0.30 5 127

Crushed stone 3,500 1.10 0.55 1.00 0.30 5 127

(b) 15 ton Bulldozer

Cycle soil 3,500 1.00 0.60 1.00 0.20 5 84

Clayey soil 3,500 1.00 0.60 1.00 0.20 5 84

6-7
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description V B Ec f D N Q

Sand 3,500 1.00 0.70 1.00 0.30 5 147

Gravel 3,500 1.00 0.55 1.00 0.30 5 112

Cobble 3,500 1.00 0.55 1.00 0.30 5 112

Crushed stone 3,500 1.00 0.55 1.00 0.30 5 112

(c) 11 ton Bulldozer

Clayey soil 3,500 0.90 0.60 1.00 0.20 5 76

Sandy soil 3,500 0.90 0.60 1.00 0.20 5 76

Sand 3,500 0.90 0.70 1.00 0.30 5 132

Gravel 3,500 0.90 0.55 1.00 0.30 5 104

Cobble 3,500 0.90 0.55 1.00 0.30 5 104

Crushed stone 3,500 0.90 0.55 1.00 0.30 5 104

(d) 3 ton Bulldozer

Clayey soil 3,500 0.60 0.60 1.00 0.20 5 50

Sandy soil 3,500 0.60 0.60 1.00 0.20 5 50

Sand 3,500 0.60 0.70 1.00 0.30 5 88

(e) 13 ton Swamp Bulldozer

Clayey soil 3,500 1.70 0.60 1.00 0.20 5 143

Sandy soil 3,500 1.70 0.60 1.00 0.20 5 143

Sand 3,500 1.70 0.70 1.00 0.30 5 250

(f) 10 ton Vibrating Roller

Clayey soil 3,500 2.15 0.60 1.00 0.20 6 151

Sandy soil 3,500 2.15 0.60 1.00 0.20 6 151

Crushed stone 3,500 2.15 0.60 1.00 0.30 6 226

(g) 4 ton Vibrating Roller

Sandy soil 1,000 1.15 0.70 1.00 0.20 6 27

Sand 1,000 1.15 0.70 1.00 0.30 6 40

Gravel 1,000 1.15 0.70 1.00 0.30 6 40

Crushed stone 1,000 1.15 0.70 1.00 0.30 6 40

(h) 0.5 ton Vibrating Roller

Sandy soil 1,000 0.40 0.70 1.00 0.20 6 9

Sand 1,000 0.40 0.70 1.00 0.20 6 9

Gravel 1,000 0.40 0.70 1.00 0.20 6 9

6-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description V B Ec f D N Q

(i) 6 to 8 ton Tandem Roller

Sandy soil 2,000 1.10 0.70 1.00 0.20 6 51

Sand 2,000 1.10 0.70 1.00 0.30 6 77

Gravel 2,000 1.10 0.70 1.00 0.30 6 77

Crushed stone 2,000 1.10 0.70 1.00 0.30 6 77

(j) 8 to 20 ton Tire Roller

Claley soil 3,000 1.80 0.70 1.00 0.20 6 126

Sandy soil 3,000 1.80 0.70 1.00 0.20 6 126

Sand 3,000 1.80 0.70 1.00 0.30 6 189

Gravel 3,000 1.80 0.70 1.00 0.30 6 189

(k) 8 to 10 ton Macadam Roller

Claley soil 2,000 1.80 0.70 0.72 0.20 4 91

Sandy soil 2,000 1.80 0.70 0.75 0.20 4 95

Sand 2,000 1.80 0.70 0.86 0.20 4 108

Gravel 2,000 1.80 0.70 0.91 0.20 4 115

(l) 90 kg Vibrating Compactor

Claley soil 1,000 0.30 0.70 0.72 0.10 6 3

Sandy soil 1,000 0.30 0.70 0.75 0.10 6 3

Sand 1,000 0.30 0.70 0.86 0.10 6 3

Gravel 1,000 0.30 0.70 0.91 0.10 6 3

(m) 60 to 100 kg Tamper

Claley soil 900 0.20 0.70 0.72 0.10 6 2

Sandy soil 900 0.20 0.70 0.75 0.10 6 2

Sand 900 0.20 0.70 0.86 0.10 6 2

Gravel 900 0.20 0.70 0.91 0.10 6 2

(n) 120 kg Ramme

Sand 900 0.20 0.70 0.86 0.10 4 3

Gravel 900 0.20 0.70 0.91 0.10 4 3

(o) 25 ton Soil Compactor

Claley soil 6,000 4.00 0.70 1.0 0.20 7 480

Sandy soil 6,000 4.00 0.70 1.0 0.20 7 480

6-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.1.4 Spreading dan Compacting

Description Q1 Q2 Q

21 ton Bulldozer

Clayey soil 190 92 62

Sandy soil 190 92 62

15 ton Bulldozer

Clayey soil 138 84 52

Sandy soil 138 84 52

11 ton Bulldozer

Clayey soil 96 76 42

Sandy soil 96 76 42

Q1 x Q2
Q =
Q1 + Q2

6.2 Excavation dan Loading Dengan Wheel Loader

Q = 60 x qs x Es x f
Cms

Where, Q = Output per hour in bank measure, (m 3/hour)

qs = Handling volume per cycle, (m 3)

qs = qo x Kb

where, qo = Bucket capacity (m 3)


Kb = Bucket coefficient

Es = Working efficiency

f = Swell factor of earth volume conversion

F = Swell factor of earth volume conversion, (1.00)

Cms = Loading cycle time, (min.)

6 - 10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description qo Kb qs Es f Cms Q

(a) 4.5 m 3 Wheel Loader

Clayey soil 4.5 0.60 2.70 0.60 0.80 0.74 105

Sandy soil 4.5 0.70 3.15 0.75 0.83 0.74 159

Sand 4.5 0.80 3.60 0.75 0.90 0.74 197

Gravel 4.5 0.70 3.15 0.75 0.88 0.74 169

Cobble 4.5 0.55 2.48 0.70 0.87 0.82 111

Crushed stone 4.5 0.55 2.48 0.75 0.57 0.82 78

Weathered rock 4.5 0.50 2.25 0.60 0.61 0.82 60

(b) 2.1 m 3 Wheel Loader

Clayey soil 2.1 0.60 1.26 0.60 0.80 0.74 49

Sandy soil 2.1 0.70 1.47 0.75 0.83 0.74 74

Sand 2.1 0.80 1.68 0.75 0.90 0.74 92

Gravel 2.1 0.70 1.47 0.75 0.88 0.74 79

Cobble 2.1 0.55 1/16 0.70 0.87 0.82 52

Crushed stone 2.1 0.50 1.05 0.75 0.57 0.82 33

(c) 1.2 m 3 Wheel Loader

Clayey soil 1.2 0.60 0.72 0.60 0.80 0.74 28

Sandy soil 1.2 0.70 0.84 0.75 0.83 0.74 42

Sand 1.2 0.80 0.96 0.75 0.90 0.74 53

Gravel 1.2 0.70 0.84 0.75 0.88 0.74 45

(d) 2.8 m 3 Tractor Shovel

Clayey soil 2.8 0.60 1.68 0.60 0.80 0.77 63

Sandy soil 2.8 0.70 1.96 0.75 0.83 0.77 95

Sand 2.8 0.80 2.24 0.75 0.90 0.77 118

Gravel 2.8 0.70 1.96 0.75 0.88 0.77 101

(e) 2.2 m 3 Tractor Shovel

Clayey soil 2.2 0.60 1.32 0.60 0.80 0.77 49

Sandy soil 2.2 0.70 1.54 0.75 0.83 0.77 75

Sand 2.2 0.80 1.76 0.75 0.90 0.77 93

Gravel 2.2 0.70 1.54 0.75 0.88 0.77 79

(f) 1.6 m 3 Tractor Shovel

Clayey soil 1.6 0.60 0.96 0.60 0.80 0.77 36

6 - 11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description qo Kb qs Es f Cms Q
Sandy soil 1.6 0.70 1.12 0.75 0.83 0.77 54

Sand 1.6 0.80 1.28 0.75 0.90 0.77 67

Gravel 1.6 0.70 1.12 0.75 0.88 0.77 68

(g) 1.2 m 3 Tractor Shovel

Clayey soil 1.2 0.60 0.72 0.60 0.80 0.77 27

Sandy soil 1.2 0.70 0.84 0.75 0.83 0.77 41

Sand 1.2 0.80 0.96 0.75 0.90 0.77 50

Gravel 1.2 0.70 0.84 0.75 0.88 0.77 43

(h) 1.5 m 3 Backhoe

Clayey soil 1.5 0.60 0.90 0.60 0.80 0.52 50

Sandy soil 1.5 0.80 1.20 0.75 0.83 0.52 86

Sand 1.5 0.90 1.35 0.75 0.90 0.52 105

Gravel 1.5 0.80 1.20 0.75 0.88 0.52 91

(i) 1.2 m 3 Backhoe

Clayey soil 1.2 0.60 0.72 0.60 0.80 0.52 40

Sandy soil 1.2 0.80 0.96 0.75 0.83 0.52 69

Sand 1.2 0.90 1.08 0.75 0.90 0.52 84

Gravel 1.2 0.80 0.96 0.75 0.88 0.52 73

(j) 0.62 m 3 Backhoe

Clayey soil 0.6 0.80 0.48 0.60 0.80 0.46 30

Sandy soil 0.6 0.80 0.48 0.75 0.83 0.46 39

Sand 0.6 0.90 0.54 0.75 0.90 0.46 48

Gravel 0.6 0.80 0.48 0.75 0.88 0.46 41

(k) 0.35 m 3 Backhoe

Clayey soil 0.35 0.80 0.28 0.60 0.80 0.46 18

Sandy soil 0.35 0.80 0.28 0.75 0.83 0.46 23

Sand 0.35 0.90 0.32 0.75 0.90 0.46 28

Gravel 0.35 0.80 0.28 0.75 0.88 0.46 24

6 - 12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.3 Excavation, Loading dan Hauling (Loader, Back Hoe dan Dump Truck)

