Anda di halaman 1dari 109

ICSE – 09 : MANAJEMEN KONSTRUKSI

PELATIHAN
AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI
JARINGAN IRIGASI

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan
tenaga ahli/ terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan
serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
perencanaan baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber daya air
maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang sumber daya air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi merupakan salah satu jabatan kerja yang
diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam perencanaan konstruksi
bidang sumber daya air.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi ini
terdiri dari 12 (duabelas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang
diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi.

Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Manajemen Konstruksi pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

i
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

JUDUL PELATIHAN : AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Mampu mengkoordinasi, mengarahkan pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi
oleh kontraktor dan melakukan pengawasan sesuai dengan gambar
pelaksanaan, spesifikasi teknik, metode pelaksanaan, jangka waktu pelaksanaan
yang tercantum dalam kontrak kontraktor dan jasa konsultan supervisi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan mampu:
1. Menguasai dokumen kontrak kontraktor dan kontrak konsultan supervisi.
2. Melakukan pertemuan awal pelaksanaan dengan kontraktor dan direksi
pekerjaan.
3. Melakukan kunjungan lapangan diareal lokasi proyek, mengidentifikasi
permasalahan teknis maupun non teknis.
4. Mengecek kesiapan kontraktor untuk mulai pelaksanaan pekerjaan, sesuai
yang tercantum dalam RMK.
5. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai spesifikasi teknis,
gambar pelaksanaan, metode pelaksanaan, K3 serta pencemaran
lingkungan.
6 . Mengadakan pertemuan periodik dan khusus dengan kontraktor dan direksi
pekerjaan.
7. Memberikan petunjuk, saran pelaksanaan, teguran langsung kepada
kontraktor atau melalui direksi pekerajan, tergantung sistem kontraknya.
8. Mengecek laporan-laporan dari kontraktor dan usulan perubahan desain.
9. Melakukan opname hasil kemajuan pekerjaan bersama kontraktor dan atau
direksi pekerjaan sesuai penugasan.
10. Mengawasi uji coba fungsi jarinan irigasi yang selesai dilaksanakan oleh
kontraktor.
11. Membantu direksi dalam mengevaluasi kinerja kontraktor.

ii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

NOMOR MODUL : ICSE. 09


JUDUL MODUL : MANAJEMEN KONSTRUKSI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan Manajemen konstruksi dalam pelaksanaan konstruksi sumber daya air.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :

1. Menjelaskan lingkup Manajemen Konstruksi bagi Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan


Irigasi mencakup gambaran garis besar tentang prosedur dan mekanisme
pelaksanaan pekerjaan sumber daya air.

2. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi dengan lingkup


pekerjaan yang ada meliputi penyiapan sumber daya manusia, peralatan, bahan,
prosedur pelaksanaan dan fungsi-fungsi manajemen.

3. Menjelaskan tahapan, rencana dan jadwal pelaksanaan konstruksi sumber daya air

4. Menjelaskan tugas, kewajiban dan tanggung jawab kontraktor, konsultan pengawas


pekerjaan.

iii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
LEMBAR TUJUAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL .......................................... vi
DAFTAR MODUL ............................................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN .............................................................................. viii

Bab 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 – 1

Bab 2 KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PROYEK ......................................... 2 – 1

Bab 3 PRINSIP UMUM MANAJEMEN KONSTRUKSI


3.1 Sumber Daya .................................................................................... 3 – 1
3.2 Fungsi- Fungsi Manajemen .............................................................. 3 – 4

Bab 4 DOKUMEN YANG MENGIKAT PEKERJAAN KONSTRUKSI


4.1 Kontrak Pelaksanaan Konstruksi .................................................... 4 – 1
4.2 Kontrak Pengawasan Konstruksi .................................................... 4 – 3

Bab 5 KEWAJIBAN PENYEDIA JASA


5.1 Kewajiban Pelaksana Konstruksi .................................................... 5 – 1
5.2 Kewajiban Pengawas Konstruksi .................................................... 5 – 2

Bab 6 OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

6.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Proyek ............................................ 6 – 1


6.1.1 SPMK .......................................................................................... 6 – 1
6.1.2 Pre Construction Meeting ........................................................... 6 – 2
6.1.3 Rencana Pelaksanaan Proyek ................................................... 6 – 7
6.1.3.1 Organisasi Proyek ............................................................. 6 – 8
6.1.3.2 Jadwal Pelaksanaan Proyek dan Jadwal Sumber Daya .. 6 – 10
6.1.3.3 Rencana Mutu Proyek ....................................................... 6 – 16
6.1.3.4 Metode Pelaksanaan (Construction Method) .................... 6 – 17
6.1.3.5 Survai Lapangan ................................................................ 6 – 20

iv
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.1.3.6 Mobilisasi dan Site Plan .................................................... 6 – 21


6.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Cash Flow Proyek . 6 – 25

6.2 Tahap Operasional Pelaksanaan Konstruksi.................................... 6 – 29


6.2.1 Tahap Kegiatan Operasional Pelaksanaan Konstruksi .............. 6 – 29
6.2.2 Rapat Konstruksi Dan Rapat Koordinasi..................................... 6 – 31
6.2.3 Advance Payment (Uang Muka) .................................................. 6 – 33
6.2.4 Buku Harian dan Laporan ............................................................ 6 – 34
6.2.5 Pembayaran Prestasi Pekerjaan ................................................. 6 – 38
6.2.6 Pekerjaan Tambah / Kurang........................................................ 6 – 40
6.2.7 Review Desain ............................................................................. 6 – 40
6.2.8 Perpanjangan Jangka Waktu Pelaksanaan ................................ 6 – 43
6.2.9 Denda (Liquidated Damage) ....................................................... 6 – 44
6.2.10 Eskalasi / De-Eskalasi Harga ...................................................... 6 – 45
6.2.11 Penyelesaian Perselisihan Kontrak ............................................. 6 – 47

6.3 Tahap Peyelesaian Dan Penyerahan Proyek ................................... 6 – 50


6.3.1 Program penyelesaian pekerjaan ................................................ 6 – 50
6.3.2 Provisional Hand Over (PHO) ..................................................... 6 – 52
6.3.3 Final Hand Over (FHO) ............................................................... 6 – 59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Bar Chart Schedule Proyek Final Hand Over (FHO) .….…6 – 62
Lampiran 2 : Rencana Anggaran Pelaksanaan …………………………….…..……6 – 63
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Pelaksanaan, Rincian Bahan, Upah
Sub Kontraktor, Peralatan ..........................................................……6 – 64
Lampiran 4 : Evaluasi Rencana Anggaran Pelaksanaan, Bahan, Upah,
Sub Kontraktor dan Peralatan ……………......………….………..……6 – 65
Lampiran 5 : Eval;uasi RAP …………..............................……………….……..……6 – 66
Lampiran 6 : cash Flow Proyek ………………........................……….………...……6 – 67
Lampiran 7 : Metode Pelaksanaan................... ……………………….………..……6 – 68
Lampiran 8 : Contoh Side Plan......................... ……………………….………..……6 – 69
Lampiran 9 : Contoh Tabel Distribusi Material..............……………….………..……6 – 70

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

v
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Konstruksi
Jaringan Irigasi(Irrigation Construction Supervisor Engineer) dibakukan dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah
ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja sehingga
dalam Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi unit-unit tersebut menjadi
Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan
pengajaran dalam pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi.

vi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

DAFTAR MODUL

MODUL NOMOR : ICSE. 09


JUDUL : MANAJEMEN KONSTRUKSI

Merupakan salah satu modul dari :

NO. KODE JUDUL

1. ICSE. 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UU Jasa Konstruksi dan UU SDA

2. ICSE. 02 Sistem Manajemen K3, Pedoman Teknis K3, RKL dan RPL

3. ICSE. 03 Pengenalan Survai dan Investigasi

4. ICSE. 04 Pengenalan Dokumen Tender dan Dokumen Kontrak

5. ICSE. 05 Pengenalan Manual O & P

6. ICSE. 06 Kriteria Desain Irigasi

7. ICSE. 07 Perhitungan Desain Irigasi

8. ICSE. 08 Pengetahuan Gambar Konstruksi/Pelaksanaan

9. ICSE. 09 Manajemen Konstruksi

10 ICSE. 10 Manejemen Mutu

Metode Pelaksanaan (Construction Method) dan


11 ICSE. 11
Perhitungan Biaya Konstruksi

12 ICSE.12 Admnistrasi Teknik

vii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

PANDUAN PEMBELAJARAN

Pelatihan : AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

JUDUL : MANAJEMEN KONSTRUKSI


KETERANGAN
KODE MODUL : ICSE - 09

Deskripsi Materi ini membahas tentang mengelola dan


mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sumber daya air di dalam mengatur
kegiatan pekerjaan dilapangan.
Sasaran utama pada dasarnya adalah pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang tepat biaya, tepat mutu
dan tepat waktu.

Tempat Kegiatan : Dalam ruangan kelas dengan kapasitas paling


sedikit 25 orang.

Waktu Kegiatan : 5 jam pelajaran (1 jp = 45 menit)

viii
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah Pembukaan
• Menjelaskan Tujuan • Mengikuti penjelasan TIU & TIK OHT1
Instruksional (TIU & TIK) dengan tekun dan aktif
• Merangsang motivasi peserta • Mengajukan pertanyaan apabila
dengan pertanyaan atau kurang jelas
pengalaman mengenai
manajemen konstruksi

Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Pendahuluan dan


Kunci Sukses Pengelolaan
Pekerjaan Konstruksi • Mendengarkan penjelasan OHT2
• Menjelaskan fokus modul ini instruktur dengan tekun dan
dimana peserta diajak untuk aktif
memahami mekanisme • Mencatat hal yang perlu
manajemen konstruksi • Bertanya bila perlu
• Menjelaskan kriteria untuk
keberhasilan pelaksanaan
konstruksi

Waktu : 10 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 1
dan Bab 2)
3. Ceramah : Prinsip Umum
Manajemen Konstruksi, Dokumen
yang mengikat penyelenggaraan • Mendengarkan penjelasan OHT3
konstruksi dan kewajiban penyedia instruktur dengan tekun dan
jasa aktif
• Menjelaskan fungsi-fungsi • Mencatat hal yang perlu
manajemen dan sumber daya • Bertanya bila perlu
pekerjaan melaksanakan
pekerjaan
• Menjelaskan dokumen apa
saja yang mengikat pekerjaan
konstruksi
• Menjelaskan apa saja
kewajiban penyedia jasa

Waktu = 45 Menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 3 s/d
Bab 5)
4. Ceramah : Tahap persiapan
pelaksanaan konstruksi dan
Rencana Pelaksanaan Proyek • Mendengarkan penjelasan OHT 4
• Menjelaskan apa yang harus instruktur dengan tekun dan
dilakukan pada persiapan aktif
pelaksanaan konstruksi • Mencatat hal yang perlu
• Menjelaskan pembuatan • Bertanya bila perlu
Rencana Pelaksanaan
Konstruksi

Waktu : 75 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 6,
point 1)

ix
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Tahap pelaksanaan


dan penyelesaian serta
penyerahan pekerjaan selesai
• Menjelaskan apa yang harus • Mendengarkan penjelasan OHT5
dilakukan dan hal-hal apa instruktur dengan tekun dan
yang perlu dipahami pada aktif
waktu pelaksanaan, • Mencatat hal yang perlu
penyelesaian dan penyerahan • Bertanya bila perlu
pekerjaan

Waktu : 90 Menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 6
point 2 dan 3)

x
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

MATERI

SERAHAN

xi
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 1
PENDAHULUAN

Menurut Koontz dan O’ Donnell, manajemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu


dengan menggunakan orang-orang lain atau “getting things done through people”. Dalam
pengertian yang sederhana dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah
pelaksanaan sesuatu proyek dengan menggunakan orang-orang lain. Sedangkan proyek
adalah suatu kegiatan yang dibatasi oleh tujuan, sasaran, persyaratan-persyaratan
administrasi, persyaratan-persyaratan teknis, biaya dan waktu, kapan harus dimulai dan
kapan harus diakhiri.

Fokus dari modul ini adalah mencoba memahami bagaimana mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi (Sumber Daya Air) harus dilakukan, siapa-siapa saja yang terlibat,
apa kualifikasinya, apa tanggung jawabnya dan proses utama apa saja yang harus dilalui,
agar pekerjaan konstruksi tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan semua persyaratan
yang telah disepakati.

Pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air atau sering disebut sebagai civil works, sampai
saat ini pada umumnya dibiayai dengan dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang
sumber dananya berasal dari investor atau dari swasta, namun mekanisme manajemen
pekerjaan konstruksi pada umumnya memerlukan tatacara yang sudah baku yaitu ada
unsur pelaksana dan ada unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk
menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.

Dimana posisi pekerjaan konstruksi tersebut di dalam suatu proyek ? Mengambil referensi
dari proyek-proyek pemerintah di bidang Sumber Daya Air, pekerjaan konstruksi atau civil
works itu pada umumnya merupakan suatu paket di dalam Proyek Pembangunan
Sumber Daya Air,. Paket pekerjaan konstruksi tersebut diberikan kepada kontraktor
sebagai penyedia jasa melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata
cara pengadaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kontraktor
difungsikan sebagai pelaksana lapangan yang diikat oleh Pinbagpro Fisik dengan surat
perjanjian kontrak, diawasi oleh konsultan supervisi. Sedangkan konsultan supervisi
sebagai penyedia jasa, ikatan kontraknya (diperoleh melalui pelelangan atau pemilihan

1-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

langsung) dilakukan dengan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air,
tugas utamanya adalah membantu Pinbagpro Fisik mengawasi pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh kontraktor.

Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu, diperlukan alat kontrol dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa
pembuatan time schedule proyek (bar chart, S – Curve), penyelenggaraan pre
construction meeting, penyiapan review design, penyiapan laporan bulanan, tri wulanan
dan lain sebagainya. Jika seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan dan pengawasan
tersebut sudah dapat menghasilkan suatu produk yang kurang lebih memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis maupun administratif yang telah ditetapkan maka
manajemen proyek pada akhirnya akan sampai kepada tahap Provisional Hand Over dan
kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap warranty period.

1-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 2
KUNCI SUKSES PENGELOLAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dalam manajemen konstruksi selalu diungkapkan bahwa dalam melaksanakan suatu


proyek yang berhasil harus memenuhi 3 kriteria, yaitu :
▪ Biaya Proyek, tidak melebihi batas yang telah direncanakan atau yang telah
disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak suatu pelaksanaan
▪ Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses/ cara pelaksanaan
pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan,
perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan
▪ Waktu penyelesaian pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah
disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan yang
bersangkutan

Dalam kenyataan, 3 kriteria yang menjadi sifat proyek itu merupakan tanggung jawab
yang harus dipenuhi oleh manajemen proyek. Karena peranan manajer proyek sangat
dominan dan sangat menentukan upaya pencapaian sasaran proyek tersebut, maka
manajer proyek harus mempunyai otoritas dan kemampuan fungsi manajemen dan
administrasi dalam menjalankan tanggung jawabnya

Dengan perkembangan standar-standar kehidupan sosial ekonomi masyarakat suatu


negara, maka tuntutan atas nilai keberhasilan suatu proyek juga meningkat. Lebih-lebih
tuntutan akan mutu hasil proyek, proses pelaksanaan pekerjaan dan waktu penyelesaian
pekerjaan proyek. Karena itu hasil suatu rancang bangun yang bermutu dari produk
beberapa waktu yang lalu mungkin sudah merupakan hasil produk yang tidak memenuhi
kriteria mutu pada saat ini atau masa yang akan datang. Demikian pula proses dan cara
pelaksanaan suatu pekerjaan atau produk yang bermutu dan direkomendasikan
pemakaiannya pada waktu yang mendatang.

Untuk itulah setiap perusahaan dengan beberapa manajernya yang andal selalu
melakukan langkah antisipasi dengan perencanaan dan pengembangan sumber daya
tenaga dan manajemennya, agar selalu menjadi yang terdahulu dan terdepan dalam
setiap era perkembangan teknalogi, aplikasi tenologi dan kebutuhan atau trend dimasa
depan. Namun demikian, ketiga kriteria pengelolaan proyek yang sukses seperti tersebut
diatas masih relevan meskipun ada 2 poin tambahan yang sebenarnya merupakan

2-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

penegasan atas mutu dari suatu pekerjaan atau proyek. Dengan penjelasan dan tampilan
‘segitiga sasaran manajemen proyek’ tersebut maka tolok ukur sukses pengelolaan
proyek bisa diringkas menjadi 5 poin berikut yaitu,
▪ Tepat biaya
▪ Tepat mutu
▪ Tepat waktu
▪ Lingkungan kerja yang sehat dan aman serta penerapan K3 yang konsisten
▪ Semua pihak yang terkait pelaksanaan proyek PUAS
BIAYA MUTU WAKTU
INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES INDIKASI SUKSES
- SESUAI DOKUMEN - SESUAI DOKUMEN - SESUAI SKEDUL KERJA
KONTRAK DAN KONTRAK, SPESIFIKASI DOKUMEN KONTRAK ,
KESEPAKATAN DAN KESEPAKATAN KESEPAKATAN
- PEMILIK PROYEK SETUJU - PEMILIK PROYEK SETUJU - PEMILIK PROYEK SETUJU
DAN MELAKUKAN DAN MENERIMA PROYEK DAN MENERIMA
PEMBAYARAN PROYEK DENGAN TANPA SELESAINYA SEBAGAIAN
SELESAI KOMENTAR/ SYARAT ATAU KESELURUHAN
- TIDAK TERJADI PROGRESS TERTENTU YANG BERSANGKUTAN
BILLING TIDAK TERBAYAR - TIDAK ADA PENALTY, - TIDAK ADA COMPLAIN
- SEMUA PIHAK TERKAIT COMPLAIN ATAU KLAIM ATAU CLAIM DARI
PELAKSANAAN PROYEK ATAS MUTU HASIL KERJA PEMBERI KERJA ATAU
PUAS PROYEK PIHAK KETIGAYANG
- CITRA PERUSAHAAN BAIK - KESELAMATAN DAN TERKAIT DENGAN
- ADA UNDANGAN ATAU KESEHATAN KERJA (K-3) PENYELESAIAN
PENUNJUKAN PROYEK DI LAKSANAKAN DENGAN PEKERJAAN TERSEBUT
BARU BAIK - SEMUA PIHAK TERKAIT
- MEMPEROLEH MANFAAT - SEMUA PIHAK TERKAIT PELAKSANAAN PROYEK
POSITIF TERMASUK PELAKSANAAN PROYEK PUAS
KEUNTUNGAN BAGI PUAS - CITRA PERUSAHAAN BAIK
PERUSAHAAN - MEMPEROLEH - ADA UNDANGAN DAN
CERTIFICATE OF PENUNJUKAN PROYEK
COMPLETION BARU
- CITRA PERUSAHAAN BAIK
- ADA UNDANGAN ATAU
PENUNJUKAN PROYEK
BARU

Karena setiap proyek selalu menyangkut sumber daya baik itu dana(keuangan), tenaga
ahli (ketrampilan) maupun sarana lainnya maka suatu proyek biasanya dikelola secara
bisnis artinya suatu proyek itu bisa dikuti dan dikelola secara bisnis bila memenuhi syarat

2-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dan memberikan manfaat bagi kalangan bisnis, karena kepentingan bisnis itulah
kontraktor ikut berperan dalam tim manajemen proyek. Misi proyek menjadi profit centre
bagi perusahaannya untuk berproduksi dan mendapatkan hasil dari usahanya. Dengan
demikian kriteria sukses atau merupakan kunci pengelolaan proyek secara bisnis bagi
kontraktor tidak lagi berupa lima poin tetapi menjadi 7 poin, yaitu :
1) Tepat biaya (wajar, efisien dan sesuai kontrak)
2) Tepat mutu (proses dan hasil pekerjaan diterima oleh pemilik dengan baik)
3) Tepat waktu (efektif dan sesuai dengan kesepakatan/kontrak)
4) Lingkungan kerja sehat dan aman, K3 dilaksanakan dengan konsisten
5) Memuaskan semua pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek,
bangunan berfungsi sesuai dengan rencana.
6) Memberi keuntungan financial sesuai dengan rencana dan kesepakatan antara
manajer proyek dan direksi/perusahaannya.
7) Meningkatkan citra perusahaan sehingga menjadi lebih baik.

Dengan demikian mencapai sasaran atau memperoleh keuntungan financial dan


meningkatkan citra perusahaan menjadi lebih baik merupakan keharusan bagi kontraktor
dalam rangka mengelola suatu proyek. Misi yang berat ini harus diemban dan menjadi
tanggung jawab manajemen proyek.

