Anda di halaman 1dari 12

PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK SEKOLAH DASAR

MENURUT AMORIS LAETITIA ARTIKEL 263.

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Filsafat

OLEH:

FLORIANUS EMANUEL NGONGO

611 15 034

FAKULTAS FILSAFAT

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Seperti sebuah bangunan yang hendak dibangun, untuk mengetahui betapa kokoh, kuat

serta bertahan lamanya, para pembangun harus sejak awal memberi bahan campuran yang

benar dan baik pula, sehingga dasar yang kuat yang telah dibangun sejak awal bisa bertahan

hingga akhir. Demikian, bahwa keutamaan-keutamaan yang paling penting untuk menciptakan

masyarakat yang harmonis penuh damai haruslah dimulai dari hidup keluarga. Seperti yang

dikatakan oleh Bunda Teresa seorang biarawati Katolik Roma (nama lahir Agnes Gonxha

Bojaxhiu) 1910-1997, “Apa yang dapat anda lakukan untuk mempromosikan perdamaian

dunia? Pulanglah dan cintai keluarga anda”.

Keluarga adalah tempat ideal penyemaian pendidikan budi pekerti. Di dalam keluarga

anak akan banyak belajar secara praktis melalui berlatih dan meniru budi pekerti orang di

sekitarnya, lebih-lebih meneladani orang tuanya. Keluarga memang tempat yang

sebaik- baiknya untuk melakukan pendidikan sosial dan budi pekerti.

Peran keluarga dalam mengembangkan moral anak sangatlah penting karena hal

tersebut berpengaruh pada pembentukan moral di masa depan. Ini semua dapat diawali dari

lingkungan terkecil yaitu keluarga. Keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang dapat

membentuk jati diri anak. Jika keluarga dapat mensosialisasikan hal-hal yang baik (tutur kata,

tingkah laku, agama, kepribadian dan lain sebagainya), maka anak akan tumbuh dan

berkembang di dalam masyarakat dan khususnya dalam keluarga sebagai anak yang baik pula.

Tetapi anak yang tumbuh dan dibesarkan di dalam keluarga yang tidak dapat mensosialisasikan

nilai dan norma yang tidak baik dan juga jauh dari kasih sayang orang tua maka anak tersebut

akan menjadi anak yang tidak dapat dibanggakan.

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan

pemerintah. Karena itu, orangtua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah

ii
tanggung jawab sekolah. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk

membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyaratakat.

Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, di mana pendidikan

merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk pertumbuhan atau perkembangan anak

didik menjadi manusia yang mampu berpikir dewasa dan bijak. Keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama di mana anak berinteraksi di dalam lembaga pendidikan yang

tertua. Artinya, di sinilah dimulai suatu proses pendidikan, di mana orang tua berperan sebagai

pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling

utama, karena sebagian besar kehidupan anak ada di dalam keluarga, dan pendidikan yang

paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga

Amoris Laetitia merupakan suatu ensiklik dari Paus Fransisikus yang menguak

beberapa point penting dalam kaitannya yang erat dengan keluarga. Pertama, keluarga adalah

tempat di mana Allah dan cinta-Nya hadir dan bekerja. Kedua, keluarga perlu didampingi untuk

tumbuh dalam cinta yang semakin dewasa dan memberi. Ketiga, keluarga dalam kesulitan

perlu dibantu dengan cinta dan belas kasih. Paus Fransiskus mengakui bahwa ada banyak

keluarga-keluarga kristiani yang mampu bertahan hidup dalam kesetiaan, cinta kasih dan

hormat kepada Allah. Namun di sisi yang lain harus disadari ialah banyak pula keluarga

kristiani yang tengah menghadapi masalah. Masalah itu berkenaan dengan hidup perkawinan

dan hidup keluarga mereka yang sedikit-banyaknya dipengaruhi oleh arus zaman yang begitu

cepat berubah. Penulis merasa prihatin terhadap kehidupan keluarga kristiani dewasa ini

khususnya dalam tugasnya mendidik moral anak-anak mereka. Atas dasar keprihatinan ini,

penulis menguraikan tulisan ini di bawah judul: PERAN KELUARGA DALAM

PENDIDIKAN MORAL ANAK SEKOLAH DASAR MENURUT AMORIS LAETITIA

ARTIKEL 263.

iii
Sungguh sangat disadari bahwa rampungnya skripsi ini bukan semata usaha pribadi

penulis. Oleh karena itu, ke hadirat Tuhan Yang Maka Kuasa patut dihaturkan puji dan syukur

berlimpah sebab hanya karena rahmat dan pentelenggaraan-Nyalah penulis boleh

menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak terkait

jugalah yang memungkinkan penulis merampungkan penulisan skripsi ini. Karena itu patut

penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Mgr. Dr. Edmund Woga, CSsR (Uskup Weetabula) yang telah membiayai penulis

dalam studi di Fakultas Filsafat UNWIRA – Kupang.