60 x q1 x f x E1
Q =
Cmt

Where, Q = Hauling volume per hour in bank mearure, (m 3/hour)

qt = Loading volume per cycle, (m 3)

q1 = qo x Kb
w

where, qo = Maximum loading capacity of dump truck,


(ton)
Kv = Loading factor of vessel, (0.90)

W = Unit weight of bank measure, (ton/m 3)

Common 1.8 ton/m 3


Sand and gravel 1.8 ton/m 3
Weathered rock 1.8 ton/m 3

f = Swell factor of earth volume conversion

E1 = Working efficiency of dump truck, (0.75)

Cmt = Cycle of time dump truck, (min)


Cmt = T1 + T2 + T3 + T4 + T5

Where T1 = Loading time, (min.)

Cmt x n
T1 = Es

Where,

Cms = Cycle time of loading equipment, (min.)

Es = Working efficiency of loading equipment,


(0.75).

n = Nos, of loading cycle

n = Q1 x n
Es x Kb

6 - 13
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Where,

Qs = Bucket capacity

Kb = Bucket coefficient

T2 = Dumping and positioningtime, (3.0 mion.)

T3 = Hauling time, (min.)

T3 = L - 250
V1

where, L = Hauling distance, (m)


V1 = Hauling speed, (m/min.)

T4 = Returning time, (min.)

T1 = L - 250
V2
where, V2 = Returning speed, (m/min.)

T5 = Approaching time, (min.)

T5 = 500
VF
where, Vp = Speed in pit, (200 m/min.)

(1) Loading time (min.)

Description qo KV W qt qs Kb N Es Cms T1

(1.a) 4.5 m3 Wheel loader and 20 ton Heavy dump truck

Common, sand
20 0.90 1.8 10.0 4.5 0.70 4 0.75 0.74 3.9
and gravel
(1.b) 4.5 m3 Wheel loader and 20 ton Heavy dump truck

Wheathered rock 20 0.90 2.1 8.6 4.5 0.55 4 0.75 0.82 4.4

(1.c) 2.1 m3 Wheel loader and 11 ton Dump truck

Common, sand 11 0.90 1.8 5.5 2.1 0.70 4 0.75 0.74 3.9
and gravel

6 - 14
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

(2) Kapasitas angkut per jam dalam kondisi bank (m 3/jam)

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt E1 f Q

(2.a) 20 ton Heavy Dump Truck (4,5 m 3 Wheel loader)

Claley soil, Sandy soil, Sand and gravel

L = 100 m 3,9 3,0 200 300 0 0 1,0 7,9 10,0 0,75 1,00 57,0

250 m 3,9 3,0 200 300 3 0 2,5 9,4 10,0 0,75 1,00 47,9

500 m 3,9 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,5 10,0 0,75 1,00 39,1

750 m 3,9 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,6 10,0 0,75 1,00 33,1

1.000 m 3,9 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,7 10,0 0,75 1,00 28,7

1.250 m 3,9 3,0 250 350 4,0 2,9 2,5 16,3 10,0 0,75 1,00 27,6

1.500 m 3,9 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,0 10,0 0,75 1,00 25,0

1.750 m 3,9 3,0 250 350 6,0 4,3 2,5 19,7 10,0 0,75 1,00 22,8

2.000 m 3,9 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,4 10,0 0,75 1,00 21,0

2.250 m 3,9 3,0 300 400 6,7 5,0 2,5 (21,4) 10,0 0,75 1,00 (21,0)

2.500 m 3,9 3,0 300 400 7,5 5,6 2,5 22,5 10,0 0,75 1,00 20,0

2.750 m 3,9 3,0 300 400 8,3 6,3 2,5 24,0 10,0 0,75 1,00 18,8

3.000 m 3,9 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,5 10,0 0,75 1,00 17,6

3.250 m 3,9 3,0 350 450 8,6 6,7 2,5 (25,5) 10,0 0,75 1,00 (17,6)

3.500 m 3,9 3,0 350 450 9,3 7,2 2,5 25,9 10,0 0,75 1,00 17,4

3.750 m 3,9 3,0 350 450 10,0 7,8 2,5 27,2 10,0 0,75 1,00 16,5

4.000 m 3,9 3,0 350 450 10,7 8,3 2,5 28,4 10,0 0,75 1,00 15,8

(2.b) 20 ton Heavy Dump Truck (4,5 m 3 Wheel loader)

Weathered rock

L = 100 m 4,4 3,0 200 300 0 0 1,0 8,4 8,6 0,75 1,00 46,1

250 m 4,4 3,0 200 300 0 0 2,5 9,9 10,0 0,75 1,00 39,1

500 m 4,4 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 12,0 10,0 0,75 1,00 32,2

750 m 4,4 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 14,1 10,0 0,75 1,00 27,4

1.000 m 4,4 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 16,2 10,0 0,75 1,00 23,9

1.250 m 4,4 3,0 250 350 4,0 2,9 2,5 16,8 10,0 0.75 1,00 23,0

1.500 m 4,4 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,5 10,0 0.75 1,00 20,9

1.750 m 4,4 3,0 250 350 6,0 4,3 2,5 20,2 10,0 0.75 1,00 19,2

2,000 m 4,4 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,9 10,0 0.75 1,00 17,7

2,250 m 4,4 3,0 300 400 6,7 5,0 2,5 (21,9) 10,0 0.75 1,00 (17,7)

2,500 m 4,4 3,0 300 400 7,5 5,6 2,5 23,0 10,0 0.75 1,00 16,8

6 - 15
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description qo Kv w qt qs Kb n Es Cms T1

(1.d) 1,2 m 3 Wheel loader and 8 ton Dump Truck

Commonn, sand 8 0.90 1,8 4,0 1,2 0,70 5 0,75 0,74 4,9
and gravel
(1.e) 2,8 m 3 Tractor Shovel and 11 ton Dump Truck

Commonn, sand 11 0,90 1,8 5,5 2,8 0,70 3 0,75 0,77 3,1
and gravel
(1.f) 2,2 m 3 Tractor Shovel and 11 ton Dump Truck

Commonn, sand 11 0,90 1,8 5,5 2,2 0,70 4 0,75 0,77 4,1
and gravel
(1.g) 1,6 m 3 Tractor Shovel and 8 ton Dump Truck

Commonn, sand 8 0,90 1,8 4,0 1,6 0,70 4 0,75 0,77 4,1
and gravel
(1.h) 1,2 m 3 Tractor Shovel and 8 ton Dump Truck

Commonn, sand 8 0,90 1,8 4,0 1,2 0,70 5 0,75 0,77 5,1
and gravel
(1.i) 1,2 m 3 Tractor Shovel and 6 ton Dump Truck

Commonn, sand 6 0,90 1,8 3,0 1,2 0,70 4 0,75 0,77 4,1
and gravel
(1.j) 1,5 m 3 Bachoe and 8 ton Dump Truck

Commonn, sand 8 0,90 1,8 4,0 1,5 0,80 4 0,75 0,52 2,8
and gravel

(1.k) 1,2 m 3 Bachoe and 8 ton Dump Truck

Commonn, sand 8 0,90 1,8 4,0 1,2 0,80 5 0,75 0,52 3,5
and gravel
(1.l) 0,6 m 3 Bachoe and 6 ton Dump Truck

Commonn, sand 6 0,90 1,8 3,0 0,6 0,80 7 0,75 0,46 4,3
and gravel
(1.m) 0,35 m 3 Bachoe and 6 ton Dump Truck

Commonn, sand 6 0,90 1,8 3,0 0,35 0,80 1 0,75 0,46 6,7
and gravel
(1.n) 1,5 m 3 Bachoe and 11 ton Dump Truck

Commonn, sand 11 0,90 1,8 5.5 1,5 0,8 5 0,85 0,52 3,5
and gravel

6 - 16
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

2.750 m 4,4 3,0 300 400 8,3 6,3 2,5 24,5 10,0 0,75 1,00 15,8

3.000 m 4,4 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 26,0 10,0 0,75 1,00 14,9

3.250 m 4,4 3,0 350 450 8,6 6,7 2,5 (26,0) 10,0 0,75 1,00 (14,9)

