PELATIHAN
AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI
JARINGAN IRIGASI
KATA PENGANTAR
Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan
tenaga ahli/ terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan
serta penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
perencanaan baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber daya air
maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang sumber daya air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi merupakan salah satu jabatan kerja yang
diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam perencanaan konstruksi
bidang sumber daya air.
Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi ini
terdiri dari 12 (duabelas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang
diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi.
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Manajemen Konstruksi pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Tim Penyusun
i
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Mampu mengkoordinasi, mengarahkan pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi
oleh kontraktor dan melakukan pengawasan sesuai dengan gambar
pelaksanaan, spesifikasi teknik, metode pelaksanaan, jangka waktu pelaksanaan
yang tercantum dalam kontrak kontraktor dan jasa konsultan supervisi.
ii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan Manajemen konstruksi dalam pelaksanaan konstruksi sumber daya air.
3. Menjelaskan tahapan, rencana dan jadwal pelaksanaan konstruksi sumber daya air
iii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
LEMBAR TUJUAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL .......................................... vi
DAFTAR MODUL ............................................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN .............................................................................. viii
iv
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar Bar Chart Schedule Proyek Final Hand Over (FHO) .….…6 – 62
Lampiran 2 : Rencana Anggaran Pelaksanaan …………………………….…..……6 – 63
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Pelaksanaan, Rincian Bahan, Upah
Sub Kontraktor, Peralatan ..........................................................……6 – 64
Lampiran 4 : Evaluasi Rencana Anggaran Pelaksanaan, Bahan, Upah,
Sub Kontraktor dan Peralatan ……………......………….………..……6 – 65
Lampiran 5 : Eval;uasi RAP …………..............................……………….……..……6 – 66
Lampiran 6 : cash Flow Proyek ………………........................……….………...……6 – 67
Lampiran 7 : Metode Pelaksanaan................... ……………………….………..……6 – 68
Lampiran 8 : Contoh Side Plan......................... ……………………….………..……6 – 69
Lampiran 9 : Contoh Tabel Distribusi Material..............……………….………..……6 – 70
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
v
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi(Irrigation Construction Supervisor Engineer) dibakukan dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah
ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja sehingga
dalam Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi unit-unit tersebut menjadi
Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
vi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
DAFTAR MODUL
2. ICSE. 02 Sistem Manajemen K3, Pedoman Teknis K3, RKL dan RPL
vii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
PANDUAN PEMBELAJARAN
viii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
1. Ceramah Pembukaan
• Menjelaskan Tujuan • Mengikuti penjelasan TIU & TIK OHT1
Instruksional (TIU & TIK) dengan tekun dan aktif
• Merangsang motivasi peserta • Mengajukan pertanyaan apabila
dengan pertanyaan atau kurang jelas
pengalaman mengenai
manajemen konstruksi
Waktu : 5 menit
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 1
dan Bab 2)
3. Ceramah : Prinsip Umum
Manajemen Konstruksi, Dokumen
yang mengikat penyelenggaraan • Mendengarkan penjelasan OHT3
konstruksi dan kewajiban penyedia instruktur dengan tekun dan
jasa aktif
• Menjelaskan fungsi-fungsi • Mencatat hal yang perlu
manajemen dan sumber daya • Bertanya bila perlu
pekerjaan melaksanakan
pekerjaan
• Menjelaskan dokumen apa
saja yang mengikat pekerjaan
konstruksi
• Menjelaskan apa saja
kewajiban penyedia jasa
Waktu = 45 Menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 3 s/d
Bab 5)
4. Ceramah : Tahap persiapan
pelaksanaan konstruksi dan
Rencana Pelaksanaan Proyek • Mendengarkan penjelasan OHT 4
• Menjelaskan apa yang harus instruktur dengan tekun dan
dilakukan pada persiapan aktif
pelaksanaan konstruksi • Mencatat hal yang perlu
• Menjelaskan pembuatan • Bertanya bila perlu
Rencana Pelaksanaan
Konstruksi
Waktu : 75 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 6,
point 1)
ix
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Waktu : 90 Menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 6
point 2 dan 3)
x
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
MATERI
SERAHAN
xi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 1
PENDAHULUAN
Fokus dari modul ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi (Sumber Daya Air) harus dilakukan, siapa-siapa saja yang terlibat,
apa kualifikasinya, apa tanggung jawabnya dan proses utama apa saja yang harus dilalui,
agar pekerjaan konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan semua persyaratan
yang telah disepakati.
Pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air atau sering disebut sebagai civil works, sampai
saat ini pada umumnya dibiayai dengan dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang
sumber dananya berasal dari investor atau dari swasta, namun mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi pada umumnya memerlukan tatacara yang sudah baku yaitu ada
unsur pelaksana dan ada unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk
menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Dimana posisi pekerjaan konstruksi tersebut di dalam suatu proyek ? Mengambil referensi
dari proyek-proyek pemerintah di bidang Sumber Daya Air, pekerjaan konstruksi atau civil
works itu pada umumnya merupakan suatu paket di dalam Proyek Pembangunan
Sumber Daya Air,. Paket pekerjaan konstruksi tersebut diberikan kepada kontraktor
sebagai penyedia jasa melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata
cara pengadaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kontraktor
difungsikan sebagai pelaksana lapangan yang diikat oleh Pinbagpro Fisik dengan surat
perjanjian kontrak, diawasi oleh konsultan supervisi. Sedangkan konsultan supervisi
sebagai penyedia jasa, ikatan kontraknya (diperoleh melalui pelelangan atau pemilihan
1-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
langsung) dilakukan dengan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air,
tugas utamanya adalah membantu Pinbagpro Fisik mengawasi pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh kontraktor.
Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa
pembuatan time schedule proyek (bar chart, S – Curve), penyelenggaraan pre
construction meeting, penyiapan review design, penyiapan laporan bulanan, tri wulanan
dan lain sebagainya. Jika seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan dan pengawasan
tersebut sudah dapat menghasilkan suatu produk yang kurang lebih memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis maupun administratif yang telah ditetapkan maka
manajemen proyek pada akhirnya akan sampai kepada tahap Provisional Hand Over dan
kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap warranty period.
