SKRIPSI
OLEH:
FAKULTAS TEOLOGI
PROGRAM STUDI FILSAFAT KEILAHAN
AMBON
2019
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
umat tentang penyakit dan penyembuhan serta menemukan pemahaman teologi yang
relevan dan kontekstual tentang penyakit dan penyembuhan bagi warga Jemaat GPM
penyakit yang diderita beragam, ada yang menilai karena perbuatan orang tua, anak,
sanak saudara, istri atau suami sehingga yang harus menanggung dosa itu lewat
penyakit. Ada juga yang berpikir bahwa penyakit itu karena kutukan atau di sebabkan
oleh perbuatan roh-roh halus atau setan atau karena kuasa kegelapan. Jika berbicara
mengenai penyakit pasti ada juga upaya yang dilakukan untuk sembuh, proses
penyembuhan menurut pandangan mereka pun berbeda. Ada yang berproses dengan
penyembuhan secara medis dan ada juga penyembuhan yang dilakukan tanpa
seperti dengan cara berdoa saja. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kualitatif denga metode studi kasus pastoral yang dilakukan kepada para informan.
Lembaran Persembahan
Motto
.
ix
Puji syukur penulis naikan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
Maluku selama kurang lebih 4 tahun yang boleh dilewati. Menyadari sungguh bahwa
proses yang dilewati oleh penulis diwarnai oleh suka duka baik secara pribadi maupun
dilewati bersama dengan pihak-pihak yang selalu menemani hari-hari hidup penulis.
Penulis juga bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan Tuhan,
Proses yang dilewati oleh penulis, tidak terlepas dari dukungan serta semangat
yang diberikan oleh berbagai pihak baik keluarga, teman-teman, maupun dosen. Oleh
M.A; dan Pembantu Dekan III, Dr. Cl. Pattinama/K, M.Th yang juga sebagai
4. Ketua Jurusan Fakultas Teologi, R. Dandirwalu, M.Hum yang juga sebagai salah
satu dari tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulisan
skripsi ini. dan Sekertaris Jurusan Teologi J. A. Tuasela, M.Si.Teol, dan seluruh
staf karyawan-karyawati (Ma Ba, yang selalu membantu penulis dalam pengurusan
begitu juga Ma Popi yang selalu baik dan perhatian kepada penulis serta selalu
bercanda bersama di waktu luang saat di kantor yang juga sudah seperti orang tua
bagi penulis selama berproses di kampus, tak lupa juga untuk Ma Nane, Ma tina,
5. Dr. H. Talaway dan Dr. C. Alyona, sebagai pembimbing yang selalu meluangkan
untuk melengkapi penulisan skripsi ini. serta terus memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, serta dengan sabar menghadapi penulis yang sering
terlambat. Begitu banyak pelajaran yang penulis terima melalui proses ini. Semoga
Tuhan Yesus selalu memberkati kedua bapak terkasih bersama keluarga dalam
6. Dr. I. W. J. Hendriks Tim Penguji. Terima kasih untuk segala masukan, kritik dan
7. Seluruh staf dosen Fakultas Teologi UKIM yang telah membimbing, membina dan
memberikan ilmu yang luar biasa kepada penulis selama berstudi. Semoga Bpk/Ibu
xi
Yesus Kristus.
2017/2018 Gelombang ke-I Klasis Aru Tengah: Bpk V. Untailawan, Bpk Lucky
Wattimury, Bpk Steve Gaspersz, Pdt O. Tapilouw, Ibu R. Iwamony dan Ibu Syane.
Terima kasih untuk semua pembinaan, waktu, nasihat serta motivasi yang Bpk/Ibu
berikan selama proses LSPB. Kiranya semua pembinaan dan keteladanan yang
diberikan terus mengasah spritualitas hidup dan pelayanan saya kedepan untuk
menjadikan hidup ini sebagai berkat bagi sesama. Doa saya selalu semoga Tuhan
9. Ketua Klasis Aru Tengah (Pdt. G. Romkeny), Sekretaris Klasis Aru Tengah ( Pdt
P. Manuputty), MPK Klasis Aru Tengah, para Pendeta dan Majelis Jemaat se-
Klasis Aru Tengah. Terimakasih untuk kesempatan yang diberikan bagi penulis
ketika ada dalam proses Live-In di Klasis Aru Tengah, serta diperbolehkan
Bpk/Ibu para pelayan senantiasa diberkati dan diberi kekuatan oleh Tuhan Yesus
Kristus untuk dalam setiap tugas dan tanggungjawab dengan penuh syukur dan
sukacita.
xii
10. Ketua Majelis Jemaat GPM elim Benjina Pdt. Adele. O. Jalmav/Pelupessy bersama
keluarga dan anak-anak, serta perangkat Majelis Jemaat dan seluruh Jemaat GPM
Elim Benjina, yang sudah menerima penulis selama dua bulan berproses di Jemaat
begitu juga kepada mama piara dan bapa piara di Benjina mama Ince dan bapa Ely,
kedua adik Riko dan Vina, Mama Ipy, bapa Boi, bersama keluarga, Mama Tua
Erna, Bapak Kace, dan Bunga di Benjina yang sangat peduli kepada penulis selama
berada di Benjina. Terima kasih karena manjadi keluarga, sahabat, adik, kakak,
saudara bagi penulis selama kurang lebih 2 bualan lamanya. Tuhan Yesus
memberkati selalu dalam cita-cita dan masa depan serta tugas dan tanggungjawab
yang dijalani.
11. Keluarga besar Tutorship Dr. Cl. Pattinama, usi-usi dan bu-bu, ade maupun kakak-
kakak terima kasih untuk kebersamaan yang diberikan kepada penulis selama
proses studi, terimakasih telah menjadi keluarga bagi penulis saat penulis berstudi
menggapai masa depan yang terbaik serta tetap menjaga relasi hidup antara ade-
kakak tutor hingga kembali dipertemukan dalam bendang pelayanan yang sama
milik Tuhan.
12. Teman-teman Mahasiswa LSPB 2017/2018 Gelombang ke-I Klasis Aru Tengah
terkhususnya teman-teman angkatan 2014, Usi Aknes Wemay, Usi Angel Sopacua,
Usi Melani Petta,, Usi Claudia Amanupunnjo, Usi Jessica Ahmad, Bu Elviand
Pattinasarany, Usi Gerlin Lopulalan, Usi Greace Lalihatu, Usi Haike Elake, Usi
xiii
Hery Wacanno, Usi Imelda Naressy, Usi Jenny Abrahams, Usi Jeisin Masrikat, Usi
Joma Tentua, Usi Juliet Sahuleka, Bu Mayos Teslatu, Usi Moureen Patty, Usi Risye
kasih untuk semua kebersamaan yang kalian buat bersama penulis dan menjadi
teman seperjuangan yang terus memotivasi dan memberi semangat bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua untuk
13. Keluarga Besar Angkatan 2014 (Thelfavize), Khusus bagi Pardos bu Gilberth,
Ansye, Ovilia ,Nita, Kaka Angel, dan Egi Terima kasih untuk kebersamaan dan
kekeluargaan yang kalian buat bersama dengan penulis selama hampir kurang lebih
4 tahun. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua untuk mendapatkan masa
14. Keluarga besar Fakultas Teologi UKIM, usi-usi dan bu-bu, ade-ade maupun kakak-
kakak Terima kasih untuk semua kebersamaan, semangat, motivasi, pembinaan dan
kesempatan untuk belajar dan melayani bersama kalian. Tuhan Yesus Memberkati
15. Untuk kedua Sahabat terbaik Chalvin Kores Tehuayo dan Lidya Berhitu. terima
kasih untuk kebersamaan dan setiap bantuan serta cinta dan kasih sayang yang
diberikan kepada penulis. Terima kasih telah menjadi orang yang selalu ada untuk
berbagi suka dan duka, terima kasih telah menjadi orang yang sabar dalam
xiv
langkah perjuanganmu.
16. Orang tua tercinta yaitu Alm papa Son dan mama Ceka, dan Alm mama nona serta
kakak-kakak tersayang Elen, Vanya, Mayo, Aca, Pice, Pei, Alm Vanda, kaka Mei,
cece Yuli, dan koko Andra Terima kasih Karena selalu menopang dan mendukung
penulis selama berstudi di Fakultas Teologi UKIM. Terima kasih untuk setiap
dorongan, semangat dan motivasi yang Papa dan Mama dan Na berikan. Terima
kasih untuk semua pengorbanan yang papa dan mama dan Na lakukan bagi penulis.
17. Kepada yang tersayang, Jorlens yang selama ini selalu setia menemani,
mendampingi dan mendukung penulis dalam berbagai hal. Terimakasih telah sabar
menghadapi penulis yang sering pelupa dan terimakasih sudah menjadi bagian
dalam hidup penulis. Terima kasih untuk setiap dorongan, serta doa yang diberikan
yang dilakukan.
18. Finally, semua orang yang mungkin tidak disebutkan namanya dalam ucapan
terima kasih ini, namun turut membantu penulis selama proses studi, penulis
mengucapkan banyak terimakasih untuk semua yang telah diberikan. GBU All !
THANK YOU…
xv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena atas kuasa
dan kasih karuniaNya. Enuis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Penyakit dan Penyembuhan” suatu kajian teologi praktis di Jemat GPM Amahai-
Soahuku. Penulisan ini tidak sekedar untuk mencari tahu tentang pengalaman Jemaat
GPM amahai-Sahuku tentang penyakit dan penyembuhan serta teologi praktis apa yang
relatif terjadi saja. Namun ini lebih mengarah kepada penelitian kualitatif dengan
Pastoral yang dilakukan untuk menyentuh dan membantu mereka yang ada
dalam penderitaan sakit karena penyakit sebagai pergumulan bersama dalam proses
bergereja.Penulis juga sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan senang hati penulis mengharakan
adanya masukan, usul, saran, dan kritikan dari semua pihak dalam upaya
Penulis
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
lampau……………………………………………..….……………..71
A.1. Penyakit wajar terjadi dalam hidup karena merupakan bagian dari
A.2. Kuasa dosa dan iman berperan penting bahkan cenderung aktif dalam
penyembuhan………………………………………………………….....81
BAB V PENUTUP……...………………………………………………………...90
A. Ksimpulan………………………………………………………………………....90
B. Saran………………………………………………………………………………91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit dan kondisi tubuh yang lemah sebagai akibat dari pelanggara manusia kepada
Sang Pencipta. Dengan demikian kondisi sakit yang mereka alami sering di sertai
dengan perasaan menyesal dan bersalah, terutama bila penderita sakit menyadari
bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang tidak mungkin disembuhkan
Kondisi tertekan secara psikologis semacam ini tidak saja membuat mereka
yang sakit menjadi semakin sakit dan lemah, melainkan juga akan menghilangkan
kesempatannya untuk melakukan hal-hal baik di dalam hidupnya. Tidak jarang kondisi
tertekan semacam ini juga membuatnya menjadi tergantung pada keluarga, tidak
memilih gairah hidup, atau pun dalam sisi lain menjadi sangat emosional menghadapi
pengalaman yang buruk yakni pencobaan yang di alami atau kerap kali juga dipandang
2
sebagai akibat dari dosa masa lalu sehingga mereka mengalami penderitaan, salah
satunya yaitu karena penyakit. Dengan demikian, pencarian makna hidup dan
manusia juga mencoba bertanya dan mencari jawaban, sampai akhirnya menemukan
makna hidup. Manusia juga mencoba merefleksikan imannya dari pengalaman tersebut
ada yang menilai karena perbuatan orang tua, anak, sanak saudara, istri atau suami
sehingga mereka harus menanggung dosa tersebut lewat penyakit. Ada juga yang
berpikir bahwa penyakit itu karena kutukan atau di sebabkan oleh perbuatan roh-roh
halus atau setan atau karena kuasa kegelapan. Menurut pandangan kebanyaakan orang
terlebih khusus warga Jemaat yang ada di desa, yang kepercayaan merekaa pada hal-
hal seperti itu masih sangat kuat. Jika ada penyakit pasti berhubungan erat dengan
Ada yang menilai bahwa kesembuhan yang diperoleh karena anugerah dari
Tuhan bisa juga disebut mujizat dan ada sebagian jemaat yang menilai bahwa
3
kesembuhan yang didapat karena usaha dirinya sendiri yang berjuang dan karena
perawatan medis yang diberikan yang mendorong penderita sakit boleh sembuh.
yang berkaitan dengan penyakit dan penyembuhan yang dialami mereka sebab itu telah
penyembuhan tidak hanya menyentuh rasio, tetapi juga iman seseorang. Berarti
religius yang menyebabkan manusia bertanya dan berusaha mencari sistem penjelasan,
karena manusia tidak puas dengan hanya pasrah pada keadaan. Walaupun tidak bisa
dipungkiri bahwa ada orang-orang yang tidak berusaha mencari jawab. Namun bagi
orang beriman, pengalaman, penderitaan paling tidak menjadi sesuatu yang harus
mengatakan bahwa pengalaman religius perlu dibahasakan, atau hanya akan menjadi
peristiwa sesaat sebelum akhirnya lenyap dan kesunyian. 2 Bagi orang beriman,
Tuhan. Bahkan tidak jarang membawa orang pada penolakan terhadap Tuhan yang
persoalan yang terjadi di segala penjuru bumi, dan telah menjadi pokok pergumulan
Teologi maupun filsafaat sejak lama, sampai sekarang pun masalah ini tetap menjadi
penyakit yang datang silih berganti. Mau tidak mau, persoalan penderitaan juga
tantangan bagi Gereja yang memiliki tugas untuk memelihara iman umat Tuhan.
sehingga menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam terlebih khusus masalah
penderitaan karena penyakit dan penyembuhan. Hal inilah yang melatar belakangi
disiplin ilmu Teologi. Berbicara tentang penderitaan berarti berbicara tentang masalah
yang cakupannya sangat luas namun penulis akan memfokuskan perhatian pada
akibat penyakit sampai pada penyembuhan inilah yang akan digali bagaimana
pemaknaan dari pengalaman dan penghayatan iman umat. Fenomena penyakit (dalam
hal ini fisik yang menderita) menjadi tantangan tersendiri bagi manusia untuk
menanggapinya.
Tentu sudah banyak penjelasan tentang penyakit tersebut dari sisi ilmu
pengetahuan (kedokteran). Namun itu semua belum cukup memuaskan bagi manusia
yang berhadapan dengan situasi ini.. Penjelasan ilmiah tidak cukup menjawab
5
dengan aspek ilahi atau magis sakit karena penyakit bukan hanya menyebabkan krisis
manusia sampai kepada pertanyaan tentang Tuhan. Apakah penderitaan ini datang dari
Tuhan ? Apakah Tuhan mengizinkan penderitaan terjadi? Atau apakah Tuhan tidak
oleh manusia, Iman yang menghayati Tuhan sebagai sosok yang maha pengasih dan
maha kuasa mengalami tantangan dengan adanya kenyataan bahwa di dunia ini terjadi
berbagai keburukan dan penderitaan dari penyakit yang sering dialami umat. Disini
penulis merasa tertarik untuk mengkaji penghayatan iman Jemaat dari pengalaman
penderitaan lewat sakit yang diderita mereka. Penelitian ini akan penulis rangkum
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diangkat permasalahan
sebagai berikut :
penyembuhan ?
Amahai-Soahuku
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
studi di Fakultas Teologi. Serta dapat memberikan kontribusi berpikir bagi fakultas
Teologi, secara khusus bagi dosen, mahasiswa maupun para peneliti lainnya dalam
penyembuhan.