3,500 m 4,4 3,0 350 450 9,3 7,2 2,5 26,4 10,0 0,75 1,00 14,7

3.750 m 4,4 3,0 350 450 10,0 7,8 2,5 27,7 10,0 0,75 1,00 14,0

4,000 m 4,4 3,0 350 450 10,7 8,5 2,5 28,9 10,0 0,75 1,00 13,4

(2.c) 11 ton Dump Truck (2,1 m 3 Wheel Loader)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 3,9 3,0 200 300 0 0 1,0 7,9 5,5 0,75 1,00 31,3
250 m 3,9 3,0 200 300 0 0 2,5 9,4 5,5 0,75 1,00 26,3
500 m 3,9 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,5 5,5 0,75 1,00 21,5
750 m 3,9 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,6 5,5 0,75 1,00 18,2
1.000 m 3,9 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,7 5,5 0,75 1,00 15,8
1.500 m 3,9 3,0 200 350 5,0 3,6 2,5 18,0 5,5 0,75 1,00 13,8
2.000 m 3,9 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 2,14 5,5 0,75 1,00 11,6
3.000 m 3,9 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,5 5,5 0,75 1,00 9.7
4.000 m 3,9 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 31,3 5,5 0,75 1,00 7,9
5.000 m 3,9 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,6 5,5 0,75 1,00 7,4
6.000 m 3,9 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,6 5,5 0,75 1,00 6,4
7.000 m 3,9 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 39,8 5,5 0,75 1,00 6,2
8.000 m 3,9 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 44,3 5,5 0,75 1,00 5,6
9.000 m 3,9 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 48,8 5,5 0,75 1,00 5,1
10.000 m 3,9 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 53,3 5,5 0,75 1,00 4,6
12.500 m 3,9 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,5 5,5 0,75 1,00 3,8
15.000 m 3,9 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 75,8 5,5 0,75 1,00 3,3

(2.d) 8 ton Dump Truck (1,2 m 3 Wheel Loader)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 4,9 3,0 200 300 0 0 1,0 8,9 4,0 0,75 1,00 20,2

250 m 4,9 3,0 200 300 0 0 2,5 10,4 4,0 0.75 1,00 17,3

500 m 4,9 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 12,5 4,0 0.75 1,00 14,4

750 m 4,9 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 14,6 4,0 0.75 1,00 12,3

1.000 m 4,9 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 16,7 4,0 0.75 1,00 10,8

1.500 m 4,9 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 19,0 4,0 0.75 1,00 9,5

6 - 17
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

2.000 m 4,9 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 22,4 4,0 0,75 1,00 8,0

3.000 m 4,9 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 26,5 4,0 0,75 1,00 6,8

4.000 m 4,9 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 32,3 4,0 0,75 1,00 5,6

5.000 m 4,9 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 34,6 4,0 0,75 1,00 5,2

6.000 m 4,9 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 39,6 4,0 0,75 1,00 4,5

7.000 m 4,9 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 40,8 4,0 0,75 1,00 4,4

8.000 m 4,9 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 45,3 4,0 0,75 1,00 4,4

9.000 m 4,9 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 49,8 4,0 0,75 1,00 3,6

10.000 m 4,9 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 54,3 4,0 0,75 1,00 3,3

12.500 m 4,9 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 65,5 4,0 0,75 1,00 2,7

15.000 m 4,9 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 76,8 4,0 0,75 1,00 2,3

(2.e) 11 ton Dump Truck (2,8 m 3 Tractor Shovel)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 3,1 3,0 200 300 0 0 1,0 7,1 5,5 0,75 1,00 34,9

250 m 3,1 3,0 200 300 0 0 2,5 8,6 5,5 0,75 1,00 28,8

500 m 3,1 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 10,7 5,5 0,75 1,00 23,1

750 m 3,1 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 12,8 5,5 0,75 1,00 19,3

1.000 m 3,1 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 14,9 5,5 0,75 1,00 16,6

1.500 m 3,1 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 17,2 5,5 0,75 1,00 14,4

2.000 m 3,1 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 20,6 5,5 0,75 1,00 12,0

3.000 m 3,1 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 24,7 5,5 0,75 1,00 10,0

4.000 m 3,1 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 30,5 5,5 0,75 1,00 8,1

5.000 m 3,1 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 32,8 5,5 0,75 1,00 7,5

6.000 m 3,1 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 37,8 5,5 0,75 1,00 6,5

7.000 m 3,1 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 39,0 5,5 0,75 1,00 6,3

8.000 m 3,1 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 43,5 5,5 0,75 1,00 5,7

9.000 m 3,1 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 48,0 5,5 0,75 1,00 5,2

10.000 m 3,1 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 52,5 5,5 0,75 1,00 4,7

12.500 m 3,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 63,7 5,5 0,75 1,00 3,9

15.000 m 3,1 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 75,0 5,5 0,75 1,00 3,3

53,000 m 3,1 3,0 833 1000 63,6 53,0 0 122,7 5,5 0,75 1,00 2,0

6 - 18
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

(2.f) 11 ton Dump Truck (2,2 m 3 Tractor Shovel)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 4,1 3,0 200 300 0 0 1,0 8,1 5,5 0,75 1,00 30,6

250 m 4,1 3,0 200 300 0 0 2,5 9,6 5,5 0,75 1,00 25,8

500 m 4,1 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,7 5,5 0,75 1,00 21,2

750 m 4,1 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,8 5,5 0,75 1,00 17,9

1.000 m 4,1 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,9 5,5 0,75 1,00 15,6

1.500 m 4,1 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,2 5,5 0,75 1,00 13,6

2,000 m 4,1 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,6 5,5 0,75 1,00 11,5

3,000 m 4,1 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,7 5,5 0,75 1,00 9,6

4,000 m 4,1 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 31,5 5,5 0,75 1,00 7,9

5,000 m 4,1 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,8 5,5 0,75 1,00 5,3

6,000 m 4,1 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,8 5,5 0,75 1,00 6,4

7,000 m 4,1 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 40,0 5,5 0,75 1,00 6,2

8,000 m 4,1 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 44,5 5,5 0,75 1,00 5,6

9,000 m 4,1 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 49,0 5,5 0,75 1,00 5,1

10,000 m 4,1 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 53,5 5,5 0,75 1,00 4,6

12.500 m 4,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,7 5,5 0,75 1,00 3,8

15.000 m 4,1 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 76,0 5,5 0,75 1,00 3,3

(2.g) 8 ton Dump Truck (1,6 m 3 Tractor Shovel)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 4,1 3,0 200 300 0 0 1,0 8,1 4,0 0,75 1,00 22,2

250 m 4,1 3,0 200 300 0 0 2,5 9,6 4,0 0,75 1,00 18,8

500 m 4,1 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,7 4,0 0,75 1,00 15,4

750 m 4,1 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,8 4,0 0,75 1,00 13,0

1.000 m 4,1 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,9 4,0 0,75 1,00 11,3

1.500 m 4,1 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,2 4,0 0,75 1,00 9,9

2,000 m 4,1 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,6 4,0 0,75 1,00 8,3

3,000 m 4,1 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,7 4,0 0,75 1,00 7,0

4,000 m 4,1 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 31,5 4,0 0,75 1,00 5,7

5,000 m 4,1 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,8 4,0 0,75 1,00 5,3

6,000 m 4,1 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,8 4,0 0,75 1,00 4,6

7,000 m 4,1 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 40,0 4,0 0,75 1,00 4,5

8,000 m 4,1 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 44,5 4,0 0,75 1,00 4,0

6 - 19
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

9,000 m 4,1 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 49,0 4,0 0,75 1,00 3,7

10,000 m 4,1 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 53,5 4,0 0,75 1,00 3,4

12.500 m 4,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,7 4,0 0,75 1,00 2,8

15.000 m 4,1 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 76,0 4,0 0,75 1,00 2,4

(2.h) 8 ton Dump Truck (1,2 m 3 Tractor Shovel)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 5,1 3,0 200 300 0 0 1,0 9,1 4,0 0,75 1,00 19,8

250 m 5,1 3,0 200 300 0 0 2,5 10,6 4,0 0,75 1,00 17,0

500 m 5,1 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 12,7 4,0 0,75 1,00 14,2

750 m 5,1 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 14,8 4,0 0,75 1,00 12,2

1.000 m 5,1 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 16,9 4,0 0,75 1,00 10,7

1.500 m 5,1 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 19,2 4,0 0,75 1,00 9,4

2,000 m 5,1 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 22,6 4,0 0,75 1,00 8,0

3,000 m 5,1 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 26,7 4,0 0,75 1,00 6,7

4,000 m 5,1 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 32,5 4,0 0,75 1,00 5,5

5,000 m 5,1 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 34,8 4,0 0,75 1,00 5,2

6,000 m 5,1 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 39,8 4,0 0,75 1,00 4,5

7,000 m 5,1 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 41,0 4,0 0,75 1,00 4,4

8,000 m 5,1 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 45,5 4,0 0,75 1,00 4,0

9,000 m 5,1 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 50,0 4,0 0,75 1,00 3,6

10,000 m 5,1 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 54,5 4,0 0,75 1,00 3,3

11.500 m 5,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 65,7 4,0 0,75 1,00 2,7

12.500 m 5,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 65,7 4,0 0,75 1,00 2,7

15.000 m 5,1 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 77,0 4,0 0,75 1,00 2,3

(2.i) 6 ton Dump Truck (1,2 m 3 Tractor Shovel)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 4,1 3,0 200 300 0 0 1,0 8,1 3,0 0,75 1,00 16,7