1-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 2
KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Dalam kenyataan, 3 kriteria yang menjadi sifat proyek itu merupakan tanggung jawab
yang harus dipenuhi oleh manajemen proyek. Karena peranan manajer proyek sangat
dominan dan sangat menentukan upaya pencapaian sasaran proyek tersebut, maka
manajer proyek harus mempunyai otoritas dan kemampuan fungsi manajemen dan
administrasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
Untuk itulah setiap perusahaan dengan beberapa manajernya yang andal selalu
melakukan langkah antisipasi dengan perencanaan dan pengembangan sumber daya
tenaga dan manajemennya, agar selalu menjadi yang terdahulu dan terdepan dalam
setiap era perkembangan teknalogi, aplikasi tenologi dan kebutuhan atau trend dimasa
depan. Namun demikian, ketiga kriteria pengelolaan proyek yang sukses seperti tersebut
diatas masih relevan meskipun ada 2 poin tambahan yang sebenarnya merupakan
2-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
penegasan atas mutu dari suatu pekerjaan atau proyek. Dengan penjelasan dan tampilan
‘segitiga sasaran manajemen proyek’ tersebut maka tolok ukur sukses pengelolaan
proyek bisa diringkas menjadi 5 poin berikut yaitu,
▪ Tepat biaya
▪ Tepat mutu
▪ Tepat waktu
▪ Lingkungan kerja yang sehat dan aman serta penerapan K3 yang konsisten
▪ Semua pihak yang terkait pelaksanaan proyek PUAS
BIAYA MUTU WAKTU
INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES
- SESUAI DOKUMEN - SESUAI DOKUMEN - SESUAI SKEDUL KERJA
KONTRAK DAN KONTRAK, SPESIFIKASI DOKUMEN KONTRAK ,
KESEPAKATAN DAN KESEPAKATAN KESEPAKATAN
- PEMILIK PROYEK SETUJU - PEMILIK PROYEK SETUJU - PEMILIK PROYEK SETUJU
DAN MELAKUKAN DAN MENERIMA PROYEK DAN MENERIMA
PEMBAYARAN PROYEK DENGAN TANPA SELESAINYA SEBAGAIAN
SELESAI KOMENTAR/ SYARAT ATAU KESELURUHAN
- TIDAK TERJADI PROGRESS TERTENTU YANG BERSANGKUTAN
BILLING TIDAK TERBAYAR - TIDAK ADA PENALTY, - TIDAK ADA COMPLAIN
- SEMUA PIHAK TERKAIT COMPLAIN ATAU KLAIM ATAU CLAIM DARI
PELAKSANAAN PROYEK ATAS MUTU HASIL KERJA PEMBERI KERJA ATAU
PUAS PROYEK PIHAK KETIGAYANG
- CITRA PERUSAHAAN BAIK - KESELAMATAN DAN TERKAIT DENGAN
- ADA UNDANGAN ATAU KESEHATAN KERJA (K-3) PENYELESAIAN
PENUNJUKAN PROYEK DI LAKSANAKAN DENGAN PEKERJAAN TERSEBUT
BARU BAIK - SEMUA PIHAK TERKAIT
- MEMPEROLEH MANFAAT - SEMUA PIHAK TERKAIT PELAKSANAAN PROYEK
POSITIF TERMASUK PELAKSANAAN PROYEK PUAS
KEUNTUNGAN BAGI PUAS - CITRA PERUSAHAAN BAIK
PERUSAHAAN - MEMPEROLEH - ADA UNDANGAN DAN
CERTIFICATE OF PENUNJUKAN PROYEK
COMPLETION BARU
- CITRA PERUSAHAAN BAIK
- ADA UNDANGAN ATAU
PENUNJUKAN PROYEK
BARU
Karena setiap proyek selalu menyangkut sumber daya baik itu dana(keuangan), tenaga
ahli (ketrampilan) maupun sarana lainnya maka suatu proyek biasanya dikelola secara
bisnis artinya suatu proyek itu bisa dikuti dan dikelola secara bisnis bila memenuhi syarat
2-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
dan memberikan manfaat bagi kalangan bisnis, karena kepentingan bisnis itulah
kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen proyek. Misi proyek menjadi profit centre
bagi perusahaannya untuk berproduksi dan mendapatkan hasil dari usahanya. Dengan
demikian kriteria sukses atau merupakan kunci pengelolaan proyek secara bisnis bagi
kontraktor tidak lagi berupa lima poin tetapi menjadi 7 poin, yaitu :
1) Tepat biaya (wajar, efisien dan sesuai kontrak)
2) Tepat mutu (proses dan hasil pekerjaan diterima oleh pemilik dengan baik)
3) Tepat waktu (efektif dan sesuai dengan kesepakatan/kontrak)
4) Lingkungan kerja sehat dan aman, K3 dilaksanakan dengan konsisten
5) Memuaskan semua pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek,
bangunan berfungsi sesuai dengan rencana.
6) Memberi keuntungan financial sesuai dengan rencana dan kesepakatan antara
manajer proyek dan direksi/perusahaannya.
7) Meningkatkan citra perusahaan sehingga menjadi lebih baik.
2-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 3
PRINSIP UMUM MANAJEMEN KONSTRUKSI
A. MANUSIA
3-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
B. DANA
Dana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam manajemen
pelaksanaan proyek. Tanpa sumber daya berupa uang yang memadai, jangan
mengharapkan dapat menyelenggarakan manajemen proyek sesuai dengan ikatan
kontrak yang berlaku antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak.
Seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek, baik yang berada pada kelompok
pengguna jasa (misalnya Pinpro dan Pinbagpro yang mewakili Pemerintah), pada
kelompok pelaksana (kontraktor) sebagai penyedia jasa, maupun pada kelompok
pengawas (konsultan) yang juga berperan sebagai penyedia jasa, memerlukan biaya
yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. Jika terjadi “dispute”
dalam pelaksanaan pekerjaan, yang biasanya berdampak pada “nilai uang”yang harus
disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang
harus ditempuh di dalam penyelesaian masalah tersebut.
Jadi pada hakekatnya, uang memang merupakan salah satu sumber daya yang
sangat penting karena seluruh kegiatan proyek yang menyangkut rekruitmen manusia
(tenaga kerja), penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga
non skill), penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium),
pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, dan lain sebagainya,
baik yang berada pada kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa, seluruhnya
memerlukan pembiayaan.
Oleh karena itu, pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan proyek (civil works)
bukanlah semata-mata uang yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan
konstruksi saja oleh kontraktor akan tetapi juga termasuk biaya yang harus
dikeluarkan untuk konsultan pengawas (Core Team, Provincial Team, Field
Supervision Team) dan untuk pengguna jasa (misalnya Pinpro dan Pinbagpro yang
mewakili Pemerintah), dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.
C. PERALATAN
3-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat serta dapat memenuhi spesifikasi teknis
yang telah dipersyaratkan.