Dengan demikian mereka akan mampu berteologi secara aktual dan kontekstual
E. Kerangka Teoritik
penderitaan menjadi pergumulan yang tak mudah di pecahkan serta di atasi. Bahkan
tentang penderitaan berarti berbicara tentang masalah yang cakupannya sangat luas.
Penderitaan ada dan terjadi dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang berbeda-
beda. Penderitaan adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya keburukan di dunia.
Dalam hal ini penyusun mengikuti pembagian yang diungkapkan oleh Kleden,
filsafat sejak zaman pertengahan, orang membagi malum atau keburukaan dalam tiga
golongan.4
4Paul Budi Kleden, Membongkar Derita, hlm 18 Bdk. Dengan tulisan Crenshaw yang membuat
pembagian yang sama, yaitu natural evil, moral evil dan religious evil (James Crenshaw, Defending
God (New York : 2005), hlm 15
8
penjelasan fisis dan moral. Berhubungan dengan kenyataan bahwa manusia itu
ketiga macam malum diatas, penyusun akan memfokuskan perhatian pada keburukan
fisik, khususnya yang disebabkan karena penyakit. Kenyataan jahat (evil) dan
penderitaan menjadi masalah keadilan Allah karena sifat-sifat utama Allah, yakni maha
kasih, maha kuasa dan maha tahu. Di anggap tidak sesuai dengan kenyataan adanya
Persoalan ini kemudian di kenal dengan istilah “teodise”. Dalam teodise, hakikat
Allah di persoalkan. Menurut kamus filsafat, teodise berarti ilmu yang berupaya
membenarkan cara Allah bagi manusia. Usaha mempertahankan kebaikan dan keadilan
Allah dalam membiarkan kejahatan modal dan alamiah maupun penderitaan manusia.
yang dibicarakan dalam teodise adalah penghadapan Allah pada pengalaman adanya
penderitaan.7
5 Zakaria J Ngelow, “Bianglaala di Atas Tsunami” dalam Zakaria J Ngelow, Teologi Bencana
(Makassar : 2006), hlm 201
6 Lorens Bagus, Kamus Filsafat ( Jakarta:1996), hlm 1089
7 Paul Budi Kleden, Membongkar Derita, (Maumere : 2006), hlm 17
9
Meskipun masalah teodise telah menjadi pembahasan dan perdebatan panjang baik
diduniaa filsafat maupun teologi, istilah “theodicy” sendiri pertama kali muncul dalam
Kemudian menjadi istilah yang popular di dunia ilmu filsafat ketuhanan dan telah
menjadi pergumulan penting diantara para teolog.8 Kata theodicy berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu theos (yang berarti “Allah”) dan dikhe (yang berarti
eksistensi Allah yang Maha tahu, Maha kuasa dan Maha baik, sehingga Allah seakan-
akan perlu dibenaran. “Tema ini pula yang banyak dihubungkan dengan kitab
Perjanjian Lama (PL) yang memuat berbagai kisah yang mencerminkan teodise.
maha kuasa dan maha kasih-Nya dengan adanya keburukan (malum) yaitu kenyataan
jahat dan penderitaan di dunia, bahwa adanya keburukan di dunia tidak bertentangan
dengan eksistensi Tuhan. Karena pengertian ini, dalam sejarahnya teodise pernah
dipakai sebagai pengganti ungkapan theologis naturalis, yaitu pandangan teologis yang
Sebenarnya persoalan teodise ini sudah muncul jauh sebelum dipakai oleh Leibniz.
Kajian filsafat terhadap masalah ini sudah ada sejak zaman Yunani kuno, sedangkan
pembahasan teologisnya dimulai oleh Bapa-Bapa Gereja dan terus berkembang hingga
hari ini. Ungkapan klasik yang sering dipakai untuk menjelaskan masalah teodise
“ Atau Allah mau mengatasi malum (keburukan) tetapi Dia tidak dapat melakukannya,
atau Dia dapat tetapi tidak mau melakukannya, atau Dia tidak juga mau melakukannya.
Apabila Dia mau tetapi tidak dapat, maka Dia lemah, sesuatu yang tidak cocok untuk
Allah. Kalau Dia dapat tetapi tidak mau, maka Dia jahat dan lemah dank arena itu juga
bukan Allah. Tetapi kalau mau dan tidak dapat Dia sekaligus jahat dan lemah, dank arena
itu juga bukan Allah. Tetapi kalau Dia dapat dan mau, dari mana asal malum (keburukan)
dan mengapa Dia tidak meniadakannya”.10
bergumul dengan masalah penderitaan. Namun, pertanyaan teodise tidak muncul dalam
lingkungan semua agama, karena tidak semua agama memiliki pandangan yang sejalan
tentang penderitaan maupun eksistensi Tuhan. Masalah teodise hanya muncul apabila
Tuhan dipahami secara personal dan diagonal, serta apabila masing-masing orang
secara personal dianggap mempunyai nilai pada dirinya sendiri.11 Kerangka pemikiran
tentang keharmonisan dilihat dalam pemahaman dasar dunia yang monistis (bukan
Ada beberapa tokoh yang mewakili kerangka pemikiran iniYang pertama adalah
Agustinus12, yang berpendapat bahwa dunia ini dikendalikan oleh Logos yang
segala sesuatunya saling mempengaruhi. Dunia kita adalah dunia yang teratur, yang
dikuasai oleh Logos (yang bersifat ilahi) yang merencanakan dan menyelenggarakan
segala sesuatu. Didalam dunia ini, kebaikan dan keburukan saling mempengaruhi dan
terangkai dalam keharmonisan. Jika dilihat secara terpisah, keburukan itu seperti warna
cat hitam dalam sebuah lukisan. Namun secaara keseluruhan terangkai dengan warna-
warna lain, lukisan yang terbentuk adalah gambar yang indah. Untuk itu, dosa dan
Penyakit adalah suatu keadaan tidak normal dari tubuh atau pikiran yang
menular,dan penyakit kronis. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh
kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri , amoeba,
atau jamur. Beberapa jenis penyakit menular adalah antraks, beguk, batuk, rejan
12Agustinus dari Hippo adalah seorang pemikir Kristen abad ke-4. Pada masa hidupnya, filsaffat
Stoa dan Neoplatonisme merupakan aliran yang dominan dan berpengaruh (Lih. Paul Budi
Kleden, Membongkar Derita (Maumere : 2006), hlm 90
12
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman,
tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan
tubuh manusia. Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung sangat lama.
antara lain AIDS, serangan jantung, kanker strok, diabetes, dan sebagainya.perasaan
bersalah, relasi yang tidak baik dengan sesame manusia atau dengan Tuhan Allah dapat
menimbukan rupa-rupa penyakit. Penyakit dapat menjadi tanda dari kekacauan batin
dalam pribadi manusia yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh lain yang negatif.
“Sakit” tidak sama dengan “penyakit”. Sebab ada “sakit” yang bukan
“penyakit”, misalnya tertusuk paku. Yang bersangkutan merasa sakit tapi ia idak
berpenyakitan. Dan sebaliknya, ada pula “ penyakit” yang justru tanpa “rasa sakit”.
Misalnya pada penderita penyakit diabetes dan penyakit kusta. Penyakitnya parah,
tetapi yang bersangkutan- karena penyakit itu- justru menjadi mati rasa. Menurut Eka
Darmaputera “rasa sakit” adalah anugerah Allah untuk memberikan peringatan bahwa
bagian dari realitas hidup sebagai manusia berdosa, yang terbatas dan fana. Penyakit
dan kemalangan tidak serta-merta dapat dihubungkan sebagai akibat dosa atau karena
13 Eka Darmaputera, Jika aku lemah maka aku kuat, (Jogyakarta, 2009), hlm. 13
13
kutukan. Yesus Kristus menolak pandangan tersebut. Bagi Yesus, yang paling penting
bukan menuding asal-muasal penyakit dan kemalangan pada dosa, melainkan wujud
gambaran Allah yang penuh belas kasih kepada semua orang yang lemah, menderita
kematian yang menebus dan menyelamatkan semua orang berdosa. Kepedulian dan
pengorbanan Yesus menjadi teladan bagi semua orang percaya (Rm. 3:23-24; 1Yoh.
1:1-2). Di dalam penderitaan dan kemalangan yang merupakan bagian dari realitas
dinyatakan.Selain itu, nabi Yehezkel juga menyatakan Firman Allah yang menentang
pemahaman demikian, bahwa: “Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah
maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati
(Yeh.18:1-4). Allah dalam Yesus Kristus adalah Allah yang berbelas kasih. Allah
Berikut ini adalah definisi tentang penyakit menurut para ahli, diantarnya yaitu:
14 Ajaran Gereja Protestan Maluku. Himpunan Keputusan Sinode, 2016 hlm. 103
14
atau fungsi dari salah satu bagian tubuh yang dapat membuat tubuh menjadi
Penyakit yaitu suatu penyimpangan dari keadaan atau kondisi tubuh yang
Penyakti adalah suatu proses alami yang normal terjadi pada tubuh manusia
terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan gaya hidup manusia merupakan penyebab
yang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya. Ditinjau dari segi biologis
manusia. Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau
lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh kelainan emosional dan
psikososial individu yang bersangkutan. Faktor emosional dan psikososial ini pada
dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan adat
kebiasaan manusia atau kebudayaan (dikutip dari Lumenta, 1989: 7-8). Menurut Foster
dan Andreson dalam masyarakat pedesaan konsep penyakit dikenal dengan istilah
sistem personalistik dan sistem naturalistik. Sistem personalistik ialah penyakit yang
dipercaya disebabkan oleh suatu hal di luar si sakit seperti akibat gangguan gaib
15
naturalistik adalah penyakit yang disebabkan oleh sebab alamiah seperti cuaca dan
dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan kegiatan atau
pekerjaan dengan baik. Dengan kata lain bahwa sakit adalah gangguan yang datang
menyerang tubuh manusia baik secara fisik maupun batin (kejiwaan) (Syahrun, tt: 4).
Dari pengetahuan tersebut, maka sakit dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu sakit
yang bersifat rasional (nyata) ringan dan irasional (tidak nyata) atau berat.
Sakit yang digolongkan rasional adalah yang dapat dilihat atau dirasakan dengan
jelas bagian mana yang terasa sakit atau terganggu, sehingga mudah untuk
pengobatnya. Sedangkan sakit yang irasional mempunyai ciri yang sulit untuk
menentukan penyebabnya, dan tidak dapat ditunjukan bagian mana yang terasa sakit,
karena yang merasakan sakit adalah fisik atau pikiran, baik secara sadar atau tidak
sadar.
Dalam kitab suci penyakit termasuk dalam dunia yang bukan berasal dari Allah :
dunia dosa yang mungkin dapat dikatakan dunia demons. Karena itu dalam kitab suci
kita jelas membaca, bahwa Tuhan Allah berjuang melawan penyakit. Bilamana dalam
Yesus Kristus Kerajaan Alah menyatakan dirinya di dalam dunia, hal itu berarti :
perjuangan melawan penyakit dan kuasa-kuasa demonis. Hal ini jelas kita baca dalam
kitab-kitab injil karena dikatakan bahwa roh-roh jahat takut akan kehadiran Kristus
sebagai “representan” dari Kerajaan Allah. Dalam terang ini sama halnya dengan
16
Barth, bahwa pennyakit adalah Sesuatu yang tidak normal dan mengacaukan : suatu
pemberontakan terhadap ciptaan Allah, suatu karya dari iblis dan dari kuasa-kuasa
kegelapan.15 Penyakit juga adalah pernyataan dari kuasa Kristus yang baru menyatakan
diri sepenuhya dalam kelemahan. Dalam hubungan ini penting bagi kita kemukakan
bahwa dalam Perjanjian Baru kata Yunani astchenia berarti baik “kelemahan atau
“penyakit” sehingga kadag sulit bagi kita untuk mengetahui arti mana yang harus
mendapat tekanan.
Berikut ini di uraikan ajaran GPM tentang dosa berdasarkan hasil persidangan
ke-37 Sinode GPM tentang dosa, yaitu: Dosa adalah pemberontakan manusia terhadap
Allah, perlawanan terhadap Roh Kudus dan pemberontakan manusia melawan sesama
ciptaan. Manusia membiarkan dirinya dikuasai oleh kecendrungan jahat dan bujuk
rayu iblis atau kekuasaan jahat sehingga ia menjadi hamba dosa. Karena itulah, dosa
juga merupakan kecenderungan dan kuasa jahat yang menawan dan memperbudak
manusia untuk melakukan kejahatan dan pelanggaran dalam hidupnya (Kej. 3:1-8; 4:3-
menurut kitab suci, ialah hidup tanpa Allah, hidup dilur persekutuannya. Suatu hidup
daan hidup dari dirinya sendiri. Dalam kitab suci ada kesadaran yang intuitif bahwa
15 J.L.Ch.Abineno, Penyakit dan Penyembuhan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972), hlm.47-49
17
dimana manusia meninggalkan Tuhan Allah, disana hidupnyaa berada dalam keadaan
yang tidak sehat. Tidak sehat bukan hanya secara” rohaniah”, tapi juga secara
Alkitabiah memuji dan membesarkan Tuhan, dengn tubuh dan jiwanya ia menderita
karena Hukumannya.16
Ada banyak defenisi yang dikemukakan tentang doa. Misalnya doa adalah
pengangkatan hati dan pikiran manusia kepada Allah atau permohonan hal-hal yang
baik dari Allah; doa adalah ayunan hati, suatu pandangan ke surga, suatu seruan syukur
dan cinta di tengah pencobaan dan kegembiraan; doa itu juga berarti menjaga
kebersamaan dengan Allah. Semua pengertian ini menunjuk pada doa sebagai sebuah
relasi yang harmonis antara manusia dengan Allah. Relasi ini menunjukkan keakraban
Jadi doa adalah sebuah komunikasi harmonis antara manusia dengan Allah
yang berlangsung secara akrab. Di dalam pengertian ini, terkandung juga relasi yang
harmonis antara manusia dengan sesamanya (bdk. Mat 5:23-24). Di dalam nuansa
harmonis itu, doa bisa juga disampaikan sebagai suatu ungkapan syukur, permohonan,
ratapan, protes, seruan, dsb. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dicatat
bahwa Doa adalah permohonan (harapan, permintaan dan pujian) kepada Tuhan. Tentu
16 J.L.Ch.Abineno, Penyakit dan Penyembuhan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972), hlm.10
18
hal ini agak menyempitkan makna doa, sebab doa hanya dianggap sebagai permohonan
kepada Tuhan. Padahal di dalam doa bukan hanya ada permohonan (misalnya Mazmur
54:2) tetapi juga ada pengakuan (baik pengakuan dosa maupun pengakuan iman),
ratapan (Mazmur 39:12), pujian (Mazmur 42:8), pernyataan atau kesaksian (Mazmur
72), dsb.
