Anda di halaman 1dari 175

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

SEKS PRA-NIKAH DI KALANGAN REMAJA DAN


PEMUDA DESA ARUK
(Study Etika Kristen di Jemaat GKE Pandohop Aruk)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Teologi (S.Th.)

OLEH :
MELISSA INDRIA
NIM: 15.19.53

Program Sarjana Program Studi Teologi


BANJARMASIN
APRIL 2020
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Melissa Indria

Nim : 15.19.53

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan

duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung

jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi dan pencabutan gelar

akademik apabila di kemudian hari terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau

karya ilmiah lain yang sudah ada.

Jaweten, 06 Juni 2020

Yang Menyatakan

MELISSA INDRIA
NIM. 15.19.53

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Melissa Indria

NIM : 15.19.53

Program : Sarjana

Program Studi : Teologi

Konsentrasi : Etika

Jenis Tugas Akhir : Skripsi

Menyatakan setuju untuk memberikan wewenang kepada Sekolah Tinggi

Teologi Gereja Kalimantan Evangelis atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Seks Pra-Nikah di Kalangan Remaja dan Pemuda Desa Aruk (Study Etika Kristen di

Jemaat GKE Pandohop Aruk)

Beserta dokumen pendukung lainnya. Dengan demikian, Sekolah Tinggi Teologi

Gereja Kalimantan Evangelis berhak untuk menyimpan, mengalih media/formatkan,

mengelola, dan memublikasikannya dengan ketentuan tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis dan pemegang Hak Cipta. Demikian pernyataan ini dibuat dengan

sebenar-benarnya dan dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Dibuat di : Jaweten
Pada Tanggal : 06 Juni 2020

Yang menyatakan

MELISSA INDRIA
NIM. 15.19.53

ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah


ini Menyatakan bahwa:
Nama : Melissa Indria
NIM : 15.19.53
Konsentrasi : Etika
Judul skripsi : Seks Pra-Nikah di Kalangan Remaja dan Pemuda Desa Aruk (Study
Etika Kristen di Jemaat GKE Pandohop Aruk)
Telah dipertahankan di hadapan Pembimbing dan Penguji dalam Ujian Skripsi
pada tanggal 12 Mei 2020. Telah diperbaiki dan diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi (S.Th) pada Program Sarjana Program Studi
Teologi di Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis.

Disetujui,
Pembimbing

Pdt. Dr. Sudianto, M.Si

Penguji I Penguji II

Pdt. Dr. Retni Mulyani, M.Si Pdt. Dr. Keloso S. Ugak

Diketahui,
Ketua STT GKE

Pdt. Kinurung Maleh Maden, D.Th

ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas penyertaan Tuhan untuk setiap proses demi proses yang

dilewati dan dapat mencapai titik saat ini. Atas kasih karunia yang selalu dilimpahkan

dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dapat dimampukan untuk menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis yakin dan percaya bahwa Tuhanlah

yang senantiasa turut bekerja untuk memampukan penulis selama mengerjakan tulisan

ini sehingga tulisan ini boleh diuji dan dipersembahkan kepada para pembaca. Segala

sesuatunya bukan karena kekuatan atau kemampuan penulis semata namun semua

berkat dan kasih karunia Tuhan Allah.

Penulis berterimaksih atas kebijakan yang dibuat oleh Sekolah Tinggi Teologi

Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE). Terkait, salah satu persyaratan kelulusan dari

STT GKE adalah menyelesaikan skripsi. Sehingga, penulis mendapatkan pengalaman.

Sebab, kasus yang menjadi fokus penelitian penulis mengajarkan banyak hal tentang

kehidupan dan kedekatan dengan lingkungan sekitar.

Penulis berharap agar tulisan ini boleh bermanfaat bagi para pembaca terutama

Jemaat GKE Tewah. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diperlukan agar dapat

membuat tulisan ini semakin berkualitas bagi para pembaca dan pihak terkait. Di atas

semuanya itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati

Jaweten, 20 Juni 2020

Penulis
Melissa Indria

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

⸙UCAPAN TERIMAKASIH⸙

Penulis merasa sangat bersyukur karena tulisan ini boleh diselesaikan tepat pada
waktunya. Dengan penuh ungkapan syukur penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
 Teruntuk Bapa ku, Tuhan Allah ku; Ada banyak hal yang ingin ku tuliskan,
namun tak mampu ku rangkai dalam kalimat indah. Terlalu banyak rasa syukur
dan terimakasih ku. Terutama atas keluarga dan orang-orang terkasih yang selalu
ada dalam suka dukaku. Namun satu yang pasti, terimakasih telah menuntun aku
ke tempat yang Kau tetapkan. Bahkan bisa berada di Kampus Ungu menjadi
kejadian luar biasa dalam hidupku, dimana pernah sejauh bumi dan matahari
namun sekarang tak mampu ku tunjukkan dalam rangkaian kata. Maaf jika
selama ini aku selalu menutup mata telinga dan hati atas semua pernyataan dan
ketukan-Mu dalam hidupku, terimakasih telah menghancurkan kekerasan hati
hamba-Mu, dan terimaksih telah memberi bukti-bukti kasih-Mu atas apa yang
selama ini hamba pertanyakan atas kehendak-Mu dalam hidupku. Selanjutnya
giliran hamba-Mu untuk memberikan pekerjaan atas kehendak-Mu. Mampukan,
kuatkkan dan lalukan apaun itu agar hamba tetap bertahan sampai akhir cerita
hidup.
 Teruntuk Bosqu; Makasih mah selama 21 tahun terakhir udah berjuang sendirian
mengurus 5 orang anak mamah. Anda luar biasaaaa, papah pasti bangga dari atas
sana uhuyy. Kak Citra Novella ‘cicit’, kak Agus Susanto ‘toto’, kak Triana
Leora ‘uci’, Kak Rustia Meyti/Vio Mangko ‘bom’, tangkiuhh udah jadi
pendonasi duit jajan setiap kali aku minta hahahha tetap menjadi orang-orang
luar biasa dan penuh cinta untukku. Aku bahagia dengan semua hal indah dan
kebersamaan selama 24 tahun aku ada bersama kalian lalu tanpa ada
kekecewaan sedikitpun aku rasa selama ini. Terimakasih buat kepercayaan yang
ada selama ini, gada curiga-curiga gada tuduh-tuduhan, gak larang-larang buat
ku bergaul dan berteman dengan siapapun, selalu ngijinin apa yang aku mau,
entah hobby atau mau kemana. Sampai akhirnya aku nemuin pergaulan dan
wawasan yang luas, dan sampai pada titik aku tidak ingin memberi kekecewaan
sedikitpun dari pilihan- pilihan dan tindakanku. Aku usahakan terus jadi anak
dan adik bungsu kebanggan

v
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

kalian, dan tetap seperti itu sampai akhir. Ini bukan janji ataupun bualan, tapi ini
sebuah awal dari pembuktian.
 Teruntuk Dosen Pembimbing Pdt. Dr. Sudianto, terimakasih atas bimbingan
bapak selama penulisan proposal hingga skripsi. Selama menjadi anak
bimbingan bpk, aku termasuk anak yang keras kepala, ngeyel, dan malas
konsul. Tapi bapak tetap membantu terus sampai akhir. Kemudian teruntuk
penguji ku nan manuwu Pdt. Dr. Keloso S. Ugak dan Pdt. Dr. Retni Muliani
nan manis; selesainya penulisan ini tidak lepas dari campur tangan dan belas
kasih ibu serta bapak telah memperkaya skripsi penulis sehingga tulisan ini
semakin berkualitas dan layak untuk dijadikan sebagai sumbangsih bagi
kehidupan berjemaat.
 Teruntuk Pengisi Kehidupanku di Kampus Ungu;
Agnes, Te pew (Vero), Seter (Ester), Pia (Oktavia); selama sekost kalian
menjadi orang positif dalam hidupku, menjadi pemanis setiap musim hidupku,
menjadi tempat yang paling nyaman selain rumahku, aku sayang pake banget.
Menjadi pemacu buat aku bair bisa berfikir dewasa. Laluuu kalian harus
mengakhiri kisah percintaan klen seindah mungkin, jan kek aku HAHA.aku gak
tau lagi nulis apa disini, rasanya berat di hati pas nulis kek gini (btw aku rindu
suasana kita bulik kuliah santai di kamar te pew sambil ngeteh poci lalu makan
ayam lalapan tiap hari, dan pasti ada anak wayik kujuk kujuk mengajuti orang
dari kamar ujung hahah Lia namanya. Ugh rindu bgt akutu.)
JBLY; Muti, Chyn, Sonia, Lumey, te Pew, Agnes. (ada banyak cerita dan rasa
yang ada, tapi biarlah aku mengingat bagian manis dan indah kebersamaan kita.
Kiranya masing-masing pribadi terus berada dalam perubahan sikap sifat dan
pola fikir terlebih lagi kedewasaan. Terimakasih atas semua rasa, yang pastinya
menjadikan aku lebih memahami bagian mana yang tidak baik dari diri sendiri.
Tangkiu lope)
Goes to Yerusalem; Ranu, Brint, Julio, Yosepi, Joko, bang Djef, kak Filla,
Ivon, Chyn, Lumey,Yuyut. (terimaksih atas info-info terbaru walaupun klen
semua udah lulus dan sisa aku joko brint dgn etser yang belum, terimakasih
kebersamaan indah di akhir-akhir masa perkuliahan kita). (@Brint cayang cu.
Semangaat tarus Bin, biarpun tak de aku kawan nu miajik hg kampus tapi hanyu
harus rajin. Hanyu

v
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

mampu amun hanyu cangkal. Selama ina iru sah na katujuen ku hgka hanyu.
Semangat cayang kooooh))
Teruntuk Hilkia Bayu Saputra Keput; jangan tapi gila lah sudah, semester ini
udah mulai proposal. Ela lalau pina ngeselin hidup tu, bikin org naik darah eleh.
Tetap jadi kawan aku yah sampai kapan-kapan ugh. Aku tu sayang ja biarpun
kamu tu gila huhuh, banyak yang harus kita dua persiapkan biar jadi hamba
Tuhan yang baik, mampu dan bisa (Ingat PPL kita dua di Samba). Terimakasih
selama di sana udah menjadikan marahku menjadi marahmu, senangku jadi
senangmu. Semangatt kuliahnya keput ku, banggain mamah, papah Ella dengan
tambii lah. Di tunggu ke lulusanmu selanjutnya:*
Teruntuk Gula Jawa; Yoo sekali kamu menetapin komitmen, yaa itu harus kamu
pertahankan sampai akhir. Menjadi orang egois untuk diri sendiri itu terkadang
penting loh, kek Memel nii. Kamu harus belajar bersikap dewasa, harus tegas,
jangan kekanakan lagi dah, kamu harus bisa banggain bapak ibu sama dedeq
manismu. Jangan focus ke hal yang gak terlalu penting, kuliah lebih penting, dan
jan sampe hilang arah. Jan ngeyel kalo dibilangin tu, kalo pina kena ku jambak
tu mulut. Was kalo aku tau ada hal macam-macam tak bilangin bapakmu
HAHA. Makasih jadi teman dekat selama di banjar, jadi teman baik di
perwalian, jadi teman main dari tahun 2018, nanti kita kumpul-kumpul lagi
dengan keluargamu di rumah makan itu. Cayang kamuh bayi syepii ku, Ish
malas pina manis manis kalo sama kamu tu.
TerSpesial untuk “Makan Gratis ku” selama hampir 20 tahun; Igo Putra
Mekarsajaya, Ifan Susanto, Erwin Donovan, Angkan Pangkan Manuwu.
Kesayangan Akoh semua, sahabat, saudara ah pokoknya aku sayang semua. Gak
tau nulis apa, cuman rasa sayang rasa senang rasa bahagia tiap ingat selama ini
selalu sama-sama klen entah di Banjar atau di kampung. Makasih udah mampu
bertahan berteman dengan aku yang rumit ribet gada manisnya, kaasarnya.
Makasih aku selalu di jagain, na tagur, na hampi itung, na ami saran, na ami
makan, na turutin terutama lagi na ami duit pokoknya aku sayang.
(((Teruntukkaliansemua, terimakasihyahtelahmewarnai hari-hari kudi
kampusUngumenjadi berwarname-ji-ku-hi- be-
ni-um.))))

v
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Teruntuk diri sendiri; terimakasih telah berjuang dan berusaha sejauh ini. Teruntuk diri sendiri;
terimakasihkarenamemilihbertahan, danberfikirpanjang, Teruntukdiri sendiri; terimakasihtetap
bertahanpadakomitmenawalsampai akhir.Teruntukdirisendiri; kamuhebatMellhahahahhtolong
kurangintergodadosaduniawi.Teruntukdiri sendiri;adahal pentingyangharusselaludiingat;tidak
perluberbanggadiri dantinggi hati” kamumasihbelumseberapa, duniaituluasmasihbanyakhal
yangharusdi pelajari. Teruntukdiri sendiri; AkuMencintaimu, kamuluarbiasa<3
Teruntuk seseorang yang terasa terang dan gelap bagai rembulan. Seseorang yang memberi
kenyamanandanketenangan, seseorangyangmudahdi kenangdanmanisdi pandang. Dia, Bukan
kawanataupunlawan, tidakjauh ataupundekat. Namunselalumenjadi rumahbagi ingatanuntuk pulang,
menjadi rumah bagi diriku disaat sesak. Kamu, rumah yang mampu menumbuhkan rindu bahkan air
mata *eh. Terimakasih telah menjadi lahan untuk menuai kisah dan menjadi lumbung
untukmenyimpancerita.Kisahselanjutnya, menjadi episodebarunamuntidakadalagi akuataupun
kamudalamceritatersebut. Semoga.
Teruntukkaliandalammasaperjuangan;Adakalanyasetiapperjalanantidaksemulusharapan, dan kita
hanyaperlutersenyumuntukmenyamarkanleburnyaperasaan.Tidakperluharustertawaagar terlihat bahagia.
Tidak perlu harus menutup mata agar butiran sendu tak mengalir dari jendela dunia. Sebagai
manusia yangperasa, semua harusdi hayati agar tidak selalumenyesakkandada. Sebagai
manusiabiasaadakalanyakitatidakbaik-baiksaja, makaterimalahsemuarasa. Sesekali menjadi
manusialemahtakberdayabahkantidakbaik-baiksaja, ituwajar. 

‘Takdir’ itu tidak ada, yang ada hanyalah hasil akhir dari
Pilihan dan Perbuatan yang dilakukan.

v
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

ABSTRAK

Kata seks diartikan sebagai jenis kelamin, atau aktifitas yang berhubungan
dengan alat kelamin, seperti senggama ataupun berahi. Seks lebih dari sekedar
aktifitas hubungan alat kelamin, namun seks merupakan bagian dari hidup manusia
dan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sampai manusia tersebut wafat.

Pergaulan remaja dan pemuda di Desa Aruk bisa dikatakan cukup bebas. Hal ini
dapat dilihat ketika berkumpul bersama teman saat siang hari ataupun malam hari
tidak jarang mereka akan mengkonsumsi minuman keras. Oleh karena itu, seringkali
menimbulkan kejadian yang tidak seharusnya antara remaja dan pemuda yang
berpacaran, misalnya berciuman, berpelukan sampai melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan ternyata banyak terjadi seks pra-
nikah yang berawal dari pergaulan dan pengaruh lingkungan dikalangan remaja dan
pemuda.

Pihak gereja mengatakan bahwa seks pra-nikah dan pernikahan dini yang terjadi
di Desa Aruk menjadi nomor satu di Kecamatan Timpah, sehingga perilaku ini harus
berakhir pada pernikahan dini yang sering terjadi karena kehamilan. Realitas yang ada
di Desa Aruk ialah dalam pergaulan remaja dan pemuda seperti halnya dalam menjalin
hubungan berpacaran, tidak jarang hubungan seks dilakukan, dan ini dikatakan sebagai
keseriusan dan bukti cinta bagi pasangan. Adanya persoalan tersebut disebabkan
karena masih banyak remaja dan pemuda yang kurang memahami pengetahuan
tentang seks yang sesungguhnya. Adanya pernikahan karena kehamilan inilah yang
menimbulkan kekecewaan, keresahan dan rasa malu bagi warga jemaat, karena seks
pra-nikah seolah- olah hal yang biasa saja di kalangan remaja pemuda.

Oleh karena itu, pentingnya sebuah pendidikan seks sejak dini diberikan agar
remaja dan pemuda memiliki pengetahuan tentang seks yang sesungguhnya sehingga
tidak salah dalam bertindak dan mengetahui dampak yang positif serta negatif dari
hubungan seksual tersebut. Faktor yang membuat mereka jatuh dalam seks bebas ialah
pengaruh dari lingkungan pertemanan, tidak mawas diri, dampak dari video porno,
kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua.

Seperti yang diketahuai seks ialah sebuah anugerah yang Allah berikan kepada
manusia sebagai tanda cinta kasih kepada umat-Nya. Sama juga halnya seperti
pemberian-pemberian yang lainnya, yang selalu Allah berikan dalam setiap aspek
hidup manusia. Kemudian, seksualitas merupakan suatu kebutuhan dari setiap
individu, disinilah manusia memiliki hak dalam menyalurkan hasrat seks tanpa
melewati batasan yang ada sebagai orang beragama.

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR ISI
Hlm
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
Daftar Singkatan dan Istilah.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 8
1.4. Batasan Masalah........................................................................................ 9
1.5. Hipotesa..................................................................................................... 9
1.6. Signifikansi Penulisan ............................................................................... 9
1.7. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 10
1.8. Metode Penelitian...................................................................................... 11
1.9. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 13
1.10. Sistematika Penulisan................................................................................ 13
BAB II GAMBARAN UMUM DESA ARUK, GAMBARAN UMUM JEMAAT
ARUK SERTA REALITAS KEHIDUPAN REMAJA DAN PEMUDA DI
JEMAAT ARUK ................................................................................................. 15
2.1. Gambaran Umum Desa Aruk .................................................................... 15
2.2. Gambaran Umum Jemaat GKE Pandohop Aruk....................................... 25
2.3. Realitas Pergaulan Remaja dan Pemuda di Desa Aruk............................. 32
2.4. Kesimpulan ............................................................................................... 48
BAB III PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN TERHADAP SEKS PRA-NIKAH 50
3.1. Pengertian Seks ......................................................................................... 50
3.2. Masa Periode Remaja dan Masa Periode Dewasa .................................... 56
3.3. Pandangan Alkitab Terhadap Seks ........................................................... 58
3.4. Pendidikan Seksual ................................................................................... 62
3.5. Pengertian Etika dan Moral ....................................................................... 64
3.6. Etika Kristen.............................................................................................. 64
3.7. Logika Berfikir Etika ................................................................................ 67
3.8. Landasan Teori Etika Terhadap Seks Pra-Nikah ...................................... 69
3.9. Kesimpulan................................................................................................ 70
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA TERHADAP SEKS PRA-
NIKAH YANG DILAKUKAN REMAJA DAN PEMUDA ............................ 71
4.1. Seks Pra-Nikah di Kalangan Remaja dan Pemuda Desa Aruk… ........... 72
4.2. Perkembangan Sosial Remaja dan Pemuda .............................................. 73
4.3. Seks Pra-Nikah yang Terjadi dan Pandangan Etika Kristen ..................... 76
4.4. Pemahaman Seks Pra-Nikah menurut Orangtua ....................................... 84
4.5. Perspektif Logika Etika Terhadap Seks Pra-Nikah................................... 85
4.6. Perspektif Etika Kristen Terhadap Seks Pra-Nikah di Desa Aruk ............ 87
4.7. Dampak Seks Pra-Nikah .......................................................................... 89
4.8. Pertimbangan Etis Berdasarkan Perspektif Teologis dan Upaya Mengatasi
Masalah di Jemaat Pandohop Aruk ........................................................... 90
4.9. Kesimpulan................................................................................................ 96
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 98
5.1. Kesimpulan................................................................................................ 98
5.2. Saran.......................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................102

x
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Daftar Singkatan dan Istilah:

SMA : Sekolah Menengah Akhir


SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPRP : Seksi Pelayanan Remaja dan Pemuda
KK : Kepala Keluarga
WIB : Waktu Indonesia Barat
ASN : Aparatur Sipil Negara
Pedukuhan : Ladang
Batu Palantuhu : Penjaga Kampung
Manyedot : Nambang Emas
Bakas Ungkup : Tetua Adat (Orangtua)
Bias : Pantulan/percikan
Tandak : Syair dalam bahasa Dayak Ngaju

x
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Aruk adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Timpah, Kabupaten

Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa-desa yang berada di Kecamatan

Timpah ialah Petak Puti, Aruk, Lungkuh Layang, Lawang Kamah, Lawang

Kajang, Batapah, Danau Pantau, dan Tumbang Randang. Desa Aruk memiliki

luas 105,53 km2 dan terdapat 3 Rukun Tetangga (RT) dalam satu desa.1

Jemaat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Pandohop Aruk, memiliki 119

remaja dan pemuda. Remaja dan pemuda yang aktif dalam peribadahan Seksi

Pelayanan Remaja dan Pemuda (SPRP) berjumlah 30-50 orang remaja. Pergaulan

remaja dan pemuda di Desa Aruk dapat dikatakan cukup bebas. Hal ini dilihat

ketika remaja ataupun pemuda berkumpul di siang hari ataupun malam hari tidak

jarang mengkonsumsi minuman keras. Hal-hal semacam inilah seringkali

menimbulkan kejadian yang tidak seharusnya antara remaja ataupun pemuda saat

menjalin hubungan berpacaran, misalnya berciuman, berpelukan bahkan sampai

melakukan hubungan seksual.2

Pada tahun 2017-2020 terdapat delapan kasus pernikahan dini yang tercatat

karena kehahamilan pra-nikah, di antaranya: HT (17 tahun) keterangan putus

sekolah dan S (20 tahun), H (22 tahun) dan U (22 tahun), D (18 tahun) keterangan

putus sekolah dan MN (17 tahun) keterangan putus sekolah, S (18 tahun)

1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas, Kecamatan Timpah dalam angka 2018: 2548-
2378, 62030.1816: 9-10, diakses pada hari Rabu, 30 Oktober 2019, Pukul 00.25 WITA,
https://kapuaskab.bps.go.id/publication/2018/09/26/5fdc382cbe899ca4c0b13ba9/kecamatan-
timpah-dalam-angka-2018.html.
2
Sabrina Ayunani, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

keterangan putus sekolah dan HS (19 tahun) keterangan putus sekolah, Y (17

tahun) keterangan putus sekolah dan L (17 tahun) keterangan putus sekolah, A (19

tahun) keterangan putus sekolah dan N (18 tahun) keterangan putus sekolah, ES

(19 tahun) keterangan putus sekolah dan KS (19 tahun) keterangan putus sekolah

dan pasangan yang terakhir ialah R (18 tahun) keterangan putus sekolah dan I (19

tahun) keterangan putus sekolah. 3

Penulis melakukan wawancara dengan Anggota Diakon Bapak Santra Budi,

menurut penuturan Bapak Santra Budi ternyata banyak terjadi seks pra-nikah di

kalangan remaja dan pemuda. Seks pra-nikah terjadi karena pergaulan remaja dan

pemuda mulai tidak terkontrol lagi, bahkan seks pra-nikah di Desa Aruk menjadi

bagian paling menonjol di Kecamatan Timpah, melihat adanya persoalan tersebut

membuat masyarakat merasa resah dan prihatin.4

Persoalan ini dapat terjadi karena masih banyak remaja dan pemuda

kurangnya pengetahuan mengenai makna seks yang tepat. Sehingga persoalan

mengenai pernikahan dini karena kehamilan yang terjadi di kalangan remaja dan

pemuda pastinya menimbulkan kekecewaan, keresahan dan rasa malu bagi

masyarakat. Bahkan seks pra-nikah seolah-olah hal yang biasa di kalangan remaja

pemuda, masyarakat beranggapan bahwa seks pra-nikah yang terjadi adalah hal

yang salah.5

Terlebih lagi pada tanggal 07 Oktober 2019 telah terselanggarakannya

pernikahan dari salah seorang remaja Aruk yang juga masih berstatus pelajar dan

baru duduk di kelas X dan XI SMA. Kejadian ini terjadi disebabkan karena

perilaku

3
Tim Penyusun, Data Jemaat GKE Pandohop Aruk (Dokumen Jemaat Tidak Dipublikasikan).
4
Santra Budi, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 07 September 2019.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

5
Sabrina Ayunani, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

berpacaran yang terlalu bebas dan tidak memiliki batasan-batasan norma dari

masing-masing individu. Faktor lain yaitu kurangnya pengawasan orangtua

terhadap pergaulan remaja dan pemuda sehingga pernikahan ini dilatarbelakangi

karena remaja tersebut diketahui telah mengandung.6

Dampak yang dirasakan oleh remaja dan pemuda di Desa Aruk ialah kerap

kali dinasihatkan dan ditegur oleh orangtua agar lebih berhati-hati dalam bergaul

juga dalam menjalani hubungan berpacaran. Hal ini karena orangtua merasa

khawatir terhadap anak-anaknya,7 sehingga orangtua kerap menuduh jika anak-

anaknya selalu berpacaran. Oleh sebab itu orangtua memperketat jam malam

untuk bersantai, bahkan anak-anak perempuan tidak diperbolehkan bergaul

dengan sembarang orang.8 Maka pentingnya pendidikan seks diberikan sejak dini

agar remaja dan pemuda memiliki pengetahuan yang benar tentang seks dan juga

agar tidak salah dalam bertindak dan mengetahui dampak positif maupun negatif

dari hubungan seksual tersebut. Seks pra-nikah sangat berbahaya bagi masa depan

remaja dan pemuda, terutama di Desa Aruk yang mayoritas penduduknya

beragama Kristen. Melihat kasus yang terjadi, gereja harus bisa memberikan

bimbingan bagi remaja dan pemuda, melalui ibadah SPRP, ibadah Minggu, ibadah

kategorial, menasihati, dan terlebih bagi orangtua, gereja haruslah memberikan

bimbingan agar orangtua mampu menjelaskan dan mengarahkan anak-anak

kepada seksualitas yang benar.9

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis memilih beberapa informan yang

melakukan seks pra-nikah pada kalangan remaja pemuda yang berusia 15-25

tahun.

6
Ibid.
7
Flora, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.
8
Dhea Lova, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

9
Yan Muses, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Selama melaksanakan kegiatan penelitian, penulis melibatkan lima orang yaitu;

tiga orang remaja laki-laki dan dua orang pemuda untuk menjadi narasumber

(nama samaran Abang, Bambang, Cagur, Dandi, dan Egi). Abang berusia 19

tahun, Bambang berusia 22 tahun, Cagur berusia 23 tahun, Dandi 20 tahun, dan

Egi 20 tahun. Kelima orang narasumber mengaku bahwa mereka melakukan

hubungan seks pra-nikah dan memiliki pengalaman yang hampir sama, yaitu pada

awalnya mengenal istilah seks dari orang-orang sekitar. Kemudian, narasumber

mulai menonton film dan video porno karena rasa penasaran akan hal-hal yang

berkaitan dengan hubungan seksual, dan pada akhirnya mempraktikkan hubungan

seksual dengan pasangan mereka. Hal ini akan terus berlansung dengan pasangan

yang selanjutnya.10

Sesungguhnya seks ialah sebuah anugerah yang Allah berikan kepada

manusia sebagai tanda cinta kasih kepada umat-Nya. Sama halnya dengan

pemberian-pemberian yang lainnya, yang selalu Allah berikan dalam setiap aspek

kehidupan manusia. Seksualitas merupakan suatu kebutuhan dari setiap individu,

di sinilah manusia memiliki hak dalam menyalurkan hasrat seks tanpa melewati

batasan yang ada sebagai orang beragama. 11 Seks tidak semata-mata digunakan

untuk menyalurkan hasrat batiniah, namun seks merupakan alat bagi sepasang

insan yang telah dipersatukan oleh Allah untuk menunjukkan cinta kasihnya

kepada pasangannya. Jika seks digunakan dengan benar dan juga bertanggung

jawab sebagai orang yang beragama, bermoral dan beretika maka hal itu baik

adanya. Karena seks diciptakan untuk membangun sebuah hubungan psikologis

yang baik,

10
Abang, Bambang, & Cagur, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22
September 2019.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

11
Clifford Bishop, Seks dan Spiritualitas, terj. Sex and Spiriruality: Ectasy, Ritualanf Tambo,
diterjemahkan oleh Helmi Musthofa (Jogyakarta: Camar, 20061), 3.

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

sosial dan spiritual antar sepasang suami istri untuk menunjukkan sebuah

komitmen kasih dan kesetiaan dalam berumah tangga.12 Namun seks pra-nikah

merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya

ikatan pernikahan. Seks pra-nikah dipandang sebagai suatu penyimpangan

seksual, karena dipergunakan dengan tidak semestinya.13

Hal ini juga dikatakan sebagai penyelewengan atas kesucian seks, karena

penyalahgunaan seks yang sesungguhnya dan akhirnya hubungan seks pra-nikah

menjadi hal yang biasa. Namun perlu diketahui bahwa seks pra-nikah dapat

menjadi sebuah ancaman bagi kebahagiaan akan datang.14 Fakta ini menjadi

sesuatu yang mengerikan jika terus berlanjut, karena seolah-olah ajaran moral

menjadi tidak berguna lagi, dan manusia memperlakukan orang lain hanya sebagai

pemuas nafsu belaka.15

Jika dilihat dari sudut pandang etika Kristen, seks adalah sebuah anugerah

yang baik, luhur, dan suci. Namun tidak jarang seks juga dapat menjadi pemicu

dari dosa.16 Pada masa-masa pubertas biasanya remaja dan pemuda mengalami

kecendrungan keinginan seksual yang sedang terus meningkat di mana perasaan

tersebut sulit dikendalikan, sehingga menyebabkan timbulnya ketertarikan antar

lawan jenis.17 Hal ini merupakan pemenuhan hasrat seksual yang tengah dialami.