Alat-alat berat
Berbagai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah banyak
diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun sumber daya
air sesuai dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan fungsinya
tersebut, dikaitkan dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan,
dapat disusun pengelompokan peralatan untuk tiap-tiap jenis penanganan pekerjaan
sebagai berikut :
Earth moving equipment Piling Equipment
✓ Bulldozer (crawler, wheel) ✓ Pile Hammer (Diesel, Vibro)
✓ Loader (crawler, wheel)
✓ Motor Grader Lifting Equipment
✓ Excavator (crawler, wheel) ✓ Crane
✓ Lift Platform
Compacting Equipment ✓ Forklift
✓ Tandem Roller
✓ Pedestrian Roller Transportation Equipment
✓ Vibrating Tamper ✓ Truck
✓ Vibrating Rammer ✓ Trailer
✓ Three Wheel Roller ✓ Jeep
✓ Tyre (Pneumatic Roller) ✓ Pick Up
✓ Vibrating Compactor ✓ Bus
✓ Combination Roller
✓ Sheepfoot Roller Supporting Equpment
✓ Water Tank Truck
Hauling Equipment ✓ Fuel Tank Truck
✓ Motor Scraper ✓ Generating Set
✓ Dump Truck ✓ Air Compressor
✓ Water Pump
Plant Equipment
✓ Stone Crushing Plant
✓ Asphalt Mixing Plant
✓ Concrete Plant / Mixer
3-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Peralatan Laboratorium
D. BAHAN
Pengertian bahan dalam hal ini adalah bahan baku yang kemudian diolah menjadi
bahan olahan dan setelah diproses bahan olahan tersebut berubah menjadi item
pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak. Jadi bahan baku
(tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan
beton, pofil baja dll.) adalah merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan
secara cermat di dalam manajemen penyelenggaraan proyek karena pengaruhnya di
dalam perhitungan biaya proyek sangat besar. Oleh karena itu, mencari lokasi bahan
baku yang tidak terlalu jauh dari lokasi proyek, yang memenuhi syarat untuk diolah
menjadi bahan olahan, akan menjadi faktor penting di dalam manajemen
penyelenggaraan proyek. Survey untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku
tersebut barangkali harus dilakukan, karena dengan data tersebut kontraktor dapat
menyiapkan penawaran yang lebih akurat.
Untuk melaksanakan manajemen, setiap orang yang berada pada posisi pimpinan di
level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi
manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi
3-4
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi
gagal. Dari berbagai rumusan perangkat fungsi-fungsi organik, George R. Terry telah
merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC, artinya Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut :
A. PLANNING
B. ORGANIZING
3-5
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Struktur bisa menjadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab personal
dalam struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap tugas dan atau
3-6
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
2) Mengkoordinasi (Coordinating)
3-7
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
C. ACTUATING
3-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
D. CONTROLLING
3-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawahnya yaitu Pelaksana Lapangan untuk
memastikan bahwa masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor
“quality assurance” sehingga tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
direncanakan dapat dipenuhi.
Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi;
jadi jika keluar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, maka ke
dalam Site Engineer juga harus melakukan controlling terhadap Quantity Engineer
dan Quality Engineer agar secara keseluruhan internal controlling ini dapat
mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan
kontraktor.
Kemudian apa yang menjadi ruang lingkup kegiatan controlling itu? Dapat
diketengahkan disini bahwa ruang lingkup kegiatan controlling mencakup seluruh
aspek pelaksanaan dan rencana, antara lain adalah :
✓ Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
✓ Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
✓ Prosedur dan cara kerjanya
✓ Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian
sasaran.
Hal lain yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa controlling harus bersifat
obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya
adalah memperbandingkan apa yang terjadi di lapangan dengan rencana yang telah
ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
➢ Tindakan Kontrol
- Perlu dipahami bahwa tindakan tersebut tidak hanya bersifat check dan
monitoring, tetapi juga merupakan tindakan manjerial dengan jangkauan yang
lebih dalam pengendalian.
- Tugas dan tindakan mengontrol bukan berarti hanya menyalahkan orang lain,
tetapi juga mencarikan pemecahan alternative terbaik dalam tindakan
pencegahan (preventive action) dan perbaikan atas ketidaksesuaian yang
terjadi
3-10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
- Batasan tentang sukses pekerjaan harus sangat jelas dari sudut biaya, mutu
dan waktu, buat prosedur control resmi
- Tolok ukur penyimpangan dariapa yang terjadi harus segera ditindak lanjuti
dan diatasi hambatannya agar yang bersangkutan dapat diselesaikan
- Indikasi penyimpangan yang mudah dijumpai pada saat pengontrolan adalah
adanya ketidaksesuaian antara waktu dan mutu
Dalam pengambilan keputusan yang berat dan riskan karena menyangkut policy
dan atau uang yang cukup besar dan untuk memperkecil dan menghindari
resiko, perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut, yaitu
3-11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Pastikan bahwa tindakan diatas dilakukan karena benar dan perlu bukan sekedar
menjilat dengan keputusan yang demikian maka upaya mengontrol proyek pasti
akan mencapai sasarannya.
E. METODE
Pengembangan lebih lanjut fungsi manajemen, dilengkapi dengan metode.
Dalam pekerjaan konstruksi, metode pelaksanaan merupakan sarana manajemen
yang penting, penyusunan metode pelaksanaan yang tepat, akan sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan konstruksi.
Metode pelaksanaan merupakan pedoman dan arahan yang jelas cara dan teknik
menyelesaikan pekerjaan, urutan dan peralatan yang digunakan dan mempunyai
bobot penilaian yang tinggi.
Metode pelaksanaan diuraikan lebih lanjut di Bab 6, Operasional Pelaksanaan Proyek,
disamping dijelaskan lebih detail di materi tersendiri.
3-12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 4
DOKUMEN YANG MENGIKAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
4-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
g. Spesifikasi teknik
h. Gambar-gambar desain (tender drawing)
i. Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran / Pelaksanaan / Uang Muka.
4-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
4-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 5
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
5-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
5-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
5-3
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
BAB 6
OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK
6-1
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
disebut sebagai awal dari pelaksanaan kontrak (contrac period). Jika construction
period dimulai sejak COW dan berakhir pada PHO (provisional hand Over) maka
contract period dimulai sejak COW dan berakhir pada FHO (Final hand Over).
6-2
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
o Insurance of works
o Organisasi kerja.
6-3
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-4
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-5
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
d. Peran Kontraktor
– Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :
o Mobilisasi peralatan dan personel
▪ Survei lapangan
– Rencana Kerja dan Review Design :
o Melaksanakan survei untuk pembuatan gambar kerja.
o Membuat gambar kerja (standard survei dan gambar kerja mengacu
pada standard yang berlaku)
– Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.
– Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawabnya.
– Menjelaskan kualifikasi personel kontraktor yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
– Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta calon
sub kontraktornya.
– Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :
o Jumlah dan jenis peralatan
o Rencana kedatangan peralatan
– Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S – Curve.
e. Peran Konsultan
– Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
– Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :
6-6
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
o Laporan Harian.
o Laporan Mingguan
o Laporan Bulanan (Monthly Progress Report)
o Executive Summary Report
o Survei Lapangan Untuk Review Design.
o Perhitungan Volume / Back Up Data serta Monthly Certificate (MC)
o Quality Control
o Contractor’s Request untuk :
▪ Memulai pekerjaan
▪ Test material
▪ Penerimaan pekerjaan
– Menjelaskan struktur organisasi konsultan dan tugas dari pada masing-
masing personel konsultan
– Menjelaskan personel konsultan yang sudah dimobilisasi dan rencana
personel lainnya yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana kerja Review Design :
▪ Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan.
▪ Personel yang dilibatkan di dalam survei lapangan.
▪ Kelengkapan yang diperlukan untuk survei lapangan.
▪ Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvei.
▪ Alternatif penanganan dari hasil survei lapangan.
▪ Rencana dan gambar kerja/pelaksanaan yang harus dibuat.
- Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan,
berapa kali yang harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Pada tahap persiapan pelaksanaan konstruksi maka harus disiapkan sarana dan
prasarana yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan konstruksi
dan pekerjaan fisik yang mendukung dimulainya pelaksanaan konstruksi menjadi
lebih lancar demi tercapainya pengendalian biaya, mutu dan waktu sesuai dengan
target
Rencana pelaksanaan konstruksi menjadi sangat penting dan menjadi standar
untuk tercapainya kesuksesan pelaksanaan dilapangan.
Rencana pelaksanaan konstruksi terdiri dari :
1. Organisasi pelaksana konstruksi dan job description
2. Jadwal pelaksanaan konstruksi dan jadwal pengadaan sumber daya
6-7
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Jadwal pelaksanaan dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek (dalam hal
proyek dibiayai dengan dana APBN, APBD I, APBD II termasuk dana Pinjaman
Luar Negeri, maka yang dimaksud dengan Pemilik Proyek adalah Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten, diwakili oleh
Pinbagpro, Pinpro atau Para Pejabat terkait di atasnya), kontraktor dan konsultan
untuk :
✓ Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan
✓ Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga
✓ Mendukung pengalokasian anggaran biaya
✓ Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya sebagai akibat dari
perubahan pekerjaan
✓ Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi
6-10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Critical Path Method adalah suatu jenis jadual atau network planning yang dapat
digunakan untuk menyajikan construction schedule dalam urutan-urutan kegiatan
maupun ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain, yang dilengkapi
dengan rencana “durasi” kapan suatu kegiatan paling awal dapat dikerjakan dan
kapan waktu paling akhir dari kegiatan tersebut harus dikerjakan, agar seluruh
kegiatan yang merupakan komponen dari suatu pekerjaan dapat dikendalikan dari
awal sampai akhir.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penggunaan Critical Path Method
untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :
6-12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
14
2
17
D(16)
A(14)
0 30 F(17) 50
C(0)
1 4 5
STAR 0 33 50
T
B(15) E(18)
FINISH
15
3
15
= Event
EET
NE = No. of Event NE
EET = Earliest Event Time LET
LET = Latest Event Time
6-13
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana,
menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang
dikenal yaitu basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan bar chart
untuk masing-masing kegiatan yang berdiri sendiri, sedangkan linked chart
menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang dimulainya
tergantung pada selesainya kegiatan lain. Jadi pada link chart secara sederhana
dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain
meskipun tidak sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan bar chart,
kita tidak akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang
6-14
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
posisinya berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan
prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena keterlambatan
pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek.
Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek SDA, hanya
diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang
menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.
Dari total % rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung jumlah %
kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan mulai dari COW s/d PHO.
Kurva yang menghubungkan % kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap
bulan inilah yang disebut Kurva S karena pada umumnya untuk suatu rencana
pelaksanaan yang normatif, kurva tersebut biasanya berbentuk huruf S. Dengan
cara yang sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva
yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat pengendali.
Lihat Kurva S pada Lampiran.
6-15
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-16
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Rencana mutu proyek merupakan salah satu alat kontrol dalam melakukan
pengendalian pelaksanaan proyek
▪ Rencana daftar isi rencana mutu tersebut sebagi berikut:
a. Struktur organisasi
b. Uraian tugas jabatan
c. Informasi pemilik proyek
d. Lingkup pekerjaan
e. Ringkasan spesifikasi teknis atau kerangka acuan
f. Daftar gambar teknik atau dokumen pendukung
g. Daftar alat kerja
h. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
i. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan
j. Daftar standar prosedur, standar produksi dan instruksi kerja
k. Kriteria penerimaan dan rencana inspeksi dan tes
l. Jadwal inspeksi dan tes
m. Daftar simak
▪ Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan rencana mutu pekerjaan
masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang
e. Standar prosedur, standar produk, dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan
Metode pekerjaan atau yang biasa disebut ”CM” (construction method) merupakan
urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan
6-17
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
kebutuhan sumber daya dalam suatu kondisi medan kerja (site), guna mmperoleh
cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.
6-18
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-19
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-20
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-21
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
A. Mobilisasi
a. Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
– Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor proyek,
kantor konsultan, kantor kontraktor, tempat tinggal petugas proyek, bengkel,
gudang dan sebagainya) sesuai dengan spesifikasi umum di dalam dokumen
kontrak.
– Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-kendaraan proyek)
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
– Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku,
mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi.
– Mendirikan construction plant sesuai dengan kebutuhan proyek.
– Mendatangkan personel-personel kontraktor dan konsultan.
6-22
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
g. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah
mempertimbangkan penggunaan material untuk pekerjaan tanah maupun
perkerasan jalan dan struktur yang berasal dari sekitar lokasi proyek. Jika di
sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, pilihannya tentu
mengambil material dari deposit quarry yang berasal dari tempat lain. Sebelum
diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu lokasi memenuhi persyaratan
mutu bahan baku, maka konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku
di laboratorium terhadap quarry di maksud serta memperkirakan volume deposit
quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang berkaitan dengan kewajiban
membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
h. Ijin menggunakan Quarry
6-23
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
i. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi
beton dan sebagainya harus terlebih dahulu dimintakan persetujuan oleh
kontraktor kepada Pinpro/Pinbagpro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-
bahan tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah Pinpro/Pinbagpro, dan
apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan
bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek.
j. Komposisi Peralatan
Pinpro / Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet)
alat-alat berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat
tersebut masing-masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat
kemudian jenis dan jumlahnya harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
k. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk
tenaga –tenaga inti kontraktor, maka Pinpro / Pinbagpro perlu mengacu pada
daftar personel inti yang diajukan oleh kontraktor pada saat memasukkan
penawaran.