250 m 4,1 3,0 200 300 0 0 2,5 9,6 3,0 0,75 1,00 14,1

500 m 4,1 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,7 3,0 0,75 1,00 11,5

750 m 4,1 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,8 3,0 0,75 1,00 9,8

1.000 m 4,1 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,9 3,0 0,75 1,00 8,5

1.500 m 4,1 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,2 3,0 0,75 1,00 7,4

2,000 m 4,1 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,6 3,0 0,75 1,00 6,3

6 - 20
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

2,500 m 4,1 3,0 250 350 9,0 6,4 2,5 25,0 3,0 0,75 1,00 5,4

3,000 m 4,1 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,7 3,0 0,75 1,00 5,3

4,000 m 4,1 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 31,5 3,0 0,75 1,00 4,3

5,000 m 4,1 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,8 3,0 0,75 1,00 4,0

6,000 m 4,1 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,8 3,0 0,75 1,00 3,5

7,000 m 4,1 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 40,0 3,0 0,75 1,00 3,4

8,000 m 4,1 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 44,6 3,0 0,75 1,00 3,0

9,000 m 4,1 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 49,0 3,0 0,75 1,00 2,8

10,000 m 4,1 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 53,5 3,0 0,75 1,00 2,5

11.500 m 4,1 3,0 400 500 28,1 22,5 2,5 60,2 3,0 0,75 1,00 2,2

12.500 m 4,1 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,7 3,0 0,75 1,00 2,1

15.000 m 4,1 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 76,0 3,0 0,75 1,00 1,8

(2.j) 8 ton Dump Truck (1,5 m 3 Backhoe)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 2,8 3,0 200 300 0 0 1,0 6,8 4,0 0,75 1,00 26,5

250 m 2,8 3,0 200 300 0 0 2,5 8,3 4,0 0,75 1,00 21,7

500 m 2,8 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 10,4 4,0 0,75 1,00 17,3

750 m 2,8 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 12,5 4,0 0,75 1,00 14,4

1.000 m 2,8 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 14,6 4,0 0,75 1,00 12,3

1.500 m 2,8 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 16,9 4,0 0,75 1,00 10,7

2,000 m 2,8 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 20,3 4,0 0,75 1,00 8,9

3,000 m 2,8 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 24,4 4,0 0,75 1,00 7,4

4,000 m 2,8 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 30,2 4,0 0,75 1,00 6,0

5,000 m 2,8 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 32,5 4,0 0,75 1,00 5,5

6,000 m 2,8 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 37,5 4,0 0,75 1,00 4,8

7,000 m 2,8 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 38,7 4,0 0,75 1,00 4,7

8,000 m 2,8 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 43,2 4,0 0,75 1,00 4,2

9,000 m 2,8 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 47,7 4,0 0,75 1,00 3,8

10,000 m 2,8 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 52,2 4,0 0,75 1,00 3,4

12.500 m 2,8 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 63,4 4,0 0,75 1,00 2,8

15.000 m 2,8 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 74,7 4,0 0,75 1,00 2,4

6 - 21
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

(2.k) 8 ton Dump Truck (1,2 m 3 Backhoe)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 3,5 3,0 200 300 0 0 1,0 7,5 4,0 0,75 1,00 24,0

250 m 3,5 3,0 200 300 0 0 2,5 9,0 4,0 0,75 1,00 20,0

500 m 3,5 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,1 4,0 0,75 1,00 16,2

750 m 3,5 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,2 4,0 0,75 1,00 13,6

1.000 m 3,5 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,3 4,0 0,75 1,00 11,8

1.500 m 3,5 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 17,6 4,0 0,75 1,00 10,2

2,000 m 3,5 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,0 4,0 0,75 1,00 8,6

3,000 m 3,5 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,1 4,0 0,75 1,00 7,2

4,000 m 3,5 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 30,9 4,0 0,75 1,00 5,8

5,000 m 3,5 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,2 4,0 0,75 1,00 5,4

6,000 m 3,5 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,2 4,0 0,75 1,00 4,7

7,000 m 3,5 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 39,4 4,0 0,75 1,00 4,6

8,000 m 3,5 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 43,9 4,0 0,75 1,00 4,1

9,000 m 3,5 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 48,4 4,0 0,75 1,00 3,7

10,000 m 3,5 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 52,9 4,0 0,75 1,00 3,4

12.500 m 3,5 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,1 4,0 0,75 1,00 2,8

15.000 m 3,5 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 75,4 4,0 0,75 1,00 2,4

(2.l) 6 ton Dump Truck (0,6 m 3 Backhoe)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 4,3 3,0 200 300 0 0 1,0 8,3 3,0 0,75 1,00 16,3

250 m 4,3 3,0 200 300 0 0 2,5 9,8 3,0 0,75 1,00 13,8

500 m 4,3 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,9 3,0 0,75 1,00 11,3

750 m 4,3 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 14,0 3,0 0,75 1,00 9,6

1.000 m 4,3 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 16,1 3,0 0,75 1,00 8,4

1.500 m 4,3 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 18,4 3,0 0,75 1,00 7,3

2,000 m 4,3 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,8 3,0 0,75 1,00 6,2

3,000 m 4,3 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,9 3,0 0,75 1,00 5,2

4,000 m 4,3 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 31,7 3,0 0,75 1,00 4,3

5,000 m 4,3 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 34,0 3,0 0,75 1,00 4,0

6,000 m 4,3 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 39,0 3,0 0,75 1,00 3,5

7,000 m 4,3 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 40,2 3,0 0,75 1,00 3,4

6 - 22
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

8,000 m 4,3 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 44,7 3,0 0,75 1,00 3,0

9,000 m 4,3 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 49,2 3,0 0,75 1,00 2,7

10,000 m 4,3 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 53,7 3,0 0,75 1,00 2,5

12.500 m 4,3 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,9 3,0 0,75 1,00 2,1

15.000 m 4,3 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 76,2 3,0 0,75 1,00 1,8

(2.m) 6 ton Dump Truck (0,35 m 3 Backhoe)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 6,7 3,0 200 300 0 0 1,0 10,7 3,0 0,75 1,00 12,6

250 m 6,7 3,0 200 300 0 0 2,5 12,2 3,0 0,75 1,00 11,1

500 m 6,7 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 14,3 3,0 0,75 1,00 9,4

750 m 6,7 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 16,4 3,0 0,75 1,00 8,2

1.000 m 6,7 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 18,5 3,0 0,75 1,00 7,3

1.500 m 6,7 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 20,8 3,0 0,75 1,00 6,5

2,000 m 6,7 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 24,2 3,0 0,75 1,00 5,6

(2.n) 11 ton Dump Truck (1,5 m 3 Backhoe)

Clayey soil, Sandy soil, Sand and Gravel

L = 100 m 3,5 3,0 200 300 0 0 1,0 7,5 5,5 0,75 1,00 33,0

250 m 3,5 3,0 200 300 0 0 2,5 9,0 5,5 0,75 1,00 27,5

500 m 3,5 3,0 200 300 1,3 0,8 2,5 11,1 5,5 0,75 1,00 22,3

750 m 3,5 3,0 200 300 2,5 1,7 2,5 13,2 5,5 0,75 1,00 18,8

1.000 m 3,5 3,0 200 300 3,8 2,5 2,5 15,3 5,5 0,75 1,00 16,2

1.500 m 3,5 3,0 250 350 5,0 3,6 2,5 17,6 5,5 0,75 1,00 14,1

2,000 m 3,5 3,0 250 350 7,0 5,0 2,5 21,0 5,5 0,75 1,00 11,8

2,500 m 3,5 3,0 250 350 9,0 6,4 2,5 24,4 5,5 0,75 1,00 10,1

3,000 m 3,5 3,0 300 400 9,2 6,9 2,5 25,1 5,5 0,75 1,00 9,9

4,000 m 3,5 3,0 300 400 12,5 9,4 2,5 30,9 5,5 0,75 1,00 8,0

5,000 m 3,5 3,0 350 450 13,6 10,6 2,5 33,2 5,5 0,75 1,00 7,5

6,000 m 3,5 3,0 350 450 16,4 12,8 2,5 38,2 5,5 0,75 1,00 6,5

7,000 m 3,5 3,0 400 500 16,9 13,5 2,5 39,4 5,5 0,75 1,00 6,5

8,000 m 3,5 3,0 400 500 19,4 15,5 2,5 43,9 5,5 0,75 1,00 5,6

6 - 23
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description T1 T2 V1 V2 T3 T4 T5 Cmt qt Et f Q

9,000 m 3,5 3,0 400 500 21,9 17,5 2,5 48,4 5,5 0,75 1,00 5,1

10.000 m 3,5 3,0 400 500 24,4 19,5 2,5 52,9 5,5 0,75 1,00 4,7

11.500 m 3,5 3,0 400 500 28,1 22,5 2,5 59,6 5,5 0,75 1,00 4,2

12.500 m 3,5 3,0 400 500 30,6 24,5 2,5 64,1 5,5 0,75 1,00 3,9

13.500 m 3,5 3,0 400 500 33,1 26,5 2,5 68,6 5,5 0,75 1,00 3,6

15.000 m 3,5 3,0 400 500 36,9 29,5 2,5 75,4 5,5 0,75 1,00 3,3

6 - 24
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.4 Pengangkutan Beton

60 x C x E
Q =
Cm

Where, Q = Hourly concrete hauling volume, (m 3/hr.)