Oleh sebab itu, seks haruslah lebih diperhatikan dan dapat dikendalikan oleh

manusia, sehingga seks tersebut tetaplah suci, baik, dan luhur.

12
Robert P Borrong, Etika Seksual Kontemporer (Bandung: Ink Media, 20062), 12.
13
Ibid., 13
14
Norman Vincent Peale, Seks, Dosa & Penguasaan Diri (Betlehem Publisher, 2000), 95.
15
Tulus Tu’o, Etika dan Pendidikan Seksual (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 19963), 17-18.
16
Robert P.Borong, Etika Seksual Kontemporer …, 12.
17
J. Verkuyl, Etika Seksuil:Etika Kristen II, diterjemahkan oleh R Soegiarto (Jakarta: Penerbit
Kristen, 19633), 75.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Seks pra-nikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh remaja dan
pemuda tanpa adanya sebuah ikatan pernikahan. Remaja melakukan berbagai
macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu
yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan,
memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama
(sexual intercourse), perilaku seksual pra-nikah pada remaja ini pada akhirnya
dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
Serta perilaku seks pra-nikah adalah aktivitas fisik, yang menggunakan tubuh
untuk mengeksprsikan perasaan erotis atau perasaan afeksi kepada, lawan
jenisnya diluar ikatan pernikahan.18

Pada umumnya remaja dan pemuda melakukan hubungan seks dengan

pasangan mereka dan beranggapan jika pasangannya adalah seseorang yang

berhak mendapatkan segalanya atau dengan berhubungan seksual dianggap

sebagai bukti dari keseriusan cinta. Oleh karena itu terjadinya seks pra-nikah di

kalangan remaja dan pemuda disebabkan karena berbagai faktor yaitu

perkembangan zaman yang pesat, pergaulan, sosial media. Faktor-faktor tersebut

yang memudahkan untuk memenuhi rasa penasaran akan hubungan seksual

Terkait permasalahan di atas, kemudian penulis juga memuat sebuah teori

dari sumber internet yang penulis baca:

Menurut Desmita (2005) pengertian seks pra-nikah adalah segala cara


mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari
kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan
norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. 19 Nevid dkk
(1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pra-nikah adalah hubungan seks
antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan
secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan
fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu
kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan
atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks.20

18
Perilaku Seks Pranikah Dalam Berpacaran, diakses pada hari Selasa, 10 September 2019,
pukul 02.01 WITA. https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/download/64/59.
19
Pengertian Seks Bebas: September 2008,” diakses pada hari Selasa, 10 September 2019,
pukul 02.01 WITA. https://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html
20
Ibid.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Seks pra-nikah dikatakan tidak sesuai dengan norma yang ada bahkan

sangat beresiko jika kalangan remaja pemuda melakukan seks belum pada

waktunya. Seks pra-nikah yang terjadi merusak kekudusan seks yang merupakan

anugerah dari Allah.21

Berdasarkan perspektif alkitabiah, menurut Perjanjian Lama (PL) dalam

Kejadian 1:1-2a mengatakan bahwa seks merupakan sebuah anugerah, dan

merupakan suatu ciptaan yang amat baik, sama halnya dengan ciptaan Allah yang

lainnya. Di dalam PL ditegaskan seksualitas merupakan sebuah hubungan

perkawinan yang dilakukan atas dasar cinta kasih antara suami istri dan bukan

sebagai penyalur hasrat belaka. PL juga menegaskan bagaimana manusia

diharuskan untuk menjaga kesucian seks, dan jika ada yang melakukan seks di

luar pernikahan, maka hal itu merupakan dosa dan sama saja dengan

penyembahan berhala (Imamat 18:1-30; 20:10-1).22

Kemudian dalam Perjanjian Baru (PB) mengatakan, seks merupakan tujuan

pernikahan, maka bisa dikatakan seks hanya dapat dilakukan oleh orang-orang

yang telah Allah persatukan dalam penikahan. PB lebih memperlihatkan tentang

kesucian seks dan tidak menghilangkan makna sesungguhnya dari seks tersebut.

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa seks itu bukanlah hal yang kotor

ataupun najis. Akan tetapi, kekotoran itu hadir dikarenakan manusia yang

menggunakan seks dengan cara dan tahapan yang tidak tepat.23

Memperhatikan berbagai hal yang penulis tuliskan di atas, maka penulis

mengambil judul Seks Pra-Nikah di Kalangan Remaja dan Pemuda Desa Aruk.

21
Ibid.
22
Robert P. Borong, Etika Seksual Kontemporer ..., 2-6.
23
Ibid., 6-9

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Tujuannya agar pemuda remaja memahami makna sesungguhnya dari seks

tersebut, serta mengatasi permasalahan yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya maka

pokok rumusan masalah dalam skripsi ini adalah:

1.2.1. Bagaimana gambaran umum Desa Aruk, gambaran umum Jemaat GKE

Pandohop Aruk, serta realitas kehidupan remaja dan pemuda Jemaat GKE

Pandohop Aruk ?

1.2.2. Bagaimana perspektif etika Kristen terhadap seks pra-nikah ?

1.2.3. Bagaimana analisis terhadap seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda

di Jemaat GKE Pandohop Aruk ?

1.2.4. Bagaimana seharusnya perilaku etis pemuda dan remaja Jemaat GKE

Pandohop Aruk ?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Skripsi ini, yang berangkat dari latar belakang yang

diuraikan penulis sebelumnya adalah:

1.3.1. Menjelaskan gambaran umum desa Aruk, gambaran umum Jemaat GKE

Pandohop Aruk, serta realitas kehidupan remaja dan pemuda Jemaat GKE

Pandohop Aruk.

1.3.2. Mendeskripsikan perspektif etika Kristen terhadap seks pra-nikah.

1.3.3. Memaparkan analisis tentang seks pra-nikah.

1.3.4. Memaparkan bagaimana seharusnya perilaku etis remaja dan pemuda

Jemaat GKE Pandohop Aruk.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1.4. Batasan Masalah

Masalah dalam penulisan ini dibatasi hanya bagi remaja dan pemuda Jemaat

GKE Pandohop Aruk yang melakukan seks pra-nikah, dengan melihat bagaimana

pandangan Gereja, warga desa maupun warga jemaat melihat hal tersebut, serta

perspektif etika Kristen terhadap masalah tersebut.

1.5. Hipotesa

Hipotesa adalah sesuatu yang dianggap benar berdasarkan suatu alasan atau

penyampaian pendapat, yang kebenarannya harus dibuktikan.24 Hipotesa penulis

dalam tulisan ini yaitu, konsep dan perilaku etika Kristen berperan dalam

membantu mengatasi seks pra-nikah yang terjadi di kalangan remaja dan pemuda

Kristen di jemaat GKE Pandohop Aruk dan melalui gereja yang

menyelenggarakan pendidikan seksual bagi remaja dan pemuda Jemaat GKE

Pandohop Aruk guna menyikapi dan mencegah seks pra-nikah di kalangan remaja

dan pemuda.

1.6. Signifikansi Penulisan

1.6.1. Signifikansi Teoritis

Karya ilmiah ini kiranya bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah

ilmu pengetahuan dan teologi, terkhususnya dalam konsentrasi Etika mengenai

permasalahan yang penulis fokuskan dalam ruang lingkup jemaat.

1.6.2. Signifikansi Praktis

1.6.2.1. Memberikan sumbangsih tentang pemahaman seks yang benar, dan

bagaimana hubungan seksual itu seharusnya dilakukan menurut pandangan

Alkitab dan etika Kristen.

Tim Penyusun, Katalog 2014: Edisi Revisi (Banjarmasin: Unit Publikasi dan Informasi STT
24

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

GKE, 20162), 162.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1.6.2.2. Membantu jemaat dalam mengatasi seks pra-nikah yang tengah terjadi

dengan berpacu pada etika Kristen.

1.6.2.3. Menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pragram Studi Sarjana

Teologi (S1) di Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis.

1.7. Kerangka Teoritis

Skripsi Mariani, Pendampingan Pastoral Bagi Pemuda/I yang Melakukan

Seks Bebas (Studi Kasus di Resort Kahayan Hulu Tumbang Miri), tulisan ini

membahas bagaimana sikap gereja dalam melihat seks bebas yang dilakukan oleh

pemuda/i serta bagaimana sikap orangtua dalam menyikapi hal tersebut. Tulisan

ini mengarah kepada pendampingan pastoral bagi pemuda/i yang melakukan seks

bebas agar dapat menyadari tujuan dari hubungan seksual.25

Teori Robert P. Borong, Etika Seksual Kontemporer, menyatakan bahwa

hubungan seksual yang dilakukan tidak hanya memberikan keturunan ataupun

sebagai pemuas nafsu belaka. Hubungan seksual merupakan suatu yang suci, baik

dan luhur. Sehingga hubungan seksual dinyatakan dalam wujud kasih dan

kesetiaan terhadap pasangan dan sebagai simbol hubungan antara Allah dengan

manusia. Dalam buku juga membahas mengenai seksual menurut PL dan PB. 26

Kemudian melihat bagaimana penodaan dan kerusakan terhadap makna seks yang

sesungguhnya karena penyimpangan seksualitas seperti perzinahan, pencabulan

dan sebagainya.27

Teori ini dapat digunakan untuk membuka pola pikir pemuda remaja yang

masih tidak memahami tujuan penting dari hubungan seksual tersebut, teori ini

juga

Mariani, Pendampingan Pastoral Bagi Pemuda/I yang Melakukan Seks Bebas (Studi Kasus
25

di Resort Kahayan Hulu Tumbang Miri), (Banjarmasin: Skripsi STT GKE, 2019), 1-5.
26
Robert P.Borong, Etika Seksual Kontemporer …, 1-13.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

27
Ibid., 31-33

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

berusaha menghilangkan cara pandang orang awam terhadap pembahasan

mengenai seksualitas.

Teori J. Verkuyl, Etika Seksuil, menyatakan bahwa seksualitas yang Allah

ciptakan merupakan sesuatu yang suci dan kesuciannya harus dijaga serta tidak

digunakan dengan sembarangan. Perbedaan jenis kelamin dimaknai sebagai suatu

kesamaan derajat antara perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu dalam buku ini

tidak hanya menuliskan dan menjelaskan bagaimana seharusnya seksualitas itu

dilakukan namun juga tentang keberdosaan manusia.28

1.8. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian tersedia berbagai macam metode penelitian di

antaranya yakni :

1.8.1. Sifat Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Di mana penelitian

kualitatif ialah cara penelitian yang menghasilkan data deskritif dari penulis,

narasumber dan pelaku yang penulis amati. Akumulasi data berupa kata-kata

tertulis dan lisan dari objek yang diteliti, 29 juga mengumpulkan data-data lapangan

sehingga menjadi sumber yang khusus.30

1.8.2. Satuan Pengamatan

Satuan pengamatan dalam penulisan ini adalah remaja pemuda yang

melakukan seks pra-nikah. Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan

ialah purposive sampling dan sampel ditetapkan secara sengaja.31

28
J. Verkuyl, Etika Seksuil …, 7-25.
29
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 4.
30
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 20174), 333.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), 300.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data dan Alat Bantu

Alat bantu yang penulis gunakan selama melakukan penelitian ialah

panduan wawancara, buku tulis, pulpen, mobile phone. Adapun teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan, yaitu:

1.8.3.1. Observasi

Pengamatan yang penulis gunakan ialah observasi non partisipan, yaitu

pengamatan yang dilakukan hanya dengan mengamati tanpa perlu ikut ambil

bagian dalam kegiatan yang objek lakukan. Penulis juga menggunakan observasi

terstruktur, yaitu observasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik

bahkan sistematis.32

1.8.3.2. Wawancara

Wawancara ialah tindakan tanya jawab yang dilakukan dengan seseorang

yang menjadi narasumber, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.33 Jenis

wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara tidak terstruktur,34 dan

pertanyaan yang diberikan tidak secara sistematis dan tidak terpaku pada suatu

pertanyaan-pertanyaan yang khusus, namun pertanyaan yang penulis berikan tetap

berpusat pada pokok permasalahan. Wawancara ini dilakukan kepada pelaku seks

pra-nikah.

1.8.3.3. Studi Pustaka


Pengumpulan data yang penulis gunakan ialah melalui buku-buku, skripsi,

internet yang ada di perpustakaan Fridolin Ukur yang juga berhubungan dengan

masalah yang penulis teliti.

32
Ibid., 146
33
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan 19943), 1624.
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif…, 320-322.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1.8.3.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mencari dan mengumpulkan data secara

sistematis yang diperoleh dari hasil dari hasil wawancara, catatan dari lapangan

dan bahan lainnya, sehingga mudah untuk dipahami dan diinformasikan kepada

orang lain.35 Aktivitas dalam analisis data kualitatif secara interaktif dan

berlansung terus menerus sampai tuntas, sehingga mempertajam dan memperjelas

hasil hingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data ialah reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi.36

1.9. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah di jemaat GKE

Pandohop, Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi

Kalimantan Tengah. Waktu penelitian akan dilakukan mulai bulan Januari 2020

sampai bulan Februari 2020.

1.10. Sistematika

Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah yang diangkat,

tujuan penulisan, batasan masalah, hipotesa, signifikansi penulisan, kerangka

teoritis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ARUK, GAMBARAN UMUM

JEMAAT GKE PANDOHOP ARUK SERTA REALITAS KEHIDUPAN

REMAJA DAN PEMUDA JEMAAT GKE PANDOHOP ARUK.

Pada bab ini penulis akan memaparkan hal-hal mengenai gambaran umum

Desa Aruk yang juga mencangkup sejarah singkat Desa Aruk, gambaran umum

Ibid., 334
35

Ibid., 337
36

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Jemaat Aruk dan sejarah singkat Jemaat Aruk, kemudian gambaran kehidupan

remaja dan pemuda. Kemudian penulis juga akan memaparkan realitas pergaulan

remaja pemuda.

BAB III PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN TERHADAP SEKS PRA-NIKAH

Bagian ini penulis akan memaparkan tentang bagaimana pandangan dari

etika Kristen yang juga akan membantu remaja dan pemuda untuk memahami

bagaimana seharusnya hubungan seksual yang benar, baik, dan tepat.

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA TERHADAP SEKS

PRA- NIKAH YANG DILAKUKAN REMAJA DAN PEMUDA.

Pada bab ini akan membahas tentang analisis etis terhadap seks Pra-Nikah di

kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk. Dalam bab ini penulis juga akan

membahas teori yang ada dalam bab II dan referensi lainnya guna mendapatkan

keputusan etis beserta tawaran kepada remaja dan pemuda berdasarkan perspektif

etika Kristen agar mempelajari makna seks yang sesungguhnya dan tidak

melakukan seks pra-nikah serta upaya dalam mengatasi seks pra-nikah.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bersifat

membangun.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA ARUK, GAMBARAN UMUM

JEMAAT GKE PANDOHOP ARUK SERTA REALITAS

KEHIDUPAN REMAJA DAN PEMUDA JEMAAT GKE

PANDOHOP ARUK

Pada bab ini, penulis akan menguraikan gambaran umum Desa Aruk dan

gambaran umum Jemaat GKE Pandohop Aruk yang di dalamnya mencangkup

sejarah gereja, data statistik Jemaat GKE Pandohop Aruk, penatalayanan. Pada

bagian ini juga penulis akan membahas tentang realitas pergaulan remaja dan

pemuda di Desa Aruk.

2.1. Gambaran Umum Desa Aruk

2.1.1. Sejarah Desa Aruk

Desa Aruk pada awalnya adalah sebuah pedukuhan yang berpindah-pindah

karena khawatir akan ditemukan oleh Kolonial Belanda dan pedukuhan ini hanya

dihuni oleh empat orang bersaudara Pahang. Namun lambat laun semakin banyak

masyarakat yang ikut menetap di pedukuhan ini, sehingga semakin banyak

masyarakat yang ikut dan diputuskanlah untuk menjadikan pedukuhan ini sebagai

sebuah Desa. Arti nama Aruk berasal dari bahasa Jepang yang yaitu Berjalan.1

Pemimpin baru setelah pedukuhan menjadi desa ialah Herbet Ismail Mangko, dan

kemudian juga pada awal kepemimpinan Herbet pada tahun 1930, merupakan

pertama kalinya masyarakat Desa Aruk diperkenalkan dengan Injil Kekristenan

1
Tim Penyusun, Format Laporan Desa Aruk 2019. Laporan tersebut diarsipkan di Kantor
Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah 2019.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

yang dibawa oleh para pekerja Zending Basel.2 Herbet Ismail Mangko ialah

seorang pemuda yang berasal dari Mandomai dan merupakan anak seorang

Damang di Mandomai yang bernama Pati Mangko. Pati Mangko menjadi

beragama Kristen semenjak kedatangan Zending Basel di Mandomai. Herbet

Ismail Mangko menikahi seorang gadis Aruk yang bernama Elisabet, oleh sebab

itu Herbet menetap di Desa Aruk (pedukuhan). Maka tidak dipungkiri bahwa

Herbet Ismail Mangko ini sedikit banyak telah mengetahui tentang Kekristenan

dan pemberitaan yang dilakukan oleh Zending Basel.3 Herbet dan seorang guru

yang bernama F. Jamir dengan giat membantu pemberitaan yang dilakukan oleh

Zending, maka tidak memerlukan waktu lama untuk membaptis 70 orang

masyarakat. Baptisan massal ini dilakukan oleh pendeta-pendeta yang berasal dari

Pujon, Pembaptisan 70 orang masyarakat ini dengan jelas tertulis dalam sejarah

Desa Aruk dan sejarah Jemaat GKE Pandohop Aruk4

Sebelum menjadi sebuah Desa Definitif, Desa Aruk mulanya hanya


pemukiman kecil yang disebut Pedukuhan atau Kaleka dan dihuni oleh etnik
Dayak Ngaju. Pada saat itu pedukuhan dipimpin oleh seorang Kepala suku
benama Akub Pahang sekitar tahun 1903. Awal mulanya pedukuhan tersebut
hanya dihuni oleh empat keluarga yang berasal dari keturunan Pahang ialah :
Akub Pahang (Bp Nasir); Usup Pahang (Bp Agen); Zainal Pahang (Bp Mudik)
dan Tuwan Pahang (Bp Jamir). Pedukuhan tersebut mengalami tiga kali
perpindahan, pedukuhan yang pertama di pinggir Sungai Kapuas disebut Teluk
Benuang, pedukuhan yang kedua juga di pinggir sungai Kapuas (Aruk Ngaju)
dan yang ketiga ialah Aruk saat ini. Pedukuhan tersebut sudah ada sejak
penjajahan kolonial Belanda, namun karena merasa tidak aman berada di
pedukuhan yang pertama dan yang kedua karena pedukuhan tersebut telah
diketahui oleh Belanda maka mereka pergi untuk mencari tempat yang lebih
aman.
Aruk yang sekarang ditemukan oleh seorang warga pada saat berburu binatang.
Setelah melihat dan merasa tempat yang mereka anggap aman, maka mereka
memutuskan untuk berpindah ketempat yang baru (Aruk yang Sekarang).

2
Tim Penyusun, Format Laporan Desa Aruk 2019. Laporan tersebut diarsipkan di Kantor
Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah 2019.
3
Maspaun Mangko, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Desa Jaweten, 10 Februari
2020.
3
Tim Penyusun, Format Laporan Desa Aruk 2019. Laporan tersebut diarsipkan di Kantor Desa
Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah 2019.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Sebelum berpindah mereka juga melakukan ritual Adat Manajah Antang


karena tempat tersebut masih hutan lebat Pukung Pahewan. Manajah Antang
adalah ritual adat untuk meminta petunjuk kepada penguasa alam saat
membuka hutan sebagai tempat pedukuhan. Mereka kemudian membuka lahan
untuk dijadikan pedukuhan yang baru sekitar tahun 1920an dan sebagai bukti
dari perkiraan tersebut pada tahun 1925 dan tahun 1927 pernah diadakannya
upacara Adat Pesta Tiwah di Desa Aruk karena pada saat itu penduduk masih
memeluk Agama Kaharingan sebagai agama yang diwariskan oleh Nenek
Moyang. Serentak dengan perkembangan kehidupan penduduk yang semakin
bertambah pedukuhan inipun lambat laun menjadi sebuah kampung dan pada
saat itu hutan yang asalnya sangat lebat berangsur-angsur dibuka, hingga
barulah diketahui bahwa di wilayah tersebut terdapat sebuah patok dibuat dari
kayu Tampang sejenis ulin bertuliskan NKPN, AS 02.
Sekitar tahun 1930 pada saat itu juga kepada orang Dayak baru diperkenalkan
Injil Kekristenan yang dibawa oleh para pekerja Zending Basel, mulai saat itu
juga baru diketahui sejarah kepemimpinan kampung. Pada saat itu kampung
Aruk dipimpin oleh seorang Kepala Kampung untuk mengatur kehidupan
sebagaimana layaknya orang Dayak. Setelah ditetapkan sebagai kampung dan
mulai tahun 1930 Desa Aruk memiliki luas wilayah 19.122,768 ha.
Pada tahun 2007 terjadi perubahan pada saat dilaksakan Pemetaan Parsipatif
yang di Fasilitasi oleh Yayasan Tahanjungan Tarung (YTT) pada saat itu kedua
desa bersepakat bertemu di lokasi (Sei Haleung) dengan hasil kesepakatan dari
muara Sungai Haleung mengikuti alur sungai masuk ke Danau Haleung sampai
ke muara Sungai Tatok ditarik lurus ke arah timur sampai muara anak Sungai
Rambui. Selanjutnya mengikuti alur Sungai Rambui Sampai ke Jalan Koridor
(jalan Batu Bara saat ini), pada saat itu juga warga kedua desa yang terlibat
bersepakat bersama menyusuri Sungai Rambui masuk dari Sungai Haleung Hai
namun sangat disayangkan tidak dapat dilanjutkan karena ada kayu besar
menghalang tepanya di tengah sungai sehingga perjalanan berhenti sampai
disitu.5

2.1.1.1. Sejarah Kepemimpinan Desa Aruk

Berikut adalah daftar nama-nama kepala kampung yang merintis pedukuhan

pada tahun 1903 sampai masa jabatan Kepala Desa saat ini: 6

Tabel I. Riwayat Kepemimpinan Desa Aruk


No Nama Periode
1. Akub Pahang (Sebelum menjadi desa) 1903
2. Saing (Sebelum menjadi desa) 1915
3. Herbet Ismail Mangko 1930-1940
4. Cornelis Dagub 1940-1963
5. Guthar Sahabu 1963-1972

5
Ibid.
6
Ibid.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

6. Ambe Bangkan 1972-1977


7. Niger. W. Sida 1977-1993
8. Helmut. W. Ngumang 1993-2002
9. Baner. I. Daniael 2002-2008
10. Yonel. G. Sahabu 2008-2015
11. Edie. N. Sida 2006-2021

2.1.2. Kondisi Geografis

Desa Aruk berada di Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi

Kalimantan Tengah. Desa-desa yang berada di Kecamatan Timpah ialah Petak

Puti, Aruk, Lungkuh Layang, Lawang Kamah, Lawang Kajang, Batapah, Danau

Pantau, dan Tumbang Randang. Desa Aruk memiliki luas 105,53 km2 dan terdapat

3 Rukun Tetangga (RT) dalam satu desa.

Luas wilayah Desa Aruk yaitu 19.122,768 Ha dengann luas desa 10.000 Ha.

Luas wilayah ini ± 10.553,161 Hektar luas wilayah dengan jumlah Kepala

Keluarga (KK) yang ada, maka tersedia lahan ± 59, 961 Hektar /KK. Kemudian

juga tempat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), Gereja Bethel Indonesia (GBI),

pemakaman umum, sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), puskesmas, lapangan voly, lapangan sepak

bola, kantor desa, kantor Pembinaan Kesejahtraan Keluarga (PKK), Kantor

Keluarga Berencana (KB), tower, posto, posyandu, Pusat Listrik Tenaga Surya

(PLTS), dan Aruk Mandiri. Kemudian di sebelah barat desa berkarakter gambut

basah dan umunya dimanfaatkan sebagai tempat mencari, akar-akaran, kulit kayu,

berburu, dan mencari ikan. Di sebelah timur berkarakter dataran rendah dan

sedang yang biasanya tempat berladang, dengan jenis tanah liat umumnya

digunakan sebagai lokasi berkebun dan berladang. Adapun batas wilayah Desa

Aruk yaitu:

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Sebelah timur : Desa Lawang Kajang

Sebelah Barat : Desa Muroi Kec.

Mantangai Sebelah Utara : Desa Tanjung

Kupang Sebelah Selatan : Desa Petak Puti

Waktu tempuh dari Desa Aruk menuju kecamatan yaitu –+ 15 menit dengan

jarak tempuh 17 km menggunakan kendaraan bermotor. Jika menuju provinsi

dengan jarak 134 km menggunakan kendaraan bermotor dari Desa Aruk

memerlukan waktu tempuh -+ 2 jam, kemudian juga dari Desa Aruk menuju

kabupaten Kapuas -+ 259 km dengan waktu tempuh -+ 4 jam dengan

menggunakan mobil.7

2.1.3. Kondisi Demografi dan Pemerintahan

Berdasarkan data kependudukan Desa Aruk tahun 2019, jumlah penduduk

Desa Aruk yang masuk dalam tiga RT yaitu 717 jiwa dengan jumlah 206 Kepala

Keluarga (KK). Laki-laki berjumlah 373 jiwa, perempuan berjumlah 344 jiwa.

Desa aruk mempunyai struktur aparat pemerintah desa dan Badan Pemberdaya

Desa (BPD) serta memiliki masing-masing ketua Rukun Tetangga (RT) di setiap

wilayahnya. Adapun uraian nama-nama parangkat desa pada periode ini sebagai

berikut:8

Tabel II. Daftar Nama Parangkat Desa


No Nama Parangkat Desa Jabatan
1. Edie. N. Sida Kepala Desa
2. Restu Sekretaris Desa
3. Yan Muses Kepala Tata Usaha
4. Jumadi. S Kasi Keuangan
5. Paulus Ridwan Kasi Perencanaan
6. Sipalis Kasi Pelayanan
7. Krisyan Kasi Kesejahtraan

7
Ibid.
8
Ibid.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

8. Rinto Harahap Kasi Pemerintahan


9. Margianto Kepala Kewilayahan

Tabel III. Daftar Nama Ketua RT


No Nama Jabatan
1. Damai Ketua RT. I
2. Serdi Ketua RT. II
3. Yadi Ketua RT. III

Tabel IV. Data Penduduk Aruk dari Usia 0 Tahun sampai Lanjut Usia.
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-Laki 373 Jiwa
2. Perempuan 344 Jiwa
3. Jumlah Kepala Keluarga 206 Jiwa
Jumlah 717 Jiwa

Mata pencaharian masyarakat yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN),

wirausaha, bertani, nelayan dan pedagang. Jika dilihat berdasarkan kondisi alam

dan lahan yang ada di Desa Aruk maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan utama

masyarakat yaitu bertani dan nelayan. Hal ini terlihat dari tabel sebagai berikut:9

Tabel V. Data Penduduk Berdasarkan Perkerjaan.


No Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan
1. Tani Nelaya ASN Pedagang Wirausaha
Laki-Laki n
261 12 3 4 10
2. Perempuan 198 14 4 4 12
Jumlah 459 Jiwa 26 Jiwa 7 Jiwa 8 Jiwa 22 Jiwa

Kemudian mayoritas agama yang ada di Desa Aruk yaitu 98% beragama

Kristen Protestan dan 2% beragama Islam. Desa Aruk mayoritas agama Kristen

dikarenakan pada awalnya semua masyarakat pertama Aruk dibaptiskan oleh

pendeta-pendeta dan penginjil pada tahun 1930. Hal ini terlihat dari tabel sebagai

berikut:10

Ibid.
9

Edie. N. Sida (Kepada Desa Aruk), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Desa
10

Aruk, 11 Januari 2020.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Tabel VI. Data Penduduk Berdasarkan Agama11


No Agama Jumlah
1. Kristen Protestan 659 Jiwa
2. Islam 58 Jiwa
3. Khatolik -
4. Hindu -
5. Budha -
Jumlah 717 Jiwa

2.1.4. Kondisi Sosial Budaya dan Agama

2.1.4.1. Kondisi Sosial

Berdasarkan hasil dari wawancara, masyarakat setempat sangat terbuka

dengan perkembangan zaman yang ada, sehingga masyarakat mampu berinteraksi

dan bersosial dengan masyarakat luar desa. Hubungan masyarakat Desa Aruk

terjalin dengan baik dan juga sangat bertoleransi antar suku maupun agama, oleh

sebab itu sering kali dilakukan gotong royong dalam beberapa kegiatan,

contohnya dalam membantu acara pernikahan ataupun kematian. 12 Tidak jarang

ada juga terjadi perkelahian antar pemuda kampung dengan pemuda luar kampung

ataupun sesama pemuda luar kampung. Pada saat adanya sebuah acara yang

diselenggarakan di Desa Aruk, seperti pesta pernikahan ataupun pesta-pesta

hajatan yang diselenggarakan dengan mengundang artis luar daerah. Pemuda-

pemuda di bawah pengaruh alkohol seringkali membuat keributan dan membuat

warga desa menjadi khawatir jika nantinya membuat hal-hal yang tidak di

inginkan. Oleh karena itu, setiap diselenggarakannya pesta, akan ada polisi untuk

berjaga-jaga dan mengawal acara hingga selesai.13

11
Tim Penyusun, Format Laporan Desa Aruk 2019. Laporan tersebut diarsipkan di Kantor
Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah 2019.
12
Edie. N. Sida (Kepala Desa Aruk), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Desa
Aruk, 11 Januari 2020.
13
Ibid.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2.1.4.2. Kondisi Budaya dan Agama

Desa Aruk memiliki sebuah batu keramat yang dipercaya sebagai penjaga

desa. Batu ini disebut batu Palantuhu, Palantuhu dipercaya dapat beranak dan

memperbanyak jumlah pada waktu-waktu tertentu. Tidak sedikit masyarakat luar

datang untuk bernazar atau berdoa kepada Batu Palantuhu ini.14 Masyarakat Aruk

masih sangat kental dengan budaya dari nenek moyang. Karena sejak anak-anak,

mereka telah dituntut untuk mengenal budaya nenek moyang. Masyarakat Aruk

turun temurun diajarkan untuk meneruskan adat istiadat. Apabila terjadinya

sebuah masalah dalam Desa Aruk, maka masalah tersebut diselesaikan dengan

tata cara adat setempat terlebih dahulu. Dengan demikian kebudayaan yang

terkandung tidak dapat dipisahkan dari agama, begitu juga dengan agama tidak

dapat dipisahkan dari kebudayaan, kedua sistem ini menjadi hal yang mutlak.15

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa adat dan

kebudayaan di Desa Aruk sampai saat ini masih terpelihara dengan baik,

walaupun 98% masyarakat telah beragama Kristen. Kebudayaan tersebut masih

bertahan karena hingga saat ini sebagian besar masyarakat masih menjalani

kebudayaan nenek moyang dan juga dikarenakan orangtua terus mengajari kepada

anak cucu agar terus mempertahankan dan menjalankan adat istiadat setempat

dengan baik.