2-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 3
PRINSIP UMUM MANAJEMEN KONSTRUKSI

Manajemen dalam melaksanakan konstruksi tergantung pada 2 faktor utama yaitu


sumber daya dan fungsi-fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang,
peralatan, dan material, sedangkan fungsi-fungsi manajemen dimaksudkan sebagai
kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang
tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan oleh
sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata
melalui fungsi-fungsi manajemen dalam keterbatasan waktu yang disediakan agar tidak
terjadi pemborosan.

3.1 SUMBER DAYA

A. MANUSIA

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi proyek Sumber Daya Air, manusia


sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat
langsung dengan proyek maupun yang tidak terlibat langsung dengan proyek. Yang
terlibat langsung dengan proyek adalah tenaga kerja yang berada di kelompok
pemberi pekerjaan (pengguna jasa), di kelompok kontraktor (penyedia jasa) dan di
kelompok konsultan (penyedia jasa). Dari kualifikasinya para tenaga kerja tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam “tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Berikut ini adalah
sebutan yang lazim diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dengan
penyelenggaraan proyek (Contoh pada proyek pemerintah) :

Kelompok Kelompok Kelompok


Pemberi Pekerjaan Kontraktor Konsultan
Pinpro Kepala proyek Team Leader
Pinbagpro Kepala lapangan CoTeam Leader
Asisten Pinpro Manajer teknik Irrigation Construction
Supervision Engineer
Asisten Pinbagpro Manajer Administrasi/keuangan Dam Engineer
Bendahara Proyek Manajer Peralatan Quality Engineer
Bendahara Bag. Proyek Manajer Logistik Quantity Engineer
Urusan Tata Usaha Quality Controler Inspector
Urusan Pergudangan Pelaksana Laboratory Technician
Dan sebagainya Draftman Draftman

3-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

B. DANA

Dana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam manajemen
pelaksanaan proyek. Tanpa sumber daya berupa uang yang memadai, jangan
mengharapkan dapat menyelenggarakan manajemen proyek sesuai dengan ikatan
kontrak yang berlaku antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak.
Seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek, baik yang berada pada kelompok
pengguna jasa (misalnya Pinpro dan Pinbagpro yang mewakili Pemerintah), pada
kelompok pelaksana (kontraktor) sebagai penyedia jasa, maupun pada kelompok
pengawas (konsultan) yang juga berperan sebagai penyedia jasa, memerlukan biaya
yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. Jika terjadi “dispute”
dalam pelaksanaan pekerjaan, yang biasanya berdampak pada “nilai uang”yang harus
disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang
harus ditempuh di dalam penyelesaian masalah tersebut.

Jadi pada hakekatnya, uang memang merupakan salah satu sumber daya yang
sangat penting karena seluruh kegiatan proyek yang menyangkut rekruitmen manusia
(tenaga kerja), penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga
non skill), penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium),
pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, dan lain sebagainya,
baik yang berada pada kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa, seluruhnya
memerlukan pembiayaan.

Oleh karena itu, pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan proyek (civil works)
bukanlah semata-mata uang yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan
konstruksi saja oleh kontraktor akan tetapi juga termasuk biaya yang harus
dikeluarkan untuk konsultan pengawas (Core Team, Provincial Team, Field
Supervision Team) dan untuk pengguna jasa (misalnya Pinpro dan Pinbagpro yang
mewakili Pemerintah), dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.

C. PERALATAN

Peralatan, meliputi alat-alat berat, peralatan laboratorium, ataukah peralatan kantor


(computer, kalkulator) dan peralatan jenis-jenis lainnya merupakan penunjang utama
di dalam penyelenggaraan proyek, oleh karena itu peralatan dimasukkan sebagai
sumber daya. Dengan menggunakan peralatan maka sasaran pekerjaan dapat

3-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat serta dapat memenuhi spesifikasi teknis
yang telah dipersyaratkan.

Alat-alat berat

Berbagai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah banyak
diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun sumber daya
air sesuai dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan fungsinya
tersebut, dikaitkan dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan,
dapat disusun pengelompokan peralatan untuk tiap-tiap jenis penanganan pekerjaan
sebagai berikut :
Earth moving equipment Piling Equipment
✓ Bulldozer (crawler, wheel) ✓ Pile Hammer (Diesel, Vibro)
✓ Loader (crawler, wheel)
✓ Motor Grader Lifting Equipment
✓ Excavator (crawler, wheel) ✓ Crane
✓ Lift Platform
Compacting Equipment ✓ Forklift
✓ Tandem Roller
✓ Pedestrian Roller Transportation Equipment
✓ Vibrating Tamper ✓ Truck
✓ Vibrating Rammer ✓ Trailer
✓ Three Wheel Roller ✓ Jeep
✓ Tyre (Pneumatic Roller) ✓ Pick Up
✓ Vibrating Compactor ✓ Bus
✓ Combination Roller
✓ Sheepfoot Roller Supporting Equpment
✓ Water Tank Truck
Hauling Equipment ✓ Fuel Tank Truck
✓ Motor Scraper ✓ Generating Set
✓ Dump Truck ✓ Air Compressor
✓ Water Pump

Plant Equipment
✓ Stone Crushing Plant
✓ Asphalt Mixing Plant
✓ Concrete Plant / Mixer

Drilling / Boring Equipment


✓ Percusion Drill
✓ Bore Pile
✓ Hammer Drill

3-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Dalam manajemen penyelenggaraan proyek sumber daya air, penyediaan peralatan


(oleh kotraktor) harus sesuai dengan kebutuhannya ditinjau dari jenis, jumlah,
kapasitas maupun waktu yang tersedia. Cara menggunakannya harus mengikuti
prosedur pengoperasian, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan, setelah itu
peralatan harus disimpan di tempat yang bisa melindunginya dari kemungkinan hilang
atau rusak.

Peralatan Laboratorium

Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan


pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor
Peralataan-peralatan laboratorium untuk pengujian-pengujian merupakan komponen
dari sumber daya yang difungsikan dalam rangka pengendalian mutu. Jenis, jumlah
dan waktu diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium tersebut tentunya
tergantung pada ruang lingkup kegiatan pengawasan atas pekerjaan konstruksi yang
akan dilaksanakan.

D. BAHAN

Pengertian bahan dalam hal ini adalah bahan baku yang kemudian diolah menjadi
bahan olahan dan setelah diproses bahan olahan tersebut berubah menjadi item
pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak. Jadi bahan baku
(tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan
beton, pofil baja dll.) adalah merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan
secara cermat di dalam manajemen penyelenggaraan proyek karena pengaruhnya di
dalam perhitungan biaya proyek sangat besar. Oleh karena itu, mencari lokasi bahan
baku yang tidak terlalu jauh dari lokasi proyek, yang memenuhi syarat untuk diolah
menjadi bahan olahan, akan menjadi faktor penting di dalam manajemen
penyelenggaraan proyek. Survey untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku
tersebut barangkali harus dilakukan, karena dengan data tersebut kontraktor dapat
menyiapkan penawaran yang lebih akurat.

3.2 FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Untuk melaksanakan manajemen, setiap orang yang berada pada posisi pimpinan di
level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi
manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi

3-4
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi
gagal. Dari berbagai rumusan perangkat fungsi-fungsi organik, George R. Terry telah
merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC, artinya Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut :

A. PLANNING

Planning, adalah suatu proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan-


kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Yang dimaksud dengan
“kegiatan” di sini adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi,
baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas
(konsultan). Baik kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep “planning”
yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing.
Jadi pengertian planning tidaklah terbatas pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan saja akan tetapi kegiatan perencanaan yang produknya adalah
perencanaan teknis dan dokumen lelang juga dalam persiapannya memerlukan
proses planning.
Lebih lanjut perlu diketengahkan bahwa dalam proses planning perlu diketahui hal-hal
sebagai berikut :
✓ Permasalahan yang mungkin merupakan keterkaitan antara tujuan dengan
sumber daya yang tersedia.
✓ Cara untuk nmencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya
yang tersedia.
✓ Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
✓ Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan
sasaran, dimulai dari proses pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan
konstruksi sampai kepada tahap Final Hand Over.
Dengan mengenali permasalahan-permasalahan di atas, dapat disiapkan konsep
planning yang sesuai dengan kebutuhan.

B. ORGANIZING

Organizing atau pengorganisasian kerja, dimaksudkan sebagai pengaturan atas


sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh pimpinan
kelompok dalam suatu wadah yang disebut organisasi. Wadah berupa organisasi ini

3-5
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk


menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data. Selain itu dalam proses
manajemen, organisasi mempunyai arti sebagai berikut :
✓ Sebagai alat untuk menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
✓ Sebagai alat untuk membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi
manajemen.
✓ Sebagai alat untuk mempersatukan sumbangan-sumbangan pemikiran dari
satuan-satuan orgnisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
✓ Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural
maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Ada koordinasi
vertikal (yang menggambarkan fungsi komando), ada koordinasi horizontal (yang
menggambarkan interaksi satu level) dan ada koordinasi diagonal (yang
menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando) yang apabila
dapat dapat diintegrasikan dengan baik akan memberikan kontribusi yang
significant dalam menjalankan fungsi organizing.

Fungsi manajemen berupa organizing dalam aktualisasi atau penerapannya,


merupakan wujud dari peran manajer proyek dalam hal:
1) Mengorganisasi dan
2) Mengkoordinasi
1) Mengorganisasi (Organizing)
- pahami bahwa tahap pengorganisasian terkait erat dengan tahap perencanaan
- Organisasi proyek dibentuk sesuai dengan kebutuhan fugsional dan demi
efektifitasnya
- Tanggungjawab dan tugas personal dari struktur organisasi proyek terkait erat
dengan rencana kerja yang harus dilaksanakan
- Tugas harus jelas batasannya :
• Uraian tugas harus dimengerti dengan jelas
• batas ukuran ataupun syarat-syaratnya harus jelas dan ukurannya
tertentu (terukur)
• Bisa diserahkan
• Merupakan tanggung jawab langsung dari satu orang
- Organisasi struktur rincian kerja atau work breakdown

Struktur bisa menjadi alternatif pilihan apabila tugas dan tanggung jawab personal
dalam struktur organisasi yang bersangkutan mengalami rangkap tugas dan atau

3-6
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

terjadi overlaping atas beberapa tugas yang menjadi tanggungjawab seksi/bagian


lain dalam struktur organisasi tersebut.
Dengan adanya rincian kerja atau tugas maka pelaksanaan pekerjaan dan
tanggung jawab menjadi jelas, struktur organisasi yang lengkap dengan rincian
kerja akan memberikan manfaat yang efektif.

2) Mengkoordinasi (Coordinating)

➢ Dengan pihak eksternal (pemilik proyek, konsultan, dan lain sebagainya)


▪ Pahami kepentingan perusahaan dan strategi yang harus dilaksanakan
▪ Koordinasikan dan hubungi bagian/ pihak yang terkait untuk
mendapatkan masukan dan dukungan yang menguatkan misi
perusahaan maupun proyek
▪ Bina dengan baik ‚contact person’ dan informan yang mampu
menberikan dukungan dalam mencapai sasaran
▪ Tindakan koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah
dalam mencapai sasaran, memberi kemudahan dan nilai positif lain bagi
hubungan bisnis, terutama dalam rangka penyelesaian pekerjaan/
proyek.
➢ Dengan pihak internal
▪ koordinasi adalah wujud nyata dari komunikasi dengan sarana
pembicaraan langsung, telepon, faks, surat dan media lainnya
▪ Untuk memastikan bahwa kepentingan proyek bisa dimengerti dan
mendapat dukungan perusahaan maka data komunikasi harus lengkap,
jelas dan informatif serta menyakinkan. Dalam hal tertentu data bisa
membantu perusahaan untuk kepentingan’kolega’ sehingga peran positif
terhadap misi (tugas) yang diberikan
▪ Koordinasi harus meningkatkan usaha kerja keras, memperlancar atau
menghilangkan hambatan maupun ketergantungan pekerjaan.

➢ Fungsi koordinasi proyek


Memberi manfaat maksimal dalam hal:
▪ Membuat rencana kerja yang lebih mendekati kenyataan dari
pelaksanaannya (data mengenai kondisi medan kerja, situasi dan
lingkungan kerja bisa langsung diobservasi)
▪ Membuat laopran tentang realisasi aktivitas dengan membandingkan
dengan rencana awalnya

3-7
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Menanggulangi setiap ketergantungan pekerjaan dan kesulitan proyek


▪ Menindaklanjuti setiap perubahan dengan melakukan perbaikan dan
pencegahan yang diperlukan
▪ Menyiapkan dan merevisi rencana mutu dan kendali mutu sesuai dengan
dengan prosedur kerja (perusahaan)
▪ Melakukan tindakan antisipasif dengan melakukan pencegahan
(preventive action) terhadap masalah atau hambatan yang diperkirakan
timbul dan menggangu upaya untuk mencapai sasaran kerja
▪ Sarana pertemuan dan kordinasi langsung bagi setiap petugas proyek
➢ sasaran dan ‚ keydate’ pekerjaan harus dikoordinasikan
Memberi manfaat untuk :
▪ Menggugah semangat kerja dan motivasi
▪ Memberikan data tentang kemajuan pekerjaan secara lebih jelas kepada
manajer senior yang memeriksa
▪ Merupakan sarana/ data komunikasi dengan pihak luar yang terkait
dengan tim proyek
▪ Merupakan sasaran (pusat perhatian) pada hasil kerja proyek
▪ Merupakan tahapan kerja yang jelas, tegas dan bisa dilaksanakan
▪ Menjadikan tonggak tantangan dan tanggung jawab tersebut lebih jelas
untuk dibagikan/ di berikan kepada level tertentu dalam jajaran
manajemen proyek

C. ACTUATING

Actuating, diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-orang


yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning. Jadi di dalam “actuating” diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan anggota-anggota kelompoknya,
mengarahkan anggota-anggota kelompoknya serta memberikan motivasi kepada
anggota-anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan
kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.

Ada berbagai macam metoda agar seorang pimpinan mampu menggerakkan


orang-orang dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran proyek. Berikut ini
adalah teori mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry :

3-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

✓ Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di


dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
✓ Instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh seorang pimpinan haruslah dibuat
dengan mempertimbangkan adanya perbedaan-perbedaan individual yang ada
pada pegawai-pegawainya, sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh
para pegawainya.
✓ Perlu menerbitkan pedoman kerja yang jelas tapi singkat, agar mudah
difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
✓ Agar dilakukan praktek partisipasi dalam manajemen untuk menjalin
kebersamaan di dalam penyelenggaraan manajemen, sehingga masing-
masing pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari
organisasi.
✓ Agar diupayakan untuk memahami hak-hak pegawai termasuk hak di urusan
kesejahteraan, sehingga dengan demikian ada sense of belonging dari
pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
✓ Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan
benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
✓ Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya
semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa
memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
✓ Janganlah berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau
orang lain menjadi naik emosinya.
✓ Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga
tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
✓ Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun
haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.

D. CONTROLLING

Controlling,diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk dapat menjamin


bahwa pekerjaan-pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Di dalam manajemen proyek Sumber Daya Air, maka controlling terhadap
pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi. Akan tetapi di
dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor, Kepala
lapangan juga berkewajiban melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap

3-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawahnya yaitu Pelaksana Lapangan untuk
memastikan bahwa masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor
“quality assurance” sehingga tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
direncanakan dapat dipenuhi.

Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi;
jadi jika keluar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, maka ke
dalam Site Engineer juga harus melakukan controlling terhadap Quantity Engineer
dan Quality Engineer agar secara keseluruhan internal controlling ini dapat
mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan
kontraktor.

Kemudian apa yang menjadi ruang lingkup kegiatan controlling itu? Dapat
diketengahkan disini bahwa ruang lingkup kegiatan controlling mencakup seluruh
aspek pelaksanaan dan rencana, antara lain adalah :
✓ Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
✓ Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
✓ Prosedur dan cara kerjanya
✓ Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian
sasaran.

Hal lain yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa controlling harus bersifat
obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya
adalah memperbandingkan apa yang terjadi di lapangan dengan rencana yang telah
ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau tidak.

➢ Tindakan Kontrol
- Perlu dipahami bahwa tindakan tersebut tidak hanya bersifat check dan
monitoring, tetapi juga merupakan tindakan manjerial dengan jangkauan yang
lebih dalam pengendalian.
- Tugas dan tindakan mengontrol bukan berarti hanya menyalahkan orang lain,
tetapi juga mencarikan pemecahan alternative terbaik dalam tindakan
pencegahan (preventive action) dan perbaikan atas ketidaksesuaian yang
terjadi

3-10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

- Batasan tentang sukses pekerjaan harus sangat jelas dari sudut biaya, mutu
dan waktu, buat prosedur control resmi
- Tolok ukur penyimpangan dariapa yang terjadi harus segera ditindak lanjuti
dan diatasi hambatannya agar yang bersangkutan dapat diselesaikan
- Indikasi penyimpangan yang mudah dijumpai pada saat pengontrolan adalah
adanya ketidaksesuaian antara waktu dan mutu

➢ Mengontrol sebagai upaya memonitor


- Untuk memastikan apakah tujuan proyek atas biaya, mutu dan waktu tercapai
- Melalui media laporan proyek maupun dengan meninjau langsung
- Melakukan secara periodik atau sesering mungkin
- Memonitor berati siaga setiap waktu untuk mengetahui dan segera
mempersiapkan serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan atas
perubahan dan penyimpangan yang terjadi maupun yang akan terjadi agar
tujuan tercapai sesuai rencana

➢ Mengontrol dalam rangka mengambil keputusan


• Pastikan bahwa memonitor sungguh memberikan informasi dan indikasi yang
tepat waktu mengenai operasional proyek
• Data evaluasi dan intuisi manajer proyek merupakan sarana dan masukan
terbaik dalam mengambil keputusan sehuungan dengan tindakan pencegahan
dan perbaikan
• Mengontrol proyek dalam rangka mengambil keputusan berarti
▪ Melakukan peninjauan atas situasi operasional proyek
▪ Menganalisis akibat negative yang sedang atau akan terjadi
▪ Menemukan tindakan penyelesaian atas kesulitan dan masalah proyek
▪ Mengendalikan dengan langkah antisipasi untuk menghindari perubahan
yang berdampak negatif
▪ Menyelesaikan proyek sesuai rencana
▪ Memastikan dan menyakinkan bahwa manajer proyek mampu
menangani dan menyelesaika sendiri bersama tim sukses pengelolaan
proyek

Dalam pengambilan keputusan yang berat dan riskan karena menyangkut policy
dan atau uang yang cukup besar dan untuk memperkecil dan menghindari
resiko, perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut, yaitu

3-11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

- Pastikan bahwa keenam tindakan dalam pengambilan keputusan seperti


tersebut diatas telah dilakukan secara maksimal
- Buat laporan tentang kemajuan , data, dan fakta yang akurat serta berikan
alternatif pemecahan terbaik menurut tim proyek. Sampaikan kepada atasan
agar memperoleh dukungan dan pertimbangan keputusan yang berbobot,
mantap dan benar.(ini bukan berarti mendelegasikan tugas kepada atasan)
- Perlu dimengerti bahwa tim proyek sangat memahami perihal detail dan
masalah opersional sehari-hari yang lebih mutakhir. Namun demikian
umumnya para atasan (meskipun tidak selalu benar) mempunyai:
▪ Pengalaman (dan wawasan)yang lebih banyak
▪ Kekuasaan yang lebih besar dan menentukan atas sumber daya yang
diperlukan
▪ Pengaruh atau akses pada kekuasaan
▪ Status yang lebih menyakinkan atau lebih tinggi
▪ Visi ke depan yang lebih luas, termasuk dalam hal policy perusahaan
yang mungkin belum diketahui oleh tim proyek.

Pastikan bahwa tindakan diatas dilakukan karena benar dan perlu bukan sekedar
menjilat dengan keputusan yang demikian maka upaya mengontrol proyek pasti
akan mencapai sasarannya.

E. METODE
Pengembangan lebih lanjut fungsi manajemen, dilengkapi dengan metode.
Dalam pekerjaan konstruksi, metode pelaksanaan merupakan sarana manajemen
yang penting, penyusunan metode pelaksanaan yang tepat, akan sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan konstruksi.

Metode pelaksanaan merupakan pedoman dan arahan yang jelas cara dan teknik
menyelesaikan pekerjaan, urutan dan peralatan yang digunakan dan mempunyai
bobot penilaian yang tinggi.
Metode pelaksanaan diuraikan lebih lanjut di Bab 6, Operasional Pelaksanaan Proyek,
disamping dijelaskan lebih detail di materi tersendiri.