C = Capacity of agitator truck, (m 3)
E = Working efficiency, (0.80)
Cm = Cycle time, (min.)
Cm = t1 + t2 + t3 + L/V1 + L/V2 = 10,0 + L/V1 + L/V2
Where, t1 = Charging time from mixer, (3,0 min.)
t2 = Discharging time from agitator, (5,0 min.)
t3 = Waiting and positioning time, (2,0 min.)
L = Hauling distance, (m)
V1 = Hauling speed, (m/min.)
V2 = Returning speed, (m/min.).

3,0 m 3 1,7 m 3
Description V1 V2 L/V1 L/V2 Cm E
C Q C Q

Agitator Truck

L = 500 m 200 300 2,5 1,7 14,2 0,80 3,0 10,1 1,7 5,7

L = 1.000 m 200 300 5,0 3,3 18,3 0,80 3,0 7,9 1,7 4,5

L = 1.500 m 250 350 6,0 4,3 20,3 0,80 3,0 7,1 1,7 4,0

L = 2.000 m 250 350 8,0 5,7 23,7 0,80 3,0 6,1 1,7 3,4

L = 2.500 m 300 400 8,3 6,3 24,6 0,80 3,0 5,9 1,7 3,3

L = 3.000 m 300 400 10,0 7,5 27,5 0,80 3,0 5,2 1,7 3,0

L = 4.000 m 350 450 11,4 8,9 30,3 0,80 3,0 4,8 1,7 2,7

L = 5.000 m 350 450 14,3 11,1 35,4 0,80 3,0 4,1 1,7 2,3

L = 6.000 m 350 450 17,1 13,3 40,4 0,80 3,0 3,6 1,7 2,0

L = 7.000 m 350 450 20,0 15,6 45,6 0,80 3,0 3,2 1,7 1,8

L = 8.000 m 350 450 22,9 17,8 50,7 0,80 3,0 2,8 1,7 1,6

L = 9.000 m 350 450 25,7 20,0 55,7 0,80 3,0 2,6 1,7 1,5

L = 10.000 m 350 450 28,6 22,2 60,8 0,80 3,0 2,4 1,7 1,3

6 - 25
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

3,0 m 3 1,7 m 3
Description V1 V2 L/V1 L/V2 Cm E
C Q C Q

Agitator Truck

L = 11.000 m 350 450 31,4 24,4 65,8 0,80 3,0 2,2 1,7 1,2

L = 12.000 m 350 450 34,3 26,7 71,0 0,80 3,0 2,0 1,7 1.1

L = 13.000 m 350 450 37,1 28,9 76,0 0,80 3,0 1,9 1,7 1,1

L = 14.000 m 350 450 40,0 31,1 81,1 0,80 3,0 1,8 1,7 1,0

L = 15.000 m 350 450 42,9 33,3 86,2 0,80 3,0 1,7 1,7 0,9

L = 16.000 m 350 450 45,7 35,6 91,3 0,80 3,0 1,6 1,7 0,9

L = 17.000 m 350 450 48,6 37,8 96,4 0,80 3,0 1,5 1,7 0,8

L = 18.000 m 350 450 51,4 40,0 101,4 0,80 3,0 1,4 1,7 0,8

L = 19.000 m 350 450 54,3 42,2 106,5 0,80 3,0 1,4 1,7 0,8

L = 20.000 m 350 450 57,1 44,4 111,5 0,80 3,0 1,3 1,7 0,7

L = 21.000 m 350 450 60,0 46,7 116,7 0,80 3,0 1,2 1,7 0,7

L = 22.000 m 350 450 62,9 48,9 121,8 0,80 3,0 1,2 1,7 0,7

L = 23.000 m 350 450 65,7 51,1 126,8 0,80 3,0 1,1 1,7 0,6

L = 24.000 m 350 450 68,6 53,3 131,9 0,80 3,0 1,1 1,7 0,6

L = 25.000 m 350 450 71,4 55,6 137,0 0,80 3,0 1,1 1,7 0,6

L = 26.000 m 350 450 74,3 57,8 142,1 0,80 3,0 1,0 1,7 0,6

L = 27.000 m 350 450 77,1 60,0 147,1 0,80 3,0 1,0 1,7 0,6

L = 28.000 m 350 450 80,0 62,2 152,2 0,80 3,0 0,9 1,7 0,5

L = 29.000 m 350 450 82,9 64,4 157,3 0,80 3,0 0,9 1,7 0,5

L = 30.000 m 350 450 85,7 66,7 162,4 0,80 3,0 0,9 1,7 0,5

6 - 26
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.5 Pengecoran Beton

(1) Batching and mixing plant

60 x q x E
Q = Cm

Where, Q = Hourly production volume, (m 3/hr.)


q = Mixer capacity, (m 3)
E = Working efficiency, (0,90)
Cm = Cycle time, (3,0 min.)

Description q E Cm Q

Batching and mixing plant, gravity type

1,5 m 3 x 2 units 1,5 x 2 0,90 3,0 54,0

1,0 m 3 x 1 unit 1,0 x 1 0,90 3,0 18,0

0,75 m 3 x 1 unit 0,75 x 1 0,90 3,0 13,5

0,50 m 3 x 1 unit 0,50 x 1 0,90 3,0 9,0

(2) Portable concrete mixer

60 x q x E
Q = Cm

Where, Q = Hourly production volume, (m 3/hr.)


q = Mixer capacity, (m 3)
E = Working efficiency
Cm = Cycle time, (min.)

Description q E Cm Q

Portable concrete mixer

0,5 m 3 0,5 0,70 3,5 6,0

0,2 m 3 0,2 0,70 4,0 2,1

6 - 27
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

(3) Concrete pump car

Q = q xE

Where, Q = Hourly production volume, (m 3/hr.)


q = Specific hourly discharging capacity, (m 3/hr.)
E = Working efficiency, (0,80)

Description q E Q

Concrete pump car

40 m 3 /hour 40 0,80 32,0

30 m 3 /hour 30 0,80 24,0

(4) Concrete placing by bucket handled by truck or crawler cranes

60 x q x E
Q =
Cm

Where, Q = Hourly placing volume, (m 3/hr.)


q = Concrete bucket capacity, (m 3)
E = Working efficiency, (0,70)
Cm = Cycle time, (min.)
Cm = t1 + t2 + t3
Where,
T1 = Attaching and dataching bucket, (1,0 min.)
T2 = Lifting, lowering and hauling, (21,0 min.)
T3 = Discharging, (0,5 min.)

Description q E t1 t2 t3 Cm Q

Bucket handled by truck or crawler cranes

3,0 m 3 3,0 0,70 1,0 2,0 0,5 3,5 36,0

2,0 m 3 2,0 0,70 1,0 2,0 0,5 3,5 24,0

1,5 m 3 1,5 0,70 1,4 2,0 0,5 3,5 18,0

1,0 m 3 1,0 0,70 1,0 2,0 0,5 3,5 12,0

0,75 m 3 0,75 0,70 1,0 2,0 0,5 3,5 9,0

0,5 m 3 0,5 0,70 1,0 2,0 0,5 3,5 6,0

6 - 28
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

6.6 Pemancangan

(1) Steel sheet piling and extracting by vibrating hammer

Q = 60 /Tc

Where, Q = No. of pile to be driven per hour, (no./hr.)


Tc = Cycle time of piling or extracting (min.)

(0,75 + γ x N max) x L + α x K
Tc =
F

Where, γ = Coefficient of piling and extracting


(for piling 0,02; for extracting 0,00)
α = Coefficient of piling anf extracting
Nmax = Maximum of N-value
L = Panjang tiang pancang
K = Coefficient of pile type and pile driver
F = Work efficiency (1,00)

Description γ Nmax L α K F Tc Q
1) Vibrating Hammer, 30 Kw (Sheet Pile Type II)

 In case of N max = 15

2,0 m Piling 0,02 15 2,0 3,38 1,11 1,00 6,1 9,8

2,0 m Extracting 0 15 2,0 3,24 1,11 1,00 5,3 11,3

3,0 m Piling 0,02 15 3,0 3,38 1,11 1,00 7,2 8,3

3,0 m Extracting 0 15 3,0 3,24 1,11 1,00 6,1 9,8

4,0 m Piling 0,02 15 4,0 3,38 1,11 1,00 8,4 7,1

4,0 m Extracting 0 15 4,0 3,24 1,11 1,00 6,9 8,7

5,0 m Piling 0,02 15 5,0 3,38 1,11 1,00 9,6 6,3

5,0 m Extracting 0 15 5,0 3,24 1,11 1,00 7,8 7,7

6,0 m Piling 0,02 15 6,0 3,38 1,11 1,00 10,7 5,6

6,0 m Extracting 0 15 6,0 3,24 1,11 1,00 8,6 7,0

6 - 29
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description γ Nmax L α K F Tc Q
8,0 m Piling 0,02 15 8,0 3,38 1,11 1,00 13,1 4,6