2.1.5. Kondisi Ekonomi

Pekerjaan utama masyarakat sebagian besar berprofesi sebagai petani

nelayan dan penambang emas. Hal ini merupakan pekerjaan turun temurun sejak

dulu, mengingat keadaan lingkungan sekitar yang juga berada di pesisir sungai

Kapuas.

14
Maspaun Mangko, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Desa Jaweten, 10 Februari
2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2020.
15
Edie. N. Sida (Kepala Desa Aruk), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Desa
Aruk, 11 Januari 2020.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Namun ada juga yang berkerja sebagai bekerja sebagai ASN dan wirausaha

bahkan memiliki bangunan sarang walet pribadi.16 Jika dilihat dari sepanjang jalan

masuk kearah Desa Aruk, maka terlihat perkebunan-perkebunan pohon karet,

kebun sayur- sayuran, kebun pohon sengon, dan sawit. Ada juga sebagian

masyarakat memafaatkan tanah yang tidak tidak dapat dijadikan ladang karena

lebih dominan tanah pasir berair atau berada dipinggiran sungai menjadi tempat

menyedot emas.

Masalah perekonomian dalam keluarga sering kali menyebapkan beberapa

remaja dan pemuda putus sekolah demi ikut berkerja bersama orangtua untuk

membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta membiayai kebutuhan

sekolah saudara-saudaranya. Sehingga tidak sedikit ada yang lebih memilih

menjadi petani ataupun penambang emas kemudian tidak melanjutkan pendidikan.

2.1.6. Kondisi Pendidikan

Sejak sepuluh tahun tahun terakhir, masyarakat mulai lebih serius dalam

pendidikan dan menyekolahkan anak-anak ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini

mengingat mudahnya akses untuk bersekolah, karena telah dibangunnya SMP 2

Timpah Satu Atap di Desa Aruk pada tahun 2010. Kemudian juga akses menuju

kecamatan lebih mudah, mengingat jalan yang dulunya masih berbatu-batu,

berlumpur dan kadang kala terputus oleh banjir kini tidak lagi. Karena jalan telah

di aspal dan tersisa beberapa ratus meter akan sampai pada jembatan memasuki

Desa Aruk. Tidak sedikit juga pemuda Aruk menjalani perkuliahan di unversitas-

universitas yang ada di Palangkaraya atau Banjarmasin. Hal ini terlihat dari tabel

sebagai berikut17 :

Ibid.
16

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
17

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Tabel VII. Data Penduduk Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan
No Jenis Kelamin Tidak TK SD SMP SMA D.IV S.1
Sekolah
1. Laki-laki 210 70 45 3 18
2. Perempuan 203 87 62 - 14
3.
4. Jumlah 413 157 107 3 28

2.1.7. Visi Desa Aruk


Bertekat menciptakan rasa aman, membangun tata kelola pemerintahan

yang baik, menciptakan gotong royong, keterbukaan informasi dan menjaga aset-

aset desa.18

2.1.8. Misi Desa Aruk

2.1.8.1. Menciptakan rasa aman adalah syarat mutlak tidak bisa ditawar-tawar

untuk masyarakat Aruk. Pemerintah desa kedepan akan berkerjasama

dengan pihak polsek, camat, Mantir adat, BPD, Tokoh Masyarakat dan

Tokoh Agama untuk bersama-sama menciptakan rasa aman di Desa

Aruk. Khusus untuk warga masyarakat Desa Aruk yang akan

melakanakan kegiatan pesta perkawinian, syukuran, kematian dan pesta

rakyat secara kelompok maupun pribadi.19

2.1.8.2. Tata kelola pemerintahan yang baik pemerintahan desa dari tingkat

Kepala Desa, Sekertaris Desa dan para Kaur Desa dan RT masing untuk

bisa mengerti dan memahami yang menjadi tugas dan tanggung

jawabnya secara menyeluruh harus siap dan melayani dan menyukseskan

program- program pemerintah. Sekretaris desa membantu Kepala Desa

dalam hal

18
Tim Penyusun, Format Laporan Desa Aruk 2019. Laporan tersebut diarsipkan di Kantor
Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah 2019.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
19

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

adminitrasi surat-menyurat dll. Kaur Pembangunan berfungi menangani

surat-surat tanah, tata batas. Kaur Keuangan berfungi membuat laporan

keluar masuk transaksi keuangan, Kaur Pemerintah berfungi menyajikan

informasi dari pemerintah, di komunikasi ke masyarakat. Kaur Humas

berfungsi mengelola, menyusun serta mendampingi masyarkat.20

2.1.8.3. Peningkatan gotong royong desa kedepannya akan tetap menjujung tinggi

kebersamaan, dalam hal membangun desa, mengambil keputusan

bersama secara musyawarah serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan

program- program pemerintah.21

2.1.8.4. Keterbukaan informasi terhadap segenap warga masyarakat Desa Aruk

wajib dan berhak mendapat semua informasi Pemasukan Desa maupun

Program-program Desa yang dijalankan Pemerintah baik dari tingkat

Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Program Desa atau masing-

masing lingkungan Secara Terbuka dan Transparan. Misalkan proyek-

proyek kecil dan besar yang masuk ke desa.22

2.1.8.5. Menjaga aset-aset desa tak bergerak lainnya seperti; Tanah Desa atau Kas

Desa, Sarana Pendidikan, kesehatan wajib terus dijaga dan dipelihara

serta dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.23

2.2. Gambaran Umum Jemaat GKE Pandohop Aruk

2.2.1. Sejarah Jemaat GKE Pandohop Aruk

Sebelum terbentuknya Desa Aruk yang sekarang, awalnya pemukiman

tersebut hanyalah sebuah Pedukuhan tempat masyarakat berladang. Pedukuhan

20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

tersebut sering berpindah-pindah tempat karena menyesuaikan dengan situasi

pada saat itu. Pedukuhan pertama berada di Teluk Benuang, pedukuhan yang

kedua berada di bagian hulu Aruk yang disebut dengan Aruk Ngaju, dan

pedukuhan yang ketiga yaitu Aruk saat ini. Arti kata Aruk berasal dari bahasa

Jepang yaitu berjalan, yang berarti bahwa orang-orang yang datang dan

bermukim di tempat tersebut mengharapkan pedukuhan ini terus berkembang dan

maju.24

Sekitar tahun 1930, orang-orang Dayak di Desa Aruk ini diperkenalkan

dengan Injil dan Kekristenan, pada saat itu Injil ini dibawa oleh para Zending

Basel. Ada satu keluarga yang begitu tertarik dengan pengajaran para Zending,

seseorang tersebut ialah F. Jamir yang bekerja sebagai guru pada saat itu. F Jamir

mulai aktif dalam merintis dan mempelopori penyebaran agama Kristen di Desa

Aruk yang juga dibantu oleh seorang Kepala Kampung Herbet Ismail Mangko.

Kemudian pada tanggal 15 Oktober 1933 terjadilah sebuah Baptisan masal yaitu

70 orang masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa.25

Untuk melaksanakan acara tersebut, maka didatangkan Pendeta dari Pujon.

Karena pada waktu itu Desa Aruk masih termasuk dalam wilayah pelayanan

Resort GKE Pujon. Kepada orang-orang yang baru menerima baptisan dibagikan

Alkitab oleh para pendeta yang hadir. Mengingat sebelum menerima baptisan,

masyarakat Desa Aruk dulunya memeluk Agama Kaharingan. Oleh sebab itu

ketika diadakannya baptisan massal di Desa Aruk, seorang Balian turut hadir

untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Pembaptisan ini dicatat oleh Balian itu

dalam satu Tandak.26 Tandak tersebut berbunyi Lewu Taweh Dare Tajuri Riak

Batu
25
Ibid.
26
Tandak adalah syair atau nyanyian dalam bahasa Dayak

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

24
Tim Penyusun, Format Data Jemaat GKE Pandohop Aruk 2019. Aruk: Majelis Jemaat GKE
Aruk 2019.

25
Ibid.
26
Tandak adalah syair atau nyanyian dalam bahasa Dayak

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Sangkalemu Rundung Ampar Surat Bibel. Dari 70 orang masyarakat inilah yang

nantinya akan menjadi cikal bakal jemaat GKE di Desa Aruk. Dari sinilah muncul

suatu rencana untuk mendirikan gereja sebagai tempat jemaat beribadah. Kerena

sebelum gereja ini berdiri, seluruh kegiatan pelayanan dipusatkan di sekolah yang

telah ada waktu itu. Pada tahun 1934 dimulailah pendirian gereja dan pada tahun

1935 diadakannya pentahbisan gereja, namun pada waktu itu gereja masih belum

memiliki nama yang sah, dan hanya di beri gelar untuk sementara yaitu Gereja

Yesus Kristus Manang. Beberapa tahun kemudian Zending Basel memberikan

sebuah lonceng gereja yang ada sampai saat ini. Lonceng tersebut dititipkan

kepada Pendeta W. Muler guna diberikan kepada Ketua Jemaat GKE Pandohop

Aruk saat Itu.27

Pada tahun 1946-1950 masuknya dua pemberita yang akan bertugas di Desa

Aruk, yaitu: Pemberita H. Tiup dan pemberita Gerson Runjan. Saat itu Desa Aruk

telah masuk dalam wilayah Resort GKE Timpah yang dipimpin oleh Ketua Resort

Pendeta Waldemar Zimmer dan dibantu oleh Pemberita Leopon Tiwel dan

Pemberita Hans Rangin. Resort GKE Timpah sendiri meliputi sembilan jemaat

yaitu Jemaat Tumbang Randang, Jemaat Lawang Kamah, Jemaat Batapah, Jemaat

Lungkuh Layang, Jemaat Timpah, Jemaat Tanjung Kupang, Jemaat Lawang

Kajang, Jemaat Aruk dan Jemaat Petak Puti.28

Pada tahun 1987 munculah rencana untuk membangun gedung gereja yang

baru, sehingga mulai diadakan suatu persiapan dengan membentuk panitia

pembangunan, walaupun sebelumnya juga sudah sering dibentuk panitia

27
Tim Penyusun, Format Data Jemaat GKE Pandohop Aruk 2019. Aruk: Majelis Jemaat GKE
Aruk 2019.
28
Ibi

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pembangunan, namun dana yang terkumpul hanya digunakan untuk melakukan

perbaikan-perbaikan gereja yang lama. Gedung gereja yang baru mulai dibangun

tepat pada tanggal 04 April 1998 dan baru selesai di tahun 2001 dengan sumber

biaya dan perincian yang telah dilaporkan oleh ketua pembangunan. Pada tahun

2001 di bulan Februari, panitia pembangunan yang juga dibantu oleh seluruh

jemaat Aruk secara bergotong-royong membangun sebuah pastori. Dengan ini

diharapkan agar jemaat Aruk terus menerus dapat dilayani oleh seorang pekerja

gereja, pendeta ataupun vikaris.29

Nama gereja yang awalnya Yesus Kristus Manang berubah menjadi nama

Parawei yang ditahbiskan oleh Ketua Resort GKE Timpah Pendeta Bartel

Tandang. Kemudian Jemaat sepakat mengubah nama gereja dari Parawei menjadi

Pandohop. Alasannya karena gereja tersebut dapat berdiri bukan hanya

mengandalkan kemampuan jemaat setempat saja, namun juga dibantu oleh

dukungan dana pribadi atau pemerintah juga bantuan tenaga dari berbagai

kalangan yang berasal dari luar Desa Aruk. Terlebih lagi dikarenakan Kasih

Karunia Allah yang memberikan kekuatan dan kesehatan bagi seluruh jemaat

dan juga panitia pembangunan, sehingga mampu bekerja keras untuk mengelola

segala kegiatan yang dilakukan.30 Penulis akan memaparkan sejarah Jemaat

GKE Pandohop Aruk sebagai

berikut :

Kabar Bahalap Bara Ongkop Aruk (Kapuas)

Into tanggal 10 Oktober 1933, ikei jadi masoh bara Pojon akan Aruk. Tuan
Pandita dengan nyonyah tuntang anak, tinai aku dengan kabalingku uka umba
manaharep pesta pampandui barasih into hete.
Maka awi asin Hatalla Pangkahai Tuhan Huang anak Yesus Kristus jadi
marawei itah akan selamat tuntang pambelum ije katatahie.

30Ib

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
29

31Ib

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Je into tanggal 15 Oktober atun 70 biti hatue bawi, bakas tabela, jadi manarima
Pampandui Barasih bara kare ewen te, atun ije kabali bara Lawang Kajang, into
andau te are kea oloh sampai huma sakola kontep.
Paham toto angat kahanjakku mite are biti pahari jadi manarima pampandui
into andau te. Jatun puji kalute bahut toh panyangkum aingku. Tagal te are-are
tarimekasih akan Tuhan itah Yesus Kristus ije jari manenga Roh ayu uka muap
matam atei utus itah sampai kalute kare biti jadi manarie Ie je Juruslamat
tuntang tempun pambelom.
Hong alem sananyan ikei jadi hampumpung ito huma H. Saniman uka mintih
anak ongkop, ewen ije tau mimbing pangkat bakas ongkop maka takana paintih
oloh are iete ; 1. Herbet Samael; 2. Benyamin Amin; 3. Imanuel Doloh. Into
andau sananyan jadi ihaga pesta pampandui ije kungan bawui impatei hau.
Jewu andau te kea kira pukul jalatien uluh are manajung manukas eka akan
kuburan ain ongkop. Paham kahanjak ateiku mite are biti pahari ije pahias
umba palus manangking pisau, tinai belah mimbit tali hapa mukur kambua
tuntang kalumbah. Eka te ije inukas bahalap toto. Petak gantung (Rungkuh)
kakejau bara huma sakula 142 m. limbah te ikei mukur watai huma sakula ije
puna inenga aka ongkop. Ikei buli palus mamparahan legangan akan Tuan
Pandita. Tuan Pandita hanjak mite te palus te Tuan Pandita uka guru F. Jamir,
ewen telu pambakas, bakas ongkop manampa surat akan keterangan petak te
puna watas ain ongkop. Pukul 12 bentuk andau garantung impahiau tanda uka
oloh areh kumpul, oloh are jadi kumpul, taluh kinan inggatang imbah te
manyanyi tuntang balaku doa amun uluh are rata melayan kuman palus ikei
mansanan akan Tuan Pandita, ikei tahiu mintih oloh are akan menjadi bakas
ongkop ie te ewen 3 te nah. Tuan hanjak tuntang mandeken tuaks te, hayak te
ikei dengan Tuan Pandita manjuluk lengen ikei, manabe ewen telu tuntang
balaku uka Hatalla mampahayak ewen huang pangkat. Limbah te aku
mendengang mimbit oloh are manyanyi tuntang balaku doa. Hapus ewen
balaku doa aku palus hakutak tahiu asin Hatalla Pangkahai Tuhan.
Kalute ikei jalatien biti baganti-ganti hakutak akan pander auh, maka gagenep
limbah te pahari mahapus kotak te atun Kor guru J. Henjen atawa 1,2 ayat
manyanyi ongkop. Kare biti ikei je jadi hakutak te iye te, 1. P. Rabu; 2. Guru F.
Jamir; 3. J. Sota; 4. J. Henjan Guru bara Timpah; 5. Tuan Pandita sakatik
ongkop; 6. K. Takat; 7. Herbet Samael Pambakal Aruk; 8. B. Taher; 9. H.
Natan wakil ongkop bara Lawang Kajang. Kalote oloh are jam ihapan mahin
angat kilau pandak katika awi atei pahan ipahanjak.
Keleh kare pahari ije bakas hong Tuhan mingat kare pahari ije taheta je dumah
hong laku doa. Taben Paharim, P. Raboe.31

Pelayanan para Pendeta dan Pemberita ini juga dibantu oleh para pelayan

Jemaat yang disebut Bakas Ungkup. Baru pada tahun 1950 mulai ada Ketua

Majelis

32Ib

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

dalam penatalayanan Jemaat GKE Aruk. Berikut daftar Ketua Majelis dari Tahun

1950 sampai sekarang:32

Tabel VIII. Ketua Majelis dari Tahun 1950 sampai sekarang


No Nama
1. Batuel Tabel
2. Sius Mantir
3. Wilman Rangin
4. Anderson Timbang
5. Guthar Sahabu
6. Bonu Sarima
7. Samuel Icung
8. Niger Sida (Dua Periode)
9. Berli Selatan
10. Hansly W. Sida (Dua
Periode
11. Helmut W. Ngumang
12. Rangkap A. Timbang
13. Pendeta Meniati A. Itak,
S.Th

2.2.2. Data Statistik Jemaat GKE Pandohop Aruk

Jemaat GKE Pandohop Aruk berjumlah 659 jiwa, jumlah ini terhitung dari

jemaat yang berdomisili di Desa Aruk dan masuk dalam data jemaat pada tahun

2019. Jemaat GKE Pandohop Aruk hanya memiliki satu lingkungan saja, dilayani

oleh satu pendeta, yaitu Pdt. Meniati A. Itak, S.Th, penetua dan diakon ikut ambil

bagian dalam pelayanan dan mendukung keaktifan dalam pelayanan yang ada di

Jemaat Aruk. Penatalayanan di terdiri dari Ibadah Minggu, Sekolah Hari Minggu

(SHM), Seksi Pelayanan Remaja/P (SPRP), Seksi Pelayanan Bapak (SPB), Seksi

Pelayanan Perempuan (SPPer), dan Kebaktian Keluarga.

2.2.3. Penatalayanan di Jemaat Aruk


2.2.3.1. Sekolah Hari Minggu diadakan setiap minggunya pukul 07.00 WIB di

gedung gereja Pandohop. Tenaga pengajar SHM di Jemaat GKE Aruk

ada

32
Ibi

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

4 orang perempuan yaitu ibu Ernawatie, Riawatie, Isna dan Fitriani.

Dalam pelaksanaan SHM di Jemaat Aruk, tidak ada pembagian khusus

usia yang dilakukan, semua digabung menjadi satu.

2.2.3.2. Ibadah Minggu biasanya di mulai pada pukul 09.00 WIB dan diadakan

rutin setiap minggunya. Jemaat Aruk berjumlah 659 jiwa terhitung dari

usia 0 bulan sampai lansia. Jumlah jemaat yang hadir dalam peribadahan

setiap minggunya berkisar 100-260 jiwa bahkan lebih, tergantung cuaca

alam dan waktu libur untuk anak-anak sekolah. Kemudian dalam

pelaksanaan ibadah minggu majelis mengatur penjadwalan tugas

pelayanan setiap minggunya pada penatua dan diakon secara bergiliran.

2.2.3.3. Seksi pelayanan remaja dan pemuda diadakan rutin setiap hari Sabtu, pukul

19.00 WIB di gedung gereja. Pendamping dalam pelaksanaan ibadah

pemuda biasanya penatua dan diakon dan dilayani oleh pendeta sesuai

dengan jadwal yang telah di tetapkan.

2.2.3.4. Seksi pelayanan perempuan diadakan rutin setiap Hari Minggu pukul

15.00 WIB di rumah-rumah jemaat secara bergiliran. Ibadah kategorial

ini di layani oleh pendeta dan dibantu oleh penatua diakon setempat.

2.2.3.5. Seksi pelayanan bapak diadakan rutin setiap Hari Minggu pukul 12.00

WIB, setelah selesainya ibadah Hari Minggu. Ibadah kategorial ini

diadakan gergiliran sesuai jadwal yang telah di tentukan. Ibadah

kategorial di layani oleh pendeta dan dibantu oleh diakon dan penatua

secara bergiliran.

2.2.3.6. Ibadah Rumah Tangga dalam satu minggu diadakan tiga kali yaitu pada

Senin malam, Selasa malam dan Sabtu malam pada pukul 19.00 WIB.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Dalam ibadah biasanya dilayani oleh pendeta pelayanan dan dibantu oleh

penetua dan diakon yang telah di jadwalkan.

2.2.3.7. Daftar Komposisis Dan Personalia Majelis Jemaat GKE Aruk Masa Bakti

Tahun 2019-2020

I. Majelis Pertimbangan33 : 1. Ketua : Hanslie. W. Sida

2. Sekretaris : Edie. N. Sida

3. Anggota : Rampai. H, Nguamang

II. Majelis Jemaat GKE Aruk :34

Ketua : Pdt. Meniati A. Itak, S.Th

Ketua I : Rangkap. A. Timbang

Wakil Ketua I : Sawitoe. E. Tunjang

Wakil Ketua II : Santra Budi

Sekretaris I : Budi Hartanto

Sekretaris II : Roni

Bendahara I : Restu Amel

Bendahara II : Baner. I. Daniel

B.P.K : 1. Damai. S. Dulah

2. Rusmanti

3. Selipriamanto

2.3. Realitas Pergaulan Remaja dan Pemuda

Penulis menjadikan remaja dan pemuda sebagai objek yang penulis teliti,

maka pada bagian ini penulis memfokuskan tulisan pada kehidupan remaja dan

pemuda, pergaulan remaja dan pemuda, sikap dan perilaku remaja pemuda dalam

Ibid.
33

Ibid.
34

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

bersosial dan realitas dalam berpacaran. Berdasarkan hasil penelitinan yang

penulis lakukan, rata-rata remaja dan pemuda Desa Aruk sedang dalam

menempuh pendidikan tingkat SMP, SMA dan sampai Perguruan Tinggi. Namun

ada juga remaja dan pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan lebih memilih

putus sekolah kemudian ikut bekerja bersama orangtua ataupun tidak melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi karena memilih bekerja di perusahaan. SMPN-2

Timpah Satu Atap yang berada di Desa Aruk dibangun pada tahun 2010, sebelum

sekolah tersebut dibangun sebagian remaja dan pemuda melanjutkan pendidikan

di Kecamatan Pujon ataupun di Kecamatan Timpah.35

Berdasakan penelitian yang penulis laksanakan dari bulan Desember sampai

akhir bulan Januari 2020, remaja dan pemuda Jemaat GKE Aruk berjumlah 119

jiwa. Dalam ibadah kategorial SPRP setiap minggun hanya berjumlah sekitar 30-

50 remaja dan pemuda yang hadir. Kemudian dalam peribadahan Hari Minggu,

tidak jarang remaja dan pemuda turut ikut ambil bagian dalam kepelayanan.

Seperti menjadi liturgus, pengedar kantong persembahan, pemain musik dan

oparator LCD.36

Remaja dan pemuda selalu aktif dalam kegiatan rohani dan peribadahan

yang dilaksanakan terutama dalam bulan Desember, remaja dan pemuda turut

serta dalam kunjungan natal ke jemaat-jemaat yang ada di Resort GKE Timpah.

Transportasi yang mereka gunakan seringkali kendaraan bermotor jika jarak yang

ditempuh tidak terlalu jauh, menggunakan mobil, dan menggunakan parahu

mesin.37

35
Hasil Observasi oleh Melissa Indria, 20 Desember 2019 sampai 31 Januari 2020.
36
Ibid.
37
Ibid.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Pergaulan remaja dan pemuda di Desa Aruk sama seperti remaja dan

pemuda pada umumnya. Biasanya pada sore hari remaja dan pemuda mengisi

waktu luang dengan bermain volly, dan pada malam hari tidak jarang mereka juga

akan ikut serta bermain tenis meja bersama bapak-bapak. Remaja putri seringkali

berkumpul di lapangan SMPN-2 Timpah Satu Atap dan hal yang dilakukan hanya

sekedar mengobrol dan berkumpul. Namun berbeda halnya dengan anak laki-laki,

mereka akan bermain game online di rumah, di warung, di SDN Aruk ataupun di

depan gereja sembari melihat teman-teman yang bermain volly di lapangan. Desa

Aruk telah memiliki akses jaringan internet, dan memudahkan remaja dan pemuda

untuk bermain game online.38 Namun adapula pergaulan remaja dan pemuda Desa

Aruk telah mengarah kepada penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras

juga dengan maraknya terjadi seks pra-nikah yang dilakukan.39

2.3.1. Kasus Seks Pra-Nikah di Desa Aruk

2.3.1.1.Abang (19 tahun)

Abang adalah seorang remaja yang berusia 19 tahun, anak pertama dari lima

bersaudara. Ayah Abang berkerja sebagai penambang emas dan ibunya sebagai

ibu rumah tangga. Jika ada kesempatan Abang akan turut bekerja bersama

ayahnya, hal ini dia lakukan semenjak beranjak dewasa.40 Abang seorang anak

yang baik, penurut, gampang bergaul dengan siapaun tidak pandang usia dan juga

rajin beribadah. Semenjak lulus SMA Abang bekerja serabutan, terkadang

membantu ayahnya, namun kadang pula menjadi buruh angkutan pasir jika ada

yang menawarkan dirinya ikut serta bekerja. Namun sayangnya semenjak SMA

Abang

38
Ibid.
39
Ibid.
40
Abang (Inisial Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2019.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

terjerumus dalam seks pra-nikah dan hal tersebut pertama kali Abang lakukan

pada saat duduk di kelas XI SMA.41

Pada awalnya Abang mengenal hubungan seks keingintahuan diri sendiri

dan juga dari teman-teman sebaya, karena teman bergaul Abang rata-rata telah

melakukahna hubungan seks. Abang melakukan hubungan seks untuk pertama

kalinya saat masih kelas XI SMA bersama kekasihnya. Awalnya Abang bercanda

mengajak melakukan hubungan seks pada kekasihnya ternyata respon yang

diberikan oleh kekasih Abang biasa-biasa saja, tidak ada kata menolak ataupun

menyetujui hal tersebut, kekasih Abang hanya diam saja. Karena merasa tidak

ditanggapi Abang kemudian tidak melakukan hal itu lagi, namun karena kerap

kali mendengar kisah dari teman-teman Abang mengenai bagaimana mereka

berhubungan dengan kekasih mereka, maka Abang merasa harus bisa melakukan

hal tersebut.42

Timpah sedang ada sebuah acara yang meriah di malam Minggu, kemudian

Abang memutuskan untuk menginap kost-kostan temannya. Abang dan

kekasihnya bertemu di tempat acara untuk melihat acara bersama-sama, kemudian

Abang memberi tahu kepada temannya untuk pulang terlebih dahulu, Abang

membawa serta kekasihnya ke kost tersebut, melihat suasana dan kondisi kost

yang sunyi karena dan hanya berdua maka Abang kembali mengajak kekasihnya

untuk melakukan hubungan seks. Awalnya kekasih Abang menolak karena takut

akan ada yang memergoki mereka atau takut jika teman Abang kembali ke kost

tiba-tiba, Abang berusaha meyakinkan kekasihnya dan mengatakan hal itu tidak

akan terjadi karena Abang telah mengunci kost. Akhirnya kekasih Abang setuju

untuk

41
Ibid.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
42

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

melakukan hubungan seks, dan malam itu untik pertama kalinya mereka berdua

melakukan hubungan seks. Hubungan seks tidak selalu mereka lakukan, abang

dan kekasih akan melakukan hubungan seks jika ada kesempatan ataupun saat

menginap di kost-kostan teman mereka.43

Hubungan Abang bersama kekasihnya berakhir pada saat naik ke kelas XII

SMA, setelahnya Abang mendapatkan seorang kekasih kembali. Hubungan yang

dijalani Abang tidak jauh berbeda seperti Abang bersama mantan kekasihnya,

bersama kekasih barunya Abang kembali melakukan hubungan seks. Namun yang

berbeda kali ini Abang melakukan hubungan seks di rumah kekasih barunya,

karena kekasih Abang saat ini tinggal seorang diri di rumahnya. Sehingga Abang

dan kekasih barunya lebih bebas dalam melakukan hubungan seks. Hubungan

percintaan Abang sering kali tidak bertahan lama, namun kebiasaan yang sering

Abang lakukan masih tetap sama, yaitu melakukan hubungan seks bersama

kekasihnya.44

Awalnya saya mengenal hubungan seks tersebut saat usia saya 17 tahun dan
kelas XI SMA, dan pertama kali melakukan hubungan seks pada saat kelas XI
juga, saya mengenal dari mana seks itu dari diri saya sendiri dan dari teman-
teman saya. Karena teman-teman saya juga melakukan hubungan seks. Perihal
seks pra-nikah atau seks di luar nikah itu adalah hal yang wajar-wajar saja jika
dilakukan jaman sekarang
Saat melakukan hubungan seks semua terasa biasa saja dan tidak ada
sedikitpun rasa menyesal. Sampai saat ini hubungan seks masih dilakukan,
namun tidak setiap saat. Hubungan seks tersebut saya lakukan dengan teman
yang berbeda- beda, jika hubungan yang lama telah berakhir maka saya
mencari kekasih yang baru, dan kembali hubungan seks terus dilakukan dengan
teman yang berbeda- beda.
Sebagai orang Kristen, saya satu bahwa hubungan seks di luar nikah dilarang
oleh agama dan yang dilakukan ini adalah dosa, tapi karena nafsu yang
berlebihan lalu melakukan segalanya.45

43
Ibid.
44
Ibid.
45
Ibid.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2.3.1.2. Bambang ( 22 tahun)

Bambang adalah seorang pemuda yang berusia 22 tahun. Bambang

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, sifat Bambang bisa dikatakan

cukup pendiam jika sedang bersama orang dewasa namun saat bersama

teman-teman sebaya Bambang menjadi pemuda yang sangat aktif berbicara

dan berinteraksi. Ayah Bambang bekerja sebagai penoreh getah dan terkadang

sebagai penambang emas, ibu Bambang hanya sebagai ibu rumah tangga.