3-12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 4
DOKUMEN YANG MENGIKAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

4.1 KONTRAK PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Kontrak pelaksanaan konstruksi merupkan ikatan kontrak antara


Pinbagpro/Pinpro/Satker dengan kontraktor, yang dibuat setelah melalui proses
pengadaan berupa pelelangan atau pemilihan langsung, dokumen yang dipakai
sebagai acuan yang mengikat kedua belah pihak adalah sebagai berikut:
➢ SURAT PERJANJIAN KONTRAK
➢ LAMPIRAN SURAT PERJANJIAN KONTRAK
▪ DOKUMEN KONTRAK
▪ JAMINAN PELAKSANAAN
▪ JAMINAN UANG MUKA
▪ JAMINAN PEMELIHARAAN
UNTUK PROSES PENGADAAN MELALUI PELELANGAN :
▪ BERITA ACARA PENJELASAN PELELANGAN
▪ BERITA ACARA PEMBUKAAN PENAWARAN
▪ BERITA ACARA PELELANGAN
▪ SURAT KEPUTUSAN PEMENANG TENDER

UNTUK PROSES PENGADAAN MELALUI PEMILIHAN LANGSUNG :


▪ BERITA ACARA PEMILIHAN LANGSUNG
▪ SK PENUNJUKAN PELAKSANA LAPANGAN

Dokumen Kontrak, berasal dari Dokumen Lelang terdiri sebagai berikut :

DOKUMEN LELANG LCB


a. Pengumuman / Undangan Lelang
b. Instruksi Umum kepada Peserta Lelang
c. Instruksi Khusus Kepada Peserta Lelang
d. Syarat-syarat Umum Kontrak
e. Syarat-syarat Khusus Kontrak
f. Daftar Kuantitas dan Harga

4-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

g. Spesifikasi teknik
h. Gambar-gambar desain (tender drawing)
i. Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran / Pelaksanaan / Uang Muka.

DOKUMEN LELANG ICB


a. Instruction to Bidders
b. Bidding Data
c. Invitation for Bids
d. Part I : General Conditions of Contract
e. Part II : Conditions of Particular Applications
f. Technical Specifications
g. Form of Bid, Appendix to Bid, and Bid Surety
h. Bill of Quantities
i. Form of Agreement Forms of Performance Security Advance Payment Bank
Guarantee
j. Tender Drawings
k. Explanatory Notes
l. Dispute Resolution Procedure
m. Eligibility for The Provision of Goods, Works, and Service in FA Financed
procurement

DOKUMEN KONTRAK LCB


a. Surat Perjanjian (termasuk Addendum Kontrak)
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang
c. Surat Penawaran
d. Addendum Dokumen Lelang
e. Data Kontrak
f. Syarat-syarat Kontrak
g. Spesifikasi
h. Gambar-gambar
i. Daftar Kuantitas yang telah diisi harga penawarannya
j. Dokumen lain yang tercantum dalam data kontrak pembentuk bagian dari
kontrak

DOKUMEN KONTRAK ICB


a. The Contract Agreement
b. The Letter of Acceptance

4-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

c. The Bid and Appendix to Bid


d. The Conditions of Contract, Part II
e. The Conditions of Contract, Part I
f. The Specifications
g. The Drawings
h. The Priced Bill of Quantities
i. Other Documents (As listed in The Appendix to Bid)

4.2 KONTRAK PENGAWASAN KONSTRUKSI

Kontrak pengawasan konstruksi merupakan ikatan kontrak antara Pinpro


Pengawasan dengan konsultan pengawas yang dibuat setelah melalui proses
pengadaan berupa pelelangan atau pemilihan langsung. Dokumen yang dipakai
sebagai acuan yang mengikat antara para konsultan dengan Pinpro adalah sebagai
berikut :

➢ SURAT PERJANJIAN KONTRAK


➢ LAMPIRAN SURAT PERJANJIAN KONTRAK :
▪ TERMS OF REFERENCE
▪ BERITA ACARA PELELANGAN ATAU PEMILIHAN LANGSUNG
▪ SK PEMENANG PELELANGAN PENGAWASAN KONSTRUKSI, ATAU
▪ SK PEMILIHAN LANGSUNG PENGAWASAN KONSTRUKSI.

4-3
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 5
KEWAJIBAN PENYEDIA JASA

5.1 KEWAJIBAN PELAKSANA KONSTRUKSI

1) Selama Construction Period :


✓ Penyiapan Rencana kerja, dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang
dipersiapkan untuk pelaksanaan : Man, Money, Machine, Material dalam batasan
waktu yang ditetapkan.
✓ Menyusun time schedule dengan bar chart, critical path method, program linear,
arrow diagram atau time grid diagram.
✓ Menyiapkan cash flow schedule – S curve.
✓ Meminta kesepakatan kepada pemberi pekerjaan tentang kriteria penilaian yang
dipakai untuk menilai kewajaran, keterlambatan atau kekritisan pelaksanaan untuk
mendapatkan performance bulanan dari kontraktor.
✓ Pembuatan base camp dan kantor proyek
✓ Mobilisasi personel dan alat-alat berat
✓ Menyediakan bahan dan material konstruksi
✓ Melaksanakan pekerjaan civil works sesuai dengan urutan jadwal pekerjaan
dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya
✓ Menyiapkan administrasi dan bukti-bukti penunjang untuk pengajuan monthly
certificate (mencakup pengajuan advance payment, pembayaran prestasi
pekerjaan, cicilan pembayaran kembali advance payment, retension money,
pembayaran eskalasi dsb)
✓ Menyiapkan berkas pengajuan PHO kepada pemberi pekerjaan

2) Selama Warranty Period :


✓ Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-PHO-kan
✓ Melakukan uji coba pengaliran
✓ Melakukan perbaikan-perbaikan yang masih kurang dan rusak
✓ Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada pemberi pekerjaan
✓ Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan penyelesaian
administrasi untuk pengakhiran kontrak

5-1
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

5.2 KEWAJIBAN PENGAWAS KONSTRUKSI

Kewajiban Field Supervision Team


✓ Membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini Pinbagpro Fisik) melakukan
pengendalian atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor 
Tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen kontrak.
✓ Membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini Pinbagpro Fisik) mendorong kontraktor
untuk memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
✓ Membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini Pinbagpro Fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi oleh pelaksana.
✓ Melakukan review design dan membantu Pinbagpro Fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
✓ Melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
✓ Melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor)  pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan  untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada Pinpro Pengawasan dan Pinbagpro Fisik.
✓ Memeriksa dan menandatangani MC (Monthly Certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada Pinpro Pelaksanaan Konstruksi (Pinbagpro).
✓ Memeriksa as built drawing dan gambar pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor
✓ Menyiapkan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, dan Laporan Akhir Proyek.
✓ Menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan Core Team /
Provincial Team.
✓ Membantu Pinbagpro Fisik dalam pelaksanaan PHO.

Kewajiban Provincial Team


✓ Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Field Supervision
Teams.
✓ Melakukan evaluasi atas kualitas pekerjaan kontraktor yang dilaporkan oleh Field
Supervision Teams.
✓ Melakukan evaluasi atas progres fisik dan keuangan pekerjaan kontraktor yang
dilaporkan oleh Field Supervision Teams.

5-2
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

✓ Melakukan evaluasi atas claim yang diajukan oleh kontraktor.


✓ Melakukan evaluasi atas keterlambatan pekerjaan kontraktor dan memberikan
rekomendasi jalan keluarnya.
✓ Memberikan advis kepada Field Supervision Teams tentang prosedur pemantauan
kegiatan kontraktor.

Kewajiban Core Team


✓ Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan konsultan (provincial team
consultants maupun field supervision team consultants).
✓ Melakukan review pada kategori “major changes” terhadap design dan spesifikasi.
✓ Melakukan alih pengetahuan dan teknologi baik kepada personel provincial team,
field team maupun personel dari pemberi tugas (pemerintah).
✓ Menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi dan berbagai pihak
terkait dalam rangka mengimplementasikan kebijakan-kebijakan teknis (missal
penetapan faktor-faktor yang dijadikan acuan dalam perhitungan pembayaran
eskalasi) yang telah ditetapkan untuk proyek-proyek fisik yang koordinasinya
berada di bawah pengawasannya.

5-3
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

BAB 6
OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

Untuk mendapatkan kepercayaan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor harus berperan


serta dengan mengikuti tahapan pra-kualifikasi, tender proyek dan pelaksanaan progress
fisik proyek, serta penyerahan akhir proyek kepada pemilik proyek. Di sini hanya akan
dibahas peran serta manajemen proyek sejak kontrak pelaksanaan pekerjaan
ditandatangani (atau sejak kontraktor ditunjuk sebagai pemenang tender) sampai dengan
penyerahan akhir proyek kepada pemilik proyek
Adapun 3 tahap pelaksanaan itu adalah :
- Tahap persiapan pelaksanaan proyek
- Tahap operasional pelaksanaan proyek
- Tahap penyelesaian dan penyerahan proyek.

6.1 TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PROYEK


Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini terutama adalah melakukan pengadaan
sarana dan prasarana pelaksanaan fisik proyek dan kegiatan administrasi yang
diperlukan selama operasional pelaksanaan proyek
Persiapan sarana dan prasarana meliputi pembuatan dokumen (administrasi)
keperluan operasional pelaksanaan proyek dan pekerjaan fisik seperti pembuatan
jalan masuk, jalan kerja, bangunan fasilitas dan kantor proyek (lapangan) dan lain-
lain. Pekerjaan fisik tersebut ada yang non pay items works maupun pay items
works atau yang bisa ditagihkan pembayaran atau progress fisiknya. Yang non pay
items works walaupun tidak bisa ditagihkan namun sebenarnya sudah
diperhitungkan dalam biaya item pekerjaan tertentu.

6.1.1 SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

SPMK atau Commencement of Work (COW) diterbitkan oleh Pinpro/ Pinbagpro


selambat-lambatnya 60 hari sejak penandatangan kontrak pekerjaan konstruksi,
didahului dengan penandatangan Berita Acara Site Hand Over (serah terima
lapangan) dari Pihak proyek (pinpro/pinbagpro) kepada kontraktor sebagai
pelaksana pekerjaan konstruksi. Serah terima lapangan tersebut diselenggarakan
setelah seluruh permasalahan yang terkait dengan pemerintah atau masyarakat
setempat (misalnya pembebasan tanah) terselesaikan. Tanggal penerbitan SPMK
merupakan saat awal periode konstruksi (construction period) atau dapat juga

6-1
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

disebut sebagai awal dari pelaksanaan kontrak (contrac period). Jika construction
period dimulai sejak COW dan berakhir pada PHO (provisional hand Over) maka
contract period dimulai sejak COW dan berakhir pada FHO (Final hand Over).

6.1.2 PERTEMUAN AWAL (PRE CONSTRUCTION MEETING)

Pre Construction Meeting atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah pertemuan


antara Pihak Proyek (Pinbagpro, Pinpro, Kepala Dinas), Kontraktor dan Konsultan
yang dilakukan selambat-lambatnya 14 hari setelah diterbitkannya SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) oleh Pinbagpro, guna membahas dan kemudian
menyepakati bersama berbagai hal yang secara umum adalah sebagai berikut :

• Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi.


• Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
• Review dan penyempurnaan terhadap construction schedule yang harus
sesuai dengan target volume, mutu dan waktu.
• Jadwal mobilisasi personel dan peralatan.
• Jadwal pengadaan bahan dan penggunaan peralatan.
• Menyusun rencana pemeriksan lapangan (mutual check) dan review terhadap
design yang ada.
• Menentukan lokasi sumber quarry (sumber bahan/material), estimate kuantitas
bahan serta rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.
• Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat berkaitan
dengan pelaksanaan proyek (misalnya masalah jalan akses ke lokasi quarry).

Jadi dengan demikian tujuan penyelenggaraan Pre Construction Meeting adalah


menyatukan pengertian terhadap seluruh isi Dokumen Kontrak dan membuat
kesepakatan-kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat di dalam
Dokumen Kontrak serta membahas jalan keluar terhadap kendala-kendala yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan konstruksi. Adapun substansi pokok yang
dibahas dalam Pre Construction Meeting adalah sebagai berikut:

a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak tentang :


o Pekerjaan tambah kurang
o Termination atau forfeiture
o Mobilisasi

6-2
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

o Insurance of works
o Organisasi kerja.

b. Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara lain :


o Request and Approval dalam rangka Examination of Works
o Extension time for completion of works/perpanjangan waktu pelaksanaan
o Gambar pelaksanaan/kerja dan kelengkapannya
o Pengajuan MC (Monthly Certificate)
o PHO dan FHO
o Pembuatan Addendum Kontrak
o Jadual pengadaan bahan, penggunaan peralatan dan personel
o Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang harus sesuai
dengan target volume, mutu dan waktu
o Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan bersama
(mutual check) sehubungan dengan Review design terhadap design yang
ada dalam dokumen kontrak.
c. Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
o Pelaksanaan konsruksi SDA misalnya saluran, bendung dll.
o Pelaksanaan produksi agregat untuk beton
o Menentukan lokasi sumber bahan material (quarry), estimate kuantitas
bahan beserta rencana pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan
o Pendekatan terhadap masyarakaat dan Pemerintah Daerah setempat
mengenai rencana kerja yang ada kaitannya dengan musim tanam atau
masalah jalan akses ke quarry / angkutan bahan.

Peran masing-masing unsur dalam Pre Construction Meeting


a. Peran Atasan Langsung Pinpro (=Kepala Dinas, unsur Pemerintah)
– Sebagai moderator dan nara sumber
– Memberikan pengarahan secara umum pelaksanaan proyek
– Menjelaskan bahwa Pinbagpro ikut bertanggung jawab terhadap Review
Design beserta prosedur survey sampai dengan penyelesaiannya sebagai
pedoman awal pelaksanaan pekerjaan
– Lain-lain yang dianggap perlu.

b. Peran Pinpro/Pinbagpro Pengawas (unsur Pemerintah)


– Menjelaskan kebijaksanaan teknis tentang perlunya Review Design

6-3
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

– Menjelaskan prosedur Review Design termasuk :


o Metodologi survei
o Cara pembuatan gambar kerja
o Mekanisme proses administrasi Review Design dan Proses Addendum
Kontrak atau Memorandum Kontrak.
– Menjelaskan kapan Review Design harus diselesaikan.
– Menjelaskan prosedur dan jadual kerja seluruh tenaga konsultan supervisi
mulai dari mobilisasi sampai demobilisasi.
– Menjelaskan TOR / tugas-tugas dan tanggung jawab konsultan supervisi
serta kualifikasi personelnya.
– Menjelaskan laporan-laporan kemajuan pelaksanaan fisik yang akan dibuat
oleh konsultan supervisi dan distribusi laporan-lapora yang terdiri dari :
o Monthly Executive Summary Report
o Monthly Progress Report
o Quarterly Report
o Quality Control Report
o Technical Report
▪ Review Design / Technical Justification Report
▪ Technical Paper
o Draft Final Report
o Final Report
Serta kapan waktunya laporan tersebut harus selesai dikirim.
– Menjelaskan bahwa konsultan bertanggung jawab dalam pengarsipan
dokumen-dokumen lapangan
– Menjelaskan adanya penilaian performance konsultan atau kontraktor yang
sedang melaksanakan pekerjaan.
– Menjelaskan akomodasi dan fasilitas yang disediakan oleh kontrak
konsultan.
– Secara periodik Bagpro Pengawasan akan melaksanakan uji petik.
– As built drawing harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku.
– Lain-lain yang dianggap perlu.

c. Pinpro/Pinbagpro Fisik (unsur Pemerintah)


– Sebagai Chairman
– Menjelaskan Susunan Organisasi Pinbagpro

6-4
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

– Membahas struktur `organisasi pelaksanaan konstruksi yang diusulkan


oleh kontraktor maupun yang disarankan oleh konsultan supervisi.
– Membahas tugas kontraktor mengenai :
o Survei dan membuat gambar kerja/pelaksanaan
o Rencana pengadaan personel, peralatan dan bahan.
o Penyiapan Construction Schedule – Financial Progress Schedule – S
Curve.
– Menjelaskan bahwa keterlambatan mobilisasi dapat dikenakan denda.
– Menjelaskan kapan dan bagaimana proses PHO dan FHO.
– Menjelaskan bahwa 1 (satu) bulan sebelum PHO maka Pinbagpro akan
mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat sekitar proyek tentang
akan selesainya proyek untuk menghindari adanya tagihan utang yang
belum dibayar oleh kontraktor kepada masyarakat sekitar proyek.
– Menjelaskan mekanisme kerja antara ketiga unsur proyek (Pinbagpro,
Kontraktor dan Pengawas) dalam hal perlunya contractor’s request
sebelum dimulainya pekerjaan dan sebelum mulainya penerimaan
pekerjaan (waktunya ditentukan oleh Pinbagpro Fisik).
– Menjelaskan kapan serah terima lapangan dapat dilakukan.
– Menjelaskan kewajiban pembayaran untuk pungutan retribusi maupun
asuransi.
– Menjelaskan prosedur pembongkaran dan penyerahan barang bekas,
– Menjelaskan kapan tanggal mobilisasi terakhir dan kapan akhir masa
konstruksi dan apa sanksi-sanksinya jika tanggal tersebut dilewati.
– Menjelaskan standar Laporan Harian dan Mingguan yang sudah
merupakan standar baku yang harus dicontoh.
– Menjelaskan proses pengusulan dan pembayaran bulanan (Monthly
Certificate).
– Menjelaskan proses pengujian bahan.
– Menjelaskan perlu tidaknya sondir pada awal sebelum dimulainya
pekerjaan pondasi suatu bangunan misalnya bendung, talang dll .
– Membahas metode pelaksanaan yang diajukan oleh kontraktor pada saat
pelelangan.
– Menjelaskan bahwa Quality Control untuk pekerjaan sumber daya air
menggunakan fasilitas laboratorium yang disediakan oleh kontraktor dari
item mobilisasi.

6-5
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

– Menekankan tidak adanya biaya tambahan terhadap biaya test bahan


untuk Quality Control dan menegaskan bahwa biaya test sudah termasuk
dalam harga satuan penawaran masing-masing pekerjaan.
– Menjelaskan perlunya pendekatan terhadap masyarakat dan Pemerintah
Daerah setempat sehubungan dengan rencana kerja yang nantinya akan
berkaitan dengan masalah jalan akses ke lokasi quarry, pembebasan
lahan terhadap pagar, listrik, telpon, PDAM dan sebagainya.
– Menjelaskan bahwa pihak Pemerintah dibebaskan dari adanya tuntutan
Pihak Ketiga jika tejadi kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.
– Menekankan barang-barang yang menjadi milik Pemerintah.
– Membahas Mata pembayaran yang spesifik :
– Menjelaskan adanya Tim Mutual Check selama periode kontrak.

d. Peran Kontraktor
– Menjelaskan rencana kerja pada saat mobilisasi yang meliputi :
o Mobilisasi peralatan dan personel
▪ Survei lapangan
– Rencana Kerja dan Review Design :
o Melaksanakan survei untuk pembuatan gambar kerja.
o Membuat gambar kerja (standard survei dan gambar kerja mengacu
pada standard yang berlaku)
– Menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi.
– Menjelaskan struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawabnya.
– Menjelaskan kualifikasi personel kontraktor yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana mobilisasi personel.
– Menjelaskan bagian pekerjaan yang akan di-sub-kontrakkan serta calon
sub kontraktornya.
– Menjelaskan rencana penggunaan peralatan, termasuk :
o Jumlah dan jenis peralatan
o Rencana kedatangan peralatan
– Menjelaskan rencana kerja berdasarkan S – Curve.

e. Peran Konsultan
– Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting dan
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai dokumen proyek.
– Mempersiapkan formulir-formulir isian antara lain :

6-6
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

o Laporan Harian.
o Laporan Mingguan
o Laporan Bulanan (Monthly Progress Report)
o Executive Summary Report
o Survei Lapangan Untuk Review Design.
o Perhitungan Volume / Back Up Data serta Monthly Certificate (MC)
o Quality Control
o Contractor’s Request untuk :
▪ Memulai pekerjaan
▪ Test material
▪ Penerimaan pekerjaan
– Menjelaskan struktur organisasi konsultan dan tugas dari pada masing-
masing personel konsultan
– Menjelaskan personel konsultan yang sudah dimobilisasi dan rencana
personel lainnya yang akan dimobilisasi.
– Menjelaskan rencana kerja Review Design :
▪ Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan.
▪ Personel yang dilibatkan di dalam survei lapangan.
▪ Kelengkapan yang diperlukan untuk survei lapangan.
▪ Ruang lingkup pekerjaan yang akan disurvei.
▪ Alternatif penanganan dari hasil survei lapangan.
▪ Rencana dan gambar kerja/pelaksanaan yang harus dibuat.
- Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana, kapan,
berapa kali yang harus dilaksanakan oleh kontraktor.