Selain tentang isi, pengertian doa di KBBI itu dianggap hanya searah dari
manusia kepada Tuhan. Padahal, doa juga berkaitan dengan Allah yang berbicara
kepada manusia. Karenanya, Doa (Bahasa Ibrani: thephilâ, Bahasa Yunani: proseuchē)
dipandang sebagai salah satu bentuk komunikasi lisan atau pun non-lisan (bisa tanpa
pengungkapan tetapi hanya di dalam hati, bisa juga dalam bentuk nyanyian) antara
manusia dengan Allah yang terjadi secara dua arah (dialog), sehingga manusia tidak
hanya berbicara kepada Allah tetapi juga mendengar Allah berbicara kepadanya. Hal
ini dapat terjadi dengan mendengar hati nuraninya yang paling dalam yang
E.6. Penyembuhan
biasa, karena ia menderita suatu penyakit badani atau pikiran maupun kedua-duanya
yang masih dapat diobati. Kata itu mencakup kesembuhan sebagai hasil perawatan
medis dan kesembuhan spontan tanpa obat-obatan. Juga mencakup perbaikan nalar
penderita atas keadaannya sendiri, kendati kesembuhan badani nampak mustahil, dan
mencakup perbaikan pandangan penderita yang salah tentang kodrat penyakitnya itu.
Dalam dunia psikologis kata itu mengacu kepada keadaan hati yangg bertambah teguh.
melalui proses pengobatan tradisional dan juga proses pengobatan modern .Sistem
pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh
teknologi, kedokteran, farmasi, dan sebagainya. Dalam kenyataannya pada saat ini,
tradisional yang masih tetap hidup dan menjadi model pengobatan alternatif dalam
Jika kita telusuri dalam tradisi iman Kristen, maka penyembuhan merupakan
bagian integral dari pelayanan Yesus, dengan demikian pelayanan pastoral sebagai
Gruchy dalam V. Magezi (2006) menjelaskan hubungan yang erat antara penyembuhan
dan keselamatan. Dia berpendapat bahwa kesembuhan tidak dapat dipisahkan dari
care merupakan salah satu fenomena sosial budaya yang kompleks yang melibatkan
18 John W. de Gruchy, Reconciliation. Restoring Justice, (Minneapolis; Fortress Press, 2002). Geiko
20
banyak faktor didalam kehidupan masyarakat secara umum dan khusus (Kasniyah,
1997:71).
pengobatan alternatif baik itu dari sisi orang/ pelaku praktik pengobatan, ilmunya,
obatnya maupun juga dari segi biayanya yang biasanya lebih murah dibanding cara-
tradisional, menurut pakar Sosiologi dan Kebudayaan Prof. Dr. Tadjoer Ridjal, M. Pd,
adanya faktor kepercayaan (belief) yang begitu kuat terhadap kekuatan metafisik yang
memiliki daya penyembuh bagi berbagai macam penyakit. Kepercayaan ini merupakan
benar dan salah, beberapa orang berpendapat bahwa kepercayaan tidak dapat
didiskusikan dalam konteks benar atau salah, sebab ini menyangkut tentang sebuah
keyakinan.19 Perlu sekali mengetahui adanya segi-segi yang berbeda-beda dari arti kata
kerasukan setan) menunjukkan penyembuhan dalam arti medis yang pertama, yaitu
Semua peristiwa yang dikatakan sebagai mujizat masa kini, harus menunjukkan
pandangan rohani, penyakit badani yang mustahil disembuhkan tapi diterima dengan
hati yang makin teguh, atau menurunnya penyakit secara alami atau dengan sendirinya.
semuanya itu telah terjadi berulang-ulang, tapi tidak termasuk 'mujizat' dalam
makna teologis yang ketat, yaitu 'hadirnya kuasa Allah secara ajaib, yang menguasai
selain mujizat, yang tercatat dalam Alkitab, dan agaknya kebanyakan kesembuhan
yang bukan mujizat dapat disebut kesembuhan alami, karena pada zaman kuno hampir
Kata Pastoral sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Pastore, dalam bahasa
Yunani disebut Poimen yang berarti Gembala. Kata gembala sering diartikan sebagai
pendeta yang menjadi gembala bagi jemaatnya. Dalam pengertian gembala terdapat
hubungan yang mendalam antara gembala dengan Allah. Karena itu dalam melakukan
tugas sebagai pastor, maka fungsi yang diperlihatkan lebih kepada sifat dan fungsi
22
Sering sekali kata pastor dihubungkan dengan dengan diri dan karya Yesus
sebagai pastor sejati atau gembala Agung. Gembala Agung tidak mencari kepentingan
sendiri tetapi memberi diri bagi orang lain bahkan sampai mengorbankan diri sendiri.
Pengikutnya diharapkan ambil bagian dalam sikap dan pelayanan Yesus dalam
kehidupan keseharian mereka. Sehingga tugas pastoral bukan sebatas pada pastor atau
pendeta tetapi semua orang yang menjadi pengikut-Nya.21 Tugas pastoral awalnya
berakar dari tugas seorang pendeta karena bagian dari tanggungjawab profesinya
sebagai pelayan umat. Dalam perkembangannya, tugas pastoral tidak hanya sebagai
tugas seorang pendeta tetapi juga untuk setiap orang yang merasa terpanggil,
pastoral” dimulai dari Perjanjian Lama ketika Yonathan, saudara ayah Daud adalah
Kudus yang berfungsi sebagai penghibur. Pastoral yang dilakukan haruslah mencakup
jasmani, mental, sosial dan rohani. Pastoral itu memiliki aspek horizontal (dari manusia
a. Pendampingan Pastoral
pelayanan, yaitu kata pendampingan dan pastoral. Pertama yaitu pendampingan berasal
dari kata kerja mendampingi. Menurut Aart Van Beek mendampingi adalah kegiatan
menolong orang lain yang disebabkan oleh sesuatu hal sehingga perlu didampingi.
Orang yang melakukan kegiatan mendampingi disebut sebagai pendamping dan orang
pendamping dan didampingi bersifat sejajar atau relasi timbal balik. Dalam proses
interaksi pihak yang paling bertanggung jawab adalah yang didampingi. Dengan
demikian istilah pendampingan memiliki arti sebagai sebuah kegiatan kemitraan, bahu
Kondisi dimana seseorang ada dalam kondisi marah, kecewa, serakah, marah, iri hati,
malas dan yang lainnya merupakan tanda bahwa jiwa sedang dalam kondisi sakit.
mengalami penyakit tersebut didampingi agar dapat bebas atau sembuh. Menurut
Clebsch dan Jackle bahwa jiwa yang sakit harus disembuhkan dengan pendampingan
pastoral.
b. Konseling Pastoral
Menurut Aart Van Beek, istilah konseling dari kata counseling (bahasa Inggris)
memberi nasehat atau bimbingan. Bahkan kata konseling digunakan dalam bidang
konseli menemukan kekuatan baru dan wawasan baru untuk mengatasi masalah.
spiritualnya. Dalam hal ini konselor (pendeta) harus menemukan identitas diri dan
pemahaman baru dengan dasar teologis yang jelas serta teknik-teknik menolong yang
F. Kerangka pikir
24William A. Clebsch & Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Perspective, (Prentice Hall,
Inc.1964), 1-10, 136-137
25
macam bentuk penderitaan pasti akan dialami setiap manusia dan salah satunya
penderitaan karena penyakit. Mengingat fakta sebagai manusia yang terbatas dengan
keampuan bahkan kekuatan yang dimilikipun terbatas. Sehingga bisa saja ada
gangguan-gangguan fisik yang terjadi, hal ini bisa terjadi karena faktor dari dalam diri
sendiri dan juga dari luar diri sendiri factor dari dalam diri sendiri ini isa saja terjadi
karena kelelahan sehingga kondisi fisik menjdi tergnggu dan faktor dari luar bisa saja
terjadi karena virus atau bakteri yang menyebabkan seseorang menjadi terserang
penyakit. Penyakit daan penyembuhan adalah proses untuk mengalami Allah. Proses
ini adalah pembelajaran hidup dan pendewasaan iman kepada Allah yang tetap
menuntun bahkan menguatkan setiap orang yang sakit sampai bisa sembuh. Proses ini
bisa dikatakan menjadi ujian dalam hidup manusia sebagai rang yang beriman. Hal ini
juga yang akan membuat kita sadar akan ketergantungan kita kepada Allah dan sesama.
G. METODE PENELITIAN.
Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah metode studi kasus yang di
Hal ini mengharuskan peneliti untuk terjun sendiri ke lapangan secara aktif.25. Ini yang
harus penulis lakukan di lapangan dengan sumber data yaitu para informan kunci yang
ini adalah pemahaman dan pengalaman warga Jemaat GPM Amahai-Soahuku tentang
penyakit dan penyembuhan serta pemahaman teologi yang relevan dan kontekstual
2. Sumber Data
Sumber data primer adalah informan dan sumber data sekunder adalah
untuk memaparkan secara tepat fungsi, peran dari persoalan yang sementara
pada tahapan deskripsi dan analisa dengan Alkitab, tradisi Gereja dan lain-
lain.
d) Aksi Pastoral ini mencakup tentang langkah yang akan di lakukan dari
kasus-kasus tersebut.
H. Definisi Operasional
makhluk hidup.
Menurut KBBI, Penyakit Fisik adalah sakit yang dialami oleh raga, tubuh, atau
pemulihan.
Penderitaan atau rasa sakit dalam arti luas dapat menjadi pengalaman
I. Cara Penyajian
Bab kedua berisi hasil penelitian dan analisis tentang penyakit dan
penyembuhan. Bab ketiga adalah interpretasi atau Refleksi Teologi dari analisa yang
sudah dilakukan pada studi kasus dari informan. Bab keempat adalah aksi-aksi pastoral
yang harus dilakukan dengan kasus-kasus yang diteliti tersebut. Selanjutnya bab kelima
adalah penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan.
29
BAB II
1. Kondisi Geografis
Klasis GPM Masohi yang terbentuk dari dua negeri yakni Amahai dan Soahuku
Secara geografis Jemaat GPM Amahai – Soahuku berada di sebelah barat dataran
Seram Selatan, dan menjadi pusat Ibu Kota Kecamatan Amahai, serta menjadi pusat
pelabuhan laut untuk Kapal Cepat, Kapal Feri ASDP, Kapal Perintis dan Speed Boat
dan Pusat Bandara serta menjadi Pintu Masuk Kota Kabupaten Maluku Tengah
(Masohi). Untuk akses ke Klasis, Kecamatan dan Kabupaten sangat mudah sebab
(mobil dan motor) . Jemaat GPM Amahai – Soahuku memiliki batas-batas wilayah,
yaitu :
2. Keadaan Kesehatan
jemaat sehingga berbagai masalah kesehatan dapat di tangani dan dilayani oleh
Puskesmas Amahai. Selain itu pelayanan kesehatan pun dibantu oleh pos yandu yang
ada di dalam jemaat. Adapun Puskemas Amahai telah menjadi Puskesmas Rawat
Ispa
Penyakit lain pada saluran pernapasan atas.
Penyakit pada saluran otot dan jaringan pengikat.
Hipertensi
Penyakit kulit infeksi
Penyakit kulit karena jamur
Penyakit kulit karena alergi
Gastritis
Penyakit lain pada saluran pernafasan bawah
Diare.
31
Malaria26.
Untuk fasilitas kesehatan serta tenaga medis terdapat 1 buah Puskesmas dengan
tenaga Dokter dua orang sedangkan tenaga dokter yang berdomisili dalam jemaat
sebanyak satu orang Dokter Gigi. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel 1.
informan, tujuh informan kunci ini sekaligus menjadi representasi dari Jemaat GPM
Amahai-Soahuku.
Ketujuh informan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik itu latar
belakang pendidikan, sosial, penyakit, dan juga umur. Hal ini yang juga
Dalam bagian ini penulis akan memulai dengan menjelaskan deskripsi profil
informan kemudian mengkaji dan menganalisa data dari hasil temuan di lapangan yang
dilakukan di Jemaat GPM Amahai-Soahuku selama kurang lebih satu bulan lamanya.
bagaimana pemahaman teologi yang relevan dan kontekstual yang dibangun mengenai
pengalaman sakit dan penyembuhan dari para informan serta pemahaman teologi yang
Penyakit yang diderita adalah penyakit kulit. Ibu Y.L adalah seorang ibu rumah
tangga sebelum sakit sejak dulu ia berjualan hasil kebun di pasar untuk membantu
suami yang bekerja sebagai tukang kayu untuk menghidupi keluarga walau sudah
memiliki 4 orang cucu selagi ia masih kuat ia tidak betah untuk duduk di rumah saja
tanpa mengerjakan apa-apa. Ini yang membuatnya bersama suami Selama kurang lebih
dua tahun dia menderita penyakit kulit yang menurut hasil diagnosa dokter karena virus
yang menyebabkan seluruh tubuhnya termasuk pada bagian wajah dipenuhi luka dan
Di awal sakit ia sempat di rawat di RSU Ambon selama 2 minggu namun karena
keterbatasan biaya maka ibu YL kembali ke Amahai dan lebih memilih perawatan di
rumah dengan menggunakan obat tradisional seperti minum air rebusan daun serai dan
Kulit ibu YL tampak bersisik seperti kulit ular melihat kondisi ibu YL banyak
membantu banyak orang dengan penyakit serupa sembuh. Hal ini tidak sama sekali
membuatnya tertarik untuk pergi berobat bagi dia penyakit ini di izinkan oleh Allah
untuknya dan bukan karena pengaruh hal-hal lainnya. Menurut ibu YL selama sakit dia
tidak pernah merasa putus asa bahkan sampai pada posisi yang menyalahkan Tuhan
karena kondisinya sekarang. Baginya ada maksud dibalik sakit yang ia alami untuk
mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Karena selama ini dia merasa jauh dari Tuhan,
relasi dengan Tuhan tidak lagi dekat. Menarik bagi penulis saat mendengar pejelasan
ibu YL katanya, “ Karena beta sakit beta jadi lebih rajin sombayang deng baca Alkitab
bahkan di jam tertentu bersama suami sering berdoa bersama padahal saat beta sehat
hal ini sangat jarang sekali dilakukan. Dibanding dengan saat beta sakit setiap hari
tanpa alpa katong biking akang, dan beta bersyukur karena bisa merasakan mujizat dari
Tuhan lewat kesembuhan ini rasanya sangat menyenangkan saat apa yang ditunggu-
tunggu boleh didapat ini seperti sukacita yang sangat besar melebihi penderitaan
sakit”.
Selain berdoa dengan suami dan keluarga, ibu YL juga rutin berdoa dengan pendeta
Jemaat hal ini dilakukan seminggu sekali dan biasanya satu kali dalam sebulan doa
dilakukan di dalam gedung Gereja. Saat itu juga pendeta mendoakan air untuk ibu YL
minum dan minyak untuk dipakai menggosok seluruh bagian tubuhnya yang penuh
35
dengan luka. Sampai akhirnya luka di seluruh badannya perlahan hilang dan ia bisa
sembuh dari penyakitnya ini sejak tahun 2017 lalu. Sukacita dalam penderitaan sakit
ini menurutnya karena ia menerima kenyataan ini dan ia sangat bersyukur karena lewat
sakit ia boleh berbagi kabar sukacita ini dengan cara bersaksi untuk banyak orang
tentang kebaikan Allah untuk menyembuhkannya. Dari situ juga dia dapat memberi
semangat bagi mereka yang ada dalam posisi sakit untuk tetap berjuang dan tidak lekas
berputus asa.27
2. Ibu P.W
memvonisnya menderita penyakit kanker serviks stadium dua. Gejala awalnya adalah
mengalami keputihan yang berlebih, keluar darah pada organ intimnya serta
Ibu P.W didampingi suami pergi memeriksakan diri ke dokter. Saat mengetahui
keadaannya dia sangat tepukul begitu juga sang suami, kedua anak bahkan keluarga
dan para sahabat. Sempat ia bertanya dan protes kepada Tuhan mengapa ia harus
mengalami sakit yang tidak biasa seperti ini, ia kecewa dan sempat hilang harapan
bahkan sempat pasrah dengan keadaannya. Ibu PW sering bertanya pada awal keadaan
sakitnya ini mengapa harus dirinya? dan bukan orang lain saja yang menerima penyakit
ini. Rasa putus asa dan hilang harapan itu perlahan mulai hilang titik awal ia menjadi
27 Hasil wawancara dengan Ibu YL , tanggal 26 Oktober 2018 Pukul 18.30 wit.
36
kembali bersemangat adalah saat kurang lebih satu minggu setelah ia mengetahui
Saat itu suami ibu P.W yang kebetulan bekerja di sebuah Bank Swasta tengah
pergi bekerja dan kedua anaknya yang pulang dari sekolah, langsung mengajaknya
untuk berdoa bersama di kamar. Sebelum berdoa mereka menyanyikan lagu dari
Nyanyian Rohani yang berjudul Tak Tersembunyi Kuasa Allah, lagu ini sangat
menyentuh. Entah mengapa hingga ia malah merasa bersalah telah kecewa kepada
Allah, penggalan lirik lagunya berbunyi “tak tersembunyi kuasa Allah, kalau yang lain
di tolong saya juga, tanganNya terbuka menunggulah, tak tersembunyi kuasa Allah”.