Bambang tidak memiliki pekerjaan, namun kadang Bambang ikut serta ayahnya

ketika menambang emas.46 Bambang terjerumus dalam hubungan seks pra-nikah

pada saat masih duduk

di kelas XII SMA. Pada awalnya Bambang mengenal hubungan seks dari teman-

teman sebaya dan dari video-video porno yang ditonton, Bambang pertama kali

melakukan hubungan seks bersama pasangannya saat duduk di kelas XII SMA,

dan hal tersebut berdasarkan ajakan kekasih Bambang.47 Hubungan seks yang

lakukan pada awalnya bukan karena pengaruh dari video-video yang dilihat

ataupun dari cerita-cerita teman sebaya, namun karena kekasih Bambang yang

pertama kali mengajak untuk melakukan hubungan seks. Situasi saat itu Bambang

berserta kekasih sedang berada di rumah kerabat dari kekasihnya. Kekasih

Bambang diminta menjaga rumah untuk sementara, karena kerabat kekasih

Bambang sedang pergi ke luar kota.48

Kekasih Bambang meminta agar menemaninya malam itu karena rumah

kerabat kekasih Bambang lokasinya cukup jauh dari rumah-rumah warga.

Bambang bersama dengan kekasihnya sedang berada di ruang tengah yang

biasanya tempat

Bambang (Inisial Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22


46

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

September 2019.
47
Ibid.
48
Ibid.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

menonton televisi, Bambang bersama kekasihnya dengan sengaja menonton video

porno untuk menghabiskan waktu bersama. Namun ternyata video tersebut

memberikan efek bagi kekasih Bambang, tiba-tiba kekasih Bambang bertingkah

manja, Bambang merespon sikap kekasihnya, hingga terjadilah hubungan seks

tersebut di antara Bambang dan kekasihnya. Bambang dan kekasihnya kadang-

kadang melakukan hubungan seks ketika kakasih Bambang sedang berada di

rumah kerabatnya. Karena kerabat dari kekasih Bambang seringkali meninggalkan

rumah untuk melakukan perjalanan dinas, maka kekasih Bambang sering berada

dirumah kerabatnya tersebut. Hal itu menjadi kesempatan bagi Bambang dan

kekasihnya untuk melakukan hubungan seks, dan kadang-kala Bambang bersama

kekasihnya menginap dirumah tersebut.49

Saya mengenal dan pertama kali melakukan hubungan seks pada saat saya
berusia 17 tahun dan duduk di kelas XII SMA, saya mengenal dan pertama kali
melakukan hubungan seks yaitu bersama pasangan saya saat itu.
Hubungan seks diluar nikah menurut saya adalah perilaku yang menyimpang
Antara anak-anak remaja dan dewasa. Seks ini memberikan rasa nyaman antara
pasangan yang melakukannya. Selama masa pacaran, hubungan seksual itu
terus berlangsung dan ketika kami telah berpisah ternyata seks diluar nikah itu
terus berlangsung ketika saya bersama pasangan-pasangan yang baru sampai
saat ini. Dalam agama saya hubungan seks diluar nikah itu pasti dilarang, dan
tentu saja dilarang. Larangan itu tidak hanya ada dalam agama saya, namun
setiap agama di Indonesia pasti melarang seks pra-nikah tersebut dan jika
melanggar larangan tersebut maka itu adalah dosa.
Ada niatan untuk tidak lagi melakukan hubungan seks, namun usaha dalam
melakukannya tidak ada karena selalu ada kesempatan untuk melakukan
hubungan seks bersama kekasih. Ada rasa menyesal, karena merasa pada
awalnya tidak pernah melakukan seks diluar nikah namun ternyata tiba-tiba
terjerumus dalam dunia seks pra-nikah, hal itu memberikan rasa sesal dan
merasa berdosa.50

Ibid.
49

Ibid.
50

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2.3.1.3. Cagur ( 23 tahun)

Cagur adalah seorang pemuda yang berusia 23 tahun. Cagur anak pertama

dari empat bersaudara. Ayah Cagur bekerja sebagai wirausaha yang juga sebagai

penetua diakon dan ibunya sebagai ibu rumah tangga, Cagur bekerja sebagai

penambang emas dan Cagur memiliki lahan sendiri untuk menambang emas.

Cagur saat masa sekolah adalah seorang anak yang berprestasi tidak hanya itu

saja, Cagur terkenal sebagai anak yang pintar. Cagur memiliki kepribadian yang

mudah bergaul, ramah, baik, dan memiliki wawasan yang luas. Namun walaupun

begitu, Cagur juga terkenal sebagai pemuda yang senang berkumpul dan minum-

minum bersama dengan teman-temannya, Cagur sangat jarang beribadah

walaupun ayahnya sebagai penetua diakon.51

Cagur mengenal istilah hubungan seks hanya karena rasa penasaran

sehingga Cagur mencari tahu tentang hubungan seksual hingga suatu ketika Cagur

memiliki kesempatan untuk melakukan hubungan seks bersama kekasihnya.

Berawal dari video-video porno dan cerita-cerita teman mengenai hubungan

seksual, memicu Cagur nekat untuk melakukan hubungan seks. Walaupun Cagur

tahu hal tersebut adalah hal yang salah dan dosa namun hal tersebut telah

dilakukan oleh Cagur.52 Cagur melakukan hubungan seks untuk pertama kali saat

mulai beranjak dewasa, kira-kira kelas XII SMA. Cagur melakukan hubungan

seks saat pertama kali bersama kekasihnya yang sampai saat ini masih menjalin

hubungan asmara bersama. Cagur bersama kekasihnya melakukan hubungan seks

pada saat orangtua Cagur dan adik-adiknya tidak ada di rumah, kesempatan

itulah yang Cagur dan

51
Cagur (Nama Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September
2019.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
52

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

kekasihnya gunakan untuk melakukan hubungan seks. Hal itu terjadi pada saat

kekasih Cagur berkunjung ke rumah, hingga malam hari sampai terjadilah hal

tersebut.53

Saya mengenal seks saat masih sekolah ketika masih SMP, karena rasa ingin
tahu sangat besar menyebabkan saya menonton video-video dan juga saya
mengetahui tentang hubungan seks tersebut dari teman-teman saya. Besarnya
rasa penasaran, membuat saya mencari tau sendiri tentang hubungan seks.
Pertama kali saya melakukan hubungan seks ketika saya mulai beranjak
dewasa, dan hubungan seks ini tidak selalu saya lakukan, hubungan seks hanya
beberapa kali saya lakukan bersama kekasih.
Menurut saya pribadi, hubungan seks itu sebuah kontak tubuh antara pasangan
seperti berciuman, dan berpelukan sebelum berkeluarga.
Saat ini kerena telah dewasa dan pikiran telah terbuka, telah mengetahui bahwa
hubungan seks ini adalah hal yang salah jika dilakukan diluar nikah.
Seks pra-nikah bisa saja memberikan dampak buruk bagi masa depan, karena
itu saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama lagi.
Rasa penyesalan itu pasti ada, karena hal itu memang bukan hal yang baik dan
ketika telah berkeluarga saya tidak ingin anak-anak saya mengikuti jejak buruk
saya.
Dalam agama sudah pasti dilarang mengenai hubungan seks di luar nikah dan
itu rupakan perzinahan dan dosa. Jadi hal itu sangat dilarang oleh agama.54

2.3.1.4.Dandi ( 20 tahun)

Dandi anak kedua dari dua bersaudara, saat ini usia Dandi telah menginjak

20 tahun. Orangtua Dandi bekerja sebagai penambang emas dan memiliki

beberapa lokasi untuk satu alat. Keluarga Dandi termasuk dalam kalangan

berkecukupan, oleh karena itu saat menjalani sekolah tingkat akhir Dandi tinggal

di kost-kostan dan hanya pulang saat akhir pekan. Dandi seorang anak yang

mudah bergaul sehingga Dandi memiliki banyak teman dan kenalan.55

Dandi memiliki kekasih dari sekolah lain, namun masih berada di daerah

yang sama. Sehingga Dandi tidak bertemu dengan kekasihnya saat jam sekolah,

mereka bertemu setelah jam sekolah berakhir ataupun saat berangkat sekolah.

Dandi dan

54
Ibid.
55
Dandi (Nama Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 10 Januari

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
53

54
Ibid.
55
Dandi (Nama Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 10 Januari

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

kekasihnya tinggal di kost-kostan dan jaraknya tidak terlalu jauh, sehingga Dandi

tidak memerlukan waktu lama untuk menemui kekasihnya. Biasanya Dandi dan

kekasihnya makan bersama di kost kekasih Dandi ataupun sebaliknya. Dalam

menjalani hubungan asmara Dandi dan kekasih kadang kala hanya berciuman dan

tidak pernah lebih dari itu, namun pada suatu ketika Dandi mengajak kekasihnya

berciuman setelah melihat agedan berciuman dalam film yang tenagh mereka

berdua saksikan. Berciuman bukanlah hal yang baru bagi Dandi dan kekasih, hal

itu telah sering mereka berdua lakukan, namun ternyata malam itu Dandi dan

kekasih terbawa suasana yang juga ternyata di dukung oleh hujan deras yang

tengah melanda kawasan tersebut. Sehingga terjadilah hubungan seks di antara

Dandi dan kekasih, hubungan seks ini terjadi atas dasar suka sama suka dan tanpa

paksaan dari salah satu pihak.56

Hubungan Dandi dan kekasihnya masih terjalin sampai saat ini, bahkan saat

Dandi dan kekasih telah lulus sekolah hubungan tersebut masih bertahan. Dandi

tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun kekasihnya

melanjutkan ke perguruan tinggi di salah satu universitas di Palangkaraya. Dandi

seringkali mengunjungi kekasihnya ke Kota Palangkaraya, setiap kali Dandi

mengunjungi kekasih hubungan seks diantara kadang kala dilakukan.57

Seks pra-nikah itu di mana kita melakukan hubungan badan tanpa adanya
ikatan sah. Hanya sebagai pacar atau teman dekat saja.
Aku mengenal seks sejak SMA, saat kelas 1 SMA. Awalnya mengenal
hubungan seks dari video-video porno yang diperlihatkan oleh teman dan
setiap kali kumpul-kumpul pembahasan pasti tidak jauh dari hal-hal itu.
Aku melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya saat dengan kekasihku
dan hal itu pertama kali bagi kami berdua. Aku dan pacarku sama-sama tinggal
di kost-kostan yang ada di Timpah, jadi waktu untuk berdua lebih banyak.
Biasanya aku makan di kost pacar dan kembali ke kostku kadang malam. Tapi

Ibi
56

d.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

hari itu ternyata hujan deras, lalu untuk menunggu hujan reda, kami berdua
menonton youtube film barat.
Saat ada adegan berciuman, aku minta dicium oleh pacarku karena memang
kami berdua sering berciuman tapi tidak pernah lebih dari itu. Ternyata tanpa
sadar aku dan pacarku terbawa suasana, lama-kelamaan terjadilah hal tersebut.
Tentang menyesal atau tidaknya setelah melakukan hal itu, jujur pasti ada dan
kadang-kadang aku menyesal. Tapi saat sedang berdua bersama pacarku rasa
sesal itu hilang. Terkadang kami masih melakukan hubungan seks jika saat
berduaan saja. Hal itu tidak selalu kami lakukan saat bertemu, hal itu terjadi
saat lagi ada keinginan saja dari kami berdua tau dari salah satunya.
Sebagai orang Kristen, yang aku tau seks di luar nikah itu dilarang dan dosa.58

2.3.1.5.Egi (20 tahun)

Egi seorang anak yang berusia 20 tahun, Egi merupakan anak ke dua dari

tiga orang bersaudara. Orangtua Egi bekerja sabagai penambang emas, oleh

karena iitu terkadang orangtua Egi akan berada di rumah pada sore hari saja.

Karenanya Egi menjadi lebih sering bersama paman dan bibinya, dan terbiasa ikut

berbaur bersama orang yang lebih tua. Egi dikenal sebagai seorang anak yang

mudah berbaur dengan teman sebaya ataupun lebih tua, maka tidak heran

pengetahuan Egi lebih luas dari usia anak-anak pada umumnya.59

Egi mengenal istilah hubungan seks saat masih remaja, hal itu Egi ketahui

dari pembicaraan orangtua disekitarnya. Kemudian Egi mengetahui bagaimana

persisnya hubungan seks tersebut dari video-video porno yang beredar, pada saat

usia masih remaja Egi telah menonton beberapa video-video porno. Dalam

hidupnya, di usai 17 atau 18 tahun pertama kali Egi merasakan hubungan seks

bersama kekasihnya. Hubungan seks antara Egi dan kekasih dilatarbelakangi

keinginan bersama, hubungan seks yang mereka lakukan tidak selalu terjadi hanya

beberapa kali dan juga hubungan asmara Egi bersama kekasih ternyata tidak

58
Ibid.
59
Egi (Nama Samaran), Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 10 Januari

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

bertahan lama.60 Lantaran masa muda Egi terjerumus dalam sebuah hubungan

seks pra-nikah, terkadang Egi merasa bersalah dan berdosa akan masa lalunya.

Egi menjadi takut jika suatu saat nanti ketika dia telah memiliki keluarga dan

memiliki seorang anak perempuan, dan anaknya mengalami hal serupa seperti

yang Egi lakukan dimasa mudanya.61

Seks diluar nikah yang saya pahami itu saat perempuan dan laki-laki tanpa
adanya status pernikahan namun melakukan hubungan badan selayaknya suami
istri.
Saya mengenal istilah hubungan seks itu dari orang-orangtua yang kadang
bercerita tentang hal itu saat berkumpul (ewen mina mama ku biasa aa amun
lagi kumpul-kumpul nah) ya bisa dikatakan saya tahu hal tersebut sejak kecil
namun saya memahami hal tersebut saat saya sudah remaja. Awal saya
menonton video porno itu kira-kira saat akhir masa SMP saya. Tapi awal-awal
waktu mencoba hubungan seks itu kira-kira sekitar umur 16 atau 17 tahun,
kalau tidak salah waktu kelas 2.
Saya tidak melakukan hubungan seks jika ada keinginan saja dan dapat
dihitung berapa kali, karena hubungan saya bersama kekasih saya saat itu
hanya bertahan satu tahun lebih.
Menyesal atau tidaknya, saya sulit menjelaskan yang saya rasa itu menyesal
atau tidaknya. Namun jika penyesalan saat melakukan hubungan seks ya tidak
ada, biasa saja. Namun jika tiba-tiba kepikiran tentang kejadian yang sudah-
sudah pasti ada rasanya menyesal, karena pacar saya itu anak perempuan
orangtuanya yang dijaga oleh orangtuanya. Takutnya saat saya sudah
berkeluarga dan memiliki anak perempuan, dan di perlakukan serupa oleh
kekasihnya, pastinya perasaan saya sangat sakit dan kecewa.

2.3.2. Pandangan Remaja dan Pemuda Jemaat GKE Aruk

Remaja dan pemuda Aruk dalam menjalin hubungan berpacaran, tidak

selalu dengan sesama remaja dan pemuda Aruk. Seringkali remaja dan pemuda ini

memiliki kekasih dari luar desa, jika mejalin hubungan dengan remaja dan

pemuda luar desa, biasanya remaja dan pemuda ini bertemu di Timpah ataupun

bertemu di SMPN-2 Timpah Satu Atap. Adapun jika memiliki kekasih sesama

penduduk desa, yang sedang dalam masa menempuh pendidikan SMA, seringkali

mereka berangkat

Ibi
60

d.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

dan pulang sekolah bersama-sama.62 Kadang kala ada sebagian orangtua yang ikut

campur dalam hubungan anak-anaknya. Bahkan ada pula orangtua meminta anak-

anak mereka untuk menikah segera jika telah memiliki kekasih, dan tidak perduli

dengan pendidikan yang sedang ditempuh oleh anak tersebut.

Tidak jarang orangtua terlalu ikut campur bahkan jika tidak sesuai dengan

keinginannya, maka hubungan asmara anak tidak akan direstui, orangtua terlalu

ikut campur dalam hubungan anak-anaknya seringkali mengakibatkan anak akan

membangkang dan karena penolakan yang mereka terima tidak sedikit

menyebabkan remaja dan pemuda menikah dini karena kehamilan diluar nikah.

Hal ini terjadi kembali, pada tanggal 27 dan 28 Januari 2020 seorang remaja Aruk

menikah pada usia 18 tahun dikarenakan kehamilan.63

Seks pra-nikah ialah hubungan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan

perempuan yang belum menikah, dan hubungan di luar nikah ini sering terjadi di

kalangan remaja dan pemuda. Maka sangat disayangkan banyak remaja dan

pemuda yang menikah di bawah umur, dan tanpa mereka sadari hal itu merusak

masa depan cita-cita mereka. Remaja dan pemuda mengenal hubungan seksual

dari menonton video-video porno dan akhirnya ada rasa ingin untuk mencoba hal

tersebut. Perilaku seks pra-nikah ini terjadi dikarenakan perilaku pacaran yang

menyimpang dari seharusnya. Seharusnya dalam masa pacaran, anak-anak

diberikan pengertian yang tepat tentang berpacaran dan juga orangtua

memberikan pengertian tentang seks yang sesungguhnya.64

62
Yunita, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 10 Januari 2020.
63
Ibid.
64
Indri Zakaria, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 12 Januari

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Melihat fakta yang terjadi, pihak gereja seringkali memberikan arahan,

nasehat seperti dalam ibadah SPRP yang secara rutin dilakukan, namun remaja

pemuda lebih asik dengan mobile phone yang mereka miliki dan tidak

mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendeta ataupun oleh penetua dan

diakon yang hadir pada saat itu.65

Menurut saya, hubungan seks di luar nikah sering terjadi di kalangan remaja,
maka dari itu sangat disayangkan banyak remaja putra yang menikah dibawah
umur, dan tanpa mereka sadari hal itu bahkan merusak masa depan dan cita-
cita mereka.
Remaja dan pemuda mengenal seks tersebut dari video-video porno dan
menyalahgunakan sosial media. Sehingga mereka menjadi ketagihan dan ingin
mencoba hal tersebut secara langsung tanpa mereka sadari resikonya. Remaja
dan pemuda ini tidak perduli dengan nasehat-nasehat dari orangtua ataupun
dari pendeta. Contohnya seperti saat ibadah remaja pemuda, biasanya mereka
sibuk dengan gadget masing-masing ataupun malah bermain-main dengan
teman.66

Perilaku seks pra-nikah hal yang dilarang oleh orangtua ataupun oleh

agama, jika hal ini dilakukan sebelum menikah maka ini merupakan sebuah dosa,

biasanya seks pra-nikah ini dapat terjadi karena terlalu seringnya pertemuan yang

dilakukan oleh sepasang kekasih, sehingga memberikan mereka banyak waktu

untuk mencoba hal-hal yang baru.67

Dalam berpacaran jika terlalu sering bertemu maka memberikan kesempatan


untuk berusaha mencoba-coba hal baru, dan terjadinya seks diluar nikah.
Seharusnya hal ini bisa saja tidak terjadi terhadap remaja dan pemuda yang
telah terjerumus dalam seks diluar nikah karena seringkali remaja dan pemuda
Aruk di nasehati oleh pendeta, kepala desa ataupun oleh orangtua dan kerabat
agar menajuhi hal tersebut, bahkan untuk menjaga pertemanan agar tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas.
Seks diluar nikah ini salah jika dilakukan, dan seks di luar nikah merupakan
dosa, karena belum adanya ikatan pernikahan antara sepasang kekasih itu.
Tidak hanya sekali dua kali remaja dan pemuda menerima nasehat-nasehat
untuk menjaga pergaulan, biasanya hampir dalam kesempatan natal pemuda
remaja pihak gereja juga desa selalu mengingatkan agar tidak terjerumus
pergaulan yang salah.68
65
Ibid.
66
Ibid.
67
Nindi Prandika, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 12 Januari 2020.
68
Ibid.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Dampak yang dirasakan oleh remaja dan pemuda Aruk, ialah selalu

diingatkan oleh orangtua untuk menjaga pergaulan dan berpacaran.69 Tidak hanya

di nasehati namun remaja dan pemuda kerap kali dicurigai oleh orangtua bahkan

selalu di tuduh melakukan hal yang macam-macam jika pulang melewati jam

malam yang ada. Anak perempuan tidak boleh sembarangan berteman dengan

lawan jenis, karena jika tidak maka ditakutkan membawa pengaruh buruk.70

Kejadian-kejadian yang semakin sering terjadi yaitu pernikahan dini karena


kehamilan semakin membuat orangtua menjadi takut dengan anak-anaknya,
semua yang dilakukan oleh anak-anaknya sedikit banyak harus diketahui oleh
orangtua. Setiap ada kesempatan orangtua pastinya menasehati dan terus
menegur agar membatasi pergaulan dan membatasi waktu untuk berpacaran.71
Remaja dan pemuda yang memiliki kekasih sering kali selalu dicurigai telah
melakukan hal-hal yang tidak benar jika terlambat pulang kerumah pada
malam hari, sebagai anak perempuan, saya tidak boleh berteman dan bergaul
dengan sembarang orang karena ditakutkan memberi pengaruh buruk bagi
saya.72

2.3.3. Pandangan Orangtua Terhadap Seks Pra-Nikah

Kehamilan di luar nikah sangat sering terjadi di jemaat Aruk, dan hal ini

menyebabkan masyarakat resah dan merasa prihatin dengan kasus yang sering

terjadi. Orangtua merasa khawatir dengan putra-putri mereka yang sedang

beranjak dewasa dan khawatir mengikuti jejak-jejak teman sebaya yang menikah

karena kehamilan.73 Ketakutan inilah yang menyebabkan orangtua menjadi keras

terhadap pegaulan anak-anak mereka. Tidak sedikit orangtua merasa kecewa atas

hal yang terjadi terhadap anak-anak mereka, yang menikah dini karena kehamilan

yang di alami.74

69
Frola, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September 2019.
70
Dea Lova, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September 2019.
71
Frola, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September 2019.
72
Dea Lova, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 22 September 2019.
73
Yunita, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 10 Januari 2020.
74
Sabrina Ayuni, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Perilaku seks pra-nikah dan pelajar yang hamil sangatlah meresahkan bagi

orangtua, dan hal ini sangat berpengaruh bagi masa depan remaja dan pemuda

yang pastinya melepaskan pendidikan karena menikah.75 Karena setiap orangtua

menginginkan yang terbaik bagi masa depan anak-anaknya, menempuh

pendidikan sebaik mungkin dan tidak mengikuti jejak orangtua yang kurang

dalam menjalani pendidikan. Anak-anak menjadi sebuah harapan dalam keluarga

dan kiranya dapat mengubah pola kehidupan sebelumnya.76

Seks pra-nikah mulai meresahkan masyarakat terutama orangtua, karena telah


banyak kejadian-kejadian yang terjadi seperti pernikahan dini karena
kehamilan dan hal yang ditakutkan jika anak-anak lain akan mengikuti jejak
mereka. Hubungan seks diluar nikaha dalah hal yang sangat salah, oleh karena
itu saya menasehati adik saya agar jangan dulu berpacaran, karena takutnya hal
ini akan memberikan hal yang buruk.77
Seks di luar nikah membuat orangtua semakin memperketat pergaulan anak-
anak remaja, karena orangtua takut akan hal-hal yang tidak diinginkan. Pasti
ada orangtua yang kecewa terhadap kejadian yang menimpa anak-anaknya,
namun bagaimanapun juga anak tersebut tetaplah anak mereka. Remaja yang di
ketahui mengandung, pastinya akan dinikahkan oleh orangtua mereka, dan
terpaksa anak-anak tersebut mengorbankan pendidikan yang mereka tempuh.78
Setiap orangtua menyekolahkan anak-anak mereka kerena mereka merupakan
harapan untuk memperbaiki keadaan hidup dan menginginkan anak-anak
mereka lebih berpendidikan dari pada ayah dan ibunya. Seorang anak pasti
menjadi tempat orangtua menggantungkan harapan, namun seringnya semua
ini hanya menjadi khayalan saya karena pernikahan dini yang berlangsung.79

2.3.4. Pandangan Gereja Terhadap Seks Pra-Nikah

Membahas mengenai seks, bahwa seks sebenarnya bukanlah sesuatu yang

kotor ataupun kekejian seperti yang diajarkan dalam kebudayaan terdahulu. Seks

menurut Alkitab ialah sebuah anugerah dari Tuhan kepada manusia. Namun,

dalam ajaran Kristen, seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang memiliki

ikatan

75
Marinae, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 11 Januari 2020.
76
Dahlia, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 11 Januari 2020.
77
Sabrina Ayuni, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.
78
Marinae, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 11 Januari 2020.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Dahlia, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 11 Januari 2020.


79

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pernikahan. Jadi seks diberikan dan dikuduskan oleh Allah untuk manusia yang

terikat pernikahan bukan sebelum pernikahan. Namun, walaupun seks hanya

boleh dilakukan dalam hubungan pernikahan, bukan berarti pendidikan seks tidak

boleh diberikan kepada ramaja dan pemuda yang belum menikah. Justru

pendidikan seks harus diajarkan sejak awal usia dini agar membantu remaja dan

pemuda mengerti juga memahami apa makna dari seks yang benar. Pendidikan

seks harus diajarkan tidak hanya kepada orang remaja dan pemuda namun juga

kepada orangtua.80

Pentingnya pendidikan seks di usia dini menjadi sebuah acuan untuk


mengurangi adanya hubungan seks di luar nikah bagi anak-anak remaja dan
pemuda di Desa Aruk. Pendidikan seks di usia dini ini sangat dibutuhkan agar
memberikan pengetahuan yang tepat mengenai seksualitas bagi anak-anak
Aruk.81
Saya sebagai diakon, orangtua juga masyarakat Aruk, merasa jika seks di luar
nikah ini adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan remaja dan pemuda
dan juga karena Desa Aruk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu seks
pra-nikah ini sangat-sangat menakutkan.82
Hal yang perlu dilakukan gereja ialah pendampingan bagi remaja dan pemuda,
mengingatkan bahwa seks pra-nikah ini hal yang berbahaya bagi mereka baik
itu melalui kebaktian SPRP, setiap kali adanya kebaktian ataupun menasehati
secara langsung.83
Pendampingan tidak hanya dilakukan kepada remaja dan pemuda, namun juga
kepada orangtua. Agar dapat berkerjasama dalam mengatasi seks pra-nikah
tersebut. Orangtua berparan besar dalam mendidik anak-anaknya kerana waktu
orangtua lebih banyak bersama anak-anak mereka.84

2.4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap remaja dan

pemuda yang melakukan seks pra-nikah di Desa Aruk, penulis melihat dan

mendalami kasus yang terjadi. Semua narasumber mengatakan bahwa pada

awalnya mereka mengenal hubungan seks ialah dari lingkungan pergaulan, video-

video porno, sosial media dan ditambah oleh rasa penasaran yang tinggi. Maka

80
Santra Budi, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 11 Januari 2020.
81
Yan Muses, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 22 September 2019.
82
Budi Hertanto, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk, 11 Januari 2020.
5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
83

Dahlia, Wawancara dilakukan oleh Melissa Indria, di Aruk 11 Januari 2020.


84

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

mereka mencari tahu kemudian melakukan hubungan seks tersebut bersama

kekasih ataupun bukan kekasih. Hal ini menimbulkan dampak bagi masa depan

remaja dan pemuda terutama dalam pendidikan, pendidikan harus ditinggalkan

karena pernikahan dini yang terjadi. Keresahan masyarakat terhadap seks pra-

nikah yang marak terjadi menjadi faktor orangtua membatasi pergaulan anak-anak

mereka.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB III

PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN TERHADAP SEKS PRA-

NIKAH

Bab ini secara khusus menguraikan pengertian seks secara umum,

pengertian seks pra-nikah menurut para ahli, seks pra-nikah menurut pandangan

Alkitab, hukum terhadap seks pra-nikah, sejarah singkat seks pra-nikah dan

landasan teori.

3.1. Pengertian Seks

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), kata seks diartikan

sebagai jenis kelamin, atau aktifitas yang berhubungan dengan alat kelamin,

seperti senggama1 ataupun berahi.2 Seks lebih dari sekedar aktifitas hubungan alat

kelamin,3 namun seks merupakan bagian dari hidup manusia dan tidak pernah

lepas dari kehidupan manusia sampai manusia tersebut wafat.