2. Pater Rektor Universitas Katolik Widya Mandira – Kupang yang telah

memperkenankan penulis untuk belajar dan berkuliah di Universitas ini.

3. Rm. Drs. Hironimus Pakaenoni, Pr. L. Th, (Mantan dekan Fakultas Filsafat)

4. Rm. Drs. Yohanes Subani, Pr. Lic. Iur. Can. (Dekan Fakultas Filsafat)

5. Rm. Drs. Theodorus A. Silab (Wakil Dekan Fakultas Filsafat)

6. Rm. Siprianus S. Senda, Pr. S. Ag. L. Th. Bib. (Ketua Program Studi Fakultas Filsafat)

7. Rm. Oktovianus Kosat, Pr. S.Fil. M.Hum. (Dosen Pembimbing Akademik)

8. Rm. Dr. Herman Punda Panda, Pr (Praeses Seminari Tinggi St. Mikhael, Penfui-Kupang

dan Prefek bagi Frater Keuskupan Weetabula), Rm. Stef Tamu Ama, Pr. (Staf Pembina

Fratres Keuskupan Weetabula) serta para Romo pembina Seminari Tinggi St. Mikhael

9. Kedua Pembimbing Skripsi yang dengan cara mereka masing-masing membantu

penulis menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Hormat dan terima kasih saya sampaikan

kepada Rm. Joseph Nahak, Pr. MA. (Pembimbing I) dan Rm. Drs. Hironimus

Pakaenoni, Pr. L. Th, (Pembimbing II). Hormat dan terima kasih yang sama

disampaikan kepada Rm. Dr. Herman Punda Panda, Pr. yang telah meluangkan

waktunya untuk menjadi penguji I.

iv
10. Teman-teman angkatan-seperjuangan di Fakultas Filsafat UNWIRA, Seminari Tinggi

St. Mikhael dan juga para frater Keuskupan Weetabula

11. Kedua orang tua tercinta: Bapak Daniel Ng. Lede dan Mama Regina L. Kalli yang selalu

mendukung penulis dengan doa-doa dan segala perjuangan untuk membiayai penulis

selama studi. Kakak Rosalia Oktaviana Ngongo dan Matius T. Bolo bersama Arestior

Oliver Tena, Maria Fatima Kalli dan kakak Andreas Pote Kaka bersama Jhosua Desra

Niha, Gregorius Oktavianus Ngongo, Melania Angrila Ngongo dan Anastasya Agnes

Ngongo. Juga mereka semua yang selalu mendukung usaha dan perjuangan penulis: om

Leksi, om Agus, teman Pije Talo, teman Ans Lede, teman Emil Embu, saudari Veni

Lende, saudara Elon B. Bili, saudari Densi F. Lodong, dan saudari Anna Siwa.

12. Untuk semua saja yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis dalam

menyelesaikan studi di Fakultas Filsafat UNWIRA-Kupang dan mendampingi serta

mendukung saya dalam merampungkan skripsi ini, penulis sampaikan terima kasih dan

hormat yang berlimpah. Yakinlah Tuhan Mahabaik yang melihat dan akan membalas

semua kebaikan dan ketulusan hatimu.

Akhir kata, sungguh harus disadari dan diakui bahwa penulis hanyalah manusia terbatas

yang menyadari sungguh bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

sumbangan pemikiran dan kritikan yang membangun dari sidang pembaca sekalian sangat

diharapkan dalam rangka penyempurnaan tulisan ini.

Kupang, Juni 2019

Penulis

v
vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penulis ................................................................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penulis................................................................................................................ 6

1.4.1 Bagi Penulis .................................................................................................................. 6

1.4.2 Bagi Civitas Akademika Fakultas Filsafat Unwira ....................................................... 6

1.4.3 Bagi Keluarga Pada Umumnya ..................................................................................... 7

1.5 Metode Penelitian ............................................................................................................. 7

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 7

BAB II MENGENAL AMORIS LAETITIA.......................................................................... 9

2.1 Gambaran Umum Amoris Laetitia ...................................................................................... 9

2.2 Latar Belakang Terbentuknya Amoris Laetitia .................................................................. 10

2.3 Tujuan Amoris Laetitia ...................................................................................................... 11

2.4 Pokok-Pokok Pikiran Dalam Amoris Laetitia.................................................................... 12

2.4.1 Pengalaman Dan Tantangan Keluarga-Keluarga ............................................................ 12

2.4.2 Panggilan Keluarga ......................................................................................................... 14