Sesudah menyanyikan lagu ini kedua anaknya secara bergantian berdoa meminta
Inilah yang tidak juga dapat di mengerti oleh ibu PW yang membuatnya
tersentuh bahkan merasa bersemangat dan termotivasi untuk bisa sembuh karena ada
anak-anak bahkan suami yang masih membutuhkannya. Juga ada perasaan untuk bisa
menjadi pribadi yang lebih beguna bagi merekaa sesame dan terlebih untuk Allah. Bagi
ibu yang berprofesi sebagai arsitek ini, hal yang selalu dipegang dengan iman dia
kepada Tuhan adalah saat Tuhan memberi cobaan ini maka Tuhan akan memberi
Walau sedang sakit ia mengaku merasa damai di hatinya saat anak-anak, suami,
keluarga bahkan semua yang peduli memberikan dukungan luar biasa baik lewat doa
atau apapun bentuk dukungan mereka itu. Pelayanan dari Gereja yang dilakukan
37
bersama tim doa dan Pendeta baginya sangat membantu untuk menguatkan dan
memberi semangat juga bagi dirinya. Dari sakit ia merasakan bahwa ternyata banyak
yang peduli dengan dia dan juga banyak yang masih membutuhkan dirinya terlebih
kedua anak dan suami. Dia harus berjuang untuk sembuh untuk itu haruslah ia
membuang perasaan pesismis yang hadir di awal ia tahu tentang kondisi sakitnya dan
tentunya ibu PW harus tetap optimis bahwa pertolongan Tuhan akan memulihkannya
dari sakit. Selain sebagai ujian baginya ini juga proses introspeksi diri bagaimana dia
hidup selama ini, bukan saja tentang relasi dengan Allah tapi juga dengan sesama yang
kadang mungkin masih kurang baik atau kurang peduli bahkan hubungannya dengan
diri sediri juga. Mungkin saja kurang peduli dan peka terhadap saudara, sesama bahkan
dirinya sendiri.
Menurut ibu P.W cara Tuhan berbicara menyadarkannya atau memberi kekuatan
sangat unik bisa terjadi lewat lagu yang sangat menyentuh, bisa juga lewat anak kita
bahkan apapun atau siapun itu yang tak terduga akan selalu Tuhan gunakan.
Kesembuhan yang didapat setelah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilalui juga
Sangat menarik refleksi iman dari Ibu P.W dia juga menganggap penyakit ini
sebagai teguran oleh Tuhan karena kerap kali lebih banyak menggunakan waktu untuk
mencari uang atau materi saja tanpa pernah mengisi waktu untuk Tuhan. Sama dengan
penjelsan informan yang pertama baginya mungkin selama ini dia sendiri adakalanya
tidak menjaga kondisi kesehatannya sampai ia harus sakit. Apalagi menurut penjelasan
38
ibu PW ia adalah tipe orang yang pekerja keras bahkan bisa dikatakan gila kerja. Bagi
ibu PW penyakit harus disyukuri, katanya “Karena sakit ini beta lebih mengenal Tuhan
dan mengalami Tuhan sangat banyak terlebih dalam penderitaan ini selalu Tuhan
menemani beta dan rasanya sangat menyenangkan lebih tepatnya beta merasa sangat
diberkati karena punya waktu bersama Tuhan walau dengan sakit seperti ini”.
Bagaimana Tuhan ada dan memakai orang-orang terdekat untuk melayani dengan
tulus terlebih Tuhan memakai dokter dan tim medis sebagai alat untuk menolongnya
bulan atas pertolongan Tuhan dia berhasil sembuh dan pada akhirnya pengalaman ini
sering dipakai untuk berbagi dan memberi semangat bagi pejuang-pejuang kanker
Tengah untuk terus berjuang. Dari sini dia merasa bisa memberitakan kebesaran Tuhan
lewat pengalaman sakit sampai sembuh. Setidaknya bisa berbagi pengalaman sakit
yang juga adalah pengalaman iman membuat hidup terasa lebih bermakna dibanding
pada awalnya ia hidup karena bisa lebih berguna untuk orang lain.28
3. Ibu FR.
Deskrpsi Profil
28 Hasil wawancara dengan ibu PW, tanggal 30 Oktober 2018 pukul 10.45 wit.
39
Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di kota Masohi ibu 6 orang anak ini sejak
Gereja sebagai Penatua. bukan saja dia tapi suaminya juga aktif dalam pelyanan
sebagai pengurus unit di sektor dan juga keduanya tergabung dalam paduan suara di
jemaat. Mereka adalah keluarga yang taat dalam urusan agama. Hal ini juga mereka
terapkan bagi anak-anak mereka, sejak bangku SMU Ibu FR mengalami penyakit
asma namun penyakit asma yang sudah lama tidak lagi ia rasakan karena menurut
dokter sakit yang ia rasakan bila menghirup asap rokok dan alergi pada jenis makanan
tertentu. Setelah menjaga pola makan karena ingin sehat agar bisa melakuan aktifitas
dan tugasnya dengan baik entah itu sebagai Istri, seorang Ibu, pegawai kantor, dan
dirinya.Kemudian ibu F.R menderita sakit Kusta pada usia 34 tahun jenis sakit kusta
kering ini membuat terpukul dia sendiri bahkan suami, anak-anak dan keluarganya.
Dia merasa heran kenapa sampai ia bisa memiliki penyakit seperti ini, perasaan malu
juga ia rasakan bahkan kerap sering bertanya-tanya apakah dia dikutuk oleh Tuhan.
Karena terpengaruh pandangan masyarkat bahwa penyakit kusta itu hanya untuk
orang-orang tertentu saja yang dapat menerimanya sebagai ganjaran dari dosa.
Mengetahui dirinya dan penyakit kusta ini sang suami tidak ingin menunggu
dokter bahwa jenis kusta yang ia derita bisa disembuhkan dia bersyukur karena Tuhan
40
yang tidak pernah meninggalkannya walau pada awalnya merasa malu dengan
penyakit yang tidak biasa ini merasa hilang harapan tapi karena dorongan dari
untuk berjuang agar sembuh. Perawatan medis di salah satu Rumah Sakit di Jakarta
pun dilakukan selama 6 bulan selain konsumsi obat-obatan ada juga terapi yang
dilakukan. Suami terkasih setia mendampingi selama 1 bulan penuh setelah itu ia
harus pulang pergi karena pekerjaan yang tidak memungkinkan ia untuk pergi dalam
waktu yang lama. Untunglah ada banyak saudara di Jakarta termasuk kakak dari ibu
pulih dan sembuh dari sakit kusta. Pelayanan oleh tim doa selama satu kali dalam
seminggu dilakukan. Bahkan setiap hari saat bangun pagi ia dan suami serta-anak-
anak selalu berdoa bersama saat belum berangkat ke Jakarta. Karena bukan saja
pelayanan medis yang dilakukan tapi pelayanan rohani juga penting menurutnya untuk
menopang ia agar bisa pulih dari penyakitnya ini. Pelayanan dan pendampingan dari
tim doa dan pendeta dilakukan dan ada air yang didoakan oleh pendeta jemaat ibu
PW, untuk diminum, ini dianggap juga sebagai obat. Menurut dokter langkah cepat
darinya dan keluarga juga yang mempengaruhi penyembuhan ini. Ibu F.R sangat
bersyukur dan mengimani bahwa semua hal yang terjadi dalam hidupnya apapun itu
Ibu FR juga percaya jika selalu merspon dengan baik maka hal baik juga akan
bahwa ia sampai tidak merasa percaya diri karena sakit yang pada stigma masyarakat
yang berkembang ini kurang baik. Kesembuhan ini adalah berkat Allah yang sangat
besar ini membuat imannya juga semakin bertumbuh. Menurut ibu FR kesembuhan
tidak akan datang tanpa ada usaha dari kita salah satunya dengan menjalani
pengobatan medis ini karena dokter, perawat bahkan semua ahli di bidang medis ini
4. Bapak A.M
Bekerja sebagai buruh di pelabuhan dan kulih bangunan juga mengalami sakit
Hernia, baginya sama juga dengan ketiga informan lainnya bahwa penderitaan sakit ini
adalah teguran untuk dia. Karena masa lalu akan menjadi batu sandungan untuk masa
depan jika tidak diselesaikan dengan baik. Ada tekanan yang kuat tetang karma yang
penulis dapatkan dan ini berhubungan dengan jenis penyakit yang ia derita dengan
dosa di masa lalu yang di lakukan. Hal ini karena saat ia berusia 20 tahun, ia pernah
berhubungan dengan mantan pacarnya selama 3 tahun sampai pacarnya hamil. Karena
merasa takut dan malu kepada keuarga ia menyuruh untuk melakukan aborsi dan ha
itupun diakukan mereka. Aborsi dilakukan oleh pacarnya karena bapak A.M
29 Hasil wawancara dengan Ibu FR, tanggal 2 November 2019 pukul 17.30 wit
42
mengancam bahwa ia tidak ia bertanggung jawab dan berdalih bahwa ibunya sakit dan
Setelah melakukan aborsi mereka berpisah ia pergi merantau ke kota Kupang dan
tidak agi berkomunikasi dengan mantan pacarnya tersebut. Baginya penderitaan terjadi
juga sebagai wujud pertobatan untuk kembali kepada Allah. Ia yang kini juga sudah
berkeluarga sempat pergi memeriksakan diri ke dokter dan dianjurkan untuk operasi
namun ditolak olehnya karena merasa takut.Tanpa operasi setelah bapak A.M meminta
maaf kepada mantan pacarnya, penyakit menurutnya perlahan sembuh dengan hanya
Walaupun sempat pergi ke orang pintar menurut pengakuannya tapi atas penjelasan
para pelayan baik itu Majelis Jemaat setempat dan pendeta yang sering mengunjungi
untuk berdoa bersama maka ia tidak pergi ke orang pintar atau dukun lagi, ia mengaku
hanya merasa bingung dan akhirnya coba-coba untuk ikut ajakan teman walau sempat
menolak pada awalnya. Penyembuhan ini diimani bahwa Tuhan ijinkan karena
bisa terlepas dari beban itu dimaafkan sehingga penyakit ini juga bisa terlepas darinya.
Padahal saat didiagnosa oleh dokter penyakit hernia yang ia derita akibat
pekerjaannya yang kerap mengangkat beban yang berat. Walau memang ia kini beralih
43
pekerjaan menjadi petani dan berjualan bubur di pasar Tapi itu sama sekali tidak terlalu
dipikirkan dan fokus pada apa yang terjadi padanya di masa lalu.30
5. F.L
Deskripsi Profil
mengangkat salah satu indung telur atau rahimnya sebagai seorang perempuan yang
belum menikah ini menjadi pukulan besar dalam hidupnya impiannya untuk bisa
memiliki keturunan harus hilang terlebih hubungan asmaranya dengan sang pacar
yang sudah berencana akan menikah harus kandas karena orang tua sang kekasih
FL sempat pasrah dengan keadaannya dan hampir bunuh diri karena kenyataan
yang ia alami ia merasa kecewa dengan Allah mempertanyakan keadilan Allah bahkan
sangat frustasi dan tidak ingin menjalani pengobatan apapun dan hanya berpikir untuk
mati.31 Beberapa minggu kemudian kakaknya bersama isteri meninggal dunia akibat
kecelakaan dan meninggalkan seorang anak yang berusia 2 tahun yang juga adalah
F.L sangat sedih dan ini membuatnya merasa harus bertahan hidup untuk
merawat anak baptisnya yang masih balita terlebih kedua orang tua yang sangat
30 Hasil wawancara dengan Bpk AM, tanggal 29 Oktober 2018 pukul 15.30 wit
31 Hasil wawancara dengan FL, tanggal 5 November 2018 pukul 18.30 wit
44
peningkatan. Proses ini boleh dinikmati sehingga bisa sembuh tapi baginya ia dapat
meneruskan hidupnya lagi. Berbeda dengan kakak dan istrinya yang harus meninggal
karena kecelakaan lalu lintas. Ia bersyukur karena masih bisa melakukan banyak hal
Walaupun ia sakit tapi kedua orang tuanya merasakan lebih sakit sehingga pengobatan
dilakukan dan berjalan baik dan FL bisa sembuh dan setelah itu memutuskan untuk
kesempatan masih bisa hidup walaupun ia tidak bisa melahirkan anak seperti
sekolah minggu sebagai seorang pengasuh. F.L mencoba menerima cobaan ini dengan
Baginya arti sakit ini diajarkan untuk beryukur dengan keadaan kita banyak
yang masih bisa dilakukan untuk mendatangkan sukacita dalam hidup ini baik untuk
orang lain atau untuk diri kita sendiri . Bukan saja mengasuh keponakananya layaknya
32 Hasil wawancara dengan FL, tanggal 9 November 2018 pukul 17.30 wit
45
Menderita sakit vertigo sejak 2014 silam, kepalanya seringkali pusing hingga
memuatnya kerap pingsan di tempat umum seperti saat di Gereja atau di Toko tempat
membuatnya tidak dapat beraktifits dengan normal lagi dan hanya bisa duduk dan
berbaring di kamar. Penyakit ini juga berdampak bagi kondisi psikisnya yang
seringkali merasa cemas saat dia sendiri upaya pengobatan sudah dilakukan di Jakarta
dan di singapura. Pengalaman sakit yang ia alami membuatnya lebih dekat dengan
Allah karena selama ini terlalu sibuk bekerja sehingga waktu untuk Tuhan sering
Penderitaan sakit adalah bagian dari hidup yang harus diterima bahkan
disyukuri karena ini adalah pertanda baik yang akan membawa kebaikan bagi hidup
dan bukan sebaliknya karena kita memiliki Iman dan meihat segala sesuatu dengan
iman percaya kepada Allah semua beban kita akan menjadi ringan bahkan hilang.
Penyakitnya sudah tidak lagi menyerang dan rasa cemas yang berlebih juga sudah bisa
sembuh hanya karena Allah, yang memakai tim medis sebagai perpanjangan tangan
dari Alah sendiri. Walau ada sebagian teman yang mengatakan bahwa sakitnya karena
kuasa setan yang dilakukan oleh rekan kerjanya sendiri. Tidak sampai disitu saja tapi
ia sampai dipaksa untuk mecoba alternative lain untuk sembuh dengan mencoba pergi
ke orang pintar.