8,0 m Extracting 0 15 8,0 3,24 1,11 1,00 10,3 5,8

10,0 m Piling 0,02 15 10,0 3,38 1,11 1,00 15,4 3,9

10,0 m Extracting 0 15 10,0 3,24 1,11 1,00 11,9 5,0

 In case of N max = 20

2,0 m Piling 0,02 20 2,0 3,38 1,11 1,00 6,3 9,5

2,0 m Extracting 0 20 2,0 3,24 1,11 1,00 5,3 11,4

3,0 m Piling 0,02 20 3,0 3,38 1,11 1,00 7,6 7,9

3,0 m Extracting 0 20 3,0 3,24 1,11 1,00 6,1 9,8

4,0 m Piling 0,02 20 4,0 3,38 1,11 1,00 8,9 6,7

4,0 m Extracting 0 20 4,0 3,24 1,11 1,00 6,9 8,7

5,0 m Piling 0,02 20 5,0 3,38 1,11 1,00 10,1 5,9

5,0 m Extracting 0 20 5,0 3,24 1,11 1,00 7,8 7,7

6,0 m Piling 0,02 20 6,0 3,38 1,11 1,00 11,4 5,3

6,0 m Extracting 0 20 6,0 3,24 1,11 1,00 8,6 7,0

8,0 m Piling 0,02 20 8,0 3,38 1,11 1,00 14,0 4,3

8,0 m Extracting 0 20 8,0 3,24 1,11 1,00 10,3 5,8

10,0 m Piling 0,02 20 10,0 3,38 1,11 1,00 16,5 3,6

10,0 m Extracting 0 20 10,0 3,24 1,11 1,00 11,9 5,0

 In case of N max = 30

2,0 m Piling 0,02 30 2,0 3,38 1,11 1,00 6,7 8,9

2,0 m Extracting 0 30 2,0 3,24 1,11 1,00 5,3 11,4

3,0 m Piling 0,02 30 3,0 3,38 1,11 1,00 8,2 7,3

3,0 m Extracting 0 30 3,0 3,24 1,11 1,00 6,1 9,8

4,0 m Piling 0,02 30 4,0 3,38 1,11 1,00 9,7 6,2

4,0 m Extracting 0 30 4,0 3,24 1,11 1,00 6,9 8,7

6 - 30
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description γ Nmax L α K F Tc Q
5,0 m Piling 0,02 30 5,0 3,38 1,11 1,00 11,2 5,4

5,0 m Extracting 0 30 5,0 3,24 1,11 1,00 7,8 7,7

6,0 m Piling 0,02 30 6,0 3,38 1,11 1,00 12,7 4,7

6,0 m Extracting 0 30 6,0 3,24 1,11 1,00 8,6 7,0

8,0 m Piling 0,02 30 8,0 3,38 1,11 1,00 15,7 3,8

8,0 m Extracting 0 30 8,0 3,24 1,11 1,00 10,3 5,8

10,0 m Piling 0,02 30 10,0 3,38 1,11 1,00 18,7 3,2

10,0 m Extracting 0 30 10,0 3,24 1,11 1,00 11,9 5,0

2) Vibrating Hammer, 46 Kw (Sheet Pile Type IV)

 In case of Nmax = 15

10 m Piling 0,02 15 10 3,18 1,18 1,05 15,4 3,9

10 m Extracting 0 15 10 3,05 1,18 1,05 11,9 5,0

 In case of N max = 20

10 m Piling 0,02 20 10 3,18 1,18 1,05 16,5 3,6

10 m Extracting 0 20 10 3,05 1,18 1,05 11,9 5,0

 In case of N max =30

10 m Piling 0,02 30 10 3,18 1,18 1,05 18,7 3,2


10 m Extracting 0 30 10 3,05 1,18 1,05 11,9 5,0

(2) Precast RC / PC piling by diesel hammer


Q = 60 / Tc
Where, Q : No. of pile to be driven per hour, (no./hr.)
Tc : Cycle time of piling (min./no.)

Tb + Tw + Tp
Tc = F = work eficiency
F
where,
Tb : Piling time of one pile (min./no.)

Tb = K x  x L
where, K = Coefficient of pile (1.60)
 = Coefficient of soll (1.00 to 1.20)
L = Pile of length

6 - 31
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

 = Coefficient of hammer
(for  300 mm, 1.01)
(for  350 mm, 0.93)
(for 320 mm x 500 mm, 0.97)
(for  400 mm, 0.97)
(for  450 mm, 1.00)
(for  500 mm, 1.00)
(for  600 mm, 1.06)
(for  600 mm, 0.99)

Tw : Welding time of joint (min.)


Tw = N x tw1
where, N = Number of joint (nos.)
tw1 = Welding time per one joint
(min.no.)
(for  300 mm, 13 min.)
(for  350 mm, 15 min.)
(for 320 mm x 500 mm, 17 min.)
(for  400 mm, 17 min.)
(for  450 mm, 18 min.)
(for  500 mm, 19 min.)
(for  600 mm, 22 min.)

Tp : Preparing of pile
Tp = 6 x n + 12
where, n : Number of times for lifting

F : Work efficiency

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

RC / PC pile Ф 300 mm by 1.3 ton Diesel Hammer


 In case of Nmax. = 15
Less 6 m 1,60 1,00 6,0 1,01 6,1 9,8 0 13 0 1 18 0,95 19,3 2,05
10 m 1,60 1,00 10,0 1,01 10,2 16,3 0 13 0 1 18 0,95 36,1 1,66
12 m to 15 m 1,60 1,00 15,0 1,01 15,4 24,6 1 13 13 2 24 0,95 64,8 0,93
20 m 1,60 1,00 20,0 1,01 20,6 33,0 1 13 13 2 24 0,95 73,7 0,81
22 m 1,60 1,00 22,0 1,01 22,7 36,3 2 13 26 3 30 0,95 77,2 0,78
25 m 1,60 1,00 25,0 1,01 25,8 41,3 2 13 26 3 30 0,95 102,4 0,59

6 - 32
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

 In case of Nmax. = 20

Less 6 m 1,60 1,15 6,0 1,01 6,1 11,2 0 13 0 1 18 0,95 10,7 1,95
10 m 1,60 1,15 10,0 1,01 10,2 18,8 0 13 0 1 18 0,95 38,7 1,55
12 m to 15 m 1,60 1,15 15,0 1,01 15,4 28,3 1 13 13 2 24 0,95 68,7 0,87
20 m 1,60 1,15 20,0 1,01 20,6 37,9 1 13 13 2 24 0,95 78,8 0,76
22 m 1,60 1,15 22,0 1,01 22,7 41,8 1 13 13 2 24 0,95 82,9 0,72
25 m 1,60 1,15 25,0 1,01 25,8 47,5 2 13 26 3 30 0,95 108,9 0,55

 In case of Nmax. = 30

Less 6 m 1,60 1,20 6,0 1,01 6,1 11,7 0 13 0 1 18 0,95 31,3 1,92
10 m 1,60 1,20 10,0 1,01 10,2 19,6 0 13 0 1 18 0,95 39,6 1,52
12 m to 15 m 1,60 1,20 15,0 1,01 15,4 29,6 1 13 13 2 24 0,95 70,1 0,86
20 m 1,60 1,20 20,0 1,01 20,6 39,6 1 13 13 2 24 0,95 80,6 0,74
22 m 1,60 1,20 22,0 1,01 22,7 43,6 1 13 13 2 24 0,95 84,8 0,71
25 m 1,60 1,20 25,0 1,01 25,8 49,5 2 13 26 3 30 0,95 111,1 0,54

RC / PC pile Ф 350 mm by 2,5 ton Diesel Hammer


 In case of Nmax. = 15
80 m 1,60 1,00 8,0 0,93 6,9 11,0 0 15 0 1 18 0,95 30,5 1,97
12,0 m 1,60 1,00 12,0 0,93 10,1 16,2 0 15 0 1 18 0,95 36,0 1,67
15,0 m 1,60 1,00 15,0 0,93 12,4 19,8 1 15 15 2 24 0,95 61,9 0,97
24,0 m 1,60 1,00 24,0 0,93 19,2 30,7 1 15 15 2 24 0,95 73,4 0,82
30,0 m 1,60 1,00 30,0 0,93 23,6 37,8 2 15 30 3 30 0,95 102,9 0,58

 In case of Nmax. = 20
80 m 1,60 1,15 8,0 0,93 6,9 12,7 0 15 0 1 18 0,95 31,7 1,89
12,0 m 1,60 1,15 12,0 0,93 10,1 18,6 0 15 0 1 18 0,95 38,5 1,56
15,0 m 1,60 1,15 15,0 0,93 12,4 22,8 1 15 15 2 24 0,95 65,1 0,92
24,0 m 1,60 1,15 24,0 0,93 19,2 35,3 1 15 15 2 24 0,95 78,2 0,77
30,0 m 1,60 1,15 24,0 0,93 23,6 43,3 2 15 30 3 30 0,95 108,8 0,55

 In case of Nmax. = 30
80 m 1,60 1,20 8,0 0,93 6,9 13,2 0 15 0 1 18 0,95 32,8 1,83
12,0 m 1,60 1,20 12,0 0,93 10,1 19,4 0 15 0 1 18 0,95 39,4 1,52
15,0 m 1,60 1,20 15,0 0,93 12,4 23,8 1 15 15 2 24 0,95 66,1 0,91
24,0 m 1,60 1,20 24,0 0,93 19,2 36,9 1 15 15 2 24 0,95 79,9 0,75
30,0 m 1,60 1,20 30,0 0,93 23,6 45,3 2 15 30 3 30 0,95 110,8 0,54