6.1.3 Rencana Pelaksanaan konstruksi

Pada tahap persiapan pelaksanaan konstruksi maka harus disiapkan sarana dan
prasarana yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan konstruksi
dan pekerjaan fisik yang mendukung dimulainya pelaksanaan konstruksi menjadi
lebih lancar demi tercapainya pengendalian biaya, mutu dan waktu sesuai dengan
target
Rencana pelaksanaan konstruksi menjadi sangat penting dan menjadi standar
untuk tercapainya kesuksesan pelaksanaan dilapangan.
Rencana pelaksanaan konstruksi terdiri dari :
1. Organisasi pelaksana konstruksi dan job description
2. Jadwal pelaksanaan konstruksi dan jadwal pengadaan sumber daya

6-7
Pelatihan Ahli Supervis i Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

3. Rencana mutu proyek


4. Metode pelaksanaan (Construction Method)
5. Survey lapangan
6. Mobilisasi
7. Rencana anggaran pelaksanaan dan cash flow
8. Rencana K3 proyek
9. RKL dan RPL
Pada tahap operasional pelaksanaan proyek, rencana pelaksanaan proyek
tersebut menjadi standar untuk pelaksanaan pengendalian/ kontrol disemua lini
pekerjaan baik segi biaya, mutu dan waktu. Pada modul manajemen proyek, segi
pengendalian tidak dibahas secara rinci. Baru pada modul pengendalian biaya,
mutu dan waktu, proses controlling akan secara rinci dibahas

6.1.3.1 Organisasi Pelaksana Konstruksi dan Job descripsion

Pertimbangan dalam memilih bentuk organisasi


Tipe atau bentuk organisasi pelaksana konstruksi sangat bervariasi adapun alasan
dan pertimbangan adalah :
1. Besarnya nilai proyek dan lingkup pekerjaan
2. Tingkat teknologi dan kompleksitas proyek
3. Luas area dan jangkauan proyek
4. Macam dan jenis pekerjaan proyek
5. Besar dan banyaknya ragam sumber daya yang harus dikelola untuk
kepentingan proyek.

Project organization chart atau bagan organisasi pelaksana konstruksi adalah


bagan koordinasi yang menunjukkan hubungan, fungsi dan peran masing-masing
anggota dari struktur organisasi tersebut. Untuk menegaskan dan memberikan
tanggung jawab yang jelas, manajer proyek harus membuat atau memberikan
uraian tugas (job description) kepada masing-masing stafnya.

Organisasi pelaksana konstruksi adalah struktur organisasi ’ formal’ untuk


memudahkan dan memberikan kejelasan komunikasi internal kontraktor kepada
yang berkepentingan langsung, hal ini disesuaikan dengan tingkat jabatan dan
keperluannya, selain itu juga untuk kepentingan komunikasi/hubungan kerja
dengan kerja dengan pemilik proyek dan konsultan. Adapun contoh dari tipikal
organisasi pelaksana konstruksi (kontraktor) dan konsultan supervisi adalah
sebagai berikut :

6-8
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

TIPIKAL ORGANISASI PELAKSANA PROYEK (KONTRAKTOR) ORGANISASI TIM KONSULTAN


KUALIFIKASI
TEAM LEADER KKNI JAKONS
KEPALA (Ahli Supervisi Jaringan Irigasi) VI
AHLI
K UTAMA
PROYEK SENIOR
TIM PENGAWAS K3 E
(AHLI K3)
A AHLI
MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER V MADYA
AHLI SUPERVISI AHLI SUPERVISI AHLI SUPERVISI H
PERALATAN/ LAPANGAN ADMINISTRASI TEKNIK QUALITY
JARINGAN IRIGASI I JARINGAN IRIGASI II JARINGAN IRIGASI III
LOGISTIK ASSURANCE
L

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PLANNING QUALITY QUANTITY PENGAWAS PENGAWAS PENGAWAS


A AHLI
…………….. ??? SURVEYOR IV MUDA
…………….. ??? …………….. ??? ENGINEER CONTROLLER UTAMA UTAMA UTAMA N
ENGINEER ENGINEER

KEPALA KEPALA JURU TEKNISI QUANTITY


K TEKNISI
GAMBAR LABORATORIUM SURVEYOR PENGAWAS
PENGAWAS JURU TEKNISI PENGAWAS
PENGAWAS JURU TEKNISI PENGAWAS JURU TEKNISI
MANDOR MANDOR PENGAWAS III E SENIOR
TECHNICIAN LAPANGAN
LAPANGAN UKUR LABORATORIUM LAPANGAN
LAPANGAN UKUR LABORATORIUM LAPANGAN UKUR LABORATORIUM
LAPANGAN T
E
R
A
JURU
II M TEKNISI
MEKANIK MANDOR MANDOR UKUR P YUNIOR
I
L
TUKANG/ TUKANG/ OPERATOR A TENAGA
I N TERAMPIL
PEKERJA PEKERJA PEKERJA

Catatan : KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

6-9
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.1.3.2 Jadwal Pelaksanaan konstruksi dan jadwal pengadaan sumber daya

Jadwal pelaksanaan dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek (dalam hal
proyek dibiayai dengan dana APBN, APBD I, APBD II termasuk dana Pinjaman
Luar Negeri, maka yang dimaksud dengan Pemilik Proyek adalah Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten, diwakili oleh
Pinbagpro, Pinpro atau Para Pejabat terkait di atasnya), kontraktor dan konsultan
untuk :
✓ Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan
✓ Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga
✓ Mendukung pengalokasian anggaran biaya
✓ Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya sebagai akibat dari
perubahan pekerjaan
✓ Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi

Dalam garis besar jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh kontraktor sebagai


bagian dari pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan
mempertimbangkan 3 aspek yaitu aspek perencanaan, aspek analisa dan aspek
pemilihan jenis / cara penjadwalan.

Aspek perencanaan menyangkut penentuan dari :


– APA yang harus dikerjakan ?
– KAPAN harus dikerjakan ?
– BAGAIMANA cara mengerjakannya ?
– SIAPA yang harus mengerjakan ?
– BERAPA biaya yang harus dikeluarkan ?

Semua pertanyaan di atas dianalisa, hasil analisis terhadap “APA” akan


menunjukkan bahwa proyek terdiri dari sejumlah kegiatan yang berurutan yang
mudah dikenali sebagai sejumlah item pekerjaan, yang mengandung kesulitan dan
risiko dalam menyelesaikannya. Kemudian terhadap pertanyaan “KAPAN”, setiap
item pekerjaan harus ditentukan posisinya sebagai bagian dari jadual yang telah
ditentukan untuk penyelesaian proyek. “BAGAIMANA” dan “SIAPA” perlu
ditentukan dengan cara perencanaan pemanfaatan tenaga kerja, peralatan dan
bahan secara optimal. Dari sini baru dapat diperhitungkan “BERAPA” biaya yang
harus dikeluarkan.

6-10
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Untuk dapat menyiapkan construction schedule, maka ditinjau dari aspek


perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :
– Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak
– Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji lokasi,sumber daya
yang tersedia dan menentukan tingkat kesulitan yang terkait pada pekerjaan
yang akan dilaksanakan
– Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci
– Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci
– Menguji Spesifikasi
– Menguji Syarat-syarat Kontrak
– Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan
– Menentukan urutan pekerjaan
– Menentukan biaya proyek

Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat analisa


terhadap hal-hal berikut :
– Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
– Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
– Urutan setiap kegiatan
– Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
– Sumber daya yang diperlukan
– Resiko yang terkait
– Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan
– Nilai pekerjaan yang diselesaikan.

Setelah menyelesaikan analisa di atas, kontraktor perlu membuat beberapa jadual


dasar sebagai jadual perencanaan kerja, yang nantinya di dalam pelaksanaan
konstruksi biasanya memerlukan perubahan-perubahan diseuaikan dengan
kondisi lapangan :
– Jadwal kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka waktu untuk setiap
jenis pekerjaan.
– Jadwal Sumber Daya, yang menentukan secara jelas rencana ketersediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan.
– Jadwal kemajuan keuangan – Kurva S, yang menentukan secara jelas
rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.

6-11
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

– Jadwal cash flow keuangan, yang menentukan keadaan pemasukan dan


pengeluaran uang.

Ada beberapa jenis jadual yang dapat dipergunakan, tergantung kepada


kebutuhan proyek antara lain sebagai berikut :
– Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis)
– Bar Charts – basic and linked (Diagram Balok – asli dan terkait)
– Financial Progress Schedule – S Curve (Jadwal Kemajuan Keuangan –
Kurva S)
– Jadwal pengadaan sumber daya (termasuk jenis bar check)

• Critical Path Method

Critical Path Method adalah suatu jenis jadual atau network planning yang dapat
digunakan untuk menyajikan construction schedule dalam urutan-urutan kegiatan
maupun ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain, yang dilengkapi
dengan rencana “durasi” kapan suatu kegiatan paling awal dapat dikerjakan dan
kapan waktu paling akhir dari kegiatan tersebut harus dikerjakan, agar seluruh
kegiatan yang merupakan komponen dari suatu pekerjaan dapat dikendalikan dari
awal sampai akhir.

Di dalam network planning yang merupakan jaringan lintasan kegiatan yang


saling tergantung satu sama lain tersebut bisa terdapat satu atau lebih lintasan
kritis yang menggambarkan bahwa kegiatan pada lintasan kritis tersebut harus
diawali dan diakhiri tepat waktu, sebab apabila meleset pelaksanaannya akan
menunda penyelesaian proyek.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penggunaan Critical Path Method
untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :

6-12
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

14
2
17
D(16)
A(14)

0 30 F(17) 50
C(0)
1 4 5
STAR 0 33 50
T
B(15) E(18)
FINISH
15
3
15

A (14) = Kegiatan dengan kode A memerlukan durasi 14 hari untuk


menyelesaikannya

= Event
EET
NE = No. of Event NE
EET = Earliest Event Time LET
LET = Latest Event Time

Kegiatan yang penyelesainnya LET memerlukan waktu (duration) tertentu


Kegiatan di lintasan kritis (critical path)
Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sbg kegiatan
yang tidak membutuhkan waktu

Contoh sederhana Network Planning di atas menggambarkan ada 6 kegiatan yaitu


kegiatan A, B, C, D, E, dan F dengan durasi masing-masing kegiatan serta saling
ketergantungannya sebagai tersebut dalam tabel di bawah. Dalam tabel di bawah
juga digambarkan perhitungan untuk menentukan lintasan kritis, yang di dalam
Network Planning digambarkan sebagai kegiatan yang menghubungkan antar
event yang mempunyai EET = LET, yaitu kegiatan B, E dn F.

6-13
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Data Perhitungan Untuk Menetapkan Lintasan Kritis


Kegiatan Event EET + Durasi pada Event No.
Kegiatan Durasi Yang No. Terendah Tertinggi EET LET
(Hari) Mendahului (Hari) (Hari) (Hari) (Hari)
1 - - 0 0
A 14 Tidak ada - - - -
B 15 Tidak ada - - - -
2 0+14=14 0+14=14 14 33-16=17
C 0 A - - - -
D 16 A - - - -
3 0+15=15 0+15=15 15 33-18=15
E 18 B dan C - - - -
4 14+16=30 15+18=33 33 50-17=33
F 17 D dan E - - - -
Selesai 5 30+17=47 33+17=50 50 50

Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

– Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan di lintasan


kritis tidak boleh dilampaui sebab apabila dilampaui akan mengakibatkan
tertundanya penyelesian pekerjaan.
– Controlling secara ketat harus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di lintasan
kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
– Sementara kelonggaran waktu yang terdapat pada kegiatan lain (dalam kasus
di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan
(tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan
penyelesaian kegiatan B, E, dan F.

• Bar Charts – basic and linked

Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana,
menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang
dikenal yaitu basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan bar chart
untuk masing-masing kegiatan yang berdiri sendiri, sedangkan linked chart
menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang dimulainya
tergantung pada selesainya kegiatan lain. Jadi pada link chart secara sederhana
dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain
meskipun tidak sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan bar chart,
kita tidak akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang

6-14
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

posisinya berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan
prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena keterlambatan
pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek.

Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek SDA, hanya
diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang
menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.

• Financial Progress Schedule – S Curve

Financial Progress Schedule – S Curve merupakan suatu monthly construction


schedule yang menggambarkan rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
bulanan kumulatif dinyatakan dalam % terhadap total biaya proyek, selama
construction period yaitu sejak Commencement of Works (COW) sampai dengan
Provisional Hand Over (PHO). S Curve ini merupakan alat pengendali baik bagi
kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik pekerjaan (Pinbagpro, Pinpro
atau para atasan Pinpro terkait). Oleh karena S Curve itu menyangkut informasi
pekerjaan yang berkaitan dengan pembayaran prestasi pekerjaan maka di dalam
S Curve tercatat :
✓ No. pay item,
✓ Deskripsi pay item,
✓ Nama section yang berisi sejumlah pay item,
✓ Kuantitas masing-masing pay item,
✓ Harga satuan masin-masing pay item,
✓ Total harga dari masing-masing pay item,
✓ Rincian kebutuhan biaya bulanan masing-masing pay item dinyatakan dalam
prosen terhadap total biaya konstruksi

Dari total % rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung jumlah %
kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan mulai dari COW s/d PHO.
Kurva yang menghubungkan % kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap
bulan inilah yang disebut Kurva S karena pada umumnya untuk suatu rencana
pelaksanaan yang normatif, kurva tersebut biasanya berbentuk huruf S. Dengan
cara yang sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva
yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat pengendali. 
Lihat Kurva S pada Lampiran.

6-15
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Jadwal pengadaan Sumber daya

Jadwal pengadaan sumber daya dibuat untuk menunjang pelaksanaan proyek


terdiri dari :
1. Jadwal kebutuhan sumber daya manusia
Jadwal tersebut berisi antara lain
▪ Rincian item pekerjaan secara detail
▪ Rencana waktu pelaksanaan pekerjaan
▪ Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
▪ Rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga trampil) untuk melaksanakan
suatu item pekerjaan pada waktu tertentu dengan kualifikasi pekerjaan
tersebut. Tenaga kerja yang dipakai harus trampil dan bersertifikat.
▪ Penujukan Sub Kontraktor harus masuk Daftar Rekanan Perusahaan dan
mendapat izin dari pengguna jasa/Direksi Pekerjaan.
2. Jadwal kebutuhan bahan
▪ Riincian item pekerjaan secara detail
▪ Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
▪ Rincian volume bahan untuk melaksanakan item pekerjaan tersebut pada
waktu tertentu dengan kualifikasinya.
3. Jadwal kebutuhan peralatan
Jadwal tersebut berisi antara lain
▪ Rincian item pekerjaan secara detail
▪ Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan
▪ Rincian jumlah peralatan beserta tipe dan kapasitasnya untuk
melaksanakan item pekerjaan tersebut pada waktu tertentu.

6.1.3.3 Rencana mutu proyek

Penerapan sisitem jaminan mutu(Quality assurance) bidang sumber daya air


adalah untuk menyakinkan bahwa apa yang dikerjakan baik berupa
pembangunan prasarana dan sarana dasar bidang pengairan maupun
pelayanan jasa penyediaan air bagi masyarakat adalah benar telah sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dan di sepakati.

Tujuan penerapan sistem jaminan mutu adalah mengupayakan peningkatan


mutu pekejaan pembangunan bidang SDA dapat terpenuhi target sesuai dengan
yang diisyaratkan dan dijanjikan. Sistem manajemen mutu mewajibkan
manajemen untuk menetapkan standar dan prosedur operasional yang

6-16
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

diberlakukan diseluruh perusahaan untuk dipergunakan dan diikuti serta


didokumentasikan. Salah satu dokumen mutu yang terpenting untuk dibuat pada
rencana pelaksanaan proyek adalah Rencana Mutu (Quality plan) Dokumen
Rencana Mutu berisi strategi perusahaan untuk mencapai mutu hasil kerja
sesuai persyaratan dalam spesifikasi teknis dan menyajikan gambaran ringkas
yang informatif mengenai pelaksanaan pekerjaan

Rencana mutu proyek merupakan salah satu alat kontrol dalam melakukan
pengendalian pelaksanaan proyek
▪ Rencana daftar isi rencana mutu tersebut sebagi berikut:
a. Struktur organisasi
b. Uraian tugas jabatan
c. Informasi pemilik proyek
d. Lingkup pekerjaan
e. Ringkasan spesifikasi teknis atau kerangka acuan
f. Daftar gambar teknik atau dokumen pendukung
g. Daftar alat kerja
h. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
i. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan
j. Daftar standar prosedur, standar produksi dan instruksi kerja
k. Kriteria penerimaan dan rencana inspeksi dan tes
l. Jadwal inspeksi dan tes
m. Daftar simak
▪ Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan rencana mutu pekerjaan
masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang
e. Standar prosedur, standar produk, dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksanaan pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan

6.1.3.4 Metode pelaksanaan pekerjaan

Metode pekerjaan atau yang biasa disebut ”CM” (construction method) merupakan
urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan

6-17
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

kebutuhan sumber daya dalam suatu kondisi medan kerja (site), guna mmperoleh
cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh kontraktor


yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun mengajukan penawaran
pekerjaan. Dengan demikian ’CM’ tersebut telah teruji saat melakukan klarifikasi
atas dokumen tendernya terutama construction methodnya, namun demikian tidak
tertutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan atau pada
waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus dirubah.

Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari


profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan
yang bersangkutan. Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang
tender, penyajian metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi.
Yang diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui
bahwa rendahnya nilai penawaran merupakan salah satu faktor memperoleh
peluang ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.
Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
➢ Project plan
▪ Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)
▪ Lokasi pekerjaan
▪ Jarak angkut
▪ Komposisi alat (singkat/produktivitas alatnya)
▪ Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan
pelaksanaan
➢ Sket atau gambar situasi/lay out bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan.
➢ Uraian pelaksanaan pekerjaan.
▪ Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek
(urutan secara global)
▪ Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan yang
perlu penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan
penting atau pekerjaan yang jarang ada, atau pekerjaan yang mempunyai
nilai besar, pekerjaan dominan (volume kerja besar). Pekerjaan ringan atau
umum dilaksanakan biasanya cukup diberi uraian singkat mengenai cara
pelaksanaannya saja tanpa perhitungan kebutuhan alat dan tanpa
gambar/sket penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan.

6-18
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

➢ Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan


konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan
➢ Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja
(tukang dan pekerja)
➢ Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material
➢ Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan
kelengkapan yang diperlukan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik


➢ Memenuhi syarat teknis
▪ Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan lengkap dan jelas memenuhi
informasi yang dibutuhkan
▪ Bisa dilaksanakan dan efektif
▪ Aman untuk dilaksanakan
- Terhadap bangunan yang akan dibangun
- Terhadap para pekerja yang melaksanakan pekerjaan yang
bersangkutan
- Terhadap bangunan lainnya
- Terhadap lingkungan sekitarnya
▪ Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan atau disetujui tenaga teknik yang
berkompeten pada proyek tersebut, misalnya memenuhi tonase tertentu,
memenuhi mutu tegangan ijin tertentu dan telah memenuhi hasil testing
tertentu.
➢ Memenuhi syarat ekonomis
▪ Biaya murah
▪ wajar dan efisien
➢ Memenuhi pertimbangan non teknis lainya
▪ Dimungkinkan untuk diterapkan pada lokasi proyek dan disetujui oleh
lingkungan setempat
▪ Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek
▪ Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan apabila hal itu
merupakan alternatif pelaksanaan pelaksanan yang istimewa dan riskan
➢ Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan
dan dipertimbangkan. Masalah metode pelaksanaan pekerjaan banyak sekali
variasinya, sebab tidak ada keputusan ’engineering’ yang sama persis dari dua

6-19
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

ahli teknik. Jadi pilihan yang terbaik yang merupakan tanggungjawab


manajemen dengan tetap mempertimbangkan engineering economies.
➢ Manfaat positif construction method
▪ Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas
penyelesaian pekerjaan.
▪ Merupakan acuan/ dasar opola pelaksanaan pekerjaan danmenjadi satu
kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan di proyek.