Pembahasan mengenai seks di kalangan masyarakat merupakan hal yang

masih tabu. Masyarakat lebih memilih menghindarai pembahasan mengenai seks

karena hal tersebut dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan dilarang. Jika

membahas perihal seks maka akan hal tersebut merupakan dosa dan tidak sopan.4

Maka oleh karena itu, orangtua sangat berhati-hati dalam membahas perihal seks

dengan berbagai alasan. Pemikiran semacam ini karena masih banyak masyarakat

memegang prinsip tradisional sehingga persoalan seks tidak dapat dibicarakan

1
Senggama adalah menyentuhkan atau menggosok antara alat kelamin lebih dikenal
bersetubuh. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Bahasa, 20082),
1315. 2Perasaan cinta kasih antara dua orang yang berlainan jenis kelamin bisa juga dikenal
dengan hasrat saat melihat pasangan yang dicintai. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta:
Pustaka Bahasa, 20082), 182.
3
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 19932),

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

1335.
4
Tulus Tu’o, Etika dan Pendidikan Seksual (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 19963), 10-11.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

secara bebas kepada kalangan muda, karena masih belum menikah dan masih di

bawah umur untuk mengetahui dan mendengarkan pembicaraan yang intim.

3.1.1. Pengertian Seks menurut Pemahaman Etika Kristen

Berdasarkan teori Robert P. Borong dalam buku Etika Seksual

Kontemporer, menyatakan bahwa hubungan seksual yang dilakukan tidak hanya

untuk memberikan keturunan ataupun sebagai pemuas nafsu belaka. Namun

hubungan seksual merupakan sesuatu yang suci, baik dan luhur, sehingga

hubungan seksual dinyatakan dalam wujud kasih dan kesetiaan terhadap pasangan

dan sebagai simbol hubungan antara Allah dengan manusia.5 Seks diciptakan

untuk mempererat relasi psikologis, spiritual, dan sosial antara suami dan istri.

Seks merupakan sesuatu yang suci dan luhur namun karena keberdosaan manusia

menjadikan seks turut terkena bias6 dari dosa.

Hubungan seks tidak bisa hanya dilihat sebagai aspek biologis saja, karena

hubungan seks salah satu bagian dengan kemanusiaan, dan hakekat kemanusiaan

ialah bergerak maju agar menemukan hakekat diri dalam keilahian. Oleh karena

itu seks merupakan satu bagian dari keseluruhan ciptaan Allah. Maka jika dilihat

melalui teks Alkitabiah, seks tidak lepas dari hubungan Allah dengan manusia,

bahkan seks menjadi simbol dari pernikahan.7

Penodaan dan kerusakan makna seks karena penyimpangan seksualitas

seperti perzinahan dan pencabulan.8 Teori ini dapat digunakan untuk membuka

pola pikir remaja dan pemuda yang masih tidak memahami tujuan penting dari

hubungan

5
Robert P Borrong, Etika Seksual Kontemporer (Bandung: Ink Media, 20062),1-13.
6
Belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening yang lain.
7
Ibid.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

8
Robert P.Borong, Etika Seksual Kontemporer..., 31-33.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

seksual tersebut. Teori ini juga berusaha menghilangkan cara pandang masyarakat

umum terhadap pembahasan mengenai seksualitas.

Berdasarkan teori J. Verkuyl dalam buku Etika Seksuil, menyatakan bahwa

seksualitas yang Allah ciptakan merupakan sesuatu yang suci dan kesuciannya

harus dijaga serta tidak digunakan secara sembarangan. Perbedaan jenis kelamin

dimaknai sebagai suatu kesamaan derajat antara perempuan dan laki-laki.

Terutama pada masa puber karena kecendrungan muda mudi yang sulit untuk

mengendalikan rasa ingin tahu dan kecendrungan untuk menerima pengakuan atas

diri mereka. Maka didikan orang tau menjadi hal yang penting untuk memberikan

pemahaman tentang kapan waktu yang seharusnya mereka menerima dan

menuntaskan rasa penasaran.9

Kecendrungan seksual diharapkan dapat tumbuh bersama dengan segala

cita- cita masa mendatang agar muda mudi dapat memiliki moral dan rasa

menghargai diri sendiri atas tubuh mereka. Jika hal tersebut tidak mampu

diusahakan dalam kehidupan, maka hasrat dan nafsu akan menjadi sangat sulit

untuk dikendalikan. Oleh karena itu dalam buku ini tidak hanya menuliskan dan

menjelaskan bagaimana seharusnya seksualitas itu dilakukan namun juga tentang

keberdosaan manusia.10

Kemudian dalam skripsi Mariani perihal Pendampingan Pastoral Bagi

Pemuda/I yang Melakukan Seks Bebas (Studi Kasus di Resort Kahayan Hulu

Tumbang Miri), tulisan ini membahas bagaimana sikap gereja dalam melihat seks

bebas yang dilakukan oleh pemuda/i serta bagaimana sikap orangtua dalam

menyikapi hal tersebut. Tulisan ini mengarah kepada pendampingan pastoral bagi

9
J. Verkuyl, Etika Seksuil:Etika Kristen II, diterjemahkan oleh R Soegiarto (Jakarta: Penetbit
Kristen, 19633), 7-30.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid., 7-30
10

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pemuda/i yang melakukan seks bebas agar dapat menyadari tujuan dari hubungan

seksual.11

Pergulan bebas yang mempengaruhi setiap kebiasaan baik dari pemuda/i

pada saat menuntut ilmu di luar kota menjadi permasalahan yang serius. Pada

masa-masa seperti ini menjadi memberikan peluang dalam memenuhi rasa ingin

tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tidak heran apabila beberapa diantara

pemuda/i seringkali mengambil keputusan yang berisiko hanya untuk merasakan

hal-hal yang belum mereka ketahui.12

3.1.2. Seks Pra-Nikah di Masa Lampau

Seks memang sudah dikenal masyarakat sejak puluhan miliar tahun yang

lalu. Oleh karena itulah, terdapat berbagai peradaban di bumi mengenai seks pra-

nikah sejak zaman dahulu. Namun penulis menggunakan sejarah mulai tahun 27

sebelum Masehi.

Bangsa Romawi kuno terkenal dengan kesenangan yang berhubungan

dengan seksual dan dikontrol oleh pria. Kehidupan seks bangsa Romawi kuno

mengikuti pola hidup orang Yunani. Yaitu pada tahun 27 sebelum Masehi, Kaisar

Agustus menjabat sebagai seorang kaisar, dari saat inilah reformasi moralitas

terjadi di Romawi kuno. Dalam kurun waktu 40 tahun kaisar Agung

menghentikan usaha rumah-rumah bordir dan membatasi seks dalam ranah politik

pemerintahan. 13

Kaisar Agustus membuat peraturan atas adanya penyelewangan seksualitas

dan penyelewengan ialah sebuah kriminalitas. Adanya peraturan tersebut

11
Mariani, Pendampingan Pastoral Bagi Pemuda/I yang Melakukan Seks Bebas (Studi Kasus
di Resort Kahayan Hulu Tumbang Miri), (Banjarmasin: Skripsi STT GKE, 2019), 1-5.
12
Ibid.
13
https://solusinews.blogspot.com/2014/01/kehidupan-seks-di-romawi-kuno.html, diakses

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pada hari Selasa, 03 Maret 2020, Pukul 02.16 WITA.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

menyebabkan kurangnya angka penyelewengan terhadap seks, namun peraturan

tersebut juga menyebabkan perceraian menjadi meningkat sedangkan angka

kelahiran begitu minim. Melihat hal ini kaisar Agustus membuat keputusan baru

yaitu kenaikan pajak namun bagi masyarakat yang memiliki anak maka akan

mendapatkan pengurangan pajak. Walaupun begitu, kebiasaan lama tidak dapat

hilang begitu saja dalam kehidupan masyarakat Romawi kuno.14

Penyelewengan seks telah menjadi sesuatu yang normal bagi laki-laki dan

perempuan Romawi. Perempuan-perempuan Romawi yang memiliki kedudukan

tinggi ataupun keturunan bangsawan pasti melakukan penyelewengan seksual

untuk mendapatkan kepuasan seks. Hal ini terjadi juga terhadap seorang anak

perempuan kaisar Agustus yang bernama Julia, walaupun Julia telah memiliki

suami dan juga anak namun Julia tidak segan-segan tidur bersama laki-laki

simpanannya. Pada abad ke 3 atas pimpinan Kaisar Konstantin mulailah

menerima ajaran-ajaran dari gereja Kristen dan ternyata ajaran Kristiani

memberikan perubahan-perubahan dan mempengaruhi kepemerintahan Kaisar

Konstantin.15

Pada tahun 410 Romawi Kuno runtuh, pada saat ini pula Jerome dan

Degustan membuat landasan bagi gereja Kristiani dengan melihat seks dan

seksualitas di kehidupan manusia. Berharap dengan adanya landasan Kristiani,

mampu mengubah pemahaman mengenai seks dan seksualitas, dan juga tidak lagi

mengikuti kebebasan seksual seperti para leluhur.16

Ibid.
14

Ibid.
15

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
16

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.1.3.Seks Pra-Nikah menurut Hukum

Pada dasarnya, seks pra-nikah bertentangan dengan agama, moral, asusila,

tradisi dan budaya. Seks pra-nikah berkembang dengan pesat tanpa ada

penanganan yang maksimal untuk mengatasi hal tersebut. Sedangkan saat ini telah

banyak terjadi hubungan seks pra-nikah antara laki-laki dan perempuan yang

dilakukan secara sukarela.17 Seks pra-nikah atau perzinahan kiranya dapat

dimasukkan ke dalam pelanggaran atau tindakan pidana dapat dijerat dengan

hukum. Adanya seks pra-nikah menimbulkan dampak negatif dan dapat merusak

moral bahkan mental terutama anak-anak bangsa. Oleh karena itu telah ada

hukuman pidana bagi pelaku seks pra-nikah walaupun masih belum sah

ditetapkan oleh pemerintah, dan seks pra-nikah telah masuk dalam beberapa unsur

dalam perzinahan. RUU KUHP menunjukkan beberapa pasal tentang penertiban

seks pra-nikah atau perzinahan:

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2019 (R KUHP 2019) masih


dalam pembahasan panjang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) masih
menyisakan banyak permasalahan. Terutama dalam hal tindak pidana yang
diatur dan bobot pemidanaannya. Di mana masih banyak tindak pidana yang
dirasa mengekang kebebasan warga negaranya dan overkriminalisasi. Adapun
ketentuan mengenai perzinaan juga mengalami perubahan yang sangat drastis
apabila dibandingkan dengan ketentuan dari KUHP lama. Di mana terdapat
perluasan makna dari tindak pidana zina itu dalam rumusan Pasal R KUHP
2019. Dalam R KUHP 2019, Tindak Pidana Zina diatur dalam BAB XV
Tindak Pidana Kesusilaan :18
Pada bagian ke 4, pasal 418
Dipidana karena zina, dengan pidana penjara paling lama 4 (Lima) tahun:
1. Laki-laki yang bersetubuh dengan seorang perempuan yang bukan istrinya
dengan persetujuan perempuan tersebut karena janji akan dikawini,
kemudian mengingkari janji tersebut karena tipu muslihat yang lain
dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
kategori III.
2. Dalam hal Tindak Pidana sebagaimana di maksud pada ayat (1)
mengakibatkan kehamilan dan laki-laki tersebut tidak bersedia mengawini
atau ada halangan untuk kawin yang diketahuinya menurut peraturan

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

17
J. Verkuyl, Etika Seksuil…, 29.
18
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17797/rancangan-undang-undang-2019#
diakses pada hari Selasa, 03 Maret 2020, Pukul 01.33 WITA.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

perundang-undangan di bidang perkawinan dipidana penjara paling lama 5


(lima) tahun atau denda paling banyak Kategori IV.
3. Dalam hal perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagai Korban janji akan dikawini, ketentuan sebagaimana dimaksud
Pasal 417 ayat (1) tidak berlaku.
Pasal 419
1. Setiap Orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar
perkawinan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan
atau pidana denda paling banyak Kategori II.
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan
penuntutan kecuali atas pengaduan suami, istri, Orang Tua atau anaknya.
3. Terhadap pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku
ketentuan Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 31.
4. Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan di sidang pengadilan
belum dimulai.

3.2. Masa Periode Remaja dan Masa Periode Dewasa

Ketika berada dalam masa periode peralihan atau lebih di kenal dengan

istilah masa pubertas ialah pada saat remaja dan pemuda laki-laki juga perempuan

mulai beranjak dewasa, pada saat-saat inilah tumbuhnya perasaan-perasaan dan

kecendrungan seksual. Dalam masa peralihan pastinya akan timbul perasaan-

perasaan yang membingungkan dan terkadang akan merasa tidak mampu lagi agar

dapat mengendalikan peraasaan-perasaan yang tidak menentu tersebut. Pada saat-

saat inilah diperlukannya perhatian dari orang-orang terdekat danblingkungan

sekitar agar kiranya dapat membantu remaja dan pemuda dalam belajar dan

memahami tujuan seksualnya. 19

Misalnya jika remaja dan pemuda tersebut salah dalam memilih dengan

siapa menjalani pertemanan ataupun memilih pergaulan sehari-hari maka pastinya

akan memberikan dampak bagi diri sendiri, pertemanan dan pergaulan yang buruk

seringkali membawa seseorang untuk turut dalam kebiasaan yang salah misalnya

19
J. Verkuyl, Etika Seksuil..., 29.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

seperti melihat dan menonton film-film dewasa ataupun video dan gambar-

gambar porno.20

Pergaulan dan pertemanan seorang remaja dan pemuda pada saat masa-masa

peralihan harus sangat diperhatikan. Menjalani dan memilih pergaulan maka

secera tidak lansung memilih bagaimana seorang individu akan bersikap nantinya,

contoh: memilih teman dan lingkungan yang positif akan memberikan dampak

yang baik bagi kehidupan seorang individu, perilaku dan kebiasaan baik yang

selalu dilihat maka pastinya akan diikuti oleh seseorang. Sebaliknya jika salah

dalam memilih pergaulan maka pastinya akan memberikan dampak yang buruk

bagi seorang individu. Perlu diketahui bahwa sikap dan karakter seseorang

terbentuk oleh kebiasaaan sehari-hari, kebiasaan yang berasal dari lingkungan

pergaulan dan orang sekitar dan hal tersebut akan terbentuk menjadi kepribadian

seseorang.21

3.2.1. Masa Periode Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Kata

remaja berasal dari bahasa Latin yaitu adolescere yang artinya tumbuh menjadi

dewasa. Pada saat memasuki masa remaja pastinya mengalami perkembangan dan

perubahan dari segi psikologi, emosional dan biologis. Usia masa remaja

dibedakan menjadi tidak bagian, yaitu; remaja awal 12-15 tahun di mana sedang

berada dalam tahap penuh dengan rasa keraguan dalam segala hal. Remaja

pertengahan 15-18 tahun, dalam usia ini mulai timbul kematangan pada diri

sendiri dan siap mengambil keputusan. Kemudian remaja akhir 18-21 tahun, telah

memiliki tujuan

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
20

Ibid., 32-35
21

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

hidup yang pasti dan dapat berinteraksi dengan masyarakat umum tanpa merasa

diabaikan.22

3.2.2. Masa Periode Dewasa

Masa dewasa adalah di mana individu telah selesai dalam masa

pertumbuhan dari segi fisik ataupun psikologi dan pantas agar bersama dengan

orang dewasa lainnya. Dewasa awal adalah rentang usia 20-40 tahun dimana

tahap perkembangan seseorang sedang berada pada puncaknya dengan kondisi

fisik dan pola pikir yang baik. Dewasa pertengahan 40-65 tahun dimana terjadi

pesnurunan kemampuan fisik dan dewasa akhir 65 tahun sampai meninggal di

mana pada usia akhir kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun.23

3.3. Pandangan Alkitab terhadap Seks

Menurut PL dalam Kejadian 1:1-2a mengatakan bahwa seks merupakan

sebuah anugerah, dan suatu ciptaan yang amat baik, serupa dengan ciptaan Allah

yang lainnya. Di dalam PL ditegaskan bahwa seksualitas merupakan sebuah

hubungan yang dilakukan atas dasar cinta kasih antara suami istri dan bukan

sebagai penyalur hasrat belaka, dan juga seks bukanlah suatu tindakan yang

mengikuti hawa nafsu beserta naluri saja, namun suatu perilaku yang harus

dikendalikan dan digunakan sesuai hakekat yang Allah maksud, oleh karena itu

manusia diharuskan untuk menjaga kesucian seks, dan jika melakukan seks di luar

pernikahan, maka hal itu merupakan dosa dan sama saja dengan penyembahan

berhala.24

Sesungguhnya seks tidaklah najis ataupun kotor, tetapi kenajisan dan

kekotoran ada pada diri manusia sejak jatuhnya manusia dalam dosa, maka

22
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 20159), 189-190.
23
Ibid., 233-234

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Robert P. Borong, Etika Seksual Kontemporer..., 2-3.


24

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

seksualitas manusia telah tidak murni seperti awal penciptaan. Oleh karena itu jika

terjadinya berbagai penyimpangan atas seks, dan manusia yang melakukan seks

dengan dikuasai dan dikendalikan oleh nafsu seksual maka menjadi dosa bagi

manusia, karena sesungguhnya hasrat seks cinta birahi (eros) adalah suatu yang

baik jika dikendalikan dengan benar.25

Hubungan seks dalam bahasa Ibrani ialah yada’ yang juga memiliki arti lain

mengenal. Pengenalan terhadap seksual sangat berbeda dengan pendidikan seks,

karena seks bukan hanya sebagai kepuasan biologis namun sebagai pengenalan

suatu hubungan namun pendidikan seks merupakan informasi penting yang perlu

didapatkan oleh anak agar dapat memahami dampak dari seksual dalam kehidupan

mereka, membantu memberi Pemahaman perbedaan dan menjaga diri.26

Seks dalam PL berkaitan dengan perkawinan, karena perkawinan

merupakan ikatan yang sah untuk melakukan hubungan seks. Seperti yang tertulis

dalam kitab Kejadian 2:23-23 “Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang

dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia

diambil dari laki- laki.” “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya

dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu

daging.” Dalam nast ini dengan jelas mengatakan bahwa perkawinan merupakan

ikatan yang sah untuk melakukan hubungan seks.27 PL menunjukkan sebuah

keharusan dalam menjaga kesucian seks dan keintiman hubungan seks harus ada

dalam ikatan pernikahan. Sehingga hubungan seks pra-nikah sama seperti

penyembahan berhala (Imamat 18:1-30; 20:10-21).28

25
Ibid.
26
Ibid., 4
27
Ibid.
28
Ibid., 5

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Kemudian dalam PB mengatakan seks merupakan tujuan pernikahan, maka

bisa dikatakan seks hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah Allah

persatukan dalam ikatan pernikahan.29 Hubungan seks dalam pernikahan adalah

sebuah perwakilan dari pernayataan cinta kasih, saling menghormati, dan saling

memberi. Karena hanya dalam ikatan pernikahan seks menjadi sebuah tanda

pernyataan kesatuan antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu seks tidak

bisa dilepas dari hubungan Allah dan manusia, bahkan seks ialah simbol

hubungan Allah dan manusia.30

Hubungan seks memiliki makna jika disertai dengan cinta kasih, agar

menyatukan suami istri masuk dalam kehidupan bahagia. Karena seks adalah

pernyataan cinta antara suami istri.31 Hubungan seks tidak hanya sebagai

pernyatan cinta kasih, namun juga sebagai kelangsungan keturunan, maka suami

istri bertanggung jawab kepada anak-anak sebagai hasil dari hubungan seks.32

Berdasarkan kitab Injil, seksual yang diutamakan Yesus adalah perkawinan,

perzinahan, hawa nafsu, perceraian, dan pernikahan kembali (Matius 5:27-32;

15:19; 19:3-12; Markus 7:21; 10:2-12; Lukas 18:18). Pada pasal-pasal ini Yesus

ingin menjelaskan arti dari perzinahan dan tidak membenarkan perceraian. Karena

perkawinan memliki makna penghormatan terhadap pasangan dan juga kepada

Allah yang memiliki arti komitmen, kepedulian dan kesetiaan. Dalam persoalan

seks Yesus menekankan bahwa dengan seks maka ada hubungan yang mendalam,

bermakna, serta akrab antara pasangan suami dan istri.33

29
Ibid., 6
30
Ibid., 7
31
Ibid., 28
32
Ibid., 29
33
Anne K. Hershberger, Seksualitas Pemberian Allah, terj. Sexuality God’s Gift,
diterjemahkan oleh B.H Nababan dan P. Lumbantobing (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20081), 30.

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.3.1. Pandangan Alkitab terhadap Seks Pra-Nikah

Menurut PL semua dosa perzinahan dilarang keras oleh Hukum Musa dan

juga dalam tradisi Yahudi. Dalam Imamat 18:31-30 menuliskan tentang

kekudusan perkawinan, nast ini menginginkan agar setiap orang yang percaya

menjauhi dosa zina dalam berbagai bentuk. Kemudian dalam 2 Tawarikh 21:10-

14, Allah menghukum Yoram dengan berbagai penyakit. Hal ini karena Yoram

mengajak penduduk Yerusalem dan Yehuda untuk turut serta dalam perzinahan

dan kesesatan, seperti yang dilakukan oleh keluarga Ahab. Di dalam kitab

Yehezkiel 16, nabi Yehezkiel menguraikan sejarah umat Allah yang berpaling dan

bersundal dengan ilah-ilah palsu bahkan bangsa-bangsa lain ada yang turut serta

dalam penyembahan ilah-ilah palsu di Yerusalem. Dalam KBBI kata percabulan

atau persundalan adalah perbuatan yang berhubungan dengan seksualitas.34 Jika

dilihat dari teks Alkitabiah, maka persundalan atau pencabulan selalu

dihubungkan dengan berhala karena penyembahan yang dilakukan dalam ritual

berhala itu melibatkan aktifitas seksual di dalamnya.

Menurut PB istilah pencabulan ataupun mengenai dosa perzinahan ada

dalam injil dan kitab surat-surat selalu sebagai rujukan terhadap dosa seksual.

Seperti dalam Matius 5:27 yang berkata “Kamu telah mendengar firman: Jangan

berzinah”. Larangan perzinahan sendiri telah ada sejak perjanjian lama yakni

tepatnya pada jaman Musa dan tertulis dalam 10 hukum taurat yang Allah berikan

kepada bangsa Israel saat itu. Dalam kitab Wahyu 2:14,20 mengatakan jika

percabulan berhubungan dengan berhala dan juga dalam Wahyu 17:1-2 berbicara

34
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka,
1993 ), 193, 975.
2

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

tentang pelacuran diakhir zaman, yang merupakan agama palsu yang berhala yang

dengannya "raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi

telah mabuk oleh anggur percabulannya".

3.4. Pendidikan Seksual

Remaja masa kini sering identik dengan nafsu yang bergejolak tinggi. Menurut
Rousseau nafsu merupakan karunia dari Allah yang bersifat suci. Nafsu atau
hasrat yang dirasakan oleh manusia merupakan hal yang alami, sehingga bagi
Rousseau lebih baik perkembangan perihal seksual juga berlangsung secara
alami juga. Orangtua tidak seharusnya berbohong, jika anak ingin mengetahui
tentang seks dan sudah sewajarnya orangtua menjelaskan dengan benar tanpa
mengurangi rasa hormat dan tidak menganggap seksual sebagai hal yang
najis.35 Seiring berjalannya waktu tentunya keingintahuan anak terus
berkembang apalagi ketika masa-masa masuk remaja. Oleh karena itu, perlu
untuk diperhatikan dalam hal mendidik remaja juga hendaknya disediakan
bacaan yang memperlihatkan persahabatan antara laki-laki dan perempuan
akan tetapi tetap menghindari bacaan atau hal-hal yang membangkitkan nafsu
seksual remaja. Maka pendidikan seksual harus diberikan kepada anak di
semua golongan usia ketika anak ataupun remaja mulai menanyakan tentang
seksualitas. Dalam hal pendidikan tersebut orang dewasa dilarang untuk
berbohong namun memberikan jawaban yang benar sesuai dengan bobot
kebutuhan keingintahuan anak maupun remaja tanpa melebih-lebihkan sebab
semua tahap keingintahuan tentang seksual dapat berkembang secara alami.
Hal yang terpenting ditekankan oleh Rousseau ialah rasa dan hasrat nafsu
seksual jangan dipupuk supaya tidak membahayakan masa depan dari remaja.36

Membahas seks secara terbuka dengan anak justru memberi kesempatan

untuk memberikan informasi yang sesuai dan tepat. Dengan begitu, anak tidak

akan mencari-cari sumber sendiri yang belum tentu aman dan tepat. Selain itu,

anak akan lebih percaya dan terbuka karena dia tahu bahwa orangtua dapat

menjadi teman

35
Griska Elisabet Rajakini, Peran Gereja Dalam Pendidikan Seksual Bagi Remaja (Upaya
Pendidikan Agama Kristen Melalui Gereja Memberikan Pendidikan Seksual bagi Remaja di
Jemaat GKE Karang Langit): Kajian Pendidikan Agama Kristen (Banjarmasin: Skripsi STT GKE,
2019), 54-55.

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
36

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

berdiskusi tentang hal yang paling pribadi sekalipun.37 Pembahasan tentang seks

bukan hanya seputar hubungan seksual pria dengan wanita yang kerap dinilai tabu

untuk dibicarakan sebelum anak berusia dewasa. Jika dilakukan dengan tepat,

diskusi ini justru akan memperluas pemahaman dan menjadi dasar mereka untuk

mengambil keputusan seputar seksualitas di masa yang akan datang. Oleh sebab

itu orangtua berperan penting dalam memberikan pendidikan seksual kepada

anak.38

Seks adalah hal yang manusiawi dan wajar, maka jika membahas dengan

baik akan membuat anak mampu melihat dunia dan diri sendiri secara beradab

dan lebih bijak menentukan pilihan-pilihan yang tepat.39 Mendiskusikan tentang

seks membuat anak menyadari bahwa harus melindungi dan menghargai tubuhnya

sendiri. Jika dilakukan dengan cara yang tepat, membahas tentang seks justru akan

membuat anak menganggapnya sebagai hal yang penting. Anak akan menyadari

bahwa tidak ada yang boleh memaksanya melakukan atau menerima perlakuan

buruk pada tubuhnya. Pemahaman yang tepat bisa membuat anak belajar untuk

memilih, bersikap, dan bertanggung jawab atas perbuatan.40 Hal yang tidak kalah

penting adalah saat mengutarakan risiko hubungan seksual pra-nikah, orangtua

sebaiknya memaparkan sisi positif dari seks yang dilakukan berdasarkan perasaan

cinta kasih. Dengan demikian anak diharapkan akan belajar menempatkan seks

sebagai ungkapan cinta kasih antar manusia secara dewasa.

37
David L. Scherrer, Linda M. klepacki, Bicara Tentang Seks dengan Anak Anda, terj. How
to Talk to Your Kids abouat Sexuality, diterjemahkan oleh Linggawati Haryanto (Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer, tahun1), 75.
38
Ibid., 65-72
39
Ibid.

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
40

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.5. Pengertian Etika dan Moral

Etika berasal dari bahasa Yunani sekitar abad I Masehi, kata tersebut ialah

ethos yang artinya adat istiadat atau kebiasaan seseorang maupun sekelompok

orang.41 Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk perbuatan

manusia atau ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Maka etika adalah

tunjangan bagi manusia agar melakukan hal yang benar, baik, dan tepat. Oleh

sebab itu maka etika berkaitan erat dengan aturan hidup yang baik dan tata cara

hidup yang baik.42 Norma adalah suatu kepercayaan tentang benar, baik, dan tepat,

yang sesuai dengan kesepakatan turun-temurun, yang mendasari tindakan atau

pemikiran. Seperti larangan jangan berbohong atau ujaran katakanlah kebenaran.

Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar-salah, baik-buruk, keyakinan, diri

sendiri, dan lingkungan sosial.43

Pada hakekatnya, etika dan moral memiliki makna juga pemahaman yang

serupa. Etika digunakan untuk menunjuk norma-norma yang bersifat umum dan

konseptual, sedangkan moral kepada yang lebih khusus dan spesifik.44

3.6. Etika Kristen

Etika Kristen ialah teologi tentang kehidupan manusia, yang membahas

perilaku manusia dalam konteknya untuk memenuhi kebutuhan Allah. 45 Teologi

ialah sebuah ajaran tentang Allah, Etika Kristen juga dikatakan menggunakan

pemahaman yang berlandaskan pemikiran manusia, namun haruslah disertai

41
J.J. Songan, Etika Kristen: Hal Asas, Perkawinan dan Budaya (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2017 ).
1
42
Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua: Perkenalan Pertama (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 200913), 5.
43
William Chang, Pengantar Teologi Moral (Yogyakarta: Kanisus, 20011), 85-86.
44
J.J. Songan, Etika Kristen hal Asas Perkawinan dan Budaya…, 6.
45
Ibid.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

dengan Alkitab yang berisikan wahyu Allah.46 Etika Kristen dapat memperoleh

keputusan etis hanya dengan menggunakan nalar, sedangkan Etika Kristen yang

berlandaskan wahyu Allah tidak akan pernah selesai, karena wahyu Allah akan

terus dinyatakan dalam perkembangan zaman tanpa akhir.47

Etika Kristen secara terkhusus mempunyai fungsi dan misi dalam kehidupan

manusia. Misinya yaitu memberikan tuntunan dan petunjuk bagaimana manusia

atau kelompok untuk mengambil keputusan tentang yang seharusnya. Keputusan

tersebut ialah keputusan yang tepat, dan harus diambil dalam situasi yang tepat

pula. Itulah mengapa dalam sebuah kasus dan masalah yang paling utama dalam

perbincangan ialah memutuskan keputusan yang etis.48

Etika Kristen tidaklah mengutip ayat-ayat Alkitab ataupun pokok-pokok

dogma untuk dijadikan bahan menyalahkan seseorang.49 Etika Kristen bertumpu

pada hubungan antara manusia dan Allah, sang Pencipta dan ciptaan. Sehingga

dalam mentaati kehendak Allah, maka hambanya memenuhi makna kehidupan. 50

Dalam Anthopologi Kristen mengatakan bahwa Teologi adalah upaya manusia

dalam memahami siapa manusia di iman Kristiani. 51 Jika dilihat dari hubungan

teologi dan athropologi Kristen, maka manusia ialah ciptaan Allah karena Dia

baik, kemudian manusia jatuh kedalam dosa karena telah rusak dan jahat, yang

terakhir dari perkerjaan Allah, ialah manusia ditebus karena adanya

pengharapan.52

46
Ibid.
47
Ibid.
48
Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua…, 95.
49
Ibid., 96
50
Verne H. Fletcher, Lihatlah Sang Manusia, Suatu Pendekatan pada Etika Kristen Dasar
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20071) 125.
51
Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua…, 100.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid., 101
52

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.6.1. Manusia Itu Baik

Alkitab menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah, manusia hanya

ciptaan dan mahluk yang diciptakan maka pasti berbeda dengan Dia yang

menciptakan. Menurut Kejadian 1:10,12,17 tertulis “Allah melihat bahwa

semuanya itu baik”. Baik yang Allah maksud ialah baik dalam individual yaitu

diri sendiri baik dan indah berharga, baik secara fungi yaitu mampu menjalani

kehidupannya sebagaimana maksud dan tujuan Allah, yang terakhir baik secara

rasional yaitu mampu menjalin relasi dengan sesama mahluk hidup dengan baik.53

Manusia sebagai ciptaan Allah yang segambar dan serupa dengan-Nya

memiliki tempat khusus dari semua yang Allah ciptakan. Karena manusia

memiliki rupa Allah dalam dirinya, maka manusia diharapkan dapat

mencerminkan gambar dan rupa Allah dalam hidup sehari-hari sesuai dengan

maksud Allah dari penciptaan

manusia.54

3.6.2. Manusia Itu Berdosa

Manusia adalah ciptaan yang baik juga serupa dan segambar dengan Allah,

namun kesempurnaan hanya milik Allah. Walaupun manusia merupakan ciptaan

yang segambar dengan Allah, manusia tetap jatuh dalam keberdosaan. 55 Manusia

tetaplah ciptaan Allah yang berasal dari debu dan tanah sehingga kata baik tetap

terus ada dalam diri manusia. Manusia berdosa bukan karena jahat namun

keterbatasan dalam diri manusia.56

53
Ibid.
54
Ibid.
55
Ibid., 103

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
56

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.6.3. Manusia Itu Pendosa Yang Dibenarkan

Manusia adalah pendosa namun oleh karena kasih karunia Yesus Kristus

manusia ditebus dan dibenarkan oleh Allah. Penebusan manusia dibayar dengan

harga yang mahal, pengorbanan Yesus di kayu salib menjadi pemulihan atas

rusaknya hubungan Allah dengan manusia. Keberdosaan dalam diri manusia telah

diangkat dan manusia dimerdekakan oleh Kristus. Buah dari pembenaran ialah

Roh Kudus maka orang percaya dipimpin oleh Roh Kudus maka Roh itu akan

menjadi satu dalam diri orang percaya, menjadi miliknya dalam kekekalan dan

tidak pernah lepas dari kehidupannya.57

3.7. Logika Berfikir Etika

Menurut Eka Darmaputera dalam buku Etika Sederhana Untuk Semua

terdapat tiga cara berfikir yaitu Deontologis, Teleologis, dan Kontekstual. Cara

berfikir deontologis ialah mendasar pada sebuah prinsip, hukum, dan norma yang

dianggap harus diikuti dalam semua situasi dan kondisi. Cara berfikir teleologis

adalah melihat dari tujuan dan hasilnya, tidak lagi mengacu pada hukum yang ada,

cara berfrikir kontekstual adalah cara berfikir yang melihat situasi dan kondisi,

suatu yang salah maupun benar tidak lagi penting, yang diutamakan ialah

keputusan yang tepat untuk hasil akhir:

3.7.1. Deontologis

Cara berfikir deontologis menurut etika mengarah kepada prinsip, hukum,

dan norma obyektif yang dianggap berlaku mutlak dalam situasi dan kondisi

apapun. Deontologis bersifat mutlak dan tidak dapat di tawar, dalam melakukan

penilaian etis maka hal yang salah maka akan dikatakan salah kemudian juga hal

Ibid., 106-107
57

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

yang benar maka akan dikatakan benar. Semua tindakan yang diberikan sesuai

dengan hukum.58

3.7.2. Teleologis

Tujuan teleologis menurut Eka Darmaputera, tidak mengacuhkan hukum.

Hukum tetap dilihat namun tidak diutamakan, karena teleologis lebih melihat

kepada tujuan dalam melakukan sesuatu. Sebesar apapun kesalahan yang

dilakukan jika berdasarkan tujuan yang baik maka hal tersebut dibenarkan.

Menurut Eka cara berfikir teleologis berdasarkan baik dan jahat.59

3.7.3. Kontekstual

Cara berifikir Kontekstual menurut Eka Darmaputera ialah sebuah

pemikiran yang berpusat pada situasi dan kondisi yang tengah di alami, tidak

melihat berdasarkan hal yang benar ataupun salah. Mengambil keputusan berfikir

kontekstual tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus

dipertimbangkan dengan baik, karena dasar pemikiran kontektual adalah

bertanggung jawab.60

Ketiga cara berfikir etis, deontologis, teleologis dan kontekstual, tidak bisa

di gunakan jika hanya memilih salah satunya. Ketiga cara berfikir etis ini saling

terhubung satu sama lain, karena ketiganya memiliki kekurangan dan kelebihan

masing-masing dan sebuah tindakan etis yang dapat dipertanggungjawabkan.

Karena dalam mangambil sebuah keputusan yang etis, semua keputusan tersebut

haruslah benar, baik, dan tepat. Sebuah keputusan yang baik ialah harus disertai

58
Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua…, 10.
59
Ibid., 11-12
60
Ibid., 14-16

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

dengan ketulusan hati, dan menyadari bahwa semua manusia berdosa dan

memiliki kekurangan masing-masing.61

3.8. Landasan Teori Etika

Bagian ini penulis membahas kerangka teoritis yang tepat untuk

menanggapi seks-pra nikah di kalangan remaja dan pemuda GKE Pandohop Aruk.

Teori-teori yang penulis gunakan ialah:

3.8.1. Utilitarisme

Utilitarisme berasal dari bahasa Latin yang artinya “berguna”. Utilitarisme

kerap disebut sebagai “etika sukses”, yaitu etika yang melihat kebaikan individu

dari perbuatannya, apakah hal tersebut menghsailkan hal yang baik ataupun tidak.

Utilitarisme menuntut agar individu-individu tidak melakukan hal-hal yang

berdampak buruk bagi kehidupan diri sendiri ataupun orang lain.62

Tujuan Utilitarisme adalah agar setiap individu selalu memeprhatikan setiap

tindakan dan tingkah laku yang dilakukan sehingga menghasilkan akibat yang

baik. Etika Utilitarisme melihat suatu kewajiban yang harus dilakukan atas diri

sendiri dan semua orang yang artinya tanggung jawab harus dilakukan kepada

semua orang.63 Maka Utilitarisme ialah suatu prinsip yang mengusahakan hal-hal

yang baik dan sikap tanggung jawab atas semua tindakan, karena setiap tindakan

yang dilakukan ialah sesuatu yang memiliki penilaian moral.64

61
Ibid., 10-16
62
Frans Magis Suseno, Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral (Yogyakarta:
Kanisus, 19871)
63
Ibid., 123
64
Ibid., 127

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3.9. Kesimpulan

Seksualitas merupakan sebuah hubungan perkawinan yang dilakukan atas

dasar cinta kasih antara suami istri, seks tidaklah najis ataupun kotor. Namun

kenajisan dan kekotoran ada pada diri manusia sejak kajatuhan manusia dosa.

Dosa perzinahan dilarang keras oleh Hukum Musa dan tradisi Yahudi. Dalam

Matius 5:27 yang berkata “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah”.

Larangan perzinahan sendiri telah ada sejak perjanjian lama yakni tepatnya pada

jaman Musa dan tertulis dalam 10 hukum taurat yang Allah berikan kepada

bangsa Israel saat itu. Jika dilihat dari Alkitabiah, maka persundalan atau

pencabulan selalu dihubungkan dengan berhala karena penyembahan yang

dilakukan dalam ritual berhala itu melibatkan aktifitas seksual di dalamnya.

Utilitarisme menjadi patokan dalam melihat suatu tingkah laku dari remaja dan

pemuda Desa Aruk, juga sebagai suatu prinsip untuk penilaian moral remaja dan

pemuda sehingga terus mengusahakan hal-hal yang baik dan sikap tanggung

jawab atas semua tindakan.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB IV

ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA TERHADAP SEKS

PRA-NIKAH YANG DILAKUKAN REMAJA DAN PEMUDA

Analisis dan Interprestasi Data merupakan suatu penelitian yang mendalam

terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui sebab, akibat dan proses dari

permasalahan yang diteliti serta memberikan gagasa-gagasan dari teori yang

diberikan hasil dari analisis.1 Pada bab II penulis telah memaparkan tentang

gambaran umum Desa Aruk, gambaran umum Jemaat Aruk dan realitas seks pra-

nikah remaja dan pemuda di Desa Aruk. Kemudian dalam bab IV penulis akan

menguraikan analisis berdasarkan data lapangan dan juga teori-teori yang penulis

gunakan pada bab III.

Etika memiliki tiga prinsip dalam melihat suatu kejadian yang terjadi, yaitu

baik, benar dan tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Etika melihat tindakan

yang seharusnya dilakukan dan yang tidak dilakukan. Dalam kajiannya etika

adalah sebuah ilmu yang mengalisis, membahas dan juga merumuskan sebuah

obyek secara rasional dan masuk akal, itulah sebabnya etika dikatakan ilmu.2

Berdasarkan tiga prinsip etika, maka untuk melakukan sebuah kajian dalam

penulisan ini penulis melakukan penggabungan antara data dari bab II dan

kerangka teori bab III. Kedua variabel ini digabungkan melihat etis atau tidaknya

bagi warga Jemaat GKE Pandohop Aruk. Sebagai kesimpulan akhir penulis akan

memberi sebuah keputusan etis yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi

saat ini.

1
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia…, 46.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

2
Eka Darmaputera, Etika Sederhana Untuk Semua: Perkenalan Pertama…, 5.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

4.1. Seks Pra-Nikah di Kalangan Remaja dan Pemuda Desa Aruk dari Teori

Utilitarisme

Mengacu kepada penyebab seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda

Desa Aruk yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengaruh teman sebaya,

pengaruh lingkungan pergaulan, pengaruh video dan foto porno, kurangnya

pengawasan orangtua dan rasa ingin tahu yang berlebihan. Hal ini

memperlihatkan bahwa remaja dan pemuda Desa Aruk memiliki hak atas diri

sendiri dalam melakukan hal-hal yang diinginkan.3

Hal tersebut bertentangan dengan teori utilitarisme, utilitarisme menjelaskan

bahwa tindakan seseorang seharusnya dapat memberikan dampak yang baik bagi

orang sekitar. Utilitarisme mengharapkan agar seseorang mampu menghindari

hal- hal yang dapat memberikan dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang

lain, oleh karena itu utilitarisme berlandaskan kepada peraturan-peraturan tertentu

agar lebih memperhatikan akibat dari setiap tindakan yang dilakukan.4

Jika semakin banyak angka pelanggaran yang terjadi, artinya semakin

rendah pemahaman dalam keimanannya namun semakin tidak melanggar artinya

jemaat tersebut terus menghargai jati dirinya dan berusaha menjadi seorang yang

taat, bermoral, dan iman yang terus bertumbuh. Jika dalam suatu jemaat tidak

memiliki sebuah peraturan untuk mengatur setiap tindakan dan perbuatan bukan

berarti warga jemaat dapat melakukan segala sesuatu dengan bebas. Sebagai

warga jemaat GKE, masyarakat Desa Aruk seharusnya mampu mempergunakan

kebebasan tersebut dengan baik bagi diri sendiri dan orang-orang sekitar.

3
Lihat Bab II, halaman 39-
48.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Remaja dan pemuda di Desa Aruk memiliki peluang yang sangat besar

terjerumus dalam seks pra-nikah, jika dilihat dari kejadian yang telah terjadi

seperti pernikahan karena kehamilan sebelum menikah.5 Seks pra-nikah yang

berujung pada pernikahan dini dapat memberi dampak bagi kehidupan

berkeluarga di masa mendatang. Karena pola pikir remaja dan pemuda yang

masih tidak mampu menyesuaikan cara berfikir orang dewasa. Oleh karena itulah

gereja sebagai tempat persekutuan, beribadatan dan tempat pembentukan iman

seharusnya mampu membimbing remaja dan pemuda untuk lebih bertanggung

jawab dalam setiap tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan.

4.2. Perkembangan Sosial Remaja dan Pemuda

Masa remaja dibedakan menjadi tiga bagian yaitu remaja awal 12-15 tahun.

Remaja pertengahan 15-18 tahun, kemudian remaja akhir 18-21 tahun.

Berdasarkan tingkatan-tingkatan fase usia tersebut setiap individu akan

mengalami berbagai keadaan. Seperti suasana hati yang tidak menentu, rasa ingin

tahu yang meningkat, kematangan reproduksi, emosional, dan psikologi. Secara

psikologis masa remaja adalah di mana individu memulai interaksi dengan

masyarakat luas.6 Masa remaja juga dikenal sebagai suatu masa peralihan dari

masa anak-anak ke masa dewasa, dengan di sertai perkembangan, pertumbuhan

dan perubahan fisik yang menunjukkan kematangan organ reproduksi serta

optimalnya fungsi organ-organ lainnya.7

Berdasarkan hasil penelitian kepada remaja usia 12-15 tahun masih dalam

tahap pertumbuhan dalam penambahan tinggi badan dan perubahan fisik dan

5
Lihat Bab I, halaman 1-2.
6
Lihat Bab III, halaman
64.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

perubahan tersebut berbeda dari lawan jenis. Pada usia 15-21 tahun perkembangan

fisik yang semakin terlihat perubahannya bahkan mulai bertingkah dan terlihat

lebih dewasa yang didukung dengan perubahan bentuk tubuh semakin berisi bagi

perempuan dan badan terlihat kekar bagi laki-laki, walaupun tidak keseluruhan

remaja mengalami perunahan-perubahan yang serupa namun secara signifikan

semua mengalami perubahan fisik yang sama. Rata-rata remaja laki-laki di Desa

Aruk pada usia tersebut telah mampu berkerja membantu orangtua menambang

emas, dan menjadi lebih dewasa daripada usianya.

Masa dewasa adalah di mana seorang individu telah selesai dalam masa

pertumbuhan dari segi fisik ataupun psikologi dan pantas agar bersama dengan

orang dewasa lainnya. Dewasa awal berada pada rentang usia 20-40 tahun,

dewasa pertengahan 40-65 tahun, dewasa akhir 65 dimana perkembangan fisik

telah selesai dan kematangan atas emosional dan pada usia-usia akhir kemampuan

fisik maupun psikologis cepat menurun.8 Masa dewasa memasuki tahap yang

penuh tanggung jawab, dan diharuskan menjadi individu yang berpikiran lebih

kritis dalam segala situasi. Individu yang dewasa sering kali menjadi tempat yang

dipercaya untuk memikirkan dan menyelesaikan masalah tanpa harus adanya

ketidakseimbangan antara kedua pihak.9

Pada usia dewasa awal hingga dewasa akhir, pemuda Desa Aruk seringkali

menghabiskan masa muda untuk mengejar cita-cita. Namun tidak sedikit pula

pemuda dan pemudi Desa Aruk lebih memiliki bekerja bersama orangtua

kemudian menikah bersama kekasih masing-masing. Hal ini terjadi terus menerus

seperti rantai makanan, banyak pemuda dan pemudi lebih memilih menetap di

8
Lihat Bab III, halaman
64.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

desa dari

8
Lihat Bab III, halaman
64.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pada keluar daerah untuk mengadu nasib. Biasanya pemuda dan pemudi yang

memilih keluar dari desa ialah mereka yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

universitas.

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri,

dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusa tidak dapat hidup secara individu,

manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Dalam etika Kristen,

pergaulan di atur dengan sedemikian rupa dan juga pergaulan tersebut harus

diketahui bagaimana lingkungan dan pergaulan yang dijalani. Pergaulan dengan

teman sebaya, lawan jenis ataupun dengan orang-orang yang usia jauh lebih

dewasa kiranya dapat memberikan dampak-dampak positif, mencontoh tingkah

laku yang baik dan menjauhi hasrat ketertarikan secara seksual kepada lawan

jenis.10 Dalam masa peralihan remaja menuju dewasa jiwa-jiwa dan perasaan

menjadi sulit dikendalikan terutama dalam kecendrungan hasrat seksual, maka

kecendrungan seksual haruslah di imbangi.11 Bagi remaja dan pemuda awal,

biasanya tekanan hasrat untuk melakukan hubungan seksual dapat diatasi dengan

berbagai kegiatan seperti minum-minuman keras, obat-obatan bahkan melakukan

hal-hal negatif lainnya.

Pergaulan yang benar ialah berada dalam lingkungan yang baik bersama-

sama dengan individu ataupun kelompok-kelompok yang mengerti dan

memahami ajaran-ajaran agama, dekat dengan Pencipta dan tidak hanya itu saja,

manusia yang baik dan benar pasti tidak akan turut masuk dalam pergaulan yang

negatif karena jika ruang lingkup pergaulan dengan masyarakat sekitar rusak

pastinya akan

10
Lihat Bab II, halaman 37-39.
11
J. Verkuyl, Etika Seksuil…,

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

menimbulkan dampak yang sangat merugikan karena akan adanya malapetaka

dan hukuman.12

Sebagai umat Kristiani dan mengingat panggilan Kristus untuk bergaul

dengan penuh cinta kasih kepada sesama, maka remaja dan pemuda Desa Aruk

haruslah mengerti dan memahami maksud panggilan dan perintah Allah untuk

hidup dalam damai dalam persekutuan dan pergaulan yang baik terhadap segala

ciptaan lainnya. Pergaulan yang baik dan benar di tengah-tengah sesama akan

mendatangkan berkat bagi semua orang. Oleh karena itu sebagai umat Kristen kita

perlu mengingat kembali panggilan dan perintah Tuhan agar dapat bergaul dengan

baik dan memilih mana yang baik dan benar kemudian menjauhi yang salah.

4.3. Seks Pra-Nikah yang Terjadi dan Pandangan Etika Kristen

Saat ini pergaulan yang salah dapat membuat merosotnya keadaan manusia

dalam keberdosaan. Laki-laki dan perempuan yang tidak lagi membatasi diri

dalam pergaulan dan tingkah laku, sehingga kecendrungan untuk jatuh dalam

keberdosaan semakin besar. Pernikahan dini terjadi karena kehamilan pra-nikah

membuat masyarakat merasa resah dan prihatin, dengan adanya persoalan tersebut

disebabkan karena masih banyak remaja dan pemuda di Desa Aruk yang kurang

memahami makna seks sesungguhnya.13

Seks pra-nikah tergolong dalam perzinahan. Perzinahan ialah hubungan

seksual yang terjadi di luar pernikahan yang sah, jika dilihat dari pemahaman

yang lebih umum maka perzinahan ialah hubungan seksual oleh individu yang

telah

12
Ibid., 26
13
Lihat Bab I, halaman 1-

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

memiliki keluarga namun melakukan hubungan seksual dengan individu yang

bukan suami ataupun istrinya.14

Teori-teori yang penulis pakai dapat digunakan untuk membuka pola pikir

remaja dan pemuda Desa Aruk masih tidak memahami tujuan penting dari

hubungan seksual, teori ini juga berusaha menghilangkan cara pandang

masyarakat terhadap pembahasan mengenai seksualitas. Perbedaan jenis kelamin

dimaknai sebagai suatu kesamaan derajat antara perempuan dan laki-laki.

Terutama pada masa puber karena kecenderungan muda mudi yang sulit untuk

mengendalikan rasa ingin tau dan kecenderungan untuk menerima pengakuan atas

diri mereka.15

Keingintahuan tentang seks pada remaja dan pemuda Desa Aruk,

merupakan hal yang wajar saat memasuki masa remaja dan mulai tertarik dengan

hal-hal tentang seks. Mengingat diri mereka telah mengalami kematangan dalam

organ seksual dan sistem reproduksi. Keingintahuan akan hal baru termasuk seks

menjadi kebutuhan dalam perkembangan pikiran remaja sehingga adanya rasa

ingin tahu dan penasaran membuat remaja dan pemuda mencari tahu tentang

seksualitasa. Maka setelah memahami dari beberapa teori di atas yang penulis

maksud dengan masa puber adalah suatu masa peralihan dari masa remaja menuju

masa dewasa, dengan ditandai perkembangan dan pertumbuhan fisik yang

menunjukkan kematangan organ reproduksi serta sempurnanya fungsi dari organ-

organ tubuh lainnya.

Oleh karena itu dalam masa puber remaja dan pemuda Desa Aruk haruslah

mengerti dan memahami tentang hubungan seksual sebagai anugerah dari pada

Robert P. Borong, Etika Seksual Kontemporer...,


14

31.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Allah, dan tidak dapat dipergunakan dengan sembarangan terutama seks pra-

nikah.

Robert P. Borong, Etika Seksual Kontemporer...,


14

31.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Jika individu memiliki pemahaman yang salah dan tidak sesuai mengenai

hubungan seks, tentunya harus dituntun agar dapat memahami maksud yang

sesungguhnya dan kembali ke dalam pemahaman yang tepat. Individu-individu

dalam masa peralihan sangat memerlukan tuntunan agar terus berada dalam

pemahaman yang benar.16 Seks pra-nikah merupakan perzinahan seperti yang

tertulis dalam hukum ke enam, perlu diingat kembali bahwa sesungguhnya

hubungan seksual itu adalah baik jika dilakukan dalam ikatan pernikahan. Seks

diberikan oleh Allah agar lebih mempererat cinta kasih dan komitmen dalam

hubungan, dan pernikahan juga ialah kehidupan yang kudus dihadapan Allah.17

4.3.1. Pengaruh Teman Sebaya

Perilaku ini berawal dari ruang lingkup pergaulan yang memberikan

dampak negatif sehingga memicu rasa keingintahuan dalam diri. Seperti yang

diketahui bahwa pergaulan memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian

seorang individu. Sehingga mempermudah untuk mendapatkan informasi yang

diinginkan dengan bertanya kepada teman bergaul. Pergaulan dan ruang lingkup

sosial yang negatif dapat memicu seorang individu berbuat hal yang serupa seperti

sekelompok individu disekitarnya. Terutama pada zaman modern pergaulan

semakin menyimpang dan melewati batas-batas norma.18

Pada saat ini kebebasan pergaulan telah melewati batas kewajaran dan telah

sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Remaja dan pemuda di Desa Aruk

tidak membatasi dalam pergaulan dengan lawan jenis bahkan tidak segan untuk

bermesraan bersama kekasih di tempat umum, hal tersebut ada karena adanya

Lihat Bab III, halaman 63.


16

Lihat Bab III, halaman 64-


17

66.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

penyimpangan-penyimpangan dalam pergaulan. Teman merupakan orang yang

paling berpengaruh bagi pergaulan remaja. Apabila seorang remaja sudah salah

dalam memilih teman pasti memberikan dampak buruk, dan menyebabkan

perilaku individu akan tidak terkontrol.19

4.3.2. Pengaruh Video Porno

Karena adanya tekanan dari diri sendiri karena terlalu sering menonton dan

melihat video porno atau mungkin dari pasangan. Kemudian disusul oleh

dorongan nafsu seks secara emosional, disamping karena rendahnya pemahaman

tentang makna cinta dan rasa keingintahuan yang tinggi tentang seks maka dapat

dipastikan hubungan seks pra-nikah akan menjadi tujuan dalam menjalani

hubungan asmara.20 Dalam pergaulan dengan lawan jenis yang paling penting

ialah pengendalian diri dan disiplin untuk terus mawas diri, maka hal tersebut

memberikan dampak positif dalam menjalani kehidupan lebih baik.21

Masa saat ini, remaja dan pemuda hidup dalam zaman berteknologi

sehingga mempermudah segala sesuatu. Hingga remaja dan pemuda dapat hidup

dalam pengaruh gambar-gambar dan video-video yang mampu memangsa pola

fikir dan merusak. Pornografi dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi

terhadap seks bahkan pornografi juga dapat mempengaruhi pikiran sehingga

menyebabkan tidak fokus dengan apa yang dikerjakan, kehilangan semangat

belajar, dan malah membuat remaja kecanduan dalam melakukan hal-hal yang

negatif yang mengarah kepada seks pra-nikah.

Lihat Bab III, halaman 29-35.


19

Lihat Bab II, halaman 42-


20

44.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

4.3.3. Pengaruh Rasa Ingin Tahun

Melihat permasalahan saat ini telah banyak remaja dan pemuda yang

terjerumus dalam pergaulan bebas, seperti yang diketahui pergaulan bebas ialah

perilaku yang menyimpang dikalangan remaja dan pemuda dan melakukan

kenakalan seperti minum minuman keras, mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-

obatan bahkan melakukan seks pra-nikah. Kenakalan dan penyimpangan seperti

hal ini seringkali di temui dalam lingkungan manapun. Bukan hal baru jika remaja

dan pemuda menjadi pengonsumsi miras dan pengguna obat-obatan, karena hal ini

bisa meraka dapatkan dari teman-teman pada saat berkumpul dan menyebabkan

ketagihan.22

Kemudahan dalam informasi di dunia maya juga dapat menyebabkan remaja

dan pemuda masuk dalam pergaulan yang salah, seperti yang diketahui jika

remaja dan dewasa pasti memiliki dan mengerti cara mengakses sosial media

sehingga mudah memperoleh segala macam konten pornografi, dan adanya

infomasi yang yang mudah didapatkan, maka rasa penasaran tersebut semakin

mendorong mereka untuk melakukan berbagai hal. Hal ini sangat

memprihatinkan, karena seharusnya sosial media menjadi tempat untuk

memudahkan komunikasi, mempererat hubungan pertemanan dan mempermudah

mendapatkan informasi tetapi disalah gunakan.23

Pada dasarnya, seks pra-nikah bertentangan dengan agama, moral, asusila,

tradisi dan budaya. Seks pra-nikah berkembang dengan pesatnya tanpa ada usaha

maksimal untuk mengatasi hal tersebut. Sedangkan saat ini telah banyak terjadi

hubungan seks di luar nikah antara muda mudi yang dilakukan secara sukarela.

Seks
Lihat Bab II, halaman 44-
22

45.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Lihat Bab II, halaman 44-


22

45.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

pra-nikah atau perzinahan kiranya dapat dimasukkan ke dalam pelanggaran atau

tindakan pidana dapat dijerat dengan hukum. Seperti yang terdapat dalam pasal ke

5 (lima) bahwa laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki ikatan dalam

perkawinan yang sah dan melakukan persetubuhan maka hal tersebut adalah

perzinahan. Tidak hanya dalam agama yang melarang tentang perzinahan namun

dalam ranah hukum juga melarang adanya perzinahan, karena selain dosa hal

tersebut dapat juga merusak masa depan remaja dan pemuda.24

Seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda di Desa Aruk jika dilihat

dari segi hukum hal tersebut telah melanggar, seperti yang tertulis dalam

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2015 (R KUHP 2015) yang

menetapkan sanksi dan larangan terhadap seks pra-nikah. Namun pada dasarnya

hukum kepada perzinahan tersebut belum di tetapkan secara sah, tetapi jika

melihat perbuatan- perbuatan remaja dan pemuda yang melakukan hubungan seks

pra-nikah maka dapat dikatakan bahwa remaja dan pemuda telah melanggar dari

pasal tersebut dan dapat di jerat oleh pasal yang telah ditetapkan.

4.3.4. Pengaruh Kurang Pengawasan Orangtua

Kebanyakan remaja dan pemuda merasa jika kepercayaan orangtua

bukanlah hal yang besar, sehingga mudah untuk dilanggar. Hal ini menyebabkan

remaja dan pemuda dapat berada pergaulan yang salah. Kebanyakan remaja dan

pemuda merasa kebebasan dan tidak terbebani dengan aturan-aturan yang

diberikan orangtua. Seringkali dalam menempuh pendidikan remaja dan pemuda

akan jauh dari orangtua, dan mulai hidup dalam lingkungan yang baru dan

tinggal seorang

24
Lihat Bab III, halaman 60-

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

24
Lihat Bab III, halaman 60-

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

diri hal ini cenderung membuat penyimpangan dalam pergaulan remaja dan

pemuda.25

Sering kali dalam menjalani kehidupan sebagai anak kost, kebiasaan sehari-

hari akan berubah karena merasa adanya kebebasan, hal ini yang memicu

penyimpangan dalam pergaulan dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk

bersenang-senang. Pada usia-usia remaja pastinya memiliki keingintahuan yang

begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-teman sepergaulan seringkali

menceritakan bahwa hubungan seks memiliki kenikmatan tersendiri.26

Kemudian ada juga orangtua yang lupa pada kewajiban dikarenakan terlalu

sibuk dalam pekerjaan. Sehingga menyebabkan hubungan orangtua dan anak

menjadi renggang, dan menyebabkan anak menjadi melakukan berbagai hal-hal

untuk mencari perhatian dari orangtua. Pada masa remaja juga merupakan masa

ingin diakui oleh lingkungan sekitar, hingga menyebabkan keinginan untuk

melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan oleh teman-teman sebaya.