46
Bagi ibu LT, ia tidak percaya apa yang dikatakan oleh teman-temannya dan
lebih memilih percaya pada janji Tuhan yang akan menguatkan dan mengangkan beban
sakitnya ini. Doa bersama tim doa sektor dan Pendeta jemaat rutin dilakukan di rumah.
Baginya perawatan medis intens dilakukan harus disertai dengan pelayanan doa karena
bukan saja raganya yang sakit tapi jiwanyapun akan ikut merasa penderitan sakit
terlalu lelah dalam bekerja mengingat sebelumnya ia adalah penggila kerja. Ternyata
ini karena LT sebelum menikah adalah ank sulung dan turut bekerja membantu
Kesembuhan baginya karena Kebaikan Allah yang luar biasa dia rasakan
lewat tim medis bahkan kekuatan juga dia dapatkan lewat banyak orang, keluarga
bahkan orang yang tidak terduga. Karena proses untuk sembuh memang tidak langsung
tapi lewat proses penantian itu dia juga merasakan banyak cinta Tuhan yang semakin
7. Deskripsi Profil NN
Mahasiswa jurusan teknik sipil ini mengaku penggil makanan pedas sejak kecil.
Makan apapun itu harus pedis jika tidak bukan makan namanya untuk dia. Tinggal di
kos membuatnya ingin serba paktis termasuk dalam urusan makan, mie instanpun
sering menjadi pengganti nasi. Kebiasaan buruknya ini yang membuatnya harus
33 Hasil wawancara dengan ibu LT, tanggal 13November 2018 pukul 16.20 wit.
47
menderita penyakit maag yang sering menyerang kapan saja saat dimana sebelumnya
ia lupa makan atau lupa makan makanan yang sehat. Perutnya sering sakit. Sampai
suatu sore sepulang dari kampus saat di kos perutnya merasakan nyeri yang luar biasa
selama 2 jam lebih setelah itu mulai sedikit berkurang. Ternyata sakitnya bergantian
karena Ia malah demam sampai pagi. Keesokan paginya ia sempat tidak sadarkan diri
karena radang usus buntu NN mauk kategori akut. Setelah operasi dilakukan pada esok
hari setelah masuk RS kondisinya dalam masa pemulihan selam tiga hari setelah itu
oleh diijinkan untuk pulang dari Rumah sakit. Menurut NN dia sadar bahwa ini akibat
dari perbuatannya yang bertindak seenaknya saja. Tanpa pernah memikirkan akibatnya
yang merugikan dia sendiri, juga keluarga. Maka dari itu menurutnya penyakit terjadi
karena tidak melakukan apa yang sudah diketahui bahwa hal demikian berbahaya.
Sama dengan orang yang tidak berhikmat karena mengetahui hal yang bisa
Allah memperingati kita jika melakukan segala hal dengan berlebihan dalam
arti yang buruk disini. Teguran Allah lewat penyakit agar kita jera. Jera untuk tidak
meakuknnya lagi karena sudah tau bahkan merasakan akibatnya 34. tapi juga berguna
34 Hasil wawancara dengan NN, tanggal 17 November 2018 pukul 17.00 wit.
48
Berikut ini adalah hal-hal yang ditemukan dalam deskripsi kasus di atas.
Dosa sering dilihat sebagai penyebab seseorang sakit, hal ini dapat terlihat jelas dari
penjelasan salah satu informan yaitu Bpk AM. Secara tegas Bpk AM mengatakan
bahwa penyakit hernia yang ia derita disebabkan oleh perbuatan dosa di waktu yang
lampau. Ketika masih dalam usia muda ia pernah menyuruh pacarnya untuk melakukan
aborsi akibat dari perbuatan mereka. Walaupun tindakan yang dilakukan sudah cukup
lama ketika ia masih muda tetapi adanya penyakit ini membuat ia mengingat kembali
Peyakit ini juga dilihat sebagi karma yang ia dapatkan. Apa yang ia lakukan di masa
lampau merupakan sebab dari penyakit yang ia derita. Terlihat bahwa ini ada kaitan
kesamaan yaitu sikap awal saat menngetahui fakta bahwa mereka mengidap sebuah
penyakit. Maka ada proses kilas balik yang mereka lakukan, apa mungkin ini akibat
35 Hasil Wawancara dengan Bapak AM, tanggal 1 November 2018, pukul 16.3 WIT
49
Mereka semua bertanya berusaha mencari jawaban yang membuat mereka bisa
menerima sakit ini agar selanjutnya mereka bisa berjuang untuk mengalami
kesembuhan.Kenyataan yang penulis peroleh juga bahwa selalu ada pertanyaaan yang
timbul bahwa mengapa ia harus sakit misalnya pada informan Ibu PW, yang pada
awalnya tidak sama sekali menyangka bahwa akan mengalami penyakit kanker serviks
yang memang bukan penyakit yang ringan dan mudah untuk disembuhkan.
Ada juga ibu FR yang merasa sekan-akan ia dikutuk oleh Tuhan karena terpengaruh
Kusta. Perasaan malu dan takut dengan hokum social dari masyarakat pada penyakit
tertentu juga menjadi kendala besar dari seseorang agar bisa terbuka dengan
keadaannya dan berjuang untuk sembuh. Seseorang yang sakit jika merasa diterima
dan didukung dengan sungguh oleh orang-orang terdekat dinilai ampuh untuk
mendorong agar mereka yang sakit bisa terus bersemangat dan sembuh. Dosa memang
sudah pasti dilakukan oleh semua manusia karena kenyataan itulah maka bagi setiap
mereka yang sakit kerap mengaitkan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dengan
Melalui proses penyakit dan penyembuhan ini dinilai sama oleh semua informan
bahwa adanya intimasi dengan Allah yang dirasakan dalam proses itu bahkan sampai
Terlihat dari pengalaman ibu YL yang merasa bahwa hidupnya yang dahulu jauh
dari Allah dan merasa didekatkan lewat sakit yang harus ia alami. Sempat merasa jauh
dari Allah namun menjadi dekat tentu ini karena ia merasakan Allah yang turut berbagi
rasa denganya dalam proses sakit sampai sembuh. Jauh dari Allah karena ia sendiri
yang menjauh dan lebih mendekakan diri pada segala hal yang berhubungan dengan
materi. Proses sakit juga menjadi proses introspeksi diri untuk mengenal kekurangan
kita untuk menjadi lebih baik. Mendapat kebaikan dari Allah lewat kesembuhan ini
sangat berkesan karena dirasakan baik, maka ia juga ingin memberi kesan yang sama
Bapak AM yang merasa bahwa melalui penyakit yang ia derita ia menjadi lebih
dekat dengan Allah. Sebelumnya, ia hanya sekadar mempercayai Tuhan saja tanpa
megalami Tuhan. Kesembuhan yang dialami ini adalah bentuk nyata yang
menyadarkanya tentang Allah. Bahkan dengan orang sekitar sampai kepada yang
kepuasaan yang didapat dari bapak AM yang juga meliht itu sebagai beban moralnya
selama ini. semua informan yang lain juga sama halnya merasakan bahwa waktu
36 Hasil wawancara dengan Ibu LT, 14 November 2018, pukul 17.00 WIT
51
mereka kepada Allah di saat mereka sehat sangatlah kurang. Namun melalui kejadian
sakit ini hubungan mereka menjadi lebih intim, akrab dan dekat dengan Allah.
Ada makna baik yang didapatkan saat mengalami sakit, maka ini juga yang
menjadi penyemangat tersendiri untuk sembuh. Pandangan ini membawa dia pada
situasi untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik.Terlihat banyak perubahan dalam
aspek spiritual informan yang mana saat mereka sakit punya waktu-waktu khusus
bersama Allah seperti jam-jam baik pribadi atau bersama dan tim-tim doa. Ini
dikarenakan sebelumnya memang tidak pernah mereka lakukan. Apa yang dirasakan
ternyata mampu memerikan kekuatan tersendiri bagi mereka yang sakit seperti yang
dikatakan oleh Ibu PW yang merasa tersentuh hatinya oleh Allah saat berdoa dengan
kedua anak da saat bernyanyi sebuah lagu yang penggalan liriknya sangat menyentuh
hatinya.
Ini juga menjadi pertanda bahwa adanya keberserahan diri dari semua informan
mereka merasa lemah dan sangat membutuhkan Allah sehingga selalu ingin dekat
untuk dikuatkan saat mereka harus sakit. Ternyata bukan saja intimasi dengan Allah
tapi juga dengan sesama baik itu keluarga, sahabat bahkan dengan orang yang punya
permasalahan di masa lalu seperti yang dialami oleh Bapak AM. Hubungan itu kembali
dipulihkan lewat proses sakit ini. Karena merasa Selain Allah, ada juga sesama kita
yang kerab kali juga dipakai Allah untuk menolong dan menguatkan setiap kita yang
sakit.
52
kekuasaan Allah atas hidup mereka dan itulah anugerah dari Allah untuk mereka.
Penyembuhan yang dialami Ini hanya semata-mata karena Anugerah Allah tersebut
yang menyelamatkan mereka dari penderitaan. Hanya Karena anugerah Allah yang
mengizinkan untuk menikmati kesembuhan dan bisa melanjutkan hidup dengan hidup
yang lebih bermakna ini adalah apa yang disampaikan oleh ibu PW yang berefleksi
dari pengalaman dia saat berjuang dengan sakitnya sampai ia sembuh37. Melihat
penyembuhan sebagai anugerah juga sama halnya dengan Ibu YL namun yang
membedakan adalah ibu YL lebih condong mengandalkan kuasa doa saja dan merasa
kurang tertarik dengan langkah pengobatan dengan bantuan tim medis. Ibu YL lebih
menyukai pengobatan tradisional dengan minyak dan air yang didoakan. Hal seperti
Mengandalkan iman dan kuasa doa juga pengobatan tradisonal yang ia lakukan
selama kurang lebih dua tahun dan membuahkan hasil yang baik yaitu kesembuhan.
Hal ini merupakan sebuah mujizat bagi ibu YL. Anugerah Allah lewat kesembuhan
dipandang juga sebagai mujizat oleh FL dan ibu PW, bahwasannya mereka melihat
37 Hasil wawancara dengan ibu PW, tanggal 17 November 2018, pukul 17.35 WIT
38 Hasil wawancara dengan Ibu YL, tanggal 27 Oktober 2018, pukul 14.45 WiT
53
sanak keluarga dan sahabat atau lewat tim medis yang dinilai punya kemampuan atau
kinerja yang telah teruji. Merasakan bahwa semua yang terjadi termasuk proses
kesembuhan ini diluar kendali mereka sebagai manusia. Anugerah dari Allah juga mau
menunjukan kebutuhan yang sungguh akan Allah. Sebab Allah dinilai berperan penting
dalam hidup termasuk di dalamnya setiap proses yang terjadi termasuk proses
Memiliki efek jera ada hubungannya dengan kelalaian yang dilakukan sebelumnya.
Pernah Kelalaian itu tentu pada diri sendiri untuk menyadarkan dari kesalahan yang
sudah pernah dilakukan yang mungkin saja tidak disadari karena memang pada
dasarnya lebih cenderung menikmati kesalahan itu. Penyakit dilihat datang untuk
menyadarkan kita untuk berhenti melakukan segala tindakan yang akan membawa hal
buruk bagi diri kita sendiri. Bukan saja penyakit dilihat untuk menyadarkan kita akan
kesalahan bagi orang lain tapi juga berguna untuk meyadarkan kita akan kesalahan
pada diri sendiri. Karena sakit dari sinilah ibu PW merasa sadar tentang banyak hal
yang belum atau kurang dilakukan selama ia masih sehat, baik untuk dirinya sendiri,
Salah satu hal adalah waktu yang terpakai hanya untuk dirinya sendiri yang sibuk
bekerja sehingga waktu bersama keluarga dan untuk Tuhan sering tidak ada. Saat sakit
perhatian dari keluarga dan semua yang peduli kepada ibu PW juga yang membuat dia
54
tersentuh hingga merasa sadar dan terdorong untuk melakukan hal yang sama bahkan
lebih. Ibu PW merasa sadar akan banyak hal yang belum dilakukan ini dikarenakan
waktu yang ia punya lebih banyak terpakai bersama keluarga dan sahabat sehingga
mempengaruhi pikirannya untuk melakukan hal yang sama juga bagi mereka.
Bandingkan saat sebelum ia sakit dan waktunya banyak diisi dengan pekerjaan itu juga
yang mempengaruhi dia untuk terus bahkan harus lebih dari posisinya sekarang ini.
Efek jera bagi mereka yag ada dalam kondisi sakit lebih ke peringatan yang
menyadarkan untuk tidak lagi ada dalam posisi yang sama39. Karena telah mengetahui
akibat atau konsekuensi yang harus didapat karena sebuah tindakan. Yang merugikan
diri sendiri misalnya karena pola hidup tidak sehat yang diterapkan sesuai apa yang
djelaskan informan NN dan ibu LT. Melihat kenyataan yang dipapakan NN tidak
menjaga kesehatan bisa terjadi karena sebagai mahasiswa yang terbiasa dilayani
keluarga masih belum mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Ini terihat diatas
dalam deskripsi profil informan bahwa kebiasaan sering makan mie instan sebagai
pengganti nasi. Hal ini juga bisa saja menunjukan rasa malas NN atau juga karena
Bukan saja lalai karena malas, ingin hidup serba instan, tanpa proses, dsb. Terlihat
bahwa maksudnya ia lalai menjaga dirinya Karena tidak berhikmat juga adalah salah
satu factor penyebab ia sakit. jika dengan hikmat pasti akan makan pedas secukupnya,
juga istirahat dengan teratur dan uka sebaliknya. Sebab jika hal sebaliknya yang
39 Hasil wawancara degan ibu PW, tanggal 17 November 2018, pukul 17.35 WIT
40 Hasil wawancara dengan NN, tanggal 15 November 2018, pukul 19.00 WIT
55
dilakukaan maka sama dengn diri sendirilah yang mengundang penyakit datang. Saat
sakit juga harus punya hikmat untuk bisa melakukan pengobatanagar sembuh. Efek
jera pada dasarnya disini adalah untuk menjadi lebih baik dan memiliki perubahan
dalam hidup. Tentu ini dapat terlihat dari pengalaman yang dibagikan oleh para
informan yang mulai mengubah pola hidup tidak sehat menjadi sehat seperti NN.
Kemudian tidak lagi menjadi pecandu atau penggila kerja tanpa mengenal waktu
seperti ibu LT. perubahan baik inilah hasil dari efek jera tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dorongon dari orang lain turut mendorong setiap
mereka yang ada dalam masalah untuk terus berjuang. Dimulai dari unit terkecil seperti
keluarga memiiki sumbangsih yang turut andil dalam proses penyembuhan karena
merasa ada yang mau menerima kondisi mereka yang tidak sehat seperti sebelumnya.
Penerimaan terhadap diri sendiri dan penerimaan dari lingkungan sekitar sangatlah
penting secara psiskis untuk menguatkan mereka yang sakit. Hal Ini dapat dilihat dari
pengalaman sakit ibu FR, ia mengaku bahwa ia merasa dikuatkan dalam proses
penyembuhan salah satunya bersumber dari kelompok doa dalam sektor dan Jemaat.