6.1.3.5 Survai lapangan

Survai lapangan merupakan langkah penting pada rencana pelaksanaan proyek


khususnya memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data
untuk pengendalian biaya, mutu dan waktu langkah-langkah survai sebagai berikut
1. Sumber air kerja
▪ Disediakan atau tidak
▪ Membuat sumur
▪ Mengunakan air sungai
▪ Mengunakan PAM
▪ Jarak sumber air kerja
2. Listrik
▪ Menggunakan fasilitas PLN
▪ Mengusahakan sendiri (genset)
3. Tenaga kerja
▪ Didapat dari daerah sekitar job site
▪ Mendatangkan dari luar
▪ Akomodasi yang diperlukan
▪ Perlu ijin khusus atau tidak
▪ Perlu biaya khusus atau tidak
4. Keadaan cuaca di site
▪ Terang/kadang-kadang hujan/ hujan terus menerus
▪ Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan Geofisika
5. Data penyelidik Tanah (sondir, boring log dsb)
▪ Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu ditanyakan ke konsultan
▪ Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali/yang terlibat dari luar
(batu,tanah keras, dsb)
▪ Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah)
6. Quarry Borrow area

6-20
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Di sediakan atau mencari sendiri


▪ Jika sudah disediakan apakah sudah memenuhi persyaratan teknis
(dilakukan tes)
▪ Ada berapa quarry/ borrow area
▪ Lokasi quarry (gunung, sungai/ tanah datar dll)
▪ Jarak site
▪ Jenis batuan/ pasir/ tanah timbun
▪ jalan menuju quarry/ borrow area (ada, membuat baru, perlu diperbaiki,
perlu diperlebar, perlu membuat jembatan sementara, perli memperbaiki
yang sudah ada dan lain-lain)
▪ Apakah perlu ada biaya pembebasan tanah
▪ Transports material ke site (truk, dump truk, dipikul)
▪ Biaya retribusi material (royalty) per m3
▪ Bagaimana penempatan alat-alat di quarry/borrow area(bila diperlukan)
▪ Cara pengambilan material (diledakkan, memberi dari leveransir, membeli
dari masyarakat setempat, mengambil dilokasi)
7. Survai harga bahan lokal:
▪ Ada/tidak pabrik kayu balok, papan, plywood
▪ Pembayaran untuk kayu(kontan/tidak)
▪ Harga bahan/ kayu loco dipabrik/ dilokasi proyek
▪ Harga pasir, split. tanah urug dilokasi pengambilan dan sampai dengan
lokasi proyek.
8. Kondisi sosial dan budaya
Kondisi sosial dan budaya perlu diketahui oleh pelaksana dan pengawas
konstruksi, agar keberadaan dan pelaksanaan konstruksi tidak menimbulkan
permasalahan dan gejolak sosial di lokasi proyek.
9. Jalan masuk (access road)
Dengan menggunakan peta topografi perlu mengadakan survai lapangan
tentang jalan-jalan yang ada di areal proyek, baik jalan negara, jalan propinsi
maupun jalan kabupaten dan desa, yang dapat digunakan sebagai jalan untuk
mengangkut bahan bangunan dan alat-alat konstruksi.
Apakah masih diperlukan jalan penghubung antara jalan umum dengan lokasi
bangunan yang akan dibangun.

6-21
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.1.3.6 MOBILISASI DAN SITE PLAN

A. Mobilisasi
a. Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
– Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor proyek,
kantor konsultan, kantor kontraktor, tempat tinggal petugas proyek, bengkel,
gudang dan sebagainya) sesuai dengan spesifikasi umum di dalam dokumen
kontrak.
– Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-kendaraan proyek)
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
– Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku,
mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi.
– Mendirikan construction plant sesuai dengan kebutuhan proyek.
– Mendatangkan personel-personel kontraktor dan konsultan.

b. Jangka waktu mobilisasi ditentukan di dalam Spesifikasi Umum. Pada umumnya


waktu yang disediakan untuk mobilisasi dibatasi 60 hari terhitung sejak COW.
Dalam batasan kurun waktu yang disediakan tersebut, peralatan laboratorium
biasanya harus sudah terpasang seluruhnya dalam jangka waktu 45 hari
terhitung sejak COW.

c. Ijin Pemasukan Alat Berat / Peralatan Laboratorium


– Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan Laboratorium
yang akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan
Pinpro/ Pinbagpro.
– Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa dilakukan oleh
kontraktor apabila Pinpro/Pinbagpro telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
– Apabila kontraktor harus mengimpor Alat Berat/Peralatan Laboratorium yang
belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka kontraktor harus
mendapatkan rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro sebelum memprosesnya
sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di dalam urusan
impor.

d. Mendatangkan alat-alat berat

6-22
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Sebelum mendatangkan alat-alat berat ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus


meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya
yang akan dilalui oleh alat-alat berat di maksud untuk memperhitungkan mampu
atau tidaknya jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya
tersebut dilewati oleh alat-alat berat yang akan dikirim ke proyek. Jika ternyata
tidak mampu, maka kontraktor perlu melakukan perbaikan atau perkuatan
konstruksi agar dapat dilewati oleh alat-alat berat (atas biaya kontraktor, harus
sudah diperhitungkan oleh kontraktor pada waktu mengajukan penawaran)
setelah dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang berwenang.

e. Ijin menggunakan jalan / jembatan


Perlunya mendapat ijin ini antara lain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan, misalnya rusaknya jalan karena dilewati angkutan alat
berat, ambruknya jembatan karena angkutan alat berat yan lewat melebihi batas
muatan dan lain sebagainya. Permohonan ijin tentang hal ini ditujukan kepada
Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dengan mengikuti prosedur dan
ketentuan yang berlaku.

f. Ijin mengoperasikan peralatan / kendaraan


Ijin ini dapat diperoleh dari pihak kepolisian dengan mengikuti prosedur dan
ketentuan yang berlaku.

g. Pemeriksaan Quarry
Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah
mempertimbangkan penggunaan material untuk pekerjaan tanah maupun
perkerasan jalan dan struktur yang berasal dari sekitar lokasi proyek. Jika di
sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, pilihannya tentu
mengambil material dari deposit quarry yang berasal dari tempat lain. Sebelum
diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu lokasi memenuhi persyaratan
mutu bahan baku, maka konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku
di laboratorium terhadap quarry di maksud serta memperkirakan volume deposit
quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang berkaitan dengan kewajiban
membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
h. Ijin menggunakan Quarry

6-23
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Permohonan ijin untuk menggunakan quarry / borrow area diajukan kepada


Pemerintah setempat oleh kontraktor, dengan mengikuti prosedur dan ketentuan
yang berlaku setempat.

i. Bahan-bahan
Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi
beton dan sebagainya harus terlebih dahulu dimintakan persetujuan oleh
kontraktor kepada Pinpro/Pinbagpro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-
bahan tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah Pinpro/Pinbagpro, dan
apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan
bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek.

j. Komposisi Peralatan
Pinpro / Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet)
alat-alat berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat
tersebut masing-masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat
kemudian jenis dan jumlahnya harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.

k. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk
tenaga –tenaga inti kontraktor, maka Pinpro / Pinbagpro perlu mengacu pada
daftar personel inti yang diajukan oleh kontraktor pada saat memasukkan
penawaran.

B. Site plan

Tujuan Site Plan

Supaya terkoordinasi dan terintegrasi secara efisien dan efektif semua komponen-
kompenen sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pekerjaan persiapan
proyek untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
bangunan-bangunan proyek dengan mengunakan sumber daya optimal
Didalam menyiapkan suatu site plan harus berpijak dan mengacu pada :
1. Volume dari pekerjaan yang dominan, seperti dalam:
▪ Pekerjaan galian
▪ Pekerjaan timbunan

6-24
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Pekerjaan grouting
▪ Pekerjaan beton
▪ Pekerjaan steell structures
▪ Pekerjaan pembesian
▪ Pekerjaan bekisting
▪ Pekerjaan pengeboran terowongan
▪ Pekerjaan sarana dan prasarana jalan kerja
2. Waktu yang efektif untuk mebawa material-material dari storage area (borrow
area) ke proyek dan diusahakan melalui jalan/ jarak yang terpendek.
3. Lokasi general office dan ware house sedekat mugkin dengan pintu utama
proyek supaya gampang dicari pihak luar dan juga mudah mengamankan
proyek dari pihak yang bertanggungjawab
4. Bilamana areal untuk ware house storage tidak memungkinkan di dalam lokasi
proyek maka diusahakan sedekat mungkin lokasi proyek
5. Metode-metode pelaksanaan untuk pekerjaan yang dominan menjadi dasar
analisa teknis yang utama untuk didapatkan koordinasi kerja dan integrasi item-
itempekerjaan satu sama lainnya pada waktu pelaksanaan dilapangan sesuai
mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
6. Laboratorium untuk testing dan pengontrolan kualitas/untuk menjadi salah satu
kunci keberhasilan tercapainya mutu yang ditetapkan oleh spesifikasi teknik
7. Mengacu pada kriteria-kriteria diterima site plan oleh pengawas lapangan atau
oleh pemilik proyek dengan memperhatikan prosedur dan proses mutu
pelaksanaan konstruksi seperti berikut
8. Mengacu pada organisasi site proyek yang diperlukan
9. Sistem drainase di lokasi pekerjaan.

Pada site plan akan tergambar tata letak dan ukuran untuk keperluan antara lain:
1. Kantor proyek
2. Gudang Proyek
3. Stock pile material beton
4. Work shop heavy equipment (alat berat)
5. Construction format
6. Fabricating reinforcing stell
7. Stock pile tanah
8. Gudang bahan peledak
9. Gudang dan work shop peralatan listrik

6-25
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

10. Jalan kerja

6.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Rencana Arus Kas Proyek

A Rencana Anggaran Biaya (RAP) Proyek

Rencana anggaran pelaksanaan (RAP) proyek. adalah salah satu dokumen


kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operasional pelaksanaan proyek,
sebagai acuan/pedoman operasional pelaksanaan proyek. Khususnya dalam
pengelolaan yang berhubungan dengan hasil usaha proyek, yaitu sebagai pedoman
dalam mencapai pendapatan proyek dan mengendalikan biaya proyek, agar minimal
tercapai seperti yang direncanakan.

Rencana Anggaran pelaksanaan proyek yang dibuat adalah hasil estimasi/


perkiraan biaya-biaya proyek, termasuk perkiraan (rencana) pendapatannya.
Estimasi/ perkiraan tersebut harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
▪ Pengalaman atau referensi dari realisasi pengelolaan proyek-proyek yang lalu
▪ Hasil observasi ulang atas data sumberdaya yang diperlukan (harga, jumlah
yang tersedia, proses administrasi sarana perhubungan, dan lain-lain), dan
lokasi/medan kerja proyek.
▪ Kebijaksanaan perusahaan
▪ Kesepakatan atau komitmen manajer proyek dengan direksi perusahaan

Dalam kenyataan/aktualisasinya sering kali realisasi pendapatan dan biaya proyek


mengalami pergeseran alokasi biaya atas item-item biaya yang direncanakan dalam
RAP. Hal ini sangat mungkin terjadi dan wajar. namun, manajer proyek selaku
penaggungjawab pengelolaan proyek harus bisa mempertanggungjawabkan sesuai
dengan kewajaran teknis dan ekonomis. Dengan demikian bisa dikatkan tolok ukur
kesuksesan manajer proyek dalam mengelola operasional pelaksanaan proyek
adalah kemampuanya dalam melaksanakan dan mencapai sasaran berdasarkan
rencana biaya pelaksanaan proyek tersebut

Tujuan dibuatnya RAP


- Sebagai sarana acuan/pedoman dalam pengelolaan hasil usaha proyek sebagai
manajer proyek dan staf proyek yang terkait.

6-26
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

- Sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para personal yang
bertanggungjawab terhadap hasil usaha proyek tersebut, khusunya manajer
proyek dalam pengelolaan proyek tersebut
- Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan operasional dan
hasil usaha proyek tersebut.

Prinsip dalam pembuatan RAP


1. RAP hanya memperhitungkan:
▪ Pendapatan (atau rencana pendapatan yang diperhitungkan) bukan
pembayaran yang diterima.
▪ Biaya (atau rencana biaya yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang
dikeluarkan
2. RAP dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.

Kelengkapan dokumen RAP


▪ Rekapitulasi RAP
▪ Rekapitulasi arus kas proyek
▪ Jadwal pelaksanaan proyek/Barchart dan kurva S
▪ Organisasi proyek
▪ Bill of quantity
▪ Project plan
▪ Metode pelaksanaan pekerjaan (CM) dan perhitungan kebutuhan peralatan
proyek
▪ Analisis harga satuan pekerjaan (untuk beberapa pekerjaan penting dan bernilai
besar)
▪ Jadwal kebutuhan tenaga kerja
▪ Jadwal kebutuhan peralatan
▪ Jadwal kebutuhan material
▪ Penjelasan dan asumsi dalam perhitungan RAP atau lampiran yang perlu
▪ Form-form bantu perhitungan data RAP dan cash flow

B. Rencana arus kas proyek (Cash flow)


Yang dimaksudkan dengan rencana arus kas atau cash flow pelaksanaan proyek
adalah data perkiraan (atau realisasi) penerimaan pembayaran (pembayaran
masuk/cash in) dan pengeluaran pembayaran (pembayaran keluar/cash out).
dengan demikian diperoleh data perkiraan, kapan (bulan-bulan apa saja) periode

6-27
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

pelaksanaan proyek yang bersangkutan memerlukan dana operasionalnya. sebab


proyek tidak bisa menyediakan dana sendiri dari perkiraan penerimaannya.

Dalam hal ini perusahaan dan manajer proyek akan berupaya mendapatkan dana
operasional tersebut berdasarkan perkiraan imbangan (balance) dari arus kas
proyek tersebut. Kebutuhan dana harus didapatkan (disediakan) karena perolehan
dana masuk atau penerimaan pembayaran diproyek lebih kecil dari pengeluaran
pembayarannya.dengan demikian terjadi imbangan/balance negative atau disebut
defisit. Melihat pentingnya data tersebut sebagai informasi dan acuan dalam
operasional proyek, khususnya dalam pengelolaan keuangan proyek, maka cash
flow proyek merupakan satu kesatuan dengan RAP.

Untuk membuat rencana arus kas proyekyang baik harus dipertimbangkan


beberapa hal berikut:
- Cashflow harus mengunakan data informasi yang akurat, valid dan lazim
(dokumen kontrak, risalah rapat, kesepakatan atau referensi pengolahan
finansial proyek sejenis yang lalu).
- Cash flow dibuat dengan mempertimbangkan kebijaksanaan finansial
perusahaan
- Cash flow dibuat oleh tenaga dengan pengalaman memadai.

Yang sangat mungkin terjadi adalah adanya ketidaksesuaian antara kenyataan


kondisi arus kas proyek dengan yang telah direncanakan dalam cash flow. maupun
manajer proyek sebagai penanggungjawab dan pelaksana langsung atas aktualisasi
rencana arus kas proyek, dituntut selalu cermat dan bijaksana dalam keputusan dan
tindakan,dengan demikian sasaran untuk selalu menjaga agar kondisi likuiditas
proyek ‘ surplus” tercapai.

Tujuan penyusunan cashflow


- Sebagai sarana acuan/ pedoman pengelolaan keuangan proyek bagi manajer
proyek dan staf terkait
- Sebagai sarana tolok ukur penilaian keberhasilan pengelolaan keuangan proyek
bagi manajer proyek dan staf yang bertanggungjawab dalam pengelolaan
likuiditas keuangan proyek
- Sebagai sarana untuk memonitor dan mengevaluasi pengelolaan proyek dan
hasil usaha proyek, khususnya likuiditas keuangan proyek

6-28
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Prinsip pembuatan cashflow


- Cashflow hanya memperhitungkan:
▪ Penerimaan (rencana penerimaan pembayaran) yang diperhitungkan, bukan
pendapatan yang mungkin tidak langsung berupa pembayaran (bisa berupa
piutang)
▪ Pengeluaran (rencana pengeluaran pembayaran) yang diperhitungkan;
bukan biaya, yang mungkin tidak langsung berupa pembayaran (bisa berupa
hutang)
- Cash flow dibuat dengan berorientasi pada balance yang positif atau kondisi
likuiditas yang surplus, bukan deficit
- Efektif dan efisien, maksudnya agar sasaran likuiditas tercapai dan menjadi
surplus, tidak menggangu/ menyakitkan mitra bisnis dan hubungan bisnis pun
tetap memberi manfaat bersama.

6.2 TAHAP OPERASIONAL PELAKSANAAN KONSTRUKSI

6.2.1 Tahap Kegiatan Operasional Pelaksanaan Konstruksi

Dalam tahap ini seluruh kegiatan proyek berlangsung, ini berarti:


▪ Berlangsung kegiatan puncak pelaksanaan
▪ Timbul masalah pelaksanaan yang harus segera diselesaikan.
▪ Penyedian sumber daya yang jumlah dan spesifikasinya harus sesuai dengan
kebutuhan dan tepat waktu. Hal ini sangat menguras kemampuan petugas
proyek yang bertanggungjawab atas aktivitas tersebut.
▪ Tim sukses pengelolaan proyek (manajer proyek dan staff) dituntut untuk selalu
siaga. selain itu tim ini juga harus menunjukkanatau memberikan kemampuan
manajerial terbaiknya. Dengan demikian setiap keputusan ataupun tindakan
yang diambiul dapat mencapai sasaran sehingga tujuanpengelolaan proyek pun
tercapai dengan memuaskan.

Dengan beberapa contoh kondisi operasional pelaksanaan di atas maka manajer


proyek yang baik harus mengenal dengan tepat segala aktivitas yang harus

6-29
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dilaksanakan dalam fase ini akan sangat membantu tindakan antisipasif yang
diambil termasuk keputusan administratif yang perlu diselesaikan tepat pada
waktunya.

DAFTAR KEGIATAN TAHAP OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

No Kegiatan Berhubungan Kegiatan Berhubungan Catatan


Eksternal Owner/ Konsultan Internal Proyek dan
dan lain-lain Perusahaan

1 2 3 4

1. Menindak lanjuti berita acara 1. Konsolidasi dan koordinasi o Setiap perusahaan


klausul dari dokumen pre bersama staf proyek untuk dan setiap proyek
award meeting menindak lanjuti dan mempunyai aktivitas
menyelesaikan pekerjaan dan prosedur khusus
2. Melaksanakan/mengikuti Pre dan dokumen antara lain: yang mungkin berbe-
construction meeting o Kontrol dan review sche- da sehingga kegiatan-
3. Melaksanakan/mengikuti dule pekerjaan termasuk kegiatan lain yang
construction meeting dan CPM harus dilakukan ma-
coordination meeting dan o Membuat schedule detail najer proyek akan
melakukan hubungan dan pekerjaan bulanan (ming- sangat bervariasi dan
pertemuan informal lainya guan) sangat banyak.
dalam rangka marketing dan o Menyiapkan dokumen Bahkan untuk kegia-
kelancaran operasional pro- detail metode pelaksanaan tan-kegiatan tertentu
yek pekerjaan karena beberapa alas-
4. Melaksanakan fungsi admi- o Evaluasi dan control an maka harus
nistrasi untuk operasional pelaksanaan ditugaskan atau bah-
o Laporan kemajuan peker- pekerjaan kan didelegasikan
jaan (lapora progress fisik) o Evaluasi dan control mutu kepada staf atau
bulanan dan mingguan operasinal dan hasil orang lain yang
o Proposal proyek kepada pelaksanaan pekerjaaan pantas dan memenuhi
owner terhadap rencana mutu syarat dalam kemam-
- Metode pelaksanaan proyek dan prosedur puannya
- Shop drawing pekerjaan
- Sampel material o Menindak lanjuti perma-
- Re desain/alternative salahan proyek termasuk
- As built drawing keluhan pelanggan (owner

6-30
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

- Dokumen proyek dll dan konsultan) dengan


o Dokumen tagihan peru- penyelsaian terbaik dan
sahaan (progress billing cepat
document) o Menindaklanjuti proses
dokumen amandemen

5. Site inspection atau con- kontrak dan tagihan


trolling bersama owner dan progress yang telah dibuat
konsultan atau bersama staf bersama owner
proyek o Membuat laporan bulanan
danlaporan keuangan
6. Seleksi, evaluasi dan
proyek dan laporan lain
negoisasi terhadap sub
sesuai prosedur perusaha-
kontraktor, supplier, mandor
an
borong dibantu staff terkait
o Melakukan
7. Melaksanakan fungsi
rapat/pertemuan
representative agen
koordinasi kerja proyek
pemimpin proyek untuk
untuk mendapatkan pen-
kepentingan perusahaan
yelesaian pekerjaan yang
terhadap instansi lainya guna
efisien dan memenuhi
keberhasilan proyek yang
sasaran pekerjaan
bersangkutan dan proyek-
2. Melakukan fungsi pemim-
proyek mendatang
pin proyek dan fungsi
perwakilan perusahan
terhadap seluruh kepen-
tingan perusahaan untuk
tujuan internal.

6.2.2 Rapat Konstruksi dan Rapat Koordinasi

• Rapat konstruksi dan rapat koordinasi eksternal


Rapat konstruksi dan rapat koordinasi eksternal adalah wadah media komunikasi
dan koordinasi antar anggota tim manajemen proyek yang terdiri dari pemilik proyek,
konsultan pengawas/konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor atau pihak lain
yang berkepentingan dengan materi rapat tersebut dalam rangka penyelesaian
pelaksanaan proyek.

Jadi rapat konstruksi dan rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama tim
manajemen proyek bersifat formal/resmi, namun pelaksanaannya kadang bersifat

6-31
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

tidak resmi. Waktu pelaksanaan rapat biasanya ditentukan oleh pemilik proyek atau
konsultan manajemen konstruksi.