B. Site plan
Supaya terkoordinasi dan terintegrasi secara efisien dan efektif semua komponen-
kompenen sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pekerjaan persiapan
proyek untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
bangunan-bangunan proyek dengan mengunakan sumber daya optimal
Didalam menyiapkan suatu site plan harus berpijak dan mengacu pada :
1. Volume dari pekerjaan yang dominan, seperti dalam:
▪ Pekerjaan galian
▪ Pekerjaan timbunan
6-24
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
▪ Pekerjaan grouting
▪ Pekerjaan beton
▪ Pekerjaan steell structures
▪ Pekerjaan pembesian
▪ Pekerjaan bekisting
▪ Pekerjaan pengeboran terowongan
▪ Pekerjaan sarana dan prasarana jalan kerja
2. Waktu yang efektif untuk mebawa material-material dari storage area (borrow
area) ke proyek dan diusahakan melalui jalan/ jarak yang terpendek.
3. Lokasi general office dan ware house sedekat mugkin dengan pintu utama
proyek supaya gampang dicari pihak luar dan juga mudah mengamankan
proyek dari pihak yang bertanggungjawab
4. Bilamana areal untuk ware house storage tidak memungkinkan di dalam lokasi
proyek maka diusahakan sedekat mungkin lokasi proyek
5. Metode-metode pelaksanaan untuk pekerjaan yang dominan menjadi dasar
analisa teknis yang utama untuk didapatkan koordinasi kerja dan integrasi item-
itempekerjaan satu sama lainnya pada waktu pelaksanaan dilapangan sesuai
mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
6. Laboratorium untuk testing dan pengontrolan kualitas/untuk menjadi salah satu
kunci keberhasilan tercapainya mutu yang ditetapkan oleh spesifikasi teknik
7. Mengacu pada kriteria-kriteria diterima site plan oleh pengawas lapangan atau
oleh pemilik proyek dengan memperhatikan prosedur dan proses mutu
pelaksanaan konstruksi seperti berikut
8. Mengacu pada organisasi site proyek yang diperlukan
9. Sistem drainase di lokasi pekerjaan.
Pada site plan akan tergambar tata letak dan ukuran untuk keperluan antara lain:
1. Kantor proyek
2. Gudang Proyek
3. Stock pile material beton
4. Work shop heavy equipment (alat berat)
5. Construction format
6. Fabricating reinforcing stell
7. Stock pile tanah
8. Gudang bahan peledak
9. Gudang dan work shop peralatan listrik
6-25
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-26
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
- Sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para personal yang
bertanggungjawab terhadap hasil usaha proyek tersebut, khusunya manajer
proyek dalam pengelolaan proyek tersebut
- Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan operasional dan
hasil usaha proyek tersebut.
6-27
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Dalam hal ini perusahaan dan manajer proyek akan berupaya mendapatkan dana
operasional tersebut berdasarkan perkiraan imbangan (balance) dari arus kas
proyek tersebut. Kebutuhan dana harus didapatkan (disediakan) karena perolehan
dana masuk atau penerimaan pembayaran diproyek lebih kecil dari pengeluaran
pembayarannya.dengan demikian terjadi imbangan/balance negative atau disebut
defisit. Melihat pentingnya data tersebut sebagai informasi dan acuan dalam
operasional proyek, khususnya dalam pengelolaan keuangan proyek, maka cash
flow proyek merupakan satu kesatuan dengan RAP.
6-28
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-29
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
dilaksanakan dalam fase ini akan sangat membantu tindakan antisipasif yang
diambil termasuk keputusan administratif yang perlu diselesaikan tepat pada
waktunya.
1 2 3 4
6-30
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Jadi rapat konstruksi dan rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama tim
manajemen proyek bersifat formal/resmi, namun pelaksanaannya kadang bersifat
6-31
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
tidak resmi. Waktu pelaksanaan rapat biasanya ditentukan oleh pemilik proyek atau
konsultan manajemen konstruksi.
▪ Rapat konstruksi
- Biasanya dilakukan secara periodik sekali tiap bulan
- Atau tergantung kebutuhan serta bila ada permasalahan khusus
- Biasanya dilakukan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyek
- Rapat formal
- Undangan resmi diberikan
- Materi yang dibahas sudah tertentu
- Peserta membawa data dan alternatif usulan penyelersaian masalah proyek,
rencana kerja proyek berikutnya dan sebagainya. Keputusan merupakan
kesepakatan bersama dari peserta rapat dan di buat berita acaranya
- Rapat dipimpin/ diketuai oleh pemilik proyek/ manajer proyek/ manajer
konstruksi
▪ Rapat kordinasi
- Biasanya dilaksanakan sekali setiap minggu
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilaksanakan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyak
- Rutin tanpa undangan resmi
- Materi yang dibahas sekitar rencana kerja, kesiapan sumber daya, kemajuan
pekerjaan, laporan kemajuan perusahaan dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan kelancaran operasional pelaksanaan proyek
- Biasanya dilakukan dengan suasana informal dan terencana
- Peserta siap membawa data dan materi usulan
- Melaksanakan koordinasi yang perlu untuk mendapatkan penyelesaian
bersama
- Rapat dipimpin oleh koordiantor pelaksana lapangan atau site engineer dari
pemilik proyek
Untuk memperoleh hasil keputusan rapat konstruksi yang maksimal mungkin dan
bisa menampung kepentingannya, manajer proyek sebagai wakil dari perusahaan ,
harus mempunyai strategi yang tepat agar keputusan rapat konstruksi
mengakomodasi kepentingannya dengan baik
6-32
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Dengan periode yang hampir bersamaan atau sebaliknya, sebelum periode rapat
ekstern rapat konstruksi dan rapat koordinasi internal dilakukan manajer proyek
beserta stafnya, terutama yang terkait dengan permasalahan yang akan di bahas.
Rapat internal proyek, fungsi atau manfaatnya adalah
- Sebagai sarana komunikasi dan koordinasi
- Sebagai sarana konsolidasi dan pembinaan
- Sebagai sarana menyiapkan strategi dan penyelesaian rencana kerja dan
permasalahan konstruksi.
6-33
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Nilai jaminan uang muka pada prinsipnya secara bertahap dapat dikurangi namun
sekurang-kurangnya sama dengan sisa uang muka yang belum dilunasi. Kemudian
penggunaan uang muka tersebut diawasi oleh Pinpro/Pinbagpro dan sepenuhnya
harus diperuntukkan bagi pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
6-34
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
• Buku Harian
Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian
yang berisi hal-hal sebagai berikut :
– Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan
– Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas atau jenis pekerjaan
dan keterampilan yang diperlukan.
– Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia.
– Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan.
– Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
– Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
– Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
– Catatan-catatan yang berkaitan dengan : pelaksanaan, perubahan design,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan
penyebabnya dan lain sebagainya.