Hal ini menunjukan bahwa komunitas atau persekutuan memiliki peran yang
penting untuk memberi kekuatan bagi umat yang mengalami masalah, termasuk
yang penting dalam proses penyembuhan. Suami ibu FR yang bukan saja setia unuk
56
mendampingi dan mendorongnya agar berjuang, tetapi ia juga seorang suami yag
dikatakan dokter bahwa langkah cepat yang dilakukan dengan membawa ibu FR ke
Begitu juga anak-anak yang melakukan hal yang sama untuk mendukung ibu
mereka seperti sering berdoa bersama dilihat olehnya sebagai motivasi untuk terus
41
berjuang dalam sakitnya sampai sembuh. Semua informan didukung penuh oleh
keluarga dan orang-orang terdekat lainnya terkecuali oleh FL yang harus menerima
karena penyakit yang ia alami mengakibatkan ia tidak lagi bisa memiliki keturunan.
Karena kondisi inilah yag memuat FL hilang semangat untuk berjuang karena merasa
tidak diterima oleh orang yang ia sendiri punya ekspektasi tinggi akan menerima
kondisinya sekarang.
Keadaan bisa saja berubah dalam hidup begitu juga dengan emosi seseorang yang
dari lingkungan sekitar. Pada awal mengethui tentang adanya penyakit semua
informan merasa kaget, cemas, takut, gelisah bahkan marah. Sebelum nanti akan ada
perubahan yang membuat mereka meenerima bahkan mensyukuri proses sakit sebagai
pembelajaran dalam hidup. Pada awal mengetahui ia sakit, ibu PW tidak menerima
41 Hasil wawancara dengan Ibu FR, tanggal 3 November 2018, pukul 18.35 WIT
57
bahwa dia sakit menunjukan kekecewaannya kepada Tuhan dan merasa diperlakukan
tidak adil. Setelah itu dia berubah dengan menerima kenyataan atas dirinya pada saat
berdoa bersama kedua anak dan menyanyikan lagu “Tak tersembunyi kuasa Allah”.
Lirik dari lagu tersebut mampu menyentuh hatinya dan merubah suasana hatinya
untuk mau menerima kondisi sakit ini atau bisa dikatakan ibu PW berserah diri kepada
Allah..Karena perasaan tidak mampu dari dirinya sendiri setelah ada pada masa dimana
ingin menyerah dengan kondisinya. Dinamika emosi ini akan terjadi sering
berjalannya waktu dengan proses yang tidak terduga. Hal ini ditemukan dalam kasus
FL yang berubah dari tidak memiliki keinginan untuk sembuh sampai mau melakukan
pengobatan lewat kecelakaan lalu lintas yang merenggu nyawa kakak kandung dan
Dari peristiwa itu ia merasa bertanggung jawab kepada anak sang kakak yang
masih balita. Tersentuh untuk anak yang adalah keponakannyaa dan megambil
seorang wanita akan terasa semupurna jika bisa merasakan proses melahirkan ini juga
adalah paham social masyarakat tentang wanita pada umumnya. Cara pandangnya
berubah karena pengalaman sakitnya kini ia memandang seorang wanita tidak hanya
harus mengandung dan melahirkan tapi juga dengan mengasuh anak itu adalah tugas
seorang wanita dan ibu. Ini mau menyiratkan bahwa walaupun bukan ia yang
58
melahikan seagai seorang ibu tapi ia juga berperan untuk mendidik sebagai seorang ibu
bagi sang anak. Semua berubah seiring erjalannya waktu denga cara yang menyentuh
lewat berbagai hal atau peristiwa, atau juga bisa terjadi lewat orang-orang yang ada di
sekitar kita seperti keluarga, sahabat, dan semua hal yang tidak terduga 42.
7. Masih Ada Kepercayaan Mistis Saat Seseorang Sakit Atau Sembuh Dari Sakit.
permasalahannya ada yang secara rasional dan juga irasional. Jalan yang rasional
adalah sesuatu yang logis dan empiris seperti saat seseorang sakit akan memeriksakan
diri ke dokter karena mendapat penjelasan yang bisa dibuktikn secara ilmiah.
Sedangkan cara irasional adalah tidak bisa dibuktikan secara ilmiah contohnya praktek
dukun yang bisa melihat penyebab sakit seseorang dengan prosesi ritual-ritual yang
dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa di zaman modern seperti ini kepercayaan
mistis masih ada dan bukan saja di daerah pedesaan seperti di Amahai-Sahuku saja tapi
juga di daerah perkotaan yang masih ada. Hal mistis ini dipandang sebagai jalan pintas
untuk menemukan jawaban dari permasalahan, bukan saja tentang sakit tapi hal lainnya
42 Hasil wawancara dengan FL, tanggal 12 November 2018, pukul 17.35 WIT
59
Kehidupan bermakna merupakan hal yang didambakan oleh semua individu dalam
proses perjalanan hidup mereka. Krisis kebermaknaan hidup menjadi bagian yang tidak
dapat dihindari bagi kelompok individu yang hidup dalam kondisi penuh tekanan
mendasar baik dari segi sosial, spiritual maupun ekonomi. Berkaitan dengan penyakit
dan kesembuhan semua informan merasakan mkna dari proses yng mereka alami.
Dampaknya mereka rasakan bukan untuk diri mereka sendiri tapi juga untuk orang lain.
Ibu PW merasakan bahwa kehidupannya dapat membantu orang lain ini terjadi
dari pengalamannya sakit dan sembuh. Menjadi role model (teladan) untuk
memotivasi sesama yang sakit terlebih juga fakta bahwa ia bergabung dengan
komunitas kanker di Kota Masohi. Komunitas ini pun bergerak sampai di desa-desa
aksiaksi sosial yang juga dilakukan. Ini membawa kepuasan tersendiri bagi ibu PW
dalam hal berbagi seperti ini. Berikutnya adalah FL yang menemukan makna
hidupnya yang lebih berguna bagi anak-anak sekolah minggu sebagai seoang
pengasuh. Rasa puas dalam melakukan sesuatu selalu dengan tujuan menyenangkan
mereka yang dibantu inilah makna dari peristiwa sakit dan penyembuhan yang dinilai
C. Kesimpulan Penelitian
43 Hasil wawancara dengan ibu PW, tanggal 30 Oktober 2018 pukul 10.45 wit.
60
penyakit sebagai akibat dari perbuatan dosa di masa lampau. Dari penyakit dan
penyembuhan umat juga mengalami proses itu bersama dengan Allah dan dari sini juga
mereka dapat mengalami Allah dalam pergumulan mereka selama sakit sampai
sembuh.
Dari proses itu otomatis membuat hubungan merek dengan Allah menjadi lebih
dekat begitu juga dengan sesama yang mengalami pemulihan dari yang tadinya
menjauh menjadi lebih dekat sebab proses ini juga banyak memmuat mereka untuk
saling introspeksi diri akan apa saja yang sudah dilakukan yang mungkin tidak
berkenan kepada Allah dan merugikan orang lain. Selain mengantar mereka untuk
introspeksi diri ternyata penyakit juga dilihat dapat terjadi karena kelalaian diri sendiri.
Sehingga penyakit itu dipandang membawa efek jera yang mampu menyadarkan
mereka tentang kesalahan yang bisa saja tidak disadari atau disadari oleh mereka yang
sakit. Kondisi sakit seperti ini tidak dapat disembuhkan dengan mengandalkan diri
sendiri namun sangat mencerminkan manusia yang sangat membutuhkan Allah dalam
setiap keadaan hidupnya. Selain itu pengaruh orang-orang terdekat seperti keluarga dan
para sahabat juga turut berperan penting sebagai basis kekuatan untuk meeka yang
sakit. Selain pengobatan yang dilakukan bak itu secara tradisional atau
modernPendampingan dari omereka juga bisa menjadi penawar dari sakit yang mereka
alami. Realita tentang penyakit dan penyembuhan dari hasil penelitian ini penulis juga
menemukan bahwa ada punya hubungan yang kuat dengan doa, iman, dan dosa. Inilah
yang membuat penderit sakit sering mengaitkan keadaan sakit mereka atau keadaan
61
mereka saat mengalami proses penyembuhan dengan ketiga faktor tersebut. . Serta
juga masih adanya pengaruh kepercayaan mistis tentang penyakit yang dialami oleh
BAB III
REFLEKSI TEOLOGI
Semua informan merasa sadar bahwa ada sekat bagi mereka yaitu dosa yang
menyebabkan relasi dengan Allah menjadi jauh sehingga saat penderitaan dalam
bentuk penyakit mereka alami hal itu mereka terima bahkan syukuri dengan iman
bahwa akan membuat mereka menjadi pribadi yang lebih kuat entah itu akan membuat
mereka dewasa dalam iman atau membuat mereka semakin kuat untuk menjalani
kehidupan yang akan selalu diterpa dengan berbagai cobaan lainnya yang entah kapan
akan mereka rasakan juga. Dosa menjadi poin penting dalam setiap penderitaan karena
dosa membuat persekutuan dengan Allah menjadi rusak. Dosa telah membawa manusia
pada posisi keterpisahan dari Allah. Meminjam pendapat C.S. Lewis yang dikutip
Tentang hal ini Eka mengatakan: ”Allah tak hanya berbisik melalui pengalaman-
pengalaman kita yang menyenangkan. Allah tidak hanya berbicara melalui getaran-
getaran kesadaran hati nurani kita. Namun, Dia juga berteriak keras-keras melalui
Lebih lanjut Eka berpendapat bahwa ia tidak setuju dan menentang keras
pandangan yang mengatakan bahwa kesakitan dengan sendirinya diakibatkan oleh dosa
atau kesalahan pribadi yang bersangkutan. Seolah-olah semakin parah sakitnya, itu
pertanda semakin besar dosanya (Darmaputera, 2004: 48). Eka mengakui bahwa
melawan Allah, maka tidak hanya manusia, tetapi seluruh alam mengerang kesakitan.
Jadi, kesakitan memang bisa disebabkan oleh dosa-dosa pribadi tetapi tidak selalu44.
Atas dasar pemahaman yang seperti itu, Eka menegaskan juga bahwa melalui
kesakitan, Allah dengan suara keras sedang berusaha menghentikan langkah kita,
supaya kita mencari kalau-kalau ada yang salah maka perlu dikoreksi dan kalau-kalau
ada yang lebih baik yang perlu dijajaki. Disini penulis melihat bahwa penderitaan
dalam konteks penyakit disini bukan hanya menjadi jeritan manusia saja tapi juga
sebagai teriakan Tuhan yang menginginkan kita untuk tidak berlaku sesuka kita, ada
efek jera yang Tuhan inginkan saat kita menjadi peka lewat berbagai penderitaan
dalam hidup. Karena jika tidak ada efek jera maka manusia akan terus berulah dan
Karena kesadaran mereka yang sakit inilah yang membuat mereka lebih tenang
menerima kenyataan penyakit yang ada. Mereka tidak menganggapnya sebagai sesuatu
yang normal dan berontak. Mereka bergumul dengan penyakit serta mengajukan rupa-
44 Eka Darmaputera, jika aku lemah maka aku kuat (Jogykarta : 2004), hlm.30
64
rupa pertanyaan: apakah artinya penyakit yang mereka sering derita? Adakah ini
disebabkan oeh suatu kesalahan atau dosa yang mereka buat? Atau bertanya mengapa
penderitaan sakit. Hal ini jelas bahwa dalam proses yang akan atau sudah dialami oleh
mereka inilah yang akan menjadi refleksi diri dan iman mereka sendiri. Hal yang
memberi penjelasan yang terperinci mengapa Ia berbuat begini atau begitu. Allah
memberi jawaban tetapi dengan jalan “menyatakan diriNya” dalam penyakit yang
diderita manusia45. Penderitaan juga dipandang sebagai hukuman atas dosa manusia.
Ini merupakan pandangan yang umum berlaku dalam Perjanjian Lama. Kitab Kejadian
yang mengawali Perjanjian Lama dan seluruh Kitab Suci menggambarkan bahwa dunia
ini diciptakan oleh Allah sebagai baik adanya. Segala sengsara, penyakit dan derita
mulai masuk ke dalam dunia yang diciptakan Allah sebagai baik itu karena pasangan
Akibatnya, dalam Kej. 3:14-19, digambarkan bahwa Adam harus bekerja keras dan
Hawa akan kesakitan pada waktu melahirkan, sebagai hukuman atas dosa mereka.
Dalam Kitab Ulangan 30 dikatakan bahwa Tuhan akan menghukum bangsa Israel jika
mengenai penderitaan sebagai hukuman atas dosa dirumuskan secara singkat dalam
Amsal 11:9, “Siapa berpegang pada kebenaran sejati, menuju hidup, tetapi siapa
Yesaya 53:4-12). Dalam Kitab Bilangan 12:10-12 juga terdapat kisah Miryam yang
menderita kusta karena iri hati. Konsep pertama tentang penderitaan yang khas dari
Perjanjian Lama ini juga eksplisit dalam Kitab Ayub, meskipun tidak terbukti dalam
kemalangan besar yang dialami Ayub merupakan sebuah hukuman dari Allah atas
dosa-dosa yang telah diperbuatnya, atau dengan kata lain sebagai suatu implikasi
semua perbuataan manusia, baik kejahatan maupun kebaikan akan diganjar pada saat
manusia masih hidup. Hukum ini diandaikan mesti terjadi karena kehidupan setelah
Berdasarkan apa yang dikatakan di atas kita untuk sementara dapat katakan, bahwa
kitab suci baik Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, tahu tentang hubungan antara
penyakit manusia dan dunia yang berdosa. Tetapi tentang “bagaimana sifatnya”
hubungan ini belum dapat kita katakana apa-apa. Karena kitab suci sendiri tidak
46 Wim van der Weiden, Seni Hidup (Yog yakarta: Kanisius, 1995) hlm 119.
47 C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1980) hlm 175.
66
Kesaksian yang kita dapat dalam kitab suci ialah, bahwa disana ada orang yang
dihadapan Allah. Dalam pegumulan itu kita baca tentang kesalahan, dosa, “nasib”,
yang tidak dapat dipahamkan, kuasa kegelapan, dan lain-lain, tetpi tanpa penjelasan
sehingga kita dapat memberi jawab terhadap rupa-rupa soal yang kita hadapi. Yang
menarik adalah disamping kuasa-kuasa destruktif ini ada suatu kuasa lain )kuasa
anugerah Allah) yang sekalipun tersembuyi namun sanggup menjaga dan memelihara
orang-orang percaya yang menderita. Sehingga mereka tetap dapat bertahan dan
berpegang kepada Tuhan dalam penderitaan sakit mereka. Kesaksian seperti ini juga
dapat terlihat dalam kitab suci, misalnya pada (Mzm 23:4) yang berbunyi:
“ sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab
Ada juga yang terdapat dalam (Roma 8:35, 38-39) yang berbunyi:
“Siapakah yang memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindaan atau kesesakan atau
penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang? Sebab aku yakin
baik yang ada sekarag maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun
yang dibawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah”.
Kitab Suci sendiri terlampau sangat kritis terhadap hubungan yang mekanis antara
penyakit dan dosa. Terlihat juga bahwa Yesus tidak menatang hubungan antara
penyakit dan dosa secara an sich. BagiNya penyakit bukanlah sebab untuk
67
penyelamatanNya sebagai tanda (dan kesaksian) dari Kerajaan Allah yang telah
ada.peristiwa dalam kitab suci yang mendukung gagasan ini seperti dalam kisan
penyembuhan orng yang buta sejak lahir ( Yoh 9), bahwa arti cerita itu ialah kita tidak
diizinkan untuk mengetahui segala sesuatu dan tidak seharusnya juga menghubungkan
suatu penyakit atau bencana dengan dngan suatu dosa yang Konkrit.Walaupun
memang tidak dapat disangkal bahwa dalam kitab suci terdapat juga kesaksian tentang
hubungan yang nyata antara penyakit dan dosa. Salah satu dianaranya ialah 1 Korintus
1. Disana dikatakan bahwa ada anggota jemaat yang sakit dan lemah bahkan ada yang
mati karena mereka berdosa kepada “tubuh dan darah Tuhan”. Atau juga saat Yesus
menyembuhakan seorang yang telah 38 tahun sakit pada hari Sabat di kolam Bethesda.