▪ Rapat konstruksi
- Biasanya dilakukan secara periodik sekali tiap bulan
- Atau tergantung kebutuhan serta bila ada permasalahan khusus
- Biasanya dilakukan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyek
- Rapat formal
- Undangan resmi diberikan
- Materi yang dibahas sudah tertentu
- Peserta membawa data dan alternatif usulan penyelersaian masalah proyek,
rencana kerja proyek berikutnya dan sebagainya. Keputusan merupakan
kesepakatan bersama dari peserta rapat dan di buat berita acaranya
- Rapat dipimpin/ diketuai oleh pemilik proyek/ manajer proyek/ manajer
konstruksi
▪ Rapat kordinasi
- Biasanya dilaksanakan sekali setiap minggu
- Atau tergantung kebutuhan dan kepentingan
- Biasanya dilaksanakan ditempat pemilik proyek atau di kantor proyak
- Rutin tanpa undangan resmi
- Materi yang dibahas sekitar rencana kerja, kesiapan sumber daya, kemajuan
pekerjaan, laporan kemajuan perusahaan dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan kelancaran operasional pelaksanaan proyek
- Biasanya dilakukan dengan suasana informal dan terencana
- Peserta siap membawa data dan materi usulan
- Melaksanakan koordinasi yang perlu untuk mendapatkan penyelesaian
bersama
- Rapat dipimpin oleh koordiantor pelaksana lapangan atau site engineer dari
pemilik proyek

Untuk memperoleh hasil keputusan rapat konstruksi yang maksimal mungkin dan
bisa menampung kepentingannya, manajer proyek sebagai wakil dari perusahaan ,
harus mempunyai strategi yang tepat agar keputusan rapat konstruksi
mengakomodasi kepentingannya dengan baik

6-32
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Strategi untuk dapat mencapai keputusan rapat konstruksi yang baik

▪ Menyiapkan data, perhitungan dan gambar-gambar bantu yang perlu


▪ Upayakan forum rapat koordinasi mingguan sudah terkomunikasikan dengan
baik dan telah diperoleh tanda-tanda atau alternatif penyelasaiannya. Bina
komunikasi, perlu penjelasan yang mendekatkan penyelesaian terbaik bagi
kepentingan semua pihak
▪ Melakukan pertemuan informal, pribadi dengan pihak-pihak yang mempengaruhi
keputusan rapat sebelum acara rapat konstruksi. Berikan penjelasan dan data-
data yang perlu agar dari sini, telah bisa diperoleh hasil yang positif minimal
tanda-tanda akan terakomodasinya kepentingan perusahaan tersebut tampak
▪ Menikuti rapat konstruksi dengan lengkap. Sampaikan penjelasan atas alternatif
penyelesaian sesuai dengan yang telah dipersiapkan. namun dahului dengan
menyampaikan bahwa usulan dari pemilik proyek dan konsultan, selanjutnya
jelaskan bahwa usulan anda memenuhi batasan-batasan tersebut
▪ Alasan yang di tampilkan dalam proposal harus :
- Secara teknis aman, memenuhi standar dan wajar
- Pelaksanaanya tidak sukar
- Sumber daya mendukung dan siap
- Ekonomis

▪ Seorang manajer proyek (Kontraktor) adalah misi perusahaan yaitu :


- Waktu pelaksanaan tidak lebih lama
- Bisa/ mudah dilaksanakan
- Sumber daya dan teknologi siap
- Menguntungkan
- Citra perusahaan positif.

Rapat konstruksi dan rapat koordinasi internal

Dengan periode yang hampir bersamaan atau sebaliknya, sebelum periode rapat
ekstern rapat konstruksi dan rapat koordinasi internal dilakukan manajer proyek
beserta stafnya, terutama yang terkait dengan permasalahan yang akan di bahas.
Rapat internal proyek, fungsi atau manfaatnya adalah
- Sebagai sarana komunikasi dan koordinasi
- Sebagai sarana konsolidasi dan pembinaan
- Sebagai sarana menyiapkan strategi dan penyelesaian rencana kerja dan
permasalahan konstruksi.

6-33
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.2.3 Advance Payment (Uang Muka)

Besarnya Uang Muka (Advance Payment) yang dibayarkan kepada kontraktor


biasanya adalah sebesar 20% x nilai kontrak, ditentukan dengan Surat Edaran
Menteri, merupakan kebijakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi
kemampuan keuangan negara. Uang muka tersebut baru dapat dibayarkan apabila :
– Kontraktor telah menyerahkan jaminan uang muka / Bank Garansi (yang nilainya
sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka) yang diterbitkan oleh
Bank Pemerintah atau Bank Lain atau Lembaga Keuangan lain yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
– Kontraktor terlebih dahulu mengajukan permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada Pinpro / Pinbagpro disertai dengan rencana penggunaan
uang muka tersebut untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang tercantum di
dalam kontrak.

Pembayaran kembali uang muka (Advance Payment Repayment) diperhitungkan


berangsur-angsur secara merata pada tahap-tahap pembayaran prestasi pekerjaan
kepada kontraktor dengan cara melakukan pemotongan sebesar :
– 20% dari setiap pembayaran untuk kontrak dengan dana APBN Rupiah Murni
dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100%.
– 25% dari setiap pembayaran untuk kontrak dengan Dana Pinjaman Luar Negeri
dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 80% (tergantung dari
ketentuan pemberi Loan).

Nilai jaminan uang muka pada prinsipnya secara bertahap dapat dikurangi namun
sekurang-kurangnya sama dengan sisa uang muka yang belum dilunasi. Kemudian
penggunaan uang muka tersebut diawasi oleh Pinpro/Pinbagpro dan sepenuhnya
harus diperuntukkan bagi pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.

6.2.4 Buku Harian Dan Laporan

Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di


lapangan, dibuat Buku Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Laporan
Triwulanan dan Laporan Akhir. Segala peristiwa dan kejadian penting yang terjadi di
lapangan dicatat di dalam laporan tersebut sebagai masukan bagi pengendali dalam
pengambilan keputusan dan tindak turun tangan.

6-34
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

• Buku Harian
Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian
yang berisi hal-hal sebagai berikut :
– Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan
– Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas atau jenis pekerjaan
dan keterampilan yang diperlukan.
– Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia.
– Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan.
– Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
– Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
– Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
– Catatan-catatan yang berkaitan dengan : pelaksanaan, perubahan design,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan
penyebabnya dan lain sebagainya.

Buku Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), ditandatangani oleh Pihak
Kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh petugas lapangan dari Engineer’s
Representative dan diketahui oleh petugas lapangan dari Engineer (yang mewakili
Pinpro/Pinbagpro), dengan distribusi sebagai berikut :

– Asli untuk Pinbagpro


– Lembar ke dua untuk Pinpro
– Lembar ke tiga untuk Engineer’s Representative (konsultan)
– Lembar ke empat untuk kontraktor.

• Laporan Mingguan
Laporan Mingguan merupakan rangkuman dari Laporan Harian selama 1
minggu, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1
minggu, disiapkan oleh kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku Harian
tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.

• Laporan Bulanan
– Analog dengan Laporan Mingguan, kontraktor juga harus menyiapkan
Laporan Bulanan yang berisi rangkuman dari Laporan Mingguan selama 1
bulan, juga mencakup jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan selama 1

6-35
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

bulan, disiapkan oleh kontraktor dalam rangkap 4, analog dengan Buku


Harian tentang siapa yang menandatangani maupun distribusinya.
– Laporan Bulanan yang dibuat oleh kontraktor ini akan merupakan masukan
bagi konsultan dalam menyiapkan laporan yang disebut sebagai Laporan
Bulanan Konsultan Supervisi (karena konsultan memiliki kontrak tersendiri
dengan Pinpro Pengawasan) mencakup :
o Laporan kegiatan fisik yang dilakukan oleh kontraktor minimal berisi
berisi informasi tentang sertifikat pembayaran bulanan (Monthly
Certificate), ringkasan kemajuan pekerjaan, realisasi financial progress
schedule – S Curve, dan sketsa kemajuan pelaksanaan fisik.
o Laporan pengawasan teknis, mencakup aspek pengawasan teknis yang
berkaitan dengan quality assurance dan quality control terhadap hasil
kerja kontraktor setiap bulan. Selain itu juga dilaporkan daftar personel
konsultan dan jadwal penugasannya sebagai tim konsultan pengawas.

• Laporan Triwulan

Merupakan evaluasi 3 bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas terhadap


pelaksanaan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh kontraktor. Berbagai
kekurangan pelaksanaan proyek yang terjadi selama 3 bulan dievaluasi,
menyangkut aspek teknis maupun administratif. Jika konsultan dapat
menyajikan evaluasi 3 bulanan secara tajam, maka quarterly report ini akan
merupakan masukan manajemen bagi Pinpro/ Pinbagpro untuk mengambil
langkah-langkah preventif bagi kemungkinan kegagalan pelaksanaan proyek.
Fokus evaluasi tidaklah semata-mata dari aspek teknis akan tetapi juga dari
aspek administratif sehingga dapat diperoleh masukan yang adil, apakah
masing-masing pihak sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan dokumen kontrak.

• Laporan Akhir
Final Report adalah laporan akhir yang disiapkan baik oleh kontraktor maupun
konsultan pengawas, merupakan laporan lengkap yang menggambarkan
resume seluruh rangkaian pelaksanaan proyek yang direkam setiap bulan, berisi
data-data penyelenggaraan proyek sebagai berikut :

Kronologi pelaksanaan proyek


– Peta lokasi proyek

6-36
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

– Data proyek
– Status Review Design / Technical Justification
– Status Change/Variation Order dan Addendum Kontrak
– Monitoring kemajuan pekerjaan bulanan (dari sejak bulan ke-1 s/d bulan
terakhir pelaksanaan proyek – PHO)
– Rekaman Financial Progress Schedule – S Curve, menggambarkan angka
dan grafik rencana dan realisasi dari sejak bulan ke-1 pelaksanaan proyek
s/d PHO), lengkap dengan Revised S Curve jika ada.
– Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
– Struktur Organisasi Pengawas Proyek
– Monitoring penggunaan peralatan di lapangan
– Monitoring quality control

Program Masa Pemeliharaan (Warranty Period)


– Program Pemeliharaan
▪ Jenis Kegiatan
▪ Bahan
▪ Peralatan
▪ Personel
– Jenis dan lokasi pekerjaan yang belum dan atau masih perlu ditangani, antara
lain :

▪ Finishing saluran
▪ Finishing bangunan
▪ Jalan Inspeksi
▪ Dan sebagainya.
– Lokasi rawan longsor, rawan banjir, rawan kecelakaan dan sebagainya.

Dokumen Serah Terima Sementara (PHO)


– Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO

Dokumen Serah Terima Akhir (FHO)


– Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO)

Ada 2 cara yang bisa ditempuh dalam menyiapkan laporan akhir proyek, yaitu dibuat
sendiri-sendiri dengan sudut pandang yang berbeda antara kontraktor dan konsultan
atau dibuat bersama oleh kontraktor dan konsultan (ditandatangani oleh kontraktor

6-37
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dan konsultan). Cara yang kedua mungkin menyiapkannya agak sulit karena
mempersamakan sudut pandang antara kontraktor dan konsultan tentu tidak mudah,
namun isi laporan akhir tentunya akan lebih kaya dan lebih akurat analisisnya
dibandingkan dengan kalau dibuat oleh masing-masing. Alternatif mana yang dipilih,
tentu sepenuhnya menjadi kewenangan pinpro/Pinbagpro.

• Revised Schedule – S Curve

SCM berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Financial Progress


Schedule – S Curve perlu direvisi. Berikut ini adalah contoh Revised Schedule
sebagai akibat dari perpanjangan waktu kontrak :

Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu


3 BULAN
100

80
Prosen

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised

Catatan

Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3
bulan. Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen sc hedule = prosen
schedule rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan
12 berturut-turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.

6-38
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.2.5 Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pembayaran prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada umumnya


dilakukan dengan dua cara :
 Pembayaran dengan sistem sertifikat bulanan atau monthly certificate
 Pembayaran dengan sistem termijn, yakni pembayaran setelah prestasi hasil
pekerjaan fisik kontraktor mencapai kemajuan pada nilai prosentase tertentu.
Sistem mana yang akan digunakan tergantung pada kesepakatan yang diatur dan
dituangkan di dalam dokumen kontrak.

a. Pembayaran dengan sistem Monthly Certificate (MC), dalam garis besar diatur
sebagai berikut :
 Setiap tanggal 25 bulan yang bersangkutan, kontraktor perlu membuat sertifikat
bulanan yang kemudian diajukan kepada Pinpro / Pinbagpro.
 MC mencakup rincian :
▪ Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen dengan komulatif
jumlah biaya per Divisi Pekerjaan pada bulan yang bersangkutan.
▪ Gross Monthly Certificate, terdiri dari biaya total works complete + biaya
material on site (biasanya material on site diperhitungkan 80% x nilai yang ada
di lapangan)
▪ Biaya-biaya deductions (pengurangan) yang terdiri dari :
o Retention Money
o Advance Payment Repayment (terhitung sejak MC No. 3)
o Previous Monthly Certificate
▪ Net Monthly Certificate (= Gross MC - Total Deductions)
▪ Value Added Tax (PPN) on Net MC
▪ Value Added Tax (PPN) on Advance Payment (jika belum dibayarkan)
▪ Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (= Net MC - Value Added
Taxes)
▪ Komposisi pembayaran :
o Foreign Cost Component
o Local Cost Component
 Pengajuan sertifikat bulanan tersebut harus sudah mendapatkan kepastian dari
Engineer dalam waktu 7 (tujuh) hari, apakah disetujui/diperbaiki/ditolak.

6-39
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

 Apabila telah disetujui, Pinpro / Pinbagpro harus sudah mengajukan SPP (Surat
Permintaan Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan
agar dapat disetujui sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.

b. Pembayaran dengan sistem termyn, dalam garis besar diatur sebagai berikut :
 Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan yang
telah dipersyaratkan di dalam dokumen kontrak, kontraktor diperbolehkan
mengajukan tagihan pembayaran secara tertulis kepada Pinpro/Pinbagpro disertai
dengan lampiran daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta
harga satuan dan jumlahnya.
 Atas permintaan Pinpro/Pinbagpro, konsultan melaksanakan penelitian dan
pengecekan lapangan atas kebenaran laporan hasil pekerjaan yang diajukan oleh
kontraktor. Hasilnya dituangkan ke dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita
Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh kontraktor, konsultan dan Pinpro/
Pibagpro.
 Selambat-lambatnya 10 hari terhitung sejak pengajuan tagihan oleh kontraktor,
Pinpro/Pinbagpro harus sudah mengajukan SPP kepada instansi yang
berwenang.

6.2.6 Pekerjaan Tambah / Kurang

Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat
kondisi lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang adalah suatu pengurangan
volume pekerjaan juga karena kondisi lapangan, meskipun volumenya sudah secara
jelas tercantum di dalam dokumen kontrak.

Pengertian pekerjaan tambah / kurang dibedakan dalam 2 jenis yaitu :


 Berupa kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu yang
sudah ada harga satuannya di dalam kontrak.
 Berupa Variation Order atau Change Order yang belum ada kesepakatan harga
satuannya di dalam kontrak.

Berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang, sesuai dengan dokumen kontrak,


Pinpro/Pinbagpro mempunyai kewenangan untuk melaksanakan perubahan
pekerjaan di lapangan antara lain :

6-40
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

 Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam


kontrak.
 Menghapus atau bahkan mengadakan jenis pekerjaan baru.
 Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
 Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian pekerjaan.
 Melaksanakan pekerjaan tambah yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.

6.2.7 Review Desain

Proses perjalanan perencanaan proyek SDA mulai program anggaran sampai


dengan pra-kontrak dapat berlangsung lebih dari 1 atau 2 tahun terutama untuk
program yang berbantuan luarnegeri, sehubungan dengan proses prosedurnya
harus melalui persetujuan lender tersebut . Oleh karena itu pada saat proses pra-
kontrak maka pada umumnya kondisi lapangan sudah banyak berubah
dibandingkan dengan desain awal yang dikirim dan disetujui oleh lender. Atau
terjadi penyimpangan data investigasi, ada usulan/masukan dari instansi lain atau
masyarakat.

Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi topografi yang mengalami
perubahan drastic, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian ulang atas
data-data seperti : Data pengukuran, data geoteknik, data trase saluran dan
elevasi saluran dll.

Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses review desain harus
dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya kontrak efektif perjanjian antar
pengguna jasa dan penyedia jasa..Persiapan review desain pada umumnya dimulai
pada saat rapat pra-pelaksanaan atau pre-construction meeting, dimana pada rapat
tersebut dihadiri oleh semua unsur, baik dari pengguna jasa atau pemerintah,
konsultan dan kontraktror yang akan melaksanakan.

Pada saat rapat pra-pelaksanaan diharapkan sudah dibahas masalah batasan


kegiatan survey lapangan, unsur yang telibat, biaya kegiatan survey serta data
peralatan serta format untuk survey, dan jadwal rencana kerja kergiatan review
desain yang akan dilaksanakan.Sesuai dengan kontrak pada umumnya, kegiatan
review desain, mulai dari survey, penggambaran ulang, analisa biaya dan

6-41
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

persetujuan administrasi dan keuangan diharapkan waktunya tidak lebih dari 3


bulan untuk kontrak multiyears atau tidak lebih 20% waktu periode kontrak tahunan.

Pada umumnya pada saat rapat pra-pelaksanaan maka kontraktor dan konsultan
telah melaksanakan survey pendahuluan.Kajian atas survey visual pendahuluan
tersebut dan analisa awal atas desain awal dari kontrak yang telah ditanda tangani,
akan dapat memberikan informasi sejauh mana besaran review desain dapat
dilakukan.Oleh karena itu data awal kontrak terkait dengan data pengukuran, data
geoteknik, data volume pekerjaan, gambar kontrak, spesifikasi teknik, dan data
sosial yang mungkin terjadi perlu dikaji ulang agar saat pembuatan review desain
hal hal tersebut semuanya dapat diantisipasi dan dapat ditangani dengan lebih baik
dan optimal. Namun data ini pada umumnya sangat terbatas adanya sehingga
mengalami kesulitan mendapatkan data dasarnya. Permasalahan dan perubahan
yang terjadi pada desain awal dibanding dengan kondisi saat persiapan rekayasa
lapangan perlu dicatat dan dilbuat laporan lengkap, secara teknis, admisnistrasi dan
keuangannya. Alternatif dan metode usulan sebagai hasil kajian awal perlu disusun
dengan lengkap jelas, dalam koridor yang disepakati dalam rapat pra –pelaksanaan.

Data kontrak awal seperti, nama kontrak, lokasi proyek, volume efektif, panjang
fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja, perbedaan
kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama kontraktor dan konsultan, serta
waktu mobislisi kontraktor dan konsultan menjadi bagian penting dalam proses
review desain. Beberapa data terkait, pengukuran, geoteknik, hidrologi dan lain-lain
menjadi bagian penting dalam proses review desain. Selain itu beberapa hal terkait
ketersediaan jenis bahan dan harga yang ada diwilayah tersebut menjadi bagian
penting untuk dapat dilakukan rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada
koridor standar spesifikasi dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Karena dalam proses pelaksanan pekerjaan SDA masih memungkinkan adanya
koridor perubahan untuk mendapatkan optimalisasi biaya dengan produk akhir yang
sama.

Proses review desain sangat memungkinkan terjadinya penyalah gunaan wewenang


terjadinya mark-up biaya dan pada umumnya mempunyai konotasi yang jelek yang
memungkinkan adanya KKN. Oleh karena itu proses pengaturan review desain
dilakukan secara hati-hati dan diatur perlu mengikuti prosedur administrasi dan
keuangan yang cukup panjang. Dalam hal hasil dari rapat pra-pelaksanaan

6-42
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

konstruksi SDA memutuskan perlunya proses review desain maka 3 unsur yaitu
pemimpin proyek, konsultan dan kontraktor segera melakukan persiapan survey
atas semua hal terkait dengan teknis ,administratif dan pembiayaan kontruksi
proyek tersebut.