Buku Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh petugas lapangan dari Engineer’s
Representative dan diketahui oleh petugas lapangan dari Engineer (yang mewakili
Pinpro/Pinbagpro), dengan distribusi sebagai berikut :
• Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan rangkuman dari Laporan Harian selama 1
minggu, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1
minggu, disiapkan oleh kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian
tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
• Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, kontraktor juga harus menyiapkan
Laporan Bulanan yang berisi rangkuman dari Laporan Mingguan selama 1
bulan, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1
6-35
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
• Laporan Triwulan
• Laporan Akhir
Final Report adalah laporan akhir yang disiapkan baik oleh kontraktor maupun
konsultan pengawas, merupakan laporan lengkap yang menggambarkan
resume seluruh rangkaian pelaksanaan proyek yang direkam setiap bulan, berisi
data-data penyelenggaraan proyek sebagai berikut :
6-36
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
– Data proyek
– Status Review Design / Technical Justification
– Status Change/Variation Order dan Addendum Kontrak
– Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan ke-1 s/d bulan
terakhir pelaksanaan proyek – PHO)
– Rekaman Financial Progress Schedule – S Curve, menggambarkan angka
dan grafik rencana dan realisasi dari sejak bulan ke-1 pelaksanaan proyek
s/d PHO), lengkap dengan Revised S Curve jika ada.
– Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
– Struktur Organisasi Pengawas Proyek
– Monitoring penggunaan peralatan di lapangan
– Monitoring quality control
▪ Finishing saluran
▪ Finishing bangunan
▪ Jalan Inspeksi
▪ Dan sebagainya.
– Lokasi rawan longsor, rawan banjir, rawan kecelakaan dan sebagainya.
Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan laporan akhir proyek, yaitu dibuat
sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara kontraktor dan konsultan
atau dibuat bersama oleh kontraktor dan konsultan (ditandatangani oleh kontraktor
6-37
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
dan konsultan). Cara yang kedua mungkin menyiapkannya agak sulit karena
mempersamakan sudut pandang antara kontraktor dan konsultan tentu tidak mudah,
namun isi laporan akhir tentunya akan lebih kaya dan lebih akurat analisisnya
dibandingkan dengan kalau dibuat oleh masing-masing. Alternatif mana yang dipilih,
tentu sepenuhnya menjadi kewenangan pinpro/Pinbagpro.
80
Prosen
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised
Catatan
Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3
bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen sc hedule = prosen
schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan
12 berturut-turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.
6-38
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
a. Pembayaran dengan sistem Monthly Certificate (MC), dalam garis besar diatur
sebagai berikut :
Setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, kontraktor perlu membuat sertifikat
bulanan yang kemudian diajukan kepada Pinpro / Pinbagpro.
MC mencakup rincian :
▪ Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen dengan komulatif
jumlah biaya per Divisi Pekerjaan pada bulan yang bersangkutan.
▪ Gross Monthly Certificate, terdiri dari biaya total works complete + biaya
material on site (biasanya material on site diperhitungkan 80% x nilai yang ada
di lapangan)
▪ Biaya-biaya deductions (pengurangan) yang terdiri dari :
o Retention Money
o Advance Payment Repayment (terhitung sejak MC No. 3)
o Previous Monthly Certificate
▪ Net Monthly Certificate (= Gross MC - Total Deductions)
▪ Value Added Tax (PPN) on Net MC
▪ Value Added Tax (PPN) on Advance Payment (jika belum dibayarkan)
▪ Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (= Net MC - Value Added
Taxes)
▪ Komposisi pembayaran :
o Foreign Cost Component
o Local Cost Component
Pengajuan sertifikat bulanan tersebut harus sudah mendapatkan kepastian dari
Engineer dalam waktu 7 (tujuh) hari, apakah disetujui/diperbaiki/ditolak.
6-39
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Apabila telah disetujui, Pinpro / Pinbagpro harus sudah mengajukan SPP (Surat
Permintaan Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan
agar dapat disetujui sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.
b. Pembayaran dengan sistem termyn, dalam garis besar diatur sebagai berikut :
Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan yang
telah dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak, kontraktor diperbolehkan
mengajukan tagihan pembayaran secara tertulis kepada Pinpro/Pinbagpro disertai
dengan lampiran daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta
harga satuan dan jumlahnya.
Atas permintaan Pinpro/Pinbagpro, konsultan melaksanakan penelitian dan
pengecekan lapangan atas kebenaran laporan hasil pekerjaan yang diajukan oleh
kontraktor. Hasilnya dituangkan ke dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita
Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh kontraktor, konsultan dan Pinpro/
Pibagpro.
Selambat-lambatnya 10 hari terhitung sejak pengajuan tagihan oleh kontraktor,
Pinpro/Pinbagpro harus sudah mengajukan SPP kepada instansi yang
berwenang.
Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat
kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang adalah suatu pengurangan
volume pekerjaan juga karena kondisi lapangan, meskipun volumenya sudah secara
jelas tercantum di dalam dokumen kontrak.
6-40
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi topografi yang mengalami
perubahan drastic, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian ulang atas
data-data seperti : Data pengukuran, data geoteknik, data trase saluran dan
elevasi saluran dll.
Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses review desain harus
dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya kontrak efektif perjanjian antar
pengguna jasa dan penyedia jasa..Persiapan review desain pada umumnya dimulai
pada saat rapat pra-pelaksanaan atau pre-construction meeting, dimana pada rapat
tersebut dihadiri oleh semua unsur, baik dari pengguna jasa atau pemerintah,
konsultan dan kontraktror yang akan melaksanakan.
6-41
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Pada umumnya pada saat rapat pra-pelaksanaan maka kontraktor dan konsultan
telah melaksanakan survey pendahuluan.Kajian atas survey visual pendahuluan
tersebut dan analisa awal atas desain awal dari kontrak yang telah ditanda tangani,
akan dapat memberikan informasi sejauh mana besaran review desain dapat
dilakukan.Oleh karena itu data awal kontrak terkait dengan data pengukuran, data
geoteknik, data volume pekerjaan, gambar kontrak, spesifikasi teknik, dan data
sosial yang mungkin terjadi perlu dikaji ulang agar saat pembuatan review desain
hal hal tersebut semuanya dapat diantisipasi dan dapat ditangani dengan lebih baik
dan optimal. Namun data ini pada umumnya sangat terbatas adanya sehingga
mengalami kesulitan mendapatkan data dasarnya. Permasalahan dan perubahan
yang terjadi pada desain awal dibanding dengan kondisi saat persiapan rekayasa
lapangan perlu dicatat dan dilbuat laporan lengkap, secara teknis, admisnistrasi dan
keuangannya. Alternatif dan metode usulan sebagai hasil kajian awal perlu disusun
dengan lengkap jelas, dalam koridor yang disepakati dalam rapat pra –pelaksanaan.