2.4.2.1 Keluarga Dan Dokumen-Dokumen Gereja .................................................................. 15

2.4.2.2 Sakramen Perkawinan .................................................................................................. 17

vii
2.4.2.3 Pengalihan Hidup Dan Pendidikan Anak-Anak .......................................................... 19

2.4.3 Cinta Kasih Dalam Perkawinan ...................................................................................... 20

2.4.4 Menuju Suatu Pendidikan Anak-Anak Yang Lebih Baik ............................................... 22

BAB III KELUARGA DAN PENDIDIKAN MORAL ANAK SEKOLAH DASAR ...... 25

3.1 Keluarga ............................................................................................................................. 25

3.1.1 Pengertian Keluarga ........................................................................................................ 25

3.1.2 Jenis-Jenis Keluarga........................................................................................................ 25

3.1.3 Tujuan Keluarga.............................................................................................................. 26

3.1.4 Peran Keluarga ................................................................................................................ 28

3.2 Anak Sekolah Dasar ........................................................................................................... 30

3.2.1 Pengertian Anak Sekolah Dasar...................................................................................... 30

3.2.2 Aspek-Aspek Pendidikan Anak Sekolah Dasar .............................................................. 31

3.2.2.1 Aspek Fisiologis........................................................................................................... 31

3.2.2.2 Aspek Kognitif ............................................................................................................. 32

3.2.2.3 Aspek Afektif ............................................................................................................... 34

3.2.2.4 Aspek Religius ............................................................................................................. 34

3.2.2.5 Aspek Sosial................................................................................................................. 35

3.2.2.6 Aspek Moral................................................................................................................. 36

3.3 Moral .................................................................................................................................. 37

3.3.1 Pengertian Moral Dalam Arti Leksikal ........................................................................... 37

3.3.2 Pengertian Moral Dalam Kitab Suci ............................................................................... 39

3.3.2.1 Perjanjian Lama ........................................................................................................... 39

3.3.2.2 Perjanjian Baru............................................................................................................. 40

viii
3.3.3 Teori-Teori Perkembangan Moral .................................................................................. 42

3.3.3.1 Sigmund Freud (1856-1939) ........................................................................................ 42

3.3.3.2 Jean Piaget (1896-1980) .............................................................................................. 43

3.3.3.3 Lawrence Kholberg (1927-1988) ................................................................................. 44

3.3.3.4 Pendapat Teori Belajar ................................................................................................. 47

3.3.4 Tahap-Tahap Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar .............................................. 48

3.3.5 Cara Anak Sekolah Dasar Mempelajari Moral ............................................................... 51

BAB IV PERAN KELURGA DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK SEKOLAH


DASAR MENURUT AMORIS LAETITIA ARTIKEL 263................................................ 53

4.1 Teks Amoris Laetitia Art. 263 ........................................................................................... 53

4.2 Pokok-Pokok Pikiran Amoris Laetitia Art. 263 ................................................................. 53

4.2.1 Kepercayaan Anak Terhadap Orangtua .......................................................................... 53

4.2.1.1 Pendidikan Afeksi (Emosi) Anak Sekolah Dasar ........................................................ 54

4.2.1.2 Pendidikan Etika (Moral) Anak Sekolah Dasar ........................................................... 56

4.2.2 Orangtua Sebagai Pendidik ............................................................................................. 57

4.2.3 Pendidikan Orangtua Melalui Afeksi (Emosi) ................................................................ 59

4.2.3.1 Orangtua Yang Disegani ............................................................................................. 60

4.2.3.2 Orangtua Yang Penyayang .......................................................................................... 61

4.2.4 Pendidikan Orangtua Melalui Teladan (Kesaksian) ....................................................... 61

4.2.4.1 Pandidikan Melalui Bahasa ......................................................................................... 62

4.2.4.2 Pendidikan Melalui Tindakan ...................................................................................... 63

4.2.5 Anak-Anak Berharga Bagi Orangtua .............................................................................. 64

4.2.6 Pengaruh Kehadiran Fisik Orangtua .............................................................................. 66

ix
4.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar .......... 67

4.2.7.1 Pengaruh Sikap Orangtua Terhadap Anak Sekolah Dasar .......................................... 67

4.2.7.2 Disiplin Mempengaruhi Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar .......................... 70

4.2.7.2.1 Peranan Disiplin ........................................................................................................ 70

4.2.7.2.2 Tujuan Disiplin ......................................................................................................... 71

4.2.7.2.3 Unsur-Unsur Yang Essensial Dalam Disiplin........................................................... 72

4.2.7.2.4 Tekhnik Disiplin ....................................................................................................... 76

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 78

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 78

5.2 Usul-Saran ......................................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 81

CURICULUM VITAE........................................................................................................... 85

x
ABSTRAKSI

Keluarga adalah persekutuan orangtua dan anak-anak (keluarga batih). Keluarga


merupakan suatu komponen masyarakat mini atau lembaga sosial alami. Keluarga merupakan
sel terkecil dan terpenting. Keluarga (di samping sekolah dan masyarakat) memegang peranan
penting dalam pendidikan anak. Hak maupun kewajiban orang-tua untuk mendidik bersifat
hakiki, karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia
mendapatkan pengaruh dari anggota-anggota keluarga pada masa yang amat penting dan paling
kritis dalam fase pertumbuhannya, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-
sekolah) hingga pada anak di masa sekolah dasar. Pada masa tersebut, apa yang ditanamkan
dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.