Peninjauan kembali atas rencana pekerjaan SDA akan mengakibatkan terbitnya


Variasi Pekerjaan Tambah/Kurang, meliputi perkiraan kuantitas untuk setiap mata
pembayaran bersama dengan jadual mendetail dari semua pekerjaan.
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak mengubah
Jumlah Harga Kontrak secara significant .Untuk itu perlu diantisipasi item pekerjaan
yang pada awal kecil volumenya , namun pada pada saat pelaksaan volumenya
melonjak tajam. Apalagi jika volume yang kecil tersebut pada awalnya tender harga
satuannya cukup besar sehingga kenaikan volume akan mengakibatkan perubahan
harga yang cukup besar. Kasus ini dinamakan unbalance bid.
Dalam setiap proses perencanaan selalu dihadapkan pada beberapa opsi atau
alternative penanganan termasuk pembiayaannya. Pada umumnya perubahan dan
atau penambahan pembiayaan yang dimungkinkan adalah kurang lebih 10% dari
nilai kontrak awal, khususnya yang berbantuan luar negeri, namun pada umumnuya
tidak ada khususnya anggaran APBN. Hal ini terkait dengan besaran recovery
money atau interest rate khususnya berbantuan bank maka nilai pembiayaanya
harus bankable. Namun bank merekomndasikan tidak terjadi perubahan nilai
kontrak.

Dalam hal sumber pendanaan pembiayaan proyek SDA berasal dari APBN atau
Dana Bantuan Luar Negeri maka ada beberapa prosedur yang harus dilalui sebagai
persayaratan administrasi sebelum proyek tersebut dapat dilanjutkan. Pada
umumnya prosedur review desain untuk pekerjaan proyek SDA yang berbantuan
luar negeri membutuhkan proses persetujuan dari Lending agency, paling cepat
satu bulan sejak dikirimkan ke kantor perwakilannya, diluar proses persetujuan
internal dilingkungan Pemerintah Tingkat Pusat atau Propinsi yang bersangkutan.

6.2.8 PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

• Perpanjangan waktu kontrak

Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah tetap.
Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang

6-43
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dinilai layak untuk menjadi penyebab perlunya perpanjangan waktu pelaksanaan,


maka menjadi tugas Pinpro/Pinbagpro untuk segera mempelajari permasalahannya
dan kemudian memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan. Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan
tersebut tidak boleh menunggu sampai PHO (Provisional Hand Over). Adapun yang
dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk pengusulan perpanjangan waktu
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan tambah.
 Perubahan design
 Bencana alam yang dinyatakan oleh Gubernur.
 Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/Pinbagpro,
misalnya permasalahan pembebasan tanah.
 Masalah yang timbul di luar kewenangan kontraktor.
 Force majeur ( antara lain : huru-hara, perang, bencana alam)

Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan untuk
alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal ini harus
didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak dibandingkan
dengan data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.

• Prosedur permintaan perpanjangan waktu kontrak


 Secara tertulis kontraktor mengajukan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan
kepada Pinpro/Pinbagpro dengan menyebutkan alasan-alasannya dan dilampiri
data-data pendukung.
 Pinpro/Pinbagpro segera melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan
yang diajukan oleh kontraktor.
 Hasil evaluasi baik berupa persetujuan maupun penolakan harus segera
disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.
 Dalam hal Pinpro/Pinbagpro dapat menyetujui usulan yang diajukan oleh
kontraktor, maka proses adendum kontrak harus segera dilakukan.
 Proses adendum kontrak karena perpanjangan waktu tersebut harus diikuti
dengan perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan pelaksanaan, jaminan
uang muka, jaminan pemeliharaan)

6-44
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

• Revisi jadwal pelaksanaan

 Sebagai konsekwensi dari persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan, maka


Financial Progress Schedule - S Curve juga perlu direvisi.

 Pada umumnya secara normatif revisi jadwal pelaksanaan disiapkan tidak lebih
dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu diterbitkan.

 Revisi Financial Progress Schedule - S Curve harus dibuat sejajar dengan


original S Curve yang telah disepakati di dalam kontrak, dimulai dari titik rencana
progress yang seharusnya dapat dicapai akibat dari persetujuan perpanjangan
waktu. Posisi titik rencana progress ini akan lebih tinggi dari actual progress
yang telah dicapai oleh kontraktor, sehingga dengan demikian kotraktor tetap
harus melakukan upaya-upaya khusus untuk mencapai progress yang
dikehendaki dalam revisi jadual pelaksanaan.

6.2.9 Denda (Liquidated Damage)

 Denda adalah salah satu sanksi yang dikenakan kepada Pihak Kontraktor
karena keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan.

 Ketentuan besarnya denda tergantung pada klausul yang tercantum di dalam


Syarat-syarat Kontrak.

 Sejak waktu pelaksanaan kontrak dilampaui, denda sudah harus diperhitungkan


dan dibayar ke Kas Negara pada setiap terjadi transaksi pembayaran.

 Jika sumber pembiayaan proyek berasal dari APBN Rupiah Murni, maka
Pinpro/Pinbagpro akan memotong langsung dari tiap tagihan pembayaran yang
diajukan oleh kontraktor.

 Sedangkan apabila sumber dananya berasal dari Dana Pinjaman Luar Negeri
maka kontraktor harus terlebih dahulu menyetor pembayaran denda melalui Kas
Negara sebelum aplikasi tagihan pembayaran dari kontraktor diajukan kepada
Badan pemberi Pinjaman.

6-45
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.2.10 Eskalasi / De-Eskalasi Harga

Rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga adalah sebagai berikut :

E = Q X UPO X (K-1)

K = O + L X (LN/LO) + M X (M N/M O) + F X (FN/FO) + E X (EN/EO) + T X (TN/TO) +



dimana,

▪ E = Nilai eskalasi harga atau de-eskalasi harga (price adjustment)


▪ Q = Kuantitas pekerjaan pada item pekerjaan yang mendapatkan eskalasi
▪ UPo = Harga Satuan Kontrak Asal (Original Unit Price Contract)
▪ K = Faktor Eskalasi Harga

▪ O = Koefisien atau faktor yang tidak disesuaikan (merupakan fixed factor untuk
biaya kantor; contoh-contoh dokumen kontrak yang lalu : O = 10%, 15% atau
20% tergantung pertimbangan yang diambil pada waktu menyusun dokumen
lelang)

▪ l, m, f, e, dan t adalah komponen cost factor masing-masing untuk labour (l),


material (m), fuel (f), equipment (e) dan transportation (t), nilainya ditetapkan
oleh Employer untuk masing-masing item pekerjaan, dicantumkan di dalam
Syarat-syarat Kontrak. Sebagai cross check, perlu diketahui bahwa O + l + m + f
+ e + t = 1,00 (jika tidak ada komponen cost factor selain l, m, f, e, dan t)
Catatan : Contoh yang pernah ada, O = 15%, t = tidak diperhitungkan,
sehingga l + m + f + e = 100% -15% = 85%.

▪ Lo, Mo, Fo, Eo, To adalah angka index dasar (zero index) untuk Labour,
Material, Fuel, Equipment dan Transport yang berlaku pada 30 hari sebelum
pembukaan penawaran (bid opening), diambil dari data resmi yang diterbitkan
oleh Biro Pusat Statistik (bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang
dapat diperoleh)

▪ Ln, Mn, Fn, En, Tn adalah angka index harga untuk Labour, Material, Fuel,
Equipment dan Transport yang berlaku pada suatu bulan selama construction
period, juga diambil dari data resmi yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik

6-46
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

(bisa Pusat bisa Daerah, tergantung data mana yang dapat diperoleh) pada
bulan yang bersangkutan. Jika data yang tersedia di buku Biro Pusat Statistik
tidak lengkap biasanya dibuat interpolasi dengan memperhitungkan trend
perkembangan angka-angka index yang bersangkutan.

Jika di dalam dokumen kontrak terdapat klausul mengenai eskalasi / de-eskalasi,


maka Engineer, Engineer's Representative maupun kontraktor perlu memberikan
perhatian atas hal-hal tersebut di bawah :
 Pembayaran kontrak akibat eskalasi harga hanya dapat dilakukan untuk item
pekerjaan yang dicantumkan di dalam syarat khusus kontrak.
 Perhitungan kuantitas item pekerjaan yang dibayar dengan eskalasi :
▪ Kuantitas yang dibayar eskalasinya diperoleh dari selisih kumulatif kuantitas
tahun ke (i) yang dipilih dengan kumulatif kuantitas tahun ke (i-1) yang dipilih.
▪ Jika kemajuan pelaksanaan terlambat, maka kumulatif kuantitas yang dipilih
adalah kumulatif kuantitas rencana.
▪ Jika kemajuan pelaksanaan ahead schedule, maka kumulatif kuantitas yang
dipilih adalah kumulatif kuantitas actual.
 Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempercepat pembayaran
eskalasi :
o Perhitungan faktor eskalasi per bulan dibuat dengan menggunakan trend line
perubahan Ln, Mn, Fn, En, Tn (regressi linear), diperhitungkan berdasarkan
data yang tersedia di Biro Pusat Statistik.
o Hasil perhitungan tersebut diajukan kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan persetujuan.
o Berdasarkan persetujuan tersebut, tiap bulan dapat dibayarkan 70% dari
perhitungan di atas.
o Setelah angka index diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik, perhitungan secara
bertahap dapat disesuaikan dan pembayaran dapat dilakukan secara final
setelah dipersiapkan Addendum Kontrak yang diperlukan.
 Jika nilai kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah Currency
saja, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fn, En, Tn dapat
didasarkan atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik.
 Jika nilai kontrak disusun berdasarkan Harga Satuan berupa Rupiah Currency +
Foreign Currency, maka angka index untuk Lo, Mo, Fo, Eo, To dan Ln, Mn, Fn,
En, Tn juga dapat didasarkan atas data yang secara resmi diterbitkan oleh Biro
Pusat Statistik, namun untuk porsi Harga Satuan Foreign Currency terlebih

6-47
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

dahulu diekivalenkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada saat 30 hari sebelum
bid opening. Dengan demikian akan diperoleh Harga Satuan dalam Rupiah yang
terdiri dari ex Rupiah Currency dan ex Foreign Currency yang dirupiahkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung eskalasi harga bagian mata
uang asing menjadi sebagai berikut :

E = (UPN - UPO X EO)/ET


UPN = UPO X EO X K

E = (UPO X EO X K/ET) - (UPO X EO/ET)


= UPO X (K-1) X EO / ET

dimana,

UPo = Nilai Harga Satuan Kontrak Semula


UPn = Nilai Harga Satuan Kontrak Tereskalasi
Eo = Kurs pada saat 30 hari sebelum pembukaan penawaran
Et = Kurs pada saat bulan perhitungan eskalasi untuk bagian mata uang asing.

6.2.11 Penyelesaian Perselisihan Kontrak

Jika ternyata kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi


tanggung jawabnya, maka pengamanan dan penyelamatan proyek yang akan
diambil oleh Pinpro/Pinbagpro guna menyelesaikan permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut :
 Penghentian kontrak (Determination)
 Pemutusan kontrak (Termination)
 Penundaan Pekerjaan (Suspension)
 Arbitrase
 Rescheduling
 Force Majour
 Claim
• Penghentian Kontrak (Determination)
Yang dimaksud dengan penghentian kontrak adalah pengakhiran kontrak lebih
awal dari jadwal yang telah ditetapkan atas prakarsa pemilik karena telah terjadi
hal-hal di luar kemampuan kedua belah pihak misalnya :
 Terjadi perang
 Terjadi pemberontakan atau perang saudara

6-48
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

 Keributan, kekacauan, huru-hara yang menimpa wilayah proyek dan


sekitarnya
 Bencana alam.
Sebagai konsekwensi penghentian kontrak, Employer berkewajiban membayar
kepda kontraktor biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor sesuai dengan
dokumen kontrak.

• Pemutusan Kontrak (Termination)


Yang dimaksud dengan pemutusan kontrak adalah pengakhiran kontrak lebih
awal dari jadwal yang telah ditetapkan atas prakarsa pemilik karena kelalaian
kontraktor. Pemutusan kontrak ini memberikan sanksi kepada kontraktor yang
bersangkutan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Employer,
biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut :
 Jaminan pelaksanaan dicairkan, disetor ke Kas Negara
 Sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus, disetor ke Kas Negara.
 Pengenaan denda yang diatur sebagai berikut :
o Apabila kontrak diputus sebelum construction period berakhir maka
kontraktor tidak dikenakan denda apapun.
o Apabila kontrak diputus setelah construction period berakhir namun belum
mencapai waktu untuk denda maksimum, maka denda hanya dikenakan
sampai waktu pemutusan kontrak.
o Apabila kontrak diputus setelah masa pengenaan denda maksimum maka
kepada kontraktor dikenakan denda maksimum.
 Kepada kontraktor yang diputus kontraknya dikenakan sanksi tambahan
berupa pengenaan daftar hitam (tidak diundang lelang, tidak ditunjuk
sebagai pemenang lelang, tidak diberi pekerjaan dengan pemilian
langsung) untuk jangka waktu tertentu, untuk propinsi tertentu, untuk
beberapa propinsi tertentu atau bahkan untuk skala wilayah nasional.

• Penundaan Pekerjaan (Suspension)

 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus, Pinpro/Pinbagpro dapat


menggunakan kewenangannya memerintahkan kontraktor untuk menunda
pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang dilakukannya.

6-49
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

 Engineer's Representative dalam hal ini harus membantu Pinpro/Pinbagpro


dengan memberikan pedoman dan perintah kepada kontraktor dalam
melindungi / menjaga pekerjaan selama masa penundaan.
 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor selama masa penundaan
menjadi tanggung jawab Engineer, kecuali dalam penundaan tersebut :
o Dinyatakan lain dalam dokumen kontrak.
o Atau penundaan terpaksa harus dilakukan karena keadaan cuaca buruk
yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas pekerjaan
o Atau karena kesalahan kontraktor.

 Untuk mendapatkan pengembalian pembayaran selama masa penundaan,


konraktor harus memberitahukan hal ini secara tertulis kepada Engineer's
Representative paling lambat 28 hari setelah perintah Engineer's
Representative dikeluarkan, dan Engineer berkewajiban menyelesaikan
pembayarannya sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh Engineer's
Representative.

• Arbitrase
Arbitrase dilakukan jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak
bisa diselesaikan oleh Engineer (mewakili Employer) dan Kontraktor. Arbitrase
dilakukan berdasarkan "Arbitration Rules of the United Nations Commission on
International Trade Law" yang untuk pekerjaan proyek-proyek SDA di Indonesia
dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Arbitrase harus dilaksanakan di Jakarta.
 Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
 Bila dua orang penengah (arbitrator) gagal mencapai persetujuan, maka
seorang wasit yang ditunjuk dari Badan Arbitrase Indonesia atau pengadilan
Negeri.
 Keputusan yang diambil oleh Arbitrator akan mengikat kedua belah pihak.
 Selama masa perundingan arbitrase berlangsung, kontraktor berkewajiban
melanjutkan pekerjaan.

6-50
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.3 TAHAP PEYELESAIAN DAN PENYERAHAN PROYEK

6.3.1 Program penyelesaian pekerjaan

Dalam fase ketiga ini pekerjaan justru menuntut perhatian yang lebih dari pada fase
sebelumnya atau opersinal pelaksanaan pekerjaan. Nilai progres fisik pada fase ini
kecil namun sangat menentukan keberhasilan penyelesaian sebuah proyek dengan
tepat waktu dan mutu ’ kasat mata’ serta ’ nilai monumental’ sebuah proyek.
Beberapa kemungkinan negatif yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti oleh
manajer proyek pada fase ini, antara lain:
▪ adanya perubahan waktu penyelesaian proyek yang biasanya diajukan karena
alasan seremonial atau ’politis tertentu dari pemilik proyek
▪ Bahkan tidak jarang dalam fase menjelang proyek selesai perubahan desain dan
fungsi suatu bangunan atau pekerjaan tertentu harus dikerjakan dengan alasan
yang ’macam-macam’ namun faktor teknis yang lebih memaksa untuk dilakukan
sebuah perubahan
▪ Pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir proyek biasanya sangat meminta
pengerahan banyak tenaga kerja dan terampil termasuk beberapa pihak yang
terkaitdengan penyelesaian proyek tersebut
▪ Lokasi proyek dan koordinasi pengaturan jadwal pelaksanaan sangat meminta
perhatian khusus

Disinilah terasa perlunya koordinasi dan perencanaan pelaksanaan yang baik dan
berjalan dengan lancar pada fase opersional pelaksanaan pekerjaan, dengan
demikian pekerjaan finishing proyek menjadi ringan dan situasinya tidak
menegangkan menjelang penyelesaian proyek.
Program penyelesaian pekerjaan harus sangat detail (mingguan) seperti:
▪ Penyediaan tenaga kerja, mandor borong, sub kontraktor spesialis untuk
pekerjaan detail atas finishing tertentu
▪ penyediaan material finishing misalnya pengecatan, asesori bangunan,
pembersihan dan land scapping
▪ Pekerjaan akhir untuk bangunan/saluran dan fasilitas umum
▪ Pekerjaan untuk monumen prasasti dan seremonial lainnya yang diperlukan
▪ Melakukan pekerjaan crash program untuk pekerjaan yang mengalami
perubahan segera dengan rekomendasi dan persetujuan tertulis dari pemilik
proyek untuk keperluan kontraktual yang harus diselesaikan

6-51
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Pada waktu yang bersamaan proses administrasi dan quantity survey juga
dilakukan untuk mempersiapkan dokumen mutual check 100% progress fisik
▪ Disiapkan dan dibuat dokumen as build drawing lengkap untuk memenuhi
ketentuan yang diminta dan sesuai dengan kontrak
▪ Menyiapkan dan memproses tagihan progres fisik untuk sampai dengan 100%
atau pekerjaan selesai yang dilampiri jaminan bank sebagai jaminan
pemeliharaan (maintenace bond)

Aktivitas untuk kepentingan internal proyek dan perusahaan

▪ Menunjang aktivitas dan administrasi untuk semua kepentingan untuk


penyelesaian proyek tepat waktu, sesuai rencana kerja yang baru dan
menyangkut kepentingan kontraktor/proyek yang menjadi tanggung jawabnya
▪ Melakukan koordinasi informal dan formal dengan pemilik proyek menjelang
penyelesaian proyek tersebut, terutama apabila ada hal khusus yang memerlukan
koordinasi dalam penyelesaiannya demi kepentingan bersama antara kontraktor
dan owner
▪ Menyiapkan dokumen yang diperlukan menjelang selesainya proyek:
- Dokumen pengukuran dan perhitungan mutual check progres fisik 100% (MC
100%)
- Dokumen amandemen kontrak bersama pemilik proyek karena adanya
perubahan atas alokasi volume pekerjaan dan perubahan lainya. Hal ini
dimaksudkan agar progres billing yang diajukan segera diproses
- Membuat dan memproses dokumen jaminan bank untuk jaminan
pemeliharaan (maintenance bond)
- Menyiapkan dan mengajukan gambar proyek akhir atau as build drawing dan
foto dokumentasi untuk 0%, 50% dan 100% termasuk dokumen lain yang
ditentukan oleh pemilik proyek atau kontrak
- Manajer proyek melakukan koordinasi dan membuat laporan
pertanggungjawaban pengelolaan proyek dan laporan keuangan untuk
direksi/kepala cabang/perusahaanya
- Koordinasi dimaksudkan terutama untuk demobilisasi dan rencana
penggunaan sumber daya termasuk tenaga untuk kepentuingan perusahaan
atau proyek lain atau proyek yang akan datang
- Surat-surat atau dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan rencana
penyerahan pekerjaan/proyek kepada owner

6-52
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

- Certificate of completion atau reference statement akan diberikan oleh pemilik


pekerjaan sesuai dengan permintaan kontraktor karena pekerjaan telah selesai
dengan baik dan memuaskan pemilik proyek, termasuk konsultan pengawas
atau konsultan manajemenproyek dan pihak kontraktornya sendiri.

6.3.2 Provisional Hand Over (PHO)

Setiap pelaksanaan proyek, pekerjaan konstruksinya dibatasi dengan waktu yang


disebut construction period. Pada akhir construction period, harus dilakukan Serah
Terima Sementara Pekerjaan, disebut sebagai Provisional Hand Over (PHO).
Secara umum keharusan menyelenggarakan PHO ini ada di dalam Conditions of
Contract (Syarat-syarat Kontrak), namun biasanya secara rinci proses PHO
tersebut diatur dengan petunjuk praktis pengendalian proyek yang diterbitkan oleh
Instansi yang berwenang. PHO diselenggarakan oleh Panitia PHO yang dibentuk
oleh Instansi yang berwenang. Adapun ruang lingkup tugas Panitia PHO adalah
sebagai berikut :

– Meneliti dan membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan Pekerjaan.


– Membentuk tiga tim guna melakukan penelitian yaitu Tim Visual, Tim Teknis /
Quality Control dan Tim Administrasi.
– Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
– Sekaligus menetapkan tanggal FHO sesuai dengan persyaratan yang telah
digariskan di dalam Dokumen Kontrak.

• Proses Serah Terima Sementara Pekerjaan


Ada 3 agenda yang harus dicermati di dalam proses PHO yaitu :
▪ Agenda First Meeting
▪ Agenda Second Meeting
▪ Agenda setelah berakhirnya Grace Period.