Data kontrak awal seperti, nama kontrak, lokasi proyek, volume efektif, panjang
fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja, perbedaan
kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama kontraktor dan konsultan, serta
waktu mobislisi kontraktor dan konsultan menjadi bagian penting dalam proses
review desain. Beberapa data terkait, pengukuran, geoteknik, hidrologi dan lain-lain
menjadi bagian penting dalam proses review desain. Selain itu beberapa hal terkait
ketersediaan jenis bahan dan harga yang ada diwilayah tersebut menjadi bagian
penting untuk dapat dilakukan rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada
koridor standar spesifikasi dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Karena dalam proses pelaksanan pekerjaan SDA masih memungkinkan adanya
koridor perubahan untuk mendapatkan optimalisasi biaya dengan produk akhir yang
sama.
6-42
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
konstruksi SDA memutuskan perlunya proses review desain maka 3 unsur yaitu
pemimpin proyek, konsultan dan kontraktor segera melakukan persiapan survey
atas semua hal terkait dengan teknis ,administratif dan pembiayaan kontruksi
proyek tersebut.
Dalam hal sumber pendanaan pembiayaan proyek SDA berasal dari APBN atau
Dana Bantuan Luar Negeri maka ada beberapa prosedur yang harus dilalui sebagai
persayaratan administrasi sebelum proyek tersebut dapat dilanjutkan. Pada
umumnya prosedur review desain untuk pekerjaan proyek SDA yang berbantuan
luar negeri membutuhkan proses persetujuan dari Lending agency, paling cepat
satu bulan sejak dikirimkan ke kantor perwakilannya, diluar proses persetujuan
internal dilingkungan Pemerintah Tingkat Pusat atau Propinsi yang bersangkutan.
Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah tetap.
Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang
6-43
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan untuk
alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal ini harus
didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak dibandingkan
dengan data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.
6-44
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Pada umumnya secara normatif revisi jadwal pelaksanaan disiapkan tidak lebih
dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu diterbitkan.
Denda adalah salah satu sanksi yang dikenakan kepada Pihak Kontraktor
karena keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan.
Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
Pinpro/Pinbagpro akan memotong langsung dari tiap tagihan pembayaran yang
diajukan oleh kontraktor.
Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar Negeri
maka kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran denda melalui Kas
Negara sebelum aplikasi tagihan pembayaran dari kontraktor diajukan kepada
Badan pemberi Pinjaman.
6-45
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga adalah sebagai berikut :
E = Q X UPO X (K-1)
▪ O = Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed factor untuk
biaya kantor; contoh-contoh dokumen kontrak yang lalu : O = 10%, 15% atau
20% tergantung pertimbangan yang diambil pada waktu menyusun dokumen
lelang)
▪ Lo, Mo, Fo, Eo, To adalah angka index dasar (zero index) untuk Labour,
Material, Fuel, Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari sebelum
pembukaan penawaran (bid opening), diambil dari data resmi yang diterbitkan
oleh Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang
dapat diperoleh)
▪ Ln, Mn, Fn, En, Tn adalah angka index harga untuk Labour, Material, Fuel,
Equipment dan Transport yang berlaku pada suatu bulan selama construction
period, juga diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik
6-46
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
(bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang dapat diperoleh) pada
bulan yang bersangkutan. Jika data yang tersedia di buku Biro Pusat Statistik
tidak lengkap biasanya dibuat interpolasi dengan memperhitungkan trend
perkembangan angka-angka index yang bersangkutan.
6-47
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
dahulu diekivalenkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada saat 30 hari sebelum
bid opening. Dengan demikian akan diperoleh Harga Satuan dalam Rupiah yang
terdiri dari ex Rupiah Currency dan ex Foreign Currency yang dirupiahkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga bagian mata
uang asing menjadi sebagai berikut :
dimana,
6-48
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-49
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
• Arbitrase
Arbitrase dilakukan jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak
bisa diselesaikan oleh Engineer (mewakili Employer) dan Kontraktor. Arbitrase
dilakukan berdasarkan "Arbitration Rules of the United Nations Commission on
International Trade Law" yang untuk pekerjaan proyek-proyek SDA di Indonesia
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Arbitrase harus dilaksanakan di Jakarta.
Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Bila dua orang penengah (arbitrator) gagal mencapai persetujuan, maka
seorang wasit yang ditunjuk dari Badan Arbitrase Indonesia atau pengadilan
Negeri.
Keputusan yang diambil oleh Arbitrator akan mengikat kedua belah pihak.
Selama masa perundingan arbitrase berlangsung, kontraktor berkewajiban
melanjutkan pekerjaan.
6-50
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Dalam fase ketiga ini pekerjaan justru menuntut perhatian yang lebih dari pada fase
sebelumnya atau opersinal pelaksanaan pekerjaan. Nilai progres fisik pada fase ini
kecil namun sangat menentukan keberhasilan penyelesaian sebuah proyek dengan
tepat waktu dan mutu ’ kasat mata’ serta ’ nilai monumental’ sebuah proyek.
Beberapa kemungkinan negatif yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti oleh
manajer proyek pada fase ini, antara lain:
▪ adanya perubahan waktu penyelesaian proyek yang biasanya diajukan karena
alasan seremonial atau ’politis tertentu dari pemilik proyek
▪ Bahkan tidak jarang dalam fase menjelang proyek selesai perubahan desain dan
fungsi suatu bangunan atau pekerjaan tertentu harus dikerjakan dengan alasan
yang ’macam-macam’ namun faktor teknis yang lebih memaksa untuk dilakukan
sebuah perubahan
▪ Pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir proyek biasanya sangat meminta
pengerahan banyak tenaga kerja dan terampil termasuk beberapa pihak yang
terkaitdengan penyelesaian proyek tersebut
▪ Lokasi proyek dan koordinasi pengaturan jadwal pelaksanaan sangat meminta
perhatian khusus
Disinilah terasa perlunya koordinasi dan perencanaan pelaksanaan yang baik dan
berjalan dengan lancar pada fase opersional pelaksanaan pekerjaan, dengan
demikian pekerjaan finishing proyek menjadi ringan dan situasinya tidak
menegangkan menjelang penyelesaian proyek.