Orangtua memiliki peranan penting dalam mendidik anak-anak bukan saja dalam aspek
moral tetapi dalam beberapa aspek lainnya seperti aspek fisiologi, kognitif, afektif, sosial, dan
religius. Karena keluarga adalah tempat pertama manusia belajar tentang kehidupan, tentang
cinta kasih dan keadilan. Perlu diketahui tentang pengaruh cinta kasih ibu dan bapak terhadap
anak dalam Amoris Laetitia. Seorang bayi yang dilahirkan, belajar mengenai hidup dan
memaknai hidupnya melalui pengalaman hidup bersama ayah-ibunya. Dengan cara ini, mereka
belajar bahwa keindahan relasi manusia menyentuh jiwa, mengupayakan kebebasan kita,
menerima perbedaan orang lain, mengenali kasih dan menghormati mereka sebagai rekan
dialog. Seperti itulah kasih, dan ia mengandung sepercik kasih Allah. Tugas untuk mendidik
anak-anak sesungguhnya berakar dari panggilan dasar orang-orang yang menikah dan
melahirkan keturunan. Dengan melahirkan manusia baru, serentak pula orangtua mengemban
tanggung jawab untuk membesarkan manusia baru itu menjadi manusia yang manusiawi.

Paus Fransiskus dalam Amoris Laetitia khususnya tentang ‘Pembentukan Etika Pada
Anak-Anak’ artikel 263 menegaskan orangtua harus secara langsung ada bersama anak-anak,
merasakan kehadiran mereka, memberi mereka teguran bila mereka berbuat salah. Dengan
demikian dalam diri anak-anak ada rasa bahwa mereka benar-benar dipedulikan, jika tidak
demikian akan menimbulkan kesulitan dalam masa pendewasaan mereka. Perkawinan dan
keluarga dikehendaki sendiri oleh Allah sejak awal mula penciptaan manusia. Sementara,
keluarga merupakan pusat kehidupan manusia, “sekolah kemanusiaan”, di mana segala
kebaikan diajarkan, diterima dan dilakukan. Namun, dalam kenyataannya situasi keluarga tidak
selalu indah dan baik sebagaimana dikehendaki Allah. Lalu apa yang seharusnya dilakukan?
Semua pihak dipanggil untuk mengasihi dan mencintai kehidupan keluarga, karena “keluarga

xi
bukanlah sebuah masalah; keluarga pertama dan utama adalah sebuah kesempatan” untuk
bertumbuh dan berkembang menuju kepenuhannya.

Paus Yohanes Paulus II juga menetapkan bahwa cinta kasih suami istri yang subur
mengungkapkan diri dalam pelayanan kehidupan dengan berbagai cara. Cara melahirkan dan
mendidik anak adalah yang paling langsung, khas, dan tidak tergantikan. Tanpa cinta kasih,
keluarga tidak dapat hidup dan berkembang sebagai persekutuan pribadi. Cinta kasih itu
kemudian ditunjukkan dan anak-anak turut merasakannya. Penegasan lebih lanjut disampaikan
Paus Fransiskus mengenai peran orangtua. Mereka harus mengambil peran utama ini dan
melaksanakannya dengan sadar, penuh semangat, masuk akal dan tepat.

Oleh karena itu, masa kanak-kanak awal amatlah menentukan apakah seseorang kelak
menjadi pribadi yang riang gembira atau yang bermuram durja, pandai bergaul dan bersahabat
atau seorang penyendiri, gemar bekerja atau malas melempem. Oleh karena itu, orangtua yang
menjadi pendidik utama memiliki tanggung jawab dan semangat yang sungguh serta kelihaian
dalam mendidik anak-anak untuk hidup dan berkembang lebih baik dalam segala aspek hidup
mereka khususnya dalam aspek moral.

Melihat begitu besarnya peran orangtua dalam pembinaan moral anak, maka penulis
merasa tergugah untuk menggali dan berusaha menemukan beberapa solusi yang ditawarkan
oleh Sri Paus Fransiskus dalam ensiklik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih) yang dikemas dalam
satu judul: PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK SEKOLAH
DASAR MENURUT AMORIS LAETITIA ARTIKEL 263.

xii

Anda mungkin juga menyukai