RC / PC sheet pile Ф 320 mm x 500 mm by 2,5 ton Diesel Hammer


 In case of Nmax. = 15
3,0 m 1,60 1,00 3,0 0,97 2,9 4,6 - - - 1 18 0,95 23,8 2,52
7,5 m 1,60 1,00 7,5 0,97 7,2 11,5 - - - 1 18 0,95 31,1 1,93
9m 1,60 1,00 9,0 0,97 8,6 13,8 - - - 1 18 0,95 33,5 1,79
10 m 1,60 1,00 10,0 0,97 9,5 15,2 - - - 1 18 0,95 34,9 1,72
11 m 1,60 1,00 11,0 0,97 10,5 16,8 - - - 1 18 0,95 3,66 1,64

6 - 33
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

 In case of Nmax. = 20

3,0 m 1,60 1,15 3,0 0,97 2,9 5,3 - - - 1 18 0,95 24,5 2,45
7,5 m 1,60 1,15 7,5 0,97 7,2 13,2 - - - 1 18 0,95 32,8 1,83
9m 1,60 1,15 9,0 0,97 8,6 15,8 - - - 1 18 0,95 35,6 1,69
10 m 1,60 1,15 10,0 0,97 9,5 17,2 - - - 1 18 0,95 37,4 1,60
11 m 1,60 1,15 11,0 0,97 10,5 19,3 - - - 1 18 0,95 39,3 1,53

 In case of Nmax. = 30

3,0 m 1,60 1,20 3,0 0,97 2,9 5,6 - - - 1 18 0,95 24,8 2,42
7,5 m 1,60 1,20 7,5 0,97 7,2 13,8 - - - 1 18 0,95 33,5 1,79
9m 1,60 1,20 9,0 0,97 8,6 16,5 - - - 1 18 0,95 36,3 1,65
10 m 1,60 1,20 10,0 0,97 9,5 18,2 - - - 1 18 0,95 38,1 1,57
11 m 1,60 1,20 11,0 0,97 10,5 20,2 - - - 1 18 0,95 40,2 1,49

RC / PC sheet pile Ф 400 mm x 500 mm by 2,5 ton Diesel Hammer

 In case of Nmax. = 15
12,0 m 1,6 1,00 12,0 0,97 11,1 17,8 0 17 0 1 18 0,95 37,7 1,59
15,0 m 1,6 1,00 15,0 0,97 13,8 22,1 1 17 17 2 24 0,95 66,4 0,90
24,0 m 1,6 1,00 24,0 0,97 21,8 34,9 1 17 17 2 24 0,95 79,9 0,75
30,0 m 1,6 1,00 30,0 0,97 27,1 43,4 2 17 34 3 30 0,95 119,9 0,53

 In case of Nmax. = 20

12,0 m 1,6 1,15 12,0 0,97 11,1 20,4 0 17 0 1 18 0,95 40,4 1,49
15,0 m 1,6 1,15 15,0 0,97 13,8 25,4 1 17 17 2 24 0,95 69,9 0,86
24,0 m 1,6 1,15 24,0 0,97 21,8 40,1 1 17 17 2 24 0,95 85,4 0,70
30,0 m 1,6 1,15 30,0 0,97 27,1 49,9 2 17 34 3 30 0,95 119,9 0,50

 In case of Nmax. = 30

12,0 m 1,6 1,20 12,0 0,97 11,1 21,3 0 17 0 1 18 0,95 41,4 1,45
15,0 m 1,6 1,20 15,0 0,97 13,3 25,5 1 17 17 2 24 0,95 71,1 0,84
24,0 m 1,6 1,20 24,0 0,97 21,8 42,9 1 17 17 2 24 0,95 87,3 0,69
30,0 m 1,6 1,20 30,0 0,97 27,1 52,0 2 17 34 3 30 0,95 122,1 0,49

RC / PC sheet pile Ф 450 mm by 2,5 ton Diesel Hammer

 In case of Nmax. = 15

Lees 12 m 1,6 1,00 12,0 1,00 12 192 0 18 0 1 18 0,95 39,2 1,53

12 m to 15 m 1,6 1,00 15,0 1,00 15 240 1 18 18 2 24 0,95 69,5 0,86

20 m 1,6 1,00 20,0 1,00 20 32,0 1 18 18 2 24 0,95 77,9 0,77

22 m 1,6 1,00 22,0 1,00 22 35,2 1 18 18 2 24 0,95 81,3 0,74

25 m 1,6 1,00 25,0 1,00 25 40,0 2 18 36 3 30 0,95 115,6 0,52

30 m 1,6 1,00 30,0 1,00 30 48,0 2 18 36 3 30 0,95 120,0 0,50

6 - 34
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

 In case of Nmax. = 20

Lees 12 m 1,6 1,15 12,0 1,00 12 22,1 0 18 0 1 18 0,95 42,2 1,42


12 m to 15 m 1,6 1,15 15,0 1,00 15 27,6 1 18 18 2 24 0,95 73,3 0,82
20 m 1,6 1,15 20,0 1,00 20 36,8 1 18 18 2 24 0,95 82,9 0,72
22 m 1,6 1,15 22,0 1,00 22 40,5 1 18 18 2 24 0,95 86,8 0,69
25 m 1,6 1,15 25,0 1,00 25 46,0 2 18 36 3 30 0,95 117,9 0,51
30 m 1,6 1,15 30,0 1,00 30 55,2 2 18 36 3 30 0,95 127,6 0,47

 In case of Nmax. = 30

Lees 12 m 1,6 1,20 12,0 1,00 12 23,0 0 18 0 1 18 0,95 423,2 1,39


12 m to 15 m 1,6 1,20 15,0 1,00 15 28,8 1 18 18 2 24 0,95 74,5 0,80
20 m 1,6 1,20 20,0 1,00 20 38,4 1 18 18 2 24 0,95 84,6 0,71
22 m 1,6 1,20 22,0 1,00 22 42,2 1 18 18 2 24 0,95 88,6 0,68
25 m 1,6 1,20 25,0 1,00 25 48,0 2 18 36 3 30 0,95 120,0 0,50
30 m 1,6 1,20 30,0 1,00 30 57,6 2 18 36 3 30 0,95 130,1 0,46

RC / PC sheet pile Ф 500 mm by 2,5 ton Diesel Hammer

 In case of Nmax. = 15
Lees 12 m 1,60 1,00 12,0 1,00 12 19,2 0 19 0 1 18 0,95 39,1 1,53
12 m to 15 m 1,60 1,00 15,0 1,00 15 24,0 1 19 19 2 24 0,95 70,5 0,85
25 m 1,60 1,00 25,0 1,00 25 40,0 2 19 38 3 30 0,95 113,7 0,53
30 m 1,60 1,00 30,0 1,00 30 48,0 2 19 38 3 30 0,95 122,1 0,49
35 m 1,60 1,00 35,0 1,00 34 56,0 2 19 38 3 30 0,95 130,5 0,46
40 m 1,60 1,00 40,0 1,00 40 64,0 3 19 57 4 36 0,95 165,3 0,36

 In case of Nmax. = 20

Lees 12 m 1,60 1,15 12,0 1,00 12 22,1 0 19 0 1 18 0,95 42,2 1,42


12 m to 15 m 1,60 1,15 15,0 1,00 15 27,6 1 19 19 2 24 0,95 74,3 0, 80
25 m 1,60 1,15 25,0 1,00 25 46,0 2 19 38 3 30 0,95 120 0,5
30 m 1,60 1,15 30,0 1,00 30 55,2 2 19 38 3 30 0,95 129,7 0,46
35 m 1,60 1,15 35,0 1,00 35 64,0 2 19 38 3 30 0,95 138,9 0,43
40 m 1,60 1,15 40,0 1,00 40 73,6 3 19 57 4 36 0,95 175,4 0,34

 In case of Nmax. = 30

Lees 12 m 1,60 1,20 12 1,00 12 23,0 0 19 0 1 18 0,95 43,2 1,39

12 m to 15 m 1,60 1,20 12 1,00 15 28,8 1 19 19 2 24 0,95 75,6 0, 79

25 m 1,60 1,20 25,0 1,00 25 48,0 2 19 38 3 30 0,95 122,1 0,49

30 m 1,60 1,20 30,0 1,00 30 57,6 2 19 38 3 30 0,95 132,2 0,45

35 m 1,60 1,20 35,0 1,00 35 67,2 2 19 38 3 30 0,95 142,3 0,42

40 m 1,60 1,20 40,0 1,00 40 76,8 3 19 57 4 36 0,95 178,8 0,36

6 - 35
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

RC / PC sheet pile Ф 600 mm by 3,5 ton Diesel Hammer

 In case of Nmax. = 15
Lees 12 m 1,60 1,00 12,0 1,06 13,9 22,2 0 22 0 1 18 0,95 42,3 1,42
12 m to 15 m 1,60 1,00 15,0 1,06 17,6 28,2 1 22 22 2 24 0,95 78,1 0,77
25 m 1,60 1,00 25,0 1,06 30,3 48,5 2 22 44 3 30 0,95 128,9 0,47
30 m 1,60 1,00 30,0 1,06 36,8 58,9 2 22 44 3 30 0,95 139,9 0,43
35 m 1,60 1,00 35,0 1,06 43,3 69,3 2 22 44 3 30 0,95 150,8 0,40
40 m 1,60 1,00 40,0 1,06 49,9 79,8 3 22 66 4 36 0,95 191,4 0,31
42 m 1,60 1,00 42,0 1,06 52,6 84,2 3 22 66 4 36 0,95 196,0 0,31
45 m 1,60 1,00 45,0 1,06 56,5 90,4 3 22 66 4 36 0,95 202,5 0,30