Tidak hanya itu saja, sering kali ketakutan yang dirasakan oleh orangtua

menyebabkan mereka lebih protektif terhadap anak-anaknya. Kehamilan dan

pernikahan dini menjadi hal yang menakutkan bagi orangtua, dan sangat takut jika

hal tersebut akan terjadi kepada anak-anak mereka. Seharusnya antara orangtua

dan anak harus ada keterbukaan, pun juga sikap para orangtua yang mengekang

dan ikut campur dengan kehidupan remaja haruslah dihilangkan dan tidak terlalu

berlebihan dalam menuntut apa yang harus dilakukan oleh anak-anak.27

25
Lihat Bab II, halaman 45-
47.
26
Ibid.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Jangan sampai peraturan yang diberikan oleh orangtua membuat anak tidak

nyaman berada di sekitar dan lebih merasa nyaman untuk bergaul bersama dengan

teman sebayanya saja dibandingkan dengan orangtua karena terlalu ikut campur

dalam pilihan anak. Hal ini memperlihatkan bahwa remaja dan pemuda seringnya

sangat tidak ingin dikekang oleh peraturan-peraturan dari orangtua. Seperti yang

diketahui pada masa usia remaja ialah masa bagi mereka untuk mencari tahu

tentang jati dirinya dan mengambil keputusan tanpa adanya pengaruh dari

orangtua. Karena orangtua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak

dan perhatian orangtua sangat diperlukan. 28

Apabila orangtua kurang memiliki waktu untuk bersama anak-anak agar

dapat memberikan pemahaman yang benar tentang pergaulan yang salah dan

benar maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal-hal yang buruk.29

Maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orangtua paling dibutuhkan seorang

anak, namun bukan perhatian dalam pengendalian sepenuhnya dalam pergaulan

anak sehingga menyebabkan tidak ada kesempatan bagi anak untuk memilih yang

kehendaki.30

4.3.5. Pengaruh Pergaulan

Kebebasan dalam pergaulan dan tidak melihat usia dalam bergaul juga dapat

memberikan dampak buruk bagi remaja dan pemuda. Karena akan ada banyak hal

yang seharusnya belum saatnya untuk diketahui namun diketahui pada usia yang

belum mengerti arti dan maksud yang sesunggunya dari pembahasan tersebut.

Maka alangkah lebih baiknya jika orangtua tetap dapat mengontrol dan melihat

dengan siapa dan tetap menjaga pembahasan jika sedang bersama remaja dan

28
Ibi
d.
29
Ibi

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

anak-

28
Ibi
d.
29
Ibi

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

anak yang seharusnya masih tidak pantas untuk mendengarkan pembicaraan yang

sedang di bahas. Perihal ini masyarakat umum juga harus bisa mengambil bagian

dalam membatasi pergaulan remaja dan pemuda yang masih belum mengerti

batasan-batasan yang tidak dapat mereka lewati pada masa usia tertentu.31

Lingkungan hidup tempat seseorang tinggal tentunya akan mempengaruhi

pola pikir, cara bergaul dan kepribadian seseorang. Jika lingkungan sosial tempat

tinggal tidak peduli terhadap sekitar dan cenderung membiarkan bebas remaja dan

pemuda maka seseorang yang hidup di lingkungan tersebut akan berperilaku

demikian juga.32

4.4. Pemahaman Seks Pra-Nikah menurut Orangtua

Ketakutan yang dirasakan oleh orangtua menyebabkan mereka lebih

protektif terhada anak-anaknya. Kehamilan dan pernikahan dini menjadi hal yang

menakutkan bagi orangtua, dan sangat takut jika hal tersebut akan terjadi kepada

anak-anak mereka. Seharusnya antara orangtua dan anak harus ada keterbukaan,

pun juga sikap para orangtua yang mengekang dan ikut campur dengan kehidupan

remaja haruslah dihilangkan dan tidak terlalu berlebihan dalam menuntut apa

yang harus dilakukan oleh anak-anak.33

Jangan sampai peraturan yang diberikan oleh orangtua membuat anak tidak

nyaman berada disekitar dan lebih merasa nyaman untuk bergaul bersama dengan

teman sebayanya saja dibandingkan dengan orangtua karena terlalu ikut campur

dalam pilihan anak. Hal ini memperlihatkan bahwa remaja dan pemuda seringnya

sangat tidak ingin dikekang oleh peraturan-peraturan dari orangtua. Seperti yang

Lihat Bab II, halaman 47-48.


31

Lihat Bab III, halaman 32-35.


32

33
Lihat Bab II, halaman 52-

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

diketahui pada masa usia remaja ialah masa bagi mereka untuk mencari tahu

tentang jati dirinya dan mengambil keputusan tanpa adanya pengaruh dari

orangtua. Karena orangtua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak

dan perhatian orangtua sangat diperlukan. Apabila orangtua kurang memiliki

waktu untuk bersama anak-anak agar dapat memberikan pemahaman yang benar

tentang pergaulan yang salah dan benar maka seorang anak akan mudah

terjerumus dalam hal-hal yang buruk.34 Pemahaman dan pendidikan seks kiranya

sesuai dengan jenjang usia anak yang akan menerima materi yang di sampaikan,

hal tersebut akan memberikan pengetahuan baru bagi anak dan bertanggung jawab

atas seksualitas pada dirinya. Pendidikan seks yang orangtua berikan akan

mengurangi resiko kehamilan di luar penikahan dan seks pra-nikah.35

4.5. Perspektif Logika Etika Terhadap Seks Pra-Nikah

Pada bab III telah penulis uraikan tentang tiga cara pengambilan keputusan

etis, yaitu Deontologis, Teleologis, dan Kontekstual. Dari ketiga cara tersebut

memiliki kebenaran dan keterbatasan dalam memutuskan hasil. Ketiga hal

tersebut tidak untuk dipilih namun di gunakan agar mendapatkan keputusan etis.

Pengambilan keputusan etis ada dalam tiga cara berfikir tersebut, tindakan

haruslah benar, tepat dan baik.36

Seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk apabila dilihat

dari cara berfikir kontekstual, maka yang menjadi acuan dalam penilaian dan

mengambil keputusan ialah berpusat pada situasi dan kondisi yang tengah di

alami, tidak melihat berdasarkan hal yang benar ataupun salah. Mengambil

keputusan berfikir

Ibid.
34

36
Lihat Bab III, halaman 72-

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

35
Prakash Kothari, Seksualitas: Permasalahan & Solusinya, ter. Common Sexual Problems and
Solutions, diterjemahkan oleh Frans Kowa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utara 20011) xv.

36
Lihat Bab III, halaman 72-

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

kontekstual tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus

dipertimbangkan dengan baik karena dasar pemikiran kontekstual adalah

bertanggung jawab.37

Seks pra-nikah yang berujung pada kehamilan dan hal ini menyebabkan

pernikahan dini bagi remaja di Desa Aruuk. Dalam hal ini telah mencangkup

beberapa hal yaitu seks pra-nikah yang dilakukan oleh remaja dan pemuda sudah

pasti adalah dosa, dan seks pra-nikah tersebut telah mencoreng makna seks yang

suci.38 Kemudian pernikahan dini atas dasar kehamilan yang terjadi, akan

menimbulkan persoalan baru bagi pasangan muda yang telah dinikahkan seperti

terjadinya pertengkaran antara suami-istri yang tidak sependapat dalam

menentukan satu keputusan. Oleh dasar itulah maka tanggung jawab harus

dibebankan bagi remaja dan pemuda yang harus dinikahkan kerena kehamilan.

Jika dilihat dari cara berpikir kontekstual, tidak melihat salah dan benar atas suatu

kejadian namun melihat tanggung jawab atas hal yang telah terjadi. Namun

keputusan tidak dapat diambil dengan sembarangan dan harus dipertimbangkan

dengan baik agar mendapatkan keputusan yang baik bagi kedua belah pihak.

Pernikahan merupakan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang

penuh kasih, dan memutuskan untuk mengikat kasih. Apabila pasangan suami

istri memahami bahwa keluarga ditetapkan oleh Allah serta bahwa pernikahan

dapat di penuhi dengan janji-janji dan berkat-berkat yang diberikan hingga

kekekalan. Pernikahan haruslah dipersiapkan dengan segala hal yang baik,

termasuk juga dalam menjaga kekudusan diri. Oleh karena itu dalam

pernikahan telah Tuhan

38
Lihat Bab I, halaman

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibid.
37

38
Lihat Bab I, halaman

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

berikan hubungan seks antara suami istri, karena hal ini merupakan hadiah dari

Allah atas cinta kasih-Nya.

4.6.Perspektif Etika Kristen Terhadap Seks Pra-Nikah di Desa Aruk

Manusia diciptakan oleh Allah dengan tujuan yang baik, sama seperti

pernyataan Allah bahwa segala yang Dia ciptakan amat baik. Hal inilah sebagai

penegasan bahwa kasih Allah kepada manusia. Manusia berperan sebagai ciptaan

yang memiliki tujuan dan maksud dari penciptaan yang memiliki mandat dari

akhir penciptaan. Manusia itu serupa dengan gambar dan rupa Allah bahkan

memiliki sifat Allah juga mampu berelasi dengan semua mahluk ciptaan Allah.39

Manusia memiliki rupa Allah dalam dirinya, maka manusia diharapkan

dapat mencerminkan gambar dan rupa Allah dalam hidup sehari-hari melalui

setiap tindakan, perbuatan, perkataan dan menjaga kekudusan diri. Terkait dengan

kasus seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk menunjukkan

kurangnya rasa tanggung jawab atas karunia yang Allah berikan dalam hidup.

Tingkah laku yang menyimpang membuat citra Allah dalam diri manusia menjadi

rusak. Sebagai mana ciptaan Allah yang amat baik, manusia seharusnya

berperilaku baik dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat merusak kesucian

diri. Salah satunya ialah menjauhkan diri dari pergaulan yang salah sehingga

secara tidak lansung menjauhkan diri dari seks pra-nikah, dan alangkah lebih

baiknya tetap hidup dalam kasih kemurahan Allah dan tetap bertingkah laku baik,

dalam perbuatan sehari-hari dan dalam perkataan.

Seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk, memperlihatkan

bahwa mereka telah jatuh dalam keberdosaan. Dalam kejadian 3 menjelaskan

Lihat Bab III, halaman 71.


39

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

bahwa manusia jatuh dalam keberdosaan karena telah melanggar ketetapan yang

Allah berikan. Seks pra-nikah masuk dalam golongan perzinahan dan merupakan

dosa sama seperti melakukan penyembahan berhala. Hal ini mengacu kepada

keterbatasan manusia dalam mengendalikan hawa nafsu dan keinginan daging.

Namun keberdosaan manusia haruslah dapat diterima, karena manusia yang

berdosa pasti akan ditebus oleh Kristus. Dalam Yohanes 19:30 mengatakan

“sesudah Yesus meminum anggur asam itu berkatalah Ia ‘sudah selesai’ lalu

menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya”. Berarti bahwa manusia

yang berdosa telah ditebus oleh Kristus melalui upaya penebusan dengan

pengorbanan di kayu Salib. Manusia yang berdosa dan rusak telah diselamatkan

oleh darah Yesus Kristus.40

Karya penebusan melalui penyaliban Yesus Kristus di kayu salib seharusnya

menjadi patokan bagi remaja dan pemuda Desa Aruk agar menjaga pergaulan,

perbuatan, tingkah laku dan menjauhkan diri dari perbuatan yang memicu

keberdosaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai manusia yang telah menerima

penebusan yang dilakukan oleh Kristus. Berlandaskan tiga berfikir etika Kristen

maka perlu diingat bahwa manusia ciptaan yang baik, diciptakan menurut rupa

dan gambar Allah namun jatuh dalam keberdosaan maka rusaklah citra Allah

dalam diri manusia, namun pada akhirnya karena kasih karunia Allah maka

manusia ditebus dan dikuduskan melalui karya penyelamatan Yesus Kristus.

Sebagai warga jemaat GKE, remaja dan pemuda Desa Aruk seharusnya

mampu menghargai pengorbanan Yesus Kristus dan tidak lagi masuk dalam

keberdosaan perzinahan. Oleh karena itu perlu juga diingat bahwa seks pra-nikah

Ibid., 71-72
40

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

yang sering kali terjadi di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk termasuk

perbuatan yang tidak etis.

4.7. Dampak Seks Pra-Nikah

4.7.1. Putus Sekolah

Tidak sedikit remaja dan pemuda yang melepaskan bangku sekolah karena

memilih menikah di usia muda, alasan untuk memilih putus sekolah ialah karena

ingin menikah muda, kehamilan, ataupun karena keinginan orangtua. Ada

orangtua yang lebih memilih anaknya untuk berhenti bersekolah dengan

menikahkan anaknya di usia dini, untuk mengurangi pengeluaran keluarga atau

bahkan untuk segera membantu orangtua mencari nafkah.

Faktor terbanyak dalam berhentinya menempuh pendidikan ialah kehamilan

diluar nikah, oleh karena hal itulah maka mau tidak mau remaja pemuda harus

dinikahkan demi menjaga nama baik keluarga ataupun untuk menutupi aib atas

kehamilan tersebut.

4.7.2. Pembuahan Dini

Kehamilan di usia yang masih muda akan sangat berdampak pada

perubahan tubuh seorang remaja, karena pinggul dan rahim masih belum siap

untuk dibuahi dan mengandung. Jika mengandung pada usia muda, pastinya akan

memiliki resiko-resiko bagi keselamatan dan kesehatan ibu beserta bayi dalam

kandungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu masih tidak

memiliki pengetahuan biologis tentang resiko kehamilan di usia dini baik anak

ataupun orangtua, akibat seks pra-nikah, dan alasan lainnya.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

4.7.3. Pernikahan Dini

Pernikahan dini biasanya dipicu oleh berbagai hal, seperti kehamilan.

Pernikahan dini memiliki resiko bagi pasangan yang menikah. Kerana secara

psikologis mereka akan dipaksa menjadi orang dewasa dan harus menjadi orang

yang bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Sedangkan mental

mereka seringkali masih tidak mampu menanggung bagaimana hidup sebagai

orang dewasa yang telah berumah tangga, maka hal ini sangat rentan memicu

terjadinya kekerasan dalam rumah tangga perselingkuhan bahkan perceraian.

Seks pra-nikah dapat mengurangi makna dari perkawinan, karena hubungan

seks pra-nikah hampir sama seperti perkawinan yang bersifat sementara. Makna

perkawinan yang sesungguhnya Allah kehendaki menjadi tidak seperti semula.

Sedangkan makna dari perkawinan ialah komitmen antara dua orang yang telah

berjanji di hadapan Allah.

4.8. Pertimbangan Etis Berdasarkan Perspektif Teologis dan Upaya

Mengatasi Masalah di Jemaat GKE Pandohop Aruk

Masa remaja awal sampai dewasa awal ialah dimana mulainya masa-masa

pencarian jati diri, masa ini merupakan masa yang sulit bagi orangtua untuk

mendekatkan diri dan berinteraksi dengan anak-anak. Di mana seorang anak

sedang dalam tahap mengimbangi bagaimana berlaku sebagai orang dewasa, pada

saat inilah rasa keingintahuan menjadi yang utama, ingin mencoba berbagai hal

baru bagi mereka. Faktor keluarga dan lingkungan sekitar dalam pembentukan jati

diri seorang anak yang sedang dalam tahap peralihan.

Pada bagian ini penulis akan memberikan beberapa pertimbangan etis

menyangkut seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk

berdasarkan

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

perspektif teologis dan juga mengatasi masalah yang tengah terjadi serta

memberikan tawaran bagi remaja dan pemuda melalui gereja dan keluarga. Hal ini

dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kehidupan sebagai orang Kristen, dan

beberapa pertimbangan etis akan penulis sampaikan sebagai berikut:

4.8.1. Menjadi Kerajaan Allah

Menurut Mazmur tertulis “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,

demikianlah anak-anak pada masa muda.” (Mazmur 127:4). Ayat ini berbicara

mengenai remaja dan pemuda yang ada dalam sebuah keluarga ataupun

lingkungan sekitar. Kehadiran remaja dan pemuda dalam kehidupan manusia

merupakan anugerah yang berasal daripada Allah yang harus terus diperhatikan

dengan baik. Karena anak-anak merupakan generasi muda dalam lingkungan

sosial dan geraja yang masih dalam tahap menemukan jati diri yang

sesungguhnya. Alangkah baiknya jika masa-masa pencarian jati diri di gunakan

untuk melakukan kegiatan yang bermafaat, salah satunya seperti turut ambil andil

dalam kepelayanan gerejawi agar memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin

gereja masa depan.

Kaum muda akan memberi pengaruh kepada gereja di masa sekarang dan

mendatang, dan menjadi teladan bagi remaja-remaja lain dan yang lebih muda.

Mereka akan menjadi anggota gereja yang turut berperan di masyarakat sebagai

saksi-saksi Kristus. Gereja juga dapat memberi kepercayaan kaum muda untuk

ikut mengelola kegiatan gerejawi lainnya. Melalui bimbingan-bimbingan yang

baik, gereja maka turut menyiapkan masa depannya yang cerah, sama seperti

dalam nast berikut “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan

mencurahkan Roh- Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki

dan perempuan akan

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan

penglihatan-penglihatan” (Yoel 2:28).

4.8.2. Menjadi Garam dan Terang Dunia

Garam selalu dihubungkan dengan kemurnian dan kesuciannya, jika dilihat

dari warna dan unsur dari garam tersebut. Apabila orang Kristen hidup sebagai

garam haruslah melambangkan kesucian dan kemurnian, maka perilaku dan

tindakan seseorang haruslah mencerminkan kesucian dan kemurnian tersebut.

Artinya, kebebasan yang diberikan oleh gereja dan masyarakat dapat

dipergunakan dengan semestinya, selayaknya perilaku dan tindakan

mencerminkan kepribadian seseorang.

Terang dunia ialah orang Kristen harus mampu menjadi terang bagi sesama.

Terang dapat memberikan penerangan atau cahaya dalam kegelapan dan

memperlihatkan hal-hal yang tidak dapat dilihat. Orang Kristen harus mampu

menjadi terang dunia yang memancarkan cahaya Kristus. Ketika remaja dan

pemuda Desa Aruk menjadi garam dan terang dunia, maka remaja dan pemuda

harus bertindak sesuai dengan ajaran Kristus, sehingga orang lain juga dapat

merasakan terang dan garam dunia itu, seperti tertulis dalam Matius 5 :13-16.

4.8.3. Mampu Mengendalikan Diri

Penyimpangan terjadi diakibatkan oleh kontrol diri yang rendah. Jika

seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang dapat merugikan diri

sendiri ataupun orang lain, maka seseorang tersebut mampu memilih tindakan

yang memberi manfaat. Remaja dan pemuda Desa Aruk seharusnya dapat

mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan dapat

menghambat pencapaian dari cita-cita. Terutama dalam menjauhi diri dari seks

pra-

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

nikah, jika dilihat dari Imamat 18:1-30 menekankan jika perzinahan dalam bentuk

apapun dan dengan siapapun yang tidak memiliki ikatan dalam pernikahan ialah

sebuah kenajisan, sama seperti dalam hukum yang ke enam mengatakan “jangan

berzinah”. Imamat menekankan bahwa perzinahan adalah dosa yang paling

dibenci oleh Allah.

Amsal 13:20 Tuhan Berfirman: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi

bijak, tetapi siapa berteman dengan dengan orang bebal menjadi malang.” Kaum

muda hendaknya dapat memilih dalam menjalani pergaulan, agar tidak ikut

terjerumus dalam pergaulan yang salah, karna akibatnya adalah kedosaan. Dengan

melihat kenakalan-kenakalan begitu marak terjadi, seperti pelajar yang merokok,

terlibat tawuran, bolos sekolah, mengkonsumsi narkoba, dugem, bahkan seks pra-

nikah. Dalam 2 Timotius 2:22 Rasul Paulus pernah meminta kepada Titus agar

memberikan nasehati bagi kaum muda agar dapat menguasai diri dari segala hal

dan Rasul Paulus menyarankan agar memberikan nasehat, mungkin karena kaum

muda memang cenderung bersikap ingin tahu. Maka kiranya pemuda dan remaja

Desa Aruk dapat menjaga diri dari berbagai bentuk kenikmatan dunia yang dapat

menjerumus ke dalam dosa.

4.8.4. Menjadi Saksi Kristus

Seperti yang penulis uraikan di atas, jika kaum muda di beri pembinaan

yang baik maka mereka akan menjadi saksi Kristus dimanapun berada. Kaum

muda Kristen yang takut akan Tuhan dan dapat menjadi pewarta Injil kepada

semua orang, dalam ruang lingkup pergaulan, pendidikan bahkan keluarga. Kaum

muda harus di latih menjadi seorang pemimpin dengan didukungnya oleh

kemajuan zaman saat ini, mewartakan Injil akan semakin dipermudah, seperti

yang diketahui

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

bahwa kaum muda adalah pengguna sosial media dan teknologi. Dengan

memanfaatkan sarana yang telah ada memiliki kesempatan yang besar untuk

menjadi teladan dalam ruang lingkup yang besar.

Maka Kisah Para Rasul 1:8 berkata “Tetapi kamu akan menerima kuasa,

kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di

Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Sebagai remaja dan pemuda maka haruslah semakin giat dalam beribadah agar

iman tetap kuat dan tidak mudah untuk dipengaruhi. Selain itu, sebisa mungkin

kita juga harus turut terlibat dalam pelayanan gerejawi di dalam gereja ataupun di

luar gereja.

4.8.5. Berprilaku Benar

Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita bisa menjauhkan diri dari hal-

hal seperti itu. Hal tersebut, sebagaimana firmannya dalam Mazmur 119:9,

“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuan bersih? Dengan

menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” Kaum muda dituntut agar mampu

menjaga diri dari segala perkembangan zaman, karena seiring berjalannya waktu

pasti ada hal-hal negatif yang dapat merusak kesucian hidup.

Pada dasarnya kaum muda lebih mudah terpengaruh oleh kenikmatan

duniawi, maka jauhilah kesenangan-kesenangan yang dapat menyesatkan diri dan

jatuh ke dalam dosa. Berusahalah untuk hidup menurut kemauan Allah, setia pada

ajaran-Nya dan mengasihi sesama, serta mempunyai ketentraman hati. Hiduplah

demikian bersama saudara-saudara seiman yang berseru kepada Tuhan dengan

hati

yang murni. 2 Timotius 2:22 juga mengatakan “Sebab itu jauhilah nafsu orang

muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” Maka sebagai pemuda dan

remaja kiranya pandai-pandai untuk menjaga diri dan bergaul dengan orang lain.

Penulis memberikan upaya-upaya yang dapat membantu menghindari seks

pra-nikah yang terjadi di Desa Aruk, namun upaya tersebut harus di dukung oleh

gereja, lingkungan sosial serta keluarga yang paling utama dalam memberikan

pendidikan karena membantu untuk membentuk karakter remaja dan pemuda itu

sendiri dibandingkan dari lingkungan luar. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk

menghindari seks pra-nikah antara lain:

1. Memberikan serta melakukan kegiatan diakonia bagi remaja dan pemuda

secara aktif. Gereja melalui tugas diakonianya terpanggil menjalankan

perannya sebagai gereja yang sesungguhnya memberi arah dan menuntun

remaja dan pemuda agar mampu menjawab realitas dunia tanpa harus

kehilangan jati diri sebagai umat Tuhan. Kemudian juga harus mampu

membawa perubahan yakni kemajuan dan peningkatan hidup di tengah

hidup berjemaat dan bermasyarakat. Gereja harus berperan besar dalam

memberikan pendidikan Kristen dan memberikan pelayanan kasih terhadap

masyarakat. Selain itu sebagai masyarakat juga harus saling mengerti apa

peran sebagai masyarakat dalam menjalin hubungan dengan bermasyarakat

dan bergereja.

2. Orangtua harus memiliki waktu dalam mendampingi anak perhatian dari

orangtua dalam hal apa pun serta pengawasan yang tidak bersifat

mengekang. Salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan remaja

terjerumus ke dalam perilaku seks pra-nikah adalah kurangnya kasih

sayang dan perhatian dari orangtuanya.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

3. Menuntun remaja dan pemuda agar mengindari lingkungan yang buruk.

Serta memilih dengan siapa bergaul, karena teman dan lingkungan

pergaulan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pergaulan.

Menambah

4. kegiatan yang positif. Misalnya kegiatan olahraga, bermain game, dan aktif

dalam pelayanan dapat mengalihkan perhatian remaja dan pemdua dapat

memperkecil kemungkinan untuk melakukan perilaku seks pra-nikah.

1) Kepemerintahan juga rutin mengadakan kegiatan sosialisasi dengan tujuan

mengatasi seks pra-nikah. Melibatkan berbagai remaja dan pemuda dari

jenjang pendidikan yang berbeda bahkan masyarakat desa. Sosialisasi

tersebut dapat memberikan peringatan kepada para remaja dan pemuda.

Lingkungan bermasyarakat dan bergereja merupakan elemen penting untuk

membatasi perilaku para remaja. Ketika mereka ditanamkan pemikiran akan

takut dosa maka pastilah hal ini akan dibawa hingga masa tua. Oleh karena

itu sudah sepantasnya sebagai masyarakat dan juga sebagai manusia

beragama sepatutnya menjalin hubungan dengan gereja. Dengan cara

berprilaku sesuai firman Allah, sehingga dengan melihatnya orang lain

dapat mengetahui jalan hidup yang sesuai dengan perintah Allah. Di dunia

yang penuh dosa, kita menjadi pembawa kabar kebenaran yang membuat

segala sesuatu menjadi jelas, apakah benar/ sesuai dengan firman Tuhan

atau tidak.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

4.9. Kesimpulan

Rasa keingintahuan yang berlebihan dan pergaulan yang menyimpang dapat

memicu pemahaman yang salah tentang hubungan seksual, sehingga salah dalam

mengambil keputusan. Lingkungan hidup tempat seseorang tinggal tentunya akan

mempengaruhi pola pikir, cara bergaul dan kepribadian seseorang, jika

lingkungan sosial tempat tinggalnya tidak peduli terhadap sekitar dan cenderung

bebas maka seseorang yang hidup di lingkungan tersebut akan berperilaku

demikian juga. Hubungan seks pra-nikah sering kali menyebabkan pernikahan

dini di Desa Aruk, dan hal ini berakibat pada diri sendiri seperti putus sekolah.

Remaja dan pemuda, masih banyak belum mengetahui makna sesungguhnya

dari hubungan seks, dan orangtua pun turut ambil andil dalam setiap hal yang

terjadi dalam kehidupun anak-anaknya seperti mengekang dan melarang tanpa

memberikan pengertian kepada anak merupakan tindakan yang keliru dan

mendatangkan pemberontakan dari anak yang terkhususnya sudah masuk dalam

kategori remaja dan juga orangtua yang tidak terlalu perduli dengan setiap

pergumulan yang dirasakan oleh anak-anak sehingga membuat anak-anak merasa

tidak diperhatikan.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian akhir dari pembahasan mengenai seks pra-

nikah yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Pada bagian ini, penulis

akan memaparkan kesimpulan berdasarkan pokok-pokok terkait dengan hipotesa

penulis terhadap seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk.

5.1.1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), kata seks diartikan

sebagai jenis kelamin, atau aktifitas yang berhubungan dengan alat kelamin,

seperti senggama ataupun berahi. Seks lebih dari sekedar aktifitas hubungan

alat kelamin, namun seks merupakan bagian dari hidup manusia dan tidak

pernah lepas dari kehidupan manusia sampai manusia tersebut wafat.

Melakukan hubungan seks pra-nikah sama halnya seperti penyimpangan

seksualitas akan memberikan penodaan dan kerusakan pada makna seks.

Seks merupakan sesuatu yang suci dan luhur namun karena keberdosaan

manusia menjadikan seks turut terkena bias dari dosa.

5.1.2. Jika dilihat dari Alkitabiah, seks pra nikah-nikah sama halnya dengan

persundalan atau pencabulan selalu dihubungkan dengan berhala karena

penyembahan yang dilakukan dalam ritual berhala itu melibatkan aktifitas

seksual di dalamnya. Melihat suatu tingkah laku dari remaja dan pemuda

Desa Aruk, juga sebagai suatu prinsip untuk penilaian moral remaja dan

pemuda sehingga terus mengusahakan hal-hal yang baik dan sikap tanggung

jawab atas semua tindakan

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

5.1.3. Ditinjau dari padangan etika Kristen melihat keterkaitan terhadap perilaku

remaja dan pemuda yang melakukan seks pra-nikah bahwa manusia sebagai

ciptaan Allah yang segambar dan serupa dengan-Nya memiliki tempat

khusus dari semua yang Allah ciptakan. Maka oleh sebab itu manusia

seharusnya memperlakukan dirinya dengan sebaik mungkin dan menjauhi

perbuatan yang menjerumuskan diri dalam dosa dan sebagai remaja dan

pemuda Kristiani haruslah mempertahankan perbuatan yang baik agar Roh

Kudus itu akan menjadi satu dalam diri orang percaya, menjadi miliknya

dalam kekekalan dan tidak pernah lepas dari kehidupannya.

5.1.4. Untuk menganalisis permasalahan yang ada terkait dengan seks pra-nikah di

kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk, telah disediakan beberapa teori

yaitu; Teori Utilitarisme, teori Etika Kristen serta tiga cara pengambilan

keputusan etis, Deontologis, Teleologis dan Kontekstual.

5.2. Saran

Penulis juga menyajikan saran terkait dengan realitas seks pra-nikah di Desa

Aruk. Saran yang diberikan penulis juga mengacu pada pokok permasalahan yang

terjadi dalam kehidupan pergaulan remaja dan pemuda. Mengacu pada

permasalahan di atas maka penulis memberikan saran terhadap beberapa pihak

yang terkait di dalamnya.

5.2.1. Majelis Jemaat GKE Pandohop Aruk

GKE merupakan lembaga Gereja terbesar di Kalimantan. Sama seperti

Gereja pada umumnya, GKE dituntut untuk melaksanakan misi yaitu

menghadirkan shalom kepada semua ciptaan. GKE seharusnya lebih peka

terhadap permasalahan yang berkembang ditengah masyarakat, termasuk

permasalahan seks pra-nikah di


9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

kalangan remaja dan pemuda bahkan merujuk kepada pernikahan dini yang

diakibatkan kehamilan.