• Agenda First Meeting

– Uraian Kronologis Proyek, disiapkan oleh Pinbagpro :


▪ Nama Proyek
▪ Lokasi Proyek
▪ Panjang efektif dan fungsional proyek
▪ Total biaya proyek
▪ Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan :
o Alasan diadakannya Adendum Kontrak

6-53
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

o Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses Adendum


Kontrak
 Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang
belum ada dalam kontrak
 Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang
dibentuk oleh Pinbagpro.
 Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek
yang sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
 Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
▪ Lingkup proyek yang paling dominan disertai volume dan biaya.
▪ Progres fisik saat First meeting, dilengkapi dengan data pendukung :
o Komulatif final quantity yang sudah dapat diproses MC-nya, atau yang
belum dapat diproses MC-nya untuk diperbandingkan dengan total
kuantitas yang ada di dalam kontrak.
o Identifikasi jenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah
diperintahkan kepada konraktor untuk dilaksanakan namun belum
dilaksanakan.
o Identifikasi work item yang belum ditangani
o Identifikasi sisa dana yg. mungkin dapat digunakan untuk item
pekerjaan lain yang diperlukan.
– Penjelasan dari Ketua Panitia PHO
▪ Mencari kesepakatan tentang prosedur PHO yang akan dilaksanakan.
▪ Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan dapat
dimulai proses PHOnya berdasarkan laporan dari Pinbagpro serta berkas
laporan dari konsultan.
– Pembentukan 3 Tim dan persiapannya
▪ Tim Visual
o Penyiapan foto tustel untuk me-reccord hasil site visit.
o Penyiapan list of defect and deficiencies.
o Penyiapan list of deviatioan and omissions (unauthorized chang in
work)
o List of errors and ommission in drawing
▪ Tim Teknis / Quality Control

6-54
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

o Penyiapan list of quality control sebagaimana yang ada pada


spesifikasi untuk pengecekan terhadap back up data yang disusun oleh
proyek / konsultan.
o Pengecekan terhadap back up data untuk mengetahui item pekerjaan
yang belum memenuhi spesifikasi, baik cara mengambil sample
(frekuensi dan cara) maupun quality-nya.
o Pengecekan terhadap quality report yang dibuat oleh konsultan
supervisi.
▪ Tim Administrasi
o Dokumen lelang.
o Dokumen Kontrak
o Dokumen dan atau Amandemen :
 Perpanjangan waktu
 Penambahan atau pengurangan biaya
 Pengaturan pajak
 Pengaturan sharing sumber pembiayaan
 Berita Acara Dokumen Adendum / Amandemen oleh Panitia
Peneliti Pelaksanaan kontrak
 Surat Keputusan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang
dibentuk oleh Pinpro / Pinbagpro
o NOL (No Objection Letter) dari Lending Agency
o Dokumen Technical Justification.
– Membuat Rencana Kerja Tim
▪ Menyiapkan schedule kegiatan masing-masing tim
▪ Menentukan tanggal Second Meeting
– Menetapkan tanggal (tentative) PHO

• Agenda Second Meeting


– Penyiapan laporan dari masing-masing Tim
– Evaluasi terhadap laporan masing-masing Tim
▪ Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor dan
konsultan
 Kegiatan yang termasuk dalam lingkup kontrak namun belum
dilaksanakan oleh kontraktor / konsultan.
 Kegiatan yang termasuk belum lingkup kontrak namun perlu
dilaksanakan oleh kontraktor / konsultan.
▪ Identifikasi jenis kegiatan dan volume kegiatan tersebut di atas untuk
mengetahui pembiayaan yang diperlukan dan waktu yang dibutuhkan
untuk penyelesaiannya

6-55
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

 Dalam hal item pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam lingkup


kontrak dan belum dilaksanakan oleh kontraktor, maka pembiayaan
masih menjadi tanggung jawab kontraktor dalam batasan quantity yang
disebutkan dalam kontrak.
 Dalam hal kegiatan item pekerjaan tersebut quantity-nya sangat
diperlukan namun tidak mencukupi atau belum termasuk dalam lingkup
kontrak, maka dapat segera diambil tindakan sebagai berikut :
 Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak masih dimungkinkan
untuk mengurangi item pekerjaan lain yang kurang diperlukan,
maka dapat dibuatkan amandemen kontrak dengan Berita Acara
yang ditandatangani oleh Panitia PHO
 Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak sudah tidak dimungkinkan
lagi mengurangi item pekerjaan yang lain maka Panitia PHO dapat
memberikan saran kepada Pinbagpro untuk :
 Mengusulkan kekurangan pembiayaan tersebut sebagai bahan
usulan DIP yang akan datang atau revisi DIP dalam tahun
anggaran yang sedang berjalan jika memungkinkan.
 Merupakan bagian final report dari konsultan supervisi ybs.
▪ Dokumen progres fisik untuk masing-masing item pekerjaan untuk dikontrol
terhadap volume kontrak.
▪ Back up data untuk perhitungan quantity dan MC.
▪ Monthly Certificate.
▪ Price Escalation Certificate.
▪ Method of measurement for payment of major item.
▪ Monthly progress report.
▪ Quarterly Report.
▪ Final Report.
▪ Foto-foto sebelum, selama dan sesudah proyek.
▪ Masalah hutang kontraktor kepada sub kontraktor, paling tidak sebulan
sebelum PHO Pinbagpro membuat pengumuman tentang hal ini di lokasi-
lokasi yang memungkinkan diketahui oleh sub kontraktor.
▪ As built drawing.
▪ Masalah retribusi kepada Pemerintah Daerah setempat.
▪ Identifikasi peringatan Pinbagpro dan konsultan yang belum ditanggapi
oleh kontraktor.
▪ Penyelesaian permasalahan-permasalahan alat berat.

6-56
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Identifikasi alat berat yang mendapat keringanan bea masuk, agar


dibuatkan Berita Acara Penerimaan oleh Pinbagpro yang bersangkutan,
dalam hal ini :
o Jenis alat yang diterima
o Tanggal kedatangan alat di proyek.
o Tanggal kontrak pembelian alat berat.
▪ Sisa DIP yang mungkin masih ada,agar bisa segera diadakan revisi untuk
dapat dimanfaatkan oleh proyek lain yang memerlukannya.
▪ ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja)
– Menetapkan Grace Period
▪ Maksimum 30 hari, mengingat penempatan konsultan berakhir 1 (satu)
bulan setelah tanggal PHO definitif.
▪ Ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh panitia PHO yang disetujui oleh
semua unsur terkait, termasuk kontraktor dan konsultan.
– Memperbaharui tanggal tentative PHO
▪ Dalam hal hasil evaluasi Panitia PHO menghasilkan keputusan bahwa
kontraktor belum mmelaksanakan 100% quantity sebagaimana disebutkan
dalam Dokumen Kontrak, maka tanggal tentative PHO ditetapkan oleh
Panitia PHO berdasarkan evaluasi dan analisa terhadap sisa item
pekerjaan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor dan kemampuan
kontraktor yang bersangkutan.
▪ Dalam hal penundaan tanggal tentative PHO melebihi tanggal akhir
konstruksi, maka kontraktor dapat dikenakan denda sebagaimana
disebutkan di dalam General Condition of Contract.

Agenda setelah berakhirnya Grace Period

▪ Membuat Berita Acara Hasil Penelitihan untuk penyerahan pekerjaan.


▪ Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
▪ Menetapkan tanggal FHO sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Berikut adalah Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO dan Diagram
Pelaksanaan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO) :

6-57
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

FLOW CHART
PROSES KEGIATAN UTAMA
PROVISIONAL HAND OVER

Kontraktor Panitia PHO Panitia PHO


mengajukan menyelenggarakan mengadakan
permohonan PHO First Meeting pemeriksaan ulang
pada akhir grace
period
Engineer melakukan Membentuk 3 Tim :
pemeriksaan awal thd Visual, Administrasi,
permohonan PHO dan Quantity
Membuat Berita
NO Acara PHO
Melakukan
Memenuhi pemeriksaan : Visual,
syarat PHO? Administrasi, dan
Quantity Field Supervision
Team memeriksa
OK rincian akhir
Membuat laporan hasil perhitungan seluruh
Engineer's Reprs. pemeriksaan : Visual, pekerjaan yang
Menyampaikan : Administrasi, dan dibuat oleh Panitia
Actual Progress & Quantity PHO
prediksi tgl PHO

Panitia PHO
Pembentukan Panitia menyelenggarakan
PHO Second Meeting Mengesahkan Berita
Acara PHO dan
perhitungan seluruh
Pemberitahuan tertulis Kontraktor pekerjaan yang telah
kepada kontraktor memperbaiki hasil selesai dikerjakan
tentang pekerjaan sesuai saran
pembentukan Tim Visual,
Panitia PHO Administrasi, dan
Quantity OK

NO

Penilaian
atas hasil
perbaikan ?

6-58
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6.3.3 Final Hand Over (FHO)

Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak/belum dianggap selesai mengerjakan
pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
Dengan dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka kewajiban
kontraktor telah selesai.

Penyelenggaraan FHO berpedoman pada Condition of Contract (Syarat-syarat


Kontrak) dan pedoman-pedoman lain yang dikeluarkan oleh instansi terkait,
dilaksanakan oleh Panitia FHO yang dibentuk oleh instansi yang berwenang.
Adapun ruang lingkup kegiatan Panitia FHO adalah sebagai berikut :
– Melakukan penelitian terhadap realisasi pemeliharaan selama “warranty period”
atas hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan oleh kontraktor.
– Menetapkan tanggal definitif FHO.
– Membuat Berita Acara hasil penelitian penyerahan pekerjaan.

Untuk memberikan gambaran umum penyelenggaraan FHO berikut adalah


rangkaian proses FHO yang harus dilakukan oleh para pihak terkait :

• Surat permohonan dari kontraktor


Kontraktor harus sudah mengajukan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan
kepada Pemimpin Bagian Proyek / Pemimpin Proyek paling lambat 21 (dua
puluh satu) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan. Dalam surat
permohonan dimaksud harus disebutkan bahwa pemeliharaan telah
dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak dan menyebutkan wakil-wakil
kontraktor yang ditunjuk untuk mewakili kontraktor dalam proses Serah Terima
Akhir Pekerjaan.

• Rekomendasi dari Engineer


Berdasarkan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan, Engineer mengadakan
penilaian sementara terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah
dilakukan oleh kontraktor. Kemudian Engineer menyampaikan rekomendasi
kepada Employer, bahwa kontraktor sudah / belum melaksanakan pekerjaan
tersebut. Di dalam rekomendasi tersebut dilampirkan Hasil dan Daftar Perbaikan
Cacat dan Kekurangan yang telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja
pemeliharaan yang telah disetujui.

6-59
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

• Pemberitahuan Pinbagpro / Pinpro kepada Ketua Panitia FHO


Apabila kontraktor telah selesai atau telah melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan dengan baik menurut Engineer, kemudian Engineer (dalam hal ini
Pemimpin Bagian Proyek / Pemimpin Proyek) memberitahukan hal tersebut
kepada Ketua Panitia FHO dan meminta kepada Panitia FHO untuk melakukan
kunjungan ke lapangan. Panitia FHO harus sudah mulai melaksanakan
pemeriksaan ke lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum masa
pemeliharaan berakhir.

• Pelaksanaan Serah Terima Akhir Pekerjaan

– Rapat Pertama

Uraian kronologi pelaksanaan proyek oleh Pinbagpro / Pinpro

▪ Nama Proyek
▪ Lokasi Proyek
▪ Panjang efektif dan fungsional proyek
▪ Total biaya proyek
▪ Proses Adendum Kontrak yang pernah dilakukan
o Alasan diadakannya Adendum Kontrak
o Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses Adendum Kontrak
 Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay item yang belum
ada dalam kontrak
 Berita Acara Adendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak yang dibentuk
oleh Pinbagpro.
 Persetujuan Adendum Kontrak atau NOL (No Objection Letter) dari
Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi proyek-proyek yang
sumber dananya berasal dari Pinjaman Luar Negeri.
 Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk Operasional)
 Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
selama masa pemeliharaan.

Penjelasan dari Ketua Panitia FHO

▪ Mencari kesepakatan tentang prosedur FHO yang akan dilaksanakan.

6-60
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

▪ Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan dapat dimulai


proses FHOnya berdasarkan laporan dari Pinbagpro serta berkas laporan dari
konsultan.
▪ Mencari kesepakatan jadual pelaksanaan FHO.
▪ Menentukan tentative tanggal FHO.

– Kunjungan Lapangan

Berdasarkan laporan Pinbagpro / Pinpro tentang rencana kerja dan daftar cacat /
kerusakan maka Panitia FHO bersama-sama kontraktor dan unsur-unsur proyek
melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan
oleh kontrakor selama masa pemeliharaan (warranty period). Selain itu panitia
juga mencatat cacat dan kerusakan yang terjadi selain yang telah dilaporkan
tersebut jika ada.

– Rapat kedua
▪ Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor pada masa
pemeliharaan.
▪ Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
▪ Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut, apabila Panitia FHO
berkesimpulan bahwa kontraktor telah menyelesaikan semua “defects and
deficiencies” – cacat dan kerusakan, maka :
o Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa kontraktor telah
menyelesaikan pemeliharaan atas hasil pekerjaan konstruksi (yang telah di
PHO-kan) pada masa pemeliharaan (warranty period) dengan baik sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
o Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima Pekerjaan yang
terakhir kalinya (FHO).
o Menetapkan tanggal FHO.
o Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan kepada Pinbagpro / Pinpro.

– Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan


Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, Pinbagpro / Pinpro membuat Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan dengan kontraktor.

6-61
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Pada halaman selanjutnya digambarkan diagram pelaksanaan Serah Terima Akhir


Pekerjaan :

Lampiran 1 :

GAMBAR BAR CHART SCHEDULE PROYEK

Financial Progress Schedule – S Curve (Jadwal


Kemajuan Keuangan – Kurva S)

6-62
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 2 :

Rencana Anggaran Pelaksanaan


A. Pendapatan di Proyek (PDP) : Rp. 10.000 (dalam jutaan) 100%

B. Biaya di Proyek (BDP)


- Bahan :
- Upah :
- Sub Kontraktor :
- Peralatan :
- Persiapan / Penyelesaian :
- Administrasi Proyek :
- Biaya Rupa-rupa :
- Biaya Bank (di luar Bunga Bank) :

- Jumlah BDP : Rp. 9.000 (dalam jutaan) 90%

- Overhead :
- Penyusutan :

- Laba sebelum bunga bank (EBIT) :

- Bunga Bank :

- Laba sebelum Pajak (EBT) :

- PPH :

- Laba setelah Pajak :


* Nilai 90% merupakan Efisiensi Biaya yang menjadi target Manajemen Proyek

6-63
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 3 :

Rencana Anggaran Pelaksanaan Rincian Bahan, Upah,


Sub Kontraktor, Peralatan

Volume Harga Jumlah


Pekerjaan Koefisien
Qty. Sat. Satuan Harga
Beton Spill Way
K300 100 m3

Bahan :
1. Semen 10 zak/m3 1000 zak 20.000 20.000.000
2. Pasir 0,5 m3/m3 50 m3 30.000 1.500.000
3. Batu Pecah 0,8 m3/m3 80 m3 50.000 4.000.000
4. …….

Upah :
1. Bekisting 1,00 m2 800 m2 8.000 6.400.000
2. Pembesian 1,00 kg 10.000 kg 100 1.000.000
3. Pengecoran 1,00 m3 100 m3 10.000 1.000.000

6-64
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 4 :

Evaluasi Rencana Anggaan Pelaksanaan Bahan, Upah,


Sub Kontraktor dan Peralatan

Beton Spill Volume Harga Satuan dan Jumlah Harga


Way K300
Prakiraan s/d
Periode Estimasi
Periode Estimasi selesai
Sisa RAP s/d Bulan sisa s/d
RAP s/d sisa s/d Ini selesai
RAP
Bahan Bulan Ini selesai
HS JML JML HS JML HS Vol. JML HS
1. Semen
2. Pasir
3. Koral

Hasil Evaluasi :
• Pengendalian Volume
• Pengendalian Biaya
• Sisa Anggaran
• Prakiraan Hasil Usaha s/d Proyek Selesai
• Realisasi Harga Satuan Bahan, Upah, Subkon, Peralatan dan Unit Price
• Realisasi Biaya Tidak Langsung
• Input untuk Bagian R/D, Hasilnya untuk tender / Proyek yang akan datang

6-65
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 5 :

EVALUASI RAP
SISA BIAYA
TOTAL
POS Biaya BIAYA YAD
No. BIAYA s/d
BEBAN RAP/REVISI REALISASI SISA TAKSIRIAN
SELESAI
RAP/REVISI s/d SELESAI

• Pendapatan = Rp.
BIAYA s/d BULAN INI = Rp.
BIAYA
 %
PENDAPATAN

• Pendapatan s/d selesai = Rp.


Taksiran Biaya s/d selesai = Rp.
TAKSIRA BIAYA
s/d selesai  %
PENDAPATAN

6-66
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 6 :

CASH FLOW PROYEK

Bulan Bulan Bulan


Uraian Total
1 2 3
• Cash In
Uang Muka
Termin
• Cash Out
Biaya Proyek
Biaya Kantor
• Kas Awal
(surplus / defisit)
• Kredit yang diperlukan

• Kas setelah kredit

• Pelunasan Kredit

• Kas Akhir

6-67
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 7 :

METODE PELAKASANAAN

Site plan
Kebutuhan alat / produktivitas
Unit price :
Kebutuhan Tenaga Kerja Analisa
Method ❖ Kompetetif
Kebutuhan material Harga
❖ Ekonomis
Urutan / tahapan pekerjaan Satuan
❖ Wajar dan efisien
Skets penjelasan pelaksanaan

❖ Sesuai spec.
❖ Efisien dan ekonomis
❖ Alternatif terbaik

Metoda = memberikan pedoman yang jelas atas urutan/ tahapan


dan fasilitas penyelesaian pekerjaan

6-68
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 8 :

CONTOH SITE PLAN

Bank
Spoil

Main
Dam

Stock
Pile II
Quarry
Stock StoneCrusher
BatchPlant Rock
Borrow Area Fasilitas Pile
Kantor, Stock
gudang dll Pile II

6-69
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Lampiran 9 :
CONTOH TABEL DISTRIBUSI MATERIAL

6-70
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

6-71
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Rangkuman Materi dan Penutup

Rangkuman materi pelatihan ini adalah sebagai berikut :

Bab 1 dan 2
Kunci keberhasilan pelaksanaan konstruksi adalah harus memenuhi 5 kriteria :

- Tepat biaya
- Tepat mutu
- Tepat waktu

- Penerapan K3 (Zero Accident) dan lingkungan sehat


- Semua pihak yang terkait puas.

Bab 3
Prinsip umum manajemen konstruksi terdiri dari sumber daya dan fungsi manajemen.
Seorang pimpinan/manager harus dapat merencanakan dan mengatur/
menggerakkan sumber daya (manusia, dana, material, peralatan) untuk mencapai
tujuan dengan melakukan fungsi manajemen (planning, organizing, actuating dan
controlling).

Bab 4
Dalam pekerjaan konstruksi, sebagai acuan pelaksanaan, perlu mengetahui
dokumen yang mengikat, yaitu kontrak pelaksanaan konstruksi dan kontrak supervisi
konstruksi.

Bab 5
Mekanisme/hubungan kerja antara kontraktor, konsultan supervisi dan pimpro
(Satker), serta tanggung jawab dan kewajiban.

Bab 6
Operasional pelaksanaan konstruksi, mulai dari tahap persiapan sampai penyerahan
pekerjaan selesai.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

Penutup

Manajemen konstruksi merupakan materi pelatihan keahlian inti untuk Ahli Supervisi
Konstruksi Jaringan Irigasi, sebagai pengetahuan untuk menjalankan pengawasan
pelaksanaan konstruksi, mulai dari pra-konstruksi sampai penyerahan pekerjaan selesai
berbasis sumber daya dan melakukan fungsi-fungsi manajemen yang dibatasi dengan
kontrak-kontrak yang mengikat.
Pelatihan Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi Manajemen Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

1. Istmawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta,


1996

2. Mahendra Sultan Syah Ir, Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Januari 2004

3. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Seri/Judul : SMB-01 Manajemen


Pelaksanaan Konstruksi, Pelatihan Manajer Lapangan

4. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Seri/Judul : Site Plan, Pelatihan


General Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP)

5. Unit Jaminan Mutu Direktorat Sumber Daya Air, Program Penerapan Sistem
Jaminan Mutu (Quality Assurance) – Bidang Pengairan, Jakarta, Desember 2000

6. Waskita karya PT. Manual Perencanaan dan Pengendalian Proyek, 1999.

Anda mungkin juga menyukai