Yesus memberikan nasihat kepada orang itu untuk tidak berbuat dosa lagi karena
ia telah disembuhkan, supaya padamu jangan lagi terjadi yang leibih buruk (1 Kor 11
:14). Dengan perkataan ini ia terang menunjuk pada situasi dosa yang ada pada orang
itu yang ada hubungannya dengan penyakitnya. Namun yang perlu diingat ialah
perkataan Yesus ini ditujukan kepada orang tertentu dan dalam keadaan yang tertentu
pula, sehingga orang itu dapat mengerti perbuatan Allah dengan dia. Juga nasihat Yesus
ini patut menjadi pembelajaran bagi semua kita bahwa hal itu jangan juga dianggap
sebagai suatu keteranga umum yang dapat kita terapkan “begitu saja” pada “semua
hal” penting untuk diperhatikan lebih dalam juga bahwa nasihat Yesus ini ia berikan
68
bukan di Bethesda, bukan dengan ketahuan orang lain, bukan sebelum penyembuhan,
A.1. Penyakit wajar terjadi dalam hidup karena merupakan bagian dari
juga psikis yang mana jika terlalu dipaksakan untuk bekerja akan mengalami gangguan
yang bisa menimbulkan penyakit. Hal ini sangat lumrah terjadi atau bisa saja terjadi
karena virus yang bisa mematikan contohnya virus HIV atau bisa saja penyakit itu
datang dari kondisi lingkungan yang tercemar dan bukan karena perbuataan penderita
Penderitaan karena penyakit juga merupakan proses bagi orang percaya sebagai
bagian dari penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus dan merupakan sukacita bagi
setiap orang percaya oleh karena Tuhan mengubahnya dengan kemuliaan dimasa yang
akan datang apabila itu terjadi oleh karena nama Tuhan. Umat melihat bahwa
penderitaan ini akan mendatangkan kekuatan bagi mereka yang lemah. Penderitaan
kerap dipandang sebagai ujian untuk menaikan kualitas iman percaya mereka kepada
Allah dan melihat penderitaan sakit itu bahwa Allah akan turut menderita bersama
dengan mereka yang sakit dan ada proses penantian yang harus dilalui sampai
penderitaan akan berakhir dengan penyembuhan dari Allah sendiri lewat berbagai cara
seperti yang sudah dijelaskan sesuai pengalaman para informan diatas. Penderitaan
tidak bisa secara sempit dipandang sebagai sekadar hukuman dari Tuhan atas dosa
manusia. Jawaban yang pasti mengenai asal penderitaan karenanya akan selalu menjadi
pertanyaan dari masa ke masa. Disini penderitaan menjadi sebuah masalah, terutama
dalam penghayatan iman akan Allah. Penderitaan sebagai salah satu sisi kehidupan
manusia yang tak terelakkan tetap merupakan suatu misteri, sehingga tidak satu pun
ciptaan tahu mengapa Allah menganugerahkanya. Hal yang jelas ketika berbicara
yang nyata dan tak terhindarkan. Kekristenan tidak memuja kesakitan. Sama sekali
tidak! Akan tetapi ia mengajak kita merangkulnya sebagai bagian dari berkat Tuhan
Karena semua realitas baik yang ada di sekitar kita atau di dalam diri kita
senantiasa berwajah ganda termasuk rasa sakit karena penyakit yang kita alami.49
A.2. Kuasa doa dan iman berperan penting bahkan cenderung aktif dalam masa
Sebelumnya dikatakan bahwa penyakit adalah musuh yang harus kita lawan yang
dimaksudkan dengan perlawanan disini bukanlah suatu terapi baru sebagai ganti terapi
medis. Mengutip perkataan Thurneysyen berikut ini : ” tidak ada yang lebih buruk
daripada terapi rohani yang memakai iman dan doa seperti yang dibuat oleh dukun-
dukun kafir yaitu sebagai alat untuk mencapai sukses dalam penyembuhan. Iman
bukanlah karunia yag dianugerahkan Allah kepada manusia utuk menyambut karya
penyembuhanNya, tetapi kekuatan atau fungsi di dalam diri manusia sendiri yag dapat
mengadakan penyembuhan. Iman adalah meyakini kekusan Allah dan itu harus terjadi
bagi orang percaya lewat penderitaan yang dirasakan sebab dari penderitaan itulah akan
merasakan kekuasaan Allah untuk menolong setiap orang yang menderita karena
beriman bukan hanya soal percaya tapi juga derita (filipi :29). Tindakan Allah ini juga
Ilmu kedokteraan tidak boleh kita lepaskan dari hubungannya dengan Allah bahwa
keputusan memita bantuan medis bukanlah keputusan yang lahir dari kebiasaan tetapi
dari iman. Terlihat pula bahwa dalam proses penyembuhan ada unsur media yang
digunakan informan dengan berdoa misalnya minyak yang didoakan dan air yang
dipakai. Ini jelas menegaskan bahwa kesembuhan ilahi atas kekuasaan Allah dan
anugerahNya bagi mereka yang sakit. Selain ada juga pengobatan medis yang
dilakukan bahkan ada yang terpaksa menghentikan proses pengobatan medis karena
masalah biaya dan hanya mengandalkan minyak dan air yang digunakan saja untuk
sembuh dan hal ini dianggap oleh informan sebagai mujizat dari Allah51.
maupun stroke dan penyakit lainnya tidaklah menyenangkan. Penderitaan itu pasti
50 Ibid., hlm. 84
51 Hasil wawancara dengan ibu YL, tanggal 29 Oktober 2018 pukul 19.00 WIT
71
menjadi beban baik bagi si penderita sendiri maupun bagi orang-orang yang ada di
sekitarnya. Selain pertolongan dari keluarga dekat dan medis, hal yang dianggap
penting oleh jemaat adalah doa. Berdoa untuk memohon dengan sungguh-sungguh
serta bersandar dan berharap kepada Tuhan agar yang menderita sakit mendapat
kesembuhan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata doa berarti permohonan
pembicaraan dengan Allah. Berdoa tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata saja.
Doa ialah pernyataan dari isi hati kita yang terdalam yaitu suatu pengalaman dalam
komunikasi yang nyata dengan pencipta kita. Berdoa ialah berbicara dengan Allah
tetapi juga mendengarkan Allah berbicara dengan kita. Mengapa harus berdoa? Doa
dapat menjadi suatu kegiatan yang paling penting dan paling mendatangkan kuasa
dalam sepanjang hidup kita. Bobb Biehl dan James W. Hagelganz mengatakan
52 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indoneia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), hlm. 271
53 ibid
72
Doa menolong Anda melihat kehidupan ini dari segi perpektif yang lebih luas
Doa merupakan kunci untuk memahami kehendak Allah. Bila anda mengetahui
kehendak Allah , anda dapat menyerahkan diri pada petunjuk dan pimpinannya.
jika anda berserah kepada kehendak Allah , anda tidak hanya menerima damai
Hal yang penulis dapati juga bahwa fenomena kebutuhan untuk berdoa lebih
dirasakan informan saat menderita sakit karena bentuk kepasrahan diri mereka.
Memang kebanyakan mereka pada awalnya saat mengaitkan dengan dosa di masa
lampau juga kerap kali berpikir bahwa penyakit yang diderita juga akibat perbuatan
ilmu-ilmu hitam atau okultisme pemikiran umat seperti ini masih kuat sehingga
Walau pada akhirnya saat tidak mendapat apa yang dicari maka doa merupakan
ekspresi umum dari spiritualitas pasien. Ada beberapa orang menyebut doa sebagai
berbicara dengan Tuhan, orang lain seperti orang sakit mengartikan doa secara lebih
luas seperti meditasi refleksi dan komunikasi dengan kekuasaan transenden atau
kekuatan di dalam atau di luar diri sendiri dan ini juga yang menjadi alasan untuk tetap
kuat dan tidak menyerah dengan penyakit hingga bisa sembuh. Bukan saja obat dan
penanganan yang diberikan kepada fisik yang sakit karena jiwa orang yang sakit
54 Bobb Biehl & James W.Hagelganz, Berdoa, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, tt), hlm. 12.
73
fisiknyapun perlu untuk disentuh dan diberikan penguatan untuk itu doa merupakan
penyempurnaan.
Manusia diajak untuk melihat realitas penderitaan dari sudut pandang Allah dan
penuils menulis menemukan itu dalam wawancara yang dilakukan pada semua
indorman. Mereka selalu erkayakinan Allah yang Maha baik menghendaki kebaikan
Di akhir proses kehidupan yang memuat penderitaan sebagai salah satu bagiannya,
Allah menanti dengan sabar. Penderitaan hanya bersifat sementara, atau seperti kata
Paulus, “kematian tak lagi berdaya sengat”; habis gelap akan terbit terang. Manusia
sesama yang mendampingi, bahkan Allah sendiri, yang adalah “Bapa”, hadir dan selalu
mengulurkan tangan.
Dengan kesadaran ini, penderitaan menjadi realitas yang dapat dihadapi dengan
suka rela,bahkan dapat diterima dengan penuh syukur. Melalui penderitaan, bukan
hanya manusia menjadi semakin mengenali Allah, melainkan Allah pun semakin
mengenali manusia. Allah menyetujui provokasi setan untuk mencobai Ayub dengan
penderitaan (Ayub 1:6-12), bukan hanya untuk memperlihatkan kepada setan bahwa
74
Ayub adalah orang yang sungguh tulus, namun juga untuk mengenali bagi diri-Nya
semakin mendalam antara Ayub dan Allah ini menciptakan persahabatan (relasi yang
intim) di antara keduanya, yang kembali terjalin seperti dulu. Sama seperti kebanyakan
umat yang mengalami Allah saat menderita sakit, relasi manusia dan Allah menjadi
kembali intim setelah merasa bahwa ada Allah yang bersama dengan mereka sampai
mereka mengalami penyembuhan itu. Penderitaan karena penyakit ini juga sebenarnya
karena Allah mengasihi untuk mengingatkan umatnya sama dengan yang dikatakan
Wajah Allah bukan saja pada berbagai bentuk kebahagiaan dalam hidup. Seperti
bagaimana seharusnya setiap kita menjadi kuat melalui kelemahan yang kita rasakan.
Tidak mungkin seseorang merasa kuat tanpa ia sebelumnya sama sekali belum
merasakan apa itu sakit atau apa itu penderitaan karena disitu juga ada wajah Allah
sebagai bentuk partisipasi Allah yang mendampingi juga menguatkan setiap mereka
yang sakit. Allah tidak meninggalkan mereka yang sakit erjalan sendiri meainkan
penyertaan Allah selalu menyertai sampai pada kondisi dimana itu dilihat sebagai
puncak dari kesabaran mengolah rasa sakit itu menjadi baik adanya karena Allah. Ini
tentu tidaklah terlepas dari Allah yang juga pernah merasakan penderitaan di dunia.
75
Sehingga janganlah juga kita yang sering menganggap bahwa Allah tidak adil dalam
kehidupan ini.
Melainkan sesungguhnya sedari dahulu Allah telah tahu batas kemampuan masing-
masing kita selaku anakNya tinggal bagaimana kita selanjutnya merespon itu dengan
tetap tegar dan sabar menekuninya sembari memohon pertoongan Allah utuk
menguatkan. Atau menerima itu semua sebagai takdir Allah tanpa meresponinya
penyembuhan.
Karena Allah tidak bekerja sendiri namun Aallah memakai sesame kita baik
keluarga dokter atau siapapun itu unuk mendung karyaNya bagi umatNya di dalam
dunia. Termasuk lewat proses penderitaan sakit sampai pada Penyembuhan yang
Pada bagian lain, bertolak pada pemikiran Eka Darmaputera yang menyinggung
ternyata Alkitab bukanlah ”buku kunci”, sebab Alkitab tidak punya satu jawaban.
Karena itu sulit bagi manusia untuk memastikan mana penyebab yang sesungguhnya
76
dari penderitaannya (lih. Darmaputera, 2004: 63, 74-75). Mengingat hal tersebut, Eka
Sementara yang Yesus kehendaki, menurut Eka, adalah manusia melihat ke depan.
Kondisi sekarang bahwa ia sakit. Apa yang dapat dan harus dilakukan sekarang,
bagian selanjutnya dari bukunya, Eka menegaskan perihal di atas, bahwa isu kesakitan
dan penderitaan bukanlah isu enteng yang cukup dijawab dengan luapan emosi atau
argumentasi logis semata. Lebih dari emosi dan argumentasi, Allah – menurut Eka –
menuntut SIKAP yang benar dan tepat (Darmaputera, 2004: 61 & 98).
seluruh vitalitas hidup kita. Sekalipun kemampuan orang yang sakit dan menderita
amat terbatas dan kekuatannya tak tersisa banyak, orang yang sakit dan menderita harus
berusaha menjadikan hidupnya tetap bermakna, bagi diri sendiri, bagi sesama, dan bagi
meminta kesembuhan, walaupun kerinduannya untuk sehat kembali cukup besar. Doa
Eka yang utama adalah agar dalam sehat atau sakit, sembuh atau tidak, Eka masih
berguna bagi Kerajaan-Nya; ia dilayakkan dan dimampukan untuk menjadi saksi nyata
sesuai dengan itu?. Terlebih jika kita yang sakit menerima anugerah Allah lewat
penyembuhan. Kita dapat menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi orang lain, justru
karena kelemahan kita itu. Dan juga dapat membuat Allah dimuliakan melalui sikap
Sesuai dengan pengalaman umat untuk mampu berteologi lewat proses penderitaan
sakit dan perjuangan sehigga bisa mengalami penyembuhan. Dalam prooses penantian
inilah bukan hanya kesembuhan yang diterima pada akhirnya tapi ada pembelajaran
diri dan hidup mereka seperti ditempa untuk menjadi lebih baik. Penyakit tidak dilihat
lagi sebagai kutuk dari Allah tapi dilihat sebagai berkat yang membuat mereka mampu
menjadi lebih berkembang oleh karena iman. Penderitaan sakit menjadi bermakna dan
para penderita memperoleh daya kekuatan untuk menanggungnya sebagai sesuatu yang
berharga. Penderitaan tidak lagi dipandang sebagai beban kehidupan, melainkan bagian
integral kehidupan. Perbedaannya di sini ada pada disposisi batin, yakni ketika manusia
Berkat karena mampu menemukan Allah lewat derita mereka karena sebelumnya
saat ada dalam sukacita dunia tidak mampu merasakan Allah sampai Allah hadir dalam
bentuk derita untuk dirasakan guna dikuatkan untuk mendapat pemulihan dari sakit itu.
Analogi Allah sebagai Bapa atau ‘bapak’ dalam sapaan sehari-hari, membantu manusia
membawa berbagai manfaat lain baginya. Seorang bapak yang baik tidak selalu
menggendong atau menuntun anaknya, namun ada kalanya membiarkan anak itu
78
berjalan sendiri meskipun harus menderita karena terjatuh berulang kali. Melalui cara
Gagasan senada diungkapkan pula dalam dokumen Salvifi ci Doloris dari Paus
Yohanes Paulus II (1984) dengan mengutip 2Mak. 6:12, “hukuman-hukuman ini tidak
ayat Kitab Suci ini mau menegaskan manfaat atau hikmah di balik penderitaan.