 In case of Nmax. = 20

Lees 12 m 1,60 1,15 12,0 1,06 13,9 25,6 0 22 0 1 18 0,95 45,9 1,31
12 m to 15 m 1,60 1,15 15,0 1,06 17,6 32,4 1 22 22 2 24 0,95 82,5 0,73
25 m 1,60 1,15 25,0 1,06 30,3 55,8 2 22 44 3 30 0,95 136,6 0,44
30 m 1,60 1,15 30,0 1,06 36,8 67,7 2 22 44 3 30 0,95 149,2 0,40
35 m 1,60 1,15 35,0 1,06 43,3 79,9 2 22 44 3 30 0,95 161,8 0,37
40 m 1,60 1,15 40,0 1,06 49,9 91,8 3 22 66 4 36 0,95 204,0 0,29
42 m 1,60 1,15 42,0 1,06 52,6 96,8 3 22 66 4 36 0,95 209,3 0,29
45 m 1,60 1,15 45,0 1,06 56,5 104,0 3 22 66 4 36 0,95 216,8 0,28

 In case of Nmax. = 30

Lees 12 m 1,60 1,20 12,0 1,06 13,9 26,7 0 22 0 1 18 0,95 47,1 1,27
12 m to 15 m 1,60 1,20 15,0 1,06 17,6 33,8 1 22 22 2 24 0,95 84,0 0,71
25 m 1,60 1,20 25,0 1,06 30,3 58,2 2 22 44 3 30 0,95 139,2 0,43
30 m 1,60 1,20 30,0 1,06 36,8 70,7 2 22 44 3 30 0,95 152,3 0,39
35 m 1,60 1,20 35,0 1,06 43,3 83,1 2 22 44 3 30 0,95 165,4 0,36
40 m 1,60 1,20 40,0 1,06 49,9 95,8 3 22 66 4 36 0,95 208,2 0,29
42 m 1,60 1,20 42,0 1,06 52,6 101,0 3 22 66 4 36 0,95 213,7 0,28
45 m 1,60 1,20 45,0 1,06 56,5 108,5 3 22 66 4 36 0,95 221,6 0,27

RC / PC sheet pile Ф 600 mm by 4,5 ton Diesel Hammer

 In case of Nmax. = 15

Lees 12 m 1,60 1,00 12 0,99 11,7 18,7 0 22 0 1 18 0,95 38,6 1,55


12 m to 15 m 1,60 1,00 15 0,99 14,6 23,4 1 22 22 2 24 0,95 73,1 0,82
25 m 1,60 1,00 25 0,99 24,2 38,7 2 22 44 3 30 0,95 118,6 0,51
30 m 1,60 1,00 30 0,99 29,0 46,4 2 22 44 3 30 0,95 126,7 0,47
35 m 1,60 1,00 35 0,99 33.8 54,1 2 22 44 3 30 0,95 134,8 0,45
40 m 1,60 1,00 40 0,99 38,6 61,8 3 22 66 4 36 0,95 172,4 0,35
42 m 1,60 1,00 42 0,99 40,5 64,8 3 22 66 4 36 0,95 175,6 0,34
45 m 1,60 1,00 45 0,99 43,3 69,3 3 22 66 4 36 0,95 180,3 0,33

6 - 36
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

Description K  L  L
 Tb N tw 1 Tw n Tp F Tc Q

 In case of Nmax. = 20

Lees 12 m 1,60 1,15 12 0,99 11,7 21,5 0 22 0 1 18 0,95 41,6 1,44


12 m to 15 m 1,60 1,15 15 0,99 14,6 26,9 1 22 22 2 24 0,95 76,7 0,78
25 m 1,60 1,15 25 0,99 24,2 44,5 2 22 44 3 30 0,95 124,7 0,48
30 m 1,60 1,15 30 0,99 29,0 53,4 2 22 44 3 30 0,95 134,1 0,45
35 m 1,60 1,15 35 0,99 33.8 62,2 2 22 44 3 30 0,95 143,4 0,43
40 m 1,60 1,15 40 0,99 38,6 71,0 3 22 66 4 36 0,95 182,1 0,33
42 m 1,60 1,15 42 0,99 40,5 74,5 3 22 66 4 36 0,95 185,8 0,32
45 m 1,60 1,15 45 0,99 43,3 79,7 3 22 66 4 36 0,95 191,3 0,31

 In case of Nmax. = 30
Lees 12 m 1,60 1,20 12 0,99 11,7 22,5 0 22 0 1 18 0,95 42,6 1,41
12 m to 15 m 1,60 1,20 15 0,99 14,6 28,0 1 22 22 2 24 0,95 77,9 0,77
25 m 1,60 1,20 25 0,99 24,2 46,5 2 22 44 3 30 0,95 126,8 0,47
30 m 1,60 1,20 30 0,99 29,0 55,7 2 22 44 3 30 0,95 136,5 0,44
35 m 1,60 1,20 35 0,99 33.8 64,9 2 22 44 3 30 0,95 146,2 0,41
40 m 1,60 1,20 40 0,99 38,6 74,1 3 22 66 4 36 0,95 185,4 0,32
42 m 1,60 1,20 42 0,99 40,5 77,8 3 22 66 4 36 0,95 189,3 0,32
45 m 1,60 1,20 45 0,99 43,3 83,1 3 22 66 4 36 0,95 194,8 0,31

(3) Timber log piling by drop hammer with rig

Q = 1,00 / Tc
Where, Q : No. of pile to be driven per hour, (no./hr.)
Tc : Cycle time of piling (hr.)

To (Te + Tp)
Tc =
20

where,
To = Operating hour per day, (7,0 hr./day)
Te = Excertion time of a timber log, (0,42), (day)
Tp = Piling time of a timber log, (day)

Description To Te Tp Tc Q

Timber log piling

2,0 m 7,0 0,42 0,74 0,41 2,44


3,0 m 7,0 0,42 1,11 0,54 1,85

6 - 37
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

RANGKUMAN MATERI DAN PENUTUP

Rangkuman materi pelatihan ini adalah sebagai berikut :

1. Metode pelaksanaan adalah konsep rekayasa yang berpijak pada ketentuan-


ketentuan dalam persyaratan dalam dokumen pelelangan, permasalahan teknis dan
ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya
2. Lembaga yang bertanggung jawab dalam implementasi (Pemerintah atau Swasta)
ditunjuk oleh yang mewakili Pemerintah atau Perusahaan

3. Proses pelaksanaan konstruksi terdiri dari kegiatan tender dan pelaksanaan


pekerjaan konstruksi
4. Komponen metode pelaksanaan terdiri :
- Project plan
- Gambar sket atau lay out proyek
- Uraian pelaksanaan pekerjaan
- Perhitungan kebutuhan alat-alat konstruksi dan jadwal
- Perhitungan kebutuhan tenaga kerja
- Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material.
5. Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik, harus memenuhi syarat :
- Syarat teknis
- Syarat ekonomis
- Disetujui oleh Pimpro (Pemilik proyek)
- Merupakan alternatif terbaik.

6. Untuk menyusun metode pelaksanaan, perlu dipelajari dan ditetapkan kondisi


dasar, meliputi :
- Hari dapat bekerja (workable day)
- Jam kerja dan shift
- Bahan bangunan
- Alat konstruksi
- Borrow area, disposal area dan quarry site
- Kondisi lapangan
- Volume pekerjaan.
7. Kebutuhan alat dianalisis berdasarkan jenis pekerjaan, kondisi lapangan, kapasitas
produksi alat dan volume pekerjaan.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

PENUTUP

Metode pelaksanaan konstruksi merupakan materi pelatihan inti untuk Ahli Supervisi
Konstruksi Jaringan Irigasi, sebagai pengetahuan untuk menjalankan pengawasan
pelaksanaan konstruksi, agar dapat memberikan pengarahan cara pelaksanaan sehingga
dapat dicapai target waktu, mutu dan biaya yang efisien atau wajar.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Metode Pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Mahendra Sultan syah Ir. Manajemen Proyek – Kiat sukses Mengelola Proyek, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Januari 2004

2. Lower Solo River Improvement Project Phase I, Construction Method and Schedule
of Babat Barrage etc., Nippon Koei Co., Ltd. and associate, October 1999

3. Proyek Pembinaan Pengembangan dan Penyelenggaraan Air Baku Bagian Proyek


Keamanan Bendungan, Pedoman Final Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
Urugan, November 2004.

4. Istaka Karya PT, Kumpulan Metode Konstruksi

5. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Site Plan, Pelatihan General
Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).

6. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Beton, Pelatihan General


Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).

7. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Construction on Tunnel,


Pelatihan General Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).

8. Waskita Karya PT, Bekri Main Irrigation System Section 1 & 2, Construction Plant
and Method.

8. Waskita Karya PT, Tilong Dam Kupang, Construction Method.

Anda mungkin juga menyukai