Penulis mengharapkan Majelis Jemaat mampu untuk memberikan kesadaran

bagi remaja dan pemuda terkhususnya dalam permasalahan yang sering terjadi

yaitu seks pra-nikah yang berujung pada perniakahn dini serta aktif memberikan

pembinaan mengacu pada permasalahan yang terjadi. Kiranya majelis jemaat agar

lebih memperhatikan remaja dan pemuda dapat memahami makna sesungguhnya

dari hubungan seksualitas. Penulis juga mengharapkan remaja dan pemuda dapat

berperan aktif dalam setiap pelayanan yang ada.

5.2.2. Masyarakat Desa Aruk

Masyarakat juga berperan besar dalam mengatasi permasalahan yang

terjadi, penulis mengaharapkan masyarakat desa lebih perduli terhadap

lingkungan sekiatar terutama remaja dan pemuda. Pergaulan buruk remaja dan

pemuda dapat teratasi jika masyarakat lebih perduli dan mengambil peran

dalam mengingatkan dan menegur remaja dan pemuda jika melihat mereka

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, contohnya minum minuman keras

bahkan obat-obatan. Masyarakat juga perlu mendukung program kerja pemerintah

setempat dan majelis jemaat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

5.2.3. Pemerintah Desa Aruk

Kepemerintahan seharusnya terlibat aktif dalam memberikan sosialisasi

perihal bahayanya seks pra-nikah bagi masa depan dan kesehatan remaja dan

pemuda dan juga bahayanya minum minuman keras serta menjauhi obat-obatan

terlarang. Remaja dan pemuda perlu diberi efek jera terkait pergaulan dan

kebiasan yang buruk karena hal tersebut dapat berujung pada seks pra-nikah.

Efek jera ini

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

membuat remaja dan pemuda lebih mempertimbangkan perlakuan dan kebiasaan

yang buruk. Melalui tulisan ini, pemerintah diingatkan supaya dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawab lebih giat dalam rangka mewujudkan

misi desa dalam “Menciptakan Rasa Aman” dalam bergaul dan memberikan rasa

aman bagi setiap orangtua atas pergaulan remaja dan pemuda.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:
Badudu, J. S. dan Zain, Sutan Mohammad. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 19943.

Bishop, Clifford. Seks dan Spiritualitas, terj. Sex and Spiriruality: Ectasy, Ritualanf
Tambo, diterjemahkan oleh Helmi Musthofa. Jogyakarta: Camar, 20061.

Borrong, Robert P. Etika Seksual Kontemporer. Bandung: Ink Media, 20062.

Chang, William. Pengantar Teologi Moral. Yogyakarta: Kanisus, 20011.

Darmaputera, Eka. Etika Sederhana Untuk Semua: Perkenalan Pertama. Jakarta:


BPK Gunung Mulia, 200913.

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 20159.

Fletcher, Verne H. Lihatlah Sang Manusia, Suatu Pendekatan pada Etika Kristen
Dasar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20071.

Hershberger, Anne K. Seksualitas Pemberian Allah, terj. Sexuality God’s Gift,


diterjemahkan oleh B.H Nababan dan P. Lumbantobing. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 20081.

Kothari, Prakash. Seksualitas: Permasalahan & Solusinya, ter. Common Sexual


Problems and Solutions, diterjemahkan oleh Frans Kowa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utara 20011.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2006.

Verkuyl, J. Etika Seksuil: Etika Kristen II, diterjemahkan oleh R Soegiarto.


Jakarta: Penerbit Kristen, 19633.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.

Scherrer, David L. klepacki, Linda M. Bicara Tentang Seks dengan Anak Anda,
terj. How to Talk to Your Kids abouat Sexuality, diterjemahkan oleh
Linggawati Haryanto. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, tahun1.

Songan, J.J. Etika Kristen: Hal Asas, Perkawinan dan Budaya. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 20171.

Suseno, Frans Magis. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.


Yogyakarta: Kanisus, 19871.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Tu’o, Tulus. Etika dan Pendidikan Seksual. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
19963.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka,
19932.

. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Bahasa, 20082.

. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka,


1993 .
2

Peale, Norman Vincent. Seks, Dosa & Penguasaan Diri. Betlehem Publisher, 2000.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana, 20174.

SUMBER YANG TIDAK DIPULBIKASI:


Mariani. Pendampingan Pastoral Bagi Pemuda/I yang Melakukan Seks Bebas:
Studi Kasus di Resort Kahayan Hulu Tumbang Miri. Banjarmasin: Skripsi
STT GKE, 2019.

Rajakini, Griska Elisabet. Peran Gereja Dalam Pendidikan Seksual Bagi Remaja
(Upaya Pendidikan Agama Kristen Melalui Gereja Memberikan Pendidikan
Seksual bagi Remaja di Jemaat GKE Karang Langit): Kajian Pendidikan
Agama Kristen. Banjarmasin: Skripsi STT GKE, 2019.

Tim Penyusun. Format Laporan Desa Aruk. Pada Tahun2019. Laporan tersebut
diarsipkan di Kantor Desa Aruk, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas,
Provinsi Kalimantan Tengah 2019.

Tim Penyusun, Format Data Jemaat GKE Pandohop Aruk 2019. Aruk: Majelis
Jemaat GKE Aruk 2019.

SUMBER YANG DIPUBLIKASI:


Tim Penyusun. Katalog 2014: Edisi Revisi. Banjarmasin: Unit Publikasi dan
Informasi STT GKE, 20162.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka, 19932.

SUMBER ONLINE:
Pengertian Seks pra-nikah: September 2008,” Diakses pada hari Selasa, 10
September 2019.https://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-
seks-bebas.html.

https://solusinews.blogspot.com/2014/01/kehidupan-seks-di-romawi-kuno.html,
Diakses pada hari Selasa, 03 Maret 2020.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17797/rancangan-undang-undang-
2019#. Diakses pada hari Selasa, 03 Maret 2020.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas, Kecamatan Timpah dalam angka 2018:
2548-2378, 62030.1816: 9-10. Diakses pada hari Rabu, 30 Oktober 2019.
https://kapuaskab.bps.go.id/publication/2018/09/26/5fdc382cbe899ca4c0b1
3ba9/kecamatan-timpah-dalam-angka-2018.html.

Perilaku Seks Pranikah Dalam Berpacaran. Diakses pada hari Selasa, 10


September 2019.
https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/download/64/59.

Orang yang telah diwawancara :


No. Nama Jenis Usia Pekerjaan Agama
Kelamin (tahun)
1. Maspaun Mangko Perempuan 59 Tahun ASN Kristen
2. Dahlia Perempuan 43 Tahun Per. Desa Kristen
3. Budi Hertanto Laki-Laki 48 Tahun Per. Desa Kristen
4. Yan Muses Laki-Laki 35 Tahun ASN Kristen
5. Santra Budi Laki-Laki 50 Tahun ASN Kristen
6. Marinae Perempuan 32 Tahun Swasta Kristen
7. Sabrina Ayuni Perempuan 29 Tahun Swasta Kristen
8. Yunita Perempuan 36 Tahun Swasta Kristen
9. Dea Lova Perempuan 14 Tahun Siswi Kristen
10. Frola Perempuan 14 Tahun Siswi Kristen
11. Nindi Prandika Laki-Laki 18 Tahun Siswa Kristen
12. Indri Zakaria Laki-Laki 17 Tahun Siswa Kristen
13. Edie. N. Sida Laki-Laki 37 Tahun Kades Kristen
14. Abang (Nama Samaran) Laki-Laki 19 Tahun Swasta Kristen
15. Egi (Nama Samaran) Laki-Laki 19 Tahun Swasta Kristen
16. Cagur (Nama Samaran) Laki-Laki 23 Tahun Swasta Kristen
17. Bambang (Inisial Samaran) Laki-Laki 22 Tahun Swasta Kristen
18. Dandi (Nama Samaran) Laki-Laki 19 Tahun Swasta Kristen

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

PANDUAN WAWANCARA

Penulis melakukan penelitian dari bulan September 2019 sampai bulan


Januari 2020. Penelitian yang penulis lakukan berada di Desa Aruk Kecamatan
Timpah. Untuk mendapatkan data dan informasi yang penulsi butuhkan tentang
seks pra-nikah di kalangan remaja dan pemuda Desa Aruk, penulis melakukan
wawancara.
A. Pelaku
1. Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
2. Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
3. Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
4. Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama berpacaran?
5. Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan atau
dilarang oleh agama?

Nama : Abang (Nama Samaran)


TTL : Aruk, 27-06-2000
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
Pelaku : Seks pra-nikah itu hubungan seksual yang dilakukan tidak dalam
ikatan nikah. karena teman-teman saya juga melakukan hubungan
seks tersebut. Perihal seks pra-nikah atau seks diluar nikah itu
adalah hal yang wajar-wajar saja jika dilakukan jaman sekarang
Penulis : Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
Pelaku : Awalnya saya mengenal hubungan seks tersebut saat usia saya 17
tahun dan kelas 2 SMA, dan pertama kali melakukan hubungan
seks pada saat kelas 2 juga, saya mengenal dari mana seks itu dari
diri saya sendiri dan dari teman-teman saya.
Penulis : Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
Pelaku : Saat melakukan hubungan seks semua terasa biasa saja dan tidak
ada sedikitpun rasa menyesal.
Penulis : Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama
berpacaran?
Pelaku : Sampai saat ini hubungan seks masih dilakukan, namun tidak
setiap saat. Hubungan seks tersebut saya dilakukan dengan teman
yang berbeda-beda, jika hubungan yang lama telah berakhir maka
saya mencari kekasih yang baru, dan kembali hubungan seks terus
dilakukan dengan teman yang berbeda-beda.
Penulis : Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan
atau dilarang oleh agama?
Pelaku : Sebagai orang Kristen, saya satu bahwa hubungan seks diluar
nikah dilarang oleh agama dan yang dilakukan ini adalah dosa, tapi
karena nafsu yang berlebihan lalu melakukan segalanya.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Nama : Bambang (Nama Samaran)


TTL : Aruk, 13-10-1997
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
Pelaku : Hubungan seks diluar nikah menurut saya adalah perilaku yang
menyimpang Antara anak-anak remaja dan dewasa. Seks ini
memberikan rasa nyaman antara pasangan yang melakukannya.
Penulis :Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
Pelaku : Saya mengenal dan pertama kali melakukan hubungan seks pada
saat saya berusia 17 tahun dan duduk di kelas 12 SMA, saya
mengenal dan pertama kali melakukan hubungan seks yaitu
bersama pasangan saya saat itu.
Penulis : Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
Penulis :Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama
berpacaran?
Pelaku : Selama masa pacaran, hubungan seksual itu terus berlangsung
dan ketika kami telah berpisah ternyata seks diluar nikah itu terus
berlangsung ketika saya bersama pasangan-pasangan yang baru
sampai saat ini. Ada niatan untuk tidak lagi melakukan hubungan
seks, namun usaha dalam melakukannya tidak ada karena selalu
ada kesempatan untuk melakukan hubungan seks bersama kekasih.
Ada rasa menyesal, karena merasa pada awalnya tidak pernah
melakukan seks diluar nikah namun ternyata tiba-tiba terjerumus
dalam dunia seks pra-nikah, hal itu memberikan rasa sesal dan
merasa berdosa.
Penulis : Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan
atau dilarang oleh agama?
Pelaku : Dalam agama saya hubungan seks diluar nikah itu pasti dilarang,
dan tentu saja dilarang. Larangan itu tidak hanya ada dalam agama
saya, namun setiap agama di Indonesia pasti melarang seks pra-
nikah tersebut dan jika melanggar larangan tersebut maka itu
adalah dosa.

Nama : Cagur (Nama Samaran)


Usia : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
Pelaku : Menurut saya pribadi, hubungan seks itu sebuah kontak tubuh
antara pasangan seperti berciuman, dan berpelukan sebelum
berkeluarga.
Penulis :Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Pelaku : Saya mengenal seks saat masih sekolah ketika masih SMP, karena
rasa ingin tahu sangat besar menyebabkan saya menonton video-
video dan juga saya mengetahui tentang hubungan seks tersebut
dari teman-teman saya. Besarnya rasa penasaran, menyebabkan
saya mencari tau sendiri tentang hubungan seks.
Penulis :Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
Pelaku : Rasa penyesalan itu pasti ada, karena hal itu memang bukan hal
yang baik dan ketika telah berkeluarga saya tidak ingin anak-anak
saya mengikuti jejak buruk saya.
Penulis :Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama
berpacaran?
Pelaku : Pertama kali saya melakukan hubungan seks ketika saya mulai
beranjak dewasa, dan hubungan seks ini tidak selalu saya lakukan,
hubungan seks hanya beberapa kali saya lakukan bersama kekasih.
Saat ini kerena telah dewasa dan pikiran telah terbuka, telah
mengetahui bahwa hubungan seks ini adalah hal yang salah jika
dilakukan diluar nikah. Seks pra-nikah bisa saja memberikan
dampak buruk bagi masa depan, karena itu saya tidak ingin
melakukan kesalahan yang sama lagi.
Penulis : Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan
atau dilarang oleh agama?
Pelaku : Dalam agama sudah pasti di larang mengenai hubungan seks
diluar nikah dan itu rupakan perzinahan dan dosa. Jadi hal itu
sangat dilarang oleh agama

Nama : Dandi (Nama Samaran)


TTL : Aruk, 01-11-2000
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
Pelaku : Seks pra-nikah itu dimana kita melakukan hubungan badan tanpa
adanya ikatan sah. Hanya sebagai pacar atau teman dekat saja.
Penulis :Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
Pelaku : Aku mengenal seks sejak SMA, saat kelas 1 SMA. Awalnya
mengenal hubungan seks dari video-video porno yang
diperlihatkan oleh teman dan setiap kali kumpul-kumpul
pembahasan pasti tidak jauh dari hal-hal itu.
Penulis :Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
Pelaku : Tentang menyesal atau tidaknya setelah melakukan hal itu, jujur
pasti ada dan kadang-kadang aku menyesal. Tapi saat sedang
berdua bersama pacarku rasa sesal itu hilang.
Penulis :Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama
berpacaran?
Pelaku : Iya sampai saat ini, dan aku melakukan hubungan seks untuk
pertama kalinya saat dengan kekasihku dan hal itu pertama kali
bagi
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

kami berdua. Aku dan pacarku sama-sama tinggal di kost-kostan


yang ada di Timpah, jadi waktu untuk berdua lebih banyak.
Biasanya aku makan di kost pacar dan kembali ke kostku kadang
malam. Tapi hari itu ternyata hujan deras, lalu untuk menunggu
hujan reda, kami berdua menonton youtube film barat.
Penulis : Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan
atau dilarang oleh agama?
Pelaku : Sebagai orang Kristen, yang aku tau seks diluar nikah itu dilarang
dan dosa.

Nama : Egi (Nama Samaran)


TTL : Aruk, 26-10-2000
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis :Apa itu seks pra-nikah/seks pra-nikah?
Pelaku : Seks diluar nikah yang saya pahami itu saat perempuan dan laki-
laki tanpa adanya status pernikahan namun melakukan hubungan
badan selayaknya suami istri.
Penulis :Sejak kapan mengenal hubungan seks dan dari siapa?
Pelaku : Saya mengenal istilah hubungan seks itu dari orang-orangtua
yang kadang bercerita tentang hal itu saat berkumpul (ewen mina
mama ku biasa aa amun lagi kumpul-kumpul nah) ya bisa
dikatakan saya tahu hal tersebut sejak kecil namun saya memahami
hal tersebut saat saya sudah remaja. Awal saya menonton video
porno itu kira-kira saat akhir masa SMP saya. Tapi awal-awal
waktu mencoba hubungan seks itu kira-kira sekitar umur 16 atau 17
tahun, kalau tidak salah waktu kelas 2.
Penulis :Apakah ada rasa penyesalan setelah melakukan hubungan seks?
Pelaku : Menyesal atau tidaknya, saya sulit menjelaskan yang saya rasa itu
menyesal atau tidaknya. Namun jika penyesalan saat melakukan
hubungan seks ya tidak ada, biasa saja. Namun jika tiba-tiba
kepikiran tentang kejadian yang sudah-sudah pasti ada rasanya
menyesal, karena pacar saya itu anak perempuan orangtuanya yang
dijaga oleh orangtuanya. Takutnya saat saya sudah berkeluarga dan
memiliki anak perempuan, dan di perlakukan serupa oleh
kekasihnya, pastinya perasaan saya sangat sakit dan kecewa.
Penulis : Apa hubungan seksual tersebut terus berlangsung selama
berpacaran?
Pelaku : Saya tidak melakukan hubungan seks jika ada keinginan saja dan
dapat dihitung berapa kali, karena hubungan saya bersama kekasih
saya saat itu hanya bertahan satu tahun lebih.
Penulis : Menurut anda apakah hubungan seks pra-nikah itu diperbolehkan
atau dilarang oleh agama?
Pelaku : Pastinya itu dosa. Saya beragama Kristen dan agama tidak
mengajarkan tentang hal itu, berate itu salah.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

B. Warga Jemaat dan Majelis Jemaat


1. Pentingkah pendidikan seks di usia dini?
2. Bagaimana tanggapan anda mengenai seks pra-nikah yang marak terjadi?
3. Bagaimana aparat desa, gereja, dan masyarakat menyikapi hal tersebut dan
apa tindakan yang akan dilakukan ?

Nama : Indri Zakaria


TTL : Aruk, 17-12-2003
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Siswa
Pertanyaan :
Penulis : Kenapa seks pra-nikah itu bisa terjadi dan resikonya bagi remaja?
Indri : Menurut saya hubungan seks diluar nikah sering terjadi di
kalangan remaja karena pergaulan dan tontonan. Sangat disayangkan ada yang
menikah muda karena kehamilan dan itu merusak masa depan dan
cita-cita mereka.
Penulis : Bagaimana itu bisa terjadi ?
Indri : Karena penyalah gunaan waktu luang dan penyalah gunaan sosial
media. Menonton video porno kemudia coba-coba lalu ketagihan
dan itu sangat beresiko.
Penulis : Apakah mereka tidak diperdulikan oleh lingkungan?
Indri : Hal itu karena mereka tidak mendengarkan apa nasihat orangtua
ataupun pendeta. Jika beribadah mereka lebih sering bermain hp
dan bercanda bersama teman di samping.

Nama : Nindi Prandika


TTL : Pujon, 26-11-2002
Usia : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Siswa
Pertanyaan :
Penulis : Hal apa yang biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar terhadap
kehidupan remaja dan pemuda ?
Nindi : Seringkali remaja dan pemuda Aruk di nasehati oleh pendeta,
kepala desa ataupun oleh orangtua dan kerabat agar menajuhi hal
tersebut, bahkan untuk menjaga pertemanan agar tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas.
Penulis : Apakah hal hal tersebut selalu di lakukan oleh aparat desa atau
masyarakat ?
Nindi : Biasanya hampir dalam kesempatan natal pemuda remaja pihak
gereja juga desa selalu mengingatkan agar tidak terjerumus
pergaulan yang salah.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Nama : Flora
TTL : Aruk, 09-09-2005
Usia : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Siswa
Pertanyaan :
Penulis : Dengan kejadian-kejadian yang terjadi, apakah ada dampak bagi
remaja yang lain ?
Flora : Semakin sering terjadi yaitu pernikahan dini karena kehamilan
semakin membuat orangtua menjadi takut dengan anak-anaknya,
semua yang dilakukan oleh anak-anaknya sedikit banyak harus
diketahui oleh orangtua. Setiap ada kesempatan orangtua pastinya
menasehati dan terus menegur agar membatasi pergaulan dan
membatasi waktu untuk berpacaran.

Nama : Dea Lova


TTL : Aruk, 01-01-2005
Usia : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Siswa
Pertanyaan :
Penulis : Dampak yang paling terasa bagi remaja perempuan itu apa ?
Dea : Anak-anak yang memiliki kekasih sering kali selalu dicurigai
telah melakukan hal-hal yang tidak benar jika terlambat pulang
kerumah pada malam hari, sebagai anak perempuan, saya tidak
boleh berteman dan bergaul dengan sembarang orang karena
ditakutkan memberi pengaruh buruk bagi saya.

Nama : Yan Muses


Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : Anggota Diakon dan Perangkat Desa
Pertanyaan :
Penulis : Pentingkah pendidikan seks di usia dini?
Muses : Jelas penting, karena pendidikan seks sejak dini diberikan agar
remaja dan pemuda memiliki pengetahuan tentang seks yang benar
sehingga tidak salah dalam bertindak dan agar mengetahui dampak
positif maupun negatif dari hubungan seksual tersebut.
Penulis : Bagaimana tanggapan anda mengenai seks pra-nikah yang marak
terjadi?
Muses : Prihatin yang pastinya. Karena seks pra-nikah sangat berbahaya
bagi masa depan remaja dan pemuda, terutama di Desa Aruk yang
mayoritas penduduknya beragama Kristen
Penulis : Bagaimana aparat desa, gereja, dan masyarakat menyikapi hal
tersebut dan apa tindakan yang akan dilakukan ?
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Muses : Melihat kasus yang terjadi, gereja harus bisa memberikan


bimbingan bagi remaja dan pemuda, melalui ibadah SPRP, ibadah
Minggu, ibadah kategorial, menasihati, dan terlebih bagi orangtua,
gereja haruslah memberikan bimbingan agar orangtua mampu
menjelaskan dan mengarahkan anak-anak kepada seksualitas yang
benar.

Nama : Sabrina
Usia : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Pandangan adan sebagai masyarakat mengenai seks pra-nikah
/seks pra-nikah?
Sabrina : Seks pra-nikah mulai meresahkan masyarakat terutama orangtua,
karena telah banyak kejadian-kejadian yang terjadi seperti pernikahan dini karena
kehamilan dan hal yang ditakutkan jika anak-anak lain akan mengikuti jejak
mereka. Hubungan seks diluar nikah adalah hal yang sangat salah, oleh karena itu
saya menasehati adik saya agar jangan dulu berpacaran, karena takutnya hal ini
akan memberikan hal yang buruk.
Penulis : Bagaimana perasaan anda sebagai orangtua yang memiliki anak
yang masih dalam tahap berkembang dengan melihat kejadian tersebut?
Sabrina : Ikut malu dengan kejadian yang ada, prihatin dengan anak-anak
remaja. Orangtua semakin memperketat pergaulan anak-anak remaja, karena
orangtua takut akan hal-hal yang tidak diinginkan.
Penulsi : Nasihat yang sering diberiakan kepada remaja dan pemuda dari
kejadian yang ada?
Sabrina : Hati-hati dalam bergaul dan memilih teman. Jangan mengikuti
pergaulan yang salah.
Penulis : penting tidak pendidikan seks untuk saat ini?
Sabrina : Jelas penting jika itu demi kebaikan anak-anak.

Nama : Marinae
TTL : Aruk, 21-11-1983
Usia : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta/IRT
Pertanyaan :
Penulis : Seperti apa tindakan orangtua melihat kejadian-kejadian yang
terjadi saat ini?
Marianae : Orangtua semakin memperketat pergaulan anak-anak remaja,
karena orangtua takut akan hal-hal yang tidak diinginkan. Pasti ada
orangtua yang kecewa terhadap kejadian yang menimpa anak-
anaknya, namun bagaimanapun juga anak tersebut tetaplah anak
mereka. Remaja yang di ketahui mengandung, pastinya akan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

dinikahkan oleh orangtua mereka, dan terpaksa anak-anak tersebut


mengorbankan pendidikan yang mereka tempuh.

Nama : Yunita
TTL : Aruk, 20-08-1984
Usia : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pertanyaan :
Penulis : Apakah remaja atau pemuda Desa Aruk rata-rata berpacaran
dengan sesama masyrakat desa:
Yunita : Tidak selalu dengan sesama remaja dan pemuda Aruk. Seringkali
remaja dan pemuda ini memiliki kekasih dari luar desa. Seperti dari
Timpah, Sungai Mareh, Lawang Kajang dan sekitaran desa-desa
tetangga.
Penulis : Jadi jika ingin bertemu, remaja dan pemuda ini akan bertemu
dimana biasanya:
Yunita : Biasanya mereka ini bertemu di Timpah ataupun bertemu di
SMPN. Tapi kalau berpacaran dengan satu kampung mereka akan
kampul-kumpul di rumah pasangan mereka. Karna sudah saling
mengenal dengan keluarga masing-masing atau berangkat sekolah
bersama.

Nama : Budi Hartanto


TTL : Lawang Kajang, 11-02-1972
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : Anggota Diakon dan Perangkat Desa
Pertanyaan :
Penulis : Bagaimana tanggapan anda sebagai anggota daikon dan sebagai
orangtua melihat kejadian-kejadian yang tengah terjadi di desa ini?
Budi Hartanto : Sebagai orangtua juga masyarakat Aruk, merasa jika seks pra-
nikah ini adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan remaja
dan pemuda dan juga karena Desa Aruk mayoritas beragama
Kristen.
Penulis : Bagaimana cara mengurangi angka pernikahan karena seks pra-
nikah ini ?
Budi Hartanto : Perlunya pendampingan bagi remaja dan pemuda, mengingatkan
bahwa seks pra-nikah ini hal yang berbahaya bagi mereka baik itu
melalui kebaktian SPRP, setiap kali adanya kebaktian ataupun
menasehati secara langsung.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Nama : Santra Budi


Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : Anggota Diakon dan ASN
Pertanyaan :
Penulis : Apakah pendidikan seksual ini penting untuk diberikan kepada
remaja dan pemuda?
Santra Budi : Benar, harusnya pendidikan seks harus diajarkan sejak awal usia
dini agar membantu remaja dan pemuda mengerti juga memahami
apa makna dari seks yang benar. Pendidikan seks harus diajarkan
tidak hanya kepada orang remaja dan pemuda namun juga kepada
orangtua.
Penulis : Bagaimana tanggapan saudara tentang hal ini, melihat remaja dna
pemuda lebih memilih untuk menikah dini ataupun berhenti
sekolah?

Nama : Dahlia
TTIL : Aruk, 29-12-1977
Usia : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : Perangkat Desa
Pertanyaan :
Penulis : Sebagai orangtua, bagaimana tanggapan ibu?
Dahlia : Setiap orangtua menyekolahkan anak-anak mereka kerena mereka
merupakan harapan untuk memperbaiki keadaan hidup dan
menginginkan anak-anak mereka lebih berpendidikan dari pada
ayah dan ibunya. Seorang anak pasti menjadi tempat orangtua
menggantungkan harapan, namun seringnya semua ini hanya
menjadi khayalan saya karena pernikahan dini yang berlangsung.

Nama : Edie. N. Sida


TTL : Aruk, 21-11-1983
Usia : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : Kepala Desa Aruk
Pertanyaan :
Penulis : Bagaimana kondisi sosial budaya di Desa Aruk?
Edie N. Sida : Kondisi sosial sangat sederhana, sangat terbuka degan
perkembangan jaman pad asaat ini. Masyarakat desa sangat cepat
mendapat informasi melalui televisi dan jaringan sosial media.
Penulis : Bagaimana kondisi agama ?
Edie N. Sida : Dari segi agama di Desa Aruk mayoritas beragama Kristen. 99%
beragama Kristen dan 2% Islam.
Penulis : Bagai adat istiadat di Desa Aruk?
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Edie N. Sida : Segi budaya; masyyarakat sangat kental dengan budaya nenek
moyang secara turun temurun karena sejak kecul diajarkan untuk
berbudaya daerah sendiri. Adat yang sangat kental jika ada
permasalahan yang terjadi di dalam desa, sebelum di bawa ke jalur
hukum permasalahan tersebut diselesaikan oleh pemangku adat
dulu.

Nama : Maspaun Mangko


TTL : Aruk, 03-02-1961
Usia : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Jabatan : ASN
Pertanyaan :
Penulis : Apakah Desa Aruk memiliki tempat yang dikeramatkan ?
Maspaun : Desa Aruk memiliki sebuah batu keramat yang dipercaya sebagai
penjaga desa. Batu ini disebut batu Palantuhu.
Penulis : Bagaimana deskripsi tentang Batu Palantuhu tersebut ?
Maspaun : Palantuhu dipercaya dapat beranak dan memperbanyak jumlah
pada waktu-waktu tertentu dan batu ini merupakan penjaga
kampung.
Penulis : Apakah hanya warga desa yang mengetahui perihal batu ini ?
Maspaun : Tidak, ada juga masyarakat luar datang untuk bernazar atau berdoa
kepada Batu Palantuhu ini.
Penulis : Dari mana asal mula Kades ke tiga Desa Aruk?
Maspaun : Herbet Ismail Mangko seorang pemuda yang berasal dari
Mandomai dan merupakan anak seorang Damang di Mandomai
yang bernama Pati Mangko. Damang Pati Mangko Berserta
keluaga mengikuti agama Kristen semenjak datangnya Zending
Basel ke Mandomai.
Herbet Ismail Mangko menikahi seorang gadis Aruk yang bernama
Elisabet, oleh sebab itu Herbet menetap di Desa Aruk (Pedukuhan).
Maka tidak dipungkiri bahwa Herbet Ismail Mangko ini sedikit
banyak telah mengetahui tentang Kekristenan dan Penginjilan yang
dilakukan oleh Zending Basel. Oleh Sebab itu Herbet dengan
senang hati membantu Kepenginjilan di Desa Aruk.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Tugu Selamat Datang.

Gereja Pandohop Aruk

Aparat Desa
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan

Ibadah Minggu

Majelis Jemaat, Masyarakat, dan remaja pemuda

Bersama Diakon Santra Budi, Budi Hartanto Bersama Aparat Desa Ibu Dahlia

Bersama Remaja Dea Lova dan Natsha Bersama Masyarakat, Ibu Marinae dan Roby

Bersama Remaja Flora Bersama Salah Satu Narasumber

Anda mungkin juga menyukai