Program penyelesaian pekerjaan harus sangat detail (mingguan) seperti:
▪ Penyediaan tenaga kerja, mandor borong, sub kontraktor spesialis untuk
pekerjaan detail atas finishing tertentu
▪ penyediaan material finishing misalnya pengecatan, asesori bangunan,
pembersihan dan land scapping
▪ Pekerjaan akhir untuk bangunan/saluran dan fasilitas umum
▪ Pekerjaan untuk monumen prasasti dan seremonial lainnya yang diperlukan
▪ Melakukan pekerjaan crash program untuk pekerjaan yang mengalami
perubahan segera dengan rekomendasi dan persetujuan tertulis dari pemilik
proyek untuk keperluan kontraktual yang harus diselesaikan
6-51
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
▪ Pada waktu yang bersamaan proses administrasi dan quantity survey juga
dilakukan untuk mempersiapkan dokumen mutual check 100% progress fisik
▪ Disiapkan dan dibuat dokumen as build drawing lengkap untuk memenuhi
ketentuan yang diminta dan sesuai dengan kontrak
▪ Menyiapkan dan memproses tagihan progres fisik untuk sampai dengan 100%
atau pekerjaan selesai yang dilampiri jaminan bank sebagai jaminan
pemeliharaan (maintenace bond)
6-52
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-53
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-54
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-55
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-56
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-57
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER
Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenggarakan
PHO Second Meeting Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
perhitungan seluruh
Pemberitahuan tertulis Kontraktor pekerjaan yang telah
kepada kontraktor memperbaiki hasil selesai dikerjakan
tentang pekerjaan sesuai saran
pembentukan Tim Visual,
Panitia PHO Administrasi, dan
Quantity OK
NO
Penilaian
atas hasil
perbaikan ?
6-58
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak/belum dianggap selesai mengerjakan
pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
Dengan dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka kewajiban
kontraktor telah selesai.
6-59
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
– Rapat Pertama
▪ Nama Proyek
▪ Lokasi Proyek
▪ Panjang efektif dan fungsional proyek
▪ Total biaya proyek
▪ Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan
o Alasan diadakannya Adendum Kontrak
o Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses Adendum Kontrak
Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang belum
ada dalam kontrak
Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang dibentuk
oleh Pinbagpro.
Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek yang
sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
selama masa pemeliharaan.
6-60
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
– Kunjungan Lapangan
Berdasarkan laporan Pinbagpro / Pinpro tentang rencana kerja dan daftar cacat /
kerusakan maka Panitia FHO bersama-sama kontraktor dan unsur-unsur proyek
melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan
oleh kontrakor selama masa pemeliharaan (warranty period). Selain itu panitia
juga mencatat cacat dan kerusakan yang terjadi selain yang telah dilaporkan
tersebut jika ada.
– Rapat kedua
▪ Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor pada masa
pemeliharaan.
▪ Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
▪ Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut, apabila Panitia FHO
berkesimpulan bahwa kontraktor telah menyelesaikan semua “defects and
deficiencies” – cacat dan kerusakan, maka :
o Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa kontraktor telah
menyelesaikan pemeliharaan atas hasil pekerjaan konstruksi (yang telah di
PHO-kan) pada masa pemeliharaan (warranty period) dengan baik sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
o Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHO).
o Menetapkan tanggal FHO.
o Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan kepada Pinbagpro / Pinpro.
6-61
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 1 :
6-62
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 2 :
- Overhead :
- Penyusutan :
- Bunga Bank :
- PPH :
6-63
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 3 :
Bahan :
1. Semen 10 zak/m3 1000 zak 20.000 20.000.000
2. Pasir 0,5 m3/m3 50 m3 30.000 1.500.000
3. Batu Pecah 0,8 m3/m3 80 m3 50.000 4.000.000
4. …….
Upah :
1. Bekisting 1,00 m2 800 m2 8.000 6.400.000
2. Pembesian 1,00 kg 10.000 kg 100 1.000.000
3. Pengecoran 1,00 m3 100 m3 10.000 1.000.000
6-64
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 4 :
Hasil Evaluasi :
• Pengendalian Volume
• Pengendalian Biaya
• Sisa Anggaran
• Prakiraan Hasil Usaha s/d Proyek Selesai
• Realisasi Harga Satuan Bahan, Upah, Subkon, Peralatan dan Unit Price
• Realisasi Biaya Tidak Langsung
• Input untuk Bagian R/D, Hasilnya untuk tender / Proyek yang akan datang
6-65
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 5 :
EVALUASI RAP
SISA BIAYA
TOTAL
POS Biaya BIAYA YAD
No. BIAYA s/d
BEBAN RAP/REVISI REALISASI SISA TAKSIRIAN
SELESAI
RAP/REVISI s/d SELESAI
• Pendapatan = Rp.
BIAYA s/d BULAN INI = Rp.
BIAYA
%
PENDAPATAN
6-66
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 6 :
• Pelunasan Kredit
• Kas Akhir
6-67
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 7 :
METODE PELAKASANAAN
Site plan
Kebutuhan alat / produktivitas
Unit price :
Kebutuhan Tenaga Kerja Analisa
Method ❖ Kompetetif
Kebutuhan material Harga
❖ Ekonomis
Urutan / tahapan pekerjaan Satuan
❖ Wajar dan efisien
Skets penjelasan pelaksanaan
❖ Sesuai spec.
❖ Efisien dan ekonomis
❖ Alternatif terbaik
6-68
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 8 :
Bank
Spoil
Main
Dam
Stock
Pile II
Quarry
Stock StoneCrusher
BatchPlant Rock
Borrow Area Fasilitas Pile
Kantor, Stock
gudang dll Pile II
6-69
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Lampiran 9 :
CONTOH TABEL DISTRIBUSI MATERIAL
6-70
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
6-71
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Bab 1 dan 2
Kunci keberhasilan pelaksanaan konstruksi adalah harus memenuhi 5 kriteria :
- Tepat biaya
- Tepat mutu
- Tepat waktu
Bab 3
Prinsip umum manajemen konstruksi terdiri dari sumber daya dan fungsi manajemen.
Seorang pimpinan/manager harus dapat merencanakan dan mengatur/
menggerakkan sumber daya (manusia, dana, material, peralatan) untuk mencapai
tujuan dengan melakukan fungsi manajemen (planning, organizing, actuating dan
controlling).
Bab 4
Dalam pekerjaan konstruksi, sebagai acuan pelaksanaan, perlu mengetahui
dokumen yang mengikat, yaitu kontrak pelaksanaan konstruksi dan kontrak supervisi
konstruksi.
Bab 5
Mekanisme/hubungan kerja antara kontraktor, konsultan supervisi dan pimpro
(Satker), serta tanggung jawab dan kewajiban.
Bab 6
Operasional pelaksanaan konstruksi, mulai dari tahap persiapan sampai penyerahan
pekerjaan selesai.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
Penutup
Manajemen konstruksi merupakan materi pelatihan keahlian inti untuk Ahli Supervisi
Konstruksi Jaringan Irigasi, sebagai pengetahuan untuk menjalankan pengawasan
pelaksanaan konstruksi, mulai dari pra-konstruksi sampai penyerahan pekerjaan selesai
berbasis sumber daya dan melakukan fungsi-fungsi manajemen yang dibatasi dengan
kontrak-kontrak yang mengikat.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi
DAFTAR PUSTAKA
2. Mahendra Sultan Syah Ir, Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Januari 2004
5. Unit Jaminan Mutu Direktorat Sumber Daya Air, Program Penerapan Sistem
Jaminan Mutu (Quality Assurance) – Bidang Pengairan, Jakarta, Desember 2000