Penderitaan yang dialami manusia terjadi seizin Allah, yang diimani manusia sebagai
seorang Bapa. Seorang Bapa mengetahui apa yang dibutuhkan anaknya (bahkan
Dalam konteks relasi Bapa dan anak, hukuman yang dipahami sebagai
memperbaiki. Perbaikan dari hal-hal yang kurang benar, merupakan kebutuhan seorang
anak agar menjadi lebih matang dan berdaya juang dalam kehidupan. Alasan edukatif
ini mungkin dapat dipahami sebagai salah satu maksud Allah membiarkan manusia
Dengan memahami dan menghayati kebenaran iman ini, tak ada alasan bagi
manusia untuk goyah ketika mengimani Allah. Bahkan untuk semua resspon mengenai
55 Karl Rahner, Theological Investigations XIX (New York: Crossroad, 1983), hlm 207-
208.
79
menghendaki penderitaan sakit itu? Apakah itu untuk kebaikan kita atau itu adalah
bentuk hukumanNya bagi kita. Yang mana sering melupakan tentang Tuhan yang juga
BAB IV
AKSI PASTORAL
menolong umat. Pelayanan pastoral juga merupakan bagian penting bagi pemberitaan
firman Allah. Pelayanan fiman Tuhan melalui mimbar sekaligus untuk banyak orang,
tidak dapat menjangkau tiap-tiap pribadi yang senantiasa unik. Maka dari itu
pemberitaan Firman Allah lewat mimbar harus dilengkapi dengan pemberitaan secara
pribadi.56 Ciri khas pendampingan dan konseling pastoral adalah bersifat holistik
dengan ciri keinginan melayani manusia secara utuh sesuai dengan teladan Yesus.
Maka dari itu perlu dikembangkan lagi konsep pelayanan kontekstual bagi
Hal ini dikarenakan pandangan umat yang melihat pendeta sebagai pejabat atau
56 Tim penulis: Panitia metode studi kasus Jawa, studi kasus pastoral III Jawa (Jakarta, 1990),
hlm. 187
57 John C. Hoffman, Permasalahan Dalam Konseling (Kanisius & BPK, 1993), 25-26
81
konselor profesional.
Gereja selama ini masih ragu dalam memakai ilmu-ilmu lain selain Teologi.
Padahal untuk menjadi seorang penolong yang baik, serang pendeta perlu
spiritualitas dan kepribadiannya, citra, peran, fungsi dan tujuan sebagai seorang
konselor. Hal ini penting karena ketika konseli diarahkan mencari pemecahan
5. Relasi pendamping dan yang didampingi dibangun dalam bentuk relasi yang
memahami bahwa sejak dulu dimensi lintas budaya sudah menjadi bagian dari
pelayanan pada masa sekarang sudah lebih humanis dan mengedepankan prinsip
82
Bagi orang sakit kesembuhan adalah harapan bagi mereka. Jika kita telusuri
dalam tradisi iman Kristen, maka penyembuhan merupakan bagian integral dari
dalam V. Magezi (2006) menjelaskan hubungan yang erat antara penyembuhan dan
pemulihan relasi antara manusia dengan sesama dan Tuhannya. Hal ini menunjukkan
proses konseling dengan berbagai metode dan pendekatan yang tepat untuk menangani
orang-orang sakit. Sama dengan yang dikemukakan oleh Benner yang berpendapat
bahwa salah satu pembeda antara konseling pastoral dan konseling pada umumnya,
yaitu adanya pelatihan khusus kepada para pendeta. Pelatihan kepada pendeta penting
sekali karena memberikan suatu perspektif spiritual yang unik terhadap orang-orang
dan masalah yang mereka hadapi sehingga mempersiapkan mereka untuk melihat
83
orang lain secara spiritual dan memahami perjalanan dan tantangan-tantangan yang
mereka hadapi saat ini dalam konsep relasi mereka dengan Tuhan.
dan hal ini harus menjadi pusat dari konseling pastoral. Melihat dari konteks yang ada
melalui penelitian yang dilakukan maka penulis memahami bahwa aspek ritual
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan warga jemaat GPM di
Amahai-Soahuku yang masih kental dengan tradisi dan kepercayaan mereka dimana
mereka sering meyakini bahwa sakit bisa terjadi karena memang keadaan fisik yang
mereka alami atau bahkan terjadi karena kekuatan di luar Allah yaiu pengaruh mistis
dan oleh karena itu perlu adanya pendamian atau perbaikan hubungan antara mereka
dan Allah melalui pengakuan akan kesalahan yang dibuat, sehingga dalam hal ini perlu
mengunjungi dan berdoa merupakan strategi dasar konseling pastoral yang diterapkan
oleh para pendeta. sebagaimana yang dikemukakan oleh Ausburger (1986) bahwa
58David G. Benner. 1997. Strategic Pastoral Counseling: A Short-Term Structured Model. Baker
Books, hal. 23.
84
seorang Konselor yang mampu secara budaya dibedakan oleh lima karakteristik yang
bisa terukur dan dipelajari yang melindungi mereka, konseli, dan proses konseling
yaitu:
memegang nilai dan asumsi yang berbeda, yang sah bahkan ketika nilai dan
asumsi tersebut berbeda dengan apa yang dipahaminya. Pemahaman ini telah
secara tidak sadar mempengaruhi orang lain untuk menerima arahan yang
landasan budaya yang sama, dan merasakan nyaman pada batasan-batasan pandangan.
Mereka dapat memasuki dunia orang lain, merasakan perbedaannya, dan menghargai
c) Konselor yang memiliki kesadaran budaya mencari sumber pengaruh dalam orang
dan konteks, contoh individu dan lingkungan. Tindakan dan para pelaku, tingkah laku
85
dan konteks, interaksi konseling tertentu dan lngkungan budaya harus dilihat,
orientasi, atau teknik konseling, dan menjadi manusia yang efektif. Mereka benar-
benar elektik dalam konseling mereka, bukan dalam pemilihan acak teknik yang
e) Konselor yang memiliki kesadaran budaya melihat diri mereka sebagai warga
universal yang terhubung dengan semua manusia tetapi juga berbeda dari mereka
semua.
Mereka hidup di dunia ini, bukan hanya dalam komunitas atau negara mereka. Dunia
ini adalah rumah mereka, semua manusia telah menjadi saudara mereka. Sehingga
mereka menghormati perbedaan dan juga persamaan, keunikan dan juga kesamaan.
Bertolak dari konsep tersebut, maka seorang pendeta konselor yang bergerak dalam
pelayanan orang sakit terutama orang Marapu harus melihat kajian terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan sakit dan kesembuhan dari perspektif kebudayaan orang
sakit. Hal-hal semacam ini tampak dalam alam kehidupan sehari-hari tiap individu
dalam masyarakat tersebut lewat pola perilaku, sikap, dan pendapat yang sama dalam
mereka tentang hidup dan sikap terhadapnya, karena dalam suatu komunitas
86
kebudayaan tertentu membangun dunia yang mereka kenal melalui cara seperti
1. Pembimbingan
Sehubungan dengan ini konselor harus memiliki kesadaran diri dalam memberikan
bimbingan bagi konseli bahwa masing-masing memiliki nilai budaya dan kepercayaan
yang berbeda. Dalam pembimbingan yang harus dilakukan oleh konselor adalah
penerimaan jati diri yang positif mengarahkannya pada kebaikan jiwanya di masa
sekarang dan yang akan datang. Teknik yang digunakan yaitu mendengarkan dan
berempati.
a) Mendengarkan, hadir bersama dalam artian antara konseli dan konselor sama-sama
bertemu dan tidak langsung memaksa asumsi atau nilai yang dianut oleh konselor tetapi
menghargai asumsi dan nilai-nilai yang dianut oleh konseli, begitupun sebaliknya.
Mendengarkan adalah kunci utama untuk membuka respon konseli akan suasana
b) Berempati adalah sikap utama yang perlu dimiliki seorang konselor agar diri
konselor memiliki kualitas baik dalam mendampingi dan melakukan konseling. Sikap
diri konseli sehingga konselor tidak mengklaim konseli akan apa yang dipercayainya,
dan menerimanya sebagaimana adanya, secara utuh dan penuh, demi pertumbuhannya
secara holistik. Ketika konselor berempati maka konseli akan menemukan kesadaran
jati diri yang sesungguhnya dan mengalami pengalamannya secara utuh bagi
2. Penopangan
Khususnya dalam hal ini budaya masyarakat Sumba, ketika seseorang memiliki
masalah atau suasana kebatinan yang tidak mengenakan, mereka lebih banyak
menceritakan masalah atau suasana kebatinannya pada keluarga. Prinsip hidup orang
permasalahan atau suasana kebatinan yang kurang mengenakan pada keluarga atau
Mereka jarang menceritakan apa yang sedang mereka alami kepada orang luar.
Melihat situasi seperti ini konselor hadir dalam penerimaan akan budaya yang ada dan
ketika adanya saling mengahargai sehingga antara konseli dan konselor memiliki
kepercayan akan sebuah dukungan baik dari konselor maupun dari pihak keluarga.
kepercayaan dengan pasien yang dilayani dengan menekankan pada hal-hal apa yang
sama-sama mereka miliki dan bukan mewakili tradisi budayasang pendeta. Pendeta
88
sebaiknya menjembatani bukan hanya untuk pasien namun juga bagi keluarga pasien
sehingga keluarga juga dapat membantu proses konseling dalam hal ini dapat
menopang kehidupan dari keluarga mereka yang sedang mengalami permasalahan atau
3. Pendamaian
Seorang konselor harus menjadi sarana pendamaian dimana adanya upaya akan
hubungan relasi yang mengutuhkan dan mendamaikan konseli dengan dirinya sendiri,
sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Allah. Pada titik tertentu pendeta sebagai
kebudayaan konseli baik melalui bahasa, simbol dan ritual agama yang dianut pasien
dan keluarga mereka. Misalnya pendeta mempelajari tradisi kepercayaan apa yang
sesuai dengan tradisi kekristenan seperti doa dan melalui nilai-nilai spiritualitas yang
4. Penyembuhan
dalam keadaan konseli yang rusak atau mengarahkan jiwa pasien yang sedang dalam
ketidakutuhan kearah yang lebih baik, mengembalikan keadaan pasien seperti semula
yang lebih baik. Konselor harus menyadari akan keberadaan konseli yang mungkin
patah semangat dalam menjalani kehidupannya atau mungkin pasien yang selalu
89
menyalahkan dirinya bahwa apapun yang ia lakukan adalah salah. Sehingga dalam
proses menyembuhkan konselor harus memiliki sikap yang mendorong konseli untuk
kebudayaan yang dianut pasien sehingga melalui tradisi yang dianut pasien membantu
dalam menemukan jalan keselamatan dalam pemulihan diri pasien. Dalam hal ini
perlunya panduan bagi konselor yang menghadapi cara misalnya melalui penyembuhan
konseptual agar melalui penyembuhan ini konselor dapat mengelola masalah spiritual
konseli. Ketika proses penyembuhan ini berlangsung dengan baik maka konseli pun
akan merasakan nilai-nilai spiritual kekristenan dan nilai-nilai spiritual yang memiliki
masing-masing. Nilai-nilai ini kemudian menjadi dasar pemulihan diri dan pencarian
keselamatan yang membantu keutuhan pasien yang menuntunnya kearah yang lebih
baik dari kondisi sebelumnya. Aksi-aksi pastoral yang dilakukan juga bukan sekedar
penting untuk diingat juga sekaligus mempertemukan mereka yang punya masalah-
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut hasil penelitian yang diakukan penulis. Ada yang menganggap penyakit
karena dosa mereka sendiri, sebagai bentuk tanggung-jawab dari dosa di masa lampau,
sebagai teguran dari Allah untuk bertobat, penyakit juga dilihat sebagai proses
pemulihan kembali hubungan manusia dengan sesama dan juga pemulihan kembali
hubungan dengan Allah serta bagaimana diri mereka sendiri juga menjadi pulih dari
segala hal buruk yang mereka telah lakukan.. Mengalami proses sakit dan
senasib.
penyembuhan itu telah terjadi , tetapi bahwa Allah-lah yang telah mengadakannya,
serta iman kita mengenal dan mengakuinya sebagai akta penyelamatan Allah. Tidak
hanya proses sakit yang dialami tapi banyak proses yang mendewasakan mereka yang
sakit ini karena menemukan Allah dalam pergumulan mereka selama sakit sampai bisa
mengalami penyembuhan dari Allah dalam berbagai bentuk dan cara yang tidak
selamanya bisa ditebak oleh manusia. Penderitaan terhadap penyakit juga harus
berhenti dipahami sebagai akibat dari dosa, sebagai penghukuman tetapi juga sebagai
Selama proses sakit berlangsung perlu adanya pendampingan dari gereja lewat
Pendeta sebagai konselor atau bisa juga lewat perangkat pelayanan lain yang bertugas
untuk mendampingi umat sebagai bagian penting bagi pemberitan firman Allah. Aksi
Pastoral memberi tempat pada spiritual maupun intelektual yang perlu dihargai sebagai
klien dapat membangun, memperbaiki dan membina hubungan yang baik, mengalami
B. SARAN
saran-saran bagi para teolog, pekerjapekerja gereja dan terlebih khusus kepada gereja
1. Gereja dalam hal ini Gereja Protestan Maluku perlu memperhatikan dan
kesehatan.
2. Bentuk pelayanan diakonia pun jangan hanya karitatif saja, tetapi lebih dari itu
agar menyadari pola hidup sehat serta memberikan semangat dengan cara yang
92
kreatif untuk memotivasi para pasien (warga jemaat) sehingga tidak terpuruk
jemaat Gereja Protestan Maluku juga merupakan bagian dari warga Negara
Indonesia, warga Kota atau desa setempat yang perlu mendapatkan pelayanan
4. Membuka ruang untuk dialog antar agama serta turut bekerjasama dengan
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J.L.Ch Penyakit dan Penyembuhan Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972.
Aar Van Beek, Pendampingan Pastoral Jakarta : BPK Gunung Mulia 2003.
Bobb Biehl & James W.Hagelganz, Berdoa, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2010
Darmaputera, Eka. Hidup yang Bermakna. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2008
Darmaputera, Eka. Jika Aku Lemah, Maka Aku Kuat. Jakarta: Gloria Graffa, 2007
Darmaputera, Eka. Jalan Kematian, Jalan Kehidupan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
Darmaputera, Eka. Salib dan Mahkota: Seri Tuhan dari Poci dan Panci. Yogyakarta: Kairos.
2005.
Darmaputera, Eka “Spiritualitas Calvinis” .Gema Teologi, vol. 30, No. 2, 2007
Books, 1997.
J. D. Engel, Konseling Suatu Fungs Pastoral Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002.
J. Ngelow “Pengantar” dalam Zakaria, Teologi Bencana Makassar : 2006. Metode Studi.
John C. Hoffman, Permasalahan Dalam Konseling , Jogyakarta : Kanisius & BPK, 1993
Kasus, Jawa, Studi Kasus Pastoral-III Jawa : BPK Gunung Mulia. 1990.
Team penulis SEAGST Institute of Asvanced Pastoral Studies bersama dengan Panitia
Singgih, Emmanuel Gerrit- “Allah dan Penderitaan di Dalam Refleksi Teologis Rakyat
William A. Clebsch & Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Perspective, Prentice
Hall, Inc.1964.