BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gastritis
2.1.1. Definisi
sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang
terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price dan Wilson, 2005).
2007).
2.1.2. Klasifikasi
1. Gastritis Akut
edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan (Price dan
(Wibowo, 2007).
2. Gastritis kronik
hemoragik.
2.1.3. Epidemiologi
lalu beberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang
gastritis berada pada urutan kedua dengan jumlah kasus 134.989 jiwa
dari sepuluh besar penyakit terbanyak pada tahun 2013 maupun tahun
mukosa lambung semakin menipis akibat usia tua dan pada usia tua
Prevalensi gastritis pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria, hal ini
2008).
2.1.4. Etiologi
1. Gastritis akut
jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi
12
gastritis (Feldman,2001).
Penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stres fisik dan
2. Gastritis kronik
2011).
a. Gastritis infeksi
b. Gastritis non-infeksi
(Wehbi, 2008).
(Wibowo,2007).
16
2.1.5 Patofisiologi
(Pangestu, 2003).
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronik
(dull pain) pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan
2.1.7 Diagnosis
dengan gastritis yaitu nyeri panas atau pedih pada ulu hati disertai
2.1.8 Komplikasi
2.2.1 Antasida
Enzim pepsin tidak aktif pada pH lebih tinggi dari empat, maka
yang lebih lama). Oleh karena hal tersebut efek antasida lebih baik
(Mycek, 2001).
21
menjelang tidur, pagi hari dan diantara waktu makan (Depkes, 2007).
Obat ini memiliki 2 bentuk sediaan yaitu antasida DOEN I dan DOEN
(Mycek, 2001).
2.2.2. H2 Bloker
2009).
memiliki masa kerja yang panjang dan lima sampai sepuluh kali lebih
kali lebih kuat dibandingkan dengan simetidin dan 320 kali lebih
malam hari, dosis maintenance 400 mg. Ranitidin 300 mg malam hari,
Oktora, 2011).
pusing, diare dan nyeri otot. Efek samping saraf pusat seperti bingung
2009).
sekresi asam lambung basal dan sekresi karena rangsangan lebih dari
sel perital asam dan akan diubah menjadi dalam bentuk aktif.
Metabolit obat ini diekskresikan dalam urin dan feses (Mycek, 2001).
bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang
sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian,
Berdasarkan buku panduan praktik klinis bagi dokter pelayanan primer tahun
2014 yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan IDI, kasus gastritis dapat
penunjang. Dari anamnesis pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan
panas seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau
memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung. Faktor
Risiko pola makan yang tidak baik yaitu waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar, sering minum kopi dan teh, infeksi
bakteri atau parasit, pengunaan obat analgetik dan steroid, pasien usia lanjut,
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda nyeri tekan epigastrium dan bising
Penunjang tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis atau untuk diagnosis
keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan
porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung
atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol.
terjadinya gastritis.
makan.
makan.
4. Lama pengobatan selama 5 hari, bila dalam 5 hari tidak ada perbaikan
dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai dan dengan biaya yang
kunci yaitu kebutuhan klinis, dosis, waktu dan biaya yang sesuai. POR
2012).
Kampanye POR oleh WHO dilatarbelakangi oleh dua kondisi yang bertolak
belakang. Kondisi pertama menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 50% obat-
obatan di dunia diresepkan dan diberikan secara tidak tepat, tidak efektif dan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan
mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat
dosis dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
alokasi obat yang lebih vital contoh pemakaian obat antidiare yang
kurang diperlukan.
Pemakaian obat untuk indikasi yang salah, obat yang tidak tepat,
menyeluruh.
ke penyakit utamanya.
(Kimin, 2008).
30
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat
Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal (Permenkes RI, 2014).
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
masyarakat (penyuluhan);
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus
1. Topik Pertanyaan;
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
5. Uraian pertanyaan;
6. Jawaban pertanyaan;
7. Referensi;
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Apoteker
2.7. Ketepatan
sedikit.
banyak.
1. Faktor pasien
(Rantucci, 2009).
2. Faktor Komunikasi
samping.
3. Hambatan Ketepatan
hambatan bahasa.
(Rantucci, 2009).
34
antara lain kepuasan pasien, nada bicara, sifat, isi, frekuensi, dan
2. Pemberian informasi
pasien.
pengulangan resep.
lain, kapan kira-kira efek obat akan dirasakan pasien. Hal ini
ketidaktepatan.
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai
dicetak ulang beberapa kali dan terakhir dicetak pada tahun 2013.
39
Gastritis
Dilakukan
Penatalaksanaan Gastritis
Terdiri atas
Non-medikamentosa Medikamentosa
Dilakukan
Ya Tidak
Pengobatan Pengobatan
Rasional Tidak Rasional
Gastritis
Resep Obat di
Puskesmas Rawat Inap Obat Gastritis Standar Pengobatan
Kemiling Kota Bandar menurut Kemenkes,
Lampung Pedoman Pengobatan
Dasar Di Puskesmas
(Depkes,2007)
Teknik
mengkonsumsi
Saat/ cara Teknik
mengkonsumsi mengkonsumsi
Saat/ cara
mengkonsumsi